PENERAPAN COOPERATIF LEARNING TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL PADA PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII a SMP NEGERI 1 PASANGKAYU | Afandi | EDU CIVIC 6184 20464 1 PB

1

PENERAPAN COOPERATIF LEARNING TIPE STAD DENGAN
PENDEKATAN CONTEXTUAL PADA PEMBELAJARAN PKn
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DI KELAS VIII a SMP NEGERI 1 PASANGKAYU
Afandi1
Ali Jennah 2
Bonifasius Saneba 3
Program Studi PPkn, Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah dengan
model pembelajaran coopertif tipe STAD melalui pendekatan contextual dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII a SMPN 1 Pasangkayu?.Siswa yang
menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII a yang berjumlah 29 orang
siswa.Tujuan penelitian meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII a SMP
Negeri 1 Pasangkayu dengan mengunakan penerapan kooperatif learning tipe
STAD melalui pendekatan contextual pada pembelajaran PKn.Jenis penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam II siklus dengan prosedur (1)orentasi; (2)
perencanaan;(3) pelaksanaan tindakan; (4) observasi;(5) refleksi. Dalam penelitian

ini peneliti bertindak sebagai observer dan guru mata pelajaran sebagai pelaksana
tindakan.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara,catatan lapangan, dan hasil tindakan (evaluasi). Validasi data terdiri dari
empat tahapan (1) triangulasi; (2) member chek; (3) audit trail; (4) ekspert
opinion.Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I aktivitas siswa pada
pertemuan pertama dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 63%,pertemuan
kedua nilai rata-rata 73% dalam kategori baik,sementara observasi aktivitas guru
pertemuan pertama dengan nilai rata-rata73% ,pertemuan kedua nilai rata-rata
80% dalam kategori baik. Daya serap klasikal pertemuan pertama 34,48%
pertemuan kedua 58,62%. Daya serap individu pertemuan pertama 67,82%
pertemuan kedua 74,48%. Siklus II observasi aktivitas siswa dengan nilai rata-rata
92%,observasi aktivitas guru dengan nilai rata-rata 94%. dan daya serap klasikal
86,20%. Daya serap individu 81.65%. berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penerapan coopertif learning tipe STAD dengan pendekatan
contextual meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII a SMPN 1 Pasangkayu.

Kata kunci:Model Pembelajaran cooperatif tipe STAD;Hasil belajar siswa

1


2
3

Penulis adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS,
Semester Akhir yang bernama Afandi, Stambuk A 321 09 001
Pembimbing I
Pembimbing II

2

I PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu sistem yang dibutuhkan oleh manusia untuk
membentuk kepribadian dan perkembangan intelaktualnya terutama halnya bagi
seorang anak. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tatalaku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Dalam
perkembangannya pendidikan disesuiakan dengan hakikat pendidikan itu sendiri
dan perkembangan peserta didik. Berbagai permasalahan dan tantangan masih
dihadapi penyelenggaran pendidikan, khususnya jenjang sekolah mene ngah
pertama ( SMP ) rendahnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh sejumlah faktor,

diantaranya ketidakmampuan menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas.

Tinggi rendahnya mutu pendidikan dalam skala kecil misalnya
sekolah,dapat dilihat dari hasil belajar siswanya ,hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh berbagai faktor dari dalam ( inten ) maupun faktor dari luar
( ekskternal ),yang termasuk internal adalah faktor psikologis, misalnya
kecerdasan, motivasi,berprestasi,dan kemampuan kognitif. Sedangkan yang
ditermasuk ekternal adalah faktor lingkungan dan intrumental,misalnya
guru,kurikulum dan model pembelajaran( Djamaah,2000:455)4
Hasil belajar siswa yang sangat rendah di sebabkan oleh faktor tidak adanya
motivasi dalam diri siswa, lingkungan belajar yang tidak kondusif, serta
penyampaian model pembelajaran masih tradisional, diperoleh informasi dari guru
bidang study PKn SMP Negeri 1 PASANGKAYU bahwa pada waktu guru
melaksanakan proses pembelajaran ada masalah-masalah yang dilakukan oleh
siswa yaitu siswa fasif dan tidak ada respon terhadap pembelajaran sedang
berlangsung, selain permasalahan diatas ada permasalahan yang lain yaitu
lingkungan pembelajaran yang tidak kondusif dimana dalam pemaparan ibu
Zainab S.Pd selaku guru bidang study PKn mengatakan bahwa dalam kelas VIII a
itu mempunyai siswa 29 orang.


