PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS V SDLB.

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI

HITUNG PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU

KELAS V SDLB

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Khusus

Oleh :

TIRA HAEMI RAMADHANI 1001540

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Tunarungu Kelas V SDLB

Oleh

Tira Haemi Ramadhani

Sebuah skripsi diajukan guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Khusus

© Tira Haemi Ramadhani Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di photocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

TIRA HAEMI RAMADHANI

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU

KELAS V SDLB

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Disetujui dan disahkan oleh :

Penguji 1

Mengetahui, Pembimbing II

Drs. Endang Rusyani, M. Pd NIP. 19570501 1985031003

Pembimbing I

Dr. Iding Tarsidi, M. Pd NIP. 19660104 1993011001

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Drs. Sunaryo, M.Pd. NIP. 19560722198503 1 001


(4)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK ... 7

A. Konsep Dasar Ketunarunguan... 7

1. Pengertian Anak Tunarungu... 7

2. Klasifikasi Tunarungu ... 9

3. Kemampuan Kognisi Anak Tunarungu... 10

B. Pendekatan Matematika Realistik ... 12

1. Pengertian Pendekatan Matematika Realistik ... 12

2. Prinsip Pendekatan Matematika realistik ... 15


(5)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Matematika Realistik ... 18

C. Pecahan... 19

1. Pengertian Pecahan ... 19

2. Operasi Hitung Pecahan ... 20

D. Penelitian yang Relevan ... 25

E. Kerangka Berfikir... 26

F. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Variabel Penelitian ... 28

1. Definisi Konsep Variabel ... 28

2. Definisi Operasional Variabel ... 28

B. Metode Penelitian... 29

C. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian ... 32

1. Subjek Penelitian ... 32

2. Lokasi Penelitian ... 32

D. Instrumen Penelitian... 32

E. Proses Pengembangan Instrumen... 38

1. Uji Validitas Instrumen ... 39

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 40

F. Teknik Pengumpulan Data ... 41

G. Teknik Pengolahan Data ... 42

H. Analisis Data ... 43

I. Prosedur Penelitian... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Hasil Penelitian ... 48

1. Hasil Baseline-1 (A-1) Subjek YC ... 49

2. Hasil Intervensi (B) Subjek YC ... 50

3. Hasil Baseline-2 (A-2) Subjek YC ... 52

B. Analisis Hasil Penelitian ... 55


(6)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis Antar Kondisi ... 66

C. Pembahasan ... 73

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 77

A. Simpulan... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

LAMPIRAN ... 81 RIWAYAT HIDUP


(7)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS V SDLB

Tira Haemi Ramadhani, Iding Tarsidi “Penulis Penanggung Jawab”, Endang Rusyani

“Penulis Penanggung Jawab”.

Departemen Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak: Gangguan pendengaran yang dialami anak tunarungu mengakibatkan hambatan dalam berkomunikasi, sehingga berdampak pula pada proses pendidikan dan pembelajarannya. Hal ini disebabkan anak tunarungu menerima informasi secara visual, sehingga informasi yang di dapat akan berbeda dengan anak yang melihat dan mendengar. Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah kesulitan yang dialami siswa tunarungu dalam penyelesaian operasi hitung pecahan. Pecahan adalah suatu hal yang abstrak, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep itu sendiri. Penelitian ini berkenaan dengan penerapan pendekatan matematika realistik pada pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama pada siswa tunarungu. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektifitas dari penerapan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa tunarungu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, dengan pendekatan Single Subject Research dan desain A-B-A. Penelitian ini dilakukan pada seorang subjek tunarungu kelas V SDLB. Berdasarkan temuan hasil penelitian, pendekatan matematika realistik memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan operasi hitung pecahan pada subjek YC. Hal ini dibuktikan dari peningkatan mean level pada setiap fase mulai dari fase pertama baseline-,1 kemudian intervensi, dan baseline-2 pada subjek YC. Peneliti merekomendasikan penggunaan pendekatan matematika realistik sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran matematika materi operasi hitung pecahan.

Kata kunci: tunarungu, kemampuan operasi hitung pecahan, pendekatan matematika realistik

Abstract: Hearing loss experienced by children with hearing impairment resulted in barriers communication, it impact to the education and learning process. This is due by children with hearing impairment received visual information, so the information can be different with children who see and hear. The problem that occur in the field is the difficulty experienced by students with hearing impairment in completion of fractional arithmetic operation. Fractions is an abstract thing, so that students have difficulty in understanding the concept itself. This research regarding the implementation of realistic mathematics approach to mathematics learning material addition and subtraction fractions with same and different denominator to students with hearing impairment. The purpose of this research is to prove the effectiveness of the implementation of realistic mathematics approach to improve the ability of fractional arithmetic operations on students with hearing impairment. This study uses experimental research, and Single Subject Research approach, design of the A-B-A. Based on these findings results at this


(8)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

research, implementation of realistic mathematics approach can improve the ability of fractional to subject with initial YC. This is proved by the increase in the mean levels at each phase is baseline-1, then the intervention, and baseline-2 at YC. Researchers recommended to uses realistic mathematic approach as an alternative approach to mathematics learning materials fractional arithmetic operations.

Keywords: hearing impairment, ability of fractional arithmetic operations, realistic mathematic approach


(9)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu. Soedjadi (dalam Istiqomah, 2013, hlm. 1) mengemukakan bahwa:

Pembelajaran matematika adalah kegiatan pendidikan yang menggunakan matematika sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat pula untuk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan tertentu. Hal itu mengarahkan perhatian pada pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan melalui matematika.

Sejalan dengan pendapat tersebut matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk dipelajari sebab memiliki peran yang besar untuk perkembangan kemampuan berpikir logis, sistematis, kreatif, dan berguna agar membentuk sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu bersaing pada era globalisasi ini.

Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk dipelajari, karena

matematika merupakan pelajaran yang terstruktur, serta harus memiliki

pemahaman dari konsep awal untuk memahami konsep selanjutnya. Pembelajaran matematika harus dikemas secara menarik dan kreatif sehingga menyenangkan bagi siswa, tetapi harus tetap terarah agar mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Pembelajaran matematika ini tidak hanya penting bagi anak-anak pada umumnya, melainkan penting pula bagi anak tunarungu dalam menunjang kegiatan kehidupan sehari-harinya. Sebagaimana tertera pada UU RI nomor 20 tentang Sisdiknas pasal 5 ayat 2 bahwa “warga Negara yang memiliki kelainan


(10)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan” (Depdiknas, 2013, hlm. 12)

Dwidjosumarto (dalam Somantri, 2006, hlm. 93) mengemukakan bahwa tunarungu adalah:

Seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli (deaf) dan

kurang dengar (low of hearing). Tuli adalah mereka yang indera

pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengaran tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aids).

Gangguan pendengaran yang dialami anak tunarungu mengakibatkan hambatan dalam berkomunikasi, sehingga berdampak pula pada proses pendidikan dan pembelajarannya. Hal ini disebabkan anak tunarungu menerima informasi secara visual, sehingga informasi yang di dapat akan berbeda dengan anak yang melihat dan mendengar.

Pembelajaran matematika bagi siswa tunarungu diberikan semenjak anak duduk di tingkat sekolah dasar. Materi pembelajaran dimulai dari membilang, mengurutkan, menjumlahkan, mengurangkan, hingga pada pecahan.

Pada saat melakukan observasi di SLBN A Citeureup Cimahi, peneliti menemukan seorang siswa tunarungu yang kesulitan dalam penyelesaian operasi hitung pecahan. Berdasarkan hasil pengamatan ia belum mampu mengerjakan soal

pejumlahan pecahan dengan baik dan benar, dalam pengerjaannya ia

menjumlahkan pembilang dan penyebut sama dengan penjumlahan biasa,

misalnya: maka hasilnya adalah menjadi . Begitu pun pada soal

pengurangan pecahan, ia mengurangkan sama dengan soal pengurangan biasa. Jadi dapat dikatakan bahwa subjek masih mengalami kebingungan dengan posisi penyebut pada pecahan, bagaimana cara menghitungnya dan bagaimana posisi penghitungan untuk pecahan yang berpenyebut sama dan berpenyebut berbeda. Faktor lain dari permasalahan ini adalah dikarenakan pembelajaran matematika di sekolah masih berpusat pada guru. Proses pembelajaran dilakukan dengan guru


(11)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menulis soal serta menjelaskannya. Pembelajaran dengan cara tersebut

menyulitkan siswa, Piaget (dalam Yusuf, 2011:6) mengemukakan bahwa “usia 6-11 tahun termasuk fase operasional konkrit. Fase operasional konkrit, yaitu kemampuan anak dalam melakukan proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika masih terikat dalam obyek yang sifatnya konkrit”, maka dalam proses pembelajaran anak pada usia ini, diperlukan suatu pendekatan atau model yang dapat mengaitkan materi pelajaran dengan benda nyata serta dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari supaya lebih cepat dimengerti siswa.

Mengatasi masalah tersebut, peneliti bermaksud menerapkan pendekatan matematika realistik pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan pecahan di kelas V SDLB di SLBN Citeureup Cimahi. Pendekatan matematika realistik bukan tempat memindahkan matematika dari guru kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pada pendekatan pembelajaran matematika realistik ini siswa disajikan masalah-masalah yang kontekstual, yaitu masalah-masalah-masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi realistik, sehingga siswa dapat menemukan pemecahan atas masalah yang dihadapinya.

Berdasarkan permasalah telah dipaparkan, maka peneliti melakukan penelitian

mengenai “Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk

Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan Pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Faktor hambatan pendengaran yang dimiliki anak tunarungu, sehingga

minimnya informasi yang didapat pada proses pembelajaran dan kehidupan sehari-harinya.

2. Metode pengajaran guru masih menggunakan metode ceramah dimana materi disampaikan secara verbal. Namun, pada kenyataannya hambatan dalam


(12)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendengaran mengakibatkan anak tidak paham mengenai materi yang disampaikan. Hal ini pun berkaitan dengan fase operasional konkrit untuk anak usia 6-11 tahun dimana pada saat pembelajaran anak memerlukan benda atau media konkrit.

3. Sarana dan prasarana serta lingkungan belajar yang sering kali kurang mendukung dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini adalah tidak

digunakannya alat peraga dalam pembelajaran matematika sehingga

menyulitkan siswa untuk memahami materi yang disampaikan.

4. Siswa menganggap bahwa penyelesaian soal penjumlahan dan pengurangan pecahan sama halnya dengan penjumlahan dan pengurangan biasa, yaitu dengan menjumlahan atau mengurangkan pembilang dan penyebutnya.

5. Guru cenderung hanya mentransfer ilmu pada siswa tanpa melibatkan siswa untuk aktif dan kritis pada saat pembelajaran, serta tidak mengaitkan pada pengalaman hidup atau kejadian sehari-hari yang dialami oleh siswa. Akibatnya siswa hanya membayangkan dan pasif saat belajar tanpa mengerti isi dari materi pembelajaran yang diterimanya. Pendekatan matematika realistik, memberikan kesempatan pada anak untuk belajar secara nyata berdasarkan permasalahan yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan masalah dalam pelaksanaannya. Penelitian ini mengenai peningkatan kemampuan operasi hitung materi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berbeda dengan menggunakan pendekatan matematika realistik pada siswa tunarungu kelas V SDLB.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah penerapan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan

kemampuan operasi hitung materi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berbeda pada siswa tunarungu kelas V SDLB?”


(13)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh penerapan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa tunarungu pada pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan pecahan.

b. Tujuan Penelitian Secara Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk memperoleh data tentang kemampuan penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berbeda pada siswa tunarungu, sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan matematika realistik.

2) Untuk memperoleh data tentang kemampuan penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berbeda pada siswa tunarungu, setelah diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan matematika realistik.

3) Untuk mengetahui pengaruh pendekatan matematika realistik pada siswa tunarungu setelah dilakukan intervensi.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, dalam mengembangkan penggunaan pendekatan matematika realistik terhadap peningkatan kemampuan operasi hitung


(14)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berbeda pada siswa tunarungu.

b. Kegunaan Praktis

Pada tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi:

1) Guru; dapat mengaplikasikan pendekatan matematika realistik sebagai

alternatif pendekatan pembelajaran matematika yang bisa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dan dalam hal meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan bagi siswa tunarungu.

2) Peneliti selanjutnya; dapat dijadikan patokan untuk meneliti hal yang

berkaitan dengan penggunaan pendekatan matematika realistik untuk

diterapkan pada subjek maupun pada materi belajar yang berbeda. c. Kegunaan Empiris

Kegunaan dari penelitian ini dapat dijadikan bukti empiris tentang peningkatan kemampuan operasi hitung pecahan bagi siswa tunarungu dengan menggunakan pendekatan matematika realistik.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Penulis dalam penelitian ini memaparkan urutan dalam penyusunannya. Adapun urutan dari masing-masing BAB akan dijelaskan sebagai berikut:

BAB I : Berisikan latar belakang masalah yang diteliti, identifikasi penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, struktur orgaisasi skripsi.

BAB II : Berisikan deskripsui teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis. Deskripsi teori yang dipaparkan diantaranya mengenai ketunarunguan, pendekatan matematika realistik, pecahan.

BAB III : Metode penelitian berisi tentang metode penelitian yang

digunakan, variable penelitian (variable bebas dan variable terikat), populasi dan sampel penelitian, lokasi penelitian, instrument, dan teknik pengumpalan data, teknik analisis data.


(15)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang hasil baseline-1 (A-1), intervensi, dan baseline-2 (A-2) yang diberikan pada subjek. Hasil analisis dan pembahasanya.

BAB V : Simpulan dari hasil penelitian serta rekomendasi bagi lembaga dan peneliti selanjutnya.


(16)

28 Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel

Hatch dan Farhady (Sugiyono, 2013, hlm. 38) mengemukakan bahwa “Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi’ antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain. Variabel terbagi menjadi dua, yakni variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent)”. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas

Sugiyono (2013, hlm. 39) mengemukakan bahwa “variabel bebas atau variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.

b. Variabel Terikat

“Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2013, hlm. 39).

Pada penelitian eksperimen dengan teknik analisis subyek tunggal atau yang lebih dikenal dengan istilah single subject research (SSR), variabel bebas disebut dengan intervensi atau perlakuan, sedangkan variabel terikat disebut dengan perilaku sasaran atau target behavior.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan matematika realistik.

Pendekatan matematika realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran

matematika dengan pemanfaatan realita atau sesuatu yang dapat dibayangkan oleh peserta didik, sehingga akan memudahkannya untuk menemukan pemecahan masalah dari persoalan matematika yang dihadapinya.


(17)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada pendekatan pembelajaran matematika realistik ini guru tidak lebih dari seorang fasilitator, moderator, dan evaluator bagi peserta didik. Dalam

http://p4mristkiphamzanwadiselong.wordpress.com/pmri/about-pmri/ dijelaskan

bahwa:

PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) atau RME (Realistic Mathematics Education) adalah teori pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang riil atau pernah dialami siswa, menekankan keterampilan proses, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri (student inventing) sebagai kebalikan dari (teacher telling) dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok dalam kehidupan mereka sehari-hari.

b. Variabel Terikat

Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan.

Pecahan sangat erat kaitannya dengan perkalian dan pembagian. Ketika kita menjumlahkan pecahan maka akan ada perkalian dalam penghitungannya. Pada pecahan terdapat penyebut yang menandakan menjadi berapa banyak keseluruhan (satu) telah dibagi untuk mendapatkan jenis bagian yang dibahas. Dengan kata lain, penyebut adalah pembagi. Sedangkan pembilang dari sebuah pecahan menyatakan berapa banyak bagian pecahan (dari jenis yang ditunjukkan).

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk

memudahkan kegiatan penelitian dalam mencari kebenaran atau pemecahan masalah penelitian. Karena itulah metode penelitian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan penelitian. Sugiyono (2013, hlm. 2) memandang bahwa “metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk memahami suatu objek dan dilandasi oleh disiplin ilmu yang bersangkutan”.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain Single Subject Research (SSR) / subjek tunggal. Sugiyono (2013,


(18)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hlm. 72) mengemukakan bahwa “metode penelitian eksperimen merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi lain yang terkendalikan”.

Pola desain penelitian yang digunakan adalah desain A-B-A. Sunanto, dkk (2005, hlm. 59) mengemukakan bahwa “desain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari desain A-B. Desain A-B-A ini menunjukan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas yang lebih kuat dibanding dengan desain A-B”. Prodesur dasarnya tidak jauh berbeda dengan desain A-B, hanya saja ada pengulangan kondisi baseline. Mula – mula perilaku sasaran (target behavior) diukur secara kontinyu pada kondisi baseline (A1) dengan periode waktu tertentu kemudian pada kondisi intervensi (B) setelah pengukuran pada kondisi intervensi (B) pengukuran pada kondisi baseline kedua (A2) diberikan. Penambahan kondisi baseline yang kedua (A2) ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk kondisi intervensi sehingga keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat lebih kuat.

Pada penelitian ini A1 yakni kemampuan dasar, dalam hal ini kemampuan awal subjek dalam mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama, serta penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama. Subjek diamati, pengamatan dan pengambilan data tersebut dilakukan secara berulang kali utuk memastikan data yang sudah didapt dan melihat kemampuan subjek dalam pengerjaan soal penjumlahan dan pengurangan pecahan.

Pada kondisi B atau intervensi, subjek diberikan cara penyelesaian

penghitungan penjumlahan dan pengurangan pecahan degan menggunakan

pendekatan matematika realistik. Kegiatan intervensi ini dilakukan kurang lebih selama enam kali pertemuan.

Pada kondisi A2 yaitu pengamatan kembali terhadap kemampuan

menghitung pejumlahan dan pengurangan pecahan setelah diberikan intervensi. A2 ini adalah sebagai kontrol untuk fase intervensi sehingga memungkinkan


(19)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat.

Pola desain A-B-A dapat digambarkan sebagai berikut:

A-1 B A-2

Grafik 3.1 Desain A-B-A

Menurut Sunanto (2005, hlm. 60) untuk mendapatkan validitas penelitian yang baik, pada saat melakukan penelitian dengan disain A-B-A, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini.

1. Mendefinisikan perilaku sasaran (target behavior) dalam perilaku yang dapat diamati dan diukur secara akurat.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Sesi 100

90

80

70

60

50

40

Pe

rse

n

ta


(20)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline (A1) secara kontinu sekurang – kurangnya 3 atau 5 atau sampai kecenderungan data pada kondisi baseline stabil.

3. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi intervensi (B) dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil.

4. Setelah kecenderungan arah dan level data pada kondisi intervensi (B) stabil mengulang kondisi baseline (A2).

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan matematika

realistik terhadap peningkatan kemampuan menghitung penjumlahan dan

pengurangan pecahan pada satu orang siswa tunarungu kelasV di SLB N A Citeureup Cimahi, dengan mengetahui ada tidaknya sebab akibat yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat sehingga pada akhir penulisan akan memunculkan perbedaan hasil sebelum diberi intervensi dan ketika diberi intervensi.

C. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu subjek yaitusiswa tunarungu dengan identitas sebagai berikut:

Nama : YC

Agama : Islam

Kebutuhan : Tunarungu

Jenis Kelamin : Perempuan

Kelas : D5

Subjek penelitian ini dipilih berdasarkan rekomendasi pihak sekolah dan berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama observasi.

Berdasarkan hasil pengamatan “YC” belum mampu mengerjakan soal pejumlahan pecahan dengan baik dan benar.Dalam pengerjaannya subyek menjumlahkan pembilang dan penyebut sama dengan penjumlahan biasa,

misalnya: maka hasilnya adalah menjadi . Begitu pun pada soal


(21)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi dapat dikatakan bahwa subjek masih mengalamikebingungan dengan posisi penyebut pada pecahan, bagaimana cara menghitungnya dan bagaimana posisi penghitungan untuk pecahan yang berpenyebut sama dan berpenyebut berbeda.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLBN A Citeureup Kota Cimahi, yang beralamat di jalan Sukarasa No. 40 Kota Cimahi. Telp/fax 022-6649170 Kode Pos: 40512 Web: www.slbnacimahi.net E-mail: info@slbnacimahi.net

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan hal utama yang mempengaruhi kualitas dari hasil penelitian, karena instrument penelitian adalah alat ukur dalam penelitian. Instrumen yang berkualitas dan digunakan dengan tepat dalam pengumpulan datanya akan menghasilkan data yang valid dan reliabel.

Sugiyono (2013, hlm. 123) mengemukakan bahwa “instrument yang baik harus mempunyai validitas internal dan eksternal, dimana kriteria di dalam instrument disusun berdasarkan fakta – fakta empiris yang telah ada dan dikembangkan menurut teori yang relevan”.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Dimana tes ini berupa serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan yang dimiliki subyek. Soal tes pada penelitian ini adalah berupa operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama serta yang berpenyebut tidak sama, yang terdiri dari 10 soal.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrument penelitian adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabel spesifikasi

Tabel spesifikasi atau kisi-kisi ini berisi tentang materi yang akan diteskan dengan pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan pecahan. Adapun kisi-kisi instrument yang akan digunakan adalah sebagai berikut:


(22)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrument Penelitian Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi

Pokok Indikator

Jumlah Soal 5. Menggunakan

pecahan dalam pemecahan masalah

5.2. Menjumlahkan dan

mengurangkan berbagai bentuk pecahan

Penjumlahan dan

pengurangan pecahan biasa

 Mampu

menjumlahkan dua bilangan pecahan biasa berpenyebut sama

 Mampu

mengurangkan dua bilangan pecahan biasa berpenyebut sama

 Mampu

2

3


(23)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menjumlahakan dua bilangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama

 Mampu

mengurangkan dua bilangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama

3

2. Pembuatan butir soal

Butir soal yang dibuat disesuaikan dengan tujuan yang telah ditentukan dalam kisi-kisi. Adapun soal yang diberikan pada fase baseline-1 (A-1) adalah sama pada setiap sesinya. Sedangkan pada fase intervensi (B) soal yang diberikan pada setiap sesinya berbeda namun memiliki karakteristik yag sama, hal ini bertujuan agar hasil penelitian tidak bias, dan agar subjek pun dapat menyelesaikan perhitungannya tidak hanya dengan soal yang itu-itu saja, melainkan dengan berbagai jenis soal dalam operasi hitung pecahan. Pada baseline-2 (A-2) soal yang diberikan berbeda pada setiap fasenya, namun soal tersebut merupakan soal yang telah diberikan pada saat baseline-1 (A-1) dan intervensi (B).

Tabel 3.2

Instrument Penelitian Fase Baseline-1 (A-1)


(24)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mampu menjumlahkan dua

bilangan pecahan biasa berpenyebut sama.

1. 2.

2. Mampu mengurangkan dua

bilangan pecahan biasa berpenyebut sama.

3. 4.

3. Mampu menjumlahkan dua

bilangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama.

5. 6.

7.

4. Mengurangkan dua bilangan

pecahan biasa berpenyebut tidak sama.

8. 9. 10.

Tabel 3.3

Instrumen Penelitian Fase Intervensi (B)

No. Indikator

Butir Soal

Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5 Sesi 6

1. Mampu

menjumlahkan dua bilangan pecahan biasa berpenyebut sama.

1.


(25)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mampu

mengurangkan dua bilangan pecahan biasa berpenyebut sama.

3.

4.

3. Mampu

menjumlahkan dua bilangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama.

5.

6.

7.

4. Mengurangkan dua

bilangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama.

8. 9.

10.

Tabel 3.4

Instrumen Penelitian Fase Baseline-2 (A-2)

No. Indikator

Butir Soal

Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4

1. Mampu


(26)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bilangan pecahan

biasa berpenyebut sama.

2.

2. Mampu

mengurangkan dua bilangan pecahan biasa berpenyebut sama.

3.

4.

3. Mampu

menjumlahkan dua bilangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama.

5.

6.

7.

4. Mengurangkan dua

bilangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama.

8.

9. 10.

3. Penilaian butir soal

Setelah pembuatan butir soal ditentukan, selanjutnya dibuat suatu penilaian terhadap butir soal. Penilaian digunakan untuk mendapatkan skor pada tahap baseline-1, intervensi, dan baseline-2. Penilaian butir soal dilakukan dengan sederhana yaitu dengan cara memberikan skor 1 (satu) pada jawaban siswa yang


(27)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

benar dan skor 0 (nol) pada jawaban siswa yang salah atau sama sekali tidak menjawab.

4. Uji coba instrumen

Uji coba instrument dilakukan untuk mengetahui kelayakan setiap soal berdasarkan pada pendapat para ahli. Melalui proses judgement ini kelayakan alat pengumpul data dapat digunakan sebagaimana mestinya.

5. Menganalisis dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap kurang tepat.

E. Proses Pengembangan Instrumen

Uji coba instrument bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrument penelitian. Sugiyono (2013, hlm. 121) menjelaskan bahwa “instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Sedangkan “instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan berkali-kali untuk mengukur objek yang sama, akan mendatangkan data yang sama” (Sugiyono, 2013, hlm. 122).

Uji coba instrument dilakukan untuk mengetahui kelayakan setiap soal berdasarkan pendapat para ahli. Melalui proses judgement ini kelayakan alat pengumpulan data dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Dalam penelitian ini, instrument yang diberikan berupa soal tes. Soal yang dibuat disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui tingkat kemampuan menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pecahan biasa pada siswa tunarungu. Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable.

1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas bertujuan untuk mencari kesesuaian antara alat pengukuran dengan tujuan pengukuran, atau ada kesesuaian antara pengukuran dengan apa yang hendak diukur. Validitas tes yang digunakan pada penelitian ini adalah


(28)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

validitas isi berupa expert-judgement dengan teknik penilaian para ahli. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 125) “dalam hal ini setelah instrument dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli”.

Pengujian megenai kevalidan instrument ini dilakukan sebelum instrument diujikan pada subjek. Dalam penelitian ini, validitas dilakukan dengan cara menyusun butir soal mengenai kemampuan operasi hitung pecahan, yang meliputi penjumlahan dan pegurangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama. Kemudian dilakukan penilaian (judgement) oleh tiga orang penilai. Hasil dari expert judgement yang telah dilakukan mendapat presentase sebesar 100%, artinya bahwa setiap butir soal cocok untuk mengukur kemampuan operasi hitung pecahan. Adapun tim penilai pada perhitungan validitas ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Daftar Penilai Ahli Expert-Judgemet Instrument

Rumus yang digunakan adalah:

Persentase =

∑ f = frekuensi cocok menurut penilaian

No. Nama Jabatan Instansi

1. Dr. Tati Hernawati, M. Pd. Dosen Pendidikan

Khusus UPI

2. Dra. Mia Jamilah Guru Sekolah

Luar Biasa

SLB N A Citeureup

3. Siti Paridawati, S. Pd. Guru Sekolah

Luar Biasa

SLB N A Citeureup


(29)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Uji Reliabilitas Instrumen

Instrument penelitian harus diuji kelayakannya dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas, hal ini bertujuan untuk mengetahui bahwa instrument yang dibuat itu reliable atau dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Arikunto (2010, hlm. 221) mengemukakan bahwa “reliabilitas menunjuk pada satu pegertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Intstrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu”.

Sebuah tes mungkin reliabel, tetapi tidak valid. Sebaliknya sebuah tes yang valid biasanya reliable. Agar mengetahui reliabel atau tidaknya instrumen yang telah dibuat oleh peneliti, maka peneliti melakukan uji reliabilitas instrument kepada siswa yang memiliki hambatan yang sama pada kemampuan menghitung pecahan. Pengujian reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan konsistensi internal, dengan cara mencobakan instrumen sebanyak satu kali pengukuran. Perhitungan uji reliabilitas aspek menghitung pecahan yang meliputi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama, serta penjumlahan dan pengurangan yang berpenyebut tidak sama ini dengan menggunakan rumus Rulon. Susetyo (2011, hlm. 111) menyatakan bahwa:

Perhitungan reliabilitas Rulon memiliki kesamaan dengan perhitungan Spearman Brown, yaitu menggunakan belahan ganjil dan belahan genap. Namun ada perbedaan pada sumber utama skor atau data yang akan dihitung. Rulon dalam perhitungannya menggunakan selisih di antara subskor ganjil dan subskor genap sebagai sumber kekeliruan. Perangkat tes reliabel jika tidak ada selisih pada subskor di antara kedua belahan ganjil dan genap, yang berarti butir dalam belahan setara sepasang demi sepasang. Oleh karena itu butir tes dalam perangkat ukur harus berjumlah genap agar dapat dibelah dua sama bayaknya.

Hasil dari perhitungan reliabilitas instrument penelitian dengan


(30)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai penafsiran koefisien reliabilitas maka hasilnya adalah cukup. Adapun rumus Rulon yang digunakan adalah sebagai berikut:

Rumus Rulon

r11 = Reliabilitas Tes

= Varian beda

d = difference yaitu perbedaan antara skor belahan pertama (awal) dengan skor kedua (akhir)

= varian total yaitu varians skor total

Adapun rumus untuk varian beda dan varian total adalah sebagai berikut: Varian beda

= ∑ ∑

Varian total = ∑

Tabel 3.6

Penafsiran Koefisien Reliabilitas (Goilford, dalam Susetyo, 2010, hlm. 118) Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,00 sd 0,20 Tidak ada korelasi

0,21 sd 0,40 Rendah atau kurang

0,41 sd 0,70 Cukup

0,71 sd 0,90 Tinggi

0,91 sd 1,00 Sangat tinggi (sempurna)

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Data yang terkumpul akan menghitung adanya pengaruh dari


(31)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perlakuan yang diberikan peneliti sebelum dan sesudah diberikan kegiatan

keterampilan menganyam. Dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data berupa pemberian tes. Melalui tes yang diberikan dalam penelitian ini akan diketahui kemampuan operasi hitung pecahan pada subjek penelitian.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal matematika dengan tipe isian singkat. Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian dan kemampuan atau persepsi siswa dalam menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pecahan biasa.

Tes yang akan diberikan dibagi menjadi tiga fase yaitu baseline-1, intervensi dan baseline-3 yaitu:

1. Fase baseline-1 (A1), pada fase ini untuk mengetahui kondisi awal kemampuan subjek sebelum diberikan intervensi yaitu mengukur kemampuan operasi hitung pecahan yang dilakukan dalam lima sesi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes kemampuan operasi hitung pecahan langsung pada subjek.

2. Pada Fase intervensi (B), yaitu memberikan intervensi dengan menggunakan pendekatan matematika realistik yang dilakukan beberapa sesi.

3. Fase baseline-2 (A-2), yaitu dilakukan kembali tes kemampuan operasi hitung pecahan kepada subjek sama seperti pada fase baseline pertama (A1) yang dilakukan sebanyak beberapa sesi yang setiap sesinya semua data dicatat.

G. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data yang digunakan pada penelitian eksperimen dengan subjek tunggal pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif sederhana yaitu grafik. Pembuatan grafik memilki dua tujuan utama yaitu; 1) untuk membantu mengorganisasi data sepanjang proses pengumpulan data yang nantinya akan mempermudah untuk mengevaluasi, dan 2) untuk memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan target behavior yang akan membantu dalam proses menganalisis hubungan antara variabel bebas dan terikat.


(32)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini, proses analisis dengan visual grafik diharapkan dapat lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan operasi hitung pecahan pada siswa tunarungu kelas V SDLB melalui pendekatan matematika realistik.

Menurut Sunanto et al. (2005, hlm. 39) terdapat beberapa komponen yang harus dipenuhi dalam grafik garis antara lain sebagai berikut:

1. Absis adalah sumbu X merupakan sumbu mendatar yang menunjukan satuan variabel bebas (misalnya sessi, hari, tanggal)

2. Oridinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertical yang menunjukan satuan variabel terikat (misalnya persen, frekuensi, durasi)

3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal satuan variabel bebas dan variabel terikat.

4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y merupakan ukuran

5. Label kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi

eksperimen.

6. Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertical yang menunjukan adanya perubahan kondisi ke kondisi.

7. Judul grafik, judul yang mengarahkan pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

H. Analisis Data

Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum menarik kesimpulan. Analisis data pada penelitian eksperimen umumnya menggunakan teknik analisis deskriptif yang sederhana, hal ini bertujuan agar memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu yang ditentukan

Sunanto (2006, hlm. 68-73) menerangkan bahwa dalam analisis data terdapat analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi, yaitu sebagai berikut :

1. Analisis dalam kondisi a. Panjang kondisi

Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi tersebut. Banyaknya data dalam suatu kondisi juga menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada kondisi tersebut. Panjang kondisi atau


(33)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

banyaknya data dalam kondisi baseline tidak ada ketentuan yang pasti. Namun demikian, data dalam kondisi baseline dikumpulkan sampai data menunjukan stabilitas dan arah yang jelas.

b. Kecenderungan arah

Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan dibawah garis tersebut sama banyak. Peneliti menggunakan metode

belah tengah (Split-middle). Langkah-langkah yang dilakukan

perhitungan yaitu sebagai berikut ini: c. Tingkat stabilitas (level stability)

Tingkat stabilitas menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Adapun tingkat stabilitas data ini dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% di atas dan dibawah mean. Jika sebanyak 50% atau lebih data berada dalam rentang 50% di atas dan dibawah mean, maka data tersebut dapat dikatakan stabil.

d. Tingkat perubahan

Tingkat perubahan menunjukan besarnya perubahan antara dua data. Tingkat perubahan data ini dapat dihitung untuk data dalam suatu kondisi maupun data antar kondisi.

e. Jejak data (data path)

Jejak data merupakan perubahandari data satu ke data lain dalam suatu kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu menaik, menurun dan mendatar.

f. Rentang

Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antara data pertama dengan data terakhir. Rentang ini memberikan informasi sebagaimana yang diberikan pada analisis tentang tingkat perubahan (level change).

2. Analisis antarkondisi a. Variabel yang di ubah


(34)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data antarkondisi sebaiknya variabel terikat atau perilaku sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekankan pada efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran.

b. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya

Analisis data antar kondisi, perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi menunjukan makna perubahan perilaku sasaran (target behavior) yang disebabkan oleh intervensi.

c. Perubahan kecenderungan stabilitas dan efeknya

Stabilitas data menunjukkan tingkat kestabilan perubahan dari sederetan data. Data dikatakan stabil apa bila data tersebut menunjukan arah (mendatar, menaik, atau menurun) secara konsisten.

d. Perubahan level data

Perubahan level data menunjukan seberapa besar data berubah. Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu tingkat (level) perubahan data antar kondisi (misalnya kondisi baseline dan intervensi) ditunjukan selisih antara data terakhir pada kondisi baseline dan data pertama pada kondisi intervensi.

e. Data yang tumpang tindih (overlap)

Data yang tumpang tindih antara dua kondisi adalah terjadinya data yang sama pada kedua kondisi tersebut. Data yang tumpang tindih menunjukan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin banyak data yang tumpang tindih semakin menguatkan dugaan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi. Hal ini memberikan isyarat bahwa pengaruh intervensi terhadap perubahan perilaku tidak dapat diyakinkan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut adalah sebagai berikut:.

1) Menskor hasil penilaian pada kondisi treatment terhadap subjek selama 5 kali pertemuan.


(35)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Melakukan evaluasi dan penilaian kondisi baseline-2 terhadap subjek sampai terjadi sestabilan.

3) Membuat table penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline-1 dan kondisi treatment, serta kondisi baseline-2 dari subjek.

4) Membandingkan hasil skor yang diperoleh dari kondisi baseline-1 dengan skor kondisi treatment dan kondisi baseline-2 dari subjek.

5) Membuat grafik dari skor yang sudah diperoleh kemudian menganalisisnya untuk melihat sejauh mana perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut.

I. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Penelitian dilakukan pada satu subjek yakni siswa tunarungu kelas V SDLB. Dalam penelitian ini subjek diberikan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik. Langkah-langkah persiapan pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan Studi Pendahuluan b. Melakukan observasi ke sekolah c. Menetapkan subjek penelitian d. Mengurus Surat Perizinan

1). Permohonan surat pengantar dari jurusan PKh untuk pengangkatan dosen pembimbing.

2). Permohonan surat keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan mengenai pengangkatan dosen pembimbing.

3). Mengurus surat perizinan untuk penelitian melalui BAAK.

4). Surat pengantar dari BAAK diteruskan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (KESBANG dan LINMASDA) Kota Bandung di Jalan Supratman.

5). Dari KESBANG dan LINMASDA surat diteruskan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. di Dr. Rajiman.


