Penerapan TQM dan Kinerja Inovasi terhadap Kinerja Manajerial Industri Rokok Kabupaten Kudus

Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 101-115
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

‘PENERAPAN TQM DAN KINERJA INOVASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
INDUSTRI ROKOK KABUPATEN KUDUS
1

Sri Mulyani1), Dianing Ratna Wijayani2)
Fakultas Ekonomi, Universitas Muria Kudus
s.mulyani@umk.ac.id
2
Fakultas Ekonomi, Universitas Muria Kudus
ratna.wijayanti@umk.ac.id

Abstract
The national cigarette industry contributes Rp 90 trillion per year. Total Quality Management (TQM) used
to maximize the existence of organizational competition through continuous improvement, products and
services. This research is an empirical research using quantitative method, whose purpose is for
hypothetical choice related to the influence of interaction between total quality management
implementation, organizational commitment, local culture, and innovation performance on managerial

performance in cigarette industry in Kudus. This study was conducted with primary data through the
distribution of questionnaires using purposive sampling method. This study uses the respondent is the
production manager in the cigarette industry in Kudus District with a sample of 44 respondents. The
results of this study indicate 1) TQM implementation has positive effect on managerial performance, 2)
Interaction of TQM implementation with organizational commitment has not effect on managerial
performance, 3) Interaction of TQM implementation with environmental uncertainty not biased on
managerial performance, 4) Interaction of TQM implementation and culture local has positive effect on
managerial performance, and 5) Interaction of TQM implementation which mediated by innovation
performance has effect on managerial performance.
Keywords: Local culture "Gusjigang"; Managerial performance; Organizational commitment; Total
quality management.
Abstrak
Industri rokok nasional menyumbang pendapatan Rp 90 triliun per tahun. Total Quality Management
(TQM) digunakan untuk memaksimalkan adanya persaingan organisasi melalui perbaikan terus menerus
atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. Penelitian ini merupakan penelitian empiris
dengan menggunakan metode kuantitatif, yang tujuannya untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan
pengaruh interaksi antara penerapan manajemen kualitas total, komitmen organisasi, ketidakpastian
lingkungan, budaya local, dan kinerja inovasi terhadap kinerja manajerial pada industri rokok di Kudus.
Penelitian ini dilakukan dengan data primer melalui penyebaran kuesioner menggunakan metode
purposive sampling. Penelitian ini menggunakan respondennya adalah manajer produksi di industri rokok

di Kabupaten Kudus dengan jumlah sampel 44 responden. Teknik analisis data dalam pengujian hipotesis
adalah regresi MRA dengan menggunakan SPSS versi 23. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
1)Penerapan TQM berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial, 2) Interaksi penerapan
TQM dengan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial, 3) Interaksi penerapan
TQM dengan ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial, 4) Interaksi
penerapan TQM dan budaya lokal berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial, dan 5)
Interaksi penerapan TQM dengan yang dimediasi oleh kinerja inovasi mempengaruhi meningkatnya
kinerja manajerial.
Kata kunci: Budaya lokal "Gusjigang”; Komitmen organisasi; Kinerja manajerial; Kinerja inovasi; Total
quality management;
Cronicle of Article : Received (October 2017); Revised (November 2017); and Published (December 2017).
©2017 Jurnal Kajian Akuntansi Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati.
Profile and corresponding author: Sri Mulyani, SE.I., M.Si1 and Dianing Ratna Wijayani, SE., M.Si., Akt 2 are
lecturer of Accounting Department in Economic Faculty University of Muria Kudus. Corresponding Author:
s.mulyani@umk.ac.id1, ratna.wijayanti@umk.ac.id 2.
How to cite this article: S.Mulyani, D.Wijayani (2017). Penerapan TQM dan Kinerja Inovasi terhadap Kinerja
Manajerial Industri Rokok Kabupaten Kudus. Jurnal Kajian Akuntansi, 1(2), 101-115. Retrieved from
http://jurnal.unswagati.ac.id/indexjka.

Page 101


Sri Mulyani, Dianing Ratna Wijayani
Penerapan TQM dan Kinerja Inovasi terhadap Kinerja Manajerial Industri Rokok Kabupaten Kudus

PENDAHULUAN
Tahun 2015 adalah tahun yang sulit bagi
industri rokok Indonesia karena terjadi
kenaikan cukai sebesar 8,7% untuk produkproduk tembakau pada awal tahun 2015 dan
melemahnya daya beli masyarakat akibat
perlambatan ekonomi negara ini. Pada
sembilan bulan pertama tahun 2015 penjualan
rokok di Indonesia jatuh 1,3% pada
basis year-on-year (y/y) menjadi 232 miliar
rokok. Tahun depan, tantangan-tantangan
akan tetap ada karena Pemerintah Indonesia
mempersiapkan kenaikan pajak tembakau
yang baru (23%). Kendati begitu, daya beli
masyarakat diprediksi membaik karena
pertumbuhan ekonomi mungkin berakselerasi.
Dalam era globalisasi banyak perusahaan

yang berkembang seiring dengan waktu
dewasa ini. Untuk memenangkan persaingan
maka perusahaan harus memiliki ciri khas
yang baik dari segi operasi, produk maupun
lainnya. Lingkungan persaingan yang
semakin tajam dan bersifat global menuntut
perusahaan
meningkatkan
mutu
dan
keunggulan daya saing yang dipengaruhi oleh
dua faktor penting yaitu mutu yang tinggi dan
biaya yang rendah. Perusahaan-perusahaan
manufaktur berusaha melakukan perbaikan
terus menerus biasanya menggunakan teknikteknik total quality management (TQM) atau
Just-In-Time (JIT). Beberapa perusahaan yang
telah menerapkan TQM, ada yang telah
berhasil meningkatkan kinerjanya, tetapi ada
juga yang belum mampu meningkatkan
kinerjanya (Sim dan Killough, 1998).

Indonesia mendapatkan pendapatan sebesar
90 trilyun rupiah setiap tahunnya dari industri
rokok. Mengingat besarnya pendapatan
negara dari cukai rokok tersebut maka perlu
dilakukan suatu kajian penelitian tentang
kinerja agar industri ini tidak kalah dengan
Industri sejenis dari negara lain. Kudus
merupakan salah satu kota terbesar penghasil
rokok di Indonesia, sehingga industri rokok di
Kota Kudus harus memiliki manajemen
pengelolaan yang baik agar dapat bertahan
dan berhasil dalam lingkungan seperti
sekarang dimana menghadapi banyak
persaingan dan bisa membuat nilai plus bagi

pelanggan dengan cara peningkatan kualitas
produk rokok yang dihasilkan.
Dengan adanya implementasi praktik-praktik
TQM, diharapkan akan memberikan ruang
yang sangat luas terhadap munculnya inovasi.

