PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG BERINGIN.

(1)

PEN GARUH PE NER APAN M ETOD E I NK UIRI T ERHA DA P K EM AM PUAN B ERPIK IR K RIT IS M ATEM AT IS SISWA

K ELAS X SM A NEGERI 1 T ANJU NG B ERI NGI N

Oleh :

Gresti ca V. Sianipa r NIM . 4113111037

Prog ra m Studi Pendidi kan M atemati ka

SK RIPSI

Diajukan Untu k M emenuhi Sya rat M empe ro leh Ge la r Sarjan a Pendidi kan

JURUSAN M AT EM AT IK A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIV ERS IT AS NEG ERI M ED AN

M EDAN 2015


(2)

(3)

ii RIWAYAT HIDUP

Grestica Vanessa Sianipar dilahirkan di Kabanjahe pada tanggal 20 Februari 1992. Putri pertama dari ayah bernama Togar R. Sianipar dan ibu bernama Herlina Surbakti dan merupakan anak sulung dari enam bersaudara. Pada Tahun 1998, penulis sekolah di SD PKMI-2 Rantauprapat dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Rantau Utara dan lulus pada tahun 2007. Setelah itu pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Rantau Utara dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(4)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Beringin” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Ani Minarni, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd., Bapak Dr. Edy Surya, M.Si., serta Ibu Faiz Ahyaningsih, S.Si., M.Si., yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai dengan selesainya penyusunan skripsi ini. Tak lupa juga ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik penulis dan kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf pegawai jurusan matematika FMIPA Unimed yang sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada kepala sekolah SMA Negeri 1 Tanjung Beringin Bapak Drs. Abdul Malik, M.Pd. beserta Bapak/Ibu wakil kepala sekolah, dan kepada guru matematika kelas X dan XI Ibu Agustina Marpaung, S. Pd. dan Ibu Sahara Ardani, S.Pd., yang juga telah banyak membantu penulis khususnya selama melakukan penelitian.

Teristimewa penulis berterima kasih kepada Ayahanda T. Sianipar dan Ibunda H. Surbakti yang dengan sabar dan setia mendukung dan memberi nasihat, serta mendoakan penulis setiap waktu, juga kepada adik-adik tersayang Yogi, Deby, Mathius, Andreas, Tesa yang tak bosan-bosannya memberi semangat dan menginspirasi. Kepada keluarga besar, kakak, abang, sepupu, dan para senior serta


(5)

v rekan-rekan kerja yang tidak bisa penulis sebutkan satu per-satu yang turut ambil bagian dalam membantu secara moral dan materi dalam perjalanan studi penulis di Universitas Negeri Medan serta selalu mendukung penulis dalam perkuliahan dan memberi motivasi, kasih sayang, semangat, nasihat, juga doa yang tulus sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan lancar.

Ucapan terima kasih secara khusus juga kepada orang-orang luar biasa di sekeliling penulis yang selalu memberi warna hidup dan menjadi motivator bagi penulis, dua sahabat terbaik, Bro Moses Simamora dan Mikael Tobing, teman-teman serasa Putri, Mai Rani, Stepany, Chrisna, Lenra, Mery, Nonce, Jessica, Risda, tim sukses penulis selama penyusunan skripsi yaitu Silva dan Martha, semua warga Dik C Reguler 2011 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per-satu, dan teman-teman satu stambuk, Berkat, Ferdinan, Martin, Noven, Derman, Tiwy yang selalu menjadi tempat berdiskusi santai terbaik. Terima kasih juga kepada teman-teman PPLT Unimed 2014 di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin dan siswa-siswi tersayang, Duan, Eka, Desy, Puja, Sari, Syarif, Suripto, Gustanto, Ewi, Rumi, Dedi, Irwan, dan lainnya yang juga selalu memberikan dukungan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Penulis berharap kiranya skripsi ini berguna bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

Medan, Agustus 2015 Penulis

Grestica V. Sianipar NIM. 4113111037


(6)

iii PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG BERINGIN

Grestica V. Sianipar (4113111037) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh pembelajaran dengan metode inkuiri lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa daripada pembelajaran biasa (konvensional). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Beringin T.A. 2014/2015 yang terdiri dari 6 kelas dengan keseluruhan siswa kelas X sebanyak 239 orang. Sedangkan yang menjadi sampel dari penelitian ini yaitu diambil dua kelas secara acak dan didapat kelas X MIPA-1 dengan 40 orang siswa dan X MIPA-3 dengan 39 orang siswa. Kelas X MIPA-1 dan X MIPA-3 merupakan kelas reguler (bukan kelas unggulan), dimana kemampuan siswa-siswi dari kedua kelas adalah sama. Kelas eksperimen menggunakan pembelajaran dengan metode inkuiri sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran biasa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimen semu (Quasi-Experimental

Design). Sebagai alat pengumpul data digunakan tes awal berupa tes PAM yang

berisi 15 butir soal Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama dari 5 tahun terakhir yang berisi materi statistika dan post test berupa tes kemampuan berpikir kritis matematis dalam bentuk uraian pada materi pokok statistika sebanyak 5 soal yang telah dinyatakan valid. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji normalitas tes dengan menggunakan uji chi-kuadrat dan homogenitas tes menggunakan uji F. Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh bahwa hasil tes PAM kedua sampel berdistribusi normal dan homogen, dengan demikian peneliti bisa memberikan perlakuan kepada kedua sampel yang juga merupakan prasyarat untuk analisis data dengan uji t. Dari hasil uji t rata-rata tes PAM diperoleh thitung = 0,297 dan ttabel = 1,9912 dengan α = 0,05 dan dk = 77. Diperoleh bahwa untuk kriteria pengujian terima H0 jika -1,9912 < thitung < 1,9912, untuk harga t lainnya H0 ditolak. thitung = 0,297 berada pada daerah penerimaan H0 maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tes PAM siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Dari hasil penelitian, setelah peneliti memberikan perlakuan berbeda kepada kedua kelas sampel, diperoleh nilai rata-rata post test kelas eksperimen 77,50 dan kelas kontrol 70,87. Setelah diuji normalitas dan homogenitasnya, dilakukan uji t lalu diperoleh thitung = 2,798 dan ttabel = 1,9912 dengan α = 0,05 dan dk = 77. Diketahui bahwa untuk kriteria pengujian tolak H0 jika thitung ≥ 1,9912 dan untuk harga t lainnya H0 diterima. thitung = 2,798 tidak berada pada daerah penerimaan H0 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti rata-rata skor kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran biasa. Sehingga dapat pula ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri memberi pengaruh lebih baik daripada pembelajaran biasa (konvensional).


(7)

vi DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 8

1.7. Defenisi Operasional 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 11

2.1.1. Pengertian Belajar 11

2.1.2. Strategi Pembelajaran 13

2.1.3. Metode Inkuiri 16

2.1.3.1 Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri 17 2.1.3.2 Kelebihan dan Kelemahan Metode Inkuiri 20

2.1.4. Pengertian Berpikir 21

2.1.5. Berpikir Kritis 23

2.1.5.1 Berpikir Kritis Dalam Matematika 28 2.1.6. Materi Pembelajaran Statistika 29


(8)

vii 2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan 42

2.3 Kerangka Konseptual 44

2.4 Hipotesis Penelitian 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 46 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 46 3.2.1. Populasi Penelitian 46 3.2.2. Sampel Penelitian 46

3.3 Variabel Penelitian 46

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian 47

3.5 Pengontrolan Perlakuan 47

3.5.1 Validitas Internal 48

3.5.2 Validitas Eksternal 49

3.6 Prosedur Penelitian 50

3.7 Instrumen Penelitian 52

3.7.1 Tes Pengetahuan Awal Matematika (PAM) 52 3.7.2 Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis 53 3.7.2.1 Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis 55

3.7.3 Validitas Tes 56

3.7.4 Reliabilitas Tes 56

3.7.5 Indeks Kesukaran 58

3.7.6 Daya Pembeda Soal 58

3.8 Teknik Analisis Data 59

3.8.1 Menghitung Nilai Rata-Rata 59 3.8.2 Menghitung Standar Deviasi 59 3.9 Uji Prasyarat Pengujian Hipotesis 60

3.9.1 Uji Normalitas 60

3.9.2 Uji Homogenitas Varians 61

3.9.3 Pengujian Hipotesis 61


(9)

viii

3.10 Hasil Dokumentasi 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 64 4.1.1 Deskripsi Hasil Tes PAM Siswa Pada Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol 64

