PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 3 BANDAR LAMPUNG

ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DENGAN MENGGUNAKAN
METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD
MUHAMMADIYAH 3 BANDAR LAMPUNG

Oleh
Elva Meydia Shafoura Tamrin
Hasil belajar IPS di SD Muhammadiyah 3 Bandar Lampung rendah (50%)
siswa belum mencapai KKM. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPS melalui metode make a match.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek penelitian
adalah siswa kelas IV. Prosedur penelitian berbentuk siklus, setiap siklus
terdiri 4 langkah kegiatan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Teknik pengumpulan data melalui observasi aktivitas, dan hasil
evaluasi belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode make a match sangat efektif
dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Peningkatan aktivitas
siklus pertama rata-rata 57,85% dengan kategori cukup aktif, meningkat
siklus kedua dengan rata-rata 80% dengan kategori aktif. Peningkatan
aktivitas belajar siswa ini diikuti dengan peningkatan hasil belajar siswa.

Sebelum dilaksanakan penelitian, yang belum tuntas mencapai KKM 50%
atau 14 orang siswa, setelah dilakukan tindakan siklus pertama yang tuntas
mencapai KKM 67,85% atau 19 orang siswa dan siklus kedua ketuntasan
meningkat menjadi 82,14% atau 23 orang siswa dari 28 orang siswa.

Kata kunci: Aktivitas, Hasil belajar, Metode make a match

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan sosial adalah salah satu mata pelajaran yang mengandung
perhatian sangat besar. Hal ini karena IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang
dijadikan target dalam Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN).
Harapan masyarakat adalah agar siswa mendapatkan nilai tinggi terhadap mata
pelajaran IPS, tetapi hal ini masih jauh dari kenyataan. Indikasi ini menunjukkan
kurangnya pemahaman siswa tentang mata pelajaran IPS.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, antara lain
keterlibatan dan peran guru dalam proses pembelajaran. Kegagalan siswa adalah

salah satu cermin kegagalan guru dan sekolah dalam menjalankan fungsi dan
perannya. Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana diharapkan
masyarakat, diperlukan inovasi-inovasi yang bersifat kreatif dan kooperatif
sehingga tercipta suasana belajar dan pembelajaran yang kondusif, jika guru
memiliki peran yang ampuh baik sebagai fasilitator, motivator, maupun sebagai
pengelola pembelajaran. Jika peran tersebut benar-benar dilaksanakan oleh guru,
tujuan peningkatan mutu pendidikan anak segera terwujud.
Mengacu kepada tujuan pembelajaran IPS di SD yang tercantum di dalam
Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang standar isi, maka pembelajaran IPS
dilakukan agar peserta didik dapat mencapai kompetensi-kompetensi sebagai
berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir
logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan, (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan
global.
Dalam membimbing siswa agar secara gradual memiliki keterampilan dasar IPS
dan memahami konsep-konsep IPS, guru diharapkan agar menugasi siswa

melakukan kegiatan-kegiatan belajar aktif IPS. Dalam melakukan kegiatan itu,
siswa diarahkan untuk memanfaatkan beragam sumber belajar IPS yang
tersedia di sekolah dan terjangkau dalam lingkungan fisik, sosial, dan budaya
disekitarnya.
Pembelajaran IPS tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui
pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan
kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas siswa perlu
ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas IPS dengan bekerja kelompok
kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain.
Pembelajaran IPS di kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 3 Bandar
Lampung masih sangat memprihatinkan karena nilai murni evaluasi belajar
belum mencapai KKM, berdasarkan survei awal yang dilakukan, diperoleh data
sebagai berikut 50% (14 orang) dari 28 siswa yang belum mencapai KKM
dengan nilai KKM adalah 60. Hal ini terjadi diduga karena masih banyak siswa
yang kurang aktif dalam mengikuti penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Guru cenderung menggunakan metode ceramah yang membuat siswa merasa
jenuh dengan hanya mendengar penjelasan yang disampaikan guru.

Sehubungan dengan masalah tersebut, maka akan diupayakan perbaikan
pembelajaran IPS menggunakan metode make a match, menurut Lorna Curan

(1994) mempunyai kelebihan yaitu pemberian poin bagi pasangan yang saling
menemukan sebelum waktu yang ditentukan menjadi hal menarik dan memberi
semangat bagi siswa. Sehingga dapat menempatkan siswa pada posisi yang
lebih aktif meningkatkan belajarnya. Untuk itu peneliti melakukan Penelitian
Tindakan Kelas agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode
make a match di kelas IV SD Muhammadiyah 3 Bandar Lampung.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, penulis merumuskan
Masalah dalam penelitian ini yaitu:
penggunaan metode make a match pada pelajaran IPS dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas IV SD

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas
adalah:
Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui metode make a
match pada pelajaran IPS di kelas IV SD Muhammadiyah 3 Bandar

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini dapat memberi manfaat:
1. Bagi Guru
a) Meningkatkan kinerja guru
b) Memperbaiki proses pembelajaran di kelas, khususnya untuk
mengaktifkan siswa
c) Menemukan kekuatan dan kelemahan, kemudian mengembangkan
alternatif untuk mengatasi kelemahan tersebut.

2. Bagi Sekolah
a) Meningkatkan mutu pendidikan dan mutu sekolah SD Muhammadiyah 3
Bandar Lampung.
b) Memberikan masukan yang baik untuk mengadakan pembaharuan
dalam
rangka memajukan program sekolah.

3. Bagi Siswa

a) Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar karena siswa terlibat secara
langsung ndi dalam aktivitas tersebut.
b) Menunjukkan peran yang nyata dalam pengembangan ilmu

pengetahuan sehingga dapat mengembangkan metode make a match.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Make a Match
2.1.1 Arti Make a Match

Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban
soal sebelum habis waktu yang ditentukan. Menurut Lie (2002:30) bahwa,
pembelajaran

kooperatif

make

a

match


ialah

pembelajaran

yang

menitikberatkan pada gotong royong dan kerja sama kelompok. Menurut
Ibrahim (2000:2) model pembelajaran make a match merupakan model
pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan
sosial.

Teknik metode make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh
Lorna Curran (1994) yang merupakan salah satu alternatif yang dapat
diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik, yaitu
siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum
habis waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Salah
satu keunggulan metode ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan.

Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa metode make a match

memberikan manfaat bagi siswa diantaranya sebagai berikut:
a. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.
b. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.
c. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar
secara klasikal.

2.1.2. Langkah Langkah Make a Match

Langkah-langkah metode make a match menurut Lorna Curran (1994) adalah:
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang
cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya
kartu jawaban.
b. Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu.
c. Setiap peserta didik memikirkan jawaban atas soal dari kartu yang dipegang.
d. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya (soal jawaban).
e. Setiap peseta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
f. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap peserta didik mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya.

2.1.3. Kelebihan dan Kelemahan Make a Match

Adapun kelebihan dan kelemahan make a match menurut Lorna Curran (1994)
adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan
a. Setiap siswa mendapat kesempatan memperoleh beberapa kartu soal satu
jawaban dalam beberapa topik.
b. Pemberian poin bagi pasangan yang saling menemukan sebelum waktu yang
ditentukan menjadi hal menarik dan memberi semangat bagi siswa.
2. Kelemahan
a. Tidak ada proses diskusi dan presentasi antar kelompok / pasangan.
b. Perlu penyatuan yang cermat.

2.2. Belajar

Menurut Sutikno (2004), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil


pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Kaki seorang
patah karena terkena benda yang

berat yang terjatuh dari atas loteng, ini tidak

bisa disebut perubahan hasil dari belajar. Jadi, perubahan yang bagaimana yang
dapat disebut belajar? Perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang
terjadi secara sadar dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya.

Menurut Hakim (2002), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan, kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan
kemampuannya.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin,
2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan
perubahan tingkah lakunya.


Dari beberapa definisi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa belajar pada
di di dalam diri seseorang setelah
melakukan aktivitas tertentu. Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan
hasil yang diperolehnya.

2.2.1 Aktivitas Belajar

Menurut Burtom (2007) menyebutkan, bahwa mengajar adalah membimbing
kegiatan belajar

teaching is the guidance of
Definisi ini

berimplikasi bahwa aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai
subjek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan

belajar. Pada kenyataannya di sekolah-sekolah sering guru yang aktif sehingga
murid tidak diberi kesempatan untuk aktif. Betapa pentingnya aktivitas belajar
siswa dalam proses belajar mengajar.

Aktivitas murid yang dimaksud di sini adalah aktivitas jasmaniah maupun
aktivitas mental. Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa

hal: 1) aktivitas visual seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen, dan
demonstrasi, 2) aktivitas lisan seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab,
diskusi, menyanyi, 3) aktivitas mendengarkan seperti mendengarkan penjelasan
guru, ceramah, pengarahan, 4) aktivitas gerak seperti senam, atletik, menari,
melukis, 5) aktivitas menulis seperti mengarang, membuat makalah, membuat
surat.

Setiap jenis aktivitas tersebut di atas memiliki kadar atau bobot yang berbeda
bergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Agar siswa terlibat dalam proses pembelajaran, guru dapat: a)
menyampaikan konsep berbasis pada penyelidikan, penemuan, atau percobaan, b)
mengaitkan konsep yang dibahas dengan kehidupan keseharian siswa, c) member
tugas yang berbasis pada pengelompokkan siswa, d) menciptakan model-model
permainan untuk memperkuat pemahaman konsep (Depdiknas,2002).

2.2.2 Hasil Belajar

Menurut Sudjana hasil belajar yang dicapai dipengaruhi oleh dua faktor utama,
yakni faktor dalam diri sendiri dan faktor yang datang dari luar diri sendiri atau
faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri sendiri terutama
kemampuan yang dimiliki. Faktor kemampuan besar sekali pengaruhnya terhadap
kesuksesan belajar yang dicapai.

Menurut Clark (dalam Sudjana, 1981: 12) hasil belajar di sekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan dan 30% dipengaruhi oleh faktor dari luar diri
sendiri yakni faktor lingkungan.

Sedangkan Gagne (2008:3.5) mengemukakan adanya 5 jenis hasil belajar, yaitu 1)
verbal informations (informasi verbal) yaitu kemampuan untuk menyatakan atau
mengungkapkan kembali secara verbal pengetahuan atau informasi yang telah
dimilikinya, 2) intellectual skills (kecakapan intelektual) menunujuk kepada
kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri
dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambing/simbol
huruf, angka, kata, gambar. Cakupan dari kecakapan intelektual ini meliputi
kecakapan yang sangat sederhana sampai kepada kemampuan yang bersifat
kompleks sesuai kapasitas intelektual yang dimiliki seseorang, 3) cognitive
strategis (strategi kognitif) menunjuk pada kemampuan mengatur cara/proses
belajar dan mengelola mengorganisir proses berpikir dalam arti yang seluas-

luasnya. Seseorang yang memiliki strategi kognitif yang baik akan jauh lebih
efisien dan efektif dalam mempergunakan semua konsep dan kaidah yang
dimilikinya dibandingkan dengan seseorang yang tidak berkemampuan, 4) motor
skills (keterampilan motorik) menunjuk kepada kemampuan untuk melakukan
rangkaian gerak-gerik jasmani yang dikemukakan oleh sistem saraf disertai

koordinasi yang memadai antara kerja otak dan proses psikologis yang mengatur
gerak itu dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antar berbagai
anggota badan secara terpadu, dan 5) attitudes (sikap dan nilai) menunjuk kepada
kemampuan internal yang sangat berperan dalam menentukan dan mengambil
suatu tindakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak.

2.3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan ditingkat SD/MI/SDLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI,
mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.
Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan mencintai lingkungan alam,
dan menjadi warga dunia yang cinta damai.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensip dan terpadu dalam
proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di

masyarakat. Umumnya para guru menyajikan IPS dengan kaku dan cenderung
membosankan. Guru hanya menyampaikan informasi yang dibacanya dari buku,
sementara siswa diminta mendengar atau mencatat. Guru tidak mendorong siswa
untuk menggali strategi sendiri. Dampaknya siswa hanya biasa mengungkap apa
yang mereka terima dari guru (Marpaung : 2001).

Mempelajari IPS berarti mempelajari berbagai konsep dan proses yang
berhubungan dengan IPS. Dalam mata pelajaran IPS, siswa secara bertahap
dibimbing agar memiliki keterampilan dasar IPS yang digunakan untuk mengenal
dan memahami berbagai konsep IPS.

1. Tujuan Pembelajaran IPS

Mengacu kepada tujuan pembelajaran IPS yang tercantum di dalam standar isi
dan standar kompetensi kelulusan, maka pembelajaran IPS dilakukan agar peserta
didik dapat:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungan.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.
c .Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk,ditingkat lokal, nasional dan global.

2.4. Metode
2.4.1. Pengertian Metode

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh
guru dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Menguasai metode mengajar merupakan keniscayaan, sebab seorang guru tidak
akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara tepat.

Djamarah, mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan
metode mengajar, yaitu :
a. Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya.
b. Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya.
c. Situasi berlainan keadaannya.
d. Fasilitas bervariasi secara kualitas dan kuantitasnya.
e. Kepribadian dan kompetensi guru yang berbeda-beda.

2.4.2. Ciri-ciri umum metode yang baik

Kebaikan suatu metode terletak pada ketepatan memilih sesuai dengan tuntutan
pembelajaran. Ciri dari sebuah metode yang baik, yaitu :
a. Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat
b. Bersifat luwes, fleksibel, dan memilih daya sesuai dengan watak siswa
dan materi.
c. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan
mengantarkan siswa pada kemampuan praktis.
d. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan
materi.
e. Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya.

2.4.3. Prinsip Prinsip Penentuan Metode

Prinsip yang mendasari urgensi metode dalam proses belajar mengajar, yakni :
a. Prinsip motivasi dengan tujuan belajar.
b. Prinsip Kematangan dan perbedaan individual.
c. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis.
d. Integrasi pemahaman dan pengalaman.
e. Prinsip fungsional.
f. Prinsip menggembirakan.

2.4.4. Faktor faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penetapan metode adalah :
a) tujuan yang hendak dicapai, b) materi pelajaran, c) peserta didik, d) situasi, e)
fasilitas, f) guru.

2.5. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan penelitian kajian pustaka di atas maka hipotesis tindakan ini adalah
make a match , dengan mengikuti langkahlangkah yang tepat maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPS di kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 3 Bandar

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 3 Bandar Lampung yang
beralamat di Jalan Soekarno Hatta No 2 Kecamatan Panjang Bandar
Lampung. Adapun waktu yang digunakan peneliti dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas ini selama 3 bulan, dimulai dari bulan Oktober
sampai dengan bulan Desember 2011. Yang mana subjek penelitiannya
adalah siswa SD Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas IV yang
berjumlah 28 orang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 20 orang perempuan.

3.2. Lingkup Penelitian

Untuk menjawab masalah yang telah tertuang dalam perumusan masalah,
faktor yang diteliti adalah:
1. Aktivitas siswa dengan menggunakan metode make a match selama
pembelajaran IPS berlangsung.
2. Kinerja guru disaat kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan
menggunakan metode make a match

3. Hasil belajar siswa dengan metode make a match setiap akhir siklus.

3.3. Prosedur Penelitian

Metode penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas, dengan
langkah-langkah kegiatan adalah: a) merencanakan, b) melakukan tindakan, c)
mengamati, dan d) refleksi (Wardani,2007: 24)

Dengan demikian langkah-langkah penelitian dapat digambarkan sebagai
berikut:

Siklus 1
Merencanakan

Pelaksanaan

Mengamati

Refleksi
Siklus 2

Refleksi

Mengamati

Pelaksanaan

Gambar 1: Alur Penelitian Tindakan Kelas

Siklus 1
1. Tahap perencanaan

Merncanakan

Perencanan perbaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan waktu, hari, tanggal, dan bulan pelaksanaan penelitian siklus 1
2. Menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3. Menyusun instrumen aktivitas siswa, hasil belajar maupun untuk guru.

2. Tahap pelaksanaan

Setelah persiapan selesai, guru/peneliti melaksanakan tindakan dalam kelas
berdasarkan perencanaan, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai
berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan:
a. Orientasi dengan berbaris di depan kelas 5 menit
b. Memotivasi siswa supaya tertarik mengikuti pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
c. Apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan materi lalu yang
berhubungan dengan materi yang akan diajarkan.

2. Kegiatan Inti:
a. Eksplorasi
1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang

topik materi.
2. Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode make a match yang akan
dipakai saat pembelajaran
3. Guru menjelaskan langkah-langkah penggunaan metode make a match.
4. Guru menyiapkan kartu soal dan jawaban kemudian kartu digulung.
5. Guru mengocok kartu yang sudah digulung
6. Guru membagikan kartu ke siswa, setiap siswa mendapat satu kartu
7. Guru menyuruh siswa untuk mencari pasangannya yaitu mencocokkan antara
soal dengan jawaban
8. Siswa yang sudah menemukan pasangan segera menghadap guru untuk
mendapatkan poin.
9. Setelah semua siswa menemukan pasangan, diharapkan semua siswa duduk
kembali ditempat masing-masing
10. Kemudian siswa membacakan hasilnya ada yang membaca soal dan ada
yang membacakan jawabannya.

b. Elaborasi
1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi untuk

Memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
3. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
4. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual

maupun kelompok.

c. Konfirmasi
1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.
2. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab
tentang hal- hal yang belum diketahui.
3. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.

3. Penutup
a. Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran.
b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

3.Tahap Observasi dan Evaluasi

Observasi tindakan ini berkolaborasi dengan teman sejawat mengidentifikasi
kegiatan aktivitas dan hasil belajar siswa serta observasi kinerja guru/peneliti

dilanjutkan wawancara/tanya jawab dengan siswa menggunakan instrumen
penelitian sebagai berikut:
a. Lembar observasi aktivitas siswa.
b. Lembar observasi kinerja guru.
c. Lembar evaluasi belajar siswa.

4.Tahap Refleksi

Refleksi

meliputi

kegiatan

menganalisis,

memahami,

dan

membuat

kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran.
Dengan melihat hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa, hasil belajar siswa,
dan kinerja guru ditarik kesimpulan tentang perkembangan, kemajuan, dan
kelemahan serta kekurangan yang terjadi. Dari refleksi ini selanjutnya
dijadikan dasar untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Data Penelitian

Data yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah:
a. Aktivitas siswa kelas IV SD Muhammadiyah 3 Bandar Lampung pada
pelajaran IPS dengan menggunakan metode make a match.
b. Kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS.
c. Hasil belajar IPS kelas IV SD Muhammadiyah 3 Bandar Lampung.

3.4.2. Instrumen Pengumpul Data

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah:
a. Lembar observasi aktivitas siswa.
b. Lembar observasi kinerja guru (IPKG).
c. Tes formatif, dilaksanakan pada akhir pelaksanaan siklus penelitian
pada siswa yang berupa essay berbentuk isian.

3.5 Analisis Data
3.5.1 Analisis Data Non Tes

a. Aktivitas Siswa

Data kualitatif diperoleh dari data aktivitas peserta didik . Setiap peserta didik
diamati aktivitasnya secara klasikal dalam setiap pertemuan pada lembar
observasi yang telah disediakan sesuai dengan indikator yang telah
ditentukan. Setelah selesai di observasi maka jumlah aktivitas yang dilakukan
peserta didik dihitung, lalu dipersentasekan.
Menentukan persentase aktivitas yang dilakukan dengan menggunakan rumus:
%A = Na x 100%
N
Keterangan:
%A : Persentase aktivitas peserta didik
Na

: Jumlah indikator aktivitas terkategori aktif yang dilakukan peserta didik

N

: Jumlah indikator aktivitas keseluruhan

Data pada siklus 1 dan 2 diolah menjadi persentase aktivitas peserta didik.
Seorang peserta didik dikategorikan aktif apabila minimal memperoleh 61%
dari 5 (lima) indikator yang ada. Pemilihan persentase keaktifan peserta didik
didukung oleh Arikunto (1990: 17), yaitu:
81% - 100% sangat aktif
61% - 80% aktif
41% - 60% cukup aktif
21% - 40% kurang aktif
0% - 20%

kurang aktif sekali

Menentukan persentase peserta didik aktif dengan menggunakan rumus:
%

x 100%
N

Keterangan:
%As
As
N

: Persentase peserta didik yang aktif
: Jumlah peserta didik yang aktif
: Jumlah peserta didik

b. Kinerja Guru

Untuk mengetahui peningkatan kinerja guru, dengan kategori kurang, cukup,
baik, dan sangat baik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1: Konversi rentang nilai kinerja guru

No

Rentang nilai

Kategori

1.

0 - 15

Kurang

2.

16 30

Cukup

3.

31 45

Baik

4.

46 - 60

Sangat baik

Dengan kategori: kurang (apabila indikator yang mempengaruhi kinerja guru
sudah dilaksanakan), cukup (apabila indikator yang mempengaruhi kinerja guru
sudah dilaksanakan), baik (apabila indikator yang mempengaruhi kinerja guru
sudah dilaksanakan namun masih kurang baik), dan sangat baik (apabila
indikator yang mempengaruhi kinerja guru sudah dilaksanakan dengan baik).

Untuk menilai kinerja guru, peneliti dibantu oleh seorang guru mitra yaitu guru
di sekolah yang mengajar di kelas lain.

3.5.2 Analisis Data Tes

Analisis data yang digunakan untuk melihat adanya peningkatan nilai hasil
belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah 3 Bandar Lampung dalam
pembelajaran IPS dengan metode make a match dilakukan dengan melihat hasil
nilai siswa selama pelaksanaan siklus. Tahap analisisnya adalah sebagai berikut:
a. Menilai lembar hasil kegiatan dan hasil tes formatif pada pelajaran IPS.

b. Menghitung dan mencari rata-rata dari kegiatan dan tes formatif
c. Menentukan tingkat keberhasilan siswa berdasarkan tolak ukur yang
digunakan.

Hasil tes dihitung menggunakan cara sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata kelas
Dihitung dengan rumus:
Skor perolehan
Nilai siswa =
Skor maksimal

X 100

Jumlah nilai keseluruhan
Nilai rata-rata =
Jumlah siswa

X 100

2. Nilai ketuntasan belajar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS kelas IV di SD
Muhammadiyah 3 Bandar Lampung adalah 60. Persentase ketuntasan disetiap
pembelajaran dianalisis dengan menggunakan rumus:
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar =

X 100%
Jumlah siswa

3.6. Indikator Keberhasilan

Adapun indikator keberhasilan yang diharapkan dalam PTK ini adalah Siklus
dihentikan jika aktivitas siswa sudah baik dan hasil belajar siswa mengalami

peningkatan dengan kriteria ketuntasan minimal adalah 60 serta jumlah siswa
yang tuntas belajar minimal 80%.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah metode make a match dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPS siswa. Hal ini didasarkan pada berapa pertemuan,
yaitu
1. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode make a match membuat
siswa lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran, memperhatikan
penjelasan guru, keaktifan siswa dalam bertanya, keaktifan siswa mengerjakan
tugas yang diberikan, keaktifan siswa menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru, keaktifan siswa dalam melaksanakan aturan dan tata cara permainan.
Hal ini juga terlihat dari penilaian aktivitas peserta didik yang semakin
meningkat dari siklus kesatu hingga siklus kedua, pada siklus I mencapai 50%
dan meningkat pada siklus 2 yaitu mencapai 82%, sehingga peningkatannya
mencapai 32%
2. Hasil belajar IPS siswa melalui metode make a match menunjukkan
kemajuan yang signifikan baik secara individu maupun secara kelompok,hal
ini dapat terlihat dari perbandingan hasil tes awal dengan tes akhir yaitu
meningkatnya perolehan hasil tes IPS pada siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 3 Bandar Lampung, dimana pembelajaran dikatakan

berhasil apabila peserta didik telah memperoleh nilai sesuai dengan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu 60. Secara keseluruhan peserta didik yang
telah mencapai skor ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sebanyak 23
orang atau sekitar 82%, sisanya 5 orang atau 18% masih belum mencapai
skor ketuntasan minimal.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat
mengemukakan beberapa saran dalam penerapan metode make a match yaitu
sebagai berikut :
1. Bagi para guru, dalam pembelajaran menggunakan metode make a match
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS.
Dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan mengembangkan profesinya sebagai guru.
2. Kepala sekolah sebaiknya dapat memberikan motivasi kepada guru untuk
lebih berani menggunakan metode-metode pembelajaran, seperti metode
make a match

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DENGAN MENGGUNAKAN
METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD
MUHAMMADIYAH 3 BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)

Oleh

ELVA MEYDIA SHAFOURA TAMRIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DENGAN MENGGUNAKAN
METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD
MUHAMMADIYAH 3 BANDAR LAMPUNG

Oleh

ELVA MEYDIA SHAFOURA TAMRIN

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012

DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Alur penelitian tindakan kelas........................................................................18
2. Dokumentasi ..................................................................................................54

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...........................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

ix

BAB I.PENDAHULUAN .............................................................................
1.1
1.2
1.3
1.4

Latar Belakang Masalah .................................................................
Perumusan Masalah
...............................................................
Tujuan Penelitian ..........................................................................
Manfaat Penelitian ........................................................................

1
1
3
4
4

BAN II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................
2.1 Make a match .............................................................................
2.1.1 Arti Make a Match ...........................................................
2.1.2 Langkah-langkah Make a match
.............
2.1.3 Kelebihan dan kelemahan Make a match .........................
2.2 Belajar ........................................................................................
2.2.1 Aktivitas Belajar ...............................................................
2.3 Ilmu Pengetahuan Sosial ............................................................
2.4 Metode ........................................................................................
2.4.1 Pengertian Metode .............................................................
2.4.2 Ciri-ciri metode yang baik ................................................

6
6
6
7
8
8
11
12
14
14
14

2.4.3 Prinsip-prinsip penentuan metode......................................
2.4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode ......
2.5 Hipotesis Tindakan .....................................................................

15
15
16

BAB. III. METODE PENELITIAN ...............................................................

17

3.1 Setting penelitian ......................................................................
3.2 Lingkup Penelitian ...................................................................
3.3 Prosedur Penelitian ...................................................................
3.4. Teknik Pengumpulan Data........................................................
3.4.1 Data Penelitian ................................................................
3.4.2 Instrumen Pengumpul Data..............................................

17
17
18
22
22
23

3.5 Analisis Data .............................................................................
3.5.1 Analisis Data Non Tes ....................................................

23
23

3.5.2 Analisis Data Tes
3.6 Indikator Keberhasilan

............................................
...........................................

26
27

................................................

28

4.1 Hasil Penelitian Siklus 1
........................................
4.1.1 Tahap Perencanaan
....................................................
4.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 .............................
4.1.3 Obser
..........................................
4.1.4 Refleksi
...........................
4.2 Hasil Penelitian siklus 2
............................................
4.2.1 Tahap Perencanaan
..............................................
4.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus 2..............................
4.2.3 Observasi Tindakan ..........................................................
4.2.4 Refleksi ............................................................................
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................
4.3.1 Model Pembelajaran Make a Match Dapat
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa.............................
4.3.2 Model Pembelajaran Make a Match Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa ...................................

28
28
29
34
39
40
40
42
46
51
52

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................

55

5.1 Kesimpulan .................................................................................
5.2 Saran ...........................................................................................

55
56

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

57

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

52
53

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk (1990), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara.
Burtom (2007), Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Depdiknas (2002), Model Pembelajaran Sekolah Dasar, Departemen Pendidikan
Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar,
Jakarta.
Permendiknas Nomor 29.Tahun 2003, tentang sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006,tentang Standar Isi.
Jakarta.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang cara pembuatan
RPP. Jakarta
Gagne (2008), Strategi Pembelajaran, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Hakim Thursan (2002), Belajar Secara Efektif: Jakarta, Puspa Swara.
Ibrahim, H. Muslimin (2000), Pembelajaran Kooperatif: Surabaya, University
Press.
Lie, Anita (2000), Cooperative Learning. Mempraktekkan Cooperative Learning
di Ruang-ruang Kelas, PT Grasindo, Jakarta.
Lorna Curan, dikutip dari http://Tarmizi wordpresss.com/2008/12/03/
Pembelajaran Kooperatif Langkah-langkah make a match /

didownload tanggal 11 November 2011..
Lorna Curan, dikutip dari http://Tarmizi wordpresss.com/2008/12/03/
Pembelajaran Kooperatif Kelebihan Dan kelemahan make
a match / didownload tanggal 11 November 2011..
Marpaung, Yansen (2001), Panduan Pakem IPS SD: Jakarta, Gelora Aksara
Pratama.
M. Sobry Sutikno (2004), Menuju Pendidikan Bermutu: Mataram, NTP Press.

Nana Sudjana (1987), Penuntun Belajar yang Sukses: Jakarata, Nine Karya Jaya.
Slavin, R.E (2000), Educational Psychology: Theory and Practice, Sixth Edition,
Boston Allyn and Bacon
Syaiful Bahri Jamarah (2002), Strategi Belajar Mengajar: Jakarta, Rineka Cipta.

Wardani (2007). Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Wardani
IGAK, Jakarta.

DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. konversi rentang nilai kinerja guru ................................................................25
2. Aktivitas siswa siklus 1 pertemuan 1 .............................................................34
3. Aktivitas siswa siklus 1 pertemuan 2 .............................................................35
4. Penilaian kinerja guru siklus 1 pertemuan 1 ..................................................36
5. Penilaian kinerja guru siklus 1 pertemuan 2 ..................................................37
6. Distribusi hasil belajar siklus 1 pertemuan 1 .................................................38
7. Distribusi hasil belajar siklus 1 pertemuan 2 .................................................39
8. Aktivitas siswa siklus 2 pertemuan 1 .............................................................46
9. Aktivitas siswa siklus 2 pertemuan 2 .............................................................47
10. Penilaian kinerja guru siklus 2 pertemuan 1 .................................................48
11. Penilaian kinerja guru siklus 2 pertemuan 2 ................................................49
12. Distribusi hasil belajar siklus 2 pertemuan 1 ................................................50
13. Distribusi hasil belajar siklus 2 pertemuan 2 ................................................50

Judul Skrips

: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
(IPS) DENGAN MENGGUNAKAN
METODE MAKE A MATCH PADA SISWA
KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 3
BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa

: ELVA MEYDIA SHAFOURA TAMRIN

Nomor Pokok Mahasiswa

: 1013069023

Program Studi

: S1 PGSD SKGJ

Jurusan

: Ilmu Pendidikan

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd
NIP 19510507 198103 1 002

Dosen Pembimbing

Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd
NIP 19620203 198811 1 001

MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Penguji

: Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd.

Penguji
Bukan Pembimbing

: Drs. Supriyadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.
NIP 19600315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 12 Maret 2012

MOTTO

Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuat urusan),
tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)
Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap
( QS Al-Insyirah: 6,7,8)

PERNYATAAN
Yamg bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa

: Elva Meydia Shafoura Tamrin

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013069023
Judul Skripsi

: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
(IPS) DENGAN MENGGUNAK METODE
MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV
SD MUHAMMADIYAH 3 BANDAR
LAMPUNG

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan
menurut sepengetahuan saya tidak berisi materi yang pernah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain.
Adapun bagian-bagian tetentu dalam penelitian ini yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah
penulisan karya ilmiah.
Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Bandar Lampung, Maret 2012
Yang membuat pernyataan

Elva Meydia Shafoura Tamrin

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Penelitian Tindakan Kelas ini untuk:

1. Suamiku Hafidin dan anakku Abdullah Nur Syamsi yang selalu mendoakan dan
mendukungku untuk keberhasilanku.
2. Ayah dan ibuku serta mertuaku yang selalu mendoakanku demi keberhasilanku.
3. Saudara-saudaraku, Kakak-kakakku, dan adik-adikku yang selalu memberi
semangat dan motivasi untuk keberhasilanku.

RIWAYAT HIDUP

Elva Meydia Shafoura Tamrin, lahir di Babakan, 2 Mei 1982, anak ke empat dari
6 bersaudara dari Bapak Tamrin dan Ibu Nila Dewi. Menikah dengan Hafidin dan
dikaruniai 1 orang anak yang diberi nama Abdullah Nur Syamsi.

Memulai pendidikan di SD Negeri 1 Gedung Meneng lulus tahun 1994.
Melanjutkan ke SLTP Negeri 8 Bandar Lampung lulus tahun 1997. Melanjutkan
ke MAN I Model Bandar Lampung lulus tahun 2000. Kemudian pada tahun 2010
melanjutkan pendidikan ke Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Program Studi PGSD-Program Sarjana Kependidikan Guru
dalam Jabatan.

Peneliti memulai mengajar di SD Muhammadiyah 3 Bandar Lampung dari tahun
2004 sampai sekarang.

SANWACANA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, kerena petunjuk dan
hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas yang

dengan Menggunakan Metode Make A Match Pada Siswa Kelas IV SD

diajukan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana pada Program S-1
PGSD Dalam Jabatan.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moral maupun material
dalam penyelesaian penulisan penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, sebagai ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
3. Dr. Darsono, M.Pd, sebagai Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung.
4. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd, sebagai dosen pembimbing yang senantiasa
memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dari awal hingga

Penelitian Tindakan Kelas ini selesai.
5. Drs. Supriyadi, M.Pd, sebagai dosen pembahas yang dengan penuh kesabaran
memberikan bimbingan dan masukan pada peneliti hingga Penelitia Tindakan
Kelas ini selesai.
6. Bapak/Ibu Dosen selaku tim pengajar dalam pelaksanaan Program S1 PGSD
dalam Jabatan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama
peneliti menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
7. Fajar Ferrosawati, S.Pd.I, sebagai Kepala SD Muhammadiyah 3 Bandar
Lampung yang telah memberikan bantuan serta izin untuk melakukan
penelitian di SD Muhammadiyah 3 Bandar Lampung dan segenap dewan guru
yang telah membantu di dalam penelitian ini.
8. Lisna Hayati, S.Pd.I, yang telah membantu dari awal hingga penelitian ini
selesai.
9. Teman-teman Program S1 PGSD dalam Jabatan yang telah banyak
memberikan
semangat dan bantuan serta rasa persahabatan dan kekeluargaan yang akan
menjadi lebih indah.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan
laporan penelitian ini yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu.

Peneliti mengakui bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
peneliti harapkan untuk perbaikan lebih lanjut dan masukan bagi peneliti sebagai
pedoman acuan dalam penelitian yang akan datang.

Bandar Lampung,

Mei 2012

Elva Meydia Shafoura.T

Dokumen yang terkait

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV SDN 2 SAWAH LAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 2 81

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Make A Match Pada Siswa Kelas Iv SD Negeri 3 Keden Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 14

BAB 1 PENDAHULUAN Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Make A Match Pada Siswa Kelas Iv SD Negeri 3 Keden Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 6

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Make A Match Pada Siswa Kelas Iv SD Negeri 3 Keden Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Make a- Match Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Papahan Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 14

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF MAKE A MATCH DI SD

0 0 13

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MAKE A MATCH DI KELAS V SD

0 0 13

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

0 8 15