Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyusun Skripsi di Universitas "X" Kota Bandung.

(1)

ix Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyusun Skripsi di

Universitas “X” Kota Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

mengenai orientasi masa depan domain pendidikan pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang

sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan dilakukan dengan metode survei. Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive Sampling dengan jumlah responden 90 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang telah dimodifikasi oleh peneliti dari kuesioner orientasi masa depan yang disusun oleh Vicky Natasha (2014) berdasarkan teori orientasi masa depan Seginer (2009). Uji validitas pada penelitian ini menggunakan rumus koefisien dari Rank Spearman dengan bantuan program SPSS for Windows, angka validitas adalah 0,319 – 0,690. Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS for Windows menggunakan teknik Aplha Cronbach, dan angka reliabilitas adalah 0,737.

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa sebanyak 87,8% mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi memiliki orientasi domain pendidikan yang tidak jelas, dan sebanyak 12,2% memiliki orientasi masa depan domain pendidikan yang jelas. Faktor personality characteristic dan close interpersonal relationship memiliki kecenderungan keterakitan dalam pembentukan orientasi masa depan mahasiswa Fakultas

Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung.

Saran yang diajukan adalah melakukan penelitian lebih mendalam mengenai faktor terhadap pembentukan orientasi masa depan domain pendidikan dan mengkorelasikan variabel orientasi masa depan domain pendidikan dengan variabel lain. Selain itu, disarankan bagi mahasiswa dengan orientasi masa depan domain pendidikan yang tidak jelas untuk lebih mampu meregulasi ketakutan-ketakutan menghadapi masa depan

pendidikan, disarankan juga bagi Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung untuk

menyusun program kegiatan untuk meningkatkan orientasi masa depan domain pendidikan pada mahasiswa.


(2)

x Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This research titled Descriptive Study About Future Orientation In the Domain of Education Faculty of Psychology While Preparing Thesis at the University" X "in Bandung. The purpose of this study was to determine the orientation of the future picture of the domain of education in the Faculty of Psychology student who is writing his thesis at the University "X" in Bandung.

This research is descriptive and conducted by survey method. Sampling technique used is purposive sampling with the number of respondents 90 people. Measuring tool used is a questionnaire that has been modified by the researchers of the future orientation questionnaire compiled by Vicky Natasha (2014) is based on the theory of the future orientation Seginer (2009). Validity test of this research using the formula coefficient of Rank Spearman with SPSS for Windows, validity figure is 0,319 – 0,690. Reliability test using Alpha Cronbach with SPSS for Windows, and reliability figure is 0,737.

The results of data processing showed that as many as 87.8% of the students of the Faculty of Psychology who is writing his thesis had educational domain orientation is not clear, and as much as 12.2% have a future orientation clear educational domain. Factors personality characteristic and close interpersonal relationships have a tendency relevance in shaping the future orientation of students of the Faculty of Psychology who is writing his thesis at the University "X" in Bandung.

The suggestion is to conduct further research about factors on the formation of the future orientation of the domain of education and correlate the future orientation variable domain of education with other variables. In addition, it is recommended for students with a future orientation domain of education that is not obvious to better regulate their fears for the future of education, it is also advisable for the Faculty of Psychology, University "X" Bandung to draw up a program of activities to improve future orientation domain of education in college student.


(3)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Lembar Judul...i

Lembar Pengesahan...ii

Lembar Pernyataan Orisinalitas Laporan Penelitian...iii

Lembar Pernyataan Orisinalitas Laporan Penelitian...iv

Kata Pengantar...vii

Abstrak...ix

Abstract...x

Daftar Isi...xi

Daftar Tabel...xv

Daftar Bagan...xvi

Daftar Lampiran...xvii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi Masalah...7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...7

1.3.1 Maksud Penelitian...7

1.3.2 Tujuan Penelitian...7


(4)

xii Universitas Kristen Maranatha

1.4.1 Kegunaan Teoritis...7

1.4.2 Kegunaan Praktis...8

1.5 Kerangka Pikir...8

1.6 Asumsi Penelitian...20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...21

2.1 Orientasi Masa Depan...21

2.1.1 Pengertian Orientasi Masa Depan...21

2.1.2 Komponen Orientasi Masa Depan...21

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan...25

2.2 Dewasa Awal...30

2.2.1 Pengertian Dewasa Awal...30

2.2.2 Tugas Perkembangan...30

2.2.3 Perkembangan Kognitif Dewasa Awal...31

2.2.4 Perkembangan Sosioemosional Dewasa Awal...32

2.2.4.1 Kemandirian...32

2.2.5 Perkembangan Karir...32

2.2.5.1 Eksplorasi, Perencanaan, dan Pengambilan Keputusan...32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...34


(5)

xiii Universitas Kristen Maranatha

3.2 Bagan Rancangan Penelitian...34

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...34

3.3.1 Variabel Penelitian...34

3.3.2 Definisi Konseptual...35

3.3.3 Definisi Operasional...35

3.4 Alat Ukur...37

3.4.1 Alat Ukur Orientasi Masa Depan...37

3.4.2 Data Pribadi dan Data Penunjang...42

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...42

3.4.3.1 Uji Validitas Alat Ukur...42

3.4.3.2 Uji Reliabilitas Alat Ukur...43

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel...44

3.5.1 Populasi Sasaran...44

3.5.2 Karakteristik Sampel...44

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel...45

3.6 Teknik Analisis...45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...46

4.1 Gambaran Responden...46


(6)

xiv Universitas Kristen Maranatha

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Suku Bangsa...47

4.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...48

4.2 Data Hasil Penelitian...48

4.2.1 Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan...48

4.2.2 Gambaran Komponen Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan...49

4.2.3 Tabulasi Silang antara Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan dengan Faktor yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan...51

4.2.3.1 Personality Characteristic...51

4.2.3.2 Close Interpersonal Relationship...55

4.3 Pembahasan...56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...63

5.1 Simpulan...63

5.2 Saran...64

5.2.1 Saran Teoretis...64

5.2.2 Saran Praktis...64

DAFTAR PUSTAKA...66

DAFTAR RUJUKAN...67


(7)

xv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Gambaran Alat Ukur Orientasi Masa Depan...37

Tabel 3.2 Bobot Nilai Kuesioner Orientasi Masa Depan...39

Tabel 3.3 Skor Median Sub-Komponen Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan...40

Tabel 3.4 Kriteria Skor Sub-Komponen Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan...40

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia...46

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Suku Bangsa...47

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...48

Tabel 4.4 Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan Responden...48

Tabel 4.5 Gambaran Komponen Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan Responden...49

Tabel 4.6 Tabulasi Silang antara Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan dengan Komponen Motivational...49

Tabel 4.7 Tabulasi Silang antara Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan dengan Komponen Cognitive Representation...50

Tabel 4.8 Tabulasi Silang antara Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan dengan Komponen Behavioral...51

