Uji Berbagai Jenis Komoditi Pada Alat Pencetak Keripik Biji-Bijian

  Lampiran 1. Flowchart Penelitian

  Mulai Ditimbang biji cempedak, biji durian dan biji nangka masing-masing sebanyak 0,5kg

  Dicuci bahan yang akan digunakan Disangrai bahan yang akan digunakan

  Dihidupkan alat pencetak keripik biji-bijian Dimasukkan bahan masing-masing 0,5kg

  Dihitung waktu yang dibutuhkan untuk proses pencetakan Ditimbang hasil yang diperoleh

  Dianalisis data yang diperoleh Selesai

  Lampiran 2. Kapasitas Efektif Alat dan Persentase Bahan Rusak

  Kapasitas efektif alat menunjukkan produktivitas alat selama pengoperasian per satuan waktu. Dalam hal ini kapasitas efektif alat diukur dengan membagi banyaknya biji yang dicetak pada alat pencetak keripik biji- bijian terhadap waktu yang dibutuhkan selama pengoperasian alat. Hasil pengujian pencetakan keripik biji-bijian telah dilakukan menggunakan alat pencetak keripik biji-bijian dengan putaran 47 rpm. Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali ulangan untuk masing-masing bahan (0,5 kg untuk satu kali pengujian). Hasil pengujian menunjukkan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mencetak keripik biji cempedak sebanyak 0,5 kg yaitu 162,67 detik sehingga kapasitas efektif alat pencetak keripik biji-bijian yaitu 11,07 kg/jam. Hasil pengujian pada biji durian menunjukkan waktu rata-rata untuk mencetak keripik biji durian sebanyak 0,5 kg yaitu 125 detik sehingga kapasitas efektif alat pencetak keripik biji-bijian sebesar 14,44 kg/jam. Hasil pengujian pada biji nangka menunjukkan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mencetak keripik biji nangka sebanyak 0,5 kg yaitu 124 detik sehingga kapasitas efektif alat pencetak keripik biji-bijian sebesar 14,47 kg/jam.

  Persentase kerusakan bahan diperoleh dengan membandingkan antara bahan yang tidak tercetak dengan berat bahan yang digunakan yang dinyatakan

  Adapun bahan yang rusak (tidak tercetak) disebabkan oleh melekatnya bahan pada scrub yang terdapat dibawah pengepres, ketidakseragaman panas biji cempedak, biji durian maupun biji nangka setelah penyangraian sehingga terdapat biji yang rusak pada saat dilakukan pencetakan (biji kurang panas) dan ada juga yang tidak dapat dicetak (biji terlalu kering). Tabel 14. Data kapasitas alat dan persentase bahan rusak (biji cempedak)

  

Ulangan M (gram) M (gram) t (detik) Bahan Persentase Kapasitas

t rusak bahan alat (gram) rusak (%) (kg/jam) I 500 430 155

  40 8 11,6

  II 500 380 162

  95 19 11,1

  III 500 410 171

  70 14 10,52 Total 1500 1220 488 205 41 33,22

Rata-rata 500 406,67 162,67 68,33 13,6 11,07

  Perhitungan Ulangan I

  Massa Awal 500gram kapasitas alat = = = 11,6kg/jam waktu 155detik

  BBR

  40 persentase bahan rusak = x100% = x100% = 8% BBD 500

  Ulangan II Massa Awal 500gram kapasitas alat = = = 11,1kg/jam waktu 162detik

  BBR

  95 Tabel 15. Data kapasitas alat dan persentase bahan rusak (biji durian)

  

Ulangan M (gram) M (gram) t (detik) Bahan Persentase Kapasitas

t rusak bahan alat (gram) rusak (%) (kg/jam) I 500 390 134

  50 10 13,43

  II 500 380 117

  90 18 15,38

  III 500 405 124

  90 18 14,53 Total 1500 1175 375 230 46 43,34

Rata-rata 500 391,67 125 76,67 15,33 14,44

  Perhitungan Ulangan I

  Massa Awal 500gram kapasitas alat = = = 13,43kg/jam waktu 134detik

  BBR

  50 persentase bahan rusak = x100% = x100% = 10% BBD 500

  Ulangan II Massa Awal 500gram kapasitas alat = = = 15,38kg/jam waktu 117detik

  BBR

  90 persentase bahan rusak = x100% = x100% = 18% BBD 500

  Ulangan III Massa Awal 500gram kapasitas alat = = = 14,53kg/jam waktu 124 detik

  BBR

  90 persentase bahan rusak = x100% = x100% = 18% Tabel 16. Data kapasitas kerja alat pencetak keripik biji-bijian (biji nangka)

  

Ulangan M (gram) M (gram) t (detik) Bahan Persentase Kapasitas

t rusak bahan alat (gram) rusak (%) (kg/jam) I 500 320 123 140

  28 14,63

  II 500 290 118 160 32 15,24

  III 500 340 131 130 26 13,55 Total 1500 950 372 430 86 43,42

Rata-rata 500 316,67 124 143,33 28,67 14,47

  Perhitungan Ulangan I

  Massa Awal 500gram kapasitas alat = = = 14,63kg/jam waktu 123detik

  BBR 140 persentase bahan rusak = x100% = x100% = 28% BBD 500

  Ulangan II Massa Awal 500gram kapasitas alat = = = 15,24kg/jam waktu 118detik

  BBR 160 persentase bahan rusak = x100% = x100% = 32% BBD 500

  Ulangan III Massa Awal 500gram kapasitas alat = = = 13,55kg/jam waktu 131 detik

  BBR 130

  Lampiran 3. Uji Organoleptik Keripik Biji-bijian

  3

  7 Winanda Pardhanu

  4

  4

  4

  8 Dea

  2

  3

  3

  9 Jonathan

  4

  2

  4

  10 Ivan Yolessa

  4

  2

  2 Rata-rata 3,2 3,1 3,4

  Kategori

  1 = Sangat tidak suka

  2 = Tidak suka

  3 = Kurang suka

  4 = Suka

  5 = Sangat suka

  4

  4

  Uji organoleptik keripik biji-bijian dilakukan dengan mengamati ketebalan pada hasil cetakan, warna, dan rasa keripik biji-bijian yang dihasilkan. Pada uji organoleptik dilakukan pengambilan beberapa sampel secara acak dan diberikan kepada 10 orang panelis untuk diamati organoleptik keripik biji-bijian.

  3 Geri Tobing

  Tabel 17. Uji organoleptik keripik biji cempedak

  No Nama Panelis Warna Ketebalan Rasa

  1 Putri Chandra Ayu

  3

  3

  4

  2 Nourman Sidabariba

  3

  3

  4

  4

  6 Rizki Angelina

  3

  5

  4 Liztia Dwitami

  2

  3

  3

  5 Adita Vitaloka

  2

  3

  3

  Dari rata-rata hasil uji organoleptik keripik biji cempedak yang diberikan kepada 10 orang panelis, diperoleh organoleptik warna yaitu 3,2 ~ 3 (warna keripik biji cempedak yang dihasilkan kurang disukai), organoleptik ketebalan yaitu 3,1 ~ 3 (ketebalan keripik biji cempedak yang dihasilkan kurang disukai) No Nama Panelis Warna Ketebalan Rasa

  1 Putri Chandra Ayu

  3

  3

  4 Liztia Dwitami

  4

  4

  4

  3 Geri Tobing

  4

  3

  3

  2 Nourman Sidabariba

  4

  4

  4

  1 Putri Chandra Ayu

  No Nama Panelis Warna Ketebalan Rasa

  Dari rata-rata hasil uji organoleptik keripik biji durian yang diberikan kepada 10 orang panelis, diperoleh organoleptik warna yaitu 3,6 ~ 4 (warna keripik biji durian yang dihasilkan disukai), organoleptik ketebalan yaitu 3,8 ~ 4 (ketebalan keripik biji durian yang dihasilkan disukai) dan untuk organoleptik rasa yaitu 3,9 ~ 4 (rasa keripik biji durian yang dihasilkan disukai). Tabel 19. Uji organoleptik keripik biji nangka

  5 = Sangat suka

  2

  5 Adita Vitaloka

  3 = Kurang suka

  3

  3

  3

  9 Jonathan

  3

  3

  4

  8 Dea

  4

  3

  3

  7 Winanda Pardhanu

  4

  4

  4

  6 Rizki Angelina

  3

  4

  4 = Suka

  2 = Tidak suka

  3

  4

  4

  4

  5 Adita Vitaloka

  3

  4

  3

  4 Liztia Dwitami

  5

  6 Rizki Angelina

  4

  3 Geri Tobing

  4

  3

  3

  2 Nourman Sidabariba

  5

  2

  4

  4

  1 = Sangat tidak suka

  9 Jonathan

  Kategori

  3 Rata-rata 3,6 3,8 3,9

  4

  4

  10 Ivan Yolessa

  4

  4

  4

  4

  4

  4

  4

  8 Dea

  4

  4

  3

  7 Winanda Pardhanu

  4

  4 Dari rata-rata hasil uji organoleptik keripik biji nangka yang diberikan kepada 10 orang panelis, diperoleh organoleptik warna yaitu 3,4 ~ 3 (warna keripik biji nangka yang dihasilkan kurang disukai), organoleptik ketebalan yaitu 3,4 ~ 3 (ketebalan keripik biji nangka yang dihasilkan kurang disukai) dan untuk organoleptik rasa yaitu 3,6 ~ 4 (rasa keripik biji nangka yang dihasilkan disukai).

  Lampiran 4. Biaya Pemakaian Alat (Keripik Biji Cempedak)

  Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan suatu alat. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.

