PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI.

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU

DI SMK PGRI 2 CIMAHI

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

ANGGITA LOYE APRIYANI 1005782

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

ANGGITA LOYE APRIYANI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU

DI SMK PGRI 2 CIMAHI

disetujuidandisahkanoleh:

Pembimbing

Drs. Budi Santoso, M.Si. NIP. 196008261987031001

Mengetahui, Ketua Program Studi

PendidikanManajemenPerkantoran FPEB UPI

Dr. Rasto, M.Pd. NIP. 197207112001121001


(3)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU

DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Oleh

AnggitaLoyeApriyani

Sebuahskripsi yang

diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanaPendidikanpadaF akultasPendidikanEkonomidanBisnis

© AnggitaLoyeApriyani 2014 UniversitasPendidikan Indonesia

Februari 2014


(4)

Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhnyaatausebagian, dengandicetakulang, difoto kopi, ataucaralainnyatanpaijindaripenulis.


(5)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU

DI SMK PGRI 2 CIMAHI

oleh:

Anggita Loye Apriyani 1005782

Skripsi ini dibimbing oleh: Drs. Budi Santoso, M.Si.

Penelitian ini dilakukan di SMK PGRI 2 Cimahi. Permasalahan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi kerja guru. Hal tersebut ditandai dengan rendahnya nilai evaluasi kinerja guru dalam kegiatan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran yang disebabkan oleh rendahnya motivasi kerja guru. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah (X) dan Motivasi Kerja Guru (Y). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah, untuk mengetahui gambaran motivasi kerja guru, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, dengan teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket menggunakan skala pengukuran rating scale, dengan ukuran populasi 42 orang guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh informasi bahwa gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah berada pada kategori cukup efektif dan motivasi kerja guru berada pada kategori cukup. Uji hipotesis menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.


(6)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF SITUATIONAL LEADERSHIP STYLE OF

PRINCIPAL ON WORKING MOTIVATION OF TEACHERS AT

SMK PGRI 2 CIMAHI

by:

Anggita Loye Apriyani 1005782

This Script is guided by: Drs. Budi Santoso, M.Si.

This research was conducted at SMK PGRI 2 Cimahi. The problems that were analyzed in this research is the low motivation of teachers' work. It is characterized by the low value in the evaluation of teachers performance in learning to activities, implement and evaluating learning caused by low working motivation of teachers. The research consisted of two variables: The Situational Leadership Style of Principal (X) and Working Motivation of Teachers (Y). The purpose of this research is to describe the principal situational leadership style, to reveal the working motivation of teachers, to determine how much influence of situational leadership style of principal on working motivation of teachers.

The method that was used in this research is a survey method, the instrument used to collect the data is a setof questionnaire using a rating scale of model, with a population size of 42 teachers at SMK PGRI 2 Cimahi. The data analysis technique used in this research is a simple linear regression test. Based on the results of the research, obtained information that the situational leadership style of principal in the category are quite effective and working motivation of teachers on quite a category. From the result of hypothesis test that the effectiveness of situational leadership style of the principal significant effect on working motivation of teachers at SMK PGRI 2 Cimahi.


(7)

judul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN,

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Kepemimpinan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.1 Pengertian KepemimpinanError! Bookmark not defined. 2.1.1.2 Ciri-Ciri Pemimpin . Error! Bookmark not defined. 2.1.1.3 Fungsi Pemimpin .... Error! Bookmark not defined.


(8)

judul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.1.4 Teori KepemimpinanError! Bookmark not defined.

2.1.1.5 Gaya Kepemimpinan SituasionalError! Bookmark not defined. 2.1.1.6 Indikator Gaya Kepemimpinan SituasionalError! Bookmark not defin 2.1.2 Konsep Motivasi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.1 Pengertian Motivasi Error! Bookmark not defined. 2.1.2.2 Teori-teori Motivasi Error! Bookmark not defined.

2.1.2.3 Prinsip-prinsip Motivasi KerjaError! Bookmark not defined.

2.1.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi KerjaError! Bookmark n 2.1.2.5 Indikator Motivasi KerjaError! Bookmark not defined.

2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan .. Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional

... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Operasional Variabel Motivasi Kerja . Error! Bookmark not

defined.

3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1 Data Primer ... Error! Bookmark not defined. 3.4.2 Data Sekunder ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.


(9)

judul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data . Error! Bookmark not defined. 3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Uji Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9.1 Analisis Data Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 3.9.2 Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not defined. 3.10 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1. Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark 4.1.1.2 Karakteristik Responden berdasarkan UsiaError! Bookmark not defin 4.1.1.3 Karakteristik Responden berdasarkan Jenjang

Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1.4 Karakteristik Responden berdasarkan Masa KerjaError! Bookmark not 4.1.2 Deskripsi Variabel-Variabel Penelitian ... Error! Bookmark

not defined.

4.1.2.1 Deskripsi Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah (Variabel X)Error! Bookmark not defined.


(10)

judul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data .. Error! Bookmark not defined.

4.1.3.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.1 Hipotesis Statistik ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.2 Menghitung Koefisien Korelasi antara Variabel X

dan Variabel Y ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4.3 Analisis Regresi Linier SederhanaError! Bookmark not defined. 4.1.4.4 Koefisien DeterminasiError! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah di SMK

PGRI 2 Cimahi ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Motivasi Kerja Guru di SMK PGRI 2 Cimahi... Error!

Bookmark not defined.

4.2.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru di SMK PGRI 2 CimahiError! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN - LAMPIRAN... Error! Bookmark not defined.


(11)

judul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi


(12)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, suatu organisasi, perusahaan, instansi pemerintahan maupun lembaga pendidikan haruslah mempunyai terobosan baru dalam menjalankan dan mengelola sumber daya manusia. Hal ini menjadi sebuah keharusan untuk organisasi dalam memanfaatkan sumber daya manusia yang telah tersedia jika ingin organisasinya berkembang.

Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan pencapaian tujuan lembaga pendidikan/sekolah adalah mengenai motivasi kerja guru. Salah satu sekolah yang diduga motivasi kerja gurunya belum maksimal adalah SMK PGRI 2 Cimahi.

