MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR ATLETIK LARI ESTAFET MELALUI PERMAINAN MEMINDAHKAN BENDA (di Kelas V SDN Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka).

(1)

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR ATLETIK LARI ESTAFET MELALUI PERMAINAN

MEMINDAHKAN BENDA

(di Kelas V SDN Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Aji Munaji

0902771

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2013


(2)

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR ATLETIK LARI ESTAFET MELALUI PERMAINAN

MEMINDAHKAN BENDA

(di Kelas V SDN Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka)

Oleh Aji Munaji

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan Penjas

© Aji Munaji 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

vi LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 9

1. Rumusan Masalah ... 9

2. Pemecahan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Batasan Istilah ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

A. Kajian Teoritis ... .14

1. Hakikat Pembelajaran ... .14

a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... .14

b. Tujuan Pendidikan Jasmani ... .16

c. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... .19

2. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... .20


(6)

vii

b. Manfaat dan Tujuan Atletik ... 25

c. Lari Estafet ... 26

4. Permainan Memndahkan Benda ... 30

5. Pembelajaran Lari Estafet melalui Permainan Memindahkan Benda.. 31

B. Kajian Praktisi ... 32

C. Hipotesis Tindakan ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

1. Lokasi Penelitian ... 35

2. Waktu Penelitian ... 36

B. Subjek Penelitian ... 37

C. Metode dan Desain Penelitian ... 37

1. Metode Penelitian ... 37

2. Desain Penelitian ... 39

D. Prosedur Penelitian ... 43

1. Tahapan Perencanaan Tindakan ... 43

2. Tahapan Pelaksanaan ... 44

3. Tahapan Observasi ... 44

4. Tahapan Analisis dan Refleksi ... 45

E. Instrument Penelitian ... 45

1. Observasi ... 45

a. Format IPGK 1 ... 45

b. Format IPKG 2 ... 50

c. Format Aktivitas Siswa ... 53

d. Format Tes Hasil Belajar Siswa ... 54

2. Wawancara ... 56


(7)

viii

1. Teknik Pengolahan Data ... 58

2. Analisis Data ... 60

G. Validasi Data...62

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Paparan Data Awal ... 64

1. Paparan Data Awal Perencanaan ... 64

2. Paparan Data Awal Pelaksanaa ... 67

3. Paparan Data Awal Aktivitas Siswa ... 69

4. Paparan Data Awal Hasil Belajar Lari Estafet ... 70

B. Paparan Data Tindakan ... 73

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 73

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 73

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 77

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus I ... 80

d. Paparan Data Hasil Belajar Siklus I ... 82

e. Catatan Lapangan ... 85

f. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 85

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 91

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 92

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 95

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus II ... 99

d. Paparan Data Hasil Belajar Siklus II ... 101

e. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 104

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 110

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 110

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ... 115


(8)

ix

1. Pembahasan Tahap Perencanaan ... 128

2. Pembahasan Kinerja Guru ... 129

3. Pembahasan Aktivitas Siswa ... 131

4. Pembahasan Hasil Tes Belajar Siswa ... 133

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 135

B. Saran ... 139

DAFTAR PUSTAKA ... 142

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 144

RIWAYAT HIDUP ... 184


(9)

x

Tabel Halaman

3.1 Jadwal Penelitian...36

3.2 Format Isntrumen Perencanaan Kinerja Guru...46

3.3 Format Isntrumen Pelaksanaan Kinerja Guru...51

3.4 Format Aktivitas Siswa...53

3.5 Format Penilaian Tes Lari Estafet...54

3.6 Format Wawancara Guru...56

3.7 Format Wawancara Siswa...57

3.8 Format Catatan Lapangan...58

4.1 Data Awal Hasil Oservasi Perencanaan Pembelajaran... 65

4.2 Data Awal Obsevasi Pelaksanaan Kinerja Guru...67

4.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa...69

4.4 Data Awal Observasi Pelaksanaan Lari Estafet...71

4.5 Format Instrumen Perencanaan Kineja Guru Siklus I...75

4.6 Format Instrumen Pelaksanaan Kineja Guru Siklus I...78

4.7 Hasil Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ...80

4.8 Hasil Data Tes Pembelajaran Lari Estafet Siklus I...83

4.9 Rekapitulasi Persentase Perencanaan Pembelajaran Siklus I...86

4.10Rekapitulasi Persentase Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I...87

4.11Rekapitulasi Data Peningkatan Aktivitas Siswa Data Awal dan Siklus I...88

4.12Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Data Awal dan Siklus I...89

4.13Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II...93

4.14Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II...97

4.15Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II...99


(10)

xi

Siklus II ... 106

4.19 Rekapitulasi Persentase Peningkatan Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I dan Siklus II ... 107

4.20 Rekapitulasi Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa Data Awal, Siklus I dan Siklus II ... 108

4.21 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 113

4.22 Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 117

4.23 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 119

4.24 Data Observasi Hasil Tes Pembejaran Lari Estavet Siklus III ... 121

4.25 Rekapitulasi Persentase Peningkatan Perencanaan Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 123

4.26 Rekapitulasi Persentase Peningkatan Pelaksanaan Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 124

4.27 Rekapitulasi Persentase Peningkatan Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 125

4.28 Rekapitulasi Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 126


(11)

xii

4.1. Hasil Observasi Data Awal Perencanaa ... 66

4.2. Hasil Observasi Data Awal Pelaksanaan... 68

4.3. Hasil Observasi Data Awal Hasil Belajar Siswa ... 73

4.4. Perencanaan Data Awal, Siklus I dan Target ... 76

4.5. Hasil IPKG II pada Siklus Data Awal dan Siklus I ... 79

4.6. Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa pada Data Awal dan Siklus I ... 82

4.7. Hasil Belajar Siswa pada Data Awal dan Siklus I ... 85

4.8. Peningkatan Perencanaan Data Awal, Siklus I dan Siklus II ... 94

4.9. Peninkatan Hasil Kinerja Guru pada Data Awal, Siklus I dan II ... 98

4.10.Hasil Perbandingan Aktivitas Data Awal,Siklus I dan Siklus II ... 101

4.11.Hasil Belajar Siswa pada Data Awal,Siklus I dan Siklus II ... 104

4.12.Peningkatan Perencanaan Pembelajaran Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 114

4.13.Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 118

4.14.Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 120

4.15.Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 123

4.16.Data Hasil Peningkatan Perencanaan Pembelajaran dari Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 128

4.17.Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 130

4.18.Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa dari Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 132

4.19.Hasil Peningkatan Belajar Siswa dari Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 133


(12)

xiii

2.1.Tongkat Estafet ... 27

2.2.Linatasan Lari Estafet ... 27

2.3.Penerimaan Tongkat Cara Visual ... 29

2.4.Penerimaan Tongkat Cara Non Visual ... 29

3.1. Denah Sekolah ... 35


(13)

xiv

2. Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus I... 148

3. Hasil Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran Siklus I ... 149

4. Hasil Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 150

5. Data Observasi Hasil Tes Pelaksanaan Pembelajaran Lari Estafet ... 151

6. RPP Siklus II ... 152

7. Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 156

8. Hasil Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran Siklus II ... 157

9. Hasil Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 157

10.Data Observasi Hasil Tes Pelaksanaa Pembelajaran Lari Estafet II... 159

11.RPP Siklus III ... 160

12.Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 164

13.Hasil Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran Siklus III ... 165

14.Hasil Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 166

15.Data Observasi Hasil Tes Pelaksanaa Pembelajaran Lari Estafet III ... 167

16.Lembar Wawancara Guru ... 168

17.Lembar Wawancara Siswa ... 179

18.Catatan Lapangan ... 170

19.Surat Keterangan Penelitian ... 171

20.Surat Izin Penelitian ... 172

21.Surat Penerimaan Penelitian ... 173

22.Daftar Monitoring Bimbingan Skripsi ... 174

23.Foto-foto ... 175

24.Riwayat Hidup ... 184


(14)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan yang bertujuan untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dengan upaya membentuk mengembangkan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap membiasakan hidup sehat, sesuai dengan pendapat Aip Syaripudi (Wili Wildani 1994 : 1) “ pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dalam mencapai tujuan pendidikan”.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah mempunyai peranan yang sangat penting yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar yang dilakukan secara sistematis.

Sesuai dengan pendapat Rusli Ibrahim (Yayan Rodiana, 2001:1) menyatakan bahwa, ’’pendidikan jaasmani (penjas) merupakan suatu pendidikan yang dilakukan terhadap anak-anak, agar mereka dapat belajar bergerak, dan belajar melakukan gerak, serta berkepribadian yang tangguh, sehat jasmani dan rohani”.

Kuranganya aktivitas fisik sering menjadi persoalan yang dihadapi setiap individu dalam kehidupan, Pendidikan bahkan cendrung menjadi budaya. Pendidikan merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang

Sehingga dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil memilki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.


(15)

Olahraga dan bermain yang dirancang dalam suatu proses pembelajaran yang kodusip diyakini dapat menghasilkan rasa senang bagi siswanya, tempat teduh, edukatif, menarik atau menantang selain itu dapat membina kesehatan dan percaya diri.

Sesuai dengan pendapat Rusli Ibrahim (Yayan Rodiana, 2001:10) menyatakan “bahwa pada hakikatnya anank-anak senang bermain atau mengikuti kegiatan jasmani, apalagi permainannya mengandung unsur kegembiraan atau kesenangan”.

Dalam suatu pembelajaran dapat akan lebih menarik apa bila mengandung unsur rekreasi sehingga melibatkan aktivitas siswa. Sharman (1963:15) juga menyatakan bahwa: “Pendidikan jasmani (secara umum) merupakan bagian dari pendidikan yang berlangsung melalui aktivitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh dan menghasilkan pola-pola perilaku pada individu yang bersangkutan”.

Sehingga melalui bergerak apa yang dilakukan dalam bermain tentu saja disertai kegembiraan, suasana gembira ini mempunyai pengaruh besar terhadap keluarnya hormon-hormon pertumbuhan badan. Saesuai dengan pendapat Bucher

(1955:48) “menyatakan bahwa permainan yang telah lama dikenal oleh

anak-anak, orang tua, laki-laki maupun perempuan, mampu menggerakan untuk

melatih, bergembira dan rileks”.

Oleh karena itu, semua bahan-bahan penyajian pendidikan jasmani baik berupa permainan ataupun latihan yang lain, diusahakan dalam suasana yang menggembirakan. Sehingga bermain dapat dimanfaatkan oleh guru pendidikan jasmani sebagai salah satu bentuk penyajian pembelajaran.

Namun anak zaman dahulu berbeda dengan zaman sekarang, dimana permainan sekarang banyak yang menggunakan alat elektronik dalam pelaksanaannya, bahkan sudah merambah kepelosok desa, sedangkan permainan eletronik ini sanagt jarng sekali memerlukanbanyak bergerak artinya cuma tangan dan pikiran yang berjalan, serta kurang aktif dalam melakukan kegiatan jasmani sehingga aktivitas jarang dilakukan. Kuranganya aktivitas fisik sering menjadi persoalan yang dihadapi setiap individu dalam kehidupan, Pendidikan bahkan cendrung menjadi budaya. Pendidikan merupakan alat untuk mendorong


(16)

perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Dalam pendidikan jasmani di sekolah dasar sesuai dengan prinsip “Developmentally Appropriate Practice” (DAP) atau praktek yang disesuikan dengan perkembangan anak, hendaknya dipertimbangkan aspek pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan anak usia sekolah dasar ini.

Dalam perkembangan jasmani anak tidak bergantung pada proses kematanagan saja, tetapi perkembangan itu juga dipengaruhi oleh pengalaman gerak mereka baik ditinjau aspek mutu maupun banyaknya pengalaman itu. Anak harus memperloleh kesempatan yang banyak untuk bergerak dan bermain. Belajar melalui pengalaman gerak untuk mencapai tujuan pengajaran, merupakan ciri unik dari pendidikan jasmani yang mencakup psikomotor, kognitif dan afekif. Sesuai dengan pendapat Cowell dan Holzeltn (Sukintaka 1995:1946) “ menyatakan bahwa untuk membawa anak kepada cita-cita pendidikan, maka perlu adanya usaha peningkatan kaadaan jasmani, sosial mental dan moral anak yang

optimal”.

Jadi untuk menggapai suatu pendidikan ( cita-cita) harus berusaha untuk mencapainya dengan semangat yang ditimbul dari diri sendiri maupun dari luar sehingga dapat meningkatkan keterampilan yang ada di dalam diri melalui permainan.

Menurut Teori Buhler ( 1992 : 5 ) mangatakan bahwa:

Permainan itu kecuali mempelajari fungsi hidup (teori Groos), juga

merupakan “Funktion Lust” (nafsu berfungsi), dan juga merupakn “Aktivitas

Drang” (kemampuan untuk aktif). seanjutnya menyatakan bahwa bila

perbuatan seperti berjalan, lari dan lompat itu mempunyai kegunaan bagi kehidupannya kelak, di samping itu haruslah anak mempunyai kemapuan untuk berjalan, lari dan lompat.

Jadi melalui bermain dapat berfungsi sebagai pendidik atau pembinaan diri anak baik jasmani maupun rohani, sehingga menghasilakn jiwa yang sehat dan berguna dikehidupan kelak nanti.


(17)

Ruang lingkup KTSP mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek-aspek berkut : (1) permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippres, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tanis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri serta aktivitas lainnya; (2) aktivitas pangembangan; (3) aktivitas senam; (4) aktivitas ritmik; (5) aktivitas air; (6) pendidikan luar kelas; (7) kesehatan. Sesuai yang terdapat dalam KTSP (2008 : 195).

Kata Istilah atletik berasal dari kata athlon dan athlum, dari bahasa Yunani. Kedua kata tersebut mengandung makna pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan. Jadi, atletik merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat diperlombakan atau dipertandingkan dalam bentuk kegiatanjalan, lari, lempar dan lompat. Atletik juga merupakan kegiatan manusia sehari-hari yang dapat dikembangkan menjadi kegiatan bermain atau olahraga yang diperlombakan dalam bentuk jalan, lari lempar dan lompat. Karena atletik merupakan dasar bagi pembinaan olahraga, maka atletik sangat penting dan perlu di ajarkan kepada anak-anak sejak usia dini.

Tatang Muhtar ( 2009:1) mengatakan bahwa” atletik adalah sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau diperlombakan, yang meliputi atas nomor lari, lompat dan lempar”.

“Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat”. (Http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=lompat&action=edit%redlink// )

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa olaharaga altetik merupakan salah satu olahraga yang memiliki bentuk kegiatan fisik yang beragam seperti jalan, lari, lempar dan lompat serta banyak orang yang menggunakannya sebagai media untuk memulai kegiatan fisik pada hampir semua cabang olahraga.

Pelaksanaan pembelajaran penjas di SDN Sukadana II kurang berjalan dengan baik karena situasi dan kondisi yang kurang kondusif, tenaga ahli kurang kompeten, serta sarana dan prasarana tidak memadai. Alasan memilih subjek


(18)

penelitian berdasarkan hasil boservasi awal pada pembelajaran atletik. Siswa kurang mampu melakukan gerak dasar lari estafet yang benar.

Pada pendidikan sekolah dasar olahraga atletik merupakan salah satu jenis olahraga yang kurang diminati oleh anak, pada dasarnya anak-anak menyukai olahraga melalui permainan yang menyenangkan anak bisa mengikuti pembelajaran. Bukan hanya itu olaharaga atletik juga sangat bagus untuk melatih keterampilan motorik dasar anak.

Mengajarkan anak cara berlatih atau bermain atletik khususnya lari estafet sangat sulit karena banyak teknik-teknik yang harus anak kuasai seperti start, teknik pemberian tongkat, teknik penerimaan tongkat, dan lain-lain. Tugas kita sebagai guru penjas harus mendampingi mereka pada saat melakukan latihan, dan memberikan latihan khusus supaya anak cepat menguasai lari estafet dan tidak mengalami kesulitan pada saat melakukannya.

Pada kenyataannya, terjadi kesenjangan antara teori dan hasil observasi. Hasil observasi awal tidak sesuai dengan teori. Sedangkan menurut Tatang Muhtar (2009:34) menyatakan :

Lari estafet atau lari sambung adalah lomba lari beregu dengan cara pembagian jarak tempuh diantara para peserta lari dari regu yang bersangkutan, dan pada akhir bagiannya masing-masing menyerahkan tongkat pada peserta berikutnya.

Jadi lari sambung atau lari estafet merupakan lari yang dilakukan secara berkelompok kemudian menyerahkan tongkat kepada pelari berikutnyahingga pada garis finish. Sesuai dengan pendapat Arum Yuli Ambarkati (2012) menyatakan bahwa :

Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu nomor lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau berantai. Dalam satu regu lari sambung ada empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor lari yang lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari kesatu kepada pelari berikutnya.

(http://olah-raga-indonesia.blogspot.com/2012/04/lari-sambung-estafet.html)

Nomor lari sambung yang sering diperlombakan adalah nomor 4x100 meter dan nomor 4x400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik lari saja


(19)

yang perlu diperhatikan, tetapi pemberian dan menerima tongkat di zona (daerah) pergantian seperti penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.

Lari sambung dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk meneruskan berita yang telah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api Olimpiade berasal dari tradisi Yunani tersebut.

Suksesnya lari estafet sangat bergantung dari kelancaran penggantian tongkat. Waktu yang dicapai akan lebih baik (lebih cepat) jika pergantian tongkat estafet berlangsung dengan baik pula. Suatu regu lari estafet yang terjadi dari pelari-pelari yang baik hanya akan dapat memenangkan perlombaan, jika mampu melakukan pergantian tongkat estafet dengan sukses.

Adapun teknik-teknik yang harus dikuasai dalam pembelajaran lari estafet sebagai berikut :

1. Teknik Start

2. Teknik Pemberian Tongkat a. Pemberian tongkat dari bawah b. Pemberian tongkat dari atas 3. Teknik Pemberian Tongkat

a. Penerimaan dengan cara dilihat b. Penerimaan dengan cara tidak dilihat

Dalam melakukan teknik lari estafet yang benar menurut Tatang Muhtar (2009: 15-44).