Karena pada dasarnya elemen-elemen TQM
ini sangat cocok dengan parameter innovative
performance. Total Quality Management
(TQM) adalah sebuah sistem yang dirancang
kemudian dikembangkan sehingga menjadi
sebuah proses pendekatan yang dilakukan
oleh perusahan dalam menjalankan bisnis
usahanya untuk memaksimalkan daya saing
dengan berbagai macam cara seperti adanya
peningkatan dan perbaikan dalam hal produk
atau jasa yang dihasilkan beserta SDM, proses
produksi dan keadaan lingkungannya.
Banyak penelitian yang dilakukan untuk
melihat pengaruh TQM, budaya organisasi,
dan pengukuran kinerja terhadap kinerja
manajerial. Mardiyah dan Listianingsih
(2005), melakukan penelitian menunjukkan
bahwa TQM dan sistem pengukuran kinerja
mempunyai pengaruh terhadap kinerja
manajerial, TQM dan sistem reward

berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan
tidak ada pengaruh TQM dan profit center
terhadap kinerja manajerial, sedangkan Jusuf
(2013), dalam penelitiannya menghasilkan
temuan bahwa TQM dan reward berpengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial
sedangkan sistem pengukuran kinerja tidak
berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Widodo (2011) dalam penelitian tentang
hubungan
antara
budaya
organisasi,
komitmen organisasi dan locus of control
terhadap kinerja manajemen menyatakan
bahwa
Hasil
penelitianya
mampu
membuktikan bahwa terdapat hubungan

antara
budaya
organisasi,
komitmen
organisasi dan locus of control dengan kinerja
manajerial. Narsa dan Yuniawati (2003), hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa sistem
pengukuran kinerja dengan TQM dan
interaksi antara sistem penghargaan dengan
sistem pengukuran kinerja berpengaruh
terhadap kinerja manajerial. Interaksi antara
TQM dengan sistem penghargaan tidak
berpengaruh.

Page 102

Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 01-15
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka


Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
rokok besar yang ada di Kabupaten Kudus
dan yang telah menerapkan TQM dalam
perusahaannya. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Penerapan TQM,
Ketidakpastian
Lingkungan,
Komitmen
Organisasi, dan Budaya Lokal. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: (1)
Apakah Penerapan
TQM
berpengaruh
terhadap Kinerja Manajerial pada industri
rokok di Kudus? (2) Apakah interaksi antara
Penerapan TQM bersama dengan Komitmen
Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja
Manajerial pada industri rokok di Kudus? (3)
Apakah interaksi antara Penerapan TQM
dengan

Ketidakpastian
Lingkungan
berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial
perusahaan
pada
industri
rokok di
Kudus?(4)Bagaimana
interaksi
antara
Penerapan TQM dengan Budaya Lokal
berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial
pada industri rokok di Kudus? (5) Bagaimana
Penerapan TQM yang dimediasi oleh Kinerja
Inovasi berpengaruh terhadap Kinerja
Manajerial pada industri rokok di Kudus?
Berdasarkan rumusan masalah penelitian
diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: (a)
Untuk menganalisa secara empiris bahwa
Penerapan TQM berpengaruh terhadap

Kinerja Manajerial pada industri rokok di
Kudus. (b) Untuk menganalisis secara empiris
hubungan antara Penerapan TQM bersama
dengan Komitmen Organisasi berpengaruh
terhadap Kinerja Manajerial pada industri
rokok di Kudus. (c) Untuk menganalisa secara
empiris hubungan Penerapan TQM dengan
Ketidakpastian Lingkungan berpengaruh
terhadap Kinerja Manajerial pada industri
rokok di Kudus.(d) Untuk menganalisa secara
empiris hubungan antara Penerapan TQM
dengan Budaya Lokal berpengaruh terhadap
Kinerja Manajerial pada industri rokok di
Kudus. (e) Untuk menganalisa secara empiris
Penerapan TQM yang dimediasi oleh Inovasi
berpengaruh terhadap Kinerja pada industri
rokok di Kudus.

KAJIAN PUSTAKA
Teori Development
Teori development menjelaskan perbedaan
tentang keberhasilan dari penerapan Total
Quality (Dean dan Bowen, 1994). Hellsten
dan Klefsjo (2000) melihat total quality
management merupakan
suatu
sistem
manajemen yang terbentuk dari berbagai
nilai inti, teknik, dan alat-alat. Hackman dan
Wageman (1995) menggunakan nilai-nilai
inti dan intervensi (struktur, sistem, dan atau
praktek bekerja) sebagai blok bangunan
mereka. Salah satu kelebihan dari perspektif
kualitas manajemen ini adalah penerapan
prinsip-prinsip kualitas dapat diselidiki
melalui
wawancara
tentang kegiatan
perbaikan yang dilakukan, yaitu praktekpraktek kualitas manajemen.
Teori Kontingensi
Teori ini berlandaskan sebuah pemikiran
bahwa sistem pengelolaan organisasi dapat
berjalan efektif dan efisien jika pimpinan
organisasi mampu memperhatikan dan
memecahkan situasi tertentu yang sedang
dialami dan setiap situasi harus dianalisis
sendiri. Akuntansi manajemen didasarkan
pada premis bahwa tidak ada sistem
akuntansi secara universal selalu tepat untuk
dapat diterapkan pada setiap organisasi, tetapi
hal ini tergantung pada
banyak faktor
kondisi atau situasi yang ada dalam
organisasi.
Menurut Stoner et al., (1996) teori
kontingensi adalah sebuah pendekatan untuk
melakukan riset, praktik, dan teknik
manajerial yang tepat untuk digunakan dalam
menghadapi sebuah situasi organisasi. Hal ini
menarik minat banyak peneliti melakukan
pengujian untuk melihat hubungan variabelvariabel kontekstual, seperti ketidakpastian
lingkungan, ketidakpastian tugas, struktur
dan kultur organisasi, ketidakpastian strategi
dengan desain sistem akuntansi manajemen.
Berdasarkan teori kontinjensi maka terdapat
faktor situasional lain yang mungkin akan
saling berinteraksi dalam suatu kondisi
tertentu. Ketidakpastian lingkungan, dan
budaya lokal juga akan menyebabkan

