Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

(1)

( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa SDIT Bina Insani Kelas V Semester II Serang-Banten )

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan Islam

Oleh

Mutmainah

NIM 108018300021

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013


(2)

(3)

Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDIT Bina Insani disusun oleh Mutmainah, NIM. 108018300021, Jurusan Kependidikan Islam Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, Mei 2013

Yang mengesahkan, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Otong Suhyanto, M.Si. Dra. Afidah Mas’ud


(4)

Nama : Mutmainah

NIM : 108018300021

Jurusan : Kependidikan Islam/Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Angkatan Tahun : 2008

Alamat : Kp. Ciwulung Ds. Kemanisan Rt/Rw 06/02 Kec.Tirtayasa Kab. Serang-Banten 42193

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDIT Bina Insani adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing I : Otong Suhyanto, M.Si.

NIP : 19681104 199903 1 001

Nama Pembimbing II : Dra. Afidah Mas’ud

NIP : 19610926 198603 2 004

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, Mei 2013 Yang Menyatakan,


(5)

i

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) di kelas V-D SDIT Bina Insani Serang tahun pelajaran 2012-2013. Subjek penelitian terdiri dari 27 siswa kelas V-D yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif dimana peneliti berkolaborasi dengan guru matematika kelas V SDIT Bina Insani sebagai observer dan kolaborator. Penelitian diadakan sebanyak dua siklus. Satu siklus terdiri 5 pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, penyebaran skala motivasi, tes, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan peneliti.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar matematika siswa. Persentase kategori tinggi pada siklus I sebesar 11,11% sedangkan kategori tinggi pada siklus II sebesar 66,67%. Peningkatan ini disertai dengan peningkatan hasil belajar matematika siswa. Hasil tes menunjukan siswa telah berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang sesuai dengan intervensi tindakan yang diharapkan yaitu 75. KKM dalam pelajaran matematika adalah 75. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase skor rata-rata nilai yang mencapai KKM yaitu siklus I sebesar 74,07% sedangkan siklus II 92,95%. Kesimpulannya bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Group Investigation (GI) dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran matematika dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Motivasi Belajar


(6)

ii

Model of type Group Investigation (GI) to increase the motivation of Learning Mathematics Grade V SDIT Bina Insani.

This study aims to improve students' motivation to learn mathematics with cooperative learning model group investigation (GI) in the class V-D Attack SDIT Bina Insani 2012-2013 school year. 27 study subjects consisted of VD grade students consisting of 15 men and 12 women. Method in this research is a classroom action research (CAR). Classroom action research design used in this study is a collaborative action research where researchers collaborate with fifth grade math teacher SDIT Bina Insani as an observer and collaborator. Research conducted by two cycles. One cycle comprises 5 meeting. Data collection techniques using observation, motivation scale, tests, interviews, documentation, and researcher field notes.

These results indicate that there is an increase in students' motivation to learn mathematics. High percentage category in the first cycle of 11.11% while the high category on the second cycle of 66.67%. This increase was accompanied by an increase in students' mathematics learning outcomes. Test results indicate the student has achieved mastery Minimum Criteria (KKM) in accordance with the expected intervention action is 75. KKM in math is 75. The improvement can be seen from the average percentage score values reached KKM is the first cycle of 74.07% 92.95% while the second cycle. The conclusion that the Cooperative Learning Model Study Group Investigation (GI) can increase students 'motivation to learn mathematics in mathematics learning and improve students' mathematics learning outcomes.

Key Word : Cooperative Learning Model of type Group Investigation (GI) and Motivation Of Learning


(7)

iii

Segala puji serta syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDIT Bina Insani”. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad S.A.W yang telah menjadi uswah bagi pengikutnya, beserta kepada para keluarga, sahabat, dan kita selaku umatnya.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat pencapaian gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta.

2. Bapak Drs. Rusydi Zakaria, M.Ed. M.Phill. Ketua Jurusan Kependidikan Islam.

3. Bapak Fauzan, M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

4. Bapak Otong Suhyanto, M.Si. dan Ibu Dra. Afidah Mas’ud, dosen pembimbing skripsi, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. 5. Ibu Dr. Sururin, M.Ag. Selaku Dosen Pembimbing Akademik, terimakasih

atas bimbingan, motivasi dan nasehatnya.

6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis mampu menyelesaikan perkuliahan ini dengan sebaik-baiknya.


(8)

iv

S.Pd., Ibu Sofi dan Ibu Sodiyah yang telah memberikan masukan dan do’a selama proses penelitian berlangsung.

9. Teristimewa untuk Suamiku Ma’rufudin yang Tersayang dan orang tua tercinta, H. Mustari dan Hj. Halimah yang selalu mendo’akan, memberikan kasih sayang, semangat dan dukungan, baik moral maupun material yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

10. Keluarga besar Mertuaku H. Ma’sum dan Ibu Hj. Fatimah Serta Kakak-kakak dan adik-adik penulis yang selalu setia memberikan perhatian, dukungan dan do’anya.

11. Sahabat-sahabat terbaikku, seluruh mahasiswa PGMI angkatan 2008 kelas A dan B terutama Nida, Liza, Rihlah, Padma, Umai, Ana, Liana, Putri, Janah, Lusi, Nuy, Ria, Dewi, Pupun, Amel dan Nurmala yang selalu setia memberikan semangat serta menemani penulis, bersyukur mempunyai teman seperti kalian.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas amal baik semuanya.

Penulis menyadari sepenuhnya, dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya dalam perkembangan bidang pendidikan guru madrasah Ibtidaiyah.

Jakarta, Mei 2013 Penulis,


(9)

v

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... . 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ... . 4

C. Pembatasan Fokus Penelitian ... . 4

D. Perumusan Masalah Penelitian ... . 5

E. Tujuan Hasil Penelitian ... . 5

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... . 6

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus Masalah ... . 7

1. Pengertian Motivasi Belajar Matematika ... . 7

2. Peranan Motivasi ... . 8

3. Macam-Macam Motivasi ... .8

4. Motivasi Belajar ... .10

5. Cara Meningkatkan Motivasi ... .13

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) .. .16

1. Pengertian Pembelajaran ... 16

2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

3. Group Investigation (GI)... 22


(10)

vi

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... . 25

C. Subjek Penelitian ... . 28

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... . 28

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... . 28

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... . 29

G. Jenis dan Sumber Data ... . 30

H. Instrumen Pengumpul Data ... . 30

I. Teknik Pengumpulan Data ... . 32

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... . 32

K. Analisis Data dan Interpretasi Data... . 34

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... . 36

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 37

B. Interpretasi Hasil Analisis Data ... 65

C. Pembahasan Temuan Penelitian ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

vii

Tabel 4.1 : Persentase Nilai Ulangan Harian Sebelum Penelitian ... 38 Tabel 4.2 : Kategorisasi Skala Motivasi Siklus I ... 48 Tabel 4.3 : Persentase Lembar Observasi Motivasi Belajar Matematika Siswa

Dengan Tipe Group Investigation (GI) Siklus I ... 49 Tabel 4.4 : Persentase Nilai Hasil Belajar Matematika Siklus I ... 51 Tabel 4.5 : Kategorisasi Skala Motivasi Siklus II ... 61 Tabel 4.6 : Persentase Lembar Observasi Motivasi Belajar Matematika Siswa

Dengan Tipe Group Investigation (GI) Siklus II ... 62 Tabel 4.7 : Persentase Nilai Hasil Belajar Matematika Siklus II ... 63 Tabel 4.8 : Persentase Hasil Skala Motivasi Siswa Dalam Belajar Matematika

Pada Siklua I Dan Siklus II ... 65 Tabel 4.9 : Hasil Analisis Lembar Obsevasi Motivasi Belajar Matematika

SiswaPada Siklus I Dan Siklus II ... 66 Tabel 4.10: Perbandingan Persentase Ketuntasan Siswa ... 67


(12)

viii

Gambar 4.2 : Perwakilan Kelompok Mempresentasikan Hasil LKK ... 42 Gambar 4.3 : Kelompok 3 Dan 4 Sedang Mempresentasikan Hasil LKK ... 43 Gambar 4.4 : Kelompok Yang Rapi Dan Kompak Dalam Mengerjakan LKK . 45 Gambar 4.5 : Kerja Kelompok Sedang Menggambar Jajargenjang Dengan Kertas Origami ... 47 Gambar 4.6 : Kelompok I Menggambar Jajargenjang Dengan Kertas Origami,

Kelompok 5 Menggambar Jajargenjang Di Papan Tulis Dan

Kelompok 4 Membacakan Hasil Kesimpulan Sifat-sifat Jajargenjang ... 47 Gambar 4.7 : Suasana Tes Akhir Siklus I ... 48 Gambar 4.8 : Peneliti Membimbi ng Kelompok 3 Dan 5 Yang Kesulitan Dalam

Mengerjakan LKK ... 54 Gambar 4.9 : Kelompok 4 Mempresentasikan Hasil Lembar Kerja Kelompok . 55 Gambar 4.10 : Kelompok 3 Dan 5 Mempresentasikan Hasil LKK secara

Bergabung... 56 Gambar 4.11: Kelompok 3, 2 Dan 1 Yang Rapih Dalam Mengerjakan LKK ... 58 Gambar 4.12: Kelompok 3 Sedang Mempresentasikan LKK Dan Kelompok 5

Sedang Mengerjakan LKK ... 58 Gambar 4.13: Suasana Kelompok Sedang Mengerjakan LKK ... 60 Gambar 4.14: Kelompok 5 Dan 1 Sedang Mempresentasikan Hasil LKK... 60


(13)

ix

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 82

Lampiran 3 : Lembar Kerja Kelompok (LKK) 1-8 ... 91

Lampiran 4 : Kisi-kisi Instrument Hasil Belajar Matematika Siklus I ... 122

Lampiran 5 : Kisi-kisi Instrument Hasil Belajar Matematika Siklus II ... 126

Lampiran 6 : Kisi-Kisi Instrument MotivasiBelajar Matematika Sebelum Uji Validitas ... 133

Lampiran 7 : Angket Motivasi Belajar Matematika Sebelum Uji Validitas .... 136

Lampiran 8 : Kisi-Kisi Instrument MotivasiBelajar Matematika Setelah Uji Validitas ... 139

Lampiran 9 : Angket Motivasi Belajar Matematika Setelah Uji Validitas ... 141

Lampiran 10 : Perhitungan Validitas Motivasi ... 143

Lampiran 11 : Catatan Harian Peneliti ... 145

Lampiran 12 : Pedoman Wawancara ... 146

Lampiran 13 : Kutipan Hasil Wawancara Sebelum Tindakan ... 149

Lampiran 14 : Daftar Nilai Mtematika Kelas V-D Sebelum Penelitian ... 159

Lampiran 15 : Daftar Nilai Matematika Kelas V-D Tes Akhir Siklus I ... 160

Lampiran 16 : Daftar Nilai Mtematika Kelas V-D Tes Akhir Siklus II ... 161

Lampiran 17 : Daftar Nilai Mtematika Kelas V-D Siklus I Dan Siklus II ... 162

Lampiran 18 : Lembar Pembagian Kelompok Belajar Siklus I ... 163

Lampiran 19 : Lembar Pembagian Kelompok Belajar Siklus I ... 164

Lampiran 20 : Uji Referensi ... 165

Lampiran 21 : Panduan Observasi Motivasi Belajar Siswa ... 168

Lampiran 22: Permohonan Surat Bimbingan Skiripsi ... 169

Lampiran 23 : Surat Bimbingan Skiripsi ... 170

Lampiran 24 : Surat Permohonan Izin Observasi ... 171

Lampiran 25: Surat Permohonan Izin Penelitian ... 172


(14)

1 A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan sangat bermanfaat dalam segala bentuk peradaban dan kegiatan manusia. Karena dengan pendidikan, akan tercipta manusia yang berbudi pekerti, memiliki keterampilan dan juga rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya termasuk terhadap bangsa dan Negara. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 ayat 1 menjelaskan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Di setiap sekolah, proses pembelajaran meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan diantaranya ilmu-ilmu science, sosial dan bahasa. Ada sebuah bidang keilmuan yang menjadi jembatan dari berbagai ilmu pengetahuan, yaitu matematika. Matematika merupakan pelajaran yang dipelajari dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi, hal ini menunjukkan betapa pentingnya matematika dalam kehidupan. Ilmu matematika itu sendiri dapat diterapkan dari hal yang paling sederhana seperti perhitungan jual beli sampai kepada hal yang bersifat kompleks seperti penggunaan program komputer. Mengingat betapa pentingnya ilmu ini, maka sudah seharusnya para peserta didik dapat menguasai bidang ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pelajaran matematika pada tingkat SD, memegang peranan penting bagi penguasaan materi matematika pada jenjang berikutnya. Adapun salah satu tujuan Mata pelajaran matematika yaitu agar peserta didik memilik sikap


(15)

menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.2

Fenomena yang terjadi di kalangan siswa bahwa pelajaran matematika adalah satu pelajaran yang sulit dan dibenci, membuat bosan bagi siswa. Pelajaran matematika yang kadang terlalu banyak perhitungan menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika, membuat siswa semakin malas, dan tidak berminat untuk belajar matematika. Jika keadaan ini berlanjut terus menerus dalam waktu yang panjang, maka tentu saja akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar di sekolah, yang diantaranya dapat adalah faktor internal dan faktor eksternal siswa. Faktor internal meliputi faktor dalam diri siswa seperti: kemampuan siswa, bakat, minat, perhatian, motivasi, sikap, cara belajar, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor dari luar siswa seperti: kemampuan guru, suasana belajar, fasilitas belajar, metode pembelajaran yang digunakan didalam kelas masih bersifat klasikal, media pembelajaran yang digunakan, lingkungan sekolah, dan lain-lain. 3

Diantara faktor internal siswa, motivasi merupakan salah satu faktor yang memepengaruhi keberhasilan siswa seperti yang diungkapkan sadirman bahwa seseorang itu akan mendapat hasil yang diinginkan dalam belajar, bila dalam dirinya terdapat keinginan untuk belajar.4 Ini berarti bahwa motivasi memiliki pengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil yang optimal, sebaliknya rendahnya motivasi siswa dalam belajar akan rendah pula hasil belajar yang dicapai.

Namun dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa motivasi siswa masih rendah di sebabkan model pembelajaran matematika yang dipelajari siswa

2Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Standar Kompentensi (SK) dan Kompentensi Dasar (KD), Mata Pelajaran Matematika SD/MI Permenag nomor 2, 2008.

3 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.54

4 Sadirman A. M, Iteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.40


(16)

masih bersifat konvesional. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para guru dimana guru mengajar secara klasikal, seperti belum terdapat kegiatan kerja kelompok pada siswa. Hal tersebut dapat menimbulkan kesulitan siswa dalam mengerti dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya akan menimbulkan kejenuhan bagi siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, dominasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang kurang memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan, dan motivasi kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan intelektual dengan model dan metode yang baru sehingga membuat siswa menjadi pasif.

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif. Selama belajar kooperatif, siswa akan memeiliki ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik didalam kelompoknya, seperti keterampilan menjadi pendengar aktif, keterampilan memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi dan lain sebagainnya.

Terkait dengan berbagai variasi dalam model pembelajaran kooperatif, penulis menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

(investigasi kelompok). Model pembelajaran tipe group investigation

merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang menekankan proyek investigasi kelompok, dimana siswa akan diberi proyek investigasi terkait dengan kehidupan sehari-hari sesuai dengan materi pokok yang diberikan. Model pembelajaran ini dilakukan dengan 6 tahap, yaitu: seleksi topik, merencanakan kerjasama, implementasi, analisis dan sistesis, penyajian hasil akhir dan evaluasi.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDIT BINA INSANI”


(17)

B. Identifikasi Area dan Fokus Yang Diteliti

Dari latar belakang yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pelajaran matematika menjadi suatu pelajaran yang dibenci siswa 2. Kurangnya pemberian motivasi oleh guru

3. Model pembelajaran matematika yang digunakan guru masih bersifat klasikal.

4. Motivasi belajar siswa rendah.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Untuk memudahkan dalam penyusunan skripsi ini dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka penulis membatasi permasalahan skripsi ini sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

2. Motivasi belajar yang dimaksud adalah motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik siswa setelah diberi perlakuan model pembelajaran tipe Group Investigation (GI).

3. Indikator Motivasi yang diamati yaitu: a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik, tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukan minat, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal, serta adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

4. Motivasi belajar matematika siswa pada kategori tinggi mencapai lebih dari atau sama dengan 65%.


(18)

D. Perumusan Masalah Penelitian

Untuk memudahkan pembahasan skripsi ini maka penulis mencoba merumuskan masalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) dalam meningkatkan motivasi belajar matematika siswa?

2. Bagaimana hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1.Untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas V SDIT Bina Insani dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

2.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V SDIT Bina Insani dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation (GI).

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat bagi guru

Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai salah satu alternatif teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa serta terinspirasi untuk mencari tahu model dan metode lain yang dapat mempermudah pembelajaran matematika.

b. Manfaat bagi sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam rangka perbaikan mutu pendidikan sehingga diharapkan lulusan yang akan mendatang menjadi lebih baik

c. Manfaat bagi peneliti

Memperluas wawasan dan pengalaman peneliti tentang penggunaan model dan metode alternatif dalam pembelajaran matematika


(19)

d. Manfaat bagi pembaca

Sebagai bahan informasi untuk membuka wawasan tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.


(20)

7 A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Pengertian Motivasi Belajar Matematika

Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk sesuatu. Motif sapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.1

Ada pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi, ialah (1) motivasi dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang lain, (2) menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tingkah laku seseorang. Petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak kegunaannya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya.

Menurut Mc. Donald (1959) yang dikutip dari Oemar Hamalik dalam buku kurikulum dan pembelajaran merumuskan, bahwa “Motivation is an energy

change within the person characterized by affective arousal and anticipatory

goal reaction”, yang diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi

dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. dalam rumusan tersebut ada tiga unsur yang saling berkaitan, ialah sebagai berikut:2

1Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 2011, (Jakarta: PT Raja grafindo Persada), edisi 1, cet. 19, hal. 73.


(21)

a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.

b. Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-mula berupa ketegangan psikologis, lalu berupa suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan tingkah laku yang bermotif.

c. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi memberikan respons-respons ke arah suatu tujuan tertentu.

2. Peranan Motivasi

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan prilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar, antara lain:3

a. Peranan motivasi dalam menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.

b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan termotivasi bila sudah mengetahui makna dari apa yang ia pelajari

c. Peran motivasi dapat menentukan ketekunan belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Motivasi menyebabkan seseorang tekun belajar, tidak mudah tergoda untuk mengerjakan hal lain. Hal ini sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.

3. Macam-macam Motivasi

Pendapat mengenai klasifikasi motif menurut para ahli sebagai berikut:

a. Menurut Woodwort dan Marquis yang dikutif dari Hamzah B. Uno, motif itu dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

3 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Analisis Di Bidang Pendidikan), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 27-28.


(22)

1) Kebutuhan-kebutuhan organik, yang meliputi: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat, dan kebutuhan untuk beristirahat 2) Motif darurat yang mencakup: dorongan untuk menyelamatkan diri,

untuk membalas, untuk berusaha, dan untuk memburu.

3) Motif-motif objektif, yang mencakup: kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, untuk melakukan manipulasi, dan untuk menaruh minat. b. Penggolongan lain didasarkan atas terbentuknya motif-motif itu.

Berdasarkan atas hal ini dapat dibedakan adanya dua macam motif, yaitu: 1) Motif bawaan, yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi ada tanpa

dipelajari, seperti: dorongan untuk makan, minum, bergerak dan beristirahat, dan dorongan seksual

2) Motif yang dipelajari,yaitu motif yang timbul karena dipelajari, seperti: dorongan untuk belajar sesuatu cabang ilmu pengetahuan, dan dorongan untuk mengejar sesuatu kedudukan dalam masyarakat.

c. Berdasarkan atas jalarannya, maka orang membedakan adanya dua macam motif, yaitu:

1) Motif ekstrinsik, yaitu motif yang fungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya orang belajar giat karena diberitahu bahwa sebantar lagi akan ada ujian.

2) Motif instrinsik, yaitu motif yang fungsinya tidak usah dirangsang dari luar. Memang ada dalam diri individu sendiri telah ada dorongan itu. d. Ada juga ahli yang menggolongkan motif itu menjadi dua macam atas dasar

isi atau persangkutpautannya, yaitu:

1) Motif jasmaniah, seperti: reflex, instink, otomatisme, nafsu, dan hasrat. 2) Motif rohaniah, yaitu kemauan. Kemauan itu terbentuk melalui empat

momen, seperti momen timbulnya alas an-alasan, momen pilih, momen putusan, dan momen terbentuknya kemauan.4

e. Motivasi menurut Frandsen, yang terdiri dari cognitive motives, self expression, self enhancement yang dijelaskan sebagai berikut:

4 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), Ed. 5, h.70-74.


(23)

1) Cognitive Motives, menyangkut kepuasan individual yang berada dalam diri manusia dan berwujud proses dan produk mental.

2) Self Expression, adalah penampilan diri yang mampu membuat sesuatu. Hal ini diperlukan kreatifitas dan imajinasi.

3) Self Enhancement, adalah motivasi melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi guna untuk meningkatkan kemajuan diri seseorang.5

4. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:6

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

5 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: KIZI

BROTHER’S, 2008), cet. 2, h. 43-44.

6 Hamzah B Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), edisi 1, cet. 3, hal. 23.


(24)

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik

Menurut Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:7

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama. Tidak pernah berhenti sebelum selesai)

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) 3) Menunjukan minat

4) Lebih senang bekerja mandiri

5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) 7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Adapun teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran menurut Hamzah B Uno dalam bukunya Teori Motivasi dan Pengukurannyasebagai berikut:8

a) Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan verbal terhadap perilaku yang baik atau hasil kerja atau hasil belajar siswa yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar siswa kepada hasil belajar yang baik.

b)Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar siswa.

c) Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motif belajar siswa.

d)Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa. Dalam upaya itu pun, guru sebenarnya bermaksud untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa.

7Sardiman A. M, Op.cit., h.83.


(25)

e) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. Hal ini memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama belajar yang memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar selanjutnya.

f) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar. Sesuatu yang telah dikenal siswa, dapat diterima dan diingat lebih mudah. Jadi, gunakanlah hal-hal yan telah diketahui siswa sebagai wahana untuk menjelaskan sesuatu yang baru atau belum dipahami oleh siswa.

g)Menggunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami. Sesuatu yang unik, tak terduga dan aneh lebih dikenang oleh siswa daripada sesuatu yang biasa-biasa saja. h)Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan jalan itu, selain siswa belajar dengan menggunakan hal-hal yang telah dikenalnya, dia juga dapat menguatkan pemahaman atau pengetahuannya tentang hal-hal yang telah dipelajarinya.

i) Menggunakan simulasi dan permainan. Simulasi merupakan upaya untuk menerapkan sesuatu yang dipelajari atau sesuatu yang sedang dipelajarimelalui tindakan langsung. Baik simulasi maupun permainan merupakan proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang sangat menarik menyababkan proses belajar menjadi bermakna secara afektif atau emosional bagi siswa. Sesuatu yang bermakna akan diingat, dipahami atau dihargai.

j) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum. Hal itu akan menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh umum. Pada gilirannya suasana tersebut akan meningkatkan motif belajar siswa.

k)Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. hal-hal positif dari keterlibatan siswa dalam belajar hendaknya ditekankan, sedangkan hal-hal yang berdampak negatif semuanya dikurangi.

l) Memahami iklim sosial dalam sekolah. Pemahaman iklim dan suasana sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat bagi siswa. Dengan


(26)

pemahaman itu, siswa mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi masalah atau kesulitan.

m) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat. Guru semuanya memahami secara tepat bilamana dia harus menggunakan berbagai manifestasi kewibawaannya pada siswa untuk meningkatkan motif belajarnya.

5. Cara meningkatkan motivasi belajar

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan, mengingat pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar, maka guru diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa-siswanya. Menciptakan kondisi-kondisi tertentu dapat membangkitkan motivasi belajar. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu sebagai berikut:9

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang belajar, yang utama untuk mencapai nilai yang baik. Biasanya siswa mengejar nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka atau nilai yang baik bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.

b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.

c. Persaingan atau kompetisi

Persaingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

d. Keterlibatan diri

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang


(27)

cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.

e. Memberi ulangan

Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya akan terus meningkat.

g. Pujian

Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan merupakan motivasi yang baik. Supaya pujian merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat bisa menjadi alat motivasi.

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu tanpa maksud. Pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar, sehingga hasilnya akan lebih baik. Cara menumbuhkan hasrat untuk belajar adalah guru memberi tugas, sehingga ada maksud untuk siswa mau belajar dan guru memberikan informasi kepada siswa bahwa belajar dapat memberikan ilmu dan pengetahuan, contohnya dalam belajar kimia, kita bisa mengetahui senyawa-senyawa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya minyak bumi, lilin, elpiji dan lain sebagainya.


(28)

j. Minat Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga dengan minat. Sehingga minat merupakan alat motivasi. Minat dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut:

1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau 3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik 4) Menggunakan berbagai macam metode mengajar

Ada beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno dalam bukunya strategi belajar mengajar. Yakni:10

a. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam melaksanakan kegiatan. b. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal kepada peserta didik.

c. Membentuk kebiasaan belajar yang baik

d. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun komunal (kelompok)

e. Menggunakan metode yang bervariasi

f. Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran

Adapun indikator motivasi yang diukur pada penelitian ini yaitu : Adanya hasrat dan keinginan berhasil, tekun menghadapi tugas, Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, Adanya harapan dan cita-cita masa depan, Tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, Lebih senang bekerja mandiri, Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, Adanya lingkungan belajar yang

10 Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Strategi mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: Refika ADITAMA, 2009), Cet. I, h. 20-21.


(29)

kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik, menunjukan minat, dan Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.

B.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Ivestigation (GI) 1. Pengertian pembelajaran

Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.11

Sedangkan menurut Oemar Hamalik dalam bukunya kurikulum dan pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam system pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan, audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.12

2. Pengertian model pembelajaran kooperatif

Kooperatif adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain. Sedangkan pembelajaran kooperatif artinya belajar bersama-sama, saling membantu satu sama lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang ditentukan sebelumnya.13

Model pembelajaran Cooperatif Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran

11Masitoh & Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 17.

12 Oemar Hamalik, Kurikulum & Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 57.

13 Erna Suwangsih & Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung : UPI PRESS, 2006), h. 160.


(30)

Cooveratif Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. yang termasuk didalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson, 1993:81) yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal dan keahlian bekerja sama.14

Slavin (1995) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 samapai 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen, sedangkan keberhasilan pembelajaran kooperatif tergantung dari kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual, maupun secara kelompok. Ini berarti bahwa pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku berfikir bersama dalam kerja, atau membantu antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota itu sendiri.15

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan syitem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa tau suku yang berbeda (heterogen). System penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan mendapat penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang di persyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. 16

a. Ciri-ciri Model pembelajaran kooperatif

Menurut Ong Eng Tek (1996:10) dan Brophy dan Alleman (1996:143). Ada lima unsur dasar yang menjadi ciri pembelajaran kooperatif, yakni:17 1)Saling ketergantungan yang positif

14 Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2010), h, 90.

15 Suwangsih & Tiurlina, Op. cit., h. 160

16 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), Ed. I. Cet. 8. H. 242


(31)

Ketergantungan yang positif, adalah perasaan di antara anggota kelompok di mana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya. Untuk menciptakan suasana tersebut, struktur kelompok dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami bahan pelajaran.

2)Akunbilitas individu

Pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan akademik bertujuan agar setiap anggota kelompok lebih berhasil dalam belajardibandingkan dengan belajar sendiri. Sebagai kosekuensinya, setiap anggota kelompok harus diberi tanggung jawab secara individual untuk mengerjakan bagian tugasnya sendiri dan mengetahui apa yang telah ditargetkan dan apa yang harus dipelajari.

3)Interaksi tatap muka

Ketergantungan yang positif dalam pembelajaran kooperatif akan memotivasi para siswa untuk bertanggung jawab terhadap keberhasilan temannya. Kemampuan untuk saling mempengaruhi dalam membuat alas an dan kesimpulan antar siswa dengan siswa lainnya atau social modeling, dan dukungan social dari guru dapat diciptakan melalui pembentukan struktur kelompok dalam tatap muka.

Interaksi tatap muka selain memberikan informasi yang penting bagi performansi setiap siswa juga akan meningkatkan saling mengetahui keberhasilannya dalam bidang akademik, masing-masing siswa. Cara ini mendukung dan memperkuat makna ketergantungan yang positif dan mempermudah siswa untuk mempromosikan keberhasilan siswa lainnya sebagai keberhasilan kelompoknya.

4)Keterampilan sosial

Penguasaan dalam pembelajaran kooperatif perlu dimiliki oleh para siswa terutama pada waktu menyelesaikan tugas-tugas kelompok. Juga dalam pembelajaran kooperatif para siswa dituntut untuk memiliki kemampuan interaksi, seperti: mengajukan pendapat, mendengarkan opini


(32)

teman, menampilkan kepemimpinan, kompromi, negosiasi, dan klarifikasi secara teratur untuk menyelesaikan tuga-tugasnya. Kemampuan tersebut tentunya memerlukan proses karena siswa baru saja ditempatkan dalam kelompok yang bersifat heterogen. Oleh karena itu untuk memenuhi persyaratan tersebut guru perlu menjelaskan dan mempraktekan tingkah laku dan sikap-sikap yang diharapkan untuk dilakukan.

5)Proses kelompok

Proses kelompok dalam pembelajaran kooperatif akan terjadi ketika anggota kelompok mendiskusikan seberapa baik mereka mencapai tujuan dan memelihara kerja sama yang efektif. Dalam proses kelompok, para siswa perlu mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tujuan dan efektifitas kerja sama yang telah dilakukan. Untuk memperoleh hal tersebut, para siswa perlu mengadakan refleksi secara sistematis tentang bagaimana mereka telah bekerja sama sebagai satu tim, terutama dalam hal : seberapa baik tingkat pencapaian tujuan kelompok, bagaimana mereka saling membatu satu sam lain, bagaimana mereka bersikap dan bertingkah laku positif untuk memungkinkan setiap individu dan kelompok secara keseluruhan menjadi berhasil, dan apa yang mereka butuhkan untuk melakukan tugas-tugas mendatang supaya lebih berhasil. Pencapaian hal tersebut, guru harus mengevaluasi dan memberikan masukan terhadap hasil pekerjaan siswa dan aktifitas mereka pada waktu bekerja.

Selanjutnya, Slavin (1995:78), mengemukakan aturan yang harus diperhatikan oleh setiap kelompok demi keberhasilan kelompok adalah: 1)Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi

ajar.

2)Tidak seorangpun dari anggota kelompok yang berhenti dalam kegiatan belajar sebelum anggota kelompok menguasai materi ajar

3)Jika ada anggota kelompok yang belum mengerti tentang materi ajar, ia harus meminta anggota lainnya untuk member penjelasan sebelum bertanya kepada guru, jika teman sekelompok sudah tidak mampu menjelaskan barulah ia dapat bertanya kepada guru.


(33)

4)Anggota kelompok berbicara secara wajar dan tidak dengan suara keras.

b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran (Cooperatif Learning) dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim. (dalam Suyitno.2009:9), yaitu:18

1) Hasil belajar akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan social, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas hasil belajar akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu sisiwa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah meningkatkan nilai atau hasil belajar akademik siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai terhadap perbedaan individu satu sama lain.

3) Pengembangan ketrampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.


(34)

keerampilan social, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih dalam pengembangan keterampilan social.

c. Kelemahan dan Keunggulan Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah:19

1) Siswa berkelompok sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan

2) Optimalisasi partisipasi siswa

3) Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan dengan sesame siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi

4) Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagai dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur

5) Meningkatkan penerimaan 6) Meningkatkan hubungan positif 7) Motivasi instrinsik makin besar 8) Percaya diri yang tinggi

9) Prilaku dalam tugas lebih

10) Sikap yang baik terhadap guru dan sekolah 11) Siswa bertanggung jawab dengan belajar

12) Siswa mengartikan “apanya kognitif” kepada “yang dikatakan siswa” untuk peer mereka

13) Siswa meningkat dalam “kolaborasi kognitif” mereka mengorganisasi pikirannya untuk dijelaskan ide pada teman-teman sekelas mereka. Sedangkan kelemahan dari strategi pembelajaran kooperatif ini adalah:

1) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah

1) Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai


(35)

2) Pengelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.

3. Group Investigation (GI)

a. Pengertian Group Investigation (GI)

Dalam Group Investigation (GI), siswa diberi control dan pilihan penuh untuk merencanakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi. Pertama-tama, siswa-siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil. Masing-masing kelompok diberi tugas atau proyek yang berbeda.20

Dalam kelompoknya, setiap anggota berdiskusi dan menentukan informasi apa yang akan dikumpulkan, bagaimana mengolahnya, bagaimana menelitinya, dan bagaimana menyajikan hasil penelitiannya di depan kelas, semua anggota harus turut andil dalam menentukan topik penelitian apa yang mereka ambil mereka pula yang memeutuskan sendiri pembagian kerjanya. Selama proses penelitian atau Investigasi ini mereka, mereka akan terlibat dalam aktivitas-aktivitas berpikir tingkat tinggi, seperti membuat sintesis, ringkasan, hipotesis, kesimpulan, dan menyajikan laporan akhir.21

b. Tipe Group Investigation (GI)

Langkah-langkah model ini adalah:22

1) Kemukakan masalah/pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan

2) Kegiatan kelompok kooperatif untuk menjawab masalah (pengamatan lebih lanjut atau eksperimen)

3) Melaporkan hasil kegiatan kelompok berupa produk atau presentasi 4) Penghargaan kelompok.

Sharan dkk (1984) telah menetapkan enam kelompok tahap investigasi kelompok seperti berikut ini:

1)Pemilihan topik

20Miftahul Huda, Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan,

,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2011), h. 123. 21Ibid., h. 124.

22 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Impelementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 272-273.


(36)

Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompokyang berorientasi tugas.

2)Perencanaan Kooperatif

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan khusus untuk yang konsisiten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.

3)Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar sekolah.

4)Analisis dan Sintesis

Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas.

5)Presentasi Hasil Final

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan merka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu.

6)Evaluasi

Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.


(37)

C. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Eva Masfufah Dalam skripsinya yang berjudul “Upaya meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa dengan menggunakan model Investigasi” (Penelitian Tindakan Kelas pada SMAN 1 Mauk). Memberikan kesimpulan sebagai berikut:

Hasil penelitian menjelaskan bahwasanya Setelah diterapkannya pembelajaran matematika dengan menggunakan model investigasi diketahui bahwa kemampuan koneksi matematika siswa mengalami peningkatan, baik pada koneksi internal maupun pada koneksi eksternal. Selain itu tanggapan siswa terhadap pembelajaran ini pada umumnya positif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model investigasi dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa kelas X. 1 SMAN 1 Mauk.

2. Ina Sakinah dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Metode Mathmagic untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa sekolah Dasar” (Penelitian Tindakan Kelas di SD Islam As-Syafi’iyah Jakarta. Memberikan kesimpulan bahwasannya hasil penelitian ini menunjukan bahwa peningkatan motivasi siswa dalam belajar matematika terlihat rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 67,48%, siklus II sebesar 73,26%, dan siklus III sebesar 77,23%. Peningkatan ini disertai dengan peningkatan hasil belajar siswa.

3. Penelitian saya yang berjudul “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation (GI) untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas V SDIT Bina Insani" dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR)

D. Hipotesis Tindakan

Apabila diterapkan Model pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation (GI) maka motivasi belajar matematika siswa kelas V SDIT Bina Insani akan meningkat.


(38)

25 A.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V semester II SDIT Bina Insani 2.Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dari bulan Maret sampai bulan April 2013

B. Metode penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang akan di gunakan dari penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian Tindakan Kelas adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran. dengan kata lain, PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri malalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki profesinya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik terus meningkat.1 Metode penelitian kelas ini dilakukan pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation (GI) untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus, Siklus akan berhenti, jika target yang diinginkan sudah tercapai. dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu:

Adapun proses penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan adalah desain PTK model Kemis dan Mc.Taggart digambarkan sebagai berikut:2

1 Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas , (jogjakarta: DIVA Press, 2011), cet. III, h. 22 2 Wijaya Kusumah&Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Indeks, 2009),cet ke- 3, hal 20-21.


(39)

Gambar 3

Siklus Pelaksanaan PTK (Model Kemmis & Mctaggart)

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Siklus I direncanakan berlangsung lima kali pertemuan. Pada pertemuan pertama sampai keempat pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) Pada pertemuan terakhir akan diadakan Pemberian angket motivasi dan tes akhir siklus I pada tiap siswa. adapun kegiatan peneliti pada tahap ini adalah:

1). Membuat rencana pembelajaran (RPP) siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation (GI) yaitu kerja kelompok untuk menyelidiki tentang sifat-sifat bangun datar segitiga, persegi, persegi panjang, jajargenjang dan trapesium.

2). Peneliti melakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk pembuatan RPP.

3). Membuat lembar kerja kelompok

4). Membuat lembar angket motivasi, lembar observasi serta pedoman wawancara siswa

5). Membuat lembar catatan harian 6). Membuat soal tes akhir siklus I 7). Menyiapkan alat dokumentasi


(40)

b. Tahap Pelaksanaan dan Observasi

Pada siklus I akan dilaksanakan kegiatan proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigasi (GI), membentuk kerja kelompok siswa secara acak, setiap pertemuan peneliti memberikan LKK ke setiap kelompok untuk menginvestigasi tentang sifat-sifat bangun datar, pemberian lembar angket motivasi dan tes akhir siklus I pada setiap siswa, observasi terhadap siswa, mencatat semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran, melihat dan mengamati sejauh mana dampak dari

group investigation (GI) dalam meningkatkan motivasi siswa oleh observer dan wawancara terhadap siswa.

c. Tahap Refleksi

Bersama observer peneliti berdiskusi tentang kelebihan dan kekurangan hasil dari pengamatan dan observasi untuk menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan dari pelaksanaan tersebut. Jika belum berhasil maka dilanjutkan pada siklus II

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Siklus II direncanakan berlangsung lima kali pertemuan. Pada pertemuan pertama sampai keempat pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Pada

pertemuan terakhir akan dilakukan pemberian angket motivasi dan tes akhir siklus II pada tiap siswa . Adapun kegiatan peneliti pada tahap ini adalah : 1) Membuat rencana pembelajaran (RPP) siklus I dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation yaitu kerja kelompok untuk menyelidiki sifat-sifat bangun datar belah ketupat, layang-layang, bangun ruang kerucut, tabung, prisma dan limas. 2)Peneliti melakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk pembuatan

RPP.

3)Membuat lembar kerja kelompok, media pembelajaran dan mempersiapkan team kelompok baru


(41)

4) Membuat lembar observasi serta pedoman wawancara siswa 5) Membuat lembar catatan harian

6) Membuat soal tes akhir siklus II 7) Menyiapkan alat dokumentasi 8) Membuat angket siswa akhir siklus II b. Tahap Pelaksanaan dan Observasi

Pada siklus II akan dilaksanakan kegiatan proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi (GI), pemberian angket motivasi dan tes akhir siklus pada setiap siswa, observasi serta mengamati terhadap proses pembelajaran oleh peneliti, wawancara dan mencatat hal-hal yang penting yang terjadi dikelas.

c. Tahap Refleksi

Setelah proses pelaksanaan dan observasi selesai dengan tujuan penelitian telah tercapai dilihat dari tindakan pada siklus II. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk merencakanan dan membuat kesimpulan dari penelitian, dan apabila sebaliknya maka siklus berikutnya diberikan.

C. SubjekPenelitian

Subjek penelitian yang dimaksud mengarah pada objek yang menjadikan sasaran penelitian ini, subjek penelitian ini adalah siswa kelas V-D SDIT Bina Insani Serang yang terdiri dari 27 siswa, 15 Laki-laki dan 12 perempuan.

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu guru bidang studi matematika kelas V yang membantu peneliti dalam melakukakan pengamatan.

E.Tahapan Intervensi Tindakan

Prosedur penelitian ini merupakan merupakan siklus yang dilakasanakan sesuai perencanaan tindakan. Penelitian ini memerlukan observasi awal untuk mengetahui sejauh mana tingkat motivasi belajar matematika siswa dan


(42)

observasi awal sebagai upaya untuk menemukan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian teori yang ada dan untuk menyusun perencanaan tindakan yang tepat dalam upaya meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.

Tindakan kelas yang dilaksanakan berupa pengajaran dikelas secara sistematis tanpa mengganggu kegiatan belajar siswa dengan tindakan pengelolaan kelas melalui tindakan yang telah disusun sebelumnya. Setiap tindakan dalam penelitian ini, peneliti dan kolaborator akan mengamati reaksi siswa dalam setiap tindakan pengajaran yang dilakukan di dalam kelas. Dalam setiap tindakan biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian sehingga siklus tersebut harus terus berulang sampai permasalahan tersebut teratasi. Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan diuraikan sebagai berikut:

1. Penelitian Pendahuluan

a. Observasi kegiatan belajar mengajar.

 Pada kegiatan ini peneliti mengamati kondisi pembelajaran matematika pada kelas V-D SDIT Bina Insani Serang

b. Wawancara dengan guru dan siswa.

 Wawancara dilakukan sebelum melakukan tindakan pada siklus I untuk mengetahui bagaimana kondisi pembelajaran matematika di kelas V-D SDIT Bina Insani Serang

 Wawancara bertujuan untuk mengetahui kondisi motivasi siswa dalam belajar matematika.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

Hasil penelitian yang diharapkan adalah:

1. Penelitian ini akan berakhir apabila motivasi belajar matematika siswa menunjukan kategori tingkat tinggi mencapai lebih dari atau sama dengan 65% dari jumlah siswa.


(43)

2. Tes hasil belajar Matematika yang diberikan setiap akhir siklus menunjukan bahwa 75% dari jumlah siswa berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.

G. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa a. Data Kuantitatif

1) Hasil angket motivasi belajar matematika siswa 2) Hasil panduan lembar observasi motivasi siswa

3) Hasil tes setiap akhir siklus untuk memperoleh gambaran hasil belajar selama proses pembelajaran.

b. Data Kualitatif 1) Lembar Observasi

2) Data hasil wawancara siswa 3) Catatan lapangan harian peneliti 4) Dokumentasi atau foto

2. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah siswa SDIT Bina Insani kelas V-D Semester II, peneliti dan pengamat, pengamat pada penelitian ini adalah guru yang mengajar bidang studi matematika pada kelas tersebut. Dokumen yang dapat dijadikan sumber data pada penelitian ini adalah:

 Profil Sekolah

 Hasil tes setiap akhir siklus

 Foto kegiatan pembelajaran

 Lembar Kerja Kelompok

H. Instrument Pengumpulan Data

Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari angket motivasi belajar siswa, lembar observasi, pedoman wawancara,lembar pengamatan motivasi siswa, catatan harian peneliti, dan foto. Berikut penjelasan masing-masingnya :


(44)

1. Lembar Angket Motivasi Belajar

Angket Motivasi Belajar disebarkan pada setiap akhir siklus I dan II kepada siswa kelas V-D SDIT Bina Insani Serang. Angket Motivasi Belajar ini digunakan untuk memperoleh skor motivasi belajar siswa dan menempatkan siswa dalam kategori motivasi tinggi, sedang, atau rendah.

Untuk instrumen Angket motivasi belajar siswa, digunakan bentuk skala likert bersifat langsung dan tertutup. Angket diberikan kepada subjek dan langsung memilih jawaban yang telah disediakan dalam item pernyataan. Adapun format respon yang digunakan model skala likert mempunyai 4 alternatif pilihan jawaban, yakni :

a. Sangat setuju (SS) b. Setuju (S)

c. Tidak setuju (TS)

d. Sangat tidak setuju (STS)

2. Lembar Pedoman observasi Motivasi Belajar.

Lembar pedoman observasi motivasi siswa yaitu digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dalam belajar matematika pada tiap pertemuan.

3. Wawancara dengan siswa.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran tipe Group Investigation (GI) pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara juga digunakan untuk mengetahui gambaran umum proses pembelajaran dan masalah-masalah pada tindakan siklus I dan II.

4. Catatan Harian Peneliti.

Catatan harian peneliti digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan harian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.


(45)

5. Foto.

Foto digunakan sebagai alat untuk mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung pada siklus I dan siklus II.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara.

1. Angket : angket disebarkan kepada siswa setiap akhir siklus untuk mengetahui motivasi belajar siswa

2. Lembar panduan obervasi motivasi siswa:

a.

Pengisian lembar observasi untuk siswa dilakukan oleh observer (peneliti) pada setiap pertemuan.

3. Pedoman wawancara :Peneliti melakukan wawancara kepada siswa pada observasi awal dan setiap akhir siklus.

4. Tes Hasil Belajar siswa yang dilakukan setiap akhir siklus 1 dan siklus II 5. Catatan lapangan peneliti : Pencatatan kejadian-kejadian pada setiap

pertemuan yang dilakukan oleh peneliti.

6. Foto : Pengambilan gambar oleh guru kolaborator dan peneliti pada setiap pertemuan.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Dalam menguji keabsahan data penelitian, peneliti menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data-data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut. Teknik tringulasi dilakukan dengan cara:

1. Menggali sumber yang sama dengan menggunakan cara berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dilakukan dengan pengamatan, wawancara, dan mencatat penelitian lapangan

2. Memeriksa kembali data yang terkumpul, baik tentang kejanggalan, keaslian, maupun kelengkapannya.


(46)

3. Mempertimbangkan pendapat ahli guna pengecekan akhir terhadap kesahihan data dan termasuk mengadakan diskusi dengan dosen-dosen pembimbing.

Agar diperoleh data yang valid, instrumen angket motivasi belajar siswa diujicobakan untuk mengetahui dan mengukur validitasnya.

a. Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji instrumen angket motivasi agar mampu mengukur motivasi siswa. Untuk menghitung validitas instrumen angket motivasi belajar digunakan rumus product moment sebagai berikut:

  

 

2 2

2

 

2

   Y Y N X X N Y X XY N rxy

(Suharsimi Arikunto, 2005: 72)3 Keterangan:

xy

r

: Angka indeks korelasi

N : Jumlah responden X : Skor item soal Y : Skor total

Perhitungan validitas menggunakan program Microsoft Excel. Hasil uji validitas angket motivasi belajar adalah dari 28 item pernyataan terdapat 15 item yang tidak valid yaitu nomor 3, 5, 7, 8, 26, 9, 11, 19, 17,13, 16, 4 dan 18. Untuk mengetahui hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel. 3.1

Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Matematika

No Indikator Nomor Item

yang Valid

Nomor Item yang Invalid

1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil

3, 5 -

3Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2005) Cet 5, h. 72.


(47)

2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

7

25

3 Adanya harapan dan

cita-cita masa depan 8, 26 28

4 Tekun menghadapi tugas 9 10

5 Ulet menghadapi kesulitan 11 -

6 Lebih senang bekerja

mandiri - 14

7 Adanya penghargaan dalam

belajar - 2, 20, 27

8 Adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar 19, 17 1, 15 9 Adanya lingkungan belajar

yang kondusif , sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik

13, 16 -

10 Menunjukan minat 4 12, 16

11 Cepat bosan pada

tugas-tugas yang rutin 18 24

12 Dapat mempertahankan

pendapatnya - 21, 22, 23

Jumlah 13 15

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Data yang diperoleh dari instrumen penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Data yang sudah terkumpul berupa hasil observasi, hasil wawancara, dan catatan lapangan.

Tahap menganalisa data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber. Kemudian mengadakan reduksi data, menyusunnya dalam satuan-satuan yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna dan ilmiah.


(48)

1. Angket yang disebarkan kepada siswa untuk mengetahui tingkat motivasi belajar matematika siswa. Data hasil panduan observasi dan angket disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis dengan menggunakan nilai persentase. Rumus persentase yang digunakan adalah:4

Keterangan:

P : Angka persentase

F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N : Number of case (jumlah frekuensi/responden) 2. Lembar Panduan Observasi

Pada instrumen lembar observasi,siswa, observasi yang digunakan adalah observasi tertutup. Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran.

Pada setiap lembar observasi, tahap analisis dilakukan dengan menjumlahkan nilai-nilai yang ada dan membandingkan dengan nilai yang ada pada observasi sebelumnya. Pada observasi awal, nilai tersebut dibandingkan dengan nilai maksimum dan minimum dari lembar observasi. kriteria keberhasilan dari lembar observasi peneliti adalah apabila terjadi peningkatan pada skor observasi. Sedangkan pada lembar observasi siswa, kriteria keberhasilannya adalah apabila terjadinya peningkatan motivasi belajar matematika siswa. Hal ini dapat terlihat dari hasil pengamatan yang telah menunjukan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai rencana dan siswa memperlihatkan motivasi yang tinggi dalam belajar matematika.

4Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta :PT Raja Grafindo Persada, 2000) h.40


(49)

3. Wawancara

Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan hasil wawancara siswa. Hasil wawancara siklus I akan dibandingkan dengan hasil wawancara pada siklus II, sehingga dapat diketahui perubahan kesan siswa pada proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Kriteria keberhasilan pada instrumen wawancara ini adalah adanya perubahan kesan yang positif pada siswa.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan pertama (siklus 1) selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencaapai kriteria keberhasilan yaitu meningkatkan motivasi belajar matematika, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran.

Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini berhasil menguji penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dengan pokok bahasan Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.


(50)

37

A.

Deskripsi Data

1. Pelaksanaan Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada tanggal 11-18 Maret 2013. Pada kegiatan ini peneliti melakukan kegiatan-kegiatan diantaranya menemui kepala sekolah untuk membicarakan penelitian yang akan dilaksanakan, peneliti menemui guru bidang study matematika kelas V untuk menentukan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian serta meminta jadwal mengajar di kelas yang ditentukan yaitu kelas V-D, melakukan observasi, mengajar dan mensosialisasikan pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran kooperatif tipe GroupInvestigasi (GI). Kegiatan ini merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti sebagai pengenalan suasana kelas dan siswa kelas V-D agar pada saat melakukan penelitian telah mengetahui bagaimana suasana pembelajaran matematika dikelas tersebut.

Jumlah siswa kelas V-D SDIT Bina Insani Serang adalah 27 siswa terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Pada penelitian ini, siswa kelas V D yang berperan sebagai subyek penelitian selanjutnya disebut sebagai Subyek 1 (S1) sampai Subyek 27 (S27), penomoran subyek didasarkan pada nomor absen siswa.

Pada penelitian ini, guru matematika kelas V-D menjadi guru kolaborator yang membantu peneliti dalam mengobservasi subyek dan kegiatan pembelajaran pada siklus I dan II. Guru matematika kelas V-D memiliki latar belakang pendidikan S1 jurusan Pendidikan Matematika Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan Garut (STKIP Garut) Guru matematika tersebut merupakan guru yang telah mengabdikan diri di SDIT Bina Insani sekitar 8 tahun.

Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara siswa yang dilakukan selama penelitian pendahuluan diperoleh informasi sebagai berikut:


(1)

163

Lampiran 18

Lembar Pembagian Kelompok Belajar

Kelas V-D SDIT Bina Insani Siklus 1

II

1.A. Zulfikar Zidan R 2.M. Danish Akmal 3.Dimas Sulistio 4.Bimbie Sekar A L 5.Jamal Naufal Alwi 6.Anmaria

IV

1.Aditya Dzaky P 2.Nita Khaerunnisa 3.Indira Rahayu N 4.M. Zaki A

5.M. Tammamul A F I

1.Elang/anafi ilya 2.Rafhi Rifaldi

3.Radhiatan Mardhiah 4.Mutiara Anisa

5.Hafiza Zulfa Zeinita 6.Lukmanul Nur Hakim

III

1.Nadhia Umiatusholihah 2.Vira anggraeni

3.Rifqi Anwar Sutami 4.Kemal Pahesa A 5.Khaerul Putra F

V

1.M. Ali Imran 2.Fajri Ramadhani 3.Arifah Hilmi Al-Rasyid 4.Safterina Eko D M 5.Yasifa Yasmin


(2)

164

Lampiran 19

Lembar Pembagian Kelompok Belajar

Kelas V-D SDIT Bina Insani Siklus II

II

1. Radhiatan Mardhiah 2. Bimbie Sekar A L 3. Vira Anggraeni 4. Nita Khairunnisa 5. Yasifaa Yasmin 6. Safterina Eko D M

IV

1. Mutiara Anisa 2. Hafiza Zulfa Zeinita 3. Anmaria

4. Nadhia Umiatusholihah 5. Indira Rahayu N 6.Arifah Hilmi Al Rasyid I

1. Elang/anafi ilya 2. A. Zulfikar Zidan R 3. Kemal Pahesa A 4. Aditya Dzaky P 5. Jamal Naufal Alwi

III

1. M. Ali Imran 2. M. Danish Akmal 3. Rifqi Anwar Sutami 4. Rafhi Rifaldi

5. M. Zaki A

V

1. Lukman Nur Hakim 2. Fajri Ramadhani 3. Khaerul Putra Fidman 4. M. Tammamul


(3)

Lampiran 21

168

Panduan observasi motivasi belajar siswa

No Aspek yang diamati

No Siswa Menurut Absen Pert 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0

1 1

1 2

1 3

1 4

1 5

1 6

1 7

1 8

1 9

2 0

2 1

2 2

2 3

2 4

2 5

2 6

2

7 Persentase 1 Hadir pada saat pelajaran matematika

2 Memperhatikan penjelasan guru

3 Konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran

matematika

4 Menyiapkan perlengkapan alat tulis

5 Berani mengemukakan pendapat

6 Aktif dalam kerja kelompok

7 Mencatat materi pelajaran

8 Menjawab pertanyaan yang diberikan guru

9 Mengajukan pertanyaan kepada guru

10 Mengerjakan tugas kelompok tepat waktu

11 Mempresentasikan hasil kerja kelompok

12 Berani bertanya ketika belum mengerti

13 Mengerjakan tugas kelompok


(4)

UJI REFERENSI

Nama : Mutmainah NIM : 108018300021

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDIT Bina Insani

No Judul Buku dan Nama Pengarang Pembimbing Paraf I

Paraf Pembimbing II

1 2

3

4

BAB I

UU Tentang Sisdiknas 2003 (Bandung: Citra Umbara, 2003) h. 5

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Standar Kompentensi (SK) dan Kompentensi Dasar (KD), Mata Pelajaran Matematika SD/MI Permenag nomor 2, 2008.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.54

Sardiman A. M, Iteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.40

1

2

3 4

BAB II

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 2011, (Jakarta: PT Raja grafindo Persada), edisi 1, cet. 19, hal. 73.

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Analisis Di Bidang Pendidikan), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 27-28.

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), Ed. 5, h.70-74 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman


(5)

5

6

7

8

9 10

11

12

13

Diri dan Lingkungan, (Jakarta: KIZI BROTHER’S,

2008), cet. 2, h. 43-44.

Hamzah B Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), edisi 1, cet. 3, hal. 23.

Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Strategi mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: Refika ADITAMA, 2009), Cet. I, h. 20-21.

Wina Sanjaya, Kurikulum & Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet-1, h. 213.

Masitoh & Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 17.

Erna Suwangsih & Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung : UPI PRESS, 2006), h. 160 Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2010), h, 90.

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), Ed. I. Cet. 8. H. 242

Miftahul Huda, Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan,

,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2011), h. 123.

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Impelementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media


(6)

1

2

3

4

Group, 2009), h. 272-273.

BAB III

Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas , (jogjakarta: DIVA Press, 2011), cet. III, h. 22 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010,ed rev 2010, hal 132.

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2005) Cet 5, h. 72.

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan

(Jakarta :PT Raja Grafindo Persada, 2011) h.43

Jakarta, Mei 2013 Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Otong Suhyanto, M.Si Dra. Afidah Mas’ud NIP. 19681104 199903 1 001 NIP. 19610926 198603 2 004