TUGAS RESUME Tatap Muka 1 13 UNIVERSITA

TUGAS RESUME
Tatap Muka 1 - 13
Di susun guna memenuhi tugas UAS Psikologi Pendidikan

Disusun Oleh :
BEKTI WULANSARI
153112540120410
DIV BIDAN PENDIDIK

UNIVERSITAS NASIONAL
2015/ 2016

Jl. Sawo Manila, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520
Telp. (021) 7806700 – 7806462

Tatap Muka 1 : Psikologi Pendidikan dan Pengertian Belajar
Psikologi : Ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Pschyco :
jiwa. Logos : ilmu. Belajar yaitu kegiatan.
Psikologi pendidikan : ilmu yang mempelajari perilaku dalam proses
belajar mengajar.
Definisi : semata-mata mengumpulkan/ menghafalkan fakta-fakta yang

tersaji dalam bentuk informasi/ materi pelajaran.
Belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang
berlangsung secara progresif (B. F. Skinner). Timbulnya tingkah laku belajar
karena adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respons
(tanggapan).
Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman (Chapin). Suatu perubahan kemampuan
bereaksi yang relative langsung sebagai hasil latihan yang diperkuat (Reber).
Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman ada
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehingga
perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan
mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.
Tahapan belajar yaitu: niat, proses, menetap, perubahan.
Arti

penting

belajar


belajar

yaitu

kinerja

akademik

(academic

performance) yang merupakan hasil belajar, disamping membawa manfaat,
terkadang juga membawa mudarat. Belajar memainkan peran penting dalam
mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa). Akibat

persaingan tersebut, kenyataan tragis bisa pula terjadi karena belajar. Belajar itu
berfungsi sebagai alat mempertahankan kehidupan.
Menurut Winkel, belajar adalah semua aktifitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar

merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja , yang kemudia
menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang
ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relative permanen, tidak akan
kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat
situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Sedangkan pengertian belajar menurut Gagne dalam bukunya The
Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang
diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat reflex atau perilaku yang bersifat
naluriah.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian diatas,
bahwa pada prinsipnya belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
Dari beberapa pengertian belajar diatas maka dapat disimpulkan bahwa
semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga
menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan

sebelum belajar.

Tatap Muka 2 : Teori-Teori Belajar
Teori belajar dapat dipahami sebagai kumpulan prinsip yang saling
berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang
berkaitan dengan peristiwa belajar.
Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar
berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar.
Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan
belajar, sehingga membantu

kita

memahami

proses kompleks

inheren

pembelajaran.

Macam-macam teori belajar:
a)

Teori belajar behaviourisme
Teori behaviourisme adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja
yang diberikan pengajar kepada pembelajar, sedangkan respon berupa reaksi
atau tanggapan pembelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar
tersebut. Teori ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar. Tokoh-tokoh aliran behaviouristik di antaranya adalah

Thorndike, Watson, Clark, Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner.
b) Teori kognitif
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes
terhadap perilaku yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini
memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses informasi dan
c)

pelajaran melalui upaya mengorganisir

Teori konstruktivisme
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan
masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham
karena mereka terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka
akan lebih paham dan mampu mengaplikasikannya dalam semua situasi.

Selain itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, ,ereka akan ingat lebih
d)

lama semua konsep.
Teori humanisme
Menurut teori humanistic, proses belajar harus berhulu dan bermuara pada
manusia itu sendiri. Proses belajar dianggap berhasil jika seorang pelajar telah
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya
harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya.
Teori belajar dapat diartikan sebagai kumpulan prinsip yang saling

berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang
berkaitan dengan peristiwa belajar.


Tatap Muka 3 : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf
individu yang belajar. Proses belajar terjadi secara mental dan tidak dapat diamati.
Oleh karena itu proses belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku
dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya. Perubahan perilaku tersebut bisa
dalam hal pengetahuan, afektif maupun psikomotor.
Secara umum factor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua
kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal, kedua faktor tersebut saling
mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajar.
a.

Faktor Internal
Adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi
hasil belajar individu. Faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan
psikologis.
1.


