ASPEK YURIDIS PELAYANAN KESEHATAN

PERDATA -PIDANA

ASPEK YURIDIS
PELAYANAN KESEHATAN

• Aspek Hukum Perdata
• Aspek Hukum Pidana
• Aspek Hukum Administrasi

ETIK
HUKUM PIDANA- HUKUM PERDATA
HUKUM TATA USAHA NEGARA
• MALPRAKTEK
• KELALAIAN
• PEMBUKTIAN
• INFORMED CONSENT
• REKAM MEDIS
• ABORTUS
• BAYI TABUNG
• EUTHANASIA
• TRANSPLANTASI

HAK ATAS KESEHATAN

HAK MENENTUKAN
NASIB SENDIRI

HUKUM PIDANA

Sri Rejeki-KARS

Pengertian hukum pidana
• Keseluruhan larangan dan keharusan
yang pelanggaran terhadap nya dikaitkan
dengan suatu nestapa (pidana) oleh
negara
• Keseluruhan aturan tentang syarat
• Cara menjatuhkan dan menjalankan
pidana tsb

Tujuan
• Memenuhi rasa keadilan

• Melindungi masyarakat
• Melindungi kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat
dengan
negara
• Menyelesaikan masalah konflik

Tanggung jawab hukum pidana
 Terdapat perbuatan melanggar hukum, actus
reus mens rea, dapat dipertanggung
jawabkan
 The wrong-doer yang bertanggung jawab
 Dapat terdapat penyertaan, perbantuan, per
barengan
 Kebenaran material,pembuktian dengan
tingkat kepastian tinggi “beyond a reasonable
doubt “
 Sanksi sesuai ketentuan per UU-an ybs

PENANGANAN HUKUM PIDANA

• Sesuai peraturan per UU-an yang berlaku
• Meliputi
pidana yang diatur dalam KUHP
- pidana yang diatur dalam UU Praktik
kedokteran,
UU kesehatan, UURumah Sakit
kelalaian hanya pada CULPA LATA
• Penyidik :POLRI dan PPNS

Teori hukum pidana
1. Teori mutlak
2.

Teori relatif

TEORI MUTLAK
Berdasarkan flosof bahwa kejahatan
tidak boleh ada dan tidak diijinkan ,baik
menurut Norma Kesusilaan maupun
Norma Hukum

 kejahatan itu harus di pidana
Teori mutlak dapat diterima karena sesuai
pengalaman manusia setiap serangan yang dilakukan
orang lain akan menimbulkan
reaksi serangan
balasan dari pihak yang diserang

Teori Relatif
Bahwa
tujuan
pemidanaan
bukan
untuk
pembalasan,melainkan untuk
a.Prevesi umum ; bhw pemerintah berwenang menjatuhkan
pidana utk mencegah rakyat umum melakukan tindak
pidana
b.Prevesi khusus : bhw pelaku tindak pidana dikemudian hari
akan menahan diri spy tidak berbuat perbuatan yang sama
(bersifat mendidik)

c.Fungsi perlindungan : dengan di pidananya si pelaku
kejahatan dengan dicabut kebebasannya,maka masyarakat
akan terhindar dari kejahatan yang dilakukannya

Peristiwa Pidana

• Suatu perbuatan yang melawan hukum
yang diancam pidana, dilakukan dengan
kesalahan oleh orang yang dapat
dipertanggung jawabkan atas perbuatan
itu. Sering juga disebut dengan tindak
pidana atau delik

Aspek hukum pidana
• Berlaku azas PRIBADI
• Masing-masing pelaku tindakan
bertanggung jawab atas tindakannya
 TIDAK DAPAT DIALIHKAN
KEPADA ORANG LAIN


TANGGUNG JAWAB HUKUM
PIDANA
Didasarkan pada “ mens rea-reactus reus”
• Adanya kesalahan (fault based)
 kesengajaan (DOLUS)
 kelalaian berat (CULPA LATA)
• Kemampuan pelaku untuk bertanggung jawab
• Faktor pemberat dan peringan pidana
• Kejahatan (kelalaian terhadap tubuh manusia)
 psl 359 KUHP menyebabkan hilangnya
nyawa orang
 psl 360 KUHP menyebabkan luka

Dasar pemidanaan
nulla poena, sine praevia,
lege poenali”
Tidak ada perbuatan yang
dapat di pidana tanpa
penetapan sebelumnya oleh
Undang Undang


SYARAT YG HARUS DIPENUHI
Adanya sikap tindak/perbuatan
- Perbuatan tsb. diatur oleh UU
- Perbuatan pelaku melanggar hukum
- Terdapat unsur kesalahan pelaku
-

CONTOH

 Psl 267 KUH Pidana
(1) seorang dokter yang dengan sengaja
memberikan surat keterangan palsu tentang
ada atau tidaknya penyakit, kelemahan atau
cacat, diancam dengan pidana penjara paling
lama 4 tahun
(2) jika keterangan diberikan dengan maksdu
seseorang ke dalam RS gila atau untuk
menahannya disitu, dijatuhkan pidana penjara
paling lama 8 tahun 6 bulan


• Psl 268 KUH Pidana
(1) barang siapa membuat secara palsu atau
memalsukan surat keterangan dokter tentang
ada atau tidaknya penyakit, kelemahan atau
cacat, dengan maksud untuk menyesatkan
penguasa atau penanggung diancam dengan
pidana penjara paling lama 4 tahun
(2) diancam dengan pidana yang sama,
barang siapa dengan maksud yang sama
memakai surat keterangan yang tidak

benar atau yang dipalsukan, seolaholah surat itu benar dan tidak palsu

DALAM HUKUM ACARA PIDANA
Terdapat 4 tahap dalam mencari
kebenaran
a.Penyidikan
b.Penuntutan
c.Pemeriksaan di persidangan

d.Pelaksanaan, pengamatan, pengawasan
Acara pembuktian merupakan salah
satu faset dari hukum acara pidana

Psl. 183 KUHAP

“ Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana
kepada
seseorang
kecuali
dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang
sah , ia memperoleh keyakinan bahwa
suatu tindak pidana benar benar terjadi
dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukannya “

ALAT BUKTI YANG SAH
MENURUT PSL 184 KUHAP


1.Keterangan saksi
2.Keterangan ahli
3.Surat
4.Petunjuk
5.Keterangan terdakwa
6.Hal yang secara umum sudah diketahui
tidak perlu dibuktikan

Hakikat pembuktian
• Mencari kebenaran akan peristiwaperistiwa hingga dengan demikian
akan diperoleh kepastian bagi hakim
kebenaran peristiwa tertentu

Keterangan SAKSI
Saksi yang diharapkan yang ia:
- Mendengar
- Mengalami, atau
- Melihat dengan mata kepala sendiri
Sebagai salah satu alat bukti dalam
perkara pidana

BUKAN saksi yang mendengar atau
memperoleh keterangan dari orang lain

SAKSI
• Sebelum saksi memberikan
keterangan, wajib mengucapkan
sumpah atau janji menurut agama
atau keyakinan masing-masing.
• Bahwa saksi akan memberikan
keterangan yang sebenarnya tidak
lain daripada yang sebenarnya.

KETERANGAN AHLI
• Keterangan ahli bukan alat bukti
• Dipakai guna memberikan
penerangan kepada Hakim
Dengan sistem KUHAP; keterangan
ahli merupakan alat bukti yang sah
sehingga Hakim terikat kepada
pendapat AHLI.

1. PERBEDAAN ISINYA
2. PERBEDAAN
PELAKSANAANNYA

Perbedaan isinya
• Hukum Perdata
mengatur hubungan hukum antara orang
yang satu dengan orang lain dengan menitik
beratkan kepada kepentingan perseorangan
• Hukum Pidana
mengatur hubungan hukum antara seorang
anggota masyarakat dengan negara yang
menguasai tata tertib masyarakat

Perbedaan pelaksanaannya
• Pelanggaran terhadap norma hukum Perdata
diambil tindakan oleh Pengadilan setelah ada
pengaduan oleh pihak berkepentingan yang
merasa dirugikan
• Pelanggaran terhadap norma hukum Pidana
pada umumnya segera diambil tindakan oleh
pengadilan tanpa ada pengaduan dari pihak
yang dirugikan .
Terhadap beberapa tindak pidana tertentu
tidak diambil tindakan (DELIK ADUAN)

GUGATAN
• Gugatan
terjadi
“MASALAH HUKUM”

karena

ada

• Masalah hukum identik dengan
kesenjangan antara yang seharusnya
(das sollen) dan kenyataan yang ada
(das sein)

HUKUM PERDATA

HUKUM PERDATA
mengatur hubungan hukum antar
orang, hak & kewajiban masing-masing
serta hak orang atas kebendaan

GUGATAN PERDATA
Gugatan apabila terdapat masalah hukum
SYARAT sesuai psl 1365 KUH Perdata :
1. harus ada perbuatan
2. perbuatan itu melanggar hukum
3. adanya kerugian
4. adanya causal perbuatan melawan
hukum dengan kerugian yang diderita
5. adanya kesalahan
(perdata)

DASAR TUNTUTAN PERDATA
• Psl 1365 KUH Perdata
tiap perbuatan melanggar hukum,
yangmembawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan
orang
yang
karena
salahnya
menerbitkan kerugian itu, menggantinya

• Psl 1366 KUH Perdata
juga yang disebabkan kelalaian

• Psl 1367 KUH Perdata
juga akibat respondeat superior

• Psl 1338 KUH Perdata : Wanprestasi

TUJUAN ADU/GUGAT
• Kompensasi (ganti rugi) : Hukum Perdata,
administrasi/profesi
• Apabila dokter/ Direksi bersalah  dipidana :
Hukum Pidana
• Status hukum kelembagaan pelayanan
kesehatan
- Badan publik : Hukum Tata Usaha Negara
(TUN) /
Hukum Administrasi
- Badan swasta : Hukum Perdata

ASPEK HUKUM PERDATA
Terjadi perikatan antara pemberi jasa
dan penerima pelayanan dibidang
kesehatan  berkaitan dengan masalah
individu
Penyedia pelayanan wajib memberikan
prestasi
Penerima pelayanan wajib memberikan
kontra prestasi

PERIKATAN
Perikatan adalah hubungan hukum antar dua
orang atau lebih dari dua pihak; berdasarkan yang
mana pihak yang satu (kreditur) berhak menuntut
sesuatu hak dari pihak yang lain, dan pihak lain
(debitur) berkewajiban untuk memenuhi tuntutan
itu.
Menurut proses terjadinya :
• Perikatan yang lahir karena adanya Undang
undang
• Perikatan terjadi karena perjanjian

Perikatan yang lahir karena Undang
Undang
• yang terjadi karena adanya ketentuan
Undang Undang
• Contoh
kewajiban orang tua memelihara anak
kewajiban pelayanan gawat darurat
tertentu
perikatan karena perbuatan melanggar
hukum

Perikatan terjadi karena
perjanjian
• perjanjian adalah suatu perbuatan

dimana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu
orang lain atau lebih

UNSUR-UNSUR PERJANJIAN
1.
2.
3.
4.

Ada kesepakatan
Kecakapan para pihak
Untuk prestasi tertentu
Atas sebab hal yang halal

TANGGUNG JAWAB HUKUM
PERDATA
Didasarkan pada (alternatif)
- Undang Undang perbuatan melawan hukum
- Kontrak adanya wanprestasi (psl. 1243 KUH
Perdata)
- Vicarious liability
tanggung jawab majikan (psl. 1367 KUH Perdata)
Pada praktek pribadi, tenaga kesehatan
bertanggung jawab sendiri sampai seluruh hartanya
Pada praktik berbadan hukum (various liability) dan
tenaga kesehatan bertanggung jawab renteng
tergantung by laws atau perjanjian kerja

ALASAN GUGATAN PERDATA
Apabila debitur/yang berkewajiban melakukan prestasi
melakukan wanprestasi /tidak melakukan apa yang
diperjanjikan
WUJUD GUGATAN
- Pemenuhan perjanjian
- Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi
- Pembayaran ganti rugi saja
- Pembatalan perjanjian
- Pembatalan disertai ganti rugi
(perdata)

PIHAK YANG DAPAT
DIGUGAT
• Orang dalam arti manusia atau badan
Hukum
• Atasan/majikan atau pengawas yang
bertanggung jawab atas pelaku
wanprestasi
(perdata)

wanprestasi
• Tidak melakukan apa yang disanggupi
akan dilakukannya;
• Melakukan tetapi tidak sebagaimana yang
dijanjikan
• Melakukan prestasi tetapi terlambat
• Melakukan sesuatu yang tidak boleh
dilakukan
(perdata)

PENANGANAN HUKUM
PERDATA
• Gugatan oleh pasien, keluarga, kuasa hukum
• KUH Perdata
penggugat harus membuktikan
gugatannya
dalam kenyataannya tenaga kesehatan
atau
fasilitas yankes harus membuktikan
sebaliknya
• Kebenaran formal, pembuktian cukup
dengan preponderate/balance of evidence
• UU No. 36 thn 2009 dianjurkan penyelesaian
cara MEDIASI

PERBEDAAN
PERDATA/TUN

PIDANA

Bertindak untuk diri sendiri

Penegakan harus melalui
aparatur

Dapat dikuasakan

Penyelidikan/penyidikan
(Polri)

Kedudukan pihak yang
berperkara sama

Penuntutan : JAKSA
PENUNTUT UMUM
Mengadili : HAKIM
Aparatur bertindak untuk
kepentingan umum

Thank You

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF ORANG TUA KEPADA ANAK

8 135 22

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN BEBAS TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA KESUSILAAN DENGAN KORBAN ANAK (Putusan Nomor 24/Pid.Sus/A/2012/PN.Pso)

7 78 16

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA MEREK AIR MINUM MINERAL "AQUA-versus-INDOQUALITY" (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 04.PK/N/HaKI/2004)

2 65 91

ANALISIS YURIDIS TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN OLEH OKNUM POLISI DALAM PUTUSAN NOMOR 136/PID.B/2012/PN.MR (PUTUSAN NOMOR 136/PID.B/2012/PN.MR)

3 64 17

ANALISIS YURIDIS PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PERZINAHAN DI BANDAR LAMPUNG

7 101 61

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45

KAJIAN ASPEK HYGIENE SANITASI TERHADAP KONDISI KANTIN MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Sekolah Dasar Kota Bandar Lampung)

40 194 64

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN ASUPAN MAKAN PADA LANSIA DI UPTD PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

7 47 92