Perancangan Kampanye Manfaat Bermusik bagi Perkembangan Kreatif Anak.

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE MANFAAT BERMUSIK BAGI PERKEMBANGAN KREATIF ANAK

Oleh

Rendy Nicholas Goni 1064134

Bermain musik merupakan salah satu aktivitas dalam seni instrumen yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Dalam bermain musik kita diajarkan untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain, memiliki karakter, dan berimajinasi untuk meningkatkan kreativitas. Usia dini merupakan periode emas dalam masa belajar dan sekolah dasar merupakan lingkungan yang tepat untuk belajar dan bermain musik.

Berdasarkan fakta, masyarakat pada umumnya tidak mengetahui manfaat dari bermain musik untuk anak dikarenakan aktivitas bermusik dianggap sebagian orang sebagai aktivitas bermain biasa. Kurangnya informasi untuk masyarakat menjadi sebab masyarakat tidak mengetahui manfaat bermusik untuk anak,maka dari itupenulis menilai bahwa manfaat bermain musik belum tersampaikan dengan baik kepada masyarakat khususnya orang tua.

Metode kampanye yang dilakukan adalah dengan adanya rumah musik sebagai program yang membantu bidang seni musik sebagai ekstrakurikuler di sekolah dasar.Media pendukung yang digunakan adalah media yang efektif untuk menyampaikan pesan kepada target seperti poster, brosur, x-banner, media sosial, ambient media dan gimmickyang menjelaskan berbagai manfaat bermain musikmenggunakan fotografi dan vektor.


(2)

ABSTRACT

DESIGNING A CAMPAIGN OF THE BENEFITS OF

PLAYING A MUSICAL INSTRUMENT TO THE DEVELOPMENT

OF CHILDREN’S CREATIVITY

Rendy Nicholas Goni/1064134

Playing musical instruments is one of the popular activities in the areas of instrumental arts amongst the people. When playing a musical instrument we are taught to be able to socialize, develop characters and imagination to increase our creativity. Early age is the golden age in learning and primary school is a suitable environment to study and enjoy music.

According to the fact, people in general do not realize the benefit of being involved in any musical activities for children because this type of activity is considered as a merely past time activity. People do not have sufficient information about the benefits of involving in musical activities and therefore the writer thinks that the information has not effectively transferred to the parents.

The campaigning methods done in this study is by establishing a music house as a program to assist music program at the primary school as an extra-curriculum activity. Supporting media used are posters, brochures, X-banner, social media, ambient media, and gimmicks which contains information about the benefits of involving in a musical activity using photography and vector.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 4

1.3 Tujuan Perancangan ... 4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 5

1.5 Skema Perancangan ... 6

BAB II : LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Teori Perancangan ... 7

2.2 Teori Kampanye ... 7

2.3 Teori Musik ... 9

2.4 Teori Kreatifitas ... 10

2.5 Teori Perkembangan Anak ... 10

2.5.1 Perkembangan Motorik ... 11

2.5.2 Perkembangan Kognitif ... 11

2.5.3 Kecerdasan Anak ... 11

2.6 Ilustrasi ... 12

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 13

3.1 Data dan Fakta ... 13

3.1.1 Lembaga Terkait ... 13

3.1.1.1 Dinas Pendidikan Kota Bandung ... 13

3.1.1.2 Mandatori ... 16

3.1.1.3 Sponsorhip ... 17

3.1.2 Data tentang Gejala / Fenomena yang Terjadi ... 17

3.1.2.1 Data Hasil Kuesioner kepada Orangtua ... 18


(4)

3.1.3 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ... 27

3.1.3.1 Event Peduli Musik Anak ... 27

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan ... 29

3.2.1 Analisa STP... 29

3.2.2 Analisa SWOT Terhadap Kreatifitas Anak ... 30

3.2.3 Analisa SWOT Terhadap Manfaat Musik ... 32

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH ... 32

4.1 Konsep Komunikasi ... 32

4.2 Konsep Kreatif ... 32

4.2.1 Warna ... 32

4.2.2 Layout ... 33

4.2.3 Judul ... 33

4.2.4 Logo ... 34

4.2.5 Verbal ... 35

4.2.6 Visual ... 35

4.2.Tipografi ... 35

4.3 Konsep Media ... 36

4.3.1 Media Utama ... 37

4.3.1.1 Poster ... 37

4.3.2 Media Pendukung ... 38

4.3.2.1 Media Cetak ... 38

4.3.2.3 Ambient Media ... 38

5.1 Simpulan ... 55


(5)

DAFTAR TABEL


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 6

Gambar 3.1 Logo Dinas Pendidikan Kota Bandung ... 14

Gambar 3.2 Logo Purwa Caraka Music Studio ... 16

Gambar 3.3 Logo Yamaha ... 17

Gambar 3.4 Gambar tentang pengetahuan responden ... 18

Gambar 3.5 Gambar tentang hobi anak responden ... 19

Gambar 3.6 Gambar pengetahuan responden terhadap hobi dan bakat ... 19

Gambar 3.7 Gambar tentang minat anak responden ... 20

Gambar 3.8 Gambar tentang bidang seni anak responden ... 20

Gambar 3.9 Gambar tentang minat anak respoden terhadap musik ... 21

Gambar 3.10 Gambar tentang dukungan orang tua ... 21

Gambar 3.11 Gambartentang alasan orang tua terhadap sekolah musik ... 21

Gambar 3.12 Gambar tentang pendapat orang tua terhadap musik ... 22

Gambar 3.13 Gambar pengetahuan orang tua terhadap manfaat bermusik .... 23

Gambar 3.14 Gambar pendapat responden terhadap manfaat bermusik ... 23

Gambar 3.15 Gambar tentang pendapat responden terhadap kurikulum ... 24

Gambar 3.16 Gambar tentang respondenterhadap kurikulum ... 24

Gambar 3.17 Gambar tentang pendapat responden terhadap kampanye ... 25

Gambar 3.18 Event Peduli Musik Anak ... 27

Gambar 4.1 Judul kampanye ... 33

Gambar 4.2 Logo kampanye ... 34

Gambar 4.3 Jadwal timeline kampanye main musik ... 37

Gambar 4.4 Poster awareness kampanye Main Musik ... 39

Gambar 4.5 Poster informing kampanye Main Musik ... 40

Gambar 4.6 Poster reminding kampanye Main Musik ... 41

Gambar 4.7 Desain brosur kampanye Main Musik tampak dalam ... 42

Gambar 4.8 Desain brosur kampanye Main Musik tampak luar ... 42

Gambar 4.9 Pengaplikasian brosur kampanye Main Musik tampak luar ... 43

Gambar 4.10 Pengaplikasian brosur kampanye Main Musik tampak dalam .. 43

Gambar 4.11 Desain x- banner kampanye Main Musik ... 44

Gambar 4.12 Pengaplikasian x- banner kampanye Main Musik ... 45

Gambar 4.13 Pengaplikasian x- banner kampanye Main Musik ... 45

Gambar 4.14 Desain iklan majalah kampanye Main Musik ... 46

Gambar 4.15 Pengaplikasian iklan majalah kampanye Main Musik ... 47

Gambar 4.16 Media sosial kampanye Main Musik ... 48

Gambar 4.17 Pengaplikasian media sosial kampanye Main Musik ... 48

Gambar 4.18 Gimmick pin kampanye Main Musik ... 49


(7)

Gambar 4.20 Gimmick gantungan kunci kampanye Main Musik ... 50

Gambar 4.21 Pengaplikasian gantungan kunci kampanye Main Musik ... 50

Gambar 4.22 Desain mug kampanye Main Musik... 51

Gambar 4.23 Pengaplikasian desain mug kampanye Main Musik ... 51

Gambar 4.24 Kalender kampanye Main Musik ... 52

Gambar 4.25 Desain t-shirt kampanye Main Musik ... 52

Gambar 4.26 Ambient media kampanye Main Musik ... 53


(8)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan kreativitas setiap anak pasti berbeda, namun dapat dipastikan setiap anak memiliki kreativitas sejak dini tergantung bagaimana cara orang tua dapat membimbing anak untuk dapat mengoptimalkan kreativitas tersebut. Saat ini kurikulum di Indonesia lebih memperhatikan mata pelajaran utama seperti matematika, Bahasa Indonesia dan mata pelajaran lainnya. Sedangkan untuk mata pelajaran seni kurang diperhatikan, terlebih setelah diberlakukan kurikulum 2013 yang bersifat tematik. Dengan kurikulum tersebut justru mata pelajaran seni ditiadakan, situasi seperti ini membuat anak – anak tidak mampu bermain dan mengekspresikan kreativitas dalam bidang seni. Drs. Sudarna dalam bukunya yang berjudul “PAUD Berkarakter” menyebutkan beberapa fungsi bermain yaitu untuk perkembangan fisik anak, perkembangan kreativitas anak dan mempengaruhi nilai moral anak (Sudarna, 2014 : 162). Menteri pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan dalam suratnya kepada dinas pendidikan menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi guru untuk tidak mengembangkan metode belajar dikelas, serta keberanian guru untuk berinovasi menjadi kunci bagi pergerakan pendidikan (http://disdikkota.bandung.go.id/web/surat-mentri-tentang-pelaksanaan-kurtilas). Masalah kurikulum 2013 menjadi gambaran bahwa dunia pendidikan Indonesia masih perlu memberikan perhatian lebih serius untuk masa depan generasi baru yang cakap dan kreatif.

Kreatif menurut Muhammad Subhi Abdussalam adalah berani melahirkan sesuatu yang baru, diluar yang sudah ada sebelumnya (Abdussalam, 2014 : 47). Cara – cara baru dalam menemukan sebuah sesuatu didapatkan pada otak kanan yang merupakan tempat untuk berimajinasi, dalam pendidikan formal dasar setiap anak lebih dituntut untuk mengolah otak kiri secara berlebih. Pada contoh kasus pelajaran matematika dan bahasa Indonesia yang melibatkan kemampuan verbal/berbahasa dan menghitung, otak kiri dituntut bekerja lebih keras dibandingkan dengan otak kanan


(9)

Universitas Kristen Maranatha 2

sehingga anak mudah bosan. Penulis tidak beranggapan bahwa otak kiri tidak lebih baik dibanding otak kanan, karena kreatif didapatkan dengan cara penggunaan kedua belah otak yang saling bersinergi. Pendapat tentang otak kiri dan otak kanan dikemukakan juga oleh Eya Grimonia bahwa teori bahasa dan matematika banyak melibatkan otak kiri, sedangkan imajinasi melibatkan otak kanan. Walaupun begitu, kita tetap menggunakan dua belah otak untuk menggambar imajinatif dan ketika mengerjakan soal matematika (Grimonia, 2014 : 67).

Bermain musik merupakan salah satu kegiatan dimana aktivitas kedua belah otak secara langsung bersinergi satu sama lain, tidak hanya pada satu alat musik saja akan tetapi semua alat musik dapat digunakan dan dimainkan agar kedua belah otak dapat bekerja secara efisien dan membantu perkembangan kreatif anak. Bermusik merupakan kegiatan bermanfaat bagi anak karena didalamnya anak dapat mengetahui nada, irama, dan ketukan yang dapat diolah dalam otak kiri sedangkan untuk jenis musik, dan aransemen lagu dapat diolah di otak kanan. Pendapat mengenai fungsi kedua belah otak diungkapkan oleh Drs.Sudarna, bahwa otak kiri bersifat teratur dan sistematis sedangkan otak kanan lebih kepada ide, kreativitas, musik dan emosi (Sudarna, 2014 : 23). Selain itu penggunaan kedua belah tubuh sisi kanan dan kiri sangat berpotensi untuk digerakan pada saat bermain musik, karena otak kiri mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan begitupun dengan sebaliknya sehingga kemungkinan kedua belah otak untuk saling bersinergi pada saat bermain musik sangat tinggi.

Fakta penelitian dilakukan pada tahun 1994 oleh C.M. Colwell pada 27 anak yang dibagi menjadi tiga kelompok dalam studi bahasa, dua kelompok menggunakan studi bahasa dan musik yang digabungkan. Pada tes menghafal dan membaca terbukti dua kelompok lebih unggul dalam berkomunikasi dan ada peningkatan cara berbahasa dan ingatan dibanding kelompok yang tidak menggunakan musik sebagai metode belajar, ini membuktikan musik berpengaruh dalam cara anak dalam berkomunikasi (Shepperd : 74). Fakta berikutnya ada pada kasus anak autis yang sulit berkomunikasi pada tahun 2001 di Academy of St. Martin in the Fields, semenjak


(10)

Universitas Kristen Maranatha 3

ada proyek opera musik selama satu minggu, anak autis tersebut mulai berkomunikasi dan ingin mengambil peran dalam sebuah opera. Hal ini menunjukan peningkatan yang luar biasa, bahwa musik menjadi sebuah jembatan komunikasi dan mampu membuka elemen intelektual (Shepperd : 77).

Penulis mengambil permasalahan soal bermusik karena penulis sadar bahwa pendidikan formal di Indonesia hampir sebagian besar lebih mengutamakan pendidikan dasar seperti matematika, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Tidak ada yang salah dalam mata pelajaran tersebut justru sangat baik, akan tetapi dalam cara penyampaian materi sangat kurang dalam segi visual sehingga membuat murid lebih cepat bosan. Sedangkan untuk mata pelajaran musik tidak diutamakan terlepas dari pendapat bahwa bermusik hanya untuk bermain - main saja, justru untuk aktivitas sekolah yang lebih banyak menuntut untuk berpikir maka bermain musik sudah seharusnya menjadi kegiatan untuk refreshing bagi otak anak. Meskipun pelajaran musik memang sudah ada di sekolah akan tetapi porsi waktu yang diberikan tidak seimbang dengan mata pelajaran lainnya, mungkin hanya satu kali dalam seminggu.

Perkembangan kreativitas anak dapat terpengaruh dengan cara pengajaran yang sama, secara berturut – turut sekolah memberikan tata cara mengajar yang sama selama dua belas tahun masa pendidikan formal. Bermain musik merupakan salah satu cara untuk dapat mengembangkan kreativitas anak dengan melatih kemampuan kedua belah otak, karena bermain musik itu menyenangkan seperti yang diungkapkan Dwi As Setianingsih dalam koran KOMPAS edisi minggu 15 Februari 2015 halaman 30. Belajar bemain musik bukan hal yang harus dipaksakan akan tetapi aktivitas yang menuntut ide, imajinasi, inovasi, dan serba ingin tahu yang biasanya ada pada kebiasaan anak untuk serba mencoba.

Dengan permasalahan mengenai soal bermusik di atas, Desain Komunikasi Visual memiliki peran untuk menyampaikan informasi penting yang dapat disampaikan kepada orangtua melalui media dan penyampaian yang sesuai agar dapat tepat sasaran. Melalui “Perancangan Kampanye Manfaat Bermusik Untuk Perkembangan


(11)

Universitas Kristen Maranatha 4

Kreatif Anak” diharapkan orang tua mampu lebih memperhatikan kebutuhan kreatif anak melalui bermain musik, sehingga setiap anak selain memiliki kelebihan dalam bermusik setiap anak juga akan terbantu dalam proses belajar.

Diharapkan setelah permasalahan ini dapat dipecahkan melalui sosialisasi yang baik maka perkembangan dunia pendidikan di Indonesia dapat lebih maju, sehingga banyak inovasi – inovasi baru atau bahkan penemuan baru yang dapat Indonesia berikan karena perkembangan kreativitas anak juga ikut berkembang. Karena apabila fenomena ini terus dibiarkan bukan suatu hal yang tidak mungkin Indonesia tidak akan pernah mengalami perkembangan dalam inovasi – inovasi, generasi muda Indonesia memiliki beban dan tanggung jawab untuk memajukan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu dimulai dari hal yang kecil yaitu pengembangan kreativitas harus mulai dilakukan, melalui “Perancangan Kampanye Manfaat Bermusik Untuk Perkembangan Kreatif Anak” mutlak untuk dilakukan.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Sesuai identifikasi serta fenomena masalah yang telah dipaparkan diatas, berikut ini akan dirumuskan pokok – pokok persoalan yang akan dibahas, dianalisis, dan dipecahkan dalam penelitian ini. Sehingga dapat dijadikan kerangka pikir, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana memberikan informasi kepada orangtua bahwa bermain musik dapat mengembangkan kreativitas anak?

2. Bagaimana merancang informasi yang edukatif untuk menarik minat orangtua agar anak – anak dapat belajar bermain musik untuk keperluan soft skill sebagai perkembangan kreatif?

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan pokok – pokok permasalahan yang telah diidentifikasikan dan dirumuskan diatas, berikut ini akan dijelaskan hasil yang ingin diperoleh setelah masalah dibahas, dianalisis, dan dipecahkan yaitu sebagai berikut:


(12)

Universitas Kristen Maranatha 5

1. Menjelaskan apa saja yang dapat dilakukan untuk memberikan informasi perkembangan kreatif anak melalui bermain musik kepada orang tua.

2. Merancang kampanye yang edukatif sehingga orang tua mudah mengerti akan informasi yang dikomunikasikan mengenai manfaat bermusik bagi anak.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Pelaksanaan pada suatu penelitian atau menyusun makalah akademik atau dapat disebut juga karya desain, diperlukan data konkrit yang memadai sebagai dasar dari konsep yang terarah. Pengumpulan data dapat berupa penelitian terhadap suatu kasus maupun pengamatan lapangan.

1. Kuesioner yang dibagikan kepada orangtua dan guru sebanyak 200 buah. 2. Wawancara kepada ahli psikologi Ibu Ellen Theresia, M.Psi.


(13)

Universitas Kristen Maranatha 6 1.5 Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema perancangan (Sumber : Data pribadi)


(14)

Universitas Kristen Maranatha 55

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kampanye “Main Musik DI SEKOLAH” ditujukan kepada orangtua khususnya ibu yang tinggal di daerah kota Bandung, orangtua dapat mengenal manfaat bermain musik untuk perkembangan anak.

Kebudayaan masyarakat pada umumnya menginginkan pendidikan yang terbaik, oleh karena itu orangtua sangat berharap anak – anak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Dalam program kampanye “Main Musik DI SEKOLAH”, cara belajar bermain musik merupakan modal utama untuk membantu anak dalam proses belajar. Dengan kampanye “Main Musik DI SEKOLAH” orangtua mendapatkan informasi bahwa kebutuhan anak dalam dunia pendidikan tidak hanya mata pelajaran yang ada di sekolah, untuk mendapat proses dan hasil yang lebih maksimal maka dengan bermain musik anak dapat mencapai hasil tersebut.

Kampanye “Main Musik DI SEKOLAH” menggunakan media poster sebagai media utama dalam mengkomunikasikan maksud dan tujuan kepada target. Hal ini dikarenakan target audience adalah orangtua khususnya ibu yang berada di sekolah sehingga media poster di sekolah sangat memungkinkan untuk menyampaikan informasi.

Dengan kampanye “Main Musik DI SEKOLAH” sangat diharapkan bahwa orangtua mampu untuk lebih mengerti manfaat bermain musik bagi perkembangan kreatif anak, dan mendukung cara belajar dengan bermain musik sehingga anak menjadi lebih kreatif.


(15)

Universitas Kristen Maranatha 56

5.2 Saran

Saran untuk program musik anak adalah komitmen dan konsistensi baik tenaga kerja maupun yang mengadakan program, karena program musik bukan program yang berlangsung hanya satu kali tetapi bertahap. Diharapkan dengan berjalannya program musik anak secara konsisten mampu untuk membantu proses belajar anak, sehingga anak mampu untuk memiliki kemampuan lebih dalam menyerap ilmu. Dibutuhkan juga pengajar yang memiliki inovasi – inovasi dalam mengajar sehingga anak – anak tidak merasa bosan akan tetapi tertarik untuk bermain musik sambil belajar.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Abdussalam, Muhammad Subhi. 2014. Anakku Hebat Penuh Bakat. Solo: Tayiba Media.

Anggraini, Lia dan Kirana Nathalia. 2014. Desain Komunikasi Visual.Bandung: Nuansa Cendekia.

Dwijayanti, Sekar Aprilia. 2011. “Perancangan Kampanye Sosial Carbon Trade Pulau Siberut melalui Copy Based Advertising”. Tugas Akhir. Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret.

Grimonia, Eya. 2014. Dunia Musik Sains – Musik untuk Kebaikan Hidup. Bandung: Nuansa Cendekia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2014. "Pengertian Perancangan", (Online), (http://kbbi.web.id/nasionalisme, diakses 1 Februari 2015).

Prawira, Yudha Andana. 2014. “Tinjauan tentang Kreatifitas dalam Proses Pembelajaran Menulis Tingkat Madrasah Ibtidaiyah”, (Online), (http://bdkbandung.kemenag.go.id, diakses 10 Februari 2015).

Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Setianingsih, Dwi As. 2014. “Belajar Musik itu Asyik”. KOMPAS, 15 Februari, hlm. 30.

Shepperd, Philip. 2007. Musik Makes Your Child Smarter : Peran Musik Dalam

Perkembangan Anak. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sudarna. 2014. PAUD Pendidikan Anak Usia Dini Berkarakter. Sleman: Solusi Distribusi.

Widiatmoko, Irwan. 2014. The Winning Children. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.


(17)

Yanuarita, Andri. 2014. Rahasia Otak dan Kecerdasan Anak. Sukoharjo: Teranova Books.


(1)

Universitas Kristen Maranatha 5 1. Menjelaskan apa saja yang dapat dilakukan untuk memberikan informasi

perkembangan kreatif anak melalui bermain musik kepada orang tua.

2. Merancang kampanye yang edukatif sehingga orang tua mudah mengerti akan informasi yang dikomunikasikan mengenai manfaat bermusik bagi anak.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Pelaksanaan pada suatu penelitian atau menyusun makalah akademik atau dapat disebut juga karya desain, diperlukan data konkrit yang memadai sebagai dasar dari konsep yang terarah. Pengumpulan data dapat berupa penelitian terhadap suatu kasus maupun pengamatan lapangan.

1. Kuesioner yang dibagikan kepada orangtua dan guru sebanyak 200 buah. 2. Wawancara kepada ahli psikologi Ibu Ellen Theresia, M.Psi.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 6 1.5 Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema perancangan (Sumber : Data pribadi)


(3)

Universitas Kristen Maranatha 55

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kampanye “Main Musik DI SEKOLAH” ditujukan kepada orangtua khususnya ibu yang tinggal di daerah kota Bandung, orangtua dapat mengenal manfaat bermain musik untuk perkembangan anak.

Kebudayaan masyarakat pada umumnya menginginkan pendidikan yang terbaik, oleh karena itu orangtua sangat berharap anak – anak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Dalam program kampanye “Main Musik DI SEKOLAH”, cara belajar bermain musik merupakan modal utama untuk membantu anak dalam proses belajar. Dengan kampanye “Main Musik DI SEKOLAH” orangtua mendapatkan informasi bahwa kebutuhan anak dalam dunia pendidikan tidak hanya mata pelajaran yang ada di sekolah, untuk mendapat proses dan hasil yang lebih maksimal maka dengan bermain musik anak dapat mencapai hasil tersebut.

Kampanye “Main Musik DI SEKOLAH” menggunakan media poster sebagai media utama dalam mengkomunikasikan maksud dan tujuan kepada target. Hal ini dikarenakan target audience adalah orangtua khususnya ibu yang berada di sekolah sehingga media poster di sekolah sangat memungkinkan untuk menyampaikan informasi.

Dengan kampanye “Main Musik DI SEKOLAH” sangat diharapkan bahwa orangtua mampu untuk lebih mengerti manfaat bermain musik bagi perkembangan kreatif anak, dan mendukung cara belajar dengan bermain musik sehingga anak menjadi lebih kreatif.


(4)

Universitas Kristen Maranatha 56 5.2 Saran

Saran untuk program musik anak adalah komitmen dan konsistensi baik tenaga kerja maupun yang mengadakan program, karena program musik bukan program yang berlangsung hanya satu kali tetapi bertahap. Diharapkan dengan berjalannya program musik anak secara konsisten mampu untuk membantu proses belajar anak, sehingga anak mampu untuk memiliki kemampuan lebih dalam menyerap ilmu. Dibutuhkan juga pengajar yang memiliki inovasi – inovasi dalam mengajar sehingga anak – anak tidak merasa bosan akan tetapi tertarik untuk bermain musik sambil belajar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdussalam, Muhammad Subhi. 2014. Anakku Hebat Penuh Bakat. Solo: Tayiba Media.

Anggraini, Lia dan Kirana Nathalia. 2014. Desain Komunikasi Visual.Bandung: Nuansa Cendekia.

Dwijayanti, Sekar Aprilia. 2011. “Perancangan Kampanye Sosial Carbon Trade Pulau Siberut melalui Copy Based Advertising”. Tugas Akhir. Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret.

Grimonia, Eya. 2014. Dunia Musik Sains – Musik untuk Kebaikan Hidup. Bandung: Nuansa Cendekia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2014. "Pengertian Perancangan", (Online), ( http://kbbi.web.id/nasionalisme, diakses 1 Februari 2015).

Prawira, Yudha Andana. 2014. “Tinjauan tentang Kreatifitas dalam Proses Pembelajaran Menulis Tingkat Madrasah Ibtidaiyah”, (Online), (http://bdkbandung.kemenag.go.id, diakses 10 Februari 2015).

Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Setianingsih, Dwi As. 2014. “Belajar Musik itu Asyik”. KOMPAS, 15 Februari, hlm. 30.

Shepperd, Philip. 2007. Musik Makes Your Child Smarter : Peran Musik Dalam Perkembangan Anak. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sudarna. 2014. PAUD Pendidikan Anak Usia Dini Berkarakter. Sleman: Solusi Distribusi.

Widiatmoko, Irwan. 2014. The Winning Children. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.


(6)

Yanuarita, Andri. 2014. Rahasia Otak dan Kecerdasan Anak. Sukoharjo: Teranova Books.