  Biaya Pembuatan Alat (P) = Rp. 5.000.000 2.

  Umur ekonomi (n) = 5 tahun 3.

  Nilai akhir alat (S) = Rp. 500.000 4.

  Jam kerja = 8 jam/hari 5.

  Produksi/hari = 88,56 kg/hari 6.

  Biaya operator = Rp. 80.000/ hari (1 jam=Rp. 10.000) 7.

  Biaya listrik = Rp. 1.149/ jam 8.

  Biaya perbaikan = Rp. 22,5/ jam 9.

  Bunga modal dan asuransi = Rp. 240.000/ tahun 10.

  Biaya sewa gedung = Rp. 50.000/ tahun 11.

  Pajak = Rp. 100.000 / tahun 12.

  Jam kerja alat per tahun = 2400 jam/tahun ( asumsi 300 hari efektif berdasarkan tahun 2015)

  • 1 4.500.000

  2 4.500.000 0,4854 1,06 2.315.358

  I = Rp 240.000/tahun Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun

  8%(Rp 5.000.000)(5 + 1) 2(5)

  2n I =

  Bunga modal pada bulan Agustus 6% dan Asuransi 2% I = i(P)(n + 1)

  4 4.500.000 0,2286 1,191 1.225.181,7 5 4.500.000 0,1774 1,2625 1.007.853,75

  3 4.500.000 0,3141 1,1236 1.588.152,42

  1 1 4.500.000

  Lampiran 5. Biaya Produksi 1. Biaya tetap (BT) 1.

  

Akhir Tahun Ke (P-S) (Rp) (A/F, 6%, n) (F/P, 6%, t-1) D

t

  Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund

  ⁄ . i, n)(F P ⁄ , i, t − 1)

  = (P − S)(A F

  t

  Biaya penyusutan (D) D

  Tahun D (Rp) I (Rp)/tahun Biaya tetap (Rp)/tahun

1 4.500.000,00 240.000 4.740.000,00

2 2.315.358,00 240.000 2.555.358,00

3 1.588.152,42 240.000 1.828.152,42

4 1.225.181,70 240.000 1.465.181,70

5 1.007.853,75 240.000 1.247.853,75 Biaya perbaikan alat (reparasi)

  1,2%(P −S)

  Biaya reparasi =

  X 1,2%(Rp .5.000.000 −Rp.500.000)

  Biaya reparasi =

  2400 jam

  Biaya reparasi = Rp. 22,5/jam 2.

  Biaya listrik Motor listrik 1 HP = 0.75 KW Biaya listrik = 0.75 KW x Rp. 1532/KWH Biaya listrik = Rp.1.149/H Biaya listrik = Rp.1.149/jam 3.

  Biaya operator Biaya operator = Rp. 10.000/jam Total biaya tidak tetap = Rp. 11.149/jam 3.

Biaya Produksi Pembuatan Keripik Biji Cempedak

  BT

  Biaya pokok = + BTT ] C

  [ x

  Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun

  

Tahun BT (Rp/tahun) X (jam/tahun) BTT C (jam/kg) BP (RP/kg)

(Rp/jam)

  Gambar 2. Grafik Biaya Pokok Alat Pencetak Keripik Biji-bijian

Biaya Pokok (Rp/kg)

  1.200,00 1.150,00 1.100,00

  Biaya Pokok (Rp/kg) 1.050,00 1.000,00 950,00

  Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

  Lampiran 6. Break even point (Keripik Biji Cempedak) Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan

  dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.

  N =

  BT (R −BTT )

  Biaya tetap (BT)

  Tahun Biaya Tetap (Rp)/tahun Biaya Tetap (Rp)/jam Biaya Tetap (Rp)/kg 1 4.740.000,00 1975,00 178,41 2 2.555.358,00 1064,73 96,18 3 1.828.152,42 761,73 68,81 4 1.465.181,70 610,49 55,14 5 1.247.853,75 519,94 46,96

  Biaya tidak tetap (BTT) = Rp. 11.149/jam (1 jam = 11,07 kg) = Rp. 1007,13/kg

  Penerimaan setiap kg produksi (R) = Rp. 10.000/kg Alat akan mencapai break even point jika alat telah menghasilkan emping sebanyak :

  Tahun Biaya Tetap (Rp)/tahun BEP (kg/tahun) 1 4.740.000,00 527,08 2 2.555.358,00 284,15 3 1.828.152,42 203,28 4 1.465.181,70 162,92 Gambar 3. Grafik BEP Alat Pencetak Keripik Biji-bijian

BEP (kg/tahun)

  600 500 400 300

  BEP (kg/tahun) 200 100 Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

  Lampiran 7. Net present value (Keripik Biji Cempedak)

  CIF – COF ≥ 0 ............................................................................ (6) dimana :

  CIF = Cash inflow COF = Cash outflow

  Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan bertindak sebagai tingkat bungan modal dalam perhitungan : Penerimaan (CIF) = pendapatan x (P/A, i, n) + nilai akhir x (P/F, i, n) Pengeluaran (COF) = investasi + pembiayaan (P/A, i, n).

  Kriteria NPV yaitu : NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan

  • NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan
  • NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang
  • dikeluarkan.

  Berdasarkan persamaan (10), nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: CIF-COF

  ≥ 0 Investasi = Rp. 5.000.000 Pendapatan = Rp. 265.680.000/ tahun Tabel perhitungan pembiayaan tiap tahun

  

Tahun BP (Rp/kg) Kap. Alat (kg/jam) Jam kerja (jam/tahun) Pembiayaan

1 1.181,16 11,07 2400 31.381.058,88

2 1.099,23 11,07 2400 29.198.232

3 1.071,96 11,07 2400 28.479.833,28 4 1.058,35 11,07 2400 28.118.242,8 5 1.50,20 11,07 2400 27.901.713,6

  Cash in Flow 6%

  1. = Pendapatan x (P/A, 6%,5) Pendapatan

  = Rp. 265.680.000/ tahun x 4,2124 = Rp. 1.119.150.432/tahun

  2. = Nilai akhir x (P/F, 6%,5) Nilai akhir

  = Rp 500.000 x 0,7473 = Rp. 373.650

  Jumlah CIF = Rp. 1.119.524.082

  Cash out Flow 6%

  1. = Rp. 5.000.000 Investasi

  2. = Pembiayaan × (P/F, 6%,n) Pembiayaan

  Tabel perhitungan pembiayaan

  Tahun (n) Biaya (P/F, 6%, n) Pembiayaan (Rp) 1 31.381.058,88 0,9434 29.604.890,94 2 29.198.232 0,89 25.986.426,48 3 28.479.833,28 0,8396 23.911.668,02 4 28.118.242,8 0,7921 22.272.460,12 5 227.901.713,6 0,7473 20.850.950,57

  Total 122.626.396,13 NPV 6% = CIF – COF = Rp. 1.119.524.082 - Rp. 127.626.396,13 = Rp. 991.897.685,87

  Jadi besarnya NPV 6% adalah Rp. 991.897.685,87> 0 maka usaha ini layak untuk dijalankan.

  Lampiran 8. Internal Rate of Return (Keripik Biji Durian) Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan

  kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) atau NPV= Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah harga IRR dengan menggunakan rumus berikut :

  IRR = p% + x (q% - p%) (positif dan negatif)

  • dan

  IRR = q% + x (q% - p%) (positif dan positif)

  Dimana: p = suku bunga bank paling atraktif q = suku bunga coba-coba ( > dari p) X = NPV awal pada p Y = NPV awal pada q

  Suku bunga bank paling atraktif (p) = 6% Suku bunga coba-coba ( > dari p) (q) = 8%

  Cash in Flow 8% 1.

  Pendapatan = Pendapatan × (P/A, 8%,5) = Rp. 265.680.000 × 3,9927 Jumlah CIF = Rp. 1.060.780.536 + Rp. 340.300 = Rp. 1.061.120.836

  Cash out Flow 8% 1.

  Investasi = Rp. 5.000.000 2.

  Pembiayaan = Pembiayaan × (P/A, 8%,5) Tabel perhitungan pembiayaan

  

Tahun (n) Biaya (P/A, 8%, n) Pembiayaan (Rp)

1 31.381.058,88 0,9259 29.055.722,42

2 29.198.232 0,8573 25.031.644,3

3 28.479.833,28 0,7938 22.607.291,66

4 28.118.242,8 0,7350 20.666.908,46

5 27.901.713,6 0,6806 18.989.906,27

  

Total 116.351.473,11

  Jumlah COF = Rp. 5.000.000 + Rp. 116.351.473,11 = Rp. 121.351.473,11

  NPV 8% = CIF – COF = Rp. 1.061.120.836 – Rp. 121.351.473,11 = Rp. 939.769.362,89

  Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus:

  IRR = q% +

  −

  x (q% - p%) = 8% +

  991.897.685,87

991.897.685,87

−939.769.362,89

  × (8% - 6%) = 8% + (19,03 × 2%) Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan suatu alat. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.

  Biaya Pembuatan Alat (P) = Rp. 5.000.000 14.

  Umur ekonomi (n) = 5 tahun 15.

  Nilai akhir alat (S) = Rp. 500.000 16.

  Jam kerja = 8 jam/hari 17.

  Produksi/hari = 115,52 kg/hari 18.

  Biaya operator = Rp. 80.000/ hari (1 jam=Rp. 10.000) 19.

  Biaya listrik = Rp. 1.149/ jam 20.

  Biaya perbaikan = Rp. 22,5/ jam 21.

  Bunga modal dan asuransi = Rp. 240.000/ tahun 22. Biaya sewa gedung

  = Rp. 50.000/ tahun 23. Pajak

  = Rp. 100.000 / tahun 24. Jam kerja alat per tahun

  = 2400 jam/tahun ( asumsi 300 hari efektif berdasarkan tahun 2015)

  • 1 4.500.000

  2 4.500.000 0,4854 1,06 2.315.358

  I = Rp 240.000/tahun Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun

  8%(Rp 5.000.000)(5 + 1) 2(5)

  2n I =

  Bunga modal pada bulan Agustus 6% dan Asuransi 2% I = i(P)(n + 1)

  4 4.500.000 0,2286 1,191 1.225.181,7 5 4.500.000 0,1774 1,2625 1.007.853,75

  3 4.500.000 0,3141 1,1236 1.588.152,42

  1 1 4.500.000

  Lampiran 10. Biaya Produksi (Keripik Biji Durian) 4. Biaya tetap (BT) 3.

  

Akhir Tahun Ke (P-S) (Rp) (A/F, 6%, n) (F/P, 6%, t-1) D

t

  Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund

  ⁄ . i, n)(F P ⁄ , i, t − 1)

  = (P − S)(A F

  t

  Biaya penyusutan (D) D

  Tahun D (Rp) I (Rp)/tahun Biaya tetap (Rp)/tahun

1 4.500.000,00 240.000 4.740.000,00

2 2.315.358,00 240.000 2.555.358,00

3 1.588.152,42 240.000 1.828.152,42

4 1.225.181,70 240.000 1.465.181,70

5 1.007.853,75 240.000 1.247.853,75 Biaya perbaikan alat (reparasi)

  1,2%(P −S)

  Biaya reparasi =

  X 1,2%(Rp .5.000.000 −Rp.500.000)

  Biaya reparasi =

  2400 jam

  Biaya reparasi = Rp. 22,5/jam 5.

  Biaya listrik Motor listrik 1 HP = 0.75 KW Biaya listrik = 0.75 KW x Rp. 1532/KWH Biaya listrik = Rp.1.149/H Biaya listrik = Rp.1.149/jam 6.

  Biaya operator Biaya operator = Rp. 10.000/jam Total biaya tidak tetap = Rp. 11.149/jam 6.

Biaya Produksi Pembuatan Keripik Biji Durian

  BT

  Biaya pokok = + BTT ] C

  [ x

  Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun

  

Tahun BT (Rp/tahun) X (jam/tahun) BTT C (jam/kg) BP (RP/kg)

(Rp/jam)

  Gambar 2. Grafik Biaya Pokok Alat Pencetak Keripik Biji-bijian

Biaya Pokok (Rp/kg)

  920,00 900,00 880,00 860,00 840,00 820,00

  Biaya Pokok (Rp/kg) 800,00 780,00 760,00 740,00 Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

  Lampiran 11. Break even point (Keripik Biji Durian) Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan

  dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.

  N =

  BT (R −BTT )

  Biaya tetap (BT)

  Tahun Biaya Tetap (Rp)/tahun Biaya Tetap (Rp)/jam Biaya Tetap (Rp)/kg 1 4.740.000,00 1975,00 1094,18 2 2.555.358,00 1064,73 589,87 3 1.828.152,42 761,73 422,01 4 1.465.181,70 610,49 338,22 5 1.247.853,75 519,94 288,05

  Biaya tidak tetap (BTT) = Rp. 11.149/jam (1 jam = 14,44 kg) = Rp. 772,09/kg

  Penerimaan setiap kg produksi (R) = Rp. 10.000/kg Alat akan mencapai break even point jika alat telah menghasilkan emping sebanyak :

  Tahun Biaya Tetap (Rp)/tahun BEP (kg/tahun) 1 4.740.000,00 513,65 2 2.555.358,00 276,91 3 1.828.152,42 198,11 4 1.465.181,70 158,77 Gambar 3. Grafik BEP Alat Pencetak Keripik Biji-bijian

BEP (kg/tahun)

  600 500 400 300

  BEP (kg/tahun) 200 100 Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

  Lampiran 12. Net present value (Keripik Biji Durian)

  CIF – COF ≥ 0 ............................................................................ (6) dimana :

  CIF = Cash inflow COF = Cash outflow

  Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan bertindak sebagai tingkat bungan modal dalam perhitungan : Penerimaan (CIF) = pendapatan x (P/A, i, n) + nilai akhir x (P/F, i, n) Pengeluaran (COF) = investasi + pembiayaan (P/A, i, n).

  Kriteria NPV yaitu : NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan

  • NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan
  • NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang
  • dikeluarkan.

  Berdasarkan persamaan (10), nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: CIF-COF

  ≥ 0 Investasi = Rp. 5.000.000 Pendapatan = Rp. 346.560.000/ tahun Tabel perhitungan pembiayaan tiap tahun

  

Tahun BP (Rp/kg) Kap. Alat (kg/jam) Jam kerja (jam/tahun) Pembiayaan

1 905,55 14,44 2400 31.382.740,8 2 842,74 14,44 2400 29.205.997,44 3 821,84 14,44 2400 28.481.687,04 4 811,40 14,44 2400 28.119.878,4 5 805,15 14,44 2400 27.903.278,4

  Cash in Flow 6%

  3. = Pendapatan x (P/A, 6%,5) Pendapatan

  = Rp. 346.560.000/ tahun x 4,2124 = Rp. 1.459.849.344/tahun

  4. = Nilai akhir x (P/F, 6%,5) Nilai akhir

  = Rp 500.000 x 0,7473 = Rp. 373.650

  Jumlah CIF = Rp. 1.460.222.994

  Cash out Flow 6%

  3. = Rp. 5.000.000 Investasi

  4. = Pembiayaan × (P/F, 6%,n) Pembiayaan

  Tabel perhitungan pembiayaan

  Tahun (n) Biaya (P/F, 6%, n) Pembiayaan (Rp) 1 31.382.740,8 0,9434 30.049.875,67 2 29.205.997,47 0,89 25.993.337,72 3 28.481.687,04 0,8396 24.215.480,44 4 28.119.878,4 0,7921 22.273.755,68 5 27.903.278,4 0,7473 20.852.119,95

  Total 123.384.569,5 NPV 6% = CIF – COF = Rp. 1.460.222.994 - Rp. 128.384.569,5 = Rp. 1.331.838.425

  Jadi besarnya NPV 6% adalah Rp. 1.331.838.425> 0 maka usaha ini layak untuk dijalankan.

  Lampiran 13. Internal Rate of Return (Keripik Biji Durian) Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan

  kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) atau NPV= Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah harga IRR dengan menggunakan rumus berikut :

  IRR = p% + x (q% - p%) (positif dan negatif)

  • dan

  IRR = q% + x (q% - p%) (positif dan positif)

  Dimana: p = suku bunga bank paling atraktif q = suku bunga coba-coba ( > dari p) X = NPV awal pada p Y = NPV awal pada q

  Suku bunga bank paling atraktif (p) = 6% Suku bunga coba-coba ( > dari p) (q) = 8%

  Cash in Flow 8% 3.

  Pendapatan = Pendapatan × (P/A, 8%,5) = Rp. 346.560.000 × 3,9927

  69 Jumlah CIF = Rp. 1.383.710.112 + Rp. 340.300 = Rp. 1.384.050.412

  Cash out Flow 8%

  3. = Rp. 5.000.000 Investasi 4.

  Pembiayaan = Pembiayaan × (P/A, 8%,5) Tabel perhitungan pembiayaan

  Tahun (n) Biaya (P/A, 8%, n) Pembiayaan (Rp) 1 31.382.740,8 0,9259 29.057.279,71 2 29.205.997,44 0,8573 25.038.301,61 3 28.481.687,04 0,7938 22.608.763,17 4 28.119.878,4 0,7350 20.668.110,62 5 27.903.278,4 0,6806 18.990.971,28

  Total 116.363.426,4

  Jumlah COF = Rp. 5.000.000 + Rp. 116.363.426,4 = Rp. 121.363.426,4

  NPV 8% = CIF – COF = Rp. 1.384.050.412 – Rp. 121.363.426,4 = Rp. 1.262.686.986

  Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus:

  IRR = q% + x (q% - p%)

  − 1.331.838.425

  = 8% + × (8% - 6%)

  1.331.838.425

−1.262.686.986

  = 8% + (19,26 × 2%)

  Lampiran 14. Biaya Pemakaian Alat (Keripik Biji Nangka)

  Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan suatu alat. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.

  Biaya Pembuatan Alat (P) = Rp. 5.000.000 26.

  Umur ekonomi (n) = 5 tahun 27.

  Nilai akhir alat (S) = Rp. 500.000 28.

  Jam kerja = 8 jam/hari 29.

  Produksi/hari = 115,76 kg/hari 30.

  Biaya operator = Rp. 80.000/ hari (1 jam=Rp. 10.000) 31.

  Biaya listrik = Rp. 1.149/ jam 32.

  Biaya perbaikan = Rp. 22,5/ jam 33.

  Bunga modal dan asuransi = Rp. 240.000/ tahun 34. Biaya sewa gedung

  = Rp. 50.000/ tahun 35. Pajak

  = Rp. 100.000 / tahun 36. Jam kerja alat per tahun

  = 2400 jam/tahun ( asumsi 300 hari efektif berdasarkan tahun 2015)

  • 1 4.500.000

  2 4.500.000 0,4854 1,06 2.315.358

  I = Rp 240.000/tahun Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun

  8%(Rp 5.000.000)(5 + 1) 2(5)

  2n I =

  Bunga modal pada bulan Agustus 6% dan Asuransi 2% I = i(P)(n + 1)

  4 4.500.000 0,2286 1,191 1.225.181,7 5 4.500.000 0,1774 1,2625 1.007.853,75

  3 4.500.000 0,3141 1,1236 1.588.152,42

  

1

1 4.500.000

  71 Lampiran 15. Biaya Produksi (Keripik Biji Durian) 7.

  Akhir Tahun Ke (P-S) (Rp) (A/F, 6%, n) (F/P, 6%, t-1) D t

  Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund

  ⁄ . i, n)(F P ⁄ , i, t − 1)

  = (P − S)(A F

  t

  Biaya penyusutan (D) D

   Biaya tetap (BT) 5.

  Tahun D (Rp) I (Rp)/tahun Biaya tetap (Rp)/tahun 1 4.500.000,00 240.000 4.740.000,00 2 2.315.358,00 240.000 2.555.358,00 3 1.588.152,42 240.000 1.828.152,42 4 1.225.181,70 240.000 1.465.181,70 5 1.007.853,75 240.000 1.247.853,75 Biaya perbaikan alat (reparasi)

  1,2%(P −S)

  Biaya reparasi =

  X 1,2%(Rp .5.000.000 −Rp.500.000)

  Biaya reparasi =

  2400 jam

  Biaya reparasi = Rp. 22,5/jam 8.

  Biaya listrik Motor listrik 1 HP = 0.75 KW Biaya listrik = 0.75 KW x Rp. 1532/KWH Biaya listrik = Rp.1.149/H Biaya listrik = Rp.1.149/jam 9.

  Biaya operator Biaya operator = Rp. 10.000/jam Total biaya tidak tetap = Rp. 11.149/jam 9.

Biaya Produksi Pembuatan Keripik Biji Nangka

  BT

  Biaya pokok = + BTT ] C

  [ x

  Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun

  

Tahun BT (Rp/tahun) X (jam/tahun) BTT C (jam/kg) BP (RP/kg)

(Rp/jam)

  73 Gambar 2. Grafik Biaya Pokok Alat Pencetak Keripik Biji-bijian

Biaya Pokok (Rp/kg)

  950,00 900,00 850,00

  Biaya Pokok (Rp/kg) 800,00 750,00 Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

  75 Lampiran 16. Break even point (Keripik Biji Nangka)

  Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan

  dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.

  N =

  BT (R −BTT )

  Biaya tetap (BT)

  Tahun Biaya Tetap (Rp)/tahun Biaya Tetap (Rp)/jam Biaya Tetap (Rp)/kg 1 4.740.000,00 1975,00 1091,91 2 2.555.358,00 1064,73 588,65 3 1.828.152,42 761,73 421,13 4 1.465.181,70 610,49 337,52 5 1.247.853,75 519,94 287,46

  Biaya tidak tetap (BTT) = Rp. 11.149/jam (1 jam = 14,47 kg) = Rp. 770,49/kg

  Penerimaan setiap kg produksi (R) = Rp. 10.000/kg Alat akan mencapai break even point jika alat telah menghasilkan emping sebanyak :

  Tahun Biaya Tetap (Rp)/tahun BEP (kg/tahun) 1 4.740.000,00 513,57 2 2.555.358,00 276,86 3 1.828.152,42 198,07 4 1.465.181,70 158,75 Gambar 3. Grafik BEP Alat Pencetak Keripik Biji-bijian

BEP (kg/tahun)

  600 500 400 300

  BEP (kg/tahun) 200 100 Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

  77 Lampiran 17. Net present value (Keripik Biji Nangka) CIF – COF

  ≥ 0 ............................................................................ (6) dimana : CIF = Cash inflow COF = Cash outflow

  Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan bertindak sebagai tingkat bungan modal dalam perhitungan : Penerimaan (CIF) = pendapatan x (P/A, i, n) + nilai akhir x (P/F, i, n) Pengeluaran (COF) = investasi + pembiayaan (P/A, i, n).

  Kriteria NPV yaitu : NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan

  • NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan
  • NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang
  • dikeluarkan.

  Berdasarkan persamaan (10), nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: CIF-COF

  ≥ 0 Investasi = Rp. 5.000.000 Pendapatan = Rp. 347.280.000/ tahun Tabel perhitungan pembiayaan tiap tahun

  

Tahun BP (Rp/kg) Kap. Alat (kg/jam) Jam kerja (jam/tahun) Pembiayaan

1 918,68 14,47 2400 31.903.919,04 2 854,96 14,47 2400 29.691.050,88

3 833,75 14,47 2400 28.954.470

4 823,16 14,47 2400 28.586.700,48 5 816,82 14,47 2400 28.366.524,96

  Cash in Flow 6%

  5. = Pendapatan x (P/A, 6%,5) Pendapatan

  = Rp. 347.280..000/ tahun x 4,2124 = Rp. 1.462.882.272/tahun

  6. = Nilai akhir x (P/F, 6%,5) Nilai akhir

  = Rp 500.000 x 0,7473 = Rp. 373.650

  Jumlah CIF = Rp. 1.463.255.922

  Cash out Flow 6%

  5. = Rp. 5.000.000 Investasi

  6. = Pembiayaan × (P/F, 6%,n) Pembiayaan

  Tabel perhitungan pembiayaan

  Tahun (n) Biaya (P/F, 6%, n) Pembiayaan (Rp) 1 31.903.919,04 0,9434 30.098.157,22 2 29.691.050,88 0,89 26.425.035,28 3 28.954.470 0,8396 24.310.173,01 4 28.586.700,48 0,7921 22.643.525,45 5 28.366.524,96 0,7473 21.198.304,1

  Total 124.675.195,1

  79 NPV 6% = CIF – COF = Rp. 1.463.255.922 - Rp. 129.675.195,1 = Rp. 1.333.580.727

  Jadi besarnya NPV 6% adalah Rp. 1.333.580.727> 0 maka usaha ini layak untuk dijalankan.

  Lampiran 18. Internal Rate of Return (Keripik Biji Nangka) Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu.

  

Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh

  B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) atau NPV= Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah harga IRR dengan menggunakan rumus berikut :

  IRR = p% + x (q% - p%) (positif dan negatif)

  • dan

  IRR = q% + x (q% - p%) (positif dan positif)

  Dimana: p = suku bunga bank paling atraktif q = suku bunga coba-coba ( > dari p) X = NPV awal pada p Y = NPV awal pada q

  Suku bunga bank paling atraktif (p) = 6% Suku bunga coba-coba ( > dari p) (q) = 8%

  Cash in Flow 8% 5.

  Pendapatan = Pendapatan × (P/A, 8%,5) = Rp. 347.280.000 × 3,9927

  Jumlah CIF = Rp. 1.386.584.856 + Rp. 340.300 = Rp. 1.386.925.156

  Cash out Flow 8%

  5. = Rp. 5.000.000 Investasi 6.

  Pembiayaan = Pembiayaan × (P/A, 8%,5) Tabel perhitungan pembiayaan

  

Tahun (n) Biaya (P/A, 8%, n) Pembiayaan (Rp)

1 31.903.919,04 0,9259 29.539.838,64 2 29.691.050,88 0,8573 25.454.137,92 3 28.954.470 0,7938 22.984.058,29 4 28.586.700,48 0,7350 21.011.224,85 5 28.366.524,96 0,6806 19.306.256,89

  

Total 118.295.516,6

  Jumlah COF = Rp. 5.000.000 + Rp. 118.295.516,6 = Rp. 123.295.516,6

  NPV 8% = CIF – COF = Rp. 1.386.925.156 – Rp. 123.295.516,6 = Rp. 1.263.629.639

  Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus:

  IRR = q% + x (q% - p%)

  − 1.333.580.727

  = 8% + × (8% - 6%)

  

1.333.580.727

−1.263.629.639

  = 8% + (19,06 × 2%)

  

Lampiran 19. Analisis Data Kapasitas Alat dan Persentase Kerusakan Bahan

Kapasitas Alat Test of Homogeneity of Variances

  kapasitasalat Levene Statistic df1 df2 Sig.

  2,005

  3 8 ,192

  

ANOVA

  kapasitasalat Sum of Squares df Mean Square F Sig.

  Between 271,370 3 90,457 182,553 ,000

  Groups Within Groups 3,964 8 ,496 Total 275,334

  11

  kapasitasalat a

  Duncan Subset for alpha = 0.05 perlakuan N

  1

  2

  3

  4 3 2,8233

  1 3 11,0733

  2 3 14,4467

  3 3 14,4733 Sig. 1,000 1,000 ,964

  Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

  Persentase Bahan Rusak Test of Homogeneity of Variances

  persentasebahanrusak Levene Statistic df1 df2 Sig.

  1,147

  3 8 ,388

  

ANOVA

  persentasebahanrusak Sum of Squares df Mean Square F Sig.

  Between 685,560 3 228,520 14,147 ,001

  Groups Within Groups 129,227 8 16,153 Total 814,787

  11

  persentasebahanrusak a

  Duncan Subset for alpha =

  0.05 perlakuan N

  1

  2

  4 3 8,0667

  1 3 13,6667

  2 3 15,3333

  3 3 28,6667 Sig. ,066 1,000

  Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

  a. Uses Harmonic Mean Sample Size =

  Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian

  Gambar 1. Alat Pencetak Keripik Biji-bijian Gambar 2. Tampak atas

  Gambar 3. Tampak atas dengan hopper

  Gambar 5. Tampak samping kiri

  Gambar 7. Tampak belakang Gambar 8. Proses penyangraian Gambar 9. Hasil cetakan biji cempedak Gambar 10. Hasil cetakan biji durian