4.1.2 Hasil Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 66

4.2 Analisis Data 67

4.2.1 Uji Normalitas Data Hasil Penelitian 67

4.2.2 Uji Homogenitas 68

4.2.3 Uji Hipotesis 68

4.2.4 Deskripsi Proses Penyelesaian Jawaban Post Test 70

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 83

5.2 Saran 83


(10)

ix DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Tabel Sintaks Pembelajaran Inkuiri 19 Tabel 2.2 Aspek Keterampilan Berpikir Kritis 24 Tabel 2.3 Data Keuntungan Barang/Jasa Koperasi Sekolah 30 Tabel 2.4 Data Keuntungan Barang/Jasa Menggunakan Label 30 Tabel 2.5 Data Barang/Jasa dengan Keuntungan Tertinggi 31

Tabel 2.6 Tabel Nilai Tukar Rupiah 32

Tabel 2.7 Tabel Penjualan Smartphone 34 Tabel 2.8 Persentase Penjualan Smartphone 34 Tabel 2.9 Tabel Distribusi Frekuensi 38 Tabel 3.1 Posttest-Only Control Group Design 47 Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Respon Siswa Pada Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis 53

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa 63 Tabel 4.1 Data Nilai Tes PAM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 64 Tabel 4.2 Rekap Data Nilai PAM Per-kategori Dari Dua Kelas 65 Tabel 4.3 Data Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol 66 Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Data 67 Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Pengujian Homogenitas Data 68 Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Tes PAM 69 Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Post Test 70 Tabel 4.8 Rata-rata Setiap Indikator Kemampuan Berpikir Kritis 70


(11)

xi DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 88 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 101 Lampiran 3. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I 113 Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II 118 Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III 124 Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) IV 127 Lampiran 7. Soal Tes Pengetahuan Awal Siswa (PAM) 130

Lampiran 8. Kisi-Kisi Post Test 134

Lampiran 9. Soal Post Test 135

Lampiran 10. Penyelesaian Tes Pengetahuan Awal Siswa (PAM) 137 Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Post Test 138 Lampiran 12. Pedoman Penskoran Post Test

(Tes Kemampuan Berpikir Kritis) Per Indikator 141 Lampiran 13. Lembar Validasi Post Test 143

Lampiran 14. Soal Observasi 144

Lampiran 15. Perhitungan Uji Coba Post Test 145 Lampiran 16. Perhitungan Validitas Soal Post Test 147 Lampiran 17. Perhitungan Reliabilitas Soal Post Test 149 Lampiran 18. Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Post Test 151 Lampiran 19. Perhitungan Daya Beda Tes Kemampuan Berpikir Kritis 152 Lampiran 20. Data Tes Pengetahuan Awal Matematika (PAM) 155 Lampiran 21. Data Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis 157 Lampiran 22. Perhitungan Normalitas Data 159 Lampiran 23. Perhitungan Homogenitas Data 165 Lampiran 24. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Tes PAM 168 Lampiran 25. Uji Hipotesis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis 170


(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat. Perkembangan ini tidak terlepas dari peranan dunia pendidikan, karena melalui pendidikanlah seseorang dipersiapkan menjadi generasi yang sanggup menghadapi tantangan baru yang akan datang. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Sedangkan bagi sebagian besar orang, pendidikan berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa. Beda halnya dengan pernyataan Piaget (dalam Sagala, 2009:1) yang mengatakan:

“Pendidikan berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh perbandingan dengan ciptaan lain.”

Jadi secara ringkas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan upaya yang dilakukan seseorang melalui proses tertentu untuk memperoleh sebuah karya baru yang berbeda dan bermanfaat sesuai kebutuhan dan juga bisa dijadikan sarana dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang.

Dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari orang tidak terlepas dari proses berpikir dalam menanggapi situasi yang berbeda-beda. Sehingga untuk dapat bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif tersebut, orang harus mempunyai kemampuan untuk memperoleh, memilih dan mengelola informasi. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis dan kreatif serta mempunyai kemauan berkerjasama yang efektif. Melalui pendidikan yang bermutu dan terstruktur dengan baik, maka kemampuan-kemampuan tersebut dapat diperoleh.

Suatu pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pendidikan berlangsung secara efektif, dimana manusia memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya melalui pendidikan dan produk dari pendidikan berupa


(13)

2 individu-individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan juga bagi bangsa. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah saat ini, idealnya pendidikan itu tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Sesuai dengan pendapat Buchori (dalam Trianto, 2009:5), bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Trianto, 2009:1) menyebutkan:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Permasalahan yang saaat ini muncul dalam dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran yang merupakan tolak ukur yang paling utama dalam pendidikan. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas lebih diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus sekolah, mereka pintar secara teoritis tetapi mereka miskin aplikasi.

Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, khususnya pelajaran matematika. Mata pelajaran science tersebut tidak dapat mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi


(14)

3 pembelajaran berpikir tidak digunakan dengan baik dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas. Anak didik hafal perkalian dan pembagian, tetapi mereka bingung berapa harus membayar manakala mereka disuruh membeli 2,5 kg telur dengan harga satu kilo Rp 12.500; anak juga hafal langkah-langkah dalam berpidato yang dipelajari pada mata pelajaran bahasa indonesia, tetapi mereka bingung ketika mereka disuruh bicara dimuka umum. Hal ini merupakan gejala umum dari hasil proses pendidikan di Indonesia, dimana pendidikan di sekolah terlalu menjejali otak anak dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal dan tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki anak didik. Sehingga sulit untuk membentuk manusia yang berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern sehingga mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia. Semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi perlu mempelajarinya. Menyadari betapa perlunya belajar matematika, seperti yang dapat kita lihat dalam kurikulum matematika di sekolah dimana mata pelajaran matematika mendapatkan porsi jam lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Selain itu, sesuai dengan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) matematika, tujuan umum diberikannya mata pelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu:

1. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien.

2. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.


(15)

4 Berdasarkan tujuan umumnya, adanya pelajaran matematika di sekolah dimaksudkan sebagai sarana untuk melatih para siswa agar dapat memiliki kemampuan berpikir kritis. Ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan kompetensi yang sangat penting untuk dikembangkan dalam diri siswa.

Ennis (dalam Fisher, 2009:4) mendefinisikan berpikir kritis yaitu:

“Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.” Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk dapat mencari kebenaran dari suatu kejadian dan informasi yang datang setiap saat. Berpikir kritis adalah suatu proses yang sistematis yang digunakan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi apa yang dipercaya dan diyakininya. Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk dapat memahami secara total tentang suatu kenyataan, memahami ide dasar yang mengatur kehidupannya setiap hari dan memahami suatu arti dibalik suatu kejadian.

Rendahnya kemampuan siswa dalam berpikir kritis matematis tidak terlepas pula dari kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan metode yang tepat dan melibatkan siswa sehingga siswa dapat lebih mudah untuk memahami dan tidak merasa bosan. Kebanyakan guru mengajar dengan menggunakan metode yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Seperti yang dikatakan oleh Arends (dalam Trianto, 2009:7) bahwa dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah.

Guru yang baik memiliki apa yang disebut ‘pengetahuan berisi pedagogis’. Pemahaman tersebut adalah perpaduan dari kebijaksanaan tentang mengajar, belajar, siswa, dan isi. Mencakup pengetahuan akan cara-cara yang paling tepat untuk memberikan bahan pelajaran kepada para siswa melalui analogi, metafora,


(16)

5 percobaan, demonstrasi, dan ilustrasi sehingga terbentuk pola pikir yang kritis pada siswa.

Berdasarkan pada observasi yang peneliti lakukan selama 2 hari di sekolah SMA Negeri 1 Tanjung Beringin, diperoleh informasi bahwa pelajaran matematika masih menjadi pelajaran yang menakutkan bagi sebagian besar siswa di sekolah tersebut. Siswa beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit, disamping rumus yang banyak dan juga perhitungan yang rumit, siswa merasa terbebani dengan hapalan rumus-rumus yang mereka rasa wajib untuk mereka ketahui meskipun mereka belum memahaminya. Anggapan ini juga mengakibatkan beberapa siswa menjadi malas belajar sehingga mereka merasa enggan untuk berperan aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting terutama dalam menunjang perkembangan pengetahuan siswa terhadap pelajaran. Hal ini sejalan dengan pengalaman lapangan yang sudah dilakukan peneliti sebelumnya, karena sekolah tersebut merupakan sekolah tempat peneliti menjalani magang (PPLT) pada bulan September-November tahun 2014 yang lalu.

Peneliti juga menemukan fakta bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa di sekolah tersebut masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil tes studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan memberi 5 buah soal tes uraian (essay test) berupa soal-soal tentang materi prasyarat dari statistika yaitu mengenai bilangan dan pengukuran, dimana sebagian besar siswa mendapatkan nilai yang rendah. Hanya beberapa siswa saja yang mampu menjawab soal tes tersebut dengan jawaban yang benar. Hasil yang diperoleh bahwa 85% siswa tidak mampu memisahkan informasi ke dalam yang lebih kecil dan terperinci (analisis), 60% siswa tidak mampu menggabungkan bagian-bagian informasi menjadi bentuk atau susunan yang baru (sintesis), 75% siswa tidak mampu membuat pemodelan matematika, 60% siswa tidak mampu menentukan strategi penyelesaian, dan 55% siswa tidak mampu memberikan jawaban akhir.


(17)

6 Kenyataan ini tidak sesuai dengan tujuan pendidikan matematika untuk mengembangkan pola pikir logis, kritis, dan jujur pada siswa.

Agar kemampuan berpikir kritis siswa berkembang dengan optimal dan mendapat respon yang baik dari siswa, maka diperlukan strategi atau model pembelajaran matematika yang tepat. Fisher (2009) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, diperlukan pembelajaran yang membiasakan dan memberikan keleluasaan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu guru hendaknya dapat memperbaiki kembali proses-proses pembelajaran yang selama ini biasa dilaksanakan. Sebaliknya guru berupaya agar mampu menciptakan suasana belajar yang dapat memotivasi siswa agar belajar dengan lebih baik dan bersemangat sehingga berdampak positif dalam pencapaian kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini merupakan ciri dari pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Menyikapi masalah rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa tersebut, maka alangkah baiknya jika guru mengarahkan siswa agar mampu mengkonstruksikan pemahamannya sendiri. Sesuai dengan teori belajar konstruktivisme (menurut Nur dalam Trianto, 2009:28) yang menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang aktif dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya dan mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator, membantu keaktifan siswa dalam membentuk pengetahuannya sehingga belajar merupakan proses aktif yang dilakukan oleh siswa.

Salah satu pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme adalah pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dimana didalamnya terdapat inkuiri yang merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran tersebut yang mengajak siswa untuk menemukan sendiri pemahamannya tentang fakta-fakta yang ditemukan sehari-hari. Pembelajaran kontekstual menekankan pada berpikir ke tingkat yang lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas disiplin, serta pengumpulan, penganalisisan dan pensintesisan


(18)

7 informasi dan data dari berbagai sumber dan pandangan. Pembelajaran ini juga merupakan konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya

(questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat belajar (learning community),

pemodelan (modeling), dan penilaian autentik (authentic assessment). Terdapat pula metode pembelajaran inkuiri yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan sehingga dapat digunakan sebagai alat atau cara untuk mengasah kemampuan berpikir kritis siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Beringin”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Inisiatif, kepercayaan diri dan tanggung jawab siswa baik secara psikologis, intelektual maupun emosional yang berkaitan dengan kerja keras siswa dalam belajar masih kurang.

2. Siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran di kelas karena sedikitnya pemahaman mengenai materi yang diajarkan.

3. Kegiatan pembelajaran kurang menarik karena metode belajar yang digunakan oleh guru tidak tepat.

4. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam belajar matematika masih rendah.


(19)

8 1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Beringin pada pokok bahasan Statistika tahun ajaran 2014/2015.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah pembelajaran dengan metode inkuiri memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis matematis daripada pembelajaran konvensional pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Beringin?”

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri pada pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Beringin pada pokok bahasan Statistika tahun ajaran 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di dalam bidang matematika dan dalam proses belajar-mengajar matematika.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, terutama:


(20)

9 a. Bagi peneliti

Sebagai bahan masukan dan latihan dalam mengembangkan dan menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran matematika dan untuk mengetahui serta mengasah kemampuan berpikir kritis matematis siswa. b. Bagi siswa

Untuk meningkatkan kesungguhan, kerja keras dan kemampuan berpikir kritis siswa khususnya dalam membahas materi pokok statistika.

c. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam pemilihan model, strategi dan metode mengajar yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam belajar matematika.

d. Bagi kepala sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam meningkatkan efisiensi dan kemampuan berpikir kritis siswa serta keefektivan proses pembelajaran di kelas sehingga suasana belajar menjadi lebih menarik dan menghasilkan siswa-siswa yang berprestasi

e. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan kajian, pertimbangan maupun referensi untuk meneliti permasalahan yang revelan yang terjadi di masa yang akan datang.

1.7 Definisi Operasional

Untuk mengurangi perbedaan atau kekurangjelasan makna, maka definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Metode inkuiri adalah suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentatif (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan. Metode inkuiri memberikan perhatian dalam mendorong diri siswa mengembangkan masalah.


(21)

10 2. Berpikir kritis matematis adalah kemampuan berpikir yang meliputi unsur

menguji, mempertanyakan, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek yang ada dalam suatu situasi ataupun suatu masalah matematika.

3. Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan serta pembagian tugas dan latihan. Pembelajaran pada metode konvesional, peserta didik lebih banyak mendengarkan penjelasan guru di depan kelas dan melaksanakan tugas jika guru memberikan latihan soal-soal kepada peserta didik. Yang sering digunakan pada pembelajaran konvensional antara lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode penugasan.


(22)

83 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dari analisis data diperoleh kesimpulan, yaitu: pengaruh pembelajaran metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa di kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Beringin lebih baik daripada pembelajaran biasa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada guru khususnya guru matematika, sebaiknya metode inkuiri diterapkan dalam pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan statistika dengan memperhatikan aspek-aspek keterampilan belajar yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif, teliti, dan tertarik dalam mengikuti pelajaran.

2. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan pembelajaran dengan metode inkuiri untuk mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa supaya bisa memaksimalkan pembelajaran dan penguasaan pada tiap aspek berpikir kritis khususnya pada aspek memahami dan pemecahan masalah karena berdasarkan hasil penelitian, siswa mengalami kesulitan pada kedua aspek tersebut.

3. Kepada siswa-siswi, khususnya siswa-siswi SMA Negeri 1 Tanjung Beringin disarankan untuk lebih aktif bekerjasama dalam diskusi kelompok, lebih giat dalam belajar, dan bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kemampuan matematika dan hasil belajarnya. Selain itu diharapkan siswa lebih banyak mencari info mengenai materi yang akan dipelajari di rumah beberapa hari sebelum materi tersebut diajarkan di sekolah sehingga pembelajaran dapat lebih terarah dan menantang.


(23)

84 4. Kepada peneliti lain maka penulis menyarankan agar meneliti hal yang

sama pada sekolah-sekolah yang lain dan juga dengan materi yang berbeda agar dapat dijadikan studi perbandingan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran matematika.


(24)

85 DAFTAR PUSTAKA

Amislan, Siti. 2013. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Terhadap

Pelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Mind Mapping Pada Materi Segi Empat di Kelas VII SMP Negeri 1 Huristak T.A. 2012/2013.

Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan. Medan: Tidak Diterbitkan

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.. Jakarta: Rineka Cipta

Costa, A. L. 1985. Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Tersedia online:

http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/12/keterampilan-berpikir-kritis.html [diakses tanggal 18 Maret 2015 pukul 08.55]

Daniati, Ira. 2012. Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas XI IPS Di MAN 2 Probolinggo. Jurnal Penelitian Jurusan

Geografi Universitas Negeri Malang. Tersedia online:

http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE25461F5321A87262667762FA47B35 C7.pdf [diakses tanggal 13 Januari 2015 pukul 15:35]

Ennis, R. 1996. Critical Thinking. New Jersey: Simon & Schuster/ A Viacom Company. Tersedia Online: http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/12/keterampilan-berpikir-kritis.html [diakses tanggal 18 Maret 2015 pukul 08.55]

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2010. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program

Studi Pendidikan FMIPA Unimed. Medan: FMIPA Unimed

Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga

Hermawati, Ni Wayan. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap

Penguasaan Konsep Biologi Dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa. Artikel Penelitian Program Studi Pendidikan Sains

Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Bandung: Tidak Diterbitkan. Tersedia Online: http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/download/488/280 [diakses tanggal

13 Januari 2015 pukul 16.01]

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada

Kusumaningsih, Diah. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa Kelas X-C SMAN 11 Yogyakarta Melalui Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada


(25)

86

Materi Perbandingan Trigonometri. Skripsi Jurusan Pendidikan

Matematika Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Tidak Diterbitkan. Tersedia Online: http://eprints.uny.ac.id/1633/1/SKRIPSI.pdf [diakses tanggal 26 Februari 2015 pukul 16.44]

Mustaji. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam

Pembelajaran. Jurnal Program Studi TP FIP Universitas Negeri Surabaya.

Tersedia online:

http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran [diakses tanggal 31

Januari 2015 pukul 08.40]

Nasution, Haryati Adha. 2013. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemecahan

Masalah dan Komunikasi Matematik Siswa Pada Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Langsung Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis Tidak Diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan

Oktavera, Ona Putri. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 1 Takengon T.A. 2012/2013. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri

Medan. Medan: Tidak Diterbitkan

Rakhmasari, Rifa. 2010. Pengaruh Handson Activity Dalam Pembelajaran

Matematika Dengan Pendekatan Kontektual Sebagai Upaya

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. Skripsi Jurusan Pendidikan

Matematika UPI Bandung. Tidak Diterbitkan. Tersedia Online:

http://thsumantri.blogspot.com/2014/05/kemampuan-siswa-indikator-berpikir.html [diakses tanggal 31 Januari 2015 pukul 09.16]

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivas Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Setiawan, Dhidik. 2013. Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terhadap

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa di SMKN 3 Buduran Sidoarjo. Jurnal

Pendidikan Teknik Elektro Volume 02 Nomor 1 Tahun 2013. Tersedia Online:http://www.undana.ac.id/index.php?option=com_content&view=a

rticle&id=469&Itemid=388&dir=JSROOT%2FJURNAL%2FPENDIDIK AN%2FPENDIDIKAN_2013&download_file=JSROOT%2FJURNAL%2F PENDIDIKAN%2FPENDIDIKAN_2013%2FPENGARUH+METODE+P


(26)

87

EMBELAJARAN+INKUIRI+TERHADAP+KETUNTASAN+HASIL.pdf

[diakses tanggal 13 Januari 2015 pukul 15.59]

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Fator Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito: Bandung

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukino. 2013. Matematika Untuk SMA/MA Jilid 1B. Erlangga: Jakarta

Supriatin, Tutut. 2013. Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Aktivitas

Siswa Dalam Pembelajaran IPA di SD. Artikel Penelitian Program S-1

Lanjutan PGSD FKIP Universitas Tanjung Pura. Pontianak. Tersedia online:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=112357&val

=2338 [diakses tanggal 13 Januari 2015 pukul 15:54]

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Wahyuni, N. Dewi. 2013. Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Skripsi

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan. Tersedia Online: repository.upi.edu [diakses tanggal 13 Desember 2014 pukul 09.14]

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan


(1)

10 2. Berpikir kritis matematis adalah kemampuan berpikir yang meliputi unsur menguji, mempertanyakan, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek yang ada dalam suatu situasi ataupun suatu masalah matematika.

3. Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan serta pembagian tugas dan latihan. Pembelajaran pada metode konvesional, peserta didik lebih banyak mendengarkan penjelasan guru di depan kelas dan melaksanakan tugas jika guru memberikan latihan soal-soal kepada peserta didik. Yang sering digunakan pada pembelajaran konvensional antara lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode penugasan.


(2)

83 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dari analisis data diperoleh kesimpulan, yaitu: pengaruh pembelajaran metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa di kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Beringin lebih baik daripada pembelajaran biasa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada guru khususnya guru matematika, sebaiknya metode inkuiri diterapkan dalam pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan statistika dengan memperhatikan aspek-aspek keterampilan belajar yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif, teliti, dan tertarik dalam mengikuti pelajaran.

2. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan pembelajaran dengan metode inkuiri untuk mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa supaya bisa memaksimalkan pembelajaran dan penguasaan pada tiap aspek berpikir kritis khususnya pada aspek memahami dan pemecahan masalah karena berdasarkan hasil penelitian, siswa mengalami kesulitan pada kedua aspek tersebut.

3. Kepada siswa-siswi, khususnya siswa-siswi SMA Negeri 1 Tanjung Beringin disarankan untuk lebih aktif bekerjasama dalam diskusi kelompok, lebih giat dalam belajar, dan bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kemampuan matematika dan hasil belajarnya. Selain itu diharapkan siswa lebih banyak mencari info mengenai materi yang akan dipelajari di rumah beberapa hari sebelum materi tersebut diajarkan di sekolah sehingga pembelajaran dapat lebih terarah dan menantang.


(3)

84 4. Kepada peneliti lain maka penulis menyarankan agar meneliti hal yang sama pada sekolah-sekolah yang lain dan juga dengan materi yang berbeda agar dapat dijadikan studi perbandingan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran matematika.


(4)

85 DAFTAR PUSTAKA

Amislan, Siti. 2013. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Terhadap Pelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Mind Mapping Pada Materi Segi Empat di Kelas VII SMP Negeri 1 Huristak T.A. 2012/2013. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan. Medan: Tidak Diterbitkan

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.. Jakarta: Rineka Cipta

Costa, A. L. 1985. Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development. Tersedia online: http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/12/keterampilan-berpikir-kritis.html [diakses tanggal 18 Maret 2015 pukul 08.55]

Daniati, Ira. 2012. Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS Di MAN 2 Probolinggo. Jurnal Penelitian Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang. Tersedia online: http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE25461F5321A87262667762FA47B35 C7.pdf [diakses tanggal 13 Januari 2015 pukul 15:35]

Ennis, R. 1996. Critical Thinking. New Jersey: Simon & Schuster/ A Viacom Company. Tersedia Online: http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/12/keterampilan-berpikir-kritis.html [diakses tanggal 18 Maret 2015 pukul 08.55]

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2010. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA Unimed. Medan: FMIPA Unimed

Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga

Hermawati, Ni Wayan. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Penguasaan Konsep Biologi Dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa. Artikel Penelitian Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Bandung: Tidak Diterbitkan. Tersedia Online: http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/download/488/280 [diakses tanggal 13 Januari 2015 pukul 16.01]

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada

Kusumaningsih, Diah. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X-C SMAN 11 Yogyakarta Melalui Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada


(5)

86 Materi Perbandingan Trigonometri. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Tidak Diterbitkan. Tersedia Online: http://eprints.uny.ac.id/1633/1/SKRIPSI.pdf [diakses tanggal 26 Februari 2015 pukul 16.44]

Mustaji. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. Jurnal Program Studi TP FIP Universitas Negeri Surabaya. Tersedia online:

http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran [diakses tanggal 31

Januari 2015 pukul 08.40]

Nasution, Haryati Adha. 2013. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematik Siswa Pada Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Langsung Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis Tidak Diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Oktavera, Ona Putri. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 1 Takengon T.A. 2012/2013. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan. Medan: Tidak Diterbitkan

Rakhmasari, Rifa. 2010. Pengaruh Handson Activity Dalam Pembelajaran

Matematika Dengan Pendekatan Kontektual Sebagai Upaya

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung. Tidak Diterbitkan. Tersedia Online: http://thsumantri.blogspot.com/2014/05/kemampuan-siswa-indikator-berpikir.html [diakses tanggal 31 Januari 2015 pukul 09.16]

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivas Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Setiawan, Dhidik. 2013. Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terhadap Ketuntasan Hasil Belajar Siswa di SMKN 3 Buduran Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Volume 02 Nomor 1 Tahun 2013. Tersedia Online:http://www.undana.ac.id/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=469&Itemid=388&dir=JSROOT%2FJURNAL%2FPENDIDIK AN%2FPENDIDIKAN_2013&download_file=JSROOT%2FJURNAL%2F PENDIDIKAN%2FPENDIDIKAN_2013%2FPENGARUH+METODE+P


(6)

87 EMBELAJARAN+INKUIRI+TERHADAP+KETUNTASAN+HASIL.pdf [diakses tanggal 13 Januari 2015 pukul 15.59]

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Fator Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito: Bandung

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukino. 2013. Matematika Untuk SMA/MA Jilid 1B. Erlangga: Jakarta

Supriatin, Tutut. 2013. Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPA di SD. Artikel Penelitian Program S-1 Lanjutan PGSD FKIP Universitas Tanjung Pura. Pontianak. Tersedia online:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=112357&val =2338 [diakses tanggal 13 Januari 2015 pukul 15:54]

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Wahyuni, N. Dewi. 2013. Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan. Tersedia Online: repository.upi.edu [diakses tanggal 13 Desember 2014 pukul 09.14]

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara