MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI 40 METER MELALUI PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI YANG DIMODIFIKASI DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAMANTRI KECAMATAN CILEUNYI.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

LILIS YUSMIATI 0904131

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010/2011


(2)

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI 40 METER MELALUI PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI YANG DIMODIFIKASI

DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAMANTRI KECAMATAN CILEUNYI

DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. H. AYI SUHERMAN, M.Pd NIP. 19600215 198411 1 001

Pembimbing II

DEWI SUSILAWATI, M.Pd NIP. 19780310 200812 2 001

Mengetahui : Ketua Prodi PGSD Penjas,

Dr. H. AYI SUHERMAN, M.Pd NIP. 19600215 198411 1 001


(3)

Lari 40 Meter Melalui Pembelajaran Permainan Kasti yang Dimodifikasi di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi ”. adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Mei 2011 Yang Membuat Pernyataan

LILIS YUSMIATI 0904131


(4)

ABSTRAK ………..……….…………. ii

KATA PENGANTAR ………..……… iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………...……… iv

DAFTAR ISI ……….……….. v

DAFTAR TABEL ………..………. vi

DAFTAR GAMBAR ……… vii

DAFTAR GRAFIK ……… viii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ……… 5

C. Tujuan Penelitian ……… 7

D. Manfaat Penelitian ……….. 7

E. Batasan Istilah ………. 8

BAB II KAJIAN TEORITIS ………... 9

A. Konsep Dasar Pendidikan Jasmani ……… 9

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ………... 9

2. Konsep Gerak dan Pendidikan Jasmani ……… 14

B. Permainan dalam Pendidikan Jasmani ………. 16

1. Pengertian Permainan ………. 16

2. Konsep Permainan ……… 18

C. Pengertian Bermain ……… 21

D. Teori-Teori Permaian dalam Pendidikan Jasmani ……….. 22

E. Macam-Macam Permainan dalam Pendidikan Jasmani ………. 23

F. Manfaat Permainan ………... 23

G. Peranan Permainan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani ….. 26

H. Jenis Permainan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani ……… 26 v


(5)

J. Konsep Lari Sprint ……….. 29

1. Pengertian Lari Sprint ……… 29

2. Teknik Lari Sprint ……… 29

3. Teknik Dasar Gerakan Lari Sprint ……… 30

4. Latihan Lari Sprint ……… 31

5. Penyajian Pembelajaran Lari Sprint di SD ……… 31

K. Permainan Kasti ……… 33

1. Pengertian ………. 33

2. Pembelajaran Gerak Pada Permainan Kasti Yang Dimodifikasi 34 L. Proses Belajar Gerak ……… 36

1. Fase Belajar Gerak Dalam Pembelajaran Permainan Kasti …… 37

M. Peran Guru Penjas dalam Pembelajaran Permainan Kasti ………….. 40

1. Guru Sebagai Mediator Dan Fasilitator ……… 40

2. Efektivitas Modifikasi Permainan Kasti ……….. 41

3. Permainan Kasti Yang Dimodifikasi ……… 42

N. Hipotesis Tindakan ………..……… 43

BAB III METODE PENELITIAN ………. 45

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 45

1. Lokasi Penelitian ……….. 45

2. Waktu Penelitian ……….. 46

B. Subyek Penelitian ……… 47

C. Metode dan Desian Penelitian ……….. 48

1. Metode Penelitian ……….. 48

2. Desain Penelitian ……….. 48

D. Prosedur Penelitian ……… 50

1. Tahap Perencanaan Tindakan ……….. 50

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ………... 51 vi


(6)

2. Lembar Wawancara ………...……….. 55

3. Catatan Lapangan ………... 56

4. Tes Hasil Belajar ………... 57

5. Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG) 1 dan II ………… 57

F. Teknik Pengolahan dan Analisisi Data ………... 57

1. Teknik Pengolahan Data ………... 57

2. Analisis Data ………... 60

G. Validasi Data ………... 62

1. Triangulsi ………... 63

2. Member Check………... 63

3. Audit Trail ………... 64

4. Ekspert Opinion………... 65

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 67 A. Paparan Data Awal ………... 67

B. Paparan Data Tindakan………... 73

C. Deskripsi Pendapat Siswa dan Guru ………... 99

1. Deskripsi Pendapat Siswa ………... 100

2. Deskripsi Pendapat Guru ………... 101

D. PembahasanPenelitian ………... 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 112 A. Kesimpulan ………... 112

B. Saran ………... 114

DAFTAR PUSTAKA………... 117

LAMPIRAN-LAMPIRAN………... 112 DAFTAR RIWAYAT HIDUP………...


(7)

Tabel 1.1 Hasil Tes Awal Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 meter ... 3 Tabel 4.1 Lembar Wawancara Siswa ... 67 Tabel 4.2 Data Observasi Awal Aktivitas siswa... 68 Tabel 4.3 Data Awal Kinerja Guru Tahap Perencanaan 70 Tabel 4.4 Hasil Tes Awal Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter

pada Siswa Kelas V SDN Sukamantri ... 71

Tabel 4.5 Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter Pada siswa Kelas V SDN Sukamantri Siklus I ...

76

Tabel 4.6 Data Observasi Perencanaan Aktivitas Siswa Siklus II ... 81 Tabel 4.7 Data Awal Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus II ... 82 Tabel 4.8 Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter Pada

Siswa Kelas V SDN Sukamantri Siklus II ... 84

Tabel 4.9 Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter Pada Siswa Kelas V SDN Sukamantri Siklus II ...

86

Tabel 4.10 Data Observasi Awal Aktivitas Siswa Siklus III ... 92 Tabel 4.11 Data Hasil Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus III ... 94 Tabel 4.12 Hasil Tes Awal Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter

Pada Siswa Kelas V SDN Sukamantri ... 95

Tabel 4.13 Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter Pada Siswa Kelas V SDN Sukamantri Siklus III ...

97

Tabel 4.13 Rekapitulasi Peningkatan Nilai dan KKM Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter di Kelas V SDN Sukamantri...

111


(8)

Gambar 3.1 Model Spiral menurut Stephen Kemmis dan Taggart ... 49


(9)

Grafik 4.1 Peningkatan Proses dan Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 M Siswa Kelas V SDN Sukamantri ...

110

Grafik 4.1 Peningkatan KKM Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 M Siswa Kelas V SDN Sukamantri ...

110


(10)

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 119

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 122

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III... 125

Lampiran 4 IPKG I Siklus I ... 128

Lampiran 5 IPKG I Siklus II ... 130

Lampiran 6 IPKG I Siklus III... 132

Lampiran 7 Penjelasan Skala Penilaian Perencanaan IPKG I ... 134

Lampiran 8 IPKG 2 Siklus I... 140

Lampiran 9 IPKG 2 Siklus II... 142

Lampiran 10 IPKG 2 Siklus III... 144

Lampiran 11 Penjelasan Skala Penilaian Perencanaan IPKG II... 146

Lampiran 12 Format Penilaian... 149

Lampiran 13 Format Penilaian Pada Siswa Kelas V SDN Sukamantri... 150 Lampiran 14 Pedoman Wawancara Untuk Siswasebelum diberi

tindakan ... 151

Lampiran 15 Contoh Hasil Wawancara Dengan Siswa Sebelum Diberi Tindakan ...

152

Lampiran 16 Format Wawancara Dengan Siswa Sesudah Diberi Tindakan ...

153

Lampiran 17 Contoh Hasil Wawancara Dengan Siswa Sesudah Diberi Tindakan ...

154

Lampiran 18 Angket Siswa dalam Pembelajaran Lari 40 meter dengan Permainan Kasti yang Dimodifikasi ...

155

Lampiran 19 Contoh Hasil Jawaban Angket Siswa dalam

Pembelajaran Lari 40 meter dengan Permainan Kasti yang Dimodifikasi ...

156


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Program peningkatan mutu pendidikan merupakan isu terpenting yang harus selalu dikembangkan dan ditetapkan dalam kebijakan pendidikan. Pencapaian mutu pendidikan, khususnya mutu pengajaran pada pendidikan dasar dapat dicapai bila kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam PP No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar Pasal 3 dinyatakan tujuan pendidikan dasar yaitu.

Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

Pendidikan jasmani erat hubungannya dengan aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan manusia. Khususnya pada manusia usia anak-anak sekolah dasar, dalam melakukan aktivitas pendidikan jasmani harus dilaksanakan secara teratur dan terarah. Hal ini berarti pendidikan jasmani itu harus dipelajari, dibina dan diarahkan dengan memperhatikan kebutuhan anak masing-masing.

Proses pembelajaran dan hasil belajar siswa bukan saja ditentukan oleh pola struktur dan isi kurikulum, akan tetapi di tentukan pula oleh kompetensi guru. Guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga prestasi belajar siswa ada pada tingkat optimal. Pembelajaran di sekolah terjadi apabila terdapat interaksi antar siswa dengan


(12)

sumber belajar yang diatur dan digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran.

Selain hal tersebut di atas kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, menentukan metode mengajar serta penerapkan strategi belajar sangat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Nana Sujana dalam Sudarwan, (2000:20) mengemukakan bahwa “ Guru merupakan ujung tombak pendidikan ia secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa”. Faktor - faktor yang berkaitan dalam strategi pelaksanaan strategi pembelajaran di sekolah adalah kurikulum, guru dan proses pembelajaran. Guru merupakan faktor yang memungkinkan proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Guru menempati kedudukan sentral, sebab peranannya sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru harus memiliki kemampuan dasar seperti penguasaan bahan, mengelola kelas dan menciptakan iklim pembelajaran. Kemampuan itu termasuk di dalamnya kemampuan memanfaatkan dan menggunakan media dan metode pembelajaran.

Pembelajaran pendidikan jasmani khusus cabang atletik di sekolah dasar dirasakan oleh siswa sangat membosankan Karena gerakan-gerakannya kebanyakan monoton, oleh karena itu penulis memandang perlu mencari suatu bentuk permainan yang menarik untuk dikembangkan menjadi suatu bentuk latihan yang dapat meningkatkan frekuensi lari cepat dengan bentuk permainan.

Berbagai jenis permainan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik, ada yang menggunakan alat dan ada yang tidak menggunakan alat. Sebagian besar permainan tidak mempunyai peraturan baku atau sama persis.


(13)

Baik peraturan permainannya, alat-alat yang digunakan, ukuran lapang maupun waktu yang digunakannya sesuai dengan situasi masing-masing, juga permaian tersebut belum ada wadah atau induk organisasinya baik yang bersifat nasional maupun internasional.

Selanjutnya peneliti memperoleh hasil penilaian dari tampilan para siswa dalam melakukan lari spint dengan aspek yang dinilai meliputi : gerakan tungkai dan langkah kaki, gerakan ayunan lengan, dan sikap tubuh/kecondongan badan dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 1.1

Hasil Tes Awal Pembelajaran Gerak Dasar Lari 40 Meter Pada Siswa Kelas V SDN Sukamantri

No. Nama

Aspek yang dinilai

Skor Nilai KKM (60) Gerakan Tungkai & langkah kaki Gerakkan Ayunan Lengan Sikap Tubuh/ Kecondon gan Badan

Tercapai Belum

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1. Agil v v v 8 66,7 v

2. Ai L v v v 6 50,0 v

3. Ai D v v v 5 41,7 v

4. Dini. S v v v 9 75,0 v

5. Endang v v v 4 33,3 v

6. Ganda .S v v v 10 83,0 v

7. Hani v v v 6 50,0 v

8. Heti v v v 6 50,0 v

9. Hilda v v v 5 41,7 v

10. Indri v v v 6 50,0 v

11. Isma H v v v 8 66,7 v

12. Karmin v v v 6 50,0 v

13. Lena v v v 5 41,7 v

14. M. Yudi v v v 6 50,0 v

15. Nurlela v v v 8 66,7 v

16. Pidi v v v 6 50,0 v

17. Rohman v v v 5 41,7 v

18. Ruswati v v v 5 41,7 v

19. Repi v v v 6 50,0 v

20. Rina v v v 6 50,0 v

21. Rustandi v v v 8 66,7 v

22. Santi v v v 8 66,7 v

23. Suhada v v v 6 50,0 v


(14)

25. Usep.F v v v 9 75,0 v

26. Wanda v v v 5 41,7 v

27. Wulan v v v 8 66,7 v

28. Yeti v v v 4 33,3 v

29. Yudha.F v v v 5 41,7 v

Jumlah 54 65 69 188 1566,7 10 19

Persentase%) 46,55 56,03 59,48 54 54 34 66

Keterangan :

4 : Apabila 4 deskriptor muncul 3 : Apabila 3 deskriptor muncul 2 : Apabila 2 deskriptor muncul 1 : Apabila 1 deskriptor muncul a) Gerakan tungkai dan langkah kaki

1 : Tumpuan dengan ujung kaki

2 : Ada saat kedua kaki melayang di udara 3 : Lutut selalu diangkat ke atas

4 : Langkah kaki panjang b) Gerakan ayunan lengan

1 : Ayunan tangan dari belakang ke depan dimulai dari pangkal lengan/persendian bahu

2 : Ayunan tangan harus berlawanan dengan langkah kaki 3 : Siku ditekuk membentuk sudut

4 : Jari-jari tangan di kepal c) Sikap tubuh/kecondongan badan 1 : Badan dicondongkan ke depan

2 : Mempertahankan badan selalu di depan 3 : Badan dalam keadaan tidak tegang/rileks 4 : Pandangan lurus ke depan

Keterangan :

Skor = Jumlah tiap aspek penilaian Jumlah skor ideal = 12

Nilai = Jumlah skor x 100 12 (skor ideal) Ketercapaian KKM = 60

Jumlah = Tiap kolom dijumlahkan

Prosentase tiap aspek penilaian = Jumlah kolom yang diperoleh x 100 4 x 29 = 116 (jumlah ideal) Prosentase skor = Jumlah kolom yang diperoleh x 100

12 x 29 = 348 (skor ideal) Prosentase nilai = Jumlah kolom yang diperoleh x 100

100 x 29 = 2900 (skor ideal) Prosentase KKM = Jumlah kolom yang diperoleh x 100


(15)

Berdasarkan hasil obervasi di kelas, maka dari jumlah siswa 29 hanya 10 orang atau 34 % yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 19 orang atau 88 % belum mencapai KKM, karena KKM mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di kelas V SDN Sukamantri di tetapkan 60.

Ditinjau dari permasalahan dan KKM, baik berdasarkan skor maupun nilai pada siswa kelas V SDN Sukamantri Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, maka peneliti memberikan tindakan untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar dalam melakukan lari cepat 40 meter.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian melalui judul “Meningkatkan Gerak Dasar Lari 40 Meter Melalui Pembelajaran Permainan Kasti yang Dimodifikasi di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi ”.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belalakang permasalahan di atas, maka yang menjadikan fokus permasalahan peneliti adalah:

a. Bagaimana merencanakan pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi ?.

b. Bagaimana melaksanakan pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi?.

c. Bagaimana hasil evaluasi pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi?.


(16)

2. Pemecahan masalah

Masalah peningkatan kecepatan lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi di kelas V sekolah dasar negeri Sukamantri Kecamtan Cileunyi akan dipecahkan dengan mengupayakan perencanaan pembelajaran yang matang, melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan materi dan metode pembelajaran yang sesuai, mengevaluasi hasil belajar yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan tindakan melalui permainan kasti yang dimodifikasi dilaksanakan dengan 3 siklus antara lain : 1. Siklus 1

Permainan kasti dengan menggunakan 3 base, jarak antara ruang pemukul dengan base 1 adalah 10 meter, jarak antara base 1 dengan base 2 adalah 10 meter, begitu juga jarak antara base 2 ke base 3 berjarak 10 meter.

2. Siklus II

Permainan kasti dengan menggunakan 2 base, jarak antara ruang pemukul dengan base 1 adalah 15 meter, jarak antara base 1 dengan base 2 adalah 15 meter.

3. Siklus III

Permainan kasti dengan menggunakan 1 base, jarak antara ruang pemukul dengan base 1 adalah 40 meter.

Permainan yang dimodifikasi diantaranya :

1. Siklus I : pergantian pemain dilaksanakan apabila regu pemukul mati sebanyak 5 kali


(17)

2. Siklus II : pergantian pemain dilaksanakan apabila regu pemukul mati sebanyak 7 kali.

3. Siklus III : pergantian pemain dilaksanakan apabila regu pemukul mati sebanyak 10 kali

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi

2. Untuk mengetahui pelaksanaan gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi

3. Untuk mengetahui hasil evaluasi pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian tindakan kelas yang merupakan Self Reflective Teaching ini akan memberi manfaat yang berarti bagi :

1. Guru Pendidikan Jasmani: Dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini, guru pendidikan jasmani dapat berkreasi menciptakan model pembelajaran untuk kelangsungan proses belajar mengajar di lapangan, sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi dapat di atasi.

2. Bagi siswa bermanfaat dalam peningkatan kecepatan lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kecil kasti


(18)

3. Sekolah dasar memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya dan sekolah lain pada umumnya.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang sebagai bahan kajian, khususnya bagi program studi penjas sebagai lembaga yang memproduksi guru.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran yang salah dalam memahami istilah pokok yang terdapat dalam judul proposal ini, maka perlu kiranya penulis memberikan penjelasan istilah-istilah, yaitu sebagai berikut :

1. Peningkatkan adalah proses pembuatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan,dsb).Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1996:1060)

2. Lari 40 meter adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Olahraga Pilihan (Adisasmita,1992 : 35)

3. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Surya, 2003 : 40 )

4. Permainan Kasti adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 12 orang pemain. (Nanang Sudrajat, 2004 : 2). 5. Modifikasi adalah suatu perubahan bentuk dari yang telah ada sebelumnya


(19)

METODE PENELITIAN

Fokus penelitian ini adalah meningkatkan gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi.

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini adalah: (a) guru-guru di Sekolah Dasar Negeri Sukamantri memberikan motivasi untuk mengadakan inovasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan khususnya pada siswa kelas V; (b) ingin meningkatkan pembelajaran gerak dasar lari 40 meter, dan (c) ingin meningkatkan pemahaman siswa kelas V terhadap pembelajaran gerak dasar lari 40 meter.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 11 januari 2011, ditemukan masalah yaitu siswa kurang motivasi dan minat dalam melakukan gerak dasar lari 40 meter. Dari 29 siswa hanya 10 orang atau 34% yang telah mencapai KKM dan 19 orang atau 66% belum mencapai KKM, karena KKM mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di kelas V semester II Sekolah Dasar Negeri Sukamantri yang ditetapkan adalah 60. Penyebab timbulnya permasalahan tersebut adalah:


(20)

mampu melakukan gerakan ayanan lengan, dan belum mampu melakukan sikap tubuh atau kecondongan badan dalam gerak dasar lari 40 meter.

b. Guru tidak menggunakan model, teknik atau metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa.

c. Guru tidak mempersiapkan fasilitas pembelajaran, yang meliputi rencana pembelajaran, media atau alat/bahan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk melakukan gerak dasar lari 40 meter.

Sedangkan alasan pemilihan lokasi penelitian didasarkan kepada pertimbangan sebagai berikut.

a. Masih lemahnya kemampuan siswa kelas V dalam pelaksanaan gerak dasar lari 40 meter.

b. Memberikan solusi kepada guru dan siswa terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran gerak dasar lari 40 meter.

2. Waktu penelitian

Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah empat bulan yang dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2011.

No Uraian Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Maret April Mei Juni

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1. Persiapan dan

Pembekalan √ 2. Perencanaan √ √


(21)

3.

Siklus I 4. Pelaksanaan

Siklus 2

5. Pelaksanaan Siklus 3

6. Pengolahan Data

7. Penyusunan Laporan

√ √

√ √

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang dimaksudkan adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran dalam pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dapat diperoleh dari guru yang mengajar cara pembelajaran gerak dasar lari 40 meter.

Subjek penelitian yang diteliti dan amati adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Dipilihnya kelas V sebagai subjek penelitian dikarenakan masih banyaknya siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi yang mengalami kesulitan dalam pembelajaaran gerak dasar lari 40 meter, padahal dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di kelas V, terdapat standar kompetensi bahwa siswa harus dapat:


(22)

olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya”Sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah siswa dapat” Mempraktikan variasi gerak dasar dalam modifikasi atletik, serta nilai semangat, sportivitas, percaya diri dan kejujuran dengan Indikator yang

dikembangkan adalah siswa dapat”melakukan aba-aba start, aba-aba bersedia,

aba-aba siap, aba-aba ya, lari dan finish”(Depdiknas, 2006: 70).

Menyikapi permasalahan tersebut diatas, maka peneliti merasa terpanggil untuk memberikan solusi dalam pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.

C. Desain Penelitian 1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang dilakukan dalam proses pembelajaran berlangsung yang bersifat reflektif dengan menggunakan tindakan-tindakan yang tepat dengan subyek yang diteliti adalah siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utamanya adalah terjadinya perubahan, perbaikan, peningkatan kualitas belajar-mengajar di kelas.

Peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas dengan model spiral menurut Kemmis dan Taggart, yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan (siklus spiral), artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat pencapaian proses dan hasil dari penelitian yang dilakukan. Penelitian tindakan kelas, menurut Kemmis dan Taggart ini merupakan pengembangan dari konsep dasar dalam berbagai model penelitian tindakan terutama penelitian kelas (classroom action research) yang diperkenalkan oleh Stephen Kemmis dan


(23)

rangkaian lengkap (a spiral of stefs ) yang terdiri dari empat komponen, yaitu: a. Perencanaan ( planning ), yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan atau

dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah proses dan hasil sebagai solusi.

b. Tindakan ( acting ), yaitu apa saja yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai alternatif yang diambil dalam upaya perbaikan .

c. Observasi (observing ), yaitu mengamati atas hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan terhadap siswa.

d. Refleksi (reflecting ), yaitu peneliti melihat dan mempertimbangkan atas hasil tindakan.

Model spiral ini tertera pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.1

Model Spiral menurut Stephen Kemmis dan Taggart (Wiraatmaja, 2005 : 66)


(24)

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bentuk siklus, setiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Pada akhir pertemuan diharapkan tercapainya tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model spiral yang di kembangkan oleh Kemmis dan Taggart seperti pada gambar 3.1 sebelumnya, yaitu model siklus yang di lakukan secara berulang, berkelanjutan artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencanaan pembelajaran menggunakan prosedur pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi permasalahan seputar pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.

b. Melakukan wawancara sebagai alat pengumpulan data informasi yang dilakukan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan


(25)

melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.

c. Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat proses pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi mengenai aktivitas guru dan siswa serta untuk memperoleh data. Dengan cara diadakan pengamatan terhadap pembelajaran dengan memfokuskan kemampuan siswa pada gerak dasar lari 40 meter. Data yang akan diobservasi adalah proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.

d. Membuat RPP dengan menerapkan pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.

e. Peneliti dan guru mengadakan tanya jawab pendapat mengenai tindakan yang akan dilakukan pada pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.

f. Mengadakan media pembelajaran. g. Membuat alat evaluasi.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, kegiatan dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan praktisi. Seandainya siklus I tujuan pembelajaran belum tercapai, maka akan diperbaiki dengan siklus II dan dilanjutkan dengan siklus III sampai tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(26)

pada setiap siklus adalah sebagai berikut: a. Kegiatan awal

1) Mempersiapkan sarana dan prasarana di lapangan. 2) Mengkondisikan siswa untuk menerima pembelajaran. 3) Membentuk kelompok.

4) Melakukan pemanasan yang mengacu pada gerakan inti. b. Kegiatan inti

1) Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa. 2) Memberi penjelasan dan contoh.

3) Membimbing siswa belajar dan berlomba dengan permainan kasti yang dimodifikasi.

c. Kegiatan akhir

1) Memberikan penjelasan materi lari sprint dan koreksi kegiatan. 2) Tanya jawab.

3) Pengetesan lari 40 meter. d. Tindak lanjut

Menugaskan siswa belajar lari cepat dengan jarak 40 meter.

3. Tahap observasi

Observasi merupakan teknik yang paling tepat untuk mengumpulkan data proses kegiatan.Penelitian tindakan kelas ini lebih cenderung mengikuti para digma kualitatif, sehingga datanya pun cenderung didominasi data kualitatif.


(27)

dilakukan oleh peneliti dan praktisi. Sasaran observasi adalah keefektifan pembelajaran lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi. Mengadakan penilaian terhadap hasil pembelajaran, dilanjutkan dengan analisis data berdasarkan lembar observasi. Peneliti dan praktisi mengadakan diskusi mengenai hasil pembelajaran berdasarkan hasil observasi untuk melakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada dasarnya dalam kegiatan analisis dan refleksi ini merupakan “Tahap kegiatan untuk menganalisis, interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan.” Kasbolah, (1999: 74). Refleksi dapat dilakukan pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan ketika tindakan sedang dilakukan, dan setelah tindakan dilakukan.”Kasbolah, (1999: 100).

Selanjutnya, informasi yang berhasil didokumentasikan, selanjutnya perlu diurai, diuji dan dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, kemudian dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian yang relevan. Hasil informasi atau data yang sudah dianalisis, sintesis, kemudian dan proses refleksi akan ditarik sebuah kesimpulan.

Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Hasil observasi ini terdiri dari data kemampuan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran ada perubahan atau tidak.


(28)

memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil tindakan yang telah dilakukan dalam pembelajaran. Analisis dan refleksi juga bermanfaat bagi peneliti dalam melakukan tindakan berikutnya sbagai umpan balik bagi tindakan selanjutnya.

Dengan kegiatan refleksi ini, semua unsur dalam penelitian terjalin dan terkordinasi dengan baik, yaitu antara peneliti dengan praktisi, sehingga semua yang terlibat dalam penelitian ini akan memperoleh bahan masukan yang cukup berharga dan mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan profesionalismenya berkaitan dengan tugas kesehariannya di kelas, terutama dalam kemampuan dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan analisis dan refleksi ini akan dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya, yaitu dalam rangka memperbaiki, menyempurnakan atau meningkatkan kebiasaan yang kurang baik dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas kemampuan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi dalam pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.

Kegiatan analisis dan refleksi diakhiri setiap pelaksanaan tidakan yang dilakukan dalam setiap siklus, yang diharapkan akan menghasilkan pembelajaran yang dapat mendorong terjadinya upaya perbaikan pembelajaran.

Adapun langkah-langkah dari kegiatan analisis dan refleksi ini adalah sebagai berikut:

a. Analisis, sintesis dan interpresis terhadap semua informasiyang diperoleh dari pelaksanan tindakan.


(29)

tindakan.

c. Memperbaiki proses pembelajaran yang dapat dilakukan dan pelayanan pembwlajaran secara berkelanjutan.

Dengan kegiatan analisis dan refleksi ini, para pelaku (peneliti, praktisi, teman sejawat dan kepala sekolah) yang terlibat dalam penelitian tindakan ini mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan kemampuan siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah sebuah format yang telah disusun dan berisi item-item tentang kejadian yang melambangkan kinerja guru dan aktivitas siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi ketika berlangsungnya proses pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi dalam pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.

2. Lembar Wawancara

Lembar wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang dilakukan oleh dua pihak dengan mengajukan pertanyaan pihak pewawancara dan memberikan atas pertanyaan bagi orang diwawancarainya. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti terhadap kejadian kegiatan, perasaan, motivasi, dalam kegiatan pembelajaran


(30)

dimodifikasi.

Peneliti mengadakan wawancara dengan siswa dan guru tentang peningkatan pemahaman siswa dan kesulitan-kesulitan yang dialaminya pada saat pembelajaran.

Contoh teks wawancara:

1. Apakah kamu senang pembelajaran lari 40 meter dengan permainan kasti yang dimidifikasi ?

2. Apakah ada hambatan-hambatan dalam pembelajaran lari 40 meter dengan permainan kasti yang dimidifikasi ?

3. Langkah-langkah apa saja yang di anggap sulit dalam pembelajaran lari 40 meter dengan permainan kasti yang dimidifikasi ?

4. Mengapa kamu mempunyai kesulitan dalam pembelajaran lari 40 meter dengan permainan kasti yang dimidifikasi ?

5. Apa tindakan guru ketika kamu menghadapi kesulitan dalam pembelajaran lari 40 meter dengan permainan kasti yang dimidifikasi ?

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan dalam penelitian ini adalah suatu catatan yang digunakan selama kegiatan pembelajaran pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi berlangsung, yang berisi deskripsi mengenai proses pembelajaran, interpretasi, koreksi, dan saran-saran yang perlu diberikan kepada praktisi untuk dilakukan perbaikan-perbaikan.


(31)

proses dan kejadian yang terjadi dalam pembelajaran.

4. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar menggunakan lembar tes. Lembar tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat berupa lembar pengamatan dengan maksud untuk mengetahui keberhasilan dan peningkatan siswa dalam gerak dasar lari 40 meter yang meliputi gerakan tungkai dan langkah kaki, gerakan ayunan lengan dan posisi sikap badan/kecondongan badan

5. Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG) I dan II

IPKG I dan II yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan lembar penilaian rencana dan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi: rumusan tujuan pembelajaran atau indikator; pengembangan dan pengorganisasian materi, media dan sumber belajar; merencanakan skenario pembelajaran; merancang pengelolaan pembelajaran; merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian; dan tampilan dokumen rencana pembelajaran (terlampir).

Lembar penilaian diatas, untuk memahami rencana pelaksanaan yang dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data yang dipergunakan oleh peneliti mengacu pada hasil pengamatan, wawancara, catatan lapangan, penggunaan dokumen dan tes hasil belajar. Hal ini didasarkan pada pendapat Moleong (2004: 157) bahwa “sumber


(32)

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.”

Proses pengolahan data dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari ber bagai sumber, kemudian data tersebut direduksi dengan jalan memuat abstraksi yaitu merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai, dan terakhir diperiksa keabsahannya.

Secara rinci proses pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan melalui tahapan pengumpulan, kemudian di olah dan dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu bersifat kualitatif. Data yang bersifat kualitatif dieroleh dari hasil respon siswa melalui observasi, wawancara, dan hasil belajar.

Pelaksanaan observasi menggunakan alat berupa lembar wawancara dan catatan lapangan. Pengolahan lembar wawancara dan catatan lapangan secara deskiptif kualitatif dengan aspek penilaian yang meliputi: gerakan tungkai dan langkah kaki, gerakan ayunan tangan, dan sikap tubuh/kecondongan benda. Aspek-aspek yang dinilai dengan kriteria penilayan dan deskriptor sebagai berikut:

Keterangan :

4 : apabila 4 deskriptor muncul 3 : apabila 3 deskriptor muncul 2 : apabila 2 deskriptor muncul 1 : apabila 1 deskriptor muncul


(33)

1 : Tumpuan dengan ujung kaki

2 : Ada saat kedua kaki melayang di udara 3 : Lutut selalu diangkat ke atas

4 : Langkah kaki panjang b) Gerakan ayunan lengan

1: Ayunan tangan dari belakang ke depan dimulai dari pangkal lengan/persendian bahu

2 : Ayunan tangan harus berlawanan dengan langkah kaki 3 : Sikut ditekuk membentuk sudut

4 : Jari-jari tangan dikepalkan c) Sikap tubuh / kecondongan badan

1 : Badan dicondongkan ke depan

2 : Mempertahankan badan selalu di depan 3 : Badan dalam keadaan tidak tegang/rileks 4 : Pandangan lurus ke depan

Pengolahan data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data dan peyimpulan data. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstrakan data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representatif tabular, termasuk dalam format matrik, dan representatif grafik. Sedangkan penyimpulan data


(34)

dalam bentuk pertanyaan yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas. Pengolahan data tersebut melalui proses dan hasil. Pengolahan data proses dilakukan melalui catatan lapangan dari minat dan motivasi siswa dalam melakukan lari sprint dengan aspek penilaian yang meliputi : gerakan tungkai dan langkah kaki, gerakan ayunan lengan, dan sikap tubuh/kecondongan badan. Pengolahannya adalah dari tiga aspek penilaian dijumlahkan sehingga mendapatkan skor. Untuk mendapatkan nilai, maka skor yang diperoleh dikali 100 dibagi 12 (skor maksimal).

Sedangkan pengolahan data hasil dilakukan melalui hasil tes belajar lari cepat 40 meter secara individu yang didasarkan pada kecepatan waktu.

Data yang telah terkumpul yang diperoleh dari lapangan harus dianalisis dan dibuat laporan sejak dimulainya penelitian. Berdasarkan data yang terkumpul dilakukan teknik pengolahan data dan klasifikasi data yang diperoleh dari hasil observasi, hasil tes, dan data lainnya.

2. Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikatagorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai, dan terakhir diperiksa keabsahannya. Analisis data menurut (Moleong, 2004 : 103) adalah „proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam pola kategori dan suatu uraian dasar‟.


(35)

dilakukan dan tahapan pengumpulan, kemudian diolah dan dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu bersifat kuantatif dan kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif diperoleh dari hasil evaluasi siswa setelah pembelajaran. Sedangkan data yang bersifat kualitatif diperoleh dari hasil respon siswa dan observasi, angket dan wawancara.

Data mentah yang diperoleh dari berbagai instrumen penelitian ini yang meliputi observasi, wawancara, dan hasil tes kemudian dirangkum dan dideskripsikan. Tes belajar tersebut, harus dilakukan oleh siswa dalam melalukan lari sprint dengan aspek yang dinilai meliputi : gerakan tungkai dan langkah kaki, gerakan ayunan lengan, dan sikap tubuh/kecondongan badan. Penilaian tersebut mengukur kemampuan siswa dalam melakukan lari sprint sesuai dengan aspek yang dinilai.

Analisis data akan dilakukan dan tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan dan seleksi, memfokuskan data pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna, paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repesentatif tabular termasuk dalam format matrik dan representatif grafik. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasi dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.


(36)

Dimulai dari menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah ditulaskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi.Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman inti, proses dan pernyataan yang perlu di jaga sehingga tetap berada di dalamnya.Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data adlah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya, data tersebut disusun dan dikategorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan dan terakhir diperiksa keabsahannya.

G. Validasi Data

Menurut Moleong (2004 : 173), untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan, yang didasarkan atas empat kriteria yang

digunakan, yaitu “derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),

kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability)”.

Teknik validasi yang akan digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :


(37)

Triangulasi menurut Moleong (2004 : 330) adalah “Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Dalam proses ini peneliti melakukan pengecekan terhadap validasi data yang diperoleh dengan cara mengkonfirmasikan data atau informasi dengan memanfaatkan sumber data, pendekatan pengumpulan data, penyelidik lain, dan teori yang menunjang. Trigulasi ini dilakukan untuk memeriksa kebenaran data dengan menggunakan sumber lain, yakni membandingkan kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan data yang diperoleh dari sumber lain, yaitu guru dan siswa.

Kegiatan triangulasi dilakukan pada tahap refleksi diakhir pembelajaran. Kegiatan dilakukan secara kolaboratif antara guru praktikan dengan peneliti. Pada kegiatan refleksi, temuan dan hasil pengamatan penelitian ditriangulasi dengan pendapatn praktikan.

2. Member Check

Member check memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi

data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber Wiratmadja, (2005 : 168). Fungsi dari member check adalah untuk mencari keabsahan data terhadap kebenaran data yang diperoleh setelah selesai mengumpulkan data, yakni dengan cara mengkonfirmasikan kepada subyek penelitian maupun sumber lain yang berkompeten. Dalam proses ini, informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dan mitra,


(38)

Sukamantri Kecamatan Cileunyi dan diskusi balikan.

Peneliti memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber dengan menggunakan member chek untuk mencari keabsahan data terhadap kebenaran data yang di peroleh setelah selesai mengumpulkan data, yakni dengan cara mengkonfirmasikan kepada subjek penelitia maupun sumber lain yang berkompeten.

Pada kesempatan menggunakan member cek tersebut,maka peneliti mengemukakan hasil sementara, untuk memperoleh tanggapan, sanggahan, atau informasi tambahan baik dari guru maupun dari siswa. Sehingga terjaring data yang benar dan memiliki derajat validasi yang tinggi.

3. Audit Trail

Audit Trail atau penelusuran audit adalah cara pemeriksaan keabsahan data dengan cara diskusi, dalam hal ini auditi (peneliti) dengan bekal catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi, kemudian dikonfirmasikan kepada auditor (peserta diskusi) dalam hal ini adalah orang yang ahli dan memahami permasalahan serta menguasai pendekatan peneliyiannya. Ini dilakukan dengan cara mendiskusikan kebenaran data serta prosedur pengumpulannya dengan guru pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang lain dan guru-guru sebagai teman sejawat.


(39)

sekolah, paktisi, dan guru-guru sebagai rekan sejawa, sebelum dilakukannya tindakan pada waktu observasi awal dengan melakukan diskusi.

Peneliti mengadakan pemeriksaan keabsahan data dengan cara berdiskusi dengan guru sebagai taman sejawat, kepala sekolah, dan guru praktikan, untuk mengkonfirmasikan hasil dari data yang diperoleh pada observasi. Adapun yang menjadi bahan auditnya adalah mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa saat observasi, kesulitan guru dan siswa dalam pembelajaran lari sprint di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi.

Hasilnya auditnya adalah rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pelaksanaan tindakan, analisis dan refleksi yang dilaksanakan pada setiap siklus.

4. Expert Opinion

Pengecekan data terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar profesional, dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan temuan kepada kepala sekolah sebagai pembimbing pelaksanaan penelitian pembelajaran lari sprint pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi, sehingga validasi data temuan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Dan expert opinion para pakai atau pembimbing akan memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian dan memberikan arahan atau judgement terhadap masalah-masalah penelitian yang dikemukakan, contohnya dalam kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan kepada pembibimbing penelitian ini, yakni Bapak H. Ayi Suherman,M.Pd. dan Ibu Dewi Susilawati, M.Pd untuk


(40)

peneliti lakukan dapat dipertanggungjawabkan.

Dari keempat teknik pengecekkan keabsahan data, yakni triangulasi, member chek, audit trail, dan expert opinion di atas, peneliti menggunakan keempat teknik tersebut, dengan maksud dan tujuan untuk memperoleh keabsahan data yang akurat dan benar dalam penelitian pembelajaran gerak dasar lari 40 meter melalui pembelajaran permainan kasti yang dimodifikasi di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukamantri Kecamatan Cileunyi.


(41)

112

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian tindakan kelas yang di lakukan di kelas V SDN Sukamantri dalam pembelajaran gerak dasar lari cepat 40 meter melalui pembelajaran kasti yang dimodifikasi. Selanjutnya, peneliti akan menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil temuan di lapangan selama pelaksanaan pembelajaran. Kedua hal tersebut akan diuraikan di bawah ini.

A. Kesimpulan

1. Perencanaan pembelajaran gerak dasar lari cepat 40 meter melalui pembelajaran kasti yang dimodifikasi di kelas V SDN Sukamantri adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan difokuskan terhadap gerak dasar lari cepat 40 meter yang mencakup gerakan tungkai dan langkah kaki, gerakan ayunan lengan, dan sikap tubuh/kecondongan badan. Sedangkan penyajian pembelajaran melalui permainan kasti yang dimodifikasi. Perencanaan ini mencakup menyiapkan RPP (terlampir), instrumen pengumpulan data dan lain-lain. Rancangan pembelajaran setiap siklusnya dengan alokasi waktu 4 x 35 menit, dibagi kedalam bagian pendahuluan, inti dan penutup, pengetesan serta tindak lanjut.

b. Menugaskan kepada kedua kelompok siswa untuk membawa peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan permainan kasti.


(42)

113

kasti yang dimodifikasi di kelas V SDN sukamantri adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran diawali dengan membariskan siswa untuk melakuan berhitung

dan berdo’a. Siswa ditugaskan melakukan pemanasan, melakukan senam

peregangan dinamis dan statis dalam memfokuskan lebih banyak pada gerakan kaki dengan bimbingan guru.

b. Setelah melakukan pemanasan, guru menjelaskan cara melakukan lari cepat dengan permainan kasti yang dimodifikasi.

c. Setelah menyimak penjelasan guru, siswa melakukan permainan, dengan cara: Siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak.

d. Guru mengamati tugas gerak yang harus dilakukan oleh siswa. e. Guru memberi koreksi tentang kegiatan oleh siswa.

f. Untuk mengetahui sampai sejauhmana penguasaan keterampilan gerak dasar lari, maka setiap siswa melakukan lari cepat secara bergiliran.

g. Pada akhir kegiatan guru mengumpulkan para siswa untuk mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi lari cepat, koreksi kegiatan individu/keseluruhan, melakukan tanya jawab dan untuk mengetahui sampai sejauhmana penguasaan keterampilan gerak dasar lari cepat 40 meter. 3. Hasil evaluasi pembelajaran gerak dasar lari cepaat 40 meter melalui

pembelajaran kasti yang dimodifaksi di kelas V SDN Sukamantri adalah sebagai berikut:


(43)

114

Dari 29 siswa baru mencapai 16 orang atau 55% yang telah mencapai KKM dan 13 orang atau 45% belum mencapai KKM. Pada siklus I mengalami peningkatan dari data sebelumnya, yakni data awal hanya 54% namun pada siklus I meningkat menjadi 62%.

b. Siklus II

Dari 29 siswa sudah mencapai 33 orang atau 76% yang telah mencapai KKM dan 7 orang atau 24% belum mencapai KKM. Pada siklus II mwngalami peningkatan dari data sebelumnya, yakni siklus I hanya 62%, namun pada siklus II meningkat menjadi 70%.

c. Siklus III

Dari semua siswa-siswa kelas V SDN Sukamantri mengalami peningkatan yang mencapai 100%. Pada siklus III mengalami peningkatan dari data sebelumnya, yakni siklus II hanya 70%, namun pada siklus III meningkat menjadi 73%.

B. Saran

Ada beberapa saran atau rekomendasi yang perlu peneliti sampaikan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, antara lain adalah :

1. Bagi Guru

Pentingnya guru dalam pembelajaran gerak dasar lari cepat dapat dijadikan sebagai alternatif pemecahan masalah dan peningkatan kemampuan siswa dalam lari sprint.


(44)

115

Pentingnya penerapan gerak dasar lari cepat 40 meter melalui pembelajaran kasti yang dimodifikasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerakan tungkai dan langkah kaki, gerakan ayunan lengan, dan sikap tubuh/kecondongan badan.

3. Bagi Sekolah

a. Perlunya pihak sekolah memberikan konstribusi dan keleluasan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas salah satunya dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam lari sprint, dan sekolah juga perlu memberikan media pembelajaran yang relevan dengan permasalahan pembelajaran. b. Pentingnya sekolah dan dunia pendidikan, memberikan peluang dan

dorongan kepada guru dan siswa untuk melakukan kegiatan kreatif dan inovatif dalam kegiatan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang menyenangkan.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

a. Perlunya pihak lembaga menyediakan sumber rujukan dan fasilitas yang memadai bagi mahasiswa agar mempermudah penelitian.

b. Pentingnya pihak UPI mendukung dan membimbing mahasiswa dalam melakukan berbagai inovasi dan kreativitas pembelajaran Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.

5. Bagi Peneliti Lain

a. Semoga orang yang membaca hasil penelitian tindakan kelas ini dapat termotivasi untuk melakukan penelitian.


(45)

116 akan melakukan penelitian.

c. Semoga peneliti lain dapat melakukan penelitian tindakan kelas dengan gerak dasar lari cepat 40 meter melalui pembelajaran kasti yang dimodifikasi sesuai dengan masalah yang dialami oleh siswa.


(46)

Bahagia, Y. (1992). Belajar Motorik. Jakarta: Depdiknas.

Basuki. (1980). Atletik I, Sejarah Teknik dan Metodik. Jakarta: Depdikbud.

Cholik, M. Toho. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Djuanda, D. (2006). Kapita Selekta Pembelajaran di SD. Jakarta: Depdiknas. Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.

Kiram, Y. (1992). Belajar Motorik. Jakarta: Depdiknas.

Lutan, Rusli. (2001). Azaz-Azaz Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas. Mahendra. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.

Mamun, Aceng. (2008). Upaya meningkatkan Pembelajaran Lompat Jauh Melalui Pemamfaatan Media di SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi pada UPI Kampus Sumedang: Tidak diterbitkan.

Moleong. LJ. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Riki (1987). Biogspot Lari Sprint. http: 13 Maret 2009.

Suherman. Ayi (2011). Kurikulum Pembelajaran. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Saputra, Yudha. (2002). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

SMAN 1. Penjas. http sch. Id/index 2.php? option: com content & do-pdf = 1 & id = 40: //13 Maret 2009.

Soeparno. (1988). Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Intan Pariwara. Soepartono. (2000). Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Subagiyo. (1997). Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Depdikbud. Sukintaka. (1992). Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjas. Jakarta: Depdikbud. Syarifuddin. (1992). Atletik. Jakarta: Depdiknas.


(47)

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: UPI dan Rosdakarya

Yahya. (2008). Pembelajaran Lompat Jauh Melalui Kegiatan Lompat Kardus dan Lompat Tali pada Siswa Kelas V SD Negeri Larangan Jambe Kecamatan Kertasmaya. Skripsi pada UPI Kampus Sumedang: Tidak diterbitkan. Zulkifly. (2005). Media Elektronik Audio-Visual sebagai Alternatif Media Belajar

untuk Siswa SD. Bandung: Jurnal Pendidikan Dasar UPI. Halaman 27-29. Edisi April 2005. Volume II-Nomor3.


(1)

113

113

2. Pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lari cepat 40 meter melalui pembelajaran

kasti yang dimodifikasi di kelas V SDN sukamantri adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran diawali dengan membariskan siswa untuk melakuan berhitung dan berdo’a. Siswa ditugaskan melakukan pemanasan, melakukan senam peregangan dinamis dan statis dalam memfokuskan lebih banyak pada

gerakan kaki dengan bimbingan guru.

b. Setelah melakukan pemanasan, guru menjelaskan cara melakukan lari cepat

dengan permainan kasti yang dimodifikasi.

c. Setelah menyimak penjelasan guru, siswa melakukan permainan, dengan

cara: Siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak.

d. Guru mengamati tugas gerak yang harus dilakukan oleh siswa.

e. Guru memberi koreksi tentang kegiatan oleh siswa.

f. Untuk mengetahui sampai sejauhmana penguasaan keterampilan gerak dasar

lari, maka setiap siswa melakukan lari cepat secara bergiliran.

g. Pada akhir kegiatan guru mengumpulkan para siswa untuk mendengarkan

penjelasan dari guru tentang materi lari cepat, koreksi kegiatan

individu/keseluruhan, melakukan tanya jawab dan untuk mengetahui sampai

sejauhmana penguasaan keterampilan gerak dasar lari cepat 40 meter.

3. Hasil evaluasi pembelajaran gerak dasar lari cepaat 40 meter melalui

pembelajaran kasti yang dimodifaksi di kelas V SDN Sukamantri adalah


(2)

114

114 a. Siklus I

Dari 29 siswa baru mencapai 16 orang atau 55% yang telah mencapai

KKM dan 13 orang atau 45% belum mencapai KKM. Pada siklus I

mengalami peningkatan dari data sebelumnya, yakni data awal hanya 54%

namun pada siklus I meningkat menjadi 62%.

b. Siklus II

Dari 29 siswa sudah mencapai 33 orang atau 76% yang telah

mencapai KKM dan 7 orang atau 24% belum mencapai KKM. Pada siklus

II mwngalami peningkatan dari data sebelumnya, yakni siklus I hanya 62%,

namun pada siklus II meningkat menjadi 70%.

c. Siklus III

Dari semua siswa-siswa kelas V SDN Sukamantri mengalami

peningkatan yang mencapai 100%. Pada siklus III mengalami peningkatan

dari data sebelumnya, yakni siklus II hanya 70%, namun pada siklus III

meningkat menjadi 73%.

B. Saran

Ada beberapa saran atau rekomendasi yang perlu peneliti sampaikan sebagai

implikasi dari hasil penelitian ini, antara lain adalah :

1. Bagi Guru

Pentingnya guru dalam pembelajaran gerak dasar lari cepat dapat dijadikan

sebagai alternatif pemecahan masalah dan peningkatan kemampuan siswa


(3)

115

115 2. Bagi Siswa

Pentingnya penerapan gerak dasar lari cepat 40 meter melalui pembelajaran

kasti yang dimodifikasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

melakukan gerakan tungkai dan langkah kaki, gerakan ayunan lengan, dan

sikap tubuh/kecondongan badan.

3. Bagi Sekolah

a. Perlunya pihak sekolah memberikan konstribusi dan keleluasan dalam

pelaksanaan penelitian tindakan kelas salah satunya dalam meningkatkan

kemampuan siswa dalam lari sprint, dan sekolah juga perlu memberikan

media pembelajaran yang relevan dengan permasalahan pembelajaran.

b. Pentingnya sekolah dan dunia pendidikan, memberikan peluang dan

dorongan kepada guru dan siswa untuk melakukan kegiatan kreatif dan

inovatif dalam kegiatan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang

menyenangkan.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

a. Perlunya pihak lembaga menyediakan sumber rujukan dan fasilitas yang

memadai bagi mahasiswa agar mempermudah penelitian.

b. Pentingnya pihak UPI mendukung dan membimbing mahasiswa dalam

melakukan berbagai inovasi dan kreativitas pembelajaran Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan.

5. Bagi Peneliti Lain

a. Semoga orang yang membaca hasil penelitian tindakan kelas ini dapat


(4)

116

116

b. Semoga hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang

akan melakukan penelitian.

c. Semoga peneliti lain dapat melakukan penelitian tindakan kelas dengan

gerak dasar lari cepat 40 meter melalui pembelajaran kasti yang


(5)

117

DAFTAR PUSTAKA

Bahagia, Y. (1992). Belajar Motorik. Jakarta: Depdiknas.

Basuki. (1980). Atletik I, Sejarah Teknik dan Metodik. Jakarta: Depdikbud.

Cholik, M. Toho. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Djuanda, D. (2006). Kapita Selekta Pembelajaran di SD. Jakarta: Depdiknas. Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.

Kiram, Y. (1992). Belajar Motorik. Jakarta: Depdiknas.

Lutan, Rusli. (2001). Azaz-Azaz Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas. Mahendra. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.

Mamun, Aceng. (2008). Upaya meningkatkan Pembelajaran Lompat Jauh Melalui Pemamfaatan Media di SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi pada UPI Kampus Sumedang: Tidak diterbitkan.

Moleong. LJ. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Riki (1987). Biogspot Lari Sprint. http: 13 Maret 2009.

Suherman. Ayi (2011). Kurikulum Pembelajaran. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Saputra, Yudha. (2002). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

SMAN 1. Penjas. http sch. Id/index 2.php? option: com content & do-pdf = 1 & id = 40: //13 Maret 2009.

Soeparno. (1988). Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Intan Pariwara. Soepartono. (2000). Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Subagiyo. (1997). Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Depdikbud. Sukintaka. (1992). Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjas. Jakarta: Depdikbud. Syarifuddin. (1992). Atletik. Jakarta: Depdiknas.


(6)

118

Wiki, P. (2009). Atletik. http:13 Maret 2009.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: UPI dan Rosdakarya

Yahya. (2008). Pembelajaran Lompat Jauh Melalui Kegiatan Lompat Kardus dan Lompat Tali pada Siswa Kelas V SD Negeri Larangan Jambe Kecamatan Kertasmaya. Skripsi pada UPI Kampus Sumedang: Tidak diterbitkan. Zulkifly. (2005). Media Elektronik Audio-Visual sebagai Alternatif Media Belajar

untuk Siswa SD. Bandung: Jurnal Pendidikan Dasar UPI. Halaman 27-29. Edisi April 2005. Volume II-Nomor3.


Dokumen yang terkait

MODEL PEMBELAJARAN GERAK DASAR LONCAT MELALUI PERMAINAN LONCAT KATAK BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KADENGAN 02 KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

14 300 151

Pembelajaran Gerak Melalui Permainan Kasti Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani di Sekolah Dasar Negeri Mudal 01 Kelas V Kecamatan Temanggung Tahun Pelajaran 2011

0 4 91

PENGARUH PEMBELAJARAN PENJAS MELALUI PERMAINAN BOLA KECIL YANG DIMODIFIKASI TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SISWA SEKOLAH DASAR: (Studi Eksperimen Kelas V SD Negeri Panorama 1 Bandung).

0 0 41

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI GAWANG PADA PEMBELAJARAN ATLETIK MELALUI MEDIA KARDUS DI KELAS V SDN LINGGAR I KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG.

0 0 38

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR ATLETIK LARI ESTAFET MELALUI PERMAINAN MEMINDAHKAN BENDA (di Kelas V SDN Sukadana II Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka).

0 3 64

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI ESTAFET MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PUNGUT PUNTUNG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SETU WETAN KECAMATAN WERU KABUPATEN CIREBON.

1 2 44

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT 80 METER MELALUI PERMAINAN PERANGKAP BATMAN (PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon).

0 2 42

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVICE BAWAH BOLAVOLI MELALUI PERMAINAN LOMBA SERVICE YANG DIMODIFIKASI DI KELAS V SDN SUKAMANTRI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 49

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI SPRINT 40 METER MELALUI PERMAINAN MODIFIKASI KASTI DI KELAS V SDN LEBAKSIUH KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 47

MODIFIKASI ALAT PEMUKUL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS IV SDN CILEUNYI I KEC. CILEUNYI KAB. BANDUNG.

0 1 46