Situs Resmi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat BAB.VI. Budidaya

(1)

BAB VI

SUB DINAS BINA BUDIDAYA

Sejak Bulan Agustus 2001 Sub Dinas Budidaya terbentuk, dimana sebelumnya Sub Dinas ini bernama Sub Dinas Produksi. Berdasarkan Perda No. 49 tahun 2001, terdapat 4 Seksi dapat dirinci sebagai berikut :

A. Seksi Perbibitan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2002 antara lain:

a. Peningkatan Produktivitas dan Populasi ternak Sapi dan Kerbau melalui:

1. Inseminasi Buatan.

Untuk mendukung kegiatan tersebut telah dilaksanakan antara lain : Penyediaan Frozen Semen sebanyak 87.301 dosis dengan rincian; 10.301dosis sisa tahun 2001; Padang Mengatas 500 dosis melalui APBD I dan 70.000 dosis ( 60.000 dosis APBD I dan 10.000 dosis ABT) dan 6500 dosis bantuan APBN dengan Jenis frozen semen antara lain Simenthal 1500 dosis; Brahman 4.000 ds; dan FH sebanyak 1.000 dosis.

- Sampai dengan Desember 2002 stock bibit yang ada di Sub Dinas Budidaya untuk disebar sebanyak 54.061 ekor dengan rincian sbb : a). Sisa Bibit TA. 2001 10.301 dosis.

b). APBD I ( APBD I dan ABT) 37.260 dosis.

c). APBN 6.500 dosis

- Dari jumlah yang tersedia telah di disebarkan ke 14 Kabupaten dan Kota sebanyak 44.778 ds dan sisanya merupakan stock Propinsi untuk tahun 2003 sebanyak 9.783 ds ( Simenthal 4.783 ds, Brahman 4.000 ds dan FH 1.000 ds).

- Penyediaan N2 cair oleh Propinsi untuk Pos IB melalui dana APBN


(2)

seluruhnya telah di operasionalkan. Di beberapa daerah N2 cair dibantu oleh Dana APBN masing-masing Kabupaten.

Untuk lebih jelasnya pelaksanaan Pendistribusian FS dan N2 cair

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 6.1. Rincian Pendistribusian Frozen Semen dan N2 Cair

tahun 2002.

NO Kabupaten/ Jml Pos

Kota IB Target Realisasi PROPINSI Kabupaten

1 Kab. Agam 7 9,316 5,323 - 1,650 2 Kab. 50 Kota 11 11,872 4,310 - 1,650 3 Kota. Bukittinggi 1 1,214 1,078 400 -4 Kab. Pasaman 6 9,114 3,911 960 -5 Kota Payakumbuh 2 1,223 965 550 -6 Kab. Pdg Pariaman 6 13,080 4,577 - 1,650 7 Kab. Pesisir Selatan 7 21,031 3,099 930 -8 Kota Padang 7 3,329 5,317 1,850 -9 Kota Pdg. Panjang 1 873 250 400 -10 Kab. Solok 13 12,149 3,248 - 1,650 11 Kab. Tanah Datar 6 12,463 7,273 - 1,650 12 Kab. Swl/Sijunjung 7 13,015 3,520 - 1,650 13 Kota Solok. 1 1,116 905 400 -14 Kota Sawahlunto 2 1,325 1,002 560

-15 SPIB Tk.I - 950

-77 111,120 44,778 7,000 9,900

Pendistribusian FS (ds) Pendistribusian N2 cair (l)

Jumlah

Ket : Pengadaan N2 Cair bersumber Dana APBN Propinsi dan Kabupaten

Realisasi operasional kegiatan Inseminasi Buatan selama tahun 2002 tercatat sebanyak 44.778 ds ( 40,3 % ) dan Penyediaan Frozen semen sebanyak 54.061 ekor (48,65 %) dan jumlah anak yang lahir 19.492 ekor, dengan akseptor 34.472 ekor. S/C yang dicapai 1,7 dan CR = 57,6 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(3)

Tabel. 6.2. Rincian Realisasi Operasional Kegiatan IB

NO Kabupaten/ Betina

Kela-Kota Prod Target Reali- Target Dropping Pelak- hiran

(ekor) sasi sanaan (ekor)

1 Kab. Agam 15,657 5,480 3,730 9,316 5,323 4,397 2,893 2 Kab. 50 Kota 19,953 6,984 6,559 11,872 4,310 8,841 2,783 3 Kota. Bukittinggi 2,041 714 491 1,214 1,078 605 387 4 Kab. Pasaman 15,318 5,361 1,610 9,114 3,911 1,838 1,131 5 Kota Payakumbuh 2,055 719 794 1,223 965 1,051 497 6 Kab. Pdg Pariaman 21,983 7,694 3,582 13,080 4,577 4,130 1,168 7 Kab. Pes. Sel 35,346 12,371 2,023 21,031 3,099 2,268 790 8 Kota Padang 5,596 1,959 4,658 3,329 5,317 5,226 2,836 9 Kota Pdg. Panjang 590 402 236 873 250 251 135 10 Kab. Solok 20,418 7,146 1,868 12,149 3,248 2,671 1,851 11 Kab. Tanah Datar 20,947 7,331 4,655 12,463 7,273 5,538 2,541 12 Kab. Sw l/Sijunjung 21,874 7,656 3,065 13,015 3,520 3,810 1,624 13 Kota Solok. 1,874 653 463 1,116 905 646 314 14 Kota Saw ahlunto 2,228 780 738 1,325 1,002 807 542 185,880 65,250 34,472 111,120 44,778 42,079 19,492 Jumlah

Frozen semen (dosis) Akseptor (ekor)

- Penambahan jumlah petugas Pelaksana Inseminasi Buatan yang dilatih tahun 2002 sebanyak 16 orang yaitu; Supervisor 1 org dan PKB 15 org

- Melaksanakan pembinaan ke Pos-pos IB pada Kabupaten dan Kota.

- Melaksanakan Apresiasi petugas Inseminasi Buatan guna mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dan men-sinkronkan kegiatan tahun yang akan datang.

- Melaksanakan pembuatan buku dan Petunjuk teknis guna penambahan wawasan bagi petugas dan peternak dalam rangka menyebar-luaskan informasi guna peningkatan produktivitas dan populasi ternak.

Jumlah tenaga pelaksana Inseminasi Buatan sampai akhir tahun 2002 tercatat sebanyak orang sebagai berikut :

- Supervisor 3 orang

- ATR 8 orang


(4)

- Inseminator 138 orang - Recorder 7 orang - Handling semen 12 orang.

2. Peningkatan Produktivitas dan populasi ternak sapi dan kerbau melalui Intensifikasi Kawin Alam.

Sejak tahun 2001 melalui dana Bagian Proyek Pemberdayaan Petani Agribisnis di Pedesaan Sumatera Barat TA. Anggaran 2001 telah dianggarkan untuk percontohan dalam kegiatan Intensifikasi Kawin Alam di Kabupaten Pasaman sebanyak 2 kelompok yaitu di Kelompok Lungguk Batu, Koto Kaciak Kecamatan Bonjol dan Kelompok Sepakat, Tonang Raya, Kecamatan dua Koto masing-masing 10 ekor sapi jantan.

Di kedua kelompok ini khusus mengelola sapi jantan hasil seleksi untuk digunakan sebagai ternak pemacek dengan pola yang disepakati bersama guna meningkatkan produktivitas ternak yang dihasilkan.

Pada tahun 2002 melalui Dana APBD I kegiatan ini dilanjutkan di Pesisir Selatan dengan lokasi di Kecamatan Linggosari Baganti, Desa Air Haji di kelompok Limau Purut dengan bantuan berupa 2 ekor pejantan unggul; Bantuan Kandang Pejantan dan Kebun Rumput yang nantinya diharapkan bahwa ternak yang ada dikelompok tersebut telah terlaksana pengaturan pengembalaan ternak agar tidak terjadi inbreeding sehingga performance yang dihasilkan bagus.

Khusus untuk ternak kerbau pada tahun 2002 ini untuk pengembangannya dilaksanakan dengan kawin alam karena Frozen semen Kerbau tidak dihasilkan lagi karena bibit yang ada di BIB Lembang telah mati. Untuk itu pada daerah yang populasi kerbaunya cukup banyak dianjurkan untuk mengelola kerbau jantan yang performance yang bagus sebagai ternak pemacek sesuai kesepakatan kelompok.

Untuk daerah yang tidak terlayani oleh petugas Inseminasi Buatan diwilayah tertentu dimana akseptornya kurang dari 250 ekor dianjurkan menggunakan pola ini.


(5)

3. Penambahan jumlah akseptor dengan cara penambahan bibit betina melalui Bagian Proyek Pemberdayaan Petani Agribisnis di Pedesaan Sumatera Barat di 3 Kabupaten dengan rincian :

- Di Kabupaten Tanah Datar sebanyak 62 ekor, di Kelompok Subarang rumbung, Kecamatan Sungayang.

- Di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 60 ekor, di Kelompok Usaha Makmur, Nagari Ulakan Tapakis, Kecamatan Tapakis.

- Di Kabupaten Pasaman sebanyak 60 ekor, di Kelompok Taruna Tani Anak Nagari, Desa Sei Jernih, Kecamatan Talamau.

4. Untuk kesinambungan pengadaan frozen semen di Sumatera Barat Telah Diresmikan BIB Daerah dengan nama BIB Tuah Sakato dimana telah mulai berproduksi bulan Mai 2002 lalu.

a Pembinaan Pembibitan Ayam Buras

Dalam menindak lanjuti kegiatan Pembibitan Ayam Buras, bantuan langsung (SPL/OECF) di 5 Kabupaten yaitu Kab. Sawahlunto Sijunjung; Kota Sawahlunto, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten 50 Kota dan Kab. Pesisir Selatan dengan pola inti plasma, pembinaan dan pemantauan ke lapangan terus dilaksanakan guna mengetahui perkembangannya baik pemasaran, pembibitan maupun pengelolaan pabrik pakan. Dikelima lokasi tersebut juga dilaksanakan apresiasi kelompok inti, untuk menggali permasalahan di setiap lokasi dan mencarikan pemecahan masalahnya. Di bidang budidaya ternak terlihat bahwa, kendala yang dihadapi oleh kelompok tersebut adalah berapa peralatan seperti halnya mesin tetas yang dipunyai serta peralatan yang telah diadakan tahun sebelumnya belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

b. Pembinaan Pembibitan Ternak Itik

Disamping komoditi unggulan Sumatera Barat, yaitu Sapi Potong dan Ayam buras, dibeberapa tempat ternak Itik merupakan komoditi


(6)

unggulan yaitu Kota Payakumbuh, Kota Solok dan Kab Tanah Datar. Kabupaten Tanah Datar merupakan plasma nutfah dimana itik pitalah merupakan itik Asli Sumatera Barat yang terkenal dahulu kala.

Pada tahun 2002 ini untuk 3 Lokasi yaitu Kab. Tanah Datar, Kota Payakumbuh dan Solok sebanyak 5 orang Peternak untuk mengikuti pelatihan Breeder Management Ternak itik ke Sentra Pembibitan Ternak Itik di Cirebon guna menambah wawasan dalam pelaksanaan di lokasi masing-masing nantinya. Diharapkan nantinya Sumatera Barat dapat sebagai pemasok bibit untuk Sumatera nantinya.

B. Seksi Alat dan Mesin Peternakan (Alsinak)

Seksi Alat dan Mesin Peternakan mulai terbentuk tahun 2000 yang lalu. Selama tahun 2002 kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai tugas pokok dan fungsi dapat dirinci sebagai berikut :

1. Untuk menambah wawasan di bidang alsinak, mengikuti pelatihan di Serpong.

2. Pembinaan/bimbingan pemanfaatan Alsinak di 14 Kabupaten/Kota.

3. Pembuatan Buku Panduan mengenai Pengenalan Rumah Potong Hewan dan Peralatannya.

4. Mengikuti Temu Usaha dan Pameran alat dan mesin di bidang peternakan se Indonesia tanggal 28 – 29 Oktober 2002 di Jogjakarta.

C. Seksi Pakan Ternak

Kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran 2002 antara lain: 1. Melaksanakan Pengawasan Mutu Pakan dan Bahan Baku Pakan di

seluruh Kabupaten dan Kota

Pada tahun tahun 2002 ini pelaksanaan Pengawasan Mutu Pakan dibagi atas 2 tahap; yaitu dengan mengunjungi Poultry shop, pabrik mini pakan


(7)

ternak ayam buras maupun peternak yang mengaduk ransum sendiri. Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan antara lain;

a) Pengawasan Penyimpanan Pakan Ternak

Pada umumnya poultry shop memiliki tempat penyimpanan pakan langsung di toko atau tempat penjualan. Kepada poultry shop tersebut dimintakan agar penyimpanan pakan di lokasi yang kering untuk mencegah kerusakan oleh jamur ataupun serangga. Lama penyimpanan pakan atau bahan baku pakan pada setiap poultry shop yang dikunjungi ≤ 2 minggu dan rata-rata 5 – 10 hari ( kondisi ini masih memenuhi persyaratan yang dianjurkan). Semua pakan yang dijual di Poultry shop untuk ternak unggas pedaging, petelur ataupun konsentrat telah memakai label/etiket. Jika konsumen menjumpai pakan ternak tanpa label pabrik /produsen dianjurkan segera melaporkan ke Dinas Peternakan untuk ditindak-lanjuti.

Mulai tahun 2002 ini dibeberapa Kabupaten dan Kota telah terbentuk Tim untuk mengawasi mutu pakan ini sesuai kebutuhan kab/kota masing-masing.

b) Sewaktu kegiatan

pengawasan tempat penjualan pakan ternak pada poultry shop yang ada, masih banyak ditemui ruangan penyimpanan pakan yang relatif sempit dimana dijual berbagai macam makanan, obat-obatan, peralatan kandang maupun anak ayam (DOC). Dalam SK Dirjen Peternakan No. 120/Kpts/Djp/1975 pasal 11 (a dan f) bahwa penjualan ransum makanan ternak tidak dibenarkan dilakukan dalam satu ruangan bersama dengan penjualan ayam, anak ayam dan telur, karena bisa terjadi penularan penyakit dari ternak yang ada melalui makanan . Terlebih lagi bila agen makanan ternak juga menjual racun hama pertanian, ini akan


(8)

berdampak lebih jelek lagi. Melalui bimbingan akan dijelaskan bahwa hal tersebut telah melanggar peraturan. Untuk memberikan sanksi dalam hal kasus tersebut belum memiliki dasar hukum yang kuat.

c) Pengambilan sampel .

Untuk tahun 2002 ini dianggarkan sebanyak 45 sample dimana 20 sample melalui dana APBN dan 25 Sample dari APBD I. Telah terealisir sebanyak 45 sample. Sample tersebut diambil dari beberapa poultry shop dan peternak. Dari hasil analisa diperoleh data bahwa masih ada ransum dengan kadar protein rendah/ dibawah standart dan serat kasarnya tinggi. Untuk itu telah dikirimkan hasil evaluasi tersebut kepada pemilik poultry shop, kios maupun peternak sendiri serta dinas yang menangani masalah tersebut di Kabupaten/Kota (hasil analisa terlampir).

d) Untuk bahan baku

pakan juga diadakan pemeriksaan sample. Pada tahun anggaran 2002 ini telah dilaksanakan analisa bahan baku pakan ternak di lokasi RRMC yang memproduksi pakan ternak Ayam buras untuk dikonsumsi oleh ayam buras di kelompok tersebut maupun supply daerah sekitarnya.

2. Untuk menambah wawasan Aparatur peternakan di 14 kab/ kota di bidang Bioteknologi pakan ternak ruminansia telah dilakukan pelatihan pembuatan pakan alternatif berupa jerami fermentasi dan pemanfaatan limbah/kotoran ternak menjadi pupuk yang bermanfaat. Kegiatan ini diikuti oleh petugas peternakan dan peternak sapi dari 14 kab/ kota di Sumbar.

Keluaran yang didapatkan dari pelatihan ini adalah petugas dan peternak menguasai cara pengolahan jerami menjadi pakan alternatif bagi ternak


(9)

sapi disaat hijauan makanan ternak susah didapatkan , mengetahui cara penyimpanan jerami setelah diolah serta mengetahui metoda /dan mempraktekkan pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk .

D. Seksi Teknologi Peternakan

Berdasarkan Perda Pemerintah Propinsi Sumatera Barat No. 5 Tahun 2001 Seksi Teknologi Peternakan yang berada dan bertanggungjawab kepada Sub Dinas Budidaya Dinas Peternakan dan berdasarkan SK. Gubernur Sumatera Barat No. 49 Tahun 20001 melaksanakan tugas menyiapkan bahan kebijaksanaan teknis pengkajian dan pengembangan teknologi peternakan dengan uraian tugas sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data dan bahan tentang pengkajian dan pengembangan teknologi

b. Menyiapkan bahan tentang kebijakan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peternakan

c. Menyiapkan pedoman kebijakan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peternakan

d. Membuat rencana dan program kerja seksi teknologi

e. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan

f. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan pengembangan serta pendayagunaan teknologi

g. Melaksanakan pengetikan persuratan seksi teknologi

h. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan seksi teknologi i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Dalam mengaplikasikan kegiatan-kegiatan diatas Seksi Teknologi dalam tahun 2002 melakukan kegiatan berupa pembinaan-pembinaan teknologi baru dibidang peternakan yang berkoordinasi dengan seksi-seksi di Subdin Budidaya .


(10)

Disamping itu juga menghadiri pertemuan-pertemuan berupa seminar-seminar dengan instansi terkait yang ditugaskan atasan. Untuk mengaplikasikan dari tugas-tugas diatas maka seksi teknologi dalam tahun 2002 telah melakukan kegiatan yaitu lain :

Melaksanakan kegiatan Intensifikasi Kawin Alam di Kenagarian Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

A. Sasaran

a. Menerapkan mutu genetik ternak sapi Pesisir Selatan

b. Menerpkan pola Intensifikasi Kawin Alam dan teknologi budidaya ternak sapi secara baik.

B. Tujuan dari Kegiatan ini adalah : a. Meningkatkan populasi ternak sapi

b. Meningkatkan potensi wilayah Sumber bibit dan produksi ternak sapi potong

Dalam mencapai tujuan dan sasaran dari kegiatan tersebut diatas Indikator yang akan dicapai adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas ternak sapi pesisir selatan.

Input :

 Pengadaan ternak sapi bibit pejantan sebanyak 2 ekor.

 Bantuan kandang sebanyak 2 unit


(1)

3. Penambahan jumlah akseptor dengan cara penambahan bibit betina melalui Bagian Proyek Pemberdayaan Petani Agribisnis di Pedesaan Sumatera Barat di 3 Kabupaten dengan rincian :

- Di Kabupaten Tanah Datar sebanyak 62 ekor, di Kelompok Subarang rumbung, Kecamatan Sungayang.

- Di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 60 ekor, di Kelompok Usaha Makmur, Nagari Ulakan Tapakis, Kecamatan Tapakis.

- Di Kabupaten Pasaman sebanyak 60 ekor, di Kelompok Taruna Tani Anak Nagari, Desa Sei Jernih, Kecamatan Talamau.

4. Untuk kesinambungan pengadaan frozen semen di Sumatera Barat Telah Diresmikan BIB Daerah dengan nama BIB Tuah Sakato dimana telah mulai berproduksi bulan Mai 2002 lalu.

a Pembinaan Pembibitan Ayam Buras

Dalam menindak lanjuti kegiatan Pembibitan Ayam Buras, bantuan langsung (SPL/OECF) di 5 Kabupaten yaitu Kab. Sawahlunto Sijunjung; Kota Sawahlunto, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten 50 Kota dan Kab. Pesisir Selatan dengan pola inti plasma, pembinaan dan pemantauan ke lapangan terus dilaksanakan guna mengetahui perkembangannya baik pemasaran, pembibitan maupun pengelolaan pabrik pakan. Dikelima lokasi tersebut juga dilaksanakan apresiasi kelompok inti, untuk menggali permasalahan di setiap lokasi dan mencarikan pemecahan masalahnya. Di bidang budidaya ternak terlihat bahwa, kendala yang dihadapi oleh kelompok tersebut adalah berapa peralatan seperti halnya mesin tetas yang dipunyai serta peralatan yang telah diadakan tahun sebelumnya belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

b. Pembinaan Pembibitan Ternak Itik

Disamping komoditi unggulan Sumatera Barat, yaitu Sapi Potong dan Ayam buras, dibeberapa tempat ternak Itik merupakan komoditi


(2)

unggulan yaitu Kota Payakumbuh, Kota Solok dan Kab Tanah Datar. Kabupaten Tanah Datar merupakan plasma nutfah dimana itik pitalah merupakan itik Asli Sumatera Barat yang terkenal dahulu kala.

Pada tahun 2002 ini untuk 3 Lokasi yaitu Kab. Tanah Datar, Kota Payakumbuh dan Solok sebanyak 5 orang Peternak untuk mengikuti pelatihan Breeder Management Ternak itik ke Sentra Pembibitan Ternak Itik di Cirebon guna menambah wawasan dalam pelaksanaan di lokasi masing-masing nantinya. Diharapkan nantinya Sumatera Barat dapat sebagai pemasok bibit untuk Sumatera nantinya.

B. Seksi Alat dan Mesin Peternakan (Alsinak)

Seksi Alat dan Mesin Peternakan mulai terbentuk tahun 2000 yang lalu. Selama tahun 2002 kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai tugas pokok dan fungsi dapat dirinci sebagai berikut :

1. Untuk menambah wawasan di bidang alsinak, mengikuti pelatihan di Serpong.

2. Pembinaan/bimbingan pemanfaatan Alsinak di 14 Kabupaten/Kota.

3. Pembuatan Buku Panduan mengenai Pengenalan Rumah Potong Hewan dan Peralatannya.

4. Mengikuti Temu Usaha dan Pameran alat dan mesin di bidang peternakan se Indonesia tanggal 28 – 29 Oktober 2002 di Jogjakarta.

C. Seksi Pakan Ternak

Kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran 2002 antara lain: 1. Melaksanakan Pengawasan Mutu Pakan dan Bahan Baku Pakan di

seluruh Kabupaten dan Kota

Pada tahun tahun 2002 ini pelaksanaan Pengawasan Mutu Pakan dibagi atas 2 tahap; yaitu dengan mengunjungi Poultry shop, pabrik mini pakan


(3)

ternak ayam buras maupun peternak yang mengaduk ransum sendiri. Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan antara lain;

a) Pengawasan Penyimpanan Pakan Ternak

Pada umumnya poultry shop memiliki tempat penyimpanan pakan langsung di toko atau tempat penjualan. Kepada poultry shop tersebut dimintakan agar penyimpanan pakan di lokasi yang kering untuk mencegah kerusakan oleh jamur ataupun serangga. Lama penyimpanan pakan atau bahan baku pakan pada setiap poultry shop yang dikunjungi ≤ 2 minggu dan rata-rata 5 – 10 hari ( kondisi ini masih memenuhi persyaratan yang dianjurkan). Semua pakan yang dijual di Poultry shop untuk ternak unggas pedaging, petelur ataupun konsentrat telah memakai label/etiket. Jika konsumen menjumpai pakan ternak tanpa label pabrik /produsen dianjurkan segera melaporkan ke Dinas Peternakan untuk ditindak-lanjuti.

Mulai tahun 2002 ini dibeberapa Kabupaten dan Kota telah terbentuk Tim untuk mengawasi mutu pakan ini sesuai kebutuhan kab/kota masing-masing.

b) Sewaktu kegiatan

pengawasan tempat penjualan pakan ternak pada poultry shop yang ada, masih banyak ditemui ruangan penyimpanan pakan yang relatif sempit dimana dijual berbagai macam makanan, obat-obatan, peralatan kandang maupun anak ayam (DOC). Dalam SK Dirjen Peternakan No. 120/Kpts/Djp/1975 pasal 11 (a dan f) bahwa penjualan ransum makanan ternak tidak dibenarkan dilakukan dalam satu ruangan bersama dengan penjualan ayam, anak ayam dan telur, karena bisa terjadi penularan penyakit dari ternak yang ada melalui makanan . Terlebih lagi bila agen makanan ternak juga menjual racun hama pertanian, ini akan


(4)

berdampak lebih jelek lagi. Melalui bimbingan akan dijelaskan bahwa hal tersebut telah melanggar peraturan. Untuk memberikan sanksi dalam hal kasus tersebut belum memiliki dasar hukum yang kuat.

c) Pengambilan sampel .

Untuk tahun 2002 ini dianggarkan sebanyak 45 sample dimana 20 sample melalui dana APBN dan 25 Sample dari APBD I. Telah terealisir sebanyak 45 sample. Sample tersebut diambil dari beberapa poultry shop dan peternak. Dari hasil analisa diperoleh data bahwa masih ada ransum dengan kadar protein rendah/ dibawah standart dan serat kasarnya tinggi. Untuk itu telah dikirimkan hasil evaluasi tersebut kepada pemilik poultry shop, kios maupun peternak sendiri serta dinas yang menangani masalah tersebut di Kabupaten/Kota (hasil analisa terlampir).

d) Untuk bahan baku

pakan juga diadakan pemeriksaan sample. Pada tahun anggaran 2002 ini telah dilaksanakan analisa bahan baku pakan ternak di lokasi RRMC yang memproduksi pakan ternak Ayam buras untuk dikonsumsi oleh ayam buras di kelompok tersebut maupun supply daerah sekitarnya.

2. Untuk menambah wawasan Aparatur peternakan di 14 kab/ kota di bidang Bioteknologi pakan ternak ruminansia telah dilakukan pelatihan pembuatan pakan alternatif berupa jerami fermentasi dan pemanfaatan limbah/kotoran ternak menjadi pupuk yang bermanfaat. Kegiatan ini diikuti oleh petugas peternakan dan peternak sapi dari 14 kab/ kota di Sumbar.

Keluaran yang didapatkan dari pelatihan ini adalah petugas dan peternak menguasai cara pengolahan jerami menjadi pakan alternatif bagi ternak


(5)

sapi disaat hijauan makanan ternak susah didapatkan , mengetahui cara penyimpanan jerami setelah diolah serta mengetahui metoda /dan mempraktekkan pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk .

D. Seksi Teknologi Peternakan

Berdasarkan Perda Pemerintah Propinsi Sumatera Barat No. 5 Tahun 2001 Seksi Teknologi Peternakan yang berada dan bertanggungjawab kepada Sub Dinas Budidaya Dinas Peternakan dan berdasarkan SK. Gubernur Sumatera Barat No. 49 Tahun 20001 melaksanakan tugas menyiapkan bahan kebijaksanaan teknis pengkajian dan pengembangan teknologi peternakan dengan uraian tugas sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data dan bahan tentang pengkajian dan pengembangan teknologi

b. Menyiapkan bahan tentang kebijakan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peternakan

c. Menyiapkan pedoman kebijakan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peternakan

d. Membuat rencana dan program kerja seksi teknologi

e. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan

f. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan pengembangan serta pendayagunaan teknologi

g. Melaksanakan pengetikan persuratan seksi teknologi

h. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan seksi teknologi i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Dalam mengaplikasikan kegiatan-kegiatan diatas Seksi Teknologi dalam tahun 2002 melakukan kegiatan berupa pembinaan-pembinaan teknologi baru dibidang peternakan yang berkoordinasi dengan seksi-seksi di Subdin Budidaya .


(6)

Disamping itu juga menghadiri pertemuan-pertemuan berupa seminar-seminar dengan instansi terkait yang ditugaskan atasan. Untuk mengaplikasikan dari tugas-tugas diatas maka seksi teknologi dalam tahun 2002 telah melakukan kegiatan yaitu lain :

Melaksanakan kegiatan Intensifikasi Kawin Alam di Kenagarian Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

A. Sasaran

a. Menerapkan mutu genetik ternak sapi Pesisir Selatan

b. Menerpkan pola Intensifikasi Kawin Alam dan teknologi budidaya ternak sapi secara baik.

B. Tujuan dari Kegiatan ini adalah : a. Meningkatkan populasi ternak sapi

b. Meningkatkan potensi wilayah Sumber bibit dan produksi ternak sapi potong

Dalam mencapai tujuan dan sasaran dari kegiatan tersebut diatas Indikator yang akan dicapai adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas ternak sapi pesisir selatan.

Input :

 Pengadaan ternak sapi bibit pejantan sebanyak 2 ekor.  Bantuan kandang sebanyak 2 unit