ANALISIS KELAYAKAN IMPLEMENTASI CLOUD CO

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

ANALISIS KELAYAKAN IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING DENGAN
METODE RANTI’S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE
PADA BADAN PENGUSAHAAN BATAM
Andi Maslan
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Universitas Putera Batam
Program Studi Teknik Informatika
E-mail lanmasco@gmail.com
ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi Batam yang terus meningkat dan mampu bertahan saat krisis
global melanda dunia, menempatkan Batam sebagai lokomotif pembangunan
ekonomi nasional. Bahkan dengan kemampuan pertumbuhan tersebut, pemerintah
menjadikan Batam sebagai kawasan bebas dan pelabuhan bebas (Free Trade Zone).
E-Government merupakan bagian good governance mengandung pengertian yaitu
suatu nilai yang menjunjung tinggi keinginan rakyat, kemandirian, aspek fungsional
dan pemerintahan yang efektif dan efisien. Solusi yang cukup murah dan efisien
pada penerapan TI pada Lembaga Pemerintah khususnya Badan Pengusahaan Batam
untuk dapat menunjang aktivitasnya saat ini adalah dengan pengimplementasian
cloud computing. Layanan cloud computing ini tergolong cukup murah karena

layanan ini menggunakan mekanisme economies of scale, dimana semakin banyak
yang ikut menggunakan layanan tersebut, maka semakin baik dan murah. P enelitian
ini menganalisis nilai ekonomi dari penerapan komputasi awan di Badan
Pengusahaan Batam. Analisis dilakukan, pertama dengan mengidentifikasi dan
mengukur relevansi manfaat SI/TI menggunakan Ranti ’s IS/IT Generic Business
Values dan kedua dengan menempatkan nilai-nilai yang diukur atau manfaat pada
metode Economic Value Added (EVA), untuk melakukan analisis keuangan.
Komputasi awan mampu memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi oleh Badan
Pengusahaan Batam seperti dapat dilihat dari nilai EVA positif. Oleh karena itu,
komputasi awan merupakan pendekatan yang berharga bagi Kota Batam untuk
bergerak maju dalam mengimplementasikan teknologi.
Kata Kunci

: Badan Pengusahaan Batam, E-Government, komputasi awan, nilai
bisnis SI/TI

1

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam


1.

Pendahuluan
Pertumbuhan ekonomi Batam yang terus meningkat dan mampu bertahan saat
krisis global melanda dunia, menempatkan Batam sebagai lokomotif pembangunan
ekonomi nasional. Bahkan dengan kemampuan pertumbuhan tersebut, pemerintah
menjadikan Batam sebagai kawasan bebas dan pelabuhan bebas (Free Trade Zone),
di mana pelaksanaannya sudah diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono pada 19 Januari 2009 lalu. Sebagai modal kemajuan Badan Pengusahaan
Batam (BP Batam) terhadap bidang teknologi informasi yaitu dengan tersebentuknya
Information Technology Center Batam (IT Center Batam). IT Center Batam adalah
fasilitas (Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan teknologi tinggi yang
dikembangkan oleh BP Batam sebagai bagian dari Proyek e-Goverment yang dimulai
Desember 2007, untuk inovasi bisnis melalui TIK dan wahana untuk profesional TIK
melalui pelatihan-pelatihan teknis. Batam akan ditengarai sebagai pusat TIK di
Indonesia dengan masa depan berorientasi internasional sebagai kota bisnis yang
menyediakan layanan TIK dan berbagai pelatihan TIK yang optimal di IT Center
yang memiliki infrastruktur jaringan informasi dan komunikasi broadband dengan
standar tinggi.
E-government merupakan bagian good governance mengandung pengertian

yaitu suatu nilai yang menjunjung tinggi keinginan rakyat, kemandirian, aspek
fungsional dan pemerintahan yang efektif dan efisien. Upaya untuk meningkatkan
efisiensi dalam kegiatan pemerintahan salah satunya adalah melalui pemanfaatan dan
pengembangan teknologi secara optimal dalam berbagai hal, seperti dalam pelayanan
masyarakat yang diselenggarakan oleh pemerintah itu sendiri. Salah satu contoh
pemanfaatan teknologi tersebut adalah melalui e-government, atau pemerintahan
elektronik. E-government, melalui pemanfaatan teknologi dan informasi, dapat
mempermudah masyarakat untuk mengakses informasi yang transparan dan memiliki
akuntabilitas di instansi pemerintah. E-Government juga dapat memperluas
partisipasi publik karena masyarakat lebih mungkin untuk terlibat dalam memberikan
kritik dan saran terhadap penyelenggaraan pemerintahan, serta terlibat dalam upaya
pengambilan keputusan pemerintah. E-Government merupakan suatu sistem
teknologi informasi (TI) yang dikembangkan oleh pemerintah dalam memberikan
pilihan kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa mendapatkan kemudahan
mengakses informasi dan pelayanan publik.
Solusi yang cukup murah dan efisien pada penerapan TI pada Lembaga
Pemerintah khususnya Badan Pengusahaan Batam untuk dapat menunjang
aktivitasnya saat ini adalah dengan pengimplementasian cloud computing. Layanan
cloud computing ini tergolong cukup murah karena layanan ini menggunakan
mekanisme economies of scale, dimana semakin banyak yang ikut menggunakan