SMK PGRI 2 Cimahi adalah sekolah swasta kejuruan yang dibina oleh Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah PGRI Propinsi Jawa Barat. SMK PGRI 2 Cimahi merupakan sekolah kejuruan dengan Bidang Keahlian Bisnis Manajemen dan Kesehatan, yang mempunyai 4 (empat) program keahlian/kompetensi keahlian yaitu: 1) Program Keahlian Administrasi Perkantoran; 2) Program Keahlian Akuntansi; 3) Program Keahlian Penjualan/Pemasaran; 4) Program Keahlian Farmasi. SMK PGRI 2 Cimahi mempunyai akreditasi A (amat baik). Hal ini menjadikan SMK PGRI 2


(13)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cimahi menjadi salah satu pilihan sekolah menengah kejuruan yang mempunyai peminat yang cukup banyak dan dituntut untuk bisa menghasilkan kualitas peseta didik yang mempunyai keahlian sesuai dengan bidang keahlian yang dipilih.

Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal (1) ayat (1) dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Fenomena yang terjadi adalah tidak semua guru mempunyai motivasi kerja yang tinggi. Motivasi kerja guru yang kurang akan mempengaruhi kualitas lulusan peserta didik SMK PGRI 2 Cimahi. Kurang optimalnya motivasi kerja guru juga akan mengakibatkan seringnya ketidakhadiran guru untuk mengajar, atau kurangnya antusias dan kekreatifan guru dalam membuat dan menggunakan teknik mengajar yang baik dan tepat. Secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut juga menyebabkan kualitas peserta didik kurang optimal dikarenakan motivasi guru pun rendah.

Menurut Marjohan (2009:3), “Secara mayoritas, guru terlihat kurang

termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri. Mereka tidak banyak membaca, walaupun sebatas membaca koran dan majalah. Jadilah, ilmu pengetahuan mereka sempit dan dangkal. Artinya guru tidak melakukan upaya untuk mendongkrak potensi diri masing-masing.”

Fenomena yang terjadi, seringkali guru SMK PGRI 2 Cimahi menunjukkan motivasi kerja yang kurang maksimal. Hal tersebut dapat


(14)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tergambarkan pada tindakan yaitu tingkat absensi guru yang tinggi. Dapat dilihat juga dari rendahnya tanggung jawab guru dalam mengajar, dan tidak disiplin waktu. Peneliti menduga, bahwa salah satu hal yang mempengaruhi motivasi kerja guru adalah kurangnya pemberian motivasi dari atasan atau pimpinan (Kepala Sekolah).

Berdasarkan kondisi tersebut, maka diperlukan adanya upaya peningkatan motivasi kerja guru terutama motivasi dari Kepala Sekolah karena pada dasarnya guru akan peka dan merespon tindakan dan sikap yang ditunjukkan pimpinannya atau dalam hal ini Kepala Sekolah.

Marjohan (2009:104) mengatakan bahwa: “Maju mundurnya kualitas

pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas guru. Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja guru, maka terlebih dahulu yang perlu ditingkatkan adalah motivasi kerja gurunya. Motivasi akan meningkat manakala adanya dorongan dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar diri sesorang (ekstrinsik).”

Upaya tersebut salah satunya adalah dengan cara komunikasi dengan pimpinan, karena guru sebagai karyawan dan Kepala Sekolah sebagai pimpinan merupakan dua faktor yang penting yang paling banyak berperan dalam kegiatan di sekolah untuk mencapai visi, misi dan tujuan sekolah.

Kepemimpinan mempunyai banyak definisi yang berasal dari berbagai sumber yang berbeda. Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lainnya yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Sudarwan Danim, 2004:10).


(15)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Ulber Silalahi (2011:310), kepemimpinan adalah tindakan mempengaruhi seseorang atau kelompok orang ke arah pencapaian tujuan-tujuan. Ia juga berpendapat bahwa kepemimpinan menunjukkan suatu hubungan pengaruh antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan bersama dalam situasi tertentu.

Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengatur dan memberi arahan kepada individu atau kelompok lainnya yang tergabung dalam wadah atau organisasi tertentu untuk mencapai tujuan individu atau kelompok yang telah ditetapkan sebelumnya.

Suatu lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta, pasti akan bergantung kepada guru, karena baik secara langsung maupun tidak langsung, guru ikut berperan aktif dalam mengembangkan lembaga pendidikan dengan harapan untuk menghasilkan kualitas peserta didik yang baik. Oleh sebab itu, Kepala Sekolah memegang peranan penting dalam memberikan motivasi kepada guru, misalnya dengan cara mengontrol atau mengawasi guru dalam bekerja. Jika pengawasan yang dilakukan pemimpin (Kepala Sekolah) terhadap guru kurang, hal tersebut akan membuat motivasi kerja guru pun akan rendah.

Peneliti memilih objek penelitian pada guru di SMK PGRI 2 Cimahi, berdasarkan pertimbangan data yang muncul, yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan dan motivasi kerja.

Dari hasil wawancara dengan salah satu guru di SMK PGRI 2 Cimahi yaitu Ir. M. Danny Ramdhani (11 November 2013), yang meyakinkan peneliti mengenai motivasi kerja guru, bahwa motivasi kerja guru di SMK PGRI 2


(16)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cimahi relatif rendah, adapun guru yang mempunyai motivasi kerja tinggi, jumlahnnya kurang dari setengah dari jumlah guru yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi. Beliau juga menambahkan bahwa penambahan atau peningkatan honorarium yang diberikan juga tidak membuat motivasi kerja guru meningkat secara signifikan.

Rendahnya motivasi juga dapat disebabkan karena kurang tegasnya sanksi dan gaya kepemimpinan yang diterapkan Kepala Sekolah yang menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan pengabaian terhadap peraturan. Sering kali telat masuk ke kelas untuk mengajar, tetapi selalu lebih cepat untuk pulang sebelum jam pelajaran selesai.

Meskipun gaya kepemimpinan menjadi salah faktor dari banyak faktor yang mempengaruhi motivasi kerja, tingkat motivasi kerja guru dapat terlihat dari rekapitulasi kehadiran guru di sekolah. Berikut data rekapitulasi kehadiran guru di SMK PGRI 2 Cimahi periode bulan Juli-Oktober 2013, yaitu sebagai berikut:


(17)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : SMK PGRI 2 Cimahi (Data sudah diolah) Gambar 1.1

Diagram Rekapitulasi Kehadiran Guru SMK PGRI 2 Cimahi Periode Bulan Juli-Oktober 2013

Berdasarkan data tersebut, jika dilihat dari rekapitulasi kehadiran guru, dimana tingkat kehadiran guru pada bulan Juli sebesar 91%, kemudian turun sebesar 6% pada bulan Agustus menjadi 85%. Pada bulan Sepetember mengalami penurunan kembali sebesar 6%, menjadi 79%, kemudian pada bulan Oktober mengalami kenaikan sebesar 6% menjadi 85%. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat kehadiran guru menurun dari bulan Juli hingga September sebesar 12%, dan tingkat kehadiran guru tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 91% dan tingkat kehadiran guru terendah terjadi pada bulan September 2013 sebesar 79%.

Rekapitulasi kehadiran guru ini tidaklah mutlak, artinya terkadang apabila guru yang bersangkutan sedang dibutuhkan baik untuk keperluan mengajar ataupun kegiatan lainnya, ternyata guru tersebut tidak berada di

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Juli Agustus September Oktober

91%

85% 85%


(18)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tempat, padahal dalam daftar kehadiran tersebut tercatat hadir. Hal ini dikarenakan kurang ketatnya pengawasan terhadap absensi guru dan kurangnya kedisiplinan kerja guru dalam mentaati waktu jam kerja. Kurang tingginya motivasi kerja guru yang tercermin dari tingkat kehadiran dalam bekerja dapat menyebabkan pekerjaan yang telah dibebankan menjadi kurang optimal hasilnya.

Motivasi sebagai akibat adanya dorongan yang terjadi pada diri seseorang bisa disebabkan dari beberapa faktor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja. Menurut Wahjosumidjo (1994:444), faktor yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu faktor intrinsik: kecemasan, frustasi, dan kepribadian. Sedangkan faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi kerja adalah kompetisi, konflik, dan gaya kepemimpinan atasan.

Tinggi rendahnya motivasi kerja guru juga dapat dilihat dari kinerja gurunya. Dimana kinerja guru table 1.2bisa menggambarkan tingkat motivasi kerja guru dalam menjalankan kewajibannya. Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal (20) ayat (1), berbunyi: “Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai

dan mengevaluasi hasil pembelajaran.”

Dalam menentukan nilai kinerja guru, ada kriteria penilaian kinerja guru yang digunakan dalam proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan


(19)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Kriteria Penilaian Kinerja Guru

KOMPONEN KRITERIA PENILAIAN RENTANG SKOR

Perencanaan Pembelajaran

Baik 68 - 100

Cukup 34 - 67

Kurang 0 - 33

Pelaksanaan Pembelajaran

Baik 64 - 95

Cukup 32 - 63

Kurang 0 - 31

Evaluasi Pembelajaran

Baik 36 - 52

Cukup 18 - 35

Kurang 0 - 17

Sumber : SMK PGRI 2 Cimahi

Penilaian komponen perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, mempunyai aspek-aspek tertentu yang menjadi acuan untuk menilai kinerja guru, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.2

Aspek Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Pembelaaran

KOMPONEN

ASPEK YANG DINILAI

Perencanaan Pembelajaran

1. Merumuskan silabus dan RPP dengan indikator 2. Memperbaiki silabus dan RPP

3. Merumuskan indikator pembelajaran 4. Merumuskan materi

5. Merumuskan metode 6. Menentukan peraga

7. Menentukan sumber belajar 8. Merumuskan evaluasi 9. Kesesuaian dengan KTSP 10.Relevan dengan kehidupan


(20)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan Pembelajaran

1. Kehadiran melaksanakan tugas 2. Menggunakan RPP

3. Menggunakan sumber belajar yang variatif 4. Melakukan kegiatan pendahuluan

5. Penyampaian konsep materi sesuai RPP

6. Menggunakan konsep dengan bahasa yang jelas 7. Menggunakan alat peraga

8. Mendayagunakan teknologi informasi

9. Menggunakan bahasa asing dalam pembelajaran 10.Membangun pengalaman peserta didik

11.Peserta didik aktif 12.Peserta didik interaktif 13.Melakukan penilaian proses

14.Membangun suasana kelas yang menyenangkan 15.Melaksanakan tes akhir kegiatan pembelajaran 16.Memenuhi target ketuntasan

17.Mendesain remidial dan pengayaan

18.Memiliki data penilaian hasil belajar peserta didik 19.Memiliki catatan kehadiran peserta didik

20.Mendokumentasikan bukti keberhasilan belajar peserta didik

Evaluasi Pembelajaran

1. Panitia UN

2. Panitia Ulangan Umum 3. Panitia PSB

4. Menganalisis soal

5. Menyusun laporan kinerja belajar peserta didik Sumber : SMK PGRI 2 Cimahi

Berdasarkan kriteria penilaian kinerja guru SMK PGRI 2 Cimahi tersebut, di bawah ini merupakan rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru dalam proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3

Rekapitulasi Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran

TAHUN KATEGORI PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EVALUASI PEMBELAJARAN Jumlah Guru Persentase (%) Jumlah Guru Persentase (%) Jumlah Guru Persentase (%)


(21)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2010

Baik 36 67 40 74 12 22

Cukup 17 31 14 26 33 61

Kurang 1 2 0 0 9 17

Jumlah 54 100 54 100 54 100

2011

Baik 32 70 35 76 11 24

Cukup 14 30 11 24 33 72

Kurang 0 0 0 0 2 4

Jumlah 46 100 46 100 46 100

2012

Baik 31 67 35 76 10 22

Cukup 15 33 11 24 33 72

Kurang 0 0 0 0 3 7

Jumlah 46 100 46 100 46 100

Sumber : SMK PGRI 2 Cimahi (Data sudah diolah)

