T EKNOLOGII NFORMASI DANK OMUNIKASI S TUDY OFV

Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari

STUDI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEDESAAN MELALUI
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
STUDY OF VILLAGER EMPOWERMENT THROUGH
INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY
Popi Andiyansari
Magister Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada
Plempoh RT 03/14 Bokoharjo Prambanan Sleman Yogyakarta 55572. Hp. 085743712480
Email: [email protected]
diterima: 13 Agustus 2014 | direvisi: 27 Agustus 2014 | disetujui: 18 September 2014

ABSTRACT
Under the provisions of the Universal Service Obligation (USO) on the provision of facilities and access to
ICT, Menkominfo pioneering Village Program information in which there is a program called Pusat Layanan
Internet Kecamatan (PLIK). However, this program only to dwell on the form of the means of access services
and ICT infrastructure alone. Whereas people in the border areas, rural, and remote mostly unable to use ICT
and the internet. This is an opportunity PLIK Nanggulan 2 to conduct training, socialization, and community
empowerment through ICT. Formulation of the problem in this study describes How Rural Community
Empowerment Through Information and Communication Technology Pusat Layanan Internet Kecamatan in

PLIK Nanggulan 2 Kulon Progo Yogyakarta. This study used a qualitative research methodology with case
study method. Results from this study that the digital divide in rural communities are not only related to the
lack of access and means of course, but also gaps in the ability to use ICT. In this case PLIK Nanggulan 2
perform three steps of empowerment, among others: technical training, socialization ethical use of the internet,
planting motivation to seek information via the internet. Empowered communities through ICT with models
'second hand'. People in the region have understood the function Nanggulan internet but not able to
independently use the internet, then delegate the functions of the Internet to others who understand. In this
regard, research advice to PLIK Nanggulan 2 in order to improve the quantity and quality of the organization
and consistency of community empowerment.
Keywords: Community Empowerment, PLIK Nanggulan 2, ICT, Information Village
ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada program Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) Nanggulan 2 Kulon Progo
Yogyakarta. Penelitian ini menjelaskan tentang Bagaimanakah Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui
Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Program Pusat Layanan Internet Kecamatan di PLIK Nanggulan 2
Kulon Progo Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan metode
penelitian studi kasus. Hasil dari penelitian ini bahwa kesenjangan digital pada masyarakat pedesaan tidak
hanya terkait dengan minimnya akses dan sarana saja, akan tetapi juga kesenjangan secara kemampuan dalam
menggunakan TIK. Dalam hal ini PLIK Nanggulan 2 melakukan tiga langkah pemberdayaan, antara lain :
pelatihan secara teknis, sosialisasi etika penggunaan internet, penanaman motivasi untuk mencari informasi

melalui internet. Masyarakat terberdayakan melalui TIK dengan model ‘tangan kedua’. Masyarakat di wilayah
Nanggulan telah memahami fungsi internet akan tetapi tidak mampu secara mandiri menggunakan internet,
kemudian mendelegasikan fungsi internet kepada pihak lain yang lebih memahami. Dalam hal ini, saran
penelitian untuk PLIK Nanggulan 2 agar meningkatkan kuantitas dan kualitas organisasi dan konssitensi
pemberdayaan masyarakat.
Kata Kunci : Pemberdayaan masyarakat, PLIK Nanggulan 2, TIK, Desa informasi
117

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130

I.

PLIK), dan Pusat Layanan Internet Kecamatan

PENDAHULUAN

(PLIK).

Teknologi informasi dan komunikasi yang


Berbagai program menuju Desa Informasi ini

biasa disebut sebagai TIK merupakan perpaduan
antara

teknologi

komputer

dan

telah difasilitasi secara infrastruktur dan juga

teknologi

jaringan oleh Kemkominfo, salah satunya program

komunikasi sebagai alat penyebaran informasi


Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK).

yang paling mutakhir di abad 20. TIK kemudian

Program PLIK bertujuan sebagai penyedia layanan

juga menjadi salah satu pilar pembangungan pada

informasi dan mengatasi kesenjangan digital

era global saat ini.

(digital devide) pada daerah-daerah perbatasan dan

Perkembangan TIK yang kemudian merujuk

juga pedesaan. PLIK sendiri merupakan salah satu

pada internet ini diharapkan menjadi sebuah solusi
permasalahan


bangsa

seperti

kebodohan,

ketertinggalan

bagian dari program USO (Universal Service

kemiskinan,

informasi,

Obligation) yang menyediakan akses internet

dan

sehat, murah dan aman di ibukota kecamatan yang


keterbelakangan dalam hal penemuan teknologi.

menjadi wilayah USO.

Harapan tersebut tentu saja akan dapat terlaksana,

PLIK memiliki bentuk dan sarana prasarana

apabila masyarakat dapat memanfaatkan dan

seperti warnet (warung internet) pada umumnya,

memaksimalkan penggunaan TIK. Pemberdayaan

akan tetapi dengan harga yang lebih murah dari

masyarakat melalui TIK tersebut yang akan

warnet biasa untuk per jam aksesnya. PLIK


menaikkan nilai diri, masyarakat, barang dan jasa

ditempatkan

serta meningkatkan pengetahuan baik dalam

Pelayanan program ini terkait dengan partner

dan infrastruktur internet untuk memaksimalkan

kerjasama yang meliputi perseorangan, badan

penggunaan TIK. Terkait hal tersebut, pada tahun

usaha, dan juga Koperasi Unit Desa (KUD) yang

2011 pemerintah Indonesia meluncurkan sebuah

berada di daerah kecamatan. Partner kerjasama


program untuk penyediaan jasa internet kepada
program

yang

untuk konsumen dan 1 komputer sebagai server.

Dalam hal ini masyarakat membutuhkan akses

melalui

kecamatan

Dalam satu lokasi PLIK disediakan 5 komputer

serta informasi umum.

terpencil


daerah

memungkinkan untuk diberikan koneksi internet.

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

desa-desa

pada

inilah yang kemudian menjalankan PLIK sebagai

desa

warnet yang dikomersilkan kepada konsumen.

informasi. Program Desa Informasi sendiri terbagi

Mulai dari pengelolaan, pengembangan usaha


dalam beberapa sub program, diantaranya: Desa

ataupun infrastruktur, dan pemanfaatan warnet

Berdering (Desa Sambungan Telepon), Desa

diserahkan sepenuhnya pada partner kerjasama.

PINTER (Desa Punya Internet), Radio Komunitas,

Seluruh hasil dari pengelolaan warnet PLIK ini

Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat

sepenuhnya menjadi milik pengelola warnet dan

Perbatasan, Media Center, Televisi Penerima

dikembangkan oleh pengelola warnet tersebut.


Siaran Berlangganan, Media Pertunjukan Rakyat,

Salah satu warnet PLIK yang berada di

Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (M-

Yogyakarta adalah PLIK Nanggulan 2 yang berada

118

Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari

di Desa Banyuroto, Nanggulan, Kulon Progo.

individuals’ (Rogers, 1986, hal.2). TIK merupakan

PLIK ini terletak di perbukitan daerah Kulon Progo

perangkat keras, struktur organisasi, dan nilai

yang jaraknya 30 km dari pusat kota Yogyakarta.

sosial yang mengumpulkan individu, proses dan

Dari 113 PLIK yang ada di Yogyakarta, PLIK

pertukaran informasi dengan individu lainnya. Di

Nanggulan

meraih

sini menjelaskan bahwa TIK adalah sebagai alat

penghargaan USO Award sebagai salah satu

yang digunakan manusia untuk dapat saling

pengelola PLIK terbaik di Indonesia pada tahun

bertukar informasi yang di dalamnya terdapat

2011.

struktur organisasi dan juga nilai sosial.

Setelah

2

inilah

melihat

yang

pernah

bagaimana

pemerintah

Teknologi Komunikasi dan Informasi ini

memberikan pelayanan menuju Desa Informasi,

berkembang sangat pesat, hal ini ditandai dengan

perlu digali mengenai pemanfaatan PLIK sendiri

banyaknya alat yang berbasis pada informasi

sebagai media untuk mencari dan menyebarkan

maupun komunikasi yang ada di masyarakat.

informasi yang sehat. Perlu digali juga terkait

Teknologi Informasi dan Komunikasi sendiri lebih

dengan kondisi penempatan PLIK yang berada di

merujuk pada teknologi informasi yang kemudian

wilayah pedesaan yang jauh secara akses teknologi

ditambahkan dengan teknologi komunikasi serta

internet maupun kemampuan mengakses teknologi

area broadcasting yang meliputi internet dan

internet tersebut. Hal yang kemudian menarik di

peralatan elektronik lainnya (IDB, 2003).

sini adalah mengetahui tentang pemberdayaan

Internet sendiri sangat terkait dengan sebuah

masyarakat pedesaan melalui akses dan sarana TIK

kosakata baru yaitu new media yang berbasis pada

pada program Pusat Layanan Internet Kecamatan

www (World Wide Web). New media atau biasa

di PLIK Nanggulan 2 Kulon Progo Yogyakarta.

disebut sebagai media baru merupakan sebuah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih

istilah yang digunakan untuk menyebut seluruh

lanjut pemberdayaan masyarakat pedesaan yang

media massa yang terkait dengan media digital dan

dilakukan oleh PLIK Nanggulan 2 melalui TIK.

elektronik.

Selain itu, digali juga mengenai cara apa saja yang

Flichy

dilakukan

oleh

PLIK

Nanggulan

2

memberikan

sebuah

pemaparan

dalam

mengenai new media, bahwa new media bukanlah

memberdayakan masyarakat pedesaan melalui

sebuah medium tetapi sebuah sistem yang

TIK.

cenderung

menjadi

penggandaan virtual (Flichy dalam Lievrouw &

Internet dan Media Baru

Livingstone,
Menurut Rogers, Teknologi Informasi dan
(TIK)

dijelaskan

kompleksitas

masyarakat yang mengklaim untuk menjadi

A. Teknologi Informasi dan Komunikasi :

Komunikasi

sebuah

sebagai

2006,

hal.201).

New

media

merupakan sebuah sistem yang di dalamnya

‘the

terdapat

hardware equipment, organizational structures,

banyak

aktivitas

komunikasi

kompleks berbasis dunia maya (internet).

and social values by which individuals collect,
process, and exchange information with other

119

yang

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130

Perkembangan Internet dan Pertumbuhan

pelanggan di Indonesia ini lebih dari 20%

Warnet di Indonesia

menggunakan ISP Telkomnet milik PT Telkom

Kemunculan internet pertama kali pada tahun

dengan pertumbuhan pengguna yang relatif stabil

1969 ditandai dengan adanya ARPANET yang

yaitu 25% per tahun dan cenderung berbanding

merupakan proyek percobaan dari Kementrian

lurus dengan pertumbuhan penduduk Indonesia

Pertahanan

(Sumarlin, 2008).

B.