layanan tersebut, maka semakin baik dan murah. Layanan yang ditawarkan misalnya
meliputi Infrastructure as a Service (IaaS), Platform as a Service (PaaS), dan
Software as a Service (SaaS). Sebagai contoh, aplikasi cloud computing berbasis
PAAS, yaitu e-government, dimana aplikasi ini digunakan oleh Badan Pengusaha
Batam sebagai sistem pengelolaan lebaga pemerintahan atau pengelola Daerah Batam.
2

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

Cloud computing kedepannya akan menjadi suatu trend di bidang TI yang
memberikan prospek cerah bagi para pelaku industri. Namun untuk mendapatkan
performa yang optimal, diperlukan strategi yang tepat bagi lembaga pemerintahan di
Indonesia untuk mengadopsi teknologi Cloud Computing secara efektif dan efisien
demi mentransformasikan bisnis perusahaan ke arah yang lebih baik. Penelitian
yang diusulkan ini bertujuan untuk merumuskan suatu kelayakan implementasi
cloud computing pada lembaga pemerintah di Batam.
Untuk memastikan bahwa investasi TI atau cloud computing menghasilkan
manfaat seperti yang diharapkan, maka perusahaan harus memberikan perhatian
pada manajemen investasi TI [2]. Penelitian ini mengambil studi kasus pada
Badan Pengusahaan Batam karena beberapa alasan diantaranya, Badan Pengusahaan

Batam memegang peranan yang cukup besar bagi perekonomian di Batam, Badan
Pengusahaan Batam memiliki sistem yang lebih kompleks dibandingkan dengan
Lembaga Pemerintahan Lainnya(misalnya memiliki
IT Center yang melayani
berbagai layan TI seperti E-KTP, e-procurement, atau secara keseluruhan adalah
system E-goverment, dimana lebaga pemerintah lain t idak memiliki layanan
yang selengkap di Badan Pengusahaan Batam), Badan Pengusahaan Batam memiliki
beberapa layanan untuk masyarakat, sehingga akan lebih memudahkan dalam
mengelola sistem, sudah terdapat regulasi yang jelas mengenai Badan Pengusahaan
Batam, dan memiliki karakteristik system yang berbeda dalam mengelola pelayanan
kepada masyarakat.
Investasi merupakan hal yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan,
terutama pada saat bisnisnya sedang berada dalam tahap pembentukan dan
pertumbuhan. Penilaian investasi TI merupakan kemampuan organisasi dalam
mengidentifikasi dan mengkuantifikasi peningkatan keuntungan atau dampak positif
yang diterima perusahaan dengan adanya implementasi TI dalam operasi bisnis
perusahaan tersebut [1]. Pada sektor pemerintah dan lembaga non instasi, total biaya
TI adalah 8,6% dari keseluruhan pendapatan perusahaan [2]. Sekarang ini para
CEO dan manajemen TI tidak lagi fokus dalam pembiayaan TI, tetapi lebih kepada
investasi TI yang dapat memberikan andil dalam perkembangan bisnis perusahaan.

Tata kelola TI merupakan bagian dari Good Corporate Governance (GCG).
Menurut Grembergen [2], fokus utama tata kelola TI adalah bagaimana organisasi
melaksanakan, mengelola, dan mengoptimalkan sumber daya TI dalam mendukung
tujuan perusahaan. Weill dan Ross [6] mengusulkan lima pilar utama atau domain
dari Tata kelola TI yaitu: (1) Prinsip TI yang merupakan pernyataan tingkat tinggi
tentang bagaimana TI digunakan dalam bisnis, (2) Arsitektur TI, (3) Infrastruktur TI,
(4) Kebutuhan aplikasi bisnis, dan (5) Prioritisasi dan investasi TI yang merupakan
keputusan tentang berapa banyak dan di mana investasi TI akan dilakukan,
termasuk persetujuan dan teknik justifikasi investasi TI. Information Technology
Governance Institute (ITGI) [3] merekomendasikan lima domain utama tata kelola
TI, yaitu keselarasan strategis,
pengukuran kinerja, pengelolaan sumber daya,
manajemen risiko, dan penyampaian nilai penciptaan nilai yang berkaitan dengan
penciptaan nilai (Journal of Information Systems, Volume 6, Issues 2, October 2010)..
3