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil kinerja guru dalam kegiatan

perencanaan pembelajaran yang mempunyai kriteria “baik” di tahun 2010

sebesar 67% dari total guru sebanyak 54 orang, lalu mengalami kenaikan sebesar 3% menjadi 70% dari total guru sebanyak 46 orang pada tahun 2011, dan di tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 3% menjadi 67% dari total guru sebanyak 46 orang. Sementara itu, hasil kinerja guru dalam kegiatan

perencanaan pembelajaran yang mempunyai kriteria “cukup” sebesar 31% dari total guru sebanyak 54 orang di tahun 2010, lalu mengalami penurunan sebesar 1% menjadi 30% dari total guru sebanyak 46 orang pada tahun 2011, dan di tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 3% menjadi 33% dari total guru sebanyak 46 orang. Sedangkan hasil kinerja guru dalam kegiatan perencanaan

pembelajaran yang mempunyai kriteria “kurang” hanya terdapat 1 orang guru


(22)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil kinerja guru dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang

mempunyai kriteria “baik” sebesar 74% dari total guru sebanyak 54 orang di tahun 2010, lalu mengalami kenaikan sebesar 2% menjadi 76% dari total guru sebanyak 46 orang pada tahun 2011, dan di tahun 2012 tidak mengalami penurunan maupun kenaikan yakni tetap pada persentase sebesar 76% dari total guru sebanyak 46 orang. Sementara itu, hasil kinerja guru dalam kegiatan

pelaksanaan pembelajaran yang mempunyai kriteria “cukup” di tahun 2010

sebesar 26% dari total guru sebanyak 54 orang, lalu mengalami penurunan sebesar 2% menjadi 24% dari total guru sebanyak 46 orang pada tahun 2011, dan di tahun 2012 tidak mengalami penurunan maupun kenaikan yakni tetap pada persentase sebesar 24% dari total guru sebanyak 46 orang. Sedangkan hasil kinerja guru dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang mempunyai kriteria

“kurang” tidak terdapat pada tahun 2010 hingga 2012 atau sebesar 0% dari total guru yang ada.

Hasil kinerja guru dalam kegiatan evaluasi pembelajaran yang

mempunyai kriteria “baik” di tahun 2010 sebesar 22% dari total guru sebanyak 54 orang, lalu mengalami kenaikan sebesar 2% menjadi 24% dari total guru sebanyak 46 orang pada tahun 2011, dan di tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 2% menjadi 22% dari total guru sebanyak 46 orang. Sementara itu, hasil kinerja guru dalam kegiatan evaluasi pembelajaran yang mempunyai kriteria


(23)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kenaikan sebesar 11% menjadi 72% dari total guru sebanyak 46 orang pada tahun 2011, dan di tahun 2012 tidak mengalami penurunan maupun kenaikan yakni tetap pada persentase sebesar 72% dari total guru sebanyak 46 orang. Sedangkan hasil kinerja guru dalam kegiatan evaluasi pembelajaran yang

mempunyai kriteria “kurang” sebesar 17% dari total guru sebanyak 54 orang, lalu mengalami penurunan sebesar 13% menjadi 4% dari total guru sebanyak 46 orang pada tahun 2011, dan di tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 3% menjadi 7% dari total guru sebanyak 46 orang.

Berdasarkan rekapirulasi hasil kinerja guru dalam kegiatan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran

menunjukkan bahwa jumlah guru yang mempunyai kinerja “baik” terbesar,

terdapat pada kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Sementara itu, jumlah guru

yang mempunyai kinerja “baik” terendah, terdapat pada kegiatan evaluasi

pembelajaran. Hal ini menunjukkan kinerja guru dalam kegiatan mengevaluasi pembelajaran relatif rendah. Sementara itu, persentase untuk kegiatan perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sedang karena besaran persentasenya berada di antara persentase kegiatan pelaksanaan pembelajaran dan persentase kegiatan evaluasi pembelajaran.

Berdasarkan data yang telah dijabarkan di atas, dapat menunjukkan motivasi kerja guru yang relatif kurang optimal, mengingat hasil penilaian kinerja guru yang mengacu pada kewajiban guru dalam bekerja (merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran)


(24)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Perlu adanya dorongan dari Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru.

Sondang P. Siagian (2008:287) menyatakan: “... bahwa dengan motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan

terpelihara pula”.

Dari uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru. Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian dengan

judul: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru”.

1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal (1) ayat (1) dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Selanjutnya dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada pasal (20) ayat (1), menjelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas


(25)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

Dalam melaksanakan kewajiban guru seperti yang telah dijelaskan di atas, guru harus mempunyai motivasi kerja yang tinggi sebagai wujud profesionalitasnya sebagai seorang guru. Untuk menjaga motivasi kerja guru agar tetap tinggi, perlu adanya pemenuhan hak guru seperti yang tertuang pada Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal (14) ayat (1) huruf (a) yaitu, memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimun dan jaminan kesehatan sosial.

Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi kerja guru, di antaranya honor, kebijakan organisasi, lingkungan kerja serta gaya kepemimpinan. Sementara itu, penghasilan yang didapat guru tidaklah cukup untuk meningkatkan motivasi kerja guru, tetapi juga harus ada perhatian Kepala Sekolah terhadap guru dalam melakukan pengawasan terhadap pekerjaan guru, dan perlunya gaya kepemimpinan yang baik dan efektif yang diterapkan Kepala Sekolah dalam memotivasi guru sebagai bawahannya.

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi, khususnya motivasi kerja guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut diduga sebagai aspek yang paling penting yang perlu ditingkatkan untuk menciptakan kualitas peserta didik yang baik serta mencapai


(26)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

visi, misi dan tujuan SMK PGRI 2 Cimahi. Oleh karena itu, perlu adanya suatu pendekatan tertentu terhadap guru untuk meningkatkan motivasi kerjanya.

Berdasarkan uraian masalah yang telah dijelaskan di atas, maka untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman mengenai permasalahan yang akan diteliti, maka terlebih dahulu perlu mengindentifikasi masalah yang dirasa penting untuk diteliti serta merumuskan masalah kedalam pernyataan sebagai

berikut: “Gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah SMK PGRI

2 Cimahi, belum menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat, dan hal ini

menyebabkan motivasi kerja guru relatif kurang optimal”.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok permasalahan yang dipilih dalam penelitian ini yaitu mengenai pengaruh gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru dan dari latar belakang dari masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah di SMK PGRI 2 Cimahi.

2. Bagaimanakah gambaran motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. 3. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah


(27)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang pengaruh gaya kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Analisis tersebut dibutuhkan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah di SMK PGRI 2 Cimahi.

2. Untuk mengetahui gambaran motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan

situasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang baik bagi instansi atau lembaga pendidikan maupun pihak-pihak yang terkait dengan hasil penelitian ini. Manfaat penelitian ini, antara lain:


(28)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memberikan sumbangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan situasional dan motivasi kerja.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak SMK PGRI 2 Cimahi dalam penerapan gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah dalam upaya untuk meningkatkan motivasi kerja guru.


(29)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengaruh gaya kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan situasional yang terdiri dari empat indikator, yaitu: mengarahkan (Telling), menjajakan (Selling), mengikutsertakan (Participating) dan mendelegasikan (Delegating). Sedangkan variabel dependen (variabel terikat) adalah motivasi kerja, yang indikatornya adalah kebutuhan mempertahankan hidup (physiological needs), kebutuhan rasa aman (safety needs), kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan akan pengahargaan/prestise (esteem needs), dan kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (self actualization).

