Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

Oleh :

NILAM SORAYA NAMIRA 122102051

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : NILAM SORAYA NAMIRA

NIM : 122102051

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAHAN BAKU PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III

Tanggal : Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Iskandar muda

NIP. 195111114 198203 1 002

Tanggal : Ketua Program Diploma III Akuntansi

Drs. Rustam, M.Si, AK, CA NIP. 195111114 198203 1 002

Tanggal : Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, AK, CA NIP. 19560407 98002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : NILAM SORAYA NAMIRA

NIM : 122102051

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAHAN BAKU PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III

Medan, 2015

NILAM SORAYA NAMIRA


(4)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas akhir dengan judul “SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN” ini telah selesai dikerjakan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tak luput dari kekurangan-kekurangan baik dari segi susunan, tata bahasa maupun dari segi ilmiah yang disebabkna karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.

Secara khusus penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda Novansyah dan ibunda tercinta Martimi yang telah berjuang dengan keras memberikan perhatian dan kasih sayangnya yang tiada henti dalam menyelesaikan perkuliahan ini.

Selama dalam tahap pertama hingga penyelesaian tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima bantuan moril, spiritual, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapakan rasa teriam kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac. Ak, CA selaku Dekan dan Bapak

Fahmi Natigor Nasution, SE,M.Acc, Ak, CA selaku Pembantu dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku ketua Program Studi D3 Akuntansi


(5)

ii

3. Bapak Iskandar Muda. SE,Msi,Ak selaku pembimbing yang telah bersedia

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini

4. Pimpinan dan seluruh staf PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, yang telah banyak membantu penulis untuk memberikan izin dan menyediakan data-data yang diperlukan dalam menyusun Tugas Akhir ini.

5. Kepada Orang Tua Tercinta, Alm. Ivan Dhanu Brata Arisaka dan Alm. Nizar

Afriyanti atas cinta dan do’anya yang tidak pernah putus.

6. Kepada Abah dan Eyang, H.M Nasir Awra dan Hj. Ernisyah Hsb atas cinta

dan do’anya yang tidak pernah putus. Terima kasih atas motivasi dan dukungan berupa moril maupun materil sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan dan tugas akhir dengan baik.

7. Kepada kakak dan adik saya, Silvia Vandayani dan Nabila Maya Shafira yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

8. Kepada sahabat saya Fani Alp, Ayu Indhira yang tak henti-hentinya

memberikan dukungan serta saran-saran yang sangat bermanfaat dalam penulisan Tugas Akhir ini.

9. Kepada sahabat saya Sullivan Adena, Debby akhsa, Monica sinaga, Nurazila, Yolanda reflesya, Deffi hadyani, Geby k.s siregar, yang selalu setia menemani dan membantu saya memberikan ide dan saran dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10. Kepada yang tersayang, M. Reza Ludfi yang selalu memberikan saya semangat dan motivasi yang tak henti-hentinya dalam pengerjaan Tugas Akhir Ini.


(6)

iii

11. Kepada teman-teman D3 Akuntansi stambuk 2012 grup B yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis menyampaikan banyak terima kasih

12. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis mohon maaf jika masih ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahaun bagi kita semua. Amin.

Medan, Agustus 2015 Penulis,

NIM. 122102051 Nilam Soraya Namira


(7)

iv DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR . ... i

DAFTAR ISI . ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penilitian . ... 3

D. Rencana Penulisan ... 3

1. Jadwal Survey/ Observasi ... 3

2. Rencana Isi ... 4

BAB II : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN 6 A. Sejarah Ringkas ... 6

B. Struktur Organisasi . ... 13

C. Job Description ... 16

D. Jaringan Usaha ... 32

E. Kinerja Usaha Terkini ... 34


(8)

v

BAB III : SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III

(PERSERO) MEDAN ... 37

A. Pengertian Sistem Akuntansi dan Persediaan Bahan Baku .. 37

B. Jenis-jenis Persediaan Bahan Baku ... 42

C. Sistem Pencatatan Persediaan Bahan Baku ... 44

D. Strategi Perencanaan Pengolahan dan Pengendalian ... 50

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

A. Kesimpulan ………...….. ... 53

B. Saran ………...……….. ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54


(9)

vi

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman


(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2.1 Logo PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan ……… 11 Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)


(11)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami persaingan yang cukup ketat di segala bidang, baik dalam bidang industri maupun jasa. Persaingan tersebut salah satunya disebabkan oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat, munculnya pesaing-pesaing baru yan berpotensi dalam mengembangkan produk-produk yang beraneka ragam dan berkualitas. Oleh karena itu perusahaan terus dituntut untuk dapat terus meningkatkan aktivitasnya agar mampu bersaing dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pada dasarnya yang betanggung jawab dalam mengelola aktivitas perusahaan adalah pihak manajemen.

Perusahaan dalam menghadapi persaingan ini membutuhkan satu Sistem Akuntansi yang dapat berperan penting atas adanya aktivitas yang dilakukan perusahaan. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas proses produksi. Proses produksi yang merupakan aktivitas untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber yang ada antara lain tenaga kerja, peralatan atau mesin, sarana, bahan dan modal. Proses produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan akan berjalan lancar apabila ditunjang dengan Sistem Akuntansi yang dapat berperan penting dalam kelancaran proses produksi. Sistem Akuntansi yang dibutuhkan adalah Sistem Akuntansi yang menyajikan informasi atas persediaan bahan baku.


(13)

Persediaan bahan baku memegang peranan penting bagi perusahaan, oleh karena itu kegiatan ini perlu mendapat perhatian yang besar dari perusahaan, karena merupakan unsur aktiva perusahaan yang memiliki nilai materil dalam jumlah yang relatif besar, serta merupakan aktiva yang sensitif terhadap waktu, penurunan harga pasar, kerusakan dan kelebihan biaya yang disebabkan oleh kesalahan dalam penanganannya.

Dengan adanya Sistem Akuntansi Persediaan Bahan baku yang diterapkan perusahaan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pimpinan dana manajer perusahaan, terutama dalam pengambilan keputusan dan dalam menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan terutama dalam melaksanakan aktivitas produksi agar berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku diharapkan dapat menjadi unsur pendukung bagi suatu perusahaan dalam menunjang kelancaran proses produksi.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk membahas tentang persediaan bahan baku. Disini penulis menyusun tugas akhir dengan judul “SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana penerapan sistem akuntansi


(14)

persediaan bahan baku dalam menunjang kelancaran proses produksi pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

C. Tujuan Dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi persediaan bahan baku dalam menunjang kelancaran proses produksi pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dan memperluas pola pikir secara ilmiah dalam bidang akuntansi terutama dalam memahami penerapan sistem akuntansi persedian bahan baku.

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam penerapan sistem akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survey / Observasi

Penelitian ini dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan di Jalan Sei Batanghari No. 2 Medan 20122, Propinsi Sumatera Utara.


(15)

Tabel 1.1

Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

No KEGIATAN

Apr-15 Mei 2015 Juni 2015

I II III IV I II III IV I II III IV

1 Pengesahan Tugas

Akhir

2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin

Riset

4 Penunujukan Dosen

Pembimbing

5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas

Akhir

7 Bimbingan Tugas

Akhir

8 Penyelesaian Tugas

Akhir

2. Rencana Isi

Rencana isi terdiri dari empat bab yaitu pendahuluan, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, sistem akuntansi persediaan bahan baku pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dan penutup dimana setiap bab saling berkaitan.

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan, mencakup jadwal survey / observasi, rencana isi.


(16)

BAB II : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

Bab ini menguraikan tentang sejarah ringkas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, struktur organisasi, job description, kegiatan usaha, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan perusahaan.

BAB III : SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

Bab ini berisikan teori yang menjelaskan tentang pengertian sistem informasi akuntansi & persediaan bahan baku, jenis-jenis persediaan bahan baku, sistem pencatatan persediaan bahan baku, strategi perencanaan pengolahan dan pengendalian bahan baku.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan uraian serta saran guna meningkatkan pengawasan internal terhadap aset tetap pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.


(17)

BAB II

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Sejarah perseroan diawali dengan proses pengambil alihan

perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses Nasionalisasi Perusahaan Perkebunan Asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero).

Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero), PT Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya ke dalam manajemen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah (PP) No.8 Tahun 1996

tanggal 14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang bekedudukan di Medan, Sumatera Utara. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH, No.36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah


(18)

disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-8331.HT.01.01.th.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat didalam Berita Negara Republik Indonesia No.81 tahun 1996 Tambahan Berita Negara No. 8674 Tahun 1996.

Seiring dengan perubahan pola berbisnis paradigma baru PT

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan telah merancang program transformasi bisnis sejak bulan Agustus 2013 sebagai kata kunci dari “kinerja” PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan sedang melakukan perubahan terhadap pola target of strategic of business as usual menjadi pola target of strategic of business. Untuk mendukung keberhasilan program tersebut di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan secara sistematis dan berkesinambungan melakukan upaya untuk mensosialisasikan program strategic initiative melalui pemahaman dan penyebarluasan buku panduan transormasi bisnis unit. Usaha melalui instruksi langsung dari Distrik

Manajer/General Manager setempat kepada jajarannya dan

menginformasikan melalui majalah Nusa Tiga milik PT Perkebunan Nusantara III (Persero).

PTPN III berkedudukan di kota Medan, Sumatera Utara dengan Kantor

Direksi beralamat di Jl. Sei Batang Hari No.2 Sei Sikambing, Medan. Kebun dan pabrik kelapa sawit dan karet perusahaan tersebar di beberapa lokasi di Sumatera Utara. PTPN III mengelola kebun karet seluas 37.715,50 hektar dan kebun sawit seluas 105.202,40 hektar pada bulan Mei 2014 . Perkebunan kelapa sawit dan karet menghasilkan produk utama minyak kelapa sawit .


(19)

Maksud dan tujuan Perusahaan yaitu turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program pemerintag dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya disub sector perkebunan dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip perusahaan yang sehat berlandaskan azas :

a. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan bidang perkebunan bagi

pendapatan nasional melalui upaya meningkatkan produksi dan pemasaran dari berbagai jenis komditi perkebunan untuk kepentingan konsumsi dalam negeri maupun eksport sekaligus dalam rangka meningkatkan eksport nova migas.

b. Memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

rakyat pada umumnya serta meningkatkan taraf hidup petani dan karyawan pada khususnya.

c. Memelihara kelestarian SDM dan lingkungan, air dan kesuburan tanah Berikut ini adalah Susunan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berikut :

Visi dan Misi Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan memiliki visi dan misi yang jelas dalam menjalankan usahanya. Visi dan misi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Visi

Menjadi Perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.


(20)

2. Misi

a. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara

berkesinambungan.

b. Menghasilkan produk yang berkualitas untuk pelanggan.

c. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan

mengembangkannya. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya secara optimal.

d. karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya secara

optimal.

e. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para investor.

f. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

g. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan

komunitas.

Tata Nilai Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan memiliki komitmen untuk menjunjung tinggi integritas profesional dan melaksanakan tata nilai yang berbasis sebagai berikut:

1. Proactivity (Proaktif)

Selalu bersikap proaktif dengan penuh inisiatif dan mengevaluasi gkin terjadi.

2. Excellence (Terbaik)

Selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha bekerja keras untuk hasil maksimal sesuai kompetensi.


(21)

3. Team Work (Kerjasama)

Selalu mengutamakan kerjasama tim, agar mampu menghasilkan sinergi optimal bagi perusahaan.

4. Innovation (Perubahan)

Selalu menghargai kreatifitas dan menghasilkan inovasi dalam metode dan produk baru.

5. Responsibility (Bertanggung Jawab)

Selalu bertanggung jawab atas akibat keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan.

Paradigma Baru

Sadar bahwa bertanggung jawab pembangunan masa depan PTPN III

(Persero) Medan ada pada seluruh karyawan, untuk itu PTPN III (Persero) Medan bertekad mewujudkan paradigma bisnis baru sebagai berikut:

1. Perubahan, perbaikan dan peningkatan metode dan kinerja adalah satu

keharusan.

2. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama untuk memenangkan

persaingan.

3. Setiap kegiatan bisnis baru menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan.

4. Pengembangan hubungan industrial yang egaliter berdasarkan

keterbukaan, kesetaraan dan kebhinekaan.

5. Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun kapital insani


(22)

6. Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui kemampuan mengajar dan membagi ilmu, membagi hubungan baik, dan menjadi panutan.

7. Penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan

kinerjanya.

8. Efektifitas operasional harus didukung oleh struktur organisasi yang

sederhana dan dinamis.

9. Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat untuk peningkatkan

produktivitas kerja dan keunggulan kompetitif.

10. Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data akurat Setiap tugas dan operasional perusahaan dilaksanakan dengan cepat tanggap, cepat tindak lanjut, tuntas, berkualitas dan penuh tanggung jawab.

11. Seluruh aktivitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu. Logo dan Makna Logo PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

Logo suatu instansi sebagai ciri khas yang membedakannya dengan instansi lainnya.Pada umumnya logo PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mempunyai makna dan arti bagi perusahaan tersebut.

Gambar 2.1

Logo PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Sumber : PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan


(23)

1. Gambar duabelas helai daun kelapa sawit di sebelah kiri bola dunia dan tujuh urat pada daun karet yang berwarna hijau di sebelah kanan bola dunia melambangkan bahwa PTPN III (Persero) Medan memiliki duabelas paradigma baru dan tujuh strategi bisnis yang saling mendukung agar tercapai tujuan PTPN III (Persero) Medan, yaitu selalu menjadi perusahaan perkebunan terbaik dengan team work yang solid dan inovatif, serta ditunjang dengan green technology, green business dan ramah lingkungan.

2. Gambar lima garis lintang horizontal dan vertikal yang berwarna biru

melingkari bola dunia melambangkan bahwa PTPN III (Persero) Medan memiliki lima tata nilai dan harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang berkembang agar selalu menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha.

3. Gambar dua meteor yang mengelilingi bumi sehingga membentuk angka

tiga melambangkan bahwa PTPN III (Persero) Medan bergerak dinamis dengan semangat yang tinggi untuk menguasai pasar global. Meteor yang berwarna putih bermakna produksi lateks dan produk turunannya, sedangkan yang berwarna oranye bermakna produksi CPO beserta turunannya yang memancar tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.

Secara keseluruhan logo ini adalah lambang dari niat dan motivasi tinggi seluruh personal PTPN III (Persero) Medan untuk mewujudkan visi dan misi PTPN III (Persero) Medan yang telah dicanangkan bersama dengan


(24)

ditunjang oleh lima tata nilai, duabelas paradigma baru dan tujuh strategi bisnis yang dimiliki PTPN III (Persero) Medan.

B. Struktur Organisasi

Pada umumnya perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda menurut kegiatan usahanya.Struktur organisasi merupakan kerangka atau bagian yang menggambarkan jaringan hubungan yang menunjukkan kedudukan, tugas dan tanggung jawab secara hirarki yang terdapat dalam perusahaan.Struktur organisasi yang baik jika dikaitkan dengan pengawasan adalah struktur organisasi yang menggambarkan secara tegas garis, wewenang dan tanggung jawab setiap bagian dalam organisasi.

Tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip adanya pemisahan tugas dan sekaligus diperlukan untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengorganisasian juga akan menjadikan kegiatan dan tugas-tugas suatu perusahaan dapat dijalankan dengan baik dan teratur. Dengan kata lain organisasi berguna untuk menghindarkan terjadinya penyelewengan-penyelewengan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Dengan demikian struktur organisasi perusahaan merupakan gambaran yang memperlihatkan susunan, fungsi departemen atau posisi mereka dalam organisasi serta bagaimana hubungannya antara satu sama lainnya disamping menunjukkan garis perintah maupun jalur jalan komunikasi formal. Sehingga


(25)

dapat tercipta suatu tim kerja yang kompak dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara III No. 3.08/SKPTS/15/2014 tanggal 26 Februari 2014 tentang perubahan struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dalam rangka pelaksanaan pencapaian tujuan maka ditetapkanlah perubahaan struktur organisasi yang menyangkut fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing pengelola. Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah struktur organisasi garis dan staf.Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini.


(26)

Gambar 2.2

Struktur Organisasi PTPN III (Persero) Medan Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan


(27)

C. Job Description

Adapun uraian tugas dari struktur organisasi tersebut:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat umum pemegang saham (RUPS) merupakan pimpinan

tertinggi yang membawahi dewan komisaris, direktur, serta setingkat dibawahnya. Tugas dan wewenang rapat umum pemegang saham (RUPS) sebagai berikut:

a. Mengangkat dan menghentikan dewan komisaris.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal/aset

perusahaan sesuai dalam mencapai tujuan.

c. Mengawasi dewan komisaris dalam melakukan tugas yang telah

dibedakan kepadanya oleh pemegang saham. 2. Dewan Komisaris

a. Dewan komisaris yang terdiri dari 1 komisaris dan 4 anggota bertugas untuk mengawasi direktur utama.

b. Membantu pimpinan menginvestasikan dana perusahaan.

3. Direktur Utama

Direktur utama mengambil keputusan dan pertanggung jawaban utama atas jalannya dan tercapainya tujuan perusahaan serta memelihara dan menjaga harta perusahaan. Tugas dan wewenang direktur utama sebagai berikut:

a. Melaksanakan kebijaksanaan sesuai yang diatur didalam anggaran


(28)

pemegang saham (RUPS), mentri pertanian selaku kuasa umum pemegang saham dan dewan komisaris.

b. Menetapkan langkah-langkah pokok melaksanakan kebijakan

perusahaan di bidang produksi teknik, pengolahan, tenaga manusia, keuangan dan pemasaran.

c. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas para anggota direksi dan mengawasi secara umum.

d. Bersama-sama anggota direksi lainnya perusahaan di dalam dan di luar pengadilan.

e. Bertanggung jawab kepada rapat umun pemegang saham melalui

dewan komisaris. 4. Direktur Produksi

Mengelola bidang tanaman, teknik dan teknologi yang

berkaitan dengan fungsi tersebut di atas. Tugas dan wewenang direktur produksi sebagai berikut:

a. Menyusun perencanaan di bidang pekerjaan yang tercantum dalam

kebijaksanaan direksi.

b. Melaksanakan pengaturan-pengaturan dan pengendalian dari unit-unit usaha dan sarana pendukungnya mencantum tanaman (kultur teknis) produksi, teknologi, teknik dan sebagainya.

c. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang

tercantum dalam kebijaksanaan direksi.

d. Melaksanakan rencana-rencana rehabilitas dan investasi di bidang

tanaman maupun sarana pendukung produksi lainnya dari unit-unit usaha yang telah ada.


(29)

5. Direktur Keuangan

Direktur keuangan dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinasi kepala bagian keuangan, bagian akuntansi dan bagian pelelangan. Tugas dan wewenang direktur keuangan sebagai berikut:

a. Merencanakan sumber-sumber dana yang diperoleh.

b. Mencari dan memanfaatkan dana.

c. Menganalisa laporan keuangan untuk menilai apakah perusahaan

mempunyai posisi keuangan yang baik.

6. Direktur Sumber Daya Manusia/Umum

Direktur sumber daya manusia/umum tugasnya adalah mengkoordinir kepala bagian sumber daya manusia, bagian umum, bagian PKBL dan bagian hukum. Tugas dan wewenang direktur sumber daya manusia/umum sebagai berikut:

a. Menyusun rencana, mengarahkan dan mengkoordinasi bidang

pengembangan sumber daya manusia dan mengadakan pengkajian sumber daya manusia.

b. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan penyelesaian hukum dan

agraria, kesempatan, kesehatan dan keamanan serta sosial umum.

7. Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan

Direktur pemasaran dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinir kepala bagian komersil, bagian TI/TB dan manajemen resiko, bagian perencanaan pengembangan bisnis hilir, dan bagian perencanaan dan pengembangan bisnis hulu. Tugas dan wewenang direktur perencanaan dan pengembangan sebagai berikut:


(30)

a. Melakukan hubungan dengan perusahaan lain serta menerima pesanan dari perusahaan.

b. Melakukan riset pasar dan mengumpulkan informasi pasar.

c. Mengembangkan pemasaran produksi baik dalam maupun luar negeri.

8. Kepala Bagian Tanaman

Tujuan jabatan kepala bagian tanaman adalah membantu direktur produksi dalam melaksanakan fungsi manajemen terutama perencanaan, monitoring dan evaluasi dibidang tanaman yang meliputi eksploitasi dan investasi (tanaman karet, kelapa sawit, tanaman pangan dan konservasi) untuk peningkatan kinerja secara berkesinambungan dengan memberdayakan sumber daya perusahaan yang ada untuk mencapai kinerja optimal dengan tata kelola yang baik. Tugas pokok bagian tanaman adalah sebagai berikut:

a. Mengevaluasi draft kebijakan, norma standard, RJP/RKAP/RKO

bidang tanaman di bagian/distrik/unit dengan mengevaluasi RJP/RKAP/RKO tahun sebelumnya agar tercapai sesuai dengan kondisi real untuk diusulkan ke direksi.

b. Mengevaluasi draft investasi dan eksploitasi dibidang tanaman

berdasarkan perkembangan internal dan eksternal untuk diusulkan ke Direksi agar perusahaan memiliki arah yang jelas untuk dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang (RJP).

c. Mengevaluasi perencanaan strategis perusahaan di bidang tanaman

(Investasi dan Eksploitasi) jangka pendek dan jangka panjang. d. Mengevaluasi implementasi inovasi di bidang tanaman.


(31)

9. Kepala Bagian Teknik

Tujuan jabatan kepala bagian teknik adalah membantu direktur produksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen terutama perencanaan, monitoring dan evaluasi di bidang teknik yang meliputi eksploitasi dan investasi mesin instalasi, sipil/ traksi dan alat berat untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dengan tata kelola yang baik. Tugas pokok bagian teknik adalah sebagai berikut:

a. Mengevaluasi kebijakan dan norma standard RKAP (Rencana Kerja

Anggaran Perusahaan) dan RKO bagian teknik sesuai instruksi kerja.

b. Menjamin dan mengevaluasi pengujian sarana dan metode baru

bidang teknik.

c. Mengevaluasi pengusulan sarana dan metode baru bidang teknik.

d. Menjamin proses kalibrasi internal dan eksternal untuk

peralatan/instrument kontrol unit pabrik, unit kebun dan rumah sakit. e. Menjamin dan mengevaluasi informasi perkiraan harga, rencana kerja,

spesifikasi teknis dan syarat kerja teknis. 10. Kepala Bagian Teknologi

Tujuan jabatan kepala bagian teknologi adalah membantu direktur produksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengefektifkan sumber daya, sistem dan teknologi dalam pencapaian Visi, Misi dan Target Perusahaan (RKAP/RKO). Tugas pokok bagian teknologi adalah sebagai berikut:


(32)

a. Mengevaluasi usulan RKAP dan RKO Pengolahan Kelapa Sawit dan Karet dari PKS dan PPK, meliputi produksi, biaya pengolahan serta investasi (peralatan laboratorium dan pengendalian lingkungan/ limbah) berdasarkan potensi, kondisi realisasi pabrik serta Kebijakan Perusahaan

b. Mengevaluasi RKAP dan RKO Bagian Teknologi berdasarkan

rencana kebutuhan tenaga kerja serta pemakaian alat-alat kantor/perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk operasional Bagian Teknologi.

c. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan titip olah inti sawit dengan pihak ketiga.

d. Mengevaluasi kegiatan pengendalian lingkungan/limbah di kebun/unit untuk jangka pendek dan jangka panjang untuk pemenuhan dan penaatan Peraturan Perundangundangan yang berlaku.

e. Mengevaluasi dan melaporkan kepada direksi perihal produksi

pengolahan kelapa sawit dan karet setiap hari. 11. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia

Tujuan jabatan kepala bagian sumber daya manusia adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam mengelola sumber daya manusia melalui implementasi sistem-sistem SDM berbasis kompetensi atau Competency Based Human Resources Management System (CBHRM) untuk menciptakan sumber daya manusia sebagai Capital Intellectual. Tugas pokok bagian sumber daya manusia adalah sebagai berikut:


(33)

a. Mengevaluasi RKAP/RKO Bagian SDM secara berkala dengan memantau realisasi pemakaian anggaran guna mendapatkan gambaran yang riil tentang pemakaian biaya di Bagian SDM.

b. Mengevaluasi pelaksanaan proses assessment untuk tujuan rekrutmen, pemetaan dan promosi dengan menyusun program dan metode assessment sesuai kebutuhan agar menghasilkan data yang akurat untuk bahan pengambilan keputusan bagi manajemen.

c. Mengkoordinir dan memantau pelaksanaan pengukuran Competency

Level Index dengan menggunakan CBHRM online guna mengetahui kesesuaian antara kompetensi individu dengan kompetensi yang dipersyaratkan oleh jabatan untuk keperluan penyusunan sistem pengembangan dan remunerasi.

d. Mengkoordinir dan memantau penyusunan program pelatihan yang

disusun berdasarkan kebutuhan pelatihan bagi seluruh karyawan melalui analisa hasil individual development plan dan mengevaluasi pelaksanaannya.

e. Mengkoordinir dan memantau pengelolaan knowledge sharing yang

efektif antar karyawan untuk mendukung terjadinya pemerataan knowledge karyawan bekerjasama dengan bagian terkait.

12. Kepala Bagian Umum

Tujuan jabatan kepala bagian umum adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam rangka penyediaan fasilitas pelayanan umum meliputi pendidikan, kesehatan dan akomodasi transportasi perusahaan. Tujuan bagian umum adalah sebagai berikut:


(34)

a. Menganalisa, mengawasi dan mengevaluasi RKAP/RKO urusan umum/K3, kesehatan dan URTA secara berkala dengan memantau realisasi pemakaian anggaran guna mendapatkan gambaran yang real tentang pemakaian biaya di urusan tersebut.

b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sosial, keagamaan, olahraga,

EBTA madrasah dan kepramukaan di kandir, kebun/unit.

c. Mengevaluasi ketersediaan dan pengadaan/perawatan alat-alat APAR,

Hydrant, APD di seluruh Bagian, kebun/unit PTPN-III.

d. Mengevaluasi dan mengawasi penyelenggaraan kesehatan karyawan

termasuk sarana dan prasarana yang tersedia seperti rumah sakit, klinik dan lain-lain.

e. Mengevaluasi keseluruhan kinerja operasional rumah sakit, pedoman administrasi bidang kesehatan serta norma-norma dan standard pelayanan bidang kesehatan dan obat-obatan.

13. Kepala Bagian PKBL

Tujuan jabatan kepala bagian PKBL adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam rangka penyelenggaraan PKBL sesuai Permen BUMN No.PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 untuk mewujudkan citra perusahaan (corporate image) yang positif pada masyarakat sekitar wilayah usaha PTPN-III khususnya dan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya. Tugas pokok bagian PKBL adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi dan mengevaluasi penyusunan RKAP, RKA dan RKO

bagian PKBL dengan cara melakukan koordinasi dengan bagian dan kebun/unit agar rencana kerja dan anggaran terkendali.


(35)

b. Mengevaluasi Laporan pelaksanaan PKBL setiap triwulan,semester dan tahunan dengan berpedoman pada Surat Edaran Meneg BUMN No.: SE-433/MBU/2003 untuk pencapaian kinerja.

c. Mengevaluasi penyaluran dana PKBL dengan mempedomani Permen

No.PER-05/MBU/2007 agar dana yang dimaksud tepat sasaran.

d. Mengevaluasi penerimaan pengembalian dana kemitraan dari para

mitra binaan dengan cara membandingkan piutang yang telah jatuh tempo dengan jumlah penerimaan cicilan untuk mengetahui tingkat kemacetan piutang.

e. Berupaya mengurangi risiko kemacetan pinjaman mitra binaan antara

lain dengan cara mempersyaratkan adanya agunan sebagai jaminan dan mengasuransikan para mitra binaan agar pinjaman dapat dikembalikan tepat waktu.

14. Kepala Bagian Hukum

Tujuan jabatan kepala bagian hukum adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam rangka penyelenggaraan sistem hukum, keamanan dan pertanahan guna mendukung kegiatan operasional perusahaan. Tugas pokok bagian hukum adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi dan memastikan legalisasi terhadap surat perjanjian telah terlaksana sesuai dengan prosedur dan peraturan hukum yang berlaku.

b. Mengawasi dan memastikan inventarisasi peraturan perundang –

undangan telah terlaksana dengan baik.

c. Mengawasi dan memastikan terpenuhinya kebutuhan bantuan hukum


(36)

d. Mengawasi dan memastikan tepat waktunya pengurusan perizinan di tingkat perusahaan.

e. Berupaya menumbuhkan kesadaran hukum melalui dilakukannya

sosialisasi kepada seluruh karyawan pimpinan di bagian/DM/ kebun/unit.

15. Kepala Bagian SPI

Tujuan jabatan kepala bagian SPI adalah melaksanakan fungsi manajemen untuk menjalankan strategi pemeriksaan dengan tujuan memastikan bahwa sistem pengendalian internal perusahaan telah memadai dan berjalan sesuai dengan ketentuan, sekaligus menjadi mitra dalam penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan dengan memberikan nilai tambah melalui rekomendasi atas hasil audit yang dilakukan.Selain itu juga berperan sebagai consultan peningkatan penerapan manajemen resiko dan prinsip-prinsip Good Coorporate Governance. Tugas pokok bagian SPI adalah sebagai berikut:

a. Mengevaluasi dan mengajukan program kerja audit tahunan yang

telah disusun kepada direktur utama untuk mendapat persetujuan dan menyampaikan kepada Meneg BUMN dengan tembusan kepada dewan komisaris.

b. Mengevaluasi program pelaksanaan audit rutin.

c. Mengevaluasi laporan hasil audit rutin dan menyampaikan kepada

direktur Utama, Komite Audit dan Audit.

d. Mengevaluasi dan menyetujui program dan pelaksanaan audit


(37)

e. Menyetujui laporan hasil audit khusus/investigasi dan menyampaikan kepada direktur utama.

16. Kepala Bagian Keuangan

Tujuan jabatan kepala bagian keuangan adalah membantu direktur keuangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan visi & misi perusahaan yang berkaitan dengan penyusunan dan evaluasi RKAP / RKO, memberdayakan sumber daya keuangan, serta mencari sumber pendanaan eksternal yang kompetitif dan ekuitas secara optimal guna mewujudkan kinerja keuangan perusahaan. Tugas pokok bagian keuangan sebagai berikut:

a. Mengevaluasi draft penyusunan RKAP dan RKO bagian keuangan

kepada direksi, dengan cara melakukan koordinasi antar bagian dan kebun/unit.

b. Mengevaluasi keuangan perusahaan secara cost effectivenes untuk

menjaga kondisi keuangan perusahaan yang sehat.

c. Menyetujui dan memenuhi uang kerja kebun/unit dengan

carascreening uang kerja yang diajukan kebun/unit sesuai kebutuhan.

d. Menindaklanjuti permintaan pembayaran yang diajukan oleh bagian

terkait dengan cara mengevaluasi skala prioritas untuk menjaga keseimbangan cashflow.

e. Mengevaluasi pengusulan penutupan asuransi terhadap aset

perusahaan dengan cara inventarisasi asset yang berisiko tinggi untuk meminimalisir risiko perusahaan, melalui pengajuan tuntutan ganti rugi.


(38)

17. Kepala Bagian Akuntansi

Tujuan jabatan kepala bagian akuntansi adalah membantu direktur keuangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan serta memberdayakan aktiva, kewajiban dan ekuitas secara optimal guna mewujudkan kinerja keuangan perusahaan yang sehat. Tugas pokok bagian akuntansi sebagai berikut:

a. Mengevaluasi usulan RKAP dan RKO bagian akuntansi untuk

diteruskan ke direksi.

b. Mengevaluasi penyusunan dan penerbitan laporan manajemen,

laporan keuangan konsolidasian interim dan tahunan dengan caramereview proses akuntansi untuk disampaikan kepada pemegang saham dan stakeholder lainnya.

c. Mengevaluasi laporan dari DM/kebun/unit mengenai keakuratan serta

kebenaran penyajian laporan manajemen untuk bahan pengambilan keputusan manajemen.

d. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan/proses akuntansi

dengan cara mengevaluasi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban sesuai dengan PSAK.

e. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan verifikasi dengan

cara memeriksa aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. 18. Kepala Bagian Pelelangan

Tujuan jabatan kepala bagian pelelangan adalah membantu direktur pemasaran dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam


(39)

proses pelelangan/seleksi pengadaan barang dan jasa serta memberdayakan sumber daya secara optimal. Tugas pokok bagian pelelangan sebagai berikut:

a. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) untuk

kebutuhan operasional bagian pelelangan dan selanjutnya diajukan ke bagian keuangan.

b. Membuat kesepakatan karya, melakukan bimbingan karya dan

membuat penilaian karya karyawan pimpinan/pelaksana di bagian pelelangan dan selanjutnya dikirim ke bagian SDM untuk proses persetujuan dan penetapan direksi lebih lanjut.

c. Mengevaluasi kebutuhan barang dan bahan yang diperlukan untuk

kelancaran operasional bagian pelelangan.

d. Memberikan saran dan pendapat kepada direksi terhadap proses

pelelangan/seleksi dilingkungan perusahaan agar diperoleh alternatif sistem yang efektif dan efisien.

e. Memberikan data/informasi yang dibutuhkan oleh Auditor untuk

keperluan audit, baik internal maupun eksternal sehingga auditor memperoleh bukti audit yang valid dengan tujuan audit.

19. Bagian Komersil

Tujuan bagian komersil adalah membantu Direktur Pemasaran dalam melaksanakan fungsi-fungsi managemen sesuai dengan visi & misi perusahaan yang berkaitan dengan Penjualan dan Pengadaan Barang & Jasa secara maksimal sehingga tercapai kepuasan pelanggan , optimalisasi


(40)

harga, minimalisasi stock, penagihan pembayaran yang efektif dan peningkatan arus kas masuk dengan tata kelola yang baik. Tugas pokok bagian komersil sebagai berikut:

a. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) & RKO

bagian komersil dan sasaran mutu dan monitoring strategic planning dan RJP bagian komersil.

b. Mengevaluasi dan mernjamin program dan strategi penjualan,

kebijakan pemasaran yang berdasarkan informasi dan analisa pasar.

c. Mengevaluasi dan menjamin penjualan komoditi termasuk produk

datim yang dijual melalui PT. KPBN dan bursa berjangka Jakarta.

d. Mengevaluasi harga Idea price penjualan CPO CSPO, CPO Non

CSPO dan limbah padat/eks rekening. 300 dan penjualan CPO CSPO dan CPO non CSPO melalui bursa berjangka Jakarta.

e. Mengevaluasi dan mengajukan penjualan aktiva non produktif melalui kantor lelang negara.

20. Kepala Bagian TI & Transformasi Bisnis/CMR dan Manajemen Risiko Tujuan jabatan kepala bagian TI & transformasi bisnis/CMR dan manajemen risiko adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam mengimplementasikan PTB perusahaan termasuk teknologi informasi melalui upaya strategi (strategic initiative) Sistem Manajemen PTPN III serta Manajemen Resiko. Tugas pokok bagian TI & Transformasi Bisnis/CMR dan Manajemen Resiko sebagai berikut:


(41)

a. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) dengan cara mengevaluasi kinerja dan membandingkan pencapaian RKAP tahun sebelumnya untuk menetapkan program dan rencana kerja.

b. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian direksi dalam

pelaksanaan Transformasi Bisnis dengan cara membadingkan KPI dengan target agar program yang telah disusun dapat tercapai.

c. Merencanakan, menyusun program dan action plan dari Strategic

Initiative PTB dan manajemen resiko dengan cara mereview pencapaiannya agar strategic target dapat tercapai.

d. Menyusun KPI tingkat perusahaan berdasarkan pencapaian KPI tahun

sebelumnya melalui monitoring dan evaluasi sehingga terciptanya KPI yang objektif.

e. Menganalisa dan mengevaluasi program dan action plan dari Strategic Initiative PTB dan manajemen risiko melalui rapat dan forum grup diskusi sehingga program dan action plan dapat dipahami.

21. Kepala Bagian Pengembangan

Tujuan jabatan kepala bagian pengembangan adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kinerja operasional pengembangan bisnis dan industri yang berbasis perkebunan sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Tugas pokok bagian pengembangan sebagai berikut:

a. Merencanakan program, target yang akan dicapai, ditindaklanjuti dan evaluasi serta identifikasi kebutuhan sumberdaya untuk pengembangan bisnis dan industri.


(42)

b. Memberikan alternatif skala prioritas terhadap potensi perluasan areal dan pembangunan pabrik yang merupakan pelaksanaan pengembangan bisnis dan industri.

c. Melakukan survei dan kajian terhadap rencana pengembangan bisnis

dan industri termasuk pembangunan kebun plasma di sekitar unit usaha perusahaan.

d. Merencanakan dan menyusun kebutuhan dan sumberdaya dalam

melaksanakan pengembangan areal, bisnis dan industri.

e. Memantau pelaksanaan pengembangan areal, bisnis dan industri. 22. Kepala Bagian Sekretariat perusahaan

Tujuan jabatan kepala bagian sekretariat perusahaan adalah Membantu Direksi dalam melaksanakan fungsi manajemen terkait bidang tugas penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan perusahaan dan memfasilitasi kegiatan Direksi dengan stakeholders, yang berhubungan dengan pengaturan arus informasi antara perusahaan dengan stakeholders. Tugas pokok bagian sekretariat perusahaan sebagai berikut:

a. Mengevaluasi RKAP/RKO dan RJP agar target kinerja yang

ditentukan dapat dicapai.

b. Menjamin dan mengawasi dalam pelaksanaan prosedur pemakaian

uang kerja bagian sekretariat perusahaan, kantor penghubung Jakarta termasuk uang kerja dewan komisaris agar tercipta cost efectiveness.

c. Menjamin terbentuknya citra perusahaan (Corporate Image) yang

positif dan hubungan baik dengan stakeholders agar citra perusahaan dapat meningkat.


(43)

d. Mengevaluasi pelayanan pada stakeholders atas setiap informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan kondisi perusahaan agar diperoleh informasi yang benar dan akurat.

e. Menjamin dokumentasi data-data dan dokumen yang terkait dengan

aktivitas perusahaan yang merupakan hasil evaluasi bagian teknis terkait dan melakukan updating setiap bulannya sehingga diperoleh data yang akurat.

f. Melaksanakan koordinasi, komunikasi dan konsultasi (3K).

D. Jaringan Usaha

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan bergerak dalam bidang usaha perkebunan dengan komoditi utama kelapa sawit dan karet.Perusahaan melakukan pengolahan hasil tanaman dari kebun sendiri, kebun plasma maupun dari pihak-pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Pengolahan komoditi dan produk dihasilkan di dalam negeri dan hasilnya dipasarkan di dalam negeri maupun diekspor ke luar negeri. Adapun komoditi dan produk yang diolah PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berupa komoditi kelapa sawit diolah menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit. Untuk mendukung pemasaran komoditi yang dihasilkan, seluruh BUMN perkebunan di Indonesia telah membentuk PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPBN) yang berkedudukan di Jakarta-Indonesia.PT. KPBN dibentuk untuk menjadi pusat pemasaran komoditi utama PTPN.


(44)

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menjadikan minyak sawit dan inti sawit sebagai komoditi utama yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan perusahaan.PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menggunakan penjualan dengan istilah pendapatan.Mutu produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.

1. Kelapa Sawit – Minyak Sawit dan Inti Sawit

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan inti sawit sebagai komoditi yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan perusahaan.Mutu produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.

2. Karet – Lateks, Crumb Rubber dan Rubber Smoke Sheet

Di seantero dunia, Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu tinggi, lebih dari 54.000 hektar lahan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) diusahakan untuk menghasilkan karet berkualitas terbaik di dunia. Mutu produk RSS-1, SIR-1-, SIR-20 dan lateks pekat mampu menembus pasar internasional, disejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good Year, Firestone, Hankook dan lainnya.

3. Industri Hilir Karet – Rubber Threads, Rubber Dockfender, Rubber Article, Rubber Cownat, Conveyor Belt, Rubber Karlet dan Resin

Pabrik industri hilir karet didirikan pada tahun 1965 untuk mengantisipasi perubahan fluktuasi pada karet alam dan persaingan kuat karet sintesis PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sekarang ini


(45)

memiliki 3 fasilitas pengolahan yang disebut dengan Rubber Threads, Rubber Dockfender, Rubber Article, Rubber Cownaf, Coveyor Belt, Rubber Karlet dan Resin adalah produk utama pabrik-pabrik tersebut. Produk perusahaan telah menerima Indonesian Industries Standard (SII) Certificate, International Quality Certificate ISO 9001: 2000 dan ISO 14001 1996, TUV dan OCOTEX.

E. Kinerja Usaha Terkini

Kinerja perusahaan tahunan tahun 2013 berdaskan Nomor Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:KEP-100/MBU/2002 tanggal 04 Juni 2002 dan Keputusan RUPS PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun Buku 2013, tanggal 17 Januari 2013 dan Surat Persetujuan Revisi RKAP Nomor:S-634/MBU/2013 tanggal 09 Oktober 2013 adalah sehat–AA (double A) dengan rincian:

1. Nilai skor aspek keuangan 61,50

2. Nilai skor aspek operasional 13,00 3. Nilai skor aspek administrasi

Total nilai skor 89,50

15,00

Berdasarkan hasil penilaian diatas, tingkat kesehatan perusahaan untuk tahun 2013 dikategorikan sehat AA (double A) dengan total nilai skor 89,50.

1. Laporan posisi keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan

entitas anak (konsolidasi) per 31 Desember 2013 ditutup dengan total aset dan liabilitas/ekuitas sebesar Rp 11.016,57 milyar, dibanding RKAP-P per


(46)

31 Desember 2013 sebesar Rp 12.093,48 milyar berada dibawah Rp 1.076,91 milyar atau 8,90% dan dibanding pe 31 Desember 2012 sebesar Rp 10.208,93 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp 807,64 milyar atau 7,91%.

2. Jumlah penerimaan penjualan (termasuk anak perusahaan) dalam tahun

2013 mencapai Rp 5.732.518 juta dan laba PT Perkebunan Nusantara III dan entitas anak (konsolidasi) sebelum PPh sebesar Rp 601.188 juta dan laba setelah PPh sebesar Rp 367.304 juta.

3. Pencapaian laba komoditi karet dan kelapa sawit tahun 2013 memberikan kontribusi masing-masing sebesar 6,45% dan 93,55% terhadap total laba (rugi) konsolidasi sebelum PPh.

4. Penerimaan devisa dari penjualan produksi tahun 2013 sebesar USD$

71.318.020,81 atau setara Rp 735.873.128.093.

5. Penerimaan negara dari pasal 29 (kini) atas laba operasional tahun 2013 sebesar Rp 55.924 juta dari dividen atas pembagian laba tahun 2012 sesuai keputusan RUPS dan Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:S-756/MBU/2013 tanggal 20 Desember 2013 sebesar Rp 311.818 juta.

6. Disamping perusahaan memperoleh keuntungan, juga memperluas

lapangan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat serta meningkatkan taraf hidup karyawan dan petani.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan tertuang dalam strategi usaha tahun 2013 dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Strategi usaha 2013, yaitu:


(47)

1. Menjalin dan mengembangkan hubungan sinergi yang efektif dengan mitrastrategik untuk mewujudkan peluang bisnis.

2. Melaksanakan manajemen berorientasi pasar, sensitif terhadap

kecenderungan industri dan pergerakan pasar, mencermati pesaing.

3. Mematuhi aturan SHE-Safety, Health dan Environment-keselamatan,

kesehatan, dan lingkungan.

4. Melaksanakan keunggulan operasional agar perusahaan menjadi cost

effective.

5. Membangun budaya kerja yang kondusif dengan melaksanakan tata nilai

dan paradigma baru.

Rencana Jangka Panjang (RJP) PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tahun 2010-2014 (sebelum RUPS) disusun selain untuk memenuhi permintaan pemegang saham, sesuai Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No:KEP-102/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, juga merupakan rencana strategis perusahaan, misalnya pada laporan posisi keuangan.


(48)

BAB III

SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

A. Pengertian Sistem Akuntansi dan Persediaan Bahan Baku 1. Pengertian Sistem Akuntansi

Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001:3).

Sistem Akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai suatu usaha kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi (Baridwan, 1998:4).

Dari uraian diatas maka sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data dengan tujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk menilai hasil operasi pengelolaan perusahaan.


(49)

a. Unsur-unsur Sistem Akuntansi

Unsur-unsur sistem akuntansi menurut Chusing yang dialih bahasahan oleh kokasih (2007 : 24) adalah sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia

2. Peralatan 3. Formulir 4. Catatan 5. Prosedur 6. Laporan

1. Sumber Daya Manusia

Sistem informasi akuntansi membutuhkan sumber daya untuk dapat berfungsi. Sumber daya dapat diklarifikasikan sebagai alat, data, bahan pendukung, sumber daya manusia dan dana. Sistem informasi akuntansi pada umumnya diberi nama menurut sumber daya manusia yang digunakan. Suatu sistem informasi akuntansi-akuntans manual. Jika suatu sistem informasi akuntansi melibatkan pengguna komputer dan perlengkapan-perlengkapannya dinamai sistem informasi akuntansi dengan komputer (computer based accounting information system). Manusia merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang merupakan dalam pengambilan keputusan dan mengendalikan jalannya sistem informasi.


(50)

2. Peralatan

Peralatan merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang berperan dalam mempercepat pengolahan data, meningkatkan ketelitian kalkulasi atau perhitungan dan kerapihan bentuk informasi.

3. Formulir

Formulir merupakan unsur pokok yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen. Karen dengan formulir peristiwa yangterjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) diatas secarik kertas.

Menurut Chusing dalam kokasih (2007 :8) formulir terdiri dari 4 bagian pokok, yaitu:

(1) Pengenalan (introduction)

Pengenalan disajikan pada bagian atas formulir dan harus memuat judul formulir dan nomor formulir.

(2) Instruksi (instruction)

Intruksi terdiri dari dua jenis, yaitu bagaimana mengisi formulir dan apa yang harus dikerjakan terhadap formulir setelah selesai pengisian.

(3) Isi Utama (main body)

Inforrnasi yang berhubung secara logis harus digolongkan bersama-sama pada formulir dengan memakai kolom dan tanda batas persegi (box) yang digunakan sebanyak mungkin untuk menyediakan ruang (spasi) bagi dua data dicatat.


(51)

(4) Kesimpulan (conclusion)

Kesimpulan disajikan pada bagia bawah formulir. Bagian ini harus memberikan ruang (spasi) yang cukup untuk menyangkut diposisi akhir dan atau persetujuan akhir transaksi yang dicatat pada formulir termasuk tanda tangan persetujuan dan tanggalnya.

4. Catatan

Catatan terdiri dari: a. Jurnal

Merupakan catatan akuntansi yang pertama digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data yang lainnya.

b. Buku Besar

Terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan dan data yang telah dicatat sebelumnya kedalam jurnal.

c. Prosedur

Prosedur merupakan urutan atau langkah-langkah untuk menjalankan suatu pekerjaan, tugas atau kegiatan. Biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam atas transaksi perusahaan yang terjadu berulang. Prosedur-prosedur yang termasuk dalam kegiatan persediaan bahan baku sebagai berikut: a. Prosedur Pembelian Persediaan Bahan Baku


(52)

d. Laporan

Hasil akhir dari sistem informasi akuntansi adalah laporan keuangan dan laporan manajemen. Suatu laporan dihasilkan untuk kepentingan para pengguna (user) yang berlainan, semuanya tergantung dari laporan apa yang dibutuhkan para pengguna tersebut. Maka diharapkan laporan tersebut dapat memberikan gambaran yang memadai bagi pihak yang memerlukan dan bagi pihak yang menggunakan terutama didalam pengambilan senuat keputusan.

2. Pengertian Persediaan Bahan Baku

Menurut Fess dan Warren (2005 : 255) pengertian persediaan bahan baku adalah “Inventory is used to indicate (1) merchandise held for sale in the normal course of business, and (2) matrelias in the process of production or held for production.”

Pengertian persediaan bahan baku menurut Assauri (2009 : 171) adalah “Persediaan barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana dapat diperoleh dari sumber-sumber ataupun dibeli dari supllier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya”.

Pengertian persediaan bahan baku menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 14.2) adalah “ Persediaan adalah aktiva :

1) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal ; 2) Dalam proses produksi atau dalam perjalanan ;


(53)

3) Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapannya (supllier) untuk digunakan dalam proses pemberian jasa”.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persediaan bahan baku merupakan aktiva berwujud yang digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa yang diperoleh dari sumber-sumber ataupun dibeli dari supllier bagi perusahaan yang menggunakannya.

B. Jenis-Jenis Persediaan Bahan Baku Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

1. Pengertian Jenis Persediaan Bahan Baku

Persediaan bahan baku terdapat berbagai jenis. Setiap jenisnya mempunyai karakteristik khusus dan cara pengolahannya juga berbeda.

Menurut jenisnya, persediaan bahan baku dapat dibedakan atas

(Handoko, 2002):

1. Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu persediaan barang-barang berwujud mentah. Persediaan ini dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari para supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.

2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased paris), yaitu

persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi produk.

3. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

4. Persediaan barang pembantu atau penolong (supplies), yaitu

persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi.

5. Persdiaan barang jadi (finished good), yaitu persediaan barang barang yang teah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual untuk dikirim kepada konsumen.


(54)

2. Bahan Baku & Pekengkap di PTPN III (Persero) Medan Tabel 3.1.

Jenis-jenis Persediaan Bahan baku

300 PERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN PELENGKAP

300.00 Bahan Kimia dan Pupuk

300.00.00 Bahan pupuk

300.00.01 Kimia Tanaman

300.00.02 Kimia Pengolahan

300.00.03 Pupuk Organik (Kompos)

300.01 Bahan bakar dan pelumas

300.02 Ban, Mesin dan perlengkapan

300.03 Persediaan dan alat kantor

300.04 Bahan-bahan bangunan

300.05 Alat-alat listrik

300.06 Barang-barang cat

300.07 Bahan uap dan persediaan air

300.08 Bahan dan alat-alat rel

300.09 Alat-alat pertanian

300.10 Barang-barang bengkel

300.11 Bahan dan alat-alat pengepakan

300.12 Alat-alat bengkel

300.13 Perabot rumah tangga

300.14 Onderdil installasi tenaga listrik dan air

300.15 Onderdil installasi pabrik

300.16 Onderdil fasilitas pengangkutan

300.17 Onderdil perlengkapan pertanian

300.18 Bahan makanan karyawan

300.19 Bahan pelengkap rumah sakit

300.19.00 Pharmasi (Obat-obatan)

300.19.01 Bahan pelengkap rumah sakit

300.20 Bahan baku dan bahan pelengkap lain-lain

300.20.00 Bahan baku dan bahan pelengkap lain

300.20.01 Bahan dasar karet

300.20.02 Bahan compound

300.20.03 Cangkang


(55)

300.20.05 Fibre

300.21 Bahan Pakan Ternak

300.21.02 Bungkil

300.21.03 Dedak

300.21.04 Mulases

300.21.05 Lain-lain

300.22 Bahan Baku Limbah Ternak

KETERANGAN :

Tanah merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini berarti segala-segala macam tanaman akan menyerap dan memanfaatkan berbagai unsur hara yang terkandung dalam tanah dan lingkungannya untuk pertumbuhan dan perkebangannya sendiri agar dapat berproduksi maksimal dan produk-produknya dapat dimanfaatkan manusia. Fungsi dari pupuk adalah untuk kesuburan tanah dan fungsi dari bahan kimia adalah untuk melindungi tanaman.

C. Sistem Pencatatan Persediaan Bahan Baku

1. Pengertian Sistem Pencatatan Persediaan Bahan Baku

Menurut Midjan dan Susanto (2001 : 154) terdapat dua sistem pencatatan persediaan, yaitu:

1. Perpetual inventory system 2. Periodical inventory system

Kedua sistem pencatatan persedian bahan baku diatas akan diuraikan sebagai berikut:


(56)

1. Perpetual Inventory System

Dalam Hal ini antar transaski persediaan dilaksanakan setiap waktu, baik terhadap pemasukan maupun pengeluaran. Sistem ini dilaksanakan untuk barang-barang yang bernilai agak tinggi atau untuk barang yang mudah dicatat terutama pemakaian dan pengeluaran di gudang.

2. Periodical Inventory System

Pencatatan atas transaksi persediaan hanya untuk pembelian. Pemakaian tidak dicatat dan biasanya tidak menggunakan bon pemakaian atau pengeluaran barang. Pada akhir tahun diadakan inventarisasi fisik untuk mengetahui sisa persediaan, selisihnya sebagai pemakaian atau pengeluaran dimasukkan dalam harga pokok penjualan atau produksi. Metode ini sangat tepat untuk barang-barang bernilai rendah atau secara teknis sulit untuk dicatat pemakaian atau pengeluarannya, misalnya peniti, baut, pasir, dll.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kedua sistem pencatatan ini tergantung pada jenis dan nilai persediaan. Untuk persediaan bernilai rendah digunakan sistem periodical, sedangkan untuk perseduiaan bernilai tinggi digunakan sistem persediaan perpetual.

2. Proses Pencatatan Persediaan Bahan Baku Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

a. Penerimaan Barang di Kantor Direksi Medan

1. Pada saat barang masuk, petugas gudang menerima surat


(57)

Urusan Akuntansi) membuat memorandum ke Bagian Teknis terkait untuk memeriksa spesifikasi barang secara visual yang tercantum dalam OPL/SJP.

2. Pada saat pemeriksaan, jika terdapat ketidaksesuaian dengan

spesifikasi yang ditentukan dalam OPL/SJP barang dikembalikan dan jika sesuai barang diterima untuk disimpan di gudang.

3. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam acara pemeriksaan mutu

barang yang ditandatangani oleh Bagian Terkait dengan Bagian Akuntansi.

4. Petugas gudang membuat bukti penerimaan barang (AU 53)

barang yang diterima dan dicatat pada kartu gudang (AU 54).

5. Meneruskan bukti pnerimaan barang (AU 53) yang telah dicatat

pada kartu gudang (AU 54) ke Urusan Akuntansi Kantor Direksi untuk proses posting.

6. Melakukan penyimpanan barang menurut golongan barang secara

baik, dan melengkapi label barang untuk identifikasi barang.

7. Bukti penerimaan Barang (AU 53) yang telah ditandatangani

tersebut di teruskan ke Admi Finansil untuk diposting.

8. Dalam penerimaan barang dan bahan material dan dari rekanan

harus memperhatikan aspek K3 (menghindari tumpahan, ceceran, kebooran, dankerusakan).

9. Petugas pelaksana yan menangani penerimaanharus


(58)

b. Penanganan dan Penyimpanan di Kantor Direksi Medan

1. Barang yang disimpan di dalam gudamg dibuat “label barang (AU

54.03)”

2. Barang ditempatkan sesuai dengan “lay out (tata letak) Gudang

Akuntansi” dengan memisahkan antara ATK, bahan baku pelengkap dan inventaris kantor sedangkan semua bahan kimia yang masuk kategori B3 disertakan MSDS.

3. Khusus penanganan barang-barang kebutuhan Distrik/Kebun/Unit

fronko Kantor Direksi dibuat identitas (tujuan) dan berkoordinasi dengan bagian Teknis terkait untuk segera dikirimkan ke Distrik/Kebun/Unit dan selambat-lambatnya barangtersebut sudah dikirimkan 1 (satu) minggu setelah tanggal penerimaan.

4. Untuk penyimpanan bahan material (bahan baku dan bahan kimia)

harus dipersiapkan tempat yang menurut spesifikasinya (jenis) dengan mempertimbangkan faktor ergonomis, estetika, tata letak, memudahkan dalam pengambilan dan pemakaian.

5. Bahan-bahan kimia tidak dibenarkan dicampur dengan bahan lain

(gudang/penempatan terpisah dari bahan lain) dilengkapi dengan label B3 dan MSDS yang sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

6. Terdapat sistem untuk mengidentifikasi dan pemberian label pada bahan-bahan berbahaya sesuai permen LH No. 03/2008 serta terdapat kotak P3K serta perlengkapannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.


(59)

7. Cukup peneranga dan fentilasi dan tersedia shower/tempat tangan (wastable) untuk pertolongan pertama apabila terpapar/terpercik bahan-bahan berbaya dilokasi yang dekat dengan ruangan kerja. 8. Setiap bahan material yang disimpan didalam gudang diberi label

yang jelas menurut spesifikasi (jenis). Khusus untuk bahan-bahan B3 harus diberi label peringatan yang jelas untuk diketahui bahaya dari masing-masing bahan dan cara penanganannya.

9. Bahan material yang diidentifikasi yan telah mengalami kerusakan ditempatkan ditempat yang aman secara khusus dan tidak dapat dipergunakan (kadaluarsa) tercatat pada log book dan penanganannya sesuai ketentuan yang berlaku.

10. Barang bekas yang dinyatakan tidak dapat dipergunakan lagi harus disimpan secara khusus dan tercatat pada log book agar tidak dugunakan lagi.

11. Khusus wadah bekas bahan limbah B3 (kemasanpupuk/pestisida dan bahan kimia) harus dberi label yang jelas sesuai sifat bahan tersebut (beracun, iritasi, korosif, dll) mengacu pada instruksi Kerja Bagian Teknologi (3.03).

12. Penanganan limbah padat dan limbah cair sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku (peraturan lingkungan) dan instruksi kerja bagian Teknologi (3.03) dan TI/TB & MR (CMR).

13. Personil/petugas yan terlibat menangani bahan berbahaya dan beracun (B3) seperti petugas di gudang laboratorium dan petugas


(60)

lapangan lainnya yang berkaitan dengan bahan kimia sesuai agar diberi pelatihan.

14. Menjamin kepada personil/petugas yang terkait menangani bahan berbahaya dan beracun (B3) telah dilatih mengenai tata cara penanganan bahan kimia yang aman.

c. Pengeluaran dan Pengiriman barang di Gudang Akuntansi

1. Gudang menerima bon permintaan dan pengeluaran barang (AU-58)

yang telah disetujui oelh pejabat yang berwenang. 2. Gudang memeriksa persediaan barang.

3. Bila Barang tersedia. Kepala Gudang menyerahkan barang yang

diminta dan sipenerima menandatangani (AU-58) pada kolom penerimaan sesuai PK-3.05-01 “Pengadaan Barang/Bahan Melalui PB-16 di Distrik, Kebun/Unit dan Kantor Direksi”.

4. Jika barang tidak tersedia Kepala Gudangmembuat memo permintaan

barang PB-16 seusai PK-3.05-01“Pengadaan Barang/Bahan Melalui PB-16 di Distrik, Kebun/Unit dan Kantor Direksi”.

5. PB-16 selanjutnya diteruskan ke bagian yangberwenang untuk

menerbitkan OPL sesuai PK-3.05-01 “Pengadaan Barang/Bahan Melalui PB-16 di Distrik, Kebun/Unit dan Kantor Direksi”.

6. Setelah barang diterima selanjutnya mengacu kepada instruksi kerja “Penerima ATK, Bahan Baku Perlengkapan Barang Inventaris di Kantor Direksi”.


(61)

7. Setelah barang dikeluarkan sesuai bon AU-58 krani gudang membukukannya pada kartu gudang (AU-54).

8. Bon AU-58 yang telah selesai dicatat. Dikirim ke Urusan AKuntansi

untuk proses oembukuan pada kartu financial (AU-55). 9. Kepala Gudang mengarsikan file AU-58 secara baik.

10. Khusus pengiriman barang ke Distrik/Kebun/Unit berdasatkan pembagian dan instruksi bagian terkait Gudang Akuntansi mengirim barang ke Distrik/Kebun/Unit dengan membat surat pengantar b arang AU-58.02.

11. Pengiriman barag angkutan harus dipisah antara bahan kimia cair dengan bahan kimia tepung. Bahan kimia padat dan barang teknik guna menghindari terjadinya kerusakan/penurunan mutu.

12. Memeriksa barang yang akan dikirim apaka ada yang rusak/koyak pada kemasannya, kurang/tidak lengkap dan jika cocok diserah terimakan kepada supir angkutan.

13. Membukukan barang dikirim ke Distrik, Kandir, Kebun/Unit ke dalam bon pengelaran barang-barang (AU-58) dsan kartu Gudang (AU-54).

D. Strategi Perencanaan & Pengendalian Pengolahan Bahan Baku 1. Perencanaan Pengolahan Karet dan Kelapa Sawit

a. Bagian Keuangan (Anggaran) menerbitkan Surat Edaran mengenai

penyusunan pedoman RKAP yang ditandatangani Direksi.

b. Seluruh Bagian menerbitkan pedoman RKAP yang dikompilasi oleh


(62)

c. Bagian Teknologi membuat rencana pengolahan berdasarkan :

1. Taksasi produksi yang disetujui Direksi sesuai Prosedur

Perencanaan dan Pengendalian Realisasi Produk di Tanaman 2. Informasi penjualan sesuai Prosedur Pemasaran

3. Taksasi penerimaan TBS dan Bahan Olah Karet dari pihak – III

d. Bagian Teknologi mendistribusikan hasil olah yang tertuang dalam

rencana operasional produksi dan membuat surat ke Bagian Komersil untuk rencana

e. Manajer menyusun RKAP pengolahan dan mengirimkannya melalui

Distrik ke Kantor Direksi untuk persetujuan penerbitan.

f. RKAP yang telah disetujui Direksi didistribusikan ke Kebun/Unit

untuk pembuatan RKO, DPBB, PPAB, P4T dan P4S.

2. Pengendalian Proses Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit dan Karet

a. Direksi melalui Bagian Keuangan menerbitkan Surat Edaran untuk

pembuatan RKO.

b. Distrik Manajer, Manajer dan Kepala Bagian terkait membuat dan

membahas RKO.

c. RKO yang sudah dibahas oleh bagian terkait dikirim ke seluruh

Kebun/Unit.

d. Kebun/Unit melaksanakan permintaan alat/bahan dengan

menggunakan P4T, DPBB dan PPAB.

e. Distrik Manajer, Manajer melaksanakan dan menentukan jumlah serta harga pembelian TBS Kelapa Sawit sesuai ketentuan.


(63)

f. Distrik Manajer menginstruksikan kepada Asisten Laboratorium agar memonitor penerimaan TBS Kelapa Sawit sesuai kriteria matang panen dan menganalisa mutu pengiriman produk akhir.


(64)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada Bab sebelumnya Penerapan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perkebunan Nusantara III dalam menunjang kelancaran produksi sudah dijalankan secara efektif dalam menunjang tercapainya produksi yang baik. Bisa dilihat dari proses perencanaan pengolahan bahan baku yang terjadi selama proses produksi.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan diatas, penerapan sistem akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dalam menunjang terpenuhiny jumlah persediaan yang memadai, maka saran yang dapat penulis berikan sebagai bahan masukan bagi perusahaan antara lain:

1. Pengendalian persediaan yang selama ini di laksanakan sepadat

mungkin harus dipertahankan.

2. Pihak perusahaan lebih terbuka untuk memberikan data dan informasi yang diperlukan untuk penelitian.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1998. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. Yogyakarta: BPTE.

Hidayat, Wahyu. 2004. Buku Pedoman Penyusunan Tugas Akhir; UMN Press, Malang.

Ikatan Akuntansi Indonesia,2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan; Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Niswonger, Worren. Revee. Fess. 1995. Prinsip-prinsip Akuntansi; Edisi 19, Erlangga, Jakarta.

Sunarto. 2003. Auditing; Edisi Revisi Panduan, Yogyakarta.

Syam, Dhaniel.2001. Akuntansi Pengantar 2; UMM Press, Malang.

Wilkinson, Joseph W.1993. Sistem Akunting dan Informasi; Edisi Tiga, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta.


(1)

lapangan lainnya yang berkaitan dengan bahan kimia sesuai agar diberi pelatihan.

14. Menjamin kepada personil/petugas yang terkait menangani bahan berbahaya dan beracun (B3) telah dilatih mengenai tata cara penanganan bahan kimia yang aman.

c. Pengeluaran dan Pengiriman barang di Gudang Akuntansi

1. Gudang menerima bon permintaan dan pengeluaran barang (AU-58) yang telah disetujui oelh pejabat yang berwenang.

2. Gudang memeriksa persediaan barang.

3. Bila Barang tersedia. Kepala Gudang menyerahkan barang yang diminta dan sipenerima menandatangani (AU-58) pada kolom penerimaan sesuai PK-3.05-01 “Pengadaan Barang/Bahan Melalui PB-16 di Distrik, Kebun/Unit dan Kantor Direksi”.

4. Jika barang tidak tersedia Kepala Gudangmembuat memo permintaan barang PB-16 seusai PK-3.05-01“Pengadaan Barang/Bahan Melalui PB-16 di Distrik, Kebun/Unit dan Kantor Direksi”.

5. PB-16 selanjutnya diteruskan ke bagian yangberwenang untuk menerbitkan OPL sesuai PK-3.05-01 “Pengadaan Barang/Bahan Melalui PB-16 di Distrik, Kebun/Unit dan Kantor Direksi”.

6. Setelah barang diterima selanjutnya mengacu kepada instruksi kerja “Penerima ATK, Bahan Baku Perlengkapan Barang Inventaris di Kantor Direksi”.


(2)

50

7. Setelah barang dikeluarkan sesuai bon AU-58 krani gudang membukukannya pada kartu gudang (AU-54).

8. Bon AU-58 yang telah selesai dicatat. Dikirim ke Urusan AKuntansi untuk proses oembukuan pada kartu financial (AU-55).

9. Kepala Gudang mengarsikan file AU-58 secara baik.

10. Khusus pengiriman barang ke Distrik/Kebun/Unit berdasatkan pembagian dan instruksi bagian terkait Gudang Akuntansi mengirim barang ke Distrik/Kebun/Unit dengan membat surat pengantar b arang AU-58.02.

11. Pengiriman barag angkutan harus dipisah antara bahan kimia cair dengan bahan kimia tepung. Bahan kimia padat dan barang teknik guna menghindari terjadinya kerusakan/penurunan mutu.

12. Memeriksa barang yang akan dikirim apaka ada yang rusak/koyak pada kemasannya, kurang/tidak lengkap dan jika cocok diserah terimakan kepada supir angkutan.

13. Membukukan barang dikirim ke Distrik, Kandir, Kebun/Unit ke dalam bon pengelaran barang-barang (AU-58) dsan kartu Gudang (AU-54).

D. Strategi Perencanaan & Pengendalian Pengolahan Bahan Baku

1. Perencanaan Pengolahan Karet dan Kelapa Sawit

a. Bagian Keuangan (Anggaran) menerbitkan Surat Edaran mengenai penyusunan pedoman RKAP yang ditandatangani Direksi.

b. Seluruh Bagian menerbitkan pedoman RKAP yang dikompilasi oleh Bagian Keuangan.


(3)

c. Bagian Teknologi membuat rencana pengolahan berdasarkan :

1. Taksasi produksi yang disetujui Direksi sesuai Prosedur Perencanaan dan Pengendalian Realisasi Produk di Tanaman

2. Informasi penjualan sesuai Prosedur Pemasaran

3. Taksasi penerimaan TBS dan Bahan Olah Karet dari pihak – III d. Bagian Teknologi mendistribusikan hasil olah yang tertuang dalam

rencana operasional produksi dan membuat surat ke Bagian Komersil untuk rencana

e. Manajer menyusun RKAP pengolahan dan mengirimkannya melalui Distrik ke Kantor Direksi untuk persetujuan penerbitan.

f. RKAP yang telah disetujui Direksi didistribusikan ke Kebun/Unit untuk pembuatan RKO, DPBB, PPAB, P4T dan P4S.

2. Pengendalian Proses Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit dan Karet

a. Direksi melalui Bagian Keuangan menerbitkan Surat Edaran untuk pembuatan RKO.

b. Distrik Manajer, Manajer dan Kepala Bagian terkait membuat dan membahas RKO.

c. RKO yang sudah dibahas oleh bagian terkait dikirim ke seluruh Kebun/Unit.

d. Kebun/Unit melaksanakan permintaan alat/bahan dengan menggunakan P4T, DPBB dan PPAB.

e. Distrik Manajer, Manajer melaksanakan dan menentukan jumlah serta harga pembelian TBS Kelapa Sawit sesuai ketentuan.


(4)

52

f. Distrik Manajer menginstruksikan kepada Asisten Laboratorium agar memonitor penerimaan TBS Kelapa Sawit sesuai kriteria matang panen dan menganalisa mutu pengiriman produk akhir.


(5)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada Bab sebelumnya Penerapan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perkebunan Nusantara III dalam menunjang kelancaran produksi sudah dijalankan secara efektif dalam menunjang tercapainya produksi yang baik. Bisa dilihat dari proses perencanaan pengolahan bahan baku yang terjadi selama proses produksi.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan diatas, penerapan sistem akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dalam menunjang terpenuhiny jumlah persediaan yang memadai, maka saran yang dapat penulis berikan sebagai bahan masukan bagi perusahaan antara lain:

1. Pengendalian persediaan yang selama ini di laksanakan sepadat mungkin harus dipertahankan.

2. Pihak perusahaan lebih terbuka untuk memberikan data dan informasi yang diperlukan untuk penelitian.


(6)

54

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1998. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. Yogyakarta: BPTE.

Hidayat, Wahyu. 2004. Buku Pedoman Penyusunan Tugas Akhir; UMN Press, Malang.

Ikatan Akuntansi Indonesia,2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan; Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Niswonger, Worren. Revee. Fess. 1995. Prinsip-prinsip Akuntansi; Edisi 19, Erlangga, Jakarta.

Sunarto. 2003. Auditing; Edisi Revisi Panduan, Yogyakarta.

Syam, Dhaniel.2001. Akuntansi Pengantar 2; UMM Press, Malang.

Wilkinson, Joseph W.1993. Sistem Akunting dan Informasi; Edisi Tiga, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta.