PEMBERDAYAAN NELAYAN MELALUI PROGRAM PELATIHAN BENGKEL NELAYAN DI KELURAHAN BLIMBING KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN.

PEMBERDAYAAN NELAYAN MELALUI PROGRAM
PELATIHAN BENGKEL NELAYAN DI KELURAHAN BLIMBING
KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Oleh :
RUSLI NURDIN
NPM. 0841010032

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PEMBERDAYAAN NELAYAN MELALUI PROGRAM
PELATIHAN BENGKEL NELAYAN DI KELURAHAN BLIMBING
KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

Disusun Oleh :

RUSLI NURDIN
NPM : 0841010032
Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi
Menyetujui,
Pembimbing

Dr s,Ananta Pratama M,Si
NIP. 196004131990031001

Mengetahui,
DEKAN


Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi
NIP. 195507181983022001

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PEMBERDAYAAN NELAYAN MELALUI PROGRAM
PELATIHAN BENGKEL NELAYAN DI KELURAHAN BLIMBING
KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN
Oleh :
RUSLI NURDIN
NPM. 0841010032
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal : 12 Desember 2012
Pembimbing


Tim Penguji :
1. Ketua

Dr s, Ananta Pratama, M.Si
NIP : 196004131990031001

DR. Lukman Arif, M.Si
NIP. 196411021994031001
2. Sekretaris

Dra. Sri Wibawani, M.Si
NIP. 196704061994032001
3. Anggota

Dr s. Ananta Pratama, M.Si
NIP : 196004131990031001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur


Dra. Ec. Hj Suparwati, M.Si
NIP. 195507181983022001

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PEMBERDAYAAN NELAYAN MELALUI PROGRAM
PELATIHAN BENGKEL NELAYAN DI KELURAHAN BLIMBING
KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

Nama Mahasiswa : Rusli Nurdin
NPM

: 0841010032

Program Studi

: Ilmu Administrasi Negara


Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa Skripsi ini telah direvisi dan disahkan
Pada Tanggal 20 Desember 2012

Mengetahui / Menyetujui

Dosen Penguji I

DR. Lukman Arif, M. Si
NIP. 196411021994031001

Dosen Penguji II

Dra. Sri Wibawani, M.Si
NIP. 196704061994032001


iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dosen Penguji III

Dr s. Ananta Pratama, M.Si
NIP. 196004131990031001

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul “Pemberdayaan Nelayan Melalui Program Pelatihan Bengkel
Nelayan Di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan”
Tugas ini dibuat dalam memenuhi persyaratan kurikulum pada Program Studi Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Berkat Rahmat dan karuniaNya, penelitian ini dapat terselesaikan sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan. Segala kesulitan baik yang bersifat teknis
maupun non teknis serta berbagai kendala dan hambatan menyebabkan proses
penyelesaian skripsi ini menjadi panjang dan memakan waktu namun berkat
bimbingan dan kesabaran dosen pembimbing, penulis akhirnya dapat menyelesaikan
skirpsi ini.
Dalam tersusunnya tugas ini penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada Drs. Ananta Pratama, M.Si selaku dosen
pembimbing, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan
arahanya kepada penulis. Disamping itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
2. Bapak Dr. Lukman Arif, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara.
3. Ibu Dra. Susi Hardjati, MAP selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara.
v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan bekal pengetahuan dan
materi perkulihan sehingga menambah wawasan penulis tentang berbagai
permasalahan sosial.
5. Bapak Ali Afdhol selaku Ketua Rukun Nelayan Blimbing yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Budi Santoso ST selaku ketua P2MKP yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Nelayan Kelurahan Blimbing, yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak maupun masyarakat umum. Secara khusus dapat memberikan manfaat
kepada Rukun Nelayan dalam mengembangkan pemberdayaan nelayan.

Surabaya, 18 Desember 2012

Penulis

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
HALAMAN J UDUL .................................................Error! Bookmark not defined.i
HALAMAN PERSETUJ UAN ............................... Error! Bookmark not defined.ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................... Error! Bookmark not defined.iii
KATA PENGANTAR .............................................. Error! Bookmark not defined.v
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 1
DAFTAR GAMBAR ............................................. Error! Bookmark not defined.xii
DAFTAR TABEL ................................................. Error! Bookmark not defined.xiii
ABSTRAKSI ......................................................... Error! Bookmark not defined.xiv
BAB I PENDAHULUAN......................................... Error! Bookmark not defined.1
1.1 Latar Belakang .............................................Er r or! Bookmar k not defined.1
1.2 Rumusan Masalah ........................................Er r or! Bookmar k not defined.9
1.3 Tujuan Penelitian .........................................Er r or! Bookmar k not defined.9
1.4 Manfaat Penelitian .......................................Er r or! Bookmar k not defined.9
BAB II KAJ IAN PUSTAKA ................................Error! Bookmark not defined.11
2.1 Penelitian Terdahulu ................................. Err or ! Bookmar k not defined.11
2.2 Landasan Teori .......................................... Err or ! Bookmar k not defined.13
2.2.1 Kebijakan............................................ Err or ! Bookmar k not defined.14

2.2.2 Definisi Pemberdayaan Masyarakat . Err or ! Bookmar k not defined.25
2.2.2.2 Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat .......... Err or! Bookmark not
defined.28
2.2.2.3 Strategi Pemberdayaan MasyarakatErr or! Bookmark not defined.29

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.4 Upaya-upaya Pemberdayaan Masyarakat ..... Err or! Bookmark not
defined.30
2.2.3 Pelatihan ............................................. Err or ! Bookmar k not defined.31
2.2.3.1 Pengertian pelatihan ................... Err or ! Bookmar k not defined.31
2.2.4 Program Pelatihan Bengkel Nelayan Err or ! Bookmar k not defined.35
2.2.5 Kerangka Berfikir .............................. Err or ! Bookmar k not defined.35
BAB III METODE PENELITIAN ......................Error! Bookmark not defined.37
3.1 Jenis Penelitian .......................................... Err or ! Bookmar k not defined.37
3.2 Fokus Penelitian ........................................ Err or ! Bookmar k not defined.38
3.3 Lokasi Penelitian ....................................... Err or ! Bookmark not defined.39
3.4 Sumber Data .............................................. Err or ! Bookmar k not defined.40
3.5 Pengumpulan Data .................................... Err or ! Bookmar k not defined.41

3.6 Analisis Data ............................................. Err or ! Bookmar k not defined.43
3.7 Keabsahan Data ......................................... Err or ! Bookmar k not defined.46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............Error! Bookmark not defined.49
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ........ Err or ! Bookmar k not defined.49
4.1.1 Keadaan Geografis Kelurahan BlimbingEr r or! Bookmar k not defined.49
4.1.2 Visi, Misi, Tugas Pokok dan Fungsi Kelurahan Blimbing ............Er r or !
Bookmark not defined.49
4.1.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Kelurahan Blimbing .. Err or! Bookmark not
defined.50
4.1.4 Struktur Organisasi Kelurahan BlimbingEr r or ! Bookmar k not defined.51

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.5 Kedudukan Tugas dan Kewajiban Perangkat Kelurahan BlimbingErr or!
Bookmark not defined.51
4.1.6 Keadaan Penduduk Kelurahan BlimbingEr r or ! Bookmar k not defined.56
4.1.7 Sejarah Rukun Nelayan Kelurahan Blimbing ...... Err or! Bookmark not
defined.58
4.1.8 Visi, Misi, Tujuan Dan Fungsi Rukun Nelayan Kelurahan BlimbingErr or!
Bookmark not defined.59
4.1.9 Stuktur Organisasi Rukun Nelayan Kelurahan BlimbingErr or ! Bookmark
not defined.59
4.1.10 Kedudukan Tugas Dan Fungsi Rukun Nelayan Kelurahan Blimbing
...................................................................... Err or ! Bookmar k not defined.60
4.1.11 Program Kegiatan Rukun Nelayan Kelurahan Blimbing .............Er r or !
Bookmark not defined.65
4.2 Hasil Penelitian ......................................... Err or ! Bookmar k not defined.65
4.2.1 Manajemen Pelatihan ....................... Err or ! Bookmar k not defined.66
4.2.2 Dampak Pelatihan .............................. Err or ! Bookmar k not defined.77
4.3 Pembahasan ............................................... Err or ! Bookmar k not defined.84
4.3.1 Manajemen Pelatihan ........................ Err or ! Bookmar k not defined.84
4.3.2 Dampak Pelatihan .............................. Err or ! Bookmar k not defined.89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................Error! Bookmark not defined.92
5.1 Kesimpulan ................................................ Err or ! Bookmar k not defined.92
5.2 Saran .......................................................... Err or ! Bookmar k not defined.93

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR PUSTAKA .............................................Error! Bookmark not defined.94
LAMPIRAN ............................................................Error! Bookmark not defined.95

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI

RUSLI NURDIN. 0841010032. PEMBERDAYAAN NELAYAN
MELALUI PROGRAM PELATIHAN BENGKEL NELAYAN DI
KELURAHAN BLIMBING KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN
LAMONGAN
Penelitian ini didasarkan pada fenomena kemiskinan yang terjadi di
Kelurahan Blimbing. Hal ini terbukti dengan kurangnya pendapatan nelayan
dikarenakan banyaknya kapal nelayan yang rusak.
Perumusan masalah yang digunakan adalah bagaimana Pemberdayaan
Nelayan Melalui Program Pelatihan Bengkel Nelayan Di Kelurahan Blimbing
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Sesuai dengan masalah tersebut maka
dapat diketahui tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pemberdayaan
Nelayan Melalui Program Pelatihan Bengkel Nelayan Di Kelurahan Blimbing
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif yang memiliki satu variabel yaitu Pemberdayaan Nelayan Melalui
Pelatihan Bengkel Nelayan. Fokus penelitian adalah 1. Manajeman Pelatihan
2.Dampak Pelatihan, Pedoman yang digunakan dalam penelitian ini pada Undangundang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir Dan Pulau-pulau Kecil. Dan Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan
Nomor Per.07/Men/2008 Tentang Bantuan Sosial Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir Dan Pembudidaya Ikan.
Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Ketua Rukun Nelayan
Blimbing, Ketua Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) dan
nelayan yang menerima pelatihan bengkel nelayan.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah 1.Manajemen Pelatihan sudah
dilakukan dengan baik. Pelatihan yang dilakukan Rukun Nelayan Blimbing yang
bekerjasama dengan P2MKP dilaksanakan satu bulan penuh, yaitu dengan
memberikan materi dan praktek langsung kepada 24 peserta 2.Dampak Pelatihan
ini para peserta dapat meningkatkan kemampuan serta keterampilan dalam
memperbaiki mesin kapal sendiri.
Kesimpulan yang diperoleh adalah 1.Manajemen Pelatihan yaitu pelaksanaan
program Pelatihan Bengkel Nelayan yang dilaksanakan oleh Rukun Nelayan
Blimbing bekerjasama dengan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan
(P2MKP), yaitu dengan memberikan materi sekaligus praktek kepada 24 peserta
pelatihan. 2.Dampak Pelatihan ini para peserta memiliki keahlian memperbaiki
mesin kapal sendiri, menghemat biaya, mendapatkan tambahan penghasilan. Dan
pihan Rukun Nelayan mendapatkan bantuan peralatan serta mampu mendirikan
bengkel nelayan sendiri sehingga dapat meningkatkan pendapatan para nelayan.
Kata kunci : pemberdayaan masyarakat dan pelatihan

xiv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang

adil dan makmur yang merata, berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Pembangunan nasional
dilaksanakan tidak hanya di kota-kota besar saja, melainkan juga harus mencakup
pembangunan desa yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar di seluruh pesisir
maupun pedalaman dan daerah pinggiran kota. Desa dan juga kelurahan merupakan
unit terkecil atau basis dari tubuh Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang mana
mendapatkan perhatian dalam perencanaan maupun pelaksanaan program yang ada.
Ruang Lingkup pembangunan desa berdasarkan tipologinya, memiliki
kekhasan masing-masing, baik akibat perbedaan potensi ekonomi, perbedaan latar
belakang sejarah, tingkat perkembangan dan keaadan sosial budaya, juga akibat letak
geografisnya walaupun mungkin keadaan sosial budayanya relatif homogen. Oleh
karena itu program pembangunan dan pengembangan desa ataupun kelurahan tidak
hanya dilakukan pada masyarakat pedesaan saja, melainkan juga mencakup
pembangunan lingkungan masyarakat pesisir pantai.
Wilayah pesisir merupakan sumberdaya potensial di Indonesia dimana
merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan, Sumberdaya ini sangat
besar dukunganya dimana terdapat garis pantai sepanjang 81.000 Km di seluruh
1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Indonesia. Di sepanjang garis pantai tersebut menyimpan sumber daya alam yang
besar, diantaranya adalah potensi hayati dan non hayati misalnya perikanan, hutan
mangrove, terumbu karang, mineral dan bahan tambang serta pariwisata. Di daerah
ini juga terdapat para nelayan yang berdiam di sepanjang pantai yang sebagian besar
masih prasejahtera (jurnal aksesabilitas rumah tangga nelayan dalam penanggulangan
kemiskinan studi kasus di pedesaan pantai jawa timur oleh Sahri Muhammad, Irfan
Islamy dan Eko Ganis Sukoharsono). Oleh karena itu pengembangan wilayah pesisir
dan kelautan sebagai salah satu sektor strategis dalam pembangunan ekonomi saat ini
merupakan sektor yang masih perlu dioptimalkan, mengingat potensi kelautan yang
ada belum dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
nelayan. Aktivitas ekonomi pada sektor ini masih belum dikelola secara profesional.
Hal ini dapat dilihat pada masih dominannya aktivitas penangkapan ikan dan seluruh
mata rantai kegiatannya yang dilakukan oleh nelayan secara tradisional.
Melihat banyaknya masyarakat yang berprofesi nelayan dipandang ”perlunya
kebijakan-kebijakan pembangunan khususnya pemberdayaan

sosial ekonomi

masyarakat nelayan (Kusnadi.2003:10)”. Selanjutnya Kusnadi juga menjelaskan
tujuan dari pemberdayaan ini dapat membantu meningkatkan pendapatan nelayan,
distribusi pendapatan relatif merata dan kedepannya mobilitas vertikal nelayan dapat
diraih secara bertahap. Proses pemberdayaan ini mengganggap nelayan sebagai
pelaku utama yang menentukan tujuan, mengontrol sumberdaya dan mengarahkan
proses yang mempengaruhi hidupnya. Pemanfaatan elemen modal sosial merupakan
prasyarat dalam upaya pemberdayaan komunitas, khususnya komunitas nelayan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Sejalan dengan pendapat di atas, konteks seperti pemberdayaan komunitas
nelayan, khususnya komunitas nelayan miskin menjadi penting dalam upaya
penyadaran dan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka. Stewart dalam
Badaruddin (2005:25) mengemukakan, pemberdayaan merupakan gerakan cultural
(budaya)

melalui

penyadaran

akan

kesejahteraannya.

Selanjutnya

Stewart

menjelaskan individu bukanlah objek, melainkan berperan sebagai pelaku yang
menentukan tujuan, mengontrol sumberdaya, dan mengarahkan proses yang
mempengaruhi hidupnya”. Pemanfaatan elemen modal sosial merupakan prasyarat
dalam upaya pemberdayaan komunitas, khususnya komunitas nelayan.
Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan melalui
pemberdayaan (empowering). Pemerintah memandang dengan potensi wilayah pesisir
yang besar baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia perlu adanya
upaya dalam bentuk program yang berkelanjutan dan menyentuh langsung
kesasarannya. Salah satu program yang bertujuan dan mendukung kearah tersebut
adalah Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP). Program ini
telah berjalan sejak tahun 2001, dimana tujuan dari program ini adalah penguatan
ekonomi dengan modal usaha ekonomi produktif yang berasal dari masyarakat yang
berbentuk social capital (modal sosial) seperti pendidikan, kesehatan, agama,
lingkungan sumberdaya kelautan dan perikanan, permukiman dan infrakstruktur.
Namun hasil kemanfaatannya untuk nelayan itu sendiri masih rendah. Upaya
pengentasan kemiskinan bagi masyarakat pesisir dan nelayan khususnya masih dapat
dikatakan belum menampakkan hasil sebagaimana diharapkan. Kondisi kemiskinan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

di kalangan sebagian besar masyarakat nelayan tersebut tidak terlepas dari
serangkaian kebijakan pembangunan yang selama ini lebih banyak menempatkan
masyarakat sebagai obyek ketimbang sebagai subyek pembangunan, lebih
memprioritaskan pertumbuhan industri ketimbang sektor pertanian dan kelautan .
Dengan dikeluarkannya UU No. 22 dan 25 tahun 1999 yang berkaitan dengan
otonomi daerah, menunjukkan adanya komitmen pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pendapatan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja
sekaligus meningkatkan perekonomian daerah. Salah satu faktor penting dan esensi
UU tersebut adalah semakin didorongnya peranan masyarakat di daerah untuk secara
bersama-sama

merencanakan

dan

melaksanakan

pembangunan

secara

berkesinambungan. Program-program pengentasan kemiskinan telah diwujudkan
dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat. Bertolak dari kesemuanya itu
diperlukan adanya suatu kajian yang komprehensif terhadap program-program
pemberdayaan masyarakat.
Indonesia merupakan negara kepulauan dan terdiri dari beberapa propinsi. Di
Jawa Timur banyak masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, baik itu nelayan
tetap, sambilan, maupun kadang-kadang. Dari sekian banyak nelayan yang ada di
Jawa Timur, Kota Lamongan menempati urutan pertama dengan jumlah nelayan
terbanyak. Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Tabel 1.1
Jumlah Nelayan Jawa Timur
KAB/KOTA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.

Tuban
Lamongan
Gresik
Kota Surabaya
Bangkalan
Sampang
Pamekasan
Sumenep
Sidoarjo
Pasuruan
Probolinggo
Situbondo
Banyuwangi
Jember
Lumajang
Malang
Blitar
Tulungagung
Trenggalek
Pacitan
Magetan
Ponorogo
Ngawi
Bojonegoro
Nganjuk
Madiun
Jombang
Kediri
Mojokerto
Bondowoso
Kota Probolinggo
Kota Pasuruan
Kota Blitar
Kota Mojokerto
Kota Kediri
Kota Malang
Kota Madiun
Kota Batu

Tetap
1 7,407
22,307
3,775
991
5,253
20,014
14,476
20,641
1,777
10,037
9,539
14,489
15,641
14,310
820
2,360
353
2,104
8,724
2,449
2,475
1,215
-

Nelayan Laut
Sambilan Kadang
1,732
484
5,772
495
455
977
645
112
2,240
318
664
301
355
329
125
-

Sumber : www.DKP.go.id

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

182
199
453
232
255
910
57
165
127
53
-

J UMLAH
19,139
22,973
9,547
1,685
5,253
20,922
14,476
21,850
1,777
10,937
10,561
16,729
15,959
14,974
820
2,360
711
2,104
8,724
2,969
2,931
1,393
-

6

Kota Lamongan memiliki jumlah penduduk sebesar 1,365,402 jiwa.
Disamping itu Kota lamongan mempunyai luas wilayah sebesar 1,812,80 km²,
Berdasarkan hasil survey Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Lamongan diperoleh
data garis pantai sebesar 47 km² dan lebar 12 mil laut. Kota Lamongan juga menjadi
Minapolitan Perikanan Tangkap.
LAMONGAN – Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip
Sutardjo menuturkan, Lamongan telah ditetapkan sebagai kawasan
minapolitan budidaya ikan di Kecamatan Glagah dan minapolitan
perikanan tangkap di Brondong dan Paciran. Selanjutnya Kota Ledre
tersebut akan menjadi kawasan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan
Perikanan (P2MKP), yakni menjadi inkubator bagi bisnis kelautan dan
perikanan.(Sumber http//m.surabayapost.co.id)
Usaha penangkapan ikan di Kabupaten Lamongan terpusat di perairan Laut
Jawa pada wilayah Kecamatan Brondong dan Kecamatan Paciran, hal itu dilihat dari
produksinya yang mencapai kurang lebih 100 ton/hari (jurnal optimalisasi peran
gender dalam upaya peningkatan kesejahteraan nelayan di Tempat Pelelangan Ikan
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan oleh Istiana, Hikmah, dan Mursidin). Di
Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran jumlah masyarakat yang berprofesi sebagai
nelayan sebanyak 3320 jiwa, dari jumlah tersebut sebagian merupakan anggota rukun
nelayan yang ada di Kelurahan Blimbing dan sebagian merupakan nelayan biasa.
Namun kenyataanya mayoritas kondisi masyarakat nelayan tersebut merupakan
kelompok masyarakat yang relatif tertinggal secara ekonomi, sosial (khususnya
dalam hal akses pendidikan dan layanan kesehatan), dan sebagian besar merupakan
daerah pemukiman kumuh. Pendapatan nelayan Blimbing tahun 2011 rata-rata
Rp.350.000 per bulan (sumber : Rukun Nelayan Blimbing). Keaadan fisik pemukiman

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

ataupun pesisir pantai akan mudah dikenali dengan bentuk rumah panggung yang
berkesan kotor, kumuh dengan lingkungan yang kurang bersih dan kurang sehat.
Kondisi masyarakat nelayan Blimbing merupakan kelompok masyarakat yang
tergolong miskin, pendapatan sebagai nelayan tidak bisa stabil kadang pendapatan itu
relatif tinggi kadang turun, kadang tidak mendapatkan apa-apa. Hal ini disebakan
oleh beberapa faktor antara lain biaya, resiko kecelakaan, kesehatan nelayan, cuaca,
dan kondisi kapal. Namun dari beberapa faktor tersebut yang paling mempengaruhi
pendapatan nelayan adalah kondisi kapal nelayan. Berdasarkan data yang terdapat di
catatan Rukun Nelayan Blimbing bahwa terdapat 9 kapal yang mengalami kerusakan
dalam waktu satu minggu sehingga sebagian nelayan tidak bisa melaut dan tidak
mendapatkan penghasilan. (sumber : Rukun Nelayan Blimbing)
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007
Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil serta Peraturan Menteri
Kelautan Dan Perikanan Nomor Per.07/Men/2008 Tentang Bantuan Sosial
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dan Pembudidaya Ikan, maka Rukun Nelayan
Blimbing terus melakukan upaya – upaya dengan melaksanakan program – progam
secara berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nelayan.
Program yang dilakukan oleh Rukun nelayan Blimbing adalah Pelatihan
bengkel nelayan yaitu pelatihan perbaikan mesin kapal yang dilakukan oleh P2MKP
(Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan) sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan atau keterampilan nelayan dalam memperbaiki mesin kapal. Karena
sebelum adanya pelatihan para nelayan tidak bisa memperbaiki mesin kapal sendiri

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

dan ketika terjadi kerusakan pada mesin kapal, nelayan harus membawa keluar untuk
diperbaiki.
Adapun tujuan pelatihan bengkel nelayan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap nelayan dibidang
perawatan mesin kapal agar mampu bekerja terampil dan bertanggung
jawab.
2. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan motivasi dalam pembentukan dan
kerjasama kelompok.
3. Menambah wawasan tentang permesinan kapal ikan bagi nelayan.
4. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pemanfaatan
sumberdaya perikanan dan kebijakan pemerintah tentang pembangunan
perikanan.
Kegiatan pelatihan bengkel nelayan yang dilakukan Pusat Pelatihan Mandiri
Kelautan Perikanan (P2MKP) mampu meningkatkan kemampuan serta keterampilan
nelayan dalam memperbaiki mesin kapal dan mampu meningkatkan pendapatan
mesin kapal. Pendapatan nelayan Blimbing tahun 2012 rata-rata Rp.512.000 per
bulan (sumber : Rukun Nelayan Blimbing)
Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan melalui pelatihan bengkel nelayan
untuk memperkuat posisi seseorang melalui penumbuhan kesadaran dan kemampuan
individu yang bersangkutan, mengidentifikasi persoalan yang dihadapi dan
memikirkan langkah-langkah mengatasinya. Inti dari kegiatan pemberdayaan adalah
motivasi untuk memahami kondisi dan situasi kerja sehari-hari serta menumbuhkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

kemampuan dan keberanian mereka untuk bersikap kritis terhadap kondisi yang
mereka hadapi, sehingga kuncinya adalah membangun partisipasi masyarakat
nelayan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dilihat bahwa ada upaya-upaya yang
dilakukan oleh Rukun Nelayan Blimbing dalam meningkatkan pendapatan nelayan.
Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan “
Pemberdayaan Nelayan Melalui Pr ogram Pelatihan Bengkel Nelayan Di
Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan”
1.2

Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang diatas, maka penelitian ini mempunyai perumusan

masalah sebagai berikut :
Bagaimana pemberdayaan nelayan melalui program pelatihan bengkel nelayan di
Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan?
1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui pemberdayaan nelayan melalui program pelatihan bengkel nelayan
di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan
1.4

Manfaat Penelitian
a. Bagi Masyarakat Dan Rukun Nelayan Blimbing
Sebagai bahan informasi tentang pemberdayaan nelayan bagi Rukun
Nelayan Blimbing sebagai kontribusi terhadap peningkatan pendapatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

nelayan Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan
melalui pemberdayaan nelayan secara efektif.
b. Bagi Universitas Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur
Sebagai bahan referensi yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan oleh
peneliti lainnya yang ingin mengembangkan pokok kajian yang
berhubungan dengan Pemberdayaan Sosial serta untuk menambah
literature perpustakaan UPN “Veteran” Jawa Timur Khususnya Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Negara.
c. Bagi Peneliti
Berguna untuk menambah pengetahuan, kajian dan pemahaman
tentangkat pemberdayaan sosial khusunya pemberdayaan nelayan melalui
program pelatihan bengkel nelayan, Selain itu penelitian ini dapat
digunakan sebagai perbandingan teori yang didapat di bangku kuliah
dengan keadaan yang terjadi sebenarnya dilapangan serta merupakan
salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S-1), juga
bentuk pengaplikasian dari salah satu bentuk tri dharma Mahasiswa yaitu
mahasiswa penelitian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Ter dahulu

1. Andi Muhammad Fedriansyah (2008), Jurusan Ilmu Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang,
Penelitian berjudul “Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir (PEMP) Di Kecamatan Tugu Semarang”. Jenis penelitian
ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yang mempunyai tujuan untuk
mengetahui evaluasi program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di
Kecamatan Tugu Semarang. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Pesisir (PEMP). Program ini telah berjalan sejak tahun 2001, dimana tujuan
dari program ini adalah penguatan ekonomi dengan modal usaha ekonomi
produktif yang berasal dari masyarakat yang berbentuk social capital (modal
sosial) seperti pendidikan, kesehatan, agama, lingkungan sumberdaya kelautan
dan perikanan, pemukiman dan infrakstruktur.
2. Anik Mahmuda (2001), Jurusan Administrasi Publik FISIP Universitas
Pembangunan Nasional “VETERAN”

Jawa Timur, Penelitian berjudul

“Pemberdayaan Masyarakat Petani Tambak Melalui Program Desa Mitra
Akademi Perikanan Sidoarja ( Studi Pemberdayaan Masyarakat Petani tambak
di desa segoro tambak kecamatan sedati Kabupaten Sidoarjo dalam rangka
implementasi program Desa Mitra di wujudkan melalui penyuluhan dan
11

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

praktek uji coba budidaya di lahan praktek APS)”. Jenis penelitian ini termasuk
penelitian deskriptif kualitatif yang mempunyai tujuan untuk mengetahui
implementasi program Desa Mitra Akademik Perikanaan Sidoarjo diwujudkan
memlalui penyuluhan dan praktek uji coba budi daya di lahan APS. Program
pemberdayan masyarakat yang berusaha mengoptimalkan potensi yang
dimiliki pada sektor kelautan dan perikanan oleh pemerintah adalah “ Program
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) yang menjadi program
unggulan untuk menigkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir secara
struktural melalui pemberdayaan masyarakat dan mendayagunakan pada tahun
2001. Program tersebut adalah program Desa Mitra yang merupakan program
kemitraan antara desa yang berada di sekitar lokasi APS yang berbasis
perikanan Program Desa Mitra memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat
budidaya tambak udang dan ikan bandeng. Program Desa Mitra bertujuan
untuk meningkatkan kelembagaan petani melalui kelompok tani peningkatan,
produksi melalui praktek uji coba tambak dan pengelolahan produksi pasca
panen ini melalui diversifikasi usaha.
3. Aifan Impriadi (2003), Jurusan Administrasi Negara FISIP Universitas
Airlangga

Surabaya,

penelitian

ini

berjudul

“Pelembagaan

Program

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir 2001 (Studi Tentang Program
Pelembagaan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Tahun
2001 (PEMP). Dalam rangka meningkatakn kesejahteran masyarakat pesisir di
Kabupaten Situbondo Jawa Timur).” Jenis penelitian Deskriptif Kualitatif yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

mempunyai Tujuan untuk mengetahui implementasi program pemberdayaan
ekonomi masyarakat pesisir (PEPM) tahun 2001 di Kabupaten Situbondo yang
merupakan kabupaten percontohan untuk program PEMP. Program ini
merupakan program dari Dinas Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan
ksejahteraan masyarakat pesisir dengan mengoptimalkan potensi yang ada,
peningkatan meliputi sumber daya manusia, kelembagaan, pembangunaan
sarana dan prasarana program PEMP diketahui telah berupaya melibatkan
masyarakat lokal dengan merekrut tenaga profesional untuk memberdayakan
masyarakat.
Adapun persamaan antara penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu
yaitu sama – sama menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
sedangkan perbedaan antara penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah
penelitian sekarang bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan nelayan melalui
program pelatihan bengkel nelayan di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan
Analisa data menggunakan data deskriptif kualitatif yaitu memeriksa data
yang terkumpul, mengelompokan, mengklasifikasikan, pengelolaan data dan
selanjutnya dianalisa dan ditemukan kesimpulannya. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
2.2

Landasan Teor i
Di dalam cara berpikir secara ilmiah, teori sangat dibutuhkan sekali sebagai

tolak ukur berpikir maupun bertindak karena teori merupakan suatu kebenaran yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

sudah dibuktikan kebenarannya, walaupun mempunyai keterbatasan waktu dan
tempat. Adapun tujuan landasan teori ini adalah untuk memberikan suatu landasan
berpikir kepada penulis dalam usahanya untuk mencari kebenaran yang berkaitan
dengan masalah yang akan dibahas.
2.2.1

Kebijakan

2.2.1.1 Pengertian Kebijakan
Pengertian kebijakan publik menurut Chandler & Piano (1998) dalam
Tangkilisan (2003 : 1) adalah pemecahan masalah-masalah publik atau pemerintah.
Dye dalam Islamy (1997 :18) mendefinisikan kebijakan publik adalah apapun
yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Friedrich dalam
Wahab (2004 : 3), menyatakan bahwa kebijakan ialah sutau tindakan yang mengarah
pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam
lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya
mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang
diinginkan.
Menurut Easton dalam Islamy (2001 : 19), memberi arti kebijakan Negara
sebagai pengalokasikan nilai-nilai secara paksa (sah) kepada seluruh anggota
masyarakat
Menurut Anderson dalam Agustino (2006 : 7) memberikan pengertian tentang
kebijakan publik yaitu serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud atau tujuan
tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang aktor atau sekelompok aktor
yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau sesuatu hal yang diperhatikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Sedangkan menurut Woll (1996) dalam Heseel (2003 : 2) kebijakan publik
adalah sejumlah aktifitas pemerintah untuk memecahkan masalah di masyarakat,
baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat.
Nugroho (2003 : 54) mendefinisikan kebijakan publik adalah hal-hal yang
diputuskan pemerintah untuk dikerjakan dan hal-hal yang diputuskan pemerintah
untuk tidak dikerjakan atau dibiarkan.
Pengertian kebijakan publik menurut Easton dalam Islamy (1997 : 19) adalah
pengalokasian nilai-nilai secara paksa (syah) kepada seluruh anggota masyarakat,
kemudian definisi kebijakan publik menurut Frederich dalam Soenarko (2000 : 42)
adalah suatu arah tindakan yang diusulkan pada seseorang, golongan atau pemerintah
dalam suatu lingkungan dengan halangan-halangan dan kesempatan-kesempatan yang
diharapkan dapat memenuhi dan mengatasi suatu cita-cita atas mewujudkan suatu
kehendak serta tujuan tertentu.
Atas dasar pengertian diatas, maka dapat dikemukakan elemen yang
terkandung dalam kebijakan publik sebagaimana apa yang dikemukakan oleh
Anderson dalam Islamy yang antara lain mencangkup :
1. kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorentasi pada tujuan tertentu.
2. kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah
3. kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

4. kebijakan publik bersifat positif (merupakan tindakan, pemerintah mencari
masalah tertentu) dan bersifat negatif (keputusan pejabat pemerintah untuk
tidak melakukan sesuatu)
5. kebijakan publik (positif) selalu berdasarkan pada peraturan perundangundangan tertetu yang bersifat memaksa (otoritatif)
Dari beberapa pengertian diatas dan mengikuti paham bahwa kebijakan publik
itu harus mengabdi kepada masyarakat, maka dengan demikian dapat disimpulkan
kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan atau
tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan atau berorentasi pada
tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat.
2.2.1.2 Tahap-tahap Kebijakan Publik
Menurut Agustino (2006 : 22) proses pembuatan kebijakan merupakan
serangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur menurut urutan waktu. Oleh
karena itu kebijakan publik dilakukan ke dalam beberapa tahap proses pembuatan
kebijakan sebagai berikut :
1) Tahap penyusunan agenda
Para pejabat yang dipilih dan di angkat menempatkan masalah pada agenda
publik. Sebelumnya masalah – masalah ini berkompetensi terlebih dahulu
untuk dapat masuk kedalam agenda kebijakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2) Tahap formulasi kebijakan
Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan di bahas oleh para pembuat
kebijakan. Masalah – masalah tadi di definisikan untuk kemudian dicari
pemecahan masalah terbaik.
3) Tahap adopsi kebijakan
Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang di tawarkan oleh para perumus
kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut di
adopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, consensus direktur
lembaga atau keputusan peradilan.
4) Tahap implementasi kebijakan
Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan – catatan elit, jika
program tersebut tidak di implementasikan. Oleh karena itu, program
kebijakan yang telah diambil sebagai alternative pemecahan masalah
seharusnya di implementasikan.
5) Tahap penilaian kebijakan
Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau di evaluasi
untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu
memecahkan masalah.
2.2.1.3 Komponen – komponen kebijakan
Menurut Jones dalam Tangkilisan (2003:3) kebijakan terdiri dari komponen komponen, yaitu:
1. Goal atau tujuan yang diinginkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2. Plans atau proposal yaitu pengertian yang spesifik untuk mencapai tujuan
3. Program yaitu upaya yang berwenang untuk mencapai tujuan
4. Decision

atau kepuasan yaitu tindakan – tindakan untuk menentukan

tujuan, membuat rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program
5. Efek yaitu akibat – akibat dari program (baik sengaja atau tidak).
2.2.1.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja kebijakan
Menurut Rippley dan Franklin dalam Tangkilisan (2003:22) Faktor – faktor
yang mempengaruhi kinerja kebijakan adalah :
1. Organisasi dan kelembagaan
2. Kemampuan politik dari penguasa
3. Pembagian tugas, tanggungjawab dan wewenang
4. Kebijakan pemerintah yang bersifat tak remental
5. Proses pemurusan kebijakan pemerintah yang baik
6. Aparatur evaluasi yang bersih yang berwibawa serta profesional
7. Biaya untuk melakukan evaluasi
8. Tersedianya data dan informasi sosial ekonomi yang siap dimanfaatkan oleh
penilai – penilai kebijakan.
2.2.1.5 Tipe – tipe model kebijakan
Menurut Gass dan Sisson dalam Alisjabhana (2004:15) menjelaskan model
kebijakan (policy models) sebagai respentasi sederhana mengenai aspek-aspek yang
terpilih dari suatu kondisi masalah disusun untuk tujuan tertentu. Model kebijakan
dapat digunakan tidak hanya untuk menerangkan, menjelaskan dan memprediksikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

elemen-elemen suatu kondisi masalah melainkan juga untuk memperbaikinya dengan
merekomendasikan serangkaian tindakan untuk memecahkan masalah-masalah
tertentu. Tipe – tipe model kebijakan anatara lain :
a.

Model Deskriptif
Model-model kebijakan dapat dibandingkan dikontraskan dari berbagai

dimensi, yang paling penting diantaranya adalah membantu membedakan tujuan,
bentuk ekspresi dan fungsi metodologis dan model. Dua bentuk kebijakan yang
dikenal saat ini adalah model deskriptif dan model normatif. Tujuan model deskriptif
adalah menjelaskan sebab-sebab dan konsekuensi dari pilihan-pilihan kebijakan.
Model deskripsi digunakan untuk memantau hasil-hasil dari aksi-aksi kebijakan.
b.

Model normatif
Tujaun model normatif selain menjelaskan dan atau memprediksikan juga

memberikan dalil dan rekomendasi untuk mengoptimalkan pencapaian beberapa
utilitas (nilai). Jenis model normatif yang membantu menentukan tingkatan kapasitas
pelayanan yang optimum (model antri), waktu pelayanan yang optimum (model
penggantian), mengaturkan volume dan waktu yang optimum (model inventaris). Dan
keuntungan yang optimum pada inventasi public (model biaya dan manfaat).
Masalah-masalah keputusan normatif biasanya dalam bentuk mancari nilai-nilai
variabel yang terkontrol (kebijakan) yang menghasilkan manfaat yang terbesar (nilai),
sebagaimana yang terukurdalam variabel keluaran.
c.

Model verbal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Model-model normatif dan deskriptif dapat diekspresikan di dalam tiga
bentuk utama, yaitu : verbal, symbol dan procedural. Model variabel diekspresikan
dalam bahasa logika. Penilaian nalar untuk memprediksikan dan menawarkan
rekomendasi penilaian nalar menghasilkan argument kebijakan. Model verbal secara
relative mudah dikomunikasikan para ahli dan orang awam dengan biaya yang
murah.
d.

Model Simbolis
Model simbolis menggunakan simbol-simbol sistematis untuk menerangkan

hubungan diantara variabel-variabel kunci yang dipercaya mencari sesuatu maslah.
Prediksi atau solusi yang optimal diperoleh dari model-model simbolis dengan
meminjam metode-metode matematika, sistematis dan logika.
e.

Model prosedural
Model prosedural menampilkan hubungan yang dinamis diantara variabel

yang di yakini menjadi ciri suatu suatu masalah kebijakan. Prediksi-prediksi dan
solusi-solusi yang optimal diperoleh dengan mensimulasikan dan meneliti
seperangkat hubungan yang mungkin. Ada perbedaan utama antara model simbolis
dan

prosedural,

yakni

bahwa

simbolis

menggunakan

data

actual

untuk

memperkirakan hubungan diantara variabel-variabel kebijakan dan hasil, sedangkan
model prosedural mengasumsikan (menstimulasi) hubungan diantara variabelvariabel tersebut. Salah satu bentuk model prosedural yang paling sederhana adalah
pohon keputusan, yang dibuat dengan memproyeksikan keputusan-keputusanya
kebijakan dan konsekuensi-konsekuensinya yang mungkin pada masa datang. Pohon

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

keputusan berguna untuk membantingkan perkiraan subyektif atas konsekuensi dari
bermacam-macam pilihan kebijakan.
2.2.1.6 Aktor Kebijakan Publik di Indonesia
a. Pejabat Pembuat Kebijakan
Menurut Agustino (2006 : 29) yang dimaksud dengan Pejabat pembuat
kebijakan adalah orang yang mempunyai wewenang yang sah untuk ikut
serta dalam formulasi hingga penetapan kebijakan publik yang termasuk
dalam pembuat kebiajakan secara normatif adalah : legislatif, eksekutif,
administrator dan para hakim. Masing-masing mempunyai tugas dalam
pembuatan kebijakan yang relatif berbeda dengan lembaga lain.
b. Aktor Yang terlibat
Menurut Agustino (2006 : 41) di Indonesia, di era reformasi ini, aktor
kebijakan (lembaga Negara dan pemerintah yang berwenang membuat
perundang-undang atau kebijakan) adalah :
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
3. Presiden
4. Pemerintah
a. Presiden sebagai kepala Pemerintahan (pemerintah pusat)
b. Menteri
c. Lembaga Non-Departemen
d. Direktorat Jendral (Dirjen)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

e. Badan-Badan Negara lainnya (Bank Sentral, BUMN, dan
lainnya).
f. Pemerintah Daerah Propinsi
g. Pemerintah daerah kota atau kabupaten
h. Kepala desa
i. Dewan perwakilan daerah propinsi
j. Dewan perwakilan daerah kota atau kabupaten
k. Badan perwakilan desa (BPD)
Lembaga-lembaga Negara (dan pemerintah) tersebut memiliki peran dan
wewenang masing-masing untuk membuat perundang (kebijakan publik) sesuai
dengan kedudukannya dalam sistem pemerintah.
2.2.1.7 Sifat Kebijakan Publik
Menurut Winarno (2002 : 19) sifat kebijakan publik sebagai arah tindakan
dapat dipahami secara lebih baik bila konsep ini dirinci beberapa kategori sebagai
berikut :
1. Tuntutan-Tuntutan Kebijakan
Adalah tuntutan-tuntutan yang dibuat oleh aktor-aktor swasta atau
pemerintah, ditujukan kepada pejabat-pejabat pemerintah dalam suatu
sistem politik.

2. Keputusan Kebijakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Adalah keputusan-keputusan yang dibuat oleh pejabat-pejabat pemerintah
yang mengesahkan atau memberi arah dan subtansi kepada tindakantindakan kebijakan publik.
3. Pernyataan-pernyataan Kebijakan
Adakah pernyataan-pernyataan resmi atau artikulasi-artikulasi (penjelasan)
kebijakan publik.
4. Hasil-Hasil Kebijakan
Adalah manifestasi nyata dari kebijakan-kebijakan publik hal-hal yang
sebenarnya dilakukan menurut keputusan-keputusan dan peryataanperyataan kebijakan.
5. Dampak-dampak kebijakan
Adalah akibat bagi masyarakat baik yang berasal dari tindakan atau tidak
adanya tindakan pemerintah.
2.2.1.8 Manfaat Kebijakan Publik
Menurut Dye dan Anderson dalam Subarsono (2005 : 4), studi kebijakan
publik memiliki tiga manfaat penting yaitu :
1. pengembangan ilmu pengetahuan
dalam konteks ini, ilmuwan dapat menempatkan kebijakan publik sebagai
variabel terpengaruh (dependent variable) sehingga berusaha menentukan
variabel pengaruhnya (independent variable). Studi ini berusaha mencari
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi isi dari sebuah kebijakan
publik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2. membantu para praktisi dalam memecahkan masalah-masalah publik
Dengan mempelajari kebijakan publik para praktisi akan memiliki dasar
teoritis tentang bagaimana membuat kebijakan publik yang baik dan
memperkecil kegagalan dari suatu kebijakan publik. Sehingga ke depan
akan lahir kebijakan publik yang lebih berkualitas yang dapat menopang
tujuan pembangunan.
3. Berguna untuk tujuan politik
Suatu kebijakan publik yang dibuat melalui proses yang benar dengan
dukungan teori yang kuat memiliki posisi yang kuat terhadap kritik dari
lawan-lawan politik. Kebijakan publik tersebut dapat menyakinkan kepada
lawan-lawan politik yang tadinya kurang setuju. Kebijakan publik seperti itu
tidak akan mudah dicabut hanya karena alasan kepentingan sesaat dari
lawan-lawan politik.
2.2.1.9 Evaluasi Kebijakan
Menurut Winarno (2004 : 165), evaluasi kebijakan adalah kegiatan yang
bertujuan untuk menilai mannfaat suatu kebijakan.
Menurut Jones dalam Tangkilisan (2003 : 25), mengatakan bahwa evaluasi
kebijakan adalah peninjauan ulang untuk mendapatkan perbaikan dari dampak yang
tidak diinginkan
Menurut Moshoed (2004 : 91), mengatakan bahwa evaluasi kebijakan adalah
suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan publik dapat membuahkan
hasil.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Dengan disimpulkan dari pengertian-pengertian diatas bahwa evaluasi
kebijakan adalah kegiatan yang bertujuan untuk menilai apakah siatu kebijakan
berhasil mencapai tujuanya dan seberapa besar dampak yang ditimbulkan akibat
implementasi kebijakan tersebut.
Didalam evaluasi kebijakan terdapat beberapa tipe evaluasi, salah satunya
seperti yang dikemukakan heath dalam Tangkilisan (2003 : 27), membedakan tipe
evaluasi kebijakan publik atas 3 (tiga) tipe yaitu:
1. Tipe Evaluasi Proses
Dimana evalusai ini dilakukan, dan perhatiannya pada peryataan bagaimana
program dilaksanakan.
2. Tipe Evaluasi Dampak
Dimana evaluasi ini dilakukan untuk menjawab pertayaan mengenai apa yang
telah dicapai program
3. Tipe Evaluasi Strategi
Dimana ev