UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB : Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Purabaya Tahun Pelajaran 2012/2013.
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Purabaya
Kecamatn Padalarang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Dasar
oleh
UTIARSIH
NIM. 0811710
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS UPI PURWAKARTA 2012
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB
(PenelitianTindakanKelasterhadapSiswaKelas IV SD Negeri 3 PurabayaTahunPelajaran 2012/2013)
Oleh : Utiarsih NIM. 0811710
DisetujuidandisyahkanuntukMengikutiUjianSidangSkripsioleh: Pembimbing I
Drs. H AcepRuswan, M.Pd NIP. 19590604 198603 1 001
Pembimbing II
Drs. H. Kanda Ruskandi, M.Pd NIP. 195804181984031003
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Purwakarta
Dra. PujiRahayu, M.Pd NIP. 196006011986112001
(3)
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN ......…
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ......… iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL …... vii
DAFTAR GRAFIK ... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB 1. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Metode Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ... 9
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN ... 11
A. Deskripsi Teori ... 11
1. Pengertian Hasil Ilmu Pengetahuan Sosial ... 11
2. Pengertian Metode Tanya Jawab …... 15
B. Kerangka Pemikiran ... 30
BAB 3. METODE PENELITIAN.……... 33
A. Jenis Penelitian………...…….. 33
B. Desain Penelitian………...………. 33
C. Prosedur Penelitian………...……….... 36
D. Sabjek Penelitian atau Populasi ……… 38
E. Teknik Pengumpulan Data ………... 38
(4)
D. Analisis Data ... 40
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
A. HasilPenelitian ...…... 41
B. AnalisisHasilPenelitian ...………..………..….61
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ...…... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 67
(5)
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Purabaya
Tahun Pelajaran 2012/2013 Oleh
Utiarsih
ABSTRAK
Latar belakang masalah dari penelitian inianalisa yang didapat dari berbagai fakta menunjukan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)dalam penanganan mutu yang tidak mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini terlihat dari hasil KKM tiga tahun kebelakang, tahun 2009 nilai rata-rataIlmu Pengetahuan Sosial kelas IV dengan rata-rata 5,7, tahun 2010 5,5, dan tahun 2011 rata-rata 5,9. Sedangkan pencapaian nilai hasil belajar siswa mata pelajaranIlmu Pengetahuan Sosial masih di bawah KKM < 6,0 (data diperoleh dari kumpulan daftar nilai stambuk SDN 3 Puarabaya Padalaranag).
Adapun secara khusus dan operasional,
penelitianinibertujuansebagaiberikut: (1)Mengetahui keterampilan bertanya siswa pada pembelajaran IPS di kelasIVSDN 3 Purabaya Padalarang tahun pelajaran 2012–2013 sebelum menggunakan metode tanya jawab, (2) Mengetahui keterampilan bertanya siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN 3 Purabaya Padalarang tahun pelajaran 2012–2013 setelah menggunakan metode tanya jawab, dan (3) Mengetahui perbedaan antara hasil belajar IPS yang diperoleh siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode Tanya jawab.Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas.
Pada pra siklus awal sebelum menggunakan metode tanya jawab rata-rata tes mencapai 54,25 termasuk katagori Kurang.Penggunaan metode tanya jawab dalam siklus I pembelajaran IPS belum dapat dikatakan berhasil karena dilihat dari data pre-test dan post-test pada siklus I yaitu nilai rata-rata pre-test siswa mencapai 54,25 dan nilai rata-rata post-test siswa mencapai 62,75 dengan persentase ketuntasan belajar adalah 14,3% pre-test dan 46,4% post-test.Penggunaan metode tanya jawab pada siklus II sudah dapat dikatakan berhasil karena dilihat dari hasil pre-tes dan pos-test sudah menunjukkan hasil yang memuaskan di mana terdapat perbedaan yang signifikan yang cukup baik, yaitu hasil nilai pre-test 68,11 dan pos-test 71,25.Dari hasil yang ditunjukkan dari siklus I dan siklus II terdapat peningkatan hasil yang cukup signifikan.
Dari hasil penelitian ini, disarankan kepada para guru untuk membantu siswa dalam keterampilan bertanya salah satunya dengan menciptakan dan memotivasi siswa dalam pembelajaran yang efektif, efesien, dan kreatif di antaranya dengan penerapan metode tanya jawab, dan Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang baik diharapkan muncul metode/teknik pembelajaran yang lebih baik dan inovatif guna membantu peserta didik dalam keberanian mengungkapkan pendapat dan keberanian dalam keterampilan bertanya.
Kata Kunci: Keterampilan Bertanya Siswa, Pembelajaran IPS, Metode Tanya Jawab
(6)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.
Pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah sebagian besar masih dilaksanakan secara serampangan. Pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS masih dilakukan sesuai dengan bidang kajian masing-masing (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi) tanpa ada keterpaduan di dalamnya. Hal ini tentu saja menghambat ketercapaian tujuan IPS itu sendiri yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, budaya). Hal ini disebabkan antara lain: (1) kurikulum IPS itu sendiri tidak menggambarkan satu kesatuan yang terintegrasi, melainkan masih terpisah-pisah antarbidang ilmu-ilmu sosial; (2) latar belakang guru yang mengajar merupakan guru disiplin ilmu seperti geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, antropologi sehingga sangat sulit untuk melakukan pembelajaran yang memadukan antardisiplin ilmu tersebut;
(7)
2
serta (3) terdapat kesulitan dalam pembagian tugas dan waktu pada
masing-masing guru ”mata pelajaran” untuk pembelajaran IPS secara terpadu.
Belajar yang efektif dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar siswa yang efektif perlu perancanaan yang tersusun secara sistematis, dengan proses belajar mengajar yang lebih bermakna dan mengaktifkan siswa untuk berani bertanya.
Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Di dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, ketika guru menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa di kelas. Bahan pelajaran yang guru berikan itu akan kurang memberikan dorongan (motivasi) kepada siswa apabila penyampaiannya menggunakan strategi, metode serta teknik yang kurang tepat.
Pada konteks pembelajaran, tanya jawab merupakan salah satu metode pembelajaran yang paling umum dan sering digunakan di kelas. Moore (1986) menjelaskan bahwa bertanya (questioning) memainkan peranan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Bahkan Socrates memandang bahwa bertanya dengan mengajar merupakan kegiatan yang integral. Dengan kata lain, dalam proses belajar mengajar guru hendaknya sering mengajukan pertanyaan kepada siswanya, baik secara individu, kelompok kecil maupun kelompok besar. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan penting, karena pertanyaan yang tersusun baik dan dengan teknik pelontaran yang tepat akan meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar, membangkitkan
(8)
3
minat dan rasa ingin tahu murid terhadap sesuatu masalah yang sedang dibicarakan, mengembangkan pola berfikir dan cara belajar efektif dari siswa sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya, menurut proses berpikir murid sebab pertanyaan yang baik akan membantu murid dalam menentukan jawaban yang baik pula, memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.
Salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir mandiri dan kritis bagi peserta didik adalah dengan mengembangkan pendidikan partisipatif, yaitu pendidikan yang dalam prosesnya menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam pendidikan. Keterlibatan peserta didik dalam pendidikan tidak sebatas sebagai pendengar, pencatat, dan penampung ide-ide pendidik, tetapi lebih dari itu peserta didik terlibat aktif dalam mengembangkan dirinya sendiri. Pada waktu siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru di kelas, maka dalam interaksi tersebut sudah membuktikan adanya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. Tetapi tidak jarang juga kita menemukan dalam proses pembelajaran di kelas hanya siswa tertentu saja yang berpartisipasi aktif dalam menjawab pertanyaan guru. Kemungkinan yang terjadi disebabkan kurangnya pemberian waktu pada siswa guna memikirkan jawaban, ada juga siswa merasa kurang memahami pertanyaan guru dan siswa merasa takut untuk mengutarakan jawaban.
Proses belajar mengajar tujuannya adalah mengantarkan peserta didik pada satu level pengetahuan, dimana pengetahuan disini implikasinya adalah perubahan terhadap diri siswa pada tingkat intelektualitas, terutama perubahan pada level akhlaq sehingga untuk mencapai perubahan tersebut diperlukan satu
(9)
4
sistem yang berkesinambungan dengan kemampuan siswa itu sendiri ditambah dengan dorongan atau motivasi yang diberikan guru didalam kelas.
Menurut Munandar (1988:117) bertanya dapat diartikan sebagai keinginan mencari informasi yang belum diketahui . Sehingga jika bertanya adanya pada kondisi pembelajaran maka bertanya merupakan proses meminta ketarangan atau penjelasan untuk mendapatkan informasi yang belum diketahui dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.
Sedangkan depdikbud (1994: 17) mengemukakan bahwa bertanya timbul bila sesuatu tidak jelas dan mendorong seseorang berusaha untuk memahaminya. Jadipembelajaran siswa terletak pada asumsi belajar berlanjut pada tingkat yang lebih tinggi atau suatu kompleksitas jika siswa selalu bertanya. Dari segi proses, kemauan bertanya akan muncul apabila sesorang memiliki motif ingin tahu. Pemenuhan rasa ingin tahu memerlukan kondisi yang aman, sehingga tugas gurulah yang harus menciptalan kondisi yang aman tersebut dengan cara menciptakan iklim interaksi tanya jawab secara menyenangkan dalam pemeblajaran.
Dalam pembelajaran guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Perhatian akan lebih besar bila pada siswa ada minat dan bakat. Bakat telah dibawa sejak lahir, namun berkembang karena pengaruh pendidikan dan lingkungan. Perhatian dapat timbul secara langsung, karena pada siswa sudah ada kesadaran akan tujuan dan kegunaan pelajaran yang diperolehnya. Perhatian tidak langsung timbul namun baru timbul bila dirangsang oleh guru dengan penyajian pelajaran yang menarik,
(10)
5
juga dengan menggunakan metode yang merangsang siswa berpikir, maupun menghubungkan dengan pengetahuan yang telah dimilki siswa. Bila perhatian pada pelajaran itu ada pada siswa, maka pelajaran yang diterimanya akan dihayati, diolah di dalam pikirannya, sehingga timbul pengertian.Dalam menentukan arah dan tujuan dari proses belajar mengajar tersebut, diperlukan satu sistem yang sangat handal, salah satu sistem dari proses tersebut adalah berangkat dari pengetahuan tentang teori mengajar yang salah satu dari teori itu adalah metode mengajar perlu diterapkan oleh guru sebagai seorang manager di dalam kelas.
Metode pengajaran merupakan komponen proses belajar mengajar yang banyak menentukan keberhasilan pengajaran. Guru harus dapat memilih, mengkombinasikan serta memperaktekkan berbagai cara penyampaian bahan yang sesuai dengan situasi. Keberhasian dalam melaksanakan suatu pengajaran sebagian besar ditentukan oleh pilihan bahan dan pemakaian metode yang tepat.Pada konteks pembelajaran, tanya jawab merupakan salah satu metode pembelajaran yang paling umum dan sering digunakan di kelas. Moore (1986) menjelaskan bahwa bertanya (questioning) memainkan peranan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Bahkan Socrates memandang bahwa bertanya dengan mengajar merupakan kegiatan yang integral. Dengan kata lain, dalam proses belajar mengajar guru hendaknya sering mengajukan pertanyaan kepada siswanya, baik secara individu, kelompok kecil maupun kelompok besar.
Yang dimaksud dengan teknik bertanya adalah sejumlah cara yang dapat digunakan oleh guru untuk mengajukan pertanyaan kepada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik dan latar belakang peserta didik. Pertanyaan yang baik memiliki kriteria-kriteria khusus seperti : jelas, informasi lengkap, terfokus
(11)
6
pada satu masalah, berikan waktu yang cukup, sebarkan terlebih dahulu pertanyaan kepada seluruh siswa, berikan respon yang menyenangkan sesegera mungkin dan yang terahir tuntunlah jawaban siswa sampai ia menemukan jawaban sendiri.Fenomena yang terjadi dilapangan ternyata belum menunjukan sepenuhnya keberhasilan yang ingin dicapai terutama dalam hal yang berkaitan dengan kualitas pendidikan itu sendiri. Masih banyak ditemukan kendala-kendala dalam pembentukan karakter anak didik. Tujuan dari pendidikan sebagaimana yang tertulis dalam Undang-undang Sisdiknas yaitu menciptakan manusia yang handal secara intelektual belum dapat berhasil, buktinya masih banyak ditemukan dilapangan kualitas pembelajaran masih jauh dari yang diharapkan.
Analisa yang didapat dari berbagai fakta menunjukan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)dalam penanganan mutu yang tidak mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini terlihat dari hasil KKM tiga tahun kebelakang, tahun 2009 nilai rata-rataIlmu Pengetahuan Sosial kelas IV dengan rata-rata 5,7, tahun 2010 5,5, dan tahun 2011 5,9. Sedangkan pencapaian nilai hasil belajar siswa mata pelajaranIlmu Pengetahuan Sosial masih di bawah KKM < 6,0 ( data diperoleh dari kumpulan daftar nilai stambuk SDN 3 Purabaya Padalaranag). Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini.
Perolehan Rata-rata Nilai Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV SDN 3 PurabayaPadalarang
No Tahun Rata-rata Nilai KKM Sumber Data
1 2009/2010 5,7 5,9
Dari kumpulan daftar nilai stambuk SDN 3
Purabaya
2 2010/2011 5,5 6,0
(12)
7
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakanpenelitianPenerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Purabaya Tahun Pelajaran 2012/2013
B. Perumusan Masalah
Masalah utama penelitian tindakan kelas ini adalah, rendahnya hasil belajar ilmu pengetahuan sosial dan penerapan metode Tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SD.
Adapun secara khusus dan operasional, masalah-masalah yang menjadi fokus penelitian ini dapat diuraikan dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:
1) Bagaimana keterampilan bertanya siswa padapembelajaran IPS di kelas IV SDN 3 Purabaya Padalarang tahun pelajaran 2012–2013 sebelum menggunakanmetode tanya jawab.
2) Bagaimana keterampilan bertanya siswa padapembelajaran IPS di kelas IV SDN 3 Purabaya Padalarang tahun pelajaran 2012– 2013setelahmenggunakanmetode tanya jawab.
3) Bagaimanakah hasil belajar IPS yang diperoleh siswa sebelum dan sesudah menggunakanmetode Tanya jawab.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan pokok penelitian tindakan kelas ini adalah mengetahui efektivitas metode tanya jawabdalam meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap
(13)
8
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dibandingkan dengan model konvensional.
Adapun secara khusus dan operasional,
penelitianinibertujuansebagaiberikut:
1. Mengetahui keterampilan bertanya siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN 3 Purabaya Padalarang tahun pelajaran 2012–2013 sebelum menggunakan metode tanya jawab.
2. Mengetahui keterampilan bertanya siswa padapembelajaran IPS di kelas IV SDN 3 Purabaya Padalarang tahun pelajaran 2012– 2013setelahmenggunakanmetode tanya jawab.
3. Mengetahui perbedaan antara hasil belajar IPS yang diperoleh siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode Tanya jawab
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik dalam kopetensi dasar pengetahuan ilmu pengetahuan sosial.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggunakan sistem siklus dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini sebelum proses pembelajaran berlangsung guru mempersiapkan atau membuat perencanaan pembelajaran (RPP dan Silabus).
(14)
9
b. Tahap tindakan kelas
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan penelitian dalam proses pembelajaran pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Purabaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.
c. Tahap Observasi
Tahap ini peneliti mengadakan pengamatan dan observasi dalam proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru dan peserta didik. d. Tahap refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis semua aspek kegiatan pembelajaran . hasil refleksi dari siklus I harus ada perbaikan di siklus selanjutnya karena hasil kurang maksimal.
E. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Hasil Penelitian Tindakan Kelasinisangatbermanfaatterutamabagiguru. peserta didik, dan lembaga pendidikan, yakni:
1. Secara Praktis a. Bagiguru
HasilPenelitianTindakanKelasbagigurudiharapkanmembantugurusebagaib ahanperbandingandidalampembelajaranilmupengetahuansosial,
memberikanwawasantentangberbagaimetodepengajaran dan pengetahuansertakekreatifandalamkegiatanpembelajaransebagaiseorangpe ngajar.
(15)
10
Hasilpenelitiantindakankelasiniakansangat besar
manfaatnyabagisiswakhususnya yang
mengalamikesulitandalampembelajaranIlmuPengetahuanSosial. Secara teoritiskegunaanpenelitianinibagisiswadapatmeningkatkan dan mengembangkanpotensisiswadalampembelajaranilmupengetahuansosial, juga meningkatkankeaktifan dan kekreatifansiswabaik secara individual maupun secara kelompokdalampembelajaransehari-haridenganmenggunakanmetodeTanyajawab yang lebihefektif dan efisien.
c. Bagilembagapendidikan
Hasil Penelitian Tindakan Kelasdapatdisebar-luaskankepadaseluruhgurusekolah dasar di wilayahkerjanyadan memberikan sumbanganyang baik pada sekolah SDN 3 Purabaya khususnya dan sekolah lainpada umumnya dalamrangka perbaikan pembelajaranmelaluimetodeTanyajawab.Bagi Intansi diharapkan dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan, khususnya mengenai pemanfaatan metode tanya jawab.
2. Secara Teoritis
Secara praktis, kegunaan penelitian ini diharapkan memberikan satu sumbang pikiran bagi praktisi, akademisi dalam menambah wawasan keilmuan(teoritik) danempirik bagi pihak yang memerlukan serta memberikan kontribusi kepada penyelenggara Pendidikan.
(16)
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah metode penelitian deskriftif analisis dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sedangkan model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang mudah dipahami dan sesuai dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan peneliti yaitu satu siklus tindakan identik dengan satu kali pembelajaran (Depdikbud, 1999:7). Adapun alur tahapan atau fase pada setiap siklus meliputi 4 hal sebagai berikut.
1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi
B. Desain Penelitian
Desain peneltian ini menggunakan model siklus. Model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan (siklus spiral). Siklus spiral ini mempunyai arti pada setiap tindakan dihadapkan semakin meningkat pencapaian hasilnya. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui beberapa siklus sebagai upaya untuk menelaah secara menyeluruh masalah yang menjadi fokus penelitian. Peneliti juga menganalisa dari hasil observasi pada setiap siklus dan mereflesikan permasalahan demi permasalahan untuk dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
(17)
34
Model siklus yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk spiral seperti yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1988:13) yang terdiri dari empat komponen yaitu: (1) planning (perencanaan pengajaran), (2) acting (pelaksanaan pengajaran), (3) observing (dengan membandingkan hasil pre-test dan post-tes), dan (4) reflecting (menganalisis efektivitas pendekatan yang telah dilakukan dalam pelaksanaan pengajaran).
Sesuai dengan tahap-tahap kegiatan PTK, maka kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pada Siklus sebagai berikut:
1. Tahap pertama, PLANNING (perencanaan), adalah menyusun perencanaan pengajaran (RPP) dengan metode klasikal, dalam PTK ini menggunakan metode selain tanya jawab.
2. Tahap kedua, ACTING (pelaksanaan), adalah melaksanakan pengajaran dengan metode klasikal, dalam PTK ini menggunakan metode selain tanya jawab.
3. Tahap ketiga, OBSERVING (observasi), yakni mengobservasi kemampuan pembelajaran ilmu Pengetahuan sosial siswa sebagai dampak dari pengajaran yang menggunakan metode klasikal.
4. Menilai ”keberhasilan” metode klasikal, yakni dengan membandingkan skor pre-test dengan skor pos-test.
Setelah dianalisis ternyata ”kurang” berhasil, atau ”gagal”, sehingga perlu dilakukan siklus II yang menggunakan metode lain, dalam hal ini metode tanya jawab. Pada siklus II ini pun dilakukan 4 (empat) tahap berikut:
1. Tahap pertama, PLANNING (perencanaan), adalah menyusun perencanaan pengajaran (RPP) dengan metode tanya jawab.
(18)
35
2. Tahap kedua, ACTING (pelaksanaan), adalah melaksanakan pengajaran dengan metode tanya jawab.
3. Tahap ketiga, OBSERVING (observasi), yakni mengobservasi kemampuan pembelajaran ilmu Pengetahuan sosial siswa dampak dari pembelajaran yang menggunakan metode tanya jawab.
4. Menilai ”keberhasilan”keterampilan bertanya siswa dengan menggunakan metode tanya jawab.
Langkah terakhir adalah membandingkan efektivitas metode tanya jawab dengan efektivitas metode klasikal, yakni dengan cara membandingkan kemampuan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial siswa sebagai dampak pembelajaran dari kedua metode tersebut. Berikut gambar alur dasar penelitian tindakan kelas.
Gambar 3.1: Alur Dasar Penelitian Tindakan Kelas
Rencana Umum
Siklus I
Refleksi
Tindakan dan Observasi I
Perubahan Rencana Siklus II
Refleksi
Tindakan dan Observasi II
(19)
36
C. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
a. Pendahuluan: orientasi, identifikasi masalah, analisis masalah, dan penyusunan proposal penelitian
b. Penyerahan dan penanda tanganan proposal kepada dewan skripsi untuk mendapatkan persetujuan melaksanakan penelitian
c. Pengajuan SK Pembimbing dan SK penelitian dari fakultas, setelah itu dilapangan menetapkan peneliti mitra (observer ), membangun kesepahaman antara peneliti dengan observer tentang konsep dan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, topik yang diangkat dalam proses pembelajaran, serta penentuan waktu pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas.
d. Mengkaji kurikulum mata pelajaran IPS Kelas IV untuk mengetahui standar kompetensi dan hasil belajar yang ditetapkan kurikulum Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen penelitian untuk pengumpulan data yan g berhubungan dengan silabus pembelajaran beserta LKS, proses pelaksanaan tindakan, efektifitas belajar siswa, serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan selama pembelajaran IPS pada PTK berlangsung serta pembuatan instrumen penelitian.
(20)
37
2. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian dipusatkan pada pelaksanaan serangkaian pembelajaran yang dipilih ke dalam tiga siklus tindakan. Pada setiap siklus tindakan diobservasi dievaluasi dan direfleksi data-data atau temuan yang berhubungan dengan kinerja guru dalam menggunakan metode tanya jawab, dan kinerja siswa mengikuti pembelajaran meliputi:
a. kinerja guru dalam mengefektifkan penggunaan metode tanya jawab b. waktu belajar efektif siswa yang berhubungan dengan keterampilan
proses IPS dan Keterampilan tanya jawab. c. hasilbelajarpenguasaankonsep
3. Pelaksanaan Observasi
Dilaksanakan bersama dalam proses pembelajaran meliputi aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Peneliti dibantu oleh rekan sejawat untuk melaksanakan observasi selama proses belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti. Yang menjadi sasaran utama adalah kemampuan peneliti dalam mengelola kelas dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan.
4. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil temuan pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil observasi dipelajari kemudian menarik kesimpulan tentang bagimana pembelajaran IPS menggunakan metode tanya jawab, bagaimana aktivitas siswa dan hasil belajar siswa sehingga dapat menentukan perbaikan pembelajaran sebagai bahan untuk menyusun tindakan pada siklus berikutnya.
(21)
38
Refleksi dilaksanakan setelah pembelajaran setiap siklus. Peneliti dan
observer merefleksi dengan melihat data observasi, apakah kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
pembelajaran IPS. Hasil dari refleksi digunakan untuk merumuskan perencanaan
remedial untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.
D. Sabjek Penelitian atau Populasi
Penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Purabaya Padalarang tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 40 orang, yang terdiri dari 22 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa Perempuan.
Penulis memilih penelitian di SD Negeri 3 Purabaya Padalarang didasarkan pada pertimbangan sekolah ini merupakan tempat di mana penulis sekarang mengajar dan menjadi guru, sehingga dapat memudahkan penulis melakukan kolaborasi dengan guru kelas dan rekan-rekan guru sejawat.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan siswa dalam ilmu pengetahuan sosial setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode Tanya jawab. Teknik pengumpulan data yan g dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini, adalah sebagai berikut:
1. Observasi, adalah pengumpulan data dengan jalan mengamati dan mencatat langsung secara sistematis terhadap gejala-gejala pada objek
(22)
39
yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan peneliti untuk mengetahui permasalahan mengenai kemampuan IPS kelas IV SD Negeri 3 Purabaya Padalarang Tahun pelajaran 20012-2013 dengan melakukan wawancara pada guru Kelas IV yang berkaitan dengan cara atau metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran IPS, dan melakukan langsung wawancara dengan siswa mengenai pembelajaran IPS.
2. Catatan lapangan, adalah berupa catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi.
F. Instrumen Penelitian
Untuk pengumpulan data proses pelaksanaan tindakan, pengaruh pelaksanaan tindakan dan mengetahui hasil setelah pelaksanaan tindakan di gunakan catatan yang dikembangkan dalam beberapa instrumen sebagai. 1. Tes Evaluasi, digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran secara individu.
2. Lembar Observasi, dilakukan untuk mengamati peroses pembelajaran siswa dan tindakan guru selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab pada pelajaran IPS. Hal yang diamati diantaranya aktivitas siswa dan guru.
3. Pedoman angket, digunakan untuk lebih mengetahui lebih jauh persepsi siswa tentang pembelajaran IPS dengan menggunakan metode tanya jawab.
(23)
40
G. Analisis Data
Jenis data yang akan dianalisis adalah data yang dikumpulkan baik pada saat pra-tindakan, selama tindakan, maupun sesudah tindakan pembelajaran dilaksanakan. Jenis data beserta metode dan instrumen yang digunakan untuk memperolehnya ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Jenis Data, Metode dan Instrumen Pengumpul
No Jenis Data Metode Alat
1 Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab.
1. Penentuan model/tahap pembelajaran; 2. Penentuan alat, metode, media, dan sumber pengajaran.
Observasi Lembar Pengamatan
2 Proses pembelajaran menggunakan metode tanya jawab.
a. Aktivitas atau kinerja guru b. Aktivitas atau kinerja siswa
Observasi Lembar Pengamatan
3 Peningkatan efektifitas pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab.
Observasi Lembar Pengamatan
4 Faktor pendukung dan penghambat/kendala esensial (terkait erat dengan fokus penelitian) yang ditemukan selama pelaksanaan penelitian
Analisis terhadap hasil observasi
Catatan Lapangan
(24)
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Sejalan dengan pertanyaan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Pertama kemampuan bertanya siswa menunjukkan ada perbaikan terutama dalam halkemampuan menjawab dalam mengeluarkan pendapat. Dalam ketepatan menjawab pertanyan-pertanyaan yang diberikan guru peserta didik belum tepat,hal ini disebabkan oleh faktor guru yang dalam penilaian observer masih belum optimal dalam memberikan dan menjelaskan materi pembelajaran.Keberanian bertanya dan menjawab peserta didik belum optimal masih kurang.Keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat belum tampak secara menyeluruh. Dalam mengomentari tanggapan atas penjelasan dari guru, masih didominasi oleh siswa yang pandai. Guru belum bisa mengkondisikan atau mengendalikan suasana kelas yang gaduh. Siswa belum termotivasi untuk memberikan reaksi terhadap penjelasan guru bahkan ada beberapa siswa yang tidak begitu peduli dengan proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan guru.
2) Kedua dilihat dari hasil belajar siswa juga ada perbaikan. Secara keseluruhan hasil Belajar pelaksanaan siklus I adalah nilai rerata siswa pada tes evaluasi siklus I sebesar 62,75; dengan ketuntasan klasikal 46,4 %. Dari segi kognitif, ada 10 siswa yang belum tuntas. Dari hasil penelitian afektif dan psikomotorik, sebanyak 16 siswa dinyatakan lulus atau tuntas, dan ada
(25)
64
12siswa yang dinyatakan tidak lulus atau tidak tuntas. Dengan demikian proses pembelajaran akan diperbaiki pada siklus II.Pada siklus II telah terjadi perubahan perbaikan yang signifikan dimana penerapan metode tanya jawab yang diterapkan guru berhasil, siswa dalam pembelajaran dilibatkat berperan aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Anak berani bertanya dan menjawab dengan penuh motivasi tinggi.Proses mengajar guru selama siklus II berlangsung dengan menggunakan metode tanya jawab sudah baik, respon dan penerimaan peserta didik selama pembelajaran berlangsung sudah baik, peserta didik sudah berani mengeluarkan pendapat berkatan dngan materi pembelajaran dan menurut observer peneliti dalam pengelolaan kelas sudah baik sesuai dengan tujuan pembelajaran, serta guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan apersefsi sudah baik.Aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran IPS sudah mnunjukkan antusias yang baik dan peseta didik selama proses pembelajaran terlihat aktif dan kreatif. Hasil pengamatan observer selama pembelajaran berlangsung guru sudah baik dibandingkan dengan pada waktu pembelajaran siklus I serta dalam pemberian contoh juga sudah baik.Penggunaan metode tanya jawab pada siklus II sudah dapat dikatakan berhasil karena dilihat dai hasil pre-tes sudah menunjukkan hasil yang memuaskan terdapat perbedaan yang signifikan yang cukup baik, yaitu hasil nilai pre-test 68,11 dan ps-test 71,25. Menurut data tersebur menurut observer berarti pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
(26)
65
3) Ketiga penggunaan metode tanya jawab pada siklus II sudah dapat dikatakan berhasil karena dilihat dari hasil pre-tes dan pos-test sudah menunjukkan hasil yang memuaskan di mana terdapat perbedaan yang signifikan yang cukup baik, yaitu hasil nilai pre-test 68,11 dan pos-test 71,25. Menurut data tersebut menurut observer berarti pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab dapat meningkatkan keterampilan bertanya dan hasil belajar peserta didik.
B. Saran
Berikut ini penulis rumuskan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan yang cukup berguna dan bermanfaat.
1) Untuk membantu siswa dalam keterampilan bertanya salah satunya dengan menciptakan dan memotivasi siswa dalam pembelajaran yang efektif, efesien, dan kreatif di antaranya dengan penerapan metode tanya jawab.
2) Penerapan metode tanya jawab bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam memahami pembelajaran IPS khususnya.
3) Guru harus menciptakan suasana yang menyenangkan untuk memberikan motivasi belajar siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik dan komunikatif antara guru dengan peserta didik.
4) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang baik diharapkan muncul metode/teknik pembelajaran yang lebih baik dan inovatif guna membantu peserta didik dalam keberanian mengungkapkan pendapat dan keberanian dalam keterampilan bertanya.
(27)
63
DAFTAR PUSTAKA
Abidin. Zainal. 1981. Pengembangan Program Pengajaran IPS (Mengenal Model-Model Program Pengajaran Bidang Studi IPS), Jakarta, Penlok tahap II P3G- Depdikbud.
Adang Heriawan dkk.2012.Metodologi Pembelajaran Kajian teoritis Praktis.Banten.LP3G
Ali. 1983. Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algensindo.
Anonim. 1982/1983. Program Pengajaran IPS, Modul Akta V-B, Depdikbud-Dikti-P2PT.
Arikunto, Suharsimi (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Badudu, JS. (1988). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kebijaksanaan Umum Pendidikan Dasar dan Menengah. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum-Badan Penelitian dan Pengembangan.
http://smacepiring.wordpress.com/Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran)
M.D.Dahlan, 1990. Model-model Mengajar. Bandung: Dipenogoro.
Rusdi, Muhammad dkk. 1983. Pengantar Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya: Tim IPS FPIS IKIP Surabaya.
Sunaryo. 1989. Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, Malang, IKIP.
Suwardi. 1981. Pengembangan Program Pengajaran (Mengenal Moel-model Program Pengajaran Bidang Studi IPS) Model Pengajaran Unit,Jakarta, Penlok tahap II P3G- Depdikbud.
Winataputra, Udin S. 2005. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
(1)
39
yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan peneliti untuk mengetahui permasalahan mengenai kemampuan IPS kelas IV SD Negeri 3 Purabaya Padalarang Tahun pelajaran 20012-2013 dengan melakukan wawancara pada guru Kelas IV yang berkaitan dengan cara atau metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran IPS, dan melakukan langsung wawancara dengan siswa mengenai pembelajaran IPS.
2. Catatan lapangan, adalah berupa catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi.
F. Instrumen Penelitian
Untuk pengumpulan data proses pelaksanaan tindakan, pengaruh pelaksanaan tindakan dan mengetahui hasil setelah pelaksanaan tindakan di gunakan catatan yang dikembangkan dalam beberapa instrumen sebagai. 1. Tes Evaluasi, digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran secara individu.
2. Lembar Observasi, dilakukan untuk mengamati peroses pembelajaran siswa dan tindakan guru selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab pada pelajaran IPS. Hal yang diamati diantaranya aktivitas siswa dan guru.
3. Pedoman angket, digunakan untuk lebih mengetahui lebih jauh persepsi siswa tentang pembelajaran IPS dengan menggunakan metode tanya jawab.
(2)
40
G. Analisis Data
Jenis data yang akan dianalisis adalah data yang dikumpulkan baik pada saat pra-tindakan, selama tindakan, maupun sesudah tindakan pembelajaran dilaksanakan. Jenis data beserta metode dan instrumen yang digunakan untuk memperolehnya ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Jenis Data, Metode dan Instrumen Pengumpul
No Jenis Data Metode Alat
1 Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab.
1. Penentuan model/tahap pembelajaran; 2. Penentuan alat, metode, media, dan sumber pengajaran.
Observasi Lembar Pengamatan
2 Proses pembelajaran menggunakan metode tanya jawab.
a. Aktivitas atau kinerja guru b. Aktivitas atau kinerja siswa
Observasi Lembar Pengamatan
3 Peningkatan efektifitas pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab.
Observasi Lembar Pengamatan
4 Faktor pendukung dan penghambat/kendala esensial (terkait erat dengan fokus penelitian) yang ditemukan selama pelaksanaan penelitian
Analisis terhadap hasil observasi
Catatan Lapangan
(3)
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Sejalan dengan pertanyaan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Pertama kemampuan bertanya siswa menunjukkan ada perbaikan terutama dalam halkemampuan menjawab dalam mengeluarkan pendapat. Dalam ketepatan menjawab pertanyan-pertanyaan yang diberikan guru peserta didik belum tepat,hal ini disebabkan oleh faktor guru yang dalam penilaian
observer masih belum optimal dalam memberikan dan menjelaskan materi
pembelajaran.Keberanian bertanya dan menjawab peserta didik belum optimal masih kurang.Keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat belum tampak secara menyeluruh. Dalam mengomentari tanggapan atas penjelasan dari guru, masih didominasi oleh siswa yang pandai. Guru belum bisa mengkondisikan atau mengendalikan suasana kelas yang gaduh. Siswa belum termotivasi untuk memberikan reaksi terhadap penjelasan guru bahkan ada beberapa siswa yang tidak begitu peduli dengan proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan guru.
2) Kedua dilihat dari hasil belajar siswa juga ada perbaikan. Secara keseluruhan hasil Belajar pelaksanaan siklus I adalah nilai rerata siswa pada tes evaluasi siklus I sebesar 62,75; dengan ketuntasan klasikal 46,4 %. Dari segi kognitif, ada 10 siswa yang belum tuntas. Dari hasil penelitian afektif dan
(4)
64
12siswa yang dinyatakan tidak lulus atau tidak tuntas. Dengan demikian proses pembelajaran akan diperbaiki pada siklus II.Pada siklus II telah terjadi perubahan perbaikan yang signifikan dimana penerapan metode tanya jawab yang diterapkan guru berhasil, siswa dalam pembelajaran dilibatkat berperan aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Anak berani bertanya dan menjawab dengan penuh motivasi tinggi.Proses mengajar guru selama siklus II berlangsung dengan menggunakan metode tanya jawab sudah baik, respon dan penerimaan peserta didik selama pembelajaran berlangsung sudah baik, peserta didik sudah berani mengeluarkan pendapat berkatan dngan materi pembelajaran dan menurut observer peneliti dalam pengelolaan kelas sudah baik sesuai dengan tujuan pembelajaran, serta guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan apersefsi sudah baik.Aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran IPS sudah mnunjukkan antusias yang baik dan peseta didik selama proses pembelajaran terlihat aktif dan kreatif. Hasil pengamatan observer selama pembelajaran berlangsung guru sudah baik dibandingkan dengan pada waktu pembelajaran siklus I serta dalam pemberian contoh juga sudah baik.Penggunaan metode tanya jawab pada siklus II sudah dapat dikatakan berhasil karena dilihat dai hasil pre-tes sudah menunjukkan hasil yang memuaskan terdapat perbedaan yang signifikan yang cukup baik, yaitu hasil nilai pre-test 68,11 dan ps-test 71,25. Menurut data tersebur menurut observer berarti pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
(5)
65
3) Ketiga penggunaan metode tanya jawab pada siklus II sudah dapat dikatakan berhasil karena dilihat dari hasil pre-tes dan pos-test sudah menunjukkan hasil yang memuaskan di mana terdapat perbedaan yang signifikan yang cukup baik, yaitu hasil nilai pre-test 68,11 dan pos-test 71,25. Menurut data tersebut menurut observer berarti pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab dapat meningkatkan keterampilan bertanya dan hasil belajar peserta didik.
B. Saran
Berikut ini penulis rumuskan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan yang cukup berguna dan bermanfaat.
1) Untuk membantu siswa dalam keterampilan bertanya salah satunya dengan menciptakan dan memotivasi siswa dalam pembelajaran yang efektif, efesien, dan kreatif di antaranya dengan penerapan metode tanya jawab.
2) Penerapan metode tanya jawab bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam memahami pembelajaran IPS khususnya.
3) Guru harus menciptakan suasana yang menyenangkan untuk memberikan motivasi belajar siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik dan komunikatif antara guru dengan peserta didik.
4) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang baik diharapkan muncul metode/teknik pembelajaran yang lebih baik dan inovatif guna membantu peserta didik dalam keberanian mengungkapkan pendapat dan keberanian
(6)
63
DAFTAR PUSTAKA
Abidin. Zainal. 1981. Pengembangan Program Pengajaran IPS (Mengenal
Model-Model Program Pengajaran Bidang Studi IPS), Jakarta, Penlok
tahap II P3G- Depdikbud.
Adang Heriawan dkk.2012.Metodologi Pembelajaran Kajian teoritis Praktis.Banten.LP3G
Ali. 1983. Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algensindo.
Anonim. 1982/1983. Program Pengajaran IPS, Modul Akta V-B, Depdikbud-Dikti-P2PT.
Arikunto, Suharsimi (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Badudu, JS. (1988). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kebijaksanaan Umum Pendidikan Dasar
dan Menengah. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat
Kurikulum-Badan Penelitian dan Pengembangan.
http://smacepiring.wordpress.com/Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode,
dan Teknik Pembelajaran)
M.D.Dahlan, 1990. Model-model Mengajar. Bandung: Dipenogoro.
Rusdi, Muhammad dkk. 1983. Pengantar Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya: Tim IPS FPIS IKIP Surabaya.
Sunaryo. 1989. Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, Malang, IKIP.
Suwardi. 1981. Pengembangan Program Pengajaran (Mengenal Moel-model
Program Pengajaran Bidang Studi IPS) Model Pengajaran Unit,Jakarta,
Penlok tahap II P3G- Depdikbud.
Winataputra, Udin S. 2005. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka.