EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH KEPALA SEKOLAH YANG TELAH MENGIKUTI PELATIHAN JABATAN CALON KEPALA SD YANG DILAKSANAKAN DINAS P DAN K DATI I DI PROPINSI RIAU.

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH KEPALA SEKOLAH

YANG TELAH MENGIKUTI PELATIHAN JABATAN CALON KEPALA SD
YANG DILAKSANAKAN DINAS P DAN K DATI I
Dl

PROPINSI

RIAU

T E S I S

Diajukan Kepada Panitia UJian Tesis

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung
Untuk memenuhi persyarat&n meriempuh ujian
"Magister Pendidikan" dalam bidang
Administrast Pendidikan

YUZAMR1


YAKUB

NIM 9032203

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
1992

Mengetahui dan menyetujui untuk "Ujian Tahap II'

Prof. Dr. Achmad Sanusi, SH, MPA
(Pembimbiixg I)

Prof. Di>Oteng Sutisna, M.Sc. Ed
(Penxhimbiixg II)

DAFTAR


ISI
halaman

KATA PENGANTAR

UNGKAPAN PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH

111

DAFTAR ISI

viii

DAFTAR TABEL

x

DAFTAR GAMBAR


xii

DAFTAR LAMPIRAN

BAB

xiii

I, PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. MASALAH

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tuj uan umum
2. Tujuan khusus

D. KEGUNAAN PENELITIAN

1. Kegunaan teoritis


.'.'.'."."." '." .' ".' .' *"." .' "
'''

'.'.'.'.'.'.'.'.'.'.'.'.'.

i
A

20

20
21

23

..'.'.'.'..'

23


.'.".'.'.'.'.' .' ".' "." .'

24

II, TINJAUAN PUSTAKA
A. Peranan SD dalam Pembangunan SumberDaya"

27

2. Kegunaan praktis

E. PARADIGMA PENELITIAN
BAB

1

Manusia

B. Fungsi dan peranan Kepala Sekolah'.'.".'.'.'.' .'


C. Efektivitas pengelolaan administrasi
sekolah

1. Administrasi personil

2. Administrasi kemuridan
.'
3. Administrasi keuangan
'
4. Adminsitrasi perlengkapan/barang .....
5. Administrasi program pengajaran
6. Ketatausahaan dan surat menyurat
D. Efektivitas pengelolaan supervisi penga-

-jar^n, •;

1. Hakekat, fungsi dan tujuan supervisi

2. Teknik-teknik supervisi
E. Hubungan sekolah dengan masyarakat


F. Pelatihan jabatan calon kepala sekolah
a. Tujuan dan fungsinya
b. Faktor-faktor penunjang pelaksanaan
latihan

G. Hasil-hasil penelitian sebelumnya
viii

00

27
30
38

39

42
43
45

46
47

48

48

54
59

62
62

gg

72

BAB III, METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
B. Subyek Penelitian

C. Teknik Pengumpulan Data
D. Pelaksanaan Pengumpulan Data
E. Memperoleh Tingkat Kepercayaan Penelitian
BAB

IV,

75
76
81
83
85
92

F. Cara Analisa Data

93

HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD di Propinsi Riau


96
97

B. Proses Pelaksanaan Pelatihan Jabatan Bagi
Calon Kepala Sekolah Dasar

104

1. Latar belakang dan dasar pelaksanaan
pelatihan

104

2. Tenaga pengajar atau fasilitator
3. Peserta pelatihan jabatan
4. Materi, metode dan waktu pelatihan ...
C. Efektivitas Pelaksanaan Tugas Ka.Sekolah.
1. Pemahaman Kepala Sekolah tentang pe
ranan dan fungsinya

2. Pengelolaan tugas administratif dan
hubungan sekolah dengan masyarakat ...
a.

Umum dan tata usaha

143
147

151

c.

153

Administrasi kemuridan

yang dilaksanakan Dinas P dan K

2. Realisasi
tentang pelaksanaan tugas
dari Kepala SD responden penelitian...
V,

132

b. Administrasi program pengajaran ...
d. Administrasi personil
e. Administrasi keuangan
f. Administrasi perlengkapan
g. Hubungan sekolah dan masyarakat ...
3. Pengelolaan supervisi pengajaran
a. Pengetahuan dam pemahaman tentang
teknik supervisi
b. Pengelolaan program supervisi
c. Realisasi teknik-teknik supervisi..
D. Pembahasan hasil penelitian dan implikasi
1. Pelatihan
Jabatan
Calon
Kepala SD

BAB

108
113
122
130

155
157
160
162
165
166

168
169

177
177

188

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

201

A.

Kesimpulan

201

B.

Rekomendasi

209

DAFTAR PUSTAKA

217

LAMPIRAN

221

IX

DAFTAR TABEL
TABEL

1.

HALAMAN

Daftar Sekolah Dasar Negeri Sebagai Lokasi

Penelitian

80

2.

Pedoman Pengumpulan Data

3.

Perkembangan Jumlah

SD Negeri

89

dari tahun

1986-1987 s/d 1991-1992 di Propinsi RIau

97

Keadaan Jumlah SD,Kelas,Murid dan Personil

di Propinsi Riau tahun 1991-1992

98

Keadaan Jumlah Peserta Pelatihan Jabatan
Calon Kepala SD di Propinsi Riau menurut
pangkat/golongan

101

Keadaan Jumlah Pengangkatan Kepala SD dari

tahun 1986-1987 s/d 1991-1992

103

Data Personil Fasilitator Pelatihan Jaba
tan Calon Kepala SD Dinas P dan K Dati I
Riau

110

Jumlah Peserta Pelatihan Jabatan Calon Ke
pala SD setiap kabupaten/kotamadya dalam
Propinsi Riau ...

9.
10

Jumlah Peserta Pelatihan Jabatan dari

115
ma-

smg-masmg karakteristik lokasi di Riau..

117

Daftar Alokasi Waktu Materi Pelatihan Ja
batan Calon Kepala SD Dinas P dan K Dati I
Riau

129

11.

Daftar Lokasi dan Identitas Kepala Sekolah
Dasar responden penelitian

130

12.

Frekuensi Kunjungan dan Kualitas Pembinaan
Penilik terhadap 12 Kepala SD responden
penelitian sejak Juli 1991 s/d Mei 1992...

140

Kegiatan umum dan rutin setiap hari di 12
SD Lokasi Penelitian

14g

13.

14.

Hasil Pengelolaan dan Pengerjaan Berbagai
Instrumen Tata Usaha dan Surat Menyurat di
12 Sekolah Dasar

15.

150

Hasil pengelolaan dan pengerjaan Berbagai

Instrumen Administrasi Pengajaran di 12 SD

Lokasi Penelitian ...
16

Hasil pengelolaan dan pengerjaan

Instrumen Administrasi Kemuridan

Lokasi Penelitian
17

Hasil pengelolaan dan pengerjaan

Hasil pengelolaan dan pengerjaan

Instrumen Administrasi Keuangan

Lokasi Penelitian
19,

Berbag

di 12

Berbagai

di 12 SD
155

Berbagai

di 12 SD

157

Hasil pengelolaan dan pengerjaan

Berbagai

Instrumen Administrasi Perlengkapan
SD Lokasi Penelitian

20

ai

SD

153

Instrumen Administrasi Personil
Lokasi Penelitian
18

152

di 12
160

Hasil pengelolaan Hubungan Sekolah dan Ma
syarakat di 12 SD Lokasi Penelitian

164

21.

Pemahaman Kepala SD Responden Penelitij_..
tentang Teknik Supervisi Pengejaran
'."

167

22.

Frekuensi dan Kualitas Pelaksanaan Teknik
Supervisi Pengajaran oleh 12 Kepala SD

176

23.

Konsep penyempurnaan materi.waktu dan jum

lah pengajar program pelatihan jabatan....

187

24.

Keadaan jumlah kelas, murid dan
Sekolah Dasar objek penelitian

193

.an

XI

personil

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

HALAMAN

Paradigman Permasalahan Peneliti an

27

Skematis Wilayah Kerja Administrasi Pendi

dikan

3.
4.
5.

32

Kesetimbangan antara

kemampuan pegawai

baru dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan ..

68

Arus. penerimaan dan pengeluaran keuangan

di Sekolah Dasar

159

Perbandingan antara Maferi/Isi Pelatihan

dengan Tugas Pokok Kepala Sekolah

Matrik tingkat relevansi antara isi prog

ram pelatihan dengan tugas pokok Kepala SD

Xll

181

183*

DAFTAR LAMPIRAN

LANPIRAN

I.

II-

Ha 1aman

Riwayat Hidup Penulis

Daftar Materi Pelajaran dan Pengajar

Pelatihan Jabatan Calon Kepala SD

dilaksanakan

yang

Dinas P dan K Dati I Riau

tahun 1990-1991.

III.

221

...

Daftar Peserta Pelatihan

222

Jabatan

Calon

Kepala SD dari Angkatan 1(1986-1987) s/d

Angkatan VI( 1991-1992)

IV.

225

Lembaran Observasi dan Wawancara Tentang

Pelaksanaan

Tugas

Kepala Sekolah Dasar

(Instrumen penelitian)

934

V.

Izin Penelitian dari Rektor IKIP Bandung

244

VI.

Izin Penelitian dari Kepala Dinas P dan K
Propinsi Dati I Riau

245

VII.

Surat Jalan untuk pra-survey dari Dekan
Fakultas Pasca Sarjana IKIP Bandung. ...

246

VIII.

Surat Keputusan Bersama Pemda Tingkat I
Riau dan Lembaga Admnistrasi Negara ten
tang Pelatihan Jabatan Bagi Calon Kepala

Sekolah Dasar

IX.

247

Salinan Keputusan Gubernur KDH Tingkat I
Riau

tentang Persyaratan

Kepala SD

Pengangkatan

251

xm

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKAHG MASALAH

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang "Sistem

Pendidikan Nasional"
dikan nasional yang
Dalam bab II pasal
Nasional bertujuan
mengembangkan

menggariskan kebijaksanaan pendi
mengacu kepada UUD 1945 dan GBHN.
(4) dijelaskan bahwa, "Pendidikan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan

manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manu-

sia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".

Makna yang terkandung dalam tujuan pendidikan ini

adalah ingin mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terwujudnya sumber daya manusia yang berkuali-

tas, adalah suatu investasi yang berkontribusi terhadap
produktivitas di sektor pendidikan dan sektor lainnya.
Karena, setiap warga negara diharapkan dapat berperan
dan turut serta secara aktif menentukan dan memanfatkan

keberhasilan pembangunan. la diharapkan akan dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan sosial yang terjadi.

Dalam hal ini, B.S.Mardiatmadja (1992:190) dengan topik
tulisannya

"LPTK Menyiapkan Pemimpin Perubahan Sosial"

dalam Analisis CSIS Tahun XXI No. 2 menjelaskan bahwa,
"...pendidikan menempati posisi strategis dalam mem-

bantu terciptanya proses perubahan pribadi ke arah
cita-cita kemanusiaan dalam kancah hidup bersama.

Kebijaksanaan pendidikan nasional bermaksud menciptakan perubahan sosial seluruh lapisan masyarakat

melalui rekayasa pendidikan rakyat".

Pembangunan Indonesia akan menuntut perubahan so

sial yang semakin cepat. Untuk itu dituntut sikap yang
lebih tegas dan mendasar dalam mempersiapkan diri. Per

siapan terpenting bukanlah pertama-tama persiapan eko-

nomis dan material, melainkan persiapan mentalitas yang
prosesnya adalah melalui pendidikan, yang dimulai sejak
dari

pendidikan

dasar.

Perkembangan perubahan sosial

ini tidak linier dan tidak serentak di seluruh persada
nusantara. Proses perkembangannya akan dipengaruhi pula
oleh norma dan nilai budaya masyarakat.

"Perubahan sosial

di daerah Pedesaan memperlihatkan

ciri-cirinya,

yaitu

di satu pihak

bergerak linier

an masyarakat

desa dalam pengetahuan yang diperoleh

oleh dorongan survival nilai budaya tradisional, di
lain pihak telah dicapai tingkat majunya perkembang

dari usaha pendidikan dan usaha-usaha lain, seperti
oleh media massa dan kommunikasi massa". (Soepardjo
Adikusumo, 1989;42).

Melalui
kan

pendidikan dibentuk sikap dan dikembang-

keterampilan

pikir manusia

manusia. Melalui

pendidikan wawasan

menjadi makin terbuka dan kesadaran akan

potensinya menjadi makin dalam. Karena, dinamika pada
diri manusia adalah dinamika untuk menjadi sempurna.
(Driyarkasa:1991).Di samping untuk meningkatkan ketramPilan dan penguasaan ilmu pengetahuan, maka pendidikan
juga merupakan wahana utama untuk meneruskan nilainilai budaya dan nilai-nilai bangsa kepada generasi
yang akan datang. Melalui pendidikan,kita mengembangkan

kemampuan dan sikap pese-rta didik untuk dapat menangani
situasi dan berhadapan dengan situasi-situasi baru.

Kalau tidak kita akan dilanda oleh ketidakpastian sejarah manusia, dan kita akan dilanda oleh perubahan yang
cepat

sekali

akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, dan sikap manusia.

Pendidikan bukan sekedar menstranfer ilmu penge
tahuan dan ketrampilan, melainkan lebih luas dari itu,
di mana pendidikan mempunyai makna yang harus menyentuh
kodrat manusia yang universal, baik sebagai makhluk individu yang unik maupun sebagai makhluk sosial, religius, etis dan estetis dalam arti manusia seutuhnya.
Manusia seutuhnya adalah makhluk individu, makhluk
sosial, etis dan religius yang berkarya, berbuat karena

ia berhubungan dengan dunia luar dirinya. Artinya ia
beriteraksi dengan kondisi linkungan budaya sekitarnya.
Proses pendidikan bukan sekedar hanya proses meka-

nis

tetapi sebuah transformasi nilai.

...

Bahwa

4

upaya kependidikan dapat diintegarasikan dalam wadah budaya bangsa,akan menghasilkan suatu kegiatan
yang efektif dan fungsional. ... Tanpa ada nilai

sakti budaya bangsa usaha pendidikan akan merupa
kan kegiatan yang kurang bermisi serta kehilangan
aran,makna dan artinya.(Soepardjo, 1988:18-19).

Pendapat ini telah disadari oleh berbagai pihak,
apakah ilmuan, ahli ekonomi, kalangan birokrasi dan ma
syarakat awam. / Salah satu usaha terpenting untuk mewu-

judkan manusia yang berkualitas adalah melalui pendi
dikan. Tentunya, pendidikan

yang dibangun dan dikelola

secara berkualitas pula. Karena dengan pendidikan yang
berkualitaslah hanya dapat diwujudkan apa yang diungkapkan di atas,yakni menghasilkan manusia Indonesia se

utuhnya, yang mampu hidup dalam tantangan perkembangan
masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang
demikian pesatnya. Namun pada hakikatnya inilah yang
menjadi tantangan pendidikan di Indonesia. Seperti diungkapkan C.E.Beeby (1966)

yang

masih

faktual dewasa

ini bahwa, "kualitas dan kuantitas pendidikan merupakan
suatu dilema yang dihadapi negara berkembang".

Pendidikan tidak saja dihadapkan kepada persoalan
masa kini yang pragmatis, tetapi pendidikan harus bero-

rientasi ke masa depan. Pendidikan merupakan alternatif
strategis dalam usaha

tuhnya dan

membangun manusia Indonesia seu

membangun masyarakat keseluruhannya. Sudah

seharusnya dan setepatnya prioritas pembangunan pendi
dikan pada peningkatan kualitas. Seperti dituangkan da
lam (GBHN 1988) bahwa, Titik berat pembangunan pendi
dikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang
dan jenis pendidikan...".Dengan demikian peningkatan
kualitas pengelolaan Sekolah Dasar, harus menjadi perhatian yang serius dari berbagai pihak. Karena, Sekolah
Dasar sebagai satuan pendidikan dasar yang pertama dan
utama, merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga
negara.

Bertujuan menyiapkan dasar-dasar pengetahuan,

ketrampilan, sikap, nilai-nilai dan bekal budaya yang
dibutuhkan peserta didik, baik untuk melanjutkan pen
didikan atau persiapan hidup di masyarakat.

Kemudian, dilihat dari pengelolaan dan penyelenggaraan Sekolah Dasar,pada hakikatnya meliputi kegiatan-

kegiatan : "perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
atau pembinaan sumber daya yaitu yang meliputi manusia,
program pendidikan atau sumber belajar dan

fasilitas".

(Engkoswara,1987:43). Ketiga kegiatan ini merupakan
fungsi pokok administrasi pendidikan, yang satu sama
lain

tidak dapat

dipisahkan

dalam

pengelolaan

dan

penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Di nana sesungguhnya beban dan tanggung jawab ini berada ditangan
Kepala Sekolah. "Kepala Sekolah bertanggung jawab atas

penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi seko

lah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana". (PP 28
Tahun 1990).

Kepala Sekolah merupakan bagian dari personil pelaksana tugas-tugas pendidikan di sekolah. Sebagai seorang

individu yang menempatkan kedudukan tertinggi di

sekolah, ia mempengaruhi guru serta personil lainnya,
berusaha menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
guru-guru

berkerja dengan

penuh rasa

tanggung jawab

guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berkembang-

nya" semangat dan

harmonis,

kegairahan kerja,

kerja sama yang

minat terhadap inovasi, suasana kerja yang

menyenangkan dan pengembangan mutu profesional di anta
ra guru-guru

pinannya.

sangat

ditentukan oleh kualitas kepemim-

Ia adalah pemimpin pendidikan yang memegang

peranan besar dalam usaha meningkatkan mutu dan produktivitas pendidikan di

sekolahnya. "Produktivitas dalam

arti kemampuan untuk menata

sumberdaya mencapai tujuan

pendidikan secara produktif".(Engkoswara,1990:3)
Lebih

luas lagi untuk

mewujudkan

produktivitas

dan makna dari pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah

bukan hanya terikat dan terpaku di sekolah menjalankan
semua kebijakan dan peraturan, melainkan ia harus dapat

7

menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat.

Ia harus dapat menyesuaikan diri dengan nilai budaya
masyarakat

setempat, dan dengan selektif serta penuh

kehati-hatian berperan sebagai pengayom masyarakat, supaya mereka memahami hakikat pendidikan dan merupakan

suatu kebutuhan yang utama.
memanfaatkan

Kepala sekolah harus dapat

semua sumberdaya yang ada di masyarakat

dan mengajak mereka dapat bersama-sama mengatasi hambatan yang

muncul dalam rangka terwujudnya efektivitas

pengelolaan pendidikan di sekolahnya.

Di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal,
kepala sekolah adalah penanggung jawab tertinggi ten
tang tertib pelaksanaan fungsi dan tugas-tugas pendi

dikan, baik dalam rangka mencapai tujuan lembaga pendi
dikan itu sendiri, maupun dalam rangka mengarah pencapaian tujuan pendidikan nasional. Ia mengatur pembagian
kerja dalam lingkungannya,mengatur dan mengelola pelaksanaannya serta koordinasinya.Untuk mencapai tujuan itu

haruslah pendidikan dikelola secara profesional.

Fakry.

Gaffar,ddk (1991) dalam makalah Dampak Globalisasi ter
hadap

Pemantapan

Penyelenggaraan Pendidikan Indonesia

dalam Bangkajang Kedua menjelaskan, "jika pendidikan
dianggap

depan

sebagai

suatu

investasi nasional untuk masa

bangsa, maka perlu ditangani secara profesional.

8

Manajemen
capaian

pendidikan

sebagai alat untuk membantu pen-

tujuan pendidikan nasional memerlukan dukungan

teknologi dan pengelolaan secara profesional".
Fungsi-fungsi menajemen pelaksanaan kurikulum dan

pengajaran

harus menjadi

landasan

tugas utama kepala

sekolah. Ia harus merencanakan secara saksama bagaimana
kurikulum potensial dapat diwujudkan oleh para guru. Ia

harus mendorong dan memacu guru agar pelaksanaan penga
jaran sesuai

dengan

harus mengorganisir
menunjang

memantau

ketentuan yang ada dalam GBPP. Ia

semua sumber yang diperlukan untuk

pelaksanaan

pelaksanaan

tingkat kerberhasilan

kurikulum. Ia harus menilai dan

kurikulum

dan

dapat menentukan

kurikulum dan proses belajar me-

ngajar. Oteng Sutisna (1987,109) menjelaskan,

"Pentingnya

keterlibatan

para kepala sekolah yang

lebih besar dalam administrasi personil semakin di-

akui.

Pertama,

perumusan kembali

peranan

sekolah dalam pembaharuan pendidikan telah

kepala
membawa

kepada kesimpulan perlunya perluasan kepala sekolah
sebagai meliputi tanggung jawab dalam mengembangkan
program dan kepemimpinan pengajaran; dalam

memeli-

hara, memajukan dan memperlancar kekuatan organisasi untuk perbaikan kondisi mengajar belajar".
A.O.B

Situmorang (1990) menyatakan bahwa

kepala

sekolah mempunyai lima fungsi. Empat dari aspek fungsional

tersebut berlangsung dalam lingkungan

yang bersangkutan, sedangkan yang ke lima itu

organisasi
memerlu-

kan kemampuan untuk mengembangkan interaksi positif
dengan masyarakat sekitar. Empat pertama itu terdiri
penyediaan ketenagaan (staffing) dan pembinaannya
(personnel development), pelayanan kesiswaaan atau ke

muridan (pupil personnel services), pengembangan prog
ram dan pengelolaan gedung,juga meliputi pembiayaan dan
pemeliharaannya. Sedangkan fungsi yang ke lima adalah
hubungan sekolah dan masyarakat.

Castetter (1981:48),menjelaskan garis besar fung
si dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai berikut :

a. Program pendidikan; meliputi sturuktur tujuan, pe
layanan kurikulum, pengajaran, pelayanan murid,
pelayanan staf dan informasi.
b. Dukungan logistik; meliputi pembiayaan, fasilitas
keamanan, pelayanan dan informasi.
c. Personil; meliputi perencanaan, rekrutmen, seleksi,
penilaian,

pembinaan, kompensasi, bargaining, kea-

manan, kesejahteraan, perawatan dan informasi

d. Perencanaan; meliputi rencana strategis, rencana
pengembangan, rencana pelaksanaan, rencana proyek
dan informasi.

e. Hubungan eksternal;
rintah

F

y

meliputi hubungan dengan peme-

pusat dan daerah, hubungan

informasi.

masyarakat

Bila diperhatikan materi buku "Petunjuk

dan

Adminis

trasi SD" (Depdagri,1983) dan "'Pedoman Administrasi SD"

(Depdikbud,

1989), ternyata tugas dan

tanggung jawab

yang harus diemban Kepala SD cukup kompleks.
segala keterbatasan dan tidak mempunyai

pegawai

Dengan
tata

usaha, ia dituntut memiliki pengetahuan dan kemampuan

10

tentang pengadministrasiaan seluruh kegiatan pendidikan
yang

menunjang pelaksanaan kurikulum.

Ia diharapkan

terampil dalam perencanaan,pengorganisasian,pengarahan,
pengkoordinasian dan pengawasan (kontrol) seluruh kegi
atan pendidikan yang ada di bawah tanggung jawabnya. Ia
dituntut

berkomitmen yang tinggi, bersikap terbuka dan

berusaha memahami

kebijaksanaan yang telah digariskan

atasan,baik dari Kantor Depdikbud maupun Dinas P dan K.

Dalam hal ini ternyata kepala sekolah berada pada

posisi

paling penting dan persimpangan antara berbagai

kepentingan

sama

yang kadang-kadang

lainnya.

berlawanan

Di samping ia dituntut

arah

satu

mempertanggung

jawabkan mengenai tugas-tugas yang diberikan dari atas,
tetapi juga penanggung jawab mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan guru dan murid, antara terlaksananya kegiatan kurikulum dengan berbagai
masyarakat sekitarnya dan

kepentingan

tuntutan

orangtua murid.

Ruang lingkup yang menuntut perhatian dan wibawanya me
liputi keseluruhan lingkungan fisik dan kegiatan interaksi fungsionalnya,mulai dari gedung sampai sudut-sudut

halaman, dari

kantor

serta ruang belajar sampai ke WC

dan warung sekolah. Jam kerjanya rata-rata melebihi jam
kerja guru, karena ia sering kali harus berada di seko
lah

sebelum

orang

lain datang dan harus masih berada

11

di sekolah setelah orang lain pulang. Bahkan setelah
berada di rumahpun masih membicarakan masalah pendidik
an dengan masyarakat dan sebagainya.

Dengan demikian, untuk

efektivitas pelaksanaan

tugas kepemimpinannya, peningkatan kemampuan profesio

nal kepala sekolah merupakan kebutuhan yang mendesak,
supaya mereka mampu mengelola pendidikan di sekolahnya
secara profesional. Peningkatan kemampuan ini dapat

dilaksanakan sebelum dan setelah seseorang memangku
jabatan dengan berbagai bentuk dan teknik. A.Azis Wahab

(1990,2) menjelakan bahwa, "Penyiapan dan pengembangan
tenaga manajer pendidikan profesional memerlukan peren
canaan ketenagaan serta pendidikan dan latihan yang
tepat, guna memenuhi tuntutan kebutuhan tenaga manajer
pendidikan yang profesional". Tidak dapat dipungkiri
lagi bahwa kegiatan dan usaha ini sangat diperlukan.
Tuntutan
yang

kebutuhan untuk mendapatkan

kepala sekolah

profesional semakin dirasakan mengingat

masalah

pendidikan

masalah-

yang timbul harus ditangani secara

profesional.Bahkan perkembangan dan kemajuan yang pesat
di berbagai sektor kehidupan,baik langsung maupun tidak
langsung akan berpengaruh terhadap pendidikan.
Setiap

tahun

akan terjadi adanya kebutuhan atau

lowongan untuk pengangkatan kepala SD yang baru.

Kebu-

12

tuhan ini disebabkan adanya penambahan sekolah baru dan

kepala SD yang pensiun atau dipromosikan untuk jabatan
penilik, meninggal dunia, dan mendapat tugas belajar.
Dalam sistem kepegawaian dewasa ini, jabatan kepala
sekolah merupakan jabatan karier seseorang setelah
bertugas sebagai guru. Di samping jabatan fungsional,
jabatan kepala SD merupakan jabatan struktural eselon
V/a (PP Nomor 15 Tahun 1986).

Bila diperhatikan kedudukan, fungsi dan tanggung
jawab yang diemban oleh Kepala Sekolah Dasar, khususnya
bila dikaitkan dengan berbagai teori administrasi pen
didikan dan diikuti pula dengan berbagai ketentuan dan
peraturan yang ditetapkan atasan atau pemerintah, maka
sudah seharusnya mereka disiapkan secara profesional..

Salah satu usaha adalah melalui pelatihan penjenjangan.
Yaitu, "suatu program pendidikan dalam jabatan guru
untuk meningkatkan jenjang karir guru, terutama untuk

menduduki jabatan-jabatan kependidikan tertentu, misal-

nya kepala sekolah,penilik dan pengawas"(Achmad Sanusi,
1991,58). Dalam konteks ini, maksudnya suatu sistem pe
latihan jabatan yang dikelola secara profesional pula.
Karena, dalam usaha untuk meningkatkan profesionalisme
seorang personil, diantaranya terdapat tiga faktor yang

berpengaruh, yakni : "Sistem pendidikan dan latihan,

sistem penilaian kemampuan, dan jenjang kedudukan keah-

lian yang akan menunjukkan tingkat kecakapan seseorang"
(Sarwono Kusumaatmadja,1991:5).

Pelatihan jabatan juga merupakan proses belajar
mengajar dengan mempergunakan teknik dan metode terten-

tu, namun

orientasinya lebih khusus dan mengarah untuk

meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja.

Menurut

Edwin B. Flippo (terjemahan,1990:240) bahwa, "pelatihan
(training)

jabatan

pilan

pengetahuan

dan

adalah untuk meningkatkan keteram

untuk melakukan pekerjaan ter-

tentu". Secara singkat dijelaskan pula bahwa, "Training

is for present jobs". ( William B. Werther, 1989:242).
Namun kenyataannya
naan

nasional

di

bidang

sekarang belum ada kebijaksapendidikan

untuk pelatihan

jabatan(training) khusus bagi calon kepala sekolah atau

inservice

training bagi

Untuk diangkat
umumnya

dipilih

memangku
dari

mereka yang

jabatan

guru yang

sudah menjabat.

kepala sekolah pada
senior

dan dianggap

telah cukup memiliki pengalaman, berdedikasi tinggi dan

bermoral yang baik. Bahkan kadang-kadang sering terjadi
pengangkatan berdasarkan subjektivitas dan pertimbangan

politis. Mungkin diantaranya masalah inilah yang menyebabkan terdapat perbedaan

tentang efektivitas pelaksa

naan tugas atau produktivitas kerja mereka.

14

B.

MASALAH

Sebagai salah satu usaha pelaksanakan fungsi dan
tanggung jawab pengelolaan Sekolah Dasar berdasarkan PP

Nomor 65 Tahun 1951, khususnya dalam administrasi pem
binaan personil, oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Riau

dengan Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Riau No. KPTS/
296/XI/1982 tanggal 9 November 1982, ditetapkan persyaratan untuk pengangkatan Kepala Sekolah Dasar

Salah satu dari persyaratannya disebutkan
yang

Negeri.

bahwa guru

akan dicalonkan atau dipromosikan sebagai

sekolah

harus mengikuti pelatihan

jabatan.

kepala

Pelatihan

jabatan dilaksanakan secara rutin sekali dalam

setahun

sejak tahun

jabatan

yang

1986. Nama atau Judul

dilaksanakan

tersebut

adalah

bagi calon

nama

program

ini

Sekolah

Training (MST)

Istilah yang
dan

Dasar

lebih

digunakan

dalam

menjelaskan permasalahan serta uraian berikutnya

dalam

tesis

untuk

Kepala

"Management Skill

Bagi Calon Kepala Sekolah Dasar".
tepat

pelatihan

ini adalah "Pelatihan Jabatan Bagi Calon Kepala

Sekolah Dasar".

Pembiayaan

pelaksanaan pelatihan jabatan melalui

"Proyek Peningkatan Kemampuan Tenaga Kependidikan" APBD

Tingkat I Riau. Penanggung jawab teknis pelatihan ja
batan adalah Kepala Dinas P dan K Dati I Riau. Silabus.

15

dan materi pelatihan disusun bersama oleh Dinas P dan K
Dati I Riau, Kantor Wilayah Departemen Pendidikan

Kebudayaan
Skill

Propinsi

Training

Riau dan

Koordinator

dan

Management

Lembaga Administrasi Negara

Jakarta.

Sedangkan tenaga pengajar atau fasilitator terdiri dari

staf

Dinas

P dan K Dati I Riau yang

telah

mendapat

"training of trainer" dari Lembaga Administrasi Negara,
dan

staf

Kantor

Wilayah

Departemen

Pendidikan

dan

Propinsi Riau.

Kerterlibatan
dalam

Lembaga

penyelenggaraan

Administrasi Negara (LAN)

pelatihan

jabatan bagi

calon

Kepala Sekolah Dasar dimaksud, adalah berpedoman kepada
Keppres

Nomor

34 Tahun

1972

tentang

"Tanggungjawab

Fungsional Pendidikan dan Latihan bagi Pegawai Negeri".
Program

ini

Keputusan
Riau

dikuatkan

pula dengan menerbitkan

Bersama antara Pemerintah Daerah

dengan

pihak

19A/LAN/MST/SET/UM/86

Surat

Tingkat

I-

Lembaga Administrasi Negara Nomor
dan Nomor

Kpts.658a/IV/429/1986

tanggal 17 April 1986.

Peserta

Dasar
60

dimaksud

orang.

1991-1992
yang

pelatihan

Sejak
telah

disediakan

jabatan

calon kepala Sekolah

setiap tahunnya berjumlah lebih kurang
tahun 1986-1987 sampai

dengan tahun

diikuti oleh 372 orang peserta. Waktu
untuk penyampaian

keseluruhan materi

16

pelatihan jabatan berdasarkan silabus dan jadwal yang
ditetapkan, termasuk peraktek lapangan adalah 180 jam
pelajaran

dalam waktu 15 hari.

dikategorikan

Pertwaa,

menjadi

Materi pelajaran dapat

tiga paket

sebagai

berikut

:

paket Management Skill Training (MST) Lembaga

Admnistrasi Negara yang terdiri dari materi:Situasional

Management,

Motivational

and

Productivity,

Decision

Making,dan Management by Objective. Kedua, adalah paket
"administrasi operasional",yang terdiri dari:
trasi Sekolah Dasar,Administrasi

Adminis

Personil,Administrasi

Keuangan, Administrasi Murid, dan Administrasi Perlengkapan/Barang.

Ketiga, adalah paket

dan pembinaan tenaga

kependidikan

Kurikulum

SD,

Administrasi

supervisi

pengajaran.

tentang

yang terdiri

program

Kemudian,

kurikulum

pengajaran,

selain

dari:

dan

penyampaian

materi di atas melalui tatap muka di dalam kelas,

juga

dilaksanakan kegiatan lapangan dengan mengunjungi beberapa Sekolah Dasar.

Berkenaan

nakan

dengan pelatihan jabatan yang dilaksa

dimaksud ada

perhatian.Pertama,
dan

diberikan dalam

diporsir

beberapa aspek yang perlu mendapat
materi pelatihan yang terlalu padat
waktu yang cukup singkat. Peserta

menerima materi dari pagi, siang, sore sampai

malam. Untuk 180 jam pelajaran

disampaikan kepada pe-

17

serta selama 15 hari. Kemudian dilihat dari urgensinya
terdapat ketidak-seimbangan

pembagian jumlah jam pela

jaran untuk sebagian materi. Misalnya "supervisi penga
jaran" hanya diberikan dalam waktu enam jam, sedangkan
administrasi perlengkapan dan gedung berjumlah 16 jam.
Waktu lebih banyak dialokasikan untuk materi "Manage
ment Skill Training" yakni 80 jam pelajaran. Kedua, pemilihan

atau penempatan tenaga pengajar pada pelatihan

jabatan,baik di lihat dari jumlahnya sebanyak 20 orang,
kualifikasi dan kompetensi maupun pengalamannya.Ketiga,
latar

belakang pendidikan, pengalaman

dan

kemampuan

peserta. Keempat, berbagai faktor penunjang untuk efek

tivitas

pelaksanaan pelatihan jabatan

seperti

sarana

dan prasarana tempat penyelenggaraan pelatihan atau fasilitas, akomodasi, dan pelayanan panitia pelaksanana.
Seluruh

personil

yang telah mengikuti pelatihan

jabatan telah diangkat sebagai kepala SD. Bila diperhatikan

pangkat dan golongan, pengalaman

dan lama dinas

sebagai guru,lokasi tempat peserta bertugas sebelum di-

ikutsertakan dalam

pelatihan jabatan dan lokasi penem

patan atau pengangkatan

mereka sebagai

kepala sekolah

memang bervariasi.Di antara mereka ada yang ditempatkan

sebagai
desaan

kepala sekolah di perkotaan, kecamatan dan peterpencil. Begitu

pula pada

saat pengangkatan

IS

ada yang sudah berpengalaman dan senior yakni bergolongan Ill/a dan Ill/b. Kemudian ada pula mereka yang
berpengalaman relatif muda dengan golongan Il/b.
Namun demikian, mereka yang

gai

kepala sekolah mempunyai

yang sama. Mereka sebagai

harus

dapat

melayani

seperti: guru, anak

telah diangkat seba

tugas dan tanggung jawab

pemimpin pendidikan terdepan

kepentingan

bebagai

pihak,

didik, masyarakat, orang tua murid

dan atasannya. Kemudian, sebagai kepala sekolah

dapnya melekat
supervisor

tugas

sebagai

pendidikan,

akan mempengaruhi,

pemimpin

dengan berbagai

dan

terha-

sebagai

faktor

yang

baik sifatnya menunjang maupun yang

sifatnya akan menghambat.

Berdasarkan

latar

belakang

dan fokus masalah di

atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

"Sejauh manakah Kepala SD Negeri, yang telah mengikuti
Pelatihan Jabatan Bagi Calon Kepala SD,dapat melaksanakan peranan dan fungsinya sebagai

pengelola pendidikan

yang efektif di sekolahnya".

Dari rumusan masalah di atas diperinci menjadi beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apa yang menjadi dasar dan tujuan,dilaksanakan pela
tihan

jabatan bagi calon

Dinas P dan K Dati I Riau?

Kepala Sekolah Dasar oleh

19

2. Apa sajakah isi dari program pelatihan jabatan bagi
calon

Kepala Sekolah Dasar yang dilaksanakan

oleh

Dinas P dan K Dati I Riau?

3. Bagaimanakah proses pelaksanaan pelatihan jabatan
bagi

calon

Kepala Sekolah

Dasar yang dilaksanakan

Dinas P dan K Dati I Riau?

4. Apakah Kepala Sekolah Dasar yang telah mengikuti
pelatihan

jabatan dapat

melaksanakan

pengelolaan

bidang program pengajaran dengan efektif?

5. Apakah Kepala Sekolah Dasar yang telah mengikuti
pelatihan

jabatan dapat

melaksanakan

pengelolaan

bidang murid dengan efektif?

6. Apakah Kepala Sekolah Dasar
pelatihan

jabatan dapat

yang

telah mengikuti

melaksanakan

pengelolaan

bidang personil dengan efektif?

7. Apakah Kepala Sekolah Dasar
pelatihan

jabatan

dapat

yang

telah mengikuti

melaksanakan

pengelolaan

bidang keuangan dengan efektif?

8. Apakah Kepala
pelatihan

Sekolah Dasar

jabatan

dapat

yang

telah mengikuti

melaksanakan

pengelolaan

bidang perlengkapan dan fasilitas sekolah dengan
efektif?

9. Apakah

Kepala

pelatihan

Sekolah Dasar

jabatan

dapat

yang

telah mengikuti

melaksanakan

pengelolaan

;o

bidang hubungan sekolah dengan masyarakat dengan
efektif?

10. Apakah Kepala Sekolah telah dapat dengan efektif me
laksanakan

teknik-teknik supervisi pengajaran untuk

meningkatkan

kemampuan

profesional

para guru

di

sekolahnya?

11. Sejauh manakah pengaruh dari "pelatihan jabatan"
bagi

calon kepala Sekolah Dasar

yang

dilaksanakan

oleh Dinas P dan K Dati I Riau, terhadap efektivitas
pengelolaan pendidikan oleh

Kepala Sekolah Dasar

di sekolahnya.

12. Faktor-faktor apa sajakah, selain dari pelatihan ja
batan, yang turut

melaksanakan

mempengaruhi kepala sekolah dalam

peranan

dan fungsinya untuk mengelola

pendidikan yang efektif di sekolahnya?

C. TUJUAN PENELITIAN
1.

Tujuan umum.

Secara

umum

penelitian

ini

dimaksudkan

untuk

memdapatkan gambaran tentang sejauh mana Kepala Sekolah

Dasar

Negeri

yang

telah mengikuti "Pelatihan Jabatan

Bagi Calon Kepala Sekolah Dasar"yang dilaksanakan Dinas
P dan

K Propinsi Dati I Riau" sejak

tahun

1986-1987

sampai dengan tahun 1991-1992, dapat melaksanakan pera-

nan

dan

fungsinya sebagai pengelola pendidikan yang

efektif di sekolahnya.
2.

Tujuan khusus.

Bertitik

tolak dari

tujuan

umum di atas, maka

tujuan khusus dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis tentang :

a. Apa yang menjadi dasar dan tujuan dilaksanakan pela
tihan

jabatan bagi calon

Kepala Sekolah Dasar oleh

Dinas P dan K Dati I Riau.

b. Isi dari program pelatihan jabatan bagi calon Kepala
Sekolah Dasar yang dilaksanakan
Dati I

c. Proses

oleh

Dinas P dan K

Riau.

pelaksanaan

pelatihan

jabatan

bagi

calon

Kepala Sekolah Dasar yang dilaksanakan Dinas P dan K
Dati I

Riau.

d. Kegiatan dan hasil yang dicapai
Dasar yang

telah

oleh Kepala Sekolah

mengikuti pelatihan jabatan untuk

efektivitas pengelolaan bidang program
e. Kegiatan dan hasil yang dicapai
Dasar yang

telah

pengajaran.

oleh Kepala Sekolah

mengikuti pelatihan jabatan untuk

efektivitas pengelolaan bidang murid.

f. Kegiatan dan hasil yang dicapai
Dasar yang

telah

oleh Kepala Sekolah

mengikuti pelatihan jabatan untuk

efektivitas pengelolaan bidang

personil.

g. Kegiatan dan hasil yang dicapai
Dasar yang

telah

oleh Kepala Sekolah

mengikuti pelatihan jabatan untuk

efektivitas pengelolaan bidang keuangan.

h. Kegiatan dan hasil yang dicapai
Dasar yang

telah

efektivitas
silitas

oleh Kepala Sekolah

mengikuti pelatihan jabatan untuk

pengelolaan bidang perlengkapan dan fa

sekolah.

i. Kegiatan dan hasil yang dicapai oleh Kepala
Dasar yang

telah

efektivitas

Sekolah

mengikuti pelatihan jabatan untuk

pengelolaan

bidang

hubungan

sekolah

dengan masyarakat.

j. Persepsi Kepala Sekolah tentang supervisi pengajaran
dan

hasil yang dicapai dalam mengorganisir dan

laksanakan

sistem

me

teknik-teknik supervisi pengajaran serta

pembinaan lainnya dalam usaha untuk mening

katkan kemampuan profesional guru di sekolahnya.

k. Pengaruh dari "pelatihan jabatan" bagi calon

kepala

Sekolah Dasar yang dilaksanakan Dinas P dan K Dati I

Riau

terhadap

efektivitas

pengelolaan

pendidikan

oleh Kepala Sekolah Dasar di sekolahnya.

1. Faktor-faktor

selain

dari

pelatihan

jabatan yang

turut mempengaruhi keberhasilan kepala sekolah dalam

rangka

melaksanakan

peranan

dan

fungsinya

untuk

mengelola pendidikan yang efektif di sekolahnya.

D. KEGUNAAN PENELITIAN

Kegunaan penelitian ini yang sifat
naturalistik

kualitatif

pendekatannya

dapat dilihat dari

dua

segi

kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis,
sebagai berikut

:

1. Kegunaan Teoritis.

Dalam penelitian ini

dikaji dan dianalisis pengelo

laan Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal

oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri yang telah mendapat
pelatihan

jabatan. Baik di tinjau dari aspek peren

canaan, pelaksanaan, pembinaan dan evaluasi,
dari

aspek teknis seperti pengerjaan

maupun

ketatausahaan

dan supervisi pengajaran. Dengan demikian penelitian

ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk menyusun

pengembangan personil tenaga kependidikan, khu-

susnya sebagai langkah

pertama

untuk mempersiapkan

kepala SD yang profesional.

2.

Kegunaan Praktis.

Hasil

penelitian ini, pertama

sebagai masukan

dan

sumbangan terhadap Kepala Sekolah dalam penyempurnaan dan perbaikan pengelolaan pendidikan supaya dapat
diwujudkan proses

belajar

mengajar yang efektif di

24

sekolahnya.

berkenaan

Pengelolaan

pendidikan

dimaksud

dengan tugas utama yakni

baik

bidang program

pengajaran dan kurikulum, maupun tugas-tugas

penun

jang untuk efektivitas pelaksanaannya,seperti tugastugas administratif dan supervisi. Yang kedua adalah

sebagai

Riau,

masukan bagi

khususnya

penanggung
Sekolah

Pemerintah

Tingkat I

Dinas P dan K Dati I Riau

jawab teknis

administratif

Dasar untuk penyempurnaan

pengembangan

Daerah

pelatihan

sebagai

pengelolaan

pelaksanaan

jabatan bagi

calon

Kepala

Sekolah

Dasar di Propinsi Riau pada masa yang

datang.

Ketiga, sebagai masukan bagi Penilik

dan atasan lainnya dalam merencanakan,

dan

dan

akan

TK/SD

melaksanakan

mengevaluasi pembinaan yang diberikan

terhadap

kepala Sekolah Dasar.

E. PARADIGMA PENELITIAN

Paradigma penelitian, merupakan jalan pikiran yang
ditempuh dalam penelitian berdasarkan permasalahan

tujuan penelitian
menunjukkan:

yang telah dirumuskan. Paradigma ini

Pertama

bahwa kemampuan

dalam melaksanakan tugas pada
ngaruh

kepala

sekolah

hakikatnya merupakan pe

dan kontribusi dari berbagai

pendidikan

dan

faktor,

seperti:

dan pengalaman, pembinaan dari penilik

dan

25

atas lainnya, pelatihan jabatan, dukungan personil
sebagainya.

Tetapi

penelitian

ini

yang

adalah

menjadi
pengaruh

fokus

utama

dalam

dan konstribusi dari

yang

pelatihan jabatan bagi calon Kepala Sekolah Dasar
dilaksanakan

Kedua,

dan

oleh Dinas P dan K Daerah Tingkat I Riau.

sebagai

seorang

pengelola,

untuk

mencapai

efektivitas

pelaksanaan tugas kepala sekolah harus me

laksanakan

fungsi-fungsi manajemen seperti: perencana

an, pelaksanaan, pembinaan dan

evaluasi. Ketiga adalah

berkenaan

yang

kepala

mengelola

efektivitas

keuangan;

program supervisi pengajaran;
kesemua itu
dan

program
mengelola

perlengkapan dan fasilitas

bidang hubungan sekolah

Terakhir, bahwa
di

dikerjakan

bidang

d). mengelola bidang

bidang

mengelola

nya

harus

b). mengelola bidang murid; c).

personil;

mengelola

f).

tugas pokok

sekolah seperti: a), mengelola

pengajaran;

bidang

dengan

dengan

e).

sekolah;

dan

g).

masyarakat.

ditujukan untuk terwujud-

kualitas

pengelolaan pendidikan

sekolah.

Paradigma

penelitian

dimaksud

bentuk gambar seperti berikut ini :

disajikan

dalam

I. Yang mempengaruhi kemampuan/performans

[PendidikanI{Pembinaan '
!PengalamanJ|Penilik SD
!& Komitmenj J& Atasan

L

1

1L

!Dukungan u,Peraturan1

PELATIHAN

JABATAN

CALON

KEPALA SD

!personil & !Instruksi
;sarana
i& Pedoman

II. Fungsi manaje
men kepala
sekolah

KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

PEMBINAAN DAN
EVALUASI

III. Tugas pokok kepala sekolah
A

B

D

E

Penge

Penge

Penge

lolaan

Pengelo

Penge

lolaan

Penge

Bidang
Program
Penga
jaran.

lolaan

laan Bi

Bidang

Bidang

lolaan

lolaan

dang Ke-

lolaan

Murid

Perso
nil.

Bidang
Hubung

Super

uangan

Bidang
Perleng
kapan &

an Se

Fasili

kolah

tas Se
kolah

dengan
Masya
rakat

_\J—1/IV. Tujuan pengelolaan

\

/

=v=

Gambar 1 : Paradigna Penelitian

Penge

visi

Penga
jaran.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan naturalis

tik kualitatif. Dalam tulisan Lexy J. Moleong (1990)
dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif berakar
Pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manu
sia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kuali
tatif, dan mengadakan analisis data secara induktif.
Sasaran penelitian diarahkan kepada usaha menemukan
teori-teori dasar. Penelitian bersifat deskriptif,lebih
mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi
dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk meme-

riksa keabsahan data, dan hasil penelitian disepakati
oleh kedua pihak yakni peneliti dan subjek penelitian.
S.Nasution (1988) mengemukakan bahwa, "Penelitian kua
litatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam
lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, beru
saha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia
sekitarnya".

Dari ungkapan di atas menunjukkan bahwa dalam pe

nelitian kualitatif, peneliti akan berfungsi sebagai
instrumen penelitian yang harus turun ke lapangan dalam
kurun waktu tertentu untuk mengumpulkan data dan infor
masi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian.

76

Peneliti akan mengkonstrasikan perhatian dalam memahami
perilaku, sikap, pendapat, persepsi dan sebagainya ber
dasarkan pandangan subyek yang diteliti tersebut. Oleh
karena itu pengumpulkan data dan informasi dilakukan
melalui kontak langsung dengan subyek yang diteliti.
Bogdan dan

Biklen (1982:27-28) mengemukakan lima

karateristik utama dari penelitian kualitatif, sebagai
berikut

:

1.Qualitative research has the natural setting as
the

direct

source of data and the researcher

is

the key instrument.

2.Qualitative research is descriptive

3.Qualitative researchers are concerned with process
rather than simply with outcomes or products

4. Qualitative researchers tend to analyze their data
inductively.

5.Meaning is of essential concern to the qualitative
approach.

A. LOKASI PENELITIAN

Seperti dijelaskan pada bab I bahwa peserta pela
tihan jabatan calon kepala SD yang dilaksanakan oleh
Dinas P dan K Dati I Riau, berasal dari berbagai tempat
tugas

di seluruh Kabupaten/Kotamadya

yang ada dalam

Propinsi Riau. Begitu pula pengangkatannya sebagai ke
pala sekolah ditempatkan di berbagai lokasi dan daerah,
seperti di ibukota propinsi,kotamadya, kota administra

tif, kota kecamatan dan
sulit.

Untuk itu, maka

bahkan di desa terpencil dan
penelitian ini dilaksanakan di

77

beberapa lokasi yang berbeda sesuai dengan karakteris-

tik geografis wilayah Propinsi Riau.

Secara singkat

lokasi penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kantor Dinas P dan K Propinsi Dati I Riau.

Kantor

ini

merupakan

wadah

Pemerintah

Daerah

Tingkat I Riau untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawab dalam pengelolaan SD. Karena, berdasarkan Pera

turan

Pemerintah Nomor 65 Tahun 1951

kepada propinsi

diberi wewenang melaksanakan sebagian tugas Pemerintah

Pusat di
lain

lapangan pendidikan dan

seperti : mendirikan dan

Dasar,

pengajaran, antara

menyelenggrakan Sekolah

mendirikan perpustakaan rakyat dan memajukan

kesenian daerah. Khusus dalam pengelolaan Sekolah Dasar

meliputi urusan personil,keuangan dan sarana prasarana,
seperti

: urusan gaji,

kepangkatan, kesejahteraan dan

pembinaan personil SD, pembangunan
menyediakan

berbagai

fisik gedung SD dan

fasilitas belajar mengajar untuk

menunjang pelaksanaan kurikulum.

Pada

kantor

Dinas P dan K Tinkat I ini akan di-

peroleh data dan informasi tentang perkembangan Sekolah

Dasar di Propinsi Riau,

seperti jumlah Sekolah Dasar,

kepala sekolah, guru, penjaga/pegawai sekolah,murid dan
berbagai program pembinaan dan peningkatan kesejahtera
an

personil SD. Selanjutnya, berkaitan

dengan masalah

78

dan tujuan penelitian akan diperoleh data dan informasi
tentang program pelaksanaan pelatihan jabatan calon
kepala SD seperti: Jumlah peserta setiap tahun, penatar
atau fasilitator, silabus dan materi pelatihan, jadwal
dan waktu pelaksanaan, pembiayaan dan kepanitian.

2. Kantor Dinas P dan K Kabupaten/Kotamadya.

Dalam pengelolaan Sekolah Dasar,

secara fungsio-

nal peranan kantor Dinas P dan K Kabupaten/Kotamadya
sama dengan Dinas P dan K Propinsi.Melalui kantor Dinas

P dan K Kabupaten/Kotamadya ini, pertama akan disesuai-

kan data dan informasi yang diperoleh dari tingkat pro
pinsi. Kedua, secara khusus informasi tentang gambaran
lokasi penempatan atau pengangkatan kepala sekolah yang
telah mengikuti pelatihan jabatan calon kepala SD yang
dilaksanakan Dinas P dan K Dati I Riau. Dari tujuh kabupaten/kotamdaya yang ada di Propinsi Riau, hanya enam
yang dijadikan lokasi penelitian, sebagai berikut :

a. Dinas P dan K Dati II Kodya Pekanbaru, khusus bagi
peserta pelatihan yang pengangkatnnya di kotamadya.

b. Dinas P dan K Dati II Kabupaten Bengkalis, khusus
bagi peserta pelatihan jabatan yang diangkat di kota
administratif Dumai.

c. Dinas P dan K Dati II Kabupaten Indragiri Hilir,
khusus bagi peserta pelatihan jabatan yang diangkat

79

di kota kecil Tembilahan sebagai ibukota kabupaten.

d. Dinas P dan K Dati II Kabupaten Kampar, khusus bagi
peserta pelatihan yang diangkat di kecamatan.

e. Dinas P dan K Dati II Kabupaten Kepulauan Riau, khu
sus bagi peserta pelatihan jabatan yang diangkat di
daerah pedesaan kepulauan terpencil.

f- Dinas P dan K Kotamadya Batam, khusus bagi yang di
angkat di kepulauan kecil yang berbatasan dengan
negara tetangga.

3. Kantor Depdikbud Kecamatan.

Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Keca

matan merupakan tempat kerja para penilik sekolah yang
berkompeten langsung melakukan pembinaan atau supervisi
terhadap kepala SD. Baik dalam menyeleksi dan mengusulkan guru yang akan dipromosikan sebagai kepala sekolah

dan untuk diikutsertakan pada pelatihan jabatan, maupun
melakukan pembinaan setelah mereka diangkat sebagai
kepala SD.

Pada kantor Depdikbud Kecamatan ini akan diper

oleh data dan informasi yang berkenaan program kerja
penilik,

kemampuan rata-rata kepala

sekolah,

keadaan

personil sekolah dan fasilitas penunjang lainnya.
terpenting dikonsultasikan

adalah

Yang

tentang pemilihan

Sekolah Dasar yang dijadikan obyek penelitian.

80

4. Sekolah Dasar.

Sekolah

adalah di

Dasar yang dijadikan

lokasi

penelitian

bawah pimpinan kepala sekolah yang

telah

mengikuti pelatihan jabatan calon kepala SD. Di Sekolah

Dasar inilah akan diperoleh data dan informasi

tentang

berbagai kegiatan kepala sekolah dalam mengelola pendi
dikan

di sekolahnya sesuai dengan masalah dan

tujuan

penelitian. Teknik-teknik yang digunakan untuk mempero
leh data dimaksud adalah observasi, wawancara dan studi

dokumentasi. Sekolah Dasar yang menjadi lokasi

peneli

tian adalah sebagai berikut :
Tabel

1

DAFTAR SEKOLAH DASAR NEGERI LOKASI PENELITIAN
NO
1

NAMA SEKOLAH DASAR
SD NEGERI 002

3

Pekanbaru

Kotamadya/ibu
kota Propinsi

SD NEGERI 006
Jl. Sekolah Rumbai

Rumbai

Pekanbaru

Kotamadya/ibu

SD NEGERI 021

Rumbai

kota Propinsi

Limbungan Rumbai
4

SD NEGERI 010

SD NEGERI 018

Teluk Binjai
6

SD NEGERI 008
Tembilahan

Pekanbaru

sda

Komp.Perumnas
Dumai Barat

Pangkalan Sesai
5

KABUPATEN/KODYA KEADAAN LOKASI

Limapuluh

Jl Rokan Pekanbaru
2

KECAMATAN

Bengkalis

Kota adminis
tratif Dumai

Dumai Timur

Tembilahan

Bengkalis

Indragiri Hilir

Kota adminis
tratif Dumai
Ibukota Kabu
paten .

81

8

SD NEGERI 047
Tembilahan

Tembilahan

SD NEGERI 006

Bangkinang

Kampar

Kedesaan di
Kecamatan

SD NEGERI 047
Kumantan

Bangkinang

Kampar

Desa Ibukota
Kecamatan

SD NEGERI 015

Moro Sulit

Tangjung Pelanduk

Kepulauan Riau Desa sulit/pulau terpencil

SD NEGERI 010 Pu-

Batam Timur Kotamadya Batam Pulau kecil su

Pasir Sialang

10

11

lau Akar Temoyong
12

SD NEGERI 028

Lubuk Baja Utara

Indragiri Hilir

Ibukota Kabu
paten .

lit/perbatasan
Batam Timur Kotamadya Batam Pinggiran Pu

lau Batam/perbatasan

B.

SUBYEK PENELITIAN

Dalam

responden

penelitian

ini yang menjadi

utama ialah kepala SD yang

subyek

atau

telah mengikuti

pelatihan jabatan. Kemudian untuk mendukung data primer

dari kepala Sekolah Dasar, maka informasi dilacak kepa
da pihak-pihak yang terkait dengan
seperti

penilik

kepemimpinannya

sekolah dan guru. Di samping data dan

infromasi tentang pengelolaan pendidikan di sekolahnya,
kepada kepala sekolah dimintakan pandangan atau persepsi tentang pelatihan jabatan yang telah diikuti.Sedang
kan untuk mencapai tingkat validitas mengenai pelatihan

jabatan,

subyek penelitian ini terdiri dari beberapa

pengajar atau

fasilitator pada pelatihan jabatan calon

s;

kepala SD yang dilaksanakan Dinas P dan K Dati I Riau.
Untuk mengetahui latar belakang, dasar dan urgensi dari

pelatihan jabatan, dimintakan penjelasan dari

Kepala Dinas P dan K Dati I Riau,
didikan

Dasar dan Guru Kanwil

Kepala Bidang Pendi-

Depdikbud Propinsi Riau

dan Koordinator Management Skill Training Lembaga Admi
nistrasi Negara Jakarta.

Namun demikian, dalam

penelitian kualitatif jum

lah responden tidak ditentukan sebelumnya, tetapi yang
penting

dimulai

dengan

asumsi

penting daripada jumlah. Subino
mengemukakan bahwa,

bahwa

konteks lebih

Hadisubroto (1988:12)

..."peneliti kualitatif tidak akan

memulai dengan menghitung atau memperkirakan

banyaknya

populasi

dan

sampelnya

sehingga

dipandang sebagai yang telah

Sedangkan

kemudian menghitung

S.Nasution (1988:32-33)

"Untuk memperoleh

proporsi

representatif".

menjelaskan

infromasi tertentu,

bahwa,

sampling dapat

diteruskan sampai dicapai taraf "redudancy", ketuntasan
atau

kejenuhan, artinya bahwa

dengan menggunakan res

ponden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh
tambahan informasi baru yang berarti".

Dari

besar

kedua

kutipan

di atas,

sampel tergantung dari

responden.

Bila sudah dianggap

menunjukkan bahwa

informasi yang diberikan
cukup memadai, respon-

32

dennya tidak lagi perlu diperbesar. Dengan demikian,
kepala SD, penilik sekolah, guru, fasiltator pelatihan

jabatan yang dipilih sebagai subyek penelitian,
mereka yang

dianggap dapat memberikan data dan

yaitu
infor

masi yang diperlukan dalam penelitian.
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian kualitatif pada umumnya

teknik

yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pengamat-

an (observasi), wawancara dan studi dokumenter.

Ketiga

teknik tersebut digunakan dalam penelitian ini dengan
harapan

dapat saling melengkapi dalam memperoleh data

yang diperlukan. Sedangkan sumber data yang diperlukan,
dapat

d