Promosi Kerancang Bordir Khas Tasikmalaya.
ABSTRAK
PROMOSI KERANCANG BORDIR KHAS TASIKMALAYA
Oleh
Gita Hanjani
NRP 1164001
Kerancang bordir merupakan salah satu aset kebudayaan Indonesia yang berasal dari kota Tasikmalaya. Kerancang bordir yang diproduksi dengan mesin manual atau handmade memiliki hasil yang lebih memuaskan dan berkualitas. Produk yang dihasilkan lebih kuat, bermutu, dan bernilai tinggi. Kerancang bordir banyak menggunakan motif flora seperti bunga lily, bunga matahari, mawar, dan tulip. Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan, mayoritas masyarakat masih banyak yang belum mengetahui mengenai kerancang bordir. Salah satu faktor penyebabnya adalah promosi yang masih dilakukan dari mulut ke mulut dan tidak adanya promosi yang dilakukan oleh pihak dari sentra kerancang bordir, sehingga sedikit masyarakat yang mengetahui kerancang bordir. Diperlukan perancangan promosi yang tepat dan sesuai dengan target market yang dituju dan sesuai, agar penyampaian pesan atau informasi mengenai kerancang bordir menjadi tepat sasaran. Perancangan promosi kerancang bordir yang dilakukan diharapkan dapat menarik minat masyarakat terutama di Jawa Barat, khususnya wanita dewasa, ibu rumah tangga, wirausaha dan wanita karir.
(2)
ABSTRACT
THE PROMOTION OF A TASIKMALAYA’S
UNIQUE
KERANCANG
EMROIDERY
Gita Hanjani/1164001
Kerancang embroidery is one of Indonesian cultural assets coming from Tasikmalaya. Kerancang embroidery which is produced manually is better in quality since they will be stronger and has higher values. Kerancang embroidery apply floral motif such as the flower of lilies, sun flowers, roses, and tulips. Based on the result from a questionnaire given to community, many people do not know what kerancang embroidery is. One of the factors is that the promotion is still only be done using the words of mouth and there is not a promotional event run by the centre of kerancang embroidery. An appropriate and suitable promotional design is needed to successfully deliver the message or information about kerancang embroidery. The design of the promotion is expected to attract people’s interest mainly in west Java especially adults women, housewives, business owners, and career women.
(3)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Permasalahan...1
1.2
Permasalahan dan Ruang Lingkup...3
1.3
Tujuan Perancangan...3
1.4
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data...4
1.5
Skema Perancangan...5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Promosi...6
2.1.1 Pengertian Promosi...6
2.1.2 Tujuan Promosi...6
2.1.3 Media Promosi...8
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH
3.1
Data dan Fakta...8
3.1.1 Profil Dinas Perindustrian dan Perdagangan...9
3.1.2 Tjiwulan Bordir...10
3.1.3 Flamboyan Bordir...15
3.1.4 Data Hasil Observasi...15
3.1.4.1 Data Kuesioner...16
3.2 Analisa Terhadap Permasalahan Berdasarkan data dan Fakta...22
3.2.1 Segmentasi, Targeting,Positioning ...23
3.2.2 SWOT...23
3.3.3
Tinjauan Terhadap Karya Sejenis……….…….24
vii
(4)
4.1 Konsep Komunikasi...26
4.2 Konsep Kreatif...26
4.2.2
Konsep Warna ...27
4.2.3
Konsep Layout...27
4.2.4
Tipografi...27
4.3 Konsep Media...27
4.4 Hasil Karya...29
4.4.1
Logo...29
4.4.2
Website...31
4.4.3
Voucher...37
4.4.4
Majalah...38
4.4.5
Brosur...42
4.4.6
Web Banner...43
4.4.7
Media Social...45
4.4.8
Gimmick...46
4.4.9
Katalog...49
4.4.10
X-banner...50
4.5 Rencana Anggar
an Biaya……….52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan………..
53
5.2
Saran……….
53
(5)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Suasana Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tasikmalaya...9
Gambar 3.2 Logo awal PT Tjiwulan...10
Gambar 3.3 Mesin manual ...11
Gambar 3.4 Taplak meja kerancang...11
Gambar 3.5 Tas kerancang bordir...12
Gambar 3.6 Mukena bordir...13
Gambar 3.7 Mukena bordir...13
Gambar 3.8 Logo Flamboyan...14
Gambar 4.1 Logo awal Tjiwulan...30
Gambar 4.2 Logo Tjiwulan...30
Gambar 4.3 Font Trajan Pro...31
Gambar 4.4 Font ...31
Gambar 4.5 Website Home...32
Gambar 4.6 Website About us...34
Gambar 4.7 Website Gallery...35
Gambar 4.8 Website Detail produk...36
Gambar 4.9 Website Contact us...37
Gambar 4.10 Voucher...37
Gambar 4.11 Majalah awareness 1...38
Gambar 4.12 Majalah awareness 2...39
Gambar 4.13 Majalah Informing...40
ix Gambar 4.14 Majalah Reminding...41
(6)
Gambar 4.15 Brosur bagian depan...42
Gambar 4.16 Brosur bagian depan...43
Gambar 4.17 Web banner...44
Gambar 4.18 Tampilan web...44
Gambar 4.19 Tampilan media social awareness...45
Gambar 4.20 Tampilan media social reminding...46
Gambar 4.21 Kalender Cover depan dan belakang...47
Gambar 4.22 Kalender 1...47
Gambar 4.23 Kalender 2...48
Gambar 4.24 Paper bag...48
Gambar 4.25 Hang tag...49
Gambar 4.26 Katalog 1...49
Gambar 4.27 Katalog 2...50
Gambar 4.28 X banner...51
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Survey Jenis Kelamin...17
Tabel 3.2 Survey Umur Responden...17
Tabel 3.3 Survey Pekerjaan Responden...18
Tabel 3.4 Survey seberapa banyak responden mengetahui produk kerancang………...18
Tabel 3.5 Survey ketertarikan responden membeli produk kerancang...19
Tabel 3.6 Survey jenis produk kerancang yang pernah dibeli...20
Tabel 3.7 Survey darimana responden mengetahui produk kerancang...21
Tabel 3.8 Media sosial yang biasa di akses……….22
Tabel 4.1 Biaya Anggaran………...40
(8)
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Industri Kreatif merupakan sektor industrial yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, dan bakat untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan kreatifitas, salah satunya dalam bidang fashion. Kerancang bordir khas Tasikmalaya merupakan salah satu kerajinan tangan yang berasal dari kebudayaan Indonesia yang telah lama dikenal dan digemari oleh masyarakat secara turun temurun. Ketua Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Tasikmalaya menyebutkan bahwa, penggemar kerancang bordirberasal dari berbagai kalangan. Mulai dari kalangan bawah, kalangan menengah, sampai kalangan atas.Kerajinan kerancang bordir dapat diaplikasikan kepada karya-karya jadi berbentuk mukena atau jilbab, taplak meja, sarung bantal dan guling, tas, sandal atau sepatu dan lain-lain. Pembuatan kerancang memerlukan tingkat kesabaran dan ketelatenan yang sangat tinggi, karena pembuatannya masih menggunakan mesin kejek yang masih dioperasikan secara manual dan digerakkan dengan menggunakan kaki, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama karena prosesnya yang sangat rumit dan mendetail.Hasil akhirnya kerancang bordit tersbut terlihat sangat halus, rekat, cantik, detail, dan memuaskan.
Salah satu sentra penghasil produk bordir yang terkenal dari daerah Jawa Barat, adalahkota Tasikmalaya. Sentra kawasan bordir ini terletak di daerah Kawalu yaitu di Tanjung.Tak cukup dengan mesin bordir, adanya terobosan-terobosan baru di bidang teknologi berdampak pada kemajuan alat bordir itu sendiri. Hal itulah yang memicu munculnya alat yang lebih maju dan moderen yaitu sistem komputerisasi bordir atau sering disebut dengan mesin bordir komputer. Mesin bordir komputer menjadi peluang besar bagi para pengrajin bordir dalam sisi meningkatkan produksinya. Walaupun mesin tersebut mampu mengalahkan kuantitas (jumlah) produk yang dihasilkan oleh mesin bordir yang beroperasi manual, namun dalam hal kualitas, hasil bordir dari mesin bordir komputer masih kalah dan hasilnya pun cenderung kurang optimal. Hal itu terlihat dari rekatan benang pada bordir yang dibuat bordir komputer sehingga hiasan pada bordir mudah rusak dan lepas.
Kelebihan kerancang bordir manual dibandingkan dengan kerancang bordir dengan hasil dari mesin komputer adalah kualitasnya yang sangat baik terlihat hasil dari rekatan
(9)
Universitas Kristen Maranatha 2
kerancang bordir manual yang lebih rekat, kuat, dan awet, dibandingkan dengan kerancang hasil mesin komputer yang benangnya mudah terburai jika tidak sengaja tertarik. Kelebihan lainnya juga kerancang bordir manual lebih eksklusif dibandingkan dengan kerancang hasil mesin komputer, karena produk yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan mesin komputer yang bisa menghasilkan produk yang sangat banyak dalam jangka waktu yang singkat (mass product).
Di Indonesia, daerah penghasil bordir kerancang yang terkenal adalah Bukit Tinggi (Sumatera Barat) dan Tasikmalaya (Jawa Barat). Perbedaan produk kerancang bordir khas Tasikmalaya dengan kerancang dari Bukit Tinggi tidak terlau signifikan. Perbedaannya terlihat dari motif kerancang Tasikmalaya yang berbeda dengan motif kerancang dari Bukit Tinggi. Rata-rata kerancang bordir Tasikmalaya menggunakan motif bunga-bunga yang besar dengan lubang kerancang yang bervariasi. Dari sisi harga, kerancang bordir khas Bukit Tinggi memiliki harga yang lebih mahal karena kualitas dari bahan pembuatan yang rata-rata menggunakan bahan dari kain sutera.
Untuk mempromosikan kerancang bordir hasil dari mesin manual dapat digunakan berbagai media desain grafis, salah satunya penulis dapat membuat desain promosi untuk mengangkat bordir Tasikmalaya dengan pembuatan manual agar lebih menampilkan sisi khas dari Tasikmalaya, karena meskipun harganya yang cenderung lebih mahal dibandingkan menggunakan media komputer atau mass product tetapi karyanya cenderung jauh lebih eksklusif dan memiliki kualitas yang sangat bagus dan indah.
Alasan penulis memilih kerajinan kerancang bordir khas Tasikmalaya sebagai topik dari tugas akhir, karena penulis berasal dari kota Tasikmalaya dan penulis sangat peduli terhadap salah satu kerajinan tangan khas Tasikmalaya dan ingin membantu mempromosikan kerancang bordir manual dan meningkatkan kualitas bodir Tasikmalaya di kalangan menengah keatas, sehingga bordir Tasikmalaya tidak berhenti berinovasi dengan model dan motif yang baru,dan kota Tasikmalaya bisa menjadi kota yang memiliki potensi bordir yang memuaskan serta untuk meningkatkan tarif ekonomi kepada para pengrajin. Daya tarik seni menjadi nilai tambah tersendiri bagi penggunanya dan para pengguna menjadi bangga dengan hasil karya produk bordir dari kota Tasikmalaya yang memiliki kualitas yang sangat baik sehingga bisa mengangkat nama Indonesia sendiri sebagai pengrajin yang memiliki jiwa kesenian yang tinggi.
(10)
Universitas Kristen Maranatha 3
Alasan kedua, yaitu kerancang bordir Tasikmalaya harus dipertahankan. Persaingan di era bisnis global seperti sekarang ini cukup berpengaruh terhadap industri perdagangan di Indonesia. Sebagai pengrajin kerajinan kerancang bordir Tasikmalaya, tentunya sangat penting untuk mempertahankan kualitas produk yang dikerjakan secara manual. Sayangnya kerancang bordir manual semakin hari semakin berkurang peminatnya karena dilihat dari waktu produksi yang tergolong cukup lama dan berkurangnya para pengrajin yang benar-benar terampil dan berbakat dalam membuat kerancang bordir tersebut. Ekonomi lebih maju pada pengusaha bordir yang menggunakan mesin komputer, karena bisa menghasilkan produk massal dengan harga yang tidak terlalu mahal.
1.2
Permasalahan dan Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah: Bagaimana cara memperkenalkan dan mempromosikan bordir dengan menggunakan teknik bordir manual untuk kalangan menengah ke atas?
Batasan masalah yang diambil untuk topik ini adalah “Promosi Kerajinan Kerancang Bordir Khas Tasikmalaya”yang berfokus di sentra kawasanyang berada di daerah Kawalu.
1.3
Tujuan Perancangan
Berdasarkan inti permasalahan yang ada, maka dibutuhkan tujuan untuk mencapai solusi. Berikut ini adalah tujuan dari promosi ini:
Merancang promosi untuk mengenalkan kepada masyarakat melalui media seperti website, web internet, majalah, katalog dan lain-lain.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam prosesnya, metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah:
(11)
Universitas Kristen Maranatha 4
A. Observasi, mengamati dan berkunjung secara langsung untuk melihat proses yang ada di sentra kawasan. Sumber yang penulis kunjungi beberapa adalah perusahaan bordir, pengusaha bahan bordir, sentra kawasan di Kawalu.
B. Data Primer:
- Wawancara, kepada para pengrajin dan kepada pemilik sentra pusat kawasan kerajinan kerancang bordir mengenai masalah dan fenomena yang terjadi. Penulis juga mengunjungi Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tasikmalaya untuk melakukan wawancara secara langsung dengan yang bersangkutan.
- Kuisioner, kepada pada masyarakat terutama kepada ibu rumah tangga. C. Data Sekunder:
- Studi Pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data-data mendasar dari buku,internet dan sebagainya.
(12)
Universitas Kristen Maranatha 5
1.5 Skema Perancangan
BAB II
Promosi Kerancang BordirKhas Tasikmalaya
Latar Belakang Masalah
memperkenalkan bordir dengan menggunakan teknik bordir manual untuk kalangan menengah ke atas
Tujuan Perancangan
Membuat sarana promosi yang tepat dan efektif sesuai dengan target pasar
Teknik Pengumpulan Data
-Observasi - Wawancara
- Kuisioner - Studi Pustaka
Konsep Media -Website - Media Social
- Gimmick Dan lain lain Ruang lingkup Perancangan promosi kerancang
(13)
Universitas Kristen Maranatha 25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Melalui perancangan promosi kerancang bordir Tasikmalaya ada banyak
pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan. Dapat disimpulkan bahwa
masih banyaknya masyarakat khususnya Jawa Barat yang masih belum
mengetahui produk kerancang bordir dikarenakan kurangnya media promosi dari
perusahaan Tjiwulan Embroidery yang masih melakukan promosi dari mulut ke
mulut. Media promosi yang dimiliki oleh Tjiwulan Embroidery hanya media
website saja. Padahal produk kerancang bordir ini merupakan produk dengan
kualitas yang baik dan merupakan produk unggul yang merupakan suatu kerajinan
tangan yang membanggakan dan patut dipertahankan. Akan tetapi, munculnya
mesin komputerisasi membuat kerancang bordir hasil mesin manual menjadi
terlupakan. Oleh sebab itu, didapatkan solusi dengan perancangan sebuah promosi
agar para konsumen dan masyarakat di Jawa Barat khususnya wanita tertarik, mau
membeli, dan memakai produk kerancang bordir khas Tasikmalaya.
Strategi yang diambil agar promosi tersebut menarik bagi masyarakat
khususnya target utama wanita berusia 30
–
40 tahun yaitu dengan menggunakan
pendekatan desain dengan gaya yang sesuai dengan target yang dituju.
5.2 Saran
Diharapkan agar dalam penggunaan desain menggunakan tidak lebih dari tiga
warna dalam pengaplikasian logo, tidak terlalu banyak menggunakan warna hitam
pada teks, serta dapat menggunakan alternatif warna lainnya agar terlihat lebih
sepadan dan bervariasi.
(14)
DAFTAR PUSTAKA
Suhersono, Hery.
“Desain Bordir Motif Batik”. 2006. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Suhersono, Hery. “
Desain Bordir Motif Flora dan Fauna Nusantara
”. 2006.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rangkuti, Freddy. “Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing. 2009. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
(1)
kerancang bordir manual yang lebih rekat, kuat, dan awet, dibandingkan dengan kerancang hasil mesin komputer yang benangnya mudah terburai jika tidak sengaja tertarik. Kelebihan lainnya juga kerancang bordir manual lebih eksklusif dibandingkan dengan kerancang hasil mesin komputer, karena produk yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan mesin komputer yang bisa menghasilkan produk yang sangat banyak dalam jangka waktu yang singkat (mass product).
Di Indonesia, daerah penghasil bordir kerancang yang terkenal adalah Bukit Tinggi (Sumatera Barat) dan Tasikmalaya (Jawa Barat). Perbedaan produk kerancang bordir khas Tasikmalaya dengan kerancang dari Bukit Tinggi tidak terlau signifikan. Perbedaannya terlihat dari motif kerancang Tasikmalaya yang berbeda dengan motif kerancang dari Bukit Tinggi. Rata-rata kerancang bordir Tasikmalaya menggunakan motif bunga-bunga yang besar dengan lubang kerancang yang bervariasi. Dari sisi harga, kerancang bordir khas Bukit Tinggi memiliki harga yang lebih mahal karena kualitas dari bahan pembuatan yang rata-rata menggunakan bahan dari kain sutera.
Untuk mempromosikan kerancang bordir hasil dari mesin manual dapat digunakan berbagai media desain grafis, salah satunya penulis dapat membuat desain promosi untuk mengangkat bordir Tasikmalaya dengan pembuatan manual agar lebih menampilkan sisi khas dari Tasikmalaya, karena meskipun harganya yang cenderung lebih mahal dibandingkan menggunakan media komputer atau mass product tetapi karyanya cenderung jauh lebih eksklusif dan memiliki kualitas yang sangat bagus dan indah.
Alasan penulis memilih kerajinan kerancang bordir khas Tasikmalaya sebagai topik dari tugas akhir, karena penulis berasal dari kota Tasikmalaya dan penulis sangat peduli terhadap salah satu kerajinan tangan khas Tasikmalaya dan ingin membantu mempromosikan kerancang bordir manual dan meningkatkan kualitas bodir Tasikmalaya di kalangan menengah keatas, sehingga bordir Tasikmalaya tidak berhenti berinovasi dengan model dan motif yang baru,dan kota Tasikmalaya bisa menjadi kota yang memiliki potensi bordir yang memuaskan serta untuk meningkatkan tarif ekonomi kepada para pengrajin. Daya tarik seni menjadi nilai tambah tersendiri bagi penggunanya dan para pengguna menjadi bangga dengan hasil karya produk bordir dari kota Tasikmalaya yang memiliki kualitas yang sangat baik sehingga bisa mengangkat nama Indonesia sendiri sebagai pengrajin yang memiliki jiwa kesenian yang tinggi.
(2)
Alasan kedua, yaitu kerancang bordir Tasikmalaya harus dipertahankan. Persaingan di era bisnis global seperti sekarang ini cukup berpengaruh terhadap industri perdagangan di Indonesia. Sebagai pengrajin kerajinan kerancang bordir Tasikmalaya, tentunya sangat penting untuk mempertahankan kualitas produk yang dikerjakan secara manual. Sayangnya kerancang bordir manual semakin hari semakin berkurang peminatnya karena dilihat dari waktu produksi yang tergolong cukup lama dan berkurangnya para pengrajin yang benar-benar terampil dan berbakat dalam membuat kerancang bordir tersebut. Ekonomi lebih maju pada pengusaha bordir yang menggunakan mesin komputer, karena bisa menghasilkan produk massal dengan harga yang tidak terlalu mahal.
1.2
Permasalahan dan Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah: Bagaimana cara memperkenalkan dan mempromosikan bordir dengan menggunakan teknik bordir manual untuk kalangan menengah ke atas?
Batasan masalah yang diambil untuk topik ini adalah “Promosi Kerajinan Kerancang Bordir Khas Tasikmalaya”yang berfokus di sentra kawasanyang berada di daerah Kawalu.
1.3
Tujuan Perancangan
Berdasarkan inti permasalahan yang ada, maka dibutuhkan tujuan untuk mencapai solusi. Berikut ini adalah tujuan dari promosi ini:
Merancang promosi untuk mengenalkan kepada masyarakat melalui media seperti website, web internet, majalah, katalog dan lain-lain.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
(3)
A. Observasi, mengamati dan berkunjung secara langsung untuk melihat proses yang ada di sentra kawasan. Sumber yang penulis kunjungi beberapa adalah perusahaan bordir, pengusaha bahan bordir, sentra kawasan di Kawalu.
B. Data Primer:
- Wawancara, kepada para pengrajin dan kepada pemilik sentra pusat kawasan kerajinan kerancang bordir mengenai masalah dan fenomena yang terjadi. Penulis juga mengunjungi Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tasikmalaya untuk melakukan wawancara secara langsung dengan yang bersangkutan.
- Kuisioner, kepada pada masyarakat terutama kepada ibu rumah tangga. C. Data Sekunder:
- Studi Pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data-data mendasar dari buku,internet dan sebagainya.
(4)
1.5 Skema Perancangan
BAB II
Promosi Kerancang BordirKhas Tasikmalaya
Latar Belakang Masalah
memperkenalkan bordir dengan menggunakan teknik bordir manual untuk kalangan menengah ke atas
Tujuan Perancangan Membuat sarana promosi yang tepat dan
efektif sesuai dengan target pasar
Teknik Pengumpulan Data -Observasi
- Wawancara - Kuisioner - Studi Pustaka
Konsep Media -Website - Media Social
- Gimmick Dan lain lain Ruang lingkup Perancangan promosi kerancang
(5)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Melalui perancangan promosi kerancang bordir Tasikmalaya ada banyak
pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan. Dapat disimpulkan bahwa
masih banyaknya masyarakat khususnya Jawa Barat yang masih belum
mengetahui produk kerancang bordir dikarenakan kurangnya media promosi dari
perusahaan Tjiwulan Embroidery yang masih melakukan promosi dari mulut ke
mulut. Media promosi yang dimiliki oleh Tjiwulan Embroidery hanya media
website saja. Padahal produk kerancang bordir ini merupakan produk dengan
kualitas yang baik dan merupakan produk unggul yang merupakan suatu kerajinan
tangan yang membanggakan dan patut dipertahankan. Akan tetapi, munculnya
mesin komputerisasi membuat kerancang bordir hasil mesin manual menjadi
terlupakan. Oleh sebab itu, didapatkan solusi dengan perancangan sebuah promosi
agar para konsumen dan masyarakat di Jawa Barat khususnya wanita tertarik, mau
membeli, dan memakai produk kerancang bordir khas Tasikmalaya.
Strategi yang diambil agar promosi tersebut menarik bagi masyarakat
khususnya target utama wanita berusia 30
–
40 tahun yaitu dengan menggunakan
pendekatan desain dengan gaya yang sesuai dengan target yang dituju.
5.2 Saran
Diharapkan agar dalam penggunaan desain menggunakan tidak lebih dari tiga
warna dalam pengaplikasian logo, tidak terlalu banyak menggunakan warna hitam
pada teks, serta dapat menggunakan alternatif warna lainnya agar terlihat lebih
sepadan dan bervariasi.
(6)