Tabel 4.9 Tabulasi Silang antara Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan dengan Personality Characteristic (Self-Esteem)...51

Tabel 4.10 Tabulasi Silang antara Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan dengan Personality Characteristic (Self-Agency)...52


(8)

xvi Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.11 Tabulasi Silang antara Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan dengan

Personality Characteristic (Psychological Empowerment)...53

Tabel 4.12 Tabulasi Silang antara Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan dengan

Personality Characteristic (Primary Control)...53

Tabel 4.13 Tabulasi Silang antara Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan dengan

Personality Characteristic (Optimism)...54

Tabel 4.14 Tabulasi Silang antara Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan dengan Close

Interpersonal Relationship (Kualitas Hubungan dengan Orangtua)...55

Tabel 4.15 Tabulasi Silang antara Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan dengan Close

Interpersonal Relationship (Kualitas Hubungan dengan Kakak atau Adik)... 55

Tabel 4.16 Tabulasi Silang antara Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan dengan Close


(9)

xvii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Keranga Pikir...19

Bagan 2.1 Model Tiga Komponen Orientasi Masa Depan...22


(10)

xviii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Alat Ukur Orientasi Masa Depan dan Data Penunjang

Lampiran 2 Kuesioner Orientasi Masa Depan

Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 4 Pengkategorian dan Frekuensi Komponen Motivational, Cognitive Representation, dan Behavioral


(11)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam pendidikan, terdapat pendidikan tinggi yang merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan semakin luas, salah satu ilmu yang banyak dipelajari adalah ilmu psikologi. Ilmu psikologi banyak dipelajari karena hampir semua bidang kehidupan dan bidang kerja di masyarakat berkaitan dengan persoalan perilaku dan persoalan interaksi antar manusia dan persoalan manusia dengan lingkungan. Universitas “X” adalah salah satu universitas swasta terkemuka di Bandung yang menyelenggarakan pendidikan psikologi. Program studi ilmu Psikologi S1 bertujuan untuk menghasilkan seorang sarjana psikologi yang mampu memahami pengetahuan dasar psikologi dan teknik pengamatan secara objektif sehingga dapat menginterpretasikan tingkah laku manusia menurut kaidah-kaidah psikologi baik perorangan maupun kelompok; mengenal berbagai macam alat pengukuran psikologi dan memahami fungsi serta manfaatnya; mampu menunjukkan kepekaan terhadap nilai dan permasalahan bio–psiko–sosial dan moral dalam konteks Indonesia; mampu melakukan penelitian di bidang psikologi; mampu menghayati dan


(12)

2

Universitas Kristen Maranatha melaksanakan kode etik keilmuan, penelitian dan profesi (Dinas Pendidikan Perguruan Tinggi, 2010).

Mengingat kewenangan yang dimiliki oleh sarjana psikologi adalah tidak dapat mengeluarkan hasil tes psikologi, hanya dapat sebagai tester atau membuat laporan di bawah supervisi dari seorang psikolog sehingga tidak dapat berkarier profesional sebagai psikolog (Kode Etik Psikologi Indonesia). Berdasarkan pengalaman alumi Psikologi, diketahui bahwa dalam dunia kerja di bidang Psikologi Industri dan Organisasi, ruang kerja sarjana psikologi seringkali bentrok dengan lulusan lain, seperti pada HRD (Human Resource Development) yang memiliki job desc melakukan rekruitmen, mengadakan training need analysist pada karyawan tetapi di persyaratan lowongan kerja dicantumkan harus memenuhi hukum-hukum, pasal-pasal, menejemen, dan administrasi. Dalam dunia kerja Psikologi Pendidikan, mengalami kesulitan menangani permasalahan anak seperti setelah melakukan observasi mengetahui permasalahan yang dialami oleh anak namun tidak dapat menanganinya karena tidak memiliki kewenangan tersebut, kemudian pada saat menjadi tester tidak dapat mengeluarkan hasil tes psikologi dan interpretasi alat tes sehingga mengalami kesulitan untuk membaca hasil tes psikologi. Hal tersebut menyebabkan lulusan S1 Psikologi sebaiknya melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2) guna memiliki pemahaman dan keterampilan yang lebih kompleks yang diperlukan dalam dunia kerja sehingga dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik.

Dalam bidang pekerjaan khususnya di Indonesia, mengalami peningkatan tuntutan keahlian dari tahun ke tahun sehingga kesempatan kerja semakin kompetitif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2014, pencari kerja terdaftar di Indonesia berjumlah 1.295.149 jiwa, lowongan kerja terdaftar berjumlah 816.505 jiwa, dan penempatan atau pemenuhan tenaga kerja berjumlah 625.187 jiwa. Data tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah penempatan kerja.


(13)

3

Universitas Kristen Maranatha Banyaknya calon tenaga kerja membuat instansi atau perusahaan semakin selektif dalam melakukan seleksi penerimaan calon tenaga kerja baru, yaitu dengan meningkatkan standar mutu penerimaan yang meliputi latar belakang pendidikan, minat, life-skill, komunikasi, kepribadian, leadership, serta kecerdasan emosional dan sosial dalam bekerja (JobsDB, 2014). Hal tersebut menyatakan kesempatan kerja semakin kompetitif dan serta adanya perubahan kualitas tuntutan kerja, yang artinya para calon tenaga kerja dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda akan sama-sama bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Salah satu cara untuk mengantisipasi persaingan kerja yang semakin kompetitif adalah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia agar instansi atau perusahaan dapat bersaing dan berkembang pesat.

Berkualitas atau tidaknya sumber daya manusia merujuk pada strata pendidikan yang mereka miliki, karena melalui sektor pendidikan mengupayakan pengembangan kualitas sumber daya manusia yang akan mempengaruhi produktivitasnya dalam bekerja sehingga melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas unggul. Sumber daya manusia berkualitas mulai menjadi kebutuhan berbagai perusahaan. Akhir-akhir ini, banyak perusahaan menyaring sumber daya manusia berkualitas dengan parameter tingginya jenjang pendidikan. Meningkatnya ekonomi di Indonesia menjadi salah satu faktor sumber daya manusia dengan bekal S2 menjadi idaman banyak perusahaan, begitupun dengan lulusan S2 Psikologi. Fenomena tersebut kemudian menjadikan mereka yang bergelar S2 berpeluang lebih besar mendapatkan pekerjaan dan posisi yang diinginkan. Mereka yang bergelar S2 menjadi pilihan utama perusahaan untuk mengisi berbagai posisi penting dalam organisasi daripada yang hanya berlatar pendidikan S1 (Firdaus Alamsjah, 2015). Oleh karena itu, para calon tenaga kerja harus melengkapi kemampuannya dengan kompetensi kerja sehingga dapat dengan mudah menentukan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, dan keinginannya (Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar, 2013).


(14)

4

Universitas Kristen Maranatha Pendidikan berkelanjutan (S2) merupakan salah satu alternatif untuk melengkapi dalam peningkatan kualitas kompetensi kerja, karena melalui program profesi (S2) dapat mengembangkan bakat dan kemampuan memperoleh kecakapan yang diperlukan dalam dunia kerja (Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012). Pada jenjang pendidikan tinggi proses pendidikan diarahkan pada dua kemampuan, yaitu kemampuan akademik dan profesional. Kemampuan akademik menekankan pada kemampuan penguasaan dan pengembangan ilmu, dan kemampuan profesional menekankan pada kemampuan dan keterampilan kerja. Dengan mengenyam pendidikan tinggi, seseorang akan mendapatkan pengalaman yang sangat penting sebagai bekal diri agar dapat bersaing dan mempertahankan hidup dari berbagai tantangan yang harus dihadapi serta mengembangkan pengetahuan dan kualitas sumber daya manusia, sehingga mendapatkan pengetahuan dan memiliki keterampilan yang sesuai dengan bidangnya agar dapat meningkatkan kualitas diri dalam bekerja kelak. Pendidikan tinggi juga akan mempengaruhi mata pencahariannya, semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin tinggi pula muatan keahliannya. Dengan melanjutkan pendidikan (S2) Psikologi ke Profesi, mahasiswa akan memiliki kompetensi dan keterampilan yang lebih kompleks yang diperlukan dalam dunia kerja sehingga dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik, seperti dapat menangani berbagai isu atau cakupan kasus-kasus khusus, melakukan praktik yang berkaitan dengan asesmen dan intervensi serta membuka praktik psikologi setelah memperoleh izin praktik, dan dapat berkarier sebagai Psikolog (Kode Etik Psikologi Indonesia).

Menghadapi kenyataan tersebut, tentunya mahasiswa sebagai penerus bangsa dituntut untuk meningkatkan kemampuan akademik, salah satunya dengan menyelesaikan studinya di perguruan tinggi melalui menyusun skripsi. Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi pada umumnya berusia 20 sampai 30 tahun dan sesuai dengan tahap perkembangannya pada usia tersebut mereka masuk dalam tahap perkembangan dewasa awal. Idealnya mahasiswa yang sudah memasuki tahap perkembangan dewasa awal sudah memiliki kemampuan berpikir yang


(15)

5

Universitas Kristen Maranatha lebih logis, jelas, dan lebih sistematis dalam menyusun rencana, serta memiliki kemandirian dalam membuat keputusan secara luas tentang karir. Pada saat itu pula, mahasiswa mulai menyadari langkah selanjutnya yang harus diambil ketika lulus kuliah nanti. Biasanya mahasiswa dihadapkan pada pilihan untuk langsung bekerja atau melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana (S2). Oleh karena itu, mahasiswa mulai memikirkan mengenai kemampuan dirinya, kesempatan yang dimilikinya, serta memikirkan dan memutuskan mengenai rencana dan tujuan setelah lulus kuliah seperti dapat memilih untuk bekerja, berwirausaha, menikah, melanjutkan pendidikan pasca sarjana (S2), dan lainnya. Membuat keputusan atau perencanaan masa depan oleh Seginer (2009) dikenal sebagai orientasi masa depan. Orientasi masa depan adalah “model masa depan” seseorang yang menjadi dasar dalam penyusunan tujuan, rencana, eksplorasi berbagai pilihan, dan membuat komitmen, oleh karena itu membimbing jalan perkembangan seseorang (Seginer, 2009).

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti melakukan survey terhadap sepuluh orang mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” kota Bandung. Sebanyak lima orang (50%) memandang penting dan memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2) tetapi masih kurang yakin untuk dapat melanjutkan pendidikannya karena persoalan biaya, dipandang menyita banyak waktu, khawatir tidak dapat mengikuti tuntutan dari pendidikan tersebut. Sebanyak empat orang mahasiswa (40%) memandang penting untuk melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana (S2) tetapi memiliki keraguan untuk memilih jurusan yang akan ditekuninya karena tertarik mempelajari jurusan lain namun menyayangkan apabila tidak melanjutkan jurusan Psikologi sehingga lebih fokus untuk bekerja terlebih dahulu. Sedangkan satu orang (10%) memandang tidak penting untuk melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana (S2) tetapi memungkinkan untuk melanjutkan pendidikannya apabila mendapatkan tuntutan tersebut dari tempat bekerja.


(16)

6

Universitas Kristen Maranatha Dari sepuluh orang mahasiswa, terdapat tujuh orang mahasiswa (70%) yang memiliki harapan dengan melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana dapat memperdalam ilmu psikologi dan dapat mengaplikasikan ilmunya ke lingkungan sekitar, serta dapat menunjang pencapaian karir yang lebih tinggi sehingga bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, sebanyak dua orang mahasiswa (20%) yang memiliki harapan dengan melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana (S2) dapat memudahkannya membuka praktik psikologi dan menjadi Psikolog profesional, dan satu orang mahasiswa (10%) memiliki harapan dengan melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana (S2) dapat diterima di instansi atau perusahaan yang mahasiswa inginkan.

Dari sepuluh orang mahasiswa, terdapat sembilan orang mahasiswa (90%) menyatakan bahwa mengetahui persyaratan yang dibutuhkan untuk melanjutkan program pasca sarjana serta mendapatkan informasi tersebut dari teman-teman, dosen, serta brosur. Sedangkan satu orang mahasiswa (10%) tidak mengetahui persyaratan yang dibutuhkan dalam program pasca sarjana (S2) karena tidak terlalu memiliki minat untuk melanjutkan pendidikannya.

Pernyataan-pernyataan yang telah diungkapkan sebagai hasil dari survey awal, menggambarkan fenomena yang berkaitan dengan target, perencanaan, harapan, ketakutan dan mencari informasi mengenai apa yang akan dicapai. Hal tersebut menggambarkan bagaimana cara individu dapat membuat pilihan atau perencanaan akan masa depan yang menurut Seginer (2009) disebut dengan orientasi masa depan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun Skripsi di Univesitas “X” Kota Bandung.


(17)

7

Universitas Kristen Maranatha 1.2Identifikasi Masalah

Penelitian ini untuk mengetahui gambaran orientasi masa depan domain pendidikan pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” di Kota Bandung.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah memperoleh data mengenai tingkat kejelasan orientasi masa depan domain pendidikan pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” di Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui gambaran mengenai orientasi masa depan domain pendidikan pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung melalui tiga komponennya yaitu

motivational, cognitive representation, dan behavioral.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis

1. Memberikan informasi pada bidang ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Pendidikan, mengenai Orientasi Masa Depan domain pendidikan pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.