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

Penelitian akan mengidentifikasi dan mengukur relevansi manfaat SI/TI menggunakan
Ranti’s IS/IT Generic Business Values dan menempatkan nilai-nilai yang diukur atau

manfaat pada metode Economic Value Added (EVA), dengan melakukan analisis
keuangan, dan bagaimana komputasi awan mampu memberikan solusi bagi masalah
yang dihadapi oleh Otorita Batam. Untuk memanfaatkan Kajian Kelayakan
implementasi cloud computing berdasarkan Ranti’s Generic IS/IT Business Value dan
Metode EVA pada setiap tahapan manajemen investasi TI guna meningkatkan
kematangan manajemen investasi TI pada Badan Pengusahaan Batam atau Badan
Pemerintah.
Penelitian dilaksanakan di Badan Pengusahaan Batam tepatnya di IT Center
Batam. IT Center Batam adalah fasilitas TIK (teknologi informasi dan komunikasi)
dengan teknologi tinggi yang dikembangkan oleh BP Batam sebagai bagian dari
Proyek e-Government yang dimulai Desember 2007. Ini merupakan inovasi bisnis
TIK dan wahana profesional TIK yang dilakukan melalui pelatihan-pelatihan teknis.
Ada keyakinan yang kuat bahwa Batam akan ditengarai sebagai pusat TIK di
Indonesia dengan masa depan dengan orientasi internasional serta kota bisnis yang
menyediakan layanan TIK. Hal ini didukung dengan dimiliknya infrastruktur jaringan
informasi dan komunikasi broadband dengan standar tinggi.
Konsep awal cloud computing muncul pertama kali p ada tahun 1960 oleh
John M cCarthy y ang meny atakan op ininy a: “Komp utasi suatu hari nanti akan
men jadi sebu ah utilitas umum”. Cloud computing y ang terdap at sekarang
memiliki kar akteristik y ang sama dengan biro jasa. Kata “ cloud” men ggambarkan

internet sebagai „biro jasa‟ y ang meny ediak an jasa bagi p en gguna. Pada tahun
1995, Larry Ellison, p endiri Or acle, memunculk an id e “Networ k Computing” ny
a. Larry memunculkan ide tersebut untuk menggugat dominasi Micr osoft dengan
Windows 95, y ang kala itu menjadi raja sistem operasi desktop. Dia menawarkan
ide bahwa sebetulny a user tidak memerluk an berbagai softwar e (sistem op erasi,
pengolah data, dsb) untuk disisipkan ke dalam PC merek a. Hingga sin gkatnya p ada
awal abad ke 21, kehadiran berbagai teknik baru dalam pengemban gan softwar e
terutama di area p emrogr aman berb asis web disertai p eningkatan kap asitas jaringan
internet, telah menjadikan situs-situs internet bukan lagi ber isi sekedar informasi
statik. Tapi sudah mulai mengar ah ke aplikasi bisnis yang lebih kompleks.
Popularitas cloud computing makin menjulang pada awal tahun 2000. Marc
Benioff, mantan Wakil Presiden di Or acle, meluncurkan layanan Customer
Relationship Management (CRM) dalam bentuk Softwar e as a Ser vice (SaaS)
y akni : Salesfor ce. com. Peluncur an Salesfor ce mendapat sambutan gegap gempita,
terbukti dengan suksesnya aplikasi tersebut mengangkat popularitas cloud
computing. Dengan misi ”The End of Softwar e”, B enioff berhasil mewujudkan v isi
mantan bosnya di Or acle, Larry Elisson, tentang Networ k Computing menjadi
kenyataan. Tahun 2005, cloud computing menjadi lebih terkenal, dengan
munculny a nama-nama besar sep erti Amazon.com y ang meluncurk an Amazon
EC2 (Elastic Compute Cloud), Google den gan Google AppEngin e, dan IBM dengan


4

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

Blu eCloud Initiative. Tahun 2009 lalu, IBM meluncurk an LotusLive, sebuah lay anan
kolaborasi yang berbasis cloud. Micr osoft dan Apple tak mau ketinggalan.
Micr osoft meluncurk an Windows Azzur e, sebuah sistem operasi berbasis
cloud, sedan gkan Apple meluncurk an MobileMe, sebuah layanan yang
memungkinkan pengguna produk Mac untuk melakukan sinkron isasi data k e dalam
cloud. Google, sebagai salah satu raksasa internet, ikut terjun dalam komp etisi
dengan meluncurk an Chr ome OS, sebuah sistem op erasi y ang dirancan g untuk
dapat bekerja dalam lingkungan cloud computing.
Terdapat tiga macam pemodelan layanan seperti yang dijelaskan dari
cloud computing yaitu infrastructure as a service (IaaS), platform as a service
(PaaS), dan software as a service (SaaS). Pada IaaS, beberapa server
yang
diletakkan dalam cloud dengan alamat IP yang unik dan sejumlah harddisk untuk
menyimpan data. Pengguna menggunakan Application Program Interface (API)
untuk dapat mengakses, menyalakan dan mematikan, serta mengkonfigurasi virtual

server dan harddisk. PaaS pada cloud didefinisikan sebagai perangkat lunak yang
terhubung pada infrastruktur penyedia jasa layanan cloud computing.

