PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SDM Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Sdm (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013).
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS SDM (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama
Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013)
NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Jurusan Pendidikan Agama Islam
(Tarbiyah)
Oleh :
Fatrias Ratna Sari
G 000 090 203
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAK
Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas SDM (Studi Kasus di SMP
Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013
Peran kepala sekolah adalah peran yang sangat strategis, karena kepala
sekolah memimpin staf guru maupun karyawan. Selain itu kepala sekolah harus
menerapkan manajemen yang baik kepada siswa yang menjadi tanggung jawabnya.
Supaya sumber daya manusia sekolah yang terdiri dari guru-guru dan para karyawan
dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Dalam rangka meningkatkan prestasi
sekolah, maka kepala sekolah dituntut untuk dapat mengelola dan mengatur mereka
dengan melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
peningkatan kapasitas intelektual maupun peningkatan skill.
Tujuan penelitian peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di
SMP Muhammadiyah 1 Klaten yaitu untuk mendeskripsikan peran kepala sekolah
dalam meningkatkan SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten dan untuk
mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat peran kepala sekolah
dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten tahun pelajaran
2012/2013. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran
kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten
tahun pelajaran 2012/2013 dan apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat bagi
kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek
penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan karyawan. Sedangkan teknik
pengumpulan data dengan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif dan analisis SWOT.
Hasil dari penelitian ini adalah peran kepala sekolah di SMP Muhammadiyah
1 Klaten terbukti sangat efektif dan profesional dengan tipe kepemimpinan
demokratisnya. Pembinaan terhadap guru seperti mengikutsertakan guru workshop,
diklat, seminar, MGMP, sertifikasi, mengadakan pengajian tarjih dan memberikan
dorongan untuk melanjutkan S2. Sedangkan pembinaan terhadap karyawan seperti
pelatihan ketrampilan komputer, perpustakaan dan bahasa Inggris, menerapkan
disiplin kerja dan waktu, mengadakan piket, mengadakan pengajian tarjih. Faktor
pendukungnya yaitu sarana dan prasarana lengkap, letak sekolah yang strategis,
gurunya rata-rata sudah S1 dan karyawan sudah berkompetensi sesuai dengan
bidangnya, dan kepala sekolah selalu menerapkan supervisi terhadap kinerja
bawahannya. Adapun faktor penghambatnya adalah antusiasme masyarakat masih
kurang, masih ada 2 guru yang belum S1, ketrampilan karyawan dalam hal ilmu
teknologi dan keterlambatan siswa dalam membayar SPP.
Kata Kunci: Peran Kepala Sekolah, Peningkatan SDM
2
budaya
PENDAHULUAN
Sebagai
pendidikan
menurunnya
penyelenggara
formal,
berlangsungnya
proses
sekolah,
Pemimpin
sekolah.
Seperti
diungkapkan
Supriyadi (dalam Mulyasa, 2007: 2425) bahwa:
“Erat
hubungannya
antara
mutu sekolah dengan berbagai
aspek
kehidupan
sekolah
seperti disiplin sekolah, iklim
sekolah
jawab
atas
kegiatan
administrasi
pembinaan
sarana
tenaga
dan
prasarana”.
kepala sekolah.
kepala
“Kepala
pemeliharaan
sekolah tersebut biasa disebut dengan
yaitu
Sebagaimana
pendidikan,
program yang dilaksanakan secara
pendidikan
berkaitan
penyelenggaraan
sasaran sekolahnya melalui program-
kualitas
langsung
bertanggung
mewujudkan visi, misi, tujuan, dan
paling berperan dalam meningkatkan
manajemen
bahwa:
sekolah yang baik/efektif agar dapat
Komponen pendidikan yang
atas
ayat 1 PP 28 tahun 1990
manajemen
bertahap.
jawab
dikemukakan dalam pasal 12
sekolah profesional yang
dan
bertanggung
sekolah.
Oleh sebab itu, diperlukan kepala-
terarah
sekolah
dengan proses pembelajaran di
memiliki kompetensi yang unggul.
membentuk
nakal
kepala
secara
sekolah harus berupa lulusan yang
mampu
perilaku
pendidikan secara mikro, yang
pendidikan, maka produk dari sebuah
kepala
dan
peserta didik”. Dalam pada itu,
sekolah
mempunyai tanggung jawab besar
terhadap
sekolah,
Dalam
perannya
kepala
sekolah juga sebagai motor penggerak,
penentu arah kebijakan sekolah, yang
akan menentukan bagaimana tujuantujuan sekolah dan pendidikan pada
umumnya direalisasikan. Sehubungan
dengan MBS, kepala sekolah dituntut
untuk
senantiasa
meningkatkan
efektifitas kinerja. Dengan begitu,
MBS
sebagai
paradigma
baru
pendidikan dapat memberikan hasil
3
yang
memuaskan.
Kinerja
supervisi
pendidikan
(TIM
FKIP
kepemimpinan kepala sekolah dalam
UMS, 2004: 86-87). Dari beberapa
kaitannya dengan MBS adalah segala
manajemen
upaya yang dilakukan dan hasil yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab
dapat dicapai oleh kepala sekolah
untuk mengaturnya. Di sinilah peran
dalam mengimplementasikan MBS di
serta profesionalisme kepala sekolah
sekolahnya untuk mewujudkan tujuan
akan dibuktikan dalam mewujudkan
pendidikan secara efektif dan efisien
visi, misi serta meningkatkan mutu
(Mulyasa, 2007: 126). Davis, G.A dan
pendidikan
Thomas, M.A (1989) menyatakan
tersebut. Keberhasilan suatu sekolah
bahwa: “Kepala sekolah yang efektif
terletak pada kemampuan pimpinan
mempunyai
sebagai
sekolah dalam mengelola manajemen
jiwa
personalianya. Manajemen personalia
kepemimpinan dan mampu memimpin
ini juga disebut manajemen tenaga
sekolah,
kependidikan.
berikut:
untuk
karakteristik
1)
2)
mempunyai
memiliki
memecahkan
kemampuan
masalah,
3)
personalia
tersebut kepala sekolah
di
lembaga
Dalam
terdapat
sekolah
manajemen
Sumber
Daya
mempunyai ketrampilan sosial, 4)
Manusia (SDM)
profesional
karyawan yang ada dalam sekolah.
dan
kompeten
dalam
seperti guru dan
Peningkatan
bidang tugasnya” (dalam Wahyudi,
kualitas
SDM
merupakan persyaratan mutlak untuk
2009: 63).
Dalam
lembaga
pendidikan
mencapai
tujuan
pembangunan.
sekolah terdapat beberapa manajemen
Kualitas SDM ditingkatkan melalui
komponen-komponen
sekolah.
berbagai program pendidikan yang
Manajemen
tersebut
meliputi
sistematis dan terarah berdasarkan
manajemen
kurikulum,
manajemen
kepentingan
personalia,
manajemen
kesiswaan,
kemajuan
manajemen
keuangan,
manajemen
teknologi (IPTEK) dengan dilandasi
yang
ilmu
keimanan
mengacu
pada
pengetahuan
dan
sarana prasarana, manajemen sistem
oleh
dan
ketakwaan
informasi sekolah, dan manajemen
(IMTAQ) (Mulyadi, 2007: 4).
4
Pemberdayaan sumber
daya
begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu
sekolah merupakan tanggung jawab
peran
kepala sekolah, karena itu kepala
meningkatkan kualitas SDM ini sangat
sekolah
diutamakan. Karena keberhasilan suatu
harus
dapat
menemukan
kepala
sekolah
dalam
dan
sekolah terletak pada kemampuan
selanjutnya mencari solusi secara tepat
pimpinan sekolah dalam mengelola
untuk
SDM
faktor-faktor
penghambat
mengatasi
hambatan
yang
yang
ada
dalam
sekolah
muncul. Upaya agar mampu mengatasi
termasuk pemberdayaan masyarakat
berbagai masalah yang terjadi di
sekitarnya.
sekolah, maka kepala sekolah sebagai
ditingkatkan
pemimpin sebagai PEMASSLEC yaitu
keprofesionalisme guru dan karyawan,
personnal,
baik
educator,
administrator,
manager,
supervisor,
social,
SDM
yang
adalah
secara kognitif,
harus
seperti
afektif dan
psikomotor agar dapat menjalankan
leader, entrepreneur, and climator
tugas-tugasnya
secara
efektif
dan
(Usman, 2010: 277). Apabila hal ini
efisien disertai dengan meningkatkan
terwujud, maka kepala sekolah dapat
kesejahteraan guru dan karyawan.
dalam
SMP Muhammadiyah 1 Klaten
meningkatkan mutu pendidikan di
termasuk salah satu sekolah swasta
sekolahnya.
dengan terakreditasi A. Hal ini dapat
dikatakan
berhasil
Secara
disimpulkan
sekolah
singkat
bahwa
sangat
dapat
peran
menentukan
kepala
arah
keberhasilan sekolah. Oleh karena itu
kepala
sekolah
harus
dalam
meningkatkan
profesional
mutu
SDM
dalam pendidikan. Dapat dikatakan
bahwa apabila pimpinan sekolahnya
baik, maka baik pula sekolah tersebut,
dilihat dari beberapa indikasi yang
terdapat di SMP Muhammadiyah 1
Klaten
pendidikan,
mencakup
output,
kurikulum
kualitas
guru,
minat orang tua, bangunan gedung
serta fasilitas yang ada di sekolah
tersebut
yang
dikategorikan
berkualitas. SMP Muhammadiyah 1
Klaten mempunyai kelebihan dalam
Bilingual class dan regular class.
5
Tenaga pengajar yang ada di SMP
(kantor,
pekerjaan,
Muhammadiyah 1 Klaten merupakan
perkumpulan, dsb) (Depdiknas,
tenaga yang cukup berkualitas, hal ini
2005: 545). Sekolah adalah
dapat dilihat bahwa guru yang ada
bangunan atau lembaga untuk
rata-rata lulusan S1.
belajar dan mengajar serta
Berdasarkan permasalahan di
tempat menerima dan memberi
atas, maka menjadi alasan bagi penulis
pelajaran (Depdiknas, 2005:
untuk meneliti bagaimana peran kepala
1013). Jadi
sekolah dalam meningkatkan kualitas
adalah pemimpin dari sebuah
SDM di SMP Muhammadiyah 1
lembaga yang digunakan untuk
Klaten
proses belajar mengajar.
sehingga
sekolah
tersebut
menjadi salah satu sekolah yang maju
kepala sekolah
2. Peran Kepala Sekolah
Dalam bukunya, Usman
dan menjadi sekolah favorit di Klaten.
Penulis tertarik untuk meneliti sekolah
(2010, 277-278)
tersebut, maka penulis mengambil
bahwa agar dapat mengatasi
judul
berbagai masalah yang terjadi
penelitian
Sekolah
“Peran
dalam
Kepala
Meningkatkan
di
sekolah,
berpendapat
maka
kepala
SMP
sekolah memiliki tugas sebagai
Muhammadiyah 1 Klaten Tahun
PEMASSLEC yaitu personnal,
Pelajaran 2012/2013”.
educator,
Kualitas
SDM
di
administrator,
LANDASAN TEORI
manager,
supervisor,
social, leader, entrepreneur,
A. Peran Kepala Sekolah
and climator. Apabila hal ini
1. Pengertian Kepala Sekolah
terwujud, maka kepala sekolah
Kepala sekolah berasal
dapat dikatakan berhasil dalam
dari dua kata yaitu kepala dan
meningkatkan mutu pendidikan
sekolah. Menurut Kamus Besar
di sekolahnya.
Bahasa
Indonesia,
kepala
adalah
pemimpin,
ketua
Sebagai
Personnal,
kepala sekolah harus memiliki
6
integritas
kepribadian
dan
akhlak mulia, pengembangan
sekolah
kuat
dalam
pengembangan
diri,
mendukung
pencapaian tujuan sekolah.
Sebagai
budaya, keteladanan keinginan
yang
dalam
kepala
Supervisor,
sekolah
merencanakan
harus
supervisi,
dalam
melaksanakan supervisi, dan
melaksanakan tugas pokok dan
menindaklanjuti hasil supervisi
fungsi,
keterbukaan
diri
dalam
untuk
masalah
dalam
profesionalisme guru.
kendali
menghadapi
Sebagai Social, kepala
pekerjaan, bakat dan minat
jabatan
sebagai
pemimpin
sekolah harus bekerja sama
dengan
pendidikan.
Sebagai
kepala
meningkatkan
Educator,
sekolah
berperan
pihak
lain
kepentingan
untuk
sekolah,
berpartisipasi dalam kegiatan
merencanakan, melaksanakan,
sosial
menilai
memiliki kepekaan (empati)
hasil
membimbing
pembelajaran,
dan
melatih,
meneliti dan mengabdi kepada
sosial
terhadap
orang
dan
atau
kelompok lain.
Sebagai Leader, kepala
masyarakat.
Sebagai
kepala
kemasyarakatan
Manajer,
sekolah
melaksanakan
program
harus
perencanaan
sekolah,
pengorganisasian, pengarahan,
sekolah
memimpin
harus
sekolah
mampu
dalam
rangka pendayagunaan sumber
daya sekolah secara optimal.
Sebagai Entrepreneur,
kepala sekolah harus kreatif,
dan pengawasan.
Sebagai Administrator,
inovatif, bekerja keras, etos
kepala sekolah harus mampu
kerja, ulet (pantang menyerah),
mengelola
naluri kewirausahaan.
ketatausahaan
7
Sebagai
Climator,
5. Kompetensi Kepala Sekolah
Menurut
kepala sekolah harus mampu
Peraturan
sekolah
Menteri Pendidikan Nasional
yang kondusif (Usman, 2010:
Republik Indonesia Nomer 13
277-278).
Tahun 2007 (dalam Wahyudi,
menciptakan
iklim
2009: 29-32) tentang Standar
3. Teori Kepemimpinan
tentang
Kepala Sekolah atau Madrasah,
kepemimpinan memang terus
bahwa kepala sekolah harus
berkembang seiiring dengan
memiliki standar kompetensi
perkembangan zaman. Teori-
sebagai
teori tersebut pada umumnya
Kompetensi
menunjukkan perbedaan karena
manajerial,
setiap
supervisi dan sosial.
Teori
peneliti
pandangan
mempunyai
yang
berbeda
yang
membahas
kepemimpinan
besar
dapat
secara
garis
dikelompokkan
ini:
kepribadian,
kewirausahaan,
6. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam
dengan peneliti lainnya. Teoriteori
berikut
dengan
kaitannya
peningkatan
kinerja
tenaga kependidikan (guru dan
karyawan)
dan
kualitas
kedalam teori, yaitu: teori sifat,
sekolah, kepala sekolah yang
teori
teori
profesional seperti disarankan
situasional (TIM FKIP UMS,
Sellis (dalam Mulyasa, 2007:
2004: 79).
86) harus memperhatikan hal-
perilaku,
dan
hal berikut ini:
4. Tipe Kepemimpinan
Secara umum tipe-tipe
a. Mempunyai visi atau daya
dapat
pandang yang mendalam
diklasifikasikan menjadi tiga
tentang mutu yang terpadu
macam
Tipe
bagi lembaga maupun bagi
kepemimpinan Otoriter, laissez
tenaga kependidikan dan
kepemimpinan
yaitu:
faire, dan Demokratis.
8
peserta didik yang ada di
i.
sekolah.
b. Mempunyai
yang
j.
c. Mengkomunikasikan pesan
yang
berkaitan
dengan
yang
Mengembangkan
komitmen
untuk
menghilangkan
setiap
penghalang.
kualitas.
d. Menjamin
peserta
organisasi
jawab yang jelas.
proses
peningkatan kualitas.
struktur
menggambarkan tanggung
komitmen
jelas pada
Menjamin
bersifat
kebutuhan
didik
kegiatan
dan
kebijakan
lembaga
atau
e. Menyakinkan terhadap para
organisasional
k. Membangun tim kerja yang
efektif.
l.
sekolah.
yang
maupun budaya.
sebagai
perhatian
baik
Mengembangkan
mekanisme
yang
cocok
pelanggan (peserta didik,
untuk
melakukan
orang tua, dan masyarakat)
monitoring dan evaluasi.
bahwa terdapat “channel”
cocok
untuk
7. Faktor-faktor
yang
menyampaikan harapan dan
Mempengaruhi Kepemimpinan
keinginannya.
Kepala
f. Pemimpin
mendukung
pengembangan
tenaga
kependidikan.
g. Tidak menyalahkan pihak
Sekolah
dalam
Meningkatkan Kualitas SDM
a. Meskipun di antara para
pemimpin
banyak
yang
memiliki
keahlian
dan
lain jika ada masalah yang
jabatan dalam pekerjaan
muncul
yang sama, tetapi terdapat
tanpa
dilandasi
juga perbedaan-perbedaan
bukti yang kuat.
h. Pemimpin
melakukan
inovasi terhadap sekolah.
dalam perilaku dan sikap
serta
gaya
9
kepemimpinannya. Hal ini
2005: 1102). Komariah dan
disebabkan karena adanya
Cepi (2005: 4) menjelaskan
berbagai faktor yang dapat
bahwa
mempengaruhi
meliputi sumber daya manusia
nya.
input
sumber
Adapun faktor-faktor yang
dan
dimaksud
adalah
Sumber daya manusia sekolah
(Purwanto, 2008: 59-61):
terdiri dari kepala sekolah,
keahlian dan pengetahuan
guru dan tenaga kependidikan
yang
lainnya.
dimiliki
oleh
pimpinan
dalam
kepemimpinannya,
tempat
atau
jenis
lembaga
pemimpin
melaksanakan
Sedangkan
lainnya.
sumber
daya lainnya meliputi uang,
bangunan, dan sebagainya.
2. Fungsi Manajemen SDM
Menurut
itu
tugas
jabatannya,
sifat-sifat
kepribadian
pemimpin,
sifat-sifat
daya
peralatan, perlengkapan, bahan,
menjalankan
pekerjaan
sumber
daya
kepribadian
pengikut atau sekelompok
Flippo
Edwin
(1996:
manajemen
5)
sumber
B.
fungsi
daya
manusia seperti halnya fungsi
manajemen umum, yaitu:
a. Fungsi Manajerial meliputi
yang dipimpinnya, sangsi-
Perencanaan
sangsi yang ada di tangan
Pengorganisasian
pemimpin.
(Organizing), Pengarahan
B. Kualitas Sumber Daya Manusia
1. Pengertian
Sumber
Daya
(Directing), Pengendalian
(Controlling).
b. Fungsi
Manusia
Sumber daya manusia
(Planning),
meliputi
Operasional
Pengadaan
adalah potensi manusia yang
Tenaga
dapat
Pengadaan Sumber Daya
dikembangkan
untuk
proses produksi (Depdiknas,
Manusia
Kerja
atau
(recruitment),
10
Pengembangan
layanan
perpustakaan
(development),
penambahan koleksi.
dan
Upaya yang dilakukan
Kompensasi
(compensation),
oleh kepala sekolah dalam
Pengintegrasian
meningkatkan kualitas SDM di
(integration),
sekolah antara lain: pembinaan
Pemeliharaan
disiplin tenaga kependidikan,
(maintenance), Pemutusan
pemberian
Hubungan Tenaga Kerja
penghargaan
(separation).
persepsi.
3. Peran Kepala Sekolah dalam
Rangka Meningkatkan Kualitas
motivasi,
(reward),
dan
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan
SDM
Upaya
untuk
penelitian
lapangan
(field
memanfaatkan kekuatan dan
research) karena didasarkan pada
peluang
mengatasi
data-data yang terkumpul dari
ancaman
lapangan secara langsung. Jenis
serta
kelemahan
dan
terhadap
paradigma
baru
penelitian ini adalah penelitian
kualitatif
dengan
harus menerapkan cara antara
deskriptif,
yaitu
lain
77):
terkumpul dijelaskan dengan kata-
pembinaan
kemampuan
kata atau kalimat, gambar dan
profesional
tenaga
bukan dengan angka (Moleong,
kepala
sekolah
(Mulyasa,
kependidikan,
profesional
2007:
revitalisasi
MGMP dan MKKS di sekolah,
peningkatan
pendekatan
data
yang
2004: 11).
2. Metode Pengumpulan Subjek
Dalam
disiplin,
sumber
profesi,
berupa sumber data primer dan
peningkatan
yang
ini
pembentukan kelompok diskusi
dan
data
penelitian
digunakan
sumber data sekunder. Sumber
11
data primer dalam penelitian ini
kondisi
yaitu kepala sekolah, guru dan
prasarana,
karyawan di SMP Muhammadiyah
guru, karyawan dan siswa, dll.
1 Klaten. Sedangkan sumber data
sekolah,
c. Metode
sarana
kegiatan-kegiatan
Dokumentasi
yaitu
sekunder yaitu data yang diperoleh
mencari data mengenai hak-
dari penelitian kepustakaan dan
hak atau variabel yang dapat
dokumentasi
berupa catatan, transkip, buku,
atau
wawancara.
dalam
surat kabar, majalah, prasasti,
penelitian ini yaitu berupa data-
notulen rapat, lengger, agenda,
data tertulis seperti data guru tetap,
dan sebagainya. Yaitu untuk
karyawan
melengkapi data wawancara
Sumber
data
sekunder
dan
siswa,
struktur
organisasi, daftar inventaris dan
dan observasi.
4. Analisis Data
lain-lain.
Analisis
3. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara adalah suatu cara
pengumpulan
data
yang
penelitian
pada
kualitatif,
saat
berlangsung,
informasi
pengumpulan
sumbernya.
dalam
dilakukan
pengumpulan
digunakan untuk memperoleh
dari
data
hingga
data.
data
selesai
Miles
dan
digunakan
Huberman (1984), mengemukakan
untuk mencari data tentang
bahwa aktivitas dalam analisis data
peran kepala sekolah dalam
kualitatif
meningkatkan kualitas SDM.
interaktif dan berlangsung terus
Wawancara
ini
b. Observasi
melakukan
secara
cara
menerus sampai tuntas. Aktivitas
dengan
dalam analisis data, yaitu reduksi
pengamatan
data, penyajian data, verifikasi atau
adalah
pengumpulan
dilakukan
data
langsung terhadap objek yang
penarikan
diteliti.
analisis
Observasi
ini
kesimpulan.
Dalam
faktor pendukung dan
digunakan untuk mencari data
penghambat menggunakan analisis
yang
SWOT.
berhubungan
dengan
12
pembinaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan
pengarahan
dalam
untuk membuat laporan hasil
Meningkatkan Kualitas SDM di
kerja; Mengadakan pelatihan
SMP Muhammadiyah 1 Klaten.
ketrampilan,
a. Pembinaan
disiplin kerja, disiplin waktu,
1. Peran
Kepala
sekolah
terhadap
meliputi:
Memberikan
dan
piket;
memberikan
pengarahan
dukungan bagi karyawan tidak
membuat
program
tetap untuk dapat dijadikan
program
semester,
pembinaan
untuk
guru
menerapkan
tahunan,
dan
silabus
dan
RPP;
karyawan
tetap
yayasan;
Memberikan penghargaan bagi
Mengikutsertakan guru dalam
karyawan
kegiatan MGMP sekolah lain,
Mengikutsertakan
dalam
workshop,
pengajian
Selalu
diklat,
seminar,
berprestasi;
tarjih;
sertifikasi, dan pengajian tarjih;
menanyakan
Memotivasi guru untuk S2;
insidentil yang diperlukan oleh
Mengadakan
karyawan
informasi
pelatihan
teknologi,
bahasa
Inggris, dan olahraga (senam);
keperluan
guna
untuk
memenuhi prasarana sekolah
dan proses akreditasi.
kerja,
2. Faktor-faktor Pendukung dalam
piket;
Meningkatkan Kualitas SDM di
Memberikan dukungan bagi
SMP Muhammadiyah 1 Klaten
guru tidak tetap untuk dapat
meliputi: Sarana dan prasarana
dijadikan guru tetap yayasan
lengkap, tenaga pendidiknya dan
dan guru tetap yayasan untuk
karyawan
dapat menjadi pegawai negeri
sesuai dengan bidangnya masing-
sipil; Memberikan penghargaan
masing,
bagi guru berprestasi.
strategis, kepala sekolah selalu
Menerapkan
disiplin
disiplin
waktu
dan
b. Pembinaan terhadap karyawan
meliputi:
Memberikan
sudah
letak
berkompetensi
sekolah
yang
melaksanakan supervisi terhadap
kinerja
guru
dan
karyawan,
13
hubungan
dengan
masyarakat
khususnya
dalam
sekitar sekolah terjalin harmonis,
komputerisasi.
memiliki SDM yang mempunyai
DAFTAR PUSTAKA
semangat
bekerja
untuk
mewujudkan visi dan misi yang
akan diraih sekolah, kepala sekolah
bidang
Aan, Komariah dan Triatna, Cepi.
2005. Visionary Leadership:
Menuju Sekolah Efektif.
Jakarta: Balai Pustaka
menerapkan program kelas reguler
dan kelas Bilingual, kepala sekolah
memberikan bantuan berupa SPP,
menciptakan
rasa
kekeluargaan
dan rasa nyaman di sekolah, dan
kepala sekolah selalu menerapkan
Depdiknas. 2005. Kamus besar
Bahasa Indonesia . Jakarta:
Balai Pustaka
.
2003.
Metodologi
Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Departemen
Pendidikan
Nasional
sifat disiplin waktu dan disiplin
kerja.
3. Faktor-faktor Penghambat dalam
Meningkatkan Kualitas SDM di
SMP Muhammadiyah 1 Klaten
meliputi: antusiasme masyarakat
masih
kurang
sehingga
bagi siswa yang nilainya masih
baik,
bidang
IPTEK
.
Manajemen
Berbasis Sekolah. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
siswa
masih sedikit, ekstra pembelajaran
kurang
E, Mulyasa. 2007. Menjadi Kepala
Sekolah
Profesional.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya
kejuaraan
dalam
masih
rendah,
masih ada 2 guru yang belum S1,
sering terjadi keterlambatan siswa
dalam membayar SPP sekolah, dan
ketrampilan karyawan dalam hal
IT (Ilmu Teknologi) masih kurang
.
Standar
Kompetensi Dan Sertifikasi
Guru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Hasibuan, Malayu. 2003. Organisasi
Dan
Motivasi
Dasar
Peningkatan Produktivitas.
Jakarta: Bumi Aksara
Husaini, Usman. 2010. Manajemen
Teori, Praktik dan Riset
Pendidikan. Edisi 3. Jakarta:
Bumi Aksara
14
Kunandar. 2010. Guru Profesional
“Implementasi
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Dan Sukses Dalam
Sertifikasi Guru”. Jakarta:
Rajawali Pers
Nawawi, Hadari. 2001. Perencanaan
SDM
Untuk
Organisasi
Profit
Yang
Kompetitif.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
.
Kepemimpinan
Menurut
Islam. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
.
2003.
Kepemimpinan
Mengefektifkan
Organisasi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University
Press
Ngalim, Purwanto. 2008. Admintrasi
Dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: PT. Rosdakarya
Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis
Sekolah. Jakarta: Grasindo
KUALITAS SDM (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama
Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013)
NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Jurusan Pendidikan Agama Islam
(Tarbiyah)
Oleh :
Fatrias Ratna Sari
G 000 090 203
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAK
Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas SDM (Studi Kasus di SMP
Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013
Peran kepala sekolah adalah peran yang sangat strategis, karena kepala
sekolah memimpin staf guru maupun karyawan. Selain itu kepala sekolah harus
menerapkan manajemen yang baik kepada siswa yang menjadi tanggung jawabnya.
Supaya sumber daya manusia sekolah yang terdiri dari guru-guru dan para karyawan
dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Dalam rangka meningkatkan prestasi
sekolah, maka kepala sekolah dituntut untuk dapat mengelola dan mengatur mereka
dengan melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
peningkatan kapasitas intelektual maupun peningkatan skill.
