Materi Manajemen Sumber Daya Manusia Hubungan Industrial
HUBUNGAN INDUSTRIAL
DEFINISI DAN TUJUAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Hubungan industrial diartikan
sebagai hubungan antara semua
pihak yang terkait dalam proses
produksi suatu barang/jasa di suatu
organisasi/perusahaan.
Tujuan yang ingin dicapai dari hubungan
industrial adalah terciptanya suatu kondisi
industrial peace atau kondisi kesejahteraan
bersama antara pekerja dan pengusaha.
INTI HUBUNGAN INDUSTRIAL
Hubungan industrial berintikan kejelasan antara hak
dan kewajiban pengusaha dan pekerja atau serikat
kerja yang dituangkan dalam peraturan legal
pemerintah yaitu Undang-undang dan peraturan
lainnya, juga dituangkan dalam aturan-aturan yang
bersifat internal perusahaan seperti perjanjian kerja,
peraturan perusahaan (PP), dan perjanjian kerja
bersama (PKB).
NORMA-NORMA DALAM HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Terdapat 2 norma utama dalam hubungan
industrial yaitu:
Makro minimal.
Berarti bahwa aturan yang bersifat umum dan mengikat bagi
seluruh perusahaan oleh sebab itu disebut makro. Aturan
yang lebih rinci yang dibuat oleh perusahaan harus mengikuti
aturan yang ada di dalam regulasi ini dan tidak boleh lebih
buruk oleh sebab itu disebut minimal.
Makro minimal sering disebut sebagai regulasi
ketenagakerjaan.
Aturan-aturan makro minimal atau regulasi
ketenagakerjaan terdiri dari:
. Segala bentuk Undang-undang
. Ratifikasi
. Peraturan pemerintah
. Keputusan presiden
. Keputusan menteri, atau surat edaran menteri
Di indonesia, aturan makro minimal yang
berlaku saat ini adalah:
. UU No.13 tahun 2003 tentang
Ketenaga Kerjaan
. UU No. 2 tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial
. UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat
Pekerja
. UU No. 3 tahun 1992 tentang
Jamsostek
. Ratifikasi atas konvensi ILO No. 29 tahun
1930 tentang kerja paksa atau kerja wajib
yang diratifikasi dalam N.S. No. 26 tahun
1933 jo.S. No. 236.
. Ratifikasi atas konvensi ILO No. 87 tahun
1948 tentang kebebasan berserikat dan
perlindungan hak untuk berorganisasi yang
diratifikasi dalam keputusan Presiden No.
18 tahun 1998.
. Ratifikasi atas konvensi ILO No. 98 tahun
1949 tentang penerapan azas-azas hak
untuk berorganisasi dan berunding bersama
yang diratifikasi dalam undang-undang NO.
18 tahun 1956.
. Ratifikasi atas konvensi ILO No. 100
tahun 1951 tentang pengupahan yang sama
bagi pekerja laki-laki dan pekerja
perempuan untuk pekerjaan yang sama
nilainya yang diratifikasi dalam Undangundang No. 80 tahun 1957.
. Ratifikasi atas konvensi ILO No. 105
tahun 1967 tentang penghapusan kerja
paksa yang diratifikasi dalam Undangundang No. 19 tahun 1999.
. Ratifikasi atas konvensi ILO No. 111 tahun
1968 tentang diskriminasi pekerjaan dan
jabatan yang diratifikasi dalam Undangundang No. 21 tahun 1999
. Ratifikasi atas konevensi ILO No. 138
tahun 1973 tentang usia minimum untuk
dibolehkan bekerja yang diratifikasi
dalam Undang-undang No. 20 tahun
1999.
Makro kondisional
Berarti bahwa aturan bersifat rinci di tiap-tiap perusahaan
oleh sebab itu disebut mikro. Aturannya disesuaikan dengan
kondisi masing-masing perusahaan asalkan tidak lebih buruk
dari aturan-aturan makro minimal, oleh sebab itu disebut
kondisional. Aturan mikro sering disebut sebagai persyaratan
kerja.
Aturan-aturan makro kondisional terdiri
dari:
. Perjanjian kerja
. Peraturan perusahaan
. Perjanjian kerja bersama
PIHAK-PIHAK DALAM HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Setiap perusahaan yang memperkerjakan
minimal 50 pekerja wajib memiliki lembaga
kerjasama bipartit yang anggotanya ditunjuk
secara demoratis dari perwakilan pekerja dan
pengusaha.
Jumlah anggota LKS Tripartit Nasional adalah
24 orang dengan komposisi 2 : 1 : 1 yaitu
perwakilan pemerintah : perwakilan
pengusaha : perwakilan pekerja. LKS Tripartit
bertanggung jawab kepada presiden. Masa
jabatan LKS Tripartit Nasional adalah 3 tahun
dan hanya boleh menduduki jabatan selama
dua periode saja (6 tahun).
Di Indonesia, perwakilan organisasi pengusaha terdiri dari
dua organisasi yaitu:
. KADIN (Kamar Dagang dan Industri)
. Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia)
Perwakilan pekerja diwakili oleh tiga konfederasi serikat
kerja, yaitu:
. Konferensi Serikat Kerja Seluruh
Indonesia (SPSI)
. Konferensi Serikat Buruh Sejahtera
Indonesia (SBSI)
. Konferensi Serikat Pekerja Indonesia
(KSPI)
SUPLEMEN: RINGKASAN UNDANG-UNDANG No.
13 tahun 2003 tentang KETENAGAKERJAAN
NO
ISI
SANKSI
42 ayat 1
Tenaga Kerja Asing wajib memiliki izin tertulis
dari menteri /pejabat.
-Pidana Penjara 1 – 4
Tahun
- Denda 100 – 400 juta
42 ayat 2
Pemberi Kerja perorangan dilarang
mempekerjakan orang asing
-Pidana Penjara 1- 4
Tahun
- Denda 100 – 400 juta
2
45 ayat 1
Menunjuk pendamping tenaga kerja asing
-Kurungan 1 – 12
bulan
- Denda 10 – 100 juta
3
66 ayat 1
Out Sourcing hanya untuk kegiatan jasa
penunjang yang tidak berhubungan dengan
proses produksi – pekerjaan pokok
-
4
68
Pengusaha dilarang mempekerjakan Anak
-Pidana Penjara 1 – 4
Tahun
-Denda 10 - 100 juta
1
PASAL
-Pidana Penjara 1 – 4
tahun
- Denda 100 – 400 juta
69 ayat 2
Anak berumur 13 – 15 tahun dapat
dipekerjakan untuk kerja ringan dengan
persyaratan-persyaratan.
74
Dilarang mempekerjakan anak pada pekerjaan -Pidana Penjara 2 – 5
yang terburuk
tahun
- Denda 200 – 500
Juta
5
76
-Wanita umurnya kurang dari 18 tahun dan
wanita hamil (menurut dokter berbahaya
kerja malam) dilarang kerja pada jam : 23.00
s/d 07.00
- Wanita yang bekerja 23.00 s/d 07.00 wajib
disediakan angkutan antar Jemput
-Kurungan 1 – 12
bulan
- Denda 10 – 100 juta
6
78 ayat 1
Lembur harus dengan persetujuan karyawan
dan paling banyak 3 jam /hari dan 14
jam/minggu
- Denda 5 – 50 juta
78 ayat 2
Pengusaha wajib membayar lembur
-Kurungan 1 – 12
bulan
- Denda 10 – 100 Juta
79
Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan -Kurungan 1 – 12
cuti kepada pekerja
bulan
-Istirahat antara jam kerja
- denda 10 – 100 Juta
-Istirahat mingguan 1 hari setiap 1 minggu
7
8
90 ayat 1
Pengusaha dilarang membayar upah lebih
rendah dari UMR/UMK
-Pidana 1 – 4 tahun
- denda 100 – 400 juta
9
92
Pengusaha menyusun struktur dan skala upah
dengan memperhatikan golongan, jabatan,
masa kerja, pendidikan dan kompetensi,
dimana ketentuan ini akan diatur lebih lanjut
oleh KepMen
-
10
93 ayat 2
Azas no work no pay, kecuali hal-hal yang
sudah diatur oleh UU, KKB, dan PP
-Pidana Penjara 1 – 4
tahun
- denda 100 – 400 juta
11
96
Tuntutan pembayaran upah dan segala
pembayaran yang timbul dari hubungan kerja
menjadi kadaluarsa setelah mencapai 2 tahun
-
12
102 ayat 2
Pekerja /Serikat pekerja mempunyai fungsi
menjalankan pekerjaan sesuai dengan
kewajibannya, menjagaketertiban demi
kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi
secara demokrasi, mengmbangkan
ketrampilan dan keahliannya serta ikut
mewujudkan tujuan perusahaan dan
memperjuangkan kesejahteraan anggota
beserta keluarganya
-
103 ayat 3
Pengusaha mempunyai fungsi menciptakan
kemitraan, mengembangkan usaha
memperluas lapangan kerja, dan memberi
kesejahteraan secara terbuka, demokrasi dan
keadilan.
-
13
106
Perusahaan yang mempekerjakan 50 orang
- Sanksi Administrasi
wajib membentuk lembaga kerja sama bipartit
14
108 ayat 1 dan
114
Pengusaha wajib membuat peraturan
perusahaan (lebih dari 10 orang) dan
menjelaskan pada karyawan
15
118
KKB hanya dapat dibuat 1 (satu) buah yang
berlaku bagi seluruh karyawan
16
136
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Wajib dilakukan secara musyawarah untuk
mufakat: apabila tidak tercapai harus melalui
prosedur yang diatur oleh UU
17
137
Mogok Kerja sebagai hak dasar, dapat
-Pidana Penjara 1 – 4
dilakukan secara sah, tertib dan damai sebagai tahun
akibat gagalnya perundingan
- denda 100- 400 juta
18
138 ayat 1
Pekerja /Serikat Pekerja boleh mengajakl
ekerja lain untuk mogok asal tidak melanggar
hukum
- Denda 5 – 50 juta
- Pidana Penjara 1- 4
tahun
- Denda 100- 400 juta
19
139
Mogok pada perusahaan yang melayani
kepentingan umum atau kegiatannya
membahayakan keselamatan jiwa manusia
diatur sedemikian rupa agar tidak
mengganggu dan membahayakan orang
-Pidana Penjara 1 – 4
tahun
- Denda 100 – 400 juta
20
140
Tata cara mogok
-7 hari sebelumnya memberitahu secara
tertulis kepada perusahaan dan instansi yang
berwenang
- membuat waktu, tempat, alasan-alasan
mogok
- ditandatangani oleh katua & sekretaris
-
21
141
Dalam waktu sebelum atau pada saat mogok, instansi menyelesaikan masalah
-Jika selesai : dibuat kesepakatan
- jika tidak selesai diserahkan kepada lembaga
penyelesaian perselisihan/ pengadilan
perselisihan hubungan industrial dan mogok
dapat diteruskan, dihentikan sementara atau
dihantikan sama sekali
22
142
Mogok yang tidak memenuhi ketentuan pasal 139 & 140 adalah mogok tidak sah, dimana
akibat hukumnya akan diatur dengan KepMen.
143 ayat 1
Siapapun tidak dapat menghalang-halangi
pekerja /Serikat Pekerja untuk menggunakan
hak mogok kerja yang dilakukan secara sah,
tertib, damai
-Pidana Penjara 1 – 4
tahun
- denda 100 – 400 juta
143 ayat 2
Dilarang dilakukan penangkapan dan atau
penahanan selama pekerja melakukan mogok
kerja secara sah, tertib, damai
-Pidana Penjara 1- 4
tahun
- denda 100 – 400 juta
24
144
Selama karyawan mogok secara sah, tertib
dan damai dilarang mengganti pekerja dari
luar
-Kurungan 1 – 12
bulan
- Denda 10 – 100 juta
25
145
Karyawan yang melakukan mogok secara sah
dalam melakukan tuntutan normatif yang
sungguh-sungguh dilanggar perusahaan
berhak mendapat upah
-
26
146
-Lock Out adalah hak dasar pengusaha untuk menolak pekerja sebagian atau seluruhnya
akibat gagalnya perundingan.
- perusahaan tidak dibenarkan melakukan lock
out sebagai tindakan balasan sehubungan
adanya tuntutan normatif dari karyawan.
27
147
Lock out dilarang dilakukan pada Rumah Sakit, PDAM, Telekomunikasi, PLN, Minyak & Gas,
Kereta Api.
23
28
148
Pengusaha wajib memberitahu tentang lock
out kepada karyawan dan instansi :
-7 hari sebelumnya
- memuat : waktu dimulai dan diakhiri
penutupan dan alasan-alasan
- dibuat tanda terima
29
149
Sebelum dan selama lock out, maka dinas
ketenagakerjaan menyelesaikan masalah yang
menyebabkan lock out dengan melakukan
perundingan:
-Jika selesai : dibuat kesepakatan
- tidak selesai : diserahkan kelembaga
penyelesaian/ pengadilan perselisihan/
pengadilan.
-Dapat dirunsingkan tentang lock out
diteruskan, dihentikan sementara atau
dihentikan sama sekali
30
151 ayat 2
PHK wajib dirundingkan antara pengusaha
dengan pekerja
151 ayat 3
Bila tidak selesai dilimpahkan kepada lembaga
penyelesaian /pengadilan perselisihan
hubungan industrial
Denda 5 – 50 Juta
31
153
Pengusaha dilarang melakukan PHK dengan
alasan : sakit terus menerus
DEFINISI DAN TUJUAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Hubungan industrial diartikan
sebagai hubungan antara semua
pihak yang terkait dalam proses
produksi suatu barang/jasa di suatu
organisasi/perusahaan.
Tujuan yang ingin dicapai dari hubungan
industrial adalah terciptanya suatu kondisi
industrial peace atau kondisi kesejahteraan
bersama antara pekerja dan pengusaha.
INTI HUBUNGAN INDUSTRIAL
Hubungan industrial berintikan kejelasan antara hak
dan kewajiban pengusaha dan pekerja atau serikat
kerja yang dituangkan dalam peraturan legal
pemerintah yaitu Undang-undang dan peraturan
lainnya, juga dituangkan dalam aturan-aturan yang
bersifat internal perusahaan seperti perjanjian kerja,
peraturan perusahaan (PP), dan perjanjian kerja
bersama (PKB).
NORMA-NORMA DALAM HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Terdapat 2 norma utama dalam hubungan
industrial yaitu:
Makro minimal.
Berarti bahwa aturan yang bersifat umum dan mengikat bagi
seluruh perusahaan oleh sebab itu disebut makro. Aturan
yang lebih rinci yang dibuat oleh perusahaan harus mengikuti
aturan yang ada di dalam regulasi ini dan tidak boleh lebih
buruk oleh sebab itu disebut minimal.
Makro minimal sering disebut sebagai regulasi
ketenagakerjaan.
Aturan-aturan makro minimal atau regulasi
ketenagakerjaan terdiri dari:
. Segala bentuk Undang-undang
. Ratifikasi
. Peraturan pemerintah
. Keputusan presiden
. Keputusan menteri, atau surat edaran menteri
Di indonesia, aturan makro minimal yang
berlaku saat ini adalah:
. UU No.13 tahun 2003 tentang
Ketenaga Kerjaan
. UU No. 2 tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial
. UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat
Pekerja
. UU No. 3 tahun 1992 tentang
Jamsostek
. Ratifikasi atas konvensi ILO No. 29 tahun
1930 tentang kerja paksa atau kerja wajib
yang diratifikasi dalam N.S. No. 26 tahun
1933 jo.S. No. 236.
. Ratifikasi atas konvensi ILO No. 87 tahun
1948 tentang kebebasan berserikat dan
perlindungan hak untuk berorganisasi yang
diratifikasi dalam keputusan Presiden No.
18 tahun 1998.
. Ratifikasi atas konvensi ILO No. 98 tahun
1949 tentang penerapan azas-azas hak
untuk berorganisasi dan berunding bersama
yang diratifikasi dalam undang-undang NO.
18 tahun 1956.
. Ratifikasi atas konvensi ILO No. 100
tahun 1951 tentang pengupahan yang sama
bagi pekerja laki-laki dan pekerja
perempuan untuk pekerjaan yang sama
nilainya yang diratifikasi dalam Undangundang No. 80 tahun 1957.
. Ratifikasi atas konvensi ILO No. 105
tahun 1967 tentang penghapusan kerja
paksa yang diratifikasi dalam Undangundang No. 19 tahun 1999.
. Ratifikasi atas konvensi ILO No. 111 tahun
1968 tentang diskriminasi pekerjaan dan
jabatan yang diratifikasi dalam Undangundang No. 21 tahun 1999
. Ratifikasi atas konevensi ILO No. 138
tahun 1973 tentang usia minimum untuk
dibolehkan bekerja yang diratifikasi
dalam Undang-undang No. 20 tahun
1999.
Makro kondisional
Berarti bahwa aturan bersifat rinci di tiap-tiap perusahaan
oleh sebab itu disebut mikro. Aturannya disesuaikan dengan
kondisi masing-masing perusahaan asalkan tidak lebih buruk
dari aturan-aturan makro minimal, oleh sebab itu disebut
kondisional. Aturan mikro sering disebut sebagai persyaratan
kerja.
Aturan-aturan makro kondisional terdiri
dari:
. Perjanjian kerja
. Peraturan perusahaan
. Perjanjian kerja bersama
PIHAK-PIHAK DALAM HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Setiap perusahaan yang memperkerjakan
minimal 50 pekerja wajib memiliki lembaga
kerjasama bipartit yang anggotanya ditunjuk
secara demoratis dari perwakilan pekerja dan
pengusaha.
Jumlah anggota LKS Tripartit Nasional adalah
24 orang dengan komposisi 2 : 1 : 1 yaitu
perwakilan pemerintah : perwakilan
pengusaha : perwakilan pekerja. LKS Tripartit
bertanggung jawab kepada presiden. Masa
jabatan LKS Tripartit Nasional adalah 3 tahun
dan hanya boleh menduduki jabatan selama
dua periode saja (6 tahun).
Di Indonesia, perwakilan organisasi pengusaha terdiri dari
dua organisasi yaitu:
. KADIN (Kamar Dagang dan Industri)
. Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia)
Perwakilan pekerja diwakili oleh tiga konfederasi serikat
kerja, yaitu:
. Konferensi Serikat Kerja Seluruh
Indonesia (SPSI)
. Konferensi Serikat Buruh Sejahtera
Indonesia (SBSI)
. Konferensi Serikat Pekerja Indonesia
(KSPI)
SUPLEMEN: RINGKASAN UNDANG-UNDANG No.
13 tahun 2003 tentang KETENAGAKERJAAN
NO
ISI
SANKSI
42 ayat 1
Tenaga Kerja Asing wajib memiliki izin tertulis
dari menteri /pejabat.
-Pidana Penjara 1 – 4
Tahun
- Denda 100 – 400 juta
42 ayat 2
Pemberi Kerja perorangan dilarang
mempekerjakan orang asing
-Pidana Penjara 1- 4
Tahun
- Denda 100 – 400 juta
2
45 ayat 1
Menunjuk pendamping tenaga kerja asing
-Kurungan 1 – 12
bulan
- Denda 10 – 100 juta
3
66 ayat 1
Out Sourcing hanya untuk kegiatan jasa
penunjang yang tidak berhubungan dengan
proses produksi – pekerjaan pokok
-
4
68
Pengusaha dilarang mempekerjakan Anak
-Pidana Penjara 1 – 4
Tahun
-Denda 10 - 100 juta
1
PASAL
-Pidana Penjara 1 – 4
tahun
- Denda 100 – 400 juta
69 ayat 2
Anak berumur 13 – 15 tahun dapat
dipekerjakan untuk kerja ringan dengan
persyaratan-persyaratan.
74
Dilarang mempekerjakan anak pada pekerjaan -Pidana Penjara 2 – 5
yang terburuk
tahun
- Denda 200 – 500
Juta
5
76
-Wanita umurnya kurang dari 18 tahun dan
wanita hamil (menurut dokter berbahaya
kerja malam) dilarang kerja pada jam : 23.00
s/d 07.00
- Wanita yang bekerja 23.00 s/d 07.00 wajib
disediakan angkutan antar Jemput
-Kurungan 1 – 12
bulan
- Denda 10 – 100 juta
6
78 ayat 1
Lembur harus dengan persetujuan karyawan
dan paling banyak 3 jam /hari dan 14
jam/minggu
- Denda 5 – 50 juta
78 ayat 2
Pengusaha wajib membayar lembur
-Kurungan 1 – 12
bulan
- Denda 10 – 100 Juta
79
Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan -Kurungan 1 – 12
cuti kepada pekerja
bulan
-Istirahat antara jam kerja
- denda 10 – 100 Juta
-Istirahat mingguan 1 hari setiap 1 minggu
7
8
90 ayat 1
Pengusaha dilarang membayar upah lebih
rendah dari UMR/UMK
-Pidana 1 – 4 tahun
- denda 100 – 400 juta
9
92
Pengusaha menyusun struktur dan skala upah
dengan memperhatikan golongan, jabatan,
masa kerja, pendidikan dan kompetensi,
dimana ketentuan ini akan diatur lebih lanjut
oleh KepMen
-
10
93 ayat 2
Azas no work no pay, kecuali hal-hal yang
sudah diatur oleh UU, KKB, dan PP
-Pidana Penjara 1 – 4
tahun
- denda 100 – 400 juta
11
96
Tuntutan pembayaran upah dan segala
pembayaran yang timbul dari hubungan kerja
menjadi kadaluarsa setelah mencapai 2 tahun
-
12
102 ayat 2
Pekerja /Serikat pekerja mempunyai fungsi
menjalankan pekerjaan sesuai dengan
kewajibannya, menjagaketertiban demi
kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi
secara demokrasi, mengmbangkan
ketrampilan dan keahliannya serta ikut
mewujudkan tujuan perusahaan dan
memperjuangkan kesejahteraan anggota
beserta keluarganya
-
103 ayat 3
Pengusaha mempunyai fungsi menciptakan
kemitraan, mengembangkan usaha
memperluas lapangan kerja, dan memberi
kesejahteraan secara terbuka, demokrasi dan
keadilan.
-
13
106
Perusahaan yang mempekerjakan 50 orang
- Sanksi Administrasi
wajib membentuk lembaga kerja sama bipartit
14
108 ayat 1 dan
114
Pengusaha wajib membuat peraturan
perusahaan (lebih dari 10 orang) dan
menjelaskan pada karyawan
15
118
KKB hanya dapat dibuat 1 (satu) buah yang
berlaku bagi seluruh karyawan
16
136
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Wajib dilakukan secara musyawarah untuk
mufakat: apabila tidak tercapai harus melalui
prosedur yang diatur oleh UU
17
137
Mogok Kerja sebagai hak dasar, dapat
-Pidana Penjara 1 – 4
dilakukan secara sah, tertib dan damai sebagai tahun
akibat gagalnya perundingan
- denda 100- 400 juta
18
138 ayat 1
Pekerja /Serikat Pekerja boleh mengajakl
ekerja lain untuk mogok asal tidak melanggar
hukum
- Denda 5 – 50 juta
- Pidana Penjara 1- 4
tahun
- Denda 100- 400 juta
19
139
Mogok pada perusahaan yang melayani
kepentingan umum atau kegiatannya
membahayakan keselamatan jiwa manusia
diatur sedemikian rupa agar tidak
mengganggu dan membahayakan orang
-Pidana Penjara 1 – 4
tahun
- Denda 100 – 400 juta
20
140
Tata cara mogok
-7 hari sebelumnya memberitahu secara
tertulis kepada perusahaan dan instansi yang
berwenang
- membuat waktu, tempat, alasan-alasan
mogok
- ditandatangani oleh katua & sekretaris
-
21
141
Dalam waktu sebelum atau pada saat mogok, instansi menyelesaikan masalah
-Jika selesai : dibuat kesepakatan
- jika tidak selesai diserahkan kepada lembaga
penyelesaian perselisihan/ pengadilan
perselisihan hubungan industrial dan mogok
dapat diteruskan, dihentikan sementara atau
dihantikan sama sekali
22
142
Mogok yang tidak memenuhi ketentuan pasal 139 & 140 adalah mogok tidak sah, dimana
akibat hukumnya akan diatur dengan KepMen.
143 ayat 1
Siapapun tidak dapat menghalang-halangi
pekerja /Serikat Pekerja untuk menggunakan
hak mogok kerja yang dilakukan secara sah,
tertib, damai
-Pidana Penjara 1 – 4
tahun
- denda 100 – 400 juta
143 ayat 2
Dilarang dilakukan penangkapan dan atau
penahanan selama pekerja melakukan mogok
kerja secara sah, tertib, damai
-Pidana Penjara 1- 4
tahun
- denda 100 – 400 juta
24
144
Selama karyawan mogok secara sah, tertib
dan damai dilarang mengganti pekerja dari
luar
-Kurungan 1 – 12
bulan
- Denda 10 – 100 juta
25
145
Karyawan yang melakukan mogok secara sah
dalam melakukan tuntutan normatif yang
sungguh-sungguh dilanggar perusahaan
berhak mendapat upah
-
26
146
-Lock Out adalah hak dasar pengusaha untuk menolak pekerja sebagian atau seluruhnya
akibat gagalnya perundingan.
- perusahaan tidak dibenarkan melakukan lock
out sebagai tindakan balasan sehubungan
adanya tuntutan normatif dari karyawan.
27
147
Lock out dilarang dilakukan pada Rumah Sakit, PDAM, Telekomunikasi, PLN, Minyak & Gas,
Kereta Api.
23
28
148
Pengusaha wajib memberitahu tentang lock
out kepada karyawan dan instansi :
-7 hari sebelumnya
- memuat : waktu dimulai dan diakhiri
penutupan dan alasan-alasan
- dibuat tanda terima
29
149
Sebelum dan selama lock out, maka dinas
ketenagakerjaan menyelesaikan masalah yang
menyebabkan lock out dengan melakukan
perundingan:
-Jika selesai : dibuat kesepakatan
- tidak selesai : diserahkan kelembaga
penyelesaian/ pengadilan perselisihan/
pengadilan.
-Dapat dirunsingkan tentang lock out
diteruskan, dihentikan sementara atau
dihentikan sama sekali
30
151 ayat 2
PHK wajib dirundingkan antara pengusaha
dengan pekerja
151 ayat 3
Bila tidak selesai dilimpahkan kepada lembaga
penyelesaian /pengadilan perselisihan
hubungan industrial
Denda 5 – 50 Juta
31
153
Pengusaha dilarang melakukan PHK dengan
alasan : sakit terus menerus