ANGINA PEKTORIS / ANGINA PECTORIS | Karya Tulis Ilmiah

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 17:26:13 2017 / +0000 GMT

ANGINA PEKTORIS / ANGINA PECTORIS
LINK DOWNLOAD [52.27 KB]
A. DEFINISI
Angina adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu iskemik miokard tanpa adanya infark. Angina pektoris tak stabil
adalah suatu spektrum dari sindrom iskemik miokard akut yang berada di antara angina pektoris stabil dan infak miokard akut.
1.
Angina pertama kali
Angina timbul pada saat aktivitas fisik, baru pertama kali terjadi pada penderita dalam kurun 1 bulan.
2.
Angina Progresif
Angina timbula saat aktivitas fisik yang berubah polanya dalam satu bulan terakhir yaitu menjadi lebih sering lebih berat dan lebih
lama.
3.
Angina waktu istirahat
Angina timbul tampa di dahului aktivitas fisik ataupun hal² yang meningkatkan kebutuhan O²
4.
Angina sesudah IMA
Angina yang timbul dalam periode dini satu bulan (Setelah IMA)

B. ETIOLOGI
Unstable angina pektoris adalah suatu sindroma klinik yang berbahaya, yang di mana merupakan pola angina pektoris yang bisa
berkembang menjadi infak miokard akut (IMA). Unstable angina pektoris biasanya di sebabkan oleh ruptur plak ateroma yang di
sebabkan oleh trombosit dan faktor koagulasi sehingga terbentuk trombus intralumial yang semioklusi.
C. EPIDEMIOLOGI
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa 21- 35% penderita APTS mengalami IMA, angka kematian rata-rata 5-8%pertahun
selama 10 tahun sedang sisanya 30-40% mengalami angina yang berat dan menetap dalam waktu 2-3 tahun. Pada tahun 1998
beberapa penelitian yang di lakukan di rumah sakit di negara-negara maju sebanyak 24,5% dari semua kematian yang di alami oleh
penderita penyakit jantung koroner.
D. FAKTOR RISIKO
Resiko merokok di mana seseorang yang merokok lebih dari satu bungkus perhari menjadi dua kali lebih rentan terkena penyakit
arterosklerotik koroner dari pada mereka yang tidak merokok, yang di duga adalah pengaruh nikotin terhadap pelepasan katekolamin
oleh sistem saraf otonom. Hipertensi juga berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah, peningkatan darah sistemik
meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri sehingga beban kerja jantung menjadi bertambah terutama
ventrikel kiri.
Penderita diabetes cenderung memiliki prevalensi dan keparahan aterosklerosis koroner yang lebih tinggi. Di mana diabetes melitus
menginduksi hiperkolesterolemia dan secara bermakna meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis, di mana diabetes
melitus juga berkaitan dengan proliferasi sel otot polos dan pembuluh darah arteri koroner. LINK : http://karyatulisilmiah.com/
E. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala dari angina adalah sakit di dada yang terjadi secara tiba-tiba biasanya terjadi setelah beraktifitas di mana nyeri

yang terjadi di bagian dada sepertih di cengkram menjalar kelengan atau bahu biasanya kelengan kiri atau bahu kiri yang dirasakan
seperti terbakar, sering di sertai dengan sesak nafas biasanya gejala ini timbul dalam waktu 5 menit namun terkadang ada juga yang
berlangsung sampai 30 menit.
F. PATOGENESIS
Angina pektoris adalah timbul karena iskemik akut yang tidak menetap akibat antara ketidak seimbangan antara kebutuhan dan
suplai oksigen miokard.
Beberapa keadaan yang menjadi penyebab.
1.
Faktor di luar jantung
Pada orang yang mendertita stenosis arteri koroner berat dengan cadangan aliran koroner yang begitu terbatas maka hipertensi
sistemik dan pemakaian obat²tan simpatomimetik dapat meningkatkan kebutuhan O².
2.
Sklerotik Arteri Koroner
Sebagian besar penderita ATS mempunyai gangguan cadangan aliran koroner yang menetap dan di akibatkan oleh plak sklerotik
yang lama atau tampa di sertai trombosis baru yang dapat memperberat penyempitan pembulu darah koroner.
3.
Agregasi Trombosit
Stenosis arteri koroner akan menimbulkan turbulensi dan stasis aliran darah sehingga mengakibatkan peningkatan agregasi trombosit

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com


| Page 1/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 17:26:14 2017 / +0000 GMT

yang akhirnya membentuk trombus dan keadaan ini akan mempermudah terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah.
4.
Perdarahan Plak Ateroma
Robeknya plak ateroma kedalam pembuluh lumen darah kemungkinan mendahului terbentuknya trombus yang nantinya
mengakibatakan penyempitan arteri koroner.
5.
Spasme Arteri Koroner
Peningkatan kebutuahn O² miokard dan berkurangnya aliran koroner karena spasme pembuluh darah disebutkan sebagai penyebab
ATS, Spasme dapat terjadi pada arteri koroner normal ataupun pada stenosis pembuluh darah koroner.
H. PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
Nyeri dada tipikal (angina) merupakan gejala cardinal pasien IMA. Sifat nyeri dada angina sebagai berikut :
1.
Lokasi : substernal, retrosternal, dan prekordial.

2.
Sifat nyeri : rasa sakit,seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.
3.
Penjalaran : biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang bawah, gigi, punggung/interskapula, perut, dan dapat juga ke
lengan kanan.
4.
Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat, atau obat nitrat.
5.
Faktor pencetus : latihan fisik, stres emosi, udara dingin, dan sesudah makan.
6. Gejala yang menyertai : mual, muntah, sulit bernapas, keringat dingin, cemas dan lemas.1, 4
Pemeriksaan Fisik
1.
Tampak cemas
2.
Tidak dapat istirahat (gelisah)
3.
Ekstremitas pucat disertai keringat dingin
4.
Takikardia dan/atau hipotensi
5.

Brakikardia dan/atau hipotensi
6.
S4 dan S3 gallop
7.
Penurunan intensitas bunyi jantung pertama
8.
Split paradoksikal bunyi jantung kedua. Dapat ditemukan
9.
Peningkatan suhu sampai 38ºC dalam minggu pertama. 1, 4
Elektrokardiogram
Gambaran khas yaitu timbulnya gelombang Q yang besar, elevasi segmen ST dan inversi gelombang T. Walaupun mekanisme pasti
dari perubahan EKG ini belum diketahui, diduga perubahan gelombang Q disebabkan oleh jaringan yang mati, kelainan segmen St
disebabkan oleh injuri otot dan kelainan gelombang T karena iskemia.1, 4
Laboratorium
1.
CKMB : meningkat setelah 3 jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak dalam 10-24 jam dan kembali normal dalam
2-4 hari.
2.
cTn : ada dua jenis, yaitu cTn T dan cTn I. Enzim ini meningkat setelah 2 jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak
dalam 10-24 jam dan cTn T masih dapat dideteksi setelah 5-14 hari, sedangkan cTn I setelah 5-10 hari.

3.
Mioglobin : dapat dideteksi satu jam setelah infark dan mencapai puncak dalam 4-8 jam.
4.
Ceratinin Kinase (CK) : meningkat setelah 3-8 jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak dalam 10-36 jam dan
kembali normal dalam 3-4 hari.
5.
Lactic dehydrogenase (LDH) : meningkat setelah 24-48 jam bila ada infark miokard, mencapai puncak 3-6 hari dan kembali
normal dalam 8-14 hari.1, 4
I.
PENATALAKSANAAN
A. Farmakologi
1.
Golongan nitrat
Nitrogliserin merupakan obat pilihan utama pada serangan angina akut, mekanisme venanya sebagai dilatasi vena perifer dan
pembuluh darah koroner, eveknya langsung terhadap relaksasi otot polos vaskular. Nitrogliserin juga dapat meningkatkan toleransi
exercise pada penderita angina sebelum terjadi hipoktesia miokard.
2.
Penyekat beta
Tujuan pemberian penyekat beta adalah memperbaiki keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen miokard, mengurangi nyeri,
mengurangi luasnya infark dan menurunkan risiko kejadian aritmia vebtrikel yang serius.1, 4


Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 17:26:14 2017 / +0000 GMT

3.
Ca- antagonis
Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi frekuensi serangan pada beberapa bentuk angina, cara kerjanya
memperbaiki spasme koroner dengan cara menghambat tonus vasometer.
B. Non Farmakologis
1.
Aktivitas : pasien harus istirahat dalam 12 jam pertama.
2.
Diet : pasien harus puasa atau hanya minum cair dengan mulut dalam 4-12 jam pertama. Diet mencakup lemak