Page 103

Sri Mulyani, Dianing Ratna Wijayani
Penerapan TQM dan Kinerja Inovasi terhadap Kinerja Manajerial Industri Rokok Kabupaten Kudus

perbedaan kebutuhan informasi akuntansi
manajemen. Berikut gambar kerangka

pemikiran dalam penelitian ini :

Inovasi (M)

Kinerja Manajerial (Y)

Penerapan TQM (X1)

(Y)

Komitmmen organisasi (Z1),
Ketidakpastian Lingkungan (Z2),
Budaya Lokal (Z3),

Gambar. 1 Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
Pengembangan Hipotesis
H 1: Semakin Intens Penerapan TQM maka
Kinerja Manajerial perusahaan rokok
tersebut semakin meningkat.
H 2: Semakin
kuat
interaksi
antara
Penerapan TQM bersama dengan
Komitmen Organisasi, maka Kinerja
Manajerial perusahaan rokok tersebut
semakin meningkat.
H 3: Semakin
kuat
interaksi
antara
Penerapan TQM dengan Ketidakpastian
Lingkungan, maka Kinerja Manajerial
perusahaan rokok tersebut semakin
meningkat.
H 4: Semakin
kuat
interaksi
antara
Penerapan TQM dengan Budaya Lokal,
maka Kinerja Manajerial perusahaan
rokok tersebut semakin meningkat.
H 5: Semakin Intens Penerapan TQM yang
dimediasi oleh Kinerja Inovasi, maka
Kinerja Manajerial perusahaan rokok
tersebut semakin meningkat.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian berada di pabrik rokok
besar Kabupaten Kudus. Data yang diperoleh
secara langsung dari sumbernya, yaitu dari
daftar pertanyaan yang diisi responden.
Dalam penelitian ini untuk menganalisis data
yang diperoleh, maka penulis menggunakan
rencana analisis data
dengan cara
menentukan adanya dua variabel. Dalam

penelitian ini variabel bebasnya adalah terdiri
atas; (a) Total Quality Management (X1), (b)
Komitmen
Organisasi
(Z1),
(c)
Ketidakpastian Lingkungan (Z2), (d) Budaya
Lokal (Z3), dan (e) Kinerja Inovasi (M).
Sedangkan variabel terikat yang digunakan
adalah Kinerja Manajerial (Y).
Penerapan Total Quality Management (X)
TQM merupakan suatu sistem pengelolaan
organisasi menggunakan komitment yang
sudah
disepakati
bersama
untuk
meningkatkan kualitas secara terus menerus
perusahaan yang perkembangannya selalu
berubah-ubah
mengikuti
kebutuhan
konsumen dan menghadapi persaingan
dengan banyak kompetitor. Pengukuran
variabel TQM dalam penelitian ini
menggunakan indikator
kerjasama tim,
perbaikan secara terus-menerus yang
dilakukan
perusahaan,
fokus
kepada
konsumen, pendidikan dan pelatihan untuk
peningkatan SDM.
Komitmen Organisasi (Z1)
Menurut Luthan (2005), komitmen organisasi
didefinisikan sebagai keinginan tiap individu
untuk melakukan sesuatu supaya menunjang
dan meningkatkan kesuksesan organisasi
sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan
bersama dengan tetap mengutamakan
kepentingan perusahaan diatas kepentingan
pribadi. Pengukuran variabel komitmen
organisasi menggunakan loyalitas, timbal

Page 104

Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 01-15
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

balik, perusahaan sebagai tujuan hidup,
mengutamakan keberhasilan organisasi, dan
kecocokan dengan organisasi.
Ketidakpastian Lingkungan (Z)
Ketidakpastian lingkungan adalah kondisi
ketika seseorang merasa kesulitan dalam
memprediksi situasi sehingga mengakibatkan
seseorang menghadapi situasi ketidakpastian
lingkungan
tersebut.
Ketidakpastian
lingkungan dianggap sebagai faktor penting
karena situasi ini mampu menghambat
manajer dalam proses perencanaan dan
pengendalian manajemen perusahaan.
Pengukuran
variabel
ketidakpastian
lingkungan
dalam
penelitian
ini
menggunakan indikator yang digunakan
adalah
12
item
pernyataan
yang
dikembangkan oleh Duncan (1972) dengan
skala likert lima tingkat dalam bentuk
pertanyaan bagaimana cara penyelesaian
pekerjaan, penyesuaian sikap, cara kerja yang
digunakan, metode pengambilan keputusan,
dan bagaimana cara mendapatkan informasi.
Budaya Lokal (Z3)
Budaya lokal di Kota Kudus ini dikenal
dengan sebutan Gusjigang. Indikator dari
budaya lokal ini adalah : pertama bagus
pekerti memiliki posisi yang paling utama
setelah iman. Kedua “ji” untuk rajin mengaji
mengandaikan kemapanan intelektualitas
bagi masyarakatnya; tidak membedakan jenis
ilmu, mana ilmu yang umum dan mana yang
khusus agama, untuk kemudian menentukan
mana yang harus dikaji. Ketiga adalah
dagang.
Kinerja Inovasi (M)
Innovative performance sendiri adalah suatu
usaha formal yang dilakukan perusahaan
dalam rangka mendorong lahirnya inovasi
dengan menggunakan gabungan dari
kemampuan untuk terus dapat menciptakan
ide-ide serta gagasan-gagasan terhadap
kualitas dan kuantitas dan bagaimana
mengimplementasikan ide-ide serta gagasangagasan tersebut secara efektif dan efisien
(Mensah, Ferming, 2012). Indikator Kinerja
Inovasi adalah kualitas, biaya dan waktu.
Memenuhi harapan pelanggan, biaya

produksi dan ketepatan waktu produksi dan
pemasaran.
Kinerja Manajerial (Y)
Kinerja manajerial adalah kemampuan sikap
seorang manajerial dalam melaksakan fungsi
manajemen dalam sebuah perusahaan. Penilai
kemampuan kinerja manajerial dalam
penelitian ini menggunakan indikator sebagai
berikut: meningkatkan target pekerjaan yang
sudah ditetapkan, mampu dalam menjalankan
pekerjaan dengan tepat waktu, bisa
mendorong dan menciptakan daya kreativitas
serta inovasi dalam pekerjaan, dan terakhir
adalah mampu menekan risiko kesalahan
pekerjaan atau human error.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi linier berganda. Analisis regresi linier
berganda digunakan untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel dependen dengan
independen, serta apakah masing-masing
dari variabel independen memiliki hubungan
positif atau negatif, dan untuk memprediksi
nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan
atau penurunan.
Regresi berganda pada penelitian ini untuk
mengetahui kelinieran pengaruh secara
bersamaan antara variabel komitmen
organisasi,
ketidakpastian
lingkungan,
budaya lokal terhadap Total Quality
Management dengan kinerja manajerial yang
dimoderasi dengan variable inovasi. Untuk
menguji hipotesis dengan menggunakan
model regresi berganda dengan rumus:
Persamaan 1
Y = a + b1 X + b2 (X Z1) + b3 (X Z2)
+ b4 (X Z3) + b5 (M) + e
Persamaan 2
X1 = a + b6M + e
Keterangan:
Y
= Kinerja Manajerial
X
=Penerapan Total Quality Management
(TQM)
Z1 = Komitmen Organisasi
Z2 = Ketidakpastian Lingkungan