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 2 Cimahi (SMK PGRI 2 Cimahi) yang beralamat di Jalan Encep Kartawiria No. 153, Kota Cimahi. Adapun yang menjadi responden ini adalah semua guru di SMK PGRI 2 Cimahi.


(30)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2 Metode Penelitian

Metode peneltian bagi peneliti merupakan suatu alat yang dapat membantu peneliti untuk mendapatkan hasil atau kesimpulan dari masalah yang sedang diteliti. Penggunaan metode yang tepat akan menghasilkan kesimpulan yang tepat dan benar pula, termasuk untuk pengujian hipotesis yang diajukan peneliti.

Menurut Sugiyono (2011:1), “Metode merupakan suatu cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode penelitian Survey Eksplanasi (Explanatory Survey). Seperti yang dikemukakan oleh Sofian Effendi (dalam Kania Nurul

Falah, 2013:51), bahwa: “Metode Explanatory Survey yaitu metode untuk

menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih melalui pengajuan

hipotesis”.

Kerlinger (dalam Sugiyono, 2011:7), juga mengungkapkan bahwa:

“Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”.

Pendekatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisis kuantitatif berdasarkan informasi statistika. Hal ini dilakukan karena metode penelitian survey memerlukan operasional variabel yang diteliti sehingga


(31)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat dijadikan kedalam indikator yang dapat diukur secara kuantitatif untuk dapat digunakan model uji hipotesisnya dengan statistika.

Dengan digunakannya metode dan pendekatan yang telah disebutkan di atas, diharapkan peneliti dapat memperoleh gambaran antara dua variabel yaitu variabel gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah dan variabel motivasi kerja guru. Apakah terdapat pengaruh dari gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru dan seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru.

3.3 Operasional Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (X) yaitu Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah, dan variabel terikat (Y) yaitu Motivasi Kerja Guru. Peneliti merumuskan definisi-definisi variabel tersebut sebagai berikut:


(32)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.1 Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional

Menurut Stephen P. Robbins (dalam Diana Angelica, 2008:64), bahwa:

“Gaya kepemimpinan situasional adalah teori kemungkinan yang berfokus pada kesiapan pengikut”.

Indikator dari Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional dalam menelitian ini adalah: mengarahkan (Telling), menjajakan (Selling), mengikutsertakan (Participating) dan mendelegasikan (Delegating). Secara rinci, operasional variabel gaya kepemimpinan situasional dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional

Variabel Indikator Ukuran Skala

Gaya

kepemimpinan situasional adalah gaya kepemimpinan yang berfokus pada kesesuaian atau efektivitas gaya kepemimpinan sesuai dengan kematangan pengikut dalam kaitannya dengan tugas tertentu. Menurut Hersey dan Blanchard, gaya kepemimpinan terdiri dari empat gaya yaitu, telling, selling,

Mengarahkan (Telling)

 Ketepatan Kepala Sekolah dalam memberi arahan kepada guru  Intensitas Kepala

Sekolah dalam

melakukan pengawasan terhadap pekerjaan guru

Interval

Interval

Menjajakan (Selling)

 Kejelasan Kepala Sekolah dalam

menerangkan perintah kepada guru

 Kesempatan yang diberikan Kepala Sekolah untuk

mengundang pendapat

Interval


(33)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu participating, dan

delegating. (Wahjosumidjo, 1994 : 296) (Variabel X)

guru

 Keterlibatan Kepala Sekolah dalam

memberikan bimbingan kepada guru

 Perhatian Kepala Sekolah dalam

mendengar keluhan guru

Interval

Interval

Mengikutsertakan (Participating)

 Keterlibatan Kepala Sekolah dalam

memecahkan masalah  Keterlibatan Kepala

Sekolah dalam membantu pekerjaan guru Interval Interval Mendelegasikan (Delegating)

 Ketepatan Kepala Sekolah dalam memberikan tugas  Kepercayaan Kepala

Sekolah yang penuh terhadap guru  Intensitas diskusi

masalah pekerjaan yang sedang dihadapi guru  Efektivitas komunikasi

Kepala Sekolah dengan guru

Interval

Interval

Interval

Interval


(34)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.1 Operasional Variabel Motivasi Kerja

Motivasi merupakan kesediaan mengeluarkan tingkat upaya tinggi ke arah tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan individual (Sedarmayanti, 2009:233).

Operasional Variabel Motivasi Kerja dapat dilihat lebih jelas dari tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Operasional Variabel Motivasi Kerja

Variabel Indikator Ukuran Skala

Motivasi adalah proses psikologis yang terjadi pada diri seseorang akibat adanya interaksi antara sikap, kebutuhan, keputusan dan persepsi seseorang dengan lingkungannya. Menurut Abraham Maslow ada lima tingkatan kebutuhan manusia yaitu, physiological needs, safety needs, social needs, esteem needs dan actualization needs. (Wahjosumidjo, 1994:410) 1. Kebutuhan mempertahankan hidup (physiological needs)

 Terpenuhinya kebutuhan sandang guru

 Terpenuhinya kebutuhan tempat tinggal guru

Interval

Interval

2. Kebutuhan rasa aman (safety needs)

 Rasa aman guru di lingkungan kerja  Rasa aman guru dalam

perjalanan

Interval

Interval

3. Kebutuhan sosial (social needs)

 Rasa saling menghargai antar guru

 Kondisi kerja yang kondusif dan

menyenangkan antar guru  Kerja sama antar guru

dalam bekerja

Interval

Interval

Interval

4. Kebutuhan akan penghargaan /


(35)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Variabel Y)

prestise (esteem needs)

dari Kepala Sekolah terhadap prestasi yang dilakukan guru

 Perhatian dan bimbingan dari Kepala Sekolah kepada guru

 Pemenuhan penghargaan diri dari Kepala Sekolah kepada guru

Interval

Interval

5. Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (self

actualization)

 Kontribusi guru dalam pelaksanaan tugas  Keinginan guru untuk

mengembangkan potensi diri

Interval

Interval

Sumber : Teori Abraham Maslow (Wahjosumidjo, 1994:409-413)

3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Dalam suatu penelitian sudah tentu akan memerlukan data yang akan diteliti, baik sebagai subjek maupun sebagai objek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, sumber data penelitian yang ada adalah:

3.4.1 Data Primer

Data primer menurut M. Burhan Bungin (2010:122), adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka data primer dalam penelitian ini


(36)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh dari para guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Data diperoleh dari kuesioner dan wawancara.

3.4.2 Data Sekunder

Sedangkan data sekunder menurut M. Burhan Bungin (2010:122), adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan.

Berdasarkan pengertian tersebut maka penulis mengumpulkan data sekunder melalui studi kepustakaan. Dengan adanya studi kepustakaan ini diharapkan penulis dapat lebih memahami konsep-konsep yang terkandung di dalam penelitian ini.

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Untuk mengumpulkan data yang akan diolah dan dianalisis, kita perlu menentukan populasi terlebih dahulu. Pengertian populasi menurut Sambas Ali Muhidin (2010:1), adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).

Senada dengan pendapat di atas, menurut M. Burhan Bungin (2010:99), populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian


(37)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, dan sikap hidup, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau menggunakan seluruh populasi sebagai subjek penelitian. Penggunaan populasi atau sensus ini dikarenakan jumlah populasi hanya 54 orang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010:101) yaitu:

“Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian,

pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian, ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian kuantitatif, objek penelitian yang kecil ini disebut sebagai sampel total atau sensus, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel

penelitian”.

Berdasarkan beberapa definisi populasi di atas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK PGRI 2 Cimahi yang berjumlah 54 orang.

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Untuk keperluan pengumpulan data yang diperlukan dalam membahas permasalahan penelitian ini, penulis menggunakan teknik serta alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data sebagai berikut:


(38)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Wawancara (interview) merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab dengan pihak sekolah untuk mengetahui profil sekolah, gambaran gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah dan gambaran motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

2) Angket (kuesioner) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis yang sudah disiapkan sebelumnya dan diberikan kepada responden untuk dijawab. Angket ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang terdiri dari pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman dan opini responden mengenai gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah dan motivasi kerja guru yang berlangsung pada saat itu. Peneliti menggunakan teknik ini karena teknik ini memiliki beberapa kelebihan seperti yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010:125), antara lain: a) Metode angket membutuhkan biaya yang relatif lebih murah

b) Pengumpulan data lebih mudah, terutama pada responden yang terpencar-pencar

c) Berkaitan dengan kebaikan-kebaikan di atas, metode ini relatif membutuhkan waktu yang sedikit.

3) Studi dokumentasi atau metode dokumenter. Penulis mengumpulkan data dari dokumen yang diberikan sekolah yang diteliti.


(39)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data penelitian, haruslah diuji kelayakannya, agar data yang didapatkan adalah data yang akurat. Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat, yaitu harus valid dan reliabel. Seperti yang

diungkapkan oleh Sugiyono (2011:137), bahwa: “Valid berarti berarti instrumen

yang digunakan tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur suatu objek yang sama, maka data yang

dihasilkan adalah sama”. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan

reliabel, maka hasil dari penelitian yang dilakukan akan menjadi valid dan reliabel.

Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu kepada 20 guru di SMK Pasundan 3 Bandung. Data angket yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Jumlah item angket yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Jumlah Angket Uji Coba

No. Variabel Jumlah Item Angket

1. Gaya Kepemimpinan Situasional (X) 14

2. Motivasi Kerja (Y) 16

Total 30


(40)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.1 Uji Validitas

Sugiyono (2013:267), validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Uji validitas digunakan untuk mengetahui tepat atau tidaknya angket yang tersebar. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap bulir item dengan skor total.

Rumus ini menggunakan Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson (Sambas Ali, 2010:26), seperti berikut:

= ∑ ∑ ∑ √[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ] Keterangan:

= koefisien korelasi antara Variabel X dan Y

N = Jumlah responden

X = jumlah skor item

Y = Jumlah skor total (seluruh item)

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010:26-30), adalah sebagai berikut:

1. Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.


(41)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu .

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = N-2, dimana N merupakan jumlah responden yang dilibarkan dalan uji validitas, yaitu 20 orang. Sehingga diperoleh db = 20 – 2 = 18, dan = 5%.

8. Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Dengan kriteria sebagai berikut:

 Jika > , maka instrumen dinyatakan valid.  Jika < , maka instrumen dinyatakan tidak valid. Jika instrumen tersebut valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada kuesioner penelitian. Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Maka akan diperoleh nilai hitung kemudian dibandingkan dengan nilai dengan N = 20 dengan taraf nyata ( ) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Jika > maka item tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya jika < maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Berikut rekapitulasi perhitungannya:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah (X)

No. Item r hitung r tabel Keterangan

1 0,563 0,444 Valid

2 0,575 0,444 Valid

3 0,296 0,444 Tdak Valid


(42)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5 0,750 0,444 Valid

6 0,506 0,444 Valid

7 0,751 0,444 Valid

8 0,103 0,444 Tdk Valid

9 0,786 0,444 Valid

10 0,735 0,444 Valid

11 0,893 0,444 Valid

12 0,685 0,444 Valid

13 0,723 0,444 Valid

14 0,816 0,444 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Responden

Berdasarkan tabel di atas pengujian validitas terhadap 14 item untuk Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah (Variabel X), menunjukkan sebanyak 2 item tidak valid. Sebanyak 12 item dinyatakan valid. Dengan demikian, item yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah berjumlah 12 item.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja Guru (Y) No. Item r hitung r tabel Keterangan

1 0,601 0,444 Valid

2 0,380 0,444 Tdk Valid

3 0,538 0,444 Valid

4 0,318 0,444 Tdk Valid

5 0,475 0,444 Valid

6 0,497 0,444 Valid

7 0,085 0,444 Tdk Valid

8 0,544 0,444 Valid

9 0,455 0,444 Valid

10 0,618 0,444 Valid

11 0,644 0,444 Valid


(43)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13 0,561 0,444 Valid

14 0,414 0,444 Tdk Valid

15 0,473 0,444 Valid

16 0,570 0,444 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Responden

Selanjutnya, pengujian validitas terhadap 16 item untuk variael motivasi kerja guru (Variabel Y), menunjukkan sebanyak 4 item tidak valid. Sebanyak 12 item dinyatakan valid. Dengan demikian, item yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data Variabel Motivasi Kerja Guru berjumlah 12 item.

Dengan demikian, secara keseluruhan rekapitulasi jumlah angket hasil uji coba dapat ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.6

Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba

No. Variabel

Jumlah Item Angket Sebelum

Uji Coba

Setelah Uji Coba Valid Tidak Valid 1. Gaya Kepemimpinan

Situasional Kepala Sekolah (X) 14 12 2

2. Motivasi Kerja Guru (Y) 16 12 4

Total 30 24 6

Sumber : Hasil Pengolah Data

Item angket yang tidak valid berada pada dimensi yang berbeda, sehingga meskipun item angket yang tidak valid dibuang, angket yang lain masih dianggap respresentatif untuk mengukur dimensi yang dimaksud.


(44)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010:31), menyatakan bahwa:

“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten

dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas istrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil di disaantara hasil beberapa kali pengukuran.”

Sugiyono (2011:137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang reliabel

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang

sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Dalam uji reliabilitas ini, menurut Suharsimi Arikunto (Sambas Ali Muhidin, 2010:31) menyatakan bahwa: Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien alfa ( ) dari Cronbach (1951), yaitu:

=

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

= ∑


(45)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha k = Banyaknya bulir soal

∑ = Jumlah varians bulir = Varians total

N = Jumlah Responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010:31-35), adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil iju coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = N–2.

9. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya:

 Jika nilai > nilai , maka instrumen dinyatakan reliabel.

 Jika nilai < nilai , maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabelitas angket terhadap Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah dan Variabel Motivasi Kerja


(46)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guru dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y

No. Variabel

Hasil

Ket

1. Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala

Sekolah (X) 0,858 0,444 Reliabel

2. Motivasi Kerja Guru (Y) 0,770 0,444 Reliabel

Sumber : Uji Coba Angket

Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan reliabilitas terhadap Variabel X (Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah) dinyatakan reliabel karena > yaitu : 0,884 > 0,444 . Selanjutnya, hasil perhitungan reliabilitas terhadap Variabel Y (Motivasi Kerja Guru) dinyatakan reliabel karena >

yaitu: 0,770 > 0,444.

1.7 Uji Persyaratan Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Syarat yang harus dipenuhi adalah dengan melakukan beberapa pengujian, yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji linieritas.


(47)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan sebagai syarat dilakukannya uji parametrik. Apabila uji parametik tidak terpenuhi maka analisis data harus dilakukan dengan uji non parametrik. Uji normalitas ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas, diuji dengan menggunakan Liliefors test dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Menurut Harun Al-Rasyid (Sambas Ali Muhidin, 2010:93), kelebihan Liliefors Test adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil.

Langkah–langkah pengujian normalitas data dengan Liliefors (Sambas Ali Muhidin, 2010:93-95), adalah sebagai berikut:

a) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.

b) Periksa data beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

d) Berdasarkan frekuensi kumulatif hitunglah proporsi empirik (observasi).

e) Hitung nilai Z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel Z. f) Menghitung theoritical proportion.

g) Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsisi.

h) Buat kesimpulan dengan kriteria uji, tolak jika D hitung > D tabel dengan derajat kebebasan (dk) (0,05)

i) Memasukkan besaran seluruh angka tersebut ke dalam tabel distribusi berikut:

Tabel 3.8

Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas


(48)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010:94) Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari terkecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. fk = f + fk sebelumnya

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formla, Sn( = fki : n Kolom 5 : Nilai Z, formula, Z = = ̅,

dimana ̅ = ∑ dan S = √∑

(∑ )

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Propotion dengan Theoritical Propotion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8 : Nilai Mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada = 0,05 dengan cara √ . kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :


(49)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 D hitung D tabel, maka ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.

3.8.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas digunakan untuk kepentingan akurasi data dan kepercayaan terhadap hasil penelitian. Pengujian homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen (Sambas Ali Muhidin, 2010:96).

Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Kriteria yang digunakannya adalah apabila nilai hitung 2 > nilai tabel 2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen

ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :

(Sambas Ali Muhidin, 2010 : 96)

Dimana :

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok


(50)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

S2gab = Varians gabungan

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini (Sambas Ali Muhidin, 2010:97), adalah:

a) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

b) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3.9

Model Tabel Uji Barlett

Sampel db=n-1 Log db. Log db.

1

2 3

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010:97) c) Menghitung varians gabungan.

d) Menghitung log dari varians gabungan. e) Menghitung nilai Barlett.

f) Menghitung nilai .

g) Menentukan nilai dan titik kritis.

h) Membuat kesimpulan, dengan kriteria sebagai berikut:

 Jika nilai hitung < dari nilai tabel, maka diterima atau variasi data dinyatakan homogen.

 Jika nilai hitung dari nilai tabel, maka diterima atau variasi data dinyatakan tidak homogen.

3.8.3 Uji Linieritas

Uji linieritas menjadi salah satu syarat untuk analisis data yang menggunakan uji parametrik. Menurut Sambas Ali Muhidin (2010:99) menyatakan bahwa:

“Teknik analisis data yang didasarkan pada asumsi linieritas adalah


(51)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terkait dengan korelasi, khususnya korelasi Product Moment, termasuk di dalamnya teknik analisis regresi dan analisi jalur (path analysis)”.

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Uji linieritas dihitung dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007.

Sambas Ali Muhidin (2010:99-101), mengatakan bahwa pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah sebagai berikut:

a) Menyusun tabel kelompok data Variabel X dan Variabel Y b) Menghitung jumlah kuadrat regresi ( dengan rumus:

= ∑

c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b a ( , dengan rumus:

= b. ∑ ∑ ∑

d) Menghitung jumlah kuardat residu ( dengan rumus:

= ∑

e) Menghitung rata-rata kuadrat regresi a ( ) dengan rumus:

=

f) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a ( ) dengan rumus:

g) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu ( ) dengan rumus:

=

h) Menghitung jumlah kuadrat error dengan rumus:

= ∑ ∑ ∑

Untuk menghitung urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. i) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok ( ) dengan rumus:


(1)

judul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan seperti yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Gambaran gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah di SMK PGRI 2 Cimahi, yang terdiri dari 4 indikator yaitu: 1) Mengarahkan (telling); 2) Menjajakan (selling); 3) Mengikutsertakan (participating); dan 4) Mendelegasikan (Delegating), berada pada kategori cukup efektif. Dari keempat indikator tersebut, indikator yang berada pada kategori cukup efektif yaitu indikator mengikutsertakan (participating) dan mendelegasikan (delegating). Hal tersebut berimplikasi terhadap peningkatan motivasi Kerja Guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Berdasarkan indikator yang menjadi kajian dalam penelitian ini, diketahui bahwa indikator menjajakan (selling) memiliki tingkat persentase tertinggi, yaitu sebesar 68,69%. Sedangkan indikator mengikutsertakan (participating)

memiliki tingkat persentase terendah yaitu sebesar 62,14%.

2. Gambaran motivasi Kerja Guru di SMK PGRI 2 Cimahi, yang diukur oleh lima indikator yaitu: 1) Kebutuhan mempertahankan hidup (physiological needs); 2) Kebutuhan rasa aman (safety needs); 3) Kebutuhan sosial


(2)

131

judul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan 5) Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (self actualization) berada pada kategori cukup. Dari kelima indikator tersebut terdapat indikator yang berada pada kategori cukup, yaitu indikator kebutuhan mempertahankan hidup (physiological needs), kebutuhan akan penghargaan/prestise (esteem needs), dan kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (self actualization). Berdasarkan indikator yang menjadi kajian penelitian ini, diketahui bahwa indikator kebutuhan rasa aman

(safety needs) memiliki tingkat persentase tertinggi yaitu sebesar 71,67%. Sedangkan indikator kebutuhan mempertahankan hidup (physiological needs) memiliki tingkat persentase yang terendah yaitu sebesar 58,57%. 3. Besarnya pengaruh gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah

terhadap motivasi Kerja Guru di SMK PGRI 2 Cimahi ditunjukkan oleh hasil perhitungan dan analisis data yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah yang terdiri dari indikator Mengarahkan (telling); Menjajakan (selling); Mengikutsertakan

(participating); dan Mendelegasikan (Delegating), terdapat pengaruh yang cukup kuat antara variabel gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah terhadap motivasi Kerja Guru, yaitu dengan Koefisien Determinasi (KD) sebesar 34,10% dengan analisis korelasi sebesar 0,5840 yang berada pada kategori cukup kuat.


(3)

132

judul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

1. Pada variabel gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah, hasil perhitungan skor jawaban responden menunjukkan bahwa indikator terendah adalah indikator ”mengikutsertakan (participating)”. Merujuk

pada hasil tersebut, salah satu upaya agar motivasi kerja guru meningkat, yakni dengan cara mengikutsertakan guru dalam membuat keputusan yang bersifat umum bersama dengan Kepala Sekolah, dengan begitu guru merasa dihargai pendapatnya.

2. Pada variabel motivasi kerja guru, hasil perhitungan skor jawaban responden menunjukkan bahwa indikator terendah adalah indikator

“kebutuhan mempertahankan hidup (physiological needs)”.Merujuk pada

hasil tersebut, salah satu upaya agar pemenuhan kebutuhan mempertahankan hidup dapat terpenuhi adalah dengan meningkatkan kompensasi yang sesuai dengan standar kebutuhan hidup guru agar motivasi kerja guru meningkat.

3. Gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah mempunyai pengaruh yang positif terhadap motivasi Kerja Guru SMK PGRI 2 Cimahi. Mengingat gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah berpengaruh terhadap motivasi kerja guru, maka peneliti merekomendasikan agar Kepala Sekolah sebagai pemimpin harus lebih meningkatkan gaya kepemimpinan situasionalnya untuk memotivasi guru agar bekerja lebih baik lagi.


(4)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Bungin, M. Burhan. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fahmi, Irham. 2011. Manajemen Pengambilan Keputusan Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Hasibuan, Malayu S. P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh. Terjemahan: Vivin Andhika. Yogyakarta: Andi.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Reflika Aditama.

Marjohan. 2009. School Healing (Menyembuhkan Problem Sekolah). Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani.

Muhidin, Sambas Ali. 2010. Statistika 1 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.

_______, Sambas Ali. 2010. Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.

Rivai, Veithzal. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan Edisi Kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sedarmayanti. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia (Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil). Bandung: PT. Reflika Aditama. ___________. 2011. Membangun dan Mengembangkan Kepemimpinan serta

Meningkatkan Kinerja untuk Meraih Keberhasilan. Bandung: PT. Reflika Aditama.

Siagian, Sondang P. 1994. Teori dan Praktik Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


(5)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

______, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Silalahi, Ulber. 2011. Asas-Asas Manajemen. Bandung: PT. Refika Aditama. Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi 12

Buku 1. Terjemahan: Diana Angelica, Ria Cahyani dan Abdul Rosyid. Jakarta: Salemba Empat.

_________.2008. Perilaku Organisasi Edisi 12 Buku 2. Terjemahan: Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2002. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Peneliti. Bandung: Alfabeta.

________. 2011. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta.

________. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suwatno dan Donni Juni Priansa. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Thoha, Miftah. 2012. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin. 2011. Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.

Wahjosumidjo. 1994. Kiat Kepemimpinan dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Harapan Masa PGRI.

Sumber di luar Jurnal dan Buku:

Elzi Syaiyid, Hamidah Nayati Utami, dan Muhammad Faisal Riza. 2013.

Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja (Studi pada Karyawan Radar Malang PT. Malang Intermedia Pers). [Online]. Tersedia:

http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/ 16

Endina Camelia Putri dan Misbahudin Azzuhri. Pengaruh Model Kepemimpinan Situasional terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan PT. Karya Makmur Bahagia (KMB) Kalimantan Tengah. [Online]. Tersedia: http://www.jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/716


(6)

udul tulisan, 2014

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hafid Kurnia Alam, Moch. Al Musadieq, dan Heru Susiolo. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja (Studi pada Karyawan PT. PLN Persero APJ Malang). [Online]. Tersedia: http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/ 51

Iqbal Nazali. 2012. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Karyawan: Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi pada Karyawan PT. Garuda Indonesia Kota Semarang). [Online]. Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/37661/1/NAZILI.pdf

Kania Nurul Falah. 2010. Pengaruh Promosi Jabatan terhadap Disiplin Kerja Pegawai di Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cimahi. Skripsi Sarjana Pendidikan Manajemen Perkantoran Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Khusnul Khotimah. 2008. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga. [online]. Tersedia: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://eprints.upnj atim.ac.id/773/1/File_1.pdf

Sri Lestari. 2011. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan Outsourcing PT. PLN (Persero)Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan Jaringan (APJ) Cianjur. Skripsi Sarjana Pendidikan Manajemen Perkantoran Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Literatur Perundang-Undangan: