PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSES FERMENTASI DAN ENZIMATIS PADA BERBAGAI OLAHAN UBI JALAR.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSES FERMENTASI DAN ENZIMATIS PADA BERBAGAI OLAHAN

UBI JALAR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

nsi

Oleh TYAS LESTARI

1104916

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Penerapan Model Pembelajaran Project

Based Learning (Pjbl) pada Kompetensi

Dasar Melakukan Proses Fermentasi dan

Enzimatis pada Berbagai Olahan

Ubi Jalar

Oleh Tyas Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Teknologi dan Kejuruan

© Tyas Lestari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TYAS LESTARI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSES FERMENTASI DAN ENZIMATIS PADA BERBAGAI OLAHAN

UBI JALAR

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Sri Handayani,. Mpd. NIP. 1966 0930 1997 03 2001

Pembimbing II

Mustika N.H., S.T.P., M.Pd NIP. 1984 0125 2012 12 2002

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI

Dr. Yatti Sugiarti, MP. NIP. 1963 1207 1993 03 2001


(4)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis pada berbagai olahan ubi jalar” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,

Tyas Lestari NIM. 1104916


(5)

(6)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

(PJBL) PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSES

FERMENTASI DAN ENZIMATIS PADA BERBAGAI OLAHAN UBI JALAR

TYAS LESTARI NIM 1104916

ABSTRAK

SMK merupakan tingkatan pendidikan yang menekankan pada bidang keahlian, karena keberadaan SMK adalah menjadikan tenaga kerja yang ahli dibidang tertentu. Upaya untuk menghasilkan siswa SMK menjadi tenaga kerja yang ahli salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) melalui pengembangan keterampilannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran PjBL dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan model pembelajaran PjBL pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis pada berbagai olahan ubi jalar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X THP 2 SMKN 1 Kuningan yang berjumlah 34 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, soal tes pengetahuan, lembar penilaian diri dan antar peserta didik. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterlaksanaan pembelajaran model PjBL pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis berlangsung sangat baik. Tahapan dalam pembelajaran PjBL yang terdiri dari enam tahapan terlaksana sesuai dengan rujukan ahli. Hasil belajar pada aspek sikap masuk dalam kategori baik karena, seluruh konteks pencapaian kompetensi mencapai hasil di atas 75%. Hasil belajar pada aspek keterampilan masuk kategori sangat baik, karena nilai rata-rata keseluruhan sebesar 90,89, maka seluruh siswa dikatakan kompeten dalam kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis.


(7)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

SMK merupakan tingkatan pendidikan yang menekankan pada bidang keahlian tertentu yang harus dimiliki oleh siswa. Keahlian yang harus dimiliki oleh siswa secara individu dikarenakan orientasi keberadaan SMK adalah menjadikan tenaga kerja yang ahli di bidang keahlian tertentu. Oleh karena itu, setiap guru SMK mempunyai harapan bahan pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh siswa. Hal ini merupakan masalah yang sulit dirasakan guru, karena siswa merupakan makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan, ditinjau dari aspek intelektual, psikologis dan biologis. Aspek tersebut berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku di sekolah, sehingga dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Tujuan dari program keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian di SMK Negeri 1 Kuningan adalah membekali keterampilan kepada peserta didik dalam mengolah bahan pangan menjadi berbagai produk salah satunya terdapat dalam melakukan proses fermentasi dan enzimatis.

Model pembelajaran yang biasa dilakukan dikelas X di SMK Negeri 1 Kuningan adalah model pembelajaran inquiri terbimbing dimana model pembelajaran ini merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, logis dan analitis, sehingga mereka merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajran inkuiri yaitu mencari dan menemukan sendiri materi pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.

Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dengan siswa. Sehingga input dari model pembelajaran inquiri adalah berupa konsep atau pemahaman teoritis,


(8)

materi berupa pemahaman teori biasanya lebih sulit diterima oleh siswa. Adapun kelemahan dari pembelajaran dengan model inkuiri yaitu sulitnya mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa dan sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. Sehingga keberhasilan siswa dalam pembelajaran tidak tercapai ditandai masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai kriteria ketuntasan milimal (KKM) yaitu 42,85% (sumber : SMKN 1 Kuningan). Oleh karena itu, SMKN 1 Kuningan sebagai sekolah kejuruan yang sudah menerapkan kurikulum 2013, memerlukan model pembelajaran yang cocok untuk memperoleh hasil pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi peluang peserta didik bekerja secara otonom mengkontruksi belajar mereka sendiri (student centered) yang puncaknya yaitu menghasilkan produk karya siswa bernilai dan realistik (nyata), yaitu model pembelajaran student centered.

Salah satu model pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana siswa diberi peluang bekerja secara otonom mengkontruksi belajarnya salah satunya adalah pembelajaran Project Based Learning (PjBL) atau jika dalam bahasa Indonesia disebut pembelajaran berbasis proyek.

Project Based Learning (PjBL) adalah pembelajaran dimana peserta didik dalam kelompok diminta membuat atau melakukan suatu proyek bersama, dan mempresentasikan hasil dari proyek itu. Biasanya proyek lebih bersifat

interdisipliner, bukan hanya konsep. Trianto, (2014) “Project Based Learning

mampu menghubungkan muatan akademik dengan dunia nyata, dalam hal ini proyek dapat membangkitkan antusiasme para peserta didik untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, model pembelajaran Project Based Learning memiliki potensi yang besar untuk membuat pengalaman belajar yang menarik dan bermakna bagi peserta didik untuk memasuki lapangan kerja. Di dalam model pembelajaran Project Based Learning diterapkan untuk mengembangkan kompetensi setelah peserta didik bekerja di perusahaan, maka peserta didik menjadi lebih aktif di dalam belajar, dan banyak keterampilan yang berhasil dibangun dari proyek di dalam kelasnya, seperti keterampilan


(9)

membangun tim, membuat keputusan kooperatif, pemecahan masalah kelompok, dan pengelolaan tim. Keterampilan – keterampilan itu besar nilainya ketika sudah memasuki lingkungan kerja.

Kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis pada mata pelajaran dasar pengolahan hasil pertanian ini membutuhkan sistem pembelajaran untuk meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa. Menurut Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah ditegaskan untuk mendorong kemempuan peserta didik untuk menghasilkan karya, kontekstual, baik individu maupun kelompok, maka sangat disarankan menggunakan pendekatan atau model pembelajaran yang menghasilkan karya yang berbasis projek (Project Based Learning). Sehingga kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis sangat cocok menggunakan model pembelajaran Project Based Learning karena aplikasi pada penelitian ini menghasilkan karya yaitu berbagai olahan ubi jalar dan Project Based Learning merupakan salah satu model yang disarankan pada kurikulum 2013 sesuai dengan kurukulum di SMKN 1 Kuningan. Materi pokok pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis yang akan dipraktikan pada penelitian ini adalah proses fermentasi.

Pembuatan produk diaplikasikan pada berbagai olahan ubi jalar yaitu yogurt, roti dan tape ubi jalar, karena ubi jalar merupakan salah satu umbi yang banyak terdapat di daerah Kuningan. Selain itu, Ubi jalar merupakan ubi-ubian semusim (berumur pendek) karena pada saat panen biasanya kadar air ubi jalar ini mencapai kurang lebih 65%. Kadar air yang tinggi ini menyebabkan umbi mudah rusak bila tidak segera dilakukan penanganan. Jika umbi segar telah di panen tidak segera diproses, maka akan terjadi perubahan visual yang ditandai dengan timbulnya bercak berwarna biru kehitaman, kecoklatan (browning), lunak (kepoyohan), umbi berjamur dan akhirnya menjadi busuk. Hal ini akan menyebabkan kehilangan hasil dan kemerosotan harga yang tajam pada saat panen raya di daerah sentra produksi (Suismono, 2001). Pengolahan ubi jalar dengan proses fermentasi diharapkan dapat mengangkat pangan lokal kuningan dan meningkatkan diversifikasi pangan.


(10)

Pendekatan model pembelajaran ini sebagai upaya untuk meningkatkan mutu, hasil belajar siswa serta menghasilkan tamatan yang profesional, produktif dan dilandasi dengan keterampilan berfikir secara kritis, kreatif, dan inovatif dalam menanggapi berbagai kondisi dilingkungan kerja. Melalui model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ini dapat mengukur nilai pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebabagai berikut :

1. Kurangnya pemahaman dan penguasaan siswa kelas X terhadap materi melakukan proses fermentasi dan enzimatis ditandai dengan masih banyak siswa yang memiliki nilai di bawak kriteria ketuntansan minimal yaitu 42,85% (sumber : SMKN 1 Kuningan)

2. Model pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas X SMK Negeri 1 Kuningan masih belum dapat meningkatkan kompetensi siswa khususnya dalam hal keterampilan.

C.Batasan Masalah

Untuk menghindari penyimpangan tujuan dan penelitian menjadi lebih terarah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kompetensi dasar yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis di kelas X THP 2 SMKN 1 Kuningan

2. Project yang dilakukan pada penelitian ini yaitu mengolah ubi jalar yang merupakan pangan lokal daerah kuningan.

3. Hasil belajar yang dievaluasi dalam penelitian ini meliputi aspek pengetahuan (tes tertulis), sikap (lembar penilaian diri dan penilaian antar peserta didik) dan keterampilan (penilaian praktikum).


(11)

D. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah :

1. Bagaimana keterlaksanaan penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis pada berbagai olahan ubi jalar?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dilihat dari sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan melakukan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis pada berbagai olahan ubi jalar?

E.Tujuan Penelitian

1. penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis pada berbagai olahan ubi jalar. 2. untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari sikap,

pengetahuan dan keterampilan dengan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis pada berbagai olahan ubi jalar.

F. Manfaat Penelitian 1. Siswa

Siswa, untuk meningkatkan kreativitas siswa dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga pelajaran dasar pengolahan menjadi lebih bermakna.

2. Guru

a. Memberikan informasi tambahan mengenai penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dalam proses pembelajaran.

b. Guru Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, untuk lebih mendapatkan kemudahan dalam berkreasi dan berinovasi pada pembelajarannya sehingga


(12)

bisa lebih efektif dan efisien dalam peranannya sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.

3. Peneliti berikutnya

Peneliti berikutnya, dapat dijadikan sebagai bahan pembanding atau dikembangkan lebih lanjut serta sebagai referensi terhadap penelitian yang relevan dengan permasalahan yang sejenis.

G. Struktur Organisasi BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini memaparkan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini memaparkan tentang teori-teori yang mendukung proses penelitian yang menjadi landasan dalam melakukan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang metode penelitian, penjelasan istilah pada judul, data, sumber penelitian, populasi, sampel, teknik pengumpulan data, analisis instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Temuan dan pembahasan meliputi hasil analisis instrumen, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Pada bab ini berisi tentang simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berupa implikasi dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.


(13)

BAB III METODOLOGI

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Kuningan yang terletak di Jalan Raya Sukamulya Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena SMK Negeri 1 Kuningan merupakan lokasi peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Selain itu, SMK Negeri 1 Kuningan juga merupakan sekolah menengah kejuruan yang memiliki Program Studi Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian yang mana sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuni peneliti. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni 2015.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2010)

menyatakan bahwa: “Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Menurut Sugiyono (2010) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai

berikut : “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunkan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan untuk menguji


(14)

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik. Penulis menggunakan metode tersebut, karena penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan dengan jelas bagaimana penerapan model pembelajaran project based learning (PjbL) pada melakukan proses fermentasi dan enzimatis. Sedangkan, pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, karena hasil belajar yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan di kumpulkan, diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan dapat ditarik kesimpulan.

Desain penelitian merupakan rancanngan bagaimana penelitian dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus, Menurut Sukmadinata (2010) mendefinisikan :

Studi kasus (case study) merupakan metode untuk menghimpundan menanalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus. Sesuatu yang dapat dijadikan kasus biasanya karena adanya masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah, malahan dijadikan kasus karena keunggulan atau keberhasilannya.

Melalui desain penelitian studi kasus, peneliti dapat mengetahui persentase siswa kelas X THP 2 yang sudah mencapai KKM pada mata pelajaran dasar pengolahan hasil pertanian. Selain itu, melalui desain penelitian studi kasus ini, peneliti juga dapat mengetahui pelaksanaan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis sehingga dapat menganalisis kekurangan dan kelebihannya.


(15)

C. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X THP SMKN 1 Kuningan yang terdaftar dalam tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah 69 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel purposive, dengan mengambil sampel 1 kelas yaitu Kelas X THP 2 SMKN 1 Kuningan Program Studi Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian tahun ajaran 2014-2015 yang terdiri dari 34 orang siswa. Sampel kelas yang dipilih yakni kelas yang memiliki kemampuan siswa yang beragam dan merupakan kelas tempat peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL).

D. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Project Based learning (PjBL)

Menurut Trianto (2014) “Project Based Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai dan realistik. 2. Dasar Pengolahan Hasil Pertanian

Mata Pelajaran Dasar Pengolahan Hasil Pertanian berkaiatan dengan proses-proses pengolahan bahan pangan. Kompetensi dasar yang terdapat dalam mata pelajaran ini adalah menerapkan prinsip proses fermentasi dan enzimatis dan melakukan proses fermentasi dan enzimatis. Adapun Materi pokok pada kompetensi dasar tersebut yaitu 1. Fermentasi (definisi, prinsip dasar, mikroorganisme yang berperan, kelebihan dan kelemahan fermentasi, faktor yang mempengaruhi dan teknik pengendalian fermentasi, kerusakan akibat fermentasi, kriteria fermentasi yang baik, proses fermentasi); 2. Enzimatis (definisi, prinsip dasar, faktor yang mempengaruhi dan teknik pengendalian enzimatis, kerusakan akibat proses enzimatis, kriteria proses enzimatis yang baik, proses enzimatis).

Penelitian ini menggunakan materi pokok fermentasi dan enzimatis. Proses fermentasi mempunyai peranan penting dalam pengolahan hasil pertanian. Dengan proses fermentasi akan terjadi pemecahan senyawa komplek menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga dapat meningkatkan nilai gizi dan daya


(16)

cerna serta daya awet produk. Pengolahan dan pengawetan secara biokimia umumnya menggunakan enzim sebagai bahan yang ditambahkan saat proses pengolahan. Penggunaan enzim dalam pengolahan pangan terutama dilakukan pada peningkatan mutu produk, pemanfaatan hasil samping industri pangan, pengembangan pangan sintetik, peningkatan cita rasa dan aroma, pemantapan (stabilitas) mutu, serta nilai gizi bahan pangan.

Aplikasi produk dalam penelitian ini yogurt, roti dan tape yang berbahan dasar ubi jalar. Produk-produk ini dipilih karena dalam pembuatannya menggunakan teknik fermentasi yang merupakan materi pokok yang akan diberikan. Selain itu, produk ini juga menggunakan bahan dasar ubi jalar, dimana ubi jalar merupakan produk lokal daerah Kuningan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian kali ini sebagai berikut: 1. Tes sebagai alat penilaian hasil belajar

Tes (pengetahuan)

Tes yang diberikan berupa tes tertulis pilihan ganda sebanyak 30 soal. Instrumen penelitian ini diberikan sebanyak satu kali yaitu pada akhir penelitian dengan tujuan untuk mengetahui gambaran hasil belajar siswa di lihat dari aspek pengetahuan melalui penerapan model pembelajaran Project Based Learning. Lembar penilaian test dapat dilihat pada Lampiran 2

Sebelum instrumen tes dibuat, terlebih dahulu peneliti membuat kisi-kisi soal tes tertulis. Kisi-kisi instrumen dibuat untuk dijadikan pedoman pembuatan soal agar sesuai dengan tujuan yang hendak diukur. Sebelum digunakan, bsoal tes di uji validitasnya, apakah soal yang diajukan layak atau tidak untuk diberikan kepada peserta didik yaitu dengan Judgement expert. Hasil dari uji validitas dengan Judgement expert yaitu 30 soal dinyatakan layak untuk diujicobakan tanpa revisi sesuai saran. Hasil dari Judgement expert dapat dilihat pada lampiran. 2. Non tes sebagai alat penilaian dan proses belajar mengajar

a. Lembar observasi untuk mengetahui gambaran keterlaksanaan proses pembelajaran dengan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


(17)

Lembar observasi salah satu instrument non tes. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan oleh guru mata pelajaran sebagai observer terhadap peneliti pada saat kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dengan melakukan model pembelajaran project Based Learning (PjBL). Guru yang mengamati dan menilai kegiatan pembelajaran ini berjumlah 1 orang. Isi dari lembar observasi ini adalah penilaian kegiatan pembelajaran dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Lembar observasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1

b. Lembar Observasi untuk melihat kemampuan keterampilan siswa pada saat praktikum

Lembar penilaian praktikum siswa merupakan instrumen untuk melihat kemampuan keterampilan siswa. Lembar penilaian ini dilakukan oleh peneliti pada saat kegiatan pembuatan projek. Lembar penilaian praktikum ini diisi perkelompok. Lembar penilain praktikum ini berisi penilaian keterampilan yang meliputi komponen persiapan kerja, proses produksi, hasil kerja, sikap kerja dan waktu yang dibutuhkan pada saat pembuatan projek. Komponen-komponen tersebut memiliki subkomponen tersendiri sehingga peneliti dapat mengetahui keterampilan siswa secara spesifik. Peneliti dapat mengetahui nilai pencapaian kinerja (keterampilan) siswa dengan menggunakan lembar penilaian praktikum ini. Lembar penilaian praktikum ini dapat dilihat pada lampiran 5.

Sebelum digunakan lembar penilaian praktikum ini di validasi dengan Judgement expert. Hasil validasi Judgement expert untuk penilaian praktikum dinyatakan valid tanpa revisi.

c. Lembar Penilaian Diri (sikap)

Lembar penilaian diri dan penilaian antar peserta didik merupakan instrumen non tes. Penilaian ini dilakukan pada saat akhir kegiatan pembelajaran dengan melakukan model pembelajaran Project Based Learning. Lembar sikap ini dilakukan setiap pertemuan. Lembar penilaian ini berisi penilaian diri sendiri dan penilaian antar peserta didik mengenai pembelajaran yang didapatkan mencakup 9 kompetensi sikap. Lembar penilaian diri dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.


(18)

Sebelum digunakan, instrumen penilaian sikap di validasi dengan Judgement expert. Berdasarkan Judgement expert kesembilan kompetensi sikap yang digunakan untuk mengukur sikap peserta didik pada proses pembelajaran dinyatakan valid tanpa revisi. Lembar Judgement expert penilaian sikap dapat dilihat pada lampiran.

F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan pembelajaran di sekolah.

b. Merumuskan dan menentukan metode penelitian

c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. d. Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan. e. Menentukan sampel penelitian.

f. Telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian, hal ini dilakukan untuk mengetahui tujuan/kompetensi dasar yang hendak dicapai.

g. Membuat dan menyusun instrumen penelitian.

h. Menyusun RPP dan bahan ajar dengan penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Project based Learning (PjBL).

b. Memberikan lembar penilaian diri dan lembar penilaian antar peserta didik pada setiap akhir pembelajaran.

c. Mengobservasi praktikum pada setiap kelompok d. Memberikan tes pengetahuan pada akhir penelitian. 3. Tahap Akhir


(19)

b. Mengolah dan menganalisis hasil tes pengetahuan

c. Mengolah dan menganalisis hasil penilaian diri dan penilaian antarsiswa d. Mengolah dan menganalisis hasil observasi praktikum pada setiap

kelompok

e. Membahas hasil penelitian.

f. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data

g. Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang. Berdasarkan langkah-langkah penelitian tersebut, maka dapat dibuat alur sebagai berikut :

Gambar 3.1 Alur Penelitian Menyusun proposal (identifikasi masalah,

rumusan masalah, dan metode penelitian)

menyusun instrumen penelitian

melakukan validasi instrumen

menyusun RPP

Pembelajaran dengan model Project Based

Learning (PjBL)

Test pengetahuan

Analisis dan pengolahan data

Kesimpulan

Tahap Persiapan

TahapPelaksanaan


(20)

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpul data dalam penelitian ini adalah: a. Memberikan perlakuan (treatment)

b. Memberikan lembar penilaian diri setiap akhir pembelajaran

c. Memberikan lembar penilaian antar peserta didik setiap akhir pembelajaran

d. mengobservasi praktikum pada setiap kelompok e. Memberikan tes pengetahuan pada akhir penelitian

f. Mengolah data hasil tes pengetahuan, penilaian diri dan penilaian antar siswa, penilaian praktikum

2. Analisis Data a. Tes Pengetahuan

Pengolahan data hasil tes pengetahuan ini mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran penerapan model pembelajaran Project Based Learning. Hasil tes pengetahuan ini kemudian diolah menggunakan perhitungan distribusi frekuensi yang didapatkan dengan langkah sebagai berikut :

1) Membuat Tabel Distribusi frekuensi

Langkah-langkah untuk membuat tabel distribusi frekuensi menurut Sudjana (2005) sebagai berikut :

a) Tentukan rentang (r), ialah data terbesar dikurangi data terkecil. Rumus 3.1 berikut ini untuk mencari rentang

� = � � − � � ... 3.1

Keterangan :

r = Rentang Xmax = Data Terbesar Xmin = Data Terkecil

b.)Tentukan banyak kelas interval (k) dengan menggunakan rumus 3.2 berikut ini.


(21)

Keterangan :

k = Banyak kelas interval n = Banyak data

c.)Tentukan panjang kelas interval (p) dengan menggunakan rumus 3.3 berikut ini.

= ... 3.3 Keterangan :

p = Panjang kelas Interval r = Rentang

k = Banyak kelas Interval

d.)Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Nilai ini diambil dengan data terkecil atau data yang kecil dari data terkecil tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan

e.)Selanjutnya, tabel diselesaikan dengan menggunakan harga-harga yang telah dihitung

2) Modus

Modus merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang sedang popular atau nilai yang sering muncul dalam kelompok tersebut (Sudjana, 2005). Modus data berkelpmpok dapat dicari dengan menggunakan rumus 3.4 berikut ini.

= + ... 3.4

Keterangan : Mo = Modus

b = Batas bawah kelas modus (kelas interval dengan frekuensi terbanyak)

p = panjang kelas modus

b1 = Frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas sebelum kelas modus

b2 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas setelah kelas modus


(22)

3) Median

Median adalah salah satu penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil hingga yang terbesar, atau sebaliknya (Sudjana, 2005). Median data berkelompok dapat dicari dengan menggunakan rumus 3.5 berikut ini.

� = + −� ... 3.5 Keterangan :

Me = Median

b = Batas bawah kelas median (kelas letak median) p = panjang kelas median

n = Ukuran sampel atau banyak data

F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median f = Frekuensi kelas median

4) Mean

Rata-rata atau lengkapnya rata-rata hitung data kuantitatif yang terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan jalan membegi jumlah nilai pleh banyak data. (Sudjana, 2005). Mean dapat dicari dengan menggunakan rumus 3.6 berikut ini.

� =∑ �� ... 3.6 Keterangan :

x = Mean atau rata-rata ∑ �� = Jumlah semua harga x x = nilai siswa

n = banyak data

b) Lembar Penilaian Diri (sikap)

Pengolahan data hasil penilaian diri ini mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran penerapan model pembelajaran Project Based Learning. Rumus yang digunakan untuk mencarai persentase (P) tiap tahap pelaksanaan adalah Rumus 3.7.


(23)

% =∑ � ℎ � % ... 3.7 Tabel 3.1 Kategori Penilaian Diri peserta didik

Persentase Kategori

90-100 Sangat baik

75-89,99 Baik

55-74,99 Cukup baik 0-54,99 Kurang baik Sumber: Arikunto (2007)

c) Lembar Penilian Antar Peserta Didik (Sikap)

Pengolahan data hasil penilaian antar peserta didik ini mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran penerapan model pembelajaran Project Based Learning. Rumus yang digunakan untuk mencarai persentase (P) tiap tahap pelaksanaan adalah Rumus 3.7

Tabel 3.2 Kategori Penilaian Antar Peserta didik

Persentase Kategori

90-100 Sangat baik

75-89,99 Baik

55-74,99 Cukup baik 0-54,99 Kurang baik Sumber: Arikunto (2007)

d) Lembar observasi praktikum (keterampilan)

Pengolahan data hasil penilaian praktikum ini mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Hasil penilaian praktikum ini kemudian diolah dengan cara menjumlahkan setiap komponen yang meliputi persiapan, proses, sikap kerja, hasil kerja, dan waktu sehingga didapatkan nilai pencapain kinerja. Berikut ini perhitungan nilai pencapaian kinerja.

Tabel 3.3 Perhitungan Nilai Pencapaian Kinerja Persentase Bobot Komponen Penilain

Nilai Pencapaian kinerja (∑NK)

Pe rsiap an (P ) Pr oses (P ro) S ik ap Ker ja (S) Hasi l (H) Wak tu (W)

Bobot (%) 10 50 10 20 10

Skor komponen Nilai komponen


(24)

(NK)

Sumber: SMKN 1 Kuningan

Nilai skor komponen dicari dengan menggunakan Rumus 3.8 berikut ini.

�� � � � = ∑ ℎ � ………. 3.8

Nilai komponen (NK) dicari dengan menggunakan Rumus 3.9. Nilai Pencapaian Kinerja dicari dengan cara menjumlahkan seluruh nilai komponen (Rumus 3.10).

� = �� � � � � � � % …………...3.9

∑ � = ��+ �� + ��+ ��+ �� ………. 3.10

Keterangan:

∑NK = Nilai Pencapaian Kinerja NKP = Nilai Komponen Persiapan NKPro = Nilai Komponen Proses NKS = Nilai Komponen Sikap Kerja NKH = Nilai Komponen Hasil NKW = Nilai Komponen Waktu

e) Lembar Observasi Project Based Learning (PjBL)

Pengolahan data hasil observasi ini mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran penerapan model pembelajaran Project Based Learning dengan menggunakan Rumus 3.7.

Tabel 3.4 Kategori Katerlaksanaan Penerapan Model Project Based

Learning

Persentase Kategori

90-100 Sangat baik

75-89,99 Baik

55-74,99 Cukup baik 0-54,99 Kurang baik Sumber: Arikunto (2007)


(25)

1

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis di SMKN 1 Kuningan, simpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Keterlaksanaan proses penerapan model pembelajaran project based learning pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis berlangsung sangat baik, ditandai dengan enam tahapan dalam pembelajaran project based learning terlaksana sesuai dengan rujukan ahli.

2. Hasil belajar siswa yang dinilai pada penerapan model pembelajaran project based learning pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan dapat meningkatkan jumlah siswa yang mencapai nilai di atas KKM yaitu 27 dari 34 orang peserta didik. Hasil belajar pada aspek sikap dikategorikan baik ditandai dengan penilaian sikap pada setiap pertemuan mencapai hasil diatas 75%. Hasil belajar pada aspek keterampilan masuk kategori sangat baik, karena nilai rata-rata keseluruhan sebesar 90,89, maka seluruh siswa dikatakan kompeten dalam kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan, maka implikasi dan rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Guru

a. Pada tahap keenam pembelajaran dengan PjBL yaitu menguji hasil yang meliputi kegiatan diskusi dan persentasi siswa harus dapat lebih diarahkan dan dilatih untuk lebih aktif dan lebih berani berargumentasi.


(26)

2

b. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat diterapkan pada kompetensi dasar lain, terutama pada kompetensi dasar yang memerlukan kegiatan praktikum.

2. Siswa

Pada kegiatan pendahuluan pertemuan satu peserta didik tidak merespon pertanyaan guru yang berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya. Maka sebaiknya sebelum pembelajaran berlangsung peserta didik membaca materi ajar dari buku atau sumber lain tentang materi terkait.

3. Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya agar menyiapkan partisipan untuk membantu kegiatan penelitian, khususnya pada saat pengerjaan proyek.

b. Pencapaian kompetensi sikap dari aspek memberikan kontribusi terhadap kelompok, berani dalam mengajukan pertanyaan dan berpendapat secara ilmiah dan kritis masuk ke dalam kategori cukup baik. Agar meningkat pencapaiannya, peneliti selanjutnya diharapkan mampu memotivasi siswa agar berani mengajukan pertanyaan dan berpendapat secara ilmiah, serta dapat berkontribusi terhadap kelompoknya.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia, Bandung.

Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Buck Institute for Education. 1999. Project Based Learning.

http://www.bgsu.edu/organization/elt.proj.html

Jamaludin D.N. 2013. Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, dan Sikap Ilmiah Pada materi tumbuhan Biji.(skripsi). UPI. Bandung

Kurniawati F (2010) “penerapan model problem based learning untuk

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran ilmu bangunan gedung (sub materi pondasi) pada siswa kelas x tkb smk negeri 2 surakarta”. (skripsi). Surakarta

Lucas, George. 2005. Intructional Module Project-Based Learning.http://www.edutopia.org./modules/PBL/whatpbl.php.

Diakses tanggal 10 April 2015

Mahanal, Darmawan, Corebima, dan Zubaidah. 2009. Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Ekosistem terhadap Sikapdan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang. Universitas Negeri Malang

Maulana, L. (2014). Analisis Penerapan Model Pembelajaran Matematika Pada Kurikulum 2013 Di Smp Laksamana Martadinata Medan. Widyaiswara Madya Balai. Diklat Keagamaan Medan

Peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT Asdi Mahasatya. Jakarta

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(28)

Suismono. 2001. Teknologi pembuatan tepung dan pati ubi-ubian untuk menunjang ketahanan pangan. Di dalam: Majalah Pangan Vol. X No. 37:37-49. Puslitbang Bulog, Jakarta.

Sukmadinata, NS. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Susanti. 2008. “Pengaruh pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif dan Sikap Ilmiah siswa pada Materi Nutrisi”. Tesis. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia

Syaiful Bakhri Djamarah dan Azwar Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, progresif, dan Kontekstual. Prenada Media Group, Jakarta.

Wena, Made. 2009. Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operational. Jakarta : Bumi Aksara.

Winarni. (2014). penerapan model pembelajaran project Based Learning (PjBL) pada kompetensi dasar pengolahan hasil umbi-umbian kelas XI AHP SMKN 1 Cibadak. (skripsi). UPI. Bandung


(1)

Tyas Lestari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSES FERMENTASI DAN ENZIMATIS PADA BERBAGAI OLAHAN UBI JALAR

% =∑ � ℎ � % ... 3.7 Tabel 3.1 Kategori Penilaian Diri peserta didik

Persentase Kategori 90-100 Sangat baik

75-89,99 Baik

55-74,99 Cukup baik 0-54,99 Kurang baik Sumber: Arikunto (2007)

c) Lembar Penilian Antar Peserta Didik (Sikap)

Pengolahan data hasil penilaian antar peserta didik ini mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran penerapan model pembelajaran Project Based Learning. Rumus yang digunakan untuk mencarai persentase (P) tiap tahap pelaksanaan adalah Rumus 3.7

Tabel 3.2 Kategori Penilaian Antar Peserta didik Persentase Kategori

90-100 Sangat baik

75-89,99 Baik

55-74,99 Cukup baik 0-54,99 Kurang baik Sumber: Arikunto (2007)

d) Lembar observasi praktikum (keterampilan)

Pengolahan data hasil penilaian praktikum ini mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Hasil penilaian praktikum ini kemudian diolah dengan cara menjumlahkan setiap komponen yang meliputi persiapan, proses, sikap kerja, hasil kerja, dan waktu sehingga didapatkan nilai pencapain kinerja. Berikut ini perhitungan nilai pencapaian kinerja.

Tabel 3.3 Perhitungan Nilai Pencapaian Kinerja Persentase Bobot Komponen Penilain

Nilai Pencapaian kinerja (∑NK)

Pe rsiap an (P ) Pr oses (P ro) S ik ap Ker ja (S) Hasi l (H) Wak tu (W)

Bobot (%) 10 50 10 20 10 Skor

komponen Nilai komponen


(2)

(NK)

Sumber: SMKN 1 Kuningan

Nilai skor komponen dicari dengan menggunakan Rumus 3.8 berikut ini.

�� � � � = ∑ ℎ � ………. 3.8

Nilai komponen (NK) dicari dengan menggunakan Rumus 3.9. Nilai Pencapaian Kinerja dicari dengan cara menjumlahkan seluruh nilai komponen (Rumus 3.10).

� = �� � � � � � � % …………...3.9

∑ � = ��+ �� + ��+ ��+ �� ………. 3.10

Keterangan:

∑NK = Nilai Pencapaian Kinerja NKP = Nilai Komponen Persiapan

NKPro = Nilai Komponen Proses

NKS = Nilai Komponen Sikap Kerja

NKH = Nilai Komponen Hasil

NKW = Nilai Komponen Waktu

e) Lembar Observasi Project Based Learning (PjBL)

Pengolahan data hasil observasi ini mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran penerapan model pembelajaran Project Based Learning dengan menggunakan Rumus 3.7.

Tabel 3.4 Kategori Katerlaksanaan Penerapan Model Project Based

Learning

Persentase Kategori 90-100 Sangat baik

75-89,99 Baik

55-74,99 Cukup baik 0-54,99 Kurang baik Sumber: Arikunto (2007)


(3)

1

Tyas Lestari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSES FERMENTASI DAN ENZIMATIS PADA BERBAGAI OLAHAN UBI JALAR

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis di SMKN 1 Kuningan, simpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Keterlaksanaan proses penerapan model pembelajaran project based learning pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis berlangsung sangat baik, ditandai dengan enam tahapan dalam pembelajaran project based learning terlaksana sesuai dengan rujukan ahli.

2. Hasil belajar siswa yang dinilai pada penerapan model pembelajaran project based learning pada kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan dapat meningkatkan jumlah siswa yang mencapai nilai di atas KKM yaitu 27 dari 34 orang peserta didik. Hasil belajar pada aspek sikap dikategorikan baik ditandai dengan penilaian sikap pada setiap pertemuan mencapai hasil diatas 75%. Hasil belajar pada aspek keterampilan masuk kategori sangat baik, karena nilai rata-rata keseluruhan sebesar 90,89, maka seluruh siswa dikatakan kompeten dalam kompetensi dasar melakukan proses fermentasi dan enzimatis

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan, maka implikasi dan rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Guru

a. Pada tahap keenam pembelajaran dengan PjBL yaitu menguji hasil yang meliputi kegiatan diskusi dan persentasi siswa harus dapat lebih diarahkan dan dilatih untuk lebih aktif dan lebih berani berargumentasi.


(4)

2

b. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat diterapkan pada kompetensi dasar lain, terutama pada kompetensi dasar yang memerlukan kegiatan praktikum.

2. Siswa

Pada kegiatan pendahuluan pertemuan satu peserta didik tidak merespon pertanyaan guru yang berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya. Maka sebaiknya sebelum pembelajaran berlangsung peserta didik membaca materi ajar dari buku atau sumber lain tentang materi terkait.

3. Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya agar menyiapkan partisipan untuk membantu kegiatan penelitian, khususnya pada saat pengerjaan proyek.

b. Pencapaian kompetensi sikap dari aspek memberikan kontribusi terhadap kelompok, berani dalam mengajukan pertanyaan dan berpendapat secara ilmiah dan kritis masuk ke dalam kategori cukup baik. Agar meningkat pencapaiannya, peneliti selanjutnya diharapkan mampu memotivasi siswa agar berani mengajukan pertanyaan dan berpendapat secara ilmiah, serta dapat berkontribusi terhadap kelompoknya.


(5)

Tyas Lestari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSES FERMENTASI DAN ENZIMATIS PADA BERBAGAI OLAHAN UBI JALAR

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia, Bandung.

Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Buck Institute for Education. 1999. Project Based Learning.

http://www.bgsu.edu/organization/elt.proj.html

Jamaludin D.N. 2013. Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, dan Sikap Ilmiah Pada materi tumbuhan Biji.(skripsi). UPI. Bandung

Kurniawati F (2010) “penerapan model problem based learning untuk

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran ilmu bangunan gedung (sub materi pondasi) pada siswa kelas x tkb smk negeri 2 surakarta”. (skripsi). Surakarta

Lucas, George. 2005. Intructional Module Project-Based Learning.http://www.edutopia.org./modules/PBL/whatpbl.php.

Diakses tanggal 10 April 2015

Mahanal, Darmawan, Corebima, dan Zubaidah. 2009. Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Ekosistem terhadap Sikapdan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang. Universitas Negeri Malang

Maulana, L. (2014). Analisis Penerapan Model Pembelajaran Matematika Pada Kurikulum 2013 Di Smp Laksamana Martadinata Medan. Widyaiswara Madya Balai. Diklat Keagamaan Medan

Peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT Asdi Mahasatya. Jakarta

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Suismono. 2001. Teknologi pembuatan tepung dan pati ubi-ubian untuk menunjang ketahanan pangan. Di dalam: Majalah Pangan Vol. X No. 37:37-49. Puslitbang Bulog, Jakarta.

Sukmadinata, NS. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Susanti. 2008. “Pengaruh pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Sikap Ilmiah siswa pada Materi Nutrisi”. Tesis. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia

Syaiful Bakhri Djamarah dan Azwar Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, progresif, dan Kontekstual. Prenada Media Group, Jakarta.

Wena, Made. 2009. Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operational. Jakarta : Bumi Aksara.

Winarni. (2014). penerapan model pembelajaran project Based Learning (PjBL) pada kompetensi dasar pengolahan hasil umbi-umbian kelas XI AHP SMKN 1 Cibadak. (skripsi). UPI. Bandung