Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan dan Disposisi Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas.

(1)

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN DAN DISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Disertasi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Doktor Pendidikan Matematika

Promovendus

Reviandari Widyatiningtyas NIM. 0907996

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Lembar Persetujuan

Disertasi atas nama Reviandari Widyatiningtyas dengan Judul:

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN DAN DISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Disetujui untuk dipresentasikan pada Ujian Tahap Satu

Prof. Yaya S. Kusumah, M.Sc., Ph.D. Promotor Merangkap Ketua

Prof. Dr. Utari Sumarmo Ko-Promotor Merangkap Sekretaris

Prof. Jozua Sabandar, MA., Ph.D. Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Turmudi, M. Ed., M. Sc., Ph.D. NIP. 196101121987031003


(3)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS D AN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Reviandari Widyatiningtyas (2015). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan dan Disposisi Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pendekatan pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis, serta disposisi berpikir kritis dan kreatif matematis pada siswa SMA. Penelitian kuasi-eksperimen dengan disain perbandingan kelompok statis ini melibatkan 140 siswa dari level sekolah tinggi dan sedang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian meliputi tes kemampuan awal matematis (KAM), tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis, skala disposisi berpikir kritis dan kreatif matematis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2012. Data dianalisis dengan ANAVA dua jalur dan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan kemampuan berpikir kritis matematis, kemampuan berpikir kreatif matematis, dan disposisi berpikir kritis matematis siswa antara yang memperoleh PBM dan PKV. Di sisi lain tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan disposisi berpikir kreatif matematis siswa antara yang memperoleh PBM dan PKV. Terdapat interaksi antara faktor pendekatan pembelajaran dengan faktor level sekolah terhadap kemampuan berpikir kritis matematis, antara faktor pembelajaran dengan faktor KAM terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis, sebaliknya tidak terdapat interaksi antara faktor pendekatan pembelajaran dengan faktor KAM terhadap kemampuan berpikir kritis matematis, antara faktor pendekatan pembelajaran dan faktor level sekolah, terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, antara faktor pendekatan pembelajaran dan faktor level sekolah, antara faktor pendekatan pembelajaran dan faktor KAM terhadap disposisi berpikir kritis matematis, antara faktor pendekatan pembelajaran dan faktor level sekolah, dan antara faktor pendekatan pembelajaran dan faktor KAM terhadap disposisi berpikir kreatif matematis siswa. Terdapat asosiasi antara kemampuan berpikir kritis matematis dengan kemampuan berpikir kreatif matematis, disposisi berpikir kritis matematis, dan disposisi berpikir kreatif matematis. Tidak terdapat asosiasi antara kemampuan berpikir kreatif matematis dengan disposisi berpikir kreatif matematis.

Kata Kunci: Pembelajaran berbasis masalah, kemampuan berpikir kritis

Matematis, kemampuan berpikir kreatif matematis, disposisi berpikir kritis matematis, dan disposisi berpikir kreatif matematis.


(4)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS D AN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABS TRACT

Reviandari Widyatiningtyas (2013). The Effect of Problem-Based Learning Approach Mathematical Critical Thinking Ability, Mathematical Creative Thinking Ability, Mathematical Critical Thinking Disposition, Mathematical Creative Thinking Disposition on Senior High School Students.

The problem examined in this research is how the effect of the problem-based learning approach mathematical critical thinking and creative thinking ability, mathematical critical thinking and creative thinking disposition on Senior High School students. This study is Quasi-experimental with the static group co design involving 140 students from the school high and medium category. The research instruments consists of prior mathematical knowledge test (KAM), mathematical critical thinking and creative thinking ability test, and mathematical critical and creative thinking disposition scale. The experiment was conducted in January to June 2012. Data were analyzed by two- way ANOVA and t- test. The results of this study indicate that there are differences in mean siginifican mathematical critical thinking and creative thinking ability, and mathematical critical thinking disposition among students who acquired PBL and PKV. On the other hand there is no differences in mean significan mathematical creative thinking disposition among students who acquired PBL and PKV. There is an interaction between approaches to learning factors and school level factors to students mathematical critical thinking abilities, between approaches to learning factors and KAM factors students mathematical creative thinking ability. There is no interaction between learning factors approaches and prior matematical knowledge (KAM) factors to students mathematical critical thinking abilities; between approaches to learning factors and school level factors students mathematical creative thinking abilities; between approaches to learning factors and school level factors students mathematical critical thinking dispositions; between learning factors approaches and prior mathematical knowledge (KAM) factors of mathematical critical thinking disposition toward mathematics students; between approaches to learning factors and school level factors students mathematical creative thinking dispositions; and between learning factors approaches and prior mathematical knowledge (KAM) factors to students mathematical creative thinking ability. There is a significant association between mathematical critical thinking and mathematical creative thinking ability; between mathematical critical thinking ability and critical thinking ability disposition; between mathematical critical thinking ability and mathematical creative thinking disposition; there is no significant association between mathematical creative thinking ability and mathematical creative thinking disposition.

Keywords : Problem-based learning, mathematical critical thinking ability, mathematical creative thinking ability, critical thinking disposition, and creative thinking disposition.


(5)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman Judul

LEMBAR PERSETUJUAN……… . i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……… ii

PERNYATAAN……… iii

KATA PENGANTAR……….. iv

ABSTRAK……… vi

ABSTRACT………. . vii`

DAFTAR ISI……… . viii

DAFTAR TABEL……… . xiii

DAFTAR GAMBAR……… xx

DAFTAR LAMPIRAN……… . xxvi

BAB I PENDAHULUAN……… . 1

A. Latar Belakang Masalah……….. . 1

B. Rumusan Masalah………. 11

C. Tujuan Penelitian………... 14

D. Manfaat Penelitian………. 16

E. Definisi Operasional……….. 17

F. Hipotesis……….. .. 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA………. .. 22

A. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis………... 22

B. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis………... 30

C. Disposisi Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis……… 41

D. Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pemecahan Masalah…. 47 1. Pembelajaran Berbasis Masalah………... 47

2. Pemecahan Masalah……….. 61


(6)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teori Belajar yang Mendukung……….. 65

G. Penelitian yang Relevan……….. 69

BAB III METODE PENELITIAN………. . 73

A. Desain Penelitian……….. . 73

B. Subyek Populasi dan Subyek Sampel……….. 78

C. Instrumen Penelitian dan Pengembangan………. 80

1. Tes Kemampuan Awal Matematis………. 81

2. Tes kemampuan Berpikir Kritis Matematis………. 85

3. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis…………. 92

4. Skala Disposisi Berpikir Kritis Matematis………. 97

5. Skala Disposisi Berpikir Kreatif Matematis……… 100

6. Pedoman Wawancara………. 103

7. Pedoman Observasi……… . 105

D. Pengembangan Bahan Ajar……….. . 106

E. Prosedur Penelitian……… 108 1. Tahap Pendahuluan………. 108

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian………. 109

F. Jadwal Penelitian……….. 100

G. Teknik Analisis Data……… . 111

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 116

A. Analisis Data dan Hasil Penelitian……… 116

1. Analisis Kemampuan Awal Matematis……….. 117

2. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis……… 126

a. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa berdasarkan Pendekatan Pembelajaran……… 129 b. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan


(7)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kritis Matematis……….. 132 c. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan

Kemampuan Awal Matematis Siswa terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis……… 137

3. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis……. . 143 a. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa berdasarkan Pendekatan

Pembelajaran………. 146

b. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan Level Sekolah terhadap Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis……… 150 c. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan

Kemampuan Awal Matematis Siswa terhadap

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis…………. 155 4. Analisis Disposisi Berpikir Kritis Matematis………… 160

a. Perbandingan Disposisi Berpikir Kritis Matematis

Siswa berdasarkan Pendekatan Pembelajaran…….. 163 b. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan

Level Sekolah terhadap Disposisi Berpikir

Kritis Matematis……….. . 167 c. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan

Kemampuan Awal Matematis Siswa terhadap

Disposisi Berpikir Kritis Matematis……… . 172 5. Analisis Disposisi Berpikir Kreatif Matematis……….. . 177

a. Perbandingan Disposisi Berpikir Kreatif Matematis

Siswa berdasarkan Pendekatan Pembelajaran……. . 180 b. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan

Level Sekolah terhadap Disposisi Berpikir


(8)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Awal Matematik Siswa terhadap

Disposisi Berpikir Kreatif Matematis……….. . 190

6. Analisis Asosiasi antar Variabel……….... 195

a. Asosiasi antara Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis………. 195

b. Asosiasi antara Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dengan Disposisi Berpikir Kritis Matematis………. 196

c. Asosiasi antara Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dengan Disposisi Berpikir Kreatif Matematis………. 198

d. Asosiasi antara Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dengan Disposisi Berpikir Kreatif Matematis………. 199

7. Analisis Kelemahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif……… 202

8. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Sekolah Level Tinggi dan Sekolah Level Sedang……… 209

B. Pembahasan……….. 210

1. Deskripsi Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah………. 210

2. Level Sekolah……… 217

3. Kemampuan Awal Matematis……….. 220

4. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis……… 221

5. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis…………. 225


(9)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Disposisi Berpikir Kreatif Matematis……….. 233

8. Kinerja Siswa dalam Menyelesaikan Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa……… 236

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 239 A. Kesimpulan………. 239

B. Implikasi………. 243

C. Rekomendasi ………. 249

DAFTAR PUSTAKA………... 252


(10)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Peran Guru, Siswa dan Masalah dalam PBM……….. 52 Tabel 2.2. Perbandingan Pembelajaran PKV dan PBM……… 55 Tabel 2.3. Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah………... 78 Tabel 3.1. Keterkaitan antara Kemampuan Berpikir Kritis Matematis,

Kelompok Pembelajaran, Level Sekolah dan Kemampuan

Awal Matematis……… 74 Tabel 3.2. Keterkaitan antara Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis,

Kelompok Pembelajaran, Level Sekolah dan Kemampuan

Awal Matematis……… 75 Tabel 3.3. Keterkaitan antara Disposisi Berpikir Kritis Matematis,

Kelompok Pembelajaran, Level Sekolah dan Kemampuan

Awal Matematis………... 76 Tabel 3.4. Keterkaitan antara Disposisi Berpikir Kreatif Matematis,

Kelompok Pembelajaran, Level Sekolah dan Kemampuan

Awal Matematis………... 77

Tabel 3.5. Kriteria Kategori Kemampuan Awal Matematis (KAM)… 82

Tabel 3.6. Kriteria Nilai Kategori Kemampuan Awal Matematis …... 82 Tabel 3.7. Banyaknya Siswa Kelompok Atas, Tengah, dan Bawah


(11)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8. Uji Hasil Pertimbangan Validitas Isi Soal Tes Kemampu-

an Awal Matematis………... 83 Tabel 3.9. Uji Hasil Pertimbangan Validitas Muka Soal Tes

Kemampuan Awal matematis……….. 84 Tabel 3.10. Hasil Uji Pertimbangan Validitas Isi Soal Tes Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis………. 87 Tabel 3.11. Hasil Uji Pertimbangan Validitas Muka Soal Tes

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis……… 87 Tabel 3.12. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Soal Tes Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis……….. 88 Tabel 3.13. Pedoman Penskoran Respon Siswa pada Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis……….. 89 Tabel 3.14. Uji Hasil Pertimbangan Validitas Isi Soal Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis……….. 93 Tabel 3.15. Uji Hasil Pertimbangan Validitas Muka Soal Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis……….. 93 Tabel 3.16. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Soal Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis……….. 95 Tabel 3.17. Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis……… 95

Tabel 3.18. Distribusi Respon Siswa (contoh)……… 98 Tabel 3.19. Perhitungan Skor Skala Disposisi Berpikir Kritis

Matematis (+)………... 98 Tabel 3.20. Perhitungan Skor Skala Disposisi Berpikir Kritis

Matematis (-)……… 99 Tabel 3.21. Hasil Uji Validitas Item Skala Disposisi Berpikir Kritis

Matematis………. 99

Tabel 3.22. Distribusi Respon Siswa (contoh)………... 102 Tabel 3.23. Perhitungan Skor Skala Disposisi Berpikir Kreatif


(12)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Matematis (+)………... 102

Tabel 3.24. Perhitungan Skor Skala Disposisi Berpikir Kreatif Matematis (-)……… 102

Tabel 3.25. Hasil Uji Validitas Item Skala Disposisi Berpikir Kreatif Matematis………. 103

Tabel 3.26. Uji Hasil Pertimbangan Validitas Isi Lembar Kerja Siswa (LKS)……….. 107

Tabel 3.27.Uji Hasil Pertimbangan Validitas Muka Lembar Kerja Siswa (LKS)………. 107

Tabel 3.28.Jadwal Penelitian……… 111

Tabel 3.29.Kriteria Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (KBKsM), Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis (KBKfM), Disposisi Berpikir Kritis Matematis (DBKsM) Disposisi Berpikir Kreatif Matematis (DBKfM)…………... 113

Tabel 3.30.Kriteria Nilai Kategori Kemampuan Berpikir Kritis ……… 114

Tabel 3.31.Kriteria Nilai Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif…….. 114

Tabel 3.32.Kriteria Nilai Kategori Disposisi Berpikir Kritis………….. 114

Tabel 3.33.Kriteria Nilai Kategori Disposisi Berpikir Kreatif………… 114

Tabel 4.1. Sebaran Sampel Penelitian………. 117

Tabel 4.2. Data KAM berdasarkan Model Pembelajaran……… 117

Tabel 4.3. Data KAM berdasarkan Level Sekolah……… . 118

Tabel 4.4. Data KAM berdasarkan Kelompok Siswa………. 118

Tabel 4.5. Uji Normalitas Skor KAM pada Level Sekolah Tinggi……. 119

Tabel 4.6. Uji Normalitas Skor KAM pada Level Sekolah sedang……. 119

Tabel 4.7. Uji Normalitas Skor KAM berdasarkan Model Pembelajaran………... 122

Tabel 4.8. Uji Homogenitas Skor Tes KAM Kelas PBM Level Sekolah Tinggi dan Level Sekolah Sedang……….... 123 Tabel 4.9. Perbedaam Rata-rata KAM Siswa pada Kelas PBM


(13)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkan Level sekolah………. 124 Tabel 4.10.Perbedaan rata-rata KAM Siswa pada Kelas PKV

berdasarkan Level Sekolah………. 124 Tabel 4.11.Perbedaan Rata-rata KAM Siswa Kelas PBM dan PKV…. . 125 Tabel 4.12.Perbedaan Rata-rata KAM Siswa pada Level Sekolah

Tinggi dan Level Sekolah Sedang……….. 126 Tabel 4.13.Rekapitulasi Data Kemampuan Berpikir Kritis matematis.. .. 127 Tabel 4.14.Uji Normalitas Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

berdasarkan Pendekatan Pembelajaran……… 129 Tabel 4.15.Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis berdasarkan Pendekatan

Pembelajaran……… 130 Tabel 4.16.Perbedaan Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa berdasarkan Pendekatan Pembelajaran………... 131 Tabel 4.17.Uji Normalitas Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan Level Sekolah..… 133 Tabel 4.18.Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis berdasarkan pendekatan

Pembelajaran dan Level sekolah……….. 135 Tabel 4.19.Uji Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan Level

Sekolah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis…... 136 Tabel 4.20.Uji Normalitas Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan KAM…………. 138 Tabel 4.21.Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Kemampuan

Berpikir Kritis Matematik berdasarkan Pendekatan

Pembelajaran dan KAM………. 141 Tabel 4.22.Uji Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan KAM

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis…………. 141 Tabel 4.23.Rekapitulasi Data Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis . 144


(14)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.24.Uji Normalitas Skor Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik berdasarkan pendekatan Pembelajaran…………. 146 Tabel 4.25.Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis berdasarkan Pendekatan

Pembelajaran……….. 147 Tabel 4.26.Perbedaan Rerata Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa berdasarkan Pendekatan Pembelajaran……… 149 Tabel 4.27.Uji Normalitas Skor Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan

Level Sekolah………. 150 Tabel 4.28.Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis berdasarkan Pendekatan

Pembelajaran dan Level Sekolah……… 152 Tabel 4.29.Uji Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan Level

Sekolah terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis . 153 Tabel 4.30.Uji Normalitas Skor Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan KAM 155 Tabel 4.31.Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Kemampuan

Berpikir Kreatif berdasarkan Pendekatan Pembelajaran

Dan KAM……….... 158 Tabel 4.32.Uji Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan KAM

Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis……….... 158

Tabel 4.33.Rekapitulasi Data Disposisi Berpikir Kritis Matematis…….. 161 Tabel 4.34.Uji Normalitas Skor Skala Disposisi Berpikir Kritis

Matematis berdasarkan Pendekatan Pembelajaran…………. 163 Tabel 4.35.Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Skala Disposisi

Berpikir Kritis Matematis berdasarkan Pendekatan

Pembelajaran……….. 164 Tabel 4.36.Perbedaan Rerata Skor Skala Disposisi Berpikir Kritis


(15)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Matematis Siswa berdasarkan Pendekatan Pembelajaran….. 166 Tabel 4.37.Uji Normalitas Skor Disposisi Berpikir Kritis Matematis

berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan Level

Sekolah……… 168 Tabel 4.38.Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Skala Disposisi

Berpikir Kritis Matematik berdasarkan Pendekatan

Pembelajaran dan Level Sekolah……… 170 Tabel 4.39.Uji Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan Level

Sekolah terhadap Disposisi Berpikir Kritis Matematis……... 170 Tabel 4.40.Uji Normalitas Skor Disposisi Berpikir Kritis matematis

berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan KAM…………. 171 Tabel 4.41.Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Disposisi

Berpikir Kritis Matematis berdasarkan Pendekatan

Pembelajaran dan KAM………. 175 Tabel 4.42.Uji Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan KAM

Terhadap Disposisi Berpikir Kritis Matematis……….... 176

Tabel 4.43.Rekapitulasi Data Disposisi Berpikir Kreatif Matematis….... 178 Tabel 4.44.Uji Normalitas Skor Skala Disposisi Berpikir Kreatif

Matematis berdasarkan Pendekatan Pembelajaran………….. 180 Tabel 4.45.Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Skala Disposisi

Berpikir Kreatif Matematis Siswa berdasarkan Pendekatan

Pembelajaran………... 182 Tabel 4.46.Pendekatan Rerata Skor Skala Disposisi Berpikir Kreatif

Matematis Siswa berdasarkan Pendekatan Pembelajaran…… 182 Tabel 4.47.Uji Normalitas Skor Disposisi Berpikir Kreatif matematis

berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan Level Sekolah… 184 Tabel 4.48.Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Skala Disposisi

Berpikir Kreatif Matematis berdasarkan Pendekatan


(16)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.49.Uji Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan Level

Sekolah terhadap Disposisi Berpikir Kreatif Matematis…… 187 Tabel 4.50.Uji Normalitas Skor Disposisi Berpikir Kreatif Matematis

berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan KAM………… 190 Tabel 4.51.Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Disposisi Berpikir

Kreatif Matematis berdasarkan Pendekatan Pembelajaran

Dan KAM………. . 193 Tabel 4.52.Uji Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan KAM

Terhadap Disposisi Berpikir Kreatif matematis……… 193 Tabel 4.53. Asosiasi antara Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

dengan Kemampuan Berpikir Kreatif matematis………….. 195 Tabel 4.54. Hasil Uji Asosiasi antara Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis dengan Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis………. 196 Tabel 4.55. Asosiasi antara Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

dengan Disposisi Berpikir Kritis Matematis………. 197 Tabel 4.56. Hasil Uji Asosiasi antara Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis dengan Disposisi Berpikir Kritis

Matematis………. 197 Tabel 4.57. Asosiasi antara kemampuan berpikir kritis matematis

dengan disposisi berpikir kreatif matematis……… 198 Tabel 4.58. Hasil uji asosiasi antara kemampuan berpikir kritis

Matematis dengan disposisi berpikir kreatif matematis…... 198 Tabel 4.59. Asosiasi antara kemampuan berpikir kreatif matematis

dengan disposisi berpikir kreatif matematis………. 199 Tabel 4.60. Hasil Uji Asosiasi antara Kemampuan Berpikir Kreatif

dengan Disposisi Berpikir Kreatif Matematis……….. 199 Tabel 4.61.Masalah dan Pengujian Hipotesis pada Taraf


(17)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.62.Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

pada setiap Aspek berdasarkan Pendekatan Pembelajaran. 203 Tabel 4.63.Banyaknya Siswa yang Memperoleh Skor 4 pada Setiap

Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Matematis………. 204 Tabel 4.64.Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada

setiap Aspek berdasarkan Pendekatan Pembelajaran……… 208 Tabel 4.65.Banyaknya Siswa yang Memperoleh Skor Minimal 3

pada setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 208

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Model Normal Q-Q Plot KAM pada Pembelajaran

PBM Level Sekolah Tinggi………. . 120 Gambar 4.2. Model Normal Q-Q Plot KAM pada Pembelajaran

PKV Level sekolah Tinggi……… 120 Gambar 4.3. Model Normal Q-Q Plot KAM Pembelajaran


(18)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.4. Model Normal Q-Q Plot KAM pada Pembelajaran

PKV Level Sekolah Sedang……….. 121 Gambar 4.5. Model Normal Q-Q Plot KAM pada Pembelajaran

PBM……….. 122 Gambar 4.6. Model Normal Q-Q Plot KAM pada Pembelajaran

PKV………. . 122 Gambar 4.7. Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan KAM……… 128 Gambar 4.8. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis pada Pembelajaran PBM………. 130 Gambar 4.9. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis pada Pembelajaran PKV……… . 130 Gambar 4.10. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis pada Pembelajaran PBM Level Sekolah

Tinggi………. 133 Gambar 4.11. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis pada Pembelajaran PBM Level Sekolah

Sedang………... 134 Gambar 4.12. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis pada Pembelajaran PKV Level Sekolah

Tinggi………. 134 Gambar 4.13. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis pada Pembelajaran PKV Level sekolah

Sedang………. . 135 Gambar 4.14. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan

Level Sekolah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis……….. 137 Gambar 4.15. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kritis


(19)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.16. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis pada Pembelajaran PKV KAM Atas……….… 139 Gambar 4.17. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis pada Pembelajaran PBM KAM Tengah…….. 139 Gambar 4.18. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis pada Pembelajaran PKV KAM Tengah…….. 140 Gambar 4.19. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis pada Pembelajaran PBM KAM Bawah……. . 140 Gambar 4.20. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis pada Pembelajaran PKV KAM Bawah………. 140 Gambar 4.21. Interaksi antara Pembelajaran dengan KAM dalam

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis………. 143 Gambar 4.22. Rerata Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis menurut

Kelompok Pendekatan Pembelajaran, KAM, dan Data

Gabungan……….. 145 Gambar 4.23. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis pada Pembelajaran PBM……… 147 Gambar 4.24. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis pada Pembelajaran PKV……… . 148 Gambar 4.25. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis pada Pembelajaran PBM Level Sekolah

Tinggi………. 151 Gambar 4.26. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis pada Pembelajaran PKV Level Sekolah

Tinggi………. 151 Gambar 4.27. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis pada Pembelajaran PBM Level Sekolah

Sedang……… 152 Gambar 4.28. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kreatif


(20)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Matematis pada Pembelajaran PKV Level sekolah

Sedang………... 152 Gambar 4.29. Interaksi antara Pembelajaran dan Level Sekolah

Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis……... 154 Gambar 4.30. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis pada Pendekatan PBM KAM Atas………….. 156 Gambar 4.31. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis pada Pendekatan PKV KAM Atas…………... 156 Gambar 4.32. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis pada Pembelajaran PBM KAM Tengah……... 156 Gambar 4.33. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis pada Pembelajaran PKV KAM Tengah…….... 157 Gambar 4.34. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis pada Pembelajaran PBM KAM Bawah…….... 157 Gambar 4.35. Model Normal Q-Q Plot Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis pada Pembelajaran PKV KAM Bawah……... 157 Gambar 4.36. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan

Kemampuan Awal Matematis terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis……….. 160 Gambar 4.37. Rata-rata Skor Disposisi Berpikir Kritis Matematis

Siswa berdasarkan KAM, Pendekatan Pembelajaran

dan Gabungan……….. 162 Gambar 4.38. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kritis Matematis pada Pendekatan PBM………. 164 Gambar 4.39. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kritis Matematis pada Pendekatan PKV………. 164 Gambar 4.40. Model Normal Q-Q Plot Skal Disposisi Berpikir

Kritis Matematis pada Pendekatan PBM Level


(21)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.41. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir Kritis Matematis pada Pendekatan PKV Level

Sekolah Tinggi………. 168 Gambar 4.42. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kritis Matematis pada Pendekatan PBM Level

Sekolah Sedang……… 169 Gambar 4.43. Model Normal Q-Q Plot Skal Disposisi Berpikir

Kritis Matematis pada Pendekatan PKV Level

Sekolah Sedang……… 169 Gambar 4.44. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan

Level Sekolah terhadap Disosisi Berpikir Kritis

Matematis………... 172 Gambar 4.45. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kritis Matematis pada Pendekatan PBM KAM Atas….. 173 Gambar 4.46. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kritis Matematis pada Pendekatan PKV KAM Atas….. 173 Gambar 4.47. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kritis Matematis pada Pendekatan PBM

KAM Tengah………... 174 Gambar 4.48. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kritis Matematis pada Pendekatan PKV

KAM Tengah……… 174 Gambar 4.49. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kritis Matematis pada Pendekatan PBM

KAM Bawah……… 174 Gambar 4.50. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kritis Matematis pada Pendekatan PKV

KAM Bawah……… 175 Gambar 4.51. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan


(22)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan Awal Matematis terhadap Disposisi

Berpikir Kritis Matematis………. 177 Gambar 4.52. Rata-rata kala Disposisi Berpikir Kreatif Matematis

Siswa berdasarkan Pendekatan Pembelajaran,

KAM, dan Gabungan………... 179 Gambar 4.53. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kreatif Matematis pada Pendekatan PBM………... 181 Gambar 4.54. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kreatif Matematis pada Pendekatan PKV……… 181 Gambar 4.55. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kreatif Matematis pada Pendekatan PBM Level

Sekolah Tinggi………. 185 Gambar 4.56. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kreatif Matematis pada Pendekatan PKV Level

Sekolah Tinggi………. 185 Gambar 4.57. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kreatif Matematis pada Pendekatan PBM Level

Sekolah Sedang……… 186 Gambar 4.58. Model Normal Q-Q Plot Skala Disposisi Berpikir

Kreatif Matematis pada Pendekatan PKV Level

Sekolah Sedang……… 186 Gambar 4.59. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan

Level sekolah terhadap Disposisi Berpikir Kreatif

Matematis………. 189 Gambar 4.60. Model Normal Q-Q Plot Disposisi Berpikir Kreatif

Matematis pada Pendekatan PBM KAM Atas…………. 190 Gambar 4.61. Model Normal Q-Q Plot Disposisi Berpikir Kreatif

Matematis pada Pembelajaran PKV KAM Atas……….. 191 Gambar 4.62. Model Normal Q-Q Plot Disposisi Berpikir Kreatif


(23)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Matematis pada Pembelajaran PBM KAM Tengah……. 191 Gambar 4.63. Model Normal Q-Q Plot Disposisi Berpikir Kreatif

Matematis pada Pembelajaran PKV KAM Tengah……. 191 Gambar 4.64. Model Normal Q-Q Plot Disposisi Berpikir Kreatif

Matematis pada Pembelajaran PBM KAM Bawah…….. 192 Gambar 4.65. Model Normal Q-Q Plot Disposisi Berpikir Kreatif

Matematis pada Pembelajaran PKV KAM Bawah…….. 192 Gambar 4.66. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan

Kemampuan Awal Matematis terhadap Disposisi

Berpikir Kreatif Matematis……….. 194


(24)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A-1 Lembar Pertimbangan……… 259 Lampiran A-2 Hasil Pertimbangan Validitas Isi dan Validitas Muka

Kemampuan Awal Matematis………. 265 Lampiran A-3 Hasil pertimbangan Validitas Isi dan Validitas Muka

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis………... 265 Lampiran A-4 Hasil Pertimbangan Validitas Isi dan Validitas Muka

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis……… 266 Lampiran A-5 Data Hasil Uji Coba Soal Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis……….. 267 Lampiran A-6 Uji Reliabilitas dan Validitas Kemampuan Berpikir

Kritis matematis……….. 268 Lampiran A-7 Data Hasil Uji Coba Soal Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis……….. . 269 Lampiran A-8 Uji Validitas dan Reliabilitas Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis……… 270 Lampiran A-9 Kisi-kisi Skala Disposisi Berpikir Kritis Matematis….. 271 Lampiran A-10 Data Hasil Uji Coba Skala Disposisi Berpikir

Kritis Matematis………. 276 Lampiran A-11 Kisi-kisi Skala Disposisi Berpikir Kreatif Matematis.. . 280 Lampiran A-12 Data Hasil Uji Coba Skala Disposisi Berpikir

Kreatif Matematis……… 282 Lampiran A-13 Pemberian Skor Setiap Item Skala Disposisi


(25)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berpikir Kritis Matematis………... 292 Lampiran A-14 Rekapitulasi Skala Disposisi Berpikir Kritis

Matematis setelah Pembobotan………... 293 Lampiran A-15 Hasil Uji Validitas Skala Disposisi Berpikir

Kritis Matematis………. 294 Lampiran A-16 Pemberian Skor setiap Item Skala Disposisi

Berpikir Kreatif Matematis……… 304 Lampiran A-17 Rekapitulasi Skala Disposisi Berpikir Kreatif matematis… 305 Lampiran A-18 Hasil Uji Validitas Skala Disposisi Berpikir

Kreatif Matematis………. . 305 Lampiran B-1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………. . 306 Lampiran B-2 Bahan Ajar LKS………. 331 Lampiran B-3 Lembar Observasi Pelaksanaan PBM………. 390 Lampiran B-4 Soal Tes Kemampuan Awal Matematis………. 398 Lampiran B-5 Kisi-kisi dan Soal Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis……….. . 403 Lampiran B-6 Kisi-kisi dan Soal Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis……….. . 411 Lampiran C-1 Skor Kemampuan Awal Matematis……….. . 415 Lampiran C-2 Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematis…………. 419 Lampiran C-3 Skor Kemampuan Berpikir Kreatif matematis………. . 423 Lampiran C-4 Skor Skala Disposisi Berpikir Kritis Matematis…….. . 424 Lampiran C-5 Skor Skala Disposisi Berpikir Kreatif matematis……. . 432 Lampiran D-1 Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Perbedaan

Rata-rata Tes Kemampuan Awal Matematis…………. 437 Lampiran D-2 Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Perbedaan

Rata-rata Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis, Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan Level


(26)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dan Kelompok KAM terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis……….. 447 Lampiran D-3 Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Perbedaan

