PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB.

(1)

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN

PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

(Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Tunarungu Kelas I SDLB Al-Ishlah Purwadadi di Kabupaten Subang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus

Oleh

Siti Dedah Holidah NIM. 1004920

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

Oleh : Siti Dedah Holidah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Siti Dedah Holidah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SITI DEDAH HOLIDAH 1004920

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN

PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr, HM. Sugiarmin, M.Pd. NIP. 19540527.198703.1.001

Pembimbing II

Dr. Juhanaini, M.Ed. NIP. 19600505.198603.2.001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Khusus

Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 198503 1 001


(4)

(5)

iii

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Diagram Daftar Lampiran ... ... ... ... ... ... i iii v vi vii viii BAB I PENDAHULUAN...

A. Latar Belakang Masalah... B. Sasaran Tindakan... C. Rumusan Masalah... D. Hipotesis Tindakan... E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...

1 1 5 6 6 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN....

A. Deskripsi Teori... 1. Pengertian Anak Tunarungu... 2. Dampak Ketunarunguan... a. Dampak ketunarunguan terhadap perkembangan

kognitif ... b. Dampak ketunarunguan terhadap perkembangan

emosi dan sosial ... c. Dampak ketunarunguan terhadap perkembangan

bahasa ... d. Dampak ketunarunguan terhadap perkembangan motorik ... 3. Kemampuan Belajar Anak Tunarungu... a. Kemampuan membaca anak tunarungu ...

b. Kemampuan menulis/ mengarang anak

tunarungu ... c. Kemampuan berhitung anak tunarungu ... 4. Hambatan Belajar Anak Tunarungu... a. Hambatan dalam berpikir abstrak ... b. Hambatan dalam menerima dan menyimpan

informasi yang sifatnya verbal ... 5. Metode Pengajaran Montessori...

a. Pengertian metode Montessori ... b. Tujuan kurikulum Montessori ... c. Alat peraga yang digunakan dalam model

pendidikan Montessori ... d. Media papan bilah pengurangan... e. Bagan/ tabel pengurangan Montessori ...

9 9 9 10 10 12 13 14 15 15 16 16 17 17 18 18 18 19 20 21 22


(6)

iv

Siti Dedah Holidah, 2014

B. Kerangka Pemikiran... 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...

A. Metode Penelitian ... B. Setting Penelitian ... C. Siklus Tindakan ... a. Rencana tindakan ... b. Pelaksanaan tindakan ... c. Observasi ... d. Refleksi ... D. Variabel Penelitian ... E. Instrumen ... F. Teknik Pengolahan Data untuk Hipotesis Tindakan/

Pertanyaan Penelitian... 27 27 28 28 29 30 31 31 32 32 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Hasil Penelitian ... 1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I ...

a. Perencanaan tindakan ... b. Pelaksanaan tindakan ... c. Hasil evaluasi peserta didik ... d. Refleksi ... 2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II ... a. Perencanaan tindakan ... b. Pelaksanaan tindakan ... c. Hasil evaluasi peserta didik ... d. Refleksi ... 3. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus III ... a. Perencanaan tindakan ... b. Pelaksanaan tindakan ... c. Hasil evaluasi peserta didik ... d. Refleksi ... 4. Data Peningkatan Hasil Tes Formatif Setiap Siklus.. B. Pembahasan ...

34 34 34 34 35 36 39 40 40 41 42 45 45 45 46 47 51 51 52 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI... ...

A. Kesimpulan ... B. Implikasi ... ...

55 55 56 Daftar Pustaka ...

Riwayat Hidup ...

57 252


(7)

v

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1

Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9

Hasil Kinerja Peserta Didik dalam Belajar Siklus I ... Hasil Tes Tulis Peserta Didik Siklus I ... Hasil Kinerja Peserta Didik dalam Belajar Siklus II ... Hasil Tes Tulis Peserta Didik Siklus II ... Sikap Peserta Didik dalam Belajar ... Hasil Kinerja Peserta Didik dalam Belajar Siklus III... Kerjasama Kelompok ... Hasil Tes Tulis Peserta Didik Siklus III... Sikap Peserta Didik dalam Belajar ...

37 38 43 43 44 48 49 49 50


(8)

vi

Siti Dedah Holidah, 2014

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1

Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5

Papan Bilah Pengurangan ... Tabel Pengurangan Montessori ... Cara Menggunakan Papan Bilah Pengurangan ... Kerangka Pemikiran ... Siklus Pelaksanaan Tindakan ...

22 22 23 26 29


(9)

vii

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1

Diagram 4.2 Diagram 4.3 Diagram 4.4

Hasil Tes Tulis Siklus I ... Hasil Tes Tulis Siklus II ... Hasil Tes Tulis Siklus III ... Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I Sampai siklus III ...

39 44 50


(10)

viii

Siti Dedah Holidah, 2014

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Data Awal

a. Hasil Asesmen ... b. Refleksi Awal ... 2. Instrumen

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... b. Lembar Observasi Guru ... c. Lembar Observasi Peserta Didik ... d. Kisi-kisi Instrumen Tes Tulis ... e. Instrumen Tes Tulis ... f. Expert Judgement ... 3. Hasil Tindakan Siklus I

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... b. Lembar Observasi Guru ... c. Lembar Observasi Peserta Didik ... d. Hasil Evaluasi Peserta Didik ... 4. Hasil Tindakan Siklus II

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... b. Lembar Observasi Guru ... c. Lembar Observasi Peserta Didik ... d. Hasil Evaluasi Peserta Didik ...

60 63

64 86 94 100 103 109

128 135 141 153

162 169 175 187


(11)

ix

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Hasil Tindakan Siklus III

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... b. Lembar Observasi Guru ... c. Lembar Observasi Peserta Didik ... d. Hasil Evaluasi Peserta Didik ... 6. Surat-Surat Penelitian dan Dokumentasi

a. Surat-surat Izin Penelitian ... b. SK Pembimbing ... c. Foto Copy Kartu Bimbingan ... d. Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran ...

199 207 211 223

237 241 242 243


(12)

x


(13)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA

DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

(Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Tunarungu Kelas I SDLB di SLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang)

Oleh: Siti Dedah Holidah (1004920) ABSTRAK

Matematika sangat memegang peranan penting dalam perkembangan dunia, matematika adalah ilmu yang tidak jauh dari realitas kehidupan manusia. Salah satu operasi hitung dasar matematika adalah pengurangan. Pengurangan sudah dipelajari di kelas I SDLB, dari hasil tes belajar dan asesmen secara langsung pada peserta didik tunarungu kelas I SDLB Al-Ishlah Purwadadi, peserta didik banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan operasi hitung pengurangan, dengan nilai masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Hambatan pada pendengaran yang mereka alami membuat peserta didik tunarungu kesulitan dalam menerima informasi secara verbal termasuk dalam berpikir abstrak, sementara itu dalam mempelajari matematika dibutuhkan kemampuan berpikir abstrak, sedangkan peserta didik tunarungu mendapat informasi sebagian besar dari indra penglihatan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan menerapkan metode Montessori untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung pengurangan pada peserta didik tunarungu kelas 1 SDLB. Metode penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas, media yang digunakan pada penerapan metode Montessori ini adalah papan bilah pengurangan. Papan bilah pengurangan adalah media yang digunakan Montessori untuk menyelesaikan soal-soal pengurangan, dengan media tersebut peserta didik tunarungu dapat melihat secara langsung proses pengurangan bilangan. Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak tiga siklus menunjukkan adanya peningkatan kemampuan operasi hitung pengurangan pada peserta didik tunarungu, terlihat dari hasil evaluasi yang selalu meningkat pada setiap siklusnya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Montessori dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pengurangan pada peserta didik tunarungu kelas I SDLB.


(14)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Classroom Action Research on Deaf Students in Class I SDLB of SLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang)

By: Siti Dedah Holidah (1004920) ABSTRACT

Mathematics plays an important role in the development of the world, mathematics is a science which is not far from the reality of human life. One of the basic mathematical operation count is reduced. Reduction has been studied in class I SDLB, from the results of tests of learning and assessment directly to the deaf learners class I SDLB Al-Ishlah Purwadadi, many learners have difficulty in completing the operation count reduction, the value is still below the Minimum Criteria for completeness. Barriers on hearing that they naturally make deaf learners difficulties in receiving information verbally included in abstract thinking, while it is in the study of mathematics requires the ability to think abstractly, whereas deaf learners get information mostly from the sense of sight. Based on these problems, the authors conducted a study to apply the Montessori method to improve arithmetic operations on the reduction of deaf learners in grade 1 SDLB. The method of research is Classroom Action Research, the media used in the application of the Montessori method is the reduction of board slats. Board slats reduction is the medium used for Montessori solve the problems reduction, with the media Deaf learners can see the process of reduction of numbers. Results of classroom action research were conducted three cycles showed an increase in the ability of the operation count reduction on deaf learners, seen from the results of the evaluation are always increased at each cycle, thus it can be concluded that


(15)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

the application of the Montessori method can improve the ability of the operation count reduction on deaf learners class I SDLB.


(16)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu seluruh warga negara Indonesia diberikan hak dan kewajiban yang sama untuk rmemperoleh pendidikan. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1, “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Bunyi Undang-Undang Dasar tersebut dapat diartikan bahwa semua warga negara mempunyai hak yang sama dengan tidak membedakan baik itu dari jenis kelamin, agama, status sosial ekonomi, termasuk juga anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama dengan warga negara yang lainnya, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia no 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional bab IV pasal 5 ayat 1, menyatakan: “Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”.

Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik berkebutuhan khusus atau yang mempunyai hambatan, dan peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Anak tunarungu mendapat pendidikan khusus di lembaga informal dan formal. Pendidikan informal yang menangani anak tunarungu yaitu LSM, organisasi penyandang cacat, dan klinik-klinik anak berkebutuhan khusus. Lembaga pendidikan formal yang menangani anak tunarungu contohnya adalah home

schooling, sekolah inklusi, dan Sekolah Luar Biasa (SLB). Anak tunarungu

seperti anak – anak pada umumnya wajib mengikuti pendidikan dasar 9 tahun, dalam mengikuti pendidikan, anak tunarungu harus mempunyai dasar yang kuat


(17)

2

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga mampu mengikuti materi-materi pelajaran,seperti yang diungkapkan oleh Hainstock (1999, hlm. 2) bahwa “Matematika dan perkembangan bahasa merupakan dua bidang yang integral dalam pendidikan, dimana sebuah landasan yang kuat diperlukan bagi keberhasilan belajar dimasa depan”. Pendapat ini memberikan pandangan bahwa jika para peserta didik khususnya peserta didik tunarungu tidak mampu belajar matematika dan bahasa maka otomatis mereka akan kesulitan menerima mata pelajaran lainnya.

Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kehilangan fungsi pendengaran (Hearing Impairment), menurut Boothroyd (dalam Bunawan dan Yuwati, 2000, hlm. 7) kehilangan pendengaran digolongkan ke dalam tingkatan “ringan, sedang, berat, sangat berat dan total”. Hambatan pendengaran yang anak tunarungu alami menyebabkan kemiskinan akan bahasa,karena kemiskinan bahasa tersebut mengakibatkan kesulitan dalam menerima penjelasan materi secara verbal. Secara kognitif kemampuan intelektual anak tunarungu menurut pendapat Myklebust (dalam Bunawan dan Yuwati, 2000, hlm. 10) memberikan pandangan bahwa „Tidak ada perbedaan kuantitatif dalam kemampuan intelektual anak tunarungu dibandingkan orang mendengar‟. Namun menurut pendapat Bunawan dan Yuwati (2000, hlm. 10) dari hasil analisa yang lebih mendalam tentang hasil berbagai subtes menunjukkan bahwa :

Adanya perbedaan kualitatif dalam hasil yang diperoleh anak tunarungu yaitu mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang menuntut pemahaman abstrak, jadi walaupun mereka dari segi kuantitas setara dengan orang mendengar namun dari segi kualitas mereka kurang/ inferior.

Mempelajari matematika dibutuhkan kemampuan dalam pemahaman abstrak, karena terkait dengan lambang – lambang bilangan dan juga simbol – simbol matematika, sehingga jika peserta didik tunarungu kesulitan dalam pelajaran matematika bisa dikatakan hal yang wajar, dan tidak hanya pada peserta didik tunarungu saja, peserta didik umum yang sekolah di sekolah reguler juga banyak mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika, akan tetapi dari


(18)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

memberikan gambaran bahwa peserta didik tunarungu mampu menangkap materi-materi pelajaran di sekolah seperti peserta didik pada umumnya yang sekolah di sekolah reguler, salah satunya pelajaran matematika, karena pelajaran matematika penting diberikan pada peserta didik tunarungu agar mereka mampu berpikir secara abstrak dan logis dalam memecahkan masalah untuk kelangsungan hidupnya dimasa yang akan datang.

Matematika sangat memegang peranan penting dalam perkembangan dunia, matematika menjadi dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya seperti misalnya ilmu sains, ekonomi, dan teknologi. Matematika adalah ilmu yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, hampir semua aktifitas berhubungan dengan perhitungan matematika, contohnya dalam kegiatan jual beli, menabung dan mengambil uang, atau naik kendaraan umum, seperti yang diungkapkan oleh Susilo bahwa “Matematika bukanlah sekedar kumpulan angka, simbol, dan rumus yang tidak ada kaitannya dengan dunia nyata, justru sebaliknya, matematika tumbuh dan berakar dari dunia nyata”. [tersedia dalam http: //www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-matematika-menurut-ahli-html]. Sementara itu di lingkungan sekolah, peserta didik sering menggunakan uang jajan mereka untuk jajan di warung sekolah ataupun menabung di kelas masing-masing. Jajan di warung sekolah maupun menabung akan memerlukan perhitungan matematika baik itu penjumlahan maupun pengurangan, untuk itu penjumlahan maupun pengurangan merupakan dasar perhitungan matematika yang harus dikuasai oleh setiap peserta didik.

Pengurangan diajarkan setelah penjumlahan, jika peserta didik sudah mampu melakukan operasi hitung penjumlahan maka kemampuan tersebut bisa


(19)

4

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi modal dasar dalam melakukan operasi hitung pengurangan, akan tetapi pada peserta didik tunarungu kelas I SDLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang, dalam pelajaran matematika terutama dalam menyelesaikan operasi hitung pengurangan masih mengalami kesulitan, padahal mereka sudah mampu melakukan operasi hitung penjumlahan sampai 20, jika diberikan soal pengurangan peserta didik masih banyak melakukan kesalahan dalam menjawab soal, dari hasil tes yang berjumlah 10 soal pengurangan, peserta didik Rn mendapat nilai 50, Km mendapat nilai 50 dan Nr mendapat nilai 30, dan nilai semuanya masih di bawah KKM yaitu 66,67. Melihat hasil jawaban peserta didik, penulis mengambil kesimpulan bahwa untuk soal pengurangan kurang dari 10 peserta didik masih mampu menjawab karena dibantu dengan jari tangan, sementara jumlah jari tangan ada 10, peserta didik kesulitan jika ada soal pengurangan yang lebih dari 10, misalnya 11 – 3.

Melihat masih banyaknya kesalahan dalam menjawab soal pengurangan, guru berusaha untuk mengatasi permasalahan dengan menggunakan media sempoa yang ada di sekolah tetapi peserta didik sering terkecoh dengan manik-manik yang jumlahnya 100, selalu melakukan kesalahan dalam menghitung, manik-manik yang telah dipisahkan sering ikut terhitung, kemudian guru berusaha untuk mengulang-ulang kembali materi yang belum dikuasai oleh peserta didik dengan memberikan latihan atau remedial, tetapi hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan pada tujuan pembelajaran, sedangkan didalam kurikulum matematika kelas I SDLB B tahun 2006 kompetensi yang harus dikuasai dalam bilangan yaitu melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. Kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 ini merupakan materi dasar matematika yang harus dikuasai oleh peserta didik tunarungu sehingga nantinya dapat dengan mudah mengikuti materi-materi mata pelajaran matematika selanjutnya, karena matematika adalah pelajaran maju bersyarat, jika materi dasar pengurangan belum dapat dikuasai, maka peserta didik


(20)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

operasional konkret, dalam matematika anak sudah mampu melakukan operasi penjumlahan (+) pengurangan (-), urutan (<), dan persamaan (=)‟. Mengingat matematika adalah mata pelajaran yang bersifat abstrak walaupun pada pelaksanaannya di Sekolah Dasar Kelas I peserta didik diajarkan benda kongkrit terlebih dahulu, tetapi peserta didik tetap didorong untuk melakukan abstraksi artinya dalam belajar berhitung baik penjumlahan maupun pengurangan walaupun menggunakan benda kongkrit tetapi tetap diajarkan lambang bilangannya.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, karena belum maksimalnya guru dalam mengajar, yang sebagian besar menggunakan metode ceramah dan drill, juga media dan cara penyampaian guru yang belum tepat sehingga peserta didik masih kesulitan dalam menyelesaikan masalah operasi hitung pengurangan, maka penulis sebagai guru kelas merasa perlu untuk melakukan perbaikan pembelajaran, untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut diperlukan suatu metode yang tepat dan efektif, dan metode yang akan digunakan oleh penulis adalah metode Montessori dengan media papan bilah pengurangan, melalui penelitian tindakan kelas pada peserta didik tunarungu kelas I SDLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang, alasan penulis menggunakan metode Montessori karena metode tersebut dibuat berdasarkan perkembangan anak, serta selalu menggunakan media atau alat peraga dalam memberikan materi pelajaran terutama pelajaran matematika, didukung oleh penelitian yang

dilakukan Indah Wahyuningsih tahun 2011 (tersedia di:

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/4715) tentang pengaruh model pendidikan Montessori terhadap hasil belajar matematika siswa, dengan


(21)

6

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil bahwa model pendidikan Montessori berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

B. Sasaran Tindakan

Sasaran pada penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik tunarungu kelas 1 SDLB di SLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang, peserta didik tunarungu disini adalah tunarungu murni yang tidak mempunyai kelainan ganda, jumlah peserta didiknya ada 3 orang, satu orang laki-laki berinisial Nr berusia tujuh tahun, dan dua orang perempuan berinisial Rn dan Km berusia delapan tahun. Nr mempunyai prestasi kurang baik karena anaknya agak malas dalam belajar, sedangkan Rn dan Km kemampuannya hampir sama dan cukup mampu mengikuti pelajaran. Kemampuan artikulasi ketiganya masih rendah, karena belum terlatih dengan baik sehingga sulit menerima informasi secara verbal tetapi sudah mampu membaca kata-kata sederhana seperti mama, mata, meja, buku, baju, dan bola.

C. Rumusan Masalah

Menurut Arikunto (2009, hlm. 36) “Rumusan masalah dalam penelitian tindakan adalah beberapa pertanyaan yang akan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan”. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Apakah

Penerapan Metode Montessori dapat Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pengurangan Peserta Didik Tunarungu Kelas 1 SDLB? ”.

secara rinci rumusan tersebut dibagi dalam 4 pertanyaan, sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran operasi hitung pengurangan dengan menerapkan metode Montessori?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran operasi hitung pengurangan dengan menerapkan metode Montessori?


(22)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

D. Hipotesis Tindakan

Secara umum hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu pertanyaan penelitian sedangkan menurut Asrori (2007, hlm. 64) “Hipotesis tindakan adalah suatu prakiraan yang bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan”. Jika dalam penelitian tindakan kelas oleh guru maka hipotesis tindakan dapat diartikan sebagai suatu prakiraan yang bakal terjadi dalam proses dan hasil pembelajaran jika suatu tindakan dilakukan. Berdasarkan uraian di atas diajukan hipotesis tindakan, yaitu :“Metode Montessori dapat Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pengurangan pada Peserta Didik Tunarungu Kelas I SDLB”.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Pada dasarnya penelitian tindakan kelas ini memiliki beberapa tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus :

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui data konkrit penerapan metode montessori dalam meningkatkan kemampuan operasi hitung pengurangan peserta didik tunarungu kelas 1 SDLB.

b. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran operasi hitung pengurangan dengan menerapkan metode montessori.

2) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran operasi hitung pengurangan dengan menerapkan metode montessori.


(23)

8

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Untuk mengetahui penilaian pembelajaran operasi hitung pengurangan dengan menerapkan metode montessori.

4) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan operasi hitung pengurangan peserta didik tunarungu dengan menerapkan metode montessori.

2. Kegunaan Penelitian a. Bagi peserta didik

1) Pembelajaran dengan metode montessori dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar matematika terutama dalam operasi hitung pengurangan.

2) Menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan bagi peserta didik.

3) Melatih peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengurangan.

b. Bagi Guru

1) Memperbaiki proses pembelajaran sebelumnya.

2) Sebagai bahan referensi bagi guru lain yang mempunyai permasalahan yang sama.

3) Melatih kreatifitas guru dalam mengajar di kelas sehingga jika ada masalah yang ditemukan dapat segera mempunyai solusinya.

4) Membiasakan guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas terhadap masalah-masalah yang dihadapi di kelas.

5) Meningkatkan kualitas guru sebagai tenaga pendidik sehingga menjadi guru yang profesional.

c. Bagi sekolah

1) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

2) Memberikan sumbangsih pemikiran dan informasi untuk kemajuan pendidikan di sekolah khususnya SLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang.


(24)

Siti Dedah Holidah, 2014


(25)

27

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas menurut pendapat para ahli diantaranya menurut McNiff (dalam Asrori, 2007, hlm. 4) „Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran‟. Pendapat senada diungkapkan oleh Arikunto dkk. (2009, hlm.57) menyatakan bahwa :

Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.

Melalui penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran yang dilakukannya di kelas. Guru juga dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru juga dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih berkualitas dan lebih efektif. Berdasarkan uraian di atas dan permasalahan yang dihadapi peneliti, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan metode penelitian tindakan kelas, karena :

1. Masalah yang dihadapi terjadi saat kegiatan proses belajar mengajar sehingga lebih cocok untuk melakukan penelitian tindakan kelas.

2. Kewajiban peneliti sebagai seorang guru untuk memperbaiki proses pembelajaran terhadap masalah yang dihadapi dengan melakukan penelitian tindakan kelas.


(26)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

Masalah yang akan diteliti pada penelitian tindakan kelas kali ini adalah masalah yang benar-benar dihadapi oleh peneliti sebagai guru kelas 1 SDLB pada mata pelajaran matematika tentang operasi hitung pengurangan.

Kegiatan penelitian akan dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2013/ 2014 bulan Maret sampai dengan Mei 2014. Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang yang beralamat di Jl. Raya Pasirbungur No. 66 Kabupaten Subang. Sasaran dalam penelitian ini adalah peserta didik tunarungu kelas I SLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang yang berjumlah tiga orang berinisial Rn, Km yang berusia 8 tahun dan Nr berusia 7 tahun. Nr mempunyai prestasi kurang baik karena anaknya agak malas dalam belajar di kelas, sedangkan Rn dan Km kemampuannya hampir sama dan cukup mampu mengikuti pelajaran. Kemampuan artikulasi ketiganya masih rendah, karena belum terlatih dengan baik sehingga sulit menerima informasi secara verbal tetapi sudah mampu membaca kata-kata sederhana seperti mata, bapa, meja, buku, baju, bola dan mama.

C. Siklus Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti berdasarkan permasalahan yang dihadapi di kelas saat kegiatan proses belajar mengajar, dan permasalahan yang ditemui adalah pada mata pelajaran matematika tentang operasi hitung pengurangan dimana peserta didik tunarungu kelas 1 masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan operasi hitung pengurangan. Penelitian ini dilakukan


(27)

29

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui beberapa siklus atau tahapan kegiatan diantaranya perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, keempat tahapan kegiatan tersebut digambarkan sebagai berikut:

Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas

Refleksi II

Observasi 1 Pelaksanaan tindakan I

Observasi II Pelaksanaan tindakan II

Penyimpulan dan pemaknaan hasil

Siklus I

Refleksi 1

Perencanaan Tindakan II

Permasalahan baru hasil refleksi

Siklus II

Jika permasalahan belum terselesaikan

Lanjutkan ke siklus berikutnya Permasalahan: anak

kesulitan dalam menyelesaikan operasi hitung pengurangan

Perencanaan Tindakan I


(28)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

1. Rencana Tindakan (planning)

Berdasarkan hasil observasi awal bahwa peserta didik tunarungu kesulitan dalam operasi hitung pengurangan, maka sebelum dilakukan pelaksanaan tindakan, dibuat beberapa kegiatan perencanaan diantaranya:

a. Mempersiapkan ruangan kelas sehingga dapat memungkinkan dalam melakukan tindakan.

b. Mempersiapkan materi pelajaran dan bahan belajar tentang operasi hitung pengurangan untuk peserta didik tunarungu kelas I;

c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tentang operasi hitung pengurangan dengan menggunakan metode montessori.

d. Merancang dan mempersiapkan media pembelajaran dalam hal ini menggunakan media papan bilah pengurangan yang digunakan dalam metode montessori.

e. Menyusun instrumen penelitian, yang meliputi:

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran operasi hitung pengurangan dengan menggunakan metode Montessori.

2) Menyusun pedoman observasi untuk guru dan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung.

3) Menyusun alat evaluasi berupa tes kinerja dan tes tertulis untuk mengetahui kemampuan operasi hitung pengurangan peserta didik.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahapan ini guru (peneliti) melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan sub pokok


(29)

31

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahasan materi operasi hitung pengurangan dengan menerapkan metode montessori dalam kegiatan belajar mengajar melalui media papan bilah pengurangan dan tabel pengurangan. Waktu pembelajaran berlangsung selama 60 menit (dua jam pelajaran), untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan maka dibuat skenario pembelajaran sebagai berikut:

a. Menyiapkan peralatan dan media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran operasi hitung pengurangan dengan menggunakan metode Montessori.

b. Mengkondisikan peserta didik agar siap dalam menerima pembelajaran melalui : menyapa peserta didik dengan ,memberi salam, menyiapkan posisi duduk peserta didik untuk berdoa sebelum belajar, mengabsen peserta didik dan melakukan apersepsi tentang topik aktual hari itu dihubungkan dengan materi yang akan diberikan.

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang operasi hitung pengurangan. d. Menyampaikan materi pembelajaran tentang operasi hitung pengurangan

dengan menggunakan metode Montessori. e. Membimbing peserta didik dalam hal :

1) Menggunakan media papan bilah pengurangan untuk menyelesaikan soal-soal operasi hitung pengurangan.

2) Mengisi tabel pengurangan kosong.

f. Melakukan evaluasi dan menilai hasil kerja peserta didik. 3. Pengamatan/ Observasi (Observing)

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan saat pembelajaran berlangsung oleh rekan sejawat dengan menggunakan format atau pedoman observasi supaya hasilnya cermat, guru bertugas mencatat hal-hal yang terjadi saat pelaksanaan tindakan dari awal sampai akhir, cara mengajar guru dalam menerapkan metode montessori, keadaan siswa, antusiasme siswa, kinerja


(30)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

dengan melihat data-data yang terkumpul dari hasil observasi, berdasarkan format observasi guru dan peserta didik juga hasil belajar siswa. Data tersebut kemudian dianalisis untuk melihat tingkat keberhasilannya, dan didiskusikan dengan teman sejawat atau kepala sekolah, untuk membuat rencana perbaikan. Setelah data dianalisis selanjutnya dilakukan evaluasi dari seluruh tindakan yang sudah dilaksanakan, jika ditemukan kekurangan, kelemahan, dan hambatan pada tindakan pertama maka dibuat langkah-langkah perbaikan untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu : 1. Variabel Bebas

Variabel bebas atau variabel independen menurut Sugiyono (2010 : 61) adalah “variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”, dalam penelitian ini variabel

bebasnya yaitu “ Penerapan Metode Montessori”

2. Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel dependen adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2010: 61), dan variabel terikat pada penelitian ini adalah “Kemampuan operasi hitung pengurangan”.


(31)

33

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen

Instrumen yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran operasi hitung pengurangan dengan menerapkan metode Montessori.

2. Instrumen observasi untuk guru (yaitu peneliti) dan peserta didik, observasi dilakukan oleh observer dalam hal ini guru lain untuk mengamati saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3. Tes tulis dan tes kinerja pada peserta didik tunarungu kelas 1.

F. Teknik Pengolahan Data untuk Hipotesis Tindakan/ Pertanyaan Penelitian

1. Data yang terkumpul dari hasil pengamatan observer dan hasil tes akhir peserta didik akan dianalisis untuk melihat hasil dari pelaksanaan tindakan pertama, data tersebut dapat menentukan apakah perlu dilakukan tindakan lagi pada siklus berikutnya atau tidak, apakah ada kekurangan atau kelemahan pada tindakan pertama sehingga perlu perbaikan pada tindakan siklus berikutnya.

2. Data hasil belajar peserta didik akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang sehingga akan terlihat apakah ada peningkatan hasil belajar peserta didik atau tidak.


(32)

55 Siti Dedah Holidah, 2014

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, berdasarkan hasil penelitian dari data-data yang diperoleh terdapat peningkatan hasil tes tiap peserta didik tunarungu kelas I SDLB, peningkatannya dapat dilihat dari hasil tes formatif tiap peserta didik, pada siklus pertama baru satu orang peserta didik (33,33%) yaitu Rn yang mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal, siklus kedua ada peningkatan, dua orang peserta didik (66,67%) yaitu Rn dan Km mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal, sedangkan pada siklus ketiga seluruh peserta didik (100%) yaitu Km, Rn dan Nr sudah mendapat nilai diatas kriteria Ketuntasan Minimal, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode Montessori dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pengurangan pada peserta didik tunarungu kelas I SDLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang.

B. Implikasi 1. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini dalam pembelajaran matematika di kelas satu terutama dalam menerapkan metode Montessori untuk materi operasi hitung pengurangan adalah guru harus mengetahui perkembangan dan kemampuan peserta didik dalam operasi hitung pengurangan, menguasai metode Montessori, terampil dalam menggunakan media papan bilah pengurangan dan cara membaca tabel pengurangan, sehingga mampu menyusun perencanaan pembelajaran yang baik dengan materi yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, dengan demikian pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.


(33)

56

56 Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut beberapa saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah :

a. Sekolah

Sekolah diharapkan banyak menyediakan alat-alat peraga untuk kegiatan belajar mengajar, karena inti dari metode Montessori dalam pendidikan adalah penggunaan alat peraga atau media pembelajaran. Sekolah juga harus memfasilitasi guru-gurunya yang akan melakukan penelitian tindakan kelas sehingga masalah-masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar dapat terselesaikan.

b. Guru

Bagi guru lain diharapkan menerapkan metode Montessori pada setiap materi pelajaran matematika untuk merangsang peserta didik belajar lebih aktif dan menyenangkan melalui alat peraga yang digunakan.

c. Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian yang lebih baik dari peneliti dalam menerapkan metode Montessori, dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan dari penulis baik dari segi media yang digunakan maupun cara mengajar, sehingga menjadi rujukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya.


(34)

Arikunto., Suhardjono, dan Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Asrori, Muhammad (2008). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima. Asrori, Muhammad (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Wacana

Prima.

Bunawan, Lani dan Yuwati, C.S (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta : Yayasan Santi Rama.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Kompetensi dan kompetensi

Dasar SDLB-B Tunarungu. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta : Balai Pustaka.

Halim-Fathani, A (2012). Matematika Hakikat dan Logika. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hainstock, Elizabeth (1999). Metode Pengajaran Montessori untuk Sekolah Dasar. Jakarta : Pustaka Delaprasta.

Hainstock, Elizabeth (2008). Kenapa Montessori. Jakarta : Mitra Media.

Kismiantini, dan Indrawati, D (2008). Dunia Matematika. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyasa, E (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (2012). Undang-undang Sistem Pendidikan


(35)

58

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sadja’ah, E (2003). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran dalam Keluarga. Bandung : San Grafika Bandung.

Somad, P dan Herawati T. (1995). Ortopedagogik anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Somad, P. (2008). Dampak Ketunarunguan. [Online]. Tersedia di: http://permanarian16.blogspot.com/2008/03/dampak-ketunarunguan-terhadap.html. [Diakses 04 Maret 2014].

Suparno, Paul (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Somantri, Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan R & D.. Bandung: Alfabeta.

Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: Cakra.

Susilo, (2013). Pengertian Matematika. [Online]. Tersedia di: http://www.pengertianahli.com /2013/10/pengertian-matematika-menurut-ahli.html. [Diakses 24 Februari 2014]

Triani, Nani (2012). Panduan Melaksanakan PTK. Jakarta : Luxima.

Universitas Pendidikan Indonesia (2010). Landasan Pendidikan. Bandung : Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan UPI.

Wahyuningsih, Indah (2011). Pengaruh Model Pendidikan Montessori Terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa. Skripsi, [Online] tersedia di: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/4715 [Diakses 01 Maret 2014]

Wikipedia Indonesia, (2013). Metode Montessori [Online] tersedia dalam id.wikipedia.org/wiki/Metode_Montessori. [Diakses 04 Maret 2014].


(1)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa dalam menggunakan media papan bilah pengurangan, dan hasil belajar siswa.

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini guru (peneliti) dan observer mendiskusikan implementasi dari tindakan, kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran yang sudah dilakukan dengan melihat data-data yang terkumpul dari hasil observasi, berdasarkan format observasi guru dan peserta didik juga hasil belajar siswa. Data tersebut kemudian dianalisis untuk melihat tingkat keberhasilannya, dan didiskusikan dengan teman sejawat atau kepala sekolah, untuk membuat rencana perbaikan. Setelah data dianalisis selanjutnya dilakukan evaluasi dari seluruh tindakan yang sudah dilaksanakan, jika ditemukan kekurangan, kelemahan, dan hambatan pada tindakan pertama maka dibuat langkah-langkah perbaikan untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu : 1. Variabel Bebas

Variabel bebas atau variabel independen menurut Sugiyono (2010 : 61) adalah “variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”, dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu “ Penerapan Metode Montessori”

2. Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel dependen adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2010: 61), dan variabel terikat pada penelitian ini adalah “Kemampuan operasi hitung pengurangan”.


(2)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen

Instrumen yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran operasi hitung pengurangan dengan menerapkan metode Montessori.

2. Instrumen observasi untuk guru (yaitu peneliti) dan peserta didik, observasi dilakukan oleh observer dalam hal ini guru lain untuk mengamati saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3. Tes tulis dan tes kinerja pada peserta didik tunarungu kelas 1.

F. Teknik Pengolahan Data untuk Hipotesis Tindakan/ Pertanyaan Penelitian

1. Data yang terkumpul dari hasil pengamatan observer dan hasil tes akhir peserta didik akan dianalisis untuk melihat hasil dari pelaksanaan tindakan pertama, data tersebut dapat menentukan apakah perlu dilakukan tindakan lagi pada siklus berikutnya atau tidak, apakah ada kekurangan atau kelemahan pada tindakan pertama sehingga perlu perbaikan pada tindakan siklus berikutnya.

2. Data hasil belajar peserta didik akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang sehingga akan terlihat apakah ada peningkatan hasil belajar peserta didik atau tidak.


(3)

55

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, berdasarkan hasil penelitian dari data-data yang diperoleh terdapat peningkatan hasil tes tiap peserta didik tunarungu kelas I SDLB, peningkatannya dapat dilihat dari hasil tes formatif tiap peserta didik, pada siklus pertama baru satu orang peserta didik (33,33%) yaitu Rn yang mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal, siklus kedua ada peningkatan, dua orang peserta didik (66,67%) yaitu Rn dan Km mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal, sedangkan pada siklus ketiga seluruh peserta didik (100%) yaitu Km, Rn dan Nr sudah mendapat nilai diatas kriteria Ketuntasan Minimal, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode Montessori dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pengurangan pada peserta didik tunarungu kelas I SDLB Al-Ishlah Purwadadi Kabupaten Subang.

B. Implikasi 1. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini dalam pembelajaran matematika di kelas satu terutama dalam menerapkan metode Montessori untuk materi operasi hitung pengurangan adalah guru harus mengetahui perkembangan dan kemampuan peserta didik dalam operasi hitung pengurangan, menguasai metode Montessori, terampil dalam menggunakan media papan bilah pengurangan dan cara membaca tabel pengurangan, sehingga mampu menyusun perencanaan pembelajaran yang baik dengan materi yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, dengan demikian pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.


(4)

56

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut beberapa saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah :

a. Sekolah

Sekolah diharapkan banyak menyediakan alat-alat peraga untuk kegiatan belajar mengajar, karena inti dari metode Montessori dalam pendidikan adalah penggunaan alat peraga atau media pembelajaran. Sekolah juga harus memfasilitasi guru-gurunya yang akan melakukan penelitian tindakan kelas sehingga masalah-masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar dapat terselesaikan.

b. Guru

Bagi guru lain diharapkan menerapkan metode Montessori pada setiap materi pelajaran matematika untuk merangsang peserta didik belajar lebih aktif dan menyenangkan melalui alat peraga yang digunakan.

c. Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian yang lebih baik dari peneliti dalam menerapkan metode Montessori, dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan dari penulis baik dari segi media yang digunakan maupun cara mengajar, sehingga menjadi rujukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya.


(5)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alimin, Z. (2008) Hambatan Belajar Anak Tunarungu [Online]. Tersedia di: http://z-alimin.blogspot.com/2008/03/hambatan-belajar danhambatan.html [Diakses 04 Maret 2014].

Arikunto., Suhardjono, dan Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Asrori, Muhammad (2008). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.

Asrori, Muhammad (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Wacana Prima.

Bunawan, Lani dan Yuwati, C.S (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta : Yayasan Santi Rama.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Kompetensi dan kompetensi

Dasar SDLB-B Tunarungu. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Halim-Fathani, A (2012). Matematika Hakikat dan Logika. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hainstock, Elizabeth (1999). Metode Pengajaran Montessori untuk Sekolah Dasar. Jakarta : Pustaka Delaprasta.

Hainstock, Elizabeth (2008). Kenapa Montessori. Jakarta : Mitra Media.

Kismiantini, dan Indrawati, D (2008). Dunia Matematika. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyasa, E (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (2012). Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional. Bandung : Fokusindo Mandiri


(6)

Siti Dedah Holidah, 2014

PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sadja’ah, E (2003). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran dalam Keluarga. Bandung : San Grafika Bandung.

Somad, P dan Herawati T. (1995). Ortopedagogik anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Somad, P. (2008). Dampak Ketunarunguan. [Online]. Tersedia di: http://permanarian16.blogspot.com/2008/03/dampak-ketunarunguan-terhadap.html. [Diakses 04 Maret 2014].

Suparno, Paul (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Somantri, Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan R & D.. Bandung: Alfabeta.

Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: Cakra.

Susilo, (2013). Pengertian Matematika. [Online]. Tersedia di: http://www.pengertianahli.com /2013/10/pengertian-matematika-menurut-ahli.html. [Diakses 24 Februari 2014]

Triani, Nani (2012). Panduan Melaksanakan PTK. Jakarta : Luxima.

Universitas Pendidikan Indonesia (2010). Landasan Pendidikan. Bandung : Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan UPI.

Wahyuningsih, Indah (2011). Pengaruh Model Pendidikan Montessori Terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa. Skripsi, [Online] tersedia di: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/4715 [Diakses 01 Maret 2014]

Wikipedia Indonesia, (2013). Metode Montessori [Online] tersedia dalam id.wikipedia.org/wiki/Metode_Montessori. [Diakses 04 Maret 2014].