UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, K

(1)

No. Daftar :04/PGPAUD/01/2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN

KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa

Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh SETIAWATI

(1007849)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

No. Daftar :04/PGPAUD/01/2014

2014LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASIDI TK. CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical

School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat)

Oleh: Setiawati

1007849

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dra. Masitoh, M. Pd NIP 194806261980112001

Pembimbing II

Heny Djohaeni, S.Pd, M.Si NIP 197007241998022001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini


(3)

No. Daftar :04/PGPAUD/01/2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASIDI TK. CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical

School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat)

Oleh Setiawati (1007849)

Disetujui dan disahkan oleh:

Penguji I Penguji II

Dra. Masitoh., M.Pd Rita Mariyana. , M.Pd

NIP 194806261980112001 NIP 19780308200112001

Penguji III Penguji IV

Leli Kurniawati, S.Pd., M.Mus Dr. Badru Zaman, M.Pd

NIP 132252248 NIP 197408062001121002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Dr. Ocih Setiasih, M.pd. NIP 196007071986012001


(4)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI

Abstrak:

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya kemampuan membaca dini pada anak kelompok TK A (K1C) TK. CBCS di Bandung Barat. Pembelajaran membaca dini di sekolah ini menggunakan metode phonics. Pembelajaran yang dilakukan setiap harinya sama dengan tujuan agar anak familiar dengan metode yang digunakan, tetapi pembelajaran menjadi monoton dan anak tidak mengerti makna kata yang dibunyikan. Penelitian ini dirancang agar kemampuan membaca dini di sekolah TK. CBCS kelas (K1C) meningkat. Tujuan dari penelitian adalah agar kemampuan membaca dini anak terstimulasi dengan baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) oleh Hopkins, dimana peneliti terlibat langsung mulai dari awal hingga akhir penelitian dan terdiri dari siklus-siklus. Satu siklus diawali dengan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam meningkatkan kemampuan membaca dini anak kelas K1C TK. CBCS peneliti melakukan dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari dua tahap. Instrumen yang digunakan adalah observasi dan aspek yang disorot dalam penelitian ini adalah kemampuan bahasa lisan, konsep tentang tulisan, pengenalan huruf, kesadaran fonetik, korespondensi bunyi huruf terhadap bentuk huruf, dan kosakata awal membaca. Kategori penilaian meliputi anak kurang berkembang, anak cukup berkembang dan anak berkembang baik. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan yang cukup baik dalam setiap siklus. Peningkatan yang terjadi sekitar 20% mulai dari prasiklus sampai kepada siklus dua. Namun bervariasi berdasarkan aspek perkembangan yang diobservasi yang cukup mengalami penurunan, hal ini baik karena berarti anak mengalami peningkatan dari cukup menjadi baik sekitar 20% - 30%. Sedangkan yang kurang mengalami penurunan sekitar 1% - 12%. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan adanya peningkatan dalam kemampuan membaca dini pada anak sehingga stimulasi akuisisi literasi bisa dijadikan pilihan bagi pendidik dalam merencanakan kegiatan yang dapat menstimulasi anak. Pengelola diharapkan dapat mendorong guru agar dapat mengoptimalkan pembelajaran di kelas. Peneliti diharapkan dapat semakin berinovasi dalam mencari metoda yang sesuai dengan perkembangan anak dalam kemampuan membaca dini.

Kata Kunci: membaca dini, model akuisisi literasi, pendidikan anak usia dini.


(5)

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Dini Anak Usia Dini Melalui Model Akuisisi Literasi Di TK. Cahaya Bangsa Classical School” ini adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak akan melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan,


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Sang pencipta kita karena oleh rahmat dan kasihNyalah penulis mampu menyelesaikan studinya.

Dalam penulisan ini penulis menemui beberapa hambatan, diantaranya yaitu dalam pencarian bahan, penyusunan laporan dan pembagian waktu. Namun, berkat dorongan dan motivasi dari banyak pihak penulis mampu menyelesaikan hasil penelitian tindakan kelas ini.

Penulis sadar bahwa penulis memiliki banyak kekurangan dalam penyususnan pembuatan hasil skripsi ini, maka dari itu penulis terbuka atas segala saran dan kritik yang disampaikan yang akan membuat penulis menjadi lebih baik lagi. Tuhan memberkati kita semua.

Bandung, Januari 2014 Penulis


(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam kesempatan ini penulis hendak menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yaitu:

1. Kepada Ibu Dr. Ocih Setiasih, M.pd. selaku ketua prodi, terimakasih atas pengabdiannya. Semoga Tuhan membalaskan semua jasa-jasa yang ibu lakukan dan berikan.

2. Kepada para dosen pembimbing, Ibu Dra. Masitoh, M. Pd dan Ibu Heny Djohaeni, S.Pd, M.Si karena dengan penuh kesabarannya membimbing saya. Semoga segala pengabdian Ibu semua sebagai dosen pengajar dibalas oleh Tuhan yang Maha Esa.

3. Terimakasih juga kepada pihak sekolah Cahaya Bangsa Classical School dan semua teman sekerja yang tak henti-hentinya mendoakan dan mendorong saya.

4. Terimakasih untuk ibu saya tersayang Ibu Yulia dan kakak-kakak yang selalu mendukung saya baik melalui doa dan dana.

5. Terimakasih juga kepada para dosen PGPAUD UPI yang telah membekali saya dengan berbagai ilmu yang berguna dalam mengajar.


(8)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Ucapan Terimakasih ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Grafik ... x

Daftar Lampiran... xi

Bab I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Asumsi ... 10

F. Definisi Operasional ... 11

G. Metode Penelitian ... 12

H. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 14


(9)

BAB II LANDASAN TEORI ... 16

A. Pengertian dan Karakteristik Anak Usia Dini ... 16

1. Perkembangan Kognitif ... 18

2.Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ... 19

3. Perkembangan Motorik Anak Usia Dini ... 20

4. Perkembangan Kognitif, Bahasa dan Motorik Anak Usia Dini menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini ... 21

B. Pengertian Membaca Dini Pada Anak Usia Dini ... 26

C. Perkembangan Kemampuan Membaca Dini Pada Anak Usia Dini . 27

D. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Dan Menghambat Kemampuan Membaca Dini... 32

E. Pendekatan Pembelajaran Membaca Dini ... 32

1. Pendekatan Pembelajaran Membaca Dini Melalui Metode Phonics ... 33

2. Pendekatan Pembelajaran Membaca Dini Melalui Metode Whole-Language ... 34

3. Pendekatan Pembelajaran Stimulasi Akuisisi Literasi ... 35

E. Stimulasi Akuisisi Literasi Dalam Mengembangkan Kemampuan Membaca Dini Pada Anak TK ... 37


(10)

A. Lokasi Penelitian ... 40

a. Lokasi Penelitian ... 40

b. Subjek Penelitian ... 40

B. Metode Penelitian ... 41

a. Prosedur Penelitian ... 46

b. Sasaran Penelitian ... 46

c. Pengumpulan Data... 47

d. Instrumen Penelitian ... 47

e. Judgment Instrument ... 54

f. Proses Pelaksanaan Tindakan ... 54

1.Perencanaan ... 54

2.Siklus ... 55

3.Persiapan Alat ... 55

4.Dokumentasi ... 55

5.Tindakan ... 56

g. Pengamatan ... 57

h. Refleksi ... 57

C. Penarikan Kesimpulan ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Hasil Penelitian ... 59

1. Deskripsi Setting Penelitian ... 59

2. Kegitan rutin proses belajar mengajar di TK. Cahaya Bangsa Classical School ... 64

3. Kondisi Objektif Kemampuan Membaca Dini Di TK. CBCS Sebelum Tindakan ... 67

a) Metoda dan Materi Pembelajaran Membaca Dini di TK.CBCS ... 67


(11)

c) Peran Guru ... 69

d) Evaluasi ... 69

4. Tingkat Pencapaian Kemampuan Membaca Dini Setelah Penelitian Dilakukan ... 71

B. Penerapan Metode Akuisisi Literasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dini Di TK. CBCS ... 75

1. Tindakan penelitian Siklus 1 ... 76

a) Perencanaan Siklus 1 ... 76

b) Pelaksanaan Siklus 1 ... 80

c) Hasil penelitian siklus 1 ... 86

d) Refleksi siklus 1 ... 93

2. Tindakan Penelitian siklus 2 ... 94

a) Perencanaan Siklus 2 ... 94

b) Pelaksanaan Siklus 2 ... 98

c) Hasil penelitian siklus 2 ... 101

d) Refleksi siklus 2 ... 108

C. Peningkatan Kemampuan Membaca Dini pada anak Kelas K1C Melalui Metoda Akuisis Literasi di TK. CBCS... 110

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 114

1. Kondisi Objektif Kemampuan Membaca Dini Di TK Cahaya Bangsa Classical School... 114

2. Langkah-Langkah Pelaksanaan Stimulasi Model Akuisisi Literasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dini Pada Anak Di TK CBCS ... 115

3. Peningkatan Kemampuan Membaca Dini Anak TK. CBCS Setelah Melalui Stimulasi Model Akuisisi Literasi ... 119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 122


(12)

B. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 125

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Tabel Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif, Bahasa Dan Motorik Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini ... 21

Tabel 3.1 Komposisi Sampel Subjek Penelitian ... 40

Tabel 3.2. Tabel Daftar Checklist Instrument Penelitian ... 50

Tabel 4.1 Data Guru TK Cahaya Bangsa Classical School ... 60

Tabel 4.2. Data Murid TK Cahaya Bangsa Classical School Tahun 2012 ... 60

Tabel 4.3 komposisi Sampe Subjek Penelitian... 61

Tabel 4.4. Tabel Hasil Penilaian Kemampuan Membaca Dini Pada Anak TK Kelas Kindergarten 1C tahun 2012 ... 72


(13)

Tabel 4.5 Tabel Hasil Pencapaian Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 ... 87

Tabel 4.6 Tabel Kesimpulan Hasil Pencapaian Dari Siklus 1 ... 91

Tabel 4.7 Tabel Pencapaian Kemampuan Membaca Dini Kelas K1C Di TK CBCS Setelah Siklus Kedua ... 102

Tabel 4.8 Tabel Kesimpulan Hasil Pencapaian Kemampuan Membaca Dini Pada Kelas K1C Di TK CBCS Setelah Siklus 2 ... 106

Tabel 4.9 Tabel Perbandingan Pencapaian Hasil Kemampuan Memabca Dini Selama Penelitian Tindakan Kelas Dilakukan Di TK. CBCS ... 112

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Spiral Penelitian Tindakan Kelas Hopskin ... 13

Gambar 3.1 Gambar Penyusunan Rancangan Proses PTK menurut Suhardjono ... 45

Gambar 4.1Kegiatan Rutin pagi ... 64

Gambar 4.2 Bermain Bebas diluar kelas ... 64

Gambar 4.3 Makan bersama ... 65

Gambar 4.4 Pojok membaca di kegiatan Wise Time ... 65


(14)

Gambar 4.6 Bermain bebas didalam kelas ... 66

Gambar 4. 7 Mengenalkan huruf melalui lagu ... 70

Gambar 4.8 Penggabungan huruf dan anak-anak membunyikan huruf yang digabung tanpa makna ... 70

Gambar 4.9 Anak-anak terlihat tidak tertarik pada kegiatan dan malas ... 70

Gambar 4.10 Anak menempel label pada gambar yang sesuai ... 82

Gambar 4.11 Bermain speller di area bahasa ... 83

Gambar 4.12 Anak memilih permainan yang mereka mau di waktu bermain bebas ... 84

DAFTAR GRAFIK Grafik 4. 1 Grafik pencapaian kemampuan membaca dini di kelas K1C di TK CBCS ... 74

Grafik 4. 2 Grafik pencapaian kemampuan membaca dini di kelas K1C di TK CBCS setelah diberi tindakan penelitian siklus 1 ... 93

Grafik. 4.3 Grafik pencapaian kemampuan membaca dini di kelas K1C di TK CBCS setelah diberi tindakan penelitian siklus 2 ... 108

Grafik 4.4 Grafik perbandingan pencapaian hasil kemampuan membaca dini selama penelitian tindakan kelas dilakukan di TK. CBCS ... 113


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

SK Pengangkatan Dosen Pembimbing ... 126

Surat permohonan ijin penelitian ... 127

Surat ijin penelitian dari sekolah TK. CBCS ... 128

SKH Tahap 1 Siklus 1 ... 129

Catatan Observasi Tahap 1 Siklus 1 ... 131

SKH Tahap 2 Siklus 1 ... 132


(16)

SKH Tahap 1 Siklus 2 ... 135

Catatan Observasi Tahap 1 Siklus 2 ... 137

SKH Tahap 2 Siklus 2 ... 138

Catatan Observasi Tahap 2 Siklus 2 ... 140

Lembar pertanyaan wawancara ... 141


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini belajar dan membangun pengertiannya yang diberikan oleh Tuhan Y.M.E melalui lingkungannya dan dirinya sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung. Anak-anak dalam beberapa hal dapat mengkonstruksikan pengertiannya melalui informasi yang dia serap. Salah satu penyerapan informasi dapat dilakukan melalui perkembangan bahasanya. Bahasa menurut Hurlock

(1978:176) mencakup “…setiap sarana komunikasi dengan menyimbolkan

pikiran dan perasaaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain.” Perkembangan bahasa anak ini meliputi bahasa lisan dan bahasa tulis. Didalam perkembangan Anak Usia Dini yang disebut dengan perkembangan bahasa tulis. Santrock (Musfiroh, 2009: 6) menjelaskan arti bahasa tulis yaitu:

Bentuk komunikasi yang didasarkan pada sistem symbol tertentu, sejajar dengan bahasa lisan dan bahasa isyarat. Bahasa tulis juga terdiri dari satuan lingual yang digunakan suatu komunitas, memiliki kaidah pemenggalan dan pengombinasian.

Bahasa tulis dibagi menjadi dua bagian yaitu bahasa tulis reseptif dan bahasa tulis produktif. Membaca dapat dialihkan menjadi pengertian tulisan atau penginterpretasian huruf, padahal pengertian membaca sendiri mencakup hal yang lebih luas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia baca atau membaca diartikan menjadi beberapa hal yaitu: melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati); mengeja atau melafalkan apa yang


(18)

2

tertulis; mengucapkan; mengetahui; meramalkan; memperhitungkan; dan juga memahami. Dengan kata lain membaca bukan hanya sebatas melafalkan tulisan atau huruf saja namun dapat juga berupa penyerapan informasi secara simbol baik diucapkan maupun tidak. Kemampuan membaca harus dipupuk sejak dini, maka dari itu membaca sangatlah penting dalam pendidikan anak usia dini.

Membaca dini pada anak sangat dibutuhkan, untuk memperkuat dan menjadi landasan bagi anak itu sebelum anak terjun lebih dalam di dunia membaca dan literasi yang sebenarnya seperti orang dewasa. Tampubolon dalam bukunya “Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak.” mengadopsi beberapa ide dari Vygotsky, Piaget dan Bruner menjabarkan bahwa pentingnya peranan bahasa, yaitu “Bahasa memungkinkan perkembangan pikiran abstrak dan konseptual.. Bahasa sebagai alat komunikasi, membantu pembentukan dan mendorong perkembangan pikiran.” (Tampubolon, 1993). Membaca dini itu perlu dilakukan karena akan memancing minat baca anak dan rasa keingintahuannya akan membaca, sehingga dapat menimbulkan kebiasaan membaca dalam diri anak kelak.

Stimulasi membaca pada anak usia dini harus diajarkan secara hati-hati, kesalahan sekecil apapun dalam mengajarkan baca pada usia dini dapat menyebabkan kerusakan fatal dimasa yang akan datang. Orang tua dan pengajar secara khususnya harus memahami betul bagaimana perkembangan anak mengenai kesiapannya dalam membaca. Proses membaca pada anak usia dini bermula pada perkembangan bahasanya.


(19)

3

Jennings et all. (2006:168) menjelaskan konsep membaca dini kedalam enam area yang harus dikembangkan. Enam konsep membaca dini itu adalah:

1. Oral Language Development (Pengembangan Bahasa Lisan) 2. Concepts About Print (Konsep tentang tulisan)

3. Alphabet Knowledge (Pengenalan Huruf) 4. Phonemic Awareness (Kesadaran fonetik)

5. Letter-sound Correspondence (Korespondensi Bunyi Huruf) 6. Beginning Reading Vocabularies (Kosakata Awal Membaca)

Banyak anak tidak menyukai membaca dikarenakan oleh pembelajaran yang salah. Kemampuan membaca anak harus dikembangkan secara bertahap. Tahap-tahap yang dicapai anak juga harus sesuai dengan kemampuan anak-anak itu sendiri. Kecepatan dalam penangkapan setiap manusia berbeda, maka dari itu kecepatan penangkatan membaca anak tidak dapat dipaksakan harus sesuai dengan ritme anak itu sendiri. Sebagai pengajar usaha yang harus dilakukan adalah membuat anak mengoptimalkan kemampuannya tanpa paksaan dan menyenangkan.

Walaupun pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini harus menyenangkan namun ada banyak tuntutan orang tua yang menginginkan anaknya menjadi pintar atau bahkan lebih parah terlihat pintar dengan menjejali anak dengan latihan membaca yang tidak sesuai dengan dengan perkembangan anak. Pembelajaran membaca anak yang tidak sesuai dengan perkembangannya dapat membuat anak stress atau bahakan membuat anak tidak menyukai membaca. Pembelajaran


(20)

4

membaca secara formal pada anak usia dini memang tidaklah disarankan. Namun untuk membekali anak untuk mempersiapkannya pada tahap berikutnya dalam membaca adalah baik untuk memberikan stimulasi pada perkembangan bahasa tulis anak, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan membaca dan menulisnya. Stimulasi yang dilakukan selain menyenangkan namun juga memberikan anak secara spontan mengembangkan kemampuan bahasa tulisnya. Lingkungan belajar hendaknya mendorong anak untuk menyukai bacaan seperti memberikan berbagai buku bacaan anak yang bermakna dan menarik, memberikan label-label pada barang-barang disekolah, membaca keras didepan kelas, menaruh alat dan bahan yang menarik seperti bermacam-macam kertas, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakanTK. Cahaya Bangsa Classical School (CBCS) yaitu pembelajaran membaca dini di sekolah ini diajarkan secara model linear yang menggunakan metode Phonics. Cox ( Musfiroh,2009: 18) menjelaskan

Model linear atau disebut juga sebagai bottom up adalah model yang melihat membaca sebagai a part-to-whole process (proses dari bagian ke keseluruhan… anak harus belajar merekognisi huruf, diikuti kata, baru kemudian kata didalam konteks, hingga akhirnya anak belajar memahami apa yang dibaca… Teori ini menekankan persepsi tingkat rendah dan proses fonemik serta pengaruhnya terhadap fungsi kognitif yang lebih tinggi.

Pengertian Phonics diartikan oleh Webster-online sebagai “A method of teaching beginners to read and pronounce words by learning the phonetic value of letters, letter groups, and especially syllables.” Dengan kata lain pembelajaran yang diajarkan dimulai dengan pengenalan huruf dan bunyi yang dihasilkan (Phonics). Setelah anak menghafalkan abjad berdasarkan alphabetical order, anak


(21)

5

mulai menyatukan dua bunyi huruf yang berbeda (blending). Setelah mereka belajar suku kata barulah mereka menggabungkan suku kata tersebut menjadi kata-kata sederhana. Penggabungan huruf berpatok pada pola Consonant-vowel contohnya B-A, B-E, B-I, B-O,B-U. Setelah itu anak akan berlajar penggabungan kata dengan pola Consonant-Vowel-Consonant contohnya D-O-G, C-A-T, P-I-G, dan sebagainya.

Permasalahan yang timbul di lapangan, khususnya di TK. Cahaya Bangsa Classical School dalam penggunaan metode Phonics ini menurut pengalaman dan pengamatan penulis adalah:

a. Anak kadang dihadapkan dengan penggabungan bunyi yang tidak bermakna sama sekali bagi anak. Hal ini berbahaya karena anak mungkin akan menangkap bahwa membaca hanyalah membunyikan huruf saja tanpa disertai arti yang berarti. Ketika anak bertanya apakah arti dari tulisan “BA” atau lainnya guru kesulitan menjelaskan.

b. Kelemahan lainnya adalah Phonics atau pembelajaran bunyi huruf yang digunakan di Cahaya Bangsa menggunakan pelafalan bunyi huruf bahasa Inggris. Bahasa pengantar yang digunakan didalam kelas adalah bahasa inggris sehingga pembelajaran membaca dini juga menggunakan huruf dan bunyi dalam bahasa inggris. Hal ini sulit dilakukan karena secara natural pelafalan huruf dalam bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa inggris. Bentuk lidah dan aksen yang berbeda juga mempengaruhi pelafalan yang dapat membuat anak bingung.


(22)

6

c. Kata-kata yang diberikan berpaku pada pola Consonant-Vowel atau Consonant-Vowel-Consonant sehingga membuat variasi kata-kata terbatas. Hal ini dapat bersifat positif dan dapat juga berdampak negatif. Kata-kata yang terbatas kurang memberikan anak untuk bereksplorasi terhadap kata lain dan jika anak menemukan pola kata lain yang berbeda anak akan kesulitan untuk mengartikan kata tersebut.

Masalah yang timbul adalah pembelajaran yang digunakan di dalam kelas adalah metode linear melalui phonics yang memaksakan anak untuk merangkai suku kata dari huruf walaupun kata tidak bermakna . pembelajaran bersifat formal yang dapat mematikan kreativitas anak. Anak kurang bereksploasri terhadap bacaan yang ada disekitar mereka. Akar masalah yang terjadi diduga oleh karena:

1) Kurangnya pengetahuan guru akan model pembelajaran lain selain phonics.

2) Tuntutan masyarakat yang baik secara langsung maupun tidak langsung meminta anak untuk dapat membacakan tulisan yang ada disekitar mereka tanpa berfikir apakah anak memahaminya atau tidak.

3) Kurangnya media atau alat yang dapat lebih menstimulasi anak dalam perkembangan bahasa tulisnya.

4) Kegiatan yang monoton yang menimbulkan kejenuhan pada anak.

Seperti dijabarkan dalam beberapa poin diatas masalah-masalah ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan guru sendiri mengenai stimulasi apa yang sepadan untuk anak usia dini. Kurangnya kreatifitas guru didalam kegiatan kelas


(23)

7

dapat sangat berguna bagi anak sendiri. Maka diperlukan model lain yang dapat membantu anak dan guru untuk mestimulasi anak lebih lagi agar membaca dini anak dapat berkembang dengan baik.

Model stimulasi bahasa tulis lain selain model linear salah satunya adalah Model Akuisisi Literasi. Model Akuisisi literasi ini diutarakan oleh Musfiroh,2009: 27-28 sebagai:

Model pemerolehan bahasa tulis yang mendasarkan pada pencapaian anak, kegiatan bermain dan informal, fungsional dengan sumber dan media nyata, pemaduan metode phonics dan kata utuh, integratif dengan metode atau kegiatan lain,mengaktifkan pusat-pusat dan evaluasi otentik-informal.

Model ini dipandang oleh penulis sebagai model yang cukup tepat untuk dikembangkan di TK CBCS. Model ini dirancang dengan mengombinasikan dua pendekatan utama yaitu (linear dan whole language). Hal yang dipertimbangkan bahwa anak belajar bahasa secara otentik, holistik dan bertujuan. Secara singkat stimulasi yang akan dilakukan memiliki karakteristik (Musfiroh, 1999):

a) Didasarkan pada pemerolehan bahasa anak.

b) Dikembangkan dari proses belajar melalui bermain. c) Bersifat informal.

d) Didasarkan pada simbol sebagai alat berbahasa tulis. e) Sumber riil pajanan lapangan.

f) Pengoptimalan pusat dan area (dikenal sebagai center di TK. CBCS) g) Penyatuan model linear dan whole language.


(24)

8

Mengacu dari semua hal diatas ini penulis melihat adanya jalan keluar agar pembelajaran membaca di TK. CBCS dapat terlaksana sesuai dengan perkembangan bahasa anak yang sesuai dengan umurnya. Karena model pembelajran Maka dari itu penulis mengangkat penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja penulis dalam mengajar dengan judul UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TK. CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang terjadi TK. Cahaya Bangsa Classical School yang akan dibahas adalah bagaimana upaya meningkatkan kemampuan membaca dini anak usia dini di TK. Cahaya Bangsa Classical School?

Secara lebih khusus maka beberapa masalah pokok yang akan dipecahkan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kondisi objektif kemampuan membaca dini di TK CBCS? 2. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan stimulasi model akuisisi literasi untuk meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak di TK CBCS? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca dini anak TKCBCS setelah


(25)

9

Adapun untuk menjawab semua permasalahan diatas maka penelitian ini dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bagaimanakah kondisi objektif kemampuan membaca dini di TK CBCS.

2. Mengetahui bagaimana langkah-langkah pelaksanaan stimulasi model akuisisi literasi untuk meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak di TK CBCS.

3. Mengetahui bagaimana kemampuan membaca dini anak TK. CBCS setelah melalui stimulasi model akuisisi literasi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini ditujukan untuk 1. Bagi anak

Manfaat penelitian ini untuk anak terutama adalah mengembangkan kemampuan bahasa tulisnya sebagai salah satu alat anak dalam belajar. Kemampuan bahasa tulis ini akan menjadi bekal bagi anak untuk dapat menyerap informasi dari sekitarnya, membantu dia berkomunikasi dengan lingkungannya, menumbuhkan kecintaan terhadap membaca, menstimulasi anak agar proses belajar mengajar menjadi menyenangkan.

2. Bagi guru

Bagi para guru secara umum dan bagi penulis sendiri khususnya, penelitian ini bermanfaat dalam menumbuhkan pengertian yang lebih bermakna dalam


(26)

10

perkembangan bahasa anak khususnya bahasa tulis anak. Penulis lebih tertantang untuk lebih kreatif dalam mengembangkan kegiatan dan aktifitas dikelas, tidak berpatok fanya pada pembelajaran Phonics namun metode lain untuk lebih meningkatkan kinerja penulis sendiri.

3. Bagi Sekolah.

Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah sebagai cermin akan apa yang telah dilakukan di sekolah. Melihat apakah yang telah diajarkan disekolah sesuai dengan perkembangan anak. Adakah kesalahan dalam pengajaran dan bagaimana menangulanginya.

E. Asumsi

Asumsi dasar dari penelitian ini diantaranya berdasarkan:

1. Musfiroh menjelaskan bahwa pemerolehan bahasa tulis anak akan sangat berkembang dengan baik jika anak berada dalam lingkungan yang mendukungnya untuk berinteraksi dengan tulisan yang ada disekitarnya. Stimulasi Model Akuisisi yang dilakukan haruslah berdasarkan pada tujuh konsep. Ia menjelaskan bahwa:

Pengembangan model stimulasi bahasa tulis pada anak yang berdasarakan pada tujuh hal yakni penyiapan lingkungan, aktivitas brainstorming spontan, membaca nyaring, dramatisasi, kolaborasi menggambar dan menulis serta membaca dan berbicara, pengunaan pusat-pusat, dan integrasi interaksi sosial. “(Musfiroh, 2009: 26).


(27)

11

2. “The term emergent literacy refers to the gradual process children go through as they develop an understanding of written language” (Jennings et al, 2006: 168). Kalimat diatas berarti membaca dini mengacu pada proses yang bertahap kepada perkembangan pengetahuan anak akan bahasa tulis.

3. “Although both speaking and reading rely on the same particle, the phoneme, there is a fundamental difference: Speaking is natural and reading is not.” (Shaywitz, 2003: 49)

Pernyataan diatas mengatakan bahwa walaupun berbicara dan membaca berada pada bagian yang sama, yaitu fonemnya, tetapi ada sebuah perbedaa yang berbeda berbicara adalah sesuatu yang natural sedangkan membaca tidak. Maka dari itu, stimulasi membaca dini perlu dilakukan karena membaca tidaklah diperoleh anak secara alami.

F. Definisi Operasional

1. Membaca dini adalah tahap dimana anak melek baca. Membaca dini ini memiliki enam tahapan yaitu :

a. Oral language development b. Concepts about print c. Alphabeth knowledge d. Phonemic awareness


(28)

12

f. Beginning reading Vocabulary. 2. Model Akuisisi literasi adalah :

Model pemerolehan bahasa tulis yang mendasarkan pada pencapaian anak, kegiatan bermain dan informal, fungsional dengan sumber dan media nyata, pemaduan metode phonics dan kata utuh, integratif dengan metode atau kegiatan lain,mengaktifkan pusat-pusat dan evaluasi otentik-informal. (Musfiroh,2009: 27-28)

Model ini memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Didasarkan pada pemerolehan bahasa anak.

b. Dikembangkan dari proses belajar melalui bermain. c. Bersifat informal.

d. Didasarkan pada simbol sebagai alat berbahasa tulis. e. Sumber riil pajanan lapangan.

f. Pengoptimalan pusat dan area (dikenal sebagai center di TK. CBCS. g. Penyatuan model linear dan whole language.

h. Integrasi dengan metode lain. Evaluasi bersifat informal dan autentik.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan dilakukan di dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris disebut “Classroom Action Reseacrh"

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas sendiri dijelaskan oleh Sukmadinata (2005,140) sebagai:

Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor) dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.


(29)

13

(2011,16) “Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi”

Maka penelitian ini akan mengalami empat tahapan yang akan mengalami pengulangan sampai penulis melihat adanya perkembangan yang terjadi pada anak-anak. Adapun keempat tahap penting itu meliputi:

1. Perencanaan tindakan kelas 2. Pelaksanaan tindakan 3. Pengamatan tindakan 4. Refleksi tindakan

Berikut adalah spiral penelitian tindakan kelas Hopskin dalam Supardi (2011,105):


(30)

14

H. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di sebuah Taman Kanak-kanak di Kota Baru Parahyangan yaitu di TK. Cahaya Bangsa Classical School yang beralamatkan di Jl. Bujangga Manik Kav 1 Kota Baru Parahyangan. Kab. Bandung Barat. 40553. Subjek Penelitian terdiri dari 14 siswa TK yang berusiakan 4-5 tahun. Kelas yang digunakan adalah Kindergarten 1C.

I. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi terdiri dari lima bagian yang terdiri dari:

Bab pertama menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi, definisi operasional, serta sistematika penulisan

Bab kedua memaparkan tentang landasan teoritik mengenai perkembangan bahasa anak yang akan mengacu pada kemampuan membaca dini anak; serta beberapa metode pengajaran baik Linear maupun Whole-Language dan juga stimulasi pembelajaran model akuisisi literasi yang merupakan pengabungan kedua pendekatan pengajaran tersebut.

Bab ketiga berisi penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian tindakan kelas. Semua prosedur serta tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan hingga penelitian berakhir.


(31)

15

Bab keempat mendeskripsikan proses pelaksanaan penelitian, profil subjek penelitian dan hasil temuan penelitian. Bab ini merupakan bagian analisis dan pembahasan mengenai hasil temuan penelitian. Bab ini juga mencoba mengungkap bagaimana pengaruh perkembangan kemampuan membaca dini anak usia dini melalui stimulasi model Akuisisi Literasi.

Bab kelima memaparkan penafsiran atau pemaknaan peneliti berupa kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang diperoleh dan rekomendasi yang berdasarkan pada hasil penelitian.


(32)

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu taman kanak-kanak didaerah Bandung Barat tepatnya di daerah Kota Baru Parahyangan bernama TK. Cahaya Bangsa Classical School (CBCS). TK ini berdiri sejak tahun 2003 sampai saat ini. Penelitian ini sudah mendapat ijin dan dukungan dari pihak sekolah maupun pemerintah setempat. TK. CBCS sudah mulai berkembang dari hanya beberapa anak sampai saat ini memiliki lebih dari 120 anak. Subjek penelitian akan mengambil sampel dari salah satu kelas.

b. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini diambil sampelnya dari satu kelas yang berjumlah 14 anak berusia 4-5 tahun. Anak-anak ini dipimpin oleh dua guru, sehingga perbandingannya 1:7, satu guru berbanding tujuh anak. Adapun komposisi sampel yang ada di lapangan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Komposisi Sampel Subjek Penelitian

No. Nama anak Jenis kelamin Tanggal lahir

1. Audrey I. Perempuan 29 Oktober


(33)

41

3. Filemon Sean D. Lelaki 26 April

4. G. Abigail Perempuan 16 Maret

5. Gaellen Perempuan 3 Maret

6. Gerald Lelaki 6 Augustus

7. Gregory L. Lelaki 12 Desember

8. Keshii A. Perempuan 8 Mei

9. L.R. Troy Lelaki 11 Maret

10. M. Jonathan Lelaki 11 April

11. Michella Perempuan 3 Februari

12. Nabila D. E . M. Perempuan 1 November

13. Vic Jadrosa Lelaki 19 juni

14. Wanson Lelaki 22 September

B. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas menurut Suhardjono (2006) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Menurut beliau fokus dari Penelitian Tindakan Kelas sendiri bukanlah pada input kelas ataupun outputnya melainkan pada proses belajar mengajarnya sendiri yang terjadi di kelas. Kelas yang di maksudkan disini tidaklah berpatok pada bangunan kotak yang dibatasi oelh tembok berbentuk segiempat seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (2006), itu merupakan pengertian kolot. Selanjutnya lagi Arikunto menjelaskan pengertian


(34)

42

Penelitian Tindakan Kelas berdasarkan kata penyusunnya terdapat tiga unsur pengertian yang dapat dijabarkan yaitu:

Penelitian berarti menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian, tindakan berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Alasan bagi peneliti memilih PTK sebagai desain penelitiannya adalah karena PTK memiliki beberapa prinsip yang sesuai dengan apa yang diinginkan peneliti. Beberapa prinsip dari PTK menurut Arikunto (2006) adalah kegiatan nyata dalam situasi rutin artinya penelitian dilakukan tanpa mengubah situasi rutin sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan kapan saja. PTK juga harus didasari dengan kesadaran diri akan perbaikan kinerja, dengan kata lain dilakukan secara sukarela tanpa paksaan. PTK dimulai dengan mengadakan analisis SWOT. Analisa ini melihat Strength (S) dan Weaknesses (W) yang berarti mengamati kekuatan dan kelemahan pada peneliti dan subjek yang diteliti secara langsung dari dalam diri masing-masing. Sedangkan Opportunity (O) dan Threat (T) adalah hal-hal yang ada diluar dari diri peneliti maupun subjek yang diteliti yang dapat dimanfaatkan dan hal-hal yang dapat menjadi hambatan atau bahkan hal-hal yang dapat menjadi resiko. Prinsip berikutnya adalah PTK harus mengikuti prinsip empiris yaitu


(35)

43

berkaitan dengan pengalaman dan juga sistemik yaitu pelaksaannya harus saling terkait dengan sistem yang sudah berjalan, jika peneliti mengupayakan cara baru harus dipikirkan juga sarana prasarana yang dapat mendukung. Terakhir prinsip

PTK adalah SMART yang merupakan singkatan dari Specific (S) artinya khusus dan tidak terlalu umum, Manageable (M) pelaksanaannya dapat

dikelola, Acceptable (A) dapat diterima oleh lingkungan, Realistic (R) dalam arti tidak menyimpang dari kenyataan dan dapat bermanfaat, Time-bound (T) artinya tindakan dalam PTK sudah ditentukan jangka waktunya, dan dapat diketahui kapan hasilnya dapat terlihat.

Selain itu hal yang terpenting dari PTK menurut Arikunto (2006) adalah Penelitian Tindakan Kelas harus cemerlang dan bukan seperti biasanya, juga harus berpusat pada proses dan bukan hanya hasil akhir semata. Sebelum melaksanakan Peneletian Tindakan Kelas peneliti terlebih dahulu akan melakukan Penyusunan Rencana Tindakan. Setelah mengetahui masalah yang terjadi di lapangan maka peneliti mulai menyusun rencana tindakan apa yang harus dilaksanakan peneliti melihat bahwa stimulasi model Akuisisi Literasi dapat menjadi jawaban.

Melalui model ini anak diharapkan dapat terstimulasi dalam segi membaca dan menulis tanpa adanya paksaan, sehingga mengurangi resiko anak nantinya tidak menyukai membaca. Model Akuisisi Literasi juga dapat mendorong anak untuk mencoba menulis dan tertarik pada tulisan.


(36)

44

Tindakan akan dilakukan melalui beberapa siklus sesuai dengan apa yang menjadi ciri dari PTK. Suhardjono (2006) dalam tulisannya yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru memaparkan empat kegiatan yang utama yang ada pada setiap siklus. Emapt kegiatan itu terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Pelaksanaan empat kegiatan itu dilaksanakan pada siklus 1, lalu peneliti melihat hasil yang diberikan. Setelah melihat hasil maka peneliti melihat hal-hal yang baik yang dapat diteruskan namun harus juga dapat melihat hal-hal yang harus diperbaiki, contohnya mungkin media kurang memenuhi kebutuhan anak atau setting ruangan yang tidak mendukung dan sebagainya. Perbaikan dari siklus pertama dilanjutkan pada siklus 2. Pada siklus kedua ini hampir sama dengan siklus yang pertama lalu dilihat apakah proses mendapatkan hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Siklus ini berlanjut beberapa kali.


(37)

45

Gambar 3.1 Gambar penyusunan rancangan proses PTK menurut Suhardjono (2006)

Jumlah siklus yang akan dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas tidak dibatasi sampai berapa siklus. Hal itu bergantung pada penilaian peneliti dan

Permasalahan Perencanaan

Tindakan 1

Pelaksanaan tindakan 1

SIKLUS I Pengamatan/

Pengumpulan data 1 Refleksi 1

Permasalahan baru hasil refleksi

Perencanaan Tindakan 2

Pelaksanaan tindakan 2

Refleksi 2 SIKLUS II

Pengamatan/ Pengumpulan

data 2

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya Apabila

permasalahan belum terselesaikan


(38)

46

kepuasan peneliti dalam melihat proses dan hasil yang diberikan. Suhardjono menyarankan agar siklus ini sendiri tidak kurang dari dua siklus.

a. Prosedur Penelitian

Masalah yang terjadi di lapangan di sebuah TK tempat peneliti melakukan penelitian adalah ditemukannya beberapa anak yang mampu mengeja dengan baik namun tidak dapat mengerti makna atau arti yang ada dibalik tulisan tersebut. Ada juga yang mampu membaca dan mengerti dengan baik namun mengalami kesulitan untuk mengenal nama huruf per huruf dalam kata tersebut.

Setelah melalui tahap observasi dilapangan peneliti melihat bahwa masalah tersebut timbul dikarenakan cara pembelajaran yang digunakan di TK tersebut adalah cara pembelajaran yang masih menggunakan metoda linear, dimana anak dikenalkan huruf per huruf dan menghafal bunyi yang dihasilkan. Lalu mengabungkan huruf-huruf tersebut sesuai bunyi fonetiknya dan membentuk suatu kata. Untuk beberapa anak terkadang bunyi-bunyi tersebut walau dapat dibunyikan secara tepat namun setelah ditanya apakah dia tau apa yang dibacakan tidak dapat menjawab apa makna tulisan yang dibacanya.

Masalah tersebut dilihat peneliti dapat diatasi dengan metoda stimulasi BTAL (Baca-Tulis melalui Akuisisi Literasi)

b. Sasaran Penelitian


(39)

47

yang terjadi, peneliti berharapkan setelah PTK ini dilaksanakan maka anak-anak akan lebih terstimulasi untuk dapat lebih lagi tertarik akan membaca dan menulis, terutama memaknai arti tulisan tersebut dan mencoba untuk menuliskan kembali kata-kata yang mereka dapat baca.

c. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, observasi, penugasan, unjuk kerja, pencatatan anekdot, percakapan/dialog, dan dokumentasi hasil karya anak (portofolio). Hal ini sesuai dengan jenis evaluasi berdasarkan PERMEN 58 tahun 2009.

Observasi yang dimaksud adalah pengamatan yang dilakukan peneliti untuk melihat dan memotret kegiatan yang terjadi dilapangan dan dilakukan secara informal. Penugasan yang dimaksud adalah anak diminta untuk memilih alat yang akan digunakan dalam penelitian yang telah disiapkan terlebih dahulu oleh peneliti. Unjuk kerja adalah anak diminta untuk melakukan aktivitas yang telah disiapkan oleh peneliti. Pencatatan anekdot dilakukan oleh peneliti sepanjang penelitian. Percakapan atau dialog dilakukan kepada kepala sekolah dan guru yang bersangkutan lalu dicatat secara tertulis. Sedangkan dokumentasi hasil karya anak (portofolio) disimpan oleh peneliti untuk melihat perkembangan yang terjadi.

d. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian haruslah divalidasi dan reliable sesuai dengan yang dikemukakan oleh Supardi (2006). Valid dalam arti


(40)

48

instrumen yang digunakan dapat mampu dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Alat yang digunakan juga harus konsisten dan akurat dalam arti tidak berubah-rubah dan dapat dipercaya, ini yang disebut dengan reliabilitas. Sehingga instrumen yang digunakan dapat dipakai beberapa kali.

Pembuatan instrumen didasari oleh teori Jennings et all. (2006:168) yang menjelaskan konsep membaca dini kedalam enam area yang harus dikembangkan yaitu:

1. Oral Language Development (Pengembangan Bahasa Lisan) 2. Concepts About Print (Konsep tentang tulisan)

3. Alphabet Knowledge (Pengenalan Huruf) 4. Phonemic Awareness (Kesadaran fonetik)

5. Letter-sound Correspondence (Korespondensi Bunyi Huruf) 6. Beginning Reading Vocabularies (Kosakata Awal Membaca)

Keenam area ini dikembangkan lagi untuk dapat menilai tingkat penangkapan anak. Tingkat penangkapannya sendiri dibagi menjadi tiga kategori yaitu kurang kurang, cukup dan baik.

Adapun kisi-kisi dan istrumen instrumen yang digunakan dalam penelitian ini akan diperlihatkan melalui tabel dibawah ini:

Kisi Kisi Instrumen Penelitian


(41)

49

Anak mampu menyimak dan mendengarkan cerita dalam kurun waktu 10-15 menit.

Anak terlibat dalam kegiatan membaca keras atas inisiatif sendiri.

Anak mampu menjawab pertanyaan sederhana tentang fakta cerita dari cerita yang dibacakan “sesuai kemampuan”

Anak menyukai permainan bahasa yang berkaitan dengan kegiatan membaca seperti “acak huruf”, “susun huruf”, “tebak kata” dan lainnya.

Anak suka bertanya mengenai tulisan yang ada disekitarnya. 2. Concepts About Prints (Konsep Tentang Tulisan)

Anak mampu membedakan tulisan dengan bentuk lain, misalnya gambar, garis dan sebagainya

Anak dapat membedakan tulisan namanya dengan anama temannya. Anak dapat menunjukan tulisan nama temannya.

Anak dapat membedakan huruf/tulisan yang terbalik dan tidak terbalik. Anak dapat mengenali bentuk tertulis yang merupakan kata.

Anak mampu membaca tulisan sesuai aturan dari kiri ke kanan atau dari atas kebawah.

3. Alphabetical Knowledge (Pengenalan Huruf)

Anak mampu membedakan bentuk huruf dalam alphabet . Anak mampu menyebutkan nama-nama huruf secara tepat. Anak mampu mengenal huruf dalam kata


(42)

50

4. Phonemic Awareness (Kesadaran Fonetik)

Anak mampu membedakan bunyi awal dalam sebuah kata. Anak mampu menggabungkan bunyi huruf-huruf yang berbeda Anak mampu melengkapi suku kata yang hilang

Anak mampu merangkai 3 huruf menjadi kata dengan pola Consonant-Vowel – Consonant

5. Letter-sound Correspondence (Korespondensi Bunyi Huruf terhadap bentuk huruf)

Anak dapat mencocokan huruf yang sama dengan contoh

Anak dapat mencocokan huruf dengan fonemnya, kata dengan lafalnya. Anak dapat mencari huruf yang samadalam kata yang berbeda.(Contohnya huruf „d‟ pada kodomo dan pepsodent)

Anak dapat menguraikan kata berdasarkan huruf penyusunnya berdasarkan contoh.

Anak dapat mengenali huruf-huruf yang dihilangkan dalam kata. 6. Beginning Reading Vocabularies ( Kosakata Awal Membaca)

Anak mampu memasangkan tulisan sederhana pada gambar yang sesuai Anak dapat mengenali beberapa kata sederhana/ label yang familiar.

Anak dapat menekankan ucapan suku kata dalam kata (Contohnya: Dog, Magnum, Big, dan lainnya)


(43)

51

No. Aspek yang diamati Penilaian Perolehan Keterangan Baik Cukup Kurang

Oral Language Development (Perkembangan Bahasa Lisan) 1. Anak mampu menyimak dan

mendengarkan cerita dalam kurun waktu 10-15 menit.

2. Anak terlibat dalam kegiatan membaca keras atas inisiatif sendiri.

3. Anak mampu menjawab

pertanyaan sederhana tentang fakta cerita dari cerita yang dibacakan “sesuai kemampuan” 4. Anak menyukai permainan

bahasa yang berkaitan dengan kegiatan membaca seperti “acak huruf”, “susun huruf”, “tebak kata” dan lainnya.

5. Anak suka bertanya mengenai tulisan yang ada disekitarnya.

Concepts About Prints (Konsep Tentang Tulisan) 6. Anak mampu membedakan


(44)

52

tulisan dengan bentuk lain, misalnya gambar, garis dan sebagainya

7. Anak dapat membedakan tulisan namanya dengan anama temannya.

8. Anak dapat menunjukan tulisan nama temannya.

9. Anak dapat membedakan huruf/tulisan yang terbalik dan tidak terbalik.

10. Anak dapat mengenali bentuk tertulis yang merupakan kata. 11. Anak mampu membaca tulisan

sesuai aturan dari kiri ke kanan atau dari atas kebawah.

Alphabetical Knowledge (Pengenalan Huruf) 12. Anak mampu membedakan

bentuk huruf dalam alphabet . 13. Anak mampu menyebutkan

nama-nama huruf secara tepat. 14. Anak mampu mengenal huruf

dalam kata


(45)

53

Phonemic Awareness (Kesadaran Fonetik) 16. Anak mampu membedakan

bunyi awal dalam sebuah kata. 17. Anak mampu menggabungkan

bunyi huruf-huruf yang berbeda 18. Anak mampu melengkapi suku

kata yang hilang

19. Anak mampu merangkai 3 huruf menjadi kata dengan pola Consonant-Vowel – Consonant

Letter-sound Correspondence (Korespondensi Bunyi Huruf terhadap bentuk huruf) 20. Anak dapat mencocokan huruf

yang sama dengan contoh

21. Anak dapat mencocokan huruf dengan fonemnya, kata dengan lafalnya.

22. Anak dapat mencari huruf yang sama dalam kata yang berbeda.(Contohnya huruf „d‟ pada kodomo dan pepsodent) 23. Anak dapat menguraikan kata


(46)

54

berdasarkan contoh.

24. Anak dapat mengenali huruf-huruf yang dihilangkan dalam kata.

Beginning Reading Vocabularies ( Kosakata Awal Membaca) 25. Anak mampu memasangkan

tulisan sederhana pada gambar yang sesuai

26. Anak dapat mengenali beberapa kata sederhana/ label yang familiar.

27. Anak dapat menekankan ucapan suku kata dalam kata (Contohnya: Dog, Magnum, Big, dan lainnya)

e. Judgment Instrument

Judgment instrument ini dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidangnya. Beliau akan menilai apakah instrumen yang digunakan telah memenuhi prinsip-prinsip yang diperlukan dan dapat digunakan dengan baik.


(47)

55

Setelah dilakukan judgement instrument maka peneliti dapat turun ke lapangan dan mulai melaksanakannya di lapangan.

f. Proses Pelaksanaan Tindakan 1. Perencanaan

Setelah perencanaan penelitian tindakan kelas telah dirancang dengan baik makan maka sikluspun dilakukan.

2. Siklus

Siklus pertama akan dilakukan pada satu minggu dengan 2 kali pertemuan. Lalu dilihat bagaimana hasil yang diberikan dan dilanjutkan dengan siklus yang kedua dan seterusnya.

3. Persiapan Alat

Media dan alat yang digunakan adalah:

 Label yang dapat dipajang dikelas seperti nama-nama hari, bulan, nama anak dan lainnya.

 Buku-buku cerita bergambar.

 Label benda seperti merek (sony, canon, pepsoden, lux).

 Permainan seperti huruf lepas tiga dimensi, kartu huruf dan lainnya.

Alat-alat permainan untuk melatih motorik halus seperti playdough, permainan meronce dan lainnya.


(48)

56

 Alat-alat tulis seperti pensil, spidol, crayon, kertas dan lainnya.

 Media untuk kesadaran fonetik sperti huruf lepas untuk bermain tukar huruf.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yang akan dilaksanakan adalah dengan melalui perekaman video, pengambilan foto dan juga hasil unjuk kerja anak. Dokumentasi digunakan untuk melihat hal-hal yang mungkin terlewat oleh peneliti dan dilihat ulang oleh peneliti sebagai pertimbangan.

5. Tindakan

Tindakan yaitu kegiatan yang dilakukan dikelas dalam penerapan model akuisisi literasi ini dilakukan di dalam kelas. Kegiatan berupa membaca buku bersama dimana guru membawakan buku bergambar dihadapan kelas lalu guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Guru juga memberikan kesempatan untuk murid bertanya dan guru dapat menjawab. Kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa ingin tahu anak dan juga menambah kosa-kata anak.

Kegiatan berikutnya adalah anak bermain label benda seperti merek (sony, canon, pepsoden, lux). Anak diminta mencari label kesukaan mereka dan mencoba menbacanya. Jika anak tidak mampu guru memberi bantuan yang mendorong mereka untuk lebih berusaha membaca tanpa paksaan. Setelah itu anak diminta mencocokan label yang mereka ambil dengan label yang sama.


(49)

57

Anak juga bias diminta untuk menggunting huruf perhuruf yang dapat mendorong mereka sadar akan bunyi fonetik perhurufnya setelah anak menggunting anak juga dapat diminta untuk menggabungkannya kembali menjadi label yang seharusnya. Kegiatan lain yang mendukung adalah kegiatan sentra seperti pojok membaca, pojok motorik halus dan lainnya. Pojok membaca harus diperlengkapi dengan banyaknya bacaan dan buku yang menunjang yang dapat merangsang rasa ingin tahu anak. Buku cerita ditunjang dengan gambar yang menarik dan tulisan yang mudah untuk dibaca anak. Pojok motorik halus anak berisikan alat-alat yang dapat membuat anak ingin membuat karya yang melibatkan motorik halus anak seperti menempel, menulis, merobek, menggunting, melipat, mewarnai, dan lainnya. Pojok ini dilengkapi dengan kertas warna-warni, lem, pensil warna, gunting dan alat tulis lainnya yang menarik bagi anak.

g. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, pencatatan dan juga pengambilan foto. Pengamatan bertujuan untuk melihat apakah model akuisisi literasi ini memberikan efek yang baik bagi anak-anak atau malah membuat masalah baru. Pengamatan sangat penting sebagai acuan untuk menentukan apakah siklus yang berikutnya diperlukan atau tidak.

h. Refleksi

Refleksi merupakan perenungan untuk melihat apakah tindakan yang dilakukan perlu tambahan atau bahkan pengurangan yang akan menunjang siklus


(50)

58

berikutnya. Refleksi juga bertujuan untuk menilai apakah siklus-siklus yang diberika dirasa cukup atau belum. Setelah peneliti merasa cukup maka PTK boleh

berhenti dan saatnya untuk menyusun laporan. C. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan diambil setelah seluruh rangkaian siklus selesai lalu peneliti merangkumnya untuk menjel;askan inti dari penelitian tersebut dan bagaimana proses dan hasil yang diberikan sepanjang penelitian ini.

Selain dari itu, kesimpulan juga boleh memberikan saran bagi beberapa pihak yang memerlukan masukan agar penelitian berdampak panjang dan memberikan manfaat baik bagi peneliti maupun bagi subjek peneliti dan juga sekolah yang berhubungan.


(51)

122

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melihat dari hasil penelitian tentang stimulasi akuisisi literasi dalam meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak TK. Cahaya Bangsa Classical School di kelompok usia 4-5 tahun. Diambil beberapa kesimpulan yaitu:

A. Kesimpulan

1. Kemampuan membaca dini anak TK. Cahaya Bangsa Classical School di kelompok usia 4-5 tahun kelas K1C belum mencapai kemampuan yang memuaskan. Beberapa anak hanya mampu menyebutkan huruf atau membunyikannya tanpa memiliki pengertian yang benar mengenai label atau kata yang anak tersebut katakan.

2. Pelaksanaan proses stimulasi akuisisi literasi dalam meningkatkan kemampuan membaca dini pada kelompok usia 4-5 tahun di TK Cahaya Bangsa Classical School memberikan dampak positif. Anak-anak terangsang untuk tertarik pada tulisan disekitar mereka. Keinginan untuk membaca pada anak adalah motivasi yang cukup baik sehingga anak tidak terbebani dalam membaca. Keingintahuan ini juga dapat membawa anak menjadi rajin membaca kelak. Stimulasi akuisisi literasi yang menggunakan permainan tepuk


(52)

123

menarik perhatian anak, sehinga anak tidak merasa bosan hanya dengan cara konvensional mengenalkan huruf seperti yang sebelumnya. Stimulasi ini juga merangsang anak untuk lebih aktif dan mampu mandiri dalam memilih label yang anak sukai.

3. Hasil dari tindakan penelitian kelas ini telah menunjukan peningkatan kemampuan membaca anak. Peningkatan dan perubahan yang terjadi ini dapat terlihat karena faktor-faktor yang mempengaruhi seperti yang dijelaskan oleh Tampubolon (1993) yang menjelaskan mengenai faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen yaitu diri anak sendiri terstimulasi dan membangkitkan motivasi anak dan keinginan anak untuk ingin tahu mengenai tulisan yang ada disekitar mereka. Sedangkan Faktor eksogennya yaitu lingkungan sekolah guru, keluarga mendukung kemempuan bada dini anak semakin meningkat.. Anak-anak telah menunjukan peningkatan dalam aspek-aspek membaca dininya baik dalam aspek bahasa lisan, konsep mengenai tulisan, pengenalan huruf, Korespondensi bunyi huruf terhadap huruf dan juga kosakata awal membaca anak.

B. Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa saran dan masukan yang ingin disampaikan peneliti kepada


(53)

124

1. Guru Cahaya Bangsa Classical School secara khusus, hendaknya terus memperkaya diri agar dapat memberikan yang terbaik dalam mengajar dan membimbing anak. Kesukaan membaca yang terdapat dalam diri guru dapat menular kepada anak.

2. Guru diseluruh tempat pada umumnya harap dapat mempertimbangkan pembelajaran yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan anak dan sesuai dengan perkembangan anak tersebut. 3. Anak-anak didorong untuk bertanya mengenai tulisan yang ada

disekitar mereka sehingga anak dapat terangsang kemampuan membaca dininya.

4. Lembaga sekolah berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan fasilitas bagi anak dalam mengeksplorasi diri guna meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak TK.

5. Bagi para peneliti berikutnya hendaknya semakin berinovasi mencari cara-cara yang paling optimal dan sesuai bagi anak usia dini. Dengan adanya perkembangan jaman yang semakin cepat maka metoda-metoda baru dalam merangsang kemampuan membaca dini berikutnya pasti akan semakin kaya.


(54)

125

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S., Suhardjono, Supardi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Chall, S. Jeanna (1990). The Reading Crisis: Why Poor Children Fall Behind. USA: Library of Congress cataloging

Hurlock, Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak – Jilid 1 (Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga

Jennings J. H., Caldwell J. dan Lerner J.W. (2006) Reading problem (Fifth edition). Boston: Pearson.

Musfiroh, Tadkiroatun. (2009). Menumbuhkankembangkan Baca Tulis Anak Usia Dini. Jakarta: Gramedia.

Revanette. A. T. (1968). Dimensions of Reading Difficulties. Oxford: Pergamon Press LTD.

Santrock, J.W. (2007). Child Development. (Eleventh Edition). New York: McGraw Hill.

Shaywitz, Sally. (2003). Overcoming Dyslexia. New York: Random House. Inc. Spache. George D. (1964). Reading In the Elementary School. Massachusetts:

Allyn and Bacon, Inc.

Sukmadiniata. N. S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tampubolon, D.P. (1993). Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung: Angkasa.


(1)

Setiawati, 2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anak juga bias diminta untuk menggunting huruf perhuruf yang dapat mendorong mereka sadar akan bunyi fonetik perhurufnya setelah anak menggunting anak juga dapat diminta untuk menggabungkannya kembali menjadi label yang seharusnya. Kegiatan lain yang mendukung adalah kegiatan sentra seperti pojok membaca, pojok motorik halus dan lainnya. Pojok membaca harus diperlengkapi dengan banyaknya bacaan dan buku yang menunjang yang dapat merangsang rasa ingin tahu anak. Buku cerita ditunjang dengan gambar yang menarik dan tulisan yang mudah untuk dibaca anak. Pojok motorik halus anak berisikan alat-alat yang dapat membuat anak ingin membuat karya yang melibatkan motorik halus anak seperti menempel, menulis, merobek, menggunting, melipat, mewarnai, dan lainnya. Pojok ini dilengkapi dengan kertas warna-warni, lem, pensil warna, gunting dan alat tulis lainnya yang menarik bagi anak.

g. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, pencatatan dan juga pengambilan foto. Pengamatan bertujuan untuk melihat apakah model akuisisi literasi ini memberikan efek yang baik bagi anak-anak atau malah membuat masalah baru. Pengamatan sangat penting sebagai acuan untuk menentukan apakah siklus yang berikutnya diperlukan atau tidak.

h. Refleksi

Refleksi merupakan perenungan untuk melihat apakah tindakan yang dilakukan perlu tambahan atau bahkan pengurangan yang akan menunjang siklus


(2)

Setiawati, 2014

berikutnya. Refleksi juga bertujuan untuk menilai apakah siklus-siklus yang diberika dirasa cukup atau belum. Setelah peneliti merasa cukup maka PTK boleh

berhenti dan saatnya untuk menyusun laporan.

C. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan diambil setelah seluruh rangkaian siklus selesai lalu peneliti

merangkumnya untuk menjel;askan inti dari penelitian tersebut dan bagaimana proses dan hasil yang diberikan sepanjang penelitian ini.

Selain dari itu, kesimpulan juga boleh memberikan saran bagi beberapa pihak yang memerlukan masukan agar penelitian berdampak panjang dan memberikan manfaat baik bagi peneliti maupun bagi subjek peneliti dan juga sekolah yang berhubungan.


(3)

Setiawati, 2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru

Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melihat dari hasil penelitian tentang stimulasi akuisisi literasi dalam meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak TK. Cahaya Bangsa Classical School di kelompok usia 4-5 tahun. Diambil beberapa kesimpulan yaitu:

A. Kesimpulan

1. Kemampuan membaca dini anak TK. Cahaya Bangsa Classical School di kelompok usia 4-5 tahun kelas K1C belum mencapai kemampuan yang memuaskan. Beberapa anak hanya mampu menyebutkan huruf atau membunyikannya tanpa memiliki pengertian yang benar mengenai label atau kata yang anak tersebut katakan.

2. Pelaksanaan proses stimulasi akuisisi literasi dalam meningkatkan kemampuan membaca dini pada kelompok usia 4-5 tahun di TK Cahaya Bangsa Classical School memberikan dampak positif. Anak-anak terangsang untuk tertarik pada tulisan disekitar mereka. Keinginan untuk membaca pada anak adalah motivasi yang cukup baik sehingga anak tidak terbebani dalam membaca. Keingintahuan ini juga dapat membawa anak menjadi rajin membaca kelak. Stimulasi akuisisi literasi yang menggunakan permainan tepuk huruf, tebak label, mencocokan label dan membaca bersama


(4)

Setiawati, 2014

menarik perhatian anak, sehinga anak tidak merasa bosan hanya dengan cara konvensional mengenalkan huruf seperti yang sebelumnya. Stimulasi ini juga merangsang anak untuk lebih aktif dan mampu mandiri dalam memilih label yang anak sukai.

3. Hasil dari tindakan penelitian kelas ini telah menunjukan peningkatan kemampuan membaca anak. Peningkatan dan perubahan yang terjadi ini dapat terlihat karena faktor-faktor yang mempengaruhi seperti yang dijelaskan oleh Tampubolon (1993) yang menjelaskan mengenai faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen yaitu diri anak sendiri terstimulasi dan membangkitkan motivasi anak dan keinginan anak untuk ingin tahu mengenai tulisan yang ada disekitar mereka. Sedangkan Faktor eksogennya yaitu lingkungan sekolah guru, keluarga mendukung kemempuan bada dini anak semakin meningkat.. Anak-anak telah menunjukan peningkatan dalam aspek-aspek membaca dininya baik dalam aspek bahasa lisan, konsep mengenai tulisan, pengenalan huruf, Korespondensi bunyi huruf terhadap huruf dan juga kosakata awal membaca anak.

B. Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa saran dan masukan yang ingin disampaikan peneliti kepada beberapa pihak yang terkait, diantaranya adalah:


(5)

Setiawati, 2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru

Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Guru Cahaya Bangsa Classical School secara khusus, hendaknya terus memperkaya diri agar dapat memberikan yang terbaik dalam mengajar dan membimbing anak. Kesukaan membaca yang terdapat dalam diri guru dapat menular kepada anak.

2. Guru diseluruh tempat pada umumnya harap dapat mempertimbangkan pembelajaran yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan anak dan sesuai dengan perkembangan anak tersebut. 3. Anak-anak didorong untuk bertanya mengenai tulisan yang ada

disekitar mereka sehingga anak dapat terangsang kemampuan membaca dininya.

4. Lembaga sekolah berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan fasilitas bagi anak dalam mengeksplorasi diri guna meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak TK.

5. Bagi para peneliti berikutnya hendaknya semakin berinovasi mencari cara-cara yang paling optimal dan sesuai bagi anak usia dini. Dengan adanya perkembangan jaman yang semakin cepat maka metoda-metoda baru dalam merangsang kemampuan membaca dini berikutnya pasti akan semakin kaya.


(6)

Setiawati, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S., Suhardjono, Supardi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Chall, S. Jeanna (1990). The Reading Crisis: Why Poor Children Fall Behind. USA: Library of Congress cataloging

Hurlock, Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak – Jilid 1 (Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga

Jennings J. H., Caldwell J. dan Lerner J.W. (2006) Reading problem (Fifth edition). Boston: Pearson.

Musfiroh, Tadkiroatun. (2009). Menumbuhkankembangkan Baca Tulis Anak Usia Dini. Jakarta: Gramedia.

Revanette. A. T. (1968). Dimensions of Reading Difficulties. Oxford: Pergamon Press LTD.

Santrock, J.W. (2007). Child Development. (Eleventh Edition). New York: McGraw Hill.

Shaywitz, Sally. (2003). Overcoming Dyslexia. New York: Random House. Inc. Spache. George D. (1964). Reading In the Elementary School. Massachusetts:

Allyn and Bacon, Inc.

Sukmadiniata. N. S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tampubolon, D.P. (1993). Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung: Angkasa.