Page 105

Sri Mulyani, Dianing Ratna Wijayani
Penerapan TQM dan Kinerja Inovasi terhadap Kinerja Manajerial Industri Rokok Kabupaten Kudus

Z3
M
(X1 X2)
(X1 X3)
(X1 X4)
A
b1 – b5
E

=
=
=
=
=
=
=
=

Budaya Lokal
Kinerja Inovasi
Interaksi TQM dan Komitmen Organisasi
Interaksi TQM dan Ketidakpastian Lingkungan
Interaksi TQM dan Budaya Lokal
Konstanta
Koefisien regresi masing - masing variabel independen
Error term ( faktor kesalahan )
sebanyak 4 kuesioner dan yang tidak terisi
lengkap sebanyak 2 kuesioner. Sehingga dari
50 kuesioner yang dapat diolah sebanyak 44
kuesioner, penjelasannya dapat dilihat pada
tabel 1 sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun sebaran data kuesioner yang
diberikan kepada responden tidak semua
kembali seperti yang diharapkan. Kuesioner
yang disebar sebanyak 50 kuesioner. Dimana
dari 50 kuesioner yang tidak kembali
Tabel 1. Penyebaran Kuesioner
Keterangan
Kuesioner yang disebarkan
Kuesioner tidak kembali
Kuesioner kembali tetapi tidak lengkap
Kuesioner yang digunakan
Respon rate
Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Jumlah
50
4
2
44
88,00%

menunjukkan angka minimum, maksimum,
rata-rata serta standar deviasi. Analisis
statitsik deskriptif dapat dilihat pada tabel 2
sebagai berikut:

Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif variabel penelitian
digunakan untuk memberikan gambaran
tentang tanggapan responden mengenai
variabel-variabel
penelitian
yang
Tabel 2. Analisis Statistik Deskriptif
No.
Variabel
1
2.
3.
4.
5.
6.

Penerapan TQM
Komitmen organisasi
Ketidakpastian lingkungan
Budaya lokal
Kinerja inovasi
Kinerja manajerial

Teoritis

Sesungguhnya

Kisaran

Median

Kisaran

Mean

4 s/d 20
9 s/d 45
5 s/d 25
9 s/d 45
10 s/d 50
7 s/d 35

12
27
15
27
30
21

14 s/d 20
30 s/d 44
11 s/d 20
30 s/d 45
34 s/d 50
22 s/d 30

16,75
36,64
15,57
38,82
41,48
25,43

Standar deviasi
1,754
3,451
1,848
3,486
4,567
2,182

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Variabel penerapan TQM mempunyai bobot
jawaban antara 14 sampai dengan 20, ratarata (mean) sebesar 16,75 dan standar deviasi
1,754 menunjukkan tidak ada kesenjangan
yang cukup besar pada karakteristik personal
responden. Nilai rata-rata jawaban responden
terhadap item pertanyaan konstruk penerapan
TQM sebesar 16,75 diatas nilai median

kisaran teoritis sebesar 12, sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
secara
umum
karakteristik personal responden memiliki
persepsi tentang penerapan TQM yang tinggi.
Variabel komitmen organisasi mempunyai
bobot jawaban antara 30 sampai dengan 44,
rata-rata (mean) sebesar 36,64 dan standar
deviasi 3,451 menunjukkan tidak ada

Page 106

Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 01-15
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

kesenjangan yang cukup besar pada
karakteristik personal responden. Nilai ratarata jawaban responden terhadap item
pertanyaan konstruk komitmen organisasi
sebesar 36,64 diatas nilai median kisaran
teoritis sebesar 27, sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
secara
umum
karakteristik personal responden memiliki
persepsi tentang komitmen organisasi yang
tinggi.
Variabel
ketidakpastian
lingkungan
mempunyai bobot jawaban antara 11 sampai
20, rata-rata (mean) sebesar 15,57 dan
standar deviasi 1,848 menunjukkan tidak ada
kesenjangan yang cukup besar pada
karakteristik personal responden. Nilai ratarata jawaban responden terhadap item
pertanyaan
konstruk
ketidakpastian
lingkungan sebesar 15,57 diatas nilai median
kisaran teoritis sebesar 15, sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
secara
umum
karakteristik personal responden memiliki
persepsi tentang ketidakpastian lingkungan
yang tinggi.
Variabel budaya lokal mempunyai bobot
jawaban antara 30 sampai 45, rata-rata
(mean) sebesar 38,82 dan standar deviasi
3,486 menunjukkan tidak ada kesenjangan
yang cukup besar pada karakteristik personal
responden. Nilai rata-rata jawaban responden
terhadap item pertanyaan konstruk budaya
lokal sebesar 38,82 diatas nilai median
kisaran teoritis sebesar 27, sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
secara
umum
karakteristik personal responden memiliki
persepsi tentang budaya lokal yang tinggi.
Variabel kinerja inovasi mempunyai bobot
jawaban antara 34 sampai 50, rata-rata
(mean) sebesar 41,48 dan standar deviasi
4,567 menunjukkan tidak ada kesenjangan
yang cukup besar pada karakteristik personal
responden. Nilai rata-rata jawaban responden
terhadap item pertanyaan konstruk kinerja
inovasi sebesar 41,48 diatas nilai median
kisaran teoritis sebesar 30, sehingga dapat