1. Teknik Start

a. Berdiri tegak, kedua kaki rapat, kedua tangan di samping badan dan pandangan lurus ke depan, setelah aba-aba “bersedia” langkahkan kaki kiri kedepan, ibu jari kaki lurus ke depan. Letakan lutut kaki kanan di samping ibu jari kaki jaraknya kira-kira satu kepal, badan tegak paha lurus, antara paha dan lutut bawah kir-kira membentuk 90°. Jatuhkan badan kedepan dan letakan jari-jari tangan di belakang garis start. Kedua tangan lurus berat


(20)

badan hampir seluruhnya berada pada kedua lengan, leher lemas dan pandangan lurus ke depan.

b. Ketika aba- aba “siap”, angakat pinggul ke atas hingga pantat lebih tinggi dari pada pundak. Lutut kaki yang depan kira-kira membentuk sudut 90° dan kaki kanan membetuk 120°. Kedua lengan etap lurus, berat baban bertumpu pada kedua tangan , leher tetap lemas dan kepala mengikuti gerakan pinggul.

c. Setelah mendengar bunyi pistol lari secepat-cepatnya dengan menekan kaki pada balok start.

2. Teknik pemberian tongkat dari bawah

a. Pemberian tongkat dari bawah dengan cara mengayunkan tangan kiri yang memegang tongkat.

b. Arahnya dari belakang ke depan melalui bawah ketangan kanan yang akan menerima tongkat.

c. Pemberian tongkat diserahakan kepada pelari berikutnya. 3. Teknik penerimaan tongkat denga cara melihat

a. Penerima tongkat kemudian berlari setelah melihat atau mendengar aba-aba pelari yang akan memberikan tongkat.

b. Sambil berlari melihat ke belakang sambil mengayunkan tangan ke belakang kepada pelari yang akan memberikan tongkat.

c. Apabila tongkat sudah di terima dan dipegang dengan baik, maka terus dibawa lari.

Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan pada siswa pada siswa kelas V di SDN Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka pada saat melakuakan lari estafet anak-anak kesulitan dalam melakukan gerak dasar lari estafet terlihat kaku dan kurang bisa menguasainya. Adapun nilai yang diperoleh siswa dari tes melakukan lari estafet, dapat dilihat pada tabel berikut :


(21)

Tabel 1.1

Data Tes Awal Siswa Kelas V SDN Sukadana II

No Nama

Aspek yang dinilai

Skor Nilai

Ket

Start Pemberian Tongkat

Penerimaan

Tongkat T TB

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Andi √ √ √ 8 67 BT

2 Reni √ √ √ 9 75 T

3 Sahrul √ √ √ 5 42 BT

4 Ulil √ √ √ 9 75 T

5 Susi √ √ √ 7 58 BT

6 Dadi √ √ √ 9 75 T

7 Ifan √ √ √ 7 75 BT

8 Citra √ √ √ 5 42 BT

9 Ahmad √ √ √ 9 75 T

10 Meli √ √ √ 5 42 BT

11 Raihan √ √ √ 10 83 T

12 Yudi √ √ √ 5 42 BT

13 Iqbal √ √ √ 9 75 T

14 Adam √ √ √ 6 50 BT

15 Sity √ √ √ 5 42 BT

16 Reza √ √ √ 10 83 T

17 Cecep √ √ √ 5 42 BT

18 Yoga √ √ √ 6 50 BT

19 Agus √ √ √ 6 50 BT

20 Mumud √ √ √ 9 75 T

21 Agis √ √ √ 9 75 T

22 Novi √ √ √ 6 50 BT

23 Doni √ √ √ 6 50 BT

24 Rudi √ √ √ 9 75 T

Jumlah 10 14

Persentase (%) 41.67

%

58.33 %


(22)

Berdasarkan tes data awal yang telah dilakukan di atas dapat ditarik rata-rata dari 24 siswa yang melakukan tes lari estafet hanya 10 siswa atau 41.67 % yang memenuhi kriteria. sedangkan 14 siswa atau 58.33 % yang tidak memenuhi kriteria.

Ketidak tercapainya KKM yang telah ditentukan disebabkan adanya gejala-gejala kesenjangan yang mencolok di antaranya : (1) kurangnya minat anak terhadap pembelajaran teknik dasar lari estafet karena lebih menyukai pemainan yang populer, seperti sepak bola dan bola voli; (2) Pada saat pembelajaran berlangsung guru tidak menarik dalam menyajikan pembelajarannya sehingga siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran; (3) kurangnya sarana dan prasarana.(4) tidak sesuianya gerakan siswa dengan teori para ahli.

Dilihat dari permasalahan di atas penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pentingnya pembelajaran gerak dasar atletik khususnya lari estafet pada siswa disekolah dasar, karena penyampaian pembelajaran yang belum maksimal oleh guru penjas, maka diperlukan suatu cara untuk menyelesaikan masalah di atas Oleh karena itu penulis terdorong untuk mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas dengan mengambil judul “Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Atletik Lari Estafet Melalui Permainan Memindahkan Benda di Kelas V SDN Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka “.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah peneliti sebagai berikut:

a) Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar atletik lari estafet melalui permainan memindahkan benda di kelas V di SDN Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka ?

b) Bagaimana kinerja guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran gerak dasar atletik lari estafet dengan permainan memindahkan benda di kelas V di SDN Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten majalengka ?


(23)

c) Bagaimna aktivitas siswa dalam melakukan pembelajaran gerak dasar atletik lari estafet melalui permainan memindahkan benda di kelas V SDN Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten majalengka ?

d) Bagaimana hasil pembelajaran dalam melakukan gerak dasar atletik lari estafet melalui permainan memindahkan benda di kelas V di SDN Sukadan II Kecamatan Malausma Kabupaten majalengka ?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang muncul yaitu siswa kurang antusisas dalam melakukan pembelajaran dan siswa kurang terorganisir sehingga keadaan saat pembelajaran menjadi kurang kondusif hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Untuk dapat tercapainya tujuan pembelajaran berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis mencoba beberapa cara supaya anak bisa melakukan gerak dasar lari estafet dengan baik, yaitu :

1. Tahap Perencanaan

a) Membuat perencana latihan yang menarik dan tidak membosankan, dalam pelaksanaan lari estafet.

b) Membuat alat evaluasi maupun catatan lapangan untuk melihat kinerja guru, aktivitas siswa dan peningkatan hasil belajar selama proses pembelajaran atletik lari estafet melalui permainan memindahkan benda di kelas V SDN Sukadana II.

2. Tahap Pelaksanaan

a) Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kodusif.

b) Guru memotivasi siswa supaya mereka semangat dalam setiap pembelajaran.

c) Guru melakukan apersepsi sebelum kegiatan pembelajaran untuk mengetahui pemahaman siswa.

d) Menginformasikan tujuan dalam pembelajaran.

e) Memilih metode dan bentuk permainan yang cocok serta harus mengingat pada tujuan yang hendak dicapai.

f) Menjelaskan materi yang akan dilaksanakan dan membimbing siswa dalam melakukan gerak dasar lari estafet melalui permainan memindahkan benda.


(24)

3. Observasi

Guru dan peneliti mangamati setiap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran lari estafet melalui permainan memindahkan benda di kelas V SDN Sukadana II. Aktivitas siswa yang berkaitan dengan sikap dan perilaku sebelum ( pada tahap persiapan ), selama dan sesudah melaksanakan pembelajaran, termasuk untuk memperoleh gambaran minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Melalui perminan memindahakan benda dalam pembelajaran lari estafet diharapkan aktivitas siswa dapat meningkat.

4. Refleksi

Dalam tahap ini setiap pembelajaran selesai diadakan refeksi untuk mengetahui hasil kinerja guru dan aktivitas siswa dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi ataupun catatan lapangan kinerja guru dan aktivitas siswa. Setelah menyampaikan materi, siswa melakukan postes untuk mengetahui perkembangan kemampuan setiap individu ataupun kelompok dalam pembelajaran lari estafet.

Adapun target proses dan hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:

a) Proses Pembelajaran

Penelitian ini dikatakan berhasil jika kinerja guru telah mencapai 90 % dan aktivitas siswa meningkat menjadi 80 % sesuai dengan format yang telah ditentukan.

b) Target Hasil Pembelajaran

Target yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah 20 siswa yang dinyatakan tuntas dari 24 siswa atau 83 % mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 70.

C. Tujuan Penelitian

Melalui permainan memindahkan benda pada pembelajaran gerak dasar atletik lari estafet peneliti mempunyai tujuan sebagai berikut :


(25)

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran gerak dasar atletik lari estafet melalui permainan memindahkan benda di kelas V SDN Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka ?

2. Untuk mengetaui kinerja guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran gerak dasar atletik lari estafet dengan permainan memindahkan benda di kelas V SDN Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka? 3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam melakukan pembelajaran gerak

dasar atletik lari estafet melalui permainan memindahkan benda di kelas V SDN Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten majalengka ?

4. Untuk mengetahui hasil pembelajaran dalam melakukan gerak dasar atletik lari estafet melalui permainan memindahkan benda di kelas V SDN Sukadan II Kecamatan Malausma Kabupaten majalengka ?

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, di antaranya :

a. Bagi Sekolah

Untuk meningkatkan mutu layanan pembelajaran, khususnya olahraga atletik supaya dapat terus menggali potensi anak untuk berprestasi.

b. Bagi Siswa

Berlatih atletik khususnya lari estafet sangat baik untuk anak selain mengembangkan potensi, barlatih sangat baik untuk perkembangan dan pertumbuhan anak karena melibatkan semua motorik serta berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari.

c. Bagi Lembaga

Bagi UPI PGSD Sumedang, yaitu hasil Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk menghasilkan tenga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi, khususnya bagi UPI PGSD Kampus Sumedang.