Gambar 1. Cloud computing.

Gambar 2. Deskripsi EVA.

5

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

Gambar 3. Model Keseluruhan
Sumber : Jurnal Sistem Inf ormasi, Volume 7, Nomor 2, Oktober 2011

2.

Metode Penelitian
Metodologi penelitian merupakan sesuatu yang berusaha membahas konsep
teoristik berbagai metode, kelebihan dan kelemahan-kelemahannya yang dalam karya
ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yanng akan digunakan. Dalam hal ini

metode lebih bersifat teknis pelaksanaan lapangan sedangkan metodologi lebih pada
uraian filosofis dan teoritisnya. Oleh karena itu penetapan sebuah metodologi
penelitian mengandung implikasi inheren di dalam diri filsafat yang dianutnya. Sebab
filsafat ilmu yang melandasi berbagai metodologi penelitian yang ada. Maka dari itu
dengan mengetahui metodologi penelitian yang digunakan, filsafat ilmu dan kajian
teoritisnya, kelemahan dan kelebihannya diharapkan akan mampu memberikan
kesesuaian metodologi dengan fokus masalah penelitian (Jurnal Sistem Inf ormasi, Volume 7,

Nomor 2, Oktober 2011).

Ranti’s Generic IS/IT Business Value merupakan kerangka yang digunakan
untuk mengidentifikasikan manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari suatu investasi
TI tanpa perlu membedakan antara manfaat tangible dan intangible yang selama ini
sering menjadi penghambat dalam pengkuantifikasian manfaat TI. Dengan
menggunakan metode kualitatif hermeneutic, nilai manfaat bisnis IS/IT
dikelompokkan menjadi 13 kategori yang kemudian dikelompokkan lagi menjadi 73
sub- kategori [8]. Metode EVA merupakan salah satu pengukur kinerja perusahaan
yang mencoba mengukur nilai tambah yang dicapai perusahaan yang dihitung dengan
cara mengurangi biaya modal dari laba usaha setelah pajak sebelum beban bunga
(net operating after tax) [9].
Metodologi EVA digunakan
untuk mengukur tingkat kelayakan finansial
dalam investasi TI yang akan dilakukan. Pengukuran EVA yang positif menandakan
bahwa investasi tersebut memberikan nilai bagi perusahaan. Sebaliknya, nilai EVA

6

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

yang negatif menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat
pengembalian investasi tersebut yang rendah dibanding dengan modal yang
dikeluarkan, atau bahkan merugi. Penelitian ini menerapkan kedua metode Ranti’s
Generic IS/IT Business Value dan EVA. Hasil perhitungan kuantifikasi yang
didapat melalui Ranti’s Generic IS/IT Business Value akan menjadi masukan pada
perhitungan nilai EVA. Hal ini digambarkan pada Gambar 3. Selain itu dilakukan
juga suatu analisis tambahan yang berguna untuk mendukung hasil yang didapat dari
perhitungan dengan menggunakan metodologi sebelumnya. Baik dari perbandingan
nilai investasi maupun perbandingan nilai EVA.
3.

Pembahasan Dan Hasil
Pengimplementasian investasi cloud computing pada Lembaga Pemerintahan
yang dilakukan meliputi jenis IaaS dan SaaS. Untuk implementasi awal lembaga
pemerintah tidak perlu melakukan apa pun, dengan asumsi secara infrastruktur, Badan
Pengusahaan Batam sudah memiliki koneksi internet. Implementasi ini
memungkinkan beberapa Badan Pengusahaan Batam untuk terkoneksi ke cloud
yang sama. Pola pemikiran jangka panjangnya adalah untuk mengintegrasikan
beberapa Badan Pengusahaan Batam dalam satu lokasi (misalnya) dimana nantinya
terdapat Lembaga Pemerintah yang memayungi setiap Badan Pengusahaan Batam
tersebut, serta membantu Badan Pengusahaan Batam dalam kegiatan operasionalnya.
Implementasi cloud computing dengan kajian manfaat yang dianalisis berdasarkan
teknologi yang digunakan di IT Center Batam Center.
Dari semua keungulan dan kehadalan tentang teknologi yang digunakan dalam
Badan Pengusahaan Batam, maka penelitian ini menganalisa kelayakan implementasi
Cloud Computing berdasarkan analisis manfaat tentang penggunaan teknologi
Informasi yang ada di Badan Pengusahaan Batam dengan mengacu pada table Ranti’s
IS/IT Generic Business Values sebagai berikut :

7

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

TABEL I
RANTI’S GENERIC IS/IT B USINESS VALUE

1.

Categories
Reducing
Cost

2. Increasing
Productivity

3. Accelerating
Process

4. Reducing Risk

5. Increasing
Revenue

6. Increasing
Accuracy

7. Accelerating
Cash-in

8. Increasing
External Services

Sub-categories
1. Telecommunications cost
2. Travelling cost
3. Staff/operator/employee cost
4. Meeting cost
5. Service failure cost
6. Delivery cost
7. Training cost per employee
8. Returning cost for incorrect delivery
9. Cost of money
10. Office supplies and printing cost
11. Subscription cost
12. Space rental cost
13. Device rental cost
14. Inventory cost
15. Research failure cost
16. Restructuring job function
17. Acelerating mastering product knowledge
18. Ease of analysis
19. Increasing employee satisfaction
20. Production process
21. Stock procurement process
22. Report making process
23. Data preparation process
24. Request/Order checking process
25. Debt payment process
26. Transaction process
27. Decision making process
28. Price miscalculation
29. Unrecoverable claim
30. Inventory lost
31. Rejected goods
32. Data lost
33. Incorrect data
34. Penalty
35. Losing potential employee
36. Forgery
37. Administration fraud
38. Incorrect payment
39. Asset mismanagement
40. Increasing business capacity
41. Increasing report quality
42. Increasing customer trust
43. Widening market segment
44. Increasing other incomes
45. Billing
46. Analysis
47. Data
48. Planning
49. Decision
50. Accelerating billing dispatching

9. Increasing
Image

10. Increasing
Quality

11. Increasing
Internal Services

12. Increasing
Competitive
Advantage
13. Avoiding Cost

51. Reducing order cancellation
52. Knowing customer‟s problems
53. Adding point of services
54. Personalized services
55. Customer satisfaction
56. Increasing service quality
57. Offering substantial discounts
58. Complying with regulations
59. Using branded systems
60. Supplier/vendor management
61. Work result
62. Services
63. Products
64. Shared services
65.Matching
employee‟s
right
and
responsibility
66. Employee services
67. Proper schedule and training material

68. Forming business alliances
69.Accelerating the execution
business opportunities
70. Increasing switching cost
71. Reserved fund
72. Maintenance cost
73. Lost and delay cost

of new

Dari hasil analisis dan wawancara dengan pihak Badan Pengusahaan Batam,
dari 73 manfaat yang ada dalam Ranti’s Generic IS/IT Business Value, terdapat 39
manfaat yang relevan terhadap pengimplementasian cloud computing pada Badan
Pengusahaan Batam. Beberapa manfaat yang bersifat redundan dan memiliki kriteria
yang sama dapat memiliki perhitungan kuantifikasi yang sama.
Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikelompokkan menjadi delapan kategori
manfaat, dimana pembagian kategori manfaat dilakukan berdasarkan kuantifikasi dari
masing-masing manfaat yang diidentifikasikan. Kedelapan kategori manfaat tersebut

8

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

adalah peningkatan produktivitas kerja, peningkatan pendapatan karena peningkatan
mutu layanan, peningkatan pendapatan karena minimalisasi resiko keterlambatan
pengumpulan laporan ke pemerintah, peningkatan pendapatan karena minimalisasi
resiko piutang tak tertagih, peningkatan pendapatan karena peningkatan kualitas
laporan, peningkatan pendapatan karena peningkatan kapasitas bisnis, dan
peningkatan pendapatan karena minimalisasi biaya operasional serta pendapatan
karena minimasi biaya pengadaan barang dan jasa. Kuantifikasi dilakukan dengan
memperhitungkan fakta, informasi, dan asumsi yang bisa diambil dari hasil
wawancara dan diskusi dengan nara sumber yang ada di Badan Pengusahaan Batam.
Perhitungan dibagi menjadi dua, yaitu kualitatif, untuk perhitungan yang saat ini
belum bisa dihitung secara kuantitatif karena faktor keterbatasan waktu maupun
tingkat kompleksitas yang tinggi, dan kuantitatif perhitungan nilai manfaat.
Tabel II menunjukkan hasil kuantifikasi manfaat untuk kedelapan kategori
manfaat yang telah diidentifikasikan dan total manfaat yang didapat. Untuk
implementasi cloud computing, tidak ada investasi awal yang harus dikeluarkan
oleh Badan Pengusahaan Batam. Syarat utamanya hanya koneksi jaringan internet
yang stabil untuk dapat terhubung dengan jaringan cloud penyedia jasa. Sedangkan
koneksi internet sudah terpasang sebelumnya sehingga tidak lagi diperlukan investasi
awal untuk jaringan. Biaya operasional merupakan asumsi biaya operasional seharihari setelah dilakukan investasi. Asumsi diambil berdasarkan rata-rata biaya
operasional yang dikeluarkan oleh Badan Pengusahaan Batam dikurangi total rata-rata
persentase penurunan biaya karena adanya arsitektur cloud computing. Total
Anggaran biaya Badan Pengusahaan Batam adalah sebesar Rp 6,673,208,000,-. Dari
total keseluruhan biaya operasional, maka di ambil 15 % sebagai anggaran
operasional dengan nilai sebesar Rp. 1.000.981.200,Tabel 2. Isian Anggaran BP Batam Tahun 2012
No

