KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI SE-KOTA TANJUNGBALAI.

(1)

KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN SIKAP ILMIAH

SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI

SE-KOTA TANJUNGBALAI

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

ERLIA UTAMI PANJAITAN

NIM: 8136173009

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

ERLIA UTAMI PANJAITAN. Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri Se-Kota Tanjungbalai. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kemampuan literasi sains siswa dalam dimensi konten, proses, dan konteks; (2) Sikap ilmiah siswa; dan (3) Hubungan antara literasi sains dan sikap ilmiah siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri se-kota Tanjungbalai dengan jumlah sampel 263 siswa dari jumlah populasi 810 siswa yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian berupa tes literasi sains dan angket sikap ilmiah. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat korelasional. Teknis analisis data menggunakan persentase, statistik nonparametrik Wilcoxon dan korelasi Spearman. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: (1) Kemampuan literasi sains siswa secara keseluruhan mencapai (39,48%) termasuk kriteria tidak baik, yang meliputi: dimensi konten (35,93%), proses (40,77%) dan konteks (39,48%); (2) Sikap ilmiah siswa secara keseluruhan (74,20%) dengan kategori cukup baik; dan (3) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap ilmiah dan literasi sains siswa (r= 0,166 ; Z= 14,060 ; P= 0,000). Berdasarkan Rhitung yang diperoleh maka diketahui korelasi antara sikap ilmiah dan literasi sains siswa tergolong dalam korelasi lemah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan literasi sains siswa masih dalam kategori tidak baik dan sikap ilmiah siswa masih dalam kategori cukup baik, sehingga masih diperlukan upaya untuk meningkatkan literasi sains dan sikap ilmiah siswa, serta berdasarkan rhitung yang diperoleh dari hubungan literasi sains dan sikap ilmiah, maka diketahui korelasi antara sikap ilmiah dan literasi sains siswa tergolong dalam korelasi lemah.


(5)

ABSTRACT

ERLIA UTAMI PANJAITAN. Students’ Science Literacy Skill and Scientific Attitude of State Senior High School Grade XI in Tanjungbalai. Postgraduate Program State University of Medan. 2015.

This research aimed to determine; (1) Students’ science literacy skill in the dimensions of content, process and context of science; (2) Scientific attitude of students; and (3) The relationship between science literacy and scientific attitude of students. This research was conducted at Senior High School in Tanjungbalai. The sample of this research were 263 and the population were 842 students. The sample was taken by purposive sampling technique. The instruments of this research were test of students science literacy and questioner of scientific attitude. This research were correlational descriptive. The data were analyzed using percentage descriptive, Wilcoxon non-parametric test and Spearman-rank correlation. The result of this research were; (1) Students’ science literacy skill in totally reaches (39,48%) including not good category, which includes: dimensions content (35,93%), process (40,77%), and context (39,48); (2) The totally students scientific attitude (74,20%) was in good enough category; and (3) there was a significant positive relationship between students scientific attitude and science literacy (R= 1,66; Z= 14.06; P= 0.00). Based on the result of this study can be concluded that the ability of science literacy of students still in the category of no good and scientific attitude of students are still in good enough category, so it is still necessary to improve scientific literacy and attitudes of students, as well as the result of rhitung showed low correlation between students’ scientific attitude and

science literacy.

Keyword: Science literacy, Scientific attitude, State Senior High School Grade XI, Tanjungbalai


(6)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan Syukur Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi

rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA

KELAS XI IPA SMA NEGERI SE-KOTA TANJUNGBALAI”. Yang disusun guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan terbaik bagi ummat di seluruh zaman.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya secara khusus kepada:

1. Teristimewa untuk Ayahanda tercinta Ezwin Panjaitan dan Ibunda tercinta Lely Aryani untuk semua cinta, kesabaran, kepercayaan, doa, nasehat dan semangat yang diberikan selama proses penyelesaian tesis ini dan kepada Adik-adik tercinta Winny Eriza Panjaitan, Dinda Ermalisa Panjaitan, dan Fahrul Al-Dana Panjaitan yang telah memberi bantuan baik materil maupun moril.

2. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., (Ketua Program Studi Pendidikan Biologi) dan Ibu Ely Djulia, M.Pd., selaku dosen pembimbing tesis yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta meluangkan waktu kepada penulis dari awal penyusunan sampai tesis ini selesai.

3. Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si., dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., (Sekretaris Program Studi Pendidikan Biologi) selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si., dan Bapak Drs. Zulkifli Simatupang M.Pd., selaku validator instrumen.


(7)

iv

5. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, beserta karyawan staf tata usaha Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

6. Kepala sekolah dan guru-guru di SMA Negeri se-kota Tanjungbalai yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam melakukan proses penelitian untuk menyelesaikan tesis ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa program studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana UNIMED Angkatan XXIII, serta teman-teman seperjuangan Alkudri, Bang Amrullah, kak Dian, Dina, Dewi, kak Elena, Jhonas, Maidera, Kak Uza, Raja Novi, Siska, Sukma, Henny, dan semua pihak yang telah memberikan motivasi dan dorongan serta sumbangan ide dan pikiran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan

Medan, Agustus 2015 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis ... 8

2.1.1 Literasi Sains... 8

2.1.2 Dimensi dalam Literasi Sains... 10

2.1.3 Penilaian Literasi Sains ... 13

2.1.4 Hakikat Sikap Ilmiah... 14

2.1.5 Penelitian yang Relevan ... 18

2.2 Kerangka Konseptual ... 19

2.3 Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODE PENELTIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

3.2.1 Populasi ... 21

3.2.2 Sampel... 21

3.3 Jenis dan Desain Penelitian... 22

3.4 Definisi Operasional ... 22

3.5 Prosedur Penelitian ... 23

3.5.1 Tahap Persiapan ... 23


(9)

vi

3.6 Teknik dan Pengumpulan Data ... 24

3.6.1 Tes Literasi Sains ... 25

3.6.2 Instrumen Angket Sikap Ilmiah ... 27

3.7 Uji Coba Instrumen ... 28

3.7.1 Uji Validitas Instrumen Tes dan Angket... 28

3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen Tes dan Angket ... 29

3.7.3 Tingkat Kesukaran Soal Instrumen Tes ... 29

3.7.4 Daya Pembeda Instrumen Tes... 29

3.8 Teknik Analisis Data... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 32

4.1.1 Literasi Sains Siswa ... 32

4.1.2 Sikap Ilmiah Siswa ... 33

4.1.3 Hubungan Antara Literasi Sains dengan Sikap Ilmiah Siswa ... 34

4.2 Pembahasan... 34

4.2.1 Literasi Sains Siswa... 34

4.2.2 Sikap Ilmiah Siswa ... 38

4.2.3 Hubungan Literasi Sains Siswa dengan Sikap Ilmiah Siswa... 40

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan... 42

5.2 Implikasi ... 43

5.3 Keterbatasan Penelitian... 43

5.4 Saran ... 44


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Populasi Penelitian... 21

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Literasi Sains ... 26

Tabel 3.3 Instrumen Sikap Ilmiah Siswa ... 27

Tabel 3.4 Rentang Peresentase Literasi Sains Siswa ... 30


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1 Literasi Sains Siswa ... 32 Gambar 4.2 Sikap Ilmiah Siswa... 33 Gambar 4.3 Hubungan Antara Literasi Sains dan Sikap Ilmiah Siswa... 34


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Instrumen Kemampuan Literasi Sains... 48

Lampiran 1.a. Soal Tes Kemampuan Literasi Sains Siswa... 48

Lampiran 1.b. Lembar Jawaban Tes Kemampuan... 63

Lampiran 2. Instrumen Sikap Ilmiah ... 64

Lampiran 2.a Quesioner untuk Mengukur Sikap Ilmiah... 64

Lampiran 2.b. Lembar jawaban Tes Sikap Ilmiah ... 67

Lampiran 3. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas... 68

Lampiran 4. Reliabilitas Instrumen Soal Tes Literasi Sains ... 70

Lampiran 5. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes... 72

Lampiran 6. Analisis Varians Butir Soal ... 73

Lampiran 7. Daya Beda Instrumen Tes ... 74

Lampiran 8. Data Hasil Tes Literasi Sains Siswa ... 75

Lampiran 9. Data Hasil Sikap Ilmiah Siswa ... 83

Lampiran 10. Uji Normalitas Data... 90

Lampiran 11. Uji Hipotesis Penelitian ... 92


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Literasi sains atau Scientific Literacy merupakan salah satu tuntutan bagi warganegara muda usia agar mereka dapat tetap eksis untuk bersaing secara bebas pada era globalisasi (Hayat, 2003). Sebagaimana dalam The National Research Council Amerika Serikat (1996 dalam Shwartz. et.al, . 2006) dinyatakan bahwa pencapaian literasi sains oleh siswa adalah salah satu tujuan utama pendidikan sains. Negara-negara maju terus berupaya meningkatkan kemampuan literasi sains generasi muda dengan harapan agar bisa lebih kompetitif terutama dalam dunia kerja global. Literasi sains penting dimiliki setiap orang sebagai masyarakat, warga negara dan warga dunia. Setidaknya ada dua alasan mengapa literasi sains penting untuk dimiliki siswa, yaitu: (1) pemahaman sains menawarkan pemenuhan kebutuhan personal dan kegembiraan, dapat dibagikan dengan siapa pun; dan (2) negara-negara di dunia dihadapkan pada pertanyaan- pertanyaan dalam kehidupannya yang memerlukan informasi ilmiah dan cara berpikir ilmiah untuk mengambil keputusan dan kepentingan orang banyak yang perlu di informasikan seperti, udara, air dan hutan (Zuriyani, 2013).

Khusus dalam bidang literasi sains hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan literasi sains peserta didik siswa Indonesia pada tahun 2000 (tahun pertama diselenggarakannya PISA) berada pada peringkat 38 dari 41 negara peserta, pada tahun 2003 (periode kedua) Indonesia tetap berada pada


(14)

peringkat 38 dari 40 negara peserta, pada tahun 2006 peringkat 50 dari 57 negara peserta, dan tahun 2009 peringkat 60 dari 65 negara (OECD, 2012). Skor ini berada di bawah skor rata-rata dari semua negara yang disurvei yaitu 500 dengan simpangan baku 100 dan berada pada kelompok 10 negara dengan tingkat literasi sains terendah, dan PISA 2012 dengan skor 382, berada di peringkat 64 dari 65 negara peserta. Jadi posisi kemampuan literasi sains Indonesia masih jauh di bawah rata-rata Internasional. Salah satu penyebab pencapaian literasi sains siswa Indonesia yang masih rendah dikarenakan kurangnya pembelajaran yang melibatkan proses sains, seperti memformulasikan pertanyaan ilmiah dalam penyelididkan, menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk menjelaskan fenomena alam serta menarik kesimpulan berdasarkan fakta yang diperoleh melalui penyelidikan (Firman, 2007).

Biologi merupakan bagian dari pendidikan sains yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan nyata yang dialami masyarakat. Untuk itulah diperlukan pemahaman serta penguasaan konsep-konsep biologi yang baik, sehingga bisa menghubungkan pengalaman atau kejadian sehari-hari yang dialami dengan konsep-konsep ilmu biologi yang relevan dengan pengalaman tersebut. Hal ini secara langsung akan mempengaruhi paradigma perkembangan pendidikan sains, khususnya pelajaran biologi kearah yang lebih baik (Nyoman, 2014).

Berdasarkan observasi dan pengamatan awal yang dilakukan di SMA Negeri Kota Tanjungbalai pada bulan Oktober 2014 ditemukan sebagian siswa masih belum mampu menerapkan dan mengaitkan pembelajaran yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Masih ditemukan siswa yang membuang sampah


(15)

tidak sesuai tempat, yang terlihat dari masih banyaknya sampah di dalam laci meja belajar, tidak terpisahnya sampah organik dan anorganik, pihak sekolah sebenarnya telah menyediakan bak-bak sampah. Ketidakpedulian juga terlihat di luar sekolah, diamana pada lingkungan yang sering terjadi pasang surut air laut terlihat tumpukan sampah. Keadaan ini merupakan salah satu indikasi kurangnya kepeduliaan dan tanggungjawab siswa dan masyarakat mengenai diri dan lingkungan.

Hasil wawancara penulis dengan 5 guru biologi di SMA Negeri Kota Tanjungbalai, pembelajaran di kelas lebih di dominasi oleh guru dimana siswa hanya terbiasa menerima pengetahuan yang disampaikan guru, sehingga siswa tidak mampu menemukan konsep melalui pengalamannya sendiri. Sebagaimana keterangan dari beberapa guru biologi, bahwa Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah ada, namun tidak aktif sehingga ide-ide baru ataupun masalah yang ditemukan mengenai pembelajaran biologi tidak dapat dimusyawarahkan dan direalisasikan, sedangkan untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dimiliki merupakan hasil unggahan dari internet dan tidak disesuaikan kembali dengan keadaan (konteks) siswa dan sekolah oleh masing-masing guru. Pembelajaran yang tidak disesuaikan dengan konteks siswa dapat menyebabkan ketidakbermaknaan pembelajaran dan dapat berakibat pada ketidakmampuan siswa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari (Rahmiati, 2014).

Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan oleh guru umumnya kurang mengaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa, dan lingkungan


(16)

sekitar, sehingga siswa belum terlatih dalam menyelesaikan soal-soal dengan karakteristik seperti soal-soal pada PISA yang selalu melibatkan konteks dalam setiap itemnya yang mencakup bidang-bidang aplikasi sains dalam konteks personal, sosial dan global. Belum terlatihnya siswa dalam menyelesaikan soal-soal dengan karakteristik soal-soal-soal-soal pada PISA menjadi salah satu factor penyebab rendahnya prestasi literasi sains siswa (Ekohariadi, 2009). Fokusnya guru terhadap hasil belajar siswa juga menyebabkan nilai-nilai sikap ilmiah siswa kurang mendapatkan perhatian.

Data PISA memberi banyak informasi yang berharga, oleh karena itu sangat disayangkan jika data yang diperoleh dari PISA tidak dianalisis dan dimanfaatkan untuk instropeksi dan koreksi terhadap sistem pendidikan di Indonesia (Hadi dan Mulyatiningsih 2009). Berdasarkan hal tersebut, dalam skala lokal sangat penting kiranya pemetaan atau analisis kemampuan literasi sains siswa SMA Kota Tanjungbalai sebagai gambaran awal kemampuan literasi sains dan sebagai gambaran kualitas pembelajaran sains di Tanjungbalai. Analisis ini juga sangat penting mengingat Kota Tanjungbalai merupakan kota yang sebagian besar penduduknya mencari penghasilan sebagai nelayan, sehingga hasil yang diperoleh dapat dijadikan refleksi dan pertimbangan pengambilan kebijakan yang diterapkan dan semakin menyadari pentingnya menjaga lingkungan sekitar untuk masa depan yang lebih baik.

Sangat penting mempersiapkan siswa yang berliterasi atau melek sains dan memiliki sikap ilmiah untuk masa depan dan juga sebagai generasi pemimpin masa depan. Kesadaran akan pentingnya pemahaman ilmiah dalam dunia modern


(17)

juga merupakan dasar pertimbangan seseorang untuk menetukan karir hidupnya di masa depan. Rasa ingin tahu tentang alam secara fisik dan biologis untuk memahami fenomena alam dapat meningkatkan kualitas hidup manusia di masa depan. Oleh karenanya menjadi penting pula untuk mengetahui bagaimana gambaran tentang literasi sains dan sikap ilmiah siswa pada saat ini.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan, antara lain: (1) Hasil belajar biologi siswa masih rendah dan sikap ilmiah siswa yang kurang mendapatkan perhatian., (2) Siswa hanya terbiasa menerima pengetahuan yang disampaikan guru, sehingga siswa tidak mampu menemukan konsep melalui pengalamannya sendiri, (3) Kurangnya kepeduliaan dan tanggungjawab siswa dan masyarakat mengenai diri dan lingkungan, (4) Instrumen penilaian hasil belajar yang dikembangkan oleh guru biologi kurang mengaitkan substansi dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa, (5) Siswa kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal biologi dengan karakteristik literasi sains.

1.3.Batasan Masalah

Untuk menghindari agar permasalahan tidak meluas dan menyimpang, maka penelitian ini mencoba membatasi permasalahan pada raung lingkup:

1. Kemampuan literasi sains siswa yang diukur adalah kemampuan dalam hal konten, proses, dan konteks sains khususnya biologi.


(18)

2. Sikap ilmiah siswa dalam proses pembelajaran biologi meliputi dampak sosial biologi, kenormalan ilmuwan, sikap terhadap penelusuran ilmiah, adopsi sikap ilmiah, kesenangan terhadap pelajaran biologi, ketertarikan dalam biologi, dan ketertarikan karir dalam biologi.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan literasi sains siswa kelas XI-IPA SMA Negeri se-kota Tanjungbalai dalam dimensi konten, proses dan konteks?

2. Bagaimana sikap ilmiah siswa kelas XI-IPA SMA Negeri se-kota Tanjungbalai?

3. Seberapa besar hubungan kemampuan literasi sains siswa dengan sikap ilmiah siswa kelas XI-IPA SMA Negeri se-kota Tanjungbalai?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa kelas XI-IPA SMA

Negeri se-kota Tanjungbalai dalam dimensi konten, proses dan konteks. 2. Untuk mengetahui sikap ilmiah siswa kelas XI-IPA SMA Negeri se-kota

Tanjungbalai.

3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kemampuan literasi sains siswa dengan sikap ilmiah siswa kelas XI-IPA SMA Negeri se-kota Tanjungbalai.


(19)

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat teoritis penelitian ini adalah: (1) Menambah wawasan tentang literasi sains dan kemampuan ilmiah baik bagi peneliti, guru maupun pengelola pendidikan, (2) Memperoleh gambaran tentang kemampuan literasi sains dan sikap ilmiah siswa kelas XI-IPA SMA Negeri se-kota Tanjungbalai, (3) Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan bagi penelitian pendidikan selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

Manfaat praktis dari penelitian ini antara lain adalah: (1) Memberi peluang untuk diuji dan mengetahui kemampuan literasi sains dan sikap ilmiah kepada para siswa, (2) Sebagai bahan masukan atau kritik konstruktif untuk dapat menentukan dan melakukan upaya yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, kemampuan literasi sains dan sikap siswa bagi guru Biologi.


(20)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian yang dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri Se-kota Tanjungbalai masuk kedalam kategori tidak baik atau rendah, baik secara keseluruhan (39,48%) maupun dalam tiap dimensi literassi sains. Secara berurutan dari persentase tertinggi yaitu dimensi proses (40,77%), dimensi konteks (39,48%) dan dimensi konten (35,93%).

2. Sikap ilmiah siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Tanjungbalai secara keseluruhan (74,20%) masuk dalam kategori cukup baik. Sikap ilmiah siswa dalam tiap indikator secara berurutan dari perolehan tertingi sampai terendah yaitu kesenangan terhadap pelajaran biologi (78,40%); dampak sosial biologi (77,27%); ketertarikan dalam biologi (75,13%); ketertarikan berkarir dalam biologi (75,13%); adopsi sikap keilmuan (75,07%); sikap terhadap penelusuran ilmiah (70,12%) dan kenormalan ilmuan (68,36%). Terdapat enam indikator dari sikap ilmiah yang termasuk kategori cukup baik dan satu indikator yang termasuk ke dalam kategori kurang baik.

3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap ilmiah dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Tanjungbalai (r= 0,166; Z = 14,060; P = 0,000). Maka diketahui korelasi antara sikap ilmiah dan literasi sains siswa tergolong dalam korelasi lemah.


(21)

5.2. Implikasi

Berdasarkan simpulan dan temuan pada penelitian ini, instrument tes literasi sains dapat digunakan sebagai instrument pendukung dalam aktivitas belajar dikelas sebagai upaya meningkatkan literasi sains siswa. Serta menggunakan faktor pendukung lain baik dari orang tua, guru dan lingkungan sekitar sebagai upaya meningkatkan fasilitas pendukung dalam peningkatan kualitas pembelajaran sains sehingga dapat mempengaruhi kemampuan literasi sains siswa.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes kemampuan literasi sains pada penelitian ini hanya mengukur dimensi konten, dimensi konteks, dan dimensi proses dengan tidak memberikan suatu perlakuan, sehingga tidak diketahui faktor yang menjadi pendukung atau penghambat pencapaian literasi sains.

2. Sikap ilmiah pada penelitian ini baru diambil data dengan angket, tidak melakukan observasi, sehingga data perubahan tingkah laku siswa sebagai bukti sikap ilmiah belum terungkap.


(22)

5.4. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada simpulan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan sebagai berikut:

1. Pembelajaran sains disekolah yang direncanakan dan dilaksanakan oleh guru hendaknya dalam rangka meningkatkan literasi sains dan juga memperhatikan aspek-aspek yang dapat meningkatkan literasi sains.

2. Pembelajaran sains disekolah didukung oleh Kepala sekolah dengan memperhatikan fasilitas-fasilitas pendukung dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi dan sikap ilmiah siswa.

3. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) hendaknya aktif dilaksanakan dengan memusyawarahkan kegiatan atau keadaan sains siswa sehingga diharapkan terjadi peningkatan sains dan sikap ilmiah siswa.

4. Menyarankan peneliti berikutnya untuk lebih memperdalam penelitian ini dengan memberikan perlakuan serta mengamati faktor-faktor pendukung dalam literasi sains dan mengamati perubahan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran sains (biologi) untuk mengetahui sikap ilmiah siswa.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

American Association for the Advancement of Science. 1989. Science for all Americans: a project 2061 report on literacy goals in science, mathematics and technology. Washington, DC: AAAS.

Amstrong, T., 2009. The Whole-Brain Solution (Solusi Seluruh Otak). Jakarta: Grasindo.

Anwar, H. 2009. Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pelangi Ilmu. 2 (5): 103-114.

Arikunto, S., 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Depdiknas, 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: kerjasama Depdikbud dan Rineka Cipta.

Ekohariadi, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun. Jurnal Pendidikan Dasar. 10 (1): 28-41. Firman, H., 2007. Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA

Nasional Tahun 2006. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas.

Fraser, B.J. 1981. Test of Science-Related Attitudes. The Australian Council for Educational Research Limited.

Hadi, S. dan Mulyatiningsih, E. 2009. Model Trend Prestasi Siswa Berdasarkan Data Pisa Tahun 2000, 2003, dan 2006. Laporan Penelitian Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Hautamäki, J. Elina Harjunen. 2008. PISA06 Finland: Analyses, Reflections and Explanation. Ministry of Education. Finlandia.

Hayat, B. 2003. Kemampuan Dasar Hidup: Prestasi Literasi Membaca, Matematika, dan Sains Anak Indonesia Usia 15 Tahun di Dunia Internasional. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.

Holbrook, J. and Rannikmae, M., 2009. The Meaning of Scientific Literacy. International Journal of Environmental & Science Education. 4 (3): 275-288.


(24)

Kusuma, R.C.D., 2012. Pengaruh Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga Dan Sikap Pada Sains Terhadap Kemampuan Literasi Sains (Scientific Literacy) Mahasiswa Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik, Program Studi : Perp.&S.Inform. Surabaya: Universitas Airlangga.

Liliasari, 2011. Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa Melalui Pembelajaran. Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, Hal: 1-9. Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional UNNES.

Miftakhudin, M.A., 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak Di Smp Negeri 1 Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Nurlaili. 2011. Tingkat Literasi Sains Buku Ajar Biologi dan Siswa SMA Kelas X di Kabupaten Aceh Barat. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Nyoman, N.K., Budi, P.A., Bagus, I.J., 2014. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Sikap Ilmiah Siswa. Bali: Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA.

OECD 2007. PISA 2006: Science Competencies for Tomorrow’s World, Volume 1-Analyses. Paris: OECD Publishing.

OECD, 2009. Take The Test: Sample Questions From Oecd’s Pisa Assessments. Paris: OECD Publishing.

OECD. 2012. PISA 2009 Technical Report. Paris: OECD Publishing.

Poerwardarminto, W, J, S. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat Perbukuan Depdiknas. 2003. Standart Penilaian Buku Pelajaran Sains. (http://www.didaski.go.id).

Rahmiati, E. 2014. Analisis Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA SMAN Se-Kota Padangsidempuan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Rustaman, N. Y., 2004. Asesmen Pendidikan IPA. Diklat NTT

Rustaman, N. Y., 2006. Literasi Sains Anak Indonesia 2000 dan 2003. Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia dalam Bidang Matematika, Sains, dan Membaca. Jakarta: Puspendik Depdiknas.


(25)

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Shwartz, Y., Ben-Zvi, R. and Hofsein, A. 2006. The Use of Scientific Literacy Taxonomy for Assessing the Development of Chemical Literacy Among High-School Students. Chemistry Education Research and Practice.7 (4): 203-225.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya

Syah, M. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Toharuddin, U., Hendrawati, S., Rustaman, A., 2011. Membangun Literasi Peserta Didik. Bandung: Humaniora.

Ulum, B. 2007. Sikap Ilmiah. (http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/sikap-ilmiah).

Wahyudi, 2012. Analisis Kontribusi Sikap Ilmiah, Motivasi Belajar dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Pontianak. Jurnal FMIPA 01: (02).

Widiyanto, K. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah yang dibelajarkan dengan Metode Inkuiri dan Proyek terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Zuriyani, E. 2013. Literasi Sains dan Pendidikan. Makalah: Kemenag Sumatera Selatan.


(1)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian yang

dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri Se-kota

Tanjungbalai masuk kedalam kategori tidak baik atau rendah, baik secara

keseluruhan (39,48%) maupun dalam tiap dimensi literassi sains. Secara

berurutan dari persentase tertinggi yaitu dimensi proses (40,77%), dimensi

konteks (39,48%) dan dimensi konten (35,93%).

2. Sikap ilmiah siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Tanjungbalai secara

keseluruhan (74,20%) masuk dalam kategori cukup baik. Sikap ilmiah siswa

dalam tiap indikator secara berurutan dari perolehan tertingi sampai terendah

yaitu kesenangan terhadap pelajaran biologi (78,40%); dampak sosial biologi

(77,27%); ketertarikan dalam biologi (75,13%); ketertarikan berkarir dalam

biologi (75,13%); adopsi sikap keilmuan (75,07%); sikap terhadap

penelusuran ilmiah (70,12%) dan kenormalan ilmuan (68,36%). Terdapat

enam indikator dari sikap ilmiah yang termasuk kategori cukup baik dan satu

indikator yang termasuk ke dalam kategori kurang baik.

3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap ilmiah dengan literasi

sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Tanjungbalai (r= 0,166; Z =

14,060; P = 0,000). Maka diketahui korelasi antara sikap ilmiah dan literasi

sains siswa tergolong dalam korelasi lemah.


(2)

5.2. Implikasi

Berdasarkan simpulan dan temuan pada penelitian ini, instrument tes

literasi sains dapat digunakan sebagai instrument pendukung dalam aktivitas

belajar dikelas sebagai upaya meningkatkan literasi sains siswa. Serta

menggunakan faktor pendukung lain baik dari orang tua, guru dan lingkungan

sekitar sebagai upaya meningkatkan fasilitas pendukung dalam peningkatan

kualitas pembelajaran sains sehingga dapat mempengaruhi kemampuan literasi

sains siswa.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes kemampuan literasi sains pada penelitian ini hanya mengukur dimensi

konten, dimensi konteks, dan dimensi proses dengan tidak memberikan suatu

perlakuan, sehingga tidak diketahui faktor yang menjadi pendukung atau

penghambat pencapaian literasi sains.

2. Sikap ilmiah pada penelitian ini baru diambil data dengan angket, tidak

melakukan observasi, sehingga data perubahan tingkah laku siswa sebagai


(3)

5.4. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada simpulan hasil

penelitian, saran yang dapat diajukan sebagai berikut:

1. Pembelajaran sains disekolah yang direncanakan dan dilaksanakan oleh guru

hendaknya dalam rangka meningkatkan literasi sains dan juga memperhatikan

aspek-aspek yang dapat meningkatkan literasi sains.

2. Pembelajaran sains disekolah didukung oleh Kepala sekolah dengan

memperhatikan fasilitas-fasilitas pendukung dalam upaya meningkatkan

kemampuan literasi dan sikap ilmiah siswa.

3. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) hendaknya aktif dilaksanakan

dengan memusyawarahkan kegiatan atau keadaan sains siswa sehingga

diharapkan terjadi peningkatan sains dan sikap ilmiah siswa.

4. Menyarankan peneliti berikutnya untuk lebih memperdalam penelitian ini

dengan memberikan perlakuan serta mengamati faktor-faktor pendukung

dalam literasi sains dan mengamati perubahan tingkah laku siswa selama


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

American Association for the Advancement of Science. 1989. Science for all Americans: a project 2061 report on literacy goals in science,

mathematics and technology. Washington, DC: AAAS.

Amstrong, T., 2009. The Whole-Brain Solution (Solusi Seluruh Otak). Jakarta: Grasindo.

Anwar, H. 2009. Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pelangi Ilmu. 2 (5): 103-114.

Arikunto, S., 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Depdiknas, 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: kerjasama Depdikbud dan Rineka Cipta.

Ekohariadi, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun. Jurnal Pendidikan Dasar. 10 (1): 28-41. Firman, H., 2007. Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA

Nasional Tahun 2006. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas.

Fraser, B.J. 1981. Test of Science-Related Attitudes. The Australian Council for Educational Research Limited.

Hadi, S. dan Mulyatiningsih, E. 2009. Model Trend Prestasi Siswa Berdasarkan

Data Pisa Tahun 2000, 2003, dan 2006. Laporan Penelitian Pusat

Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Hautamäki, J. Elina Harjunen. 2008. PISA06 Finland: Analyses, Reflections and Explanation. Ministry of Education. Finlandia.

Hayat, B. 2003. Kemampuan Dasar Hidup: Prestasi Literasi Membaca, Matematika, dan Sains Anak Indonesia Usia 15 Tahun di Dunia Internasional. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.

Holbrook, J. and Rannikmae, M., 2009. The Meaning of Scientific Literacy. International Journal of Environmental & Science Education. 4 (3): 275-288.


(5)

Kusuma, R.C.D., 2012. Pengaruh Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga Dan Sikap Pada Sains Terhadap Kemampuan Literasi Sains (Scientific Literacy) Mahasiswa Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik, Program Studi : Perp.&S.Inform. Surabaya: Universitas Airlangga.

Liliasari, 2011. Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa

Melalui Pembelajaran. Program Studi Pendidikan IPA Sekolah

Pascasarjana UPI Bandung, Hal: 1-9. Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional UNNES.

Miftakhudin, M.A., 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak Di Smp Negeri 1 Kecamatan

Warungasem Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011. Tesis

tidak diterbitkan. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Nurlaili. 2011. Tingkat Literasi Sains Buku Ajar Biologi dan Siswa SMA Kelas X

di Kabupaten Aceh Barat. Tesis. Medan: Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Nyoman, N.K., Budi, P.A., Bagus, I.J., 2014. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat Terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah dan Sikap Ilmiah Siswa. Bali: Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA.

OECD 2007. PISA 2006: Science Competencies for Tomorrow’s World, Volume 1-Analyses. Paris: OECD Publishing.

OECD, 2009. Take The Test: Sample Questions From Oecd’s Pisa Assessments. Paris: OECD Publishing.

OECD. 2012. PISA 2009 Technical Report. Paris: OECD Publishing.

Poerwardarminto, W, J, S. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat Perbukuan Depdiknas. 2003. Standart Penilaian Buku Pelajaran Sains. (http://www.didaski.go.id).

Rahmiati, E. 2014. Analisis Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA SMAN Se-Kota

Padangsidempuan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan.

Rustaman, N. Y., 2004. Asesmen Pendidikan IPA. Diklat NTT

Rustaman, N. Y., 2006. Literasi Sains Anak Indonesia 2000 dan 2003. Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia dalam Bidang Matematika, Sains, dan Membaca. Jakarta: Puspendik Depdiknas.


(6)

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Shwartz, Y., Ben-Zvi, R. and Hofsein, A. 2006. The Use of Scientific Literacy Taxonomy for Assessing the Development of Chemical Literacy Among High-School Students. Chemistry Education Research and Practice.7 (4): 203-225.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya

Syah, M. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Toharuddin, U., Hendrawati, S., Rustaman, A., 2011. Membangun Literasi Peserta Didik. Bandung: Humaniora.

Ulum, B. 2007. Sikap Ilmiah. (http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/sikap-ilmiah).

Wahyudi, 2012. Analisis Kontribusi Sikap Ilmiah, Motivasi Belajar dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Pontianak. Jurnal FMIPA 01: (02).

Widiyanto, K. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah yang dibelajarkan dengan Metode Inkuiri dan Proyek terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis, Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa. Medan: Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Zuriyani, E. 2013. Literasi Sains dan Pendidikan. Makalah: Kemenag Sumatera Selatan.