BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan - Dampak Kehadiran Rumah Kreatif Binjai Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Tanah Seribu Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kewirausahaan

  Secara sederhana arti wirausahawan adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan.

  Resiko kerugian merupakan hal biasa karena mereka memegang prinsip bahwa factor kerugian pasti ada. Bahkan, semakin besar resiko kerugian yang bakal dihadapi, semakin besar pula peluang keuntungan yang dapat diraih. Tidak ada istilah rugi selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian dan penuh perhitungan. Inilah yang disebut dengan jiwa wirausaha (Kashmir, 2006:16-17).

  Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara professional. Hendaknya minat tersebut diikuti dengan perencanaan dan perhitungan yang matang. Misalnya, dalam hal memilih atau menyeleksi bidang usaha yang akan dijalankan sesuai dengan prospek dan kemampuan pengusaha. Pemilihan bidang usaha seharusnya disertai dengan berbagai pertimbangan seperti minat, modal, kemampuan, dan pengalaman sebelumnya. Jika belum memiliki pengalaman sebelumnya, seseorang dapat menimba pengalaman dari orang lain. Pertimbangan lainnya adalah seberapa lama jangka waktu perolehan keuntungan yang diharapkan. Peter F. drucker dalam Kashmir mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreatifitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreatifitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak (Kashmir, 2006:17-18).

  Berbicara tentang kewirausahaan Mulyana (2014) menyebutkan bahwa Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah Gagasan. Esensi dari kreatifitas adalah gagasan. Hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang sangat layak. Gagasan tersebut yaitu gagasan yang orisinil dan dapat diproteksi oleh HKI (Hak Kekayaan Intelektual). Kemampuan untuk mewujudkan kreativitas yang diramu dengan sense atau nilai seni, teknologi, pengetahuan dan budaya menjadi modal dasar untuk menghadapi persaingan ekonomi, sehingga muncullasebagai alternatif pembangunan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Fungsi ekonomi kreatif yaitu :

  • Memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan;
  • Menciptakan Iklim bisnis yang positif;
  • Membangun citra dan identitas bangsa;
  • Mengembangkan ekonomi berbasis kepada sumber daya yang terbarukan;
  • Menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa; Memberikan dampak sosial yang positif.

  Ekonomi kreatif sangat tergantung kepada modal manusia. Ekonomi kreatif membutuhkan sumberdaya manusia yang kreatif, mampu melahirkan berbagai ide dan menterjemahkannya ke dalam bentuk barang dan jasa yang bernilai ekonomi. Proses produksinya bisa saja mengikuti kaidah ekonomi industri, tetapi proses ide awalnya adalah kreativitas

  Dengan menggenjot perkembangan industri kreatif di Tanah Air, banyak manfaat yang bisa diraih apabila pihak pemerintah dan para pendukung ekonomi kreatif serius dalam menjalankan tugasnya, diantaranya seperti : 1.

  Bisnis UKM makin berkembang.

  2. Mengurangi tingkat kemiskinan.

  3. Mengurangi tingkat pengangguran.

2.2 Sosial Ekonomi

  Sosial ekonomi diartikan sebagai suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat.

  Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sipembawa status misalnya, pendapatan, dan pekerjaan. Status adalah keadaan atau kedudukan seseorang, sedangkan pengertian sosial sangat berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat di lingkungan sekitar. Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat pembeda posisi atau kedudukan seseorang maupun kelompok di dalam struktur sosial tertentu (“Pengertian Status”, 2012).

  Jeffries dalam sunarto (1993: 115-116) pun mendasarkan pandangannya mengenai kelas pada pandangan para tokoh klasik. Ia mengemukakan bahwa kelas sosial merupakan “social and economic group constituted by a coalescence of economic, occupational, and educational bonds”. Ia melihat bahwa konsep kelas melibatkan perpaduan antara ikatan- ikatan ekonomi, pekerjaan, dan pendidikan. Meskipun konsep kelas ini mencakup tiga dimensi yang berbeda satu dengan yang lain, ia mengemukakan bahwa seorang guru besar bergelar Doktor cenderung berpenghasilan rendah sampai menengah, sedangkan seseorang yang sangat kaya belum tentu berpendidikan sarjana muda namun ia menggabungkannya dengan alasan bahwa diantara tiga dimensi tersebut terdapat kesalingterkaitan yang erat. Menurutnya pekerjaan merupakan segi penting dari kelas, bahwa pendidikan sering menjadi prasyarat pekerjaan-pekerjaan tertentu.

  2.3 Klasifikasi Status Sosial Ekonomi

  Klasifikasi status sosial ekonomi adalah:

  a) Status sosial ekonomi atas . Status sosial ekonomi atas adalah kelas sosial yang berada paling atas dari tingkatan sosial yang terdiri dari orang-orang yang sangat kaya, yang sering menempati posisi teratas dari kekuasaan. Sedangkan Sitorus mendefenisikan status sosial ekonomi atas adalah status atau kedudukan seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut harta kekayaan, di mana harta kekayaan yang dimiliki di atas rata-rata masyarakat pada umumnya dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik (“Pengertian Status”, 2012). b)Status sosial bawah . Status sosial ekonomi bawah adalah kedudukan seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut kekayaan, dimana harta kekayaan yang dimiliki termasuk kurang jika dibandingkan dengan rata-rata masyarakat pada umumnya serta tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (“Pengertian Status”, 2012).

  2.4 Faktor-faktor Sosial Ekonomi

  Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan walikota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di RT atau RW kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin. Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain.

  Faktor sosial ekonomi dapat dilihat dari pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan kesehatan :

a. Pekerjaan

  Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup.

  Kemudian menurut pedoman ISCO (International Standart Clasification of

  Oecupation) pekerjaan diklasifikasikan sebagai berikut:

  a) Profesional ahli teknik dan ahli jenis

  b) Kepemimpinan dan ketatalaksanaan

  c) Administrasi tata usaha dan sejenisnya

  d) Jasa e) Petani

  f) Produksi dan operator alat angkut Dari berbagai klasifikasi pekerjaan diatas, orang akan dapat memilih pekerjaaan yang sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Dalam masyarakat tumbuh kecenderungan bahwa orang yang bekerja akan lebih terhormat di mata masyarakat, artinya lebih dihargai secara sosial dan ekonomi.

  Jadi untuk menentukan status sosial ekonomi yang dilihat dari pekerjaan, maka jenis pekerjaan dapat diberi batasan sebagai berikut: a) Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis, pemimpin ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta, tenaga administrasi tata usaha.

  b) Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan jasa.

  c) Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat angkut/bengkel.

  b. Pendidikan Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan memiliki pendidikan yang cukup maka seseorang akan mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain yang membutuhkannya. Pendidikan adalah upaya untuk mengarah pada tercapainya perkembangan yang dapat merangsang suatu cara berfikir yang rasional, kreatif dan sistematis. Dengan pendidikan dapat memperluas keilmuan, meningkatkan kemampuan dan potensi serta membuat seseorang lebih peka terhadap setiap gejala-gejala sosial yang muncul.

  Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diulas beberapa fungsi dari pendidikan yang antara lain adalah sebagai berikut:

  ฀ Membina dan membentuk sikap mental seseorang ฀ Menambah pengetahuan seseorang ฀ Merangsang seseorang untuk berfikir logis, praktis dan sistematis dengan menggunakan metode-metode dan teknik-teknik ilmiah.

  Pendidikan merupakan proses aktualisasi diri terhadap potensi kemampuan manusia untuk diwujudkan kedalam tujuan yang diinginkannya, serta pendidikan diarahkan kepada usaha-usaha pembangunan kepribadian bangsa, modernisasi terhadap lingkungan serta peningkatan terhadap kemampuan berfikir. Pendidikan merupakan suatu proses pembangunan individu dan kepribadian seseorang, dilaksanakan dengan sadar dan penuh tanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap serta nilai- nilai yang bersifat normatif sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, juga dapat meningkatkan kesempatan berfikir baik secara teoritis maupun praktis untuk melanjutkan hidup dan kehidupan dalam lingkungan yang selalu berubah dan menuntut adanya perubahan pendidikan yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan sedini mungkin, merupakan tanggung jawab bersama baik keluarga, masyarakat maupun pemerintah

c. Pendapatan

  Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan ditemui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan. Christopher dalam Sumardi (2004) mendefinisikan pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya.

  Biro Pusat statistik merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut:

  a) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari:

  ฀ Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang.

  ฀ Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah.

  ฀ Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik.

  b) Pendapatan yang berupa barang yaitu : Pembayaran upah dan gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan kreasi (“Pengertian Status”, 2012).

  d. Kesehatan

  Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) kesehatan ialah suatu keadaan sejahtera dari bada jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Selanjutnya kesehatan juga merupakan suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit kelemahan. Pada dasarnya kesehatan itu meliputi tiga aspek, antara lain : 1.

  Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit 2. Tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit 3. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami tampak sakit

  Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan atau perawatan. Adapun yang menjadi indicator dalam pemenuhan kesehatan yaitu: a.

  Kemampuan untuk membeli obat-obatan b.

  Kemampuan untuk berobat ke dokter c. Kemampuan pemenuhan kebutuhan spiritual

  e. Pemilikan

  Selain pekerjaan, pendidikan, pendapatan dan kesehatan yang menjadi ukuran status sosial ekonomi seseorang, masih ada lagi yaitu pemilikan. Pemilikan barang-barang yang berhargapun dapat digunakan untuk ukuran tersebut. Semakin banyak seseorang itu memiliki sesuatu yang berharga seperti rumah dan tanah, maka dapat dikatakan bahwa orang itu mempunyai kemampuan ekonomi yang tinggi dan mereka semakin dihormati oleh orang-orang disekitarnya.

  Apabila seseorang memiliki tanah, rumah sendiri, sepeda motor, mobil, komputer, televisi dan tape biasanya mereka termasuk golongan orang mampu atau kaya. Apabila seseorang belum mempunyai rumah dan menempati rumah dinas, punya kendaraan, televisi, tape, mereka termasuk golongan sedang. Sedang apabila seseorang memiliki rumah kontrakan, sepeda dan radio biasanya termasuk golongan biasa.

2.5 Kesejahteraan Sosial

  Elizabeth Wickenden (dalam Friedlander, 1974:4) mendefenisikan kesejahteraan sosial sebagai “a system of laws, programs, benefits, and service which strengthen or assure provision for meeting social needs recognized as basic for the welfare of the population and for the functioning of the social order”. (suatu system perundang- undangan,kebijakan,program,pelayanan, dan bantuan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan sosial yang dikenal sebagai kebutuhan dasar bagi kesejahteraan manusia dan bagi berfungsinya ketertiban sosial secara lebih baik). Dari defenisi tersebut dapat dipahami tiga hal, sebagai berikut : a.

  Konsep pelayanan sosial (bidang praktik pekerjaan sosial) mencakup aktivitas yang sangat luas, mulai dari perundang-undangan sosial sampai kepada tindakan langsung pemberian bantuan.

  b.

  Konsep kesejahteraan sosial berbeda dengan kesejahteraan. Terpenuhinya kebutuhan sosial (kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan) menjadi dasar bagi terciptanya kesejahteraan (sebagai keadaan yang baik dalam semua aspek kehidupan manusia).

  c.

  Pada tingkat masyarakat, kesejahteraan sosial berarti terdapatnya ketertiban sosial (social order) yang lebih baik.

  Karena begitu pentingnya upaya mewujudkan kesejahteraan sosial, maka Negara kitapun memiliki Undang-Undang yang secara khusus mengatur hal ini, yaitu Undang- Undang No.6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial yang memaparkan bahwa kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik- baiknya bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan falsafah Negara kita yaitu Pancasila. Maka tak salah dan tak heran jika semua orang ingin hidupnya sejahtera, dan bahkan salah satu tujuan penyelenggaraan negarapun adalah ingin menyejahterakan rakyatnya (Wibhawa, Raharjo & Budiarti, 2010:23-24).

  Dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, diperlukan peran masyarakat yang seluas-luasnya, baik perseorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, badan usaha, lembaga kesejahteraan sosial, maupun lembaga kesejahteraan sosial asing demi terselenggaranya kesejahteraan sosial yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan.

2.6 Kemiskinan

  Sebagai suatu kondisi, kemiskinan adalah suatu fakta dimana seseorang atau sekelompok orang hidup dibawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia disebabkan ketidakmampuanj dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Siagian, 2012:2).

  Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.

  Sebabnya beban kemiskinan paling besar muncul pada masyarakat-masyarakat di pedesaan yang dalam hal pemenuhan kebutuhannya belum dapat terpenuhi. Namun bukan hanya pada masyarakat pedesaan saja masalah kemiskinan terjadi di kota-kota besar juga masalah kemiskinan masih tetap ada. Berbagai upaya dan pembangunan telah dilakukan pemerintah untuk menggurangi angka kemiskinan terutama untuk memberikan peluang pada masyarakat miskin untuk meningkatkan kesejahteraannya, yang menurut lembaga statis bahwa setiap tahunnya angka kemiskinan di Indonesia menurun.

  Secara umum factor-faktor penyebab kemiskinan secara kategoris dengan menitikberatkan kajian pada sumbernya terdiri dari dua bagian besar,yaitu: A. Factor internal, yang dalam hal ini berasal dari dalam diri individu yang mengalami kemiskinan itu yang secara substansial adalah dalam bentuk kekurangmampuan, yang meliputi: a. fisik misalnya cacat, kurang gizi, sakit-sakitan b. intelektual, seperti: kurangnya pengetahuan, kebodohan, miskinnya informasi.

  c.

  Mental emosional atau temperamental, seperti malas, mudah menyerah, dan putus asa.

  d.

  Spriritual, seperti tidak jujur, penipu, serakah, dan tidak disiplin e.

  Sosial psikologis, seperti kurang motivasi, kurang percaya diri, depresi, stress, kurang relasi, dan kurang mampu mencari dukungan.

  f.

  Keterampilan, seperti tidak memiliki keahlian yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja g.

  Asset, seperti tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah, rumah, tabungan, kendaraan dan modal kerja.

  B. Factor eksternal,yakni bersumber dari luar diri individu atau keluarga yang mengalami dan menghadapi kemiskinan itu sehingga pada suatu titik waktu menjadikannya miskin, meliputi : a.

  Terbatasnya pelayanan sosial dasar b.

  Tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah sebagai asset dan alat memenuhi kebutuhan hidup.

  c.

  Terbatasnya lapangan pekerjaan formal dan kurang terlindunginya usaha- usaha sector informal.

  d.

  Kebijakan perbankan terhadap pelayanan kredit mikro dan tingkat bunga yang tidak mendukung sector usaha mikro.

  e.

  Belum terciptanya system ekonomi kerakyatan dengan prioritas sector riil masyarakat banyak.

  f.

  Sistem mobilisasi dan pendayagunaan dana sosial masyarakat yang belum optimal, seperti zakat.

  g.

  Dampak sosial negative dari program penyesuaian structural h. Budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan. i.

  Kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil, atau daerah bencana. j.

  Pembangunan yang lebih berorientasi fisik material. k.

  Pembangunan ekonomi antar daerah yang belum merata. l.

  Kebijakan public yang belum berpihak kepada penduduk miskin (Siagian, 2012: 114-116).

  Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat keharusan bagi pengurangan tingkat kemiskinan.

  Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut efektif dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar disetiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin. Secara langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi di sektor-sektor dimana penduduk miskin bekerja yaitu sektor pertanian atau sektor yang padat karya. Adapun secara tidak langsung, diperlukan pemerintah yang cukup efektif mendistribusikan manfaat pertumbuhan yang mungkin didapatkan dari sektor modern seperti jasa yang padat modal. Dari hasil penelitian berarti pertumbuhan ekonomi telah menyebar di setiap golongan masyarakat termasuk masyarakat miskin sehingga efektif dalam menurunkan tingkat kemiskinan.

2.7 Pengertian Keluarga

  Riadi (2012) mengatakan Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk. Suatu keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1.

  Terdiri dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi.

2. Anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk satu rumah tangga.

  3. Memiliki satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.

  4. Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.

2.7.1 Fungsi Keluarga

  Riadi (2012) menyebutkan terdapat 5 fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat, yaitu : Fungsi Biologis

  • Untuk meneruskan keturunan
  • Memelihara dan membesarkan anak
  • Memberikan makanan bagi keluarga dan memenuhi kebutuhan gizi
  • >Merawat dan melindungi kesehatan para anggot
  • Memberi kesempatan untuk berekreasi

  Fungsi Psikologis

  • Identitas keluarga serta rasa aman dan kasih sa
  • Pendewasaan kepribadian bagi para anggotanya
  • Perlindungan secara psikologis
  • Mengadakan hubungan keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat

  Fungsi Sosial Budaya atau Sosiologi

  • Meneruskan nilai-nilai bu
  • Sosialisasi • Pembentukan noema-norma, tingkah laku pada tiap tahap perkembangan anak serta

  kehidupan keluarga

  Fungsi Sosial

  • Mencari sumber-sumber untuk memenuhi fungsi lai
  • Pembagian sumber-sumber tersebut untuk pengeluaran atau tabungan
  • Pengaturan ekonomi atau keuangan

  Fungsi Pendidikan

  • Penanaman keterampilan, tingkah laku dan pengetahuan dalam hubungan dengan fungsi-fungsi lain.
  • Persiapan untuk kehidupan dewasa.
  • Memenuhi peranan sehingga anggota keluarga yang dewasa

2.8 Kerangka Pemikiran

  Idealnya dalam keluarga, suami sebagai kepala rumah tangga berperan untuk mencari nafkah sementara seorang istri berperan mengurus rumah tangga. Namun jika seorang suami tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga, seorang istri bisa membantu perekonomian keluarga. Untuk membantu perekonomian keluarga dilakukan dengan membuat sesuatu yang menghasilkan karya. Dalam membuat suatu karya diperlukan keahlian dan keterampilan. Untuk meningkatkan keterampilan tersebut dapat dilakukan di Rumah Kreatif Binjai.

  Rumah kreatif binjai merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dalam rumah kreatif binjai ini adalah membangun kreatiftas masyarakatnya dengan melakukan penyuluhan oleh pengurus rumah kreatif binjai terhadap masyarakat sekitar tentang kewirausahaan dan bagaimana menjadi seorang wirausaha yang sukses. Masyarakat dididik untuk mengembangkan kreatifitasnya dan bagaimana cara memasarkan hasil kreatifitas tersebut. Kebanyakan anggota dari rumah kreatif binjai ini adalah ibu-ibu dimana ibu-ibu ini berusaha membantu perekonomian keluarga. Diharapkan kegiatan ini akan memiliki dampak baik secara sosial maupun secara ekonomi bagi keluarga, diharapkan dengan program ini masyarakat bisa mandiri untuk meningkatkan kesejahteraan nya menjadi lebih baik dari sebelumnya .

  Untuk memudahkan dan mengarahkan penelitian ini maka disusun skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

  

Skema Kerangka Berfikir

Kehadiran Rumah Kreatif binjai

Keluarga di Kelurahan Tanah Seribu

  

Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai

Sosial Ekonomi

  • - Status

    -Pekerjaan

  • -Pendidikan>

    -Penghasilan

  • -Kesehatan>

    -Kepemilikan

  • -Interaksi Sosial

    Kesejahteraan Masyarakat

2.9 Defenisi Konsep

  Konsep merupakan satu atau sekumpulan kata yang mengandung satu gagasan (Wibhawa, Raharjo & Budiarti, 2010:23). Defenisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 138).

  Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut:

  1. Kewirausahaan adalah kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

  2. Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah Gagasan. Esensi dari kreatifitas adalah gagasan. Hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang sangat layak.

  3. Rumah Kreatif merupakan sarana untuk seluruh lapisan masyarakat mengembangkan kreatifitasnya. Rumah kreatif ini pula berusaha mendidik masyarakatnya menjadi seorang yang mandiri.

  4. Sosial ekonomi adalah sebagai suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat.

  5. Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk.

  6. Kesejahteraan sosial adalah terpenuhinya kebutuhan sosial (kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan) menjadi dasar bagi terciptanya kesejahteraan (sebagai keadaan yang baik dalam semua aspek kehidupan manusia).

Dokumen yang terkait

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Dengan Integrasi Metode Servqual Dan Kano (Studi Kasus Pt. Bank Negara Indonesia Kcp. Biro Rektor USU Medan

0 0 17

BAB II PROFIL INSTANSI LEMBAGA A. Sejarah Ringkas SMP Negeri 8 Binjai - Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Koordinasi Kerja Pegawai Pada SMP Negeri 8 Binjai

1 1 16

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Pegawai di Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

0 2 11

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Pegawai di Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

0 0 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit - Pengaruh Tekanan Ampas Press (Second Press) Terhadap Oil Content di Palm Kernel Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

0 3 22

BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar Perancangan Sistem Informasi - Sistem Informasi Absensi Pegawai Kantor Kecamatan Medan Area Berbasis Web

0 0 29

2.1 Pengertian E-Commerce - Sistem Informasi Penjualan Online pada Toko Citra Mandiri Komputer Menggunakan PHP dan MySQL

0 0 8

BAB II LANDASAN TEORI - Penerapan Teori Permainan dalam Analisa Persaingan Pasar Produk Sepeda Motor Honda dengan Yamaha di Universitas Sumatera Utara

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN - Penerapan Teori Permainan dalam Analisa Persaingan Pasar Produk Sepeda Motor Honda dengan Yamaha di Universitas Sumatera Utara

0 2 10

BAB II PROFIL SEKOLAH A. Sejarah Ringkas - Peranan Kebijakan Sekolah dalam Meningkatkan Kedisplinan Siswa/i pada SMP Negeri 8 Kota Binjai

1 1 24