ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Diajukan oleh :
MANDALINA QITRY DEWI 0913010087/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI - JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR 2013
(2)
PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan oleh :
MANDALINA QITRY DEWI 0913010087/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI - JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR 2013
(3)
PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
yang diajukan
MANDALINA QITRY DEWI 0913010118/EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi
Pembimbing Utama
Drs. Ec. Muslimin, M.Si Tanggal :…………..
NIP. 196207121992031001
Mengetahui Kaprogdi Akuntansi,
Dr. Hero Priono, Msi, Ak NIP : 19611011 199203 1001
(4)
SKRIPSI
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK
PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
yang diajukan
MANDALINA QITRY DEWI 0913010087/EA
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. Muslimin, M.Si Tanggal :…………..
NIP. 196207121992031001
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Drs. Ec. Rahman Amrullah Suwaidi, MS NIP. 19600330 198603 1003
(5)
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 31 Juli 2013
Pembimbing Utama Tim Penguji
Ketua
Drs. Ec. Muslimin, M.Si Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi
NIP. 196207121992031001 NIP. 195803251988031001
Sekretaris
Drs. Ec. Sjafi’i, MM, Ak.
NIP. 195108071983031001 Anggota
Drs. Ec. Muslimin, M.Si
NIP. 196207121992031001 Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Dr. H.R.Dhani Ichsanuddin Nur, SE.MM NIP. 19630924 198903 1001
(6)
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK
PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).
yang diajukan :Mandalina Qitry Dewi 0913010087
telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. Muslimin, M.Si Tanggal : ………. NIP. 19620712.199203.1001
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
Dr. Hero Priono, M.Si, AK NIP. 19611011.199203.1001
(7)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa tak henti-hentinya terpanjatkan atas segala kemudahan yang Dia berikan dalam penyusunan skripsi yang berjudul “ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA(BEI)”.
Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk kelengkapan proses studi di Universitas Pembangunan Nasional dalam Jurursan Akuntansi. Penyusunan skripsi ini juga menjadi sarana bagi penulis untuk mengembangkan diri atas ilmu yang didapat dari bangku perkuliahan dan aplikasinya pada dunia nyata. Pihak lain juga diharapkan dapat memperoleh keuntungan dari laporan ini, mulai dari universitas tempat penulis menimba ilmu, mahasiswa lain untuk dijadikan bahan referensi, maupun pihak perusahaan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Ungkapan terimakasih juga tak lupa penulis haturkan kepada semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak dalam proses penyusuna laporan praktek kerja lapangan ini. Ungkapan terimakasih ditujukan pada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak Dr. Hero Priono, Msi, Ak, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
(8)
telah memberikan bimbingan dan masukan untuk penulis.
5. Kedua orang tua tercinta, yang tidak pernah berhenti mendukung secara moril dan materil. Semoga Allah swt. selalu menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi penulis sejak kecil.
6. Seluruh guru dan dosen yang telah dengan ikhlas mentransfer ilmunya untuk membentuk latar belakang pendidikan yang tidak ternilai harganya. Penulis percaya bahwa tidak ada ilmu yang tidak berguna.
7. Sahabat-sahabat terhebat tempat berbagi air mata dan keringat, serta amarah dan tawa, teman-teman Akuntansi ’09. Terimakasih kepada Nuril Alfiah, Novia Doris, dan Dwi Ayu.
8. Teman-teman kost Kartika yang tidak bisa di sebutkan satu persatu. Terima kasih selalu men-support saya selama ini.
Segala kebaikan datangnya dari Tuhan, dan kekurangan datang dari manusia yang tidak sempurna. Sejatinya kesempurnaan hanya milik Allah swt. Oleh karena itu, sebagai manusia yang juga masih ingin terus belajar, penulis meminta maaf atas kekurangan dalam laporan ini, terlebih bila terdapat bagian yang kurang berkenan serta mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan bersama.
Juni, 2013
(9)
iv
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 11
1.3. Tujuan Penelitian ... 11
1.4. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 13
2.2. Landasan Teori ... 23
2.2.1 Pengertian Bank... 23
2.2.2.1 Pengertian dan Peranan Bank ... 23
2.2.1.2 Jenis-jenis Bank ... 25
2.2.2 Laporan Keuangan Perbankan ... 27
2.2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 27
2.2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 28
2.2.3 Kinerja Keuangan Perbankan ... 31
2.2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan Bank ... 31
2.2.3.2 Aalisis Kinerja Keuangan dengan CAMEL ... 32
2.2.3.3 Fungsi Analisis Kinerja Keuangan Bank ... 36
2.3. Kerangka Pikir ... 36
2.4. Hipotesi ... 37
(10)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40
3.1.1 Definisi Operasional ... 40
3.2.2 Pengukuran Variabel ... 42
3.2. Teknik Pengumpulan Sampel ... 45
3.2.1 Obyek dan Populasi ... 45
3.2.2 Sampel ... 45
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.3.1 Jenis Data ... 51
3.3.2 Sumber Data ... 51
3.3.3 Pengumpulan Data ... 51
3.4. Uji Validitas dan Reabilitas ... 52
3.4.1 Uji Validitas ... 52
3.4.2 Uji Reabilitas ... 53
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 53
3.5.1 Uji Normalitas ... 53
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 54
3.5.3 Teknik Analisis dan Regresi ... 55
3.5.4 Uji Hipotesis ... 56
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 58
4.1.1 Sejarah PT. Pos Indonesia ... 58
4.1.2 Visi PT. Pos Indonesia ... 60
4.1.3 Misi PT. Pos Indonesia ... 61
4.1.4 Tujuan PT. Pos Indonesia ... 61
4.1.5 Bentuk Logo dan Makna Logo ... 62
4.1.6 Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia ... 63
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 70
4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 70
4.2.1.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ... 70
(11)
vi
4.2.2 Deskripsi Variabel Sikap Kerja ... 73
4.2.3 Deskripsi Variabel Gaji ... 75
4.2.4 Deskripsi Penghargaan ... 76
4.2.5 Deskripsi Kinerja Karyawan ... 76
4.3. Uji Kualitas Data ... 77
4.3.1 Uji Validitas ... 77
4.3.1.1 Uji Validitas Variabel Sikap Kerja ... 77
4.3.1.2 Uji Validitas Variabel Gaji ... 78
4.3.1.3 Uji Validitas Variabel Penghargaan ... 78
4.3.1.4 Uji Validitas Variabel Kepuasan Kinerja Karyawan 79 4.3.2 Uji Realibilitas ... 80
4.3.3 Uji Normalitas ... 80
4.4. Uji Asumsi Klasik ... 81
4.4.1. Multikolinieritas ... 82
4.4.2. Heteroskedastisitas ... 83
4.5. Analisis Regresi Linear Berganda ... 85
4.5.1 Persamaan Regresi ... 85
4.5.2 Uji F ... 86
4.5.3 Uji Hipotesis (Uji t) ... 88
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
4.7. Implikasi Penelitian ... 93
4.8. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu .. 94
4.9. Keterbatasan Penelitian ... 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan dan Saran ... 96
5.1.1 Kesimpulan ... 96
5.1.2 Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(12)
Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Oleh :
Mandalina Qitry Dewi ABSTRAKSI
Eksistensi lembaga keuangan khususnya sektor perbankan, membuat persaingan antar bank menjadi semakin ketat khususnya bank pemerintah dan bank swasta nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kinerja bank pemerintah dan bank swasta nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan rasio CAMEL.
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan. Sampel yang digunakan ada 39 laporan keuangan dari 13 bank. Sampel tersebut merupakan laporan keuangan bank pemerintah dan bank swasta nasional yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Teknik analisis yang digunakan dengan Uji t (Independent Sample T-Test).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Risk Assets (RORA) dan Return On Assets (ROA) bank pemerintah dan bank swasta nasional terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan pada Capital Adequancy Ratio (CAR), Net Profit Margin (NPM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan agar perusahaan mengambil keputusan secara objektif yang digambarkan dengan rasio-rasio keuangan. Kemudian perlu ditinjau lagi mengenai penentuan prioritas untuk pertumbuhan perusahaan secara konsisten dengan tetap menjaga kepercayaan para investor.
Kata kunci : CAMEL, Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional, Capital Adequancy Ratio, Return On Risk Assets, Net Profit Margin, Return On Assets, Loan to Deposit Ratio.
(13)
Mandalina Qitry Dewi
ABSTRACT
The Existence of financial institution especially in banking sector, held a competition between banks more close especially goverment and the private banks. This study aims to
Types of data used are secondary data from financial statements. The study population is a financial statement of 20 State-Owned Enterprises which Registered in Indonesia Stock Exchange. The sample used there were 46 financial statements of 16 companies. The sample is a state-owned company's financial statements are listed on the Stock Exchange in 2009-2011. Analysis techniques are used by multiple linear regression.
The results show that the ROI has a contribution while CR, CP, DER has no contribution to the DPR on the state-owned companies that go public on the Stock Exchange in 2009-2011. Based on the results of the study suggest that companies would take decisions objectively described by financial ratios. Then need to review again the determination of priorities for enterprise growth consistent with maintaining the trust of investors.
Keyword : Dividend Payout Ratio, State-Owned Enterprises, Current Ratio, Cash Position, Deb to Equity Ratio, Return on Investment
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Eksistensi lembaga keuangan khususnya sektor perbankan menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi disektor rill dengan pemilik dana. Dengan demikian, fungsi utama sektor perbankan dalam infrastruktur kebijakan makro ekonomi memang diarahkan dalam konteks bagaimana menjadikan uang efektif untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi (how to make money effective and effecient to increase economic value).
Salah satu bidang usaha yang menunjukkan persaingan yang ketat adalah bisnis perbankan. Adanya paket 27 Oktober 1988 yang isinya mendorong perkembangan perbankan, antara lain melalui kemudahan-kemudahan mendirikan bank baru, membuka kantor cabang baru serta ijin pembukaan kantor bank asing dibeberapa ibu kota propinsi di Indonesia, menjadikan bank tumbuh pesat di tanah air. Hal ini dapat terlihat dari jumlah bank per Juni 1997 lebih kurang 239 bank yang terdiri dari Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional, Bank Asing dan Campuran serta Bank Pembangunan Daerah (BPD). Bahkan secara keseluruhan peranan perbankan sebagai faktor penggerak perekonomian nasional menunjukkan peningkatan. Pangsa
(15)
bank dan lembaga keuangan terhadap total produk domestik bruto meningkat dari 3,75% pada tahun 1988 menjadi 4,5% pada tahun 1991 (Elwin Tobing, 2002).
Menurut UU negara republik Indonesia No.10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Salah satu pembagian jenis bank di Indonesia yaitu dilihat dari segi kepemilikannya, yaitu :
1. Bank Milik Pemerintah
2. Bank Milik Pemerintah Daerah
3. Bank Milik Swasta Nasional
4. Bank Milik Asing
5. Bank Milik Campuran
Adanya persaingan antar bank pemerintah maupun dengan bank-bank swasta nasional lainnya yang tidak bisa dihindarkan ini, membawa dampak positif dan negatif bagi perkembangan sebuah bank, termasuk bagi bank swasta nasional. Dampak positifnya adalah memotivasi agar bank saling berpacu menjadi yang terbaik. Sedangkan dampak negatifnya adalah kekalahan dalam persaingan dapat menghambat laju
(16)
perkembangan bank yang bersangkutan. Kondisi ini akan membawa kerugian yang besar bagi bank, bahkan dapat mengakibatkan gulung tikar.
Perbankan diakui memiliki peran sangat penting dalam mengembangkan perekonomian nasional. Buruknya kondisi perbankan bisa berdampak buruk pula pada perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian, upaya memperkuat sektor perbankan nasional menjadi salah satu faktor penting dalam memperkuat perekonmian nasional. Bahkan pemerintah pernah menghimbau pihak bank agar meningkatkan penyaluran kredit ke sektor riil. Demi menggerakkan roda perekonomian. Karena itulah upaya meningkatkan kinerja perbankan menjadi suatu yang vital bagi pembangunan nasional.
Kondisi perekonomian baik dalam negeri maupun luar negeri sangat mempengaruhi kondisi perbankan di Indonesia. Krisis keuangan global yang melanda Amerika Serikat telah merambat ke seluruh dunia. Hal ini ditandai dengan turunya indeks saham di berbagai bursa Asia-Pasifik pada perdagaganagn Rabu, 8 Oktober 2008. Bahkan pada pukul 11.00 WIB, Bursa Efek Jakarta terpakasa ditutup sementara setelah turun 10.3%. Begitu pula Bursa Efek di Rusia dan Ukraiana. Menghadapi hal tersebut, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional atau Internasional Monetary Fund (IMF) langsung memperingatkan, bahwa negara-negara berkembang dapat menghadapi dampak serius krisis keuangan global tersebut. Hal ini disebabkan adanya pengetatan kredit berkepanjangan atau adanya kemunduran ekonomi global
(17)
yang berkelanjutan. Indonesia merupakan negara small open economy sehingga imbas dari krisis finansial global sangat mempengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri.
Salah satu dampak dari krisis finansial global adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tumbuh mencapai 6,1% pada tahun 2008 atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 6,3%. Dampak negatif dari krisis global, antara lain sebagai berikut (http://www.setneg.go.id):
1. Kinerja neraca pembayaran yang menurun. Pada saat terjadi krisis global, negara adidaya Amerika Serikat mengalami resesi yang serius, sehingga terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya menggerus daya beli masyarakat Amerika. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena Amerika Serikat merupakan pangsa pasar yang besar bagi negara-negara lain termasuk Indonesia. Penurunan daya beli masyarakat di Amerika menyebabkan penurunan permintaan impor dari Indonesia. Dengan demikian ekspor Indonesia pun menurun. Inilah yang menyebabkan terjadinya defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Bank Indonesia memperkirakan secara keseluruhan NPI mencatatkan defisit sebesar US$ 2,2 miliar pada tahun 2008.
2. Tekanan pada nilai tukar Rupiah. Secara umum, nilai tukar rupiah bergerak relatif stabil sampai pertengahan September 2008. Hal ini terutama disebabkan oleh kinerja transaksi berjalan yang masih mencatat surplus serta
(18)
kebijakan makro ekonomi yang berhati-hati. Namun sejak pertengahan September 2008, krisis global yang semakin dalam telah memberi efek depresiasi terhadap mata uang. Kurs Rupiah melemah menjadi Rp 11.711,- per USD pada bulan November 2008 yang merupakan depresiasi yang cukup tajam, karena pada bulan sebelumnya Rupiah berada di posisi Rp 10.048,- per USD. Pada masa krisis global yang terjadi sejak beberapa waktu yang lalu, terjadi keketatan likuiditas global, dengan demikian supply dollar relatif sangat menurun. Hal inilah yang memeberikan efek depresiasi terhadap Rupiah.
3. Dorongan pada laju inflasi. Dorongan tersebut berasal dari lonjakan harga minyak dunia yang mendorong dikeluarkannya kebijakan subsidi harga BBM. Tekanan inflasi makin tinggi akibat harga komoditi global yang tinggi. Namun inflasi tersebut berangsur menurun diakhir tahun 2008 karena harga komoditi yang menurun dan penurunan harga subsidi BBM.
