STUDI PERBUATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM KEPADA NELAYAN.

Dr. Djoko Wahju Winarno, S.H., M.S. Lahir di Klaten, 11 Mei 1952. Pria yang
memiliki NIP 195205111980031002 adalah staf Pengajar di Fakultas Hukum
UNS. Riwayat pendidikan tinggi yang berhasil diselesaikannya adalah tahun
1979 lulus sarjana (S-1) dari Universitas Gadjah Mada untuk bidang ilmu:
Ilmu Hukum, tahun 1986 lulus Magister (S2) dari Universitas Airlangga untuk
bidang ilmu: Hukum, dan berhasil meraih gelar Doktor (S-3) dari Universitas
Gadjah Mada untuk bidang ilmu: Ilmu Hukum pada tahun 2011. Judul dan
ringkasan Disertasi disajikan dalam 2 (dua) versi bahasa Indonesia dan
English sebagai berikut.
STUDI PERBUATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI DALAM
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM KEPADA NELAYAN. Atas dasar
ketentuan Pasal 18 UUD 1945 dan peraturan pelaksanaannya penyelenggaraan
pemerintahan daerah didasarkan otonomi yang seluas-luasnya. Pemberian otonomi
ini termasuk pemberian kewenangan mengelola sumber daya wilayah laut yang
luasnya untuk provinsi maksimal 12 mil, dan untuk kabupaten/kota sepertiganya.
Kabupaten Banyuwangi sebagian wilayahnya terdiri dari laut. Dalam
mengelola sumber daya laut ini apakah perbuatan Pemerintah
Kabupaten
Banyuwangi mampu memberi perlindungan hukum kepada nelayan?
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggabungkan antara
penelitian hukum normatif dan sosiologis. Populasinya adalah nelayan, aparat

pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Sampelnya ditarik dengan metode purposif (purposive sampling). Variabel bebas
berupa perbuatan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, dan variabel terikat yaitu
tingkat pemenuhan Upah Minimum Kabupaten (UMK) berdasarkan UU No.13
Tahun 2004 dan pelaksanaan bagi hasil tangkapan ikan berdasarkan UU N.16
Tahun 1964. Indikator yuridis kemampuan memberi perlindungan hukum kepada
nelayan ini diukur dari UMK dan bagi hasil atas perolehan tangkapan ikan di laut.
Penelitian ini dianalisis atas dasar data primer dan sekunder.
Hasil penelitian adalah penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk memberi
perlindungan hukum kepada nelayan dalam mengelola sumber daya laut untuk
kemanfaatan bagi nelayan menjadikan tantangan sekaligus peluang. Pemberian
otonomi yang seluas-luasnya kepada daerah yang bertujuan peningkatan
kesejahteraan rakyat dengan memberi kepada nelayan atas hak-haknya ini
seharusnya dijadikan dasar untuk melakukan perbuatan bagi pemerintah daerah
setempat dalam mengelola sumber daya laut secara berhasilguna dan berdaya
guna demi tercapainya perlindungan hukum terhadap masyarakat nelayan.
Di dalam mengelola sumber daya laut ini Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
masih sebatas melakukan perbuatan dengan menerbitkan beberapa buah
Peraturan Daerah (Perda) yang terkait dengan kehidupan perekonomian nelayan.
Perda-perda ini belum memiliki keberpihakan terhadap nelayan, justru memberi

beban finansiil dan administratif kepada mereka. Dipihak lain dalam hukum
ketenagakerjaan terdapat ketentuan yang mewajibkan bagi pengusaha memberi
upah minimum kepada tenaga kerjanya dan secara antinimi memberi hak yuridis
kepada tenaga kerja. Demikian dengan hak-hak lain untuk memperoleh bagi hasil
tangkapan ikan yang diperolehnya agar lebih adil juga tidak diimplementasikan.
Oleh karena itu kesimpulan dari penelitian ini adalah Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi belum mampu memberi perlindungan hukum terhadap pelaksanaan

hak UMK dan pelaksanaan bagi hasil perolehan tangkapan ikan kepada nelayan.
[Kata Kunci: Perbuatan Pemerintah, Perlindungan Hukum]
THE STUDY OF THE ACTION OF BANYUWANGI REGENCY GOVERNMENT
IN GIVING LAW PROTECTION TO THE FISHERMEN. According to Article 18
Indonesia Constitution 1945 and its implementation rules, the implementation of
local governance is based on the widest extent autonomy. This autonomy is also
included the authority to manage the sea resources which for a province is at most
12 miles, and for regency or city is one third of it.
Most of the territory of Banyuwangi regency consists of sea. Is the action of
Banyuwangi Regency Government able to provide law protection to the fishermen?
This research is a descriptive research which combine normative law
research and sociologic. The populations are fishermen, local government

personnel, community leaders, and non-governmental organization (NGO). The
sample is drawn by purposive method (purposive sampling). The free variable is
the action of Banyuwangi Regency Government, and the dependent variable is the
degree of Minimum Regency Wage (UMK) and the implementation of the share of
fish catches. The juridical indicator of the ability to provide law protection is
measured from the Minimum Regency Wage (UMK) base on Act Nu.13/2004 and
the implementation of the share of fish catches base on Act Nu.16/1964. This
research is analyzed based on primary and secondary data.
The result of the research is the local government implementation to provide
law protection to fishermen in managing sea resources to give benefit to
fishermen. It also becomes a challenge and a chance. The delegation of the widest
extent autonomy to the region that has purposes to increase its people’s welfare by
providing protection to the fishermen for their right should have been made as a
foundation to create an action for the local government in managing sea resources
effectively and efficiently in order to achieve law protection to the fishermen.
In managing this sea resources Banyuwangi Regency Government is still in
limitation by only take action by publishing some region rules which related to
fishermen’s economy. These region rules are not yet in the fishermen’s side; in
other hand they give financial and administrative burden towards them. In the
other side, in labor law there is a rule that obligate the industrialist to give

minimum wage to the labors and antinomily give juridical rights to the labor. From
this research, Banyuwangi Regency Government is not yet able to provide law
protection toward the implementation of Minimum Regency Wage right to the
fishermen and the implementation of the share of fish catches. [Key Word:
Goverment Action Law Protection]