ANALISIS LITERASI SAINS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI SE-KOTA PADANGSIDIMPUAN.

(1)

ANALISIS LITERASI SAINS SISWA KELAS XI IPA

SMA NEGERI SE-KOTA PADANGSIDIMPUAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

ELIDA RAHMIATI NIM. 8106174004

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

(4)

ii ABSTRAK

ELIDA RAHMIATI, NIM. 8106174004. Analisis Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) literasi sains siswa dalam dimensi konten, proses dan konteks; hubungan antara (2) latar belakang pendidikan formal orang tua (3) intensitas belajar sains; dan (4) pembelajaran sains di sekolah; dengan literasi sains siswa; (5) latar belakang pendidikan formal orang tua siswa, intensitas belajar sains, dan pembelajaran sains secara bersama-sama dengan literasi sains siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan dengan jumlah sampel 315 dari jumlah populasi 842 orang siswa yang diambil dengan teknik random sampling. Instrumen penelitian berupa tes literasi sains siswa dan angket faktor-faktor yang berhubungan dengan literasi sains siswa yang terdiri atas variabel latar belakang pendidikan orang tua berupa isian, intensitas belajar sains siswa, dan pembelajaran sains di sekolah yang disusun berdasarkan skala Likert. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat korelasional. Teknik analisis data deskriptif persentase dan regresi pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: (1) literasi sains siswa secara keseluruhan (35,95%) dan dalam tiap dimensi dengan kriteria tidak baik, dimensi konten (34,18%), proses (37,06%) dan konteks (35,95%); (2) terdapat hubungan positif yang signifikan antara latar belakang pendidikan orangtua dengan literasi sains siswa (R = 0,146; Fhitung = 6,821; P = 0,009); (3) terdapat hubungan positif yang signifikan antara intensitas belajar sains siswa dengan literasi sains siswa (R = 0,959; Fhitung = 3591,9; P = 0,000); (4) terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran sains di sekolah dengan literasi sains siswa (R = 0,966; Fhitung = 4386,849; P = 0,000); (5) terdapat

hubungan positif yang signifikan antara latar belakang pendidikan formal orang tua siswa, intensitas belajar sains, dan pembelajaran sains di sekolah secara bersama-sama dengan literasi sains siswa (R = 0,974; (Fhitung = 1901,485 dan P = 0,000). Hasil penelitan ini mengimplikasikan bahwa perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran sains di sekolah, peran orang tua dalam mendidik siswa di rumah guna meningkatkan intensitas belajarnya dan membangun budaya belajar yang baik yang berkontribusi dalam mempengaruhi literasi sains siswa kelas XI IPA di SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan.

Kata Kunci: Literasi sains, latar belakang pendidikan formal orangtua, intensitas


(5)

iii ABSTRACT

Rahmiati, Elida. Analysis of Students’ Science Literacy of State Senior High School Grade XI in Padangsidimpuan. Thesis. Medan: Postgraduate school of State University of Medan, 2014.

This research aimed to determine: (1) science literacy of students in the dimensions of content, process and context of science, (2) the correlation of parents’ education background an student science literacy (3) the correlation of students science learning intensity an student science literacy, (4) the correlation of science learning at school an student science literacy (5) the correlation of the of parents’ education background, science learning intensity, science learning at school an student science literacy. This research was conducted at Senior High School in Padangsidimpuan. The sample of this research were 315 an the population were 842 students. The sample was taken by random sampling technique. The instruments of this research were tests of student science literacy and quesionare of it relevant factors arranged base on scale of Likert. This research were correlational descriptive. The techniques of data analysis were percentage descriptive an regression on α = 0,05 significance level. The results of this research were: (1) the totally students science literacy (35,96%) and each dimensions content (34,18%), process (37,06%) and context (35,96%) are not good; (2) there is the significant positive correlation between parents’ education background and student science literacy (F value = 6.821; P = 0.009); (3) there is a significant positive correlation between the students science learning intensity and student science literacy (F value = 3591.9; P = 0.000); (4) there is the significant positive correlation between science learning at school and student science literacy (F value = 4386.849; Sig = 0.000), (5) there is the significant positive correlation between parents’ education background, science learning intensity, science learning at school and student science literacy (F value = 1144.401; P = 0.000). These results implye it is necessary to improve the quality of science learning at schools, the role of parents in educating the students at home in order to increase students learning intensity and to build the good learning culture that contribute in affecting students scientific literacy of State Senior High School Grade XI in Padangsidimpuan.

Keywords: science literacy, parents’ education background, science learning intensity, and learning science at school.


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT Sang Pemilik alam dan seluruh isinya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ANALISIS LITERASI SAINS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI SE-KOTA PADANGSIDIMPUAN” ini dengan baik guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan terbaik bagi ummat di seluruh zaman.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya secara khusus kepada:

1. Teristimewa untuk ayah dan ibu tercinta, Muhammad Basyir Panggabean dan Masdalima Ritonga untuk semua cinta, kesabaran, kepercayaan, doa, nasehat dan semangat yang diberikan saat jatuh bangun penulis khususnya selama proses penyelesaian tesis ini .

2. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Si., dan Ibu Dr. Ely Djulia, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta dukungan pada penulis dari awal penyusunan sampai tesis ini selesai.

3. Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., (Sekretaris Program Studi Pendidikan Biologi) dan Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. (Ketua


(7)

Program Studi Pendidikan Biologi) selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Bapak Drs.Zulkifli Simatupang M.Pd., dan Bapak Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si., selaku validator instrumen penelitian ini.

5. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama di Program Pascasarjana UNIMED.

6. Kepala sekolah dan teman-teman guru, staf tata usaha SMP Negeri 3 Padangsidimpuan, untuk semua motivasi dan dukungannya.

7. Kepala sekolah dan guru-guru di SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan. 8. Kakak, abang, adik, secara khusus kakanda alm.Zubaida Hafni yang pernah

berjuang bersama dalam meraih cita, keponakan serta keluarga besar tercinta. 9. Seluruh kerabat, sahabat seperjuangan dan teman-teman angkatan XVIII

khususnya kelas B Program Studi Pendidikan Biologi, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah membalas kebaikannya

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan inovatif dari semua pihak guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya, khususnya bagi para guru biologi serta dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Medan, Maret 2014 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB.I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

BAB.II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1. Kajian Teoritis ... 9

2.1.1. Literasi Sains ... 9

2.1.2. Dimensi Literasi Sains ... 12

2.1.3. Karakteristik Siswa yang Melek Sains (Literate Sains) ... 15

2.1.4. Penilaian Literasi Sains Siswa ... 18

2.1.5. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Literasi Sains Siswa .. 19

2.1.6. Literasi Sains dan Pembelajaran Sains ... 26

2.1.7. Penelitian Relevan ... 27

2.2. Kerangka Berpikir ... 28

2.3. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB.III METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.2. Populasi dan Sampel ... 32

3.2.1. Populasi ... 32

3.2.2. Sampel ... 32

3.3. Jenis dan Desain Penelitian ... 33

3.4. Definisi Operasional ... 34

3.5. Prosedur Penelitian ... 35

3.6. Teknik dan Pengumpulan Data ... 37

3.7. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1. Hasil Penelitian ... 46

4.2. Pembahasan ... 50

4.2.1. Literasi Sains Siswa ... 50 4.2.2. Latar Belakang Pendidikan Formal Orangtua dan


(9)

Literasi Sains Siswa ... 56

4.2.3. Intensitas Belajar Sains dan Literasi Sains Siswa ... 57

4.2.4. Pembelajaran Sains Di Sekolah dan Literasi Sains Siswa ... 58

4.2.5. Latar Belakang Pendidikan Formal Orangtua, Intensitas Belajar Sains, Minat Sains, Sikap Terhadap Sains, Pembelajaran Sains dan Literasi Sains Siswa ... 61

4.3. Keterbatasan Penelitian ... 62

BAB V Simpulan, Implikasi dan Saran ... 64

5.1. Simpulan ... 64

5.2. Implikasi ... 65

5.3. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Populasi Penelitian 32

Tabel 3.2. Penetapan Sampel 33

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Literasi Sains Siswa 38 Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Literasi Sains Siswa 40 Tabel 3.5. Rentang Persentase Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir 29

Gambar 4.1. Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA 46 SMA Negeri se-Kota Padangsidimpuan

Gambar 4.2. Kemampuan Siswa dalam Tiap Indikator Literasi Sains

(Dimensi Konten, Proses dan Konteks) 47 Gambar 4.3. Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan Formal

Orangtua dengan Literasi Sains Siswa 48 Gambar 4.4. Hubungan Antara Intensitas Belajar Sains dengan 49

Literasi Sains Siswa

Gambar 4.5. Hubungan Antara Pembelajaran Sains dengan 49 Literasi Sains Siswa


(12)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Instrumen 1 Tes Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA 72

SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan

Lampiran 2. Instrumen 2 Angket Faktor-Faktor yang Berhubungan 88 dengan Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA

SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan

Lampiran 3. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes 92 Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA

Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas Soal Instrumen Tes 94 Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA

Lampiran 5. Tingkat Kesukaran Soal Instrumen Tes 96 Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA

Lampiran 6. Analisis Varians Butir Soal 97 Lampiran 7. Daya Beda Soal Instrumen Tes Literasi Sains 98

Siswa Kelas XI IPA

Lampiran 8. Data Hasil Tes Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA 100 SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan

Lampiran 9. Data Hasil Angket Faktor-Faktor yang Berhubungan 109 dengan Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA

SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan

Lampiran 10. Uji Normalitas Data 123

Lampiran 11. Uji Homogenitas Data 124


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang produktif dan sukses (Amstrong, 2009). Semakin banyak peluang yang dimiliki siswa untuk memahami dan memadukan informasi yang mereka kumpulkan, akan semakin baik mereka dapat menggunakannya untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan pada kehidupannya di masa kini dan di masa depan (Amstrong, 2009), untuk meminimalkan bahaya yang mengancam kelangsungan hidup mereka dan menjamin terjadinya masyarakat yang swadaya dan sejahtera (Raharso, 2011).

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pendidikan sains ditantang untuk menyiapkan SDM yang berkualitas, yang tidak hanya cakap dalam bidang sains tetapi juga memiliki kemampuan memutuskan dan mengambil sikap yang logis, kritis dan kreatif serta memiliki literasi sains sehingga mampu memahami fenomena sains dan menyikapi isu atau memecahkan berbagai persoalan kehidupan sehari-hari (Herlanti, 2012). Sebagaimana dalam The National

Research Council Amerika Serikat (1996 dalam Shwartz et.al., 2006) dinyatakan

bahwa pencapaian literasi sains oleh siswa adalah salah satu tujuan utama pendidikan sains.

Berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2000, 2003 dan 2006 skor literasi sains siswa Indonesia usia 15 tahun berturut-turut adalah 393, 395 dan 395 dengan skor rata-rata semua negara peserta 500 dan simpangan baku 100 (Ekohariadi, 2009). Pada PISA 2009 skor


(14)

2

siswa Indonesia adalah 383 dengan rerata skor negara peserta adalah 501 (OECD, 2010) dan PISA 2012 dengan skor 382, berada di peringkat 64 dari 65 negara peserta (okezone.com).Rendahnya skor perolehan siswa Indonesia mencerminkan rendahnya prestasi belajar IPA siswa Indonesia (Ekohariadi, 2009) dengan rata-rata sekitar 34% untuk keseluruhan, 29% untuk konten, 34% untuk proses dan 32% untuk konteks (Firman, 2007). Hasil capaian tersebut mengindikasikan bahwa rata-rata kemampuan sains siswa Indonesia baru sampai pada kemampuan mengingat dan mengenali pengetahuan ilmiah berdasarkan fakta sederhana tetapi belum mampu untuk mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai topik sains, apalagi menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak (Sudiatmiko, 2012). Penilaian PISA berorientasi ke masa depan, yaitu menguji kemampuan untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam menghadapi kehidupan nyata, tidak semata-mata mengukur kemampuan sebagaimana dalam kurikulum sekolah, sehingga dapat membantu meningkatkan pendidikan dan menyiapkan generasi muda yang lebih baik ketika mereka memasuki kehidupan dewasa yakni menjadi orang yang literate (Sudiatmiko, 2012).

Literasi sains penting dimiliki setiap orang sebagai masyarakat, warga negara dan warga dunia. Setiap orang harus memiliki tingkat literasi sains tertentu agar dapat bertahan hidup di alam maupun di tempatnya bekerja. Literasi sains berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai yang terdapat di dalam sains. Zuriyani (2013) mengatakan setidaknya ada dua alasan mengapa literasi sains penting untuk dimiliki siswa, yaitu: (1) pemahaman sains menawarkan pemenuhan kebutuhan personal dan kegembiraan, dapat dibagikan dengan siapa pun; dan (2) negara-negara di dunia dihadapkan pada


(15)

pertanyaan-3

pertanyaan dalam kehidupannya yang memerlukan informasi ilmiah dan cara berpikir ilmiah untuk mengambil keputusan dan kepentingan orang banyak yang perlu di informasikan seperti, udara, air dan hutan. Pemahaman sains dan kemampuan dalam sains juga akan meningkatkan kapasitas siswa untuk memegang pekerjaan penting dan produktif di masa depan. Karena kepemilikan literasi sains sangat penting, maka menjadi penting pula membangun literasi sains siswa sejak dini, selaku generasi penerus di masa depan. Salah satu upaya untuk itu dapat dilakukan dengan menciptakan pembelajaran sains yang mendukung terciptanya SDM yang melek sains.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa guru biologi dan studi awal di lingkungan SMA Negeri kota Padangsidimpuan ditemukan bahwa sebagian besar siswa belum mampu mengaitkan dan menerapkan konsep-konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, masih ditemukannya sampah-sampah yang tidak dibuang pada tempatnya setelah selesai jam istirahat di sekolah dan sebagian besar siswa tidak mengetahui kejadian banjir yang terjadi di daerah kota Padangsidimpuan. Keadaan ini adalah salah satu indikasi kurangnya tanggung jawab dan kepedulian siswa mengenai diri dan lingkungan sosial dan masyarakat sekitarnya.

Pelaksanaan pembelajaran yang kurang memperhatikan keberagaman dan kekhasan kelompok belajar siswa merupakan salah satu faktor penyebab ketidakmampuan siswa mengaitkan dan menerapkan konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana keterangan dari sembilan orang guru biologi di SMA Negeri yang ada di kota Padangsidimpuan, bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dimiliki dan dilaksanakan merupakan RPP


(16)

4

hasil Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah bukan RPP yang disesuaikan dengan keadaan (konteks) siswa oleh masing-masing guru. Pembelajaran yang tidak disesuaikan dengan konteks siswa dapat menyebabkan ketidakbermaknaan pembelajaran dan dapat berakibat pada ketidakmampuan siswa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupannya sehari-hari.

Instrumen penilaian hasil belajar yang dikembangkan oleh guru di dalam RPP dan yang digunakan guru pada ujian akhir semester, pada umumnya kurang mengaitkan substansi dengan konteks kehidupan yang dihadapi siswa sehari-hari. Rumiati dan Wardani (2011) menyatakan bahwa siswa belum terlatih dalam menyelesaikan soal-soal dengan karakteristik seperti soal-soal pada PISA yang selalu melibatkan konteks dalam setiap itemnya, baik konteks personal, sosial maupun global. Belum terlatihnya siswa dalam menyelesaikan soal-soal dengan karakteristik seperti soal-soal pada PISA menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi literasi sains siswa. Selain itu, faktor latar belakang siswa, minat, intensitas belajar, dan sikap siswa terhadap sains juga turut mempengaruhi rendahnya prestasi literasi sains siswa (Ekohariadi, 2009; Hadi dan Mulyatiningsih, 2009).

Mempersiapkan siswa yang melek sains adalah penting untuk masa depannya sebagai generasi pemimpin masa depan. American Association for the

Advancement of Science (AAAS, 1993) menyatakan bahwa nasib ekonomi dan

lingkungan dunia sebagian besar tergantung pada seberapa bijaksana masyarakat memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bybee dan Fuchs (2006 dalam Chabalengula, et al., 2008) juga menyatakan bahwa melalui ilmu pengetahuan, masyarakat dapat belajar tidak hanya bagaimana membuat keputusan tentang


(17)

5

penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga untuk menilai penerapan dan efek dari penemuan-penemuan ilmiah dan teknologi. Dengan demikian literasi sains siswa adalah bagian penting dalam pendidikan sains dalam rangka mempersiapkan siswa sebagai SDM yang sejahtera di masa depannya. Oleh karenanya menjadi penting pula untuk mengetahui bagaimana gambaran tentang literasi sains siswa.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi permasalahan, antara lain:

1. Prestasi belajar sains siswa Indonesia rendah.

2. Kemampuan siswa baru pada tahap mengingat dan mengenali pengetahuan ilmiah sederhana tetapi belum mampu untuk mengaitkan dan menerapkan konsep-konsep dalam kehidupan sehari-hari

3. Kurangnya tanggung jawab dan kepedulian siswa mengenai diri dan lingkungan sosial dan masyarakat sekitarnya.

4. Guru kurang memperhatikan keberagaman dan kekhasan kelompok belajar siswa dalam pembelajaran biologi.

5. Instrumen penilaian hasil belajar yang dikembangkan oleh guru kurang mengaitkan substansi dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa.

6. Siswa kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal dengan karakteristik seperti soal-soal pada PISA.


(18)

6 1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari agar permasalahan tidak meluas dan menyimpang, penulis memandang perlu untuk membatasi masalah yang akan dikaji, yaitu:

1. Literasi sains siswa yang diukur adalah kemampuan dalam hal konten, proses dan konteks sains khususnya biologi.

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan literasi sains siswa, yaitu latar belakang pendidikan formal orang tua siswa, intensitas belajar sains, dan pembelajaran (sains) biologi di sekolah.