(26)

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari multi penapasiran terhadap pokok permasalahan yang diteliti ini, berikut ini akan dijelaskan secara oprasional beberapa istilah yang perlu diketahui kejelasannya sebagai berikut :

Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. ( Gagne dan Briggs, 1979:3 )

Atletik adalah sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau diperlombakan, yang meliputi atas nomor lari, lompat dan lempar (Tatang Muhtar, 2009:1)

Lari estafet atau lari sambung adalah lomba lari beregu dengan cara pembagian jarak tempuh diantara para peserta lari dari regu yang bersangkutan, dan pada akhir bagiannya masing-masing menyerahkan tongkat pada peserta berikutnya (Tatang Muhtar, 2009: 34)

Permainan memindahkan benda adalah memindahkan benda dari suatu tempat ke tempat lain. Adapun cara pelaksanaan permainan ini adalah sebagai berikut :

1. Siswa di bagi kedalam 2 kelompok.

2. Setiap kelompok berdiri saling berhadapan di belakang garis yang telah di tentukan.

3. Pada pelaksanaannya siswa yang membelakangi pelari yang akan memberikan tongkat sambil bergerak lari kedepan.

4. Pada isyarat tertentu pelari pertama dari kelompok A lari menuju garis yang telah ditentukan kira-kira 20 m di depannya.

5. Pelari ini kemudian memberikan benda(botol aqua) kepada pelari pertama dari keompok B.

6. Kemudian pelari B berlari ketempat kelompok A berdiri, begitu pelari pertama dari kelompok B tiba di kelompok A maka pelari kedua dari kelompok A setelam menerima benda (botol aqua) dari pelari grup B, kemudian berlari ke tempat kelompok B demikian peristiwa itu berulang sampai pelari terakhir.


(27)

35 A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Peneliti mengambil lokasi penelitian di SDN Sukadana II yang beralamat di Desa Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka. Alasan yang pertama pemilihan lokasi tersebut karena SDN Sukadana II merupakan tempat peneliti menimba ilmu pada masa sekolah dasar, kedua peneliti bisa lebih memahami karakteristik sekolah sehingga memudahkan memperoleh data peneliti, ketiga SDN Sukadana II terbuka untuk inovasi dalam pembelajaran, serta untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai teknik dalam pembelajaran atletik khususnya lari estafet. Berdasarkan hasil data awal SDN Sukadana II kurang memahami pembelajaran atletik khususnya lari estafet. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian di SDN Sukadana II, agar pembelajaran atletik di SDN Sukadana II menjadi meningkat.

Gambar 3.1 Denah Sekolah KELAS I

KELAS IV KELAS II

KELAS II

GUANG GURU

KELAS VI

GUDANG WC


(28)

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitan terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar atletik lari estafet melalui permainan memindahkan benda di kelas V SDN Sukadan II Kecamatan Malausama Kabupaten Majalengka, akan dilaksanakan dalam waktu empat bulan terhitung dari bulan Januari hingga bulan April. Karena penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar. Maka kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa siklus sehingga permasalahn yang muncul dapat diselesaikan. Untuk itu diperlukan waktu yang relatif lama untuk melakukan penelitian ini. Dengan jadwal jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

NO URAIAN KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN

Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Perencanaan

3 Pelaksanaan siklus I

4 Pelaksanaan siklus II

5 Pelaksanaan siklus III

6 Pengolahan data


(29)

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sukadana II tahun ajaran 2012/2013. Jumlah siswa sebanyak 24 orang yang terdiri siswa perempuan 6 orang dan jumlah siswa laki-laki sebanyak 18 orang. Peneliti menggunakan kelas V dikarenakan ditemukan masalah pada materi atletik khususnya lari estafet. Sebagian siswa kuang mengerti dalam melakukan lari estafet sehingga materi pembelajaran atletif khususnya lari estafet tidak tercapai tujuan pembelajaran, dengan nilai KKM sebesar 70.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Bekal dari keinginan peneliti dalam memperbaiki pembelajaran penjas pada pembelajaran atletik hkususnya lari estafet, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research).

Hopkins (1993), (Wiraatmadja 2005:12) menyatakan bahwa :

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kajian yang sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Dari definsi di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk tindakan yang dilakukan secara teroganisasi kondisi dalam pembelajarannya untuk merefleksi tindakan hasil sebelumnya.

Adapun mengenai penelitian tindakan kelas, yang dikemukakan oleh Wiraatmadja (2005: 13), sebagai berikut:

Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri, dimana mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Penggunaan PTK ditujukan untuk kepentingan praktisi di lapangan dalam hal ini guru kelas dan bukan untuk kepentingan sendiri. Artinya melalui PTK


(30)

dapat mendorong dan membangkitkan para praktisi di lapangan agar memiliki kesadaran diri untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap aktivitas kinerja profesionalnya guna meningkatkan iklim belajar dan situasi sosial di sekolah menuju arah yang lebih baik.

Hal tersebut menjadi alasan penulis untuk memilih metode penelitian ini karena bermanfaat sekali untuk mengembangkan pembelajaran yang berlangsung selama ini disekolah. Penelitian tindakan kelas juga memberi pengaruh positif terhadap peningkatan kerja guru dalam memberikan pelayanan pendidikan yang telah baik dengan kemampuan untuk membagi kelas dalam kelompok kerja dan diskusi. Disamping itu bagi siswa terjadi peningkatan belajar dalam bentuk kelompok dan bukan hanya belajar individual, kerjasama, membuat dan melaksanakan tugas, berpartisipasi dalam diskusi kelompok dan kerja dengan mengemukakan pendapat dan bertanya, serta belajar menghargai pendapat siswa yang lainnya.

Dengan demikian, penelitian tindakan menekankan pada kegiatan (tindakan) denga mengujicobakan suatu ide kedalam praktek atau situasi nyata dengan harapan tindakan tersebut mampu meperbaiki dan meningkatkan kualitas pada situasi nyata tersebut.

Ada beberapa metode penelilitian yang biasanya digunakan dalam penelitian tindakan kelas diantaranya :

a. Metode Penelitian Kulitatif

Metode penelitian kualitatif Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam (in-depth analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif. (http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertian-metode-penelitian-kualitatif.html)


(31)

Jelas dalam sebuah penenelitian diperlukan pengkajian yang lebih mendalam karena sangat berpengaruh untuk memperoleh suatu hasil yang maksimal sehingga penelitian berhasil. Senada juga dikatakan Zainal Arifin (2011:29) yaitu :

Penelitian kulitatif adalah penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam koteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama adta kualitaif.

b. Metode Penelitian Kuantitatif

Metode peneitian kuantitatif Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena social.

(http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertian-metode-penelitian-kualitatif.html). Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indicator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan symbol – symbol angka yang berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan symbol – symbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter.

Menurut Zainal Arifin (2011:29 menyatakan bahwa :

Penelitan kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalaan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat digeneralisasikan, lapas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.

2. Desain Penelitian

Desaian penelitian merupakan gambaran rangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam sebuah penelitian dari mulai menentukan ide dan menyusun perencanaan, menentukan langkah-langkah pelaksanaan penelitian, observasi dan sampai pada tahap akhir yaitu refleksi. Desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model spiral Kemmis dan Mc. Taggart


(32)

(Kasbolah. 1998:114) yang dimulai dari suatu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, kemudian mengadakan perencanaan kambali untuk siklus selanjutnya. Pelaksanaan siklus dilakukan secara berulang-ulang sampai peningkatan yang diharapkan tercapai. Untuk merujuk pada siklus model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart gambaran prosedur atau alur penelitian ini tampak pada gambar berikut :

Gambar 3.2

Model Spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berbentuk siklus. Terlihat jelas dari gambar di atas jalur aktivitas dalam penelitian tindakan

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

OBSERVASI PERENCANAAN

SIKLUIS I PELAKSANAAN

REFLEKSI

OBSERVASI

PERENCANAAN

DILANJUTKAN KE SIKLUS BERIKUTNYA


(33)

kelas pada setiap siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan releksi.

a. Perencanaan Tindakan

Perencaan tindakan (planning) yaitu recana tindakan yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku sebagai solusi. Dimana tahapan perencanaan ini merupakan tahapan awal dalam sebuah penelitian. Perencanaan tindakan diakukan agar sebuah penelitian lebih terarah dan terkontrol agar dapat mempengaruhi hasil penelitian. Apabila perencanaan dilakukan secara matang maka hasil yang diinginkan akan memuaskan, begitu juga sebaliknya apabila perencanaan dilakukan tidak diklakukan secara tidak matang maka hasil yang diperoleh pun tidak memuaskan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan (action) yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, perubahan, dan peningkatan yang dinginkan. Tahapan pelaksanaan ini tindakan ini berupa seraingkaian kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah di buat. Tahap ini dilakukan dalam bentuk kegiatan yang langkah-langkahnya sesuai tindakan yang dipilih dalam bentuk sebuah penelitian.

c. Obsevasi

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data dalam sebuah penelitian. Tahap observasi ini dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung untuk memperhatikan seluruh aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

d. Refleksi

Dalam tahap refleksi merupakan kegiatan memikirkan suatu upaya evaluasi yang sudah terjadi selama pelaksanaan tindakan, dengan menganalisis data dari hasil observasi yang digunakan untuk kemudian temuan-temuannya yang dapat dijadikan acuan dalam perbaikan perencanaan berikutnya. Dari refleksi ini, akan ditentukan suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya. Maka rencana tindakan selanjutnya mengulang suatu tindakan dengan terus memperbaiki dari suatu tindakan ketindakan sampai dengan target yang telah ditetapkan dapat


(34)

tercapai. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

Adapun pelaksanaan setiap siklus pada pelajaran lari estapet melalui permainan memindahkan benda dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :

1. Perencanaa tindakan (planning)

Tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan permasalahan yang hendak dipecahkan. Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan yang dilakukan dalam perencanaan tindakan satu adalah sebagai berikut:

a. Membuat skenario pembelajaran.

b. Membuat alat evaluasi belajar, untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran.

c. Membuat lembar observasi maupun catatan lapangan. d. Menyiapkan media yang diperlukan dalam pembelajaran. 2. Penerapan Tindakan

a. Kegiatan Awal Pembelajaran

1) Guru melakukan apresiasi mengenai olahraga atletik lari estafet sebelum kegiatan pembelajaran.

2) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

3) Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif memutuskan perhatian siswa terhadap pembelajaran melalui permainan.

b. Kegiatan Inti

1) Guru mendemonstrasikan teknik lari estafet yang benar.

2) Guru melaksanakan pembelajaran lari estafet melalui permainan memindahkan benda.

3) Siswa melakukan permainan memindahkan benda menggunakan botol aqua.

4) Seluruh siswa diminta untuk melakukan secar kelompok berumlah 4-5 orang siswa.


(35)

c. Kegiatan Akhir

1) Siswa melakukan pelemasan sesuai dengan petujuk guru.

2) Guru mengevaluasi pembelajaran dengan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa saat pembelajarn berlangsung. 3) Siswa duduk rileks dan mendengarkan pejelasan guru mengenai materi

yang telah di ajarkan. 3. Obsevasi

Observasi atau pengamatan dalam tindakan kelas ini betujuan untuk mendaapatkan informasi dan keterangan mengenai proses pembelajaran. Informasi hasil pengamatan yang terkumpul adalah data mengenai pelaksanaan tindakan dan hal-hal yang perlu dioptimalkan. Berdasarkan data atau informasi tersebut dapat disajikan sebagai acuan untuk pelaksanaan tindakan selajutnya sehingga tercapai peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran lari estafet.

4. Refleksi

Langkah ini merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksaan tindakan. Informasi yang diperoleh atau terkumpul perlu diuraikan, dicari katannya antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam untuk menentukan tindakn berikutnya atau siklus kedua.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan Penelitian

Berdasarkan hasil observasi awal, maka peneliti merencanakan perbaiakan terhadap kondisi awal yang dianggap kurang baik dan tidak memuasakan dalam pelaksanaan kegiata pembelajaan olahraga atletik gerak dasar lari estafet melalui melalui sebuah RPP perbaiki. Membuata lembar observasi yang bertujuan untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa. Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa dalam materi yang telah dipelajari yaitu tentang gerak dasar atletik lari estafet.


(36)

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Kegiatan Awal (10 menit)

1) Siswa dibariskan menjadi empat bersap. 2) Berdo’a.

3) Mengecek kehadiran siswa.

4) Menegur siswa yang tidak memakai pakaian lengkap seragam olahraga. 5) Melakukan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti.

b. Kegiatan Inti (50 menit)

1) Guru menjelaskan dan mendemostrasikan materi yang akan dipelajari. 2) Melakukan latihan gerakan start jongkok sambil memegang tongkat

estafet (yang dimodifikasi) dilakukan secara perorangan maupun kelompok.

3) Melakukan permainan memindahakan benda dilakukan secara dua kelompok dan bergiliran.

4) Siswa melakukan secara bersama-sama dengan aba-aba dari guru. 5) Uji kompetensi lari estafet.

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

1) Siswa dikumpulkan sambil duduk dan kaki dilunjurkan.

2) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang materi yang telah dipelajari.

3) Melakukan tanya jawab beserta para siswa.

4) Setelah kegiatan selesai siswa bedo’a dan bubar untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

3. Tahap Observasi

Dengan observasi peneliti melakukan kegiatan mengamati seluruh aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Adapun fokus yang diamati dalam pembelajaran ini gerak dasar lari estafet mulai dari gerakan start sampai gerakan

finish adalah kinerja guru dan aktivitas siswa. Pengamatan yang dilakukan

berpedoman pada lembar observasi untuk kinerja guru dan lembar observasi untuk aktivitas siswa.


(37)

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Adapun langkah-langkah analisis dan refleksi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pengecekan kelengkapan data yang terjaring selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap semua informasi atau data yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.

c. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.

d. Mendiskusikan dan pemaknaan data yang dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terlibat.

e. Penyusunan kembali perencanaan untuk tindakan berikutnya yang dirumuskan berdasakan pada analisis data proses pembelajran atau tindakan sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan.

E. Instrumen Penelitiaan 1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung dengan mengunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan peraba jika paerlu penciuman. Obsevasi dilakukan untuk memperoleh gambaran dan informasi proses pembelajaran lari estafet mengenai aktifitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran lari estafet di kelas V SDN Sukadan II.

a. Format Isnrtumen Perencanaan Kinerja Guru

Pengumpulan data ini didapatkan dari mengobservasi perencanaan yang telah dibuat oleh seorang guru sebelum melakukan pembelajaran. Perencanaan itu meliputi perumusan tujuan, mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, sumber belajar dan metode pembelajaran, merencanakan skenario kegiatan pembelajaran, merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian, serta tampilan dokumen rencana pembelajaran


(38)

Tabel 3.2

INSTRUMEN PERENCANAAN KINERJA GURU( IPKG I) (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)

NO KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN

Aspek yang

dinilai Tapsiran

1 2 3 4 K C B BS

A. RUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Merumuskan tujuan pembelajaran 2. Kejelasan rumusan

3. Kejelasan cakupan rumusan

4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar JUMLAH

B.

MENGEMBANGKAN DAN

MENGORGANISASIKAN MATERI MEDIA SUMBERBELAJAR DAN METODE

PEMBELAJARAN

1 2 3 4

1. Mengembangkan dan mengorganisasian materi pembelajaran

2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran

3. Memilih sumber belajar 4. Memilih sumber pembelajaran

JUMLAH

C. MERENCANAKAN SEKENARIO KEGIATAN

PEMBELAJARAN 1 2 3 4

1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran 2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran 3. Menentukan alokasi wwaktu pembelajran 4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan

pembelajaran

5. Kesesuaian metode, materi dan peserta didik JUMLAH

D. MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN

MENYIAPKAN ALAT PENELITIAN 1 2 3 4

1. Menentukan proses penelitian dan jenis penelitian 1. Membuat alat penelitian

2. Menentukan kriteria penilaian JUMLAH

E. TAMPILAN DOKUMEN RENCANA

PEMBELAJARAN 1 2 3 4

1. Kebersiahan dan keterampilan 2. Penggunaan bahasa


(39)

Deskriptor Perencanaan Pembelajaran A. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

a. Rumusan pembelajran tidak jelas dan tidak lengkap.

b. Rumusan tujuan pembelajaran jelas tapi tidak jelas atau tidak jelas tapi lengkap.

c. Rumusan tujuan pembelajaran jelas dan lengkap, jelas dan logis atau lengkap dan logis.

d. Rumusan tujuan pembelajaran lengkap dan disusun dengan logis. B. Mengembangkan dan Mengordinasikan Materi, Media ( alat bantu

pembelajaran ) Metode Pembelajaran dan Sumber Pembelajaran 1. Mengembangkan dan mengoordinasikan materi pembelajaran.

a. Cakupan materi b. Sistematika materi

c. Kesesuaian dengan kemampuan dan kebutuhan siswa.

d. Kemutakhiran atau kesesuaian dengan pengembangan terakhir dalam bidangnya.

2. Menentukan dan mengembangkan alat pembelaajran

a. Direncanakan penggunaan satu macam media tapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Direncanakan penggunaan lebih dari satu media tapi tidak sesuai dengantujuan.

c. Direncanakan satu macam media media sesuai dengan tujuan. d. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai

dengan tujuan

3. Memilih sumber belajar

a. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan.

b. Kesesuaian sumber belajar dengan perkembanga siswa

c. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yang akan di ajarkan. d. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan siswa.


(40)

4. Memilih metode pembelajaran

a. Direncanakan menggunakan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Direncanakan menggunakan lebih dari satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

c. Direncanakan menggunakan satu macam media yang sesuai dengan tujuan.

d. Direncanakan penggunaan media yang sesuai dengan tujuan.

C. Merencanakan Sekenario Kegiatan Pembelajaran 1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran

a. Sesuai dengan tujuan

b. Sesuai dengan tujuan perkembangan anak c. Sesuai dengan bahan yang diajarkan d. Sesuai dengan waktu yang tersedia 2. Menyusun langkah-langkah pembelajran

a. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup tetapi tidak rinci. b. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci tetapi

tidak sesuai dengan tujuan dan meteri pembelajaran.

c. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci dan sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.

d. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci serta sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.

3. Menentukan alokasi waktu

a. Alokasi waktu secara keseluruhan dicantumkan pada rencana pembelajaran.

b. Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembuaan, inti dan penutup) dicantumkan.

c. Alokasi waktu kegiatan inti lebih besar dari pada jumlah waktu kegiatan pembukaan dan penutup.


(41)

d. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dalam langkah-langkah pembelajaran dirici secara proporsional.

4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan

a. Dicantumkan strategi pembelajaran digunakan.

b. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan.

c. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan materi dan tujuan. d. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan materi dan tujuan secar

rinci.

5. Kesesuaian metode, materi dan peserta didik

a. Dicantumkan metode, materi yang memudahkan peserta didik.

b. Dicantumkan metode, materi yang dapat didemonstrasikan peserta didik. c. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan peserta

didik.

d. Dicantumkan metode, materi yang dapat enyebabkan perubahan watak, sikap dan keterampilan peserta didik.

D. Merencanakan Prosedur, Jenis dan Menyiapkan Alat Penilaian 1. Merencankan prosedur dan jenis penilaian

a. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja yang sesuai dengan tujuan. c. Tercantum prosedur atau jenis penilaian salah satu diantaranya sesuai

dengan tujuan.

d. Tercantum prosedur atau jenis penilaian keduanya sesuai dengan tujuan. 2. Membuat alat penilaian sesuai dengan tujuan

a. Tidak tercantum alat penilaian yang sesuai dengan bentuk penilaan. b. Alat penilaian ad tetapi tidak sesuai dengan bentuk perubahan dan tidak

lengakap.

c. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan tetapi tidak lengkap. d. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan dan lengkap.


(42)

a. Menuliskan deskriptor keberhasilan secara jelas.

b. Kriteria penilaian ditulis dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. c. Tafsiran penilaian mewakili hasil kegiatan.

d. Deskriptor atau kunci jawaban jelas dan sesuai dengan alat penilaian.

E. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran 1. Keberhasilan dan keterampilan

a. Tulisan dapat dibaca dengan mudah. b. Tidak banyak coretan.

c. Bentuk dan tulisan baku. d. Tulisan tegak bersambung. 2. Penggunaan bahasa tulis

a. Bahasa komutatif, mudah dimengerti dan dilaksanakan. b. Pilihan kata tepat.

c. Stuktur kaliamat baku.

d. Struktur penulisan sesuai dengan EYD.

b. Format Insrtumen Pelaksanaan Kinerja Guru

Pengumpulan data observasi kinerja guru dilakukan pada saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sebelumnya telah direncanakan. Kinerja guru dilihat dari cara guru itu membawakan suatu pembelajaran dan juga kesesuaian atara rencana yang telah dibuat dengan pelaksanaannya. Penilaiannya meliputi pra pembelajaran, membuka pembelajaran, mengelola inti pembelajaran, mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas, melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar.


(43)

Tabel 3.3

INSTRUMEN PELAKSAAN KINERJA GURU(IPKG II) (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)

No Aspek yang Dinilai Penilaian Tafsiran

1 2 3 4 SB B C K

A PRA PEMBELAJARAN

1 Kesipan ruang, alat dan media pembelajaran 2 Memeriksa kesiapan siswa

JUMLAH

B MEMBUKA PEMBELAJARAN

1 Melakukan kegiatan apresepsi dan pemanasan

2 Menyiapakan komponen tujuan yang akan dicapai dan rencan kegiatan

JUMLAH

C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN

1

Memberikan petunjuk dan contoh gerakan strat jonkok, cara pemberian tongkat dan penrimaan tongkat dalam

pembelajarana lari estafet

2 Mengenai respon dan pertanyaan siswa

3 Melakukan komunikasi lisan, isyarat dan gerakan badan 4 Menjaga dan memelihara ketertiban siswa

5 Memantapkan keterampilan gerak dasar lari estafet JUMLAH

D MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN KHUSUS

DALAM PEMBELAJARAN PENJAS 1 Meranglai gerakan

2 Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan aktivitas siswa

3 Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan aktivitas gerak

4 Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami kesulitan

5 Mengunakan alat dan media pembelajaran JUMLAH

E MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES DAN HASIL

BELAJAR

1 Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir pembelajaran

2 Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran JUMLAH

F KESAN UMUM KINERJA GURU

1 Keefektifan proses pembelajaran 2 Penempilan guru dalam pembelajan

JUMLAH Persentase Total


(44)

Deskriptor Kinerja Guru A. Pra Pembelajran

1 = satu deskriptor tampak 2 = Dua deskriptor tampak 3 = Tiga deskriptor tampak 4 = Empat deskriptor tampak B. Membuka Kegiatan Pembelajran

a. Menarik perhatian anak. b. Memotivasi anak.

c. Mengaitkan materi dengan pengalam anak. d. Mengarah pada kegiatan inti.

C. Mengelola Inti Pembelajran

a. Isi kegiatan yang disampaikan benar, tidak ada yang menyimpang. b. Penyampaian lancar tidak tersendat-sendat.

c. Penyampaian sistematis.

d. Materinya benar dan mudah dimengerti anak.

D. Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas a. Melakukan gerakan persiapan, pelaksanaan dan akhir.

b. Leluasa melakukan aktivitas siswa. c. Mengarahkan dan mengoreksi gerakan.

d. Membantu atan menentukan solusi pada siswa. E. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar

a. Melaksanakan penilaian/pengamatan selama kegiatan berlangsung sesuai dengan bentuk penilaian yang sudah ada.

b. Menilai kemampuan anak secara individual.

c. Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatan berlangsung. d. Memberi balikan dan perbaikan dari hasil penialaian.

F. Kesan umum kinerja guru

a. Guru terlibat langsung dalam pembelajaran.

b. Guru memberi kesempatan untuk leluasa pada siswa. c. Pakaian guru yang sesuai dengan kondisi di lapangan.


(45)

d. Menutup pembelajaran dengan waktu yang telah ditentukan. c. Format Aktivitas Siswa

Pengumpulan data lembar aktivitas siswa diperoleh pada saat pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh dari aktivitas siswa saat mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Penilaiannya meliputi disiplin, kerjasama dan kejujuran.

Tabel 3.4

Lembar Ativitas Siswa

No Nama

Aspek yang dinilai

Jml Skor

Tafsiran Disisplin Kerjasama Kejujuran

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 K C B BS 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Persentase %

Keterangan : 1. Disiplin

a. Mematuhi perintah.

b. Mengikuti kesapakatan bersama. c. Tidak mengganggu teman. d. Mengikuti permainan. 2. Kerjasama

a. Saling membantu. b. Saling mengingatkan.

c. Membantu teman yang mengalami kesulitan dalam melakukan pembelajaran.


(46)

3. Kejujuran

a. Tidak melanggar aturan

b. Melewati patok yang telah ditentukan.

c. Tidak menjemput tongkat sebelum nyampe pada garis yang ditentukan. d. Tidak melemparkan benda yang akan dipindahkan.

d. Format Tes Hasil Belajar Lari Estafet

Tes praktek ini digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dalam pembelajaran, khususnya penguasaan teknik dasar lari estafet. Tes yang dilakukan ini sesudah pebelajaran untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

Pencapaian keberhasilan siswa dalam menguasai pembelajaran yang telah dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsusng dan sesudah pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan guru dengan menobservasi siswa selama pembelajaran, sedangkan penilaian sesudah proses adalah hasil belajar siswa yaitu penilaian tes individu yang berupa tes perbuatan.

Tabel 3.5

Format Penilaian Tes Lari Estafet

No Nama Siswa

Aspek yang dinilai

Jumlah

Skor Nilai

Ket star Pemberian

Tongkat

Penerimaan

Tongkat T BT

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah Persentasi (%)


(47)

Deskiptor Penilaian 1. Start

a. Letakan lutut kaki kanan di samping ibu jari kaki kiri jaraknya kira-kira satu kepal. Jatuhkan badan kedepan dan letakan kedua tangan dibelakang garis start.

b. Posisi siap kedua tangan menopang berat badan kedua lengan tetap lurus, berat baban bertumpu pada kedua tangan.

c. Angkat pantat sampai membentuk sudut 90° dan sedikit lebih tinggi dari bahu pandangan kedepan

d. Pada aba-aba “ Yaa” angkat tangan dari tanah dengan serentak, tarik kaki kiri kedepan dengan cepat dan lari secepat-cepatnya.

2. Pemberian Tongkat

a. Pelari membawa tongkat dengan tangan kiri yang memegang tongkat. b. Sambil berlari diberikan tongkat tersebut dengan tangan kiri.

c. Saat menberikan tongkat ayunkan tangan kiri arahnya dari belakang ke depan melalui bawah ketangan kanan yang akan menerima tongkat. d. Tongkat diserahakan kepada pelari berikutnya.

3 Penerimaan Tongkat

a. Start yang digunakan adalah start melayang

b. Sambil berlari melihat ke belakang sambil mengayunkan tangan ke belakang kepada pelari yang akan memberikan tongkat.

c. Posisi telapak tangan mengadap kebawah dengan, ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari yang lainnya dirapatkan. Tangan penerima berada di bawah pinggang.

d. Segera ambil tongkat apabila tongkat sudah berada di telapak tangan pegang dengan baik.

Keterangan Penilaian :

4 = Jika semua muncul dalam pelakasanaan 3 = Jika hanya tiga yang muncul

2 = Jika hanya dua yang muncul 1 = Jika hanya satu yang muncul


(48)

Kriteria Penskoran : Skor ideal adalah 12 Kriteria Penilaian :

Nilai = Sekor yang diperoleh X 100% Skor ideal

2. Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi pembelajaran yang sebelumnya dilakukan oleh guru penjas pada saat pembelajaran, selian itu wawancara dilakukan pada saat meneliti.

a. Format Wawancara Guru

Tabel 3.6

Format Wawancara Guru

Nama Guru :

Hari / Tanggal :

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana menurut bapak apakah siswa/siswi kelas V menyenangi pelajaran atletik khususnya lari estafet ?

2 Apakah siswa/siswi kelas V mengalami

kesulitan dalam pembelajaran atletik khusunya lari estafet ?

3 Faktor apa saja yang menyebabkan siswa tidak senang dalam mengikuti pembelajaran atletik ?

4 Bagaimana pembelajaran atletik khususnya lari estate yang dilakukan pada saat KBM ?

5 Apakah pada saat pembelajaran siswa


(49)

b. Format Wawancara Siswa

Tabel 3.7

Format Wawancara Siswa Nama siswa :

Hari/Tanggal :

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah dalam belajar lari estafet mengalami

kesulitan?

2 Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan untuk melakukan lari sprint?

3 Bagaimana pembelajaran lari estafet yang

dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar?

4 Apakah melalui permainan memindahkan benda, kegiatan pembelajaran lari estafet lebih

menyenagkan?

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan berisi tentang rekaman perkembangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran digunakan untuk mendapatkan data yang dilihat, didengar,dan diamati untuk dianalisis.CATATAN lapangan juga digunakan untuk mencatat hal-hal yang penting yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung dari etiap siklus sehingga akan tergambar peningkatan dari setiap siklusnya.


(50)

Tabel 3.8

FORMAT CATATAN LAPANGAN

Pelakasnaan Tindakan : Hari/Tanggal/Bulan/Tahun :

Waktu :

Pertemuan Ke :

Fokus Deskripsi Proses Belajar Komentar 1. Tahap Perencanaan

2. Tahap Pelaksanaan

3. Tahap Evaluasi

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes hasil pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Sukadana II. Data pada penelitian ini terdiri dari data proses dan hasil belajaran.


(51)

a. Data Proses

Teknik yang dilakukan dalam pengolahan data proses yaitu penilaian

terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam lembar observasi kinerja guru dan

aktivias siswa. Masing-masing memiliki skor 4-3-2-1-0 dengan deskriptor

penilaian.

b. Data Hasil

Teknik pengolahan data hasil-hasil pembelajaran gerak dasar atletik lari

estafet adalah menganaisis sikap tubuh (star, pemberian tongkat, dan penerimaan

tongkat)

1) Start

a) Letakan lutut kaki kanan di samping ibu jari kaki kiri jaraknya kira-kira satu kepal. Jatuhkan badan kedepan dan letakan kedua tangan dibelakang garis start.

b) Posisi siap kedua tangan menopang berat badan kedua lengan tetap lurus, berat baban bertumpu pada kedua tangan.

c) Angkat pantat sampai membentuk sudut 90° dan sedikit lebih tinggi dari bahu pandangan kedepan.

d) Pada aba-aba “ Yaa” angkat tangan dari tanah dengan serentak, tarik kaki kiri kedepan dengan cepat dan lari secepat-cepatnya.

2) Pemberian Tongkat

a) Pelari membawa tongkat dengan tangan kiri yang memegang tongkat. b) Sambil berlari diberikan tongkat tersebut dengan tangan kiri.

c) Saat menberikan tongkat ayunkan tangan kiri arahnya dari belakang ke depan melalui bawah ketangan kanan yang akan menerima tongkat.

d) Tongkat diserahakan kepada pelari berikutnya. 3) Penerimaan Tongkat

a) Start yang digunakan adalah start melayang.

b) Sambil berlari melihat ke belakang sambil mengayunkan tangan ke belakang kepada pelari yang akan memberikan tongkat.


(52)

c) Posisi telapak tangan mengadap kebawah dengan, ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari yang lainnya dirapatkan. Tangan penerima berada di bawah pinggang.

d) Segera ambil tongkat apabila tongkat sudah berada di telapak tangan pegang dengan baik.

Keterangan Penilaian :

4 = Jika semua muncul dalam pelakasanaan 3 = Jika hanya tiga yang muncul

2 = Jika hanya dua yang muncul 1 = Jika hanya satu yang muncul Kriteria Penskoran :

Skor ideal adalah 12 Kriteria Penilaian :

Nilai = Sekor yang diperoleh X 100% Skor ideal

2. Analisis Data

Proses analisis data imulai dengan mempelajatai seluruh data yang tekumpul dari hasil observasi, wawancara, dan tes hasil belajaran. Setelah itu data yang terkumpul dirangkum menjadi poin yang terjaga keabashannnya.

Kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah menelaah seluruh data yang terkumpul dari semua isntrumen, kemudian data diolah untuk menjadi point yang terjaga keabsahannya.

Analisis kuantitatif adalah pengukuran banyaknya komponen yang diinginkan dalam cuplikan yang dianalisis. (http://ichamuhridja.blogspot.com/ 2012/11/analisis-kualitatif-dankuantitatif.html) Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tesebut, sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun entah sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang dianalisis jika zat yang dianalisa menyusun lebih 1% dari sampel, maka analit ini dianggap sebagai konstituen utama. Analisis data kuantitatif juga dapat dilakukan


(53)

dengan menggunakan bantuan statistik, baik yang deskriptif maupun maupun yang inferensial tergantung tujuannya.

Analisis kualitatif dimana tahapan pengumpulan dan analisis data biasanya dilasanakan sebagai tahapn yang berurutan, kegiatan analisis data penelitian kualitatif merupakan bagiantan integral dari pengumpulan data di lapangan. Pada penelitian kualitatif, kegiatan dilakukan secara simultan sepanjang periode penelitian. Walaupun penelitian kualitatif (atau sering kali disebut juga sebagai etnografer) melalui kegiatan penelitiannya degan fokus, pertanyaan, permaslahan, maupun teknik pengumpulan data tertentu yang dapat diantisipasinya, pada kenyataannya selalu berupah sesuai dengan umpan balik yang diperoleh di lapangan.

Analisis data kulitatif pada umumnya merupakan suatu proses iteratif yang berkesinambungan, menurut M. Toha Anggoro (2007:6.18) yang mencakup kegiatan berikut ini:

1. Analisis temuan yang terus-menerus dilapangan khususnya dalam masalah yang diteliti dan juga dalam keseluruhan fenomena yang berkaitandengan pertanyaan penelitian, dengan tujuan untuk medapatkan tema-tema besar dan untuk menggambarkan konsep-konsep.

2. Pengelompokan dan pengorganisasian data, sesegera mungkin data diperoleh sehingga dapat membantu peneliti dalam memahami pola permasalahan dan atau tema fenoena yang diteliti.

3. Evaluasi kulitatif tentang validatas atau kepercayaan data yang terus – menerus.

Dengan demikian dalam penelitian harus menganalisis data dari berbagai insrumen kemudian melakukan evaluasi tentang materi atau kekurangan dalam kegiatan pembelajarannya. Peneliti yang melakukan penelitian kualitatif biasanya tidak secara eksplisitas menyebutkan metode analisisnya memang tidak ada suatu prosedur yang baku.

Kegiatan analisis diawali dengan upaya memahami makna dari data yang diperoleh, dan mulai mengidentifikasi pola-pola tertentu yang muncul pada data. Hal ini dilakukan dengan cara mengevaluasi dari segala sudut dan kemungkinan arti. Pola-pola tersebut dapat dilihat beberapa kebiasaan, konfigurasi, maupun


(54)

kelompok-kelompok informasi yang dapat merujuk pada pola perilaku atau pola budaya tertentu.

G. Validasi Data

Peneliti menggunakan empat keterangan data untuk memeriksa keabsahan data. Keempat data tersebut dapat dijadikan dasar informasi agar diperoleh dan dilihat serta menentukan kemajuan dan peningkatan dari setiap aspek utuk dideskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian. Validitas data yang digunakan penelitian untuk menguji keabsahan data yaitu menggunakan teknik triangulasi,

member chek, audit trial, dan expret opinion. 1. Triangulasi

yaitu memeriksa hasil data yang diperoleh untuk diteliti kebenarannya, setiap data yang diperoleh dibandingkan dengan data dari sumber lain. Dalam tahapan ini biasanya peneliti membutuhkan informasi dari guru untuk mendapatkan kebenaran yang lebih akuarat.

Waktu pelaksanaan :

a.Hari : Sabtu

b.Tanggal : 21 Desember 2012

c.Tempat :SDN Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka

Peneliti mengadakan diskusi dengan : a. Guru Penjas : Reni Sugiantri, S,pd b. Kepala Sekoah : Emon Sutisna, S,pd 2. Member chek

Kegiatan selanjutnya adalah member check, mengecek kebenaran dan kesahihan data yang ditemukan oleh peneliti dengan diadakannya diskusinya pada setiap akhir tindakan untuk mengetahui kesesuaian antara tindakan yang dilakukan dengan tujuan yang harus dicapai sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Diskusi ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh keabsahan data terhadap kebenaran data tersebut, maka kegiatan yang dilakukan adalah mengecek


(1)

(baik sekali) ada 18 siswa (75%), siswa mendapatkan kriteria B (baik) ada 6 orang siswa (25%) sedangkan siswa yang mendapatkan kriteria C (cukup) dan kriteria K (kurang) tidak ada yang memperoleh atau 0%.

Pada siklus III persentase dapat dilihat pada aspek disiplin pada skor 1, 2 dan 3 tidak ada yang memperoleh atau 0%, sedangkan pada skor 4 ada 24 orang siswa (100%). Kemudian untuk aspek kerjasma pada skor 1 dan 2 tidak ada yang memperoleh atau 0%. Sedangkan siswa yang mendapatkan skor 3 ada 5 orang siswa (20,8%) dan yang mendapat skor 4 ada 19 (79,2%). Dan untuk aspek kejujuran pada skor 1 dan 2 tidak ada yang memperolehnya atau 0%, siswa yang mendapatkan skor 3 ada 7 (29,2%) dan yang mendapat skor 4 ada 17 (70,8%). Berdasarkan data yang diperoleh maka tafsirannnya pada siklus II adalah siswa mendapatkan kriteria BS (baik sekali) ada 23 siswa (95,8%), pada kriteria B (baik) ada 1 siswa atau 4,2%, sedangkan kriteria C (cukup) dan kriteria K (kurang) tidak ada yang memperoleh atau 0%. Dengan perolehan presentase pelaksanaan kinerja guru tersebut, maka telah tercapainya target yang diinginkan yaitu 90%.

4. Hasil Belajar Siswa

Peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi perencanaan, kinerja guru dan aktivitas siswa, menunjukan hasil yang nyata, mampu melampaui KKM yang telah ditentukan sebesar 70. Peningkatan gerak dasar lari estafet terbukti dari peningkatan setiap siklus dimana pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 13 orang siswa atau 54,2, pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 17 siswa atau 70,8%, pada siklus III jumlah siswa yang tuntas kembali meningkat menjadi 21 siswa atau 87,5%, sedangkan 3 siswa dinyatakan belum tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencapai KKM, tetapi hasil pembelajaran yang telah tercapai sudah melewati KKM 70 dan target 80% hasil belajar siswa kelas V dalam pembelajaran gerak gerak dasar lari estafet dinyatakan tuntas dalam pembelajaran tersebut.


(2)

139

B. Saran

Selelah menarik kesimpulan dari pembelajaran gerak dasar lari estafet melalui permainan memindahkan benda merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan lari estafet yang benar. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di SDN Sukadana II Kecamatan Malausama Kabupaten Majalengka, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Dalam aktivitas pengembangan seperti materi pendidikan jasmani harus diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa. Para siswa juga perlu dibina untuk melakukan gerak dasar lari estafet yang baik. Salah satunya adalah dengan penerapan pembelajaran permainan memindahkan benda untuk meningkatkan gerak dasar lari estafet. Hal-hal yang harus diperhatikan bagi siswa untuk meningkatkan gerak dasar lari estafet, diantaranya sebagai berikut :

a. Olahraga atletik khususnya lari estafet perlu diketahui oleh siswa.

b. Gerak dasar lari estafet perlu diajarkan kepada siswa agar siswa dapat mengerti cara melakukan lari estafet dengan baik dan harus memperhatikan tingkat kemampuan dan perkembangan siswa.

c. Para siswa perlu dibina untuk melakukan lari estafet, sehingga dengan pembelajaran melalui permainan memindahkan benda nantinya siswa dapat melakukan lari esfate dengan baik.

d. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.

2. Bagi Guru

Di dalam melaksanakan pembelajaran, seorang guru hendaknya harus menciptakan pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, diantaranya sebagai berikut :


(3)

a. Melalui permainan memindahkan benda adalah merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran atletik khususnya gerak dasar lari estafet. kemudian guru pendidikan jasmani harus mampu mengembangkan lagi teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainnya yang masih perlu dipertimbangkan.

b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai modifikasi media, sehingga dalam penerapannya tidak menjadi salah persepsi.

c. Guru sebagai fasilitator harus mampu mengadakan perubahan pada cara mengajar yang tadinya lebih banyak terpusat pada guru, sekarang harus mulai merubahnya menjadi suatu pembelajaran yang lebih menitik beratkan pada keaktifan dan kreatifitas siswa sehingga pembelajaran agar lebih menarik lagi serta mampu dipahami oleh siswa.

d. Para guru disarankan untuk memiliki kemauan, keuletan, kreatif, dan punya keberanian untuk mengembangkan pembelajaran dan mengembangkan berbagai potensi, baik potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun potensi siswa. Karena penelitian membuktikan bahwa pembelajaran lari estafet yang selama ini dinilai sulit oleh para guru, dengan kerja keras ternyata dapat dioptimalkan dengan baik.

3. Bagi Sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru

b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.


(4)

141

c. Dalam meningkatkan bakat dan minat terhadap olahraga atletik khususnya lari estafet, maka perlu diadakannya pertandingan baik pada tingkat gugus, kecamatan maupun tingkat kabupaten yang dilakukan secara berkala.

4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi mahasiswa program studi Pendidikan Jasmani berikutnya.

5. Bagi Peneliti Lain

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan menjadi perbandingan sebagi sumber referensi dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi mahasiswa program studi pendidikan jasmani berikutnya yang mengambil materi lari estafet.


(5)

142 Kebudayaan.

Adisasmita, Yusuf. 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Dekdikbud: Jakarta. Anggoro, Toha. 2007. Metode Penelitian. Univeritas Terbuka. Jakarta.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Bukhori. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Lari 60 Meter Melalui Permainan Memindahkan Benda Pada Kelas V SD Negeri Bandar 01 Kecamatan Bandar Kabupaten Bantang.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. jakarta : Depdiknas.

Djuita. 2011. Meningkatkan Gerak Dasar Atletik Lari Sprint Melalui Permainana Kucing-Kucingan Pada Kelas V SDN Maruyung 1 Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

(http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertian-metode-penelitian-kualitatif.html) .

(http://ichamuhridja.blogspot.com/2012/11/analisis-kualitatif-dankuantitatif.html). Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar. Volume 4, No. 1, Februari 2013.

Yusmiati, Lilis. 2011. Meningkatkan Gerak Dasr Lari 40 Meter Melalui Pembelajaran Permainan Kasti Yang Dimodifikasi Di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamtan Keleunyi.

Lutan, Rusli.2001. Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas. Jakarta Pusat.

Muhadi, Aip Syarifudin. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud. Muhtar, Tatang. 2009. Atletik. Bintang WallArtika. Bandung.

Nadisah.1992. Pengembangan Kurikulum Pendidikn Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Safari, Indra. dkk. (2009). Sejarah dan Filsafat Olaharaga. Bandung : CV. Bintang WarliArtika.


(6)

143

Sapurta, M,Yudha.2001. Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar.Depdiknas. Jakarta Pusat.

Suherman, Ayi. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Bintang WarliArtika. Soemitro. 1992. Permainan Kecil. Jakarta: Dekdikbud.

Rodiana, Yayan. 2011. Meingkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Spike pada Permaianan Bola Voli Melalui Media Bola Gantung di Kelas V SDN Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka. Sumedang: Tidak diterbitkan

Wildani, Wili. 2012. Meningkatkan pembelajaran gerak dasar sepak bola dalam melakukan dribbling kaki bagian luar melalui permainan Zig-Zag di SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Sumedang: Tidak diterbitkan.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI GAWANG PADA PEMBELAJARAN ATLETIK MELALUI MEDIA KARDUS DI KELAS V SDN LINGGAR I KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG.

0 0 38

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR ATLETIK LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN LOMPAT PANTUL (PLYOMETRICS) PADA SISWA KELAS IV SDN I KALIWULU KECAMATAN PLERED KABUPATEN CIREBON.

0 1 43

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI ESTAFET MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PUNGUT PUNTUNG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SETU WETAN KECAMATAN WERU KABUPATEN CIREBON.

1 2 44

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN KUCING BOLA DI KELAS V SDN CIBULAN II KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA.

0 1 39

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI 40 METER MELALUI PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI YANG DIMODIFIKASI DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAMANTRI KECAMATAN CILEUNYI.

2 9 47

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR SPIKE PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MEDIA BOLA GANTUNG DI KELAS V SDN SUKADANA II KECAMATAN MALAUSMA KABUPATEN MAJALENGKA.

0 0 50

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT PADA PEMBELAJARAN ATLETIK MELALUI PERLOMBAAN LATIHAN KEKUATAN TUNGKAI DAN AKSELERASI DI KELAS V SDN BABAKAN LAPANG KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG.

1 9 37

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) (PTK Di Kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang).

0 0 46

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MENOLAK PADA LOMPAT JAUH DALAM PEMBELAJARAN ATLETIK MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN SONDAH PADA SISWA KELAS V SDN CINANGGERANG II KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 60

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT PADA CABANG ATLETIK MELALUI PERMAINAN BEBENTENGAN PADA SISWA KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG.

1 5 48