PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA.

(1)

No Daftar FPIPS: 4486/UN.40.2.3/PL/2015

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG

DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh Gea Pardina

1001286

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI


(2)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG

DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Oleh Gea Pardina

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

@Gea Pardina 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN GEA PARDINA

NIM 1001286

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd NIP.19620512 198703 1 002

Pembimbing II

Bagja Waluya, M.Pd NIP. 19721024 200112 1 001

Mengetahui :


(4)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. Hj. EponNingrum, M.Pd NIP.19620403 198704 2 001


(5)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

INFLUENCE CULTIVATION OF MENDONG (Fimbristylisglobulosa) TO THE LEVEL OF MENDONG FARMERS WALFARE

IN SUB DISTRICT MANONJAYA TAIKMALAYA

By: Gea Pardina

1001286

The cultivate of mendong as raw material of crafts, are widely spread in Manonjaya. It is grown productively in rice field. The aim of this research is to 1) identified factor which support the cultivation of Mendong 2) identified the walfare of Mendong farmers, and 3) identified influence of mendong cultivation to the farmers walfare. Population in this research is all of farmers cultivating of mendong in Manonjaya. The sample of research is 68 farmer and it is use a proportional random sampling. Independent variable on this research is climate, soil, workers, asset, productivity, and market. Dependent variable on this research is a level of walfare including income, consumption, state of residence, facility of residence, family healthy, healthy acces facility, children education, and transportation. The data in this study is got from observation, questionnaire, interview, and documentation. The data analysis use percentage, scoring, and correlation product moment.The result is 1) physical and nonphysical factor was support in mendong cultivation, 2) the level of farmers walfare as much as 55,88% is at middle level, 22,94 % is at low level, and 16,18 % is at high level, and 3) there are significant influence between education level, workforce, experience, the amount of capital, land area, and income with the farmers walfare.


(6)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG

DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Oleh : Gea Pardina

1001286

Budidaya tanaman mendong sebagai bahan baku kerajinan banyak tersebar di Kecamatan Manonjaya. Tanaman ini tumbuh produktif pada lahan-lahan sawah milik petani. Tujuan penelitian ini untuk 1) mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung budidaya tanaman mendong, 2) menganalisis tingkat kesejahteraan petani mendong, dan 3) menganalisis pengaruh budidaya tanaman mendong terhadap kesejahteraan petani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh petani yang membudidayakan tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya. Sampel penelitian berjumlah 68 petani mendong. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportional Random Sampling. Variabel bebasnya yaitu budidaya tanaman mendong yang meliputi iklim, tanah, tenaga kerja, modal, produksi serta pemasaran dan variabel terikat yaitu tingkat kesejahteraan yang meliputi pendapatan, konsumsi atau pengeluaran rumah tangga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan dan kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan persentase, skoring dan korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) faktor fisik dan non-fisik sudah mendukung dalam budidaya tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya, 2) Tingkat kesejahteraan petani mendong sebanyak 55,88% berada pada tingkat kesejahteraan sedang, 27,94% berada pada tingkat kesejahteraan rendah dan 16,18% berada pada tingkat kesejahteraan tinggi. 3) terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan, jumlah tenaga kerja, pengalaman, jumlah modal, luas lahan dan pendapatan hasil produksi dengan tingkat kesejahteraan petani mendong.


(7)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aktifitas Pertanian Dalam Kajian Geografi ... 6

B. Pembangunan Pertanian ... 7

C. Faktor Geografis Yang Mendukung Budidaya Tanaman Mendong ... 10

D. Budidaya Tanaman Mendong ... 16

E. Kesejahteraan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 24

B. Metode Penelitian... 24

C. Populasi dan Sampel ... 25

D. Definisi Operasional... 26

E. Variabel Penelitian ... 28

F. Prosedur Penelitian... 29

G. Instrumen Penelitian... 31

H. Teknik Pengumpulan Data ... 32

I. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kondisi Geografis Daerah Penelitian ... 37

1. Kondisi Fisik ... 37

2. Kondisi Sosial ... 47

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Budidaya Tanaman Mendong (Fimbristylis globulosa) di Kecamatan Manonjaya... 50


(8)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

1. Tenaga Kerja ... 50

2. Modal ... 53

3. Produksi ... 55

4. Pemasaran ... 58

C. Kesejahteraan ... 59

1. Pendapatan ... 60

2. Pengeluaran ... 61

3. Keadaan Tempat Tinggal ... 61

4. Fasilitas Tempat Tinggal ... 63

5. Kesehatan Anggota Keluarga ... 64

6. Kemudahan Mendapatkan Fasilitas Kesehatan ... 65

7. Kemudahan Menyekolahkan Anak ... 66

8. Kemudahan Mendapatkan Fasilitas Transportasi ... 67

9. Tingkat Kesejahteraan Petani Budidaya Tanaman Mendong ... 69

D. Pengaruh Budidaya Tanaman Mendong Terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Mendong ... 69

1. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Kesejahteraan ... 70

2. Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dengan Tingkat Kesejahteraan ... 70

3. Hubungan Pengalaman Budidaya Tanaman Mendong dengan Tingkat Kesejahteraan ... 71

4. Hubungan Jumlah Modal dengan Tingkat Kesejahteraan ... 72

5. Hubungan Luas Lahan dengan Tingkat Kesejahteraan ... 73

6. Hubungan Pemasaran dengan Tingkat Kesejahteraan ... 74

7. Hubungan Pendapatan Hasil Produksi dengan Tingkat Kesejahteraan ... 75

E. Pembahasan ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN


(9)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sebaran Tanaman Mendong di Kabupaten Tasikmalaya ... 3

Tabel 2.1 Indikator Keluarga Sejahtera Berdasarkan BPS 2005 ... 23

Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sample Tiap Desa ... 26

Tabel 3.2 Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 28

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 31

Tabel 3.4 Kriteria Persentase ... 34

Tabel 3.5 Indikator Keluarga Sejahtera Berdasarkan BPS 2005 ... 35

Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 36

Tabel 4.1 Desa Kecamatan Manonjaya ... 37

Tabel 4.2 Rata-Rata Ketinggian Diatas Permukaan Laut ... 39

Tabel 4.3 Luas Lahan Pertanian Sawah, Pertanian Non Sawah dan Non Pertanian di Kecamatan Manonjaya ... 40

Tabel 4.4 Klasifikasi Iklim Menurut Junghuhn ... 43

Tabel 4.5 Curah Hujan Kecamatan Manonjaya ... 44

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 47

Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 48

Tabel 4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian... 49

Tabel 4.9 Usia Petani ... 50

Tabel 4.10 Jenis Kelamin Petani ... 51

Tabel 4.11 Tingkat Pendidikan Petani Budidaya Tanaman Mendong ... 51

Tabel 4.12 Pengalaman Petani Membudidayakan Tanaman Mendong ... 52

Tabel 4.13 Sumber Informasi Mengenai Budidaya Tanaman Mendong ... 52

Tabel 4.14 Jumlah Tenaga Kerja ... 53

Tabel 4.15 Luas Lahan Budidaya Tanaman Mendong ... 53

Tabel 4.16 Status Kepemilikan Lahan ... 54

Tabel 4.17 Modal Budidaya Tanaman Mendong ... 54

Tabel 4.18 Asal Modal Budidaya Tanaman Mendong ... 55


(10)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

Tabel 4.20 Jumlah Pemanenan Mendong Dalam Satu Tahun ... 56

Tabel 4.21 Hambatan Budidaya Tanaman Mendong ... 57

Tabel 4.22 Pemasaran Hasil Budidaya Tanaman Mendong ... 58

Tabel 4.23 Pendapatan Petani Mendong Dalam Satu Kali Panen ... 58

Tabel 4.24 Mata Pencaharian Sampingan Responden ... 59

Tabel 4.25 Tingkat Pendapatan ... 60

Tabel 4.26 Jumlah Tanggungan Rumah Tangga Petani... 60

Tabel 4.27 Tingkat Pengeluaran ... 61

Tabel 4.28 Status Kepemilikan Rumah ... 62

Tabel 4.29 Jenis Rumah ... 62

Tabel 4.30 Daya Listrik... 63

Tabel 4.31 Sumber Air ... 63

Tabel 4.32 Kelengkapan Fasilitas Tempat Tinggal... 64

Tabel 4.33 Kesehatan Anggota Keluarga... 64

Tabel 4.34 Jenis Pelayanan Kesehatan... 65

Tabel 4.35 Kemudahan Mendapatkan Fasilitas Kesehatan... 65

Tabel 4.36 Jenjang Pendidikan Anak ... 66

Tabel 4.37 Jumlah Anak Yang Menempuh Pendidikan... 66

Tabel 4.38 Kemudahan Petani Menyekolahkan Anak ... 67

Tabel 4.39 Kepemilikan Sarana Transportasi ... 68

Tabel 4.40 Kemudahan Mendapatkan Fasilitas Transportasi ... 68

Tabel 4.41 Tingkat Kesejahteraan Petani Budidaya Tanaman Mendong Berdasarkan Badan Pusat Statistik Tahun 2005 ... 69

Tabel 4.42 Tingkat Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Kesejahteraan ... 70

Tabel 4.43 Tingkat Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dengan Tingkat Kesejahteraan ... 71

Tabel 4.44 Tingkat Hubungan Pengalaman Budidaya Tanaman Mendong dengan Tingkat Kesejahteraan ... 72

Tabel 4.45 Tingkat Hubungan Jumlah Modal dengan Tingkat Kesejahteraan ... 73

Tabel 4.46 Tingkat Hubungan Luas Lahan dengan Tingkat Kesejahteraan ... 74

Tabel 4.47 Tingkat Hubungan Pemasaran dengan Tingkat Kesejahteraan ... 75

Tabel 4.48 Tingkat Hubungan Pendapatan Hasil Produksi dengan Tingkat Kesejahteraan ... 76


(11)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kecamatan Manonjaya ... 38 Gambar 4.2 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Manonjaya ... 42 Gambar 4.2 Peta Jenis Tanah Kecamatan Manonjaya ... 46


(12)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(13)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman bahan makanan, subsektor holtikultura, subsektor perikanan, subsektor peternakan, dan subsektor kehutanan. Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia bekerja sebagai petani.

Menurut Hadisapoetro (dalam Dewandini, 2010) pembangunan pertanian dapat diartikan sebagai suatu proses yang ditujukan untuk selalu menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk meningkatkan peran manusia di dalam perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pembangunan sektor pertanian sudah selayaknya tidak hanya berorientasi pada produksi atau terpenuhinya kebutuhan pangan saja tetapi juga harus mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama petani.

Program pengembangan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produktifitas pertanian khususnya petani kecil, mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan nilai tambah pertanian bagi masyarakat. Rencana strategis tersebut diwujudkan melalui peningkatan hubungan industri pertanian dengan sektor-sektor perekonomian. Arah kebijakan untuk pembangunan perkebunan, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan industri.

Salah satu komoditas yang dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan industri adalah tanaman mendong (Fimbristylis globulosa). Menurut Sunarto (dalam Puraningtyas, 2012, hlm. 5) menjelaskan bahwa tanaman mendong merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang digunakan sebagai bahan


(14)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

baku industri dalam negeri. Hasil utama tanaman mendong berupa batang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku anyaman-anyaman.

Produk kerajinan anyaman mendong telah ditetapkan sebagai komoditas khas Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan SK Bupati Tasikmalaya No. 522.4/189-LH/94 tahun 1994 tentang penetapan flora dan fauna kompetitif dan komperatif yang mampu menyumbangkan impact point terhadap pertumbuhan ekonomi. Produk kerajinan anyaman mendong antara lain topi, tikar, tas, buku, dan lain-lain sesuai dengan pesanan konsumen. Produk kerajinan anyaman mendong ditekuni oleh banyak orang, sehingga setiap upaya pengembangannya akan membawa dampak multiplier yang luas terhadap perekonomian masyarakat.

Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki sumber air yang cukup bahkan di beberapa tempat melimpah. Kondisi seperti ini cocok untuk pengembangan tanaman mendong. Habitat tanaman mendong adalah lahan basah seperti sawah atau rawa-rawa. Karakteristik teknis tanaman mendong sesuai dengan agroklimat sebagai zone dataran Kabupaten Tasikmalaya. Pengembangan tanaman mendong masih memungkinkan di Tasikmalaya, namun harus dilakukan secara selektif yaitu pada lahan-lahan berawa yang kurang produktif untuk tanaman padi.

Produk kerajinan anyaman mendong mengalami peningkatan permintaan, baik permintaan dalam negeri maupun luar negeri. Permintaan dari dalam negeri terutama dari kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Bali sementara dari luar negeri permintaan datang dari Jepang, Belanda, Australia, Timur Tengah dan Malaysia. Kendala yang paling dirasakan dalam bidang usaha kerajinan mendong ini adalah bahan baku yang tidak mencukupi untuk memenuhi pesanan. Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku, para pengrajin mencari bahan baku ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Adanya permintaan bahan baku mendong untuk kebutuhan industri kerajinan anyaman, membuka peluang untuk petani untuk menentukan pilihan dalam menentukan penanaman di lahan sawah.

Di Kabupaten Tasikmalaya ada lima Kecamatan yang membudidayakan tanaman mendong yaitu dapat dilihat pada Tabel 1.1.


(15)

3

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1

Sebaran Tanaman Mendong di Kabupaten Tasikmalaya Kecamatan Luas Lahan (Ha) Jumlah Produksi (Ton)

Salopa 4 13

Gunung Tanjung 29,25 135

Jatiwaras 3,50 4,88

Manonjaya 151,5 361,4

Cineam 6,5 7,15

(Sumber: Statistik Perkebunan Semester II tahun 2013)

Dari tabel menunjukkan bahwa Kecamatan yang memliki luas lahan terluas yaitu Kecamatan Manonjaya seluas 151,5 Ha dengan jumlah produksi 361,4 Ton.

Luasnya lahan dan jumlah petani di Kecamatan Manonjaya membuka kesempatan untuk petani dalam melakukan usaha budidaya tanaman mendong. Kesempatan petani dalam mengembangkan usaha budidayanya dapat dipengaruhi oleh faktor fisik dan non fisik. Faktor fisik meliputi tanah, iklim dan tofografi dan faktor non fisik meliputi tenaga kerja, modal, produksi dan pemasaran.

Budidaya tanaman mendong merupakan salah satu budidaya yang ditekuni oleh sebagian petani dan menjadi salah satu mata pencaharian di Kecamatan Manonjaya. Adanya budidaya tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan taraf hidup para petani, tingkat kesejahteraan keluarga petani secara ekonomi belum tentu dapat mengindikasikan tingkat kesejahteraan yang sesungguhnya. Tingkat kesejahteraan keluarga petani mendong akan diukur dengan mengacu pada indikator-indikator tingkat kesejahteraan dari Badan Pusat Statistik tahun 2005.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengadakan penelitian


(16)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesejahteraan Petani Mendong di Kecamatan Manonjaya Kabupaten

Tasikmalaya”.

B. Identifsikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas menunjukkan bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani mendong di Kecamatan Manonjaya. Masalah yang dapat diidentifikasi yaitu, faktor-faktor yang mempengaruhi budidaya tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya dan pengaruh usaha budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani mendong.

Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini untuk mengantisipasi terjadi penyimpangan terhadap fokus kajian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah budidaya tanaman mendong yang dilihat dari kondisi geografis daerah penelitian baik itu fisik maupun sosial yang mendukung budidaya, dan tingkat kesejahteraan yang mengacu pada tingkat kesejahteraan menurut BPS serta pengaruh budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani.

C. Rumusan Masalah

1. Faktor apa yang mendukung budidaya tanaman mendong? 2. Bagaimana tingkat kesejahteraan petani mendong?

3. Bagaimana pengaruh budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani mendong di Kecamatan Manonjaya?

D. Tujuan Penelitian


(17)

5

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Menganalisis tingkat kesejahteraan petani mendong.

3. Menganalisis pengaruh budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani mendong di Kecamatan Manonjaya.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah pengetahuan di bidang pertanian terutama untuk mata kuliah geografi pertanian, geografi desa dan geografi ekonomi.

b. Menambah wawasan pengetahuan mengenai budidaya tanaman mendong. c. Sebagai acuan atau pertimbangan bagi pnelitian sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan untuk mengembangkan budidaya tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya

b. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dalam pengembangkan budidaya tanaman mendong

c. Sebagai informasi awal bagi peneliti berikutnya yang akan mengkaji tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memudahkan dalam memahami penulisan skripsi ini, maka pembahasan disajikan dalam lima bab, dengan struktur organisasi skripsi sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian pustaka yang terdiri dari pertanian, factor yang mendukung budidaya tanaman mendong, budidaya tanaman mendong (Fimbristylis globulosa), dan tingkat kesejahteraan.


(18)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III Metode penelitian yang terdiri dari lokasi penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian, definisi operasional, variabel penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV Membahas hasil dan pembahasan yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi budidaya tanaman mendong, tingkat kesejahteraan petani dan pengaruh budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani.


(19)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Manonjaya. Lokasi penelitian berada di salah satu Kecamatan Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Secara astronomis Kecamatan Manonjaya terletak pada koordinat 7,20 LS serta 108,150 BT.

Kecamatan Manonjaya dipilih sebagai lokasi penelitian didasarkan pertimbangan, yaitu Kecamatan Manonjaya merupakan sentra kerajinan tikar mendong di Kabupaten Tasikmalaya dan Kecamatan Manonjaya mempunyai jumlah petani terbanyak yang membudidayakan mendong di Kabupaten Tasikamalaya.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 2) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode yang digunakan untuk penelitian ini yaitu penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Whitney (dalam Nazir, 2005 hlm. 54) adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyrakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Tujuan penelitian menggunakan metode deskriptif ini adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai pengaruh


(20)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani mendong di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikamalaya.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiyono (2011, hlm. 61) mengungkapkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya sedangkan menurut Silalahi (2012, hlm. 253) mengungkapkan: poulasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di mana penyelidik tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik.

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi yaitu petani mendong di Kecamatan Manonjaya dengan populasi sebanyak 681 jiwa yang tersebar di 12 Desa yaitu Desa Batusumur, Desa Cibeber, Desa Cihaur, Desa Cilangkap, Desa Gunajaya, Desa Kalimanggis, Desa Kamulyan, Desa Manonjaya, Desa Margahayu, Desa pasribatang dan desa Pasirpanjang.

2. Sampel

Sugiono (2011, hlm 62) mengungkapkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Lebih jelasnya Silalahi (2012, hlm. 254) mengungkapkan sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih dari populasi.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah proportional simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Sugiono (2011, hlm 64). Teknik demikian dilakukan atas pertimbangan petani


(21)

26

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendong yang menjadi responden berada di wilayah sama yaitu petani mendong Kecamatan Manonjaya yang sifatnya homogen.

Sampel yang akan di ambil dalam penelitian ini yaitu petani mendong yang tersebar di 12 Desa, sampel yang diambil dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan ketentuan dari Arikunto (1993 hlm. 113), yaitu sebagai berikut:

“…apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua hingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih…” Selain itu menurut Silalahi (2012, hlm. 276) menjelaskan bahwa untuk penelitian deskriptif, sampel 10% dari populasi dianggap sebagai jumlah paling minimal.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 10% dari jumlah populasi 681 petani. Jumlah sampel di setiap desa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Jumlah Populasi dan Sampel Tiap Desa

No Desa Populasi Sampel

1 Manonjaya 4 x 10% 0

2 Margaluyu 78 x 10% 8

3 Kamulyan 158 x 10% 16

4 Cilangkap 45 x 10% 5

5 Pasir Batang 12 x 10% 1

6 Pasir Panjang 24 x 10% 2

7 Kalimanggis 164 x 10% 16

8 Cihaur 90 x 10% 9

9 Batu Sumur 19 x 10% 2

10 Margahayu 36 x 10% 4

11 Cibeber 32 x 10% 3

12 Gunajaya 20 x 10% 2

Jumlah 681 68

Sumber: Hasil Analisis 2014

D. Definisi Operasional

1. Budidaya Tanaman

Budidaya tanaman adalah pengelolaan hamparan tanaman (pertanaman) memadukan faktor-faktor produksi secara sinergi dengan tujuan meningkatkan


(22)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

produksi bahan organik secara optimal baik kuantitatif maupun kualitatif, atau bertujuan meningkatkan penampilan tanaman menurut selera konsumen. (Nurmala. dkk, 2012 hlm. 2)

Budidaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan oleh petani dalam melakukan usaha budidaya tanaman mendong dengan faktor-faktor pendukung budidaya. Faktor-faktor yang mendukung budidaya tanaman mendong meliputi faktor fisik dan faktor non fisik. Faktor fisik terdiri dari iklim, tanah dan tofografi sedangkan faktor non fisik terdiri dari tenaga kerja, modal, produksi dan pemasaran.

2. Kesejahteraan

Kesejahteraan merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh sebuah keluarga. Menurut Skofias (dalam Sunarti, 2006 hlm. 16) Pada prinsipnya aspek yang dapat diamati dalam kesejahteraan yaitu mencakup dimensi pendapatan, pengeluaran untuk konsumsi, status pekerjaan, kondisi kesehatan, serta kemampuan untuk mengakses dan memanfaatkan kebutuhan dasar (seperti air, sanitasi, perawatan kesehatan dan pendidikan). Dalam penelitian ini ada delapan indikator kesejahteraan yang digunakan antara lain:

a. Pendapatan merupakan perolehan barang atau uang yang diterima atau dihasilkan seseorang. Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi pendapatan utama dan pendapatan sampingan yang diterima oleh petani mendong.

b. Pengeluaran rumah tangga terdiri dari jumlah pengeluaran yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

c. Keadaan Tempat Tinggal, yaitu kondisi rumah yang ditempati petani mendong, keadaan tempat tinggal ini terdiri dari jenis rumah, dan status kepemilikan rumah.

d. Fasilitas tempat tinggal merupakan sarana yang dimiliki oleh petani mendong. e. Kesehatan Anggota Keluarga ini terdiri dari jenis penyakit yang sedang atau

pernah diderita oleh keluarga petani.

f. Kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan terdiri dari jenis fasilitas kesehatan yang digunakan, jarak serta akses menuju fasilitas kesehatan.


(23)

28

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Kemudahan menyekolahkan anak terdiri dari jenjang pendidikan anak dan biaya sekolahnya

h. Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi ini meliputi jenis transportasi yang digunakan dan cara mendapatkan transportasi

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiono (2011, hlm. 3) mengungkapkan variabel pnelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variable yaitu variable bebas dan variable terikat.

Tabel 3.2

Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat


(24)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Budidaya Tanaman Mendong

1. Tenaga Kerja 2. Modal 3. Produksi 4. Pemasaran

Tingkat Kesejahteraan Petani Mendong 1. Pendapatan

2. Konsumsi atau pengeluaran rumah tangga

3. Keadaan tempat tinggal 4. Fasilitas tempat tinggal 5. Kesehatan anggota keluarga

6. Kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan

7. Kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan

8. Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi

F. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan menggunakan cara ilmiah dan langkah-langkah yang sistematis. Penelitian berawal dari suatu masalah, kemudian masalah tersebut diselesaikan oleh peneliti melalui penelitian. Agar arah penelitian menjadi jelas dan terstruktur maka perlu adanya suatu teori dan konsep yang relevan dengan permasalahan.


(25)

30

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan menggunakan teori maka seorang peneliti dapat membangun kerangka pemikiran serta alur penelitian yang jelas sehingga penlitian yang akan dilaksanakan berhasil dan sesuai dengan tujuan awal penelitian, yakni mendapatkan data yang valid dan reliabel. Untuk mendapatkan jawaban yang benar maka peneliti harus mengumpulkan data objek tertentu. Pengumpulan data objek ini perlu menggunakan instrument penelitian yang tepat, agar data yang terkumpul teruji kebenarannya.

Untuk menggambarkan rangkaian kegiatan agar peneliti menjadi lebih memahami maka dibuatlah prosedur penelitian. Prosedur penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian. Untuk mempermudah dalam menjabarkan prosedur penelitian, penulis membuat prosedur penelitian dalam bentuk bagan yang dapat dilihat pada bagan 3.1

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian

Latar Belakang

Budidaya tanaman mendong.

Tingkat kesejahteraan petani mendong.

Teori

1. Pertanian

2. Budidaya tanaman mendong

3. Tingkat kesejahteraan

Rumusan Masalah


(26)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(27)

32

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen merupakan alat untuk mengumpulkan data. Menurut Sugiyono (2011, hlm 348) instrumen penelitian harus valid dan reliabel. Valid yaitu instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur sedangkan reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen dalam bentuk angket yang dituju kepada petani budidaya tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya. Tujuan menggunakan instrumen angket adalah untuk memudahkan dalam pengkodean dan menghemat waktu bagi peneliti.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Responden Jenis

Instrumen No.Item

V ar ia bel B eba s (B udi d aya T ana m an Me nd ong) Tenaga kerja Jumlah Pet an i M endon g A ngket 3-6 Asal Status Pendidikan/ Ketrampilan Asal 7-9 Keikutsertaan Keterampilan Modal Lahan 10-12 Jumlah Asal

Pemasaran Penjualan 13-14

Tujuan

Produksi Intensitas panen 15-17

Pendapatan panen V ar ia bel Ter ika t (Tingk at K es ej ah ter aa n Pet an i M endon g) Pendapatan Jumlah 18-23 Tanggungan Pekerjaan sampingan Penggunaan Konsumsi atau pengeluaran rumah tangga Jumlah 24-28 Intensitas makan Menu makan


(28)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keadaan tempat tinggal Luas 29-31 Status Kondisi rumah Fasilitas tempat tinggal Daya listrik 32-34 Sumber air Fasilitas Kesehatan anggota keluarga

Penyakit yang diderita

35-36 Kondisi kesehatan keluarga Kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan Jenis pelayanan 37-39 Pembelian obat-obatan Kemudahan menyekolahkan anak

Jumlah anak sekolah

40-44 Pendidikan tertinggi anak Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi Kepemilikan

transportasi 45-46

Sumber: Hasil Analisis, 2014

H. Teknik Pengumpulan Data

Silalahi (2012, hlm. 280) mendefinisikan pengumpulan data sebagai suatu proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu. Untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan masalah penelitian, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Teknik ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dengan mengadakan pengamatan langsung di lokasi penelitian dan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang akan diteliti.


(29)

34

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis yang disusun berdasarkan variabel penelitian yang ditentukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, angket ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi langsung dari petani budidaya tanaman mendong.

3. Wawancara

Silalahi (2012, hlm. 312) menjelaskan bahwa metode wawancara merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan lisan dari seseorang yang disebut responden melalui suatu percakapan yang berlangsung secara sistematis dan terorganisasi. Karena itu, wawancara merupakan percakapan yang berlangsung secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai pewawancara (interviewer) dengan sejumlah orang sebagai responden atau yang diwawancara (interviewee) untuk mendapatkan sejumlah informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Teknik ini adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi langsung dari responden atau orang yang terlibat langsung dengan masalah penelitian.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil data dalam bentuk gambar, peta, rekaman video sehingga adanya bukti dalam pengambilan di lokasi penelitian yaitu pengambilan gambar pada saat budidaya tanaman mendong dan kesejahteraan petani mendong.

I. Teknik Analisis Data

Setelah data dari lapangan terkumpul dan selesai diolah maka proses selanjutnya adalah analisis data. Analisis data adalah suatu proses pengolahan data berdasarkan instrument yang telah diisi oleh responden. Tujuan analisis data antara lain untuk memecahkan masalah-masalah penelitian, memperlihatkan hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian, pemecahan terhadap


(30)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah penelitian serta bahan untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi. Adapun tahapan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Analisis Persentase

Analisis persentase digunakan untuk menghitung besarnya proporsi dalam setiap alternatif jawaban, sehingga kecenderungan jawaban responden dan fenomena lapangan dapat diketahui. Rumus analisis persentase adalah:

Keterangan: P = Persentase

F = Frekuensi setiap kategori jawaban n = Jumlah seluruh responden

100% = Bilangan konstanta

Kriteria persentase yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Persentase

Persentase (%) Keterangan

0 Tidak ada

1-24 Sebagian kecil

25-49 Kurang dari setengahnya

50 Setengahnya

51-74 Lebih dari setengahnya 75-99 Sebagian besar

100 Seluruhnya

Sumber: Arikunto (1990, hlm 57)

2. Teknik Pengharkatan (scoring)


(31)

36

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik ini digunakan untuk memberikan nilai pada masing-masing indicator agar dapat menentukan tingkat kesejahteraannya. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah indicator tingkat kesejahteraan menurut BPS.

Tabel 3.5 Indikator Keluarga Sejahtera Badan Pusat Statistik tahun 2005

No. Indikator Kesejahteraan Kriteria Skor

1 Pendapatan Tinggi (>Rp.10.000.00) Sedang (Rp.5.000.00-Rp.10.000.000) 3 2 Rendah (<Rp.5.000.000) 1 2 Konsumsi atau

pengeluaran rumah tangga

Tinggi (>Rp.5.000.000) 3 Sedang (Rp.1.000.000-Rp.5.000.000) 2 Rendah (<Rp.1.000.000) 1 3 Keadaan tempat tinggal Permanen Semi permanen 3 2

Tidak permanen 1

4 Fasilitas tempat tinggal Lengkap Cukup 3 2

Kurang 1

5 Kesehatan anggota keluarga

Bagus 3

Cukup 2

Kurang 1

6 Kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan

Mudah 3

Cukup 2

Sulit 1

7 Kemudahan memasukkan anak ke jenjang

pendidikan

Mudah 3

Cukup 2

Sulit 1

8 Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi

Mudah 3

Cukup 2

Sulit 1


(32)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria untuk masing-masing klasifikasi sebagai berikut: Tingkat kesejahteraan tinggi : nilai skor 20-24

Tingkat kesejahteraan sedang : nilai skor 14-19 Tingkat kesejahteraan rendah : nilai skor 8-13

3. Analisis Korelasi Product Moment

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 228) “Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio dan sumber data dari dua variabel

atau lebih adalah sama”.

Rumus yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien korelasi yaitu:

Keterangan:

rxy = Korelasi antara x dan y x = (xi – x)

y = (yi – y)

Untuk dapat memberikan penjelasan terhadap koefisien korelasi yang ditemukan, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.6

Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat


(33)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang mengkaji pengaruh budidaya tanaman mendong (Fimbristylis globulosa) terhadap tingkat kesejahteraan petani mendong di Kecamatan Manonjaya maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi budidaya tanaman mendong adalah faktor fisik yang meliputi iklim, tanah dan tofografi. Iklim di Kecamatan Manonjaya sangat mendukung budidaya tanaman mendong dengan iklim yang berkategori B atau basah, jenis tanah mendukung budidaya dengan jenis tanah regosol dan podsolik, serta tofografi Kecamatan Manonjaya yang mempunyai ketinggian 259 – 375 mdpl. Dari faktor fisik tersebut tanaman mendong cocok di budidayakan di Kecamatan Manonjaya. Faktor non fisik yang mempengaruhi budidaya tanaman mendong yaitu tenaga kerja, modal, produksi dan pemasaran. Tenaga kerja dalam membudidayakan tanaman mendong tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak karena pengolahan budidaya yang tidak terlalu sulit, modal yang diperlukan dalam budidaya tanaman mendong terbilang sedikit hal ini tergantung dari luas lahan yang digunakan, pemasaran yang dilakukan oleh petani lebih dari setengahnya di jual ke tengkulak dan hanya sebagian kecil petani yang mengolahnya menjadi kerajinan.

2. Berdasarkan delapan indikator menurut Badan Pusat Statistik tahun 2005 yang meliputi pendapatan, pengeluaran rumah tangga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan, kemudahan menyekolahkan anak dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi. Tingkat kesejahteraan petani mendong di Kecamatan Manonjaya lebih dari setengahnya berada pada


(34)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tingkat kesejahteraan sedang sebanyak 55,88%, sebanyak 27,94% berada pada tingkat kesejahteraan rendah dan sebanyak 16,18% berada pada tingkat kesejahteraan tinggi.

3. Hasil analisis korelasi Product Moment untuk mengetahui pengaruh budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani mendong di Kecamatan Manonjaya yaitu hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan angka koefisien korelasi 0,391 yang menunjukkan tingkat hubungan yang rendah. Hubungan jumlah tenaga kerja dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan angka koefisien korelasi 0,516 yang menunjukkan tingkat hubungan yang sedang. Hubungan pengalaman budidaya dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan angka koefisien korelasi 0,226 yang menunjukkan tingkat hubungan yang rendah. Hubungan jumlah modal dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan angka koefisien korelasi 0,593 yang menunjukkan tingkat hubungan yang sedang. Hubungan luas lahan dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan angka koefisien korelasi 0,354 yang menunjukkan tingkat hubungan yang rendah. Hubungan pemasaran dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan angka koefisien korelasi -149 yang menunjukkan tidak ada hubungan korelasi. Hubungan pendapatan hasil produksi dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan angka koefisien korelasi 0,430 yang menunjukkan tingkat hubungan yang sedang.


(35)

84

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

1. Bagi petani budidaya tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya

a. Tingkatkan produktifitas dan pendapatan dari budidaya tanaman mendong dengan mengolah kembali hasil budidaya menjadi produk kerajinan yang dibutuhkan konsumen.

b. Dirikan komunitas petani budidaya tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya

2. Bagi Pemerintah dirikan koperasi simpan pinjam untuk meringankan beban ekonomi petani dan turut bekerja sama mengembangkan produksi kerajinan yang berdampak kepada petani mendong.

3. Bagi yang tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai budidaya tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya semoga penelitian ini dapat dijadikan sebuah rujukan.


(36)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Kerajinan Mendong, [online]: http://www.tasikmalayakab.go.id (November 25, 2013)

Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Badan Pusat Statistik. 2005. Indikator Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: BPS

Budianta, Aziz. 2010. Revitalisasi Pertanian Penggerak Utama Pembangunan

Kawasan Perdesaan di Indonesia. [online]: http://jurnal.untad.ac.id

/jurnal/index.php/Mektek/article/viewFile/539/466(Juni 3, 2014) Daldjoeni, N. 1983. Pokok-Pokok Klimatologi. Bandung: Penerbit Alumni.

Dewandini, Sri Kuning. 2010. Motivasi Petani Dalam Budidaya Tanaman

Mendong (Fimbristylis Globulosa) Di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Skripsi: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Madjid, Abdul. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Tersedia, [online]: http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2008/02/definisi-tanah-fungsi-dan-profil-tanah.html (Januari 28, 2014)

Mubyarto. (1986) Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Nurmala, T. dkk. (2012) Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pasya, G.K. (2006) Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung:


(37)

86

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purnaningtyas, Dyah Puspitasari. 2012. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan

Faktor-Faktor Produksi Pada Usaha Tani Mendong Di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. [online]. http://agribisnis.fp.uns.ac.id (April

20, 2014)

Saleh, H. (2013) Geografi pertanian dan permasalahan pangan. [Online]:

http://hadwinsaleh.blogspot.com/2013/01/geografi-pertanian-dan-permasalahan.html (April 23, 2014)

Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Refika Aditama Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi suatu pendekatan dan analisa

keruangan. Bandung: Alumni

Sunarti, Euis. 2006. Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah, Pengembangan,

Evaluasi dan Keberlanjutannya. Fakultas Ekologi Manusia Institut

Pertanian Bogor.

Ulfa, Yulia Maria. 2002. Studi Kemitraan Subkontrak Pada Usaha Kerajinan

Tikar Mendong Di Sentra Agroindustri Di Desa Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Skripsi: Fakultas Pertanian Institut


(1)

37

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria untuk masing-masing klasifikasi sebagai berikut: Tingkat kesejahteraan tinggi : nilai skor 20-24

Tingkat kesejahteraan sedang : nilai skor 14-19 Tingkat kesejahteraan rendah : nilai skor 8-13

3. Analisis Korelasi Product Moment

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 228) “Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama”.

Rumus yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien korelasi yaitu:

√ Keterangan:

rxy = Korelasi antara x dan y x = (xi – x)

y = (yi – y)

Untuk dapat memberikan penjelasan terhadap koefisien korelasi yang ditemukan, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.6

Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2011, hlm. 231)


(2)

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang mengkaji pengaruh budidaya tanaman mendong (Fimbristylis globulosa) terhadap tingkat kesejahteraan petani mendong di Kecamatan Manonjaya maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi budidaya tanaman mendong adalah faktor fisik yang meliputi iklim, tanah dan tofografi. Iklim di Kecamatan Manonjaya sangat mendukung budidaya tanaman mendong dengan iklim yang berkategori B atau basah, jenis tanah mendukung budidaya dengan jenis tanah regosol dan podsolik, serta tofografi Kecamatan Manonjaya yang mempunyai ketinggian 259 – 375 mdpl. Dari faktor fisik tersebut tanaman mendong cocok di budidayakan di Kecamatan Manonjaya. Faktor non fisik yang mempengaruhi budidaya tanaman mendong yaitu tenaga kerja, modal, produksi dan pemasaran. Tenaga kerja dalam membudidayakan tanaman mendong tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak karena pengolahan budidaya yang tidak terlalu sulit, modal yang diperlukan dalam budidaya tanaman mendong terbilang sedikit hal ini tergantung dari luas lahan yang digunakan, pemasaran yang dilakukan oleh petani lebih dari setengahnya di jual ke tengkulak dan hanya sebagian kecil petani yang mengolahnya menjadi kerajinan.

2. Berdasarkan delapan indikator menurut Badan Pusat Statistik tahun 2005 yang meliputi pendapatan, pengeluaran rumah tangga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan, kemudahan menyekolahkan anak dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi. Tingkat kesejahteraan petani mendong di Kecamatan Manonjaya lebih dari setengahnya berada pada


(3)

83

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tingkat kesejahteraan sedang sebanyak 55,88%, sebanyak 27,94% berada pada tingkat kesejahteraan rendah dan sebanyak 16,18% berada pada tingkat kesejahteraan tinggi.

3. Hasil analisis korelasi Product Moment untuk mengetahui pengaruh budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani mendong di Kecamatan Manonjaya yaitu hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan angka koefisien korelasi 0,391 yang menunjukkan tingkat hubungan yang rendah. Hubungan jumlah tenaga kerja dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan angka koefisien korelasi 0,516 yang menunjukkan tingkat hubungan yang sedang. Hubungan pengalaman budidaya dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan angka koefisien korelasi 0,226 yang menunjukkan tingkat hubungan yang rendah. Hubungan jumlah modal dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan angka koefisien korelasi 0,593 yang menunjukkan tingkat hubungan yang sedang. Hubungan luas lahan dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan angka koefisien korelasi 0,354 yang menunjukkan tingkat hubungan yang rendah. Hubungan pemasaran dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan angka koefisien korelasi -149 yang menunjukkan tidak ada hubungan korelasi. Hubungan pendapatan hasil produksi dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan angka koefisien korelasi 0,430 yang menunjukkan tingkat hubungan yang sedang.


(4)

84

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

1. Bagi petani budidaya tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya

a. Tingkatkan produktifitas dan pendapatan dari budidaya tanaman mendong dengan mengolah kembali hasil budidaya menjadi produk kerajinan yang dibutuhkan konsumen.

b. Dirikan komunitas petani budidaya tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya

2. Bagi Pemerintah dirikan koperasi simpan pinjam untuk meringankan beban ekonomi petani dan turut bekerja sama mengembangkan produksi kerajinan yang berdampak kepada petani mendong.

3. Bagi yang tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai budidaya tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya semoga penelitian ini dapat dijadikan sebuah rujukan.


(5)

85

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Kerajinan Mendong, [online]: http://www.tasikmalayakab.go.id (November 25, 2013)

Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Badan Pusat Statistik. 2005. Indikator Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: BPS

Budianta, Aziz. 2010. Revitalisasi Pertanian Penggerak Utama Pembangunan Kawasan Perdesaan di Indonesia. [online]: http://jurnal.untad.ac.id /jurnal/index.php/Mektek/article/viewFile/539/466 (Juni 3, 2014)

Daldjoeni, N. 1983. Pokok-Pokok Klimatologi. Bandung: Penerbit Alumni.

Dewandini, Sri Kuning. 2010. Motivasi Petani Dalam Budidaya Tanaman Mendong (Fimbristylis Globulosa) Di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Skripsi: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Madjid, Abdul. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Tersedia, [online]: http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2008/02/definisi-tanah-fungsi-dan-profil-tanah.html (Januari 28, 2014)

Mubyarto. (1986) Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Nurmala, T. dkk. (2012) Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pasya, G.K. (2006) Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung:


(6)

86

Gea Pardina, 2015

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purnaningtyas, Dyah Puspitasari. 2012. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usaha Tani Mendong Di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. [online]. http://agribisnis.fp.uns.ac.id (April 20, 2014)

Saleh, H. (2013) Geografi pertanian dan permasalahan pangan. [Online]:

http://hadwinsaleh.blogspot.com/2013/01/geografi-pertanian-dan-permasalahan.html (April 23, 2014)

Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Refika Aditama Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi suatu pendekatan dan analisa keruangan. Bandung: Alumni

Sunarti, Euis. 2006. Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah, Pengembangan, Evaluasi dan Keberlanjutannya. Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

Ulfa, Yulia Maria. 2002. Studi Kemitraan Subkontrak Pada Usaha Kerajinan Tikar Mendong Di Sentra Agroindustri Di Desa Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Skripsi: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor