MODEL PERSEDIAAN KARET ALAM (CRUMB RUBBER) DENGAN SISTEM Q PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN.
MODEL PERSEDIAAN KARET ALAM (CRUMB RUBBER) DENGAN
SISTEM Q PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN
Oleh :
Ernawati D Pane
408211017
Program Studi Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sains
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012
iii
MODEL PERSEDIAAN KARET ALAM (CRUMB RUBBER) DENGAN
SISTEM Q PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN
Ernawati D Pane
408211017
ABSTRAK
Pengendalian persediaan sistem Q merupakan pengendalian persediaan yang
digunakan dalam menentukan suatu penyelesaian yang optimal dari persediaan
barang-barang. Dalam penelitian ini, untuk menganalisis data terlebih dahulu
dilakukan pengujian sebaran data dengan Uji Liliefors dimana sebaran data
produksi karet alam (crumb rubber) periode Januari 2009-Desember 2011
mengikuti pola sebaran data berdistribusi normal. Jika sebaran data berdistribusi
normal, maka pengendalian persediaan sistem Q digolongkan ke dalam model
persediaan dinamis mengandung resiko dengan distribusi kemungkinan kebutuhan
diketahui. Sehingga diperoleh solusi optimal yaitu: periode Januari-Desember
2009, pemesanan karet alam (crumb rubber) dapat dilakukan kembali jika
persediaan karet alam tinggal 1.023.089,324 kg dan persediaan cadangan karet
alam sebesar 513.490,22 kg dengan meminimumkan total biaya persediaan karet
alam sebesar Rp. 2.937.094.966,20 – Rp. 2.935.209.626 = Rp. 1.885.340,20
dan periode Januari-Desember 2010, pemesanan karet alam (crumb rubber) dapat
dilakukan kembali jika persediaan karet alam tinggal 690.340,29 kg dan
persediaan cadangan karet alam sebesar 308.830,290 kg dengan meminimumkan
total biaya persediaan karet alam sebesar Rp. 2.914.824.944,3 – Rp.
2.748.262.739,5 = Rp. 166.562.208,80 dan periode Januari-Desember 2011,
pemesanan karet alam (crumb rubber) dapat dilakukan kembali jika persediaan
karet alam tinggal 1.000.837,485 kg dan persediaan cadangan karet alam sebesar
494.622,693 kg dengan meminimumkan total biaya persediaan karet alam
sebesar Rp. 5.748.012.773,90 – 5.741.600.505,80 = Rp. 6.412.267,10
.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
i
RIWAYAT HIDUP
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
4
1.3 Batasan masalah
4
1.4 Tujuan Penelitian
5
1.5 Manfaat Penelitian
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1 Pengertian Persediaan (Inventory)
6
2.2 Penyebab persediaan
7
2.3 Jenis – Jenis Persediaan
7
2.4 Fungsi-fungsi persediaan
8
2.5 Pengertian pengendalian persediaan
9
2.6 Tujuan pengendalian persediaan
10
2.7 Komponen biaya persediaan
11
2.8 Sistem pengendalian persediaan
13
2.8.1
Pengendalian persediaan dengan Sistem Q
2.9 Distribusi Normal
2.10 Distribusi Probabilitas dan Fungsi Probabilitas
14
15
vii
Kumulatif Peubah Acak Kontinu
16
2.11 Persamaan differensial parsial
17
2.12
Model persediaan dengan sistem Q
18
2.12.1Model persediaan dinamis mengandung resiko
18
2.12.2 Model persediaan dinamis mengandung ketidakpastian
24
2.13 Uji Liliefors
28
2.14 Analisis distribusi kemungkinan kebutuhan bahan
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
30
3.1 Waktu dan tempat penelitian
30
3.2 Jenis Penelitian
30
3.3 Prosedur Penelitian
30
BAB IV PEMBAHASAN
33
4.1 Pengumpulan Data
33
4.2 Teknik Analisis Data
36
4.2.1 Langkah-langkah analisis data tahun 2009
36
4.2.1.1 Uji Liliefors sebaran data tahun 2009
36
4.2.1.2 Pemecahan Masalah Tahun 2009
41
4.2.2 Langkah-langkah analisis data tahun 2010
49
4.2.2.1 Uji Liliefors sebaran data tahun 2010
49
4.2.2.2
Pemecahan Masalah Tahun 2010
54
4.2.3 Langkah-langkah analisis data tahun 2011
62
4.2.3.1 Uji Liliefors sebaran data tahun 2011
62
4.2.3.2
67
Pemecahan Masalah Tahun 2011
4.3 Bagian Diskusi
76
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
78
5.1 Kesimpulan
78
5.2 Saran
79
DAFTAR PUSTAKA
80
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sistem Q
5
Gambar 2.2 Hubungan kurva normal dan kurva normal standar
kebutuhan selama lead time
22
Gambar 2.3 Hubungan ordinat antara distribusi normal (R,
dengan distribusi normal baku (0,1)
Gambar 4.1 Distribusi normal kebutuhan selama lead time tahun 2009
23
45
Gambar 4.2 Distribusi normal standar kebutuhan selama lead
time tahun 2009
Gambar 4.3 Penentuan nilai
46
Tahun 2009
46
Gambar 4.4 Distribusi normal kebutuhan PTPN III selama lead
time tahun 2009
Gambar 4.5 Penentuan nilai
48
PTPN IIII Tahun 2009
Gambar 4.6
Distribusi normal kebutuhan selama lead time tahun 2010
Gambar 4.7
Distribusi normal standar kebutuhan selama lead
time tahun 2010
59
60
Tahun 2010
Gambar 4.8
Penentuan nilai
Gambar 4.9
Distribusi normal kebutuhan PTPN III selama lead
time tahun 2010
Gambar 4.10 Penentuan nilai
49
60
62
PTPN IIII Tahun 2010
Gambar 4.11 Distribusi normal kebutuhan selama lead time tahun 2011
63
73
Gambar 4.12 Distribusi normal standar kebutuhan selama lead
time tahun 2011
Gambar 4.13 Penentuan nilai
74
Tahun 2011
75
Gambar 4.14 Distribusi normal kebutuhan PTPN III selama lead
time tahun 2011
Gambar 4.15 Penentuan nilai
76
PTPN IIII Tahun 2011
77
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Pengumpulan data PTPN III Medan
81
Lampiran 2 : Penghitungan s. deviasi data tahun 2009-2011
83
Lampiran 3 : Dokumentasi penelitian
85
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengendalian persediaan (Inventory Control) adalah penentuan suatu
kebijakan pemesanan dalam antrian, kapan bahan itu dipesan dan berapa banyak
yang dipesan secara optimal untuk dapat memenuhi permintaan, atau dengan kata
lain, pengendalian persediaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk
menentukan tingkat optimal dengan biaya persediaan yang minimum sehingga
perusahaan dapat berjalan lancar.
Permasalahan persediaan kerap kali dihadapi oleh para pengambil
keputusan khususnya dalam bidang persediaan, baik dalam produksi barang
maupun jasa. Pada dasarnya perusahaan yang melakukan proses produksi
haruslah melakukan pengendalian persediaan untuk menciptakan suatu ketepatan
dalam merencanakan besarnya produksi yang akan dilempar ke pasaran nantinya.
Jika jumlah barang yang diproduksi terlalu sedikit dibandingkan jumlah
permintaan dari konsumen, maka akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan
dari konsumen terhadap perusahaan sehingga dampaknya bagi perusahaan yaitu
kehilangan kesempatan memperoleh laba dan kemungkinan akan mengeluarkan
biaya yang jauh lebih besar untuk memenuhi jumlah permintaan tersebut. Namun
sebaliknya, jika jumlah permintaan dari konsumen lebih kecil dari jumlah barang
yang diproduksi, justru perusahaan tersebut akan mengalami kerugian yang
disebabkan dari pertambahan biaya penyimpanan sisa produksi yang tidak
tersalurkan, biaya penyusutan, bunga yang tertanam dalam biaya persediaan,
asuransi, pajak, kerusakan mesin, dan penurunan harga.
PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan
salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak
dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan.
Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman
kelapa sawit dan karet. PT. Perkebunan Nusantara III merupakan penggabungan
dari 3 (tiga) BUMN perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan Nusantara III,
1
2
PT. Perkebunan Nusantara IV, dan PT. Perkebunan Nusantara V yang
pengelolaannya disatukan ke dalam satu manajemen. PT. Perkebunan Nusantara
III memiliki unit kerja yang tersebar di seluruh Sumatera Utara, dengan jumlah
karyawan sebanyak 28.662 orang. Produk utama Perseroan ini adalah Minyak
Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet. Budidaya karet
sendiri diusahakan pada areal seluas 37.856,16 Ha dan karet plasma diusahakan
pada areal seluas 9150,80 Ha. PT. Perkebunan Nusantara III Medan memiliki 34
perkebunan dan 21 pabrik (http://www.kpbptpn.co.id).
Menurut Master Sihotang, 14 Februari 2011, Direktur Produksi PTPN III
Medan Amal Bhakti Pulungan mengatakan bahwa harga karet alam memang
benar-benar di luar perkiraan semua pihak karena sudah tidak rasional. Saat ini
harga karet alam mencapai US$6 per kilogram dan akan tetap bertahan tinggi
karena besarnya permintaan dari RRC dan Amerika Serikat (http://www.bisnissumatra.com/index.php/2011/02/produksi-karet-kering-ptpn-iii-medan-turun-5persen/).
Menurut Master Sihotang, 11 Januari 2012, Direktur Utama PTPN III
Medan Amri Siregar memaparkan ada rasa optimis bahwa semester II/2012
kondisi ekonomi dunia bakal dapat dipulihkan, sehingga harga komoditas
pertanian seperti produksi perkebunan bisa naik atau paling tidak bisa bertahan
karena
permintaan
di
pasar
dunia
relatif
besar
(http://www.bisnis-
sumatra.com/index.php/2012/01/ptpn-iii-targetkan-penjualan-rp658-triliun/).
Menurut wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 26 Maret 2012
dengan Ibu R. Saragih dan Ibu Henni Fauziah, SE selaku Pegawai PT.
Perkebunan Nusantara III Medan yang menangani bidang bagian tanaman dan
komersil, mengatakan bahwa “PTPN III Medan adalah perusahaan yang besar
dengan tingkat permintaan yang bervariasi baik dari dalam maupun dari luar
negeri.” Hal ini menyebabkan pihak PTPN III Medan harus memiliki persediaan
yang sesuai. Karena hal di atas, maka persediaan penting untuk dianalisis agar
dapat menentukan kelebihan dan kekurangan persediaan sehingga perusahaan
dapat mengoptimalkan keuntungan.
3
Ada beberapa model yang bisa digunakan untuk menentukan total biaya
persediaan seperti model deterministik yaitu model yang menganggap kebutuhan
bahan di masa yang akan datang diketahui dengan pasti dan model probabilistik
yaitu model yang menganggap kebutuhan di masa yang akan datang hanya
diketahui berdasarkan distribusi kemungkinan data kebutuhan masa lalu. Namun,
pada kenyataannya sangat jarang kita temukan model deterministik pada
perusahaan karena pada umumnya parameter-parameter yang digunakan
perusahaan untuk menentukan total biaya perusahaan bersifat tidak pasti. Salah
satu model probabilistik adalah sistem Q.
Melihat kondisi yang mempengaruhi sistem persediaan pada perusahaan
yang diteliti dalam tugas akhir ini, dimana permintaan terhadap suatu item selalu
kontinu dan berfluktuasi, maka pada penelitian ini pemecahan masalah
menggunakan sistem pengendalian persediaan dengan sistem Q.
Keuntungan terbesar dalam menggunakan sistem Q dalam pengendalian
persediaan karet alam adalah karena:
1. Sistem ini memerlukan pengawasan dan ketelitian yang tinggi
2. Tidak banyak menimbulkan perubahan terhadap prosedur administrasi
pengendalian persediaan yang dilakukan oleh perusahaan
3. Jumlah persediaan di gudang setiap waktu dapat diketahui karena kondisi
perusahaan selalu diperiksa sehingga kemungkinan terjadinya kehabisan
persediaan menjadi lebih kecil
4. Ongkos penyimpanan relatif kecil dibanding dengan pengendalian persediaan
dengan sistem lainnya sebab, pada sistem Q persediaan keamanan yang
disediakan untuk melindungi frekuensi pemakaian pada waktu ancang-ancang
(lead time)
Dalam tulisan ini, dibahas tentang menentukan model persediaan karet
alam (crumb rubber) dan meminimalisasi total biaya persediaan karet alam pada
PT. Perkebunan Nusantara III Medan. Berdasarkan hal tersebut peneliti
mengangkat penelitian yang berjudul: “Model Persediaan Karet Alam (Crumb
Rubber) Dengan Sistem Q Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan.”
4
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah:
1. Apakah model persediaan yang sesuai pada PT. Perkebunan Nusantara III
Medan dengan menggunakan sistem Q
2. Berapa total biaya persediaan karet alam tahun 2009-2011 dengan sistem
Q dan
total biaya persediaan yang diperoleh oleh PT. Perkebunan
Nusantara III Medan
3. Berapa selisih total biaya persediaan karet alam tahun 2009-2011 dengan
sistem Q dengan total biaya persediaan yang diperoleh oleh PT.
Perkebunan Nusantara III Medan
[
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah dalam tulisan ini tidak menyimpang, maka perlu
dilakukan beberapa batasan masalah dengan asumsi sebagai berikut:
1. Proses pengolahan dan kebijakan perusahaan tidak berubah selama jangka
waktu 2009-2011 sesuai dengan arsip yang diteliti
2. Data yang diperoleh mengenai persediaan karet alam pada PT. Perkebunan
Nusantara III Medan berdasarkan arsip perusahaan
3. Penulis hanya menguraikan masalah tingkat persediaan optimal dari
produksi karet alam
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui model persediaan yang sesuai apakah model persediaan
dinamis mengandung resiko atau model persediaan dinamis mengandung
ketidakpastian dengan menggunakan sistem Q pada PT. Perkebunan
Nusantara III Medan
5
2. Untuk mengetahui total biaya persediaan karet alam tahun 2009-2011
dengan sistem Q dan total biaya persediaan yang diperoleh oleh PT.
Perkebunan Nusantara III Medan
3. Untuk membandingkan total biaya persediaan karet alam tahun 2009-2011
dengan sistem Q dengan total biaya persediaan yang diperoleh oleh PT.
Perkebunan Nusantara III Medan
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari tugas akhir ini adalah:
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan kebijakan dalam menentukan model persediaan yang sesuai
dengan menggunakan sistem Q
2. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap ilmu
pengetahuan
khususnya
pada
kajian
matematika
terapan
yaitu
pengendalian persediaan
3. Menambah referensi yang berhubungan dengan masalah pengendalian
persediaan khususnya dalam
sistem Q
bidang pengendalian persediaan dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dapat
diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:
1. Model persediaan pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dengan
menggunakan sistem Q adalah model persediaan dinamis mengandung
resiko.
2. Untuk persediaan karet alam (crumb rubber) periode Januari 2009Desember 2011 diperoleh total biaya persediaan sebesar:
Periode Januari-Desember 2009, total biaya persediaan karet alam
PT.
Perkebunan
Nusantara
III
Medan
alam
sebesar
Rp.2.937.094.966,20 dan total biaya persediaan karet alam dari
model persediaan mengandung resiko dengan sistem Q diperoleh
Rp. 2.935.209.626.
Periode Januari-Desember 2010, total biaya persediaan karet alam
PT.
Perkebunan
Nusantara
III
Medan
alam
sebesar
Rp.2.914.824.944,3 dan total biaya persediaan dari model
persediaan karet alam mengandung resiko dengan sistem Q
diperoleh Rp. 2.748.262.739,5
Periode Januari-Desember 2011, total biaya persediaan karet alam
PT. Perkebunan Nusantara III Medan alam sebesar Rp.
5.748.012.773,90 dan total biaya persediaan karet alam dari model
persediaan mengandung resiko dengan sistem Q diperoleh Rp.
5.741.600.505,80
3. Adapun selisih total biaya persediaan karet alam PT. Perkebunan
Nusantara III Medan dengan total biaya persediaan karet alam dari
model persediaan mengandung resiko dengan sistem Q adalah sebagai
berikut:
78
79
Selisih total biaya persediaan karet alam PT. Perkebunan Nusantara
III Medan dengan total biaya persediaan karet alam dari model
persediaan mengandung resiko dengan sistem Q tahun 2009 adalah
Rp.2.937.094.966,20 - Rp. 2.935.209.626 = Rp. 1.885.340,20
Selisih total biaya persediaan karet alam PT. Perkebunan Nusantara
III Medan dengan total biaya persediaan karet alam dari model
persediaan mengandung resiko dengan sistem Q tahun 2010 adalah
Rp.2.914.824.944,3 - Rp. 2.748.262.739,5 = Rp. 166.562.208,80
Selisih total biaya persediaan karet alam PT. Perkebunan Nusantara
III Medan dengan total biaya persediaan karet alam dari model
persediaan mengandung resiko dengan sistem Q tahun 2011 adalah
Rp.5.748.012.773,90 - Rp. 5.741.600.505,80 = Rp. 6.412.267,10
1.2 Saran
Dari hasil kesimpulan yang diperoleh, maka didapat bahwa sistem
pengendalian persediaan yang diterapkan oleh perusahaan sudah baik. Hal ini
terlihat dari selisih total biaya persediaan sistem Q dengan yang diperoleh PT.
Perkebunan Nusantara III Medan memiliki sedikit perbedaan dalam total
biayanya. Disarankan agar pihak perusahaan menggunakan sistem pengendalian
persediaan yang sesuai dengan kondisi perusahaan yang telah dianalisis terlebih
dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Baroto,Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi Cetakan Pertama.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Bsw, Pudjiastuti. 2006. Kalkulus Diferensial dan Integral Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Marthin K.Starr dan David W. Miller, 1977. Inventory Control: Theory and
Practice. Prentice Hall Of India Private Limited: New Delhi
Mulyono, Sri. 2002. Operation Research. Jakarta: LPFE-UI
Nasution, Arman Hakim dan Prasetyawan, Yudha. 2008. Perencanaan dan
Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Rangkuti, Freddy. 2007. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito
Supranto, J. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga
Taylor, Bernard W. 2005. Introduction to Management Science Edisi 8. Jakarta:
Salemba Empat
Yamit, Zulian. 2005. Manajemen Persediaan. Yokyakarta: Ekonesia Fakultas
Ekonomi UI
( http://www.kpbptpn.co.id/profileptpn-16-0-.html) diakses pada 5 Maret 2012
(http://www.bisnis-sumatra.com/index.php/2011/02/produksi-karet-kering-ptpn
iii-medan-turun-5-persen/) diakses pada 17 Maret 2012
(http://www.bisnis-sumatra.com/index.php/2012/01/ptpn-iii-targetkan-penjualan
rp658-triliun/) diakses pada 17 Maret 2112
80
SISTEM Q PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN
Oleh :
Ernawati D Pane
408211017
Program Studi Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sains
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012
iii
MODEL PERSEDIAAN KARET ALAM (CRUMB RUBBER) DENGAN
SISTEM Q PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN
Ernawati D Pane
408211017
ABSTRAK
Pengendalian persediaan sistem Q merupakan pengendalian persediaan yang
digunakan dalam menentukan suatu penyelesaian yang optimal dari persediaan
barang-barang. Dalam penelitian ini, untuk menganalisis data terlebih dahulu
dilakukan pengujian sebaran data dengan Uji Liliefors dimana sebaran data
produksi karet alam (crumb rubber) periode Januari 2009-Desember 2011
mengikuti pola sebaran data berdistribusi normal. Jika sebaran data berdistribusi
normal, maka pengendalian persediaan sistem Q digolongkan ke dalam model
persediaan dinamis mengandung resiko dengan distribusi kemungkinan kebutuhan
diketahui. Sehingga diperoleh solusi optimal yaitu: periode Januari-Desember
2009, pemesanan karet alam (crumb rubber) dapat dilakukan kembali jika
persediaan karet alam tinggal 1.023.089,324 kg dan persediaan cadangan karet
alam sebesar 513.490,22 kg dengan meminimumkan total biaya persediaan karet
alam sebesar Rp. 2.937.094.966,20 – Rp. 2.935.209.626 = Rp. 1.885.340,20
dan periode Januari-Desember 2010, pemesanan karet alam (crumb rubber) dapat
dilakukan kembali jika persediaan karet alam tinggal 690.340,29 kg dan
persediaan cadangan karet alam sebesar 308.830,290 kg dengan meminimumkan
total biaya persediaan karet alam sebesar Rp. 2.914.824.944,3 – Rp.
2.748.262.739,5 = Rp. 166.562.208,80 dan periode Januari-Desember 2011,
pemesanan karet alam (crumb rubber) dapat dilakukan kembali jika persediaan
karet alam tinggal 1.000.837,485 kg dan persediaan cadangan karet alam sebesar
494.622,693 kg dengan meminimumkan total biaya persediaan karet alam
sebesar Rp. 5.748.012.773,90 – 5.741.600.505,80 = Rp. 6.412.267,10
.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
i
RIWAYAT HIDUP
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
4
1.3 Batasan masalah
4
1.4 Tujuan Penelitian
5
1.5 Manfaat Penelitian
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1 Pengertian Persediaan (Inventory)
6
2.2 Penyebab persediaan
7
2.3 Jenis – Jenis Persediaan
7
2.4 Fungsi-fungsi persediaan
8
2.5 Pengertian pengendalian persediaan
9
2.6 Tujuan pengendalian persediaan
10
2.7 Komponen biaya persediaan
11
2.8 Sistem pengendalian persediaan
13
2.8.1
Pengendalian persediaan dengan Sistem Q
2.9 Distribusi Normal
2.10 Distribusi Probabilitas dan Fungsi Probabilitas
14
15
vii
Kumulatif Peubah Acak Kontinu
16
2.11 Persamaan differensial parsial
17
2.12
Model persediaan dengan sistem Q
18
2.12.1Model persediaan dinamis mengandung resiko
18
2.12.2 Model persediaan dinamis mengandung ketidakpastian
24
2.13 Uji Liliefors
28
2.14 Analisis distribusi kemungkinan kebutuhan bahan
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
30
3.1 Waktu dan tempat penelitian
30
3.2 Jenis Penelitian
30
3.3 Prosedur Penelitian
30
BAB IV PEMBAHASAN
33
4.1 Pengumpulan Data
33
4.2 Teknik Analisis Data
36
4.2.1 Langkah-langkah analisis data tahun 2009
36
4.2.1.1 Uji Liliefors sebaran data tahun 2009
36
4.2.1.2 Pemecahan Masalah Tahun 2009
41
4.2.2 Langkah-langkah analisis data tahun 2010
49
4.2.2.1 Uji Liliefors sebaran data tahun 2010
49
4.2.2.2
Pemecahan Masalah Tahun 2010
54
4.2.3 Langkah-langkah analisis data tahun 2011
62
4.2.3.1 Uji Liliefors sebaran data tahun 2011
62
4.2.3.2
67
Pemecahan Masalah Tahun 2011
4.3 Bagian Diskusi
76
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
78
5.1 Kesimpulan
78
5.2 Saran
79
DAFTAR PUSTAKA
80
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sistem Q
5
Gambar 2.2 Hubungan kurva normal dan kurva normal standar
kebutuhan selama lead time
22
Gambar 2.3 Hubungan ordinat antara distribusi normal (R,
dengan distribusi normal baku (0,1)
Gambar 4.1 Distribusi normal kebutuhan selama lead time tahun 2009
23
45
Gambar 4.2 Distribusi normal standar kebutuhan selama lead
time tahun 2009
Gambar 4.3 Penentuan nilai
46
Tahun 2009
46
Gambar 4.4 Distribusi normal kebutuhan PTPN III selama lead
time tahun 2009
Gambar 4.5 Penentuan nilai
48
PTPN IIII Tahun 2009
Gambar 4.6
Distribusi normal kebutuhan selama lead time tahun 2010
Gambar 4.7
Distribusi normal standar kebutuhan selama lead
time tahun 2010
59
60
Tahun 2010
Gambar 4.8
Penentuan nilai
Gambar 4.9
Distribusi normal kebutuhan PTPN III selama lead
time tahun 2010
Gambar 4.10 Penentuan nilai
49
60
62
PTPN IIII Tahun 2010
Gambar 4.11 Distribusi normal kebutuhan selama lead time tahun 2011
63
73
Gambar 4.12 Distribusi normal standar kebutuhan selama lead
time tahun 2011
Gambar 4.13 Penentuan nilai
74
Tahun 2011
75
Gambar 4.14 Distribusi normal kebutuhan PTPN III selama lead
time tahun 2011
Gambar 4.15 Penentuan nilai
76
PTPN IIII Tahun 2011
77
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Pengumpulan data PTPN III Medan
81
Lampiran 2 : Penghitungan s. deviasi data tahun 2009-2011
83
Lampiran 3 : Dokumentasi penelitian
85
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengendalian persediaan (Inventory Control) adalah penentuan suatu
kebijakan pemesanan dalam antrian, kapan bahan itu dipesan dan berapa banyak
yang dipesan secara optimal untuk dapat memenuhi permintaan, atau dengan kata
lain, pengendalian persediaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk
menentukan tingkat optimal dengan biaya persediaan yang minimum sehingga
perusahaan dapat berjalan lancar.
Permasalahan persediaan kerap kali dihadapi oleh para pengambil
keputusan khususnya dalam bidang persediaan, baik dalam produksi barang
maupun jasa. Pada dasarnya perusahaan yang melakukan proses produksi
haruslah melakukan pengendalian persediaan untuk menciptakan suatu ketepatan
dalam merencanakan besarnya produksi yang akan dilempar ke pasaran nantinya.
Jika jumlah barang yang diproduksi terlalu sedikit dibandingkan jumlah
permintaan dari konsumen, maka akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan
dari konsumen terhadap perusahaan sehingga dampaknya bagi perusahaan yaitu
kehilangan kesempatan memperoleh laba dan kemungkinan akan mengeluarkan
biaya yang jauh lebih besar untuk memenuhi jumlah permintaan tersebut. Namun
sebaliknya, jika jumlah permintaan dari konsumen lebih kecil dari jumlah barang
yang diproduksi, justru perusahaan tersebut akan mengalami kerugian yang
disebabkan dari pertambahan biaya penyimpanan sisa produksi yang tidak
tersalurkan, biaya penyusutan, bunga yang tertanam dalam biaya persediaan,
asuransi, pajak, kerusakan mesin, dan penurunan harga.
PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan
salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak
dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan.
Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman
kelapa sawit dan karet. PT. Perkebunan Nusantara III merupakan penggabungan
dari 3 (tiga) BUMN perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan Nusantara III,
1
2
PT. Perkebunan Nusantara IV, dan PT. Perkebunan Nusantara V yang
pengelolaannya disatukan ke dalam satu manajemen. PT. Perkebunan Nusantara
III memiliki unit kerja yang tersebar di seluruh Sumatera Utara, dengan jumlah
karyawan sebanyak 28.662 orang. Produk utama Perseroan ini adalah Minyak
Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet. Budidaya karet
sendiri diusahakan pada areal seluas 37.856,16 Ha dan karet plasma diusahakan
pada areal seluas 9150,80 Ha. PT. Perkebunan Nusantara III Medan memiliki 34
perkebunan dan 21 pabrik (http://www.kpbptpn.co.id).
Menurut Master Sihotang, 14 Februari 2011, Direktur Produksi PTPN III
Medan Amal Bhakti Pulungan mengatakan bahwa harga karet alam memang
benar-benar di luar perkiraan semua pihak karena sudah tidak rasional. Saat ini
harga karet alam mencapai US$6 per kilogram dan akan tetap bertahan tinggi
karena besarnya permintaan dari RRC dan Amerika Serikat (http://www.bisnissumatra.com/index.php/2011/02/produksi-karet-kering-ptpn-iii-medan-turun-5persen/).
Menurut Master Sihotang, 11 Januari 2012, Direktur Utama PTPN III
Medan Amri Siregar memaparkan ada rasa optimis bahwa semester II/2012
kondisi ekonomi dunia bakal dapat dipulihkan, sehingga harga komoditas
pertanian seperti produksi perkebunan bisa naik atau paling tidak bisa bertahan
karena
permintaan
di
pasar
dunia
relatif
besar
(http://www.bisnis-
sumatra.com/index.php/2012/01/ptpn-iii-targetkan-penjualan-rp658-triliun/).
Menurut wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 26 Maret 2012
dengan Ibu R. Saragih dan Ibu Henni Fauziah, SE selaku Pegawai PT.
Perkebunan Nusantara III Medan yang menangani bidang bagian tanaman dan
komersil, mengatakan bahwa “PTPN III Medan adalah perusahaan yang besar
dengan tingkat permintaan yang bervariasi baik dari dalam maupun dari luar
negeri.” Hal ini menyebabkan pihak PTPN III Medan harus memiliki persediaan
yang sesuai. Karena hal di atas, maka persediaan penting untuk dianalisis agar
dapat menentukan kelebihan dan kekurangan persediaan sehingga perusahaan
dapat mengoptimalkan keuntungan.
3
Ada beberapa model yang bisa digunakan untuk menentukan total biaya
persediaan seperti model deterministik yaitu model yang menganggap kebutuhan
bahan di masa yang akan datang diketahui dengan pasti dan model probabilistik
yaitu model yang menganggap kebutuhan di masa yang akan datang hanya
diketahui berdasarkan distribusi kemungkinan data kebutuhan masa lalu. Namun,
pada kenyataannya sangat jarang kita temukan model deterministik pada
perusahaan karena pada umumnya parameter-parameter yang digunakan
perusahaan untuk menentukan total biaya perusahaan bersifat tidak pasti. Salah
satu model probabilistik adalah sistem Q.
Melihat kondisi yang mempengaruhi sistem persediaan pada perusahaan
yang diteliti dalam tugas akhir ini, dimana permintaan terhadap suatu item selalu
kontinu dan berfluktuasi, maka pada penelitian ini pemecahan masalah
menggunakan sistem pengendalian persediaan dengan sistem Q.
Keuntungan terbesar dalam menggunakan sistem Q dalam pengendalian
persediaan karet alam adalah karena:
1. Sistem ini memerlukan pengawasan dan ketelitian yang tinggi
2. Tidak banyak menimbulkan perubahan terhadap prosedur administrasi
pengendalian persediaan yang dilakukan oleh perusahaan
3. Jumlah persediaan di gudang setiap waktu dapat diketahui karena kondisi
perusahaan selalu diperiksa sehingga kemungkinan terjadinya kehabisan
persediaan menjadi lebih kecil
4. Ongkos penyimpanan relatif kecil dibanding dengan pengendalian persediaan
dengan sistem lainnya sebab, pada sistem Q persediaan keamanan yang
disediakan untuk melindungi frekuensi pemakaian pada waktu ancang-ancang
(lead time)
Dalam tulisan ini, dibahas tentang menentukan model persediaan karet
alam (crumb rubber) dan meminimalisasi total biaya persediaan karet alam pada
PT. Perkebunan Nusantara III Medan. Berdasarkan hal tersebut peneliti
mengangkat penelitian yang berjudul: “Model Persediaan Karet Alam (Crumb
Rubber) Dengan Sistem Q Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan.”
4
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah:
1. Apakah model persediaan yang sesuai pada PT. Perkebunan Nusantara III
Medan dengan menggunakan sistem Q
2. Berapa total biaya persediaan karet alam tahun 2009-2011 dengan sistem
Q dan
total biaya persediaan yang diperoleh oleh PT. Perkebunan
Nusantara III Medan
3. Berapa selisih total biaya persediaan karet alam tahun 2009-2011 dengan
sistem Q dengan total biaya persediaan yang diperoleh oleh PT.
Perkebunan Nusantara III Medan
[
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah dalam tulisan ini tidak menyimpang, maka perlu
dilakukan beberapa batasan masalah dengan asumsi sebagai berikut:
1. Proses pengolahan dan kebijakan perusahaan tidak berubah selama jangka
waktu 2009-2011 sesuai dengan arsip yang diteliti
2. Data yang diperoleh mengenai persediaan karet alam pada PT. Perkebunan
Nusantara III Medan berdasarkan arsip perusahaan
3. Penulis hanya menguraikan masalah tingkat persediaan optimal dari
produksi karet alam
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui model persediaan yang sesuai apakah model persediaan
dinamis mengandung resiko atau model persediaan dinamis mengandung
ketidakpastian dengan menggunakan sistem Q pada PT. Perkebunan
Nusantara III Medan
5
2. Untuk mengetahui total biaya persediaan karet alam tahun 2009-2011
dengan sistem Q dan total biaya persediaan yang diperoleh oleh PT.
Perkebunan Nusantara III Medan
3. Untuk membandingkan total biaya persediaan karet alam tahun 2009-2011
dengan sistem Q dengan total biaya persediaan yang diperoleh oleh PT.
Perkebunan Nusantara III Medan
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari tugas akhir ini adalah:
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan kebijakan dalam menentukan model persediaan yang sesuai
dengan menggunakan sistem Q
2. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap ilmu
pengetahuan
khususnya
pada
kajian
matematika
terapan
yaitu
pengendalian persediaan
3. Menambah referensi yang berhubungan dengan masalah pengendalian
persediaan khususnya dalam
sistem Q
bidang pengendalian persediaan dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dapat
diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:
1. Model persediaan pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dengan
menggunakan sistem Q adalah model persediaan dinamis mengandung
resiko.
2. Untuk persediaan karet alam (crumb rubber) periode Januari 2009Desember 2011 diperoleh total biaya persediaan sebesar:
Periode Januari-Desember 2009, total biaya persediaan karet alam
PT.
Perkebunan
Nusantara
III
Medan
alam
sebesar
Rp.2.937.094.966,20 dan total biaya persediaan karet alam dari
model persediaan mengandung resiko dengan sistem Q diperoleh
Rp. 2.935.209.626.
Periode Januari-Desember 2010, total biaya persediaan karet alam
PT.
Perkebunan
Nusantara
III
Medan
alam
sebesar
Rp.2.914.824.944,3 dan total biaya persediaan dari model
persediaan karet alam mengandung resiko dengan sistem Q
diperoleh Rp. 2.748.262.739,5
Periode Januari-Desember 2011, total biaya persediaan karet alam
PT. Perkebunan Nusantara III Medan alam sebesar Rp.
5.748.012.773,90 dan total biaya persediaan karet alam dari model
persediaan mengandung resiko dengan sistem Q diperoleh Rp.
5.741.600.505,80
3. Adapun selisih total biaya persediaan karet alam PT. Perkebunan
Nusantara III Medan dengan total biaya persediaan karet alam dari
model persediaan mengandung resiko dengan sistem Q adalah sebagai
berikut:
78
79
Selisih total biaya persediaan karet alam PT. Perkebunan Nusantara
III Medan dengan total biaya persediaan karet alam dari model
persediaan mengandung resiko dengan sistem Q tahun 2009 adalah
Rp.2.937.094.966,20 - Rp. 2.935.209.626 = Rp. 1.885.340,20
Selisih total biaya persediaan karet alam PT. Perkebunan Nusantara
III Medan dengan total biaya persediaan karet alam dari model
persediaan mengandung resiko dengan sistem Q tahun 2010 adalah
Rp.2.914.824.944,3 - Rp. 2.748.262.739,5 = Rp. 166.562.208,80
Selisih total biaya persediaan karet alam PT. Perkebunan Nusantara
III Medan dengan total biaya persediaan karet alam dari model
persediaan mengandung resiko dengan sistem Q tahun 2011 adalah
Rp.5.748.012.773,90 - Rp. 5.741.600.505,80 = Rp. 6.412.267,10
1.2 Saran
Dari hasil kesimpulan yang diperoleh, maka didapat bahwa sistem
pengendalian persediaan yang diterapkan oleh perusahaan sudah baik. Hal ini
terlihat dari selisih total biaya persediaan sistem Q dengan yang diperoleh PT.
Perkebunan Nusantara III Medan memiliki sedikit perbedaan dalam total
biayanya. Disarankan agar pihak perusahaan menggunakan sistem pengendalian
persediaan yang sesuai dengan kondisi perusahaan yang telah dianalisis terlebih
dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Baroto,Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi Cetakan Pertama.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Bsw, Pudjiastuti. 2006. Kalkulus Diferensial dan Integral Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Marthin K.Starr dan David W. Miller, 1977. Inventory Control: Theory and
Practice. Prentice Hall Of India Private Limited: New Delhi
Mulyono, Sri. 2002. Operation Research. Jakarta: LPFE-UI
Nasution, Arman Hakim dan Prasetyawan, Yudha. 2008. Perencanaan dan
Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Rangkuti, Freddy. 2007. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito
Supranto, J. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga
Taylor, Bernard W. 2005. Introduction to Management Science Edisi 8. Jakarta:
Salemba Empat
Yamit, Zulian. 2005. Manajemen Persediaan. Yokyakarta: Ekonesia Fakultas
Ekonomi UI
( http://www.kpbptpn.co.id/profileptpn-16-0-.html) diakses pada 5 Maret 2012
(http://www.bisnis-sumatra.com/index.php/2011/02/produksi-karet-kering-ptpn
iii-medan-turun-5-persen/) diakses pada 17 Maret 2012
(http://www.bisnis-sumatra.com/index.php/2012/01/ptpn-iii-targetkan-penjualan
rp658-triliun/) diakses pada 17 Maret 2112
80