Faktor fisiologis
Faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini
dibedakan menjadi dua macam yang ertama adalah faktor keadaan tonus
jasmani yaitu kondisi fisik, dan kebugaran memberikan pengaruh positif
dari kegiatan belajar individu. Cara untuk menjaga kesehatan jasmani
adalah: menjaga pola makan yang sehat, rajin berolahraga untuk menjaga
kebugaran, istirahat yang cukup dan sehat.

2.

Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama
mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan, motivasi, dikap dan
bakat.

b.

Faktor Eksternal
Faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa, faktor

eksternal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu faktor lingkungan sosial
dan lingkungan non sosial.
1. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Ligkungan siswa
yang kumuh dan banyak pengangguran serta anak terlantar akan
mempengaruhi anak dalam belajar paling tidak ketika memerlukan teman
belajar, diskusi atau meminjam alat belajar yang kebetulan belum
dimilikinya.

Lingkungan

sosial

keluarga

lingkungan

ini


sangat

mempengaruhi kegiatan belajar, ketegangan keluarga, sifat orang tua,
demografi keluarga (letak rumah), pengelola keluarga, semuanya dapat
memberi dampak terhadap aktivitas belajar. Lingkungan sosial sekolah
seperti guru.
2. Lingkungan non-sosial
Lingkungan alamiah seperti kondisi udara yang segar, tidak panas
dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/ kuat atau tidak terlalu
gelap. Suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan yang alamiah tersebut
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa,
sebaliknya bila kondisi alam tidak mendukung proses belajar akan
terhambat.

Tatap Muka 4 : Gaya Belajar
Menurut Deporter dan Hernachi gaya belajar merupakan suatu kombinasi
dari bagaimana dia menyerap, dan kemudian dia mengatur serta mengelola
informasi.
Menurut


Fleming

dan

Mills

(1992),

gaya

belajar

merupakan

kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya
sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar
yang sesuai dengan tuntutan belajar dikelas/ sekolah maupun tuntutan dari mata
pelajaran.
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan
disekolah dan dalam situasi-situasi antar pribadi, ketika menyadari bagaimana
seorang menyerap dan mengolah informasi, belajar dan berkomunikasi menjadi
suatu yang mudah dan menyenangkan.
Macam-macam gaya belajar
1.

Visual : menitik beratkan pada ketajaman penglihatan.

2.

Auditory : mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan
mengingatnya

3.

Kinestetik : mengharuskan individu yang ersangkutan menyentuh sesuatu
yang memberikan informasi tertentu agar bisa diingatnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar
1.

Faktor endogen : Faktor inteligensi atau kemampuan, kenyataan
menunjukan bahwa seseorang yang memiliki kemampuan tinggi sehingga

mudah untuk mempelajari sesuatu, namun sebaliknya ada pula orang yang
memiliki kemampuan rendah sehingga mengalami kesulitan untuk
mempelajari sesuatu. Faktor perhatian dan minat, keinginan atau minat
sangat mempengaruhi corak perbuatan yang akan diperlihatkan seseorang.
Sekalipun orang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi jika mempunyai
minat, tidak mau dan tidak ada kehendak untuk mempelajari maka ia tidak
akan bisa mengikuti proses belajar. Faktor bakat. Faktor motivasi. Faktor
kematangan. Faktor kepribadian.
2.

Faktor eksogen : Faktor keluarga. Faktor sekolah. Faktor lingkungan lain.

Tatap Muka 5 : Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat
belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan atau gangguan belaja
tertentu yang dialami oleh siswa atau anak didik. Setiap siswa pada prinsipnya
diharpkan dapat menunjukan kinerja akademik dan mencapai prestasi belajar yang
optimal. Akan tetapi, kenyataan menunjukan bahwa masing – masing siswa
memiliki perbedaan baik dalam hal kemampuan fisik, kemampuan intelektual,
latar belakang keluarga, dan strategi belajar siswa. Sehingga tidak semua siswa
dapat berkinerja dan berprestasi secara optimal
Kesulitan belajar (learning difficulty) biasanya tampak jelas dari
menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajar yang dicapai siswa. Selain itu,
kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku
(misbehavior) pada siswa seperti suka berteriak di kelas, mengganggu teman,
berkelahi, sering tidak masuk sekolah, sering minggat di sekolah. Kesulitan
belajar menurut dugaan banyak orang adalah dialami siswa yang berkemampuan
rendah saja. Padahal kesulitan belajar juga dialami oleh siswa yang
berkemampuan normal (rata – rata) maupun siswa yang berkemampuan tinggi
(Khadijah, 2006).
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar
terdiri atas dua macam :
1. Faktor intern siswa, yakni hal – hal atau keadaan – keadaan yang muncul

dari dalam siswa sendiri.
2. Faktor ekstern siswa, yakni hal – hal atau keadaan – keadaan yang datang
dari luar diri siswa.

Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain
tersebut dibawah ini :

1. Faktor intern siswa
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau ketidakmampuan psikofisik
siswa, yakni:
a. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual/intelegensi siswa.
b. Yang bersifat afektif (ramah rasa), antara lain seperti labilnya
emosi dan sikap.
c. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengar (mata dan
telinga)
2. Faktor ekstern siswa

Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar
yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi tiga
macam, yaitu :
a. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan
antara ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah

b. Lingkungan

perkampungan kumuh, dan teman sepermainan (peer group) yang
nakal.
c. Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung yang
buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang
berkualitas rendah.
Adapun faktor – faktor ekstern lainnya adalah sebagai berikut:
a. Sosial
Yaitu faktor – faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua
mereka di rumah. Anak – anak yang tidak mendapatkan perhatian
yang cukup tentunya akan berbeda dengan anak – anak yang cukup
mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu diberikan perhatian.
Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan anak, apakah

harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah. Hal ini
tentunya juga memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak.
b. Non – sosial
Faktor – faktor non – sosial yang dapat menjadi penyebab
munculnya masalah kesulitan belajar adalah faktor guru di sekolah,
kurikulum dan sebagainya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli yang menaruh
perhatian terhadap masalah kesulitan belajar, ditemukan sejumlah faktor
penyebabnya, diantaranya :
a.

Keturunan
Swedia, Hallgren melakukan penelitian dengan objek keluarga dan
menemukan rata – rata anggota tersebut mengalami kesulitan dalam
membaca, menulis dan mengeja, setelah diteliti secara lebih mendalam,

b.

ternyata salah satu faktor penyebabnya adalah faktor keturunan.
Otak
Ada pendapat yang menyatakan bahwa anak yang lamban belajar mengalami
gangguan pada syaraf otaknya. Beberapa peneliti menganggap bahwa
terdapat kesamaan ciri pada perilaku anak yang mengalami kelambanan atau
kesulitan belajar dengan anak yang abnormal. Hanya saja anak yang lamban
atau kesulitan belajar memiliki adanya sedikit tanda cedera pada otak, oleh
karena itu para ahli tidak terlalu menganggap cedera otak sebagai

c.

penyebabnya, kecuali ahli syaraf membuktikan ini.
Pemikiran
Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan menmgalami kesulitan dalam
menerima penjelasan tentang pelajaran. Salah satu penyebabnya adalah
mereka tidak dapat mengorganisasikan cara berpikir secara baik dan
sistematis. Para ahli berpendapat bahwa mereka perlu dilatih berulang –
ulang, dengan tujuan meningkatkan daya belajarnya.

d.

Gizi
Berdasarkan penelitian para ahli yang dilakukan terhadap anak – anak dan
binatang, ditemukan bahwa ada kaitan yang erat antara kesulitan belajar

dengan kekurangan gizi. Artinya, kekurangan gizi menjadi salah satu
e.

penyebab terjadinya kelambanan atau kesulitan belajar.
Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan adalah hal – hal yang tidak menguntungkan yang
dapat mengganggu perkembngan mental anak, baik yang terjadi di dalam
keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Meskipun faktor ini dapat
pengaruhi kesulitan belajar, tetapi bukan satu – satunya faktor penyebab
terjadinya kesulitan belajar. Namun, yang pasti faktor tersebut dapat

f.

mengganggu ingatan dan daya konsentrasi anak.
Biokimia
Pengaruh penggunaan obat atau bahan kimia lain terhadap kesulitan belajar
masih menjadi kontroversi. Penelitian yang dilakukan oleh Adelman dan
Comfers (dalam Kirk & Ghallager, 1986) menemukan bahwa obat stimulan
dalam jangka pendek dapat mengurangi hiperaktivitas. Namun beberapa
tahun kemudian penelitian Levy (dalam Kirk & Ghallager, 1986)
membuktikan hal yang sebaliknya. Penemuan kontroversial oleh Feingold
menyebutkan bahwa alergi, perasa dan pewarna buatan hiperkinesis pada
anak yang kemudian akan menyebabkan kesulitan belajar. Ia lalu
merekomendasikan diet salisilat dan bahan makanan buatan kepada anakanak yang mengalami kesulitan belajar.

Ciri-Ciri Kesulitan Belajar dan Gejalanya
1. Gangguan Persepsi Visual
Melihat huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis,
sehingga seringkali terbalik dalam menuliskannya kembali.
Sering tertinggal huruf dalam menulis. Menuliskan kata dengan urutan
yang salah misalnya: ibu ditulis ubi, kacau (sulit memahami) antara kanan
dan kiri, bingung membedakan antara obyek utama dan latar belakang,
sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan,
kaki dan lain-lain).
2. Gangguan Persepsi Auditori
a. Sulit membedakan bunyi; menangkap secara berbeda apa yang
didengarnya.

b. Sulit memahami perintah, terutama beberapa perintah sekaligus.
c. Bingung/kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru (sulit
menyaring) sehingga susah mengikuti diskusi, karena sementara
mencoba memahami apa yang sedang didengar, sudah datang suara
(masalah) lain.
3. Gangguan Belajar Bahasa
a. Sulit memahami/menangkap apa yang dikatakan orang kepadanya.
b. Sulit mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan.
4. Gangguan Perseptual-Motorik
a. Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, menempel,
dsb.)
b. Memiliki

masalah

dalam

koordinasi

dan

disorientasi

yang

mengakibatkan canggung dan kaku dalam gerakannya.
5. Hiperaktivitas
a. Sukar mengontrol aktifitas motorik dan selalu bergerak (tak bisa diam)
b. Berpindah-pindah dan satu tugas ke tugas lain tanpa menyelesaikannya
6. Kacau (distractability)
a. Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting
b. Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan- urutan dalam proses
pemikiran
Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan.

Tatap Muka 6 : Motivasi Belajar
Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dalam diri maupun dari
luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri
maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk
menyediakan

kondisi-kondisi

tertentu)

yang

menjaminkelangsungan

dan

memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat dicapai.

Tatap Muka 7 : Pendidikan Karakter
Kepribadian bukanlah karakter.
Ada banyak teori yg berbicara ttg kepribadian, secara umum kepribadian
ada 4, yaitu: koleris, sanguinis, phlegmatis dan melankolis. Setiap kepribadian
pasti ada kelemahan dan kelebihannya.
Saat

tiap

individu

belajar

untuk

mengatasi

kelemahannya

dan

memperbaiki kelemahannya dan memunculkan kebiasaan positif yang baru inilah
disebut dengan karakter.

Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli, karakter tidak
bisa ditukar, karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah
lagi seperti sidik jari. Karakter harus DIBANGUN dan DIKEMBANGKAN
secara sadar hari demi hari.
Karakter tidak dapat dibentuk dengan cara mudah dan murah. Dengan
mengalami ujian dan penderitaan jiwa karakter dikuatkan, visi dijernihkan, dan
sukses diraih ~ Helen Keller.
Jika komunikasi tidak terbentuk dengan baik maka efektivitas Pendidikan
Karakter akan terhambat.
Mencaci orang dengan kata-kata kotor, tidak membuat orang menjadi
kotor, malah sebaliknya Mengotori diri sendiri. Sebab kata-kata kotor itu keluar
dari hati dan pikiran kita. Hanya hati dan pikiran yang kotor mengeluarkan katakata kotor
Menghormati orang dengan kata-kata kasih akan membuat diri anda
dihormati dan Hati anda berbelas kasih. Sebab hanya hati yang berbelas kasih
yang akan mengeluarkan kata-kata kasih.
Menguatkan orang dengan kata-kata bijak akan membuat diri anda
menjadi kuat dan pikiran anda bijak sebab hanya pikiran yang bijaklah yang akan
melahirkan kata-kata bijak menguatkan orang dengan kata-kata berpengharapan
akan membuat diri anda bahagia dan jiwa anda penuh dengan harapan sebab
hanya jiwa yang penuh harapan dapat menyampaikan kata-kata penuh harapan

Tatap Muka 8 : Inteligency Quotience ( IQ )
IQ atau kecerdasan otak : kapasitas untuk belajar dari pengalaman.
Kemampuan untuk beradaptasi.
Factor-faktor yang mempengaruhi, yaitu: Lingkungan, Kemauan dan
keputusan, Pengalaman hidup, Genetika, Gaya hidup, Musik (musik mozart),
Sekolah, ASI, Nutrisi (stephen Ceci).
Tingkatan IQ
1.

Diatas 140 luar biasa, genius

2.

120-139 cerdas sekali, very superior

3.

110-119 cerdas, superior

4.

90-109 sedang, average

5.

80-89 bodoh, dull average

6.

70-79 anak pd batas, borderline

7.

50-69 debil, moron

8.

30-49 embicile

9.

Dibawah 30 idiot

IQ bukanlah jaminan. Benar IQ sangat membantu keberhasilan dalam
bidang akademik, tetapi apakah IQ menjamin keberhasilan hidup di masyarakat?

Tatap Muka 9 : Emosional Spiritual Quotience ( ESQ )
EQ ( Emotional Quotien ) berani mengambil/ membuat keputusan yang
lebih cepat dari pikiran bahkan mampu mengambil alih beban yang menurut
pikiran tidak mungkin.

Ciri-ciri :
1.

Sabar, mampu menahan dan mengendalikan diri

2.

Dapat menyesuaikan diri

3.

Berinisiatif

4.

Kreatif

5.

Peduli

6.

Mandiri, tanggung jawab, bersahabat, mampu berkomunikasi dengan baik

7.

Memiliki impian

8.

Mempengaruhi org lain

9.

Suka tantangan

10. Percaya diri
11. Ulet

IQ adalah fondasinya, sedangkan seberapa tinggi atapnya tergantung pada EQ.
Kesuksesan itu 5% kepintaran (IQ), 95% lainnya adalah ketekunan dan
kegigihan (EQ).
SQ ( Spiritual Quotien ) : Ketika anda sdg brbicara d dpn ribuan org, apa
yg ada dlm hati anda?? Mrk brtepuk tgn dgn meriah, apa yg anda rasakan? Anda
merasa bhw mrk trkagum-kagum dgn anda,mrk trsugesti dg setiap kata2 anda.
Anda sgt menikmati kesuksesan anda saat itu?? Ataukah bersyukur atas kelebihan
yg diberikan tuhan pd anda? Bgm perasaan anda pd Tuhan saat itu, Itulah
kecerdasan spiritual (SQ). SQ, memperkokoh kecerdasan intelektual dan
emosional.

Tatap Muka 10 : Kreatifitas
Kreatifitas adalah kemampuan umum untuk menciptakan kreatifitas.
Four P : Pribadi, Pendukung, Proses, Produk.
Tantangan dan hambatan dalam berfikir kreatif, tahap dalam berfikir
kreatif, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhnya kreatifitas, usaha orangtua
dengan mengembangkan kreatifitas.
Proses mental yaotu dari pengalaman dan pemikiran.
Proses mental yang melibatkan adanya pemunculan gagasan-gagasan dan
konsep baru, atau hubungan antara gagasan dan konsep yang sudah ada.
Pemikiran yang berdaya cipta.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
Hurlock : jenis kelamin, status sosio-ekonomi, urutan kelahiran, urutan
keluarga, lingkungan, kepribadian, inteligensi.
Gulford : originality, flexibility, redefinition, elaboration.
Ciri-ciri: berani, berpendirian kuat, mandiri, rasa ingin tahu yang tinggi,
intuitif, tidak mudah menerima penilaian.

Tatap Muka 11 : Bakat dan Minat
Suatu proses yang tetap atau kecenderungan untuk memperhatikan dan
memfouskan diri pada sesuatu dengan perasaan senang dan rasa puas.
Suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan,
harapan, pendirian, prsangka, rasa takut, atau kecenderungan lain yang
mengarahkan bakat anak.
Aktfitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tau,
perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan.
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan. Kemampuan bawaan yang merupakan potensi perlu dikembangkan
untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus.

Tatap Muka 12 : Pendidikan Anak Luar Biasa
Kategori siswa “luar biasa” adalah siswa dengan kelemahan (cacat) dan
juga siswa cerdas. Siswa cacat adalah: siswa yang terbelakang secara mental,
memiliki kelemahan fisik, terganggu secara mental, tidak memiliki kemampuan
belajar dan memiliki masalah perilaku.
Macam-macam:
1.

Kelemahan fisik: tunawicara, tunarungu, tuna netra, dll.

2.

Terganggu secara mental: tuna grahita/ retardasi mental.

3.

Memiliki masalah perilaku: tuna laras, autisme, hiperaktif dll.
Pendidikan Anak Luar Biasa adalah pendidikan anak berkebutuhan khusus

tentunya berbeda dengan pendidikan siswa yang normal. Pentingnya penerapan
metode yang sesuai pada anak ini, akan menunjang karir dan prestasi dalam
belajarnya. Namun, sebalikny jika tidak tepat sasaran maka akan semakin mmbuat
tdk berkembangny kemampuan anak berkebutuhan khusus ini.

Tatap Muka 13 : Cara Kerja Otak
Terdiri dari 3 dimensi:
1. Lateralitas: otak kanan dan kiri
2. Fokus: otak belakang dan depan
3. Pemusatan: sistem limbik (yg berhubungan dgn informasi emosional) dan otak

besar (untuk brpikir abstrak)

Otak terdiri dari Terdiri dari:
1. 72-78% air
2. 10-12% protein
3. 8-10% lemak
4. Otak bekerja secara non-stop walaupun kita sedang tidur

Bahan bakar otak : glukosa, air, oksigen.
Gelombang otak manusia:
1.

Gelombang Beta 14 – 30 Hz.
Ini adalah gelombang otak saat kita sadar atau dalam kondisi normal, atau
pada saat perhatian kita terbagi. Beta merupakan kondisi dimana manusia
mempunyai kecerdasan intelektual (IQ) dan sekaligus merupakan gerbang
masuk dari berbagai stress / depresi.

2.

Gelombang Alpha 7 — 13 Hz.

Gelombang ini berkaitan dengan keadaan rileks dan tanpa stress. Dalam
kondisi Alpha ini konsentrasi seseorang menjadi terpusat, karena hanya
berpikir tentang satu hal pada satu saat. Kondisi ini biasanya muncul dalam
keadaan hening, tenang dimana secara sengaja bisa dilakukan melalui proses
relaksasi atau saat khusy berdoa. Kecerdasan Emosi (EQ) berada dalam
gelombang ini.

3.

Gelombang Theta 4 – 7 Hz.
Keadaan theta adalah keadaan dimana pikiran menjadi kreatif dan inspiratif.
Pada gelombang inilah sering muncul ide-ide dari sebuah mimpi yang
ditandai dengan pergerakan mata yang cepat (REM) saat mata tertutup. Pada
gelombang inilah kecerdasan holistik berada termasuk didalamnya adalah
kecerdasan spiritual (SQ).

4.

Gelombang Delta 0,1 – 4 Hz.
Ini adalah gelombang otak kita saat kita tidur lelap tanpa mimpi. Pada kondisi
inilah proses penyembuhan dan peremajaan sel tubuh terjadi.

Perempuan melankolis lebih rentan menderita infeksi dan kanker
payudara daripada perempuan sanguinis (Psikoneuroimunologi).
Otak Normal adalah otak yang secara neuromorfofungsi tidak ditemukan
kelainan. Otak normal membutuhkan asupan gizi seimbang.
Otak Sehat adalah otak normal yang mampu berkinerja menjadikan
dirinya bermanfaat bagi yang lain dan rahmatan lilalamin. Otak Sehat
membutuhkan pendidikan yang benar, baik dan indah di keluarga, institusi
pendidikan dan di masyarakat.