1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Apakah terdapat perbedaan antara kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan rasio CAMEL.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui dan menguji secara empiris perbedaan antara Bank Pemerintah
dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menggunakan analisis rasio CAMEL.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1.3.1 Manfaat Penelitian
Hal penting dari sebuah penelitian adalah kemanfaatan yang dapat dirasakan atau diterapkan setelah terungkapnya hasil penelitian. Adapun kegunaan yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagi Praktisi Dapat dijadikan sebagai catatankoreksi untuk mempertahankan dan
meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan pada kinerjanya.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan materi yang berhubungan dengan penelitian ini, serta
sebagai dharma bakti terhadap Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian ini peneliti memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan baru mengenai perbankan di Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan analisis kinerja keuangan perbankan dengan menggunakan rasio-rasio metode CAMEL, pernah
dilakukan oleh : 1.
Agustinus Purwoko
2007
a. Judul :
“Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta ditinjau dari Capital Adequacy Ratio CAR, Net Interest Margin NIM, Return On
Equity ROE, dan Return On Assets ROA ”.
b. Perumusan Masalah
Apakah terdapat perkembangan, hubungan, dan perbedaan rata-rata dari CAR, NIM, ROE, dan ROA yang diraih oleh Bank Pemerintah dan
Bank Swasta BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa pada periode 2001 –
2006 ?.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Kesimpulan
1. Capital Adequacy Ratio CAR, Net Interest Margin NIM, Return On
Equity ROE, dan Return On Assets ROA yang diraih oleh Bank Pemerintah dan Bank Swasta BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa
pada periode 2001 – 2006 secara umum masih mengalami suatu
kondisi yang fluktuatif. Masing-masing rasio memiliki saat-saat di mana terjadi peningkatan dan penurunan, di antara keempat rasio
tersebut tidak ada satupun rasio-rasio tersebut yang terus mengalami suatu peningkatan, maupun penurunan pada periode 2001
– 2006. 2.
Ada dua pasang rasio yang memiliki hubungan, yaitu Capital Adequacy Ratio CAR dengan Net Interest Margin NIM dan Return
On Equity ROE dengan Return On Assets ROA. Capital Adequacy Ratio CAR dengan Net Interest Margin NIM memiliki hubungan
negatif atau hubungan yang berpola kebalikan arah, sedangkan Return On Equity ROE dengan Return On Assets ROA memiliki hubungan
positif atau hubungan yang berpola searah. 3.
Capital Adequacy Ratio CAR, Return On Equity ROE, dan Return On Assets ROA dari Bank Pemerintah dan Bank Swasta BUSN
Devisa dan BUSN Non Devisa selama periode 2001 – 2006 memiliki
rata-rata populasi yang sama, sedangkan Net Interest Margin NIM dari Bank
Pemerintah dan Bank Swasta BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
selama periode 2001 – 2006 memiliki rata-rata populasi yang tidak
sama. Sehingga ini berarti kinerja keuangan yang dimiliki oleh Bank Pemerintah dan Bank Swasta BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa
selama periode 2001 – 2006 yang dilihat dari Capital Adequacy Ratio
CAR, Return On Equity ROE, dan Return On Assets ROA memiliki kesamaan kinerja. Sedangkan kinerja keuangan yang dimiliki
oleh Bank Pemerintah dan Bank Swasta BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa selama periode 2001
– 2006 yang dilihat dari Net Interest Margin NIM tidak memiliki kesamaan kinerja.
2. Ika Ravelia dan Rahmawati 2009
a. Judul :
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Publik di Indonesia Pada Masa Selama Krisis dan Setelah Krisis
Ekonomi”.
b. Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja yang signifikan pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1998, 1999, 2000 dan 2001 mewakili periode selama krisis
ekonomi dan periode tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005 mewakili periode setelah krisis ekonomi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja yang signifikan pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1998,
1999, 2000 dan 2001 mewakili periode selama krisis ekonomi dan periode tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005 mewakili periode setelah
krisis ekonomi. c.
Kesimpulan 1.
Pada aspek permodalan yang diwakili oleh rasio CAR menujukkan adanya perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan
setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t- hitung sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05.
2. Pada aspek kualitas aktiva yang diwakili oleh rasio RORA
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikansi dari t-hitung sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05. 3.
Pada aspek manajemen yang diwakili oleh NPM menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan
setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t- hitung sebesar 0,645 lebih besar dari 0,05.
4. Pada aspek rentabilitas yang diwakili oleh ROA menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-hitung sebesar
0,019 lebih kecil dari 0,05. 5.
Pada aspek likuiditas yang diwakili oleh rasio LDR menunjukkan tidak
ada perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari t-
hitung sebesar 0,986 lebih besar dari 0,05.
6. Pada aspek sensitifitas terhadap resiko pasar yang diwakili oleh
rasio IER menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara masa selama krisis dan setelah krisis hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikansi dari t-hitung sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. 3.
Hardian Nurul 2010
a. Judul :
“Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kinerja Keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa
”. b.
Perumusan Masalah Apakah Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL,
AktivacProduktif Bermasalah APB, Retrun on asset ROA, Net Interest
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Margin NIM, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Loan to deposit ratio LDR dapat digunakan untuk memprediksi
kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa ? c.
Kesimpulan 1.
Capital Adequacy Ratio paling baik ditunjukan pada tahun 2007 dengan nilai rata
– rata 114.369 persen dibandingkan rata rata keseluruhan sebesar 65.042 persen.
2. Non Performing Loan NPL yang kurang baik ditunjukan pada tahun
2006 dengan nilai rata – rata 3.098 persen dibandingkan dengan rata –
rata keseluruhan sebesar 2.822 persen. 3.
Aktiva Produktif Bermasalah APB yang kurang baik ditunjukan pada tahun 2005 dengan nilai rata
– rata 1.981 persen dibandingkan dengan rata
– rata keseluruhan sebesar 1.876 persen. 4.
Retrun On Total Asset paling baik ditunjukan pada tahun 2005 dengan nilai rata
– rata terbesar 7.255 persen dibandingkan dengan rata –rata keseluruhan sebesar 3.332 persen.
5. Net Interest Margin paling baik ditunjukan pada tahun 2005 dengan
nilai rata – rata terbesar 7.583 persen dibandingkan dengan rata – rata
keseluruhan sebesar 6.976 persen.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Beban Operasional Pendapatan Terhadap Operasional BOPO yang
kurang baik ditunjukan pada tahun 2006 sebesar 92.398 persen dibandingkan rata
– rata secara keseluruhan sebesar 88.908 persen. 7.
Loan To Deposit Ratio yang kurang baik ditunjukkan pada tahun 2005 dengan nilai rata-rata terbesar yaitu 79.040 persen dibandingkan rata-
rata secara keseluruhan selama periode penelitian sebesar 77.043 persen.
4. Gita Sahrani 2012
a. Judul :
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah BUMN dan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI
”.
b. Perumusan Masalah
Apakah terdapat perbandingan kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI
periode 2006 sampai dengan 2010. c.
Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan yang signifikan rasio NPL dan rasio LDR antara
Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional di Indonesia tahun 2006-
2010. 2.
Dengan dilakukannya perbandingan antara kedua bank tersebut, secara keseluruhan dapat diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
antara kinerja keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional. Hal ini dapat dilihat dari aspek permodalan, aspek kualitas asset, aspek
rentabilitas, aspek likuiditas, dan aspek sensitivitas yang dimiliki oleh kedua bank tersebut.
5. Marwanto, Cepi, dan Maat Pono
2012 a.
Judul :
“Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional
”.
b. Perumusan Masalah