4

Djamaah.2000. Pengaruh model pembelajaran dan
pendidikan dan kebudayaan.

motivasi berprestasi terhadap hasil belajar. Jurnal

3

Ada pun masalah yang menjadi tolak ukur berhasilnya pembelajaran yaitu
permasalahan penyajian materi atau pengunaan metode pembelajaran yang
gunakan guru dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan dan wawancara
dengan guru bidang study PKn di SMPN 1 PASANGKAYU masih mengunakan
metode pembelajaran ceramah sehingga siswa bosan dan jenuh dalam mengikuti
pembelajaran di dalam kelas seperti data yang diperoleh dari guru bidang study
PKn hasil belajar PKn untuk kelas VIII a SMP N 1 PASANGKAYU memiliki
hasil yang rendah dibandingkan dengan kelas yang lain ditandai dengan nilai
siswa yang diperoleh berkisaran 50 – 60 %.
Sedangkan saat ini dikembangkan sistem Standar Ketuntasan Belajar
Minimum ( SKBM ). Ketuntasan belajar pada setiap indikator, telah

ditetapkan dalam kompetensi dasar berkisar ( 0 – 100 ). Dalam petunjuk
penilaian pembelajaran PKn berbasis kompetensi, bahwa kriteria idealnya
ketuntansan masing-masing indikator sebesar 75% point (Depdiknas,2006 :
39)5
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII a SMP Negeri 1 Pasangkayu
dengan mengunakan penerapan
cooperatif learning tipe STAD melalui
pendekatan contextual pada pembelajaran PKn.
Melihat permasalahan yang akan diteliti maka dapat dirumuskan sebuah
hipotesis yaitu “Jika menerapkan pembelajaran cooperatif tipe STAD dengan
pendekatan contextual maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII a
di SMP Negeri 1 Pasangkayu.
Pendekatan masalah mengunakan model pembelajaran coopertif learning tipe
STAD dengan pendekatan contektual yanng mana meliputi (penyajian
kelas,belajar kelompok,kuis,skor perkembangan dan penhargaan kelompok).
II METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom
action research), rancangan penelitian ini bersiklus, tiap siklus terdiri dari
beberapa fase, yaitu: (0) Orentasi (1)Perencanaan tindakan.(2) Pelaksanaan

5

Depdiknas.2006.Kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) jakarta : direktorat
pendidikan dasar menengah

jendral

4

tindakan.(3) Observasi, dan (4) Refleksi. Menurut desain penelitian Model
Kemmis dan Mc. Taggart dalam Suaib,dahlia(2012:3)6
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Pasangkayu, siswa yang dijadikan
subyek penelitian adalah siswa kelas VIII a dengan jumlah siswa 29 orang.
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan jadwal mata
pelajaran PKn di kelas VIII a SMP Negari 1 Pasangkayu. Di dalam peneltian ini
melibatkan guru PKn yang bernama ibu Zainab sebagai pelaksanaan tindakan.
Jenis data penelitian yang digunakan data kuantitatif diambil melalui hasil tes
tindakan sedangkan data kualitatif diambil dari data observasi guru dan
siswa,wawancara dan catatan lapangan.


Teknik pengumpulan data pada

penelitian ini dilakukan melalui tiga cara yaitu: (1) tes hasil belajar diberikan
untuk mengetahui kemampuan siswa saat sesudah pelaksanaan tindakan(2)
observasi,merupakan pengamatan langsung terhadap aktivitas guru dan siswa
secara langsung di kelas.(3) wawancara, dilakukan kepada siswa dan guru
menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran dalam kelas.(4) catatan
lapangan dilakukan dengan tujuan mencatat data yang tidak terekam dalam
lember observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data
kuantitatif yang di peroleh dari hasil tes belajar siswa dan menentukan presentase
ketuntasan belajar siswa dengan mengunakan rumus sebagai berikut :
Teknik analisis data kuantitatif
a) Daya serap individu
KB= ∑

Keterangan : Ti
T

= Skor yang di peroleh siswa
= Skor maksimal soal


KB = Daya serap Individu
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar individu jika presentase daya serap
individu sekurang-kurangnya 75% yang di ambil dalam dari standar
ketuntasan belajar minimum (SKBM).
6

Syuaib,D. 2012. Penelitian tindakan kelas .Palu :Edukasi Mitra Grafika

5

b) Ketuntasan belajar klasikal
KB= ∑

Keterangan KBK = Ketuntasan belajar klasikal
Ri

= Jumlah siswa yang tuntas

Rt


= Jumlah siswa seluruhnya

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika presentase daya serap klasikal
sekurang-kuranya 65% (Depdiknas.2004:24)7
c) Nilai perkembangan kelompok
NK =

.

Suatu kelompok dikatakan berhasil jika dalam dalam kelompok
memperoleh nilai perkembangan sekurang-kurangnya skor 25. Slavin (1984).8
III HASIL
Pada tahap orentasi peneliti mengadakan studi awal pada hari Jum’at pada
tanggal 11 Oktober 2013. Kegiatan yang dilakukan pada studi awal ini adalah
bertemu langsung dengan kepala sekolah SMP Negari 1 Pasangkayu dengan ini
di wakili oleh wakil kepala sekolah bidang akademik yaitu ibu Selmia S.pd.
Dalam pertemuan tersebut peneliti menyampaikan maksud dan tujuan untuk
melakukan penelitian tindakan kelas ( PTK) SMP Negeri 1 Pasangkayu di kelas
VIII a dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif learning tipe STAD

dengan pendekatan contextual serta menunjukan surat penelitian dari Universitas
Tadulako. Selanjutnya ibu wakil kepala sekolah Selmia S.pd mengarahkan
peneliti menemui guru PKn kelas VIII a yaitu ibu Zainab S.Pd sebagai guru mitra
peneliti dalam pelaksanaan tindakan.
Tes awal dilakukan pada hari rabu tanggal 16 oktober 2013 dimana
pelaksanaannya menggunakan waktu mata pelajaran Pkn dengan waktu 2 x 40
menit ( 1 x pertemuan ) dari jam 09:15 sampai 11:05 wita dengan jumlah siswa
7

Depdiknas.2004.Bahan ajar diklak berjenjang berbasis kompetensi.jakarta: Depdiknas

8

Slavin 1984.Coopertif learning.Maryland john hopskins university

6

yang hadir 29 orang. Tes awal ini dilakukan dengan tujuan mengetahui hasil
belajar siswa sebelum penerapan cooperatif tipe STAD dengan pendekatan
contextual dan hasil tes awal ini dijadikan dasar dalam pembentukan susunan

anggota kelompok. Pada siklus I peneliti mengawalinya dengan beberapa
persiapan yaitu diantaranya: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
kemudian refleksi. Pelaksanaan tindakan siklus I dimulai pada tanggal 23 Oktober
2013 yang mana dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan di kelas selama 2 siklus..
Adapun materi yang diajarkan pada siklus I yaitu konstitusi-konstitusi yang
pernah digunakan refublik indonesia.Pada

pelaksanaan tindakan siklus I ini

peneliti bertindak sebagai pengamat yang mengamati aktifitas siswa dan guru.
Dan pelaksana tindakan Ibu Zainab selaku guru PKn.
Pada siklus I ini diterapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe
STAD dengan pendekatan contextual Dalam proses pembelajaran berlangsung,
dilakukan observasi aktivitas siswa dan observasi aktivitas guru. Mengenai hasil
observasi aktifitas siswa menunjukkan bahwa persentase nilai rata-rata (NR)
aktifitas siswa pada pertemuan pertama 63% yang berada dalam kategori cukup
dan untuk pertemuan kedua 73% berada pada kategori baik, selanjutnya aktifitas
guru,persentase nilai rata-rata (NR) aktifitas guru pada pertemuan pertama adalah
73% dan untuk pertemuan kedua sebesar 80%

berada dalam kategori baik,

adapun ketuntasan belajar klasikal siswa semaking menegalami peningkatan,pada
silklus I pertemuan pertama presentase nilai 17,24% pertemuan kedua 34,48%.
Untuk daya serap individu siswa siklus I pertemuan pertama 67,82%.pertemuan
kedua 74,48% .
Pada refleksi tindakan siklus I mengenai hasil wawancara yang dilakukan di
temukan beberapa hal diantaranya ialah belum terbiasanya siswa dalam
pembelajaran kelompok,masih mengantung tanggung jawab kelompok hanya
kepada satu orang yaitu ketua kelompok sedang anggota kelompok yang lain
terlihat diam dalam pembelajaran sehingga pada pembelajaran selajutnya guru dan
peneliti lebih memfokoskan kepada siswa-siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran serta memberikan pemahaman akan pentingnya kerjasama antar
kelompok.

7

Siklus II, sama halnya dengan siklus pertama yang dilakukan peneliti yaitu
antara lain: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan kemudian refleksi.
Pada siklus kedua dilaksanakan dengan 1 kali pertemuan, yaitu tanggal 6
November 2013 dengan menerapkan model pembelajaran cooperatif learning tipe
STAD dengan pendekatan contextual. Materi yang diajarkan pada siklus ini adalah
sikap positip terhadap pelaksanaan UUD 1945. Pada pelaksanaan tindakan ini,
peneliti bertindak sebagai pengamat siswa dan guru serta pelaksana tindakan
adalah ibu Zainab selaku guru bidang studi PKn.
Hasil observasi aktifitas siswa dan guru dilakukan sebanyak 1 kali pada saat
proses pembelajaran berlangsung, hasil observasi aktifitas siswa.Adapun hasil
observasi aktivitas siswa pada siklus II berdasarkan hasil observasi diketahui
persentase nilai rata-rata (NR) aktivitas siswa yaitu 92%.berada dalam kategori
sangat baik. Hasil observasi aktifitas guru persentase nilai rata-rata (NR) aktivitas
guru siklus II yaitu 94% berada dalam kategori sangat Adapun ketuntasan belajar
klasikal yaitu 86,20%, daya serap individu 81,65%.
Hasil refleksi dari wawancara bersama guru dan siswa pada siklus II diketahui
sudah mampu siswa beradaptasi dengan model pembelajran coopertif tipe STAD
ditandai dengan aktif semua siswa dalam pembelajaran serta dapat menyelesaikan
soal-soal.

IV PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil data penelitian dan hasil temuan peneliti maka dalam
pembahasan ini akan disajikan tentang a) pengunaan tiga tahap dalam
pembelajaran b) peningkatan hasil belajar siswa.
a. Pengunaan tiga tahap dalam pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model kooprtif tipe STAD
dengan pendekatan contextual pada penelitian ini mengunakan 3 tahap sebagai
berikut :
Tahap awal 10 % kegiatan
Kegiatan pada tahap ini dilakukan oleh guru dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran dan menyampaikan pentingnya materi.

