PENGARUH INTEGRITAS APARATUR, KOMPETENSI APARATUR, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENCEGAHAN FRAUD Hersi Huslina1 , Islahuddin2 , Nadir Syah3

  

PENGARUH INTEGRITAS APARATUR, KOMPETENSI APARATUR, DAN

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM

PENCEGAHAN FRAUD

  1 2 3 1)

Hersi Huslina , Islahuddin , Nadir Syah

  Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2.3) Staf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas

  Syiah Kuala Banda Aceh

  ABSTRAC T The purpose of this study is to examine the effect of officers’ integrity, competency, and

information technology capability on the effectiveness of fraud prevention system at the Government of City

of Banda Aceh. The population of this study conprises all Local government agencies (SKPD) consisted of 6

secretariates, 14 offices, 9 technical institutes, 9 sub districts where each are represented by Budget Users,

Secretaries, and Heads of Sub-Division. Data were collected using 45 items questionnare. The analytical

method used is a multiple linear regression. The results showed that officers’ integrity, officers’ competency,

and information technology capability contribute to the effectiveness of fraud prevention system in the

Government of City of Banda Aceh, simultaneously, as weel as partially.

  Keywords: officers’ integrity, officers’ competency, utilizing information technology, and the effectiveness of fraud prevention system.

  Penelitian ini bertujuan untuk untuk menguji pengaruh integritas aparatur, kompetensi aparatur, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud di Pemerintah Kota Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada di Pemerintah Kota Banda Aceh yang terdiri dari 6 unit sekretariat, 14 dinas, 9 lembaga teknis, 9 kecamatan, dimana setiap SKPD diwakili oleh Pengguna Anggaran, Sekretaris, dan Kasubag. Data yang digunakan adalah data primer. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang terdiri atas 45 item pernyataan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integritas aparatur, kompetensi aparatur, dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud di Pemerintah Kota Banda Aceh.

  Kata kunci: integritas aparatur, kompetensi aparatur, pemanfaatan teknologi informasi, dan

  efektivitas sistem pencegahan fraud n Menurut Tuanakota (2007:272) upaya

  PENDAHULUAN Fraud merupakan persoalan masyarakat pencegahan fraud diawali dari pengendalian

  dan Negara. Berbagai kasus dugaan korupsi intern, kemudian diikuti dengan dua konsep yang melibatkan sejumlah pejabat pada penting lainnya yaitu menumbuhkan kesadaran berbagai tingkatan di Pusat dan Daerah, tentang adanya fraud (fraud awareness) dan merupakan contoh fraud yang terjadi disektor upaya penilaian resiko terjadinya fraud (fraud publik. Sudarmo at al. (2008:11) menjelas kan risk assessment).

  Menurut Loskutovs (2006) dalam bahwa “dalam istilah sehari-hari fraud pencegahan fraud dilembaga publik terdapat dimaknai sebagai ketidakjujuran.” lima tahapan, agar sistem pencegahan fraud lebih efektif yakni: 1) peran serta atasan, 2) pengembangan dan penerapan kode etik, 3) rekrutmen pegawai sesuai peraturan 4) penyesuaian praturan dengan kondisi yang terus berkembang, dan 5) akuntabilitas

  Berdasarkan Laporan Temuan Inspektorat Pemerintah Kota Banda Aceh Tahun 2012 ditemui perbuatan, penyimpangan, dan sikap aparatur dalam menjalankan tugas baik secara sengaja maupun tidak disengaja yang dapat digolongkan kedalam tindakan

  fraud

  , seperti: Adanya aparatur yang hanya menandatangani absen dan tidak melakukan tugas/kewajibannya di kantor, menandatangani daftar hadir suatu kegiatan tanpa mengikuti kegiatan tersebut, kelebihan pembayaran terhadap jumlah hari kegiatan maupun jumlah pengadaan barang, kemahalan harga barang, dan jumlah pembayaran yang tidak sesuai dengan spesifikasi taknis (Inspektorat Kota Banda Aceh, 2012)

  Pemerintah Kota Banda Aceh telah berupaya untuk mencegah terjadinya fraud sedini mungkin melalui penerapan sistem pencegahan fraud. Pemanfaatan teknologi informasi dalam berbagai program inovasi sistem pendukung kerja diterapkan sebagai bentuk teknik sistem pencegahan faraud, diantaranya sistem e- kinerja untuk mengukur dan menilai prestasi kerja dan pemberian insentif kepada aparatur, e-procurement dalam proses pengadaan barang dan jasa, dan penetapan Zona Integritas sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kota Banda Aceh dalam mencegah terjadinya korupsi melalui sistem pencegahan fraud dan reformasi birokrasi dilingkungan kerjanya (Humas Setda, 2012)

  Untuk membangun sistem pendukung kerja yang handal dibutuhkan aparatur berintegritas tinggi yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab, kompeten, cerdas, trampil dan memiliki keahlian khusus. Pemanfaatan teknologi informasi secara optimal dapat membantu berjalannya sistem pencegahan

  fraud yang telah terintegrasi pada semua SKPD di Pemerintah Kota Banda Aceh.

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh integritas aparatur, kompetensi aparatur, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud pada SKPD Pemerintah Kota Banda Aceh. Selanjutnya, pada bagain 2, membahas tinjauan pustaka dan penelitian sebelumnya mengenai efektivitas sistem pencegahan fraud. bagian 3, memberikan Kerangka metodologi untuk dasar analisis data.

  Bagian 4 membahas temuan dan implikasinya dan akhirnya bagian 5 memberikan kesimpulan. KAJIAN PUSTAKA Menurut The Institute of Internal Auditor (IIA), yang dimaksud dengan fraud adalah “An array of irregularities and illegal

  acts characterized by intentional deception.

  (Boyton at al, 2006) Cressey (1953) dalam Albercht dan

  Albercht (2004), mengemukakan teori fraud

  triangle yang menjelaskan tiga faktor

  pendorong seseorang untuk melakukan tindakan fraud, yang terdiri dari; 1) Dorongan/tekanan (pressure); 2) Kesempatan

  (opportunity) opportunity; 3) Rasionalisasi (rasionalization).

  Sudarmo at al, (2008:38) berpendapat bahwa, suatu sistem pencegahan fraud dikatakan efektif jika dapat menekan faktor penyebab fraud (fraud triangle), yaitu: dapat mengurangi tindakan fraud, dapat memperkecil peluang terjadinya tindakan fraud, dan dapat mencegah terjadinya pengulangan fraud atau kesalahan yang sama.

  Disektor publik, pencegahan fraud sangat ditentukan oleh aparatur yang berintegritas dalam menjalankan tugas dan pekerjaan dan selalu memegang teguh kode etik serta prinsip-prinsip moral. Puka, (2004) mengartikan integritas moral sebagai kesatuan nilai-nilai dan komitmen yang menyatu dalam diri seseorang.

  Selain itu kopentensi aparatur juga menjadi hal yang perlu di pertimbangkan dalam sistem pencegahan fraud. Menurut Spencer dan Spencer (1993) kompetensi merupakan landasan dasar karakteristik seseorang dan mengindikasikan cara berperilaku, berpikir, menyamakan situasi, dan mendukung untuk periode waktu yang lama. Dengan kata lain kompetensi adalah sesuatu yang ditunjukkan seseorang dalam kerja setiap hari.

  Ketika aparatur sudah dibekali dengan integritas yang tinggi dan kompetensi yang baik, selanjutnya pemanfaatan teknologi informasi perlu dioptimalkan untuk mencapai efektivitas sistem pencegahan fraud.

  Menurut Jurnali dan Supomo (2002) pemanfaatan teknologi informasi merupakan tingkat integrasi teknologi informasi pada pelaksanaan tugas-tugas akuntansi. Menurut Sutarman (2012:19) manfaat dari penerapan teknologi informasi yaitu; kecepatan (Speed), konsistensi(Consistency), ketepatan (Precision), dan keandalan (Reliability).

  Oleh sebab itu, pemanfaatan teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud. Dengan adanya pemanfaatan teknologi informasi yang optimal, maka semua program sistem pendukung kerja yang merupakan teknik dalam sistem pencegahan fraud dapat terlaksana lebih cepat, tepat waktu dengan hasil yang lebih akurat.

  Secara umum dapat disimpulkan bahwa integritas aparatur yang tinggi dapat mecegah aparatur dari perbuatan fraud . Untuk menghindari fraud aparatur harus memiliki kompetensi yang baik agar dapat memahami dan melaksnakan sistem pencegahan fraud yang telah di terapkan. Dalam pelaksanaan sistem pencegahan fraud Pemanfaatan teknologi informasi juga perlu di optimalkan, agar pencegahan fraud yang dilakukan dapat terlaksana sesuai prosedur dan target yang telah ditetapkan, sehingga efektivitas system pencegahan fraud dapat tercapai.

  Hal ini sesuai dengan penelitian Hernandez dan Groot (2007) menemukan bahwa integritas dalam bentuk etika dan lingkungan pengendalian merupakan dua hal yang sangat penting terkait dengan kecenderungan seseorang dalam melakukan

  fraud. Siahaan (2009), Salameh at al (2011),

  Hendriani (2013) dan Faiz (2014) menemukan bahwa integritas dan kompetensi bepengaruh terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud. Sedangkan Putri (2010), Korompis (2013) dan , James (2013), membuktikan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud

  Berdasarkan kajian pustaka, hubungan hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Integritasaparatur, kompetensi aparatur, dan pemanfaatan teknologi informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud.

  2. Integritas aparatur berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pencegahan

  fraud .

  3. Kompetensi aparatur berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pencegahan

  fraud .

  4. Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud.

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan termasuk jenis penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang menyatakan adanya hubungan sebab akibat antara variabel integritas aparatur, kompetensi aparatur, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud. Dalam penelitian ini tingkat intervensi peneliti minimal dan dikatagorikan sebagai penelitian ex-post

  facto , karena data penelitian diperoleh dari linkungan normal dan alami.

  Populasi dalam penelitian ini berjumlah

  39 SKPD dilingkungan Pemko Banda Aceh yang terdiri dari 6 unit sekretariat, 14 dinas, 9 lembaga teknis, dan 9 kecamatan. Sedangkan, yang akan dijadikan responden adalah Pengguna Anggaran (PA), Sekretaris dan Kasubag berjumlah 117 responden. Responden ini dipilih karena berperan sebagai manajer yang mengetahui keadaan SKPD secara keseluruhan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan seluruh program kegiatan, sehingga dianggap dapat mewakili populasi.

  Sumber data yang digunakan adalah data primer, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang terdiri dari 45 item pernyataan. Kuesioner ini diberikan langsung kepada responden. Dalam menjawab kuisioner, responden diminta memberikan penilaian terhadap setiap pernyataan dengan memilih salah satu dari lima pilihan jawaban yang disediakan. Pernyataan yang digunakan terdiri dari dua pernyataan positif dan satu pernyataan negatif dari setiap indikator. Untuk pernyataan positif diberi bobot 1 sampai 5 untuk setiap jawaban terhadap tingkat setuju atau ketidaksetujuannya. Sebaliknya penilaian untuk pernyataan negatif bobot yang diberikan akan dibalik. Penelitian ini menggunakan skala Likert dengan interval 5 point.

METODE PENELITIAN

  Selanjutnya, setelah kuesioner terkumpul untuk melakukan analisis data perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.Uji

  validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson dengan tingkat signifikansi 5% untuk mengetahui keeratan pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan cara mengkorelasikan antara skor item pertanyaan terhadap skor total.

  Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan cronboach alpha terhadap masing-masing instrumen. Dimana suatu instrument dapat dikatakan reliable bila memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar : (a) < 0,6 tidak reliable, (b) 0,6-0,7 acceptable, (c) 0,7-0,8 baik dan (d) > 0,8 sangat baik (Sekaran, 2006:177).

  Setelah Validitas dan Reliabilitas terpenuhi, maka dilakukan analisis data.Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda (multiple regression model) yang merupakan suatu teknik untuk menjelaskan dan menguji hubungan dan pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen (Lind et al., 2011:120). Persamaan model empiris yang digunakan dalam meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu:

  Y = α + + + + ε

  Dimana Y adalah efektivitas sistem pencegahan fraud , α adalah konstansta, β 1, β 2, β 3 adalah koefisien X 1 , adalah integritas aparatur,

  X 2 adalah kompetensi aparatur, dan X 3 adalah pemanfaatan teknologi informasi, sedangkan ε adalah error term.

  Data yang diperoleh pada penelitian ini diperoleh dari pengumpulan data primer melalui daftar kuesioner yang telah diisi dan dikembalikan oleh responden. Kuesioner diberikan langsung kepada setiap responden dan diambil kembali pada waktu yang telah disepakati. Seluruh kuesioner telah dikembalikan dengan tingkat pengembalian kuesioner sebesar 100%, sehingga jumlah responden akhir untuk penelitian ini sebanyak 117 orang (N = 117).

  Hasil uji validitas menyatakan bahwa 45 pernyataan dinyatakan valid karena nilai

  koefisien korelasi yang diperoleh dari masing-

  masing pernyataan berada diatas nilai kritis korelasi product moment (koefisien korelasi > 0,180). Berdasarkan tabel r product moment, hasil dengan nilai kritis 5% (N = 117) yaitu 0,180

  Selanjutnya hasil uji realibilitas menjelaskan bahwa nilai koefisien alpha untuk masing-masing variabel diatas 0,6 dengan rincian variabel efektivitas sistem pencegahan

  fraud (Y) dengan nilai alpha sebesar 0,633,

  variabel integritas aparatur (X 1 ) dengan nilai alpha sebesar 0,704, variabel kompetensi aparatur (X 2 ) dengan nilai alpha sebesar 0,715, dan untuk variabel pemanfaatan teknologi informasi (X 3 ) dengan nilai alpha sebesar 0,633. Dengan demikian, seluruh pernyataan dari variabel penelitian dinyatakan handal karena nilai alpha berada diatas 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang dijadikan alat ukur dalam penelitian ini layak digunakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Statistik Deskriptif Sumber: Data Primer diolah tahun 2015

  Statistik deskriptif menjelaskan nilai Berdasarkan Tabel 4.2 persamaan standar deviasi dari masing-masing variabel, regresi linear berganda dapat ditulis sebagai seperti pada table berikut: berikut:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif + 0,188 X + Y = 1,217 + 0,092 X

  1 2 + 0,433 X 3 ε

  N Min Max Mean SD Berdasarkan persamaan regresi ini,

  Y 117

  3.00 5.00 4.1652 .38257 dapat diketahui Koefisien korelasi (R) sebesar 0,605 menunjukkan bahwa

  X 1 117

  3.33 4.80 4.0792 .34618 integritas

  aparatur, kompetensi aparatur dan

  X 2 117

  3.00 5.00 4.0655 .45161

  pemanfaatan teknologi informasi

  X 3 117

  3.17 5.00 4.1731 .35273

  mempunyai hubungan korelasi terhadap

  N 117

  efektivitas sistem pencegahan fraud sebesar

  2 Sumber: Data Primer diolah tahun 2015 60,5%. Koefisien determinasi (R ) sebesar

  Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat

  0,366, yang bermakna bahwa efektivitas

  bahwa nilai standar deviasi dari semua variabel

  sistem pencegahan fraud (Y) dipengaruhi

  lebih kecil dari nilai rata-rata. Hal ini bearti

  oleh integritas aparatur, kompetensi

  bahwa semua variabel tersebut memiliki

  aparatur dan pemanfaatan teknologi

  sebaran data yang cukup baik, sehingga tidak

  informasi sebesar 36,6%. Sedangkan

  terjadi outlier data yang mengakibatkan tidak

  selebihnya sebesar 63,4% dipengaruhi oleh normalnya distribusi data. variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

  Hasil Uji Regresi

  Dari Hasil pengujian pengaruh Hasil uji regresi dengan bantuan SPSS integritas aparatur, kompetensi aparatur, dan v.20 dapat dilihat pada Tabel 4.2 pemanfaatan teknologi informasi secara

  Tabel 4.2

  bersama-sama diperoleh bahwa semua koefisien

  Hasil Uji Regresi

  regrasi ( 2 ) masing-masing variabel independen

  Variabel Koefisien R R

  tidak sama dengan nol, dimana nilai koefisien

  Regresi (

  ) 1 = 0,092, nilai koefisien 2 = 0,188 dan nilai  

  Konstansta 1,217 3 koefisien  = 0,433. Kriteria penerimaan X 1 0,092 hipotesis yaitu jika ada satu β i (i = 1,2,3) ≠ 0,

  0,605 0,366

  X 2 0,188 3 oleh sebab itu hipotesis diterima dengan

  X 0,433 konstanta sebesar 1,217 menunjukkan apabila variabel X 1 , X 2 , X 3 ≠ 0 maka besarnya nilai efektivitas sistem pencegahan fraud 1,217.

  Variabel pemanfaatan teknologi informasi (X 3 ) mempunyai pengaruh dominan terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud pada Pemerintah Kota Banda Aceh, dengan persentase koefisien regresi 43,3%, diikuti dengan variabel pemanfaatan kompetensi aparatur (X 2 ) 18,80% dan variabel integritas aparatur (X 1 ) sebesar 9,20%.

  Pembahasan Integritas Aparatur, Kompetensi Aparatur, dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Berpengaruh Terhadap Efektivitas Sistem Pencegahan Fraud.

   Berdasarkan hasil pengujian hipotesis

  pertama dapat dibuktikan bahwa, integritas aparatur, kompetensi aparatur, dan pemanfaatan teknologi informasi secara simultan berpengaruh terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi integritas aparatur, kompetensi aparatur, dan pemanfaatan teknologi informasi maka akan semakin efektif sistem pencegahan

  fraud yang diterapkan di Pemko Banda Aceh.

  Dengan adanya sistem pencegahan

  fraud yang lebih efektiv, peluang terjadinya

  tindakan fraud akan semakin kecil. Karena pencegahan secara dini melalui kegiatan pengendalian, pengawasan, dan pemantauan yang dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian integral dari kegiatan instansi pemerintah.

  Hasil penelitian ini mendukung penelitian Siahaan. (2009), Salameh at al (2011), dan Josheph dan Albert (2015) membuktikan bahwa efektivitas sistem pencegahan dipengaruhi secara bersama-sama oleh integritas, kompetensi, dan pemanfaatan teknologi informasi fraud.

  Pengaruh Integritas Aparatur terhadap Efektivitas Sistem Pencegahan Fraud

  Secara parsial, integritas aparatur berpengaruh positif terhadap efektif sistem pencegahan fraud. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi integritas yang dimiliki aparatur maka sistem pencegahan fraud juga akan semakin efektif. Integritas merupakan pondasi yang diperlukan oleh sistem apapun sesuai supermasi hukum dan merupakan salah satu yang paling penting dalam suatu kebijakan. Integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini (Damanik, 2011:85).

  Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi aparatur dalam menjalankan tugas. Integritas mengharuskan semua aparatur untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas (Pusdiklaswat BPKP, 2005).

  Penelitian ini telah membuktikan kebenaran teori fraud scale yang di kemukakan oleh Albrecht dan Albrecht (2004). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa integritas aparatur berpengaruh terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud di Pemko Banda Aceh. Teori fraud scale menjelaskan bahwa integritas merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap seseorang untuk melakukan tindakan fraud.

  Selanjutnya hasil penelitian ini telah memberikan jawaban yang sama dengan keadaan yang terjadi di Latvia. Loskutovs (2006) menemukan bahwa integritas pejabat publik sangat berpengaruh terhadap pencegahan

  fraud dalam pelayanan publik sebagai bentuk

  pemberantasan korupsi Selain itu hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan

  Hernandez dan Groot (2007), Siahaan (2009) dan Korompis (2013) memberikan bukti bahwa Integritas aparatur memiliki pengaruh terhadap efektifitas sistem pencegahan fraud

  Pengaruh Kompetensi Aparatur Terhadap Efektivitas Sistem Pencegahan Fraud

  Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa kompetensi aparatur berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud. Hal ini berarti bahwa semakin baik kompetensi aparatur maka sistem pencegahan fraud akan semakin efektif. Aparatur yang memiliki kompetensi yang baik dapat meningkatkan kinerjanya sesuai dengan SOP yang berlaku.

  Hasil penelitian ini telah sesuai dengan keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46A Tahun 2003, yang menetapkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang pegawai negeri sipil (PNS) berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga PNS tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif, dan efisien.

  Hal ini didukung dengan pendapat Spancer & spencer (1993:82) mengatakan bahwa kompetensi merupakan karakteristik dasar yang di miliki oleh seorang individu yang berhubungan secara kausal dalam memenuhi kriteria yang di butuhkan dalam menduduiki suatu jabatan. Oleh sebab itu kompetensi sering digunakan sebagai kriteria utama untuk menentukan penempatan kerja aparatur di Pemko Banda Aceh.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Siahaan (2009) dan Hendriyani (2013) menunjukkan bahwa kompetensi aparatur ber pengaruh positif terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud.

  Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Efektivitas Sistem pencegahan Fraud

  pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pemanfaatan teknologi informasi, maka semakin efektif sistem pencegahan fraud yang ada. Hasil penelitian ini didukong oleh pendapat Maharsi (2000:141) yang menyatakan bahwa kehadiran teknologi informasi memberikan banyak manfaat bagi pemerintahan dan perusahaan. Teknologi informasi mampu meringankan aktivitas pemerintahan yang kompleks serta menghasilkan informasi yang dapat di percaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka perencanaan, pengendalian, pengawasan dan pengambilan keputusan manajemen.

  Tidak hanya itu, Junarli dan Supomo (2002) menyatakan bahwa teknologi informasi merupakan sumber daya yang penting selain sumber daya manusia dan sumber daya uang. Teknologi informasi saat ini memainkan peranan penting dalam mendukung pengambilan keputusan oleh manajemen. Pemanfaatan teknologi informasi di Pemko Banda Aceh membawa pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan efektivitas sistem pencegahan fraud yang telah diterapkan, seperti pada sistem e-kinerja, e-procurement, dan Zona Integritas yang dilakukan secara terintegritas di seluruh SKPD pada Pemerintah Kota Banda Aceh.

KESIMPULAN DAN SARAN

  Selanjutnya Hasil penelitian ini juga memiliki kesamaan dengan hasil penelitian Putri (2010) yang menemukan bahwa efektivitas penggunaan teknologi informasi dan Kepercayaan terhadap teknologi informasi berpengaruh terhadap kinerja auditor internal. Jika ditinjau dari fungsinya auditor internal memiliki kesamaan dengan pengendalian internal yang merupakan teknik sistem pencegahan fraud. Sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud.

  Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian James (2013) membuktikan bahwa pemanfaatan teknologi informasi oleh auditor intern dalam kegiatan pengendalian internal berdampak positif pada potensi untuk mencegah fraud. Selain itu, audit secara online terus menerus efektif dalam mencegah tindakan fraud, tetapi tidak cocok untuk deteksi tindakan fraud dalam bisnis keuangan.

  Setelah dilakukan pengujian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa integritas aparatur, kompetensi aparatur, dan pemanfaatan teknologi informasi baik secara bersama-sama maupun parsial berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pencegahan

  fraud di Pemerintah Kota Banda Aceh.

  Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu menambah teknik pengumpulan data melalui wawancara, agar bias menggali informasi yang lebih detail, memperluas objek penelitian, dan menambahkan variabel-variabel lain yang mempengaruhi efektivitas sistem pencegahan fraud.

DAFTAR PUSTAKA

  Albrecht, S. W. dan C. Albrecht. 2004. Fraud

  Examination and Prevention . Australia: Thomson, South-Western.

  Boynton, W.C., Johnson, R.N., & Kell, W.G.

  2006. Modern Auditing, 8th Edition, USA Richard D. Irwin Inc Damanik, Meylina. 2011. Integritas dan Disiplin SDM. Jakarta: Erlangga Puka B. 2004. Altruisme and character. In D.K.

  Lapsey &

  D. Narvaez. Moral devloment, self and identity (pp. 47-65). Hernandez, J. R. dan T. Groot. 2007. Corporate New Jersey: Lawrence Erlbaum Fraud: Preventive Controls Which Associates.

  Lower Corporate Fraud . Amsterdam

  Research Centre in Accounting. Salameh, R. Ghazali A, W. Marwan A, N dan Hiyari A,A. 2011. Alternative Internal

  Siahaan, OCH. 2009. Pengeruh Integritas, Audit Structures And Perceived

  Obyektivitas, dan Kompetensi terhadap Effectiveness Of Internal Audit In Evfektivitas Audit Internal. Tesis- Fraud Prevention: Evidence From

  Abstrak. Program Pascasarjana Jordanian Banking Industry Canadian Unifersitas Gajah Mada Social science Vol. 7, No. 3, 2011, pp.

  40-50 ISSN 1712-8056 [Print] ISSN James, Abiola 2013. The Impact of ICT on 1923-6697 [Online]

  I nternal Controls’ Prevention and

  Detection of Fraud Department of 26-5-2015] Accounting & Finance.

   Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For [ 28-3-2015] Business, Edisi 4 buku 1, Terjemahan

  Yon, Kwan. Jakarta:Salemba Empat Inspektorat Kota Banda Aceh. 2014.

  Penelaahan Tindak Lanjut Hasil Spencer, Lyle, M.Jr. dan Signe Pemeriksaan Inspektorat Pemko Banda M.Spencer.1993. Competence at Work.

Aceh Tahun 2012. Banda Aceh: New York: John Wiley&Sons, Inc

  Inspektorat Joseph,O Ndege dan Odhiambo Albert.2015. Effect of Internal Control on Fraud Detection and Prevention of Kakamega County. International Journal of

  Business and Management Invention

  • ISSN (Online): Vol 4, No 1 Hlm.2319

  8028 Lind, Douglas A., W.G. Marchal and S.A

  Wathen. 2011. Statistical Techniques in

  Business and Economics with Global Data . ed. Terjemahan Chriswan

  Sungkono. Jakarta: Salemba Empat. Loskutovs, Aleksejas 2006. Ethics, Integrity,

  and Accountability in the Public Sector : Corruption United Nations. St.

  Petersburg, Russia Maharsi, Sri. 2000. Pengaruh Perkembangan

  Teknologi Informasi Terhadap Bidang Akuntansi Manajemen. Jurnal

  Akuntansi dan Keuangan. Vol 2, No 2

  Hal: 127 – 137.

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN (Study kasus pada PT. Dirgantara Pancapersada di Bandar Lampung) Goenawan Alvina Susantolie Yunus Fiscal Abstract - Pengaruh Metode Penilaian Persediaan Terhadap Penentuan Harga

0 0 12

PENGARUH PENERAPAN E-KINERJA DAN PENGHARGAAN (REWARD) TERHADAP KINERJA APARATUR PENGELOLAAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA BANDA ACEH

2 11 10

PENGARUH PERAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD), KOMPETENSI EKSEKUTIF, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA

0 0 10

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PRODUKSI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (Studi Kasus pada PT. Indra Brother’s di Bandar Lampung) Thontowie Septenaria Riswan Abstract - Sistem Pengendalian Manajemen Produksi Dan Hubungannya Dengan P

0 1 14

PENGARUH MODAL ASING TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi kasus Pada PT. Karya Mandiri Di Bandar Lampung) Habiburrahman Panji Adi Laksana Haninun Abstract - Pengaruh Modal Asing Terhadap Kinerja Keuangan (Studi kasus Pada PT. Karya Mandiri Di Bandar Lampung)

0 0 14

METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN DAMPAKNYA PADA DENGAN LAPORAN LABA RUGI (Studi Kasus pada PT Intiroda Makmur di Tangerang) Iskandar Efendi Syamsu Rizal Abstrak - Metode Depresiasi Aktiva Tetap Berwujud Dan Dampaknya Pada Laporan Laba Rugi (Stu

0 1 16

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, OBYEKTIVITAS, KECERMATAN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi pada Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh)

0 4 9

AUDIT OPERASIONAL DAN MENINGKATKAN EFISIENSI SERTA EFEKTIVITAS PRODUKSI. (Sebuah stusi pada PT. Budi Acid Jaya) Iskandar Imelda Riswan Abstract - Audit Operasional dan Meningkatkan Efisiensi serta Efektivitas Produksi (Sebuah stusi pada PT. Budi Acid Jaya

0 0 20

PENGARUH PENGALAMAN AUDIT, KEPUASAN KERJA DAN INTEGRITAS TERHADAP KINERJA APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (Studi pada Inspektorat Aceh)

0 0 7

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN NILAI PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

0 0 9