PENGARUH TUNJANGAN KINERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN IPA (P4TK IPA) BANDUNG.

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sumber daya manusia merupakan kekayaan utama dalam suatu organisasi maupun lembaga, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas organisasi atau lembaga tidak akan terjadi. Pegawai sebagai sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu mendapatkan dan mengembangkan pegawai yang kompeten dan memiliki prestasi kerja yang baik akan menentukan keberhasilan dari setiap organisasi maupun lembaga.

Organisasi maupun lembaga dapat berkembang atau sebaliknya tergantung dari pegawai yang bekerja pada lembaga tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan oleh lembaga untuk mendapatkan pegawai yang berkualitas, yaitu dengan cara melakukan penilaian prestasi kerja pegawai. Dan besar kecilnya tunjangan kinerja yang akan diterima pegawai akan bergantung pada prestasi kerja pegawai itu sendiri.

Simamora (1997: 663) mengemukakan “tunjangan (employee benefit) adalah pembayaran-pembayaran (payments) dan jasa-jasa (services) yang melindungi dan melengkapi gaji pokok, dan perusahaan membayar sernua atau sebagian dari tunjangan ini”. Imbalan yang diterima pegawai sebagai bentuk tunjangan kinerja yang diberikan lembaga berfungsi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan pegawai, kebutuhan yang telah terpenuhi akan meningkatkan prestasi kerja pegawai.

Tunjangan kinerja sangat penting bagi pegawai itu sendiri sebagai individu, karena besarnya tunjangan kinerja merupakan pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan pegawai itu sendiri. Sebaliknya besar kecilnya tunjangan kinerja dapat mempengaruhi prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja pegawai. Apabila tunjangan kinerja diberikan secara tepat dan benar para


(2)

pegawai akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. ”Apabila tunjangan itu diberikan tidak memadai atau kurang tepat maka akan berdampak pada prestasi, motivasi, dan kepuasan kerja pegawai akan menurun”. (Hasibuan, 2007:121)

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) Bandung adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional di bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab kepada Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPPSDMPK dan PMP). Salah satu bidang garapannya adalah pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk pendidik (Guru) dan Tenaga Kependidikan (Pengawas, Kepala Sekolah, dan Laboran). Wilayah kerja P4TK IPA Bandung adalah Nasional.

Berkaitan dengan bidang garapannya, para pegawai P4TK IPA Bandung dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghasilkan prestasi kerja yang baik, dimana para pegawai harus profesional dalam melaksanakan pekerjaannya serta amanah dan bertanggung jawab serta memiliki motivasi yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian maka akan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada semua pihak serta dilaksanakan secara optimal.

Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga dalam mencapai visi, misi, dan tujuannya, dalam hal ini P4TK IPA Bandung sebagaimana yang tertulis dalam profil lembaga memiliki tujuan “Terwujudnya Layanan Prima Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA yang Profesional, Komprehensif, dan Bermartabat.” bergantung pada aktivitas anggota organisasi tersebut. Prestasi kerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan individu dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga prestasi kerja pegawai P4TK IPA Bandung sangat menentukan prestasi organisasi dalam mencapai tujuan yang sebelumnya sudah ditetapkan.


(3)

Di dalam prestasi kerja pegawai pun terdapat beberapa masalah yang dikemukakan oleh salah satu pegawai Seksi Penyelenggara (3 Februari 2015), diantaranya kehadiran yang belum maksimal, ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan yang belum optimal dan tingkat ketelitian kerja dari para pegawai masih kurang baik hal ini dapat terlihat dari banyaknya kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan dan hal ini berdampak pada pestasi kerja pegawai. Tunjangan kinerja sudah diberlakukan di P4TK IPA Bandung pada tahun 2013. Tunjangan kinerja ini secara signifikan berpengaruh pada prestasi kerja pegawai, karena para pegawai menjadi lebih terpacu dan bersemangat ketika adanya tunjangan kinerja. Hal ini dilihat dari rekap absensi dan pencapaian kinerja yang optimal. Tunjangan kinerja di P4TK IPA Bandung ini mengacu pada Permendiknas No.107 Tahun 2013 dan Permendiknas No.110 Tahun 2013.

Adapun hasil studi pendahuluan mengenai “Pengaruh Tunjangan Kinerja terhadap Etos Kerja Karyawan Bagian Logistik dan Teknologi di PT. Pos Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung” oleh Eko Rianto pada tahun 2014 yaitu terdapat masalah yang ditandai dengan masih kurangnya rasa kesadaran para pegawai, masih banyak pegawai yang melanggar peraturan dari segi kehadiran, serta belum optimalnya etos kerja pegawai sehingga masih ada program yang belum mencapai target 100%. Dan hasil penelitiannya pun yaitu “Terdapat pengaruh yang signifikan antara tunjangan kinerja dengan etos kerja karyawan bagian logistik dan teknologi di PT. Pos Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung”. Dari hasil penelitian ini diperoleh 73,6% prestasi kerja pegawai dipengaruhi oleh tunjangan kinerja, dan sisanya 26,4% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Beberapa masalah yang dipaparkan diatas tersebut mengakibatkan prestasi kerja pegawai yang kurang optimal. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk menyesuaikan pemberian tunjangan kinerja sesuai dengan ketentuan. Pemberian tunjangan kinerja sangat penting bagi pegawai, besar kecilnya tunjangan kinerja merupakan ukuran terhadap etos kerja pegawai, maka apabila tunjangan kinerja yang diberikan organisasi sesuai dengan


(4)

ketentuan yang adil bagi pegawai, maka akan mendorong pegawai untuk lebih baik dalam melakukan pekerjaannya dan lebih bertanggung jawab atas masing-masing tugas yang diberikan organisasi.

Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang yang dapat dinilai perkembangannya melalui evaluasi yang sistematis oleh pihak yang berwenang melakukannya, pegawai yang berprestasi baik akan membantu lembaga mencapai tujuannya. Pelaksanaan prestasi kerja pegawai yang ditetapkan lembaga bisa mempermudah dalam menentukan penilaian dari pegawai sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup lembaga.

Hasibuan (2003: 87) pun berpendapat mengenai definisi dari prestasi kerja, yaitu:

“Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor diatas, semakin besarlah prestasi kerja karyawan bersangkutan”.

Dengan demikian, prestasi kerja merupakan suatu pedoman bagi setiap organisasi untuk mengetahui dan menilai hasil kerja pegawai selama periode tertentu, dan dengan begitu diharapkan para pegawai dapat meningkatkan prestasi kerjanya karena besar kecilnya pemberian tunjangan kinerja pun dilihat dari prestasi kerja yang diperoleh.

Dengan begitu, sangat terlihat bahwa tunjangan kinerja dapat berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai. Atas dasar fenomena yang dipaparkan diatas, maka penulis ingin membuktikan apakah persepsi yang ada di kalangan pegawai dalam organisasi atau lembaga bersangkutan mengenai masalah pengaruh tunjangan kinerja terhadap prestasi kerja pegawai dengan melakukan suatu penelitian. Dugaan penulis, pada umumnya kondisi di P4TK


(5)

IPA Bandung masih terdapat permasalahan mengenai tunjangan kinerja yang berpengaruh pada prestasi kerja pegawai. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul yaitu: “PENGARUH TUNJANGAN KINERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN IPA (P4TK IPA) BANDUNG”

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan diatas dan untuk memperoleh kejelasan terhadap masalah yang diteliti, agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran terhadap masalah yang diteliti, maka perlu adanya perumusan masalah.

Selanjutnya dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas dirumuskan dalam beberapa rumusan masalah berbentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tunjangan kinerja yang diberikan kepada pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam Bandung?

2. Bagaimana gambaran prestasi kerja pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh tunjangan kinerja terhadap prestasi kerja pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam Bandung?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran serta informasi yang berhubungan dengan tunjangan kinerja dan prestasi kerja


(6)

pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam Bandung. Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sidang Strata Satu Departemen Administrasi Pendidikan.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya:

a. Untuk memperoleh gambaran mengenai tunjangan kinerja yang diberikan kepada pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam Bandung. b. Untuk memperoleh gambaran mengenai prestasi kerja pegawai di

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam Bandung.

c. Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh tunjangan kinerja terhadap prestasi kerja pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam Bandung.

D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan untuk mencapai tujuan penelitian secara efektif dan efisien, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 160) bahwa: “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data penelitiannya”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif yaitu metode yang digunakan dalam penelitian untuk menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang melakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian dengan statistik.


(7)

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan dengan masalah yang diteliti, maka penulis menggunakan teknik komunikasi tidak langsung, yaitu melalui angket yang disusun dalam suatu daftar tertulis yang berupa pertanyaan atau pernyataan untuk mendapatkan informasi dari responden. Bentuk angket yang disebarkan berupa angket berstruktur yang disebut dengan angket tertutup, di mana setiap pernyataan disertai dengan alternatif jawaban.

Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini di samping melalui angket, peneliti menggunakan studi kepustakaan untuk mendukung data yang ada.

E. Manfaat/ Signifikasi Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam pengembangan Ilmu Administrasi Pendidikan khususnya mengenai pengaruh tunjangan kinerja terhadap prestasi kerja pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam Bandung.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengembangan pola pikir penelitian, khususnya dalam upaya memahami tunjangan kinerja dan pengaruhnya terhadap prestasi kerja pegawai.

b. Bagi pihak lapangan atau lembaga

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi staf dan pegawai di lapangan atau lembaga


(8)

mengenai tunjangan kinerja dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai. Selain itu juga diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan masukan bagi tunjangan kinerja yang diberikan kepada pegawai yang berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Memberikan pandangan yang menyeluruh serta gambaran yang sistematis mengenai masalah yang dibahas dalam skripsi ini, adapun sistematika penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, menguraikan mengenai latar belakang, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana struktur organisasi skripsi. Latar belakang merupakan alasan yang mendasari dilakukannya penelitian. Dalam pendahuluan dijelaskan juga rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat dilaksanakannya penelitian. Sedangkan struktur organisasi skripsi merupakan susunan perencanaan dalam pembuatan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN, menguraikan tentang kajian toeri, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka merupakan teori-teori yang mendukung konsep variabel penelitian. Sementara itu, kerangka pemikiran merupakan konstruksi logika yang menggambarkan dan menjelaskan masing-masing variabel penelitian dimana kerangka pemikiran ini selanjutnya akan dikristalisasi dalam bentuk premis dan hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan sementara dari variabel yang ada.

BAB III METODE PENELITIAN, merupakan bagian yang berisikan tentang bagaimana penelitian dilakukan dan menguji tentang kebenaran hipotesis. Dalam bab ini, diuraikan juga mengenai objek penelitian dan metode penelitian yang berisi lokasi dan subjek populasi/ sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.


(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi tentang hasil penelitian secara sistematis kemudian dianalisis dengan teknik analisis yang ditetapkan dan selanjutnya dilakukan pembahasan tentang hasil analisis tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, menguraikan mengenai kesimpulan yang telah dibahas pada bab sebelumnya serta saran-saran yang diberikan peneliti sebagai sumbangan pemikiran yang dapat digunakan untuk kepentingan lembaga maupun kepentingan lainnya.


(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi dalam penyusunan penelitian ini, penelitian ini dilakukan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) yang beralamat di Jalan diponegoro No. 12 Bandung

2. Gambaran Umum Pusat Pengembangan dan pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA

a. Visi

Terwujudnya Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA yang Profesional, Bermartabat dan Berwawasan Global.

b. Misi

1) Mengembangkan model-model diklat berbasis penelitian kepakaran PTK IPA;

2) Mengembangkan bahan dan media diklat berbasis riset dan kepakaran bagi PTK IPA;

3) Menyelenggarakan layanan diklat secara prima bagi PTK IPA; 4) Mensosialisasikan produk-produk inovasi pendidikan IPA pada

forum nasional dan internasional;

5) Mengembangkan jejaring kerja dalam upaya peningkatan profesionalitas PTK IPA secara nasional dan internasional;

6) Mengembangkan kualitas dan kuantitas SDM P4TK IPA; 7) Meningkatkan sarana dan prasarana di P4TK IPA;


(11)

3. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan dan ditarik suatu kesimpulan. Sedangkan sampel merupakan sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. (Sugiyono (2010:81).

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah pegawai Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) Bandung yang berjumlah 88 pegawai. Untuk lebih jelas mengenai data jumlah staff bidang P4TK IPA Bandung dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Bidang / Bagian Populasi

1. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga 27

2. Subbagian Tatalaksana dan Kepegawaian 9

3. Subbagian Keuangan 13

4. Seksi Data dan Informasi 8

5. Seksi Program 8

6. Seksi Penyelenggara 17

7. Seksi Evaluasi 6

Jumlah 88


(12)

4. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi untuk memperoleh informasi atau data tentang permasalahan dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2010:119) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan Proporsionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan dalam penelitian ini dikarenakan populasi memiliki anggota yang luas, terdiri dari beberapa bidang pekerjaan, antara lain Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga, Subbagian Tatalaksana dan Kepegawaian, Subbagian Keuangan, Seksi Program, Seksi data dan Informasi, Seksi Penyelenggara, Seksi Evaluasi. Namun karena jumlah populasi tersebut berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan Proporsionate Stratified Random Sampling.

Dengan perhitungan untuk menentukan ukuran sampel penulis menggunakan rumus Taro Yamane dalam Riduwan (2013: 65) yaitu:

Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d² = presisi yang ditetapkan

Dalam penelitian ini jumlah populasi sebanyak 88 orang dimasukkan ke dalam rumus di atas dengan tingkat presisi yang ditetapkan yaitu 10%. Jadi dijabarkan sebagai berikut:

n = n N (d²) + 1


(13)

n = N = 88 = 88 = 46,81 N (d²) + 1 88 (0.1²) + 1 1,88

n = 46,81 dibulatkan menjadi 47 pegawai

Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 47 pegawai. Selanjutnya Arifin (2011: 224) mengemukakan bahwa dalam pengambilan dan penentuan sampel, sebenarnya tidak ada ketentuan yang mutlak, tetapi sekedar gambaran dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut:

a. Bila jumlah anggota populasi sampai dengan 50, sebaiknya dijadikan sampel semua atau sering disebut dengan sampel total, artinya seluruh anggota populasi dijadikan objek penelitian.

b. Jika jumlah anggota populasi berada antara 51 sampai dengan 100, maka sampel dapat diambil 50-60% atau dapat juga menggunakan sampel total.

c. Jika jumlah anggota populasi berada antara 101 sampai dengan 500, maka sampel dapat diambil 30-40%.

d. Jika jumlah anggota populasi berada antara 501 sampai dengan 1000, maka sampel dapat diambil 20-25%.

Adapun untuk menentukan sampel dari masing-masing bidang dengan menggunakan teknik sampling. Sugiyono (2010:118) mengatakan bahwa “teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Proporsionate Stratified Random sampling atau pengambilan sampel berstrata secara proporsional karena populasi yang ada di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) Bandung heterogen atau tidak sejenis. Menurut Akdon dan Riduwan (2008:242) mengatakan “Proporsionate Stratified Random Sampling adalah pengambilan sampel dari anggota secara acak dan berstrata secara


(14)

proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis)”. Adapun untuk menentukan sampel dari masing-masing bagian digunakan rumus Stratified Random Sampling. Dalam Akdon dan Riduwan (2008:250). Sebagai berikut:

ni = Ni . n

N

Keterangan:

Ni = jumlah populasi secara stratum n = jumlah sampel seluruh

ni = jumlah sampel menurut stratum N = jumlah populasi seluruh

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat rinciannya sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jumlah Sampel No. Bidang / Bagian Jumlah

Populasi

Perhitungan Sampel

Jumlah Sampel

1. Subbagian Tata Usaha

dan Rumah Tangga 27

27 x 47 = 14,42

88

14

2. Subbagian Tatalaksana

dan Kepegawaian 9

9 x 47 = 4,81

88

5

3. Subbagian Keuangan 13

13 x 47 = 6,94

88

7

4. Seksi Data dan Informasi 8

8 x 47 = 4,27

88

4

5. Seksi Program 8

8 x 47 = 4,27

88


(15)

No. Bidang / Bagian Jumlah Populasi

Perhitungan Sampel

Jumlah Sampel

6. Seksi Penyelenggara 17

17 x 47 = 9,12

88

10

7. Seksi Evaluasi 6

6 x 47 = 3,20

88

3

Jumlah 47 Sumber: Penulis, Pengolahan Data 2014

B. Desain Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian sangat diperlukan desain penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Menurut Nasution (2009:23) mengatakan bahwa “desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.” Secara garis besar tahapan atau langkah-langkah penelitian dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu prencanaan, pelaksanaa, dan tahap pelaporan. Desain penelitian berguna untuk memberikan pedoman yang jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya, menentukan batas-batas penelitian yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Desain penelitian ini memaparkan populasi, metodologi yang digunakan, sampel, prosedur pengumpulan data, teknik analisa data, kesimpulan dan lain sebagainya. Adapun kegunaan desain penelitian menurut Nasution (2009: 23), yaitu:

1. Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Demikian pula dalam tiap penelitian suatu desain merupakan syarat mutlak agar dapat kita ramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan kita hadapi.

2. Desain juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian.


(16)

3. Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh para peneliti lain.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini, sebagai berikut:

a. Penulis melakukan studi pendahuluan untuk merumuskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah yang akan diteliti menjadi sebuah penelitian.

b. Penulis mengumpulkan data-data di lapangan yang dapat menunjang proses penelitian.

c. Penulis mencari teori-teori yang relevan guna untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti.

d. Berdasarkan teori-teori yang dipaparkan, maka selanjutnya penulis membuat kerangka pikir dan hipotesis guna menjadi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang akan diteliti.

e. Setelah hipotesis diajukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan bagaimana agar hipotesis tersebut dapat teruji secara empirik.

C. Metode Penelitian

Arikunto (2006:160) mengemukakan bahwa: “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantatif. Keadaan ini diselaraskan dengan variabel penelitian yang memusatkan diri pada masalah-masalah actual dan fenomenal yang sedang terjadi pada saat sekarang dengan bentuk hasil penelitian berupa angka-angka yang memiliki makna.


(17)

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk dapat menggambarkan secara jelas tentang masalah atau kejadian yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Mohammad Ali (1998:120), berpendapat bahwa metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. adapun langkah-langkah yang harus ditempuh meliputi: pengumpulan, klasifikasi, dan analisis atau pengolahan data, serta membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk mengkaji permasalahn aktual yang terjadi pada saat sekarang mengenai Pengaruh Tunjangan Kinerja terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA (P4TK IPA) Bandung.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang dimungkinkan dilakukannya pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan statistik. Menurut Sugiyono (2010:14), mengatakan bahwa:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.


(18)

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan persepsi atau penafsiran terhadap judul dan ruang lingkup masalah yang diteliti, perlu dijelaskan beberapa istilah yang terkandung dalam penelitian ini, sehingga terdapat persamaan pandangan atau keseragaman landasan berpikir. Adapun definisi-definisi operasional yang berhubungan dengan judul penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:747), “Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan.” Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang ada atau timbul dari variabel X yaitu Tunjangan Kinerja terhadap variabel Y yaitu Prestasi Kerja Pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) Bandung. 2. Tunjangan Kinerja

Menurut Permendikbud Nomor 107 Tahun 2013 menyatakan bahwa “tunjangan kinerja adalah penghasilan selain gaji yang diberikan kepada Pegawai yang aktif berdasarkan kompetensi dan kinerja”.

Tunjangan kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini pada dasarnya adalah pendapatan yang diterima pegawai dengan dimensi besaran tunjangan kinerja, mekanisme tunjangan kinerja, dan pemanfaatan tunjangan kinerja.

3. Prestasi Kerja Pegawai

Menurut Hasibuan (2003: 87) prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara dalam Subekhi (2012:193) “kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.


(19)

Prestasi kerja pegawai dalam penelitian ini merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kualitas kerja, kuantitas kerja, disiplin kerja, inisiatif, dan kerjasama yang baik.

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya penelitian adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena alam maupun social yang menjadi fokus penelitian. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2010:148) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Nazir (2005:87) menyatakan bahwa instrumen adalah “alat untuk mengumpulkan data”. Adapun teknik yang ditempuh dalam membuat instrumen dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu variabel X (Tunjangan Kinerja) dan variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai).

2. Menetapkan indikator dan sub indikator dari setiap variabel.

3. Menyusun kisi-kisi instrumen dari setiap variabel penelitian tersebut ke dalam bentuk matriks.

4. Membuat daftar pernyataan dari setiap variabel dengan disertai alternative jawabannya dan petunjuk cara menjawabnya agar tidak terjadi kekeliruan dalam menjawab.

5. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternative jawaban, yaitu dengan menggunakan skala likert.


(20)

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian No.

Variabel Sub Variabel Dimensi No. Item

1 2 3 4

1. Tunjangan Kinerja (X) Besaran Tunjangan Kinerja

Hasil/ prestasi kerja pegawai 1,2,3

Golongan/ jabatan 4,5,6

Mekanisme Tunjangan

Kinerja

Syarat/ kualifikasi 7,8,9

Prosedur 10,11,12

Petunjuk dan teknis 13,14,15

Pemanfaatan Tunjangan

Kinerja

Memperbaiki semangat dan

kesetiaan pegawai 16,17

Menurunkan tingkat absensi dan

kedisiplinan pegawai 18,19

Memperbaiki hubungan antar

pegawai 20,21

Mengurangi pengaruh organisasi lain baik yang ada maupun yang potensial 22 2. Prestasi Kerja Pegawai (Y) Kualitas

Ketepatan kerja 1,2

Keterampilan kerja 3

Ketelitian kerja 4,5

Kerapihan kerja 6,7

Kuantitas

Deskripsi pekerjaan yang

dimiliki 8,9

Kecepatan kerja 10,11

Disiplin

Instruksi atasan 12

Mematuhi peraturan lembaga 13,14 Ketaatan waktu kehadiran 15,16


(21)

Inisiatif

Aktif dan semangat dalam

bekerja 17

Menyelesaikan pekerjaan tanpa

menunggu deadline 18

Kerjasama

Kemampuan menyesuaikan diri 19,20 Kemampuan untuk memberi

bantuan pada tim kerja 21,22

Terdapat bagian jenis skala yang dapat digunakan untuk penelitian sebagai acuan dalam pengukuran. Berdasarkan variabel yang diteliti, penelitian ini menggunakan jenis skala likert. Menurut Sugiyono (2010:134) menjelaskan bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Untuk setiap alternatif jawaban setiap item menggunakan skor penilaian yang berkisar dari 1-4 dengan perincian pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Kadang (KD) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Adapun cara untuk mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dengan cara checklist (√), dimana responden memberikan tanda checklist (√) pada alternatif jawaban yang dipilih pada setiap item-item pernyataan. Instrument ini digunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian dengan


(22)

teknik angket, karena angket digunakan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden yang jumlahnya cukup banyak.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik maka perlu didukung oleh data yang baik pula. Sedangkan baik tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen penelitian. Instrument yang baik harus memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan reliabel.

Uji coba instrumen dilaksanakan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (P4TK TK dan PLB) Bandung dengan penentuan responden yang memiliki karakteristik yang sejenis dengan responden sebenarnya, dalam hal ini peneliti mengujicobakan kuesioner yang dibuat kepada 15 pegawai P4TK TK dan PLB Bandung.

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak, artinya apakah dapat mengukur yang benar-benar dikehendaki untuk diukur dalam penelitian. Menurut Arikunto (2009:167) mengungkapkan : “Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur”. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.

Instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur sesuatu yang hendak diukur dan memiliki kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang terjadi pada objek yang diteliti. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono dalam Riduwan (2013: 97) bahwa “Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan


(23)

untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur”

Dalam proses uji validitas instrumen, peneliti melakukan pengujian terhadap setiap butir-butir pertanyaan dalam angket dan proses perhitungannya menggunakan rumus Pearson Product Moment (Riduwan, 2013: 98), yaitu:

Keterangan:

rhitung = Koefisien korelasi

∑Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Hasil dari perhitungan korelasi Pearson Product Moment (PPM), selanjutnya dilakukan uji signifikansi menggunakan rumus Uji-t sebagai berikut:

Keterangan:

thitung = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung n = Jumlah responden

Hasil perhitungan thitung kemudian dikonsultasikan dengan distribusi (tabel t), yang diketahui taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n – 2), sehingga dk = 15 – 2 = 13.


(24)

Sesudah nilai thitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel, dengan kaidah keputusan sebagai berikut: jika thitung > ttabel maka item soal dinyatakan valid. Sebaliknya, jika thitung < ttabel maka item soal dinyatakan tidak valid.

Peneliti melakukan uji validitas angket kepada 15 responden di P4TK TK dan PLB Bandung. Sehingga didapatkan hasil uji validitas dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2010 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel X (Tunjangan Kinerja) No.

Item

Koefisien Korelasi rhitung

Harga

thitung Harga ttabel Keterangan

1. 0,441 1,772 1,771 Valid

2. 0,795 4,725 1,771 Valid

3. 0,963 12,884 1,771 Valid

4. 0,501 2,087 1,771 Valid

5. 0,681 3,353 1,771 Valid

6. 0,612 2,790 1,771 Valid

7. 0,744 4,015 1,771 Valid

8. 0,532 2,265 1,771 Valid

9. 0,653 3,109 1,771 Valid

10. 0,563 2,456 1,771 Valid

11. 0,691 3,447 1,771 Valid

12. 0,748 4,064 1,771 Valid

13. 0,513 2,155 1,771 Valid


(25)

15. 0,681 3,353 1,771 Valid

16. 0,501 2,087 1,771 Valid

17. 0,681 3,353 1,771 Valid

18. 0,505 2,110 1,771 Valid

19. 0,569 2,495 1,771 Valid

20. 0,795 4,725 1,771 Valid

21. 0,532 2,265 1,771 Valid

22. 0,687 3,409 1,771 Valid

Setelah dilakukan perhitungan terhadap uji validitas variabel X (tunjangan kinerja) pada tabel 3.5, diperoleh hasil bahwa dari 22 item yang diujikan 22 item lainnya dinyatakan valid.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai) No.

Item

Koefisien Korelasi rhitung

Harga

thitung Harga ttabel Keterangan

1. 0,674 3,290 1,771 Valid

2. 0,706 3,594 1,771 Valid

3. 0,839 5,559 1,771 Valid

4. 0,766 4,296 1,771 Valid

5. 0,872 6,423 1,771 Valid

6. 0,843 5,650 1,771 Valid

7. 0,706 3,594 1,771 Valid


(26)

9. 0,915 8,177 1,771 Valid

10. 0,636 2,972 1,771 Valid

11. 0,865 6,216 1,771 Valid

12. 0,724 3,784 1,771 Valid

13. 0,593 2,655 1,771 Valid

14. 0,476 1,952 1,771 Valid

15. 0,532 2,265 1,771 Valid

16. 0,497 2,065 1,771 Valid

17. 0,511 2,143 1,771 Valid

18. 0,8 4,807 1,771 Valid

19. 0,451 1,822 1,771 Valid

20. 0,598 2,690 1,771 Valid

21. 0,519 2,189 1,771 Valid

22. 0,915 8,177 1,771 Valid

Setelah dilakukan perhitungan uji validitas terhadap variabel Y (prestasi kerja pegawai) pada tabel 3.6, diperoleh hasil bahwa dari 20 item yang diujikan, 22 item tersebut dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Arikunto (2009: 178) bahwa: “Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.”


(27)

Dalam penelitian ini, proses pengujian reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode Alpha. Sebagaimana yang dikemukakan Riduwan (2013: 115) bahwa “Metode mencari reliabilitas internal yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut:”

Keterangan:

r₁₁ = Nilai Reliabilitas

∑Sᵢ = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total

k = Jumlah item

Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2010. Nilai reliabilitas yang didapatkan dari hasil perhitungan uji reliabilitas (r₁₁), kemudian dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment, dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 15 – 1 = 14, dan dengan signifikansi sebesar 5%. Sehingga dapat diperoleh nilai rtabel adalah 0,532. Adapun keputusan untuk membandingkan r11 dengan rtabel adalah sebagai berikut:

a. Jika r11 > rtabel berarti Reliabel; dan b. Jika r11 < rtabel berarti Tidak Reliabel.

Adapun hasil perhitungan uji reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2010 untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:


(28)

Dari hasil perhitungan uji validitas tersebut diperoleh bahwa rhitung = 0,932, dan rtabel = 0,532. Sehingga dapat dikatakan bahwa r11 > rtabel, maka seluruh item instrumen variabel X (tunjangan kinerja) yang berjumlah 22 dapat dinyatakan Reliabel.

b. Hasil uji reliabilitas variabel Y (prestasi kerja pegawai)

Dari hasil perhitungan uji validitas tersebut diperoleh bahwa rhitung = 0,949, dan rtabel = 0,532. Sehingga dapat dikatakan bahwa r11 > rtabel, maka seluruh item instrumen variabel Y (prestasi kerja pegawai) yang berjumlah 22 dapat dinyatakan Reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan dalam rangka pengumpulan data, informasi, dan keterangan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Menurut Silalahi (2009: 280) pengumpulan data dapat didefinisikan sebagai satu proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu. Upaya untuk memperoleh data yang sesuai dengan sifat dan jenis data yang


(29)

diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data adalah dengan melakukan perantara suatu instrumen.

Adapun instrumen yang digunakan adalah angket atau kuesioner. Teknik angket adalah metode pengumpulan data yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk dijawab secara tertulis, karena dengan metode ini dapat memberikan keleluasaan kepada responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sehingga data yang diharapkan dapat terangkat dan dapat digali data pokok yang berhubungan dengan penelitian.

Menurut Sugiyono (2010: 199) mendefinisikan angket sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Tujuan dari penyebaran angket adalah untuk memperoleh keterangan atau informasi tentang fakta yang diketahui oleh subjek penelitian tentang masalah yang sedang diteliti.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda checklist.

Alasan peneliti menggunakan angket tertutup seperti yang telah dikemukakan diatas adalah sebagai berikut:

1. Angket tertutup dapat mengunpulkan data dalam jangka waktu yang efisien.

2. Responden memiliki kemudahan dan keleluasaan dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan peneliti.

3. Responden lebih mudah mengisi jawaban karena peneliti telah mencantumkan alternatif-alternatif jawaban.

4. Dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya.


(30)

H. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam sebuah kegiatan penelitian. Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul memiliki arti dan selanjutnya dapat diambil kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang diteliti. Sebanyak apapun data yang dimiliki tidak dapat menjadi suatu kesimpulan tanpa melalui langkah-langkah analisis data. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Data

Pada tahap ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden. Kegiatan ini harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa data yang terkumpul sudah memenuhi syarat untuk diolah. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Memeriksa apakah semua angket dari responden telah terkumpul atau belum.

b. Memeriksa semua pernyataan dalam angket untuk memastikan jawaban sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

c. Memeriksa apakah data yang terkumpul tersebut layak untuk diolah.

2. Klasifikasi Data

Setelah angket diseleksi, langkah selanjutnya adalah mengklasifikasi data berdasarkan variabel penelitian untuk variabel X dan Y sesuai dengan sampel penelitian. Kemudian dilakukan pemberian skor pada setiap alternative jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan skala likert. Jumlah skor yang diperoleh dari responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi sebagai sumber pengolahan data selanjutnya.


(31)

3. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)

Teknik WMS (Weight Means Score) digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kecenderungan rata-rata dari masing-masing variabel penelitian. Perhitungan WMS dilakukan untuk mengetahui kedudukan setiap indikator atau item. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung WMS tersebut adalah sebagai berikut:

a. Memberikan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban item dengan menggunakan skala Likert yang telah ditentukan.

b. Menghitung jumlah frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang tersedia.

c. Menjumlahkan dari setiap responden atau frekuensi pada masing-masing item dan dikalikan dengan bobot nilai alternatif jawabannya masing-masing.

d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X = Keterangan:

X : Jumlah rata-rata yang dicari

X : Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikalikan dengan bobot untuk setiap alternatif kategori)

N : Jumlah responden

e. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi WMS sebagai berikut:


(32)

Tabel 3.7

Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y 3,00 – 4,00 Sangat Baik Selalu Selalu

2,00 – 3,00 Baik Sering Sering

1,00 – 2,00 Cukup Kadang-kadang Kadang-kadang 0,00 – 1,00 Rendah Tidak Pernah Tidak Pernah

4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel Dalam proses mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Riduwan, 2013: 131:

Keterangan

Ti : Skor baku Xi : Skor mentah s : Standar deviasi X : Rata-rata (Mean)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel adalah sebagai berikut: a. Menentukan skor terbesar dan skor terkecil.


(33)

b. Menentukan nilai rentangan (R) dengan rumus:

R = skor terbesar – skor terkecil

c. Menentukan banyaknya kelas (BK) dengan menggunakan rumus Sturgess, yaitu:

BK = 1 + 3,3 (log n)

d. Menentukan nilai panjang kelas (i), yaitu dengan cara mengurangkan rentangan (R) dengan banyak kelas BK. Adapun rumus tersebut sebagai berikut:

e. Membuat tabel penolong distribusi frekuensi sesuai dengan nilai banyak kelas (BK) dan nilai panjang kelas (i) yang telah ditentukan sebelumnya.

f. Menentukan rata-rata (mean) dengan menggunakan rumus:

X =

g. Menentukan simpangan baku atau standar deviasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(34)

h. Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

5. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal atau tidak normalnya penyebaran data yang telah dilakukan. Hasil pengujian normalitas tersebut akan berpengaruh terhadap teknik statistik yang harus digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Apabila distribusi data normal maka teknik pehitungan statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, tetapi jika distribusi data tidak normal maka teknik perhitungan statistik yang digunakan adalah statistik non parametik. Dalam perhitungannya, pengujian normalitas data menggunakan rumus Chi Kuadrat ( ) sebagai berikut:

Keterangan:

χ² : Chi Kuadrat yang dicari

f₀ : Frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai dengan keadaan)

fₑ : Frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung uji normalitas data adalah sebagai berikut:

a. Mencari skor terbesar dan skor terkecil dari skor atau data baku. b. Menentukan nilai rentangan (R) dengan rumus sebagai berikut:


(35)

R = skor terbesar – skor terkecil

c. Menentukan banyak kelas (BK) dengan menggunakan rumus Sturgess sebagai berikut:

BK = 1 + 3,3 (log n)

d. Menentukan nilai panjang kelas (i), dengan cara membagi nilai rentangan (R) dengan kelas interval (BK) yaitu:

e. Membuat tabel penolong distribusi frekuensi yang sesuai dengan nilai banyak kelas (BK) dan nilai panjang kelas (i) yang telah diketahui. f. Menentukan nilai rata-rata (mean), dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

X =

g. Menentukan simpangan baku atau standar deviasi dengan rumus sebagai berikut:


(36)

h. Menentukan daftar frekuensi yang diharapkan (fe) melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan batas kelas interval, yaitu skor kiri (interval pertama) dikurang 0,5 dan semua skor kanan interval ditambah 0,5.

2) Menentukan batas kelas interval dengan menghitung angka standar atau Z-score dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

x = Batas kelas

x = Rata –rata distribusi s = Standar deviasi

3) Menentukan luas 0 – Z dari tabel kurva normal 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas. Sehingga diperoleh batas 0 – Z.

4) Mencari luas dari setiap kelas interval dengan cara mengurangi angka-angka atau bilangan 0 – Z dengan interval selanjutnya (nilai luas 0 – Z pada baris pertama dikurangi dengan nilai luas 0 – Z pada baris kedua) untuk tanda Z-score yang sama, dan menambahkan nilai luas 0 – Z yang mempunyai tanda yang berbeda (tanda positif dan negatif) ditambahkan dengan angka berikutnya.

5) Menentukan frekuensi yang diharapkan (fe) dengan mengalikan luas dari setiap interval dengan jumlah responden (n).

i. Menentukan nilai Chi-Kuadrat ( ), dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(37)

j. Membandingkan χ²hitungdengan χ²tabel.

Setelah diketahui nilai χ²hitung, kemudian dikonsultasikan dengan nilai χ²tabel, dimana untuk taraf signifikansi (α) sebesar 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1. Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut: a. Jika , artinya distribusi data tidak normal.

b. Jika , artinya distribusi data normal.

6. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesisi dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel X (Tunjangan Kinerja) dengan variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai). Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X (Tunjangan Kinerja) dengan variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai). Teknik perhitungan statistik yang digunakan dalam menentukan derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik parametrik dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment, karena distribusi data dari kedua variabel penelitian bersifat normal. Adapun rumus korelasi Pearson Product Moment (Suharsimi Arikunto, 2009: 327):

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi yang dicari n = Banyaknya subjek pemilik nilai X = Nilai variabel 1


(38)

Y = Nilai variabel 2

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ho = Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

Tunjangan Kinerja dengan Prestasi Kerja Pegawai.

Ha = Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Tunjangan Kinerja dengan Prestasi Kerja Pegawai.

Dalam perhitungan tersebut, rxy merupakan hasil koefisien korelasi dari variabel X dan Y. Kemudian rxy hitung dibandingkan dengan rxy tabel, dengan taraf kesalahan sebesar 5%. Apabila rxy hitung > rxy tabel maka Ha diterima, tetapi apabiila rxy hitung < rxy tabel maka Ho diterima. Agar dapat memberikan interpretasi terhadap kuat atau tidak kuatnya hubungan, maka dapat digunakan pedoman interpretasi koefisien kolerasi sebagai berikut:

Tabel 3.8

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat (Sugiyono, 2013: 257)

b. Uji Tingkat Signifikansi

Uji tingkat signifikasnsi dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari hasil koefisien korelasi kedua variabel, yaitu variabel X dan variabel Y, dan untuk mengetahui apakah hubungan tersebut


(39)

signifikasi atau berlaku untuk seluruh populasi. Untuk menguji signifikansi korelasi digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

thitung = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung n = Jumlah responden

Kemudian dibandingkan antara thitung dengan ttabel. Apabila thitung > ttabel maka Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa nilai korelasi Pearson Product Moment tersebut signifikan, dan jika thitung < ttabel maka Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa nilai korelasi Pearson Product Moment tersebut tidak signifikan. Tingkat kesalahan dalam uji signifikansi ini adalah 5% dengan derajat kebebasan (dk) = n - 2.

c. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya kontribusi atau pengaruh variabel X terhadap Y dan dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

(Riduwan, 2013:139) Keterangan:

KD = Nilai koefisien determinasi r = Nilai koefisien korelasi


(40)

d. Analisis Regresi

Analisis regresi dapat digunakan apabila adanya hubungan fungsional atau sebab akibat antara variabel X (independen) terhadap variabel Y (dependen). Riduwan (2013: 148) mengemukakan bahwa “Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui.” Sehingga rumus yang digunakan adalah rumus regresi sederhana (Riduwan, 2013: 148), sebagai berikut:

Ŷ = a +bX

Keterangan:

Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk

diprediksikan

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Untuk mengetahui nilai a dan b, maka digunakan rumus sebagai berikut:


(41)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Bab V ini merupakan akhir dari seluruh kajian terhadap permasalahan dalam penelitian ini mengenai Pengaruh Tunjangan Kinerja terhadap Prestasi Kerja Pegawai di P4TK IPA Bandung. Pada bab akhir penelitian ini akan memaparkan beberapa hasil temuan yang didapat dari lapangan dan hasil pengolahan data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya yang kemudian akan dikemukakan mengenai kesimpulan serta beberapa saran terkait dengan penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan-temuan yang diperoleh secara umum penelitian mengenai pengaruh tunjangan kinerja terhadap prestasi kerja pegawai ini berada dalam kategori hubungan kuat. Secara khusus berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data dan pengujian hipotesis, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan yang tentunya dapat merujuk pada rumusaan masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, yang terperinci sebagai berikut:

1. Tunjangan Kinerja di P4TK IPA Bandung

Secara umum, hasil penelitian menunjukan bahwa tunjangan kinerja di P4TK IPA Bandung sangat baik dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan. Hal tersebut dapat dilihat dari dimensi-dimensinya yang merupakan besaran tunjangan kinerja, mekanisme tunjangan kinerja, dan pemanfaatan tunjangan kinerja. Diantara ketiga dimensi tersebut, dihasilkan nilai tertinggi pada pemanfaatan tunjangan kinerja dimana para pegawai selalu memiliki hubungan baik sesama pegawai. Sedangkan yang mendapat nilai rata-rata rendah yaitu besaran tunjangan kinerja, namun seluruh dimensi dalam variabel tunjangan kinerja ini termasuk dalam kategori sangat baik.


(42)

2. Prestasi Kerja Pegawai di P4TK IPA Bandung

Prestasi kerja pegawai di P4TK IPA Bandung termasuk dalam kategori sangat baik. Kondisi tersebut dapat dilihat dari prestasi kerja pegawai yang dihasilkan dalam hasil pekerjaannya. Kondisi tersebut juga didukung oleh faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi kerja pegawai yang optimal.

Prestasi kerja pegawai terbagi menjadi lima dimensi yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja, disiplin, inisiatif, dan kerjasama. Dihasilkan nilai tertinggi pada dimensi kerjasama dimana para pegawai mampu menyesuaikan diri. Sedangkan dimensi yang mendapat nilai rata-rata rendah yaitu kuantitas kerja dibandingkan indikator lainnya. Namun kelima dimensi dari prestasi kerja pegawai disini termasuk dalam kategori sangat baik.

3. Pengaruh Tunjangan Kinerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai di P4TK IPA Bandung

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data menunjukkan bahwa pengaruh tunjangan kinerja terhadap prestasi kerja pegawai di P4TK IPA Bandung adalah sedang. Hal tersebut berdasarkan hasil uji hipotesis sebagai berikut:

a. Hasil pengujian korelasi atau hubungan variabel X (Tunjangan Kinerja) dan variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai) berada pada kategori kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tunjangan kinerja mempunyai pengaruh yang sedang terhadap prestasi kerja pegawai.

b. Berdasarkan hasil pengujian signifikansi dari kedua variabel, diperoleh hasil bahwa nilai thitung > ttabel yanitu 7,301 > 2,021. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tunjangan kinerja dengan prestasi kerja pegawai mempunyai korelasi yang signifikan.

c. Hasil perhitungan uji determinasi diperoleh hasil bahwa variabel X (Tunjangan Kinerja) memberikan pengaruh sebesar 54,2% terhadap


(43)

variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai), dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

d. Hasil perhitungan uji regresi diperoleh persamaan sebagai berikut yaitu Ŷ = 15,355 + 0,736X. artinya, bahwa setiap kenaikan satu angka dari variabel X (Tunjangan Kinerja) akan diikuti oleh kenaikan variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai).

Pada penelitian ini tunjangan kinerja para pegawai sudah sangat baik, begitu pun dengan prestasi kerja pegawai nya sudah sangat baik. Bertolak belakang dengan latar belakang yang penulis angkat bahwa masih adanya permasalahan yang timbul, namun kondisi tersebut dirasakan pada tahun-tahun lalu. Sedangkan tahun ini sudah mulai meningkat prestasi kerja pegawai nya, itu semua disebabkan adanya solusi yang dibuat yaitu dengan cara pihak lembaga menerapkan sistem tunjangan kinerja sesuai dengan aturan yang berlaku kepada para pegawainya dan melakukan evaluasi berkelanjutan demi untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa implikasi sebagai berikut:

1. Dilihat dari variabel X “Tunjangan Kinerja” di P4TK IPA Bandung dari segi mekanisme tunjangan kinerja sudah dilaksanakan sesuai aturan dan pemanfaatan tunjangan kinerja sudah sesuai dengan yang diharapkan. Akan tetapi, besaran tunjangan kinerja harus lebih diperhatikan jumlah yang diberikan kepada pegawai, jangan sampai terdapat perbedaan yang terlalu signifikan antara besaran tunjangan kinerja yang diberikan kepada pegawai dengan pangkat tinggi dan pegawai dengan pangkat rendah, agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial antar pegawai di P4TK IPA Bandung.

2. Dilihat dari variabel Y “Prestasi Kerja Pegawai” di P4TK IPA Bandung dari segi kualitas kerja, kuantitas kerja, disiplin, inisiatif, dan kerjasama


(44)

sudah sangat baik dan optimal. Hal ini dilihat dari kinerja para pegawai P4TK IPA Bandung yang semakin meningkat.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dipaparkan sebelumnya, selanjutnya penulis akan menyampaikan beberapa saran yang relevan dengan hasil penelitian. Adapun saran yang dapat diberikan, antara lain:

1. Saran Bagi Lembaga

a. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tunjangan kinerja yang ada tergolong ke dalam kategori sangat baik, untuk itu pihak lembaga hendaknya dapat terus mempertahankannya sesuai dengan aturan yang berlaku

b. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa prestasi kerja pegawai yang ada tergolong ke dalam kategori sangat baik, untuk itu pihak lembaga hendaknya dapat terus mempertahankannya atau bila perlu pihak lembaga bisa lebih meningkatkan lagi, baik dalam segi prestasi kerja pegawai pada lembaga.

2. Saran Bagi Pegawai

a. Dengan tunjangan kinerja yang tergolong sangat baik, hendaknya pihak lembaga selalu memperhatikan tunjangan kinerja sesuai dengan aturan yang berlaku, agar para pegawai selalu terpacu untuk menghasilkan hasil kerja yang maksimal.

b. Prestasi kerja pegawai dalam penelitian ini berada dalam kategori sangat baik, pegawai hendaknya dapat mempertahankan bahkan meningkatkan lagi hal tersebut dengan cara terus berusaha memberikan hasil kerja yang maksimal.

c. Dalam menjalankan setiap tugas hendaknya selalu mengedepankan kerjasama yang baik antar pegawai agar terciptanya prestasi kerja lembaga yang maksimal.


(45)

d. Senantiasa mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerja yang telah dicapai oleh pegawai dengan lebih baik lagi.

3. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Dalam penelitian ini kemungkinan masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat belajar dari kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, agar penelitian yang dilakukan dapat lebih baik lagi.


(1)

d. Analisis Regresi

Analisis regresi dapat digunakan apabila adanya hubungan fungsional atau sebab akibat antara variabel X (independen) terhadap variabel Y (dependen). Riduwan (2013: 148) mengemukakan bahwa

“Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk

meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel

bebas (X) diketahui.” Sehingga rumus yang digunakan adalah rumus

regresi sederhana (Riduwan, 2013: 148), sebagai berikut:

Ŷ = a +bX

Keterangan:

Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan

X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk

diprediksikan

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang

menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Untuk mengetahui nilai a dan b, maka digunakan rumus sebagai berikut:


(2)

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Bab V ini merupakan akhir dari seluruh kajian terhadap permasalahan dalam penelitian ini mengenai Pengaruh Tunjangan Kinerja terhadap Prestasi Kerja Pegawai di P4TK IPA Bandung. Pada bab akhir penelitian ini akan memaparkan beberapa hasil temuan yang didapat dari lapangan dan hasil pengolahan data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya yang kemudian akan dikemukakan mengenai kesimpulan serta beberapa saran terkait dengan penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan-temuan yang diperoleh secara umum penelitian mengenai pengaruh tunjangan kinerja terhadap prestasi kerja pegawai ini berada dalam kategori hubungan kuat. Secara khusus berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data dan pengujian hipotesis, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan yang tentunya dapat merujuk pada rumusaan masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, yang terperinci sebagai berikut:

1. Tunjangan Kinerja di P4TK IPA Bandung

Secara umum, hasil penelitian menunjukan bahwa tunjangan kinerja di P4TK IPA Bandung sangat baik dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan. Hal tersebut dapat dilihat dari dimensi-dimensinya yang merupakan besaran tunjangan kinerja, mekanisme tunjangan kinerja, dan pemanfaatan tunjangan kinerja. Diantara ketiga dimensi tersebut, dihasilkan nilai tertinggi pada pemanfaatan tunjangan kinerja dimana para pegawai selalu memiliki hubungan baik sesama pegawai. Sedangkan yang mendapat nilai rata-rata rendah yaitu besaran tunjangan kinerja, namun seluruh dimensi dalam variabel tunjangan kinerja ini termasuk dalam kategori sangat baik.


(3)

2. Prestasi Kerja Pegawai di P4TK IPA Bandung

Prestasi kerja pegawai di P4TK IPA Bandung termasuk dalam kategori sangat baik. Kondisi tersebut dapat dilihat dari prestasi kerja pegawai yang dihasilkan dalam hasil pekerjaannya. Kondisi tersebut juga didukung oleh faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi kerja pegawai yang optimal.

Prestasi kerja pegawai terbagi menjadi lima dimensi yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja, disiplin, inisiatif, dan kerjasama. Dihasilkan nilai tertinggi pada dimensi kerjasama dimana para pegawai mampu menyesuaikan diri. Sedangkan dimensi yang mendapat nilai rata-rata rendah yaitu kuantitas kerja dibandingkan indikator lainnya. Namun kelima dimensi dari prestasi kerja pegawai disini termasuk dalam kategori sangat baik.

3. Pengaruh Tunjangan Kinerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai di P4TK IPA Bandung

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data menunjukkan bahwa pengaruh tunjangan kinerja terhadap prestasi kerja pegawai di P4TK IPA Bandung adalah sedang. Hal tersebut berdasarkan hasil uji hipotesis sebagai berikut:

a. Hasil pengujian korelasi atau hubungan variabel X (Tunjangan Kinerja) dan variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai) berada pada kategori kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tunjangan kinerja mempunyai pengaruh yang sedang terhadap prestasi kerja pegawai.

b. Berdasarkan hasil pengujian signifikansi dari kedua variabel, diperoleh hasil bahwa nilai thitung > ttabel yanitu 7,301 > 2,021. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tunjangan kinerja dengan prestasi kerja pegawai mempunyai korelasi yang signifikan.

c. Hasil perhitungan uji determinasi diperoleh hasil bahwa variabel X (Tunjangan Kinerja) memberikan pengaruh sebesar 54,2% terhadap


(4)

faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

d. Hasil perhitungan uji regresi diperoleh persamaan sebagai berikut yaitu Ŷ = 15,355 + 0,736X. artinya, bahwa setiap kenaikan satu angka dari variabel X (Tunjangan Kinerja) akan diikuti oleh kenaikan variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai).

Pada penelitian ini tunjangan kinerja para pegawai sudah sangat baik, begitu pun dengan prestasi kerja pegawai nya sudah sangat baik. Bertolak belakang dengan latar belakang yang penulis angkat bahwa masih adanya permasalahan yang timbul, namun kondisi tersebut dirasakan pada tahun-tahun lalu. Sedangkan tahun ini sudah mulai meningkat prestasi kerja pegawai nya, itu semua disebabkan adanya solusi yang dibuat yaitu dengan cara pihak lembaga menerapkan sistem tunjangan kinerja sesuai dengan aturan yang berlaku kepada para pegawainya dan melakukan evaluasi berkelanjutan demi untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa implikasi sebagai berikut:

1. Dilihat dari variabel X “Tunjangan Kinerja” di P4TK IPA Bandung dari segi mekanisme tunjangan kinerja sudah dilaksanakan sesuai aturan dan pemanfaatan tunjangan kinerja sudah sesuai dengan yang diharapkan. Akan tetapi, besaran tunjangan kinerja harus lebih diperhatikan jumlah yang diberikan kepada pegawai, jangan sampai terdapat perbedaan yang terlalu signifikan antara besaran tunjangan kinerja yang diberikan kepada pegawai dengan pangkat tinggi dan pegawai dengan pangkat rendah, agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial antar pegawai di P4TK IPA Bandung.

2. Dilihat dari variabel Y “Prestasi Kerja Pegawai” di P4TK IPA Bandung dari segi kualitas kerja, kuantitas kerja, disiplin, inisiatif, dan kerjasama


(5)

sudah sangat baik dan optimal. Hal ini dilihat dari kinerja para pegawai P4TK IPA Bandung yang semakin meningkat.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dipaparkan sebelumnya, selanjutnya penulis akan menyampaikan beberapa saran yang relevan dengan hasil penelitian. Adapun saran yang dapat diberikan, antara lain:

1. Saran Bagi Lembaga

a. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tunjangan kinerja yang ada tergolong ke dalam kategori sangat baik, untuk itu pihak lembaga hendaknya dapat terus mempertahankannya sesuai dengan aturan yang berlaku

b. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa prestasi kerja pegawai yang ada tergolong ke dalam kategori sangat baik, untuk itu pihak lembaga hendaknya dapat terus mempertahankannya atau bila perlu pihak lembaga bisa lebih meningkatkan lagi, baik dalam segi prestasi kerja pegawai pada lembaga.

2. Saran Bagi Pegawai

a. Dengan tunjangan kinerja yang tergolong sangat baik, hendaknya pihak lembaga selalu memperhatikan tunjangan kinerja sesuai dengan aturan yang berlaku, agar para pegawai selalu terpacu untuk menghasilkan hasil kerja yang maksimal.

b. Prestasi kerja pegawai dalam penelitian ini berada dalam kategori sangat baik, pegawai hendaknya dapat mempertahankan bahkan meningkatkan lagi hal tersebut dengan cara terus berusaha memberikan hasil kerja yang maksimal.

c. Dalam menjalankan setiap tugas hendaknya selalu mengedepankan kerjasama yang baik antar pegawai agar terciptanya prestasi kerja lembaga yang maksimal.


(6)

hasil kerja yang telah dicapai oleh pegawai dengan lebih baik lagi.

3. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Dalam penelitian ini kemungkinan masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat belajar dari kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, agar penelitian yang dilakukan dapat lebih baik lagi.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Komitmen Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan

5 42 105

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (PPPPTK IPA) BANDUNG.

0 2 63

PENGARUH DISIPLIN KERJA PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (PPPPTK IPA) BANDUNG.

0 4 46

PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN IPA (P4TK IPA) BANDUNG.

2 10 62

PENGARUH KOMPETENSI PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (PPPPTK IPA) BANDUNG.

0 2 50

PENGARUH KEPUASAN KERJA PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (PPPPTK IPA) BANDUNG.

5 20 60

Pengelolaan Sistem Informasi Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (Studi Tentang Pengelolaan Sistem Informasi di P4TK: P4TK BMTI Bandung, P4TK IPA Bandung dan P4TK Pertanian Cianjur).

1 4 93

PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN IPA (P4TK IPA) BANDUNG - repository UPI S ADP 1001294 Title

0 0 3

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)

0 2 76

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika 2009

3 7 74