Salah satu fungsi yang turut serta dalam pengefektifan dan efesiensi perusahaan adalah fungsi keuangan. Fungsi inilah yang mengatur arus masuk dan keluarnya kas, dan tidak menutup kemungkinan ini juga yang mendorong keberhasilan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secar terus menerus oleh manjemen, oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja perusahaan perlu, melibatkan analisis dampak keuangan
(19)
kumulatif dan ekonmi keputusan, dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif (Helfert;1996)
Menurut Indra Prasetyo (2008) dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan, stakeholder akan sangat terbantu dengan laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut. Hal dapat diperoleh dari laporan keuangan adalah: (1) sebagai alat pembanding kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama; (2) sebagai alat evaluasi untuk menunjukkan posisi keuangan perusahaan.
Adanya penurunan kinerja bank-bank harus segera diperbaiki karena jika penurunan kinerja tersebut terus berlanjut tentunya akan membuat kredibilitas perbankan di mata masyarakat akan semakin menurun dan bagi bank-bank yang mengalami penurunan kinerja secara tajam tentu tinggal menunggu waktu untuk dilikuidasi jika tidak ada upaya untuk memperbaiki kinerjanya. Melalui penilaian kesehatan bank kita dapat menilai kinerja bank tersebut. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan itu akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank (Etty M. Nasser dan Titik Aryati, 2000).
Kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.
(20)
Dengan kata lain bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, menjalankan fungsi intermediasi, dapat membentuk kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat mendukung efektifitas kebijakan moneter. (Suseno dan Petter Abdullah dalam Bank Indonesia, 2004 : 172)
Menurut SK Direksi Bank Indonesia No. 30/277/KEP/DIR Tgl 19 Maret 1998, suatu bank dikatakan sehat apabila bebas perselisihan interen, tidak ada campur tangan pihak ekstern, terhindar dari praktek perbankan lain yang dapat membahayakan usaha bank. Selain itu, dalam menilai suatu bank sehat atau tidak, ada alat ukur untuk mengetahui (indikator kesehatan bank), yaitu berupa faktor kualitatif dan faktor kuantitatif. Namun biasanya faktor yang mudah diukur adalah faktor kuantitatif berupa rasio-rasio keuangan, karena datanya mudah diperoleh. Dengan kata lain bank dikatakan sehat jika indikator kesehatan bank yang dimilikinya lebih baik dari ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (Shelly Oktaviani, 2002) Oleh karena bank merupakan industri yang dalam menjalankan kegiatan operasinya sangat mengandalkan kepercayaan masyarakat maka tingkat kesehatan bank perlu terus dipelihara. Salah satu indikator tingkat kesehatan bank adalah laporan keuangan bank yang dipublikasikan di media massa yang meliputi informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dana aliran kas bank. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang menunjukkan posisi dan operasi perusahaan dalam melaksanakan tujuan yang hendak dicapainya. Informasi keuangan pada umumnya dipertimbangkan untuk mengurangi ketidakpastian para pemakai laporan keuangan (stakeholders)
(21)
dalam mengambil keputusan, oleh karena itu laporan keuangan yang dipublikasikan bank secara rutin harus mencakup informasi keuangan yang dapat digunakan untuk membuat keputusan ekonomi.
Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Penilaian tingkat kesehatan bank tersebut terdiri dari beberapa rasio yaitu :
C = Capital (Permodalan)
A = Asset Quality (Kualitas Aktiva)
M = Management (Manajemen)
E = Earnings (Rentabilitas)
L = Liquidity (Likuiditas)
Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank. CAMEL tidak sekedar mengukur tingkat kesehatan bank, tetapi juga digunakan sebagai indikator dalam menyusun peringkat dan memprediksi kebangkrutan bank (Payamata dan Machfoedz,1999:56).
(22)
Sistem Penilaian terhadap tingkat kesehatan bank yang berlaku saat ini adalah penilaian berdasarkan faktor CAMEL (Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP, tanggal 29 Mei 1993).
Faktor permodalan penting dalam rangka pengembangan usaha dan menampung resiko kerugian. Faktor permodalan dapat dinilai dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). Dengan ketentuan ukuran CAR terbaik ditetapkan 8%. Hal ini merupakan sebuah ketentuan baku dan lazim digunakan di dunia perbankan sedangkan untuk bobot CAR adalah 20%. Faktor kualitas aktiva produktif digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan aktiva produktif yang bermasalah dan pembentukan cadangan khusus untuk menampung kerugian akibat menurunnya kualitas aktiva produktif, faktor ini dapat diukur dengan menggunakan Return On Risk Asset (RORA).
Faktor manajemen diukur berdasarkan Net Profit Margin (NPM), hal ini merupakan inti dari pengukuran perbankan dimana seluruh kegiatan manajemen suatu bank pada akhirnya akan bermuara pada perolehan laba. Faktor rentabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba dan tingkat efisiensi, baik dari kegiatan operasional maupun non operasional dalam suatu periode, faktor ini dinilai dengan menghitung Return Of Asset (ROA). Angka ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dengan rata-rata aset total dengan standart terbaik 1,5%. Untuk bobot ROA sebesar 10% dan BOPO 10%.
(23)
Faktor likuidasi merupakan faktor untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam melunasi kewajiban-kewajibannya pada saat ditarik atau jatuh tempo, faktor ini dinilai dengan Banking Ratio (BR).(Haryati,2001)
Beberapa penelitian terdahulu banyak mengangkat masalah mengenai perbedaan kinerja kauangan bank pemerintah dan bank swasta nasional, oleh karena itu pada penelitian in, peneliti mencoba mengangkat masalah perbedaab kinerja keuangan bank pemerintah dan bank swasta nasional dengan menggunakan rasio-rasio CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR. Adanya persaingan antar bank pemerintah maupun dengan bank swasta nasional lainnya yang tidak bisa dihindarkan lagi. Persaingan ini ditambah dengan adanya krisis global sehingga diperlukan laporan kinerja keuangan yang dapat memberikan informasi kepada stakeholders tentang kinerja suatu bank, dan membantu stakeholders dalam mengambil keputusan. Dengan adanya krisis global yang melanda dunia penulis ingin mengetahui bagaimana perkembangan bank-bank yang ada di Indonesia setelah adanya masalah tersebut.
Berdasarkan latar belakang ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
(24)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Apakah terdapat perbedaan antara kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan rasio CAMEL.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui dan menguji secara empiris perbedaan antara Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menggunakan analisis rasio CAMEL.
(25)
1.3.1 Manfaat Penelitian
Hal penting dari sebuah penelitian adalah kemanfaatan yang dapat dirasakan atau diterapkan setelah terungkapnya hasil penelitian. Adapun kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Praktisi
Dapat dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan pada kinerjanya.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan materi yang berhubungan dengan penelitian ini, serta sebagai dharma bakti terhadap Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian ini peneliti memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan baru mengenai perbankan di Indonesia.
(26)
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan analisis kinerja keuangan perbankan dengan menggunakan rasio-rasio metode CAMEL, pernah dilakukan oleh :
1. Agustinus Purwoko (2007)
a. Judul :
“Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta ditinjau dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA)”.
b. Perumusan Masalah
Apakah terdapat perkembangan, hubungan, dan perbedaan rata-rata dari CAR, NIM, ROE, dan ROA yang diraih oleh Bank Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa) pada periode 2001 – 2006 ?.
(27)
c. Kesimpulan
1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA) yang diraih oleh Bank Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa) pada periode 2001 – 2006 secara umum masih mengalami suatu kondisi yang fluktuatif. Masing-masing rasio memiliki saat-saat di mana terjadi peningkatan dan penurunan, di antara keempat rasio tersebut tidak ada satupun rasio-rasio tersebut yang terus mengalami suatu peningkatan, maupun penurunan pada periode 2001 – 2006. 2. Ada dua pasang rasio yang memiliki hubungan, yaitu Capital
Adequacy Ratio (CAR) dengan Net Interest Margin (NIM) dan Return On Equity (ROE) dengan Return On Assets (ROA). Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan Net Interest Margin (NIM) memiliki hubungan negatif atau hubungan yang berpola kebalikan arah, sedangkan Return On Equity (ROE) dengan Return On Assets (ROA) memiliki hubungan positif atau hubungan yang berpola searah.
3. Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA) dari Bank Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa) selama periode 2001 – 2006 memiliki rata-rata
populasi yang sama, sedangkan Net Interest Margin (NIM) dari Bank Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa)
(28)
selama periode 2001 – 2006 memiliki rata-rata populasi yang tidak sama. Sehingga ini berarti kinerja keuangan yang dimiliki oleh Bank Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa) selama periode 2001 – 2006 yang dilihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA) memiliki kesamaan kinerja. Sedangkan kinerja keuangan yang dimiliki oleh Bank Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa) selama periode 2001 – 2006 yang dilihat dari Net Interest Margin (NIM) tidak memiliki kesamaan kinerja.
2. Ika Ravelia dan Rahmawati (2009)
a. Judul :
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Publik di Indonesia Pada Masa Selama Krisis dan Setelah Krisis
Ekonomi”.
b. Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja yang signifikan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1998, 1999, 2000 dan 2001 mewakili periode selama krisis ekonomi dan periode tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005 mewakili periode setelah krisis ekonomi.
(29)
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja yang signifikan pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1998, 1999, 2000 dan 2001 mewakili periode selama krisis ekonomi dan periode tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005 mewakili periode setelah krisis ekonomi.
c. Kesimpulan
1. Pada aspek permodalan yang diwakili oleh rasio CAR menujukkan adanya perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-hitung sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05.
2. Pada aspek kualitas aktiva yang diwakili oleh rasio RORA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-hitung sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05.
3. Pada aspek manajemen yang diwakili oleh NPM menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-hitung sebesar 0,645 lebih besar dari 0,05.
4. Pada aspek rentabilitas yang diwakili oleh ROA menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah
(30)
krisis
hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-hitung sebesar
0,019 lebih kecil dari 0,05.
5. Pada aspek likuiditas yang diwakili oleh rasio LDR menunjukkan tidak
ada perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-hitung sebesar
0,986 lebih besar dari 0,05.
6. Pada aspek sensitifitas terhadap resiko pasar yang diwakili oleh rasio IER menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-hitung sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.
3. Hardian Nurul (2010)
a. Judul :
“Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kinerja Keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa”.
b. Perumusan Masalah
Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), AktivacProduktif Bermasalah (APB), Retrun on asset (ROA), Net Interest
(31)
Margin (NIM), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to deposit ratio (LDR) dapat digunakan untuk memprediksi kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa ?
c. Kesimpulan
1. Capital Adequacy Ratio paling baik ditunjukan pada tahun 2007 dengan nilai rata – rata 114.369 persen dibandingkan rata rata keseluruhan sebesar 65.042 persen.
2. Non Performing Loan (NPL) yang kurang baik ditunjukan pada tahun 2006 dengan nilai rata – rata 3.098 persen dibandingkan dengan rata – rata keseluruhan sebesar 2.822 persen.
3. Aktiva Produktif Bermasalah (APB) yang kurang baik ditunjukan pada tahun 2005 dengan nilai rata – rata 1.981 persen dibandingkan dengan rata – rata keseluruhan sebesar 1.876 persen.
4. Retrun On Total Asset paling baik ditunjukan pada tahun 2005 dengan nilai rata – rata terbesar 7.255 persen dibandingkan dengan rata –rata keseluruhan sebesar 3.332 persen.
5. Net Interest Margin paling baik ditunjukan pada tahun 2005 dengan nilai rata – rata terbesar 7.583 persen dibandingkan dengan rata – rata keseluruhan sebesar 6.976 persen.
(32)
6. Beban Operasional Pendapatan Terhadap Operasional (BOPO) yang kurang baik ditunjukan pada tahun 2006 sebesar 92.398 persen dibandingkan rata – rata secara keseluruhan sebesar 88.908 persen. 7. Loan To Deposit Ratio yang kurang baik ditunjukkan pada tahun 2005
dengan nilai rata terbesar yaitu 79.040 persen dibandingkan rata-rata secara keseluruhan selama periode penelitian sebesar 77.043 persen.
4. Gita Sahrani (2012)
a. Judul :
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah (BUMN) dan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
b. Perumusan Masalah
Apakah terdapat perbandingan kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006 sampai dengan 2010.
c. Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan yang signifikan rasio NPL dan rasio LDR antara Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional di Indonesia tahun 2006-2010.
2. Dengan dilakukannya perbandingan antara kedua bank tersebut, secara keseluruhan dapat diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan
(33)
antara kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional. Hal ini dapat dilihat dari aspek permodalan, aspek kualitas asset, aspek rentabilitas, aspek likuiditas, dan aspek sensitivitas yang dimiliki oleh kedua bank tersebut.
5. Marwanto, Cepi, dan Maat Pono(2012)
a. Judul :
“Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional”.
b. Perumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta nasional ?.
c. Kesimpulan
1. Ditinjau dari rasio-rasio CAR, RORA, NPM, ROA dan OR, ternyata tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta nasional. Namun jika ditinjau dari LDR dan CM Ratio, ternyata terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta nasional.
2. Ditinjau dari rasio-rasio CAR, RORA, NPM, ROA dan OR, ternyata tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta nasional. Namun jika ditinjau dari LDR dan CM Ratio,
(34)
ternyata terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta nasional.
(35)
Tabel. 2.1 : Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang
No. Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1 Agustinus Purwoko (2007)
Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta ditinjau dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA).
CAR, NIM, ROE, dan ROA.
CAR, NIM, ROE, dan ROA mengalami kondisi yang berfluktuatif dan terdapat dua pasang rasio yang memiliki hubungan, yaitu CAR dengan NIM dan ROE dengan ROA.
2 Ika Ravelia dan Rahmawati (2009)
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Publik di Indonesia Pada Masa Selama Krisis dan Setelah Krisis Ekonomi.
CAR, RORA, NPM, ROA, LDR, dan IER.
Ada beda nyata pada CAR, RORA, ROA dan IER sebelum dan pasca krisis.
3 Hardian Nurul (2010)
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kinerja Keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa.
CAR, NPL, APB, NIM, ROA, BOPO dan LDR.
CAR, NPL, APB, ROA, NIM, BOPO, dan LDR mengalami penurunan.
4 Gita Sahrani (2012)
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah (BUMN) dan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
CAR, NPL, ROA, ROE, LDR, dan PDN.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional pada CAR,NPL, ROA, ROE, LDR, dan PDN.
5 Marwanto, Cepi, dan Maat Pono (2012)
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional
CAR, RORA, NPM, ROA, OR, CM
Ratio and LDR.
CAR, RORA, NPM, ROA dan OR, tidak terdapat perbedaan kinerja
keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta nasional. Namun jika ditinjau dari LDR dan CM Ratio, ternyata terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta nasional.
6 Mandalina (2013)
Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
CAMEL
(36)
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Bank
2.2.1.1. Pengertian dan Peranan Bank
Bank sering kali disebut juga sebagai lembaga kepercayaan karena peran intermediasi keuangan yang dijalankan oleh bank itu sendiri terkait dengan penghimpunan dana dan penyaluran dana kepada masyarakat. Pengertian bank sebagaimana diatur dalam pasal 1 Undang-undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Abdullah, 2004: 17).
Selanjutnya bank dapat diartikan secara sederhana sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2003: 2). Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan bank sebagai lembaga keuangan yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi dengan harapan memperoleh bunga dari hasil simpanannya dan memudahkan untuk melakukan transaksi pembayaran, serta menyalurkan dana ke masyarakat dengan memberikan pinjaman (kredit) agar bank terhindar dari kerugian akibat tidak dikembalikan
(37)
pinjaman yang disalurkan bank.
Pengertian bank dari berbagai sumber lain dalam dendawijaya (2001:25), sebagai berikut :
1. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (Financial Intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana (idle fund/surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan.
2. Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperdarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral (G.M. Verryn Stuart).
3. Bank adalah badan yang usaha utamanya menciptakan kredit (Suyatno, 1996: 1).
4. Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain (A. Abdurrachman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan)
Jadi disimpulkan bahwa pengertian bank adalah suatu lembaga keuangan yang mendapatkan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat
(38)
dalam bentuk pinjaman kredit maupun dalam bentuk yang lain.
2.2.1.2. Jenis-jenis Bank
Dalam praktiknya perbankan Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan, namun kegiatan utama atau pokok perbankan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya. Bank dibedakan menjadi beberapa kelompok, berdasarkan fungsi dan perannya (Ruddy 1996: 4), antara lain :
1. Menurut fungsinya
a. Bank Sentral adalah bank yang merupakan badan hukum milik Negara.
b. Bank Umum adalah bank yang sumber utama dananya berasal dari simpanan masyarakat, terutrama giro, tabungan dan deposito serta pemberian kredit jangka panjang dan menengah.
c. Bank Pembangunan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama berasal dari penerimaan simpanan dalam bentuk deposito serta komersial berjangka panjang dan menengah.
d. Bank Desa adalah kantor bank di suatu desa yang tugas utamanya adalah melaksanakan fungsi pengkreditan dan penghimpunan dana dalam rangka program pemerintah memajukan sektor pedesaan
(39)
serta peningkatan produksi pertanian, terutama pangan.
e. Bank Perkreditan Rakyat adalah kantor bank di kecamatan yang merupakan unsur penghimpunan dana masyarakat maupun menyalurkan dananya ke sektor pertanian atau pedesaan.
2. Menurut kepemilikannya
a. Bank Pemerintah adalah bank yag seluruh modalnya berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan dan pendiriannya dibawah undang-undang tersendiri.
b. Bank Swasta Nasional adalah bank milik swasta yang didirikan dalam bentuk perseroan terbatas dimana seluruh sahamnya dimiliki oleh WNI atau badan hukum di Indonesia.
c. Bank Koperasi adalah bank yang pengoperasiannya berlandaskan hukum koperasi dan anggotanya terdiri dari badan hukum koperasi.
d. Bank Swasta Asing adalah bank yang didirikan dalam bentuk cabank bank yang sudah ada di luar negeri.
e. Bank Pembangunan Daerah adalah bank yang pendiriannya berdasarkan peraturan daerah tingkat I dan sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah tingkat II di wilayah bersangkutan dan modalnya merupakan harta kekayaan milik pemerintah daerah yang dipisahkan.
(40)
2.2.2. Laporan Keuangan Perbankan
2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Setiap perusahaan, baik bank maupun non-bank pada periode tertentu akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Menurut Kasmir (2003: 239), laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan dari laporan ini akan terbaca mengenai kondisi bank yang sesungguhnya termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki.
Menurut Myer dalam Munawir (2002), laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Namun akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan untuk menambah daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba ditahan).
Menurut Abdullah (2004: 106), laporan keuangan dapat dipahami sebagai bentuk pencatatan keuangan secara sistematis dan metodologis tentang posisi keuangan maupun hasil operasi keuangan perusahaan pada suatu periode waktu tertentu.
Menurut pendapat saya pengertian laporan keuangan sendiri adalah suatu laporan kondisi keuangan bank yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi yang pencatatannya dilakukan secara sistematis dan metodologis
(41)
pada suatu periode waktu tertentu.
2.2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dari laporan keuangan sesuai dengan PSAK NO. 1 revisi 2009 adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka untuk menbantu membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawabn manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Sehingga untuk pencapainnya, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keutungan dan kerugian pada arus kas.
Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank menurut Kasmir (2003: 240), adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi keuangan mengenai jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki.
2. Memberikan informasi keuangan mengenai jumlah kewajiban dan jenis-jenis kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal bank pada waktu tertentu.
4. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut.
(42)
5. Memberikan informasi keuangan mengenai jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.
6. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.
7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
Menurut Faud dan Rustan (2005; 17), laporan-laporan yang disajikan oleh perusahaan khususnya lembaga perbankan pada periode tertentu bertujuan antara lain :
1. Memberikan informasi tentang posisi keuangan bank menyangkut harta bank, kewajiban bank serta modal bank pada periode tertentu.
2. Memberikan informasi menyangkut laba-rugi suatu bank pada periode tertentu.
3. Memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang disajikan oleh bank.
4. Memberikan informasi tentang performance suatu bank.
Sedangkan menurut Munawir (2000: 2), tujuan laporan keuangan disesuaikan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan dan perkembangan suatu perusahaan, adalah sebagai berikut :
(43)
1. Pemilik Perusahaan
Laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai, dan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang sehingga bisa memperkirakan keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang dimilikinya.
2. Manager atau pimpinan perusahaan
Bagi manager dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan maka akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, membperbaiki sistem pengawasan dan menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat. Selain itu laporan keuang adalah sebuah alat untuk mempertanggung jawabkan kepada para pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
3. Investor
Para investor berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya. Selain itu untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.
4. Kreditur dan bankers
Para kreditur dan bankers membutuhkan laporan keuangan sebagai alat untuk pengambilan keputusan untuk member atau menolak
(44)
penerimaan kredit dari suatu perusahaan.
5. Pemerintah
Pemerintah tempat perusahaan itu berdomisili sangat berkepentingan dengan laporan keuangan, untuk menentukan pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan.
2.2.3. Kinerja Keuangan Perbankan
2.2.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan Bank
Menurut Abdullah (2004:120), kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatannya.
(45)
2.2.3.2. Analisis Kinerja Keuangan Perbankan dengan Metode CAMEL
Menurut Abdullah (2004: 120), analisis kinerja keuangan bank merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan bank menyangkut review data, menghitung, mengukur, menginterpretasikan dan memberikan solusi terhadap keuangan bank pada suatu periode tertentu. Bank Indonesia telah menetapkan sebuah ketentuan bahwa alat analisa yang digunakan adalah CAMEL.
Penilaian kinerja bank dengan teknik analisa CAMEL sebagai akronim dari Capital, Assets Quality, Management, Earnings dan Liquidity dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
a. Melakukan review data laporan keuangan (Neraca dan Laporan Laba-Rugi) dengan sistem akuntansi yang berlaku maupun penjelasan lain yang mendukung.
b. Menghitung angka rasio masing-masing aspek CAMEL. c. Menghitung nilai kotor masing-masing rasio.
d. Menghitung nilai bersih masing-masing rasio dengan jalan mengalikan nilai kotor masing-masing dengan standart bobot masing-masing rasio. e. Menjumlahkan nilai bersih rasio CAMEL.
f. Membandingkan hasil penjumlahan keseluruhan rasio CAMEL dengan standart Bank Indonesia.
(46)
Terdapat beberapa rasio pada setiap aspek CAMEL yang harus dianalisis, berikut ini analisis masing-masing aspek CAMEL (Faud dan Rustan,2005: 287) yaitu :
1. Capital
Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh suatu bank. Bagi bank kecukupan modal diukur berdasarkan perhitungan Capital Adequacy. Perhitungan Capital Adequacy ini berdasarkan atas prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung resiko harus disediakan jumlah modal sebesar persentase tertentu (Risk Margin) terhadap jumlah penanamannya. Salah satu perhitungannya adalah dengan menggunakan metode CAR (Capital Adequacy Ratio) yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aset beresiko.
2. Assets Quality
Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja dan biaya operasional lainnya.
Penilaian pada faktor Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 didasarkan pada empat rasio, yaitu:
1. Aktiva Produktif Bermasalah (aktiva produktif bermasalah terhadap hal aktiva produktif).
(47)
2. PPAP terhadap aktiva produktif (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap total altiva produktif).
3. Non Performing Loan (kredit bermasalah terhadap total kredit). 4. Pemenuhan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang
telah dibentuk terhadap penyisihan aktiva produktif yang wajib dibentuk)
3. Management
Penilaian terhadap manajemen merupakan penilaian terhadap kemampuan bank dalam mengelola dana, baik dalam upaya menghimpun ataupun menyalurkan dana yang ada serta mengkoordinasikan potensi lain yang terdapat dalam bank guna mencapai tujuan tertentu..
Penilaian aspek manajemen digunakan dengan menggunakan daftar sejumlah pertanyaan atau pernyataan penilaian faktor manajemen didasarkan pada 100 aspek dengan memberikan penekanan pada manajemen umum dan manajemen resiko yang melekat pada berbagai kegiatan usaha bank.
4. Earnings
Dalam perhitungan rasio-rasio rentabilitas ini biasanya dicari hubungan timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba rugi ataupun hubungan timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan.
(48)
Penilaian ini didasarkan atas 2 macam, yaitu :
a. Rasio laba terhadap total aset (Return On Assets).
b. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). 5. Liquidity
Rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Perhitungannya didasarkan kepada 2 macam rasio antara lain :
a. Rasio jumlah kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar dan termasuk aktiva lancar adalah kas, giro pada BI, SBI, SBPU yang sudah diendos oleh bank lain.
(49)
2.2.3.3. Fungsi Analisis Kinerja Keuangan Perbankan
Tujuan laporan keuangan bank yaitu laporan tersebut harus bisa dianalisa agar mengetahui kinerja yang telah dilakukan oleh suatu bank, khususnya dalam menentukan kebijaksanaan bank di masa yang akan datang. Menurut Abdullah (2004: 120), berkaitan dengan analisis kinerja keuangan bank mengandung beberapa tujuan :
a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.
b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.
2.3. Kerangka Pikir
Untuk menilai kinerja keuangan bank kita harus melihat dari berbagai aspek dengan menggunakan rasio yang ada, aspek permodalan menggunakan rasio CAR, aspek kualitas aset menggunakan rasio RORA, aspek manajemen menggunakan rasio NPM, aspek rantabilitas menggunakan rasio ROA, dan aspek likuiditas menggunakan rasio LDR.
Berdasarkan pada perumusan masalah maka dapat dibuat kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :
(50)
2.4. Hipotesis
Dalam industri perbankan, alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja sebuah bank dengan menggunakan rasio CAMEL, yaitu sehimpunan indikator yang berunsurkan variabel-variabel, Assets quality, Manajemen, Eearning dan Liquidity. Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Bahwa terdapat perbedaan antara kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan rasio CAMEL.
Laporan Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan Proksi CAMEL :
1. CAR 2. RORA
3. NPM 4. ROA 5. LDR
Bank Swasta Nasional Bank Milik Pemerintah Uji t beda
(51)
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang pernyataan pengoperasian atau pendefinisian konsep-konsep penelitian yang menjadi variabel-variabel penelitian temasuk penetapan cara dan satuan pengukurannya. Menurut pendapat saya kinerja keuangan adalah :
1. Kinerja Keuangan Bank Pemerintah
Merupakan kinerja atau prestasi bank yang kepemilikan modalnya sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia.
2. Kinerja Keuangan Bank Swasta Nasional
Merupakan kinerja atau prestasi bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional.
Masing-masing kinerja keuangan dari Bank Pemerintah maupun Bank Swasta Nasional dianalisis berdasarkan rasio keuangan sebagai berikut :
a. Capital (Permodalan)
Kecukupan modal suatu bank dapat diukur dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan membandingkan modal dengan aset beresiko.
�
=
EquityTotal Loans +Securities X 100%
(52)
Sumber : (Surifah, 2002:31)
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio dengan satuan pengukuran data adalah presentase.
b. Assets Quality (Kualitas Aset)
Kualitas aktiva produktif berkaitan dengan kelangsungan bank. Karenanya manajemen bank dituntut untuk senantiasa memantau dan menganalisa kualitas aktiva produktif secara periodik (Sinaungan, 1994: 58).
Return On Risk Assets (RORA) yaitu suatu pengukuran besarnya resiko dan terjadinya kerugian yang mengakibatkan penurunan terhadap usaha bank yang bersangkutan sampai sejauh mana masih bisa ditutupi oleh modal.
�
=
Earning Before TaxTotal Loans +Securites X 100%
Sumber : (Aryati dan Manao, 2002:142)
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio dengan satuan pengukuran data adalah presentase.
(53)
c. Management (Manajemen)
Aspek manajemen dianalisis dengan menggunakan profit margin atau Net Profit Margin (NPM), yaitu rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang dikurangi dengan biaya kegiatan operasionalnya (Dendawijaya, 2001: 122).
=
Net IncomeOperating Income X 100%
Sumber : (Nasser dan Aryati, 2000: 118)
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio dengan satuan pengukuran data adalah presentase.
d. Earnings (Rentabilitas)
Earnings atau Rentabilitas dianalisis dengan Return Of Assets (ROA) . Return Of Assets (ROA) adalah variabel yang digunakan untuk mengukur rentabilitas bank.
�
=
Laba Sebelum PajakTotal Aktiva X 100%
Sumber : (Titik Aryati, 2002: 142)
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio dengan satuan pengukuran data adalah presentase.
(54)
e. Liquidity (Likuiditas)
Aspek Likuiditas dianalisis dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu salah satu variabel dari aspek likuiditas untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi pembayaran kembali deposito yang telah jatuh tempo kepada deposannya serta dapat memenuhi permohonan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.
=
� + �× 100%
Sumber : (Kasmir, 2008: 290)
Equity (Kepemilikan) terdiri dari modal, laba ditahan, dan saham.
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio dengan satuan pengukuran data adalah presentase.
3.2.Teknik Pengumpulan Sampel a. Populasi
Populasi penelitian ini adalah Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di BEI. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 22 bank, terdiri dari 4 bank pemerintah dan 18 bank swasta nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2010 – 2012.
b. Sampel
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling, dimana anggota sampelnya diambil secara khusus sesuai dengan tujuan
(55)
penelitian yang membandingkan kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di BEI. Berdasarkan pertimbangan penulis mengambil sampel yang didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan oleh penulis.
Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah:
1. Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di BEI dan mempunyai total aset lebih dari lima puluh trilyun periode 2010-2012.
2. Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang memiliki modal lebih dari lima trilyun periode 2010-2012.
3. Tersedianya laporan keuangan tahunan selama 3 tahun berturut-turut.
4. Memiliki data keuangan yang telah di audit pada periode 2010-2012.
Berikut ini akan disampaikan secara detail berupa tabel mengenai sampel dari populasi Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di BEI yang berjumlah 13 Bank terdiri dari 4 Bank Pemerintah dan 9 Bank Swasta Nasional.
(56)
Tabel 3.1
SAMPEL BANK BERDASARKAN KRITERIA YANG DITETAPKAN
No. Bank
Bank Pemerintah
1 Bank Mandiri, Tbk.
2 Bank Rakyat Indonesia, Tbk. 3 Bank Nasional Indonesia, Tbk. 4 Bank Tabungan Negara
Bank Swasta Nasional 1 Bank Central Asia, Tbk. 2 Bank Danamon Indonesia, Tbk. 3 CIMB Niaga, Tbk.
4 PAN Indonesia Bank, Tbk.
5 Bank Internasional Indonesia, Tbk. 6 Bank Permata, Tbk.
7 OCBC NISP, Tbk. 8 UOB Buana, Tbk. 9 Bank Mega, Tbk.
Sumber : Laporan keuangan publikasi Bank Indonesia
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain), dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan dipublikasikan oleh Bank Indonesia.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data merupakan asal mula pengambilan data, sumber data dalam penelitian ini diambil dari sumber eksternal yaitu laporan keuangan
(57)
berupa neraca dan laporan laba rugi bank pemerintah dan bank swasta nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.3.3. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu mengumpulkan data atau dokumen dari laporan keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, website, serta buku rujukan atau laporan keuangan bank lainnya.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Normalitas Data
Uji yang digunakan adalah Kolmogorov – Smirnov. digunakan untuk menetahui apakah distribusi nilai-nilai sampel yang teramati sesuai dengan distribusi teoritis tertentu (normal, uniform, poisson, eksponensial). Uji Kolmogorov-Smirnov beranggapan bahwa distribusi variabel yang sedang diuji bersifat kontinu dan pengambilan sampel secara acak sederhana. Dengan demikian uji ini hanya dapat digunakan, bila variabel diukur paling sedikit dalam skala ordinal.
Uji keselarasan Kolmogorov–Smirnov dapat diterapkan pada dua keadaan yaitu :
1. Menguji apakah suatu sampel mengikuti suatu bentuk distribusi populasi teoritis
2. Menguji apakah dua buah sampel berasal dari dua populasi yang
(58)
identik.
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho : Data X berdistribusi normal. Ha : Data X tidak berdistribusi normal. Pengambilan keputusan:
Jika Sig.(p) > 0,05 maka Ho diterima Jika Sig.(p) < 0,05 maka Ho ditolak.
3.4.2. Levene’s Test For Equality Of Variance
Untuk menjawab permasalahan, tujuan dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian, maka metode analisis yang digunakan adalah Independent Sample T – Test (uji t untuk dua sampel independen). Independent Sample T – Test bertujuan untuk membandingkan rata-rata dari dua kelompok (bank pemerintah dan bank swasta nasional) yang tidak berhubungan satu dengan yang lain atau independen, kedu kelompok tersebut mempunyai rata-rata yang sama atau tidak secara signifikan. Akan tetapi terlebih dahulu dilakukan review atas data laporan keuangan dan menghitung rasio-rasio CAMEL seperti yang telah ditentukan dalam penelitian, setelah itu dilakuakan pengujian Independent Sample T – Test.
Untuk mengolah data yang ada digunakan alat bantu komputer dengan program SPSS, dimana pada output SPSS terdiri dari serangkaian pengujian yaitu Levene’s Test For Equality Of Variance yang digunakan untuk menguji
(59)
varians populasi dan T – Test For Equality Of Means yang digunakan untuk menguji rata-rata populasi.
3.4.2.1. Levene’s Test For Equality Of Variance
Levene’s Test For Equality Of Variance digunakan untuk menguji apakah sampel sebanyak k memiliki variance yang sama.
Bentuk hipotesis untuk uji Levene’s :
H0 : μ11 = μ12 (varians Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional adalah identik)
H1 : μ11 ≠ μ12 (varians Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional adalah berbeda)
Bila diketahui suatu variabel Y dengan besar nilai N yang dibagi menjadi k subgroup, dimana Ni merupakan besar sampel dari subgroup ke-i, maka uji Levene’s didefinisikan sebagai :
=
−
Ź •
− Ź ••
2 =1
−
1
=1
=1
−
Ź •
2Dimana Zij dapat memiliki salah satu dari tiga definisi berikut : 1. Zij = |Yij –ӯi•| dimana ӯi• = purata (mean) dari subgroup ke-i. 2. Zij = |Yij –Ŷi•| dimana Ŷi• = median dari subgroup ke-i.
3. Zij = |Yij –ӯ’i•| dimana ӯ’i• = 10% trimmed mean dari subgroup ke-i. Sumber : Stanilaus, 2009
(60)
3.4.2.2. T – Test For Equality Of Means
Berdasarkan hasil Levene’s Test For Equality Of Variance nantinya akan diperoleh kesimpulan bahwa kedua varians populasi adalah homogen atau tidak yang akan menentukan rumus thitung pada tahap pengujian T – Test For Equality Of Means yang digunakan untuk menguji rata-rata populasi.
Langkah-langkah dalam pengujian T – Test For Equality Of Means adalah sebagai berikut :
a. Hipotesis
H0 : μ1 = μ2 (Tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional) .
H1 : μ1 ≠ μ2 (Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional).
b. Rumus thitung
Untuk n1 ≠ n2 dan S12
= S22, maka uji t yang digunakan adalah :
=
1− 21 2
1
+
22
2
−
2
11
2
(61)
Dimana :
1 = Rata−rata sampel1 2 = Rata−rata sampel2 S1 = Simpangan baku sampel1 S2 = Simpangan baku sampel2 S12 = Varians sampel 1
S22 = Varians sampel 2 = Korelasi antara 2 sampel
Sumber : Sugiyono, 2007
Level signifikan (α) pada taraf signifikan sebesar 5% dengan df sebesar n1 + n2 – 2.
Untuk n1 ≠ n2 dan S12 ≠ S22, maka uji t yang digunakan adalah :
ℎ � =
X1−X2 S12 n1+
S22 n2
Sumber : Sugiyono, 2007
Level signifikan (α) pada taraf signifikan sebesar 5% dengan selisih antara df = (n1 – 1) dan df = (n2 – 1) dibagi dua kemudian ditambah dengan harga t yang terkecil.
Keterangan :
(62)
n1 = Banyaknya Bank Pemerintah = 4 bank n2 = Banyaknya Bank Swasta = 9 bank S12 = Standar deviasi untuk Bank Pemerintah S22 = Standar deviasi untuk Bank Swasta Nasional X1 = Rata-rata pada Bank Pemerintah
X2 = Rata-rata pada Bank Swasta Nasional c. Pengambilan keputusan
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
- Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan bank pemerintah berbeda dengan bank swasta nasional.
- Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Bank Pemerintah sama dengan Bank Swasta Nasional.
(63)
50
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1. Bank Pemerintah
4.1.1.1. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk. (IDX: BMRI) adalah bank yang berkantor pusat di Jakarta, dan merupakan bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan deposit. Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara(BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia(Bapindo), digabungkanke dalam Bank Mandiri. Berdasarkan Akta penggabungan usaha No. 100 tanggal 24 Juli 1999 yang dibuat dihadapan Notaris Sutjipto, S.H., bank peserta penggabungan secara hukum melakukan penggabungan usaha ke dalam Bank Mandiri. Akta penggabungan usaha tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C-13.781.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Juli 1999 dan disetujui oleh Gubernur Bank Indonesia dengan Surat Keputusan No. 1/9/KEP.GBI/1999. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Bank Mandiri,
(64)
ruang lingkup kegiatan Bank Mandiri adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999.
4.1.1.2. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche
(65)
Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga
(66)
menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.
4.1.1.3. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Bank Negara Indonesia atau BNI (IDX: BBNI; nama lengkap: PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.) adalah sebuah institusi bank milik pemerintah, dalam hal ini adalah perusahaan BUMN, di Indonesia. Dalam struktur manajemen organisasinya, Bank Negara Indonesia (BNI), dipimpin oleh seorang Direktur Utama[1] yang saat ini dijabat olehGatot Mudiantoro Suwondo.
Bank Negara Indonesia (BNI) adalah bank komersial tertua dalam sejarah Republik Indonesia. Bank ini didirikan pada tanggal 5 Juli tahun 1946. Saat ini BNI mempunyai 914 kantor cabang di Indonesia dan 5 di luar negeri. BNI juga mempunyai unit perbankan syariah, yang dinamakan BNI Syariah.
Pada tahun 1946 Didirikan dan dipersiapkan menjadi Bank Sirkulasi atau Bank Sentral yang bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI. Beberapa bulan setelah pendiriannya, Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama Oeang Republik Indonesia atau ORI. Pengusul dibentuknya sebuah Bank Sentral atau Bank Sirkulasi, serta sekaligus juga adalah sebagai pendiri dan Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) yang pertama adalah Raden Mas (R.M.) Margono Djojohadikusumo.
(67)
Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada akhir tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60% saham BNI, sementara sisanya 40% dimiliki oleh pemegang saham publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing.
4.1.1.4. PT. Bank Tabungan Negara
Bank Tabungan Negara atau BTN adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Sejak tahun 2012, bank ini dipimpin oleh Maryono sebagai direktur utama. Cikal bakal BTN dimulai dengan didirikannya Postspaarbank di Batavia pada tahun 1897. Pada tahun 1942, pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, bank ini dibekukan dan
(68)
digantikan dengan Tyokin Kyoku atau chokinkyoku (貯金局 ?
). Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia bank ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan diubah menjadi Kantor Tabungan Pos. Nama dan bentuk perusahaan selanjutnya berubah beberapa kali hingga akhirnya pada tahun 1998 diubah menjadi nama dan bentuk resmi yang berlaku saat ini.
Sejarah BTN:
- 1897:Berdiri dengan nama Postpaar Bank
- 1942-1945:Berubah nama menjadi Chokin Kyoku - 1950:Menjadi Bank Tabungan Pos
- 1963:Menjadi Bank Tabungan Negara - 1968:Resmi dimiliki Pemerintah(BUMN) - 1974:Pelayanan lebih difokuskan
- 1989:Mendapat izin bank umum dan penerbitan obligas - 1992:Menjadi Persero
- 1994:Mendapat izin bank devisa
- 2000:Ikut program Rekapitulasi - 2002:Pinjaman Tanpa Subsidi
(69)
- 2003:Restrukturisasi
- 2005:Peluncuran BTN Syariah - 2008:Sekuritisasi Aset
4.1.2. Bank Swasta Nasional
4.1.2.1. PT. Bank Central Asia, Tbk
Bank Central Asia (IDX: BBCA) adalah bank swasta terbesar
di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Presiden Direktur saat ini (masa jabatan 1999-sekarang) adalah Djohan Emir Setijoso. BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997.
Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998.
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998,
(1)
4.4. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya
Adapun persamaan dengan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama membahas mengenai analisa perbedaan kinerja keuangan bank dengan menggunakan rasio CAMEL, sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada objek, jumlah sampel, dan periode penelitian, sehingga penelitian ini bukan merupakan replikasi.
Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta nasional jika ditinjau dari RORA dan ROA. Namun jika ditinjau dari CAR, NPM,dan LDR tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Marwanto, Cepi, dan Maat Pono (2012), yang menemukan bahwa CAR, RORA, NPM, ROA dan OR, tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta nasional. Namun jika ditinjau dari LDR dan CM Ratio, ternyata terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta nasional.
(2)
89
Dari manfaat yang telah dikemukakan, maka hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk melihat perbedaan antara bank pemerintah dan bank swasta dengan menggunakan rasio CAMEL dan dijadikan pertimbangan dalam berinvestasi di pasar modal.
4.4.2. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian ini. Adapun batasan-batasan tersebut yaitu :
1. Sampel yang diambil relatif kecil, sehingga kurang dapat melihat pernedaan antara kinerja bank pemerintah dan bank swasta nasional. 2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dapat
dirasakan peneliti pada saat melakukan penelitian, yang mana pada saat ini situasi negara dalam keadaan krisis ekonomi sehingga dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
3. Dari hasil penelitian juga dapat dilihat adanya pengaruh dari variabel-variabel lain yang diteliti, sehingga dalam penelitian yag akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang kemungkinan berpengaruh dalam membedakan kinerja keuangan bank.
(3)
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang penulis kemukakan pada Bab IV, kesimpulan yang dapat diambil sebagai hasil dari pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Pengujian dengan menggunakan uji Kormogorov–Smirnov menunjukkan bahwa variabel CAR, RORA, NPM, ROA, dan LDR yang digunakan merupakan data yang berdistribusi normal.
2. Pada pengujian Paired Sample T-tes (Uji beda), menunjukkan bahwa Return On Risk Assets (RORA) dan Return On Assets (ROA) bank pemerintah dan bank swasta nasional terdapat perbedaan yang signifikan karena nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. Sedangkan pada Capital Adequancy Ratio (CAR), Net Profit Margin (NPM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak terdapat perbedaan yang signifikan karena nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima.
(4)
91
5.2. Saran
1. Bagi para calon investor sebaiknya perlu memperhatikan rasio yang mempengaruhi kinerja bank seperti rasio likuiditas dan rasio rentabilitas, ini sangat diperlukan untuk untuk menilai tingkat efisiensi kinerja dari bank-bank itu sendiri sebelum menginvestasikan dananya.
2. Diketahui bahwa variabel independen Capital Adequancy Ratio (CAR), Net Profit Margin (NPM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak terdapat perbedaan yang signifikan sedangkan untuk Return On Risk Assets (RORA) dan Return On Assets (ROA) terdapat perbedaan yang signifikan. Sehingga dapat digunakan para pemegang saham suatu bank serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan.
3. Untuk penelitian berikutnya, perlu diperhatikan variabel-variabel lainnya yang mungkin dapat mempengaruhi perbedaan kinerja keuangan bank pemerintah dan bank swasta nasional, serta menambahkan periode terbaru agar mendapatkan hasil yang aktual.
(5)
Muchdarsyah Sinaungan, 1994. Manajemen Dana Bank, Edisi Kedua, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Helfert Erich A, 1996. Teknik Analisis Keuangan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Faud dan Rustan, 2005. Akuntansi Perbankan : Petunjuk Praktis Operasional
Bank, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Munawir, 2002. Analisa Laporan Keuangan, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Ruddy Tri Santoso, 1996. Kredit Usaha Perbankan. Penerbit Andi Offiset,
Yogyakarta.
Sugiyono, 2007. Statistika untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Jakarta.
Uyanto Stanilaus S, 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Kasmir, 2003. Manajemen Perbankan, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Abdullah Faisal, 2004. Manajemen perbankan, Penerbit UMM Press, Malang. Suseno, Abdullah, Peter, 2004. Sistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia,
Penerbit Pusat Pendidikan dan Kebansentralan BI, Jakarta.
Nasser, Etty M. & Titik Aryati, 2000, Model Analisis CAMEL untuk memprediksi financial distress pada sector perbankan yang go public, JAAI Volume 4 No.2 Surakarta.
(6)
Purwoko, Agustinus, 2007. Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta ditinjau dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA). www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2008/Artikel_2020 4052.pdf
Ravelia, Ika dan Rahmawati, 2009. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Publik di Indonesia pada Masa Selama Krisis dan Setelah Krisis Ekonomi. Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1 Vol. 14, April 2009. Nurul, Hardian, 2010. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi
Kinerja Keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa. http://ebook.library.perbanas.ac.id/5077_hardian%20nurul%20a%20(%202 006310108).pdf
Sahrani, Gita, 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah (BUMN) dan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Marwanto, Cepi, dan Maat Pono, 2012. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional. www.pasca.unhas.ac.id
Machfoedz dan, Payamata. 1999. Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan Sebelum dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Kelola No. 20/VIII/1999, P54-69.
http://www.setneg.go.id http://www.google.com www.idx.co.id