(36)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6). Surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat diserahkan ke pihak sekolah untuk selanjutnya dapat dijadikan syarat melakukan penelitian di sekolah tersebut.

e. Menyusun dan Melakukan Uji Coba Instrumen dan expert jugment

penelitian untuk menguji kevalidan dan reliabilitas instrument penelitian tersebut.

f. Melakukan eksperimen dengan rincian sebagai berikut :

1). Baseline (A-1) untuk mengetahui kemampuan berhitung perkalian awal yang diperoleh oleh siswa melalui penyelesaian soal operasi hitung pecahan yang diberikan kepada siswa.

2). Treatment (B) pada tahap ini dalam mengerjakan soal operasi hitung pecahan siswa diberikan perlakuan yaitu dengan menerapkan pendekatan matematika realistik.

3). Baseline (A-2) fase ini merupakan fase terakhir. Dimana tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan berhitung perkalian siswa setelah diberikan pendekatan matematika realistik.

g. Mengolah data hasil penelitian dengan cara menghitung perolehan skor yang diperoleh saat subjek menyelesaikan soal matematika dimana jawaban yang benar mendapat skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.

h. Melakukan analisis data i. Pelaporan hasil penelitian

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan diluar kegiatan belajar mengajar yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian sebagai berikut:

a. Meminta izin pada pihak sekolah yaitu kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian.

b. Melakukan pendekatan kembali kepada subjek penelitian.

c. Mengadakan komunikasi dengan guru kelas dan guru mata pelajaran mengenai jadwal penelitian.


(37)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Melaksanakan treatment (B) dengan menggunakan pendekatan matematika realistik sebanyak enam sesi.

f. Melaksanakan tes pada baseline (A-2) sebanyak empat sesi (sampai stabil) g. Menganalisis dan mengolah data penelitian.


(38)

77 Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan operasi hitung materi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berbeda pada siswa tunarungu harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak itu sendiri, dimana dengan hambatan yang dimilikinya anak tetap dapat mengoptimalkan kemampuannya. Pengoptimalan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan aspek lain yang menjadi kompensasi dari ketidakmampuan anak yakni aspek visual, pembelajaran ini akan sanghat bermakna bagi siswa tunarungu jika disajikan dalam bentuk visual karena dengan begitu informasi bisa diterima oleh anak.

Penggunaan pendekatan matematika realistik merupakan salah satu

pendekatan pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam pembelajaran matematika, dalam hal ini adalah operasi hitung pecahan pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berbeda.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam tiga tahap, yaitu baseline-1 (A-1) terdiri dari 5 sesi, intervensi (B) terdiri dari 6 sesi, dan baseline-2 (A-2) terdiri dari 4 sesi, yang kemudian dianalisis dapat disimpulkan bahwa pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung siswa tunarungu kelas V SDLB. Dalam penelitian ini kemampuan operasi hitung subjek YC mengalami peningkatan yang cukup baik, hal ini dapat terlihat dari meningkatnya mean level pada setiap kondisi.

Data kemampuan operasi hitung pecahan subjek YC sebelum dilakukan intervensi sangat rendah, hal ini terlihat dari hasil pengerjaan lembar kerja siswa mengenai operasi hitung pecahan. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah intervensi untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung subjek dengan menggunakan pendekatan matematika realistik. Hasil data setelah dilakukan


(39)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

intervensi adalah subjek YC mengalami peningkatan kemampuan operasi hitung pecahan, yaitu dengan meningkatnya hasil belajar subjek.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran kepada pihak-pihak yang dipandang perlu melakukan tindak lanjut. Saran dari peneliti adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru

Pada kegiatan belajar mengajar matematika, guru diharapkan dapat

mengaplikasikan pendekatan matematika realistik sebagai alternatif pendekatan

pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung

pecahan bagi siswa tunarungu. 2. Kepada peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan matematika realistik ini diharapkan dapat mengkaji kembali dan menyempurnakan kekurangan dari penelitian yang telah dilakukan. Selain itu diharapkan pendekatan ini dapat diaplikasikan pada siswa kelas kecil maupun kelas besar, dengan subjek yang lebih banyak dan dikemas dengan lebih kreatif dan menarik, juga dapat digunakan pada materi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, bangun datar, dan bangun ruang.


(40)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 79

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Sebagai suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. (2006). KTSP SD. Jakarta: Depdiknas.

Efendi, M. (2005). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkebutuham. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hallahan, D. P., Kauffman, J. M., dan Pullen, P. C. (2012). Exceptional Learners. United State Of America: Pearson Education.

Heruman. (2010). Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Istiqomah, N. (2013). Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pecahan. Skripsi pada FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Moores, D.F. (1981). Educating The Deaf : Psychology, Principles, and Practice

(fifth ed). New York : Houghton Miflin Company.

Olah Data Skripsi dan Tesis. (2011). Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran

Matematika Realistik. [Online]. Tersedia di:

(http://dasar- teori.blogspot.com/2011/10/keunggulan-dan-kelemahan-pembelajaran.html) [3 Agustus 2014].

Selong, Hamzanwadi. PMRI. [Oline]. Tersedia di: (http://p4mristkiphamzanwadiselong.wordpress.com/pmri/about-pmri/) [10 Juli 2014].

Smith, R. M., dan Neisworth, J. T. (1975). The Exceptional Child; A Functional Approach. United States Of America: McGraw-Hill Inc.

Somantri, Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.


(41)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2005). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Pres.

Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Pres.

Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: Cakra.

Tyas, L. (2013). Pembelajaran Matematika Realistik. [Online]. Tersedia di:

http://sharewithlinggar.blogspot.com/2013/03/pembelajaran-matematika-realistik.html [25 juli 2014].

Wijaya, A. (2012). Pendidikan Matematika Realistik; Suatu Alternatif Pendekatan dan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yusuf, S (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(1)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6). Surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat diserahkan ke pihak sekolah untuk selanjutnya dapat dijadikan syarat melakukan penelitian di sekolah tersebut.

e. Menyusun dan Melakukan Uji Coba Instrumen dan expert jugment penelitian untuk menguji kevalidan dan reliabilitas instrument penelitian tersebut.

f. Melakukan eksperimen dengan rincian sebagai berikut :

1). Baseline (A-1) untuk mengetahui kemampuan berhitung perkalian awal yang diperoleh oleh siswa melalui penyelesaian soal operasi hitung pecahan yang diberikan kepada siswa.

2). Treatment (B) pada tahap ini dalam mengerjakan soal operasi hitung pecahan siswa diberikan perlakuan yaitu dengan menerapkan pendekatan matematika realistik.

3). Baseline (A-2) fase ini merupakan fase terakhir. Dimana tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan berhitung perkalian siswa setelah diberikan pendekatan matematika realistik.

g. Mengolah data hasil penelitian dengan cara menghitung perolehan skor yang diperoleh saat subjek menyelesaikan soal matematika dimana jawaban yang benar mendapat skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.

h. Melakukan analisis data i. Pelaporan hasil penelitian 2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan diluar kegiatan belajar mengajar yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian sebagai berikut:

a. Meminta izin pada pihak sekolah yaitu kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian.

b. Melakukan pendekatan kembali kepada subjek penelitian.

c. Mengadakan komunikasi dengan guru kelas dan guru mata pelajaran mengenai jadwal penelitian.


(2)

49

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Melaksanakan treatment (B) dengan menggunakan pendekatan matematika realistik sebanyak enam sesi.

f. Melaksanakan tes pada baseline (A-2) sebanyak empat sesi (sampai stabil) g. Menganalisis dan mengolah data penelitian.


(3)

77 Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan operasi hitung materi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berbeda pada siswa tunarungu harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak itu sendiri, dimana dengan hambatan yang dimilikinya anak tetap dapat mengoptimalkan kemampuannya. Pengoptimalan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan aspek lain yang menjadi kompensasi dari ketidakmampuan anak yakni aspek visual, pembelajaran ini akan sanghat bermakna bagi siswa tunarungu jika disajikan dalam bentuk visual karena dengan begitu informasi bisa diterima oleh anak.

Penggunaan pendekatan matematika realistik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam pembelajaran matematika, dalam hal ini adalah operasi hitung pecahan pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berbeda.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam tiga tahap, yaitu

baseline-1 (A-1) terdiri dari 5 sesi, intervensi (B) terdiri dari 6 sesi, dan baseline-2

(A-2) terdiri dari 4 sesi, yang kemudian dianalisis dapat disimpulkan bahwa pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung siswa tunarungu kelas V SDLB. Dalam penelitian ini kemampuan operasi hitung subjek YC mengalami peningkatan yang cukup baik, hal ini dapat terlihat dari meningkatnya mean level pada setiap kondisi.

Data kemampuan operasi hitung pecahan subjek YC sebelum dilakukan intervensi sangat rendah, hal ini terlihat dari hasil pengerjaan lembar kerja siswa mengenai operasi hitung pecahan. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah intervensi untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung subjek dengan menggunakan pendekatan matematika realistik. Hasil data setelah dilakukan


(4)

78

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

intervensi adalah subjek YC mengalami peningkatan kemampuan operasi hitung pecahan, yaitu dengan meningkatnya hasil belajar subjek.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran kepada pihak-pihak yang dipandang perlu melakukan tindak lanjut. Saran dari peneliti adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru

Pada kegiatan belajar mengajar matematika, guru diharapkan dapat mengaplikasikan pendekatan matematika realistik sebagai alternatif pendekatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan bagi siswa tunarungu.

2. Kepada peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan matematika realistik ini diharapkan dapat mengkaji kembali dan menyempurnakan kekurangan dari penelitian yang telah dilakukan. Selain itu diharapkan pendekatan ini dapat diaplikasikan pada siswa kelas kecil maupun kelas besar, dengan subjek yang lebih banyak dan dikemas dengan lebih kreatif dan menarik, juga dapat digunakan pada materi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, bangun datar, dan bangun ruang.


(5)

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 79

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Sebagai suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. (2006). KTSP SD. Jakarta: Depdiknas.

Efendi, M. (2005). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkebutuham. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hallahan, D. P., Kauffman, J. M., dan Pullen, P. C. (2012). Exceptional Learners. United State Of America: Pearson Education.

Heruman. (2010). Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Istiqomah, N. (2013). Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pecahan. Skripsi pada FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Moores, D.F. (1981). Educating The Deaf : Psychology, Principles, and Practice (fifth ed). New York : Houghton Miflin Company.

Olah Data Skripsi dan Tesis. (2011). Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran

Matematika Realistik. [Online]. Tersedia di:

(http://dasar- teori.blogspot.com/2011/10/keunggulan-dan-kelemahan-pembelajaran.html) [3 Agustus 2014].

Selong, Hamzanwadi. PMRI. [Oline]. Tersedia di:

(http://p4mristkiphamzanwadiselong.wordpress.com/pmri/about-pmri/) [10 Juli 2014].

Smith, R. M., dan Neisworth, J. T. (1975). The Exceptional Child; A Functional Approach. United States Of America: McGraw-Hill Inc.

Somantri, Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.


(6)

80

Tira Haemi Ramadhani, 2014

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2005). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Pres.

Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Pres.

Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: Cakra.

Tyas, L. (2013). Pembelajaran Matematika Realistik. [Online]. Tersedia di:

http://sharewithlinggar.blogspot.com/2013/03/pembelajaran-matematika-realistik.html [25 juli 2014].

Wijaya, A. (2012). Pendidikan Matematika Realistik; Suatu Alternatif Pendekatan dan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yusuf, S (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR PECAHAN Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Peningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Pecahan Pada Siswa Kelas IVB SDLB Sukoharjo, Margorejo, Pati Tahun Pelajaran

0 1 15

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR PECAHAN PADA SISWA KELAS IVB SDLB Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Peningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Pecahan Pada Siswa Kelas IVB SDLB Sukoharjo, Margore

0 1 18

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB.

6 13 35

PENGGUNAAN BALOK SEMPOA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN PADA SISWA TUNARUNGU: Penelitian Eksperimen pada Siswa Tunarungu Kelas IV SDLB di Kab. Subang.

2 7 34

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA BILANGAN PECAHAN.

0 1 40

PENINGKATAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GRENGGENG.

0 3 179

EKSPERIMENTASI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN ANAK TUNANETRA KELAS VI ipi272335

0 0 6

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS V SDLB - repository UPI S PLB 1001540 Title

0 0 3

Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Operasi Hitung

0 0 8

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Operasi Hitung melalui Pendekatan Matematika Realistik

0 0 7