1.4. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam studi ini, dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota

Padangsidimpuan dalam dimensi konten, proses dan konteks?

2. Bagaimana hubungan latar belakang pendidikan formal orang tua dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan? 3. Bagaimana hubungan intensitas belajar sains dengan literasi sains siswa

kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan?

4. Bagaimana hubungan pembelajaran sains di sekolah dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan?

5. Bagaimana hubungan latar belakang pendidikan formal orang tua, intensitas belajar sains, dan pembelajaran sains di sekolah secara


(19)

bersama-7

sama dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui:

1. Literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan dalam dimensi konten, proses dan konteks.

2. Bagaimana hubungan antara latar belakang pendidikan formal orang tua dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan.

3. Bagaimana hubungan antara intensitas belajar sains dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan.

4. Bagaimana hubungan antara pembelajaran sains di sekolah dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan.

5. Bagaimana hubungan antara latar belakang pendidikan formal orang tua, intensitas belajar sains, dan pembelajaran sains secara bersama-sama dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan?

1.6. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

a. Menambah wawasan tentang literasi sains baik bagi peneliti, guru maupun pengelola pendidikan.


(20)

8

b. Memperoleh gambaran tentang literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan.

c. Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan bagi penelitian pendidikan selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, memberi peluang untuk diuji dan mengetahui literasi sainsnya. b. Bagi guru, sebagai bahan masukan atau kritik konstruktif untuk dapat

menentukan dan melakukan upaya yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan literasi sains siswa.

c. Bahan sekolah/lembaga, sebagai bahan masukan atau kritik konstruktif untuk dapat menentukan kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan.


(21)

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan rendah, baik secara keseluruhan (35,95%) maupun dalam tiap dimensi literasi sains. Secara berturut dari persentase terendah yaitu dimensi konten (34,18%), konteks (35,95%) dan proses (37,06%).

2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara latar belakang pendidikan formal orangtua dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan (R = 0,146; Fhitung = 6,821; P = 0,009). 3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara intensitas belajar sains

dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan (R = 0,959; Fhitung = 3591,9; P = 0,000).

4. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran sains di sekolah dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan (R = 0,966; Fhitung = 4386,849; P = 0,000).

5. Terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara latar belakang pendidikan formal orangtua siswa, intensitas belajar sains, minat siswa terhadap sains, sikap siswa terhadap sains dan pembelajaran sains di sekolah secara bersama-sama dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan (R = 0,974; (Fhitung = 1901,485 dan P = 0,000).


(22)

65 5.2. Implikasi

Pendidikan sains yang diperoleh siswa merupakan bekalan untuk kehidupannya dimasa kini dan masa depan dalam perannya sebagai personal dan anggota masyarakat baik skala sempit maupun global. Oleh karenanya sangat penting untuk menciptakan keadaan yang dapat mendukung pencapaian literate sains siswa mulai dari lingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan dan tumbuh berkembang anak yang pertama, lingkungan sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan pembelajaran anak lebih lanjut dan juga para

stakeholder selaku pengambil kebijakan dalam lembaga pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa pencapaian literasi sains siswa kelas XI IPA rendah, dan faktor latar belakang pendidikan orangtua siswa, intensitas belajar sains siswa dan pembelajaran sains di sekolah berhubungan secara positif dan signifikan terhadap prestasi sains siswa. Orang tua hendaknya tidak mempercayakan sepenuhnya pendidikan anak pada sekolah tetapi bekerja sama dengan pihak sekolah demi keberhasilan anak. Guru sebagai pelaksana pembelajaran yang diterima anak hendaknya dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang mendukung kepemilikan literasi sains oleh siswa, baik secara metode dan strategi, sumber, media, asesmen dan evaluasi pembelajaran. Pemerintah dan para stakeholder dapat mengambil kebijakan sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan seperti peningkatan kualitas guru dan penyediaan fasilitas pendukung pembelajaran sains


(23)

66 5.3. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas, maka sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran sains di sekolah yang direncanakan dan dilaksanakan oleh guru hendaknya dalam rangka mengingkatkan literasi sains siswa.

2. Membina kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua siswa dalam upaya meningkatkan literasi sains siswa.

3. Menyarankan peneliti berikutnya untuk mengembangkan penelitian ini agar dapat bermanfaat sebagai informasi khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya dalam meningkatkan literasi sains siswa sebagai bekal hidupnya di masa kini dan masa depan.


(24)

67

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Arikunto, S., 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Artati, J., 2013. Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP Dalam

Pembelajaran IPA Terpadu Pada Tema Cuaca Ekstrim.Skripsi tidak

diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Amstrong, T., 2009. The Whole-Brain Solution (Solusi Seluruh Otak). Jakarta: Grasindo.

Asniar, 2012. Efektivitas Software Pembelajaran IPA Terpadu Model Connected

Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Kelas VIII Pada Tema Rokok dan Kesehatan. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana

UPI Bandung.

Budiono, 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Depdiknas.

Chabalengula, V.M., and Mumba, F., Lorsbach, T., and Moore, C., 2008. Curriculum and Instructional Validity of the Scientific Literacy Themes Covered in Zambian High School Biology Curriculum. International

Journal of Environmental & Science Education, 3: 207-220.

Chaplin, J. P. 2008. Kamus Psikologi Lengkap. Jakarta: PT Raja Grafindo

Cholas, John M.E dan Hassan Sadily, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia, 2000, cet. 24.

Dani, D. (2011). Sustainability as a Framework for Analyzing Socioscientific Issue. International Electronic Journal of Environment Education. 1: 113-126


(25)

68

Depdiknas, 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Ekohariadi, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun. Jurnal Pendidikan Dasar, 10: 28-41.

Firman, H., 2007. Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas.

Hadi, S. Dan Mulyatiningsih, E,. 2009. Model Trend Prestasi Siswa Berdasarkan Data Pisa Tahun 2000, 2003, Dan 2006. Laporan Penelitian Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional

Herlanti, Y., 2011. Pengembangan Pembelajaran Berbasis Isu Sosiosaintifik Melalui Weblog Untuk Mendukung Literasi Sains. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional Puslitjak Balitbang Kemdikbud.

Holbrook, J., & Rannikmae, M., (1997). Supplementary teaching materials promoting scientific and technological literacy. Tartu, Estonia: ICASE (International Council of Associations for Science Education).

Holbrook, J. and Rannikmae, M., 2009. The Meaning of Scientific Literacy.

International Journal of Environmental & Science Education. 4: 275-288.

Hoeve, Van, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: PT. Ichtiar Baru.

Idris, Z., 1995. Pendidikan dan Keluarga. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Kashardi, 2010. Pengembangan Kurikulum. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Khomisah, A., 2006. Pengaruh Intensitas Belajar Dan Tingkat Keberagamaan

Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas II Dan Kelas III SMP Negeri I Pagentan Banjarnegara. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo


(26)

69

Kusuma, R.C.D., 2012. Pengaruh Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga Dan

Sikap Pada Sains Terhadap Kemampuan Literasi Sains (Scientific Literacy) Mahasiswa Sains Dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik,

Program Studi : Perp.&S.Inform. Surabaya: Universitas Airlangga.

Liliasari, 2011. Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa

Melalui Pembelajaran. Program Studi Pendidikan IPA Sekolah

Pascasarjana UPI Bandung, Hal: 1-9. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional UNNES.

Miftakhudin, M.A., 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak Di Smp Negeri 1 Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Mulyitno, 2010. Pembelajaran Tematik Pengaruh Zat Aditif Makanan Terhadap

Kesehatan Dengan Pendekatan STL (Science Technology Literacy) Untuk Meningkatkan Literasi Sains. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program

Pascasarjana UPI Bandung.

OECD, 2009. PISA 2009 Assessment Framework-Key Competencies In Reading, Mathematics And Science. OECD

OECD, 2009. Take The Test: Sample Questions From Oecd’s Pisa Assessments. OECD.

OECD, 2012. PISA 2009 Technical Report. PISA, OECD Publishing.

Poedjiadi, A., 2005. Sains Teknologi Masyarakat: Pendekatan Pembelajaran

Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Porter, J.A., Wolbach, K.C., Purzycki, C.B., Bowman, L.A., Agbada, E., and Mostrom, A.M., 2010. Integration of Information and Scientific Literacy: Promoting Literacy in Undergraduates. CBE-Life Sciences Education, 9: 536–542.

Priyatno, D., 2008. 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 17. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta.


(27)

70

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2007. Naskah Akademik: Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdiknas.

Raharso, A., 2011. Pendidikan, Makna Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia. Hal: 1-3. Disampaikan pada Seminar Internasional Pendidikan

di Universitas Sumatera Utara, Medan.

Rustaman, N.Y., 2004. Asesmen Pendidikan IPA. Diklat NTT.

Riduwan dan Akdon, 2009. Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N.Y., 2006b. Literasi Sains Anak Indonesia 2000 dan 2003. Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia dalam Bidang Matematika, Sains, dan Membaca. Jakarta: Puspendik Depdiknas.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. 2003.

Sudiatmika, A., 2012. Pengembangan Alat Ukur Tes Literasi Sains Siswa SMP

Dalam Konteks Budaya Bali. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program

Pascasarjana UPI Bandung.

Sudjana, N., 2009. Peniaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sudjana, N., 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito

Sudjana, N., 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.

Shwartz, Y., Ben-Zvi, R. and Hofstein, A., 2006. The Use Of Scientific Literacy Taxonomy For Assessing The Development Of Chemical Literacy Among High-School Students. Chemistry Education Research and Practice, 7: 203-225.

Toharuddin, U., Hendrawati, S., dan Rustaman, A., 2011. Membangun Literasi


(28)

71

Ulfiati, R., 2009. Analisis Penguasaan Aspek Konteks Aplikasi Sains Siswa SMP

Kelas VII Melalui Pembelajaran Berbasis Literasi Sains Dan Teknologi Pada Materi Pokok Klasifikasi Zat. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung:

Program Sarjana UPI Bandung

Wardani, S. dan Rumiati, 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar Dari PISA Dan TIMSS. Kementrian Pendidikan Nasional.

Yuenyong, C., and Narjaikaew, P. 2009. Scientific Literacy and Thailand Science Education. International Journal of Environmental & Science Education, 4: 335-349

Yusuf, S., 2006. Perbandingan Gender Dalam Prestasi Literasi Siswa Indonesia.

Makalah Untuk Jurnal Uninus.

http://www.uninus.ac.id/data/data_ilmiah/SuhendraYusuf

Zulkarnain, Z.B., Saim, M.B., Talib, R.B.A., 2011. Hubungan Antara Minat, Sikap Dengan Pencapaian Pelajar Dalam Kursus CC301-Quantity Measurement. Politeknik Port Dickson, KM 14 Jl. Pantai Si Rusa Port

Dickson. Makalah Untuk Seminar.

http://www.polipd.edu.my/v3/sites/default/files/1EduSem12.pdf

Zuriyani, E., 2013. Literasi Sains Dan Pendidikan. Makalah: Kemenag Sumatera Selatan.


(1)

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas, maka sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran sains di sekolah yang direncanakan dan dilaksanakan oleh guru hendaknya dalam rangka mengingkatkan literasi sains siswa.

2. Membina kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua siswa dalam upaya meningkatkan literasi sains siswa.

3. Menyarankan peneliti berikutnya untuk mengembangkan penelitian ini agar dapat bermanfaat sebagai informasi khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya dalam meningkatkan literasi sains siswa sebagai bekal hidupnya di masa kini dan masa depan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Arikunto, S., 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Artati, J., 2013. Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada Tema Cuaca Ekstrim.Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Amstrong, T., 2009. The Whole-Brain Solution (Solusi Seluruh Otak). Jakarta: Grasindo.

Asniar, 2012. Efektivitas Software Pembelajaran IPA Terpadu Model Connected Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Kelas VIII Pada Tema Rokok dan Kesehatan. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Budiono, 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Depdiknas.

Chabalengula, V.M., and Mumba, F., Lorsbach, T., and Moore, C., 2008. Curriculum and Instructional Validity of the Scientific Literacy Themes Covered in Zambian High School Biology Curriculum. International Journal of Environmental & Science Education, 3: 207-220.

Chaplin, J. P. 2008. Kamus Psikologi Lengkap. Jakarta: PT Raja Grafindo

Cholas, John M.E dan Hassan Sadily, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia, 2000, cet. 24.

Dani, D. (2011). Sustainability as a Framework for Analyzing Socioscientific Issue. International Electronic Journal of Environment Education. 1: 113-126


(3)

Depdiknas, 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Ekohariadi, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun. Jurnal Pendidikan Dasar, 10: 28-41.

Firman, H., 2007. Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas.

Hadi, S. Dan Mulyatiningsih, E,. 2009. Model Trend Prestasi Siswa Berdasarkan Data Pisa Tahun 2000, 2003, Dan 2006. Laporan Penelitian Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional

Herlanti, Y., 2011. Pengembangan Pembelajaran Berbasis Isu Sosiosaintifik Melalui Weblog Untuk Mendukung Literasi Sains. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional Puslitjak Balitbang Kemdikbud.

Holbrook, J., & Rannikmae, M., (1997). Supplementary teaching materials promoting scientific and technological literacy. Tartu, Estonia: ICASE (International Council of Associations for Science Education).

Holbrook, J. and Rannikmae, M., 2009. The Meaning of Scientific Literacy. International Journal of Environmental & Science Education. 4: 275-288.

Hoeve, Van, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: PT. Ichtiar Baru.

Idris, Z., 1995. Pendidikan dan Keluarga. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Kashardi, 2010. Pengembangan Kurikulum. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Khomisah, A., 2006. Pengaruh Intensitas Belajar Dan Tingkat Keberagamaan Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas II Dan Kelas III SMP Negeri I Pagentan Banjarnegara. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang


(4)

Kusuma, R.C.D., 2012. Pengaruh Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga Dan Sikap Pada Sains Terhadap Kemampuan Literasi Sains (Scientific Literacy) Mahasiswa Sains Dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik, Program Studi : Perp.&S.Inform. Surabaya: Universitas Airlangga.

Liliasari, 2011. Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa Melalui Pembelajaran. Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, Hal: 1-9. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional UNNES.

Miftakhudin, M.A., 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak Di Smp Negeri 1 Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Mulyitno, 2010. Pembelajaran Tematik Pengaruh Zat Aditif Makanan Terhadap Kesehatan Dengan Pendekatan STL (Science Technology Literacy) Untuk Meningkatkan Literasi Sains. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

OECD, 2009. PISA 2009 Assessment Framework-Key Competencies In Reading, Mathematics And Science. OECD

OECD, 2009. Take The Test: Sample Questions From Oecd’s Pisa Assessments. OECD.

OECD, 2012. PISA 2009 Technical Report. PISA, OECD Publishing.

Poedjiadi, A., 2005. Sains Teknologi Masyarakat: Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Porter, J.A., Wolbach, K.C., Purzycki, C.B., Bowman, L.A., Agbada, E., and Mostrom, A.M., 2010. Integration of Information and Scientific Literacy: Promoting Literacy in Undergraduates. CBE-Life Sciences Education, 9: 536–542.

Priyatno, D., 2008. 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 17. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta.


(5)

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2007. Naskah Akademik: Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdiknas.

Raharso, A., 2011. Pendidikan, Makna Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Hal: 1-3. Disampaikan pada Seminar Internasional Pendidikan di Universitas Sumatera Utara, Medan.

Rustaman, N.Y., 2004. Asesmen Pendidikan IPA. Diklat NTT.

Riduwan dan Akdon, 2009. Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N.Y., 2006b. Literasi Sains Anak Indonesia 2000 dan 2003. Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia dalam Bidang Matematika, Sains, dan Membaca. Jakarta: Puspendik Depdiknas.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. 2003.

Sudiatmika, A., 2012. Pengembangan Alat Ukur Tes Literasi Sains Siswa SMP Dalam Konteks Budaya Bali. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Sudjana, N., 2009. Peniaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sudjana, N., 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito

Sudjana, N., 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.

Shwartz, Y., Ben-Zvi, R. and Hofstein, A., 2006. The Use Of Scientific Literacy Taxonomy For Assessing The Development Of Chemical Literacy Among High-School Students. Chemistry Education Research and Practice, 7: 203-225.

Toharuddin, U., Hendrawati, S., dan Rustaman, A., 2011. Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora.


(6)

Ulfiati, R., 2009. Analisis Penguasaan Aspek Konteks Aplikasi Sains Siswa SMP Kelas VII Melalui Pembelajaran Berbasis Literasi Sains Dan Teknologi Pada Materi Pokok Klasifikasi Zat. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Program Sarjana UPI Bandung

Wardani, S. dan Rumiati, 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar Dari PISA Dan TIMSS. Kementrian Pendidikan Nasional.

Yuenyong, C., and Narjaikaew, P. 2009. Scientific Literacy and Thailand Science Education. International Journal of Environmental & Science Education, 4: 335-349

Yusuf, S., 2006. Perbandingan Gender Dalam Prestasi Literasi Siswa Indonesia.

Makalah Untuk Jurnal Uninus.

http://www.uninus.ac.id/data/data_ilmiah/SuhendraYusuf

Zulkarnain, Z.B., Saim, M.B., Talib, R.B.A., 2011. Hubungan Antara Minat, Sikap Dengan Pencapaian Pelajar Dalam Kursus CC301-Quantity Measurement. Politeknik Port Dickson, KM 14 Jl. Pantai Si Rusa Port

Dickson. Makalah Untuk Seminar.

http://www.polipd.edu.my/v3/sites/default/files/1EduSem12.pdf

Zuriyani, E., 2013. Literasi Sains Dan Pendidikan. Makalah: Kemenag Sumatera Selatan.