disimpulkan
bahwa
secara
umum
karakteristik personal responden memiliki
persepsi tentang kinerja inovasi yang tinggi.
Variabel kinerja manajerial mempunyai
bobot jawaban antara 22 sampai 30, rata-rata
(mean) sebesar 25,43 dan standar deviasi
2,182 menunjukkan tidak ada kesenjangan
yang cukup besar pada karakteristik personal
responden. Nilai rata-rata jawaban responden
terhadap item pertanyaan konstruk kinerja
manajerial sebesar 25,43 diatas nilai median
kisaran teoritis sebesar 21, sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
secara
umum
karakteristik personal responden memiliki
persepsi tentang kinerja manajerial yang
tinggi.
Analisis Data
Dari hasil uji validitas nilai r hitung> r tabel
(0,304) dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa semua item dalam indikator semua
variabel dalam penelitian ini (penerapan
TQM, komitmen organisasi, ketidakpastian
lingkungan, budaya lokal, kinerja inovasi dan
kinerja manajerial)
adalah valid. Uji
reliabilitas antara penerapan TQM, komitmen
organisasi,
ketidakpastian
lingkungan,
budaya lokal, kinerja inovasi dan kinerja
manajerial,
ternyata
diperoleh
nilai
cronbach alpha lebih besar dari 0,6. Dengan
demikian, maka hasil uji reliabilitas terhadap
keseluruhan variabel adalah reliabel.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Untuk menentukan normal tidaknya data
pada variabel dependen dilakukan dengan
menggunakan kolmogorov-smirnov.Apabila
nilai signifikasi kolmogorov-smirnov < 0,05,
maka data terdistribusi tidak normal,
sebaiknya
apabila
nilai
signifikasi
kolmogorov-smirnov > 0,05 maka data
terdistribusi normal. Hasil pengujian dapat
dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:

Page 107

Sri Mulyani, Dianing Ratna Wijayani
Penerapan TQM dan Kinerja Inovasi terhadap Kinerja Manajerial Industri Rokok Kabupaten Kudus

Tabel 3. Normalitas Data
One - Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parameterab

Most Extreme
Differences

44
0

Mean
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative

120.936.295
0,093
0,053
-0,093

KolmogorovSmirnov Z
Asymp. Sig. (2tailed)
a. Test distribution is Nominal
b. Calculated from data
Sumber: Data primer yang diolah (2017)

0,62
0,837

Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa
nilai signifikasi kolmogorov smirnov sebesar
0,837 > 0,05, maka model regresi dalam
penelitian ini terdistribusi secara normal.
Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinier
menurut perhitungan yang dilakukan dengan

program SPSS dapat diketahui dengan
berpedoman bahwa nilai VIF < 10 dan
Tolerance > 0,1. Mengacu pada kedua
pendapat di atas maka berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat
diperoleh nilai yang dapat dilihat pada tabel 4
sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
VIF
1,417
2,454
1,049
2,722
3,106

Model

Tolerance
1 Penerapann TQM
0,705
Komitmen Organisasi
0,407
Ketidakpastian Lingkungan
0,953
Budaya Lokal
0,367
Kinerja Inovasi
0,322
a. Dependent Variable : Kinerja Manajerial
Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan hasil tabel 4 tersebut, maka tidak
terjadi multikolinier antara karena penerapan
TQM, komitmen organisasi, ketidakpastian
lingkungan, budaya lokasi dan kinerja
inovasi,
karena
nilai VIF < 10 dan
Tolerance > 0,1.
Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi apabila tidak ada
kesamaan deviasi standar nilai variabel
dependen pada setiap variabel independen.
Deteksi dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik. Hasil pengujian
heteroskedastisitas dapat di gambarkan pada
gambar 2 sebagai berikut:

Page 108

Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 01-15
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka
Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Regression Studentized Residual

3

2

1

0

-1

-2
-2

-1

0

1

2

Regression Standardized Predicted Value

Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 2 dapat diartikan
bahwa deteksi yang ada adalah
penyebaran, dan tidak membentuk pola
tertentu,
sehingga
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Hasil Regresi Moderating
Hasil
pengolahan
data
dengan
menggunakan SPSS versi 23 pengaruh

penerapan TQM, interaksi komitmen
organisasi dengan penerapan TQM,
interaksi
ketidakpastian
lingkungan
dengan penerapan TQM, interaksi budaya
lokasl dengan penerapan TQM dan kinerja
inovasi dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5. Regresi Moderating
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
1 (Constant)
7,816
2,297
Peneapan TQM
0,316
0,144
X*Z1
-0,003
0,004
X*Z2
0,002
0,006
X*Z3
0,009
0,003
Kinerja Inovasi
0,181
0,063
a. Dependent Variable : Kinerja Manajerial
Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Standardized
Coefficients
Beta

Model

0,254
-0,117
0,049
0,466
0,379

t
3,404
2,196
-0,719
0,432
3,217
2,855

Sig.
0,002
0,034
0,476
0,668
0,003
0,007

Berdasarkan tabel 5, maka persamaan regresi dapat dijabarakan sebagai berikut :
Y = 0,254X- 0,117Z1X + 0,049 Z2X +0,466 Z3X + 0,379M
Hasil persamaan regresi berganda tersebut di
atas memberikan pengertian bahwa: 1) Nilai
koefisien regresi penerapan TQM sebesar
0,254, bernilai positif, mempunyai arti bahwa
apabila penerapan TQM semakin meningkat,
maka kinerja manajerial akan meningkat, 2)
Nilai koefisien regresi X*Z1 sebesar -0,117,
bernilai negatif, mempunyai arti bahwa
moderasi komitmen organisasi memperlemah
pengaruh penerapan TQM terhadap kinerja
manajerial, 3) Nilai koefisien regresi X*Z2

sebesar 0,049, bernilai positif, mempunyai
arti
bahwa
moderasi
ketidakpastian
lingkungan memperkuat pengaruh penerapan
TQM terhadap kinerja manajerial, 4) Nilai
koefisien regresi
X*Z3 sebesar 0,466,
bernilai positif, mempunyai arti bahwa
moderasi budaya lokal memperkuat pengaruh
penerapan TQM terhadap kinerja manajerial,
dan 5) Nilai koefisien regresi kinerja inovasi
sebesar 0,379, bernilai positif, mempunyai
mempunyai arti bahwa apabila kinerja

Page 109

Sri Mulyani, Dianing Ratna Wijayani
Penerapan TQM dan Kinerja Inovasi terhadap Kinerja Manajerial Industri Rokok Kabupaten Kudus

inovasi semakin meningkat, maka kinerja
manajerial akan meningkat.
Pengujian Hipotesis
Pengaruh Penerapan TQM terhadap
Kinerja Manajerial
Dari tampilan output SPSS (tabel 5)
diperoleh nilai koefisien regresi untuk
penerapan TQM sebesar 0,254 dan nilai
signifikansi  sebesar 0,034 < 0,05, ini
menandakan bahwa penerapan TQM
berpengaruh
positif signifikan terhadap
kinerja manajerial, artinya semakin tinggi
penerapan TQM, maka kinerja manajerial
akan semakin meningkat, dengan demikian
hipotesis 1 yang menyatakan semakin intens
penerapan TQM, semakin tinggi kinerja
manajerial diterima.
Pengaruh
Interaksi
TQM
dengan
Komitmen Organisasi terhadap Kinerja
Manajerial
Dari tampilan output SPSS (tabel 5)
diperoleh nilai koefisien regresi untuk
interaksi penerapan TQM dengan komitmen
organisasi sebesar -0,003 dan nilai
signifikansi  sebesar 0,478 > 0,05, ini
menandakan bahwa interaksi penerapan
TQM
dengan
komitmen
organisasi
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
kinerja manajerial, dengan demikian hipotesis
2 yang menyatakan semakin tinggi interaksi
penerapan
TQM
dengan
komitmen
organisasi, semakin tinggi kinerja manajerial
ditolak.
Pengaruh
Interaksi
TQM
dengan
Ketidakpsatian Lingkungan terhadap
Kinerja Manajerial
0,379

Dari tampilan output SPSS (tabel 5)
diperoleh nilai koefisien regresi untuk
interaksi
penerapan
TQM
dengan
ketidakpastian lingkungan sebesar 0,002 dan
nilai signifikansi  sebesar 0,668 > 0,05, ini
menandakan bahwa interaksi penerapan
TQM dengan ketidakpastian lingkungan
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
kinerja manajerial, dengan demikian hipotesis
3 yang menyatakan semakin tinggi interaksi
penerapan TQM dengan ketidakpastian
lingkungan, semakin tinggi kinerja manajerial
ditolak.
Pengaruh Interaksi TQM dengan Budaya
Lokal terhadap Kinerja Manajerial
Dari tampilan output SPSS (tabel 5)
diperoleh nilai koefisien regresi untuk
interaksi penerapan TQM dengan budaya
lokal sebesar 0,009 dan nilai signifikansi 
sebesar 0,003 < 0,05, ini menandakan bahwa
interaksi penerapan TQM dengan budaya
lokal berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja manajerial, dengan demikian hipotesis
4 yang menyatakan semakin tinggi interaksi
penerapan TQM dengan budaya lokal,
semakin tinggi kinerja manajerial diterima.
Semakin Intens Penerapan TQM yang
dimediasi oleh Kinerja Inovasi, Semakin
Tinggi Kinerja Manajerial
Pengujian pengaruh penerapan TQM
terhadap kinerja manajerial yang dimediasi
oleh kinerja manajerial dapat digambarkan
sebagai berikut :

0,317
Kinerja Inovasi

Kinerja Manajerial

Penerapan TQM
0,254

Gambar 3. Pengujian Pengaruh Penerapan TQM terhadap Kinerja Manajerial

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan
bahwa pengaruh langsung penerapan TQM

terhadap kinerja manajerial adalah sebesar
0,254 lebih besar dibandingkan pengaruh

Page 110

Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 01-15
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

tidak langsung penerapan TQM terhadap
kinerja manajerial melalui kinerja inovasi
sebesar 0,120 dari (0,317 X 0,379). Dengan
demikian dapat dijelaskan bahwa kinerja
inovasi tidak memediasi pengaruh penerapan
TQM terhadap kinerja manajerial dan
hipotesis yang menyatakan semakin besar
penerapan TQM, yang dimediasi kinerja
inovasi semakin besar kinerja manajerial
tidak terbukti atau di tolak.
PEMBAHASAN
Pengaruh Penerapan TQM terhadap
Kinerja Manajerial
Penerapan TQM berpengaruh positif terhadap
kinerja manajerial, artinya semakin tinggi
penerapan TQM semakin tinggi kinerja
manajerial, hal ini mnegindikasikan bahwa
TQM merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya
saing organisasi
melalui perbaikan terus menerus atas produk,
jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.
Singkatnya
TQM
merupakan
sistem
manajemen
yang mengangkat
kualitas
sebagai strategi usaha dan berorientasi
pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan
seluruh anggota organisasi. Tujuannya adalah
untuk menjamin bahwa pelanggan puas
terhadap barang dan jasa yang diberikan,
serta menjamin bahwa tidak ada pihak yang
merasa dirugikan.
TQM merupakan suatu konsep yang
berupaya melaksanakan sistem manajemen
kualitas tingkat dunia. Manfaat TQM
adalah memperbaiki kinerja manajerial
dalam mengelola perusahaan agar dapat
meningkatkan
penghasilan
perusahaan.
Hasil ini mendukung penelitian Demirbag et
al. (2006) menemukan bahwa TQM memiliki
efek yang kuat pada UKM kinerja manajerial.
Pengaruh Interaksi Penerapan TQM
dengan Komitmen Organisasi terhadap
Kinerja Manajerial

Interaksi penerapan TQM dengan komitmen
organisasi
berpengaruh
negatif
tidak
signifikan terhadap kinerja manajerial, hal ini
mengindikasikan bahwa dukungan komitmen
organisasi dalam penerapan TQM tidak dapat
mempengaruhi kinerja manajerial, karena
rasa mencintai organisasi bisa menjadi modal
bagi manajerial untuk melakukan penerapan
TQM yang semakin baik, sehingga akan
meningkatkan kinerja manajerial, apabila
manajerial memiliki kemampuan untuk
melakukan penerapan TQM yang baik.
Namun sebaliknya rasa mencintai organisasi
juga tidak bisa menjadi meningkatkan
penerapan TQM apabila karyawan tidak
memiliki metode penerapan TQM yang
bagus, sehingga tidak mempengaruhi kinerja
manajerial. Hasil ini mendukung penelitian
Carolina (2012) yang menyatakan interaksi
penerapan TQM dengan komitmen organisasi
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
kinerja manajerial.
Pengaruh Interaksi Penerapan TQM
dengan
Ketidakpastian
Lingkungan
terhadap Kinerja Manajerial
Interaksi
penerapan
TQM
dengan
ketidakpastian
lingkungan
berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap kinerja
manajerial, hal ini mengindikasikan bahwa
ketidakpastian lingkungan tidak dapat
memperkuat atau memperlemah pengaruh
penerapan TQM terhadap kinerja manajerial,
karena perusahaan dalam melakukan
penerapan TQM didasarkan pada berusaha
untuk perbaikan terus-menerus, orientasi
pelanggan, pemberdayaan karyawan dan
komitmen manajemen puncak dengan
menjaga kepentingan pelanggan, karyawan,
pemegang saham, pesaing dan bahkan
masyarakat luas, sehingga tidak terpengaruh
terhadap ketidakpastian lingkungan yang di
sebabkan oleh merasa
tidak memiliki
informasi yang cukup untuk memprediksi

Page 111

Sri Mulyani, Dianing Ratna Wijayani
Penerapan TQM dan Kinerja Inovasi terhadap Kinerja Manajerial Industri Rokok Kabupaten Kudus

secara akurat, atau karena dia merasa tidak
mampu membedakan antara data yang
relevan dengan data yang tidak relevan.
Pengaruh Interaksi Penerapan TQM
dengan Budaya Lokal terhadap Kinerja
Manajerial
Interaksi penerapan TQM dengan budaya
lokal berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja manajerial, hal ini mengindikasikan
bahwa budaya lokal dapat mempekuat atau
memperlemah pengaruh penerapan TQM
terhadap kinerja manajerial, karena Budaya
Lokal di Kota Kudus menghidupkan
pandangan hidup dan pemikiran Kanjeng
Syaikh Ja’far Shadiq (Sunan Kudus)
tentang masa depan peradaban kota Kudus,
pada ranah filosofis. Sunan Kudus hendak
menyambungkan kembali
keterpisahan
antara pemenuhan kebutuhan jasmani dan
rohani, orientasi pemikiran masyarakat
untuk yang duniawi dan yang ukhrowi.
Menariknya, sang Sunan mencarikan
pendasaran di dalam ajaran Islam yang ideal;
baik demi keuntungan dunia maupun akhirat,
sebagai permulaan dari trilogi di atas; yakni
“gus” untuk bagus pekerti.
Dalam Islam, budi pekerti memiliki posisi
yang paling utama setelah iman. Telah
menjadi kesepakatan umum, siapa pun
yang pekertinya unggul maka ia akan
disenangi banyak pihak. Kedua, Kanjeng
Sunan
mengandaikan
kemapanan
intelektualitas bagi masyarakatnya; “ji”
untuk rajin mengaji. Di sini, Kanjeng
Sunan tidak membedakan jenis ilmu, mana
ilmu yang umum dan mana yang khusus
agama, untuk kemudian menentukan mana
yang harus dikaji. Hal yang diingini
Kanjeng Sunan, tiadanya polarisasi antara
yang umum dan yang agama, yang dunia dan
yang akhirat. Budaya lokal tersebut
mendorong manajerial memperbaiki kualitas
yang berorientasi terhadap konsumen,

komitmen
majarial
bagian
puncak,
pemberdayaan SDM, kompetitor, investor,
pemegang saham, dan masyarakat luas
sehingga mampu mingkatkan kinerja
manajerial.
Semakin Intens Penerapan TQM yang
Dimediasi oleh Kinerja Inovasi, Semakin
Tinggi Kinerja Manajerial
Kinerja inovasi tidak memediasi pengaruh
penerapan TQM terhadap kinerja manajerial,
hal ini mengindikasikan bahwa penerapan
TQM berpengaruh langsung terhadap kinerja
manajerial, karena TQM lebih memfokuskan
pada keefektifan manajemen dari faktor
primer, yaitu manajemen kualitas pemasok,
kepemimpinan manajemen puncak untuk
kepentingan kualitas, manajemen proses,
pemberdayaan dan pelatihan SDM. Ini
dilakukan supaya perusahaan mendapatkan
keuntungan berupa efisiensi pengeluaran
biaya, peningkatan pasar dan reputasi
perusahaan, meningkatkan motivasi pekerja
serta peningkatan kepuasaan pelanggan yang
pada
akhirnya
dapat
meningkatkan
profitabilitas perusahaan. Pada dasarnya yang
paling penting dalam meningkatkan kinerja
manajerial kuncinya adalah sumber daya dan
integrasi
dalam usaha bekerja sejalan
bersama menuju kebaikan dengan tujuan
konservasi kepentingan untuk semua
pemangku kepentingan dalam perusahaan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan,
yaitu: 1) Penerapan TQM
berpengaruh
positif
signifikan terhadap kinerja
manajerial, 2) Interaksi penerapan TQM
dengan
komitmen
organisasi
tidak
berpengaruh terhadap kinerja manajerial, 3)
Interaksi
penerapan
TQM
dengan
ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh
terhadap kinerja manajerial, 4) Interaksi
penerapan TQM dan budaya lokal
berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja manajerial, dan 5) Interaksi penerapan
TQM dengan yang dimediasi oleh kinerja
inovasi mempengaruhi meningkatnya kinerja

Page 112

Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 01-15
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

manajerial, hasilnya adalah kinerja inovasi
tidak memediasi pengaruh penerapan TQM
terhadap kinerja manajerial, hal ini
mengindikasikan bahwa penerapan TQM
berpengaruh langsung terhadap kinerja
manajerial.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat disarankan penelitian
selanjutnya lebih memperbanyak perusahaan,
agar
sampel lebih banyak dan jumlah
responden yang diperoleh lebih banyak, hal
ini dilakukan agar hasil penelitian lebih
optimal, dan sebaiknya perusahaan lebih
mengenalkan budaya lokal kepada manajer
agar dapat bekerja dengan prinsip-prinsip
budaya lokal di Kota Kudus ini dikenal
dengan sebutan Gusjigang. Hal ini akan
mendorong penerapan TQM dan kinerja
manajerial akan semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Andersen, T. J. (2005). Capital structure,
environmental dynamism, innovation
strategy,
and
strategic
risk
management. Innovation Strategy, and
Strategic Risk Management.
Asllani, A., & Luthans, F. (2003). What
knowledge managers really do: an
empirical and comparative analysis.
Journal of Knowledge Management,
7(3),
53–66.
https://doi.org/10.1108/1367327031048
5622
Boon, O. K., Safa, M. S., & Arumugam, V.
(2006). TQM practices and affective
commitment: A case of Malaysian
semiconductor
packaging
organizations.
Cheng, C. W. M., & Liu, A. M. M. (2007).
The Relationship of Organizational
Culture and the Implementation of Total
Quality Management in Construction
Firms.
Surveying
and
Built
Environment, 18(1), 7–16..

Corredor, P., & Goñi, S. (2010). Quality
awards and performance: is there a
relationship?. The TQM Journal, 22(5),
529-538.
Dean, J. W., & Bowen, D. E. (1994).
Management theory and total quality:
improving research and practice through
theory
development. Academy
of
management review, 19(3), 392-418.
Demirbag, M., Tatoglu, E., Tekinkus, M., &
Zaim, S. (2006). An Analysis of the
Relationship
between
TQM
Implementation and Organizational
Performance: Evidence from Turkish
SMEs. Journal of Manufacturing
Technology Management, 17(6), 829–
847.
https://doi.org/10.1108/1741038061067
8828
Demirbag, M., & Sahadev, S. (2008).
Exploring the antecedents of quality
commitment among employees: An
empirical study. International Journal of
Quality and Reliability Management,
25(5),
494–507.
https://doi.org/10.1108/0265671081087
3899
Duncan, R. B. (1972). Characteristics of
Organizational
Environments
and
Perceived Environmental Uncertainty.
Administrative Science Quarterly,
17(3),
313.
https://doi.org/10.2307/2392145
Dooyoung, S., Kalinowski, J. G., & El-Enein,
G. A. (1998). Critical implementation
issues in total quality management.pdf.
SAM Advanced Management Journal.
Gregson, T., Wendell, J., & Aono, J. (1994).
Role Ambiguity, Role Conflict, and
Perceived Environmental Uncertainty:
Are the Scales Measuring Separate

Page 113

Sri Mulyani, Dianing Ratna Wijayani
Penerapan TQM dan Kinerja Inovasi terhadap Kinerja Manajerial Industri Rokok Kabupaten Kudus

Constructs for Accountants? Behavioral
Research in Accounting, 6(2), 144–159.

Hall, E.T., 1989. Beyond Culture. 1st Edn.,
Anchor Books, New York, pp: 298.

Evans, James, James, W., Dean. (2003). Total
quality management, organization, and
strategy. Thompson South-Western
Publishing, Ohio, USA.

Haryadi, Eko, 2009. hubungan antara strategi
organisasi, Praktik Total Quality
Management (TQM) dan Innovative
Performance: Study Pada Perusahaan
Jasa di Provinsi Riau.

Endang Mardiyati, Muhammad Agung
Prabowo, 2012. Pengaruh Interaksi
Antara
Total
QualityManagement
dengan Sistem Penghargaan Dan
Komitmen
Organisasi
terhadap
KinerjaManajerial. Studi Empiris pada
SMK Di Kabupaten Karanganyar Jurnal
Paradigma Vol. 12, No. 02, Agustus
2014 – Januari 2015.
Fandy Tjiptono. 2001. “Manajemen Jasa”.
Yogyakarta: Andi.
Huarng, F., & Chen, Y. (2002). Relationships
of TQM philosophy, methods and
performance: a survey in Taiwan.
Industrial Management & Data Systems,
102(4),
226–234.
https://doi.org/10.1108/0263557021042
3271
Ghazali, Imam, 2016, “Aplikasi Analisis
Multivariat Dengan Program IBM SPSS
23”,Cetakan kedelapan, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Gustafsson, A., Nilsson, L., & Johnson, M.
D. (2003). The role of quality practices
in service organizations. International
Journal
of
Service
Industry
Management,
14(2),
232–244.
https://doi.org/10.1108/0956423031047
4183
Hackman, J. R., & Wageman, R. (1995).
Total Quality Management - Empirical,
Conceptual, and Practical Issues.
Administrative Science Quarterly, 40(2),
309–342.
https://doi.org/10.2307/2393640

Hellsten, U., & Klefsjö, B. (2000). TQM as a
management system consisting of
values, techniques and tools. The TQM
Magazine,
12(4),
238–244.
https://doi.org/10.1108/0954478001032
5822
ISO Central Sectretariat, 2010. ISO: 9000
Enquiry Service Quality Management
Principles
Ittert, & Lakkert, 2003. The Effect Of Tqm,
Non Financial Measures, Balanced
Scorecard to management performance,
Journal Of Management Accounting
Research, 203-258.
Satish, K. P., & Srinivasan, R. (2010). Total
quality management and innovation
performance: An empirical study on the
interrelationships and effects. South
Asian Journal of Management, 17(3), 8.
Lay, Koh Tin, 2005. Measuring Innovation
Performance, National Library Board,
Singapore.
Lloréns Montes, F. J., Verdú Jover, A., &
Miguel Molina Fernández, L. (2003).
Factors affecting the relationship
between total quality management and
organizational
performance.
International Journal of Quality &
Reliability Management, 20(2), 189–
209.
https://doi.org/10.1108/0265671031045
6617
Luthans, Fred. 2005. Perilaku Organisasi,
edisi 10. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Page 114

Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 1, (2), 2017, 01-15
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

Mahoney, T. A. (1963). Development of
managerial performance: A research
approach.
South-western
Publishing
Company.
Mardiyah, A. A., & Listianingsih. (2005).
Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja,
Sistem Reward, Dan Profit Center
Terhadap Hubungan Antara Total
Quality Management Dengan Kinerja
Manajerial. SNA VIII Solo, (September),
15–16.
Milliken, J. (2002). Qualifying for leadership
or
control
masquerading
as
enlightenment? International Journal of
Public Sector Management, 15(4), 281.
https://doi.org/10.1108/0951355021043
0237
Munter, P., & Kren, L. (1995). The impact of
uncertainty and monitoring by the board
of directors on incentive system design.
Managerial Auditing Jornal, 10(4), 23–
34.
https://doi.org/10.1108/0268690951008
4237
Sari Ria Nelly, Nasir Azwir, Chaniago Danu
Alsaheri. 2012. Hubungan Antara
Budaya
Organisasi,
Quality
Performance, Praktik Total Quality
Management (Tqm) dan Innovative
Performance.

Terziovski, M., & Samson, D. (1999). The
link between total quality management
practice and organisational performance.
International Journal of Quality &
Reliability Management, 16(3), 226–
237.
https://doi.org/10.1108/0265671991022
3728
Wicaksono, Setiawan, 2008. Pengaruh
Implementasi Total Quality Management
(TQM) Terhadap Budaya Kualitas (Studi
Pada PT. Hari Terang Industry Surabaya).
Yani Iriani
Analisis
terhadap
kualitas
Nasional
Kualitas

dan Arief Rahmana (2010)
Pengaruh Implementasi TQM
kinerja karyawan melalui
Inovasi Proceeding Seminar
IV Manajemen dan Rekayasa

Yenni Carolina. 2012.Pengaruh Penerapan
Total Quality Management (TQM) dan
Komitmen Organisasi terhadap Kinerja
Perusahaan dengan Budaya Organisasi
Sebagai Variabel Moderasi (Survei
padaPerusahaan Manufaktur di Jawa
Barat yang Listing di BEI). Jurnal
Akuntansi Vol.4 No.2 November 2012:
175-186.

Stoner, J. A., Freeman, R. E., & Gilbert, D.
R. (1996). Manajemen Edisi Bahasa
Indonesia. PT. Prenhallindo. Jakarta.

Page 115

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65