PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG KAYU RARU (VATICA PAUCIFLORA BLUME) SEBAGAI ANTIDIABETES TERHADAP TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG KAYU RARU
(Vatica pauciflora BLUME) SEBAGAI ANTIDIABETES TERHADAP TIKUS
WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Oleh :
Debora Tantia Manurung
NIM 408231018
Program Studi Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Yesus Kristus atas kebaikan dan
kasih karuniaNya yang senantiasa dilimpahkan dan memberikan berkat, hikmat dan
kebijaksanaan selama penulisan skripsi ini sehingga semuanya dapat diselesaikan
dengan baik. Skripsi ini berjudul “ Pengaruh pemberian ekstrak kulit batang kayu
raru (Vatica Pauciflora) Sebagai Antidiabetes Terhadap Tikus Wistar Yang
Diinduksi Aloksan”.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak baik bantuan material dan moril. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulisan terlebih-lebih kepada : Ibu Dra. Ida Duma Riris, M.Si selaku Dosen
Pembimbing skripsi dimana beliau telah memberi bimbingan yang sangat berharga
selama penyusunan skripsi; Bapak Prof. DR. Albinus Silalahi, M.S. selaku Dosen
Pembimbing Akademik; Bapak Drs. Bajoka Nainggolan M.S., Bapak Drs. Jasmidi,
M.Si., dan Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan saran. Teristimewa kepada seluruh keluarga penulis tersayang : Bapak
T. Manurung dan Ibu T. Siregar, Amd, ito-itoku Immanuel Borice Ernando
Manurung, Amd., Jonathan Manurung, Gideon Dirgahayu Manurung, Julius
Manurung, Febriyanto Manurung dan Derita Manurung. Kepada sahabatku (Edward,
Reni, Ema, Ririn, Tetty, Ribka, Febriyanti, dan Damaris), kepada kakak rohaniku
k’sumra dan terima kasih buat doa dan semangat yang diberikan, khususnya buat

Bapaudaku Dr. ret. Binari Manurung dan dan teman-teman seperjuangan di kelas NK
2008 yang tak dapat disebutkan nama-namanya yang selalu memberikan dukungan,
semangat, dan doa-doa kepada penulis.
Dan yang terakhir pesan untuk adik-adik stambuk NK 2009 dan NK 2010
untuk tetap semangat dalam menjalankan perkuliahan dan selalu berusaha maksimal
serta sabar dalam menghadapi semua keadaan yang ada di kampus. Penulis

menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi tata bahasa maupun isi,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2012

Debora Tantia Manurung
NIM. 408231018

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG KAYU RARU
(Vatica pauciflora BLUME) SEBAGAI ANTIDIABETES TERHADAP TIKUS
WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN


Debora Tantia Manurung (NIM. 408231018)

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan sampel kulit batang kayu raru yang berasal dari Tapanuli
Tengah yaitu jenis Vatica Pauciflora Blume. Proses pengambilan ekstrak dilakukan
dengan cara perebusan terhadap sampel sesuai dengan cara komsumsi masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian terhadap tikus yang
mengalami diabetes untuk dapat digunakan sebagai antidiabetes. Telah dilakukan
penelitian analisa fitokimia diperoleh hasil bahwa didalam ekstrak kulit batang kayu
raru (Vatica Pauciflora Blume) mengandung senyawa flavonoid, tannin, saponin dan
kuinon yang dapat menurunkan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh defesiensi
sel β pankreas dalam produksi insulin. Penggunaan aloksan yaitu sebagai penyebab
radikal bebas yang diakibatkan oleh terganggunya permeabelitas sel β pankreas.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) One Way, dengan faktor yaitu konsentrasi ekstrak kulit batang
kayu raru (Vatica Pauciflora Blume) terdiri dari 5 konsentrasi yang berbeda yaitu: K0
(0 mg/kg BB), K1 (0 mg/kg BB), K2 (65 mg/kg BB), K3 (130 mg/kg BB) dan K4 (195
mg/kg BB). Kadar glukosa darah diukur dengan glukometer easy touch GCU.

Analisis data diperoleh bahwa konsentrasi ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica
Pauciflora Blume) dalam menurunkan glukosa darah sebanding dengan kenaikan
konsentrasi dan dosis optimum adalah pada konsentrasi 195 mg/kg BB dengan
keefektifan mencapai 89,8 mg/dL. Berdasarkan hipotesis untuk pemberian ekstrak
diperoleh nilai F hitung 18,6047 > F tabel 2,866. H0 ditolak yang berarti ada
pengaruh. Uji selanjutnya dengan uji DMRT 5% kelompok perlakuan ekstrak terlihat
berbeda nyata dalam menurunkan glukosa darah bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol normal dan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kelompok aloksan.

iv

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Abstrak
Riwayat Hidup
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel

Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan Penelitian
1.5. Manfaat Penelitian
1.6. Batasan Masalah


1
2
2
2
3
3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Raru (Vatica Pauciflora Blume)
2.1.1. Sistematika Tanaman raru
2.1.2. Nama Daerah
2.1.3. Morfologi Tanaman
2.1.4. Kandungan Kimia
2.1.5. Manfaat Tanaman
2.2. Manfaat Zat Aktif
2.2.1. Flavonoid
2.2.2. Saponin
2.2.3. Tannin
2.2.4. Kuinon
2.3. Glukosa Darah

2.3.1. Pengukuran Kadar Glukosa Darah
2.4. Diabetes Melitus
2.4.1. Klasifikasi Diabetes Melitus
2.4.2. Mekanisme Timbulnya Diabetes Melitus
2.4.3. Pengobatan Diabetes Melitus
2.4.4. Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus
2.4.5. Uji Efek Antidiabetes
2.5. Tikus Wistar
2.6. Ekstraksi

4
4
5
5
6
6
6
7
8
8

9
10
10
11
11
12
13
14
15
16
17

iv

2.7. Mekanisme Aksi Diabetagonik
2.8. Hipotesis

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Alat dan Bahan

3.3. Variabel Penelitian
3.4. Persiapan Hewan Percobaan
3.5. Penentuan Dosis
3.5.1. Ekstrak Kulit Batang Kayu Raru
3.5.2. Aloksan
3.6. Teknik Analisis Data
3.7. Prosedur Kerja
3.8. Diagram Alir Penelitian

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1. Ekstraksi Dan Uji Fitokimia
4.1.2. Hasil Persen Pengamatan Tikus Yang Diberi Perlakuan
4.1.3. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Batang Kayu Raru
Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar
4.2 Pembahasan

18
20


21
21
21
21
22
22
22
23
24
27

31
31
32
33
35

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran


40
40

DAFTAR PUSTAKA

41

iv

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Perlakuan Yang Diberikan
Tabel 4.1. Tabel Uji Fitokimia
Tabel 4.2. Data Kadar Glukosa Darah Tikus
Tabel 4.3. Daftar Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit
Batang kayu Raru Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus

Halaman
23
32
33
34

iv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perhitungan Dosis
44
Lampiran 2. Perkembangan Berat Badan Tikus (gram)
46
Lampiran 3. Data Kadar Glukosa Darah Tikus
48
Lampiran 4. Analisis Data dengan RAL Pengaruh Pemberian Ekstrak
48
Kulit Batang Kayu Raru Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional masih selalu digunakan
masyarakat Indonesia terutama di daerah pedesaan yang masih kaya dengan
keanekaragaman tumbuhannya (I Wayan, 2004). Sejak ribuan tahun yang lalu, obat
dan pengobatan tradisional sudah ada di Indonesia, jauh sebelum pelayanan
kesehatan

formal

dengan

obat-obatan

modernnya

dikenal

masyarakat

(Wijayakusuma, 2002). Berdasarkan perkiraan World Health Organization (WHO),
lebih dari 80% penduduk negara-negara berkembang tergantung pada obat tradisional
untuk mengatasi masalah kesehatan (Khanna et al., 2001).
Diabetes melitus (DM) adalah kondisi dimana konsentrasi glukosa dalam
darah secara kronis lebih tinggi dari pada nilai normal (hiperglikemia) akibat tubuh
kekurangan insulin atau fungsi insulin tidak efektif. Pengobatan yang biasa diberikan
pada penderita DM bertujuan untuk mengendalikan kadar glukosa darah agar selalu
berada dalam kondisi normal. Menurut Murray et al., (1999) pemberian obat
antidiabetik oral (glibenclamide, meglitinid, biguanid, dan lain-lain) dapat
menurunkan kadar glukosa darah penderita DM.
Selain itu, diabetes dapat menyebabkan aneka penyakit seperti hipertensi,
stroke, jantung koroner, dan gagal ginjal dll. Pengobatan dengan agen hipoglikemik
dapat dilakukan dengan menggunakan obat kimiawi sintetik maupun obat tradisional
(Ogundipe et al., 2003). Raru (Vatica pauciflora) merupakan salah satu kelompok
tumbuhan hutan tropis endemik Indonesia dari famili dipterocarpaceae. Raru
merupakan sebutan untuk kelompok jenis kulit kayu yang ditambahkan pada nira
aren yang bertujuan untuk meningkatkan cita rasa dan kadar alkohol minuman. Lebih
lanjut disebutkan bahwa jenis ini memiliki komponen kimia kayu berturut-turut
sebagai berikut : hemiselulosa 29,26%, alphaselulosa 37,35%, lignin 22,26%,

1

2

ekstraktif 13,0%, abu 0,9% dan pentosan 17,31%. Masyarakat di Sumatra meyakini
bahwa kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora Blume) dapat digunakan sebagai
salah satu obat diabetes. Cara masyarakat memamfaatkan kulit batang kayu raru
sebagai obat adalah dengan cara merebus beberapa gram kulit dan meminum
filtratnya (Gunawan, 2011).
Penelitian

kimia

yang

telah

dilakukan

terhadap

dipterocarpaceae

menunjukkan adanya beberapa senyawa kimia yang termasuk dalam kelompok
terpenoid, aril propanoid, benzofuran, flavonoid, dan oligostilbenoid (Gunawan,
2011). Telah dilakukan penelitian oleh Ragavan dan Krishnakumari (2006), ekstrak
kulit batang Termalia Arjuna menunjukkan bahwa ekstrak etanol secara nyata dapat
menurunkan glukosa darah tikus.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin membuktikan pengaruh
pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora Blume) dalam
menurunkan kadar gula darah pada tikus wistar yang diinduksi aloksan
dibandingkan dengan kelompok kontrolnya dengan menggunakan dosis kulit
batang kayu raru (Vatica Pauciflora Blume) yang biasa dipakai di masyarakat.

1.2. Identifikasi Masalah
Apakah efek dari pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora
Blume) dapat digunakan sebagai pengganti antidiabetes oral dalam menurunkan kadar
gula darah pada tikus wistar yang diinduksi dengan aloksan.

1.3. Perumusan Masalah
1. Apakah pengaruh pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora Blume)
dapat menurunkan kadar gula darah tikus wistar yang diinduksi aloksan?
2. Bagaimana efektivitas ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora Blume) dalam
menurunkan kadar gula darah pada tikus wistar dibandingkan dengan kelompok
kontrolnya?

3

1.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica
Pauciflora Blume) dalam menurunkan kadar gula darah tikus wistar yang diinduksi
aloksan.
2. Untuk mengetahui efektivitas pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica
Pauciflora Blume) dalam menurunkan kadar gula darah tikus wistar dibandingkan
dengan kelompok kontrolnya.
3. Untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang terdapat pada kulit batang kayu
raru (Vatica Pauciflora Blume) yang dapat digunakan sebagai antidiabetes dengan
metode maserasi.

