Promosi dan Kampanye Tas Mendong Khas Tasikmalaya.

(1)

ABSTRAK

PROMOSI DAN KAMPANYE TAS MENDONG KHAS TASIKMALAYA Oleh

Natanael Yanto NRP 1164014

Kerajinan mendong merupakan salah satu komoditas dari industri kreatif yang berasal dari kota Tasikmalaya. Rumput mendong yang telah diolah tersebut dapat dijadikan produk yang memiliki nilai pakai yang sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari seperti tikar yang digunakan untuk alas duduk, tas, dompet, box souvernir, dan masih banyak lagi. Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan, mayoritas masyarakat masih banyak yang belum mengetahui produk mendong dan masih memiliki mindset yang negatif terhadap salah satu produk, khususnya produk tas, karena produk tersebut dianggap mudah rusak, sulit dibersihkan, dan bahannya tidak kuat. Beberapa faktor penyebabnya adalah kurangnya minat masyarakat terhadap produk tas dan promosi yang dilakukan masih melalui mulut ke mulut. Diperlukan strategi promosi dan kampanye yang tepat dan sesuai dengan target audiensnya yaitu masyarakat di Jawa Barat khususnya mahasiswa dan dewasa muda. Perancangan promosi dan kampanye tersebut diharapkan dapat menarik minat masyarakat terhadap kerajinan tas mendong dan mengubah pola pikir negatif dari masyarakat terhadap produk kerajinan tas mendong yang memiliki kualitas yang baik, bahan yang kuat, dan mudah dibersihkan.


(2)

ABSTRACT

PROMOTION AND CAMPAIGN OF TASIKMALAYA’S MENDONG BAG

Natanael Yanto/1164014

Mendong craft is one of the commodities of creative industries that comes from the town of Tasikmalaya. Mendong grass that has been processed that can be made into products that have a very useful wear value to everyday life such as mats used to sit on, bags, wallets, souvenir’s box, and etc. Based on the results of questionnaires, the majority of people still does not know about the product of mendong and still have a negative perception towards on one of the products, especially the bags, because the product is considered to be easily damaged, difficult to clean, and the material is not durable. Some of causing factors is the lack of interest to bags and the promotion is conducted through the mouth to mouth. It takes a suitable promotion and the campaign strategy in accordance with the target audience, which is the community in the city of Bandung, especially the university students and young adults. Promotion design and the campaign is expected to attract people to mendong bag and change the negative perceptions from the community towards mendong bag that actually use strong material, has good quality, and is easy to clean.


(3)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan...1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup...2

1.3 Tujuan Perancangan...2

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data...3

1.5 Skema Perancangan...4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Promosi...5

2.1.1 Pengertian Promosi...5

2.1.2 Tujuan Promosi...5

2.1.3 Media Promosi...6

2.2 Kampanye...7

2.2.1 Tujuan Kampanye...8

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta...9

3.1.1 Profil Dinas Perindustrian dan Perdagangan...9

3.1.2 Lembaga Terkait...10

3.1.2.1 Sentra Mendong Kota Tasikmalaya...10

3.1.2.2 Andong Jaya Prakarsa...11

3.1.3 Data Hasil Observasi...12

3.1.3.1 Data Kuesioner...13

3.2 Analisa Terhadap Permasalahan Berdasarkan data dan Fakta...16

3.2.1 SWOT...16

3.2.2 Segmentasi, Targeting,Positioning...17

vii BAB IV PEMECAHAN MASALAH


(4)

4.1 Konsep Komunikasi...22

4.2 Konsep Kreatif...22

4.2.1 Konsep Warna ...22

4.2.2 Konsep Layout...23

4.2.3 Tipografi...23

4.3 Konsep Media...23

4.4 Hasil Karya...25

4.4.1 Logo...25

4.4.2 Website...26

4.4.3 Web banner...31

4.4.4 Brosur...32

4.4.5 Media Social...34

4.4.6 Gimmick...37

4.4.7 Majalah...39

4.4.8 X-banner...41

4.5 Rencana Anggaran Biaya……….43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………..44

5.2 Saran……….44


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Suasana Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tasikmalaya...10

Gambar 3.2 Sentra Mendong Kota Tasikmalaya...11

Gambar 3.3 Tikar Mendong ...12

Gambar 3.4 Kotak Souvernir Mendong...13

Gambar 4.1 Logo Andong jaya Perkasa……….…...25

Gambar 4.2 Font blenda script……….……….26

Gambar 4.3 Website home……….………27

Gambar 4.4 Website Gallery……….…….………28

Gambar 4.5 Website Cart………...………29

Gambar 4.6 Website Contact Us………...…….………30

Gambar 4.7 Website about us………31

Gambar 4.8 Web banner……….…………...………32

Gambar 4.9 Brosur bagian depan……….…,………33

Gambar 4.10 Brosur bagian belakang………34

Gambar 4.11 Media social awareness 1……….………35

Gambar 4.12 Media social awareness 2……….……35

Gambar 4.13 Media social reminding………36

Gambar 4.14 Sikat Halus……….………..………37

Gambar 4.15 Paper Bag……….………37

Gambar 4.16 Hangtag………38


(6)

ix Gambar 4.11 Majalah Informing………..39

Gambar 4.11 Majalah reminding……….40 Gambar 4.11 X-banner……….41


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Survey Jenis Kelamin...15

Tabel 3.2 Survey seberapa banyak yang mengetahui produk tas m...16

Tabel 3.3 Survey ketertarikan akan produk tas mendong...17

Tabel 3.4 Survey ketertarikan untuk membeli produk tas mendong ………..………...18


(8)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerajinan tradisional merupakan salah satu produk unggulan dalam mengembangkan usaha perekonomian mikro di Tasikmalaya. Kelompok usaha tersebut berupa home industry yang merupakan usaha rumahan atau perusahaan kecil penghasil produk barang atau jasa. Dikatakan sebagai perusahaan kecil, karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan dan dikerjakan di rumah.

Salah satu komoditas dari industri kreatif di kota Tasikmalaya adalah kerajinan mendong. Mendong merupakan rumput yang biasa hidup di rawa-rawa yang berlumpur dan memiliki air yang cukup. Rumput ini biasanya diolah oleh warga Tasikmalaya sebagai bahan kerajinan. Rumput yang telah diolah itu bisa dijadikan berbagai macam produk, yaitu tas, tikar, dompet, box dan masih banyak lagi. Benda-benda kerajinan dari anyaman mendong bisa diberi celupan cat warna-warni seperti merah, kuning, hijau, hitam, dan lain lain. Pengolahan kerajinan mendong itu memerlukan keahlian dan konsentrasi. Kerajinan mendong juga memiliki banyak keunggulan yang membuat produk tersebut tidak kalah dari produk-produk lainnya, yaitu bahan yang kuat, tahan lama, dan perawatannya yang mudah.

Bapak Maman Durman selaku kepala bidang industri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengungkapkan bahwa kerajinan mendong memiliki ciri khas yang khusus yang tidak dimiliki oleh daerah lain, sehingga mempunyai peluang yang panjang untuk terus dikembangkan. Desain selalu berkaitan dengan produk baru, dan sepanjang barang tersebut diproduksi, maka kegiatan promosi dapat terus dilakukan dan dikembangkan dalam rangka mempertahankan taraf kehidupan dan perekonomian para pengrajin.

Salah satu produk mendong yang masih kurang diminati adalah tas. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya promosi tas mendong dan harga tas yang relatif cukup mahal sehingga kurang mampu bersaing di pasar industri tas lainnya,


(9)

Universitas Kristen Maranatha 2

padahal tas mendong ini memiliki model yang unik dan etnik. Kualitas dari produk kerajinan mendong sendiri juga masih banyak diragukan daya tahannya. Ketua Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya juga menyebutkan bahwa peminat kerajinan mendong ini masih tergolong sedikit karena masih kurangnya promosi dan pengetahuan akan kerajinan mendong itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dan survey di Kota Tasikmalaya dan Bandung bahkan masih banyak orang yang tidak mengetahui apa itu mendong.

Berbagai macam kerajinan mendong lainnya relatif dijual murah pada produk-produk tertentu, seperti tikar dan souvenir-souvenir kecil. Meskipun kerajinan Mendong ini sudah menjadi ciri khas kota Tasikmalaya, namun ternyata sebagian besar bahan baku yang tersedia untuk pembuatan mendong ini masih diambil dari luar kota Tasikmalaya, sehingga pemanfaatan lahan untuk pengembangan tanaman bahan baku kerajinan menjadi kurang produktif.

Untuk mempromosikan produk kerajinan mendong dapat digunakan berbagai media desain grafis seperti perancangan promosi dan kampanye seperti website, brosur dan media cetak maupun digital lainnya untuk mempromosikan tas mendong. Karena untuk membuat satu tas dibutuhkan kekreatifan sang pengrajin, maka dari itu tas mendong layak di hargai lebih tinggi dibanding dengan produk mendong lainnya.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah:

a. Bagaimana cara memperkenalkan dan mempromosikan kerajinan Tas Mendong kepada masyarakat Bandung ?

b. Bagaimana cara mengembangkan kerajinan tas Mendong agar diminati oleh mahasiswi dan dewasa muda?

Batasan masalah yang diambil untuk topik ini adalah “Promosi dan Kampanye Kerajinan Mendong Khas Tasikmalaya” yang berfokus pada kelompok usaha Home Industry


(10)

Universitas Kristen Maranatha 3

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan inti permasalahan yang ada, maka dibutuhkan tujuan untuk mencapai solusi. Berikut ini adalah tujuan dari promosi ini:

 Agar masyarakat luar Tasikmalaya lebih mengenal dan mengetahui kualitas tas mendong.

 Merancang promosi untuk mengenalkan keindahan dan keunikan kerajinan Tas Mendong kepada masyarakat melalui media seperti website, Pameran, iklan , dan lain-lain.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam prosesnya, metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah:

Metode Pengumpulan Data Primer: a. Observasi,

Metode observasi atau metode pengamatan langsung didasarkan pada pengalaman secara langsung. Penulis berkunjung secara langsung untuk melihat proses dan tempat pengrajin secara langsung. Sumber yang penulis kunjungi beberapa adalah pengunjung dan pemilik home industry Kerajinan mendong.

b. Wawancara

Wawancara, kepada pemilik kerajinan mendong, para pengrajin atau kepada pemilik home industry, serta penduduk kota Tasikmalaya dan luar kota. Penulis juga mengunjungi Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tasikmalaya untuk melakukan wawancara secara langsung dengan yang bersangkutan.

c. Kuisioner

Kuisioner merupakan suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban yang valid atas apa yang ada dipikiran masyarakat terhadap penentu suatu penelitian. Penulis menyebarkan atau membagikan kuisioner kepada masyarakat di wilayah Tasikmalaya maupun luar kota.


(11)

Universitas Kristen Maranatha 4

Metode Pengumpulan Data Sekunder:

Studi Pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data-data mendasar dari buku, internet, dan sebagainya.


(12)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.5 Skema Perancangan

yang Promosi dan Kampanye Tas Mendong Khas Tasikmalaya

Latar Belakang Masalah

memperkenalkan dan mempromosikan kerajinan mendong khas Tasikmalaya

Tujuan Perancangan Membuat sarana promosi yang tepat dan

efektif sesuai dengan target pasar

Teknik Pengumpulan Data -Observasi

- Wawancara - Kuisioner - Studi Pustaka

Konsep Media -Website

-Brosur - Pameran Dan lain lain

Ruang lingkup Perancangan Promosi dan Kampanye yang berfokus pada kelompok usaha Home Industry


(13)

Universitas Kristen Maranatha 31

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Melalui promosi dan kampanye tas mendong khas Tasikmalaya, penulis mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman. Dapat disimpulkan bahwa kurangnya minat mahasiswa dan dewasa muda akan tas kerajinan mendong dikarenakan masih kurangnya pengetahuan akan tas mendong itu sendiri.Kebanyakan dari mereka menganggap bahwa tas mendong memiliki bahan yang tidak kuat dan mudah rusak. Akan tetapi sebenarnya tas mendong ini memiliki bahan yang kuat serta kualitas yang baik. Maka dari itu didapatkan solusi dengan promosi dan kampanye agar masyarakat tertarik dan mengetahui tas mendong lebih dalam lagi.

Penulis menargetkan promosi dan kampanye tas mendong ini pada masyarakat di usia 20 – 28 tahun. Yaitu dengan melakukan pendekatan desain kepada gaya yang sesuai target.

Media – media promosi yang dipakai ditempatkan di internet, media sosial, dan tempat hiburan di Indonesia khususnya di Pulau Jawa, agar mereka dapat mengetahui kualitas dari tas mendong dan tertarik untuk membeli.

5.2 Saran

Diharapkan agar dalam penggunaan desain, media x-banner pada promosi tas mendong khas Tasikmalaya tidak menggunakan outline yang terlalu tebal (bold), dan pada finishing atau dalam proses pencetakan tidak menghasilkan gambar yang pucat.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Zimmerer, Thomas. dan Norman, M. “Essential of Enterpreneurship and Small Bussiness Management”. 2002. Pearson: Prentice Hall.

Rogers, E, M. dan Storey, J, D. “Communication Campaign”. 1987. CA: Sage. Venus, Antar. Dalam bukunya berjudul “Manajemen Kampanye”. 2010. Indonesia: Simbiosa Rekatama Media.


(1)

padahal tas mendong ini memiliki model yang unik dan etnik. Kualitas dari produk kerajinan mendong sendiri juga masih banyak diragukan daya tahannya. Ketua Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya juga menyebutkan bahwa peminat kerajinan mendong ini masih tergolong sedikit karena masih kurangnya promosi dan pengetahuan akan kerajinan mendong itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dan survey di Kota Tasikmalaya dan Bandung bahkan masih banyak orang yang tidak mengetahui apa itu mendong.

Berbagai macam kerajinan mendong lainnya relatif dijual murah pada produk-produk tertentu, seperti tikar dan souvenir-souvenir kecil. Meskipun kerajinan Mendong ini sudah menjadi ciri khas kota Tasikmalaya, namun ternyata sebagian besar bahan baku yang tersedia untuk pembuatan mendong ini masih diambil dari luar kota Tasikmalaya, sehingga pemanfaatan lahan untuk pengembangan tanaman bahan baku kerajinan menjadi kurang produktif.

Untuk mempromosikan produk kerajinan mendong dapat digunakan berbagai media desain grafis seperti perancangan promosi dan kampanye seperti website, brosur dan media cetak maupun digital lainnya untuk mempromosikan tas mendong. Karena untuk membuat satu tas dibutuhkan kekreatifan sang pengrajin, maka dari itu tas mendong layak di hargai lebih tinggi dibanding dengan produk mendong lainnya.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah:

a. Bagaimana cara memperkenalkan dan mempromosikan kerajinan Tas Mendong kepada masyarakat Bandung ?

b. Bagaimana cara mengembangkan kerajinan tas Mendong agar diminati oleh mahasiswi dan dewasa muda?

Batasan masalah yang diambil untuk topik ini adalah “Promosi dan Kampanye Kerajinan Mendong Khas Tasikmalaya” yang berfokus pada kelompok usaha Home Industry


(2)

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan inti permasalahan yang ada, maka dibutuhkan tujuan untuk mencapai solusi. Berikut ini adalah tujuan dari promosi ini:

 Agar masyarakat luar Tasikmalaya lebih mengenal dan mengetahui kualitas tas mendong.

 Merancang promosi untuk mengenalkan keindahan dan keunikan kerajinan Tas Mendong kepada masyarakat melalui media seperti website, Pameran, iklan , dan lain-lain.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam prosesnya, metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah:

Metode Pengumpulan Data Primer: a. Observasi,

Metode observasi atau metode pengamatan langsung didasarkan pada pengalaman secara langsung. Penulis berkunjung secara langsung untuk melihat proses dan tempat pengrajin secara langsung. Sumber yang penulis kunjungi beberapa adalah pengunjung dan pemilik home industry Kerajinan mendong.

b. Wawancara

Wawancara, kepada pemilik kerajinan mendong, para pengrajin atau kepada pemilik home industry, serta penduduk kota Tasikmalaya dan luar kota. Penulis juga mengunjungi Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tasikmalaya untuk melakukan wawancara secara langsung dengan yang bersangkutan.


(3)

Metode Pengumpulan Data Sekunder:

Studi Pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data-data mendasar dari buku, internet, dan sebagainya.


(4)

1.5 Skema Perancangan

Promosi dan Kampanye Tas Mendong Khas Tasikmalaya

Latar Belakang Masalah

memperkenalkan dan mempromosikan kerajinan mendong khas Tasikmalaya

Tujuan Perancangan Membuat sarana promosi yang tepat dan

efektif sesuai dengan target pasar

Teknik Pengumpulan Data -Observasi

- Wawancara - Kuisioner - Studi Pustaka

Konsep Media -Website

-Brosur - Pameran Dan lain lain

Ruang lingkup Perancangan Promosi dan


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Melalui promosi dan kampanye tas mendong khas Tasikmalaya, penulis mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman. Dapat disimpulkan bahwa kurangnya minat mahasiswa dan dewasa muda akan tas kerajinan mendong dikarenakan masih kurangnya pengetahuan akan tas mendong itu sendiri.Kebanyakan dari mereka menganggap bahwa tas mendong memiliki bahan yang tidak kuat dan mudah rusak. Akan tetapi sebenarnya tas mendong ini memiliki bahan yang kuat serta kualitas yang baik. Maka dari itu didapatkan solusi dengan promosi dan kampanye agar masyarakat tertarik dan mengetahui tas mendong lebih dalam lagi.

Penulis menargetkan promosi dan kampanye tas mendong ini pada masyarakat di usia 20 – 28 tahun. Yaitu dengan melakukan pendekatan desain kepada gaya yang sesuai target.

Media – media promosi yang dipakai ditempatkan di internet, media sosial, dan tempat hiburan di Indonesia khususnya di Pulau Jawa, agar mereka dapat mengetahui kualitas dari tas mendong dan tertarik untuk membeli.

5.2 Saran

Diharapkan agar dalam penggunaan desain, media x-banner pada promosi tas mendong khas Tasikmalaya tidak menggunakan outline yang terlalu tebal (bold), dan pada finishing atau dalam proses pencetakan tidak menghasilkan gambar yang pucat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Zimmerer, Thomas. dan Norman, M. “Essential of Enterpreneurship and Small

Bussiness Management”. 2002. Pearson: Prentice Hall.

Rogers, E, M. dan Storey, J, D. “Communication Campaign”. 1987. CA: Sage. Venus, Antar. Dalam bukunya berjudul “Manajemen Kampanye”. 2010. Indonesia: Simbiosa Rekatama Media.