Amerika

Serikat

yang

bernama

DARPA (Departement of Defense Advanced

Warung Internet atau yang biasa disebut

Research Project Agency). Tujuan awal dari

sebagai

percobaan ini untuk mencari teknologi yang tepat

menyediakan akses infrastruktur dengan berbagai

yang dapat menghubungkan peneliti dengan

koneksi dan komputer sebagai perangkat akses

berbagai alat seperti sistem komputer dan

sehingga pengguna bisa mengakses internet

penyimpanan data yang pesat (Tracy LaQuey,

dengan biaya yang lebih murah (Ahmadjayadi,

1997, hal.1-2).

2007).

warnet

merupakan

tempat

yang

Sementara itu, kita di Indonesia baru bisa

Perkembangan warnet di Yogyakarta sendiri

menikmati layanan internet komersial pada sekitar

ketika tahun 2007 mencapai 270 buah, hingga pada

tahun 1994. Sebelumnya, beberapa perguruan

pertengahan 2008 diperkirakan sudah berada pada

tinggi seperti Universitas Indonesia telah terlebih

kisaran 500 buah. Jumlah ini meningkat pesat

dahulu tersambung dengan jaringan internet

dengan asumsi bahwa selain bertambahnya warnet

melalui gateway yang menghubungkan universitas

juga banyak tersedia fasilitas hotspot di hotel

dengan network di luar negeri (Rohaya, 2008).

berbintang, kafe-kafe, mall, kampus besar, sekolah

Perkembangan internet sejak tahun 90-an ini

terkemuka, instansi pemerintahan, dan lembaga
swasta yang tergolong maju (Darmanto, 2008).

kemudian memicu pertumbuhan bisnis internet
yang dinamakan Internet Service Provider (ISP)

C. Pusat Layanan Internet Kecamatan di

pada tahun 1995-an. ISP ini menyediakan akses

Yogyakarta

internet dengan bandwith antara 14.4 kbps – 28.8

Berdasarkan ketentuan Universal Service

kbps. Dari perkembangan internet tersebut memicu

Obligation

pertumbuhan penyedia layanan internet, hingga

(USO)

/

Kewajiban

Pelayanan

Universal, setiap negara di seluruh dunia yang

pada akhir tahun 1999 ISP yang beroperasi di

tergabung dalam International Telecommunication

Indonesia sekitar 55 perusahaan. Akan tetapi

Union (ITU) wajib dalam penyediaan sektor

terjadi lonjakan yang cukup signifikan ketika tahun

telekomunikasi. Untuk Indonesia sendiri bidang

2001 jumlah ISP yang tercatat di Asosiasi Penyedia

telekomunikasi

Jasa Internet Indonesia (APJII) menembus 155

dikelola

oleh

Kementerian

Komunikasi dan Informasi yang berupaya untuk

ISP. Perusahaan yang masih bersaing sejak 2002

mengembangkan

hingga 2008 di Indonesia antara lain: LinkNet,

Teknologi

Infomasi

dan

Komunikasi secara nasional. Aspek-aspek yang

TelkomNet, IndosatNet, CBN, IndoNet, RadNet,

meliputinya

Centrin Dnet, MegaNet dan Dnet. Dari jumlah

pengembangan,
120

antara

lain:

pemberdayaan,

pembangunan,
dan

juga

Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari

pengawasan seluruh material yang terkait dengan

Akuntabilitas

Kinerja

Instansi

Pemerintah,

pos, telematika, dan TIK.

Kementerian Informasi dan Komunikasi 2011).

Tujuan jangka panjang dari implementasi

Untuk penyedia layanan dan koneksi untuk

USO ini adalah terwujudnya desa yang berbasis

wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah oleh PT.

teknologi informasi dan juga komunikasi yang

SIMS (Sarana Insan Muda Selaras), dalam hal ini

disebut sebagai Desa Informasi pada tahun 2025.

lebih pada pengelolaan sumber daya jaringan dan

Dasar hukum dari Desa Informasi ini termuat

juga sumber daya layanan. Media koneksi yang

dalam Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010

disediakan antara lain kabel broadband (DSL,

Tentang

HFC)

Kedudukan,

Tugas,

dan

Fungsi

dan Broadband Wireless Akses.

Di

Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,

Yogyakarta sendiri target pemasangan yaitu pada

Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara,

113 lokasi dan seluruhnya telah terealisasi. Untuk

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika

daerah Bantul terdapat 26 PLIK, di daerah Gunung

Nomor 17/PER/10/2010 tentang Organisasi dan

Kidul 32 PLIK, kabupaten Kulon Progo 23 PLIK,

Tata

dan

dan daerah Sleman terdapat 32 PLIK. Pemilihan

Nomor

penempatan PLIK sendiri berdasarkan survei yaitu

tentang

lokasi yang memungkinkan diberikan koneksi

wilayah

internet.

Kerja

Informatika,

Kementerian
dan

Komunikasi

Instruksi

Menteri

01/INST/M.KOMINFO/03/2011
Pembentukan

Desa

Informasi

di

perbatasan Indonesia dengan negara tetangga.

D. Pemberdayaan

Desa Informasi ini sebagai suatu program

Dalam Alternative Evaluation Framework,

daerah perbatasan, terpencil, dan terluar, juga

pemberdayaan masyarakat melalui TIK yang

sebagai suatu cara untuk meningkatkan ketahanan

disajikan oleh Gigler (2004, hal.12) menekankan

informasi dalam kerangka NKRI. Tujuan lainnya

bahwa pemberdayaan adalah sebuah hal yang

untuk peningkatan pola pengembangan dan

dinamis. Pemberdayaan merupakan sebuah proses

pemberdayaan masyarakat di bidang informasi dan

yang berkelanjutan dan memerlukan pendekatan

komunikasi. Sebagai hasil akhirnya, sebagai

holistik, dimana kontekstual yang dilakukan

tempat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
yang

menguatkan

Pedesaan

melalui TIK

untuk menghilangkan kesenjangan informasi di

pembangungan

Masyarakat

melalui sosial, budaya, ekonomi, politik, dan

peranan

sejarah tertentu.

kelompok-kelompok masyarakat yang bergerak

Terkait pemberdayaan melalui Teknologi

dalan bidang informasi dan komunikasi.

Informasi dan Komunikasi, Gigler membaginya

Salah satu bentuk perwujudan dari desa

dalam 2 dimensi, yaitu:

informasi adalah diluncurkannya program Layanan
1. Dimensi pemberdayaan individu

Internet Kecamatan (PLIK). Program ini dimulai
sejak 2010 dengan target pemasangan 5.748 dan

Dalam dimensi individu ini terbagi atas enam

realisasinya menjadi 5.897 PLIK yang terpasang di

dimensi, antara lain : informasional, psikologis,

seluruh

sosial, ekonomi, politik, dan budaya (Gigler, 2004,

Indonesia

(berdasarkan

Laporan

121

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130

hal.15).

Dari

keenam

dimensi

alternatif

tersebut

dalam

penghasilan,

produktifitas

kemampuan

kekuatan aset, peningkatan kesempatan kerja,

peningkatan informasi dan penguatan kemampuan

peningkatan penghasilan menyeluruh dengan tiga

manusia dalam bidang TIK.

cara : transaksi dengan biaya murah, mengurangi

menghasilkan

keluaran

berupa

barang-barang

Dalam dimensi informasional bertujuan untuk

transportasi,

meningkatkan

ketepatan waktu penjualan.

meningkatkan akses informasi dan kemampuan

Dimensi

informasional. Hasil yang ingin dicapai dari

politik

lebih

bertujuan

untuk

dimensi ini antara lain: peningkatan kapasitas

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses

penggunaan

TIK,

pembuatan keputusan dalam level komunitas dan

meningkatkan literasi informasi, meningkatkan

sistem politik. Sedangkan indikator keberhasilan

kapasitas

ditandai

bentuk

berbeda

untuk

dari

memproduksi

dan

dengan

kepada

informasi

kemampuan untuk berkomunikasi dengan anggota

goverment), peningkatan kesadaran mengenai isu-

keluarga dan teman-teman di luar negeri.

isu

psikologis

bertujuan

politik,

pelayanan

akses

mempublikasikan konten lokal, meningkatkan

Dimensi

dan

peningkatan

peningkatan

pemerintah
kemampuan

(euntuk

berinteraksi dengan pemerintah lokal.

untuk

mendukung proses refleksi diri dan kapasitas

Dimensi terakhir yaitu politik bertujuan untuk

pemecahan masalah. Hasil yang ingin dicapai

menguatkan identitas budaya masyarakat. Dalam

berupa

peningkatan

hal ini indikator keberhasilannya ditandai dengan

kemampuan untuk menganalisis situasi pribadi dan

penggunaan TIK sebagai bentuk dari ekspresi

pemecahan masalah, penguatan kemampuan untuk

budaya (desain web dll), meningkatnya kesadaran

mempengaruhi pilihan strategi hidup, sensitivitas

dari indentitas budaya sendiri.

penguatan

harga

diri,

dari masukan dunia modern.
Dimensi

sosial

2. Dimensi pemberdayaan masyarakat

lebih

brtujuan

untuk

menguatkan sumber daya manusia seperti skill,

Dalam dimensi pemberdayaan masyarakat ini

pengetahuan, kemampuan untuk bekerja dan

Gigler juga menyebutnya sebagai pemberdayaan

kesehatan yang terjamin. Hasil yang ingin dicapai

berbasis komunitas. Di dalamnya terdapat enam

dari dimensi ini adalah peningkatan literasi TIK

sub bagian dimensi, antara lain : informasional,

dan

peningkatan

sosial,

peningkatan

kebudayaan (Gigler, 2004, hal.18).

kemampuan

kemampuan

teknologi,

kepemimpinan,

organisasi,

dan

bertujuan untuk meningkatkan akses ke informasi

Dalam dimensi ekonomi terdapat tujuan yaitu
meningkatkan

politik,

Dimensi pertama. Konsep informasional yang

kemampuan manajemen program.
untuk

ekonomi,

kapasitas

dan

masyarakat

kemampuan

informasi.

Indikator

dari

keberhasilannya ditandai dengan penguatan sistem

dengan

informasi tradisional, perbaikan arus informasi

peningkatan akses terhadap pasar, peningkatan

dalam masyarakat, pertukaran pengetahuan secara

kemampuan

horisontal dengan masyarakat lain, pertukaran

berinteraksi

dengan

keberhasilan

dimensi

pasar.
ini

kewirausahaan,

Indikator
ditandai
adanya

sumber

122

Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari

pengetahuan secara vertikal dengan negara,

politik, (b) meningkatkan transparansi dalam

pemerintah, atau pemangku kepentingan lainnya.

masyarakat, (c) meningkatkan partisipasi dalam
sistem politik. Indikator keberhasilan dari dimensi

Dimensi kedua. Konsep organisasional yang
bertujuan

untuk

berorganisasi.

memperkuat

Indikator

ini antara lain: peningkatan 'suara' dan partisipasi

kemampuan

keberhasilan

dalam

diukur

proses

pembangunan,

politik

lembaga

peningkatan

dengan seleksi kepemimpinan yang transparan,

transparansi

(e-government),

peningkatan efisiensi, peningkatan arus informasi,

peningkatan kekuatan pengambilan keputusan

koordinasi antar organisasi, penguatan organisasi

dalam proses politik, koordinasi kegiatan politik

dengan jaringan lainnya.

untuk meningkatkan transparansi informasi dalam
masyarakat, partisipasi langsung dalam kebijakan

Dimensi ketiga. Konsep pembangunan sosial

pemerintah/pemangku kepentingan lainnya.

yang bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap
layanan sosial dasar. Dimensi ini dapat diukur

Dimensi keenam. Identitas budaya yang

dengan peningkatan pendidikan akses formal dan

bertujuan untuk memperkuat identitas budaya

non formal

akses

masyarakat. Hal ini diukur dengan adanya

(peningkatan

penguatan bahasa pribumi, penguatan kearifan

terhadap

(e-learning), peningkatan

pelayanan

pengetahuan

tentang

kesehatan
kesehatan

dan

lokal, peningkatan penyebaran budaya masyarakat

obat

itu sendiri.

tradisional), peningkatan pengetahuan dan akses
sosial terhadap program pemerintah (pelayanan e-

II.

goverment).
Dimensi

keempat.

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pedekatan Penelitian

Pembangunan

Penelitian ini dikaji dengan menggunakan

perekonomian bertujuan untuk mempromosikan

paradigma konstrukstivisme dengan menggunakan

peluang ekonomi. Hal ini ditandai dengan

metodologi

peningkatan akses ke pasar dan komersialisasi

penelitian

kualitatif.

Metode

pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini

produk, peningkatan kegiatan produktif melalui

adalah metode penelitian studi kasus. Menurut

peningkatan pengetahuan (pengetahuan praktek

Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian

pertanian), peningkatan kapasitas sumber daya dari

kualitatif adalah penelitian yang menggunakan

donor luar, peningkatan akses pengiriman uang

latar

dengan meningkatkan komunikasi dengan tenaga

alamiah,

dengan

maksud

menafsirkan

fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

luar negeri.

melibatkan berbagai metode yang ada.

Dimensi kelima. Partisipasi politik bertujuan
untuk : (a) meningkatkan partisipasi dalam sistem

Gambar 1. Konsep Penelitian
Figure 2. Research Concept
123

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130

Adapun Bogdan dan Taylor mendefinisikan

menggali dan menganalisis lebih tajam suatu

metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

fenomena.

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata -

deskriptif biasa dilakukan tanpa hipotesa yang

kata tertulis atau lisan dari orang - orang dan

dirumuskan secara ketat. Ia mengontrol juga

perilaku yang dapat diamati.

hipotesa tetapi tidak akan diuji secara statistik.

Menurut

Singarimbun,

penelitian

Kemudian tipe penelitian ini adalah deskripsi

Selain itu ia mempunyai dua tujuan untuk

kualitatif, dimana peneliti mendiskripsikan hasil

mengetahui perkembangan sarana fisik dan

penelitian. Penelitian deskriptif sendiri merupakan

frekuensi kerjanya suatu aspek fenomena sosial.

tipe penelitian konklusif yang memiliki tujuan

Tujuan kedua adalah mendeskripsikan secara

utama

terperinci fenomena sosial tertentu (Singarimbun

mendeskripsikan

sesuatu,

biasanya

dan Effendi, 1982, hal.4).

karakteristik atau fungsi pasar. Dengan demikian,
desain deskriptif membutuhkan spesifikasi yang

III.

jelas dari siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan

A. Implementasi Pelaksanaan Program Pusat

cara penelitian (Maholtra, 2004, hal.78).
B.

HASIL PENELITIAN

Layanan Internet Kecamatan

Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini adalah Kecamatan

Sejak tahun 2010, Pusat Layanan Internet

Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi

Kecamatan (PLIK) telah diresmikan serentak di

Daerah Istimewa Jogjakarta

seluruh Indonesia oleh Kementrian Komunikasi
dan Informasi Republik Indonesia. Berdasarkan

C. Sample Penelitian

rekap dan sebaran program Universal Service

Sample dalam penelitian ini adalah Pusat

Layanan

Internet

Kecamatan

Obligation (USO) Per 5 Februari 2013, jumlah

(PLIK)

PLIK semula ditargetkan berjumlah 5748 titik,

Nanggulan 2 berada di Jl. Wates – Sribit KM

akan

7, Watukodok No.17, Banyuroto, Nanggulan,

berjumlah 5939 titik.

tetapi

setelah

direalisasikan

menjadi

Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Terdapat XI paket target sebaran PLIK di

PLIK ini merupakan tipe PLIK mandiri atau

seluruh Indonesia, pada sebaran paket ke-IV yaitu

biasa disebut juga perorangan, hal ini

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 113

disebabkan terbentuknya PLIK berdasarkan

titik penempatan PLIK. Seluruh PLIK tersebut
terkoneksi dengan PT. SIMS sebagai provider yang

inisiatif pribadi pengelola yang bernama

menangani wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Sutrisno Hadi.

Perangkat standar yang disediakan oleh
Kominfo dalam program ini berupa lima komputer

D. Teknik Pengumpulan Data

dan 1 server. Akan tetapi PLIK Nanggulan 2

Teknik pengumpulan data adalah dengan
(wawancara

memiliki inisiatif untuk menambahkan beberapa

mendalam) terhadap subjek penelitian. Pemilihan

perangkat lainnya yang tergabung dalam satu

tipe

lokasi Gubug Pintar, antara lain : warung internet

mengkonstruksi
deskriptif

depth

interview

kualitatif

dikarenakan

untuk
124

Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari

dan stationary, edukasi komputer dan internet

permasalahan, maka alternatif pertama ketika

sehat, rumah baca / perpustakaan PLIK, edukasi

mencari informasi yaitu dengan internet. Akan

olahraga, edukasi rohani dan Taman Pendidikan

tetapi

Al-Quran (TPA), showroom produk UMKM,

bagaimana

PPOB Listrik PLN dan Pulsa Elektronik, hotspot

terpercaya, misalnya ke web pemerintahan.

area dan RT / RW net, dan forum Komunikasi

kemudian
cara

C. Aplikasi

pengelola dan operator PLIK Kulon Progo.

diajarkan

juga

mencari

informasi

Teknologi

Komunikasi

Peningkatan Kemampuan Organisasi di Bidang

mengenai

Informasi

dalam

yang

dan

Pembangunan

Ekonomi

Teknologi Informasi dan Komunikasi
Salah satu fungsi pemberdayaan masyarakat
B.

Pemberdayaan

Masyarakat

dalam

melalui TIK adalah terbukanya channel dimana

Pembangunan Sosial

masyarakat

dapat

melihat

fungsi

lain dari

Dalam hal pemberdayaan masyarakat, PLIK

keberadaan TIK dan internet untuk penjualan

Nanggulan 2 melakukan pelatihan. Pelatihan yang

barang dan jasa serta transaksi secara online. Pada

dilakukan di PLIK Nanggulan 2 ini terbagi atas tiga

aspek ini, masyarakat pedesaan diarahkan dan

sub bagian, yaitu: pelatihan secara teknis,

diberikan pemahaman bahwa mereka dapat

sosialisasi etika penggunaan internet, penanaman

menjual barang dan jasa dengan murah dan cepat

motivasi untuk mencari informasi melalui internet.

melalui internet.

PLIK

Partisipasi masyarakat untuk meningkatkan

Nanggulan 2 secara teknis ini cenderung mengarah

produk dan jasa sangat diperlukan untuk mengatasi

pada bagimana cara untuk menggunakan sarana

kurangnya stok dan ketersediaan barang dan jasa

TIK di warnet PLIK. Secara teknis masyarakat

secara riil. Pada bagian ini, dibahas mengenai

diajarkan mengenai penggunaan komputer

dan

partisipasi masyarakat dalam penjualan barang dan

penggunaan internet. Pelatihan teknis ini terbagi

jasa secara online dan juga saluran-saluran dalam

atas tiga kelompok : anak-anak, ibu-ibu PKK, dan

internet yang memungkinkan terjadinya penjualan

kelompok tani.

dan transaksi secara online.

Pelatihan

yang

dilakukan

oleh

Pelatihan

Masyarakat awam yang belum mengetahui

yang

diadakan

oleh

PLIK

mengenai dampak baik ataupun dampak buruk

Nanggulan 2 kepada masyarakat bertujuan salah

dengan adanya TIK, perlu diberikan pemahaman

satunya adalah untuk meningkatkan kemajuan

mengenai konsep internet sehat. Dalam hal ini

perekonomian masyarakat dengan penjualan dan

PLIK Nanggulan 2 memberikan sosialisasi dan

marketing secara online. Barang-barang yang

juga aturan – aturan tersendiri walaupun tidak

dijual merupakan produk UMKM dan hasil

tertulis

pertanian.

mengenai

bagaimana

seharusnya

Penjualan secara online yang dimaksudkan

berinternet dengan sehat tersebut.
Kemudian dalam pelatihan tersebut juga

dalam pelatihan ini adalah kegiatan untuk

diajarkan tentang bagaimana agar masyarakat

memasarkan barang - barang melalui internet.

dapat berfikir praktis. Bahwa ketika mendapatkan
125

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130

Media yang digunakan berupa blog maupun sosial

terjadi 971 transaksi. Berdasarkan data tersebut

media seperti facebook.

rata-rata sekitar 28 transaksi terjadi dalam satu
harinya pada tiga bulan tersebut.

IV. PEMBAHASAN

Dengan jumlah pengunjung yang cukup

Ketersediaan sarana dan prasana Teknologi

banyak tersebut perharinya menunjukkan PLIK

Informasi dan Komunikasi tidak akan berarti bila

banyak diminati oleh masyarakat, selain memang

tidak adanya kemampuan sumber daya manusia

hanya ada dua warnet di desa tersebut. Dengan

untuk

biaya akses internet yang berada di bawah harga

menggunakan

dan

memanfaatkannya.

Pemerintah melalui program PLIK seperti yang

warnet

telah disinggung di atas hanya mengandalkan pada

menjadikan warnet ini menjadi salah satu pilihan

ketersediaan sarana dan akses saja dalam menuju

untuk berinternet murah.

konvensional

yaitu

Rp.2000/jam,

Desa Informasi. Padahal dalam hal ini kemampuan

Ada tiga sikap yang diambil oleh pemimpin

menggunakan TIK menjadi hal yang sangat

organisasi yaitu Sutrisno Hadi dalam membangun

krusial. Bagaimana mungkin masyarakat pedesaan

langkah pengembangan organisasi:

dapat menjadi masyarakat informasi bila mereka

1.

tidak bisa menggunakan alat-alat yang terkait

Pengenalan internet ke masyarakat
PLIK Nanggulan 2 yang berfokus pada

dengan TIK.

pelayanan

Dalam hal ini masyarakat pedesaan lebih

akses

internet

mengenalkan

jasa

mengandalkan kedekatan geografis dan kedekatan

pelayanan yang ditawarkan kepada masyarakat.

kekerabatan tentu saja lebih menitik beratkan pada

Hal ini terutama untuk membuat masyarakat sadar

kemampuan komunikasi oral daripada komunikasi

bahwa ada internet yang di dalamnya terdapat

melalui teknologi. Karenanya, keberadaan sarana

banyak informasi.

TIK ini menjadi suatu hal yang tidak biasa bagi

Ada sebuah ide besar dalam penyediaan jasa

masyarakat pedesaan. Di sinilah titik kesenjangan

internet ini yaitu meningkatkan kesejahteraan. Hal

digital yang terjadi pada masyarakat pedesaan yang

ini sejalan dengan yang diungkapkan Effendy

sedang

bahwa dalam komunikasi pembangunan ada

bertransformasi

menuju

masyarakat

informasi. Salah satu masalah kesenjangan digital

sebuah

tersebut terkait dengan kurangnya skill dari sumber

masyarakat untuk mengubah sikap, pendapat dan

daya manusia. Keberadaan insfrasruktur TIK yang

juga

baik dan memadai secara sarana maupun akses

masyarakat.

tidak secara langsung dapat membawa masyarakat

2.

proses
perilaku

penyebaran
menuju

pesan

keselarasan

kepada
seluruh

Peningkatan kualitas anggota organisasi

menuju masyarakat informasi, jika mereka tidak
Peningkatan kemampuan anggota organisasi

dapat memanfaatkannya.
Berdasarkan sampel billing internet di PLIK

diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

Nanggulan 2 total transaksi di bulan Oktober

kepada masyarakat. Salah satu cara untuk

sejumlah 808 transaksi. Pada bulan November

meningkatkan

tercatat 775 transaksi dan pada bulan Desember

dengan pengadaan pelatihan yang komprehensif
126

kemampuan

pengelola

adalah

Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari

Pembentukan struktur organisasi pada PLIK

bagaimana pengelolaan dan manajemen organisasi

Nanggulan 2 ini merupakan inisiatif pribadi dari

yang baik.
Hal ini sedang diusahakan oleh PLIK

Sutrisno Hadi sebagai ketua pengelola dan pemilik

Nanggulan 2 tetapi masih bersifat mandiri dan

warnet PLIK. Pada standar operasional yang

swadaya. Peningkatan kualitas anggota organisasi

diminta oleh Kominfo hanya pengelola saja,

hanya dilakukan dengan sistem kekeluargaan dan

misalnya pengelola perorangan maka disebutlah

tidak formal. Dalam hal ini pemerintah sebagai

sebagai PLIK perorangan dan apabila dikelola oleh

penyedia sarana dan akses tidak memberikan

KUD maka disebutlah sebagai pengelola yaitu

pendampingan secara langsung dalam pengelolaan.

KUD.
Struktur yang ada pada PLIK Nanggulan 2

3. Sistem pelayanan yang sesuai dengan

merupakan struktur yang tidak semena-mena

standar internet sehat

saklek (harga mati) dalam menjalankan organisasi.
Kebijakan pemimpin organisasi yang juga

Ada beberapa kelenturan yang terjadi dan

merupakan pemilik dari PLIK Nanggulan 2 juga

prosesnya juga secara kondisional. Karena sifat

berpengaruh terhadap posisi dan standarisasi

dari organisasi yaitu kekerabatan maka untuk

pelayanan warnet secara teknis. Pada warnet

menjalankan

konvensional pada umumnya, kondisi warnet

dikondisikan sesuai dengan waktu dan tempat yang

biasanya menggunakan sekat. Ukuran sekat pada

ada. Ketika menjalankan suatu fungsi dalam

warnet tersebut juga bervariasi, ada yang setengah

organisasi, pengelola dapat berpindah-pindah

badan bahkan ada pula yang menutup seluruh

fungsi sesuai kebutuhan.

badan walau berdiri. Untuk PLIK Nanggulan 2

Pada

sendiri memiliki standar operasional yang cukup

pliknanggulan2.blogspot.com, bagian beranda di

berbeda dengan warnet konvensional, yaitu dengan

blog PLIK Nanggulan 2 terdapat beberapa panel

tidak menggunakan sekat pembatas antar client.

utama antara lain : Beranda, Informasi Wisata

blog

fungsi

milik

dalam

PLIK

organisasi

Nanggulan

juga

2

di

Keunggulan dari tidak adanya sekat pada

Kulon Progo, Showroom Petani dan UMKM

warnet PLIK ini, kontrol terhadap pengguna

Kulon Progo, Desa Banyuroto Kec. Nanggulan,

warnet PLIK lebih mudah. Hal ini meminimalisir

Daftar Link Mitra, Profil PLIK Nanggulan 2, dan

kemungkinan pengguna warnet untuk membuka

Produk & Layanan PLIK Nanggulan 2. Potensi

situs - situs yang ‘terlarang’ dan pengrusakan

sumber daya manusia terlihat pada terlihat pada

sarana prasarana warnet. Kontrol secara moral

panel Showroom Petani dan UMKM Kulon Progo

terjadi di sini, ketika pengguna dengan sengaja

yang telah dibahas sebelumnya. Sedangkan potensi

membuka situs porno misalnya. Perilakunya itu

lain yang berupa potensi alam yaitu pada panel

akan terlihat oleh orang lain dan menimbulkan rasa

Informasi Wisata Kulon Progo.

malu terhadap pengguna maupun pengelola.
Pembangunan kesadaran untuk ber internet secara
sehat terjadi pada level ini.

127

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130

4. Penguatan

Identitas

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

Kebudayaan

sebuah proses transformasi dari masyarakat

Masyarakat

pedesaan menuju masyarakat informasi yang

Salah satu indikator adanya proses pemberdayaan

ditandai dengan adanya persepsi positif mengenai

adalah dengan adanya penyebaran informasi

pentingnya internet sebagai sebuah media untuk

mengenai potensi yang ada pada suatu komunitas,
dalam

hal

ini

komunitas

tersebut

mencari

adalah

Proses

masyarakat Banyuroto yang telah merasakan

membagikan seluruh informasi mengenai potensi

adanya pelatihan TIK. Proses transisi menuju

masyarakat baik potensi sumber daya manusia

masyarakat informasi ini juga menjadi salah satu

maupun potensi alam yang ada.
Informasi

informasi.

masyarakat baik dari sisi pengelola PLIK maupun

memanfaatkan blog yang dimilikinya untuk

Teknologi

menggali

transformasi ini juga diikuti oleh partisipasi

masyarakat Banyuroto. Di sini, PLIK Nanggulan

Penggunaan

dan

titik pembangunan daerah di bidang sosial,

dan

ekonomi, dan budaya yang kemudian menjadi

Komunikasi dalam penguatan identitas masyarakat

salah

terlihat dari adanya perubahan gaya hidup

satu

pilar

dari

kesuksesan

agenda

pembangunan nasional.

masyarakat pedesaan, seperti yang dijelaskan
Harmoko bahwa TIK akan memicu gaya hidup

DAFTAR PUSTAKA

canggih. Terlihat dalam hal ini masyarakat
mengalami pergeseran nilai tentang budaya, bila

Ahmadjayadi, Cahyana dan Soeprijanto, Bambang.

jaman dahulu informasi terkait budaya hanya

2007. Buku Panduan Sederhana Memulai

disebarkan secara oral kini informasi tersebut

Bisnis Warnet Legal. Jakarta : Departemen

diproduksi dan disebarkan melalui perangkat TIK.

komunikasi

Masyarakat di luar Banyuroto yang menyimak

Jenderal Aplikasi Telematika.

informasi tersebut juga secara tidak langsung

dan

Informatika

Direktorat

Darmanto. 2008. Mendesak, Pengaturan Warnet di

belajar mengenai Budaya di Kulon Progo melalui

Indonesia.

metode belajar jarak jauh ala e-learning.

Artikel.

http://222.124.164.132/web/detail.php?sid=1
71057&actmenu=39 Akses 5 Oktober 2013.

V. KESIMPULAN

Gigler,

PLIK Nanggulan 2 dalam hal ini melakukan

Björn-Sören.

ICTs

Including

Excluded-

yang terkait dengan lima aspek antara lain :

Communities?

informasi, organisatoris, pembangunan sosial,

Evaluation

pembangunan ekonomi, dan penguatan identitas

Capability Approach. pdf Akses 16 Januari

kebudayaan. Jalan pemberdayaan yang ditempuh

2014.

Towards

Framework

Empower

the

pemberdayaan masyarakat pedesaan melalui TIK

melalui tiga cara yaitu : pelatihan secara teknis,

Can

2004.

An
Based

Poor

Alternative
on

the

IDB (Islamic Development Bank). 2003. Guideline

sosialisasi etika penggunaan internet, penanaman

for a National IT Strategy. Jeddah: Islamic

motivasi untuk mencari informasi melalui internet.

Research and Training Institute.
128

Studi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui ...
Popi Andiyansari

Kadiman,

Kusmayanto.

Pengembangan
Pengetahuan

2006.

dan
dan

Penelitian,

Penerapan
Teknologi

Soemardjan, Selo dan Soelaeman Soemardi. 1965.

Ilmu

Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta : LP FE
UI.

Bidang

Teknologi Informasi dan Komunikasi Tahun

Tjokroamidjojo,

2005-2025. Jakarta: Kementrian Negara Riset

Manajemen

Wrihatnolo, Randy R; & Dwidjowijoto, Riant

LaQuey, Tracy. 1997. Sahabat Internet. ITB :

Nugroho. 2007. Manajemen Pemberdayaan.

Bandung

Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Livingstone, Sonia & Leah A Lievrouw. 2006. The

Sumarlin,

Handbook of New Media. London : SAGE

Sylvia

W.

2008.

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-

Publication

Undergraduate- 10123-Chapter1.pdf Akses 5
Oktober 2013

Malhotra, Naresh K.. 2004. Marketing Research :
An Applied Orientation. 4th edition. New
Jersey : Pearson Education Inc.
Polyviou, Zachos A. 2007. The Information
Society: Advantages and Disadvantages.
Cyprus : University of Wales.
Ratnasari, Ade. 2008. Teknologi Informasi untuk
Masyarakat Pedesaan. Jurnal Kaunia, Vol. IV,
No. 1, April.
Everett

1995.

Pembangunan. Gunung Agung : Jakarta.

dan Teknologi Republik Indonesia.

Rogers,

Bintoro.

M

(1986).

Communication

Technology: The New Media in Society.
London: The Free Press.
Rohaya, Siti. 2008.http://digilib.uinsuka.ac.id/362/
1/INTERNET%20PENGERTIAN%
20SEJARAH,%20FASILITAS%20DAN%20
KONEKSINYA.pdf Akses 23 September
2013
Soekanto, S. 1993. Beberapa Teori Sosiologi
tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.

129

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 117-130

130

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 1 S Rositawaty Aris Muharam 2008

0 27 147

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGHETHER (NHT) DAN SNOWBALL THROWING (ST) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII DI SMP YP 17 BARADATU WAYKANAN T

0 25 90

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGHETHER (NHT) DAN SNOWBALL THROWING (ST) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII DI SMP YP 17 BARADATU WAYKANAN T

2 37 89

S 1 Teknik Kimia

0 11 2

Buku Panduan M T Q (1)

0 2 32

BUKU PANDUAN P E N G U R U S A N Diterbi

0 0 56

Pangarso Yuliatmoko Dewi Retno Sari S

0 10 132