1.5. Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica
Pauciflora Blume) terhadap glukosa darah pada tikus wistar.
2. Dapat memberikan informasi mengenai efektifitas ekstrak kulit batang kayu raru
(Vatica Pauciflora Blume) dibandingkan dengan kelompok kontrolnya.
3. Dapat mengetahui kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan raru dan
dapat digunakan sebagai penurun kadar glukosa darah pada tikus wistar sehingga
dapat memperkaya pengetahuan peneliti lainnya tentang manfaat dari kayu raru
(Vatica Pauciflora Blume) terutama dalam penelitian tanaman obat.

1.6. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagian tanaman yang akan di ekstrak adalah kulit batang kayu dari tanaman raru
(Vatica Pauciflora Blume).
2. Pelarut yang digunakan dalam pengekstrakan kulit batang kayu dari tanaman raru
(Vatica Pauciflora Blume) adalah air.

4

3. Lama masa adaptasi hewan percobaan selama 7 hari, pemberian aloksan dengan dosis
masing-masing kepada hewan percobaan adalah 16,5 mg/kg BB/1 mL/hari, dan
pemberian ekstrak selama 14 hari dengan dosis I, dosis II, dan dosis III.
4. Indikator kemampuan kerja antidiabetes ekstrak raru adalah berat badan, glukosa darah
dan pengamatan fisiologis dari hewan percobaan.

1

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

2.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora Blume) mengandung senyawa
metabolit sekunder berupa flavonoid, saponin, tannin, kuinon yang berpotensi
dapat mengobati berbagai penyakit kronis seperti diabetes.
2. Pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora) berpengaruh nyata
terhadap kadar glukosa darah tikus wistar yang diinduksi dengan aloksan bila
dibandingkan dnegan kelompok kontrol normal dan kelompok aloksan.
3. Efektivitas ekstrak kulit batang kayu raru terhadap kadar glukosa darah sebanding
dengan variasi konsentrasi yang diberikan. Dosis efektif dalam menurunkan kadar
glukosa darah pada tikus wistar adalah pada dosis III yaitu pada konsentrasi 195
mg/kg BB serbuk atau setara dengan 80,53 mg/kg BB ekstrak.

2.1. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan bagian tumbuhan yang lain dari
tumbuhan raru lainnya untuk membandingkan rendemen ataupun efek dari
pemberian ekstrak raru sebagai tanaman obat untuk penyakit lainnya contohnya
Jantung Koroner dan dalam mengatasi penyakit anemia.
2. Perlu diteliti lebih lanjut dengan menggunakan rancangan percobaan dengan
variasi volume dosis, pengaruh waktu pemberian dan cara ekstraksi yang lain
yang dapat memisahkan senyawa yang memiliki peran dalam menurunkan kadar
glukosa darah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., (2012), Europa Journal Of Endocrinology Glukosa Darah Di tingkat Mice.
http://translate.googleusercontent.com/translate [diakses 25 April 2012].

Alrasyid H, Marfuah, Wijaya Kusuma dan Hendarsyah., (1991), Vamedicum
Dipterocarpaceae. Balai Penelitian dan Pengembangan Hutan, Departemen
Kehutanan, Jakarta.

Bird, David. A, dkk., (2003), A Tale of Three Cell Types: [Alkaloid Biosynthesis Is
Localized to Sieve Elements in Opium Poppy] journal. American; American
Society of Plant Biologists. Vol. 15, 2626–2635

Dalimartha, S., (2010), Atlas tumbuhan obat Indonesia, Ungaran ; Trubus Agriwidya.

Dzulkarnain,

B,

dkk.,

(1997),

Seledri

yang

Benci

Hipertensi.

http://www.indomedia.com/intisari/1997/april/hipert.html [diakses 11 Februari
2012].

Fatmawati, Emi., (2008), Pengaruh Lama Pemberian Ekstrak Daun Sambiloto
(Andrographis paniculata Ness.) terhadap kadar kolesterol, LDL (Low Density
Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein), Dan Trigliserida Darah Tikus
(Rattus Norvegicus) Diabetes. [Skripsi]. Universitas Islam Negeri Malang,
Malang, http://uin.ac.id/Emi_Fatmawati.pdf.

Harborne J.B., (1987), Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan. Edisi ke-2. Penerjemah Padmawinata K. Bandung: ITB.

Guyton, A.C and Hall, J.E., (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9,
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Imono

A.D,

dan

Nurlaila.,(1989).

Obat

Tradisional

dan

Fitoterapi

Uji

Toksikologi.Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM. Hal: 4-11

I Wayan, S., (2004), Pemanfaatan obat penurun panas oleh masyarakat Angkah,
Tabanan Bali, dalam Prosiding Seminar Nasional XXV Tumbuhan
ObatIndonesia. Tawangmangu: Pokjanas.

Khanna A.K., F. Rizfi and R. Chander., (2001), Lipid lowering activity of Phyllanthus
niruriin hiperlipidemic rats.Journal of Ethnopharmacology82 (1): 19-22.
Kurnia,

Rizky.,

(2011),

Ekstraksi

Pelarut.

http://Rizky-

Kurnia.blogspot.com/Ekstraksi-Pelarut/html. Bogor ; IPB. [diakses 24 April
2012].

Marks DB, Marks AD, dan Smith CM., (2000), Metabolisme Kolesterol dan
Lipoprotein Darah. Didalam: Pendit BU, alih bahasa; Suyono J, Sadikin V,
ManderaLI, editor. Biokimia Kedokteran Dasar Sebuah Pendekatan Klinis.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Murray, R.K., D.K. Granner, P.A. Mayes, and V.W. Rodwell., (1999), Biokimia
Harper.Edisi 24. Penerjemah: Hartono, A. Jakarta: EGC.

Mulyanti, Sri. dkk., (2010), Isolasi Dan Karakteristik Senyawa Metabolit Sekunder
Dari Fraksi Aktif Antidiabetes Daging Buah Paria (Momordica Charantia
Linn.). Jurnal Teknologi Kimia ISSN 2087 – 7412. Bandung; Universitas
Pendidikan Indonesia.

Munawarah, Siti., (2009), Skripsi ; Pengaruh Ekstrak Kelopak Rosela (Hibiscus
sabdariffa)

Terhadap

Peningkatan

Jumlah

Eritrosit

Dan

Kadar

Hemoglobin (Hb) Dalam Darah Tikus Putih (Rattus nurvegicus) Anemia.
Malang ; Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Nagappa, A. N. dkk., (2003), Journal of Ethnopharmacology 88 (2003) 45–50,
Antidiabetic activity of Terminalia Arjuna fruits. India; Birla Institute of
Technology and Sciences.

Ogundipe, O.O., Moody, J.O., Akiyemi, T.o., and Raman, A., (2003), Hypoglicemic
potentials of methanolic extracts of selected plant foods in alloxanized mice.
http://www.springerlink.com/content/jp87971655n3m53u [diakses 10 Maret
2012].

Pasaribu, Gunawan dan Titiek Setyati., (2011), Aktivitas Antioksidan Dan Toksisitas
Ekstrak Kulit Kayu Raru (Sp.). Jurnal Teknologi Hutan IPB. Bogor; IPB.

Permatasari, Arysska Ayu., (2008), Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah
Ekstrak Etanol 70 % Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.) Pada Kelinci
Jantan Lokal. [Skripsi]. Surakarta ; Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ragavan., dan Krishnakumari., (2006), Antidiabetic activity of Terminalia pallida
fruit in alloxan induced diabetic rats. India ; University Tirupathi.

Rini, Eka Prasetya., (2009), Pengaruh Infusa Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa (Scheff.) Boerl) Terhadap Penurunan Glukosa Darah Kelinci

Jantan New Zealand Yang Dibebani Glukosa Oral. Fakultas Kedokteran.
[Skripsi]. Surakarta ; Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sastrohamidjojo, Hardjono., (1996), Sintesis Bahan Alam. Gajah Mada University
Press; Yogyakarta.

Setiawan, Rudi., (2010), Pengaruh Pemberian Ekstrak Kelopak Bunga Rosela
(Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus
Putih (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi Aloksan. Fakultas Kedokteran.
[Skripsi]. Surakarta ; Universitas Sebelas Maret.

Singh, Ayodhya., (2009), Advanced Experimental Organic Chemistry. Delhi;
Campus Books International.10-11.

Silitonga, P.M., (1999), Rancangan Percobaan. FMIPA Unimed, Medan.

Smith, J.B. dan Mangkoewidjojo, S., (1998), Pemeliharaan, Pembiakan dan
penggunaan Hewan percobaan di Daerah Tropis, Jakarta; Universitas
Indonesia.

Suharmiati., (2003), Pengujian bioaktivitas anti diabetes mellitus tumbuhan obat.
Cermin Dunia Kedokteran.140-8.

Susilowati, Retno., (2006), Diabetes Mellitus, Komplikasi Dan Pencegahannya.
Jurnal, Vol. 3 No. 1, 62-71.
Szkuldelski T. 2001. The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Action in βcells
of The Rat Pancreas. Physiol. Res. 50: 536-546

Turner, C.D. dan Bagnara, J.T., (1988), Endokrinologi Umum, terjemahan oleh
Harsodjo, ed. ke-4, Universitas Airlangga Press.

Waynforth, H.B., (1983), Experimental and Surgical Technique in Rat. London;
Academic Press. Inc. halm. 36;188-189.

Wijayakusuma, H., (2002), Tumbuhan Berkhasiat Obat: Rempah, Rimpang dan
Umbi. Jakarta: Milenia Populer.

Wulandari, Catharina Endah., (2010). Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Merah
(Allium Ascalonicum) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada
Tikus Wistar Dengan Hiperglikemia. Universitas Dipenogoro.

Yuriska, Adhita., (2009), Efek Aloksan Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus.
Semarang. Fakultas Kedokteran ; Universitas Diponogoro.

Dokumen yang terkait

Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Rotan (Daemonorops draco (Willd.) Blume) terhadap Tikus yang Diinduksi Karagenan

7 79 92

Isolasi dan Elusidasi Struktur Kimia Senyawa Flavonoid Sebagai Inhibitor Enzim α-Glukosidase dari ekstrak Etanol Kulit Batang Raru (Vatica pauciflora Blume)

4 84 104

Uji Efek Kombinasi Ekstrak Etanol Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii (Nees & T.Nees) Blume)) dan Madu Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Jantan

6 82 105

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

Antidiabetes Mellitus Ekstrak Etanol Kulit Batang Tumbuhan Sala (Cynometra Ramiflora L.) Terhadap Tikus Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Aloksan

0 2 10

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG RARU (VATICA PAUCIFLORA BLUME) TERHADAP KADAR ALBUMIN; GLOBULIN DAN HEMOGLOBIN DARAH TIKUS WISTAR.

0 3 15

PENDAHULUAN Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Salam (Eugenia polyantha) terhadap tikus galur wistar yang diinduksi aloksan.

0 0 10

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Belimbing Wuluh Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Hiperglikemik Yang Diinduksi Aloksan.

2 3 29

Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Batang kelor (Moringa oleifera) Terhadap Perubahan Histopatologi Hati Tikus Wistar yang Diinduksi Aloksan.

0 3 11

Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Batang kelor (Moringa oleifera) Terhadap Perubahan Histopatologi Hati Tikus Wistar yang Diinduksi Aloksan.

0 0 10