Situs Resmi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat BAB.VI. Budidaya-06

(1)

BAB VI

SUB DINAS BINA BUDIDAYA

Dalam rangka mewujudkan Visi Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat yaitu

“SUMATERA BARAT SEBAGAI PUSAT PANGAN ASAL TERNAK DI

SUMATERA BAGIAN TENGAH TAHUN 2010” SubDinas Budidaya mempunyai tugas

secara garis besar sbb:

1. Mewujudkan swasembada Daging 2010. 2. Meningkatkan ketersediaan susu dalam negeri. 3. Mengembangkan perbibitan

4. Peningkatan produksi pakan dalam negeri.

Dalam melaksanakan tugas Ka. Sub Dinas Budidaya, dibantu oleh 4 Seksi yaitu : A. Seksi Perbibitan

B. Seksi Alat dan Mesin Peternakan (Alsinak) C. Seksi Pakan Ternak

D. Seksi Teknologi Peternakan

Kegiatan tahun 2006 yang telah dilaksanakan masing masing seksi pada Sub Dinas Budidaya dapat dirinci sebagai berikut;

A. Seksi Perbibitan.

a. Peningkatan Produktivitas dan Populasi ternak 1. Inseminasi Buatan.

Untuk mendukung kegiatan tersebut telah dilaksanakan antara lain :

- Penyediaan N2 cair melalui dana APBN untuk Propinsi dan yang tidak cukup tertampung pada APBD II guna menunjang kegiatan Kabupaten / Kota sebanyak 1750 liter dengan rincian sbb:

Propinsi : 550 liter*


(2)

Kota Pariaman : 150 liter

Kota Solok : 150 liter

Kota Sawahlunto : 150 liter Kab. Solok Selatan : 150 liter Kota Padang : 100 liter Kota Bukittinggi : 100 liter

- Mendistribusikan FS bantuan APBN sebanyak 2000 dosis yang diterima dari BIB Singosari dengan rincian penerimaan: FS PO sebanyak 500 ds; Bali 500 ds; Madura 300 ds; Brahman 500 ds dan FH 200 ds. Frozen semen tersebut di sebarkan ke Kabupaten Pasaman Barat dalam rangka Introduksi daerah Baru sebanyak 200 dosis (Brahman); Padang Panjang; Tanah Datar dan Padang (sapi perah); Bali dan PO ke 50 Kota dan Pesisir Selatan dan Kab. Solok.

- Pada acara Musrembang tanggal 10 Agustus 2006 Kabupaten/Kota telah sepakat untuk memacu kegiatan IB dengan target kegiatan sbb;

a. Populasi : 463.270 ekor

b. Betina Produktif : 168.622 ekor

c. Akseptor : 89.980 ekor

d. Akseptor IB : 39.626 ekor

e. Target FS : 78.600 ds.

f. Target Kelahiran : 35.271 ekor.

- Melaksanakan pembinaan ke Pos-pos IB pada Kabupaten dan Kota.

- Penyebaran Kenderaan Roda 2 sebanyak 10 unit dari ABT APBN guna pelayanan Inseminasi Buatan dan Penambahan peralatan IB ke Kabupaten Kota melalui dana APBD I yang meliputi :

a. b. c. d. e. f

Kontainer Depo (35 HC) Kontainer Distribusi (34 XT) Kontainer lapangan (1,5 ltr) Gun

Inseminasi Kit Plastik sheet

10 buah 15 buah 34 buah 100 unit 100 unit 400 pak


(3)

- Hasil Pelaksanaan IB Sumatera Barat Tahun 2006 sesuai data lapangan yang kami rekapitulasi sebagai berikut :

Uraian Target Realisasi Persentase

Semen beku Akseptor IB Kelahiran 73.810 ds 66.926 ekor 25.000 ekor 60.823 ds 47.463.ekor 29.086 ekor 77,96 % 82,44 % 116,34 % Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel. 6.1. Pelaksanaan IB Propinsi Sumatera Barat tahun 2006

No Kabupaten/Kota

PELAKSANAAN TAHUN 2006

Semen Beku Akseptor Kelahiran (ekor) Taget Realisasi Taget Realisasi Jantan Betina Total

(ds) (ds) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor)

1 Kab. Pesisir Selatan 6.000 3.200 9.000 2.516 616 645 1.261

2 Kab.Solok 5.878 5.676 5.500 4.080 1.090 1.294 2.384

3 Kab. Swl Sijunjung 2.000 435 1.200 390 150 140 290

4 Kab.Tanah Datar 7.000 6.343 6.000 5.389 1.128 1.239 2.367

5 Kab. Pdg Pariaman 12750 9.035 8.500 8.068 2.139 1.688 3.827

6 Kab. Agam 5.865 5.865 6.000 4.266 1.688 1.611 3.299

7 Kab. 50 Kota 11.000 11.349 10.000 8.125 3.618 3.478 7.096

8 Kab. Pasaman 1.400 808 900 589 206 107 313

9 Kab. Mentawai 0 0 0 0 0 0 0

10 Kab. Solok Selatan 1.000 400 480 200 75 78 153

11 Kab. Pasaman Barat 3.000 1.300 1.300 853 469 398 867

12 Kab. Dharmasraya 4.517 4.517 6.000 3.051 1.105 863 1.968

13 Kota Padang 7500 6.968 6.500 5.807 1.366 1.292 2.658

14 Kota Solok 1.500 914 800 696 205 236 441

15 Kota Sawahlunto 1.500 940 750 858 201 373 574

16 Kota Padang Panjang 400 398 400 280 116 76 192

17 Kota Bukittinggi 500 500 646 449 127 75 202

18 Kota Payakumbuh 2.000 1.815 2.500 1.546 623 321 944

19 Kota Pariaman 750 360 450 300 132 118 250

Jumlah 73.810 60.823 66.926 47.463 15.054 14.032 29.086

Dari data tersebut S/C yang dicapai 1,51 dan CR = 70,16 %. Pendapatan yang diperoleh petani dari anak yang dihasilkan dari 29.086 ekod pedet dapat diestimasikan sebesar Rp.417.716.450,- (empat ratus tujuh belas juta tujuh ratus enam belas ribu empat ratus lima puluh rupiah).


(4)

2. Melalui Intensifikasi Kawin Alam.

Ternak kerbau untuk tahun 2006 hampir seluruh lokasi mengawinkan ternak melalui Kawin Alam.

Untuk Ternak Sapi pada daerah yang tidak terlayani oleh petugas Inseminasi Buatan diwilayah tertentu dimana akseptornya kurang dari 250 ekor dianjurkan menggunakan pola ini. Ini juga merupakan salah satu program Dirjen Peternakan Pada tahun 2001 lalu melalui dana Bagian Proyek Pemberdayaan Petani Agribisnis di Pedesaan Sumatera Barat TA. Anggaran 2001 telah dianggarkan untuk percontohan di Kabupaten Pasaman sebanyak 2 kelompok yaitu di Kelompok Lungguk Batu,

Koto Kaciak Kecamatan Bonjol dan Kelompok Sepakat, Tonang Raya, Kecamatan dua Koto masing-masing 10 ekor sapi jantan. Di kedua kelompok ini khusus mengelola sapi jantan hasil seleksi untuk digunakan sebagai ternak pemacek dengan pola yang disepakati bersama guna meningkatkan produktivitas ternak yang dihasilkan. Lokasi pembinaan Pasaman, Kab. Sawahlunto Sijunjung dan Pesisir Selatan.

3. Penambahan jumlah akseptor

- Melalui BPLM pada program Peningkatan Ketahanan Pangan yang populer dengan Program Aksi Perbibitan. Penguatan Modal Usaha Kelompok merupakan Kegiatan untuk memacu pengembangan perbibitan ternak di daerah.

Melalui kriteria yang ditetapkan, Sumatera Barat yang mendapat 2 paket masing-masing paket sebesar 1 Milyard yang ditempatkan:

a. Kabupaten Agam sebanyak 66 ekor, di Kelompok Saiyo Sakato, Kecamatan Ampek Angkek, dengan kondisi ternak yang diharapkan bunting..

b. Kota Payakumbuh sebanyak 64 ekor, di kelompok Tegar mandiri, Kecamatan Payakumbuh Barat dengan kondisi ternak bunting.

Diharapkan ternak yang disebarkan berkembang dan nantinya merupakan pusat pembibitan ternak rakyat.


(5)

- Penyebaran Ternak Brahman Cross dengan Dana APBN Konsentrasi ke Kab. Pesisir Selatan sebanyak 96 ekor di 4 kelompok.

- Penyebaran Kerbau melalui dana APBN Konsentrasi ke Kabupaten Sawahlunto Sijunjung sebanyak 34 ekor.

- Penyebaran Sapi Perah dalam rangak Intensifikasi Sapi Perah di Kab. Tanah Datar 1 kelompok (APBN Konsentrasi) jumlah ternak sesuai kesepakatan anggota.

- Penjaringan sapi Betina Produktif di 2 lokasi (APBN Konsentrasi) yaitu Kabupaten Solok Selatan dan Kota Padang dengan penyediaan dana talangan masing-maing lokasi sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).

4. Introduksi Inseminasi Buatan Daerah Baru dengan Pola GSB

Guna meningkatkan produktifitas ternak sapi pada daerah yang tidak terjangkau IB, dilaksanakan Sinkronisasi birahi sehingga peternak dapat terlayani, jumlah ternak yang mendapatkan pelayanan dapat terkontrol, dan petugas dapat melaksanakan kegiatan berpindah ke tempat lainnya .

Kegiatan ini sangat efektif dalam memasyarakatkan IB di daerah pengenalan (Introduksi) guna menambah akseptor dan sebagai pilot projek bagi kita dalam melaksanakan kampanye tentang keberhasilan IB kepada pemula menggunakan pola Gerbang Serba Bisa melalui dana APBD Propinsi dengan kegiatan:

(a). Seleksi calon peserta dengan melaksankanan PKB;

(b). Penyuntikan hormon guna penyerentakan birahi kepada ternak yang terpilih.

(c). Monitor ternak yang minta di IB, selama 2 x masa birahi petugas standby di lokasi

Tempat Pelaksanaan : Kecamatan Kinali, ( Desa Sido Mulyo, Wonosari,) Waktu pelaksanaan : Juli s.d November. 2006.

Pelaksanaan Introduksi Ib ini sebanyak 100 akseptor, sampai akhir Desember 2006 peternak yang melaporkan ternak yang minta kawin sebanyak 8 ekor.


(6)

5. Operasioanal Pelaksanaan Embryo Transfer di Lokasi Ternak Rakyat.

Penerapan bioteknologi ternak khususnya Transfer Embrio sangat efisien dalam memproduksi bangsa sapi unggul (murni) karena secara nyata dapat membentuk bibit dasar lebih cepat.

Melalui dana APBD 2006 TE dilaksanakan secara koordinasi antara Tim Propinsi, BET, Kabupaten/Kota serta petugas IB di lapangan yaitu di 5 Kab / Kota

dilaksanakan 2 (dua) tahapan yaitu Juni 2006 Agam.

di 3 Lokasi yaitu Kab. 50 Kota; Payakumbuh dan Agustus 2006 Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan kegiatan di 5 Kabupaten, yaitu Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Agam, Tanah Datar dan Padang Panjang. Ini dilaksanakan oleh :

1. Petugas lapangan mencek kondisi sapi yang akan dijadikan calon recipient. 2. Petugas Kabupaten/kota melaksanakan pemeriksaan CL pada saat ternak

tersebut birahi dengan mempertimbangkan kondisi Tubuh Ternak.

3. Jika CL berkembang baik di kiri maupun kanan maka siap menjadi calon resipient

Ternak yang berhasil di TE dan kondisi saat ini dapat diuraikan sbb:

Dari 26 ekor sapi yang di TE di 5 Kabupaten/Kota ternyata 11 ekor dari ternak tersebut setelah di periksa sebanyak 11 ekor yang bunting dengan rincian :

- Kabupaten 50 Kota sebanyak 4 ekor; - Kota Payakumbuh sebanyak 3 ekor; - Kabupaten Agam sebanyak 3 ekor - Kab. Tanah Datar sebanyak 1 ekor. 6. Pembinaan Kelompok

Guna meningkatkan Poduktivitas ternak sapi Potong dan Perah telah dilaksanakan bimbingan, pembinaan dan pemantauan dengan kegiatan :

- Monev Sapi Potong dan perah di 19 Kabupaten/Kota.

Manfaat: memberikan motivasi kepada peternak dalam melaksanakan usahanya serta melihat sejauhmana penerapan Beternak yang Baik (Good Farming


(7)

Practice), pemberian pakan yang baik (Good feeding Practice) dan Breeding Practice:

- Pembinaan Budidaya Ternak Kawasan Integrasi Ternak

Pada kawsan ini Peternakan merupakan kegiatan sampingan petani disamping kegiatan pokok lainnya seperti halnya Pertanian, Perkebunan.

Di kawasan yang komoditi pertanian padi, dan jagung yang hasil sampingnya dapat digunakan sebagai pakan ternak disamping kotoran juga digunakan sebagai pakan ternak. Begitu juga dengan perkebunan seperti halnya coklat, sawit dan karet. Diperkebunan tersebut pakan ternak bisa berasal dari Hijauan Antar Tanaman (HAT) dapat berupa daun kacang2an penutup tanah (Cropping crop) maupun rumput alam. Jika pakan hanya berasal dari HAT dianjurkan maksimal pemeliharaan 3 ekor/HA. Untuk pemberian pakan yang berasal dari Perkebunan kelapa Sawit dapat ditambah dengan pelepah dan tandan kosong serta lumpr sawit. Sedangkan dari perkebunan coklat daging buah coklat yang diberi perlakuan dapat menjadi pakan ternak. Untuk itu perlu pembinaan agar hasil tersebut dapat dimanfaatkan.

Untuk tahun 2006 ini pembinaan diarahkan ke Kab. Dharmasraya, Sawahlunto Sijunjung, Pasaman Barat, 50 Kota dan Pesisir Selatan.

- Pembinaan VBC Di Kabupaten/Kota

Pembinaan dilaksanakan di 7 kabupaten (Agam; 50 Kota, Tanah Datar, Pdg Pariaman, Sawahlunto, Dharmasraya dan Pessel).

Kegiatan ini diwujudkan mensupport peternak menciptakan pusat-pusat pembibitan ternak rakyat.

7. Peningkatan SDM Petugas dan Peternak

Untuk peningkatan SDM petugas dan Peternak ada beberapa pelatihan yang diikuti petugas dan diseminasi teknologi yang di sampaikan kepada peternak antara lain:

a. Disseminasi Teknologi Sapi Perah.

Kegiatan ini dilaksanakan berjenjang dimana tahap awal Petugas dan peternak sebagai peternak andalan (Key Farmer) dilatih di Pusat Pelatihan Sapi Perah


(8)

yang bekerja sama dengan JICA di Cikole sebanyak 11 orang yang terdiri dari 5 orang Petugas (2 Propinsi; 1 Kota Padang Panjang, 1 Kota Padang, 2 dari Kab. Tanah Datar) dan 3 orang Peternak.

Untuk pendalaman ilmu petugas yang telah melaksanakan TOT memberikan ilmunya tersebut kepada peternak yang dilaksanakan di BBI Ekor Lubuk melalui Dana APBD I dan bantuan dari JICA melaksanakan Demo Training di Target Area secara bertahap sebanyak 3 tahap untuk 25 orang dengan materi yang dapat dirinci sebagai berikut:

1). Disseminasi Manajemen Kesehatan Reproduksi.

2). Disseminasi Pemberian Pakan dan Tatalaksana Sapi Perah. 3). Disseminasi Manajemen Pemerahan.

b. Pelatihan Recording Di Bib Lembang.

Recording merupakan suatu kegiatan yang harus dilaksanakan secara kontinue guna menghasilkan ternak yang berkualitas untuk dijadikan bibit maupun disebarkan kepeternak. Recording ini juga dapat digunakan untuk melacak kejadian dimasa lalu akibat pemberian pakan, obat2an maupun zat additif dan suplement.

Kegiatan yang dilaksanakan antara lain; Pembahasan tentang seluk-beluk recording ternak sapi Potong dan Sapi Perah, Program SISI dan SISPO serta Aplikasi dilapangan berupa magang di GKSI dan Kelompok. Untuk kegiatan ini telah dikirim 2 orang Petugas Propinsi.

c. Pelatihan Pengawas Mutu bibit.

Pelatihan Pengawas Mutu Bibit diikuti oleh 4 orang petugas Propinsi yang bertugas dalam mengawasi mutu FS yang beredar di Sumbar; Kegiatan yang dilaksanakan difokuskan kepada pengawasan Semen Beku diselenggarakan di BIB Lembang.

d. Pelatihan Budidaya Sapi Potong

Dalam Rangka transfer teknologi ke masyarakat petugas perlu dibekali pelatihan teknis untuk menimba ilmu dan menambah wawasan tentang Budidaya Sapi Potong. Melalui dana APBN 2006 Dinas Peternakan Propinsi


(9)

mengirim 2 orang peserta dari Sub Dinas Budidaya ke BLP Cinagara, Bogor yang dilaksanakan di Padang melalui dana APBN.

e. Pelatihan manajemen sapi potong ; Perah dan Ayam buras untuk Penyuluh Pelatihan Manajement Sapi potong Sapi Perah dan Ayam buras untuk penyuluh ini merupakan refreshing bagi penyuluh untuk mengaktifkan kembali ingatan mereka ke seluk-beluk peternakan guna membimbing peternak melaksanakan pengelolaan/manage ternak sapi yang di punyai. Untuk itu secara bertahap, masing-masing 19 Anggota.

f. Workshop Budidaya Ternak Kambing

Workshop Budidaya Ternak Kambing suatu kegiatan yang menghadirkan pakar dan praktisi dalam rangka mencari solusi dalam pelaksanaan budidaya ternak kambing. Kegiatan ini diadiri oleh penyuluh dalam rangka menambah wawasan. Untuk itu secara bertahap, dan pada tahap ini baru bisa terlaksana sebanyak 19 org.

Diharapkan dapat mentransfer ilmu kepada petugas dan peternak lainnya 8. Penyusunan Petunjuk/Model untuk disebar luaskan keKabupaten/Kota

Pada tahun 2006 ini telah disusun 4 buah petunjuk teknis sebagai pedoman aparat maupun petugas di lapangan.

Adapun buku yang telah disusun tahun anggaran 2006 dapat dirinci sbb: - Buku Perbibitan Model VBC untuk Kawasan Sapi Potong

- Pedoman Dan Pola Sistem Budidaya Sapi Potong - Pedoman Dan Pola Sistem Budidaya Ternak Ayam. - Pedoman Pelaksanaan IB

B. Seksi Alat dan Mesin Peternakan (Alsinak)

Alsin (Alat dan Mesin) Khususnya untuk Peternakan dapat diartikan sebagai kegiatan Sarana Produksi Peternakan baik langsung maupun tidak langsung dalam proses peningkatan Produksi, untuk mempercepat operasionalisasi mengurangi keterlambatan


(10)

kerja serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha. Selama ini penanganan alat dan mesin khususnya peternakan sangat lambat, tuntutan baik dari segi jumlah, mutu maupun standar belum terpenuhi sebagaimana mestinya.

Bagi usaha peternakan di Sumatera Barat alat dan mesin ini perlu dikembangkan untuk mengangkat peternakan rakyat menjadi usaha yang mampu memberi kesejahteraan bagi peternak. Diketahui bahwa alat dan mesin ini sifatnya Indivisible, sehingga ada kalanya kurang cocok untuk perorangan karena kurang dapat memenuhi skala ekonomi, akan tetapi dapat dimanfaatkan melalui kelompok. Dengan ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh para peternak masih dapat ditingkatkan melalui Infroduksi alat dan mesin. Artinya nilai tambah dan produksifitasnya masih dapat ditingkatkan dengan sendirinya akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak pengguna alat dan mesin. Kesediaan pihak swasta ikut serta dalam pengembangan alat dan mesin peternakan perlu disambut dengan baik mengingat keterlibatan mereka baik produsen maupun konsumen sebagai pengguna alat dan mesin pada usahanya akan menentukan jenis alat atau mesin yangt akan dikembangkan.

Kegiatan Alat Dan Mesin Tahun 2006.

a. Melakukan Inventarisasi dan Identifikasi alat dan mesin peternakan yang ada di Kabupaten/Kota di Sumatera Barat serta melakukan pembinaan.

Hasil kegiatan tersebut alat dan mesin peternakan yang telah terdata a.l. 1. Sapi Potong

 Chopper bagi kelompok ternak yang sudah ber skala ekonomi.

 Timbangan ternak dan pita ukur yang ada di pasar ternak maupun di kelompok ternak

 Peralatan IB.

 Pembinaan RPH

2. Ayam Buras

Dengan adanya bantuan RRMC pada 5 Kab/Kota maka dibuat pabrik pakan mini yang dilengkap setiap unit dengan :


(11)

 Mesin pencampur (mixer)

 Mesin Pengering (dryer)

 Genset

 Mesin tetas

 Mesin pemotong Ayam (peralatan TPA) 3. Ayam Ras.

Khusus peternakan ayam ras di Sumatera Barat pemakaian alat dan mesin sudah cukup maju sesuai dengan kebutuhan dari usaha itu sendiri. Dinas hanya berfungsi membina dalam hal spesifikasi dan standarisasi yang sesuai dengan kemajuan dan kebutuhan setempat.

b. Workshop Pengelola Bengkel Alat dan Mesin Peternakan

Dalam rangka memacu penggunaan alsinnak peternakan, kami juga melaksanakan pembinaan kepada Bengkel yang memproduksi alsinnak tersebut. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah workshop pengelola bengkel yang diadakan tanggal 27 Desember 2006 di hotel Bundo Kandung, Payakumbuh. Jumlah peserta yang di minta 10 orang yang terdiri 5 Kabupaten/Kota dimana masing-masing membawa tehnisi bengkel dan petugas Kabupaten yang membidangi Alsinnak guna mensinergikan kegiatan ini.

Kegiaatan ini dimaksud untuk mensosialisasikan standart peralatan dan mesin yang baku untuk peternakan, dan beberapa peralatan lain yang akan disosialisasikan sehingga bengkel-bengkel yang ada dapat memproduksi, dinas dan Perguruan tinggi dapat memberikan prototipe standart, dan Dinas Peternakan sebagai fasilitator menjembatani kepada kelompok tani dalam bidang pemasaran.

C. Seksi Pakan Ternak

Kegiatan yang telah dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2006 antara lain : 1. Pelatihan Petugas di bidang Pakan Ternak.

Untuk menambah wawasan aparatur yang mengurusi bidang pakan di Dinas Peternakan se Sumatera Barat Pakan tentang Perkembangan Pengetahuan Pakan Ternak terutama mengenai Pembuatan ransum komplit. Pada kegiatan ini juga peserta dibimbing sebagai formulator pakan nantinya di daerah dengan


(12)

menggunakan bahan baku lokal, dengan jumlah peserta 20 orang dari 19 Kab/Kota dan UPTD.

Nara sumber yang hadir pada acara pelatihan ini 2 orang dari perguruan tinggi yaitu Prof.Dr.Ir. Lili Warli,M.Agr, Dosen Fakultas Peternakan Unand, yang memaparkan tentang Potensi Bahan Baku Lokal (Sumbar) dan kandungan Nutrisinya yang akan digunakan untuk ternak Ruminansia dan Sistem komputerisasi Penyusunan Ransum Ternak oleh Dr. Ir.Nachrowi, M.Sc, Dosen pada Dept. Ilmu Nutrisi Makanan Ternak IPB.

Peserta yang telah dilatih diharapkan nantinya akan dapat membantu kelompok yang ada di daerah tersebut untuk menyusun ransum sesuai dengan kebutuhannya. 2. Melaksanakan Pembinaan Pakan Ternak ke Kabupaten/Kota .

Kegiatan yang dilaksanakan antara lain; Melihat potensi pakan hijauan dan konsentrat sebagai sumber bahan pakan lokal untuk dimanfaatkan secara optimal, serta secara sampling mengambil sampel pakan pabrikan maupun bahan baku pakan unggas untuk diuji kadar protein dan energi serta kandungan zat lainnya sesuai standart yang ditetapkan (SNI) dan dikirim ke lab. yang ditunjuk.

Untuk tahun 2006 telah dilakukan analisa sebanyak 15 sample makanan ternak yang diambil di Lapangan melalui dana APBN Sampel tersebut diambil dari beberapa Poultry Shop dan peternak, kemudian sampel ini dikirim untuk dianalisa di Labor Pengujian Mutu Pakan di Bekasi. Dari hasil analisa diperoleh bahwa untuk data ransum yang diaduk oleh peternak yaitu peternak telah sesuai standar yang ditetapkan.

Sementara untuk pakan yang dijual oleh Poultry Shop telah sesuai dengan standart yang ditetapkan /Persyaratan Teknis Minimal yang dikeluarkan oleh Dirjen Peternakan.

3. Studi Banding ke Bengkululu

Tujuan untuk menambah wawasan aparatur tentang Perkembangan Pengetahuan Pakan Ternak,terutama mengenai Sistim Integrasi Pemeliharaan Ternak Sapi dengan kebun kelapa sawit yang telah lama dilaksanakan di Bengkulu oleh


(13)

Perusahaan Perkebunan Sawit PT. Agricinal . Mereka telah mengaplikasikan metoda beternak sapi yang diintegrasikan dengan perkebunan kelapa sawit. Diharapkan dari kunjungan ini petugas punya wawasan baru mengenai pengembangan pengetahuan tentang alternatif sumber bahan pakan ternak dalam hal ini pemanfaatan Limbah Sawit (daun, pelepah) untuk bahan Pakan sapi. Selanjutnya diharapkan juga penyuluh yang ikut dalam kegiatan ini dapat mensosialisasikan dan menerapkan pengetahuan ini di lokasi masing-masing.

D. Seksi Teknologi Peternakan

Berdasarkan Perda Pemerintah Propinsi Sumatera Barat No. 5 Tahun 2001 Seksi Teknologi Peternakan yang berada dan bertanggung jawab kepada Sub Dinas Budidaya Dinas Peternakan dan berdasarkan SK. Gubernur Sumatera Barat No. 49 Tahun 20001 melaksanakan tugas menyiapkan bahan kebijaksanaan teknis pengkajian dan pengembangan teknologi peternakan dengan uraian tugas sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data dan bahan tentang pengkajian dan pengembangan teknologi

b. Menyiapkan bahan tentang kebijakan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peternakan

c. Menyiapkan pedoman kebijakan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peternakan

d. Membuat rencana dan program kerja seksi teknologi

e. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan f. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan pengembangan serta pendayagunaan

teknologi

g. Melaksanakan pengetikan persuratan seksi teknologi

h. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan seksi teknologi i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Dalam mengaplikasikan kegiatan-kegiatan diatas Seksi Teknologi dalam tahun 2004 melakukan kegiatan berupa pembinaan-pembinaan teknologi baru dibidang peternakan yang berkoordinasi dengan seksi-seksi di Subdin Budidaya serta evaluasi dan


(14)

monitoring kegiatan pengaplikasikan teknologi di Dinas - Dinas yang menangani peternakan di Kabupaten dan Kota.

Untuk mengaplikasikan dari tugas-tugas diatas maka seksi teknologi dalam tahun 2006 telah melakukan kegiatan-kegiatan antara lain :

1. Melaksanakan kegiatan Workshop aplikasi Teknologi Tepat Guna dibidang Petermakan .

2. Desiminasi Rekayasa Teknologi (probiotik) di Bidang Peternakan. 3. Monitoring dan Evaluasi Teknologi Tepat Guna dibidang Peternakan

Ad.1 Workshop aplikasi Teknologi Tepat Guna dibidang Petermakan

Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyebar luaskan hasil – hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh Badan-badan penelitian guna meningkatkan produktivitas uasaha peternakan dan pada tahun 2006 dilaksanakan dengan materi Teknologi Pemanfaatan Limbah Pertaninan Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia.

Pada kegiatan ini beberapa alternatif bahan baku pakan yang di sampaikan oleh 2 peneliti dari Perguruan Tinggi yaitu Bp. Dr. Ir. Syahro Ali Akbar, Dosen Kopertis Wilayah Padang dpk. Fakultas Pertanian UMMY Solok dan Ir. Elihasridas, M.Si., Dosen Fakultas Peternakan Univ Andalas, yang dihadiri oleh 50 Peserta Petugas dan Penyuluh se Kab/Kota serta Staf Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

Materi yang dikupas disini adalah pemanfaatan Limbah Hasil Pertanian dan Agro Industri lainnya yang dapat mensubstitusi Hijauan maupun pakan padat (Konsentrat)diantaranya:

1. Jerami padi

Jerami padi yang segar/sebelum diolah kandungan gizi rendah dari rumput gajah (PK 2,54 %, Lemak kasar 0,55 %, SK 41,49 %; BETN 37,19 % dan abu 18,23 %; rumput gajah PK 10,01 %, Lemak kasar 2,06 %, SK 32,59 %; BETN 40,20 % dan abu 15,14 %) dengan penambahan 4 % urea dan 15 % kotoran ayam dengan proses pemeraman selama 5 hari meningkatkan kadar


(15)

penelitan dapat meningkatkan Berat Badan s/d 1,24 kg/hari. Tetapi jerami segar dapat juga mensubstitusi 1/3 dari pemberian rumput gajah dan tidak memberikan efek samping.

2. Pucuk Tebu

Pucuk tebu yang komposisi Nutrient hampir sama dengan rumput lapangan yaitu BK 39,45 %, PK 5,33 %, Lemak kasar 0,90 %, SK 35,48 %; BETN 48,60 %. Hasil penelitian bahwa penggunaan pucuk tebu sebagai sumber hijauan tidak memberi perbedaan terhadap efisiensi penggunaan pakan ternak dan pertambahan bobot badan sapi Bali.

3. Limbah Nenas (daun dan kulit)

Di daerah Perkebunan Nenas, Limbah nenas berupa daun dan kulit nenas sangat potensial karena sumber energi dan cukup baik digunakan untuk penggemukkan Ini telah dilaksanakan di Lampung dimana pemberian secara adlibitum dan penambahan konsentrat. Nilai gizi dari kulit nenas PK 5,3 – 6,9 %; Lemak kasar 0,5 – 0,9 %; SK 10,7 – 17,8 %.

4. Limbah Tanaman Jagung

Limbah tanaman jagung berupa daun dan kelobot sera jerami jagung. Dapat digunakan sebagai pengganti hijauan dan telah digunakan di beberapa tempat. Bahkan di Amerika dan Jepang menggunakan selase jerami jagung untuk pakan sapi perah.

Hasil penelitian Elihasridas (2003) tanpa perlakuan tongkol jagung, bila di campur dengan rumput dapat pengganti rumput dengan menambahkan 40 % tongkol dan 60 % rumput. Jika diamoniasi penggunaan dapat meningkat menjadi 70 %.

4. Limbah Sawit

Limbah industri pertanian dari Pohon sawit yang cukup besar dan belum termanfaatkan yaitu Tandan kosong sawit serta serat sawit (limbah ampas yang dipisahkan dari brondolan setelah dipisahkan dari pengutipan minyak dan biji). Walaupun tergolong pakan serat yang yang bermutu rendah (kandungan Lignosellulosa tinggi dan palatabilitas rendah).


(16)

Melalui biofermentasi (penggunaan kapang) Tandan Kosong sawit dapat menggantikan 15 % rumput lapangan (Jamarun, dkk 2001), dan serat sawit hasil dari kulit buah sawit yang telah di fermentasi dapat menggantikan rumput lapangan sebanyak 30 % ( Agustin dkk 1991).

Hasil yang diharapkan dari Kegiatan ini adalah sebagai berikut :

a. Aparatur dapat mengenalkan bahwa ada beberapa laternatif yang dapat digunakan untuk substitusi hijauan maupun konsentrat sebagai pakan ternak.

a. Meningkatkan pengetahuan Petugas Peternakan dibidang teknologi dalam pengolahan limbah pertanian dan agro industri.

b. Menjalin kerja sama yang serasi serta berkesenambungan antara peneliti .

Ad.2. Desiminasi Rekayasa Teknologi (Probiotik) di bidang Peternakan.

Kegiatan Rekayasa Teknologi Probiotik ini dilaksanakan dengan memanfaaatkan limbah isi rumen di rumah potong hewan sebagai pakan ternak dan pupuk organik.

Salah satu cara pengolahan limbah ternak yang dapat digunakan adalah mengelolanya menjadi bahan bakar gas berupa gas bio. Disamping gas bio yang dihasilkan endapannya juga dapat digunakan sebagai pupuk organik. Salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan adalah limbah Rumah Potong Hewan yang selama ini belum digunakan. Kegiatan ini dipandu oleh Bapak Suhut Simamora dan Sri Wahyuni dari Bagian Teknologi Hasil Ternak Dept. Ilmu Produksi Ternak Fapet, IPB yang dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 19 Desember 2006 di Padang.

Hasil yang diharapkan dari Kegiatan ini adalah sebanyak 30 orang Aparatur Peternakan dapat :

a. Menambah dan mempercepat alih Teknologi Tepat Guna dibidang Teknologi Probiotik.

b. Meningkatkan pengetahuan Petugas Peternakan dibidang Teknologi Probiotik .


(17)

Dampak kegiatan ini adalah Terciptanya nilai tambah dari Lmbah Isi Rumen RPH sebagai penghasil gas bio dan pupuk organik .

Ad.3 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Teknologi dibidang peternakan ini dilakukan dengan jalan peninjauan ke Kabupaten dan Kota untuk mengetahui teknologi teknologi peternakan yang dipergunakan oleh peternakan di lapangan serta memberikan arahan kepada peternak dan aparatur peternakan tentang teknologi – teknologi baru dibidang peternakan.


(1)

menggunakan bahan baku lokal, dengan jumlah peserta 20 orang dari 19 Kab/Kota dan UPTD.

Nara sumber yang hadir pada acara pelatihan ini 2 orang dari perguruan tinggi yaitu Prof.Dr.Ir. Lili Warli,M.Agr, Dosen Fakultas Peternakan Unand, yang memaparkan tentang Potensi Bahan Baku Lokal (Sumbar) dan kandungan Nutrisinya yang akan digunakan untuk ternak Ruminansia dan Sistem komputerisasi Penyusunan Ransum Ternak oleh Dr. Ir.Nachrowi, M.Sc, Dosen pada Dept. Ilmu Nutrisi Makanan Ternak IPB.

Peserta yang telah dilatih diharapkan nantinya akan dapat membantu kelompok yang ada di daerah tersebut untuk menyusun ransum sesuai dengan kebutuhannya. 2. Melaksanakan Pembinaan Pakan Ternak ke Kabupaten/Kota .

Kegiatan yang dilaksanakan antara lain; Melihat potensi pakan hijauan dan konsentrat sebagai sumber bahan pakan lokal untuk dimanfaatkan secara optimal, serta secara sampling mengambil sampel pakan pabrikan maupun bahan baku pakan unggas untuk diuji kadar protein dan energi serta kandungan zat lainnya sesuai standart yang ditetapkan (SNI) dan dikirim ke lab. yang ditunjuk.

Untuk tahun 2006 telah dilakukan analisa sebanyak 15 sample makanan ternak yang diambil di Lapangan melalui dana APBN Sampel tersebut diambil dari beberapa Poultry Shop dan peternak, kemudian sampel ini dikirim untuk dianalisa di Labor Pengujian Mutu Pakan di Bekasi. Dari hasil analisa diperoleh bahwa untuk data ransum yang diaduk oleh peternak yaitu peternak telah sesuai standar yang ditetapkan.

Sementara untuk pakan yang dijual oleh Poultry Shop telah sesuai dengan standart yang ditetapkan /Persyaratan Teknis Minimal yang dikeluarkan oleh Dirjen Peternakan.

3. Studi Banding ke Bengkululu

Tujuan untuk menambah wawasan aparatur tentang Perkembangan Pengetahuan Pakan Ternak,terutama mengenai Sistim Integrasi Pemeliharaan Ternak Sapi


(2)

Perusahaan Perkebunan Sawit PT. Agricinal . Mereka telah mengaplikasikan metoda beternak sapi yang diintegrasikan dengan perkebunan kelapa sawit. Diharapkan dari kunjungan ini petugas punya wawasan baru mengenai pengembangan pengetahuan tentang alternatif sumber bahan pakan ternak dalam hal ini pemanfaatan Limbah Sawit (daun, pelepah) untuk bahan Pakan sapi. Selanjutnya diharapkan juga penyuluh yang ikut dalam kegiatan ini dapat mensosialisasikan dan menerapkan pengetahuan ini di lokasi masing-masing.

D. Seksi Teknologi Peternakan

Berdasarkan Perda Pemerintah Propinsi Sumatera Barat No. 5 Tahun 2001 Seksi Teknologi Peternakan yang berada dan bertanggung jawab kepada Sub Dinas Budidaya Dinas Peternakan dan berdasarkan SK. Gubernur Sumatera Barat No. 49 Tahun 20001 melaksanakan tugas menyiapkan bahan kebijaksanaan teknis pengkajian dan pengembangan teknologi peternakan dengan uraian tugas sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data dan bahan tentang pengkajian dan pengembangan teknologi

b. Menyiapkan bahan tentang kebijakan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peternakan

c. Menyiapkan pedoman kebijakan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peternakan

d. Membuat rencana dan program kerja seksi teknologi

e. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan f. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan pengembangan serta pendayagunaan

teknologi

g. Melaksanakan pengetikan persuratan seksi teknologi

h. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan seksi teknologi i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Dalam mengaplikasikan kegiatan-kegiatan diatas Seksi Teknologi dalam tahun 2004 melakukan kegiatan berupa pembinaan-pembinaan teknologi baru dibidang peternakan yang berkoordinasi dengan seksi-seksi di Subdin Budidaya serta evaluasi dan


(3)

monitoring kegiatan pengaplikasikan teknologi di Dinas - Dinas yang menangani peternakan di Kabupaten dan Kota.

Untuk mengaplikasikan dari tugas-tugas diatas maka seksi teknologi dalam tahun 2006 telah melakukan kegiatan-kegiatan antara lain :

1. Melaksanakan kegiatan Workshop aplikasi Teknologi Tepat Guna dibidang Petermakan .

2. Desiminasi Rekayasa Teknologi (probiotik) di Bidang Peternakan. 3. Monitoring dan Evaluasi Teknologi Tepat Guna dibidang Peternakan

Ad.1 Workshop aplikasi Teknologi Tepat Guna dibidang Petermakan

Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyebar luaskan hasil – hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh Badan-badan penelitian guna meningkatkan produktivitas uasaha peternakan dan pada tahun 2006 dilaksanakan dengan materi Teknologi Pemanfaatan Limbah Pertaninan Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia.

Pada kegiatan ini beberapa alternatif bahan baku pakan yang di sampaikan oleh 2 peneliti dari Perguruan Tinggi yaitu Bp. Dr. Ir. Syahro Ali Akbar, Dosen Kopertis Wilayah Padang dpk. Fakultas Pertanian UMMY Solok dan Ir. Elihasridas, M.Si., Dosen Fakultas Peternakan Univ Andalas, yang dihadiri oleh 50 Peserta Petugas dan Penyuluh se Kab/Kota serta Staf Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

Materi yang dikupas disini adalah pemanfaatan Limbah Hasil Pertanian dan Agro Industri lainnya yang dapat mensubstitusi Hijauan maupun pakan padat (Konsentrat)diantaranya:

1. Jerami padi

Jerami padi yang segar/sebelum diolah kandungan gizi rendah dari rumput gajah (PK 2,54 %, Lemak kasar 0,55 %, SK 41,49 %; BETN 37,19 % dan abu 18,23 %; rumput gajah PK 10,01 %, Lemak kasar 2,06 %, SK 32,59 %; BETN 40,20 % dan abu 15,14 %) dengan penambahan 4 % urea dan 15 % kotoran ayam dengan proses pemeraman selama 5 hari meningkatkan kadar


(4)

penelitan dapat meningkatkan Berat Badan s/d 1,24 kg/hari. Tetapi jerami segar dapat juga mensubstitusi 1/3 dari pemberian rumput gajah dan tidak memberikan efek samping.

2. Pucuk Tebu

Pucuk tebu yang komposisi Nutrient hampir sama dengan rumput lapangan yaitu BK 39,45 %, PK 5,33 %, Lemak kasar 0,90 %, SK 35,48 %; BETN 48,60 %. Hasil penelitian bahwa penggunaan pucuk tebu sebagai sumber hijauan tidak memberi perbedaan terhadap efisiensi penggunaan pakan ternak dan pertambahan bobot badan sapi Bali.

3. Limbah Nenas (daun dan kulit)

Di daerah Perkebunan Nenas, Limbah nenas berupa daun dan kulit nenas sangat potensial karena sumber energi dan cukup baik digunakan untuk penggemukkan Ini telah dilaksanakan di Lampung dimana pemberian secara adlibitum dan penambahan konsentrat. Nilai gizi dari kulit nenas PK 5,3 – 6,9 %; Lemak kasar 0,5 – 0,9 %; SK 10,7 – 17,8 %.

4. Limbah Tanaman Jagung

Limbah tanaman jagung berupa daun dan kelobot sera jerami jagung. Dapat digunakan sebagai pengganti hijauan dan telah digunakan di beberapa tempat. Bahkan di Amerika dan Jepang menggunakan selase jerami jagung untuk pakan sapi perah.

Hasil penelitian Elihasridas (2003) tanpa perlakuan tongkol jagung, bila di campur dengan rumput dapat pengganti rumput dengan menambahkan 40 % tongkol dan 60 % rumput. Jika diamoniasi penggunaan dapat meningkat menjadi 70 %.

4. Limbah Sawit

Limbah industri pertanian dari Pohon sawit yang cukup besar dan belum termanfaatkan yaitu Tandan kosong sawit serta serat sawit (limbah ampas yang dipisahkan dari brondolan setelah dipisahkan dari pengutipan minyak dan biji). Walaupun tergolong pakan serat yang yang bermutu rendah (kandungan Lignosellulosa tinggi dan palatabilitas rendah).


(5)

Melalui biofermentasi (penggunaan kapang) Tandan Kosong sawit dapat menggantikan 15 % rumput lapangan (Jamarun, dkk 2001), dan serat sawit hasil dari kulit buah sawit yang telah di fermentasi dapat menggantikan rumput lapangan sebanyak 30 % ( Agustin dkk 1991).

Hasil yang diharapkan dari Kegiatan ini adalah sebagai berikut :

a. Aparatur dapat mengenalkan bahwa ada beberapa laternatif yang dapat digunakan untuk substitusi hijauan maupun konsentrat sebagai pakan ternak.

a. Meningkatkan pengetahuan Petugas Peternakan dibidang teknologi dalam pengolahan limbah pertanian dan agro industri.

b. Menjalin kerja sama yang serasi serta berkesenambungan antara peneliti .

Ad.2. Desiminasi Rekayasa Teknologi (Probiotik) di bidang Peternakan.

Kegiatan Rekayasa Teknologi Probiotik ini dilaksanakan dengan memanfaaatkan limbah isi rumen di rumah potong hewan sebagai pakan ternak dan pupuk organik.

Salah satu cara pengolahan limbah ternak yang dapat digunakan adalah mengelolanya menjadi bahan bakar gas berupa gas bio. Disamping gas bio yang dihasilkan endapannya juga dapat digunakan sebagai pupuk organik. Salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan adalah limbah Rumah Potong Hewan yang selama ini belum digunakan. Kegiatan ini dipandu oleh Bapak Suhut Simamora dan Sri Wahyuni dari Bagian Teknologi Hasil Ternak Dept. Ilmu Produksi Ternak Fapet, IPB yang dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 19 Desember 2006 di Padang.

Hasil yang diharapkan dari Kegiatan ini adalah sebanyak 30 orang Aparatur Peternakan dapat :

a. Menambah dan mempercepat alih Teknologi Tepat Guna dibidang

Teknologi Probiotik.

b. Meningkatkan pengetahuan Petugas Peternakan dibidang Teknologi Probiotik .


(6)

Dampak kegiatan ini adalah Terciptanya nilai tambah dari Lmbah Isi Rumen RPH sebagai penghasil gas bio dan pupuk organik .

Ad.3 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Teknologi dibidang peternakan ini dilakukan dengan jalan peninjauan ke Kabupaten dan Kota untuk mengetahui teknologi teknologi peternakan yang dipergunakan oleh peternakan di lapangan serta memberikan arahan kepada peternak dan aparatur peternakan tentang teknologi – teknologi baru dibidang peternakan.