8

Tahap inti 60% kegiatan
Kegiatan ini berupa persiapan guru menyiapkan materi yang sesuai dengan
konsep contextual yaitu materi kostitusi-kostitusi yang pernah berlaku di
indonesai, pembagian kelompok serta guru mengontrol dan membimbing siswa.
Tahap akhir 10 % kegiatan
Dalam kegiatan akhir ini guru memberikan tes akhir siklus I dan siklus II serta
pemberian penghargaan kelompok dengan menghitung nilai perorangan.
Penerapan pembelajaran kooperatif

bagi siswa merupakan hal yang baru

sehingga memerlukan waktu untuk beradaptasi,terlihat dalam pertemuan pertama
pada siklus I masih banyaknya siswa bigung terhadap model pembelajaran yang
sedang dilaksanakan. Serta proses pembelajaran kelompok tidak berjalan sesuai
yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan hasil observasi siswa pada pertemuan
pertama siklus I yang presentase nilai rata-rata siswa adalah 63 % dan hasil
observasi guru presentase nilai rata-ratanya adalah 73%, presentase nilai rata-rata
siswa pada pertemuan kedua 73 % sedangkan presentase nilai rata-rata guru ialah
80 %.’
Hal yang menarik pada siklus I pertemuan pertama dimana siswa
berkemampuan

tinggi

lebih

aktif

dalam

kelompok

sedangkan

siswa

berkemampuan rendah sikap diam sehingga diskusi kelompok kurang aktif.
Namun pada pertemuan kedua sudah mengalami peningkatan dimana siswa yang
berkemampuan rendah sudah berani mengungkapkan pendapatnya dalam
kelompok sehingga diskusi kelompok sudah mulai hidup.
Pada pelaksanaan tindakan siklus II diskusi kelompok lebih mendekatkan
kepada siswa yang berkemampun rendah hal ini dilakukan agar komunikasi dalam
kelompok dapat berjalan dengan baik.Dalam interaksi antar kelompok pada siklus
II mengalami kemajuan hal ini ditandai dengan hasil observasi siklus II yaitu
presentase rata-rata perolehan siswa adalah

87 % dan presentase rata - rata

perolehan guru 89 %. Dengan demikian sudah mulai terbiasanya siswa menhargai
kelompok dan saling memotivasi, keadaaan lain yang terjadi adanya peningkatan
pemahaman siswa dalam pembelajaran serta adanya perhatian dalam menyimak

9

tanggapan dari kelompok lain. Serta dalam hal ini aspek- aspek yang terdapat
dalam pendekatan contextual sudah memenuhi syarat atau dalam kategori baik.
Dari pengamatan di kelas bahwa kerja sama yang diterapkan dalam
pembelajaran koopertif tipe STAD dengan pendektan contextual telah
meningkatkan hasil belajar siswa yang berkemampuan rendah dan mengaktifkan
semua siswa dalam pembelajaran serta dalam pembelajaran kooperatif ini
membantu siswa merasa bertanggung jawab terhadap kelompoknya serta merasa
saling memiliki.
b. Peningkatan hasil belajar siswa
Pembelajaran koopertif tipe

STAD dengan pendekatan contextual dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII a SMP Negeri 1 Pasangkayu. Hal ini
dapat dilihat dalam hasil tes pada siklus I dan siklus II.Dari analisi tes pada tes
awal dapat digambarkan bahwa ketuntasan klasikal siswa semaking mengalami
peningkatan dapat dilihat dalam tes awal yang dilakukan yang mempunyai
prensentase nilai ialah 17,24 %., pada silklus I pertemuan 1 dan 2 memiliki
presentase nilai 34,48 % dan 58,62 %,sedangkan untuk presentase nilai pada
siklus II ialah 86,20 %
Berdasarkan hasil analisis tes pada siklus I pertemuan pertama dapat
digambarkan bahwa siswa yang memperoleh ketuntasan belajar secara individual
berjumlah 10 orang siswa, sedangkan yang belum tuntas 19 orang siswa dengan
presentase secara individual 67,82 %. Pada pertemuan kedua ketuntasan belajar
secara individu yang tuntas 17 orang siswa yang belum tuntas 12 orang siswa.
Dengan presentase secara individu 74,48 %.
Berdasarkan hasil analisis tes siklus II dapat memberikan gambaran bahwa
siswa yang memperoleh ketuntasan belajar secara individu berjumlah 25 orang
siswa sedangkan yang belum mencapai ketuntasan belajar secara individu 4 orang
siswa. Dalam hal ini siswa yang bisa dikatakan tuntas belajar secara individu bila
mana mereka dapatkan nilai 75.
Dari hasil wawancara dan catatan lapangan dapat diketahui hasil belajar siswa
pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan hal itu bisa dilihat dalam
analisis tes akhir tindakan pada siklus I dan siklus II. Dari hasil wawancara di

10

setiap tes akhir tindakan,maka dapat diketahui siswa senang dan merasa nyaman
untuk mengikuti pembelajaran dengan mnegunakan model pembelajaran koopertif
tipe STAD
Pada model pembelajaran ini pula siswa diajarkan untuk berkerjasama antara
anggota kelompok, merasa saling memiliki, bertanggung jawab, persaingan serta
adanya keterlibatan semua anggota kelompok dalam menyelesaikan masalah.

V KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Penerapan model pembelajaran koopertif tipe dengan pedekatan
contextual, dilihat dalam aktivitas guru terus mengalami peningkatan dimana
pada siklus I pertemuan pertama presentase nilai rata-rata yang diperoleh 73%
pertemuan kedua 80 %, sedangkan pada siklus II presentase nilai rata-rata yang
diperoleh 94%.Adapun aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama
presentase nilai rata-rata yang diperoleh 63%, pertemuan kedua 73 %,
sedangkan pada siklus II presentase nilai rata-rata yang diperoleh 92%.
Pada pembelajaran tersebut siswa lebih akrab,lebih aktif dalam
belajar,merasa

saling

memiliki

dalam

satu

kelompok.

Serta

dapat

meningkatkan presentase daya serap klasikal individu dari 74,48 % hingga
81,65 %. Siswa
b. Saran
1. Dalam penerapan pembelajaran koopertif tipe STAD dengan pedekatan
contextual. Perlu pemahaman dan kesiapan dalam melaksanakannya.
2. Dalam pembelajaran koopertif tipe STAD dengan pedekatan contextual
guru dapat memilih materi-materi pembelajaran yang sesuai dengan model
pembelajaran.

11

VI DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas.2004.Bahan ajar diklak berjenjang berbasis kompetensi.jakarta:
Depdiknas
Depdiknas.2006.Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) jakarta : direktorat
jendral pendidikan dasar menengah
Djamaah.2000. Pengaruh model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap
hasil belajar. Jurnal pendidikan dan kebudayaan.
Slavin 1984.Coopertif learning.Maryland john hopskins university
Syuaib,D. 2012. Penelitian tindakan kelas .Palu :Edukasi Mitra Grafika

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Jigsaw Pada Pembelajaran PKn di Kelas IXA SMP Negeri 7 Biromaru | Lestari | EDU CIVIC 6172 20426 1 PB

0 0 15

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Kelas XB SMA Negeri 1 Pasangkayu | S | EDU CIVIC 6191 20486 1 PB

0 0 15

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS X TKJ A SMK NEGERI 1 BIROMARU | Sigarlaki | EDU CIVIC 6193 20494 1 PB

0 0 11

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUIMODELPEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS TIPE LEARNING CYCLEPADA PEMBELAJARAN PKn KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BIROMARU | Juswanto | EDU CIVIC 6204 20536 1 PB

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 02 BAMBALAMOTU | Idris | EDU CIVIC 6161 20385 1 PB

0 0 13

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN PKn DI SMP NEGERI 7 PALU | Sumule | EDU CIVIC 7304 24357 1 PB

0 0 12

Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Aktif Dan Menyenangkan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas VIII SMP Negeri 2 Palasa. | Agustin | EDU CIVIC 6169 20417 1 PB

0 0 14

PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS VIII A SMP NEGERI 3 MARAWOLA | Elfira | EDU CIVIC 8879 29137 1 PB

0 0 15