Rata-rata Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan Level

Sekolah, serta Interaksi Pendekatan Pembelajaran Dan Kelompok KAM terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis……….. . 461 Lampiran D-4 Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Perbedaan

Rata-rata Disposisi Berpikir Kritis Matematis, Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan Level Sekolah, serta Interaksi Pendekatan Pembelajaran Dan Kelompok KAM terhadap Disposisi

Berpikir Kritis Matematis……….. 478 Lampiran D-5 Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Perbedaan

Rata-rata Disposisi Berpikir Kreatif Matematis, Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan Level Sekolah, serta Interaksi Pendekatan Pembelajaran Dan Kelompok KAM terhadap Disposisi

Berpikir Kreatif Matematis……….. . 495 Lampiran E-1 Keterkaitan antara Kemampuan Berpikir Kritis

Matematik, Kelompok Pembelajaran, Level

Sekolah dan Kemampuan Awal Matematik………….. . 513 Lampiran E-2 Keterkaitan antara Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik, Kelompok Pembelajaran, Level

Sekolah dan Kemampuan Awal Matematis………….. . 516 Lampiran E-3 Keterkaitan antara Disposisi Berpikir Kritis

Matematik, Kelompok Pembelajaran, Level


(27)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran E-4 Keterkaitan antara Disposisi Berpikir Kreatif Matematik, Kelompok Pembelajaran, Level

Sekolah dan Kemampuan Awal Matematis…………. . 521


(28)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menghadapi era globalisasi ini diperlukan sumber daya manusia (SDM) handal yang memiliki pemikiran kritis, kreatif, sistematis, logis, kemauan untuk bekerja secara efektif, dan percaya diri. Karena SDM yang memiliki kemampuan-kemampuan seperti itulah yang dapat memanfaatkan informasi, sehingga informasi yang melimpah ruah dan cepat yang datang dari berbagai sumber dan tempat di dunia dapat diolah dan dipilih. Karena informasi yang diterima secara melimpah ruah tersebut tidak semuanya diperlukan dan dibutuhkan. Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan seperti itu, lebih mungkin dihasilkan salah satunya melalui pembelajaran matematika. Menurut Sumarmo (2002, 2004, 2006) pembelajaran matematika didukung oleh visi pendidikan matematika yang mempunyai dua arah pengembangan, yaitu memenuhi kebutuhan masa kini dan masa yang akan datang.

Visi pertama untuk kebutuhan masa kini, pembelajaran matematika mengarah pada pemahaman konsep-konsep yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Visi kedua untuk kebutuhan masa yang akan datang atau mengarah ke masa depan, mempunyai arti lebih luas yaitu pembelajaran matematika memberikan kemampuan nalar yang logis, sistematis, kritis dan cermat serta berpikir objektif dan terbuka yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari serta untuk menghadapi masa depan yang selalu berubah.

Dalam kurikulum matematika 2006 (KTSP) disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan


(29)

2

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Selain itu bisa ditunjukkan dengan pendapat-pendapat berikut ini. NCTM (2000) menyatakan bahwa kemampuan problem solving

merupakan kemampuan atau kompetensi utama dalam mempelajari matematika yang direkomendasikan untuk dilatihkan dan dimunculkan sejak belajar matematika dari tingkat sekolah dasar hingga tingkat selanjutnya. Ruseffendi (2008) menyatakan pula bahwa gunanya matematika diajarkan di sekolah yaitu matematika sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari, matematika sebagai studi lanjut, matematika sebagai pengetahuan dan kemampuan prasyarat, matematika sebagai pembantu bidang studi lain, matematika sebagai pengembangan ilmu, dan matematika untuk mencerdaskan bangsa. Oleh sebab itulah maka matematika wajib diterima oleh peserta didik di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikemukakan bahwa dengan karakteristik yang dimiliki matematika akan membawa pembelajaran matematika mengarah kepada membangun kemampuan berpikir siswa. Pada dasarnya setiap siswa memiliki kemampuan dan disposisi berpikir kritis, dan kreatif matematis, tetapi masalahnya adalah bagaimana caranya kita memunculkan, membangun, serta meningkatkan kemampuan dan disposisi berpikir kritis dan kreatif matematis melalui pembelajaran matematika.

Kemampuan berpikir kritis salah satunya baru akan muncul manakala siswa sedang panik dalam menghadapi masalah baik di kelas maupun di luar kelas dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat siswa terdesak untuk menyelesaikan suatu masalah dengan waktu yang terbatas, akan memicu untuk muncul kemampuan berpikir kritis siswa dalam hal


(30)

3

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sesuai yang dikemukakan oleh Sabandar (2007) bahwa pemicu seseorang untuk berpikir kritis adalah ketegangan yang terjadi saat menghadapi ulangan, ujian atau tes seleksi memasuki suatu jenjang pendidikan yang sifatnya kompetitif dan waktu yang diberikan terbatas. Pada keadaan seperti ini seseorang akan berpikir secara kritis untuk mengambil keputusan dalam penggunaan strategi untuk menyelesaikan suatu masalah.

Menurut Krulik dan Rudnick (1999) yang termasuk berpikir kritis matematis adalah berpikir yang menguji, mempertanyakan, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek yang ada dalam suatu situasi ataupun suatu masalah. Dengan demikian, dalam proses berpikir kritis, siswa akan membuat suatu pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi, kemudian menghubungkan masalah yang ada dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya, dan pada akhirnya siswa akan mengevaluasi semua yang telah dilakukan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Salah satu suasana pembelajaran matematika yang dapat memunculkan potensi berpikir kritis siswa adalah pembelajaran matematika yang berpusat pada siswa dan siswa dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan matematis.

Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa akan muncul dan tumbuh apabila siswa sering diberi latihan matematika yang menuntut pemecahan masalah, inkuiri, eksplorasi, investigasi ataupun penemuan. Hal ini sesuai dengan Sabandar (2007) bahwa hasil yang dimunculkan dari berpikir kreatif merupakan sesuatu yang baru bagi yang bersangkutan serta merupakan sesuatu yang berbeda dari yang biasanya dia lakukan. Jadi, kegiatan pemecahan masalah, inkuiri, eksplorasi, investigasi dan penemuan yang dilatihkan kepada siswa menuntut siswa untuk mampu menemukan cara penyelesaian yang berbeda dengan orang lain ataupun penyelesaian yang beragam cara.


(31)

4

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran matematika yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah pembelajaran matematika berupa pemberian permasalahan-permasalahan yang harus dipecahkan melalui eksplorasi, inkuiri, ataupun penemuan yang baru bagi siswa dan memiliki cara penyelesaian sesuai dengan keinginan siswa berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Alexander (2007) bahwa faktor sosial yang mendukung tumbuhnya kreativitas sebagian besar dapat ditemukan di ruang kelas atau melalui aktivitas pembelajaran. Situasi pembelajaran yang memberikan kebebasan bagi siswa untuk bertanya, mencoba, melakukan eksplorasi, melakukan penyelidikan, mengajukan dugaan, atau menarik kesimpulan merupakan siatuasi atau lingkungan kreatif yang mendukung tumbuhnya kreativitas siswa.

Keberhasilan belajar matematika yang mencerminkan kecerdasan merupakan salah satu penunjang berkembangnya kreativitas. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mann (2005) yang menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika yang mencerminkan kecerdasan merupakan salah satu penduga yang signifikan bagi kreativitas. Meskipun kecerdasan merupakan prasyarat bagi kreativitas, tetapi kecerdasan bukanlah syarat mutlak. Selain kecerdasan, terdapat faktor lain yang mempengaruhi tumbuhnya kreativitas yaitu faktor afektif. Pentingnya aspek afektif dalam pengembangan kreativitas dikemukakan oleh Torrance (Nakin, 2003). Dalam mendeskripsikan kreativitas, Torrance mengidentifikasi karakteristik individu-individu kreatif adalah memiliki komitmen moral, percaya diri, mampu melihat masalah dari sudut pandang berbeda dan mampu menemukan solusi berbeda.

Disposisi berpikir kritis dan kreatif matematis merupakan salah satu faktor penunjang kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis. Siswa memerlukan disposisi berpikir kritis dan kreatif matematis agar dapat bertahan dalam menghadapi masalah, mengambil tanggung jawab,


(32)

5

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan melakukan kebiasaan kerja yang baik dalam belajar matematika dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis.

Pembelajaran matematika yang dapat membangun dan mengembangkan kemampuan dan disposisi berpikir kritis dan kreatif matematis siswa adalah pembelajaran matematika yang dirancang dapat mengaktifkan siswa dengan memberikan permasalahan-permasalahan non rutin yang harus diselesaikan oleh siswa baik secara individu maupun kelompok. Hal ini sejalan dengan kurikulum 2006 (KTSP) matematika yang berlaku yang memberikan paradigma berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Perubahan yang cukup mendasar dalam kurikulum ini adalah terutama dalam penerapan pandangan pelaku dalam proses belajar, yaitu siswa dianggap sebagai sumber pengetahuan, posisi guru dalam kurikulum ini tidak lagi mendominasi kelas melainkan bisa sebagai fasilitator. Dalam kurikulum matematika dicantumkan mengenai standar kompetensi matematika yang mencakup pemahaman konsep matematis, komunikasi matematis, koneksi matematis dan pemecahan masalah matematis, serta sikap dan minat siswa terhadap matematika.

Dalam hal pembelajaran matematika yang telah diuraikan di atas, dalam prakteknya di lapangan tidak semudah yang dituliskan. Permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran matematika di sekolah masih didominasi pada faktor guru dan siswa. Sekalipun dalam kurikulum matematika secara eksplisit dikemukakan bahwa diharapkan dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah-masalah yang kontekstual, siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep-konsep matematika. Namun pelaksanaannya di lapangan, guru lebih sering menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional, selalu mengajarkan konsep dengan cara yang mekanistik dan siswa kurang diberi tantangan.


(33)

6

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beberapa penelitian menerangkan bahwa hasil pembelajaran matematika di sekolah belum menunjukkan hasil yang memuaskan (Djadjuli, 1999; Lestari, 1999; Sumarmo, 1999). Selain itu dalam hasil survey IMSTEP-JICA (1999) di kota Bandung didapati bahwa salah satu penyebab rendahnya kualitas pemahaman matematis siswa adalah karena dalam proses pembelajaran matematika, guru umumnya terlalu berkonsentrasi pada latihan menyelesaikan soal yang umumnya lebih bersifat prosedural dan mekanistik daripada pengertian. Siswa cenderung pasif, karena dalam kegiatan pembelajaran guru bertindak sebagai sumber informasi yang biasanya menjelaskan konsep secara informatif dalam memberikan contoh soal dan memberikan soal-soal latihan.

Penemuan yang telah diuraikan di atas, didukung juga oleh temuan Sutiarso (2000) yaitu bahwa kenyataan di lapangan justru menunjukkan siswa pasif dalam merespon pembelajaran, siswa cenderung hanya menerima transfer pengetahuan dari guru, demikian pula guru pada saat kegiatan pembelajaran hanya sekedar menyampaikan informasi pengetahuan tanpa melibatkan siswa dalam proses yang aktif dan generatif.

Selain itu dikemukakan pula oleh Hinduan, Hidayat, dan Firman (Turmudi, 2008) bahwa dari sudut pandang proses pembelajaran matematika dan IPA di sekolah masih dilaksanakan dengan cara ceramah, terutama memberikan fakta dan informasi kepada siswa tanpa memberikan peluang kepada siswa untuk melaksanakan aktivitas yang merangsang dan melatih kemampuan mereka untuk mengamati, berpikir dan meneliti.

Kondisi pembelajaran matematika yang telah dijelaskan di atas merupakan salah satu karakteristik umum bagaimana guru melaksanakan pembelajaran matematika. Menurut Armanto (2002), kegiatan pembelajaran matematika yang konvensional biasanya berpusatkan pada guru, menggunakan metode ekspositori, dan biasanya siswa pasif, pertanyaan dari siswa jarang muncul, siswa berorientasi pada satu jawaban


(34)

7

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang benar, dan aktivitas kelas didominasi dengan kegiatan mencatat dan menyalin.

Memperhatikan beberapa hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, secara tidak langsung memberikan gambaran bahwa pembelajaran matematika pada umumnya menggunakan pembelajaran langsung. Sementara menurut Peterson (Sumarmo et al, 2000) pembelajaran langsung dipandang sebagai metode yang paling efektif untuk pencapaian hasil belajar matematika tingkat rendah atau pemahaman prosedural, tetapi tidak memadai untuk mendorong pencapaian keterampilan tingkat tinggi. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran saat ini kurang melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Melihat kurangnya perhatian terhadap pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa, dipandang perlu untuk memberikan perhatian yang lebih pada kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran matematika.

Pembelajaran langsung yang digunakan dan disenangi oleh guru-guru saat ini adalah pembelajaran konvensional yang biasanya menggunakan metode ekspositori. Pembelajaran ini dimulai dengan guru menjelaskan konsep atau prinsip, kemudian guru memberikan contoh-contoh penerapan konsep atau prinsip. Selanjutnya siswa diberikan waktu untuk berlatih menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan konsep atau prinsip yang terdapat pada Lembar Kegiatan Siswa (LKS) atau buku teks untuk dikerjakan secara individu atau kelompok. Memperhatikan uraian tersebut, maka pembelajaran langsung pada pembelajaran matematika kurang menyajikan masalah kontekstual. Menurut Jenning dan Dunne (Suharta, 2001) mengaitkan pengalaman kehidupan nyata siswa dengan idea-idea matematik dalam pembelajaran di kelas penting dilakukan agar pembelajaran bermakna.

Salah satu permasalahan dalam pembelajaran matematika adalah sebagian besar siswa masih merasa sangat sulit untuk bisa secara cepat


(35)

8

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyerap dan memahami pelajaran matematika. Kesulitan siswa ini diduga ada kaitannya dengan cara guru mengajar di kelas kurang bervariasi. Bagi siswa yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi, kemungkinan siswa tidak akan bermasalah dalam menerima pembelajaran matematika dan dapat memahami konsep dengan baik, pada kondisi guru mengajar dengan pendekatan ataupun metode pembelajaran apapun yang diterapkan. Tetapi bagi siswa yang memiliki tingkat kecerdasan rata-rata dan rendah, maka baginya pembelajaran matematika sangat sulit dan menjemukan yang akhirnya berakibat siswa tidak senang belajar matematika. Jenning dan Dunne (Suharta, 2001) mengatakan bahwa pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan sehari-hari, indikasinya adalah pada pembelajaran matematika selama ini, dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep. Hal lain yang diduga menyebabkan sulitnya belajar matematika bagi siswa adalah karena pembelajaran matematika dirasakan kurang bermakna. Masih banyak ditemui guru mengajarkan matematika di kelas tidak mengaitkan dengan pengetahuan sebelumnya (prior-knowledge) yang telah dimiliki siswa.

Kondisi pembelajaran matematika yang telah diuraikan di atas diprediksi dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar siswa, diperlukan perubahan paradigma dari bagaimana guru mengajar kepada bagaimana siswa belajar. Cooney, Sanchez, dan Ice (Sumarmo, 2005) mengajukan saran untuk reformasi dalam pembelajaran matematika yaitu dari pendekatan pembelajaran dengan meniru ke belajar dengan pemahaman. Reformasi tersebut berdasarkan pendapat bahwa knowing

mathematics is doing mathematics yaitu pembelajaran yang lebih

menekankan pada proses (doing) dibandingkan pada knowing that.

Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan peningkatan kualitas pembelajaran matematika dan mengadakan inovasi dalam pembelajaran matematika yaitu dari guru sebagai sumber pengetahuan dan


(36)

9

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyampai bahan pelajaran (teacher-centered) ke guru sebagai fasilitatot yang lebih menekankan pada aktivitas belajar siswa (student-centered). Siswa sebagai penerima langsung pengetahuan dari guru, ke siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan menemukan kembali

(guided-reinvention), masalah yang disajikan dari masalah rutin ke masalah non

rutin, dari pembelajaran untuk pemecahan masalah dan tentang pemecahan masalah ke pembelajaran melalui pendekatan pemecahan masalah.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyatakan bahwa supaya siswa mampu berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah, baik masalah di sekolah maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan berpandangan konstruktivisme. Berbagai pendekatan dan model pembelajaran yang mempunyai karakteristik seperti itu, diantaranya pembelajaran berbasis masalah, open-ended, inkuiri, realistik, kontekstual, dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini dipilih pendekatan pembelajaran berbasis masalah, dengan alasan bahwa pembelajaran berbasis masalah menyajikan masalah kontekstual pada awal pembelajaran, hal ini merupakan salah satu stimulus atau pemicu siswa untuk berpikir. Dalam hal ini masalah bertindak sebagai penghubung dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dan dapat memfasilitasi siswa melakukan eksplorasi, investigasi dan pemecahan masalah. Sabandar (2005) mengemukakan bahwa situasi pemecahan masalah merupakan suatu tahapan di mana ketika individu dihadapkan kepada suatu masalah ia tidak serta merta mampu menemukan solusinya, bahkan dalam proses penyelesaiannya ia masih mengalami kebuntuan. Pada saat itu terjadi konflik kognitif yang tidak menutup kemungkinan memaksa siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

Dipilihnya pendekatan pembelajaran berbasis masalah juga atas pertimbangan lain yang sejalan dengan kurikulum KTSP dan BSNP tahun 2006 yang mengemukakan bahwa diharapkan dalam setiap kesempatan,


(37)

10

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran matematika dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi, dengan mengajukan masalah-masalah kontekstual, siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep-konsep matematika. Pertimbangan lain adalah bahwa pendekatan ini berbasis pada pemecahan masalah, sehingga memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikirnya.

Prediksi yang dikemukakan peneliti di atas ditunjang dengan hasil penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran yang serupa dengan pembelajaran berbasis masalah. Studi Suryadi (2005) melaporkan bahwa penerapan pembelajaran tidak langsung dapat memberikan peluang berkembangnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Selanjutnya studi Herman (2005) melaporkan bahwa proses pemecahan masalah yang dilakukan secara terpadu melalui interaksi kooperatif antar siswa dan intervensi guru yang proporsional dapat secara efektif meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMP. Selanjutnya studi Ratnaningsih (2007) menghasilkan bahwa penerapan pembelajaran konvensional pada pembelajaran matematika, siswa SMA lemah dalam kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta kemandirian belajar. Siswa unggul dalam kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta kemandirian belajar manakala diterapkan pendekatan kontekstual. Selain itu studi Mulyana (2008) juga menunjukkan bahwa pembelajaran konvensional tidak dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis pada siswa SMA.

Hasil studi Mahmudi (2010) melaporkan bahwa siswa SMP yang mengikuti pembelajaran matematika dengan strategi MHM berbasis masalah memiliki kemampuan berpikir kreatif matematis dan disposisi matematis yang lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Selanjutnya Ismaimuza (2010) dalam studinya juga melaporkan bahwa kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah dengan strategi


(38)

11

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konflik kognitif lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hasil studi Hasratudin (2010) melaporkan bahwa siswa SMP yang diberi pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik memiliki kemampuan berpikir kritis lebih baik dari siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Risnanosanti (2010) melaporkan hasil studinya bahwa perkembangan kemampuan kreatif matematis siswa SMA yang memperoleh pembelajaran inkuiri lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa, dan selanjutnya Noer (2010) melaporkan studinya bahwa kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional.

Choridah (2013) melaporkan bahwa pembelajaran berbasis masalah berperan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi, kemampuan berpikir kreatif dan disposisi matematis siswa SMP. Selanjutnya Dian dkk (2014) melaporkan bahwa model problem based

learning efektif untuk meningkatkanbkemampuan berpikir kreatif matematis, tetapi tidak efektif untuk meningkatkan self-concept siswa SMP. Hasil penelitian Nurina (2014) pada siswa SMP menghasilkan kesimpulan bahwa, PBL efektif dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kreatif matematis siswa SMP dan PBL juga efektif untuk menumbuhkan self-esteem siswa.

Studi Suryadi, Herman, Mahmudi, Ismaimuza, Hasratudin, Noer, Choridah, Dian, dan Nurina dilakukan di SMP, dan studi Risnanosanti di SMA dengan materinya aturan perkalian, permutasi, kombinasi dan peluang. Ratnaningsih dan Mulyana studinya di SMA dengan materi persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan kuadrat. Hal ini menimbulkan keinginan peneliti untuk melanjutkan penelitian yang telah dilakukan orang lain dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis


(39)

12

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

PENGARUH PEND EKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHAD AP KEMAMPUAN D AN D ISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beserta dengan disposisi berpikir kritis matematis, kemampuan berpikir kreatif matematis beserta dengan disposisi berpikir kreatif matematis dengan materi trigonometri dan ruang dimensi tiga yang diimplementasikan pada siswa Sekolah Menengah Atas.

Salah satu pembelajaran yang menghadapkan masalah dalam penguasaan konsep adalah pembelajaran berbasis masalah, dengan fokus utamanya dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran ini adalah peran guru sebagai perancang, organisator dan fasilitator pembelajaran. Sehingga dengan pembelajaran tersebut siswa mendapat kesempatan untuk memahami dan memaknai matematika melalui aktivitas belajar. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang diawali dengan menghadapkan siswa dengan masalah matematika. Dengan segenap pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya, siswa dituntut untuk menyelesaikan masalah yang kaya dengan konsep-konsep matematika. Secara singkat karakteristik pembelajaran berbasis masalah di antaranya adalah memposisikan siswa sebagai self directed problem solver melalui kegiatan kolaboratif mendorong siswa untuk mampu menemukan masalah dan mengelaborasinya dengan menyajikan dugaan-dugaan dan merencanakan penyelesaian. Memfasilitasi siswa untuk mengeksplorasi berbagai alternatif penyelesaian dan implikasinya serta mengumpulkan dan mendistribusikan informasi, dan melatih siswa terampil menyajikan temuan dengan membiasakan untuk merefleksi secara inquiri tentang efektivitas cara berpikir mereka dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

Uraian di atas menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah memiliki potensi sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dan berpikir kreatif matematis. Melalui pembelajaran demikian diduga siswa melakukan kebiasaan-kebiasaan berpikir kritis dan kreatif matematis untuk mengeksplorasi masalah


(1)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

Pertama (SMP). Disertasi Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak dipublikasikan.

Hwang, W.Y. et al. (2007). Multiple Representation Skills and Creativity Effects on Mathematical Problem Solving Using a Multimedia Whiteboard System. Dalam Educational Technology & Society Journal. [Online]. Vol 10 (2). 191-212. Tersedia: http://www.ifets.info/ journals/ 10_2/17.pdf. [20 Januari 2010].

IMSTEP. (1999). Permasalahan Pembelajaran Matematika SD, SLTP, dan SMU di Kota Bandung. Bandung: FPMIPA.

Ibrahim, M. dan Nur, M. (2000). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa University Press.

Isaksen, Scoot G. (2003). CPS: Linking Creativity and Problem Solving. [Online]. Tersedia: http://www.cpsb.com. [10 Desember 2009].

Isaksen, Scott.G. (1987). A New Dimension for Creativity Research : Examining Style and Level of Creativity. A paper presented at The KAI Conference, Hertfordshire, UK June 30- July 2, 1987. [Online]. Tersedia: http://www.cpsb.com. [10 Desember 2009].

Ismaimuza, Dasa. (2010). Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Koflik Kognitif. Disertasi Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak Dipublikasikan.

Johnson, Elaine B. (2002). Contextual Teaching and Learning : what it is and

why it’s here to stay: Thousand Oaks : Corwin Press, Inc. Kaplan, R.M., & Saccuzzo, D.P. (1989). Psychological Testing : Prinsiples, Applications, and issues. California : Brooks/Cole Publishing Company.

Knain, E. dan Turmo, A. (2000). Self-Regulated Learning. [Online]. Tersedia. http://www.no/nordisk-pisa2000/kap.8.pdf. [15 Juli 2006].

Kilpatrick, J., Swafford, J., & Findell, B. (2001). Adding it Up: Helping Children Learn Mathematics. Washington, DC: National Academy Press.

Krulik, Stephen & Rudnick, Jesse A. (1995). The New Source Book for Teaching Reasoning and Problem Solving in Elementary School. Needham Heights: Allyn & Bacon.


(2)

Creative Thinking Skills. Dalam Developing Mathematical Reasoning in. Grade K-12. Stiff. L.V. dan Curcio FR. Ed. 1999. Yearbook NCTM, Reston, Virginia.

Lumsdaine, Edward & Lumsdaine. Monica. (1995). Creative Problem Solving. Thinking Skills for a changing world. Singapore: Mc Graw-Hill Book Co. Mahmudi, Ali. (2010). Pengaruh Pembelajaran dengan Strategi MHM

Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis serta Persepsi terhadap Kreativitas. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak Dipublikasikan.

Martin. (2009). Convergent and Divergent Thinking. [Online]. Tersedia: http://www. Eruptingmind.com/convergent-divergent-creative-thinking/. Maxwell, K. (2001). Positive Learning Disposition in Mathematics. [Online].

Tersedia: www.education.

auckland.ac.nz/…/ACE_paper_3_issues_11_doc. [5 Februari 2010].

Mc. Gregor, D. (2007). Developing Thinking Developing Learning. Poland: Open University. Press.

Mc. Millan, J H. dan Schumacher. (2001). Research in Education, A conceptual Introduction. Fifth edition. New York: Addison Wesley Longman. Inc. Mullis, I.V.S et al. (2000). TIMSS 1999: International Mathematics Report.

Boston: The International Study Center.

Mulyana, T. (2008). Pembelajaran Analitik Sintetik untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematika Siswa Sekolah Menengah. Disertasi. Bandung :Program Pascasarjana Sekolah Pascasarjana UPI.

Mulyasa, E. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munandar, S.C. Utami. (1999). Kreativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Munandar, S.C. Utami. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta : PT. Gramedia Widyasarana Indonesia.


(3)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015 Pustaka.

Nakin, J.B.N. (2003). Creativity and Divergent Thinking in Geometry Education. Disertasi pada University of South Africa. [Online]. Tersedia:

http://ed.unisa.ac.za/ETD-db/these/available/etd-04292005-151805/unristricted/ootheses.pdf. [ 5Februari 2010].

National Council of Teachers of Mathematics. (1991). Professional Standard for Teaching Mathematics. Reston, VA: NCTM

National Council of Teachers of Mathematics. (2000). Principles and Standard for School Mathematics. Reston, VA: NCTM

Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki. (2000). Statistik Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Olson, Robert W. (1996). Seni Berpikir Kreatif. Sebuah Pedoman Praktis (Terjemahan Alfonsus Samosir). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Papu, J. (2001). Menumbuhkan Kreativitas di Tempat Kerja. [online]. Tersedia http://www.psikologi.com/manajemen/kreativitas.htm. [27 Mei 2006]. Popham, W. James. (1995). Classroom Assesment. What Teachers Need to Know

Need. Heyghts : Allyn & Bacon.

Pehkonen, Erki. (1997). The State-of-Art in Mathematical Creativity. [Online]. Tersedia. http://www.fiz.karsruhe.de/fiz/publications/zdm: ZDM volum 29 (June 1997). Number 3 Electronic Edition ISSN 1615-679x. [20 Desember 2008].

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 Tentang Standar Isi.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Ratnaningsih. (2007). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak dipublikasikan.


(4)

terhadap Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam Pembelajaran Inkuiri. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak Dipublikasikan.

Rohaeti, Euis, E. (2008). Pembelajaran dengan Pendekatan Eksplorasi untuk mengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa Sekolah menengah Pertama. Disertasi. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, E.T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sabandar, J. (2007). Berpikir Reflektif. Proseding Seminar nasional Matematika. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.

Sari, S.A. (2014). Implementasi Model Murder dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa SMK. [Online]. Tersedia. http://eprints.ums.ac.id/28124/ [10 Juni 2015].

Schoenfield, A.H. (1992). Learning to think Mathematically: Problem Solving, Metacognition, and Sence making mathematics. In D.A Grouws (Ed.). Hand book of research on mathematics teaching and learning. NCTM. New York: Mc Millan Puplishing Company.

Shouksmith, George. (1979). Intelligence Creativity and Cognitive Style. New York: Wiley- Interscience, A Division of John Willey & Sons, Inc.

Silver, E. A. Cai, Jinfa (1996). An Analysis of Aritmetic Problem Possing by Middle School Students. Journal For Research in Mathematics Educations.

Silver, E.A. (1997). Fostering Creativity through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and Problem Posing. Dalam Zentralblatt fur Didaktik der Mathematik (ZDM). The International Journal on Mathematics Education. [Online]. Vol. 97 (3). 75-80. Tersedia: http://www.emis.de/journal/ZDM/zdm 973a3.pdf. [ 19 Januari 2010].


(5)

Reviandari Widyatiningtyas, 2015

Sinaga, Y.F. (2014). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self-Efficacy Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan Pembelajaran SAVI

Berbantuan Wingeom. [Online]. Tersedia.

http://library.unimed.ac.id/default.aspx?tabID=622&src=k&id=167091&rs rc=/. [10 Juni 2015].

Solso, Robert L. (1995). Cognitive Psychology. Needham Heights, MA: Allyn & Bacon.

Siswono, T. Y. E. (2007). Penjenjangan kemampuan Berpikir Kreatif dan Identifikasi Tahap Berpikir Kreatif Siswa Dalam Memecahkan dan Mengajukan Masalah Matematika. Disertasi. Surabaya: Program Pascasarjana UNESA.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E. dan Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Eevaluasi Pendidikan Matematika. Bandung, Wijayakusuma.

Sriraman, Bharath. (2004). The Characteristi c of Mathematical Creativity. The Mathematics Educators. 2004. Volume 14 Number 1 19-34.

Http://jwilson.coe.uga.edu/DEPT/TME/ISSUES/v14n1.sriraman.pdf. [15

Januari 2010.

Sumarmo, U, (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah pada Seminar Tingkat Nasional. FPMIPA UPI Bandung. Tidak dipublikasikan.

Sumarmo, U, (2004). Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Makalah pada Seminar Tingkat Nasional. FPMIPA UNY Yogyakarta Tanggal 8 Juli 2004.

Sumarmo, U. (2010) Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Bandung: FPMIPA UPI. Syaodih, N., (2010). Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya Taylor, Chaterine S, Bidlingmaier, Barbara. (1998). Using Scoring Criteria to

Communicate about the Discipline of Mathematics. Teacher Mathematics Vol. 91, No.5, May 1998, p. 416-425.

Trianto (2007). Model-model pembelajaran Inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka


(6)

Torrance, Paul E. (1965). Mental Health and Constructive Behavior. Belmont: Wadsworth Publishing Company, Inc.

Yudha.A.S. (2004). Berpikir Kreatif Pemecahan Masalah. Bandung: Kompas Cyber Media.