PENGARUH SIKAP SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, BUKTI AUDIT KOMPETEN DAN TEKANAN WAKTU TERHADAP PENDETEKSIAN KECURANGAN PADA INSPEKTORAT ACEH

  

PENGARUH SIKAP SKEPTISISME PROFESIONAL

AUDITOR, BUKTI AUDIT KOMPETEN DAN TEKANAN

WAKTU TERHADAP PENDETEKSIAN KECURANGAN

PADA INSPEKTORAT ACEH

1)

  Cutria Umri, 2) Islahuddin, 3) Nadirsyah 1)

Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2,3)

Prodi Magister Akuntansi Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia

  Cutria1907@yahoo.com

Abstract: This study was aimed at examining the effect of the auditor's attitude of professional skepticism, competent audit

evidences and time pressures toward fraud detection. The population of this study was all auditors at Provincial

Inspectorate of Aceh totaling 55 auditors. Data were analyzed using multiple linear regression. The results showed that

auditor's attitude of professional skepticism, competent audit evidences and time pressures influence simultaneously or

partially on the detection of fraud at Provincial Inspectorate of Aceh.

  Keywords: professional skepticism, competent audit evidences, time pressures and fraud detection.

  

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap skeptisisme profesional auditor, bukti audit kompeten

dan tekanan waktu audit terhadap pendeteksian kecurangan . Populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor pada

Inspektorat Aceh yang berjumlah 55 auditor. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sikap skeptisisme profesional auditor, bukti audit kompeten dan tekanan waktu berpengaruh secara

simultan ataupun secara parsial terhadap pendeteksian kecurangan pada Inspektorat Aceh.

  

Kata kunci: Skeptisisme profesional auditor, bukti audit kompeten, tekanan waktu,

pendeteksian kecurangan.

  PENDAHULUAN

  Maraknya tuntutan reformasi birokrasi dan transparansi oleh masyarakat terhadap pengelolaan keuangan pemerintah Aceh menyebabkan seringnya suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mengeluarkan

  statement dugaan korupsi di lingkungan

  Pemerintahan. Sebagai contoh, baru-baru ini, LSM Gerak Aceh telah mensinyalir dana hibah dan bantuan sosial Pemerintah Aceh dalam APBD 2013 sebesar Rp.354 miliar yang terindikasi korupsi, namun ternyata menurut Kepala Inspektorat Aceh, Syahrul Badaruddin, data (bukti) yang digunakan Gerak berbeda dengan data yang ada pada pihak Inspektorat (Anonymous, 2014).

  Tidak kompetennya sebuah bukti yang diperoleh saat melakukan pemeriksaan bisa berakibat salah deteksi. Oleh karena itu, sikap kecurigaan/skeptis LSM tersebut tidak tepat jika bukti yang digunakan bukan bukti yang kompeten. Untuk menyatakan telah terjadinya kecurangan atau tidak terjadinya kecurangan pada suatu instansi, pihak auditor/pemeriksa harus mengumpulkan bukti yang kompeten dan akurat. Maka dari itu, pendeteksian suatu kecurangan tidak boleh terburu-buru, hal ini untuk menghindari salah deteksi. Dalam mendeteksi suatu kecurangan, diperlukan adanya sikap skeptis, bukti audit yang kompeten serta kecukupan waktu agar kecurangan terdeteksi dengan benar hingga tidak ada pihak yang dirugikan. Sebagai auditor internal Pemerintahan Aceh, Inspektorat Aceh harus tanggap dan kritis untuk mencegah dan menangani segala bentuk kemungkinan dan kecurangan yang terjadi dilingkungan Pemerintahan Aceh.

  Kinerja Inspektorat Aceh menjadi perhatian masyarakat. Oleh karena itu, auditor Inspektorat Aceh harus memiliki kemampuan untuk membasmi segala bentuk tindakan kecurangan pada Pemerintahan Aceh sehingga dapat mewujudkan harapan masyarakat untuk menciptakan good governance. Selain itu, sebagai pengawas daerah, Inspektorat Aceh juga diharapkan mampu membuktikan ada tidaknya dugaan korupsi/kecurangan tersebut.

  • – bukti kompeten yang cukup juga akan lebih besar, sehingga semakin besar juga kemungkinan suatu kecurangan akan dapat terdeteksi. Dengan demikian, pendeteksian kecurangan dipengaruhi oleh sikap skeptisisme auditor, bukti audit kompeten serta tekanan waktu.

  Pada hakekatnya, kecurangan dilakukan secara tersembunyi sehingga tidak dapat dipastikan apakah kecurangan benar-benar terjadi atau tidak. Untuk mendapatkan bukti bahwa kecurangan telah terjadi, seorang auditor harus mampu mendeteksinya, dan membuktikan bahwa kecurangan benar - benar telah terjadi. Oleh karena itu, seorang auditor tidak boleh sepenuhnya mempercayai auditan. Sikap ini diperlukan agar auditor tidak tertipu oleh para auditan yang sangat lihai dan cerdas dalam melakukan kecurangan. Sikap ketidakpercayaan tersebut dikenal dengan istilah skeptisisme.

  Skeptisisme menjadi sebuah sikap yang penting bagi auditor agar dapat mendeteksi kecurangan, karena dengan memiliki sikap skeptis, seorang auditor bisa memutuskan atau menentukan sejauh mana tingkat keakuratan dan kebenaran atas bukti (IAI, 2001).

  Saat mengidentifikasi bukti audit, auditor harus mempertimbangkan kompetensi data yang akan dijadikan bukti audit, sehingga bukti- bukti yang kompeten tersebut mendukung pertimbangan dan simpulan pemeriksaan terkait dengan pendeteksian kecurangan (SPKN BPK, 2007; Karyono, 2013:132, Nadirsyah dkk, 2011).

  Disamping kedua hal diatas, audit/ pendeteksian kecurangan dipengaruhi oleh tekanan/ jangka waktu (BPKP, 2009; McNamara and Gregory, 2008). Hal ini berarti, apabila kurangnya tekanan waktu dalam proses audit, kesempatan untuk memperoleh bukti

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh sikap skeptisisme professional auditor, bukti audit kompeten tekanan waktu audit terhadap pendeteksian kecurangan pada Inspektorat Aceh.

  KAJIAN KEPUSTAKAAN Pendeteksian Kecurangan

  Kecurangan adalah keuntungan yang diperoleh seseorang dengan menghadirkan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Di dalamnya termasuk unsur – unsur surprise/ tak terduga, tipu daya, licik, dan tidak jujur yang merugikan orang lain (Karyono, 2013:3; Koroy, 2008).

  Pendeteksian kecurangan adalah upaya untuk mendapatkan indikasi awal yang cukup mengenai tindak kecurangan, sekaligus mempersempit ruang gerak para pelaku kecurangan (yaitu ketika pelaku menyadari prakteknya telah diketahui, maka sudah terlambat untuk berkelit) (Kumaat, 2011:156).

  Oleh karena itu, Auditor harus waspada pada kemungkinan adanya situasi atau peristiwa yang merupakan indikasi kecurangan. Mereka harus menerapkan prosedur pemeriksaan tambahan untuk memastikan apakah kecurangan telah terjadi dengan cara merancang pemeriksaan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam mendeteksi kecurangan

  Sedangkan, langkah

  • – langkah dalam mendeteksi kecurangan yaitu dengan melakukan pengujian pengendalian intern, dengan audit keuangan atau audit operasional, pengumpulan data intelijen dengan teknik elisitasi terhadap gaya hidup dan kebiasaan pribadi, penggunaan prinsip pengecualian dalam pengendalian dan prosedur, melakukan kaji ulang terhadap penyimpangan dalam kinerja operasi, melakukan pendekatan reaktif (Karyono, 2013:92).

  Sikap Skeptisisme Profesional Auditor

  Pengertian skeptisisme menurut AICPA (2002:230.70) adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit. Seorang auditor yang skeptis tidak menerima begitu saja penjelasan dari auditan, tapi akan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti dan konfirmasi mengenai objek yang dipermasalahkan (Novianty, 2007; Karyono, 2013:164-174; BPKP, 2009).

  Penelitian Beasley (2001) membuktikan bahwa kegagalan auditor dalam mendeteksi kecurangan disebabkan oleh rendahnya skeptisisme dalam melakukan audit.

  Bukti Audit Kompeten

  Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lainnya yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya (Mulyadi 2002:74). Bukti audit haruslah yang kompeten. Bukti audit yang kompeten harus sah dan relevan. Keabsahan sangat tergantung atas keadaan yang berkaitan dengan pemerolehan bukti tersebut (IAI, 2001:326.1). Menurut Arens et al. (2003:151) terdapat enam karakteristik bukti audit kompeten yaitu: relevansi, independensi penyedia data, efektifitas pengendalian intern, pemahaman langsung yang diperoleh auditor, kualifikasi orang yang menyediakan informasi, tingkat obyektifitas.

  Aktivitas pengumpulan bukti kompeten memiliki tiga tahapan, yaitu: penetapan lingkup bukti, pengambilan rentang/kisaran bukti-bukti, pengukuran tingkat signifikansi/materialitas bukti-bukti (Kumaat, 2011:87).

  Tekanan Waktu

  Tekanan waktu menuntut agar auditor melakukan efisiensi terhadap waktu terbatas yang telah disusun dengan sangat ketat dan kaku agar tercapainya hasil audit yang optimal (Sososutikno, 2003; BPKP, 2009). Tekanan waktu merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja seorang, apalagi dalam melakukan audit, mutu, waktu dan biaya merupakan hal yang tidak dipisahkan untuk mengungkap sebuah kecurangan. Mutu hasil audit senantiasa dipengaruhi oleh waktu dan biaya yang digunakan dalam pelaksanaan audit. Penggunaan waktu untuk pelaksaan audit harus direncanakan dengan baik (BPKP, 2009; Ahituv dan Igbaria, 1998). Apabila alokasi waktu yang diberikan terlalu sempit, maka dapat menyebabkan perilaku yang kontraproduktif, dikarenakan adanya tugas- tugas yang diabaikan maka jangka waktu audit harus disesuaikan dengan kebutuhan, jika diperlukan perpanjangan waktu, maka harus dibuat Surat Tugas perpanjangan waktu audit yang tentu harus didukung alasan yang tepat (BPKP, 2009; Prasita dan Hadi, 2007). Pernyataan ini diperkuat oleh pembuktian Waggoner dan Cashell (1991) yang menyatakan bahwa semakin sedikit waktu yang disediakan maka semakin besar transaksi yang tidak diuji oleh auditor.

METODE PENELITIAN

  Fungsi dan Kewenangan Inspektorat

  Bastian (2007 : 35) menjabarkan tugas yang dilakukan Inspektorat yaitu: melakukan tinjauan terhadap sistem pengendalian intern dan sitem akuntansi pemerintahan daerah, memeriksa dan menyempurnakan laporan keuangan daerah yang disusun oleh bagian keuangan pemerintah daerah serta membantu kepala daerah dalam menentukan kewajaran laporan keuangan yang disusunnya. Sedangkan fungsi Inspektorat di dalam Qanun Pemerintah Aceh nomor 5 tahun 2007, salah satunya yaitu melakukan pengusutan atas dugaan adanya korupsi, kolusi dan nepotisme. Dari berbagai sumber mengenai tugas, fungsi dan wewenang Inspektorat, sangat jelas bahwa pada intinya Inspektorat memiliki hak dan wajib mendeteksi kecurangan entitas yang diperiksanya.

  Penelitian ini dilakukan pada Inspektorat Aceh. Penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh sikap skeptisisme profesional auditor, bukti audit kompeten dan tekanan waktu terhadap pendeteksian kecurangan.

  Penelitian ini bersifat kausal. Unit analisis penelitian ini adalah individu (auditor/APIP) yang bekerja pada Inspektorat Provinsi Aceh.

  Peneliti meneliti seluruh elemen populasi auditor/pemeriksa di Inspektorat Aceh sebanyak 55 auditor/ APIP. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode angket (kuisioner). Dalam pernyataan pada kuisioner, penulis menggunakan pernyataan positif dan pernyataan negatif agar responden berhati-hati mengisi kuisioner. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (mutiple regression analysis) dengan persamaan sebagai berikut:

  Y = α +β1X1 +β2X2 +β3X3 + ε

  Dimana Y adalah Pendeteksian kecurangan, α adalah Konstanta, β 1 β 2 β 3 adalah

  Koefisien regresi, X 1 adalah Sikap Skeptisisme Profesional Auditor , X 2 adalah Bukti Audit Kompeten, X 3 adalah Tekanan Waktu, dan

  ε adalah Error.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

  Dari 55 responden, peneliti mengelompokkan kedalam 4 karakter yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir dan masa kerja. Responden berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 37 orang (67,3%) adalah pria dan 18 orang (32,7%) adalah wanita. Responden yang berusia 30-34 tahun sebanyak 4 orang (7,3%), usia 35-39 tahun sebanyak 9 orang (16,4%), dan usia diatas 39 tahun sebanyak 42 orang (76,4%). Berdasarkan pendidikan terakhir, yang memiliki pendidikan tingkat SLTA sebanyak 1 orang (1,8%), tingkat sarjana sebanyak 32 orang (58,2%), dan tingkat pasca sarjana sebanyak 22 orang (40,0%). Sedangkan responden yang memiliki masa kerja selama 1-5 tahun sebanyak 3 orang (5,5%), 6-10 tahun sebanyak 22 orang (40%) dan diatas 10 tahun sebanyak 30 orang (54,5%).

  Hasil Pengujian Validitas dan Reabilitas Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan menggunakan uji pearson correlation . Selain dilihat dari tingkat

  signifikan, output perhitungan menyatakan bahwa seluruh pernyataan dinyatakan valid apabila masing-masing pernyataan memiliki nilai koefisien korelasi di atas nilai kritis korelasi product moment. Nilai kritis 5% (N=55) adalah sebesar 0,2656.

  Sedangkan untuk mengetahui realibilitas suatu variabel dilakukan uji statistik dengan melihat nilai cronbach alpha. Jika nilai

  cronbach alpha > 0,60 maka pernyataan yang

  digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah reliabel. Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini menghasilkan nilai cronbach

  alpha dari masing-masing variabel > 0.60,

  sehingga seluruh variabel yang digunakan dinyatakan reliabel.

  Hasil Pengujian Hipotesis

  Hasil pengujian hipotesis menghasilkan suatu hasil regresi dapat dilihat pada tabel 1.

  Tabel 1. Hasil Pengujian Hipotesis professional auditor, bukti audit kompeten dan tekanan waktu memiliki hubungan (korelasi)

  Variabel Unstandardized

  terhadap pendeteksian kecurangan sebesar

  Coefficients 2

  68,6%. Koefisien determinasi (R ) sebesar Std.

  0,470 bermakna bahwa pendeteksian

  Error

  kecurangan dipengaruhi oleh sikap skeptisisme Konstanta 0.914 0.771 profesional auditor, bukti audit kompeten dan Sikap 0.385 0.161 tekanan waktu sebesar 47%. Sedangkan sebesar

  53% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak Skeptisisme Profesional dimasukkan dalam penelitian ini. Tabel diatas Auditor menyatakan juga bahwa koefisien regresi masing-masing variabel independen Bukti Audit 0.507 0.113 menunjukkan tidak sama denga Kompeten n nol (β ≠ 0) yaitu β1 = 0,385, β2 = 0,507, β3 = (- 0,125).

  Tekanan Waktu -0.125 0.109 Hal ini menunjukkan hipotesis diterima, artinya

  Koefisien Korelasi (R) = 0,686 2 sikap skeptisisme profesional auditor, bukti Koefisien Determinasi (R ) = 0,470 audit kompeten dan tekanan waktu berpengaruh Adjusted R Squere = 0,439 terhadap pendeteksian kecurangan. Hal ini F hitung = 15,070 berarti bahwa pendeteksian kecurangan dapat Sig. F = 0,000 ditingkatkan dengan adanya peningkatan skeptisisme profesional auditor, peningkatan

  Berdasarkan tabel 1, diperoleh bukti audit yang kompeten serta pengurangan persamaan regresi linear berganda sebagai tekanan waktu pada saat audit. berikut:

  Secara parsial, sikap skeptisisme yang

  Y = 0,914 + 0,385 X1 + 0,507 X2+

  dimiliki oleh seorang auditor berpengaruh

   (-0,125) X3 + ε

  positif terhadap tingkat kecurangan yang Dari persamaan regresi diatas diperoleh terdeteksi. Hasil penelitian ini didukung oleh nilai konstanta sebesar 0,914 yang bermakna

  Adnyani et al. (2014) yang menunjukkan bahwa bahwa jika sikap skeptisisme profesional skeptisisme profesional auditor berpengaruh auditor, bukti audit kompeten dan tekanan terhadap tanggung jawab auditor dalam waktu dianggap konstan, maka besarnya nilai mendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan yang diperoleh dari variabel pendeteksian keuangan. Auditor yang memiliki sikap kecurangan adalah sebesar 0,914 pada satuan skeptisisme yang tinggi akan memiliki skala ordinal. Koefisien korelasi (R) sebesar keinginan yang besar untuk mencari informasi

  0,686 menunjukkan bahwa sikap skeptisisme yang terkait gejala penipuan (Fullerton dan KESIMPULAN Cindy, 2004). Setelah dilakukan pengujian dan analisis

  Sedangkan bukti audit kompeten data dalam penelitian ini, secara keseluruhan berpengaruh positif terhadap pendeteksian dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap kecurangan pada auditor/APIP Inspektorat skpetisisme profesional auditor, bukti audit Aceh. Hal ini berarti bahwa perlunya bukti kompeten dan tekanan waktu secara simultan audit kompeten untuk mengetahui seberapa berpengaruh terhadap pendeteksian kecurangan besar tingkat kecurangan yang terdeteksi karena pada Inspektorat Aceh. Tingginya sikap semakin banyak bukti audit kompeten yang skpetisisme dimiliki auditor berakibat semakin dikumpulkan maka semakin besar kemampuan besar kecurangan yang akan terdeteksi. auditor dalam mendeteksi suatu kecurangan. Kemudian, semakin banyaknya bukti audit Penelitian ini didukung oleh Zakari dan Nassr yang kompeten terkumpul, maka akan semakin (2014) yang menyatakan bahwa bukti audit besar keyakinan auditor mendeteksi berpengaruh pada kualitas laporan audit dan kecurangan. Namun sebaliknya, jika tekanan penelitian Morariu et al (2009) yang waktu besar, maka akan semakin sedikit menegaskan bahwa pentingnya bukti audit kecurangan yang terdeteksi oleh auditor. dalam mengungkapkan opini audit.

  Terakhir, ditemukan bahwa waktu

DAFTAR KEPUSTAKAAN

  berpengaruh negatif terhadap pendeteksian Adnyani, Nyoman. Anantawikrama Tungga kecurangan. Hal ini menunjukkan bahwa

  Atmadja & Nyoman Trisna Herawati. semakin tinggi tekanan waktu yang diberikan 2014. Pengaruh Skeptisisme Profesional

  Auditor, Independensi, dan Pengalaman kepada auditor untuk melakukan suatu Auditor Terhadap Tanggung Jawab pemeriksaan, maka semakin berkurang Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan dan Kekeliruan Laporan Keuangan. e- kemampuan auditor dalam melakukan

  Journal S1 AK Universitas Pendidikan

  pendeteksian kecurangan. GaneshaJurusan Akuntansi Program S1 , Volume 2 No. 1 Tahun 2014: 1-11.

  Penelitian ini didukung oleh Prasita dan Hadi (2007) yang menyatakan tekanan waktu Ahituv, Niv dan Igbaria Magid. 1998. The

  Effect of Time Pressure and berpengaruh terhadap keberhasilan Completeness of Information on Decision pendeteksian kecurangan. Jika tingginya Making. Journal Management

  • Information Systems . Vol 15 No.2 :153 tekanan waktu audit, maka auditor akan 172.

  menyelesaikan prosedur audit pada batas akhir Anonymous. 2014. Data Bansos Versi GERAK waktu (bahkan melewati batas waktu), hal ini

  Beda Dengan Inspektoran .Harian

  akan mengakibatkan kualitas audit yang buruk Serambi Indonesia Selasa 9 Desember 2014. yaitu tidak memenuhi persyaratan pelaporan (Glover et al., 2015).

  • – Top Argumen For Final Audit Opinion . Academy of Economic Studies Bucharest. Page: 501-507.

  Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi , Vol. 4 No. 2.Juli 2011. Hal 176-186.

  Jakarta: Erlangga McNamara, Shaun M and Gregory A.L. 2004. Time budget pressure and auditor dysfunctional behaviour within an occupational stress model. Accountancy

  Business and the Public Interest , Vol. 7, No. 1, 2008: 1-43. diakses 7 April 2008.

  Mulyadi. 2002. Auditing. Buku Satu. Edisi 6.

  Salemba Empat: Jakarta. Morariu, Ana, Tanti Cercel et al. 2009. Audit

  Evidence

  Nadirsyah. Mirna Indriani & Iskandar Usman.

  2011. Pengalaman anggaran waktu Audit, Kompleksitas Dokumen Audit dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Audit Sampling Pada Badan Pemetiksaan Keuangan (BPK) Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Aceh.

  Noviyanti, Suzy. 2007. Skeptisisme Profesional Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan.

  dan Keuangan Vol. 10, No. 1: 22-33.

  Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia . 5(1): 102-125.

  Prasita, Andin dan Hadi Priyo, 2007.Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan Anggaran dan Waktu Terhadap Kualitas Audit Dengan Moderasi Pemahaman Terhadap System Informasi. Jurnal

  Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, edisi

  September 2007: 1-24. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Qanun

  Aceh Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah, dan Lembaga.

  Republik Indonesia, Peraturan Badan

  Pemeriksaan Keuangan UU No.1 Tahun 2007 Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

  Kumaat,Valery G. 2011. Internal Audit.

  Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh Auditor Eksternal.Jurnal Akuntansi

  Arens, A. A., & Loebbecke, J.k. 2003.

  2004. The Effect of Professional

  Auditing: Pendekatan terpadu. (Alih bahasa Jusuf, A.A.) . Jakarta : Penerbit

  Salemba Empat. Bastian, Indra. 2007. Audit Sektor Publik. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

  Beasley, M.S., Carcello, J.V., and Hermanson, D.R. Top 10 Audit Deficiencies. Journal of Accountancy (April 2001): 63-66.

  BPKP. 2009. Modul Diklat Pembentukan

  Auditor Investigatif “Pra perencanaan dan Perencanaan Audit Investigatif”. Buku II.

  Ciawi. 2009. Modul Diklat Pembentukan

  Auditor Investigatif “Teknik Wawancara”. Buku V. Ciawi Fullerton, Rosemary. Dan Cindy Durtschi.

  Skepticism on the Fraud Detection Skills of Internal Auditors.

  Yogyakarta: ANDI. Koroy, Tri Ramaraya. 2008. Pendeteksian

  11 November 2004:

  39 – 47. Glover, Steven M. James C. Hansen and

  Timothy A. Seidel. 2015. The Effect of

  Deadline Imposed Time Pressure on Audit Quality . Brigham Young University

  and Weber State University Goddard School of Business and Economics. February 6, 2015 page: 62- 76.

  IAI. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik.

  Cetakan Kedua. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Karyono. 2013. Forensic Fraud, Edisi 1.

  Sososutikno, Cristina. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu Dengan Perilaku Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit.

  Simposium Nasional Akuntansi VI .

  Surabaya: 16-17 Oktober 2003. Waggoner, Jeri B and Cashell James D.

  1991.The Impact of Time Pressure on Auditors’ Performance.CPA Journal Jan- April . Ohio. Page. 27 – 32.

  Zakari, M. Abulgasem& Nassr Saleh Mohamad Ahmad. 2014. The Role of Audit Evidence Source in Enhancing the Quality and Reliability of Libyan Auditor's Report. Review Of Integrative Bussines and Economics Research, Rev. Integr.

  Bus. Econ. Res. Vol 3(1): 1-12.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODAL ASING TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi kasus Pada PT. Karya Mandiri Di Bandar Lampung) Habiburrahman Panji Adi Laksana Haninun Abstract - Pengaruh Modal Asing Terhadap Kinerja Keuangan (Studi kasus Pada PT. Karya Mandiri Di Bandar Lampung)

0 0 14

METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN DAMPAKNYA PADA DENGAN LAPORAN LABA RUGI (Studi Kasus pada PT Intiroda Makmur di Tangerang) Iskandar Efendi Syamsu Rizal Abstrak - Metode Depresiasi Aktiva Tetap Berwujud Dan Dampaknya Pada Laporan Laba Rugi (Stu

0 1 16

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, OBYEKTIVITAS, KECERMATAN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi pada Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh)

0 4 9

AUDIT OPERASIONAL DAN MENINGKATKAN EFISIENSI SERTA EFEKTIVITAS PRODUKSI. (Sebuah stusi pada PT. Budi Acid Jaya) Iskandar Imelda Riswan Abstract - Audit Operasional dan Meningkatkan Efisiensi serta Efektivitas Produksi (Sebuah stusi pada PT. Budi Acid Jaya

0 0 20

PENGARUH PENGALAMAN AUDIT, KEPUASAN KERJA DAN INTEGRITAS TERHADAP KINERJA APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (Studi pada Inspektorat Aceh)

0 0 7

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN NILAI PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

0 0 9

PENGARUH INTEGRITAS APARATUR, KOMPETENSI APARATUR, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENCEGAHAN FRAUD Hersi Huslina1 , Islahuddin2 , Nadir Syah3

0 1 10

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MODAL KERJA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada PT. Persada Lampung Raya) Habiburrahman Daniel Hariadi Sunjoto Riswan Abstract - Kebutuhan Dan Ketersediaan Modal Kerja Dalam Hubungannya Dengan Profitab

0 0 24

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH

0 3 10

APAKAH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS MENJAMIN KEAMANAN HARTA PERUSAHAAN? (Studi Kasus pada PT. Pacific Lubritama Indonesia (PLI) di Bandar Lampung) Syamsu Rizal Ade Kurniawan Goenawan Abstract - Apakah Sistem Pengendalian Intern

0 0 18