PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika tentang Pemaknaan Karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” Edisi 11 Februari 2012 di Harian Jawa Pos).
PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN J AWA POS
(Studi Semiotika tentang Pemaknaan Karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” Edisi
11 Februari 2012 di Harian Jawa Pos)
SKRIPSI
Oleh
:
RIZKA MEGA PERMATASARI
0843010115
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN J AWA POS
(Studi Semiotika tentang Pemaknaan Karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” Edisi 11
Februari 2012 di Harian Jawa Pos)
Disusun Oleh:
RIZKA MEGA PERMATASARI
0843010115
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh tim penguji Skripsi Program Studi
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 14 Juni 2012
PEMBIMBING
TIM PENGUJI
1. Ketua
Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si
NPT. 3 700694 0035 1
Juwito, S.Sos, M.Si
NPT. 3 6704 95 0036 1
2. Sekretaris
Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si
NPT. 3 700694 0035 1
3. Anggota
Zainal Abidin, S.Sos. M.Si M.Med
NPT. 3 7305 99 01701
Mengetahui
DEKAN
Dra. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 195597181983022001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN J AWA POS
(Studi Semiotika tentang Pemaknaan Karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” Edisi
11 Februari 2012 di Harian Jawa Pos)
Disusun Oleh :
RIZKA MEGA PERMATASARI
0843010115
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
PEMBIMBING
Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si
NPT. 3 700694 0035 1
Mengetahui
DEKAN
Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 195507181983822001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN J AWA POS
(studi semiotika tentang pemaknaan kar ikatur clekit “belepotan lumpur”
edisi 11 febr uari 2012 di harian jawa pos).“
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Saifuddin Zuhri,MSi
selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak
menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun
materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Suedarto, MP., sebagai Rektor UPN “Veteran”
Jatim.
2. Dra. Ec. Hj. Suparawati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.
3. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jatim.
4. Papa Ir. Anang Ashari dan Mama Pudji Aswati dengan segala upaya agar
penulis dapat menempuh pendidikan yang tinggi dan doa yang selalu
dipajatkan selama ini kepada penulis. Terima kasih atas kasih sayang yang
kalian berikan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iv
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Kekasih terhebatku Gustaf Bimas Kustandi yang telah menemani dan
memberikan banyak masukan yang baik dalam menyusun skripsi. Terima
kasih semangat dan dukungannya.
6. Sahabat-sahabatku Elly Jayanti, Dian Ayu, Digdo Nugroho semangat
temen-temen, ayo ndang cepet lulus dan bikin bangga orang tua kita.
7. Wiena
Widya
C.,
Tyas Trisnawati,
Andhita,
dan teman-teman
seperjuangan dalam menghadapi lisan bulan Juni ini, akhirnya kita selesai
juga menghadapi lisan. Ayo semangat ke tahap selanjutnya kawan-kawan..
8. Tri Erni Wati, Nurry Fatmawati, dan Minarni (sahabat terbaikku V_male)
terima kasih buat spirit dan dukungannya untuk proses pembuatan skripsi
ini. Tunggu ya, kita akan sukses sama-sama.
9. Teman-teman Ilmu Komunikasi tahun ajaran 2008 dan berbagai pihak
lainnya yang belum sempat penulis sebutkan namanya satu per-satu,
penulis ucapkan terima kasih banyak.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik akan penulis terima dengan hati yang
terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, 15 Mei 2012
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
v
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
HALAMAN J UDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
ABSTRAK
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1
Latar Belakang Masalah
1
1.2
Perumusan Masalah
11
1.3
Tujuan Penelitian
11
1.4
Manfaat Penelitian
11
KAJ IAN PUSTAKA
13
Landasan Teori
13
2.1.1
Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa
13
2.1.2
Karikatur
17
2.1.3
Karikatur Dalam Media Massa
19
2.1.4
Komunikasi Non Verbal
21
2.1.5
Kritik Sosial
24
2.1.6
Semiotika
26
2.1.7
Semiotika Charles Canders Pierce
28
2.1.8
Makna dan Pemaknaan
30
BAB II
2.1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vi
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.1.9
Politisasi Aburizal Bakrie
33
Kerangka Berpikir
35
METODE PENELITIAN
38
3.1
Metode Penelitian
38
3.2
Definisi Operasional Konsep
40
3.2.1
Karikatur
40
3.2.2
Semiotika
40
2.2
BAB III
3.3
Corpus
41
3.4
Unit Analisis
42
3.4.1
Ikon
42
3.4.2
Indeks
43
3.4.3
Simbol
44
3.5
Teknik Pengumpulan Data
44
3.6
Teknik Analisis Data
45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
47
4.1
Gambaran Umum Obyek Penelitian
47
4.2
Penyajian Data
51
4.3
Analisis Data
53
4.3.1
Karikatur Clekit Edisi 11 Februari 2012
53
4.3.2
Ikon, Indeks, dan Simbol
55
4.3.2.1 Ikon
57
4.3.2.2 Indeks
62
4.3.2.3 Simbol
75
4.4
Pemaknaan Keseluruhan Gambar Karikatur Belepotan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Lumpur diharian Jawa Pos edisi 11 Februari 2012
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
79
82
5.1
Kesimpulan
82
5.2
Saran
83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
viii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Elemen Makna Pierce
28
Gambar 2.2 Model Kategori Tanda
30
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir
37
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ix
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar Karikatur Clekit Belepotan Lumpur
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
x
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
84
ABSTRAK
RIZKA MEGA PERMATASARI, PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT
PADA HARIAN J AWA POS (Studi Semiotika tentang Pemaknaan
Karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” Edisi 11 Febr uari 2012 Dalam Harian
J awa Pos)
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pemaknaan karikatur pada Surat Kabar Jawa Pos edisi 11 Februari 2012. Teoriteori yang digunakan antara lain adalah kritik sosial, teori semiotika dan semiotika
Charles Sanders Peirce.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif
dengan memakai pendekatan semiotika. Dengan subyek penelitian adalah
karikatur Clekit edisi 11 Februari 2012. Korpus pada penelitian kualitatif ini
adalah gambar karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” pada harian Jawa Pos edisi
11 Februari 2012
Kesimpulan yang didapat adalah dalam karikatur tersebut calon presiden
dan wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik
harusnya bersih dari masalah-masalah apapun, tidak menimbulkan kontroversi
yang mengakibatkan citra presiden jelek.
Kata Kunci : Karikatur, Semiotik, Surat Kabar Jawa Pos, Aburizal Bakrie
ABSTRACT
RIZKA MEGA PERMATASARI, CLEKIT’S CARICATURE MEANING
ON J AVA POST DAILY (Clekit’s Car icature Study Semiotic “clutter mud”
Edition 11th Febr uari 2012 on J ava Post Daily)
Goals to be achieved in this research is to know the meaning of caricature
in the newspaper Java Post on edition 11th February 2012. Theory those are
utilized for example is social criticism, semiotic theory, the semiotic of Charles
Sanders Peirce.
In this research writer utilizes qualitative descriptive method by uses
semiotic approaching. With subject research is Clekit caricature edition 11th
February 2012. Corpus on observational qualitative is Clekit caricature “clutter
mud” on Java Post edition 11th February 2012.
Conclusion that got in caricature presidential nominee and vice president
that proposed by policies party or policies party federation must it clear of
problems whatever, doesn't evoke controversy that cause ugly president image.
Keyword: Caricature, Semiotic, Java Post Newspaper, Aburizal Bakrie
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xi
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah salah satu wujud manusia dalam berbahasa dan
menyampaikan informasi serta pengertian kepada yang lain. Komunikasi
dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Tiap kegiatan
komunikasi tentu saja mempunyai tujuan bagi penutur dan lawan tutur.
Diantara tujuan tersebut adalah agar komunikan (lawan bicara) mengerti apa
yang kita sampaikan, agar mampu memahami orang lain melalui interaksi
komunikasi, agar gagasan yang kita sampaikan dapat diterima oleh orang
lain, untuk menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Wujud
komunikasi terus berkembang sesuai perkembangan teknologi
dan
kebutuhan masyarakat. Perkembangan itu dilakukan untuk mempermudah
manusia dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan yang lain.
Pada dasarnya, studi media massa mencakup pencarian pesan dan
makna-makna
dalam
materinya,
karena
sesungguhnya
semiotika
komunikasi seperti halnya basis studi komunikasi adalah proses komunikasi
dan intinya adalah makna. Dengan kata lain, mempelajari media adalah
mempelajari makna dari mana asalnya, seperti apa, seberapa jauh tujuannya,
bagaimana ia memasuki materi media dan bagaimana ia berkaitan dengan
pemikiran kita sendiri. (Sobur, 2006 : 110).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
Saat ini media massa lebih menyentuh persoalan-persoalan yang
terjadi di masyarakat secara aktual, seperti harus spesifik dan proporsional
dalam melihat sebuah persoalan sehingga mampu menjadi media edukasi
dan media informasi sebagaimana diharapkan oleh masyarakat. Sebagai
lembaga edukasi, media massa harus dapat memilah kepentingan
pencerahan dengan kepentingan media massa sebagai lembaga produksi,
sehingga kasus-kasus pengaburan berita dan iklan tidak harus terjadi dan
merugikan masyarakat.
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator pada khalayak. Masyarakat haus akan informasi,
sehingga media massa sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Media massa
terdiri dari media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa
cetak terdiri dari majalah, surat kabar, dan buku. Sedangkan media massa
elektronik terdiri dari televisi, radio, film, internet, dan lain-lain. Media
cetak seperti majalah, surat kabar,dan buku justru mampu memberikan
pemahaman yang tinggi kepada pembacanya, karena ia sarat dengan analisa
yang mendalam dibandingkan media lainnya. (Cangara, 2005 : 128)
Selama ini kita tahu bahwa surat kabar tidak hanya sebagai
pencarian informasi yang utama dalam fungsinya, tetapi juga bisa
mempunyai suatu karakteristik yang menarik yang perlu diperhatikan untuk
memberikan analisis yang sangat kritis yang akan menumbuhkan motivasi,
mendorong serta dapat mengembangkan pola pikir bagi masyarakat untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
semakin kritis dan selektif dalam menyikai berita-berita yang ada didalam
media khususnya surat kabar (Sumadria, 2005 : 86).
Fungsi surat kabar secara keseluruhan yaitu memberikan informasi,
hiburan dan kontrol sosial. Selain sebagai penyedia informasi, fungsi surat
kabar sebagai kontrol sosial juga merupakan yang terpenting karena pada
hakekatnya dianggap sebagai kekuatan keempat yakni dapat menjalankan
kontrol masyarakat terhadap pemerintahan, baik berupa dukungan maupun
kritikan. Kontrol sosial salah satunya dapat dilakukan dengan tampilan
gambar karikatur.
Keberadaan karikatur dalam surat kabar bukan berarti hanya
melengkapi artikel atau tulisan-tulisan di surat kabar saja. Tetapi juga
memberikan informasi dan tambahan pengetahuan kepada masyarakat.
Banyak kejadian yang dilaporkan dalam bentuk gambar (misalnya gambar
karikatur) yang lebih efektif daripada kalau diterangkan dengan kata-kata.
Karena karikaturnya mempunyai kekuatan dan karakter yang sehingga
pembaca tertarik untuk sekedar melihat atau bahkan berusaha memahami
makna dan pesan yang terkandung dalam gambar karikatur tersebut.
Dari beberapa jenis opini dalam surat kabar, karikatur adalah salah
satu jenis opini yang banyak disukai oleh pembaca. Karikatur adalah opini
redaksi media dalam bentuk gambar yang sarat dengan muatan kritik sosial
dengan memasukkan unsur kelucuan, anekdot, atau humor agar siapapun
yang melihatnya dapat tersenyum termasuk tokoh atau obyek yang
dikarikaturkan itu sendiri (Sumadria, 2005 : 3).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
Visualisasi adalah cara atau sarana untuk membuat sesuatu yang
abstrak menjadi lebih jelas secara visual yang mampu menarik emosi
pembaca, dan dapat menolong seseorang untuk menganalisa, merencanakan
dan memutuskan suatu problem dengan mengkhayalkannya pada kejadian
yang sebenarnya. Media verbal gambar merupakan media yang paling cepat
untuk menanamkan pemahaman. Informasi bergambar lebih disukai
dibandingkan dengan informasi tertulis karena menatap gambar jauh lebih
mudah dan sederhana. Gambar berdiri sendiri, memiliki subyek yang mudah
dipahami dan merupakan “simbol” yang jelas dan mudah dikenal
(Waluyanto, 2000 : 128)
Karikatur merupakan symbolic speech (komunikasi tidak langsung),
artinya bahwa penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar tidak
dilakukan secara langsung tetapi dengan menggunakan bahasa simbol.
Dengan kata lain, makna yang terkandung dalam gambar tersebut
merupakan makna yang terselubung. Simbol-simbol pada gambar tersebut
merupakan simboll yang disertai signal (maksud) yang digunakan dengan
sadar oleh orang yang mengirimnya dan mereka yang menerimanya.
Dari bahasa latin (carricare), karikatur sebenarnya memiliki arti
sebagai gambar yang didistorsikan, diplesetkan, atau dipeletotkan secara
karakteristik tanpa bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Seni
memeletotkan wajah ini sudah berkembang sejak abad ke-17 di Eropa,
Inggris dan sampai ke Amerika bersamaan dengan perkembangan media
cetak pada masa itu (Pramoedjo, 2008 : 13). Karikatur merupakan kartun
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
satire yang terkadang malah tidak menghibur, bahkan dapat membuat
seseorang tersenyum kecut (Pramoedjo, 2008 : 13).
Karikatur membangun masyarakat melalui pesan-pesan sosial yang
dapat dikemas secara kreatif dengan pendekatan simbolis. Sayangnya,
muatan pesan verbal dan pesan visual yang dituangkan di dalam karikatur
terlalu banyak. Secara visual, desain karikatur yang disajikan pun menjadi
jelek, tidak komunikatif, kurang cerdas dan terkesan menggurui. Akibatnya
masyarakat luas yang diposisikan sebagai target sasaran dari karikatr dengan
serta merta akan mengabaikan pesan sosial yang ingin disampaikan oleh
karikatur
(http://desaingrafisindonesia.com/2007/10/15/semiotika
-iklan-
sosial/).
Keberadaan karikatur sebagai wahana penyampaian kritik sosial
sering kali kita temui didalam berbagai media cetak. Didalam media ini,
karikatur menjadi pelengkap artikel dan opini. Biasanya dijadikan selingan
atau dapat dikatakan sebagai penyejuk setelah para pembaca menikmati
artikel-artikel yang lebih serius dengan sederetan huruf yang cukup
melelahkan mata dan pikiran. Meskipun sebenarnya pesan-pesan yang
disampaikan dalam sebuah karikatur sama seriusnya dengan pesan-pesan
yang disampaikan lewat berita dan artikel, namun pesan-pesan dalam
karikatur lebih mudah dicerna karena sifatnya yang menghibur. Seringkali
gambar itu terkesan lucu dan menggelikan sehingga membuat kritikan yang
disampaikan oleh karikatur tidak begitu dirasakan melecehkan atau
mempermalukan. (Indarto, 1999 : 5)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
Karikatur sendiri merupakan produk keahlian seorang kartunis, baik
dari segi pengetahuan, intelektual, teknik melukis, psikologi, cara melobi,
referensi, bacaan, maupun bagaimana tanggapan atau opini secara subyektif
terhadap suatu kejadian, tokoh, suatu soal, pemikiran, atau pesan tertentu.
Karena itu kita bisa mendeteksi tingkat intelektual sang kartunis dari sudut
ini. Juga cara dia mengkritk yang secara langsung membuat orang yang
dikritik justru tersenyum (Sobur, 2003 : 140).
Arti dari karikatur sendiri sebenarnya adalah sebagai gambar yang
didistorsikan, dipelesetkan atau dipeletotkan secara karakteristik tanpa
bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Karikatur membangun masyarakat
melalui pesan-pesan sosial yang dikemas secara kreatif dengan pendekatan
simbolis. Jika dilihat dari wujudnya, karikatur mengandung tanda-tanda
komunikatif. Lewat bentuk-bentuk komunikasi itulah pesan tersebut
menjadi bermakna. Disamping itu, gabungan antara tanda dan pesan yang
ada pada karikatur diharapkan mampu mempersuasikan khalayak yang
dituju. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tanda verbal (terkait dengan
judul, subjudul, dan teks) dan tanda visual (terkait ilustrasi, logo tipografi
dan tata visual) karikatur dengan pendekatan semiotika. Dengan demikian,
analisis semiotika diharapkan menjadi salah satu pendekatan untuk
memperoleh makna yang terkandung dibalik tanda verbal dan tanda visual
dalam karikatur.
Dalam sebuah karikatur yang baik, kita menemukan perpaduan dari
unsur-unsur kecerdasan, ketajaman, dan ketepatan berpikir secara kritis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
serta
ekspresif
melalui
seni
lukis
dalam
menanggapi
fenomena
permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat luas, yang secara
keseluruhan dikemas secara humoris, dengan demikian memahami karikatur
juga perlu memiliki referensi-referensi sosial agar mampu menangkap pesan
yang ingin disampaikan oleh karikaturisnya. Tokoh, isi, maupun metode
pengungkapan kritik yang dilukiskan secara karikatural sangat bergantung
pada isu yang berkembang yang dijadikan headline.
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa karikatur merupakan salah
satu wujud lambang (symbol) atau bahasa visual yang keberadaannya
dikelompokkan dalam kategori komunikasi non verbal dan dibedakan
dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan atau ucapan. Karikatur
merupakan ungkapan idea tau pesan dari karikaturis kepada publik yang
dituju melalui simbol yang berwujud gambar, tulisan dan lainnya.
Gagasan menampilkan tokoh atau simbol yang realistis diharapkan
membentuk suasana emosional, karena gambar lebih mudah dimengerti
dibandingkan tulisan. Sebagai sarana komunikasi, gambar merupakan pesan
nonverbal yang dapat menjelaskan dan memberikan penekanan tertentu
pada isi pesan. Gambar dalam karikatur sangat berpengaruh, karena gambar
lebih mudah diingat daripada kata-kata, paling cepat pemahamannya dan
mudah dimengerti karena terkait dengan maksud pesan yang terkandung
dalam isi dan menampilkan tokoh yang sudah dikenal. Gambar mempunyai
kekuatan berupa fleksibilitas yang tinggi untuk menghadirkan bentuk atau
perwujudan gambar menurut kebutuhan informasi visual yang diperlukan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
Simbol atau tanda pada sebuah karikatur mempunyai makna yang dapat
digali kandungan faktualnya.
Dengan kata
lain,
bahasa simbolis
menciptakan situasi yang simbolis pula. Dimana didalamnya terkandung
makna, maksud dan arti yang harus diungkap.
Simbol pada gambar merupakan simbol yang disertai maksud
(signal). Pada dasarnya simbol adalah sesuatu yang lain, kebanyakan
diantaranya tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol dapat berdiri untuk
institusi, ide, cara berpikir, harapan, dan banyak hal lain (Sobur, 2003 :
163). Dapat disimpulkan bahwa simbol atau tanda pada sebuah gambar
memiliki makna yang dapat digali, dengan kata lain, bahwa simbolis
menciptakan situasi yang simbolis pula atau memiliki sesuatu yang mesti
dianggap maksud dan artinya.
Clekit merupakan opini redaksi media Jawa Pos yang dituangkan
dalam
bentuk
gambar
karikatur
yang
menggambarkan
berbagai
permasalahan bangsa ini. Baik masalah sosial, ekonomi, politik, budaya,
bahkan musibah yang sedang dialami masyarakat. Isi pesan dari gambar
tersebut biasanya ditujukan untuk mengkritik kebijakan atau langkah
pemerintah atau lembaga dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang
berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas. Tentu saja kritik yang
diopinikan media tersebut adalah kritik yang membangun, kritik yang
ditujukan kearah perbaikan untuk semua pihak yang bersangkutan. Segmen
karikatur Clekit pada Koran Jawa Pos lebih berani dalam mengkritisi
persoalan sosial yang sedang terjadi. Clekit, yang arti harfiahnya rasa sakit
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
karena cubitan atau gigitan serangga. Fungsi clekit sebagai opini berbentuk
visual adalah mengingatkan khalayak masyarakat dan pemerintah bahwa
disekitar mereka terdapat suatu fenomena yang layak dibahas bersama.
Clekit muncul secara periodik di Jawa Pos mulai bulan Oktober 1994, satu
kali seminggu yaitu hari sabtu. Namun pada perkembangannya clekit hadir
secara periodik tiga kali dalam satu minggu di hari selasa, kamis, dan sabtu.
Kemunculan tiga kali dalam satu minggu itu sejak bulan Januari 1997
(Arthaka.2006;42).
Dalam gambar karikatur clekit edisi 11 Februari 2012, ditampilkan
diantaranya dengan visualisasi gambar dua orang laki-laki. Laki-laki
pertama mengenakan baju bertuliskan ical dengan celana yang kotor penuh
lumpur. Laki-laki yang kedua menggunakan topi sembari berkata “Pilih
saya saja jadi cawapres, bos! Dijamin bersih, tidak belepotan masalah
apapun!”
Peneliti memilih Jawa Pos karena merupakan salah satu media yang
memberikan porsi para idelaisme yang terkandung pula pada visinya “selalu
ada yang baru” yang sekaligus menjadi merk dagang Jawa Pos yang
menbidik pasar kelas menengah keatas. Media Jawa Pos merupakan salah
satu saluran komunikasi politik di Indonesia setelah era reformasi, realitas
media dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Disamping
menggunakan bahasa tulis sebagai media utama penyampaian informasi,
juga dapat menggunakan dengan memaknai gambar kartun. Sebagai Koran
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
Nasional peredaran Jawa Pos meliputi hampir seluruh kota di Indonesia dan
selalu menjadi market leader.
Dari beberapa uraian diatas, pemilihan gambar karikatur clekit edisi
11 Februari 2012 sebagai obyek penelitian dikarenakan apa yang sedang
disajikan dalam gambar karikatur tersebut seakan-akan menggambarkan
tanggapan permasalahan yang terjadi dalam sudut pandang masyarakat
Indonesia yang diwakili oleh kartunis. Yaitu mengenai pencalonan Presiden
2014 oleh Aburizal Bakrie dari partai Golkar, sedangkan dia masih
tersandung masalah kepemilikan PT Lapindo Brantas yang belum
terselesaikan. Dalam mengungkap makna pesan gambar karikatur tersebut,
peneliti menggunakan pendekatan Semiotik menurut Charles Sanders Peirce
yaitu tanda atas ikon, indeks, dan simbol yang berhubungan dengan
acuannya.
Penelitian ini berusaha mengungkap makna yang terkandung pada
karikatur editorial clekit pada harian Jawa Pos edisi 11 Februari 2012 yang
menampilkan gambar dua sosok pria, pria yang pertama memakai pakaian
bertuliskan “ical” dengan celana kotor yang belepotan dengan lumpur. Pria
yang kedua berkata “pilih saya saja jadi cawapres, bos! Dijamin bersih, dan
tidak belepotan masalah apapun.” Serta terdapat bekas-bekas lumpur yang
tercecer dibelakang kaki ical bertuliskan lapindo.
Dari
penggambaran
yang
demikian,
memunculkan
banyak
pertanyaan yaitu mengapa dalam tulisan “pilih saya saja jadi cawapres, bos!
Dijamin bersih, dan tidak belepotan masalah apapun” tersebut huruf dari
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
kata “belepotan” ditebalkan sedangkan kata-kata lainnya tidak dan apa
maksud dari bekas-bekas lumpur yang digambarkan oleh kartunis.
1.2 Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
suatu bentuk permasalahan, yaitu bagaimanakah pemaknaan karikatur clekit
“belepotan lumpur” pada harian Jawa Pos edisi 11 Februari 2012.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui bagaimanakah pemaknaan karikatur clekit “belepotan
lumpur” pada harian Jawa Pos edisi 11 Februari 2012.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Kegunaan Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan atas wawasan
serta bahan referensi bagi mahasiswa komunikasi pada jenis penelitian
semiotika, serta seluruh mahasiswa pada umumnya agar dapat
diaplikasikan untuk perkembangan ilmu komunikasi pada masa
mendatang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
2. Kegunaan Praktis
Diharapkan dapat menjadi kerangka acuan bagi pihak Editor untuk
menghasilkan karikatur yang lebih inovatif dan variatif dalam
menggambarkan realitas kehidupan, cermin budaya masyarakat,
sehingga mudah dipahami oleh masyarakat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teor i
2.1.1 Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Masa
Kegiatan komunikasi adalah penciptaan interaksi perorangan dengan
menggunakan tanda-tanda yang tegas. Komunikasi juga berarti pembagian
unsur-unsur perilaku, atau cara hidup dengan eksistensi seperangkat
ketentuan dan pemakaian tanda-tanda. Dari segi komunikasi, rekayasa unsur
pesan sangat tergantung dari siapa khalayak sasaran yang dituju, dan melalui
media apa sajakah iklan tersebut sebaiknya disampaikan. Karena itu, untuk
membuat komunikasi menjadi efektif, harus dipahami betul siapa saja
khalayak
sasarannya,
secara
kuantitatif
maupun
kualitatif.
(http://www.desaingrafisindonesia.com/2007/10/15/semiotika-iklan -sosial/)
Komunikasi massa berfungsi menyiarkan informasi, gagasan dan
sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan
menggunakan media (Effendy,2003:80).
Menurut Gerbner (1967) dalam Rakhmat (2002 : 188) Komunikasi
massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan
lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang
dalam masyarakat industri.
13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
dilakukan melalui media massa modern meliputi surat kabar yang
mempunyai sirlulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan
kepada umum dan film yang dipertunjukan di gedung-gedung bioskop
(Effendy, 2003 : 79).
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan
para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya.
Namun, dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi
satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui
media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya
saja komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mas
communication (media komunikasi massa) yang dihasilkan oleh teknologi
modern. (Nurudin, 2007 : 4).
Secara teoritis, berbagai media massa memiliki fungsi sebagai
saluran informasi, saluran pendidikan dan saluran hiburan, namun
kenyataannya media massa memberikan efek lain diluar fungsinya itu. Efek
media massa tidak hanya mempengaruhi sikap seseorang namun pula dapat
mempengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media
massa dapat mempengaruhi sistem-sistem sosial maupun sistem budaya
masyarakat.
Hal tersebut dapat mempengaruhi seseorang dalam waktu pendek
sehingga dengan cepat dapat mempengaruhi mereka, namun juga memberi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
efek dalam waktu yang lama, sehingga memberi dampak pada perubahanperubahan dalam waktu yang lama.
McQuail menjelaskan bahwa efek media massa memiliki andil
dalam pembentukan sikap, perilaku, dan keadaan masyarakat. Antara lain
terjadinya penyebaran budaya global yang menyebabkan masyarakat
berubah dari tradisional ke modern. Selain itu, media massa juga mampu
mengubah masyarakat dari kota sampai ke desa, sehingga menjadi
masyarakat konsumerisme. (Bungin, 2006 : 320).
Berkaitan dengan efek media massa maka salah satu media massa
yang juga dapat memberikan efek kepada khalayaknya adalah surat kabar.
Surat kabar merupakan kumpulan dari berita, artikel, cerita, iklan dan
sebagainya yang dicetak ke dalam lembarn kertas ukuran plano yang
diterbitkan secara teratur, bisa terbit setiap hari atau seminggu satu kali
(Djuroto, 2002 : 11).
Surat kabar merupakan salah satu kajian dalam studi ilmu
komunikasi, khususnya pada studi komunikasi massa. Dalam buku
“Ensiklopedia Pers Indonesia” disebutkan bahwa pengertian surat kabar
sebagai sebutan bagi penerbit pers yang masuk dalam media massa cetak
yaitu berupa lembaran-lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan dan
iklan yang diterbitkan secara berkala : bisa harian, mingguan dan bulanan,
serta diedarkan secara umum. (Junaedhi, 1991 : 257).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
Surat kabar pada perkembangannya, menjelma sebagai salah satu
bentuk dari pers yang mempunyai kekuatan dan kewenangan untuk menjadi
sebuah kontrol sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal
tersebut disebabkan karena falsafah pers yang selalu identik dengan
kehidupan sosial, budaya dan politik.
Menurut Sumandria (2005 : 32-35) dalam Jurnalistik Indonesia
menunjukkan 5 fungsi dari pers yaitu :
1. Fungsi Informasi, sebagai sarana untuk menyampaikan informasi
secepat-cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya yang
actual, akurat, faktual dan bermanfaat.
2. Fungsi Edukasi, maksudnya disini informasi yang disebar luaskan
pers hendaknya dalam kerangka mendidik. Dalam istilah sekarang
pers harus mau dan mampu memerankan dirinya sebagai guru pers.
3. Fungsi Hiburan, pers harus mampu memerankan diriya sebagai
wahan hiburan yang menyenangkan sekalugus menyehatkan bagi
semua lapisan masyarakat.
4. Fungsi Kontrol Sosial atau koreksi, pers mengemban fungsi sebagai
pengawas pemerintah dan masyarakat. Pers akan senantiasa
menyalahkan ketika melihat penyimpangan dan ketidak adilan
dalam suatu masyarakat atau Negara.
5. Fungsi Mediasi, dengan fungsi mediasi, pers mampu menjadi
fasilitator atau mediator menghubungkan tempat yang satu dengan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
yang lain, peristiwa yang satu dengan yang lain. (Sumandria, 2005 :
35)
2.1.2 Kar ikatur
Secara etimologis, karikatur berasal dari bahasa Italia, carricare
atrinya melebih-lebihkan. Kata carricare itu sendiri dipengaruhi kata
carattere juga bahasa Italia, yang berarti karakter dan kata cara bahasa
Spanyol yang berarti wajah. Perkataan karikatur mulai digunakan untuk
pertama kalinya oleh Mossini, orang Perancis, dalam sebuah karyanya yang
berjudul Diverse Figure. Sedangkan orang yang pertama memperkenalkan
kata kaikatur adalah Lorenzo Bernini, seorang pemahat patung pada zaman
Renaissance. Dengan demikian, secara etimologis karikatur adalah
gambaran wajah dan karakteristik seseorang yang diekspresikan secara
berlebih-lebihan.
Dalam Encyclopedia of The Art dijelaskan, karikatur merupakan
representasi sikap atau karakter seseorang dengan cara melebih-lebihkan
sehingga melahirkan kelucuan. Karikatur juga sering dipakai sebagai sarana
kritik sosial dan politik. (Sumandria, 2005 : 8).
Menggambar karikatur termasuk proses kreatif seorang ahli grafis
sekaligus seorang jurnalis. Sebagai ahli grafis, ia harus dapat menyajikan
gambar yang memenuhi kaidah komposisi gradasi, dan aksentuasi secara
tajam dan serasi. Sebagai jurnalis, ia pandai memilih topik yang sedang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
aktual, menyangkut kepentingan masyarakat umum, dan mengemasnya
dalam paduan gambar serta kata-kata yang singkat, lugas dan sederhana.
Dari bahasa latin (carricare), karikatur sebenarnya memiliki arti
sebagai gambar yang didistorsikan, diplesetkan, atau dipeletotkan secara
karakteristik tanpa bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Seni
memeletotkan wajah ini sudah berkembang sejak abad ke-17 di Eropa,
Inggris dan sampai ke Amerika bersamaan dengan perkembangan media
cetak pada masa itu. Karikatur merupakan kartun satire yang terkadang
malah tidak menghibur, bahkan dapat membuat seseorang tersenyum kecut
(Pramoedjo, 2008 : 13).
Gambar karikatur merupakan symbolic speech (komunikasi tidak
langsung) artinya bahwa penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar
karikatur tidak dilakukan secara langsung tetapi menggunakan bahasa
simbol. Dengan kata lain makna yang terkandung dalam gambar karikatur
adalah makna terselubung. Menurut Van Zoest dalam Bintoro, simbolsimbol pada gambar karikatur tersebut merupakan simbol yang disertai
maksud (signal) yang digunakan dengan sadar oleh orang yang
mengirimnya (si pengirim) dan mereka yang menerimanya (si penerima)
(Bintoro, 2004 : 4).
Karikatur mempunyai keunggulan sekaligus kelemahan. Ia dapat
ditangkap pikiran orang, tetapi tidak mampu menjelaskan persoalan secara
lengkap dan tuntas. Kemudahan dan daya tembus sebuah karikatur dapat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
diterima oleh semua kalangan mulai dari rakyat yang buta huruf sampai
intelektual yang sarat dengan cara pandang kritis. Menurut ketua PAKARTI
(Persatuan Karikaturis Indonesia) Pramono, karikatur yang baik antara lain
memiliki misi pendidikan, yaitu meningkatkan kemampuan berpikir dan
perenungan bagi penikmatnya., meskipun mediumnya berupa humor. Oleh
karena itu karikatur yang berhasil tentu sal=ja terbit dari ide yang cerdas dan
dapat dinikmati secara cerdas pula (Marliani, 2004 : 45).
2.1.3 Kar ikatur Dalam Media Massa
Komunikasi massa secara umum diartikan sebagai komunikasi yang
dilakukan melalui media massa seperti majalah surat kabar, radio, televisi
dan lain sebagainya. Komunikasi massa merupakan komunikasi dimana
penyampaian pesan kepada sejumlah orang dilakukan melalui media massa.
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat oleh surat kabar untuk
mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel yang berbobot.
Bentuknya bisa berupa cerita pendek , cerita bersambung, cerita bergambar
teka-teki silang, karikatur, dan lain-lain (Effendy, 2007 : 150)
Baik kartun maupun karikatur di Indonesia belakangan ini sudah bisa
menjadi karya seni yang menyimpan gema panjang, sarat oleh pesan dan
estetika,
disamping
kadar
humornya.
Karikatur
penuh
dengan
perlambangan-perlambangan yang kaya akan makna, oleh karena itu
karikatur merupakan ekspresi dari situasi yang menonjol didalam
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
masyarakat. Setajam atau sekeras apapun kritik yang disampaikan sebuah
gambar karikatur, tidak akan menyebabkan terjadinya evolusi. Dengan kata
lain, karikatur dapat mengetengahkan suatu permasalahan yang sedang
hangat dipermukaan (Indarto, 1999 : 5).
Menurut Anderson, dalam memahami studi komunikasi politik di
Indonesia akan lebih mudah dianalisa mengenai konsep politik di Indonesia
dengan membedeakan dalam dua konsep, yaitu dengan Direct Speech
(komunikasi langsung) dan Symbolic Speech (komunikasi tidak langsung).
Komunikasi langsung merupakan konsepsi politik yang analisanya dipahami
sejauh penelitian tersebut ditinjau dari komunikasi yang bersifat langsung,
seperti humor, gossip, diskusi, argument, intrik, dan lain-lain. Sedangkan
komunikasi tidak langsung, tidak dapat secara langsung dipahami maupun
diteliti seperti patung, monumen, dan simbol-simbol lainnya (Bintoro dalam
Marliani, 2004 : 49)
Peran karikatur yang tertulis seperti yang telah diuraikan diatas,
merupakan alasan utama dijadikannya karikatur sebagai obyek studi ini.
Selain karena karikatur merupakan suatu penyampaian pesan lewat kritik
yang sehat dan juga suatu keahlian karikaturis adalah bagaimana dia
memilih topik-topik isu yang tepat dan masih hangat. Untuk dapat
memahami suatu realitas yang diberikan media, setiap manusia dapat
menggunakan sesuatu dalam pikirannya yang oleh Alfred Schutz dinamakan
sebagai stock of knowledge. Stock of knowledge/ cadangan pengetahuan ini
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
dadapat dari proses sosialisasi seseorang dalam memahami ssuatu realitas
yang terjadi dalam masyarakat (Schutz dalam Noviani, 2002 : 49).
2.1.4 Komunikasi Non Ver bal
Istilah non verbal biasanya digunakan untuk melakukan semua
peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang
sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku non verbal
ini ditafsirkan melalui symbol-simbol verbal. Dalam penelitian ini, peristiwa
dan perilaku non verbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat non verbal.
(Mulyana, 2001 : 312)
Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat non verbal menjadi
beberapa bagian, antara lain;
1) Isyarat Tangan
Isyarat tangan atau “berbicara dengan tangan” termasuk apa yang
disebut emblem, yang dipelajari yang punya makna suatu budaya
atau subkultur. Meskipun isyarat tangan yang digunakan sama,
maknanya boleh jadi berbeda, atau isyarat fisiknya berbeda namun
maksudnya sama.
2) Postur Tubuh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
Postur tubuh sering bersifat simbolik. Postru tubuh memang
mempengaruhi citra diri. Beberapa penelitian dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara fisik dan karakter atau temperamen.
Klasifikasi bentuk tubuh yang dilakukan William misalnya
menunjukkan hubungan antara bentuk tubuh dan temperamen.
3) Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata
Secara umum, dapat dikatakan bahwa makna ekspresi wajah dan
pandangan mata tidaklah universal, melainkan sangat dipengaruhi
oleh budaya.
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang
dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah
lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks
dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Bagian-bagian pada
organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke
otak untuk dapat dicern oleh sistem saraf manusia. Bagian-bagian tersebut
adalah:
1. Kornea
Merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari
sumber cahaya.
2. Pupil dan Iris/Selaput Pelangi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kualitas
cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan
melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika
kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di
sekelilingnya. Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah yang terlihat
sebagai bagian yang berwarna pada mata.
3. Lensa Mata
Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina.
Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh
tepat pada bintik kuning retina. Untuk melihat obyek yang jauh (cahaya
datang dari jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat
obyek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal.
4. Retina/Selaput Jala
Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya
bagian retina yang disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya
diteruskan ke saraf optik.
5. Saraf Optik
Saraf yang memasuki sel talu dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke
otak.
Sedangkan definisi mata terbelalak adalah melihat sesuatu dengan
membelalakkan mata karena penegasan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
Tangan adalah bagian tubuh diujung lengan. Secara normal manusia
memiliki dua tangan, biasanya dengan empat jari dan satu ibu jari. Bagian
dalam tangan adalah telapak tangan. Jika jari-jari ditekuk erat, tangan akan
membentuk suatu kepalan (Waluyanto, 2000 : 128).
2.1.5 Kr itik Sosial
Indonesia terbangun ketika budaya tulis sudah menyebar luas, katika
segala tatanan kehidupan dirumuskan secara tertulis dan tidak tertulis baik
dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, radio, televise dan internet.
Semakin luas melalui pendidikan modern dan yang tak kalah pentingnya,
ketika segala bentuk tulisan sebagian besar menyampaikan berbagai
informasi melalui bahasa Indonesia dijadikan media resin pendidikan
nasional dan sebagai alat komunikasi dalam birokrasi (Masoed, 1999 : 42)
Dalam beberapa pengertian kritik sosial mengandung konotasi
negative
seperti
“celaan”,
namun
kata
“kecaman”
mengfandung
kemungkinan kata positif yaitu dukungan, usulan atau saran, penyelidikan
yang cermat. (Masoed, 1999 : 36). Definisi “kritik” menurut kamus Oxford
adalah “one who appreises literaryor artistic work” atau suatu hal yang
membentuk dan memberikan penilaian untuk menemukan kesalahan
terhadap sesuatu. Kritik awalnya dari bahasa Yunani (Kritike = pemisahan,
Krinoo = memutuskan) dan berkembang dalam bahasa Inggris “critism”
yang berarti evaluasi atau penilaian tentang sesuatu. Sementara sosial adalah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
suatu kajian yang menyangkut kehidupan dalam bermasyarakat menciptakan
suatu kondisi sosial yang tertib dan stabil (Susanto, 1986 : 7).
Dalam kritik sosial, pers dan politik Indonesia; kritik sosial adalah
salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan sebagai
sumber kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses
bermasyarakat. Dalam konteks inilah kritik sosial merupakan salah satu
unsur penting dalam memelihara sistem sosial. Dengan kata lain, kritik
sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana untuk konservasi dan
reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat (Abar dalam Masoed, 1999
: 47).
Kritik sosial dapat disampaikan melalui berbagai wahana, mulai dari
cara yang paling tradisional, seperti berjemur diri, ungkapan-ungkapan
sindiran melalui komunikasi antar personal dan komunikasi sosial melalui
berbagai pertunjukan sosial dan kesenian dalam komunikasi publik, seni
sastra , dan melalui media massa. Kritik dari masyarakat ini hendaknya
ditanggapi dengan serius oleh pemerintah. Memang dalam menanggapi
kritik dari masyarakat, belum menjamin persoalan akan terselesaikan, tetapi
itu menunjukkan adanya perhatian dari pemerintah. Perhatian inilah yang
secara akumulatif membentuk kesan, pemerintah mempunyai kepedulian
yang tinggi terhadap rakyatnya. Apabila masyarakat sudah diperhatikan
aspirasinya, masyarakat tidak akan lupa budi, sehingga apabila pemerintah
mempunyai program kerja maka partisipasi masyarakat akan muncul dengan
sendirinya (Panuju, 1999 : 49).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
Kesan oposisi sejauh mungkin harus dapat dihindarkan, masyarakat
awam menganggap kritik sama dengan oposisi, yang artinya “pihak sana”
(out group) sehingga kritik tertuju kebijaksanaan atau oknum aparat
pemerintah, diidentifikasi sebagai penentang atau melawan pemerintah.
Padahal, kritik bukanlah seperti itu, kritik tidak selamanya berarti melawan.
Kritik itu mengandung muatan-muatan saling memberi arti. Setidaknya
menjadi masukan yang dapat dipertimbangkan dalam merumuskan
kebijaksanaan dan tindak lanjutnya (Ali, 1999 : 84).
Kritik-kritik terbaik, sesuai dengan setting sosial, politik, dan budaya
kita adalah kritik yang membuat saran kritik menangis, tapi dalam mimik
mukanya yang tetap tertawa, artinya jika kita melaksanakan kritik kepada
sasaran tertentu, kritik tersebut tidak boleh membuat malu sasaran kritik
dihadapan publik, apalagi secara meluas.
2.1.6 Semiotika
Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial
memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang
disebut dengan ‘tanda’. Dengan demikian semiotik mempelajari hakikat
tentang keberadaan suatu tanda. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode
analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita
pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah
manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika atau dalam istilah Barthes,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
Semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan
(humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini
tidak
dapat
dicampuradukkan
dengan
mengkomunikasikan
(to
communicate). Memaknai berarti bahwa obyek-obyek itu tidak hanya
membawa
informasi,
dalam
hal
mana
obyek-obyek
itu
hendak
berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.
(Sobur, 2006 : 15).
Segala
sesuatu
dapat
menjadi
tanda,
tanda-tanda
tersebut
menyampaikan suatu informasi atau pesan baik secara verbal maupun non
verbal sehingga bersifat komunikatif. Hal tersebut memunculkan suatu
proses pemaknaan oleh penerima tanda akan makna informasi atau pesan
dari pengirim pesan. Semiotika merupakan cabang ilmu yang semula
berkembang dalam bidang bahasa. Dalam perkembangannya kemudian
semiotika bahkan masuk pada semua segi kehidupan manusia, sehingga
Derida (dalam Kurniawan, 2008 : 34) mengikrarkan bahwa “ there is
nothing outside language” tidak ada sesuatupun didunia ini sepenting
bahasa. Bahasa dalam hal ini dibaca sebagai “teks” atau “tanda”. Dalam
konteks ini tanda memegang peranan penting dalam kehidupan umat
manusia sehingga “manusia yang tak mampu mengenal tanda, tak akan
bertahan hidup” (Widagdo dalam Kurniawan, 2008 : 34).
Tokoh semiotika Charles Sanders Peirce adalah salah seorang filsuf
Amerika. Sedangkan Ferdinand de Saussure adalah pendiri linguistic
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
modern, sarjana dan tokoh besar asal Swiss yang terkenal dengan teorinya
tentang tanda. (Kaelan, 2009 : 30).
2.1.7 Semiotika Char les Sanders Peirce
Menurut Peirce, semiotik adalah suatu tindakan, pengaruh atau kerja
sama antara tiga subyek yang terdiri dari tanda (sign), obyek (object) dan
interpretant (Sobur, 2001 : 109).
Tanda merupakan pencitraan indrawi yang menampilkan pengertian
dari obyek yang dimaksudkan. Sedangkan obyek adalah produk yang
merupakan fokus pesan. Intepretant merupakan pengertian yang diturunkan
(Setiadi, 2003 : 178). Model semiotik menurut Peirce dapat digambarkan
dalam bentuk segitiga makna seperti berikut :
Tanda
Intepretan
Obyek
Gambar 2.1 Elemen Makna Pier ce
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
Dengan mengacu pada segitiga elemen makna Pierce, maka dapat
diketahui mengenai persoalan bagaimana makna yang muncul dan sebuah
tanda (sign) ketika tanda itu digunakan orang pada waktu orang itu
berkomunikasi.
Menurut Peirce, salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan
obyek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sesuatu yang digunakan agar
tanda dapat berfungsi, oleh pierce disebut ground. Konsekuensinya, tanda
(sign atau represetamen) selalu terdapat dalam sebuah triadic, yakni ground
(tanda), ob
(Studi Semiotika tentang Pemaknaan Karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” Edisi
11 Februari 2012 di Harian Jawa Pos)
SKRIPSI
Oleh
:
RIZKA MEGA PERMATASARI
0843010115
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN J AWA POS
(Studi Semiotika tentang Pemaknaan Karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” Edisi 11
Februari 2012 di Harian Jawa Pos)
Disusun Oleh:
RIZKA MEGA PERMATASARI
0843010115
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh tim penguji Skripsi Program Studi
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 14 Juni 2012
PEMBIMBING
TIM PENGUJI
1. Ketua
Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si
NPT. 3 700694 0035 1
Juwito, S.Sos, M.Si
NPT. 3 6704 95 0036 1
2. Sekretaris
Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si
NPT. 3 700694 0035 1
3. Anggota
Zainal Abidin, S.Sos. M.Si M.Med
NPT. 3 7305 99 01701
Mengetahui
DEKAN
Dra. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 195597181983022001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN J AWA POS
(Studi Semiotika tentang Pemaknaan Karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” Edisi
11 Februari 2012 di Harian Jawa Pos)
Disusun Oleh :
RIZKA MEGA PERMATASARI
0843010115
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
PEMBIMBING
Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si
NPT. 3 700694 0035 1
Mengetahui
DEKAN
Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 195507181983822001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN J AWA POS
(studi semiotika tentang pemaknaan kar ikatur clekit “belepotan lumpur”
edisi 11 febr uari 2012 di harian jawa pos).“
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Saifuddin Zuhri,MSi
selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak
menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun
materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Suedarto, MP., sebagai Rektor UPN “Veteran”
Jatim.
2. Dra. Ec. Hj. Suparawati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.
3. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jatim.
4. Papa Ir. Anang Ashari dan Mama Pudji Aswati dengan segala upaya agar
penulis dapat menempuh pendidikan yang tinggi dan doa yang selalu
dipajatkan selama ini kepada penulis. Terima kasih atas kasih sayang yang
kalian berikan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iv
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Kekasih terhebatku Gustaf Bimas Kustandi yang telah menemani dan
memberikan banyak masukan yang baik dalam menyusun skripsi. Terima
kasih semangat dan dukungannya.
6. Sahabat-sahabatku Elly Jayanti, Dian Ayu, Digdo Nugroho semangat
temen-temen, ayo ndang cepet lulus dan bikin bangga orang tua kita.
7. Wiena
Widya
C.,
Tyas Trisnawati,
Andhita,
dan teman-teman
seperjuangan dalam menghadapi lisan bulan Juni ini, akhirnya kita selesai
juga menghadapi lisan. Ayo semangat ke tahap selanjutnya kawan-kawan..
8. Tri Erni Wati, Nurry Fatmawati, dan Minarni (sahabat terbaikku V_male)
terima kasih buat spirit dan dukungannya untuk proses pembuatan skripsi
ini. Tunggu ya, kita akan sukses sama-sama.
9. Teman-teman Ilmu Komunikasi tahun ajaran 2008 dan berbagai pihak
lainnya yang belum sempat penulis sebutkan namanya satu per-satu,
penulis ucapkan terima kasih banyak.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik akan penulis terima dengan hati yang
terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, 15 Mei 2012
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
v
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
HALAMAN J UDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
ABSTRAK
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1
Latar Belakang Masalah
1
1.2
Perumusan Masalah
11
1.3
Tujuan Penelitian
11
1.4
Manfaat Penelitian
11
KAJ IAN PUSTAKA
13
Landasan Teori
13
2.1.1
Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa
13
2.1.2
Karikatur
17
2.1.3
Karikatur Dalam Media Massa
19
2.1.4
Komunikasi Non Verbal
21
2.1.5
Kritik Sosial
24
2.1.6
Semiotika
26
2.1.7
Semiotika Charles Canders Pierce
28
2.1.8
Makna dan Pemaknaan
30
BAB II
2.1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vi
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.1.9
Politisasi Aburizal Bakrie
33
Kerangka Berpikir
35
METODE PENELITIAN
38
3.1
Metode Penelitian
38
3.2
Definisi Operasional Konsep
40
3.2.1
Karikatur
40
3.2.2
Semiotika
40
2.2
BAB III
3.3
Corpus
41
3.4
Unit Analisis
42
3.4.1
Ikon
42
3.4.2
Indeks
43
3.4.3
Simbol
44
3.5
Teknik Pengumpulan Data
44
3.6
Teknik Analisis Data
45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
47
4.1
Gambaran Umum Obyek Penelitian
47
4.2
Penyajian Data
51
4.3
Analisis Data
53
4.3.1
Karikatur Clekit Edisi 11 Februari 2012
53
4.3.2
Ikon, Indeks, dan Simbol
55
4.3.2.1 Ikon
57
4.3.2.2 Indeks
62
4.3.2.3 Simbol
75
4.4
Pemaknaan Keseluruhan Gambar Karikatur Belepotan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Lumpur diharian Jawa Pos edisi 11 Februari 2012
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
79
82
5.1
Kesimpulan
82
5.2
Saran
83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
viii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Elemen Makna Pierce
28
Gambar 2.2 Model Kategori Tanda
30
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir
37
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ix
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar Karikatur Clekit Belepotan Lumpur
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
x
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
84
ABSTRAK
RIZKA MEGA PERMATASARI, PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT
PADA HARIAN J AWA POS (Studi Semiotika tentang Pemaknaan
Karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” Edisi 11 Febr uari 2012 Dalam Harian
J awa Pos)
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pemaknaan karikatur pada Surat Kabar Jawa Pos edisi 11 Februari 2012. Teoriteori yang digunakan antara lain adalah kritik sosial, teori semiotika dan semiotika
Charles Sanders Peirce.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif
dengan memakai pendekatan semiotika. Dengan subyek penelitian adalah
karikatur Clekit edisi 11 Februari 2012. Korpus pada penelitian kualitatif ini
adalah gambar karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” pada harian Jawa Pos edisi
11 Februari 2012
Kesimpulan yang didapat adalah dalam karikatur tersebut calon presiden
dan wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik
harusnya bersih dari masalah-masalah apapun, tidak menimbulkan kontroversi
yang mengakibatkan citra presiden jelek.
Kata Kunci : Karikatur, Semiotik, Surat Kabar Jawa Pos, Aburizal Bakrie
ABSTRACT
RIZKA MEGA PERMATASARI, CLEKIT’S CARICATURE MEANING
ON J AVA POST DAILY (Clekit’s Car icature Study Semiotic “clutter mud”
Edition 11th Febr uari 2012 on J ava Post Daily)
Goals to be achieved in this research is to know the meaning of caricature
in the newspaper Java Post on edition 11th February 2012. Theory those are
utilized for example is social criticism, semiotic theory, the semiotic of Charles
Sanders Peirce.
In this research writer utilizes qualitative descriptive method by uses
semiotic approaching. With subject research is Clekit caricature edition 11th
February 2012. Corpus on observational qualitative is Clekit caricature “clutter
mud” on Java Post edition 11th February 2012.
Conclusion that got in caricature presidential nominee and vice president
that proposed by policies party or policies party federation must it clear of
problems whatever, doesn't evoke controversy that cause ugly president image.
Keyword: Caricature, Semiotic, Java Post Newspaper, Aburizal Bakrie
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xi
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah salah satu wujud manusia dalam berbahasa dan
menyampaikan informasi serta pengertian kepada yang lain. Komunikasi
dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Tiap kegiatan
komunikasi tentu saja mempunyai tujuan bagi penutur dan lawan tutur.
Diantara tujuan tersebut adalah agar komunikan (lawan bicara) mengerti apa
yang kita sampaikan, agar mampu memahami orang lain melalui interaksi
komunikasi, agar gagasan yang kita sampaikan dapat diterima oleh orang
lain, untuk menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Wujud
komunikasi terus berkembang sesuai perkembangan teknologi
dan
kebutuhan masyarakat. Perkembangan itu dilakukan untuk mempermudah
manusia dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan yang lain.
Pada dasarnya, studi media massa mencakup pencarian pesan dan
makna-makna
dalam
materinya,
karena
sesungguhnya
semiotika
komunikasi seperti halnya basis studi komunikasi adalah proses komunikasi
dan intinya adalah makna. Dengan kata lain, mempelajari media adalah
mempelajari makna dari mana asalnya, seperti apa, seberapa jauh tujuannya,
bagaimana ia memasuki materi media dan bagaimana ia berkaitan dengan
pemikiran kita sendiri. (Sobur, 2006 : 110).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
Saat ini media massa lebih menyentuh persoalan-persoalan yang
terjadi di masyarakat secara aktual, seperti harus spesifik dan proporsional
dalam melihat sebuah persoalan sehingga mampu menjadi media edukasi
dan media informasi sebagaimana diharapkan oleh masyarakat. Sebagai
lembaga edukasi, media massa harus dapat memilah kepentingan
pencerahan dengan kepentingan media massa sebagai lembaga produksi,
sehingga kasus-kasus pengaburan berita dan iklan tidak harus terjadi dan
merugikan masyarakat.
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator pada khalayak. Masyarakat haus akan informasi,
sehingga media massa sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Media massa
terdiri dari media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa
cetak terdiri dari majalah, surat kabar, dan buku. Sedangkan media massa
elektronik terdiri dari televisi, radio, film, internet, dan lain-lain. Media
cetak seperti majalah, surat kabar,dan buku justru mampu memberikan
pemahaman yang tinggi kepada pembacanya, karena ia sarat dengan analisa
yang mendalam dibandingkan media lainnya. (Cangara, 2005 : 128)
Selama ini kita tahu bahwa surat kabar tidak hanya sebagai
pencarian informasi yang utama dalam fungsinya, tetapi juga bisa
mempunyai suatu karakteristik yang menarik yang perlu diperhatikan untuk
memberikan analisis yang sangat kritis yang akan menumbuhkan motivasi,
mendorong serta dapat mengembangkan pola pikir bagi masyarakat untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
semakin kritis dan selektif dalam menyikai berita-berita yang ada didalam
media khususnya surat kabar (Sumadria, 2005 : 86).
Fungsi surat kabar secara keseluruhan yaitu memberikan informasi,
hiburan dan kontrol sosial. Selain sebagai penyedia informasi, fungsi surat
kabar sebagai kontrol sosial juga merupakan yang terpenting karena pada
hakekatnya dianggap sebagai kekuatan keempat yakni dapat menjalankan
kontrol masyarakat terhadap pemerintahan, baik berupa dukungan maupun
kritikan. Kontrol sosial salah satunya dapat dilakukan dengan tampilan
gambar karikatur.
Keberadaan karikatur dalam surat kabar bukan berarti hanya
melengkapi artikel atau tulisan-tulisan di surat kabar saja. Tetapi juga
memberikan informasi dan tambahan pengetahuan kepada masyarakat.
Banyak kejadian yang dilaporkan dalam bentuk gambar (misalnya gambar
karikatur) yang lebih efektif daripada kalau diterangkan dengan kata-kata.
Karena karikaturnya mempunyai kekuatan dan karakter yang sehingga
pembaca tertarik untuk sekedar melihat atau bahkan berusaha memahami
makna dan pesan yang terkandung dalam gambar karikatur tersebut.
Dari beberapa jenis opini dalam surat kabar, karikatur adalah salah
satu jenis opini yang banyak disukai oleh pembaca. Karikatur adalah opini
redaksi media dalam bentuk gambar yang sarat dengan muatan kritik sosial
dengan memasukkan unsur kelucuan, anekdot, atau humor agar siapapun
yang melihatnya dapat tersenyum termasuk tokoh atau obyek yang
dikarikaturkan itu sendiri (Sumadria, 2005 : 3).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
Visualisasi adalah cara atau sarana untuk membuat sesuatu yang
abstrak menjadi lebih jelas secara visual yang mampu menarik emosi
pembaca, dan dapat menolong seseorang untuk menganalisa, merencanakan
dan memutuskan suatu problem dengan mengkhayalkannya pada kejadian
yang sebenarnya. Media verbal gambar merupakan media yang paling cepat
untuk menanamkan pemahaman. Informasi bergambar lebih disukai
dibandingkan dengan informasi tertulis karena menatap gambar jauh lebih
mudah dan sederhana. Gambar berdiri sendiri, memiliki subyek yang mudah
dipahami dan merupakan “simbol” yang jelas dan mudah dikenal
(Waluyanto, 2000 : 128)
Karikatur merupakan symbolic speech (komunikasi tidak langsung),
artinya bahwa penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar tidak
dilakukan secara langsung tetapi dengan menggunakan bahasa simbol.
Dengan kata lain, makna yang terkandung dalam gambar tersebut
merupakan makna yang terselubung. Simbol-simbol pada gambar tersebut
merupakan simboll yang disertai signal (maksud) yang digunakan dengan
sadar oleh orang yang mengirimnya dan mereka yang menerimanya.
Dari bahasa latin (carricare), karikatur sebenarnya memiliki arti
sebagai gambar yang didistorsikan, diplesetkan, atau dipeletotkan secara
karakteristik tanpa bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Seni
memeletotkan wajah ini sudah berkembang sejak abad ke-17 di Eropa,
Inggris dan sampai ke Amerika bersamaan dengan perkembangan media
cetak pada masa itu (Pramoedjo, 2008 : 13). Karikatur merupakan kartun
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
satire yang terkadang malah tidak menghibur, bahkan dapat membuat
seseorang tersenyum kecut (Pramoedjo, 2008 : 13).
Karikatur membangun masyarakat melalui pesan-pesan sosial yang
dapat dikemas secara kreatif dengan pendekatan simbolis. Sayangnya,
muatan pesan verbal dan pesan visual yang dituangkan di dalam karikatur
terlalu banyak. Secara visual, desain karikatur yang disajikan pun menjadi
jelek, tidak komunikatif, kurang cerdas dan terkesan menggurui. Akibatnya
masyarakat luas yang diposisikan sebagai target sasaran dari karikatr dengan
serta merta akan mengabaikan pesan sosial yang ingin disampaikan oleh
karikatur
(http://desaingrafisindonesia.com/2007/10/15/semiotika
-iklan-
sosial/).
Keberadaan karikatur sebagai wahana penyampaian kritik sosial
sering kali kita temui didalam berbagai media cetak. Didalam media ini,
karikatur menjadi pelengkap artikel dan opini. Biasanya dijadikan selingan
atau dapat dikatakan sebagai penyejuk setelah para pembaca menikmati
artikel-artikel yang lebih serius dengan sederetan huruf yang cukup
melelahkan mata dan pikiran. Meskipun sebenarnya pesan-pesan yang
disampaikan dalam sebuah karikatur sama seriusnya dengan pesan-pesan
yang disampaikan lewat berita dan artikel, namun pesan-pesan dalam
karikatur lebih mudah dicerna karena sifatnya yang menghibur. Seringkali
gambar itu terkesan lucu dan menggelikan sehingga membuat kritikan yang
disampaikan oleh karikatur tidak begitu dirasakan melecehkan atau
mempermalukan. (Indarto, 1999 : 5)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
Karikatur sendiri merupakan produk keahlian seorang kartunis, baik
dari segi pengetahuan, intelektual, teknik melukis, psikologi, cara melobi,
referensi, bacaan, maupun bagaimana tanggapan atau opini secara subyektif
terhadap suatu kejadian, tokoh, suatu soal, pemikiran, atau pesan tertentu.
Karena itu kita bisa mendeteksi tingkat intelektual sang kartunis dari sudut
ini. Juga cara dia mengkritk yang secara langsung membuat orang yang
dikritik justru tersenyum (Sobur, 2003 : 140).
Arti dari karikatur sendiri sebenarnya adalah sebagai gambar yang
didistorsikan, dipelesetkan atau dipeletotkan secara karakteristik tanpa
bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Karikatur membangun masyarakat
melalui pesan-pesan sosial yang dikemas secara kreatif dengan pendekatan
simbolis. Jika dilihat dari wujudnya, karikatur mengandung tanda-tanda
komunikatif. Lewat bentuk-bentuk komunikasi itulah pesan tersebut
menjadi bermakna. Disamping itu, gabungan antara tanda dan pesan yang
ada pada karikatur diharapkan mampu mempersuasikan khalayak yang
dituju. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tanda verbal (terkait dengan
judul, subjudul, dan teks) dan tanda visual (terkait ilustrasi, logo tipografi
dan tata visual) karikatur dengan pendekatan semiotika. Dengan demikian,
analisis semiotika diharapkan menjadi salah satu pendekatan untuk
memperoleh makna yang terkandung dibalik tanda verbal dan tanda visual
dalam karikatur.
Dalam sebuah karikatur yang baik, kita menemukan perpaduan dari
unsur-unsur kecerdasan, ketajaman, dan ketepatan berpikir secara kritis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
serta
ekspresif
melalui
seni
lukis
dalam
menanggapi
fenomena
permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat luas, yang secara
keseluruhan dikemas secara humoris, dengan demikian memahami karikatur
juga perlu memiliki referensi-referensi sosial agar mampu menangkap pesan
yang ingin disampaikan oleh karikaturisnya. Tokoh, isi, maupun metode
pengungkapan kritik yang dilukiskan secara karikatural sangat bergantung
pada isu yang berkembang yang dijadikan headline.
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa karikatur merupakan salah
satu wujud lambang (symbol) atau bahasa visual yang keberadaannya
dikelompokkan dalam kategori komunikasi non verbal dan dibedakan
dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan atau ucapan. Karikatur
merupakan ungkapan idea tau pesan dari karikaturis kepada publik yang
dituju melalui simbol yang berwujud gambar, tulisan dan lainnya.
Gagasan menampilkan tokoh atau simbol yang realistis diharapkan
membentuk suasana emosional, karena gambar lebih mudah dimengerti
dibandingkan tulisan. Sebagai sarana komunikasi, gambar merupakan pesan
nonverbal yang dapat menjelaskan dan memberikan penekanan tertentu
pada isi pesan. Gambar dalam karikatur sangat berpengaruh, karena gambar
lebih mudah diingat daripada kata-kata, paling cepat pemahamannya dan
mudah dimengerti karena terkait dengan maksud pesan yang terkandung
dalam isi dan menampilkan tokoh yang sudah dikenal. Gambar mempunyai
kekuatan berupa fleksibilitas yang tinggi untuk menghadirkan bentuk atau
perwujudan gambar menurut kebutuhan informasi visual yang diperlukan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
Simbol atau tanda pada sebuah karikatur mempunyai makna yang dapat
digali kandungan faktualnya.
Dengan kata
lain,
bahasa simbolis
menciptakan situasi yang simbolis pula. Dimana didalamnya terkandung
makna, maksud dan arti yang harus diungkap.
Simbol pada gambar merupakan simbol yang disertai maksud
(signal). Pada dasarnya simbol adalah sesuatu yang lain, kebanyakan
diantaranya tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol dapat berdiri untuk
institusi, ide, cara berpikir, harapan, dan banyak hal lain (Sobur, 2003 :
163). Dapat disimpulkan bahwa simbol atau tanda pada sebuah gambar
memiliki makna yang dapat digali, dengan kata lain, bahwa simbolis
menciptakan situasi yang simbolis pula atau memiliki sesuatu yang mesti
dianggap maksud dan artinya.
Clekit merupakan opini redaksi media Jawa Pos yang dituangkan
dalam
bentuk
gambar
karikatur
yang
menggambarkan
berbagai
permasalahan bangsa ini. Baik masalah sosial, ekonomi, politik, budaya,
bahkan musibah yang sedang dialami masyarakat. Isi pesan dari gambar
tersebut biasanya ditujukan untuk mengkritik kebijakan atau langkah
pemerintah atau lembaga dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang
berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas. Tentu saja kritik yang
diopinikan media tersebut adalah kritik yang membangun, kritik yang
ditujukan kearah perbaikan untuk semua pihak yang bersangkutan. Segmen
karikatur Clekit pada Koran Jawa Pos lebih berani dalam mengkritisi
persoalan sosial yang sedang terjadi. Clekit, yang arti harfiahnya rasa sakit
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
karena cubitan atau gigitan serangga. Fungsi clekit sebagai opini berbentuk
visual adalah mengingatkan khalayak masyarakat dan pemerintah bahwa
disekitar mereka terdapat suatu fenomena yang layak dibahas bersama.
Clekit muncul secara periodik di Jawa Pos mulai bulan Oktober 1994, satu
kali seminggu yaitu hari sabtu. Namun pada perkembangannya clekit hadir
secara periodik tiga kali dalam satu minggu di hari selasa, kamis, dan sabtu.
Kemunculan tiga kali dalam satu minggu itu sejak bulan Januari 1997
(Arthaka.2006;42).
Dalam gambar karikatur clekit edisi 11 Februari 2012, ditampilkan
diantaranya dengan visualisasi gambar dua orang laki-laki. Laki-laki
pertama mengenakan baju bertuliskan ical dengan celana yang kotor penuh
lumpur. Laki-laki yang kedua menggunakan topi sembari berkata “Pilih
saya saja jadi cawapres, bos! Dijamin bersih, tidak belepotan masalah
apapun!”
Peneliti memilih Jawa Pos karena merupakan salah satu media yang
memberikan porsi para idelaisme yang terkandung pula pada visinya “selalu
ada yang baru” yang sekaligus menjadi merk dagang Jawa Pos yang
menbidik pasar kelas menengah keatas. Media Jawa Pos merupakan salah
satu saluran komunikasi politik di Indonesia setelah era reformasi, realitas
media dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Disamping
menggunakan bahasa tulis sebagai media utama penyampaian informasi,
juga dapat menggunakan dengan memaknai gambar kartun. Sebagai Koran
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
Nasional peredaran Jawa Pos meliputi hampir seluruh kota di Indonesia dan
selalu menjadi market leader.
Dari beberapa uraian diatas, pemilihan gambar karikatur clekit edisi
11 Februari 2012 sebagai obyek penelitian dikarenakan apa yang sedang
disajikan dalam gambar karikatur tersebut seakan-akan menggambarkan
tanggapan permasalahan yang terjadi dalam sudut pandang masyarakat
Indonesia yang diwakili oleh kartunis. Yaitu mengenai pencalonan Presiden
2014 oleh Aburizal Bakrie dari partai Golkar, sedangkan dia masih
tersandung masalah kepemilikan PT Lapindo Brantas yang belum
terselesaikan. Dalam mengungkap makna pesan gambar karikatur tersebut,
peneliti menggunakan pendekatan Semiotik menurut Charles Sanders Peirce
yaitu tanda atas ikon, indeks, dan simbol yang berhubungan dengan
acuannya.
Penelitian ini berusaha mengungkap makna yang terkandung pada
karikatur editorial clekit pada harian Jawa Pos edisi 11 Februari 2012 yang
menampilkan gambar dua sosok pria, pria yang pertama memakai pakaian
bertuliskan “ical” dengan celana kotor yang belepotan dengan lumpur. Pria
yang kedua berkata “pilih saya saja jadi cawapres, bos! Dijamin bersih, dan
tidak belepotan masalah apapun.” Serta terdapat bekas-bekas lumpur yang
tercecer dibelakang kaki ical bertuliskan lapindo.
Dari
penggambaran
yang
demikian,
memunculkan
banyak
pertanyaan yaitu mengapa dalam tulisan “pilih saya saja jadi cawapres, bos!
Dijamin bersih, dan tidak belepotan masalah apapun” tersebut huruf dari
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
kata “belepotan” ditebalkan sedangkan kata-kata lainnya tidak dan apa
maksud dari bekas-bekas lumpur yang digambarkan oleh kartunis.
1.2 Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
suatu bentuk permasalahan, yaitu bagaimanakah pemaknaan karikatur clekit
“belepotan lumpur” pada harian Jawa Pos edisi 11 Februari 2012.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui bagaimanakah pemaknaan karikatur clekit “belepotan
lumpur” pada harian Jawa Pos edisi 11 Februari 2012.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Kegunaan Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan atas wawasan
serta bahan referensi bagi mahasiswa komunikasi pada jenis penelitian
semiotika, serta seluruh mahasiswa pada umumnya agar dapat
diaplikasikan untuk perkembangan ilmu komunikasi pada masa
mendatang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
2. Kegunaan Praktis
Diharapkan dapat menjadi kerangka acuan bagi pihak Editor untuk
menghasilkan karikatur yang lebih inovatif dan variatif dalam
menggambarkan realitas kehidupan, cermin budaya masyarakat,
sehingga mudah dipahami oleh masyarakat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teor i
2.1.1 Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Masa
Kegiatan komunikasi adalah penciptaan interaksi perorangan dengan
menggunakan tanda-tanda yang tegas. Komunikasi juga berarti pembagian
unsur-unsur perilaku, atau cara hidup dengan eksistensi seperangkat
ketentuan dan pemakaian tanda-tanda. Dari segi komunikasi, rekayasa unsur
pesan sangat tergantung dari siapa khalayak sasaran yang dituju, dan melalui
media apa sajakah iklan tersebut sebaiknya disampaikan. Karena itu, untuk
membuat komunikasi menjadi efektif, harus dipahami betul siapa saja
khalayak
sasarannya,
secara
kuantitatif
maupun
kualitatif.
(http://www.desaingrafisindonesia.com/2007/10/15/semiotika-iklan -sosial/)
Komunikasi massa berfungsi menyiarkan informasi, gagasan dan
sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan
menggunakan media (Effendy,2003:80).
Menurut Gerbner (1967) dalam Rakhmat (2002 : 188) Komunikasi
massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan
lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang
dalam masyarakat industri.
13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
dilakukan melalui media massa modern meliputi surat kabar yang
mempunyai sirlulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan
kepada umum dan film yang dipertunjukan di gedung-gedung bioskop
(Effendy, 2003 : 79).
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan
para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya.
Namun, dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi
satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui
media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya
saja komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mas
communication (media komunikasi massa) yang dihasilkan oleh teknologi
modern. (Nurudin, 2007 : 4).
Secara teoritis, berbagai media massa memiliki fungsi sebagai
saluran informasi, saluran pendidikan dan saluran hiburan, namun
kenyataannya media massa memberikan efek lain diluar fungsinya itu. Efek
media massa tidak hanya mempengaruhi sikap seseorang namun pula dapat
mempengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media
massa dapat mempengaruhi sistem-sistem sosial maupun sistem budaya
masyarakat.
Hal tersebut dapat mempengaruhi seseorang dalam waktu pendek
sehingga dengan cepat dapat mempengaruhi mereka, namun juga memberi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
efek dalam waktu yang lama, sehingga memberi dampak pada perubahanperubahan dalam waktu yang lama.
McQuail menjelaskan bahwa efek media massa memiliki andil
dalam pembentukan sikap, perilaku, dan keadaan masyarakat. Antara lain
terjadinya penyebaran budaya global yang menyebabkan masyarakat
berubah dari tradisional ke modern. Selain itu, media massa juga mampu
mengubah masyarakat dari kota sampai ke desa, sehingga menjadi
masyarakat konsumerisme. (Bungin, 2006 : 320).
Berkaitan dengan efek media massa maka salah satu media massa
yang juga dapat memberikan efek kepada khalayaknya adalah surat kabar.
Surat kabar merupakan kumpulan dari berita, artikel, cerita, iklan dan
sebagainya yang dicetak ke dalam lembarn kertas ukuran plano yang
diterbitkan secara teratur, bisa terbit setiap hari atau seminggu satu kali
(Djuroto, 2002 : 11).
Surat kabar merupakan salah satu kajian dalam studi ilmu
komunikasi, khususnya pada studi komunikasi massa. Dalam buku
“Ensiklopedia Pers Indonesia” disebutkan bahwa pengertian surat kabar
sebagai sebutan bagi penerbit pers yang masuk dalam media massa cetak
yaitu berupa lembaran-lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan dan
iklan yang diterbitkan secara berkala : bisa harian, mingguan dan bulanan,
serta diedarkan secara umum. (Junaedhi, 1991 : 257).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
Surat kabar pada perkembangannya, menjelma sebagai salah satu
bentuk dari pers yang mempunyai kekuatan dan kewenangan untuk menjadi
sebuah kontrol sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal
tersebut disebabkan karena falsafah pers yang selalu identik dengan
kehidupan sosial, budaya dan politik.
Menurut Sumandria (2005 : 32-35) dalam Jurnalistik Indonesia
menunjukkan 5 fungsi dari pers yaitu :
1. Fungsi Informasi, sebagai sarana untuk menyampaikan informasi
secepat-cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya yang
actual, akurat, faktual dan bermanfaat.
2. Fungsi Edukasi, maksudnya disini informasi yang disebar luaskan
pers hendaknya dalam kerangka mendidik. Dalam istilah sekarang
pers harus mau dan mampu memerankan dirinya sebagai guru pers.
3. Fungsi Hiburan, pers harus mampu memerankan diriya sebagai
wahan hiburan yang menyenangkan sekalugus menyehatkan bagi
semua lapisan masyarakat.
4. Fungsi Kontrol Sosial atau koreksi, pers mengemban fungsi sebagai
pengawas pemerintah dan masyarakat. Pers akan senantiasa
menyalahkan ketika melihat penyimpangan dan ketidak adilan
dalam suatu masyarakat atau Negara.
5. Fungsi Mediasi, dengan fungsi mediasi, pers mampu menjadi
fasilitator atau mediator menghubungkan tempat yang satu dengan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
yang lain, peristiwa yang satu dengan yang lain. (Sumandria, 2005 :
35)
2.1.2 Kar ikatur
Secara etimologis, karikatur berasal dari bahasa Italia, carricare
atrinya melebih-lebihkan. Kata carricare itu sendiri dipengaruhi kata
carattere juga bahasa Italia, yang berarti karakter dan kata cara bahasa
Spanyol yang berarti wajah. Perkataan karikatur mulai digunakan untuk
pertama kalinya oleh Mossini, orang Perancis, dalam sebuah karyanya yang
berjudul Diverse Figure. Sedangkan orang yang pertama memperkenalkan
kata kaikatur adalah Lorenzo Bernini, seorang pemahat patung pada zaman
Renaissance. Dengan demikian, secara etimologis karikatur adalah
gambaran wajah dan karakteristik seseorang yang diekspresikan secara
berlebih-lebihan.
Dalam Encyclopedia of The Art dijelaskan, karikatur merupakan
representasi sikap atau karakter seseorang dengan cara melebih-lebihkan
sehingga melahirkan kelucuan. Karikatur juga sering dipakai sebagai sarana
kritik sosial dan politik. (Sumandria, 2005 : 8).
Menggambar karikatur termasuk proses kreatif seorang ahli grafis
sekaligus seorang jurnalis. Sebagai ahli grafis, ia harus dapat menyajikan
gambar yang memenuhi kaidah komposisi gradasi, dan aksentuasi secara
tajam dan serasi. Sebagai jurnalis, ia pandai memilih topik yang sedang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
aktual, menyangkut kepentingan masyarakat umum, dan mengemasnya
dalam paduan gambar serta kata-kata yang singkat, lugas dan sederhana.
Dari bahasa latin (carricare), karikatur sebenarnya memiliki arti
sebagai gambar yang didistorsikan, diplesetkan, atau dipeletotkan secara
karakteristik tanpa bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Seni
memeletotkan wajah ini sudah berkembang sejak abad ke-17 di Eropa,
Inggris dan sampai ke Amerika bersamaan dengan perkembangan media
cetak pada masa itu. Karikatur merupakan kartun satire yang terkadang
malah tidak menghibur, bahkan dapat membuat seseorang tersenyum kecut
(Pramoedjo, 2008 : 13).
Gambar karikatur merupakan symbolic speech (komunikasi tidak
langsung) artinya bahwa penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar
karikatur tidak dilakukan secara langsung tetapi menggunakan bahasa
simbol. Dengan kata lain makna yang terkandung dalam gambar karikatur
adalah makna terselubung. Menurut Van Zoest dalam Bintoro, simbolsimbol pada gambar karikatur tersebut merupakan simbol yang disertai
maksud (signal) yang digunakan dengan sadar oleh orang yang
mengirimnya (si pengirim) dan mereka yang menerimanya (si penerima)
(Bintoro, 2004 : 4).
Karikatur mempunyai keunggulan sekaligus kelemahan. Ia dapat
ditangkap pikiran orang, tetapi tidak mampu menjelaskan persoalan secara
lengkap dan tuntas. Kemudahan dan daya tembus sebuah karikatur dapat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
diterima oleh semua kalangan mulai dari rakyat yang buta huruf sampai
intelektual yang sarat dengan cara pandang kritis. Menurut ketua PAKARTI
(Persatuan Karikaturis Indonesia) Pramono, karikatur yang baik antara lain
memiliki misi pendidikan, yaitu meningkatkan kemampuan berpikir dan
perenungan bagi penikmatnya., meskipun mediumnya berupa humor. Oleh
karena itu karikatur yang berhasil tentu sal=ja terbit dari ide yang cerdas dan
dapat dinikmati secara cerdas pula (Marliani, 2004 : 45).
2.1.3 Kar ikatur Dalam Media Massa
Komunikasi massa secara umum diartikan sebagai komunikasi yang
dilakukan melalui media massa seperti majalah surat kabar, radio, televisi
dan lain sebagainya. Komunikasi massa merupakan komunikasi dimana
penyampaian pesan kepada sejumlah orang dilakukan melalui media massa.
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat oleh surat kabar untuk
mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel yang berbobot.
Bentuknya bisa berupa cerita pendek , cerita bersambung, cerita bergambar
teka-teki silang, karikatur, dan lain-lain (Effendy, 2007 : 150)
Baik kartun maupun karikatur di Indonesia belakangan ini sudah bisa
menjadi karya seni yang menyimpan gema panjang, sarat oleh pesan dan
estetika,
disamping
kadar
humornya.
Karikatur
penuh
dengan
perlambangan-perlambangan yang kaya akan makna, oleh karena itu
karikatur merupakan ekspresi dari situasi yang menonjol didalam
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
masyarakat. Setajam atau sekeras apapun kritik yang disampaikan sebuah
gambar karikatur, tidak akan menyebabkan terjadinya evolusi. Dengan kata
lain, karikatur dapat mengetengahkan suatu permasalahan yang sedang
hangat dipermukaan (Indarto, 1999 : 5).
Menurut Anderson, dalam memahami studi komunikasi politik di
Indonesia akan lebih mudah dianalisa mengenai konsep politik di Indonesia
dengan membedeakan dalam dua konsep, yaitu dengan Direct Speech
(komunikasi langsung) dan Symbolic Speech (komunikasi tidak langsung).
Komunikasi langsung merupakan konsepsi politik yang analisanya dipahami
sejauh penelitian tersebut ditinjau dari komunikasi yang bersifat langsung,
seperti humor, gossip, diskusi, argument, intrik, dan lain-lain. Sedangkan
komunikasi tidak langsung, tidak dapat secara langsung dipahami maupun
diteliti seperti patung, monumen, dan simbol-simbol lainnya (Bintoro dalam
Marliani, 2004 : 49)
Peran karikatur yang tertulis seperti yang telah diuraikan diatas,
merupakan alasan utama dijadikannya karikatur sebagai obyek studi ini.
Selain karena karikatur merupakan suatu penyampaian pesan lewat kritik
yang sehat dan juga suatu keahlian karikaturis adalah bagaimana dia
memilih topik-topik isu yang tepat dan masih hangat. Untuk dapat
memahami suatu realitas yang diberikan media, setiap manusia dapat
menggunakan sesuatu dalam pikirannya yang oleh Alfred Schutz dinamakan
sebagai stock of knowledge. Stock of knowledge/ cadangan pengetahuan ini
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
dadapat dari proses sosialisasi seseorang dalam memahami ssuatu realitas
yang terjadi dalam masyarakat (Schutz dalam Noviani, 2002 : 49).
2.1.4 Komunikasi Non Ver bal
Istilah non verbal biasanya digunakan untuk melakukan semua
peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang
sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku non verbal
ini ditafsirkan melalui symbol-simbol verbal. Dalam penelitian ini, peristiwa
dan perilaku non verbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat non verbal.
(Mulyana, 2001 : 312)
Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat non verbal menjadi
beberapa bagian, antara lain;
1) Isyarat Tangan
Isyarat tangan atau “berbicara dengan tangan” termasuk apa yang
disebut emblem, yang dipelajari yang punya makna suatu budaya
atau subkultur. Meskipun isyarat tangan yang digunakan sama,
maknanya boleh jadi berbeda, atau isyarat fisiknya berbeda namun
maksudnya sama.
2) Postur Tubuh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
Postur tubuh sering bersifat simbolik. Postru tubuh memang
mempengaruhi citra diri. Beberapa penelitian dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara fisik dan karakter atau temperamen.
Klasifikasi bentuk tubuh yang dilakukan William misalnya
menunjukkan hubungan antara bentuk tubuh dan temperamen.
3) Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata
Secara umum, dapat dikatakan bahwa makna ekspresi wajah dan
pandangan mata tidaklah universal, melainkan sangat dipengaruhi
oleh budaya.
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang
dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah
lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks
dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Bagian-bagian pada
organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke
otak untuk dapat dicern oleh sistem saraf manusia. Bagian-bagian tersebut
adalah:
1. Kornea
Merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari
sumber cahaya.
2. Pupil dan Iris/Selaput Pelangi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kualitas
cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan
melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika
kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di
sekelilingnya. Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah yang terlihat
sebagai bagian yang berwarna pada mata.
3. Lensa Mata
Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina.
Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh
tepat pada bintik kuning retina. Untuk melihat obyek yang jauh (cahaya
datang dari jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat
obyek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal.
4. Retina/Selaput Jala
Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya
bagian retina yang disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya
diteruskan ke saraf optik.
5. Saraf Optik
Saraf yang memasuki sel talu dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke
otak.
Sedangkan definisi mata terbelalak adalah melihat sesuatu dengan
membelalakkan mata karena penegasan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
Tangan adalah bagian tubuh diujung lengan. Secara normal manusia
memiliki dua tangan, biasanya dengan empat jari dan satu ibu jari. Bagian
dalam tangan adalah telapak tangan. Jika jari-jari ditekuk erat, tangan akan
membentuk suatu kepalan (Waluyanto, 2000 : 128).
2.1.5 Kr itik Sosial
Indonesia terbangun ketika budaya tulis sudah menyebar luas, katika
segala tatanan kehidupan dirumuskan secara tertulis dan tidak tertulis baik
dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, radio, televise dan internet.
Semakin luas melalui pendidikan modern dan yang tak kalah pentingnya,
ketika segala bentuk tulisan sebagian besar menyampaikan berbagai
informasi melalui bahasa Indonesia dijadikan media resin pendidikan
nasional dan sebagai alat komunikasi dalam birokrasi (Masoed, 1999 : 42)
Dalam beberapa pengertian kritik sosial mengandung konotasi
negative
seperti
“celaan”,
namun
kata
“kecaman”
mengfandung
kemungkinan kata positif yaitu dukungan, usulan atau saran, penyelidikan
yang cermat. (Masoed, 1999 : 36). Definisi “kritik” menurut kamus Oxford
adalah “one who appreises literaryor artistic work” atau suatu hal yang
membentuk dan memberikan penilaian untuk menemukan kesalahan
terhadap sesuatu. Kritik awalnya dari bahasa Yunani (Kritike = pemisahan,
Krinoo = memutuskan) dan berkembang dalam bahasa Inggris “critism”
yang berarti evaluasi atau penilaian tentang sesuatu. Sementara sosial adalah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
suatu kajian yang menyangkut kehidupan dalam bermasyarakat menciptakan
suatu kondisi sosial yang tertib dan stabil (Susanto, 1986 : 7).
Dalam kritik sosial, pers dan politik Indonesia; kritik sosial adalah
salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan sebagai
sumber kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses
bermasyarakat. Dalam konteks inilah kritik sosial merupakan salah satu
unsur penting dalam memelihara sistem sosial. Dengan kata lain, kritik
sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana untuk konservasi dan
reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat (Abar dalam Masoed, 1999
: 47).
Kritik sosial dapat disampaikan melalui berbagai wahana, mulai dari
cara yang paling tradisional, seperti berjemur diri, ungkapan-ungkapan
sindiran melalui komunikasi antar personal dan komunikasi sosial melalui
berbagai pertunjukan sosial dan kesenian dalam komunikasi publik, seni
sastra , dan melalui media massa. Kritik dari masyarakat ini hendaknya
ditanggapi dengan serius oleh pemerintah. Memang dalam menanggapi
kritik dari masyarakat, belum menjamin persoalan akan terselesaikan, tetapi
itu menunjukkan adanya perhatian dari pemerintah. Perhatian inilah yang
secara akumulatif membentuk kesan, pemerintah mempunyai kepedulian
yang tinggi terhadap rakyatnya. Apabila masyarakat sudah diperhatikan
aspirasinya, masyarakat tidak akan lupa budi, sehingga apabila pemerintah
mempunyai program kerja maka partisipasi masyarakat akan muncul dengan
sendirinya (Panuju, 1999 : 49).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
Kesan oposisi sejauh mungkin harus dapat dihindarkan, masyarakat
awam menganggap kritik sama dengan oposisi, yang artinya “pihak sana”
(out group) sehingga kritik tertuju kebijaksanaan atau oknum aparat
pemerintah, diidentifikasi sebagai penentang atau melawan pemerintah.
Padahal, kritik bukanlah seperti itu, kritik tidak selamanya berarti melawan.
Kritik itu mengandung muatan-muatan saling memberi arti. Setidaknya
menjadi masukan yang dapat dipertimbangkan dalam merumuskan
kebijaksanaan dan tindak lanjutnya (Ali, 1999 : 84).
Kritik-kritik terbaik, sesuai dengan setting sosial, politik, dan budaya
kita adalah kritik yang membuat saran kritik menangis, tapi dalam mimik
mukanya yang tetap tertawa, artinya jika kita melaksanakan kritik kepada
sasaran tertentu, kritik tersebut tidak boleh membuat malu sasaran kritik
dihadapan publik, apalagi secara meluas.
2.1.6 Semiotika
Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial
memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang
disebut dengan ‘tanda’. Dengan demikian semiotik mempelajari hakikat
tentang keberadaan suatu tanda. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode
analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita
pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah
manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika atau dalam istilah Barthes,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
Semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan
(humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini
tidak
dapat
dicampuradukkan
dengan
mengkomunikasikan
(to
communicate). Memaknai berarti bahwa obyek-obyek itu tidak hanya
membawa
informasi,
dalam
hal
mana
obyek-obyek
itu
hendak
berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.
(Sobur, 2006 : 15).
Segala
sesuatu
dapat
menjadi
tanda,
tanda-tanda
tersebut
menyampaikan suatu informasi atau pesan baik secara verbal maupun non
verbal sehingga bersifat komunikatif. Hal tersebut memunculkan suatu
proses pemaknaan oleh penerima tanda akan makna informasi atau pesan
dari pengirim pesan. Semiotika merupakan cabang ilmu yang semula
berkembang dalam bidang bahasa. Dalam perkembangannya kemudian
semiotika bahkan masuk pada semua segi kehidupan manusia, sehingga
Derida (dalam Kurniawan, 2008 : 34) mengikrarkan bahwa “ there is
nothing outside language” tidak ada sesuatupun didunia ini sepenting
bahasa. Bahasa dalam hal ini dibaca sebagai “teks” atau “tanda”. Dalam
konteks ini tanda memegang peranan penting dalam kehidupan umat
manusia sehingga “manusia yang tak mampu mengenal tanda, tak akan
bertahan hidup” (Widagdo dalam Kurniawan, 2008 : 34).
Tokoh semiotika Charles Sanders Peirce adalah salah seorang filsuf
Amerika. Sedangkan Ferdinand de Saussure adalah pendiri linguistic
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
modern, sarjana dan tokoh besar asal Swiss yang terkenal dengan teorinya
tentang tanda. (Kaelan, 2009 : 30).
2.1.7 Semiotika Char les Sanders Peirce
Menurut Peirce, semiotik adalah suatu tindakan, pengaruh atau kerja
sama antara tiga subyek yang terdiri dari tanda (sign), obyek (object) dan
interpretant (Sobur, 2001 : 109).
Tanda merupakan pencitraan indrawi yang menampilkan pengertian
dari obyek yang dimaksudkan. Sedangkan obyek adalah produk yang
merupakan fokus pesan. Intepretant merupakan pengertian yang diturunkan
(Setiadi, 2003 : 178). Model semiotik menurut Peirce dapat digambarkan
dalam bentuk segitiga makna seperti berikut :
Tanda
Intepretan
Obyek
Gambar 2.1 Elemen Makna Pier ce
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
Dengan mengacu pada segitiga elemen makna Pierce, maka dapat
diketahui mengenai persoalan bagaimana makna yang muncul dan sebuah
tanda (sign) ketika tanda itu digunakan orang pada waktu orang itu
berkomunikasi.
Menurut Peirce, salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan
obyek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sesuatu yang digunakan agar
tanda dapat berfungsi, oleh pierce disebut ground. Konsekuensinya, tanda
(sign atau represetamen) selalu terdapat dalam sebuah triadic, yakni ground
(tanda), ob