T EKNOLOGII NFORMASI DANK OMUNIKASI S TUDY OFV
Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari
STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEDESAAN MELALUI
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
STUDY OF VILLAGER EMPOWERMENT THROUGH
INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY
Popi Andiyansari
Magister Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada
Plempoh RT 03/14 Bokoharjo Prambanan Sleman Yogyakarta 55572. Hp. 085743712480
Email: [email protected]
diterima: 13 Agustus 2014 | direvisi: 27 Agustus 2014 | disetujui: 18 September 2014
ABSTRACT
Under the provisions of the Universal Service Obligation (USO) on the provision of facilities and access to
ICT, Menkominfo pioneering Village Program information in which there is a program called Pusat Layanan
Internet Kecamatan (PLIK). However, this program only to dwell on the form of the means of access services
and ICT infrastructure alone. Whereas people in the border areas, rural, and remote mostly unable to use ICT
and the internet. This is an opportunity PLIK Nanggulan 2 to conduct training, socialization, and community
empowerment through ICT. Formulation of the problem in this study describes How Rural Community
Empowerment Through Information and Communication Technology Pusat Layanan Internet Kecamatan in
PLIK Nanggulan 2 Kulon Progo Yogyakarta. This study used a qualitative research methodology with case
study method. Results from this study that the digital divide in rural communities are not only related to the
lack of access and means of course, but also gaps in the ability to use ICT. In this case PLIK Nanggulan 2
perform three steps of empowerment, among others: technical training, socialization ethical use of the internet,
planting motivation to seek information via the internet. Empowered communities through ICT with models
'second hand'. People in the region have understood the function Nanggulan internet but not able to
independently use the internet, then delegate the functions of the Internet to others who understand. In this
regard, research advice to PLIK Nanggulan 2 in order to improve the quantity and quality of the organization
and consistency of community empowerment.
Keywords: Community Empowerment, PLIK Nanggulan 2, ICT, Information Village
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada program Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) Nanggulan 2 Kulon Progo
Yogyakarta. Penelitian ini menjelaskan tentang Bagaimanakah Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui
Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Program Pusat Layanan Internet Kecamatan di PLIK Nanggulan 2
Kulon Progo Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan metode
penelitian studi kasus. Hasil dari penelitian ini bahwa kesenjangan digital pada masyarakat pedesaan tidak
hanya terkait dengan minimnya akses dan sarana saja, akan tetapi juga kesenjangan secara kemampuan dalam
menggunakan TIK. Dalam hal ini PLIK Nanggulan 2 melakukan tiga langkah pemberdayaan, antara lain :
pelatihan secara teknis, sosialisasi etika penggunaan internet, penanaman motivasi untuk mencari informasi
melalui internet. Masyarakat terberdayakan melalui TIK dengan model ‘tangan kedua’. Masyarakat di wilayah
Nanggulan telah memahami fungsi internet akan tetapi tidak mampu secara mandiri menggunakan internet,
kemudian mendelegasikan fungsi internet kepada pihak lain yang lebih memahami. Dalam hal ini, saran
penelitian untuk PLIK Nanggulan 2 agar meningkatkan kuantitas dan kualitas organisasi dan konssitensi
pemberdayaan masyarakat.
Kata Kunci : Pemberdayaan masyarakat, PLIK Nanggulan 2, TIK, Desa informasi
117
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130
I.
PLIK), dan Pusat Layanan Internet Kecamatan
PENDAHULUAN
(PLIK).
Teknologi informasi dan komunikasi yang
Berbagai program menuju Desa Informasi ini
biasa disebut sebagai TIK merupakan perpaduan
antara
teknologi
komputer
dan
telah difasilitasi secara infrastruktur dan juga
teknologi
jaringan oleh Kemkominfo, salah satunya program
komunikasi sebagai alat penyebaran informasi
Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK).
yang paling mutakhir di abad 20. TIK kemudian
Program PLIK bertujuan sebagai penyedia layanan
juga menjadi salah satu pilar pembangungan pada
informasi dan mengatasi kesenjangan digital
era global saat ini.
(digital devide) pada daerah-daerah perbatasan dan
Perkembangan TIK yang kemudian merujuk
juga pedesaan. PLIK sendiri merupakan salah satu
pada internet ini diharapkan menjadi sebuah solusi
permasalahan
bangsa
seperti
kebodohan,
ketertinggalan
bagian dari program USO (Universal Service
kemiskinan,
informasi,
Obligation) yang menyediakan akses internet
dan
sehat, murah dan aman di ibukota kecamatan yang
keterbelakangan dalam hal penemuan teknologi.
menjadi wilayah USO.
Harapan tersebut tentu saja akan dapat terlaksana,
PLIK memiliki bentuk dan sarana prasarana
apabila masyarakat dapat memanfaatkan dan
seperti warnet (warung internet) pada umumnya,
memaksimalkan penggunaan TIK. Pemberdayaan
akan tetapi dengan harga yang lebih murah dari
masyarakat melalui TIK tersebut yang akan
warnet biasa untuk per jam aksesnya. PLIK
menaikkan nilai diri, masyarakat, barang dan jasa
ditempatkan
serta meningkatkan pengetahuan baik dalam
Pelayanan program ini terkait dengan partner
dan infrastruktur internet untuk memaksimalkan
kerjasama yang meliputi perseorangan, badan
penggunaan TIK. Terkait hal tersebut, pada tahun
usaha, dan juga Koperasi Unit Desa (KUD) yang
2011 pemerintah Indonesia meluncurkan sebuah
berada di daerah kecamatan. Partner kerjasama
program untuk penyediaan jasa internet kepada
program
yang
untuk konsumen dan 1 komputer sebagai server.
Dalam hal ini masyarakat membutuhkan akses
melalui
kecamatan
Dalam satu lokasi PLIK disediakan 5 komputer
serta informasi umum.
terpencil
daerah
memungkinkan untuk diberikan koneksi internet.
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
desa-desa
pada
inilah yang kemudian menjalankan PLIK sebagai
desa
warnet yang dikomersilkan kepada konsumen.
informasi. Program Desa Informasi sendiri terbagi
Mulai dari pengelolaan, pengembangan usaha
dalam beberapa sub program, diantaranya: Desa
ataupun infrastruktur, dan pemanfaatan warnet
Berdering (Desa Sambungan Telepon), Desa
diserahkan sepenuhnya pada partner kerjasama.
PINTER (Desa Punya Internet), Radio Komunitas,
Seluruh hasil dari pengelolaan warnet PLIK ini
Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat
sepenuhnya menjadi milik pengelola warnet dan
Perbatasan, Media Center, Televisi Penerima
dikembangkan oleh pengelola warnet tersebut.
Siaran Berlangganan, Media Pertunjukan Rakyat,
Salah satu warnet PLIK yang berada di
Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (M-
Yogyakarta adalah PLIK Nanggulan 2 yang berada
118
Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari
di Desa Banyuroto, Nanggulan, Kulon Progo.
individuals’ (Rogers, 1986, hal.2). TIK merupakan
PLIK ini terletak di perbukitan daerah Kulon Progo
perangkat keras, struktur organisasi, dan nilai
yang jaraknya 30 km dari pusat kota Yogyakarta.
sosial yang mengumpulkan individu, proses dan
Dari 113 PLIK yang ada di Yogyakarta, PLIK
pertukaran informasi dengan individu lainnya. Di
Nanggulan
meraih
sini menjelaskan bahwa TIK adalah sebagai alat
penghargaan USO Award sebagai salah satu
yang digunakan manusia untuk dapat saling
pengelola PLIK terbaik di Indonesia pada tahun
bertukar informasi yang di dalamnya terdapat
2011.
struktur organisasi dan juga nilai sosial.
Setelah
2
inilah
melihat
yang
pernah
bagaimana
pemerintah
Teknologi Komunikasi dan Informasi ini
memberikan pelayanan menuju Desa Informasi,
berkembang sangat pesat, hal ini ditandai dengan
perlu digali mengenai pemanfaatan PLIK sendiri
banyaknya alat yang berbasis pada informasi
sebagai media untuk mencari dan menyebarkan
maupun komunikasi yang ada di masyarakat.
informasi yang sehat. Perlu digali juga terkait
Teknologi Informasi dan Komunikasi sendiri lebih
dengan kondisi penempatan PLIK yang berada di
merujuk pada teknologi informasi yang kemudian
wilayah pedesaan yang jauh secara akses teknologi
ditambahkan dengan teknologi komunikasi serta
internet maupun kemampuan mengakses teknologi
area broadcasting yang meliputi internet dan
internet tersebut. Hal yang kemudian menarik di
peralatan elektronik lainnya (IDB, 2003).
sini adalah mengetahui tentang pemberdayaan
Internet sendiri sangat terkait dengan sebuah
masyarakat pedesaan melalui akses dan sarana TIK
kosakata baru yaitu new media yang berbasis pada
pada program Pusat Layanan Internet Kecamatan
www (World Wide Web). New media atau biasa
di PLIK Nanggulan 2 Kulon Progo Yogyakarta.
disebut sebagai media baru merupakan sebuah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih
istilah yang digunakan untuk menyebut seluruh
lanjut pemberdayaan masyarakat pedesaan yang
media massa yang terkait dengan media digital dan
dilakukan oleh PLIK Nanggulan 2 melalui TIK.
elektronik.
Selain itu, digali juga mengenai cara apa saja yang
Flichy
dilakukan
oleh
PLIK
Nanggulan
2
memberikan
sebuah
pemaparan
dalam
mengenai new media, bahwa new media bukanlah
memberdayakan masyarakat pedesaan melalui
sebuah medium tetapi sebuah sistem yang
TIK.
cenderung
menjadi
penggandaan virtual (Flichy dalam Lievrouw &
Internet dan Media Baru
Livingstone,
Menurut Rogers, Teknologi Informasi dan
(TIK)
dijelaskan
kompleksitas
masyarakat yang mengklaim untuk menjadi
A. Teknologi Informasi dan Komunikasi :
Komunikasi
sebuah
sebagai
2006,
hal.201).
New
media
merupakan sebuah sistem yang di dalamnya
‘the
terdapat
hardware equipment, organizational structures,
banyak
aktivitas
komunikasi
kompleks berbasis dunia maya (internet).
and social values by which individuals collect,
process, and exchange information with other
119
yang
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130
Perkembangan Internet dan Pertumbuhan
pelanggan di Indonesia ini lebih dari 20%
Warnet di Indonesia
menggunakan ISP Telkomnet milik PT Telkom
Kemunculan internet pertama kali pada tahun
dengan pertumbuhan pengguna yang relatif stabil
1969 ditandai dengan adanya ARPANET yang
yaitu 25% per tahun dan cenderung berbanding
merupakan proyek percobaan dari Kementrian
lurus dengan pertumbuhan penduduk Indonesia
Pertahanan
(Sumarlin, 2008).
B.
Amerika
Serikat
yang
bernama
DARPA (Departement of Defense Advanced
Warung Internet atau yang biasa disebut
Research Project Agency). Tujuan awal dari
sebagai
percobaan ini untuk mencari teknologi yang tepat
menyediakan akses infrastruktur dengan berbagai
yang dapat menghubungkan peneliti dengan
koneksi dan komputer sebagai perangkat akses
berbagai alat seperti sistem komputer dan
sehingga pengguna bisa mengakses internet
penyimpanan data yang pesat (Tracy LaQuey,
dengan biaya yang lebih murah (Ahmadjayadi,
1997, hal.1-2).
2007).
warnet
merupakan
tempat
yang
Sementara itu, kita di Indonesia baru bisa
Perkembangan warnet di Yogyakarta sendiri
menikmati layanan internet komersial pada sekitar
ketika tahun 2007 mencapai 270 buah, hingga pada
tahun 1994. Sebelumnya, beberapa perguruan
pertengahan 2008 diperkirakan sudah berada pada
tinggi seperti Universitas Indonesia telah terlebih
kisaran 500 buah. Jumlah ini meningkat pesat
dahulu tersambung dengan jaringan internet
dengan asumsi bahwa selain bertambahnya warnet
melalui gateway yang menghubungkan universitas
juga banyak tersedia fasilitas hotspot di hotel
dengan network di luar negeri (Rohaya, 2008).
berbintang, kafe-kafe, mall, kampus besar, sekolah
Perkembangan internet sejak tahun 90-an ini
terkemuka, instansi pemerintahan, dan lembaga
swasta yang tergolong maju (Darmanto, 2008).
kemudian memicu pertumbuhan bisnis internet
yang dinamakan Internet Service Provider (ISP)
C. Pusat Layanan Internet Kecamatan di
pada tahun 1995-an. ISP ini menyediakan akses
Yogyakarta
internet dengan bandwith antara 14.4 kbps – 28.8
Berdasarkan ketentuan Universal Service
kbps. Dari perkembangan internet tersebut memicu
Obligation
pertumbuhan penyedia layanan internet, hingga
(USO)
/
Kewajiban
Pelayanan
Universal, setiap negara di seluruh dunia yang
pada akhir tahun 1999 ISP yang beroperasi di
tergabung dalam International Telecommunication
Indonesia sekitar 55 perusahaan. Akan tetapi
Union (ITU) wajib dalam penyediaan sektor
terjadi lonjakan yang cukup signifikan ketika tahun
telekomunikasi. Untuk Indonesia sendiri bidang
2001 jumlah ISP yang tercatat di Asosiasi Penyedia
telekomunikasi
Jasa Internet Indonesia (APJII) menembus 155
dikelola
oleh
Kementerian
Komunikasi dan Informasi yang berupaya untuk
ISP. Perusahaan yang masih bersaing sejak 2002
mengembangkan
hingga 2008 di Indonesia antara lain: LinkNet,
Teknologi
Infomasi
dan
Komunikasi secara nasional. Aspek-aspek yang
TelkomNet, IndosatNet, CBN, IndoNet, RadNet,
meliputinya
Centrin Dnet, MegaNet dan Dnet. Dari jumlah
pengembangan,
120
antara
lain:
pemberdayaan,
pembangunan,
dan
juga
Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari
pengawasan seluruh material yang terkait dengan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah,
pos, telematika, dan TIK.
Kementerian Informasi dan Komunikasi 2011).
Tujuan jangka panjang dari implementasi
Untuk penyedia layanan dan koneksi untuk
USO ini adalah terwujudnya desa yang berbasis
wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah oleh PT.
teknologi informasi dan juga komunikasi yang
SIMS (Sarana Insan Muda Selaras), dalam hal ini
disebut sebagai Desa Informasi pada tahun 2025.
lebih pada pengelolaan sumber daya jaringan dan
Dasar hukum dari Desa Informasi ini termuat
juga sumber daya layanan. Media koneksi yang
dalam Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010
disediakan antara lain kabel broadband (DSL,
Tentang
HFC)
Kedudukan,
Tugas,
dan
Fungsi
dan Broadband Wireless Akses.
Di
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,
Yogyakarta sendiri target pemasangan yaitu pada
Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara,
113 lokasi dan seluruhnya telah terealisasi. Untuk
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
daerah Bantul terdapat 26 PLIK, di daerah Gunung
Nomor 17/PER/10/2010 tentang Organisasi dan
Kidul 32 PLIK, kabupaten Kulon Progo 23 PLIK,
Tata
dan
dan daerah Sleman terdapat 32 PLIK. Pemilihan
Nomor
penempatan PLIK sendiri berdasarkan survei yaitu
tentang
lokasi yang memungkinkan diberikan koneksi
wilayah
internet.
Kerja
Informatika,
Kementerian
dan
Komunikasi
Instruksi
Menteri
01/INST/M.KOMINFO/03/2011
Pembentukan
Desa
Informasi
di
perbatasan Indonesia dengan negara tetangga.
D. Pemberdayaan
Desa Informasi ini sebagai suatu program
Dalam Alternative Evaluation Framework,
daerah perbatasan, terpencil, dan terluar, juga
pemberdayaan masyarakat melalui TIK yang
sebagai suatu cara untuk meningkatkan ketahanan
disajikan oleh Gigler (2004, hal.12) menekankan
informasi dalam kerangka NKRI. Tujuan lainnya
bahwa pemberdayaan adalah sebuah hal yang
untuk peningkatan pola pengembangan dan
dinamis. Pemberdayaan merupakan sebuah proses
pemberdayaan masyarakat di bidang informasi dan
yang berkelanjutan dan memerlukan pendekatan
komunikasi. Sebagai hasil akhirnya, sebagai
holistik, dimana kontekstual yang dilakukan
tempat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
yang
menguatkan
Pedesaan
melalui TIK
untuk menghilangkan kesenjangan informasi di
pembangungan
Masyarakat
melalui sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
peranan
sejarah tertentu.
kelompok-kelompok masyarakat yang bergerak
Terkait pemberdayaan melalui Teknologi
dalan bidang informasi dan komunikasi.
Informasi dan Komunikasi, Gigler membaginya
Salah satu bentuk perwujudan dari desa
dalam 2 dimensi, yaitu:
informasi adalah diluncurkannya program Layanan
1. Dimensi pemberdayaan individu
Internet Kecamatan (PLIK). Program ini dimulai
sejak 2010 dengan target pemasangan 5.748 dan
Dalam dimensi individu ini terbagi atas enam
realisasinya menjadi 5.897 PLIK yang terpasang di
dimensi, antara lain : informasional, psikologis,
seluruh
sosial, ekonomi, politik, dan budaya (Gigler, 2004,
Indonesia
(berdasarkan
Laporan
121
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130
hal.15).
Dari
keenam
dimensi
alternatif
tersebut
dalam
penghasilan,
produktifitas
kemampuan
kekuatan aset, peningkatan kesempatan kerja,
peningkatan informasi dan penguatan kemampuan
peningkatan penghasilan menyeluruh dengan tiga
manusia dalam bidang TIK.
cara : transaksi dengan biaya murah, mengurangi
menghasilkan
keluaran
berupa
barang-barang
Dalam dimensi informasional bertujuan untuk
transportasi,
meningkatkan
ketepatan waktu penjualan.
meningkatkan akses informasi dan kemampuan
Dimensi
informasional. Hasil yang ingin dicapai dari
politik
lebih
bertujuan
untuk
dimensi ini antara lain: peningkatan kapasitas
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses
penggunaan
TIK,
pembuatan keputusan dalam level komunitas dan
meningkatkan literasi informasi, meningkatkan
sistem politik. Sedangkan indikator keberhasilan
kapasitas
ditandai
bentuk
berbeda
untuk
dari
memproduksi
dan
dengan
kepada
informasi
kemampuan untuk berkomunikasi dengan anggota
goverment), peningkatan kesadaran mengenai isu-
keluarga dan teman-teman di luar negeri.
isu
psikologis
bertujuan
politik,
pelayanan
akses
mempublikasikan konten lokal, meningkatkan
Dimensi
dan
peningkatan
peningkatan
pemerintah
kemampuan
(euntuk
berinteraksi dengan pemerintah lokal.
untuk
mendukung proses refleksi diri dan kapasitas
Dimensi terakhir yaitu politik bertujuan untuk
pemecahan masalah. Hasil yang ingin dicapai
menguatkan identitas budaya masyarakat. Dalam
berupa
peningkatan
hal ini indikator keberhasilannya ditandai dengan
kemampuan untuk menganalisis situasi pribadi dan
penggunaan TIK sebagai bentuk dari ekspresi
pemecahan masalah, penguatan kemampuan untuk
budaya (desain web dll), meningkatnya kesadaran
mempengaruhi pilihan strategi hidup, sensitivitas
dari indentitas budaya sendiri.
penguatan
harga
diri,
dari masukan dunia modern.
Dimensi
sosial
2. Dimensi pemberdayaan masyarakat
lebih
brtujuan
untuk
menguatkan sumber daya manusia seperti skill,
Dalam dimensi pemberdayaan masyarakat ini
pengetahuan, kemampuan untuk bekerja dan
Gigler juga menyebutnya sebagai pemberdayaan
kesehatan yang terjamin. Hasil yang ingin dicapai
berbasis komunitas. Di dalamnya terdapat enam
dari dimensi ini adalah peningkatan literasi TIK
sub bagian dimensi, antara lain : informasional,
dan
peningkatan
sosial,
peningkatan
kebudayaan (Gigler, 2004, hal.18).
kemampuan
kemampuan
teknologi,
kepemimpinan,
organisasi,
dan
bertujuan untuk meningkatkan akses ke informasi
Dalam dimensi ekonomi terdapat tujuan yaitu
meningkatkan
politik,
Dimensi pertama. Konsep informasional yang
kemampuan manajemen program.
untuk
ekonomi,
kapasitas
dan
masyarakat
kemampuan
informasi.
Indikator
dari
keberhasilannya ditandai dengan penguatan sistem
dengan
informasi tradisional, perbaikan arus informasi
peningkatan akses terhadap pasar, peningkatan
dalam masyarakat, pertukaran pengetahuan secara
kemampuan
horisontal dengan masyarakat lain, pertukaran
berinteraksi
dengan
keberhasilan
dimensi
pasar.
ini
kewirausahaan,
Indikator
ditandai
adanya
sumber
122
Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari
pengetahuan secara vertikal dengan negara,
politik, (b) meningkatkan transparansi dalam
pemerintah, atau pemangku kepentingan lainnya.
masyarakat, (c) meningkatkan partisipasi dalam
sistem politik. Indikator keberhasilan dari dimensi
Dimensi kedua. Konsep organisasional yang
bertujuan
untuk
berorganisasi.
memperkuat
Indikator
ini antara lain: peningkatan 'suara' dan partisipasi
kemampuan
keberhasilan
dalam
diukur
proses
pembangunan,
politik
lembaga
peningkatan
dengan seleksi kepemimpinan yang transparan,
transparansi
(e-government),
peningkatan efisiensi, peningkatan arus informasi,
peningkatan kekuatan pengambilan keputusan
koordinasi antar organisasi, penguatan organisasi
dalam proses politik, koordinasi kegiatan politik
dengan jaringan lainnya.
untuk meningkatkan transparansi informasi dalam
masyarakat, partisipasi langsung dalam kebijakan
Dimensi ketiga. Konsep pembangunan sosial
pemerintah/pemangku kepentingan lainnya.
yang bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap
layanan sosial dasar. Dimensi ini dapat diukur
Dimensi keenam. Identitas budaya yang
dengan peningkatan pendidikan akses formal dan
bertujuan untuk memperkuat identitas budaya
non formal
akses
masyarakat. Hal ini diukur dengan adanya
(peningkatan
penguatan bahasa pribumi, penguatan kearifan
terhadap
(e-learning), peningkatan
pelayanan
pengetahuan
tentang
kesehatan
kesehatan
dan
lokal, peningkatan penyebaran budaya masyarakat
obat
itu sendiri.
tradisional), peningkatan pengetahuan dan akses
sosial terhadap program pemerintah (pelayanan e-
II.
goverment).
Dimensi
keempat.
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pedekatan Penelitian
Pembangunan
Penelitian ini dikaji dengan menggunakan
perekonomian bertujuan untuk mempromosikan
paradigma konstrukstivisme dengan menggunakan
peluang ekonomi. Hal ini ditandai dengan
metodologi
peningkatan akses ke pasar dan komersialisasi
penelitian
kualitatif.
Metode
pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini
produk, peningkatan kegiatan produktif melalui
adalah metode penelitian studi kasus. Menurut
peningkatan pengetahuan (pengetahuan praktek
Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian
pertanian), peningkatan kapasitas sumber daya dari
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan
donor luar, peningkatan akses pengiriman uang
latar
dengan meningkatkan komunikasi dengan tenaga
alamiah,
dengan
maksud
menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
luar negeri.
melibatkan berbagai metode yang ada.
Dimensi kelima. Partisipasi politik bertujuan
untuk : (a) meningkatkan partisipasi dalam sistem
Gambar 1. Konsep Penelitian
Figure 2. Research Concept
123
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130
Adapun Bogdan dan Taylor mendefinisikan
menggali dan menganalisis lebih tajam suatu
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian
fenomena.
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata -
deskriptif biasa dilakukan tanpa hipotesa yang
kata tertulis atau lisan dari orang - orang dan
dirumuskan secara ketat. Ia mengontrol juga
perilaku yang dapat diamati.
hipotesa tetapi tidak akan diuji secara statistik.
Menurut
Singarimbun,
penelitian
Kemudian tipe penelitian ini adalah deskripsi
Selain itu ia mempunyai dua tujuan untuk
kualitatif, dimana peneliti mendiskripsikan hasil
mengetahui perkembangan sarana fisik dan
penelitian. Penelitian deskriptif sendiri merupakan
frekuensi kerjanya suatu aspek fenomena sosial.
tipe penelitian konklusif yang memiliki tujuan
Tujuan kedua adalah mendeskripsikan secara
utama
terperinci fenomena sosial tertentu (Singarimbun
mendeskripsikan
sesuatu,
biasanya
dan Effendi, 1982, hal.4).
karakteristik atau fungsi pasar. Dengan demikian,
desain deskriptif membutuhkan spesifikasi yang
III.
jelas dari siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan
A. Implementasi Pelaksanaan Program Pusat
cara penelitian (Maholtra, 2004, hal.78).
B.
HASIL PENELITIAN
Layanan Internet Kecamatan
Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini adalah Kecamatan
Sejak tahun 2010, Pusat Layanan Internet
Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi
Kecamatan (PLIK) telah diresmikan serentak di
Daerah Istimewa Jogjakarta
seluruh Indonesia oleh Kementrian Komunikasi
dan Informasi Republik Indonesia. Berdasarkan
C. Sample Penelitian
rekap dan sebaran program Universal Service
Sample dalam penelitian ini adalah Pusat
Layanan
Internet
Kecamatan
Obligation (USO) Per 5 Februari 2013, jumlah
(PLIK)
PLIK semula ditargetkan berjumlah 5748 titik,
Nanggulan 2 berada di Jl. Wates – Sribit KM
akan
7, Watukodok No.17, Banyuroto, Nanggulan,
berjumlah 5939 titik.
tetapi
setelah
direalisasikan
menjadi
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Terdapat XI paket target sebaran PLIK di
PLIK ini merupakan tipe PLIK mandiri atau
seluruh Indonesia, pada sebaran paket ke-IV yaitu
biasa disebut juga perorangan, hal ini
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 113
disebabkan terbentuknya PLIK berdasarkan
titik penempatan PLIK. Seluruh PLIK tersebut
terkoneksi dengan PT. SIMS sebagai provider yang
inisiatif pribadi pengelola yang bernama
menangani wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Sutrisno Hadi.
Perangkat standar yang disediakan oleh
Kominfo dalam program ini berupa lima komputer
D. Teknik Pengumpulan Data
dan 1 server. Akan tetapi PLIK Nanggulan 2
Teknik pengumpulan data adalah dengan
(wawancara
memiliki inisiatif untuk menambahkan beberapa
mendalam) terhadap subjek penelitian. Pemilihan
perangkat lainnya yang tergabung dalam satu
tipe
lokasi Gubug Pintar, antara lain : warung internet
mengkonstruksi
deskriptif
depth
interview
kualitatif
dikarenakan
untuk
124
Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari
dan stationary, edukasi komputer dan internet
permasalahan, maka alternatif pertama ketika
sehat, rumah baca / perpustakaan PLIK, edukasi
mencari informasi yaitu dengan internet. Akan
olahraga, edukasi rohani dan Taman Pendidikan
tetapi
Al-Quran (TPA), showroom produk UMKM,
bagaimana
PPOB Listrik PLN dan Pulsa Elektronik, hotspot
terpercaya, misalnya ke web pemerintahan.
area dan RT / RW net, dan forum Komunikasi
kemudian
cara
C. Aplikasi
pengelola dan operator PLIK Kulon Progo.
diajarkan
juga
mencari
informasi
Teknologi
Komunikasi
Peningkatan Kemampuan Organisasi di Bidang
mengenai
Informasi
dalam
yang
dan
Pembangunan
Ekonomi
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Salah satu fungsi pemberdayaan masyarakat
B.
Pemberdayaan
Masyarakat
dalam
melalui TIK adalah terbukanya channel dimana
Pembangunan Sosial
masyarakat
dapat
melihat
fungsi
lain dari
Dalam hal pemberdayaan masyarakat, PLIK
keberadaan TIK dan internet untuk penjualan
Nanggulan 2 melakukan pelatihan. Pelatihan yang
barang dan jasa serta transaksi secara online. Pada
dilakukan di PLIK Nanggulan 2 ini terbagi atas tiga
aspek ini, masyarakat pedesaan diarahkan dan
sub bagian, yaitu: pelatihan secara teknis,
diberikan pemahaman bahwa mereka dapat
sosialisasi etika penggunaan internet, penanaman
menjual barang dan jasa dengan murah dan cepat
motivasi untuk mencari informasi melalui internet.
melalui internet.
PLIK
Partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
Nanggulan 2 secara teknis ini cenderung mengarah
produk dan jasa sangat diperlukan untuk mengatasi
pada bagimana cara untuk menggunakan sarana
kurangnya stok dan ketersediaan barang dan jasa
TIK di warnet PLIK. Secara teknis masyarakat
secara riil. Pada bagian ini, dibahas mengenai
diajarkan mengenai penggunaan komputer
dan
partisipasi masyarakat dalam penjualan barang dan
penggunaan internet. Pelatihan teknis ini terbagi
jasa secara online dan juga saluran-saluran dalam
atas tiga kelompok : anak-anak, ibu-ibu PKK, dan
internet yang memungkinkan terjadinya penjualan
kelompok tani.
dan transaksi secara online.
Pelatihan
yang
dilakukan
oleh
Pelatihan
Masyarakat awam yang belum mengetahui
yang
diadakan
oleh
PLIK
mengenai dampak baik ataupun dampak buruk
Nanggulan 2 kepada masyarakat bertujuan salah
dengan adanya TIK, perlu diberikan pemahaman
satunya adalah untuk meningkatkan kemajuan
mengenai konsep internet sehat. Dalam hal ini
perekonomian masyarakat dengan penjualan dan
PLIK Nanggulan 2 memberikan sosialisasi dan
marketing secara online. Barang-barang yang
juga aturan – aturan tersendiri walaupun tidak
dijual merupakan produk UMKM dan hasil
tertulis
pertanian.
mengenai
bagaimana
seharusnya
Penjualan secara online yang dimaksudkan
berinternet dengan sehat tersebut.
Kemudian dalam pelatihan tersebut juga
dalam pelatihan ini adalah kegiatan untuk
diajarkan tentang bagaimana agar masyarakat
memasarkan barang - barang melalui internet.
dapat berfikir praktis. Bahwa ketika mendapatkan
125
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130
Media yang digunakan berupa blog maupun sosial
terjadi 971 transaksi. Berdasarkan data tersebut
media seperti facebook.
rata-rata sekitar 28 transaksi terjadi dalam satu
harinya pada tiga bulan tersebut.
IV. PEMBAHASAN
Dengan jumlah pengunjung yang cukup
Ketersediaan sarana dan prasana Teknologi
banyak tersebut perharinya menunjukkan PLIK
Informasi dan Komunikasi tidak akan berarti bila
banyak diminati oleh masyarakat, selain memang
tidak adanya kemampuan sumber daya manusia
hanya ada dua warnet di desa tersebut. Dengan
untuk
biaya akses internet yang berada di bawah harga
menggunakan
dan
memanfaatkannya.
Pemerintah melalui program PLIK seperti yang
warnet
telah disinggung di atas hanya mengandalkan pada
menjadikan warnet ini menjadi salah satu pilihan
ketersediaan sarana dan akses saja dalam menuju
untuk berinternet murah.
konvensional
yaitu
Rp.2000/jam,
Desa Informasi. Padahal dalam hal ini kemampuan
Ada tiga sikap yang diambil oleh pemimpin
menggunakan TIK menjadi hal yang sangat
organisasi yaitu Sutrisno Hadi dalam membangun
krusial. Bagaimana mungkin masyarakat pedesaan
langkah pengembangan organisasi:
dapat menjadi masyarakat informasi bila mereka
1.
tidak bisa menggunakan alat-alat yang terkait
Pengenalan internet ke masyarakat
PLIK Nanggulan 2 yang berfokus pada
dengan TIK.
pelayanan
Dalam hal ini masyarakat pedesaan lebih
akses
internet
mengenalkan
jasa
mengandalkan kedekatan geografis dan kedekatan
pelayanan yang ditawarkan kepada masyarakat.
kekerabatan tentu saja lebih menitik beratkan pada
Hal ini terutama untuk membuat masyarakat sadar
kemampuan komunikasi oral daripada komunikasi
bahwa ada internet yang di dalamnya terdapat
melalui teknologi. Karenanya, keberadaan sarana
banyak informasi.
TIK ini menjadi suatu hal yang tidak biasa bagi
Ada sebuah ide besar dalam penyediaan jasa
masyarakat pedesaan. Di sinilah titik kesenjangan
internet ini yaitu meningkatkan kesejahteraan. Hal
digital yang terjadi pada masyarakat pedesaan yang
ini sejalan dengan yang diungkapkan Effendy
sedang
bahwa dalam komunikasi pembangunan ada
bertransformasi
menuju
masyarakat
informasi. Salah satu masalah kesenjangan digital
sebuah
tersebut terkait dengan kurangnya skill dari sumber
masyarakat untuk mengubah sikap, pendapat dan
daya manusia. Keberadaan insfrasruktur TIK yang
juga
baik dan memadai secara sarana maupun akses
masyarakat.
tidak secara langsung dapat membawa masyarakat
2.
proses
perilaku
penyebaran
menuju
pesan
keselarasan
kepada
seluruh
Peningkatan kualitas anggota organisasi
menuju masyarakat informasi, jika mereka tidak
Peningkatan kemampuan anggota organisasi
dapat memanfaatkannya.
Berdasarkan sampel billing internet di PLIK
diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Nanggulan 2 total transaksi di bulan Oktober
kepada masyarakat. Salah satu cara untuk
sejumlah 808 transaksi. Pada bulan November
meningkatkan
tercatat 775 transaksi dan pada bulan Desember
dengan pengadaan pelatihan yang komprehensif
126
kemampuan
pengelola
adalah
Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari
Pembentukan struktur organisasi pada PLIK
bagaimana pengelolaan dan manajemen organisasi
Nanggulan 2 ini merupakan inisiatif pribadi dari
yang baik.
Hal ini sedang diusahakan oleh PLIK
Sutrisno Hadi sebagai ketua pengelola dan pemilik
Nanggulan 2 tetapi masih bersifat mandiri dan
warnet PLIK. Pada standar operasional yang
swadaya. Peningkatan kualitas anggota organisasi
diminta oleh Kominfo hanya pengelola saja,
hanya dilakukan dengan sistem kekeluargaan dan
misalnya pengelola perorangan maka disebutlah
tidak formal. Dalam hal ini pemerintah sebagai
sebagai PLIK perorangan dan apabila dikelola oleh
penyedia sarana dan akses tidak memberikan
KUD maka disebutlah sebagai pengelola yaitu
pendampingan secara langsung dalam pengelolaan.
KUD.
Struktur yang ada pada PLIK Nanggulan 2
3. Sistem pelayanan yang sesuai dengan
merupakan struktur yang tidak semena-mena
standar internet sehat
saklek (harga mati) dalam menjalankan organisasi.
Kebijakan pemimpin organisasi yang juga
Ada beberapa kelenturan yang terjadi dan
merupakan pemilik dari PLIK Nanggulan 2 juga
prosesnya juga secara kondisional. Karena sifat
berpengaruh terhadap posisi dan standarisasi
dari organisasi yaitu kekerabatan maka untuk
pelayanan warnet secara teknis. Pada warnet
menjalankan
konvensional pada umumnya, kondisi warnet
dikondisikan sesuai dengan waktu dan tempat yang
biasanya menggunakan sekat. Ukuran sekat pada
ada. Ketika menjalankan suatu fungsi dalam
warnet tersebut juga bervariasi, ada yang setengah
organisasi, pengelola dapat berpindah-pindah
badan bahkan ada pula yang menutup seluruh
fungsi sesuai kebutuhan.
badan walau berdiri. Untuk PLIK Nanggulan 2
Pada
sendiri memiliki standar operasional yang cukup
pliknanggulan2.blogspot.com, bagian beranda di
berbeda dengan warnet konvensional, yaitu dengan
blog PLIK Nanggulan 2 terdapat beberapa panel
tidak menggunakan sekat pembatas antar client.
utama antara lain : Beranda, Informasi Wisata
blog
fungsi
milik
dalam
PLIK
organisasi
Nanggulan
juga
2
di
Keunggulan dari tidak adanya sekat pada
Kulon Progo, Showroom Petani dan UMKM
warnet PLIK ini, kontrol terhadap pengguna
Kulon Progo, Desa Banyuroto Kec. Nanggulan,
warnet PLIK lebih mudah. Hal ini meminimalisir
Daftar Link Mitra, Profil PLIK Nanggulan 2, dan
kemungkinan pengguna warnet untuk membuka
Produk & Layanan PLIK Nanggulan 2. Potensi
situs - situs yang ‘terlarang’ dan pengrusakan
sumber daya manusia terlihat pada terlihat pada
sarana prasarana warnet. Kontrol secara moral
panel Showroom Petani dan UMKM Kulon Progo
terjadi di sini, ketika pengguna dengan sengaja
yang telah dibahas sebelumnya. Sedangkan potensi
membuka situs porno misalnya. Perilakunya itu
lain yang berupa potensi alam yaitu pada panel
akan terlihat oleh orang lain dan menimbulkan rasa
Informasi Wisata Kulon Progo.
malu terhadap pengguna maupun pengelola.
Pembangunan kesadaran untuk ber internet secara
sehat terjadi pada level ini.
127
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130
4. Penguatan
Identitas
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
Kebudayaan
sebuah proses transformasi dari masyarakat
Masyarakat
pedesaan menuju masyarakat informasi yang
Salah satu indikator adanya proses pemberdayaan
ditandai dengan adanya persepsi positif mengenai
adalah dengan adanya penyebaran informasi
pentingnya internet sebagai sebuah media untuk
mengenai potensi yang ada pada suatu komunitas,
dalam
hal
ini
komunitas
tersebut
mencari
adalah
Proses
masyarakat Banyuroto yang telah merasakan
membagikan seluruh informasi mengenai potensi
adanya pelatihan TIK. Proses transisi menuju
masyarakat baik potensi sumber daya manusia
masyarakat informasi ini juga menjadi salah satu
maupun potensi alam yang ada.
Informasi
informasi.
masyarakat baik dari sisi pengelola PLIK maupun
memanfaatkan blog yang dimilikinya untuk
Teknologi
menggali
transformasi ini juga diikuti oleh partisipasi
masyarakat Banyuroto. Di sini, PLIK Nanggulan
Penggunaan
dan
titik pembangunan daerah di bidang sosial,
dan
ekonomi, dan budaya yang kemudian menjadi
Komunikasi dalam penguatan identitas masyarakat
salah
terlihat dari adanya perubahan gaya hidup
satu
pilar
dari
kesuksesan
agenda
pembangunan nasional.
masyarakat pedesaan, seperti yang dijelaskan
Harmoko bahwa TIK akan memicu gaya hidup
DAFTAR PUSTAKA
canggih. Terlihat dalam hal ini masyarakat
mengalami pergeseran nilai tentang budaya, bila
Ahmadjayadi, Cahyana dan Soeprijanto, Bambang.
jaman dahulu informasi terkait budaya hanya
2007. Buku Panduan Sederhana Memulai
disebarkan secara oral kini informasi tersebut
Bisnis Warnet Legal. Jakarta : Departemen
diproduksi dan disebarkan melalui perangkat TIK.
komunikasi
Masyarakat di luar Banyuroto yang menyimak
Jenderal Aplikasi Telematika.
informasi tersebut juga secara tidak langsung
dan
Informatika
Direktorat
Darmanto. 2008. Mendesak, Pengaturan Warnet di
belajar mengenai Budaya di Kulon Progo melalui
Indonesia.
metode belajar jarak jauh ala e-learning.
Artikel.
http://222.124.164.132/web/detail.php?sid=1
71057&actmenu=39 Akses 5 Oktober 2013.
V. KESIMPULAN
Gigler,
PLIK Nanggulan 2 dalam hal ini melakukan
Björn-Sören.
ICTs
Including
Excluded-
yang terkait dengan lima aspek antara lain :
Communities?
informasi, organisatoris, pembangunan sosial,
Evaluation
pembangunan ekonomi, dan penguatan identitas
Capability Approach. pdf Akses 16 Januari
kebudayaan. Jalan pemberdayaan yang ditempuh
2014.
Towards
Framework
Empower
the
pemberdayaan masyarakat pedesaan melalui TIK
melalui tiga cara yaitu : pelatihan secara teknis,
Can
2004.
An
Based
Poor
Alternative
on
the
IDB (Islamic Development Bank). 2003. Guideline
sosialisasi etika penggunaan internet, penanaman
for a National IT Strategy. Jeddah: Islamic
motivasi untuk mencari informasi melalui internet.
Research and Training Institute.
128
Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari
Kadiman,
Kusmayanto.
Pengembangan
Pengetahuan
2006.
dan
dan
Penelitian,
Penerapan
Teknologi
Soemardjan, Selo dan Soelaeman Soemardi. 1965.
Ilmu
Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta : LP FE
UI.
Bidang
Teknologi Informasi dan Komunikasi Tahun
Tjokroamidjojo,
2005-2025. Jakarta: Kementrian Negara Riset
Manajemen
Wrihatnolo, Randy R; & Dwidjowijoto, Riant
LaQuey, Tracy. 1997. Sahabat Internet. ITB :
Nugroho. 2007. Manajemen Pemberdayaan.
Bandung
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Livingstone, Sonia & Leah A Lievrouw. 2006. The
Sumarlin,
Handbook of New Media. London : SAGE
Sylvia
W.
2008.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
Publication
Undergraduate- 10123-Chapter1.pdf Akses 5
Oktober 2013
Malhotra, Naresh K.. 2004. Marketing Research :
An Applied Orientation. 4th edition. New
Jersey : Pearson Education Inc.
Polyviou, Zachos A. 2007. The Information
Society: Advantages and Disadvantages.
Cyprus : University of Wales.
Ratnasari, Ade. 2008. Teknologi Informasi untuk
Masyarakat Pedesaan. Jurnal Kaunia, Vol. IV,
No. 1, April.
Everett
1995.
Pembangunan. Gunung Agung : Jakarta.
dan Teknologi Republik Indonesia.
Rogers,
Bintoro.
M
(1986).
Communication
Technology: The New Media in Society.
London: The Free Press.
Rohaya, Siti. 2008.http://digilib.uinsuka.ac.id/362/
1/INTERNET%20PENGERTIAN%
20SEJARAH,%20FASILITAS%20DAN%20
KONEKSINYA.pdf Akses 23 September
2013
Soekanto, S. 1993. Beberapa Teori Sosiologi
tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
129
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130
130
Popi Andiyansari
STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEDESAAN MELALUI
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
STUDY OF VILLAGER EMPOWERMENT THROUGH
INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY
Popi Andiyansari
Magister Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada
Plempoh RT 03/14 Bokoharjo Prambanan Sleman Yogyakarta 55572. Hp. 085743712480
Email: [email protected]
diterima: 13 Agustus 2014 | direvisi: 27 Agustus 2014 | disetujui: 18 September 2014
ABSTRACT
Under the provisions of the Universal Service Obligation (USO) on the provision of facilities and access to
ICT, Menkominfo pioneering Village Program information in which there is a program called Pusat Layanan
Internet Kecamatan (PLIK). However, this program only to dwell on the form of the means of access services
and ICT infrastructure alone. Whereas people in the border areas, rural, and remote mostly unable to use ICT
and the internet. This is an opportunity PLIK Nanggulan 2 to conduct training, socialization, and community
empowerment through ICT. Formulation of the problem in this study describes How Rural Community
Empowerment Through Information and Communication Technology Pusat Layanan Internet Kecamatan in
PLIK Nanggulan 2 Kulon Progo Yogyakarta. This study used a qualitative research methodology with case
study method. Results from this study that the digital divide in rural communities are not only related to the
lack of access and means of course, but also gaps in the ability to use ICT. In this case PLIK Nanggulan 2
perform three steps of empowerment, among others: technical training, socialization ethical use of the internet,
planting motivation to seek information via the internet. Empowered communities through ICT with models
'second hand'. People in the region have understood the function Nanggulan internet but not able to
independently use the internet, then delegate the functions of the Internet to others who understand. In this
regard, research advice to PLIK Nanggulan 2 in order to improve the quantity and quality of the organization
and consistency of community empowerment.
Keywords: Community Empowerment, PLIK Nanggulan 2, ICT, Information Village
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada program Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) Nanggulan 2 Kulon Progo
Yogyakarta. Penelitian ini menjelaskan tentang Bagaimanakah Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui
Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Program Pusat Layanan Internet Kecamatan di PLIK Nanggulan 2
Kulon Progo Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan metode
penelitian studi kasus. Hasil dari penelitian ini bahwa kesenjangan digital pada masyarakat pedesaan tidak
hanya terkait dengan minimnya akses dan sarana saja, akan tetapi juga kesenjangan secara kemampuan dalam
menggunakan TIK. Dalam hal ini PLIK Nanggulan 2 melakukan tiga langkah pemberdayaan, antara lain :
pelatihan secara teknis, sosialisasi etika penggunaan internet, penanaman motivasi untuk mencari informasi
melalui internet. Masyarakat terberdayakan melalui TIK dengan model ‘tangan kedua’. Masyarakat di wilayah
Nanggulan telah memahami fungsi internet akan tetapi tidak mampu secara mandiri menggunakan internet,
kemudian mendelegasikan fungsi internet kepada pihak lain yang lebih memahami. Dalam hal ini, saran
penelitian untuk PLIK Nanggulan 2 agar meningkatkan kuantitas dan kualitas organisasi dan konssitensi
pemberdayaan masyarakat.
Kata Kunci : Pemberdayaan masyarakat, PLIK Nanggulan 2, TIK, Desa informasi
117
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130
I.
PLIK), dan Pusat Layanan Internet Kecamatan
PENDAHULUAN
(PLIK).
Teknologi informasi dan komunikasi yang
Berbagai program menuju Desa Informasi ini
biasa disebut sebagai TIK merupakan perpaduan
antara
teknologi
komputer
dan
telah difasilitasi secara infrastruktur dan juga
teknologi
jaringan oleh Kemkominfo, salah satunya program
komunikasi sebagai alat penyebaran informasi
Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK).
yang paling mutakhir di abad 20. TIK kemudian
Program PLIK bertujuan sebagai penyedia layanan
juga menjadi salah satu pilar pembangungan pada
informasi dan mengatasi kesenjangan digital
era global saat ini.
(digital devide) pada daerah-daerah perbatasan dan
Perkembangan TIK yang kemudian merujuk
juga pedesaan. PLIK sendiri merupakan salah satu
pada internet ini diharapkan menjadi sebuah solusi
permasalahan
bangsa
seperti
kebodohan,
ketertinggalan
bagian dari program USO (Universal Service
kemiskinan,
informasi,
Obligation) yang menyediakan akses internet
dan
sehat, murah dan aman di ibukota kecamatan yang
keterbelakangan dalam hal penemuan teknologi.
menjadi wilayah USO.
Harapan tersebut tentu saja akan dapat terlaksana,
PLIK memiliki bentuk dan sarana prasarana
apabila masyarakat dapat memanfaatkan dan
seperti warnet (warung internet) pada umumnya,
memaksimalkan penggunaan TIK. Pemberdayaan
akan tetapi dengan harga yang lebih murah dari
masyarakat melalui TIK tersebut yang akan
warnet biasa untuk per jam aksesnya. PLIK
menaikkan nilai diri, masyarakat, barang dan jasa
ditempatkan
serta meningkatkan pengetahuan baik dalam
Pelayanan program ini terkait dengan partner
dan infrastruktur internet untuk memaksimalkan
kerjasama yang meliputi perseorangan, badan
penggunaan TIK. Terkait hal tersebut, pada tahun
usaha, dan juga Koperasi Unit Desa (KUD) yang
2011 pemerintah Indonesia meluncurkan sebuah
berada di daerah kecamatan. Partner kerjasama
program untuk penyediaan jasa internet kepada
program
yang
untuk konsumen dan 1 komputer sebagai server.
Dalam hal ini masyarakat membutuhkan akses
melalui
kecamatan
Dalam satu lokasi PLIK disediakan 5 komputer
serta informasi umum.
terpencil
daerah
memungkinkan untuk diberikan koneksi internet.
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
desa-desa
pada
inilah yang kemudian menjalankan PLIK sebagai
desa
warnet yang dikomersilkan kepada konsumen.
informasi. Program Desa Informasi sendiri terbagi
Mulai dari pengelolaan, pengembangan usaha
dalam beberapa sub program, diantaranya: Desa
ataupun infrastruktur, dan pemanfaatan warnet
Berdering (Desa Sambungan Telepon), Desa
diserahkan sepenuhnya pada partner kerjasama.
PINTER (Desa Punya Internet), Radio Komunitas,
Seluruh hasil dari pengelolaan warnet PLIK ini
Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat
sepenuhnya menjadi milik pengelola warnet dan
Perbatasan, Media Center, Televisi Penerima
dikembangkan oleh pengelola warnet tersebut.
Siaran Berlangganan, Media Pertunjukan Rakyat,
Salah satu warnet PLIK yang berada di
Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (M-
Yogyakarta adalah PLIK Nanggulan 2 yang berada
118
Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari
di Desa Banyuroto, Nanggulan, Kulon Progo.
individuals’ (Rogers, 1986, hal.2). TIK merupakan
PLIK ini terletak di perbukitan daerah Kulon Progo
perangkat keras, struktur organisasi, dan nilai
yang jaraknya 30 km dari pusat kota Yogyakarta.
sosial yang mengumpulkan individu, proses dan
Dari 113 PLIK yang ada di Yogyakarta, PLIK
pertukaran informasi dengan individu lainnya. Di
Nanggulan
meraih
sini menjelaskan bahwa TIK adalah sebagai alat
penghargaan USO Award sebagai salah satu
yang digunakan manusia untuk dapat saling
pengelola PLIK terbaik di Indonesia pada tahun
bertukar informasi yang di dalamnya terdapat
2011.
struktur organisasi dan juga nilai sosial.
Setelah
2
inilah
melihat
yang
pernah
bagaimana
pemerintah
Teknologi Komunikasi dan Informasi ini
memberikan pelayanan menuju Desa Informasi,
berkembang sangat pesat, hal ini ditandai dengan
perlu digali mengenai pemanfaatan PLIK sendiri
banyaknya alat yang berbasis pada informasi
sebagai media untuk mencari dan menyebarkan
maupun komunikasi yang ada di masyarakat.
informasi yang sehat. Perlu digali juga terkait
Teknologi Informasi dan Komunikasi sendiri lebih
dengan kondisi penempatan PLIK yang berada di
merujuk pada teknologi informasi yang kemudian
wilayah pedesaan yang jauh secara akses teknologi
ditambahkan dengan teknologi komunikasi serta
internet maupun kemampuan mengakses teknologi
area broadcasting yang meliputi internet dan
internet tersebut. Hal yang kemudian menarik di
peralatan elektronik lainnya (IDB, 2003).
sini adalah mengetahui tentang pemberdayaan
Internet sendiri sangat terkait dengan sebuah
masyarakat pedesaan melalui akses dan sarana TIK
kosakata baru yaitu new media yang berbasis pada
pada program Pusat Layanan Internet Kecamatan
www (World Wide Web). New media atau biasa
di PLIK Nanggulan 2 Kulon Progo Yogyakarta.
disebut sebagai media baru merupakan sebuah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih
istilah yang digunakan untuk menyebut seluruh
lanjut pemberdayaan masyarakat pedesaan yang
media massa yang terkait dengan media digital dan
dilakukan oleh PLIK Nanggulan 2 melalui TIK.
elektronik.
Selain itu, digali juga mengenai cara apa saja yang
Flichy
dilakukan
oleh
PLIK
Nanggulan
2
memberikan
sebuah
pemaparan
dalam
mengenai new media, bahwa new media bukanlah
memberdayakan masyarakat pedesaan melalui
sebuah medium tetapi sebuah sistem yang
TIK.
cenderung
menjadi
penggandaan virtual (Flichy dalam Lievrouw &
Internet dan Media Baru
Livingstone,
Menurut Rogers, Teknologi Informasi dan
(TIK)
dijelaskan
kompleksitas
masyarakat yang mengklaim untuk menjadi
A. Teknologi Informasi dan Komunikasi :
Komunikasi
sebuah
sebagai
2006,
hal.201).
New
media
merupakan sebuah sistem yang di dalamnya
‘the
terdapat
hardware equipment, organizational structures,
banyak
aktivitas
komunikasi
kompleks berbasis dunia maya (internet).
and social values by which individuals collect,
process, and exchange information with other
119
yang
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130
Perkembangan Internet dan Pertumbuhan
pelanggan di Indonesia ini lebih dari 20%
Warnet di Indonesia
menggunakan ISP Telkomnet milik PT Telkom
Kemunculan internet pertama kali pada tahun
dengan pertumbuhan pengguna yang relatif stabil
1969 ditandai dengan adanya ARPANET yang
yaitu 25% per tahun dan cenderung berbanding
merupakan proyek percobaan dari Kementrian
lurus dengan pertumbuhan penduduk Indonesia
Pertahanan
(Sumarlin, 2008).
B.
Amerika
Serikat
yang
bernama
DARPA (Departement of Defense Advanced
Warung Internet atau yang biasa disebut
Research Project Agency). Tujuan awal dari
sebagai
percobaan ini untuk mencari teknologi yang tepat
menyediakan akses infrastruktur dengan berbagai
yang dapat menghubungkan peneliti dengan
koneksi dan komputer sebagai perangkat akses
berbagai alat seperti sistem komputer dan
sehingga pengguna bisa mengakses internet
penyimpanan data yang pesat (Tracy LaQuey,
dengan biaya yang lebih murah (Ahmadjayadi,
1997, hal.1-2).
2007).
warnet
merupakan
tempat
yang
Sementara itu, kita di Indonesia baru bisa
Perkembangan warnet di Yogyakarta sendiri
menikmati layanan internet komersial pada sekitar
ketika tahun 2007 mencapai 270 buah, hingga pada
tahun 1994. Sebelumnya, beberapa perguruan
pertengahan 2008 diperkirakan sudah berada pada
tinggi seperti Universitas Indonesia telah terlebih
kisaran 500 buah. Jumlah ini meningkat pesat
dahulu tersambung dengan jaringan internet
dengan asumsi bahwa selain bertambahnya warnet
melalui gateway yang menghubungkan universitas
juga banyak tersedia fasilitas hotspot di hotel
dengan network di luar negeri (Rohaya, 2008).
berbintang, kafe-kafe, mall, kampus besar, sekolah
Perkembangan internet sejak tahun 90-an ini
terkemuka, instansi pemerintahan, dan lembaga
swasta yang tergolong maju (Darmanto, 2008).
kemudian memicu pertumbuhan bisnis internet
yang dinamakan Internet Service Provider (ISP)
C. Pusat Layanan Internet Kecamatan di
pada tahun 1995-an. ISP ini menyediakan akses
Yogyakarta
internet dengan bandwith antara 14.4 kbps – 28.8
Berdasarkan ketentuan Universal Service
kbps. Dari perkembangan internet tersebut memicu
Obligation
pertumbuhan penyedia layanan internet, hingga
(USO)
/
Kewajiban
Pelayanan
Universal, setiap negara di seluruh dunia yang
pada akhir tahun 1999 ISP yang beroperasi di
tergabung dalam International Telecommunication
Indonesia sekitar 55 perusahaan. Akan tetapi
Union (ITU) wajib dalam penyediaan sektor
terjadi lonjakan yang cukup signifikan ketika tahun
telekomunikasi. Untuk Indonesia sendiri bidang
2001 jumlah ISP yang tercatat di Asosiasi Penyedia
telekomunikasi
Jasa Internet Indonesia (APJII) menembus 155
dikelola
oleh
Kementerian
Komunikasi dan Informasi yang berupaya untuk
ISP. Perusahaan yang masih bersaing sejak 2002
mengembangkan
hingga 2008 di Indonesia antara lain: LinkNet,
Teknologi
Infomasi
dan
Komunikasi secara nasional. Aspek-aspek yang
TelkomNet, IndosatNet, CBN, IndoNet, RadNet,
meliputinya
Centrin Dnet, MegaNet dan Dnet. Dari jumlah
pengembangan,
120
antara
lain:
pemberdayaan,
pembangunan,
dan
juga
Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari
pengawasan seluruh material yang terkait dengan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah,
pos, telematika, dan TIK.
Kementerian Informasi dan Komunikasi 2011).
Tujuan jangka panjang dari implementasi
Untuk penyedia layanan dan koneksi untuk
USO ini adalah terwujudnya desa yang berbasis
wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah oleh PT.
teknologi informasi dan juga komunikasi yang
SIMS (Sarana Insan Muda Selaras), dalam hal ini
disebut sebagai Desa Informasi pada tahun 2025.
lebih pada pengelolaan sumber daya jaringan dan
Dasar hukum dari Desa Informasi ini termuat
juga sumber daya layanan. Media koneksi yang
dalam Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010
disediakan antara lain kabel broadband (DSL,
Tentang
HFC)
Kedudukan,
Tugas,
dan
Fungsi
dan Broadband Wireless Akses.
Di
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,
Yogyakarta sendiri target pemasangan yaitu pada
Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara,
113 lokasi dan seluruhnya telah terealisasi. Untuk
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
daerah Bantul terdapat 26 PLIK, di daerah Gunung
Nomor 17/PER/10/2010 tentang Organisasi dan
Kidul 32 PLIK, kabupaten Kulon Progo 23 PLIK,
Tata
dan
dan daerah Sleman terdapat 32 PLIK. Pemilihan
Nomor
penempatan PLIK sendiri berdasarkan survei yaitu
tentang
lokasi yang memungkinkan diberikan koneksi
wilayah
internet.
Kerja
Informatika,
Kementerian
dan
Komunikasi
Instruksi
Menteri
01/INST/M.KOMINFO/03/2011
Pembentukan
Desa
Informasi
di
perbatasan Indonesia dengan negara tetangga.
D. Pemberdayaan
Desa Informasi ini sebagai suatu program
Dalam Alternative Evaluation Framework,
daerah perbatasan, terpencil, dan terluar, juga
pemberdayaan masyarakat melalui TIK yang
sebagai suatu cara untuk meningkatkan ketahanan
disajikan oleh Gigler (2004, hal.12) menekankan
informasi dalam kerangka NKRI. Tujuan lainnya
bahwa pemberdayaan adalah sebuah hal yang
untuk peningkatan pola pengembangan dan
dinamis. Pemberdayaan merupakan sebuah proses
pemberdayaan masyarakat di bidang informasi dan
yang berkelanjutan dan memerlukan pendekatan
komunikasi. Sebagai hasil akhirnya, sebagai
holistik, dimana kontekstual yang dilakukan
tempat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
yang
menguatkan
Pedesaan
melalui TIK
untuk menghilangkan kesenjangan informasi di
pembangungan
Masyarakat
melalui sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
peranan
sejarah tertentu.
kelompok-kelompok masyarakat yang bergerak
Terkait pemberdayaan melalui Teknologi
dalan bidang informasi dan komunikasi.
Informasi dan Komunikasi, Gigler membaginya
Salah satu bentuk perwujudan dari desa
dalam 2 dimensi, yaitu:
informasi adalah diluncurkannya program Layanan
1. Dimensi pemberdayaan individu
Internet Kecamatan (PLIK). Program ini dimulai
sejak 2010 dengan target pemasangan 5.748 dan
Dalam dimensi individu ini terbagi atas enam
realisasinya menjadi 5.897 PLIK yang terpasang di
dimensi, antara lain : informasional, psikologis,
seluruh
sosial, ekonomi, politik, dan budaya (Gigler, 2004,
Indonesia
(berdasarkan
Laporan
121
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130
hal.15).
Dari
keenam
dimensi
alternatif
tersebut
dalam
penghasilan,
produktifitas
kemampuan
kekuatan aset, peningkatan kesempatan kerja,
peningkatan informasi dan penguatan kemampuan
peningkatan penghasilan menyeluruh dengan tiga
manusia dalam bidang TIK.
cara : transaksi dengan biaya murah, mengurangi
menghasilkan
keluaran
berupa
barang-barang
Dalam dimensi informasional bertujuan untuk
transportasi,
meningkatkan
ketepatan waktu penjualan.
meningkatkan akses informasi dan kemampuan
Dimensi
informasional. Hasil yang ingin dicapai dari
politik
lebih
bertujuan
untuk
dimensi ini antara lain: peningkatan kapasitas
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses
penggunaan
TIK,
pembuatan keputusan dalam level komunitas dan
meningkatkan literasi informasi, meningkatkan
sistem politik. Sedangkan indikator keberhasilan
kapasitas
ditandai
bentuk
berbeda
untuk
dari
memproduksi
dan
dengan
kepada
informasi
kemampuan untuk berkomunikasi dengan anggota
goverment), peningkatan kesadaran mengenai isu-
keluarga dan teman-teman di luar negeri.
isu
psikologis
bertujuan
politik,
pelayanan
akses
mempublikasikan konten lokal, meningkatkan
Dimensi
dan
peningkatan
peningkatan
pemerintah
kemampuan
(euntuk
berinteraksi dengan pemerintah lokal.
untuk
mendukung proses refleksi diri dan kapasitas
Dimensi terakhir yaitu politik bertujuan untuk
pemecahan masalah. Hasil yang ingin dicapai
menguatkan identitas budaya masyarakat. Dalam
berupa
peningkatan
hal ini indikator keberhasilannya ditandai dengan
kemampuan untuk menganalisis situasi pribadi dan
penggunaan TIK sebagai bentuk dari ekspresi
pemecahan masalah, penguatan kemampuan untuk
budaya (desain web dll), meningkatnya kesadaran
mempengaruhi pilihan strategi hidup, sensitivitas
dari indentitas budaya sendiri.
penguatan
harga
diri,
dari masukan dunia modern.
Dimensi
sosial
2. Dimensi pemberdayaan masyarakat
lebih
brtujuan
untuk
menguatkan sumber daya manusia seperti skill,
Dalam dimensi pemberdayaan masyarakat ini
pengetahuan, kemampuan untuk bekerja dan
Gigler juga menyebutnya sebagai pemberdayaan
kesehatan yang terjamin. Hasil yang ingin dicapai
berbasis komunitas. Di dalamnya terdapat enam
dari dimensi ini adalah peningkatan literasi TIK
sub bagian dimensi, antara lain : informasional,
dan
peningkatan
sosial,
peningkatan
kebudayaan (Gigler, 2004, hal.18).
kemampuan
kemampuan
teknologi,
kepemimpinan,
organisasi,
dan
bertujuan untuk meningkatkan akses ke informasi
Dalam dimensi ekonomi terdapat tujuan yaitu
meningkatkan
politik,
Dimensi pertama. Konsep informasional yang
kemampuan manajemen program.
untuk
ekonomi,
kapasitas
dan
masyarakat
kemampuan
informasi.
Indikator
dari
keberhasilannya ditandai dengan penguatan sistem
dengan
informasi tradisional, perbaikan arus informasi
peningkatan akses terhadap pasar, peningkatan
dalam masyarakat, pertukaran pengetahuan secara
kemampuan
horisontal dengan masyarakat lain, pertukaran
berinteraksi
dengan
keberhasilan
dimensi
pasar.
ini
kewirausahaan,
Indikator
ditandai
adanya
sumber
122
Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari
pengetahuan secara vertikal dengan negara,
politik, (b) meningkatkan transparansi dalam
pemerintah, atau pemangku kepentingan lainnya.
masyarakat, (c) meningkatkan partisipasi dalam
sistem politik. Indikator keberhasilan dari dimensi
Dimensi kedua. Konsep organisasional yang
bertujuan
untuk
berorganisasi.
memperkuat
Indikator
ini antara lain: peningkatan 'suara' dan partisipasi
kemampuan
keberhasilan
dalam
diukur
proses
pembangunan,
politik
lembaga
peningkatan
dengan seleksi kepemimpinan yang transparan,
transparansi
(e-government),
peningkatan efisiensi, peningkatan arus informasi,
peningkatan kekuatan pengambilan keputusan
koordinasi antar organisasi, penguatan organisasi
dalam proses politik, koordinasi kegiatan politik
dengan jaringan lainnya.
untuk meningkatkan transparansi informasi dalam
masyarakat, partisipasi langsung dalam kebijakan
Dimensi ketiga. Konsep pembangunan sosial
pemerintah/pemangku kepentingan lainnya.
yang bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap
layanan sosial dasar. Dimensi ini dapat diukur
Dimensi keenam. Identitas budaya yang
dengan peningkatan pendidikan akses formal dan
bertujuan untuk memperkuat identitas budaya
non formal
akses
masyarakat. Hal ini diukur dengan adanya
(peningkatan
penguatan bahasa pribumi, penguatan kearifan
terhadap
(e-learning), peningkatan
pelayanan
pengetahuan
tentang
kesehatan
kesehatan
dan
lokal, peningkatan penyebaran budaya masyarakat
obat
itu sendiri.
tradisional), peningkatan pengetahuan dan akses
sosial terhadap program pemerintah (pelayanan e-
II.
goverment).
Dimensi
keempat.
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pedekatan Penelitian
Pembangunan
Penelitian ini dikaji dengan menggunakan
perekonomian bertujuan untuk mempromosikan
paradigma konstrukstivisme dengan menggunakan
peluang ekonomi. Hal ini ditandai dengan
metodologi
peningkatan akses ke pasar dan komersialisasi
penelitian
kualitatif.
Metode
pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini
produk, peningkatan kegiatan produktif melalui
adalah metode penelitian studi kasus. Menurut
peningkatan pengetahuan (pengetahuan praktek
Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian
pertanian), peningkatan kapasitas sumber daya dari
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan
donor luar, peningkatan akses pengiriman uang
latar
dengan meningkatkan komunikasi dengan tenaga
alamiah,
dengan
maksud
menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
luar negeri.
melibatkan berbagai metode yang ada.
Dimensi kelima. Partisipasi politik bertujuan
untuk : (a) meningkatkan partisipasi dalam sistem
Gambar 1. Konsep Penelitian
Figure 2. Research Concept
123
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130
Adapun Bogdan dan Taylor mendefinisikan
menggali dan menganalisis lebih tajam suatu
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian
fenomena.
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata -
deskriptif biasa dilakukan tanpa hipotesa yang
kata tertulis atau lisan dari orang - orang dan
dirumuskan secara ketat. Ia mengontrol juga
perilaku yang dapat diamati.
hipotesa tetapi tidak akan diuji secara statistik.
Menurut
Singarimbun,
penelitian
Kemudian tipe penelitian ini adalah deskripsi
Selain itu ia mempunyai dua tujuan untuk
kualitatif, dimana peneliti mendiskripsikan hasil
mengetahui perkembangan sarana fisik dan
penelitian. Penelitian deskriptif sendiri merupakan
frekuensi kerjanya suatu aspek fenomena sosial.
tipe penelitian konklusif yang memiliki tujuan
Tujuan kedua adalah mendeskripsikan secara
utama
terperinci fenomena sosial tertentu (Singarimbun
mendeskripsikan
sesuatu,
biasanya
dan Effendi, 1982, hal.4).
karakteristik atau fungsi pasar. Dengan demikian,
desain deskriptif membutuhkan spesifikasi yang
III.
jelas dari siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan
A. Implementasi Pelaksanaan Program Pusat
cara penelitian (Maholtra, 2004, hal.78).
B.
HASIL PENELITIAN
Layanan Internet Kecamatan
Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini adalah Kecamatan
Sejak tahun 2010, Pusat Layanan Internet
Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi
Kecamatan (PLIK) telah diresmikan serentak di
Daerah Istimewa Jogjakarta
seluruh Indonesia oleh Kementrian Komunikasi
dan Informasi Republik Indonesia. Berdasarkan
C. Sample Penelitian
rekap dan sebaran program Universal Service
Sample dalam penelitian ini adalah Pusat
Layanan
Internet
Kecamatan
Obligation (USO) Per 5 Februari 2013, jumlah
(PLIK)
PLIK semula ditargetkan berjumlah 5748 titik,
Nanggulan 2 berada di Jl. Wates – Sribit KM
akan
7, Watukodok No.17, Banyuroto, Nanggulan,
berjumlah 5939 titik.
tetapi
setelah
direalisasikan
menjadi
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Terdapat XI paket target sebaran PLIK di
PLIK ini merupakan tipe PLIK mandiri atau
seluruh Indonesia, pada sebaran paket ke-IV yaitu
biasa disebut juga perorangan, hal ini
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 113
disebabkan terbentuknya PLIK berdasarkan
titik penempatan PLIK. Seluruh PLIK tersebut
terkoneksi dengan PT. SIMS sebagai provider yang
inisiatif pribadi pengelola yang bernama
menangani wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Sutrisno Hadi.
Perangkat standar yang disediakan oleh
Kominfo dalam program ini berupa lima komputer
D. Teknik Pengumpulan Data
dan 1 server. Akan tetapi PLIK Nanggulan 2
Teknik pengumpulan data adalah dengan
(wawancara
memiliki inisiatif untuk menambahkan beberapa
mendalam) terhadap subjek penelitian. Pemilihan
perangkat lainnya yang tergabung dalam satu
tipe
lokasi Gubug Pintar, antara lain : warung internet
mengkonstruksi
deskriptif
depth
interview
kualitatif
dikarenakan
untuk
124
Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari
dan stationary, edukasi komputer dan internet
permasalahan, maka alternatif pertama ketika
sehat, rumah baca / perpustakaan PLIK, edukasi
mencari informasi yaitu dengan internet. Akan
olahraga, edukasi rohani dan Taman Pendidikan
tetapi
Al-Quran (TPA), showroom produk UMKM,
bagaimana
PPOB Listrik PLN dan Pulsa Elektronik, hotspot
terpercaya, misalnya ke web pemerintahan.
area dan RT / RW net, dan forum Komunikasi
kemudian
cara
C. Aplikasi
pengelola dan operator PLIK Kulon Progo.
diajarkan
juga
mencari
informasi
Teknologi
Komunikasi
Peningkatan Kemampuan Organisasi di Bidang
mengenai
Informasi
dalam
yang
dan
Pembangunan
Ekonomi
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Salah satu fungsi pemberdayaan masyarakat
B.
Pemberdayaan
Masyarakat
dalam
melalui TIK adalah terbukanya channel dimana
Pembangunan Sosial
masyarakat
dapat
melihat
fungsi
lain dari
Dalam hal pemberdayaan masyarakat, PLIK
keberadaan TIK dan internet untuk penjualan
Nanggulan 2 melakukan pelatihan. Pelatihan yang
barang dan jasa serta transaksi secara online. Pada
dilakukan di PLIK Nanggulan 2 ini terbagi atas tiga
aspek ini, masyarakat pedesaan diarahkan dan
sub bagian, yaitu: pelatihan secara teknis,
diberikan pemahaman bahwa mereka dapat
sosialisasi etika penggunaan internet, penanaman
menjual barang dan jasa dengan murah dan cepat
motivasi untuk mencari informasi melalui internet.
melalui internet.
PLIK
Partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
Nanggulan 2 secara teknis ini cenderung mengarah
produk dan jasa sangat diperlukan untuk mengatasi
pada bagimana cara untuk menggunakan sarana
kurangnya stok dan ketersediaan barang dan jasa
TIK di warnet PLIK. Secara teknis masyarakat
secara riil. Pada bagian ini, dibahas mengenai
diajarkan mengenai penggunaan komputer
dan
partisipasi masyarakat dalam penjualan barang dan
penggunaan internet. Pelatihan teknis ini terbagi
jasa secara online dan juga saluran-saluran dalam
atas tiga kelompok : anak-anak, ibu-ibu PKK, dan
internet yang memungkinkan terjadinya penjualan
kelompok tani.
dan transaksi secara online.
Pelatihan
yang
dilakukan
oleh
Pelatihan
Masyarakat awam yang belum mengetahui
yang
diadakan
oleh
PLIK
mengenai dampak baik ataupun dampak buruk
Nanggulan 2 kepada masyarakat bertujuan salah
dengan adanya TIK, perlu diberikan pemahaman
satunya adalah untuk meningkatkan kemajuan
mengenai konsep internet sehat. Dalam hal ini
perekonomian masyarakat dengan penjualan dan
PLIK Nanggulan 2 memberikan sosialisasi dan
marketing secara online. Barang-barang yang
juga aturan – aturan tersendiri walaupun tidak
dijual merupakan produk UMKM dan hasil
tertulis
pertanian.
mengenai
bagaimana
seharusnya
Penjualan secara online yang dimaksudkan
berinternet dengan sehat tersebut.
Kemudian dalam pelatihan tersebut juga
dalam pelatihan ini adalah kegiatan untuk
diajarkan tentang bagaimana agar masyarakat
memasarkan barang - barang melalui internet.
dapat berfikir praktis. Bahwa ketika mendapatkan
125
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130
Media yang digunakan berupa blog maupun sosial
terjadi 971 transaksi. Berdasarkan data tersebut
media seperti facebook.
rata-rata sekitar 28 transaksi terjadi dalam satu
harinya pada tiga bulan tersebut.
IV. PEMBAHASAN
Dengan jumlah pengunjung yang cukup
Ketersediaan sarana dan prasana Teknologi
banyak tersebut perharinya menunjukkan PLIK
Informasi dan Komunikasi tidak akan berarti bila
banyak diminati oleh masyarakat, selain memang
tidak adanya kemampuan sumber daya manusia
hanya ada dua warnet di desa tersebut. Dengan
untuk
biaya akses internet yang berada di bawah harga
menggunakan
dan
memanfaatkannya.
Pemerintah melalui program PLIK seperti yang
warnet
telah disinggung di atas hanya mengandalkan pada
menjadikan warnet ini menjadi salah satu pilihan
ketersediaan sarana dan akses saja dalam menuju
untuk berinternet murah.
konvensional
yaitu
Rp.2000/jam,
Desa Informasi. Padahal dalam hal ini kemampuan
Ada tiga sikap yang diambil oleh pemimpin
menggunakan TIK menjadi hal yang sangat
organisasi yaitu Sutrisno Hadi dalam membangun
krusial. Bagaimana mungkin masyarakat pedesaan
langkah pengembangan organisasi:
dapat menjadi masyarakat informasi bila mereka
1.
tidak bisa menggunakan alat-alat yang terkait
Pengenalan internet ke masyarakat
PLIK Nanggulan 2 yang berfokus pada
dengan TIK.
pelayanan
Dalam hal ini masyarakat pedesaan lebih
akses
internet
mengenalkan
jasa
mengandalkan kedekatan geografis dan kedekatan
pelayanan yang ditawarkan kepada masyarakat.
kekerabatan tentu saja lebih menitik beratkan pada
Hal ini terutama untuk membuat masyarakat sadar
kemampuan komunikasi oral daripada komunikasi
bahwa ada internet yang di dalamnya terdapat
melalui teknologi. Karenanya, keberadaan sarana
banyak informasi.
TIK ini menjadi suatu hal yang tidak biasa bagi
Ada sebuah ide besar dalam penyediaan jasa
masyarakat pedesaan. Di sinilah titik kesenjangan
internet ini yaitu meningkatkan kesejahteraan. Hal
digital yang terjadi pada masyarakat pedesaan yang
ini sejalan dengan yang diungkapkan Effendy
sedang
bahwa dalam komunikasi pembangunan ada
bertransformasi
menuju
masyarakat
informasi. Salah satu masalah kesenjangan digital
sebuah
tersebut terkait dengan kurangnya skill dari sumber
masyarakat untuk mengubah sikap, pendapat dan
daya manusia. Keberadaan insfrasruktur TIK yang
juga
baik dan memadai secara sarana maupun akses
masyarakat.
tidak secara langsung dapat membawa masyarakat
2.
proses
perilaku
penyebaran
menuju
pesan
keselarasan
kepada
seluruh
Peningkatan kualitas anggota organisasi
menuju masyarakat informasi, jika mereka tidak
Peningkatan kemampuan anggota organisasi
dapat memanfaatkannya.
Berdasarkan sampel billing internet di PLIK
diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Nanggulan 2 total transaksi di bulan Oktober
kepada masyarakat. Salah satu cara untuk
sejumlah 808 transaksi. Pada bulan November
meningkatkan
tercatat 775 transaksi dan pada bulan Desember
dengan pengadaan pelatihan yang komprehensif
126
kemampuan
pengelola
adalah
Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari
Pembentukan struktur organisasi pada PLIK
bagaimana pengelolaan dan manajemen organisasi
Nanggulan 2 ini merupakan inisiatif pribadi dari
yang baik.
Hal ini sedang diusahakan oleh PLIK
Sutrisno Hadi sebagai ketua pengelola dan pemilik
Nanggulan 2 tetapi masih bersifat mandiri dan
warnet PLIK. Pada standar operasional yang
swadaya. Peningkatan kualitas anggota organisasi
diminta oleh Kominfo hanya pengelola saja,
hanya dilakukan dengan sistem kekeluargaan dan
misalnya pengelola perorangan maka disebutlah
tidak formal. Dalam hal ini pemerintah sebagai
sebagai PLIK perorangan dan apabila dikelola oleh
penyedia sarana dan akses tidak memberikan
KUD maka disebutlah sebagai pengelola yaitu
pendampingan secara langsung dalam pengelolaan.
KUD.
Struktur yang ada pada PLIK Nanggulan 2
3. Sistem pelayanan yang sesuai dengan
merupakan struktur yang tidak semena-mena
standar internet sehat
saklek (harga mati) dalam menjalankan organisasi.
Kebijakan pemimpin organisasi yang juga
Ada beberapa kelenturan yang terjadi dan
merupakan pemilik dari PLIK Nanggulan 2 juga
prosesnya juga secara kondisional. Karena sifat
berpengaruh terhadap posisi dan standarisasi
dari organisasi yaitu kekerabatan maka untuk
pelayanan warnet secara teknis. Pada warnet
menjalankan
konvensional pada umumnya, kondisi warnet
dikondisikan sesuai dengan waktu dan tempat yang
biasanya menggunakan sekat. Ukuran sekat pada
ada. Ketika menjalankan suatu fungsi dalam
warnet tersebut juga bervariasi, ada yang setengah
organisasi, pengelola dapat berpindah-pindah
badan bahkan ada pula yang menutup seluruh
fungsi sesuai kebutuhan.
badan walau berdiri. Untuk PLIK Nanggulan 2
Pada
sendiri memiliki standar operasional yang cukup
pliknanggulan2.blogspot.com, bagian beranda di
berbeda dengan warnet konvensional, yaitu dengan
blog PLIK Nanggulan 2 terdapat beberapa panel
tidak menggunakan sekat pembatas antar client.
utama antara lain : Beranda, Informasi Wisata
blog
fungsi
milik
dalam
PLIK
organisasi
Nanggulan
juga
2
di
Keunggulan dari tidak adanya sekat pada
Kulon Progo, Showroom Petani dan UMKM
warnet PLIK ini, kontrol terhadap pengguna
Kulon Progo, Desa Banyuroto Kec. Nanggulan,
warnet PLIK lebih mudah. Hal ini meminimalisir
Daftar Link Mitra, Profil PLIK Nanggulan 2, dan
kemungkinan pengguna warnet untuk membuka
Produk & Layanan PLIK Nanggulan 2. Potensi
situs - situs yang ‘terlarang’ dan pengrusakan
sumber daya manusia terlihat pada terlihat pada
sarana prasarana warnet. Kontrol secara moral
panel Showroom Petani dan UMKM Kulon Progo
terjadi di sini, ketika pengguna dengan sengaja
yang telah dibahas sebelumnya. Sedangkan potensi
membuka situs porno misalnya. Perilakunya itu
lain yang berupa potensi alam yaitu pada panel
akan terlihat oleh orang lain dan menimbulkan rasa
Informasi Wisata Kulon Progo.
malu terhadap pengguna maupun pengelola.
Pembangunan kesadaran untuk ber internet secara
sehat terjadi pada level ini.
127
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130
4. Penguatan
Identitas
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
Kebudayaan
sebuah proses transformasi dari masyarakat
Masyarakat
pedesaan menuju masyarakat informasi yang
Salah satu indikator adanya proses pemberdayaan
ditandai dengan adanya persepsi positif mengenai
adalah dengan adanya penyebaran informasi
pentingnya internet sebagai sebuah media untuk
mengenai potensi yang ada pada suatu komunitas,
dalam
hal
ini
komunitas
tersebut
mencari
adalah
Proses
masyarakat Banyuroto yang telah merasakan
membagikan seluruh informasi mengenai potensi
adanya pelatihan TIK. Proses transisi menuju
masyarakat baik potensi sumber daya manusia
masyarakat informasi ini juga menjadi salah satu
maupun potensi alam yang ada.
Informasi
informasi.
masyarakat baik dari sisi pengelola PLIK maupun
memanfaatkan blog yang dimilikinya untuk
Teknologi
menggali
transformasi ini juga diikuti oleh partisipasi
masyarakat Banyuroto. Di sini, PLIK Nanggulan
Penggunaan
dan
titik pembangunan daerah di bidang sosial,
dan
ekonomi, dan budaya yang kemudian menjadi
Komunikasi dalam penguatan identitas masyarakat
salah
terlihat dari adanya perubahan gaya hidup
satu
pilar
dari
kesuksesan
agenda
pembangunan nasional.
masyarakat pedesaan, seperti yang dijelaskan
Harmoko bahwa TIK akan memicu gaya hidup
DAFTAR PUSTAKA
canggih. Terlihat dalam hal ini masyarakat
mengalami pergeseran nilai tentang budaya, bila
Ahmadjayadi, Cahyana dan Soeprijanto, Bambang.
jaman dahulu informasi terkait budaya hanya
2007. Buku Panduan Sederhana Memulai
disebarkan secara oral kini informasi tersebut
Bisnis Warnet Legal. Jakarta : Departemen
diproduksi dan disebarkan melalui perangkat TIK.
komunikasi
Masyarakat di luar Banyuroto yang menyimak
Jenderal Aplikasi Telematika.
informasi tersebut juga secara tidak langsung
dan
Informatika
Direktorat
Darmanto. 2008. Mendesak, Pengaturan Warnet di
belajar mengenai Budaya di Kulon Progo melalui
Indonesia.
metode belajar jarak jauh ala e-learning.
Artikel.
http://222.124.164.132/web/detail.php?sid=1
71057&actmenu=39 Akses 5 Oktober 2013.
V. KESIMPULAN
Gigler,
PLIK Nanggulan 2 dalam hal ini melakukan
Björn-Sören.
ICTs
Including
Excluded-
yang terkait dengan lima aspek antara lain :
Communities?
informasi, organisatoris, pembangunan sosial,
Evaluation
pembangunan ekonomi, dan penguatan identitas
Capability Approach. pdf Akses 16 Januari
kebudayaan. Jalan pemberdayaan yang ditempuh
2014.
Towards
Framework
Empower
the
pemberdayaan masyarakat pedesaan melalui TIK
melalui tiga cara yaitu : pelatihan secara teknis,
Can
2004.
An
Based
Poor
Alternative
on
the
IDB (Islamic Development Bank). 2003. Guideline
sosialisasi etika penggunaan internet, penanaman
for a National IT Strategy. Jeddah: Islamic
motivasi untuk mencari informasi melalui internet.
Research and Training Institute.
128
Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari
Kadiman,
Kusmayanto.
Pengembangan
Pengetahuan
2006.
dan
dan
Penelitian,
Penerapan
Teknologi
Soemardjan, Selo dan Soelaeman Soemardi. 1965.
Ilmu
Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta : LP FE
UI.
Bidang
Teknologi Informasi dan Komunikasi Tahun
Tjokroamidjojo,
2005-2025. Jakarta: Kementrian Negara Riset
Manajemen
Wrihatnolo, Randy R; & Dwidjowijoto, Riant
LaQuey, Tracy. 1997. Sahabat Internet. ITB :
Nugroho. 2007. Manajemen Pemberdayaan.
Bandung
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Livingstone, Sonia & Leah A Lievrouw. 2006. The
Sumarlin,
Handbook of New Media. London : SAGE
Sylvia
W.
2008.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
Publication
Undergraduate- 10123-Chapter1.pdf Akses 5
Oktober 2013
Malhotra, Naresh K.. 2004. Marketing Research :
An Applied Orientation. 4th edition. New
Jersey : Pearson Education Inc.
Polyviou, Zachos A. 2007. The Information
Society: Advantages and Disadvantages.
Cyprus : University of Wales.
Ratnasari, Ade. 2008. Teknologi Informasi untuk
Masyarakat Pedesaan. Jurnal Kaunia, Vol. IV,
No. 1, April.
Everett
1995.
Pembangunan. Gunung Agung : Jakarta.
dan Teknologi Republik Indonesia.
Rogers,
Bintoro.
M
(1986).
Communication
Technology: The New Media in Society.
London: The Free Press.
Rohaya, Siti. 2008.http://digilib.uinsuka.ac.id/362/
1/INTERNET%20PENGERTIAN%
20SEJARAH,%20FASILITAS%20DAN%20
KONEKSINYA.pdf Akses 23 September
2013
Soekanto, S. 1993. Beberapa Teori Sosiologi
tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
129
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130
130