1
2
3
4
5

PROGRAM GENERIK
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BP-Batam
Data Center yang dikelola
Pengadaan Perangkat Server dan Backbone Jaringan BP- Batam
Pengadaan dan Instalasi UPS Data Center
Operasional Peralatan Sandi
Pembangunan Sistem Keamanan Teknologi Informasi dan komunikasi
Peningkatan Fasilitas Sarana Data Center
Total Anggaran Biaya Operasional

Anggaran

Rp 813,400,000.00
Rp 1,549,839,000.00
Rp 637,900,000.00
Rp 755,800,000.00
Rp 2,916,269,000.00
Rp 6,673,208,000.00 Rp 1,000,981,200

Sumber : Isian Anggaran Badan Pengusahaan Batam 2012
Total Nilai Manfaat Implementasi Cloud Computing Pada Badan Pengusahaan Batam

9

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

Tabel 3. Nilai Manfaat Implementasi Cloud Computing
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Kwantifikasi Manfaat
Meningkatkan produktivitas karena proses transaksi yang lebih cepat
Meningkatkan pelayanan eksternal. mutu layanan. dan keunggulan kompetitif
Peningkatan Pendapatan Karena Minimalisasi Resiko Keterlambatan Pengumpulan Laporan
Peningkatan Pendapatan Karena Minimalisasi Resiko Piutang Tak Tertagih
Peningkatan pendapatan karena minimalisasi resiko kehilangan karyawan potensial
Manfaat Peningkatan Pendapatan Karena Peningkatan Kapasitas Bisnis
Manfaat Peningkatan Pendapatan Karena Minimalisasi Biaya Operasional
Manfaat Peningkatan Pendapatan karena minimalisasi pengadaaan Barang dan Jasa
TOTAL Nilai Manfaat

Jumlah
45,000,000
9,442,404
1,875,000
771,951,866
52,875,000
442,500,000
261,096,000
100,500,000
1,685,240,270

Sumber : Hasil Olahan

Nilai manfaat diperoleh berdasarkan persentase, kwantifikasi manfaat diperoleh
berdasarkan Ranti’s Generic IS/IT Business Value.
Tabel 4. Perhitungan Nilai EBIT, NOPAT dan EVA
EBIT
EBIT

TOTAL NILAI MANFAAT - ANGGARAN OPERASIONAL
684,259,070

NOPAT

NILAI EBIT - PAJAKS

NOPAT

Rp513,194,302.13

EVA

EVA = NOPAT – (WACC * Invested Capital)

EVA

513,194,302

Dari perhitungan sebelumnya, maka didapat nilai EBIT adalah mengurangi
pendapatan operasional dengan biaya operasional, sehingga pada persamaan 1:
EBIT = Rp 1.685.240.270,- - Rp 1.000,981.200,- = Rp 684.259.070,-

(1)

Perhitungan NOPAT didapat dari nilai EBIT dikurangi pajak. Pajak yang harus
dibayarkan oleh Badan Pengusahaan Batam setiap tahun adalah sebesar 25% (data
diambil sesuai dengan peraturan Pemerintah Kota Batam dan angka yang disebutkan
dari proses wawancara), sehingga perhitungan NOPAT-nya pada persamaan 2 adalah:
NOPAT = Rp 684.259.070,- (Rp 684.259.070,- * 25%) = Rp 513.194.302,- (2)
Karena nilai investasi terhadap cloud computing untuk Badan Pengusahaan
Batam tidak ada, maka nilai WACC tidak perlu dicari, karena berapa pun dikalikan
dengan nol, hasilnya akan nol, sehingga, perhitungan EVA pada persamaan
3 adalah
EVA = NOPAT – (WACC * Invested Capital)

10

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

= Rp 513.194.302,- (WACC * 0)
= Rp 513.194.302,(3)
Analisis perbandingan investasi ini dilakukan sebagai analisis tambahan untuk
mendukung analisis manfaat dan perhitungan EVA yang sudah dilakukan
dalam mengkaji manfaat ekonomis investasi sistem cloud computing. Perbandingan
dilakukan dengan dua skenario. Skenario A, Badan Pengusahaan Batam melakukan
investasi infrastruktur biasa (client – server). Skenario B, Badan Pengusahaan Batam
melakukan investasi cloud computing.
Setiap skenario terdiri dari dua bagian besar yaitu nilai investasi yang harus
ditanamkan dan biaya pemeliharaan (maintenance) yang harus dikeluarkan selama
lima tahun setelah investasi dilakukan. Perhitungan dihitung secara detil dengan
memperhitungkan asumsi 30% untuk biaya pemeliharaan pada tahun pertama,
dan 25% untuk biaya pemeliharaan untuk tahun-tahun berikutnya.
Harga cloud computing sendiri seharga $15 per pelayanan, dengan perhitungan
nilai kurs sebesar Rp 10.000,-, sehingga nilainya dalam rupiah adalah
sebesar Rp 150.000,-. Rincian perbandingan nilai investasi pada skenario A dan B
dapat dilihat pada tabel V.

11

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

Tabel 5. Rincian Perbandingan Nilai Investasi Dan Biaya Pemeliharaan Selama 5 Tahun Ke
Depan Untuk Skenario A Dan B
Skenario
Tahun
Nilai Investasi Awal
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
Skenario B
Inisial Investasi
Biaya Pemeliharaan:
- Tahun 1
- Tahun 2
- Tahun 3
- Tahun 4
- Tahun 5

Biaya (Rp)

Jumlah Rata-rata Pelayanan

Rp

848,172,000

1,808

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

352,560,000
364,845,000
377,520,000
390,585,000
404,235,000

1,808
1,871
1,936
2,003
2,073

Tidak Ada
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

1,808
271,200,000
280,650,000
290,400,000
300,450,000
310,950,000

1,808
1,871
1,936
2,003
2,073

Tabel 6 Biaya Pemeliharaan

Biaya Pemeliharaan Per Pelayanan
Tahun
Skenario A
Tahun ke 1
Tahun ke 2
Tahun ke 3
Tahun ke 4
Tahun ke 5

195,000
195,000
195,000
195,000
195,000

12

Skenario B
150,000
150,000
150,000
150,000
150,000

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

Rp900.000.000
Rp800.000.000
Rp700.000.000
Rp600.000.000
Rp500.000.000
Rp400.000.000
Rp300.000.000
Rp200.000.000
Rp100.000.000
Rp-

Skenario A
Skenario B

Gambar 1. Grafik Perbandingan Masing-Masing Skenario
Tabel 7 Perhitungan Skenario A dan Skenario B
Perhitungan Eva Skenario A
Perhitungan EVA Skenario B

NOPAT =( Pendapatan Operasional -Biaya Operasional ) - Pajak

NOPAT =( InPendapatan Operasional -Biaya Operasional ) - Pajak
Rp 684,259,069.50

Rp 684,259,069.50

WACC x Invested Capital = Rp. 848.172.000
NOPAT = Invested Capital =

WACC x Invested Capital = Rp. 0
NOPAT = Invested Capital =
-163,912,931

684,259,070

Pada skenario A, tren biaya pemeliharaan secara nominal semakin besar, namun
jika dibandingkan dengan jumlah biaya yang semakin meningkat, hal ini membuat
infrastruktur yang telah diimplementasi semakin ekonomis. Hal ini diperjelas pada
tabel III yang menunjukkan bahwa harga infrastruktur per pelayanan dalam jangka
waktu lima tahun setelah implementasi. Sedangkan pada skenario B, biaya meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah akun, namun tetap pada nilai yang sama. Hal
ini menjadikan skenario B sudah ekonomis sejak pertama kali diimplementasi.
Biaya pemeliharaannya pun lebih kecil dibandingkan dengan skenario A walaupun
perbedaannya tidak terlalu signifikan.
Analisis perbandingan juga dilakukan untuk membandingkan nilai EVA
terhadap masing- masing skenario. Gambar 5 dan table IV menunjukkan
perbandingan perhitungan EVA terhadap skenario A dan skenario B. Berdasarkan
hasil perhitungan. Nilai EVA pada skenario B lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai EVA pada skenario A, hal ini menunjukkan bahwa investasi pada skenario B
lebih ekonomis dibandingkan dengan investasi pada skenario A.
Hasil analisis ini memperkuat gagasan bahwa implementasi cloud computing

13

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

memang memiliki manfaat lebih bagi Badan Pengusahaan Batam dan layak untuk di
implementasi.
4.

Kesimpulan
Pengkombinasian metode EVA dan Ranti’s Generic IS/IT Business Value ‟s
Generic IS/IT Business Value sangat memudahkan dalam melakukan kajian manfaat
ekonomis dari suatu investasi TI. Untuk kerangka acuan bagi implementasi cloud
computing pada Badan Pengusahaan Batam, didapat 39 manfaat yang relevan dan
menghasilkan delapan kategori manfaat besar. Hasil kuantifikasi yang didapat sebesar
Rp 1.685.240.270,- kemudian menjadi masukan untuk salah satu komponen dalam
perhitungan dalam metode EVA. Dikalkulasi dengan komponen EVA lainnya
sesuai dengan rumus EVA, maka didapat nilai EVA adalah sebesar Rp 513.194.302,-.
Hasil EVA yang positif menandakan bahwa implementasi tersebut dapat memberikan
profit bagi perusahaan jika dijalankan. Dari hasil yang didapat pada analisis
perbandingan, terlihat bahwa walaupun kedua investasi tersebut sama-sama
ekonomis, namun nilai sistem cloud computing tetap lebih ekonomis daripada
investasi infrastruktur biasa.
Dari hasil yang didapat melalui perhitungan
kuantifikasi Ranti’s Generic IS/IT Business Value , EVA, dan analisis perbandingan,
dapat dilihat bahwa implementasi cloud computing layak untuk diterapkan pada
Badan Pengusahaan Batam.
Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas peneliti memberikan beberapa saran,
maka untuk memacu manajemen dalam peningkatan pengimplementasian cloud
computing di Badan Pengusahaan Batam sebagai berikut :
1. Implementasi Cloud Computing atau secara keseluruhan sistem informasi egoverment perlu ditingkatkan, karena memberikan nilai positif terhadap
peningkatan profit lembaga pemerintahan.
2. Untuk lembaga lain agar memperhatikan implementasi cloud computing, dan
segera beralih ke system cloud.
3. Untuk meningkatkan kinerja karyawan, suatu organiasi harus memperhatikan
perkembangan teknologi saat ini, karena sistem e-goverment (cloud computing )
merupakan hal yang sangat diperlukan dalam pelayanan masyarakat publik.
4. Untuk penelitian selanjutnya, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, kajian
manfaat implementasi cloud computing secara kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
F. Bergeron, L. Raymond, & S. Rivard, “Ideal Patterns of Strategic Alignment
and Business Performance,” Journal of Information & Management, vol. 41,
pp. 1003-1020, 2004.
W.V. Grembergen, S.D. Haes, & H.V. Brempt, Building the Business Case
for CobiT® and Val IT™: Executive Briefing, ISACA, USA, 2009.
ITGI, Control Objectives for Information and related Technology (COBIT 4.1), IT
Governance Institute, USA, 2007.
14

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

GAO, Information Technology Investment Management: A Framework for Assessing
and Improving Process Maturity, United States General
Accounting
Office, Washington, 2004.
B. Ranti, “Identification of Information System/Information Technology Business
Value With Hermeneutic Approach: Cases in Indonesia,” Dissertation, Faculty
of Computer Science, Universitas Indonesia, Indonesia, 2008.
P. Weill & J.W. Ross, IT Governance: How Top Performers Manage IT Decision
Rights for Superior Results, Harvard Business School Press, Boston, 2004.
W.V. Grembergen & S.D. Haes, Enterprise Governance of Information Technology,
Springer, New York, 2009.
D.V. Over, Use of Information Technology Investment Management To Manage State
Government Information Technology Investment, IGI Global, pp. 1-22, 2009.
R.S. Pressman, Software Engineering: A Practitioner's Approach , 6th ed., Mc-Graw
Hill, 2005.
A. Dennis, B.H. Wixom, & D. Tegarden, System Analysis and Design with UML:
An Object-Oriented Approach , John Wiley & Sons, New Jersey, 2010.
J. Tambotoh, “The Implementation of Financial Feasibility Study to Increase the
IS/IT Investment Management Maturity Level. Case Study: PT. XYZ
(Persero),” Thesis, Faculty of Computer Science, Universitas Indonesia,
Indonesia, 2010.
Indrajit, R.E.O. 2006. Electronic Government Strategi Pembangunan dan
Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital,
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Indrajit, Richardus Eko. 2005. E – Government In Action , Yogyakarta : ANDI
Indrajid, Richardus Eko. 2004. Electronic Government (Strategi Pembangunan dan
Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital).
Yogyakarta: ANDI.
Darmadji, Pamela & Ranti ,Benny . Analisis Kelayakan Ekonomis Cloud Computing
Pada Lembaga Keuangan Mikro Di Indonesia Dengan Metode Ranti’s Generic
Is/It Business Value Dan Economic Value Added: Studi Kasus Pada Bank
Perkreditan Rakyat Di Jakarta. Jurnal Sistem Inf ormasi, Volume 7, Nomor 2,
Oktober 2011
Anto, R. Y. (2010, November 9). 83% P erusahaa n Besar
Nilai
Cloud
Computing
Relevan . Dipetik November 2010, 2010, dari Bataviase:
http://bataviase.co.id/node/451591
Fardani ,Adiska & Surendro, Kridanto. Strategi Adopsi Teknologi Informasi
Berbasis Cloud Computing Untuk Usaha Kecil Dan Menengah Di Indonesia.
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011 (SNATI 2011)
Yogyakarta, 17-18 Juni 2011
Ranti, Benny dan Tambotoh Johan. Implementasi Kajian Kelayakan Finansial Untuk
Meningkatkan Tingkat Kematangan Manajemen Investasi Teknologi Informasi.
15 Journal of Information Systems, Volume 6, Issues 2, October 2010
Darmadji Pamela dan Ranti Benny. Analisis Kelayakan Ekonomis Cloud Computing
15

ISSN. 2337-8379; Volume : 1 No : 1 Tahun Terbut 2013; Penerbit LPPM Putera Batam

Pada Lembaga Keuangan Mikro Di Indonesia Dengan Metode Ranti’s Generic
Is/It Business Value Dan Economic Value Added: Studi Kasus Pada Bank
Perkreditan Rakyat Di Jakarta. Jurnal Sistem Inf ormasi, Volume 7, Nomor 2,
Oktober 2011

16