(18)

8

Universitas Kristen Maranatha 2. Memberikan sumbangan informasi mengenai Orientasi Masa Depan domain pendidikan kepada peneliti-peneliti lainnya yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Orientasi Masa Depan domain pendidikan pada mahasiswa.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung mengenai Orientasi Masa Depan khususnya pada domain pendidikan, sehingga membantu mahasiswa yang telah memiliki orientasi masa depan domain pendidikan yang jelas untuk tetap mempertahankan atau mengoptimalkan perencanaan mengenai pendidikan yang akan ditekuninya serta membantu mahasiswa yang memiliki orientasi masa depan domain pendidikan yang tidak jelas untuk memikirkan kembali dan membuat perencanaan mengenai domain pendidikan yang akan ditekuninya.

2. Memberikan informasi kepada Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung mengenai tingkat kejelasan Orientasi Masa Depan khususnya domain pendidikan, yang dapat dijadikan acuan untuk menyusun program atau kegiatan dalam upaya meningkatkan orientasi masa depan khususnya domain pendidikan pada mahasiswa.

1.5Kerangka Pemikiran

Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung pada umumnya memiliki rentang usia 20 sampai 30 tahun, seseorang pada usia tersebut termasuk ke dalam tahap perkembangan masa dewasa awal (Santrock, 2011). Menurut Piaget, seseorang pada masa dewasa awal memiliki perkembangan kognitif yang berada pada fase mencapai prestasi (achieving stage) yaitu fase yang melibatkan


(19)

9

Universitas Kristen Maranatha intelektualitas pada situasi yang memiliki konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka panjang, seperti pencapaian karir dan pengetahuan. Selain itu, seseorang pada masa dewasa awal, seperti mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung juga diharapkan memiliki perkembangan sosioemosional berupa kemandirian, yaitu mampu berpikir secara mandiri dan mengerjakan hal-hal lain tanpa selalu bergantung pada apa yang dikatakan atau dilakukan oleh orang lain. Mengerjakan sesuatu dengan berpikir secara mandiri serta melibatkan intelektualitas untuk pencapaian karir dan pengetahuan yang dilakukan mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung adalah dengan menyelesaikan skripsi.

Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung menyadari harus menentukan langkah selanjutnya yang akan dilakukan setelah lulus kuliah, sehingga mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung mulai memikirkan mengenai kemampuan dirinya dan kesempatan yang dimilikinya. Ketika mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung memiliki rencana untuk bekerja setelah lulus kuliah, namun mengingat wewenang yang dimilikinya sebagai sarjana psikologi dalam bidang pekerjaan tidak dapat berkarier sebagai psikolog. Maka mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung kemungkinan mempertimbangkan untuk melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2) untuk mendapatkan wewenang yang lebih luas lagi.

Membuat keputusan mengenai masa depan oleh Seginer (2009) disebut dengan orientasi masa depan, orientasi masa depan adalah “model masa depan” seseorang yang menjadi dasar dalam penyusunan tujuan, rencana, eksplorasi berbagai pilihan dan membuat keputusan sehingga rencana yang dibuat membimbing jalan perkembangan seseorang. Dengan orientasi masa depan yang jelas, memungkinkan mahasiswa Fakultas Psikologi yang


(20)

10

Universitas Kristen Maranatha sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung dapat menentukan tujuannya mengenai pendidikannya setelah lulus kuliah.

Seginer (2009) menyatakan bahwa orientasi masa depan memiliki tiga komponen, yaitu motivasi (motivational), kognitif (cognitive representation) dan tingkah laku (behavioral). Komponen motivasi (motivational) adalah hal apa yang mendorong mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” di Kota Bandung berpikir tentang masa depan untuk melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2). Komponen motivasi (motivational) memiliki tiga sub-komponen yaitu value, expectance, dan

control. Value merupakan penilaian mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun

skripsi di Universitas “X” Kota Bandung mengenai pentingnya melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana (S2); Expectance merupakan keyakinan mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung dapat mewujudkan harapan, tujuan dan rencana-rencananya untuk melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana (S2);

Control merupakan pengendalian diri mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun

skripsi di Universitas “X” Kota Bandung terhadap apa yang terjadi pada dirinya dalam usahanya untuk melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana (S2). Terdapat internal

control dan eksternal control, internal control merupakan pengendalian dari dalam diri

mengenai usahanya untuk melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana (S2), sedangkan

eksternal control merupakan pengendalian dari luar diri mengenai usahanya untuk

melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana (S2) seperti melanjutkan pendidikan, karena permintaan orangtua atau karena adanya dukungan biaya.

Pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung dapat dikatakan memiliki komponen motivational yang tinggi jika ketiga sub-komponen dari motivational tinggi, seperti mereka akan memandang bahwa melanjutkan pendidikan merupakan suatu langkah yang penting dan berguna bagi kehidupan masa depan


(21)

11

Universitas Kristen Maranatha (value), sehingga merasa perlu membuat perencanaan seperti memikirkan universitas yang akan dipilihnya untuk melanjutkan program pasca sarjana (S2) serta menentukan program magister apa yang akan diambilnya. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung juga akan memiliki keyakinan bahwa mereka mampu mewujudkan perencanaan pendidikan ke program pasca sarjana (S2) seperti optimis dengan melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana (S2), maka akan lebih sukses (expectance) serta memiliki kekuatan untuk mengendalikan diri dalam merencakan pendidikan pasca sarjana (S2) seperti memilih program magister sesuai dengan minat dan kemampuan dirinya (internal control). Diharapkan mahasiswa memiliki internal control akan lebih bisa mencapai tujuan melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana (S2), karena mahasiswa menganggap bahwa pencapaian tujuan dalam domain pendidikan harus diraih atas kerja keras dirinya sehingga mahasiswa bisa memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan masa depannya.

Komponen kognitif (cognitive representation) adalah pemikiran mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung mengenai harapan dan ketakutan untuk melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2). Komponen kognitif memiliki dua sub-komponen, yaitu hopes dan fears. Hopes merupakan harapan mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung dalam penyusunan tujuan, rencana, eksplorasi berbagai pilihan, dan membuat komitmen dalam melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2); Fears merupakan ketakutan mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung dalam penyusunan tujuan, rencana, eksplorasi berbagai pilihan, dan membuat komitmen dalam melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2).


(22)

12

Universitas Kristen Maranatha Pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung dapat dikatakan memiliki komponen cognitive representation yang tinggi jika sub-komponen hopes tinggi dan sub-komponen fears rendah, seperti mereka akan memiliki harapan yang tinggi dengan melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2) seperti dapat menunjang karirnya di masa depan dan dapat mencapai cita-cita (hopes). Mahasiswa juga mampu mengatasi ketakutan akan kegagalan yang mungkin dihadapi dalam upaya melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2) (fears), seperti mencari solusi dan pemecahan masalah yang terwujud ke dalam perilaku yang termasuk dalam komponen

behavioral.

Komponen tingkah laku (behavioral) memiliki dua sub-komponen yaitu exploration dan commitment. Exploration merupakan pengarahan perilaku mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung ke luar dan ke dalam dirinya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2); Commitment merupakan kemampuan mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung dalam membuat keputusan untuk melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2).

Pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung dapat dikatakan memiliki komponen behavioral yang tinggi jika kedua sub-komponen dari behavioral tinggi, mereka akan mencari dan mengumpulkan informasi mengenai pendidikan pasca sarjana (S2) dan program magister yang diinginkannya, mahasiswa juga akan memeriksa kesesuaian tuntutan atau persyaratan untuk memasuki program magister yang diinginkan dengan minat dan kemampuan dirinya (exploration). Dengan melakukan exploration, mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung akan mencari tahu bagaimana pemecahan permasalahan yang selama ini dipikirkan dalam bentuk hopes dan fears. Setelah melakukan exploration,


(23)

13

Universitas Kristen Maranatha mahasiswa akan merasa memiliki informasi yang cukup untuk memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2) dan memilih program magister yang diminatinya (commitment).

Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung yang memiliki orientasi masa depan domain pendidikan yang jelas apabila ketiga komponennya (motivational, cognitive representation, dan behavioral) memiliki derajat yang tinggi. Motivational pada domain pendidikan, akan membuat value Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung bahwa melanjutkan pendidikan ke pasca sarjana (S2) berguna bagi dirinya untuk bersaing di dunia kerja, akan memiliki expectance berupa yakin dapat mewujudkan rencananya untuk melanjutkan pendidikan ke pasca sarjana (S2), dan memiliki control dalam usahanya untuk melanjutkan pendidikannya seperti mampu mengatasi rasa malas, membuat perencanaan yang matang dan bekerja keras untuk dapat memenuhi persyaratan yang dibutuhkan dalam pendidikan pasca sarjana (S2).

Sedangkan cognitive representation pada domain pendidikan, akan membuat Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung memiliki hopes yang berupa dengan melanjutkan pendidikan ke pasca sarjana (S2) dapat menunjang pencapaian karirnya dan mencapai kesuksesan karir, mahasiswa juga mampu meregulasi ketakutan-ketakutan (fears) dalam menyusun rencana mengenai melanjutkan pendidikannya seperti solusi dan pemecahan masalah yang terwujud ke dalam perilaku yang termasuk dalam komponen behavioral. Komponen behavioral pada domain pendidikan, akan membuat Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung mencari informasi yang berkaitan dengan pendidikan pasca sarjana (S2) seperti anggaran, jurusan yang diminati, kualitas lulusan S2, dan mencocokan diri dengan jurusan yang diminati (exploration) sehingga mahasiswa dapat membuat


(24)

14

Universitas Kristen Maranatha keputusan berupa melanjutkan pendidikannya ke pasca sarjana (S2) dengan memilih jurusan yang sesuai bagi dirinya (commitment).

Sedangkan Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung yang memiliki orientasi masa depan domain pendidikan yang tidak jelas apabila salah satu atau lebih dari ketiga komponennya (motivational, cognitive

representation, dan behavioral) memiliki derajat yang rendah. Motivational pada domain

pendidikan yang tidak jelas, akan menganggap bahwa melanjutkan pendidikan ke pasca sarjana (S2) bukanlah hal yang utama ataupun penting untuk dijalankan kelak (value), sehingga kurang yakin akan mencapai pendidikan yang lebih tinggi (expectance) dan kurang memiliki kendali dalam usahanya untuk melanjutkan pendidikannya seperti tidak mampu mengatasi rasa malas yang ada pada dirinya (control).

Mengenai komponen cognitive representation pada domain pendidikan yang tidak jelas, akan membuat Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung kurang memiliki harapan dan keinginan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi (hopes) dan memiliki kekhawatiran tidak dapat melanjutkan pendidikan karena kurangnya kemampuan dalam diri (fears). Sedangkan komponen

behavioral pada domain pendidikan yang tidak jelas, akan membuat Mahasiswa Fakultas

Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung tidak akan mencari informasi berkaitan dengan pendidikan pasca sarjana (S2) yang akan menambah pengetahuannya (exploration) dan belum membuat komitmen untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi (commitment).

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan, yaitu personality

characteristic, gender, close interpresonal relationship, dan cultural context. Faktor yang

pertama adalah personality characteristic yang membahas mengenai aspek sosial kognitif dari kepribadian mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X”


(25)

15

Universitas Kristen Maranatha Kota Bandung yang terdiri dari lima aspek yaitu self-esteem, self-agency, optimism,

psychological empowerment dan primary control.

Menurut Seginer (2009), self-esteem diasosiasikan kuat dengan komponen

motivational, dapat dikatakan self-esteem yang tinggi membuat mahasiswa Fakultas Psikologi

yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung memiliki dorongan yang kuat untuk berpikir melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2), sehingga memiliki penghayatan yang penting untuk melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana (S2) serta yakin dapat mewujudkannya. Misalnya mahasiswa memiliki dorongan yang kuat untuk melibatkan diri dalam pemikiran ke masa depan yang berkaitan dengan pendidikan pasca sarjana (S2) sehingga berpengaruh pada penilaiannya mengenai pentinya melanjutkan pendidikan bagi dirinya dan memicu keyakinan bahwa mampu melanjutkan pendidikannya ke pasca sarjana (S2).

Self-esteem juga memiliki relasi dengan komponen cognitive representation yang

dapat menghasilkan suatu pertimbangan spesifik. Dapat dikatakan self-esteem yang tinggi membuat mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung memiliki penilaian yang tinggi mengenai dirinya seperti “saya merupakan orang yang percaya diri” maka akan memunculkan pertimbangan spesifik bahwa “saya mampu”, sehingga memunculkan harapan yang tinggi mengenai masa depannya pendidikan.

Self-esteem juga memiliki relasi dengan komponen behavioral yang memungkinkan

mahasiswa dengan kekuatan dalam diri yang cukup besar untuk mengatasi masalah saat ini dan masa depan pada waktu yang bersamaan. Dapat dikatakan self-esteem yang tinggi membuat mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung memiliki keyakinan diri yang cukup besar dalam mewujudkan rencana pendidikannya sehingga mampu mengatasi hambatan-hambatan yang ada.


(26)

16

Universitas Kristen Maranatha Aspek kedua dari personality characteristic adalah self-agency. Self-agency lebih sering diasosiasikan dengan komponen behavioral. Dikatakan self-agency tinggi, jika mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung memiliki kontrol dan tanggung jawab atas dirinya dan tindakannya sehingga mereka mencari informasi dan berkonsultasi mengenai pendidikan pasca sarjana (S2), sampai yakin mengambil keputusan untuk melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2).

Self-agency dalam membuat keputusan dapat dilihat dari bagaimana tanggung jawab atas

keputusannya untuk melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2).

Aspek ketiga dari personality characteristic adalah optimism. Optimism merupakan sikap dan perasaan optimis untuk melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana (S2). Hal yang relevan terhadap relasi antara optimism dan orientasi masa depan adalah bahwa kecenderungan para optimism strategis untuk melindungi self-esteem mereka setelah mengalami kegagalan sehingga mahasiswa menganggap kegagalan dilihat sebagai peristiwa sekali saja.

Aspek keempat dari personality characteristic adalah psychological empowerment.

Psychological empowerment berkaitan dengan kemampuan mahasiswa Fakultas Psikologi

yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung untuk mengatasi hambatan dengan menggunakan sumber daya dalam dirinya, pengetahuan individu tentang sistem sosial (norma dan nilai yang berlaku), dan mempelajari tindakan yang digunakan untuk mengatasi rintangan sosial menuju pencapaian tujuan. Psychological empowerment yang tinggi adalah jika mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung mampu mengatasi hambatan yang muncul dalam upayanya merencanakan pendidikan pasca sarjana (S2) dengan memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya, seperti mahasiswa mampu memeriksa diri dan menemukan potensi akademik yang dimilikinya yang dapat mendukung keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke pasca sarjana (S2).


(27)

17

Universitas Kristen Maranatha Aspek kelima dari personality characteristic adalah primary control. Primary control berkaitan dengan kemampuan mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung dengan sengaja mengubah lingkungan untuk kepentingan dirinya. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung melihat dirinya mampu menguasai lingkungan dan mengatasi hambatan yang ada di lingkungan untuk mencapai tujuan melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana (S2). Misalnya mahasiswa yang memiliki keterbatasan ekonomi sehingga orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya, namun mahasiswa tersebut memiliki kecerdasan yang baik sehingga berusaha memanfaatkan kemampuannya dan mencari bantuan dari lingkungan dengan cara mencari beasiswa.

Faktor kedua yang mempengaruhi orientasi masa depan adalah gender. Berdasarkan teori feminis persamaan jender, perempuan dan laki-laki memiliki kesamaan dalam hal membangun orientasi masa depannya, orientasi masa depan perempuan kurang diperluas ke masa depan dibandingkan dengan laki-laki. Namun dalam penelitian orientasi masa depan pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung, faktor jenis kelamin tidak memiliki kecenderungan keterkaitan karena dalam hal pendidikan di Indonesia tidak dibedakan berdasarkan jender, perempuan dan laki-laki mendapatkan kesempatan yang sama dalam menempuh pendidikan. Hal ini didukung dengan adanya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 5 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.

Faktor ketiga yang mempengaruhi orientasi masa depan adalah close interpersonal

relationship. Close interpersonal relations adalah faktor yang meliputi hubungan dengan

orang tua, saudara kandung, teman sebaya. Apabila mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung memiliki hubungan yang positif


(28)

18

Universitas Kristen Maranatha dengan orang tua, saudara kandung, dan teman sebaya cenderung memiliki hubungan yang dekat sehingga akan bertukar pikiran mengenai orientasi masa depan domain pendidikan.

Faktor keempat yang mempengaruhi orientasi masa depan adalah cultural context. Dari banyaknya penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa budaya dapat mempengaruhi dan dapat pula tidak mempengaruhi orientasi masa depan. Dalam penelitian orientasi masa depan pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung, faktor cultural context tidak memiliki kecenderungan

keterkaitan karena dalam hal pendidikan di Indonesia tidak ada pembedayaan dalam budaya dan setiap suku bangsa memiliki kesempatan yang sama dalam menempuh pendidikan. Hal ini didukung dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 pasal 4 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Pendidikan diselenggaraka secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa”.


(29)

19

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pikir

Faktor yang mempengaruhi :

a. Personality Characteristic b. Close Interpresonal Relations

Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun Skripsi

di Universitas “X” Kota Bandung

Jelas

Orientasi Masa Depan

Domain Pendidikan

Tidak Jelas

Motivational Cognitive

Representation

Behavioral


(30)

20

Universitas Kristen Maranatha 1.6Asumsi

1. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung memiliki orientasi masa depan domain pendidikan dengan tingkat kejelasan yang berbeda-beda.

2. Untuk mengetahui orientasi masa depan domain pendidikan pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung dapat dilihat dari tiga komponennya yaitu motivational, cognitive representation, dan

behavioral.

3. Orientasi masa depan domain pendidikan pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi di Universitas “X” Kota Bandung dipengaruhi oleh faktor


(31)

63 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyusun Skripsi di Universitas “X” Kota Bandung, didapat hasil penelitian sebagai berikut :

1. Sebagian besar mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyusun Skripsi di Universitas “X” Kota Bandung memiliki orientasi masa depan domain pendidikan yang tidak jelas.

2. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyusun Skripsi di Universitas “X” Kota Bandung dengan orientasi masa depan domain pendidikan yang tidak jelas didominasi oleh cognitive representation yang rendah, dan behavioral yang rendah,

motivational yang rendah.

3. Dari ketiga komponen Orientasi Masa Depan, mahasiswa dengan orientasi masa depan

domain pendidikan yang tidak jelas mayoritas memiliki cognitive representation yang

rendah.

4. Faktor personality characteristic dan close interpersonal relationship memiliki kecenderungan keterkaitan terhadap jelas atau tidaknya orientasi masa depan domain pendidikan.


(32)

64

Universitas Kristen Maranatha 5.2Saran

5.2.1 Saran Teoretis

1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan pada sampel yang sama dengan mengkorelasikan variabel lain yang mungkin memiliki peran dalam pembentukan orientasi masa depan domain pendidikan.

2. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai faktor personality characteristic dan close interpersonal relationship, yang dengan memperbaiki alat ukur yang sudah dibuat agar data yang didapat lebih akurat dan dapat dilihat pengaruhnya terhadap orientasi masa depan domain pendidikan. Untuk faktor close interpersonal relationship, dapat digali juga bagaimana gambaran kedekatan mahasiswa dengan figur terdekat yang mempengaruhi orientasi masa depan domain pendidikan.

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi mahasiswa dengan orientasi masa depan domain pendidikan yang tidak jelas, disarankan untuk memikirkan kembali dan membuat perencanaan yang matang untuk melanjutkan pendidikan ke pasca sarjana (S2) serta lebih mampu meregulasi ketakutan-ketakutan menghadapi masa depan pendidikan yang dapat dilakukan dengan cara meningkatkan keyakinan diri, mengenali potensi dari dalam diri agar dapat menyusun rencana dengan menekuni pendidikan yang sesuai dengan minat mahasiswa.

2. Bagi mahasiswa dengan orientasi masa depan domain pendidikan yang jelas, disarankan untuk tetap optimis mampu mewujudkan tujuannya untuk melanjutkan


(33)

65

Universitas Kristen Maranatha pendidikan ke pasca sarjana (S2), tetap mempertahankan dan mengoptimalkan perencanaan pendidikannya sehingga perencanaan yang dibuat lebih matang. 3. Bagi Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung, penelitian ini dapat

dijadikan acuan untuk menyusun program atau kegiatan untuk meningkatkan orientasi masa depan domain pendidikan pada mahasiswa, dan membantu memberikan pembekalan kepada mahasiswa mengenai kegunaan melanjutkan pendidikan pasca sarjana (S2) untuk bersaing di dunia kerja, program magister yang tersedia di pendidikan pasca sarjana (S2) agar mahasiswa dapat memikirkan kembali dan membuat rencana untuk melanjutkan pendidikannya.


(34)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI ORIENTASI MASA DEPAN

DOMAIN PENDIDIKAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI

YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI UNIVERSITAS “X” KOTA

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Sidang Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Oleh : NUANSA AUDI

1130086

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(35)

(36)

(37)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih-Nya peneliti mampu menyelesaikan tugas akhir Mata Kuliah Usulan Penelitian pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyusun Skripsi di Universitas „X‟ Kota Bandung”.

Selama penyusunan tugas ini, peneliti mengalami beberapa hambatan dan kesulitan namun akhirnya peneliti dapat menyelesaikannya karena bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama pengerjaan tugas ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada:

1. Allah SWT, yang terus memberikan berkat, karunia, dan kesempatan kepada peneliti untuk dapat melewati beberapa hambatan dalam menyusun tugas ini sehingga peneliti dapat menyelesaikannya.

2. Dr. Carolina Nitimihardjo, selaku dosen pembimbing utama yang selalu meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing peneliti, memberikan masukan, nasehat, kritik dan saran serta motivasi kepada peneliti selama membuat tugas ini.

3. Dra. Magdalena Fanuel, M.Psi., Psikolog, selaku dosen pembimbing pendamping yang selalu meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing peneliti, memberikan masukan, nasehat, kritik dan saran serta motivasi kepada peneliti selama membuat tugas ini.


(38)

vi

4. Cindy Maria, M.Psi, selaku dosen wali yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti.

5. Ina Anggraeni, Tatang Pardjaman, Nikita Audi, Kharisma Audi, Aranzsa Audi, selaku keluarga peneliti, yang selalu mendoakan serta memberikan semangat.

6. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi, terimakasih karena telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi responden peneliti.

7. Wulan Septyani, Galih Ratu, yang telah menjadi teman diskusi untuk bertukar informasi dan pengetahuan mengenai teori Orientasi Masa Depan.

8. Rizkia Ramadita, Gesa Akbar, Gani Gamayudha, Dimas Satrio, yang selalu meluangkan waktunya untuk menjadi tempat berbagi senang dan sedih, memberi nasehat dan motivasi, serta saling mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini.

9. Talita Bachtiar, Raisa Afianty, Pradistya, Hardy Wibowo, Bhama Andy, Ayudia, Chaya, yang selalu memberikan dukungan kepada peneliti.

10.Elsa Anggraeni, Sheila Kuslitasari, Rike Novitasari, Anya Yuthika, Renata Ayundhari, Jonathan Andreanus, dan semua teman-teman mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha angkatan 2011, terimakasih karena telah sama-sama berjuang untuk menempuh gelar sarjana, bertukar informasi dan pendapat, serta saling mendukung untuk terus semangat menyelesaikan tugas ini.

Akhir kata peneliti berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan.

Bandung, Mei 2016


(39)

66 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, R. F. (2012). Orientasi Masa Depan Narapidana Remaja. Journal of Social and

Industrial Psychology. (Online). (http://journal.unnes.ac.id)

Andrea. (2014). Studi Deskriptif Mengenai Profil Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan

pada Siswa Akselerasi (CIBI) SMA Kristen "X" Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Djaidiguna, A. (2014). Studi Komparatif Mengenai Orientasi Masa Depan Domain Pekerjaan pada Mahasiswa Psikologi Angkatan 2009 dan 2010 Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Marliani, R. (2013). Hubungan Antara Religiusitas Dengan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Jurnal Psikologi Vol. 9 No. 2.

Natasha, V. (2014). Studi Deskriptif Tentang Profil Orientasi Masa Depan Domain

Pendidikan dan Pekerjaan pada Siswa Kelas XII SMF K “X” di Kota Bandung. Skripsi.

Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Rosiana, I. G. (2013). Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan

pada Mahasiswa yang Sedang Mengerjakan Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Santrock, J.W. (1995). Life – Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi Kelima, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J.W. (2011). Life – Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi Ketigabelas, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Seginer, R. (2009). Future Orientation–Developmental and Ecological Perspectives. New

York: Springer.

Sugiyono. (2014). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.


(40)

67

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

____, (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. (Online). (http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf)

____, (2012). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang

Pendidikan Tinggi. (Online).

(http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/17624/UU0122012_Full.pdf., diakses 10 Agustus 2012)

____, (2015). Ingat... Lulusan S-2 Makin Dibutuhkan untuk Posisi Penting Perusahaan! (Online). (http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/12/13000081/Ingat.Lulusan.S-2.Makin.Dibutuhkan.untuk.Posisi.Penting.Perusahaan., diakses 12 Desember 2014) Daniel, W. (2013). 360.000 Sarjana di Indonesia Masih Menganggur. (Online).

(http://m.detik.com/finance/read/2013/05/29/161124/2259348/4/360000-sarjana-di-indonesia-masih-menganggur, diakses 29 Mei 2013)

Fakultas Psikologi. (2015). Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Himpunan Psikologi Indonesia. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia.

Jobsdb. (2014). Pertajam Kualifikasi Anda dari Sekarang!. (Online). (http://id.jobsdb.com/ID/EN/Resources/JobSeekerArticle/Pertajam%20Kualifikasi?ID= 584, diakses 31 Juli 2014)

Noviyanti, S. (2015). Susah Cari Waktu untuk Lanjut Kuliah S-2? Ambil Saja Program

“Online”!. (Online).

(http://edukasi.kompas.com/read/2015/02/07/08000031/susah.cari.waktu.untuk.lanjut.k uliah.s-2.ambil.saja.program.online, diakses 7 Februari 2015)

Oten. (2010). Kompetensi Pendidikan Bidang Psikologi Disusun Oleh Kolokium Psikologi

Indonesia. (Online).

(http://ap2tpi.or.id/index.php?option=com_k2&view=item&task=download&id=6&Ite mid=116)


(1)

(2)

(3)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih-Nya peneliti mampu menyelesaikan tugas akhir Mata Kuliah Usulan Penelitian pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyusun Skripsi di Universitas „X‟ Kota Bandung”.

Selama penyusunan tugas ini, peneliti mengalami beberapa hambatan dan kesulitan namun akhirnya peneliti dapat menyelesaikannya karena bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama pengerjaan tugas ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada:

1. Allah SWT, yang terus memberikan berkat, karunia, dan kesempatan kepada peneliti untuk dapat melewati beberapa hambatan dalam menyusun tugas ini sehingga peneliti dapat menyelesaikannya.

2. Dr. Carolina Nitimihardjo, selaku dosen pembimbing utama yang selalu meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing peneliti, memberikan masukan, nasehat, kritik dan saran serta motivasi kepada peneliti selama membuat tugas ini.

3. Dra. Magdalena Fanuel, M.Psi., Psikolog, selaku dosen pembimbing pendamping yang selalu meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing peneliti, memberikan masukan, nasehat, kritik dan saran serta motivasi kepada peneliti selama membuat tugas ini.


(4)

vi

4. Cindy Maria, M.Psi, selaku dosen wali yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti.

5. Ina Anggraeni, Tatang Pardjaman, Nikita Audi, Kharisma Audi, Aranzsa Audi, selaku keluarga peneliti, yang selalu mendoakan serta memberikan semangat.

6. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi, terimakasih karena telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi responden peneliti.

7. Wulan Septyani, Galih Ratu, yang telah menjadi teman diskusi untuk bertukar informasi dan pengetahuan mengenai teori Orientasi Masa Depan.

8. Rizkia Ramadita, Gesa Akbar, Gani Gamayudha, Dimas Satrio, yang selalu meluangkan waktunya untuk menjadi tempat berbagi senang dan sedih, memberi nasehat dan motivasi, serta saling mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini.

9. Talita Bachtiar, Raisa Afianty, Pradistya, Hardy Wibowo, Bhama Andy, Ayudia, Chaya, yang selalu memberikan dukungan kepada peneliti.

10.Elsa Anggraeni, Sheila Kuslitasari, Rike Novitasari, Anya Yuthika, Renata Ayundhari, Jonathan Andreanus, dan semua teman-teman mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha angkatan 2011, terimakasih karena telah sama-sama berjuang untuk menempuh gelar sarjana, bertukar informasi dan pendapat, serta saling mendukung untuk terus semangat menyelesaikan tugas ini.

Akhir kata peneliti berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan.

Bandung, Mei 2016


(5)

66 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, R. F. (2012). Orientasi Masa Depan Narapidana Remaja. Journal of Social and

Industrial Psychology. (Online). (http://journal.unnes.ac.id)

Andrea. (2014). Studi Deskriptif Mengenai Profil Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan

pada Siswa Akselerasi (CIBI) SMA Kristen "X" Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Djaidiguna, A. (2014). Studi Komparatif Mengenai Orientasi Masa Depan Domain Pekerjaan pada Mahasiswa Psikologi Angkatan 2009 dan 2010 Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Marliani, R. (2013). Hubungan Antara Religiusitas Dengan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Jurnal Psikologi Vol. 9 No. 2.

Natasha, V. (2014). Studi Deskriptif Tentang Profil Orientasi Masa Depan Domain

Pendidikan dan Pekerjaan pada Siswa Kelas XII SMF K “X” di Kota Bandung. Skripsi.

Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Rosiana, I. G. (2013). Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan

pada Mahasiswa yang Sedang Mengerjakan Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Santrock, J.W. (1995). Life – Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi Kelima, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J.W. (2011). Life – Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi Ketigabelas, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Seginer, R. (2009). Future Orientation–Developmental and Ecological Perspectives. New

York: Springer.

Sugiyono. (2014). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.


(6)

67

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

____, (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. (Online). (http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf)

____, (2012). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang

Pendidikan Tinggi. (Online).

(http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/17624/UU0122012_Full.pdf., diakses 10 Agustus 2012)

____, (2015). Ingat... Lulusan S-2 Makin Dibutuhkan untuk Posisi Penting Perusahaan! (Online). (http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/12/13000081/Ingat.Lulusan.S-2.Makin.Dibutuhkan.untuk.Posisi.Penting.Perusahaan., diakses 12 Desember 2014) Daniel, W. (2013). 360.000 Sarjana di Indonesia Masih Menganggur. (Online).

(http://m.detik.com/finance/read/2013/05/29/161124/2259348/4/360000-sarjana-di-indonesia-masih-menganggur, diakses 29 Mei 2013)

Fakultas Psikologi. (2015). Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Himpunan Psikologi Indonesia. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia.

Jobsdb. (2014). Pertajam Kualifikasi Anda dari Sekarang!. (Online). (http://id.jobsdb.com/ID/EN/Resources/JobSeekerArticle/Pertajam%20Kualifikasi?ID= 584, diakses 31 Juli 2014)

Noviyanti, S. (2015). Susah Cari Waktu untuk Lanjut Kuliah S-2? Ambil Saja Program

“Online”!. (Online).

(http://edukasi.kompas.com/read/2015/02/07/08000031/susah.cari.waktu.untuk.lanjut.k uliah.s-2.ambil.saja.program.online, diakses 7 Februari 2015)

Oten. (2010). Kompetensi Pendidikan Bidang Psikologi Disusun Oleh Kolokium Psikologi

Indonesia. (Online).

(http://ap2tpi.or.id/index.php?option=com_k2&view=item&task=download&id=6&Ite mid=116)


Dokumen yang terkait

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Mengambil Skripsi di Universitas "X" Bandung.

0 0 34

Studi Deskriptif Mengenai Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Gamers Fakultas Ekonomi yang Sedang Mengontrak skripsi Tahun Akademin 2015/2016 di Universitas "X" Bandung.

0 0 36

Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation pada Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi di Universitas "X" di Kota Bandung.

0 0 35

Studi Komparatif Mengenai Orientasi Masa Depan Domain Pekerjaan pada Mahasiswa Psikologi Angkatan 2009 dan 2012 Universitas "X" Bandung.

0 0 29

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

2 2 41

Orientasi Masa Depan Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengontrak Usulan Penelitian Tahun Akademik 2012/2013 di Universitas "X" Bandung (Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Rabah Pendidikan, Pekerjaan, dan Pernikahan).

0 1 45

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Domain Pekerjaan Pada Mahasiswa Angkatan '08 Universitas "X" Bandung.

2 7 26

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Mahasiswa/i Yang Mengontrak Mata Kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 0 34

Studi Deskriptif Mengenai Optimisme Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian Lanjutan di Universitas "X" Kota Bandung.

0 0 34

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Efficacy pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyusun Skripsi di Universitas "X" Kota Bandung.

0 0 62