ETIKA BISNIS Tujuan Pembuatan Makalah In

ETIKA BISNIS
Tujuan Pembuatan Makalah Ini adalah untuk Memberikan Informasi Adanya Perbedaan
Antara Etika, Etiket, Etos, dan Estetika.
Disusun Oleh : Adja Wirdya Tumewu

POLITEKNIK PAJAJARAN
BANDUNG
2017-2018

ETIKA BISNIS

Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang mana telah melimpahkan
kesehatan dan memberikan kesempatan saya untuk membuat tugas tentang perbedaan etika, etiket,
etos, dan estetika. Dan tidak lupa sholawat beriring salam kepada junjungan nabi besar
MUHAMMAD SAW.
Tugas etika bisnis ini dibuat untuk memenuhi perkuliahan dan syarat – syarat yang sudah di
tentukan dan disetujui.
Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada Bapak Drs. H. As. Mahmoeddin.,M.M. yang
selalu siap membimbing kami. Penulisadalah manusia biasa yang tidak lupu dari kekhilafan. Mohon
maaf apabila ada kesalahan dalam penulisandan penyusunan.

Waalaikumussalam Wr. Wb.

Bandung, 15 September 2017

Adja Wirdya Tumewu

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Beakang
Dalam dunia kerja maupun bisnis akan adanya perilaku yang harus dimiliki di dunia tersebut.
Salah satunya adalah ETIKA. Dan etika yang dipergunakan dalam dunia tersebut tidaklah satu,
tetapi ada beberapa. Seperti etiket,etos, dan estetika. Kebanyakan dari kita belum adanya
kemampuan memahami perbedaan-perbedaan ini. Etika Bisnis inilah yang akan memperkenalkan
perbedaan-perbedaan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini akan memberitahukan tentang perbedaan yang meliputi pengertian, penggunaan,
dll.
1.3 Tujuan
a) Untuk memahami perbedaan dari etika, etiket, etos, dan etstetika.

b) Untuk memberi contoh dari perbedaan-perbedaan tersebut.

BAB II
ISI
2.1 Pengertian
a. Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethikos”, yang artinya “timbul dari kebiasaan”. Etika ialah
suatu sesuatu yang di mana dan bagaimana suatu cabang utama filsafat yang mempelajari suatu

nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai suatu standar dan penilaian moral. Jadi etika ialah
suatu kebiasaan tata cara dalam berprilaku didalam lingkungan masyarakat.
Pengertian Etika Menurut Para Ahli
Ahmad Amin
Mengemukakan bahwa etika adalah satu pengetahuan yang menjelaskan tentang arti baik dan
buruk serta apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, juga menyatakan satu tujuan yang perlu
diraih manusia dalam perbuatannya serta menunjukkan arah untuk melakukan apa yang
seharusnya didilakukan oleh manusia.
Hamzah Yakub
Etika adalah pengetahuan yang menyelidiki suatu perbuatan mana yang baik dan buruk serta
memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat di ketahui oleh akal pikiran.

Aristoteles
Mengemukakan etika kedalam dua pengertian yaitu : Terminius Technicus & Manner and Custom.
Terminius Technicus adalah norma dipelajari sebagai ilmu dan pengetahuan yang mempelajari
suatu problema tindakan atau perbuatan manusia. Sedangkan yang kedua yaitu, manner and
custom adalah suatu pembahasan etika yang terkait dengan tata cara & etika kebiasaan yang
melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang begitu terikat dengan arti “baik &
buruk” suatu tingkah laku, perilaku atau perbuatan manusia.
Maryani dan Ludigdo
Mengemukakan etika sebagai seperangkat etika, ketentuan atau dasar yang mengatur semua
tingkah laku manusia, baik yang perlu dikerjakan serta yang perlu ditinggalkan yang diyakini oleh
sekumpulan orang-orang atau segolongan orang-orang.

Martin
Mengemukakan kalau etika adalah satu disiplin pengetahuan yang bertindak sebagai acuan atau
dasar untuk mengontrol perilaku atau tingkah laku manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Etika adalah pengetahuan mengenai baik serta buruknya tingkah laku, hak serta keharusan moral ;
sekumpulan asa atau nila-nilai yang terkait dengan akhlak ; nilai tentang benar atau salahnya
perbuatan atau tingkah laku yang dianut masyarakat.
b. Etiket

 adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan
manusia lain.
 ber¬kaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal.

 Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau
terpencil atau di tengah hutan.
Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang
biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan
resepsi un¬tuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah
ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara
berpakaian

(tatabusana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan

si kap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi.
Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata cara
dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa

etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat ter¬tentu dan menjadi norma
serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.

Menurut Para Ahli
Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata cara
dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa
etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat ter¬tentu dan menjadi norma
serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.
Yaitu merupakan kumpulantata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
diberikan beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu :
1. Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang (dagang) yang
bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu.
2. Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam
pergaulan agar hubungan selalu baik.
c. Etos
Etos atau Etos adalah suatu kata yang berasal dari Yunani yang berarti “sesuatu yang diyakini,
cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja”.
Untuk Pertama kali, Etos di definisikan oleh Aristoteles dalam Rhetoric as being trustworthy.
Dia menyatakan bahwa kita lebih cenderung untuk percaya orang yang memiliki karakter yang
baik.
Aristoteles kemudian memperluas definisi Etos ini dengan menambahkan bahwa kita lebih
cenderung ‘mau’ dibujuk oleh seseorang yang mirip dengan kita, baik karena mirip dengan


intrinsik karakteristik mereka (misalnya usia) atau kualitas dalam beradaptasi (misalnya dengan
bahasa ‘gaul’). Aristoteles tidak memasukan konsep otoritas pembicara (misalnya pejabat
pemerintah) atau reputasi (misalnya seorang ahli industri) dalam definisinya tentang Etos, tapi hal
ini lebih mencerminkan peran yang agak sempit untuk seseorang yang berbicara di depan umum,
didalam bidangnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
kata Etos, termasuk dalam kata Benda yang berarti “pandangan hidup yg khas dr suatu golongan
social” atau “kebudayaan sifat, nilai, dan adat-istiadat khas yg memberi watak kpd kebudayaan
suatu golongan sosial dl masyarakat; atau “kerja semangat kerja yg menjadi ciri khas dan
keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
Dengan demikian kata ‘Etos” sangat erat berhubungan dengan kata ‘kerja dan/atau berkarya’,
sehingga masyarakat lebih mengenal dengan satu kata “Etos Kerja”, yaitu semangat kerja yg
menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Etos Kerja merupakan totalitas
kepribadian diri serta cara mengekspresikan, memandang, meyakini, dan memberikan sesuatu
yang bermakna, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih sesuatu secara optimal
(maximum performance).
Menurut Agama Islam
Indonesia sebagai Negara dengan majoritas penganut agama Islam, menerapkan Etos Kerjsa

Muslim yang di defenisikan sebagai cara pandang, sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan
yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan
kemanusiaannya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh mempunyai nilai
ibadah yang luhur.

d. Estetika

Kata estetika (aesthetica) sendiri berasal dari kata yunani, aisthetika yang berarti hal-hal yang
dapat diserap dengan panca indera dan aesthesis yang berarti penyerapan indera (sense
perception). Banyak filsuf yang telah mendefinisikan konsep estetika sebagai ilmu tentang
pengetahuan yang berhubungan dengan panca indera dan bertujuan untuk mendapatkan atau
mencari keindahan. Estetika sendiri mulai muncul menjadi salah satu cabang filsafat sejak jaman
Yunani kuno, filsuf ternama seperti Sokrates (469-399 sebelum Masehi) dan Plato (427-347
sebelum Masehi) menggunakan metode dan istilah metafisika (berhubungan dengan keberadaan
seluruh realita) dalam filsafat keindahan. Namun nampaknya ilmu tentang keindahan ini berubahubah nama dan dianggap sebagai ilmu yang tidak berguna, dan muncullah kata ‘estetik’ dengan
pembahasan yang semakin meluas tidak hanya membahas keindahan tetapi juga seni dan
pengalaman estetis lainnya.
Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Pembahasan lebih lanjut
mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang
dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa.

Menurut Wikipedia
Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan.[1] Estetika merupakan ilmu
membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya.
Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai
sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. [2] Estetika
merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
2.2 Jenis
a. Etika
Jenis-Jenis Etika Dalam Profesi
Etika filosofis

Etika filosofis adalah etika yang dipandang dari sudut filsafat. Kata filosofis sendiri berasal dari
kata “philosophis” yang asalnya dari bahasa Yunani yakni: “philos” yang berarti cinta, dan
“sophia” yang berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Etika filosofis adalah etika yang
menguraikan pokok-pokok etika atau moral menurut pandangan filsafat. Dalam filsafat yang
diuraikan terbatas pada baik-buruk, masalah hak-kewajiban, maslah nilai-nilai moral secara
mendasar. Disini ditinjau hubungan antara moral dan kemanusiaan secraa mendalam dengan
menggunakan rasio sebagai dasar untuk menganalisa.
Etika teologis
Etika teologis adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan ajaranajaran agama. Etika ini memandang semua perbuatan moral sebagai:

a) Perbuatan-perbuatan yang mewujudkan kehendak Tuhan ataub sesuai dengan kehendak
Tuhan.
b) Perbuatan-perbuatan sbegai perwujudan cinta kasih kepada Tuhan.
c) Perbuatan-perbuatan sebagai penyerahan diri kepada Tuhan.
Orang beragama mempunyai keyakinan bahwa tidak mungkin moral itu dibangun tanpa agama
atau tanpa menjalankan ajaran-ajaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Sumber pengetahuan
dan kebenaran etika ini adalah kitab suci.
Etika sosiologis
Etika sosiologis berbeda dengan dua etika sebelumnya. Etika ini menitik beratkan pada
keselamatan ataupun kesejahteraan hidup bermasyarakat. Etika sosiologis memandang etika
sebagai alat mencapai keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan hidup bermasyarakat. Jadi etika

sosiologis lebih menyibukkan diri dengan pembicaraan tentang bagaimana seharusnya seseorang
menjalankan hidupnya dalam hubungannya dengan masyarakat.
Jenis-jenis etika profesi dalam bidang Akuntansi
Akuntan Publik
Akuntan publik merupakan satu-satunya profesi akuntansi yang menyediakan jasa audit yang
bersifat independen. Yaitu memberikan jasa untuk memeriksa, menganalisis, kemudian
memberikan pendapat / asersi atas laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum.

Akuntan Manajemen
Akuntan manajemen merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di
perusahaan-perusahaan. Akuntan manajemen bertugas untuk membuat laporan keuangan di
perusahaan
Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di
lembaga-lembaga pendidikan, seperti pada sebuh Universitas, atau lembaga pendidikan lainnya.
Akuntan manajemen bertugas memberikan pengajaran tentang akuntansi pada pihak – pihak yang
membutuhkan.
Akuntan Internal
Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus
sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama ditujukan
untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.

Konsultan SIA / SIM
Konsultan SIA / SIM Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan diluar
pekerjaan utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan
sistem informasi dalam sebuah perusahaan.Seorang Konsultan SIA/SIM dituntut harus mampu
menguasai sistem teknologi komputerisasi disamping menguasai ilmu akuntansi yang menjadi
makanan sehari-harinya. Biasanya jasa yang disediakan oleh Konsultan SIA/SIM hanya pihakpihak tertentu saja yang menggunakan jasanya ini.

Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas
pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh
unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh
unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada
pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun
umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas
Keuangan dan Pembagian (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan instansi
pajak.
b. Etiket
Etiket Makan
Etiket makan merupakan suatu tata cara makan yang harus dilakukan oleh manusia yang sesuai
dengan sopan santun dan norma-norma yang berlaku. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
Etiket Minum
Etiket minum merupakan suatu tata cara minum yang harus dilakukan oleh manusia yang sesuai
dengan sopan santun dan norma-norma yang berlaku. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
Etiket Berbicara dengan Pimpinan atau Atasan.

Etiket berbicara dengan pimpinan merupakan suatu tata cara yang dilakukan oleh seseorang untuk
berkomunikasi dengan seorang pimpinannya yang sesuai dengan sopan santun dan norma-norma
yang berlaku. Adapun etiket berbicara dengan seorang pimpinan adalah sebagai berikut :
Etiket Berbicara dengan Teman Sejawat.
Etiket berbicara dengan teman sejawat merupakan suatu tata cara yang dilakukan oleh seseorang
untuk berkomunikasi dengan teman sejawatnya yang sesuai dengan sopan santun dan normanorma yang berlaku. Adapun etiket berbicara dengan teman sejawat adalah sebagai berikut :
Etiket Berbicara dengan Pasien.
Etika Berbicara dengan Pasien merupakan suatu tata cara yang dilakukan oleh seseorang (perawat)
untuk berkomunikasi dengan pasien yang sesuai dengan sopan santun dan norma-norma yang
berlaku. Adapun etiket berbicara dengan pasien adalah sebagai berikut :
Etiket Bertamu.
Etiket bertamu merupakan suatu tata cara yang dilakukan oleh orang untuk menjalin menjalin
hubungan (silaturrahim) yang sesuai dengan sopan santun dan norma-norma yang berlaku.
Adapun etiket bertamu adalah sebagai berikut :
Etiket Menerima Tamu.
Etiket menerima tamu merupakan suatu tata cara yang dilakukan oleh orang untuk menerima tamu
yang sesuai dengan sopan santun dan norma-norma yang berlaku. Adapun etiket menerima tamu
adalah sebagai berikut :
c. Etos
d. Estetika

Pengertian keindahan sendiri juga dapat digolongkan menjadi kategori estetis yang dibagi menjadi
berdasarkan yang sejenis maupun yang bertolak belakang. Banyak filsuf yang setuju dengan
konsep: kategori yang agung dan elok; kategori yang kosmis dan tragis; kategori yang indah dan
jelek. Abad 19 ahli estetika Jerman, Adolf Zeising mengemukakan 6 ragam lingkaran warna
primer dan sekunder, yaitu: kategori menarik (menimbulkan perasaan senang), kategori komis
(menggelikan hati orang), kategori humoritis (menimbulkan rasa terhibur atau lucu), kategori
tragis (mengakibatkan perasaan sedih, dan kategori agung (membuat orang terkesan karena
kedahsyatannya)
Dengan adanya ilmu estetika yang telah memberikan ilmu tentang adanya ‘standar’ keindahan
dalam benda atau sesuatu yang tampak, seseorang dapat lebih menghargai karya seni yang
dihasilkan oleh penciptanya dengan menyeimbangkan panca inderanya masing-masing. Selain itu
seseorang dapat ikut serta membantu ataupun memberikan semangat kepada pembuat karya seni
agar lebih maju dalam berkarya sehingga dapat diterima bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sayangnya, jika dilihat dari sisi lingkupan ilmu estetika yang mengambil obyek karya seni,
masyarakat Indonesia sendiri kurang peduli dan sadar akan seni budaya yang telah dimiliki saat
ini. Pengaruh arus globalisasi yang memudahkan kita dalam mengakses budaya maupun informasi
luar membuat generasi kita lebih ‘aware’ terhadap budaya lain. Sehingga hasilnya yang bisa kita
lihat dalam lingkungan sekitar, nilai estetik yang muncul berbeda-beda, terutama bagi kaum muda
yang hampir kebanyakan lebih mengatakan ‘indah’ atau bahkan ‘wow’ untuk budaya hip-hop atau
R’n’B ketimbang seni budaya ‘wayang suket’. Mungkin bisa dikatakan latar belakang apa yang
kita konsumsi (melalui apa yang kita lihat, dengar , dan rasa) akan berbeda setiap jamannya, dan
hasilnya untuk nilai estetik pada setiap orang dalam menilai suatu benda atau karya seni akan
berbeda pula.
2.3 Contoh
a. Etika

Contoh dari etika dan penerapannya di masyarakat :
a) Mengembalikan barang milik orang yang telah dipinjam.
b) Tidak membuang sampah sembarangan
c) Menghormati orang yang lebih tua
d) Bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari
e) Tidak datang terlambat ke sekolah atau tempat kerja

b. Etiket
Contoh dari etika dan penerapannya di masyarakat :
a) ketika

bertemu

dengan

orangtua

seharusnya

mencium

tangan

sebagai

tanda

menghormatinya.
b) makan tidak boleh berdecap dan bersendawa.
c) makan dengan tangan kanan.
d) mengucapkan salam ketika masuk ke rumah.
e) tidak mengangkat kaki ketika makan.

c. Etos
Contoh dari etos dan penerapannya di masyarakat :
1. Dalam bekerja tidak meninggalkan shalat

7. Tidak berkorupsi

2. Tidak dating terlamabat pada saat rapat

8. Tidak melakukan kolusi pada saat bekerja

3. Mau mendengarkan saran atau masukan

9. Tidak suka menipu dalam bekerja

dari orang lain saat rapat

10. Dalam bekerja tadak menjual

4. Memberikan pelayanan yang baik pada

makanan/minuman basi

pelanggan

11. Tidak melakukan nepotisme dalam

5. Bertanggung jawab dengan pekerjaannya

bekerja

6. Bersaing dalam bekerja dengan sehat

12. Tidak sombong dengan pekerjaanya

13. Tidak iri hati dengan pekerjaan orang

29. Sebelum bekerja membaca basmalah

lain

dulu

14. Mencintai pekerjaannya sendiri

30. Tidak mmudah dihasut saat kerja

15. Melakukan pekerjaan dengan niat yang

31. Datang kerja tidak terlambat

penuh

32. Bekerja tepat waktu

16. Teliti dalam setiap melakukan pekerjaan

33. Jujur dalam laporan keuangan

17. Bekerja dengan efektif

34. Tidak sewenang-wenang pada bawahan

18. Bekerja dengan efisien

35. Apabila diberi tugas harus segera

19. Giat dalam melakukan pekerjaan

dikerjakan

20. Bersyukur dengan apa yang telah

36. Dapat mengatur waktu pada saat bekerja

dimiliki

37. Membantu teman pada saat kesulitan

21. Tidak menjual bir

dalam bekerja

22. Tidak menjual arak

38. Mengerjakan pekerjaan dengan ulet

23. Memberikan harga yang pantas dalam

39. Bekerja dengan hati yang senang

bekerja

40. Tanggung jawab dalam bekerja

24. Mengakhiri setiap pekerjaan dengan

41. Tidak mengeluh jika ada masalah dalam

bacaan hamdalah

pekerjaan

25. Tidak menunda-nunda pekerjaan

42. Bekerja dengan sabar pada saat

26. Tidak putus asa dalam bekerja

menghadapi pelanggan
43. Mengikuti rapat dengan tertib

27. Bekerja dengan teliti
28. Menjalin hhubungan baik dengan rekan
kerja

44. Setiap diberi tugas llangsung dikerjakan

d. Estetika
Keindahan susunan bunyi-bunyi dan kata-kata dalam karya sastra, misalnya, mampu
menimbulkan irama yang merdu, nikmat didengar, lancar diucapkan, menarik dan penuh pesona
untuk didendangkan.
Nilai estetis itu juga mampu memberi hiburan, kepuasan, kenikmatan, dan kebahagiaan batin
ketika karya sastra dibaca atau didengarkan ataupun diresapinya.
Keindahan dalam arti luas meliputi:
1. Keindahan Jasmani
2. Keindahan Seni
3. Keindahan Alam
4. Keindahan Moral
5. Keindahan Intelek
Keindahan dari jasmani dan rohani dapat di ibaratkan keindahan dari jiwa maupun raga yang
dimiliki oleh manusia.
Keindahan seni dapat diartikan dengan pembuatan hasil karya, entah itu karya musik, tari, patung,
maupun lukisan.
Keindahan alam dapat di artikan dengan penglihatan akan suatu pesona alam, dan dapat dijelaskan
dengan kata-kata begitu juga sama dengan keindahan seni.
Keindahan moral dapat dilihat dari perilaku, kepribadian dan tata karma setiap individu manusia.
keindahan intelek dimana keindahan dalam cara manusia berfikir dengan cerdik.

2.4 Peran dan Fungsi
a.Etika

Peranan etika bagi aktivitas mahasiswa yaitu menjadi landasan dalam melakukan kegiatan yang
tetap mengacu atau melihat nilai-nilai dan norma-norma, sehingga segala perbuatan dan tingkah
laku kita dapat diterima masyarakat.
1.Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang perilaku
manusia
2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam
melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa
3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang.
4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas
kemahasiswaanya.
5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di cap
sebagai orang baik di dalam masyarakat.

b. Etiket
Peranan etiket yaitu menjadi landasan dalam melakukan kegiatan yang tetap mengacu atau melihat
nilai-nilai dan norma-norma, sehingga tata aturan pergaulan yang disetujui oleh masyarakat
tertentu dan menjadi norma serta anutan dalam bertingkahlaku pada anggota masyarakat tersebut.
1. Memupuk persahabatan, agar kita diterima dalam pergaulan.
2. Untuk menyenangkan serta memuaskan orang lain.
3. Untuk tidak menyinggung dan menyakiti hati orang lain.
4. Untuk membina dan menjaga hubungan baik.
5. Membujuk serta mempertahankan klien lama.

c. Etos
Secara umum adalah sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu. Banyak sekali
pertanyaan yang muncul tentang Fungsi dan Tujuan Etos Kerja itu Apa?

Perlu anda ketahui bahwa Etos kerja mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah :
Fungsi Etos kerja sebagai Pendorong timbulnya perbuatan
Etos kerja yang bagus akan mendorong seseorang menjadi lebih baik dalam melakukan pekerjaan
atau perbuatan. Dengan demikian kerjaan akan cepat selesai karena munculnya sifat tanggap
ketika akan melakukan perbuatan.
Fungsi Etos kerja sebagai Penggairah dalam aktivitas
Dengan adanya etos kerja yang baik maka akan ada gairah dalam bekerja, sehingga semangat
kerja akan muncul.
Etos kerja berfungsi sebagai Penggerak
Penggerak, seperti mesin bagi mobil, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya
suatu perbuatan.

d. Estetika
Sebagai pemikiran dasar untuk menjadi pribadi yang tetap mengacu atau melihat nilai-nilai
keindahan sebagai anutan dalam bertingkah laku dan berpenampilan, sehingga dalam pergaulan
bermasyarakat dapat diterima dan dilihat baik. Mengembangkan estetika dan membangun negara
untuk menuju ke peradaban masyarakat madani yang lebih unggul dan bermartabat. Membangun
negara dan bangsa tidak hanya terbatas pada segi fisik, seperti pembangunan infrastruktur jalan,
jembatan, waduk, aliran sungai, gedung-gedung perkantoran, dan perumahan-perumahan.
Sekiranya perlu juga membangun karakter bangsa dari segi mental spiritual agar masa depan
bangsa dan negara menjadi lebih kokoh, lebih bermartabat, dan lebih beradab.

BAB III
PENUTUP

3.1 Saran
Dengan pengertian adab dan peradaban yang disampaikan diatas bahwa adab dan peradaban di
masyarakat memiliki peran yang sangat setral dalam kehidupan masyarakat dan sangat
berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dari makalah ini diharapkan kita bisa belajar dan
mengerti akan peradaban, sehingga bisa diterapkan di kehidupan sehari – hari.