Tujuan penelitian peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di
SMP Muhammadiyah 1 Klaten yaitu untuk mendeskripsikan peran kepala sekolah
dalam meningkatkan SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten dan untuk
mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat peran kepala sekolah
dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten tahun pelajaran
2012/2013. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran
kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten
tahun pelajaran 2012/2013 dan apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat bagi
kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM di SMP Muhammadiyah 1 Klaten.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek
penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan karyawan. Sedangkan teknik
pengumpulan data dengan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif dan analisis SWOT.
Hasil dari penelitian ini adalah peran kepala sekolah di SMP Muhammadiyah
1 Klaten terbukti sangat efektif dan profesional dengan tipe kepemimpinan
demokratisnya. Pembinaan terhadap guru seperti mengikutsertakan guru workshop,
diklat, seminar, MGMP, sertifikasi, mengadakan pengajian tarjih dan memberikan
dorongan untuk melanjutkan S2. Sedangkan pembinaan terhadap karyawan seperti
pelatihan ketrampilan komputer, perpustakaan dan bahasa Inggris, menerapkan
disiplin kerja dan waktu, mengadakan piket, mengadakan pengajian tarjih. Faktor
pendukungnya yaitu sarana dan prasarana lengkap, letak sekolah yang strategis,
gurunya rata-rata sudah S1 dan karyawan sudah berkompetensi sesuai dengan
bidangnya, dan kepala sekolah selalu menerapkan supervisi terhadap kinerja
bawahannya. Adapun faktor penghambatnya adalah antusiasme masyarakat masih
kurang, masih ada 2 guru yang belum S1, ketrampilan karyawan dalam hal ilmu
teknologi dan keterlambatan siswa dalam membayar SPP.
Kata Kunci: Peran Kepala Sekolah, Peningkatan SDM
2
budaya
PENDAHULUAN
Sebagai
pendidikan
menurunnya
penyelenggara
formal,
berlangsungnya
proses
sekolah,
Pemimpin
sekolah.
Seperti
diungkapkan
Supriyadi (dalam Mulyasa, 2007: 2425) bahwa:
“Erat
hubungannya
antara
mutu sekolah dengan berbagai
aspek
kehidupan
sekolah
seperti disiplin sekolah, iklim
sekolah
jawab
atas
kegiatan
administrasi
pembinaan
sarana
tenaga
dan
prasarana”.
kepala sekolah.
kepala
“Kepala
pemeliharaan
sekolah tersebut biasa disebut dengan
yaitu
Sebagaimana
pendidikan,
program yang dilaksanakan secara
pendidikan
berkaitan
penyelenggaraan
sasaran sekolahnya melalui program-
kualitas
langsung
bertanggung
mewujudkan visi, misi, tujuan, dan
paling berperan dalam meningkatkan
manajemen
bahwa:
sekolah yang baik/efektif agar dapat
Komponen pendidikan yang
atas
ayat 1 PP 28 tahun 1990
manajemen
bertahap.
jawab
dikemukakan dalam pasal 12
sekolah profesional yang
dan
bertanggung
sekolah.
Oleh sebab itu, diperlukan kepala-
terarah
sekolah
dengan proses pembelajaran di
memiliki kompetensi yang unggul.
membentuk
nakal
kepala
secara
sekolah harus berupa lulusan yang
mampu
perilaku
pendidikan secara mikro, yang
pendidikan, maka produk dari sebuah
kepala
dan
peserta didik”. Dalam pada itu,
sekolah
mempunyai tanggung jawab besar
terhadap
sekolah,
Dalam
perannya
kepala
sekolah juga sebagai motor penggerak,
penentu arah kebijakan sekolah, yang
akan menentukan bagaimana tujuantujuan sekolah dan pendidikan pada
umumnya direalisasikan. Sehubungan
dengan MBS, kepala sekolah dituntut
untuk
senantiasa
meningkatkan
efektifitas kinerja. Dengan begitu,
MBS
sebagai
paradigma
baru
pendidikan dapat memberikan hasil
3
yang
memuaskan.
Kinerja
supervisi
pendidikan
(TIM
FKIP
kepemimpinan kepala sekolah dalam
UMS, 2004: 86-87). Dari beberapa
kaitannya dengan MBS adalah segala
manajemen
upaya yang dilakukan dan hasil yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab
dapat dicapai oleh kepala sekolah
untuk mengaturnya. Di sinilah peran
dalam mengimplementasikan MBS di
serta profesionalisme kepala sekolah
sekolahnya untuk mewujudkan tujuan
akan dibuktikan dalam mewujudkan
pendidikan secara efektif dan efisien
visi, misi serta meningkatkan mutu
(Mulyasa, 2007: 126). Davis, G.A dan
pendidikan
Thomas, M.A (1989) menyatakan
tersebut. Keberhasilan suatu sekolah
bahwa: “Kepala sekolah yang efektif
terletak pada kemampuan pimpinan
mempunyai
sebagai
sekolah dalam mengelola manajemen
jiwa
personalianya. Manajemen personalia
kepemimpinan dan mampu memimpin
ini juga disebut manajemen tenaga
sekolah,
kependidikan.
berikut:
untuk
karakteristik
1)
2)
mempunyai
memiliki
memecahkan
kemampuan
masalah,
3)
personalia
tersebut kepala sekolah
di
lembaga
Dalam
terdapat
sekolah
manajemen
Sumber
Daya
mempunyai ketrampilan sosial, 4)
Manusia (SDM)
profesional
karyawan yang ada dalam sekolah.
dan
kompeten
dalam
seperti guru dan
Peningkatan
bidang tugasnya” (dalam Wahyudi,
kualitas
SDM
merupakan persyaratan mutlak untuk
2009: 63).
Dalam
lembaga
pendidikan
mencapai
tujuan
pembangunan.
sekolah terdapat beberapa manajemen
Kualitas SDM ditingkatkan melalui
komponen-komponen
sekolah.
berbagai program pendidikan yang
Manajemen
tersebut
meliputi
sistematis dan terarah berdasarkan
manajemen
kurikulum,
manajemen
kepentingan
personalia,
manajemen
kesiswaan,
kemajuan
manajemen
keuangan,
manajemen
teknologi (IPTEK) dengan dilandasi
yang
ilmu
keimanan
mengacu
pada
pengetahuan
dan
sarana prasarana, manajemen sistem
oleh
dan
ketakwaan
informasi sekolah, dan manajemen
(IMTAQ) (Mulyadi, 2007: 4).
4
Pemberdayaan sumber
daya
begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu
sekolah merupakan tanggung jawab
peran
kepala sekolah, karena itu kepala
meningkatkan kualitas SDM ini sangat
sekolah
diutamakan. Karena keberhasilan suatu
harus
dapat
menemukan
kepala
sekolah
dalam
dan
sekolah terletak pada kemampuan
selanjutnya mencari solusi secara tepat
pimpinan sekolah dalam mengelola
untuk
SDM
faktor-faktor
penghambat
mengatasi
hambatan
yang
yang
ada
dalam
sekolah
muncul. Upaya agar mampu mengatasi
termasuk pemberdayaan masyarakat
berbagai masalah yang terjadi di
sekitarnya.
sekolah, maka kepala sekolah sebagai
ditingkatkan
pemimpin sebagai PEMASSLEC yaitu
keprofesionalisme guru dan karyawan,
personnal,
baik
educator,
administrator,
manager,
supervisor,
social,
SDM
yang
adalah
secara kognitif,
harus
seperti
afektif dan
psikomotor agar dapat menjalankan
leader, entrepreneur, and climator
tugas-tugasnya
secara
efektif
dan
(Usman, 2010: 277). Apabila hal ini
efisien disertai dengan meningkatkan
terwujud, maka kepala sekolah dapat
kesejahteraan guru dan karyawan.
dalam
SMP Muhammadiyah 1 Klaten
meningkatkan mutu pendidikan di
termasuk salah satu sekolah swasta
sekolahnya.
dengan terakreditasi A. Hal ini dapat
dikatakan
berhasil
Secara
disimpulkan
sekolah
singkat
bahwa
sangat
dapat
peran
menentukan
kepala
arah
keberhasilan sekolah. Oleh karena itu
kepala
sekolah
harus
dalam
meningkatkan
profesional
mutu
SDM
dalam pendidikan. Dapat dikatakan
bahwa apabila pimpinan sekolahnya
baik, maka baik pula sekolah tersebut,
dilihat dari beberapa indikasi yang
terdapat di SMP Muhammadiyah 1
Klaten
pendidikan,
mencakup
output,
kurikulum
kualitas
guru,
minat orang tua, bangunan gedung
serta fasilitas yang ada di sekolah
tersebut
yang
dikategorikan
berkualitas. SMP Muhammadiyah 1
Klaten mempunyai kelebihan dalam
Bilingual class dan regular class.
5
Tenaga pengajar yang ada di SMP
(kantor,
pekerjaan,
Muhammadiyah 1 Klaten merupakan
perkumpulan, dsb) (Depdiknas,
tenaga yang cukup berkualitas, hal ini
2005: 545). Sekolah adalah
dapat dilihat bahwa guru yang ada
bangunan atau lembaga untuk
rata-rata lulusan S1.
belajar dan mengajar serta
Berdasarkan permasalahan di
tempat menerima dan memberi
atas, maka menjadi alasan bagi penulis
pelajaran (Depdiknas, 2005:
untuk meneliti bagaimana peran kepala
1013). Jadi
sekolah dalam meningkatkan kualitas
adalah pemimpin dari sebuah
SDM di SMP Muhammadiyah 1
lembaga yang digunakan untuk
Klaten
proses belajar mengajar.
sehingga
sekolah
tersebut
menjadi salah satu sekolah yang maju
kepala sekolah
2. Peran Kepala Sekolah
Dalam bukunya, Usman
dan menjadi sekolah favorit di Klaten.
Penulis tertarik untuk meneliti sekolah
(2010, 277-278)
tersebut, maka penulis mengambil
bahwa agar dapat mengatasi
judul
berbagai masalah yang terjadi
penelitian
Sekolah
“Peran
dalam
Kepala
Meningkatkan
di
sekolah,
berpendapat
maka
kepala
SMP
sekolah memiliki tugas sebagai
Muhammadiyah 1 Klaten Tahun
PEMASSLEC yaitu personnal,
Pelajaran 2012/2013”.
educator,
Kualitas
SDM
di
administrator,
LANDASAN TEORI
manager,
supervisor,
social, leader, entrepreneur,
A. Peran Kepala Sekolah
and climator. Apabila hal ini
1. Pengertian Kepala Sekolah
terwujud, maka kepala sekolah
Kepala sekolah berasal
dapat dikatakan berhasil dalam
dari dua kata yaitu kepala dan
meningkatkan mutu pendidikan
sekolah. Menurut Kamus Besar
di sekolahnya.
Bahasa
Indonesia,
kepala
adalah
pemimpin,
ketua
Sebagai
Personnal,
kepala sekolah harus memiliki
6
integritas
kepribadian
dan
akhlak mulia, pengembangan
sekolah
kuat
dalam
pengembangan
diri,
mendukung
pencapaian tujuan sekolah.
Sebagai
budaya, keteladanan keinginan
yang
dalam
kepala
Supervisor,
sekolah
merencanakan
harus
supervisi,
dalam
melaksanakan supervisi, dan
melaksanakan tugas pokok dan
menindaklanjuti hasil supervisi
fungsi,
keterbukaan
diri
dalam
untuk
masalah
dalam
profesionalisme guru.
kendali
menghadapi
Sebagai Social, kepala
pekerjaan, bakat dan minat
jabatan
sebagai
pemimpin
sekolah harus bekerja sama
dengan
pendidikan.
Sebagai
kepala
meningkatkan
Educator,
sekolah
berperan
pihak
lain
kepentingan
untuk
sekolah,
berpartisipasi dalam kegiatan
merencanakan, melaksanakan,
sosial
menilai
memiliki kepekaan (empati)
hasil
membimbing
pembelajaran,
dan
melatih,
meneliti dan mengabdi kepada
sosial
terhadap
orang
dan
atau
kelompok lain.
Sebagai Leader, kepala
masyarakat.
Sebagai
kepala
kemasyarakatan
Manajer,
sekolah
melaksanakan
program
harus
perencanaan
sekolah,
pengorganisasian, pengarahan,
sekolah
memimpin
harus
sekolah
mampu
dalam
rangka pendayagunaan sumber
daya sekolah secara optimal.
Sebagai Entrepreneur,
kepala sekolah harus kreatif,
dan pengawasan.
Sebagai Administrator,
inovatif, bekerja keras, etos
kepala sekolah harus mampu
kerja, ulet (pantang menyerah),
mengelola
naluri kewirausahaan.
ketatausahaan
7
Sebagai
Climator,
5. Kompetensi Kepala Sekolah
Menurut
kepala sekolah harus mampu
Peraturan
sekolah
Menteri Pendidikan Nasional
yang kondusif (Usman, 2010:
Republik Indonesia Nomer 13
277-278).
Tahun 2007 (dalam Wahyudi,
menciptakan
iklim
2009: 29-32) tentang Standar
3. Teori Kepemimpinan
tentang
Kepala Sekolah atau Madrasah,
kepemimpinan memang terus
bahwa kepala sekolah harus
berkembang seiiring dengan
memiliki standar kompetensi
perkembangan zaman. Teori-
sebagai
teori tersebut pada umumnya
Kompetensi
menunjukkan perbedaan karena
manajerial,
setiap
supervisi dan sosial.
Teori
peneliti
pandangan
mempunyai
yang
berbeda
yang
membahas
kepemimpinan
besar
dapat
secara
garis
dikelompokkan
ini:
kepribadian,
kewirausahaan,
6. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam
dengan peneliti lainnya. Teoriteori
berikut
dengan
kaitannya
peningkatan
kinerja
tenaga kependidikan (guru dan
karyawan)
dan
kualitas
kedalam teori, yaitu: teori sifat,
sekolah, kepala sekolah yang
teori
teori
profesional seperti disarankan
situasional (TIM FKIP UMS,
Sellis (dalam Mulyasa, 2007:
2004: 79).
86) harus memperhatikan hal-
perilaku,
dan
hal berikut ini:
4. Tipe Kepemimpinan
Secara umum tipe-tipe
a. Mempunyai visi atau daya
dapat
pandang yang mendalam
diklasifikasikan menjadi tiga
tentang mutu yang terpadu
macam
Tipe
bagi lembaga maupun bagi
kepemimpinan Otoriter, laissez
tenaga kependidikan dan
kepemimpinan
yaitu:
faire, dan Demokratis.
8
peserta didik yang ada di
i.
sekolah.
b. Mempunyai
yang
j.
c. Mengkomunikasikan pesan
yang
berkaitan
dengan
yang
Mengembangkan
komitmen
untuk
menghilangkan
setiap
penghalang.
kualitas.
d. Menjamin
peserta
organisasi
jawab yang jelas.
proses
peningkatan kualitas.
struktur
menggambarkan tanggung
komitmen
jelas pada
Menjamin
bersifat
kebutuhan
didik
kegiatan
dan
kebijakan
lembaga
atau
e. Menyakinkan terhadap para
organisasional
k. Membangun tim kerja yang
efektif.
l.
sekolah.
yang
maupun budaya.
sebagai
perhatian
baik
Mengembangkan
mekanisme
yang
cocok
pelanggan (peserta didik,
untuk
melakukan
orang tua, dan masyarakat)
monitoring dan evaluasi.
bahwa terdapat “channel”
cocok
untuk
7. Faktor-faktor
yang
menyampaikan harapan dan
Mempengaruhi Kepemimpinan
keinginannya.
Kepala
f. Pemimpin
mendukung
pengembangan
tenaga
kependidikan.
g. Tidak menyalahkan pihak
Sekolah
dalam
Meningkatkan Kualitas SDM
a. Meskipun di antara para
pemimpin
banyak
yang
memiliki
keahlian
dan
lain jika ada masalah yang
jabatan dalam pekerjaan
muncul
yang sama, tetapi terdapat
tanpa
dilandasi
juga perbedaan-perbedaan
bukti yang kuat.
h. Pemimpin
melakukan
inovasi terhadap sekolah.
dalam perilaku dan sikap
serta
gaya
9
kepemimpinannya. Hal ini
2005: 1102). Komariah dan
disebabkan karena adanya
Cepi (2005: 4) menjelaskan
berbagai faktor yang dapat
bahwa
mempengaruhi
meliputi sumber daya manusia
nya.
input
sumber
Adapun faktor-faktor yang
dan
dimaksud
adalah
Sumber daya manusia sekolah
(Purwanto, 2008: 59-61):
terdiri dari kepala sekolah,
keahlian dan pengetahuan
guru dan tenaga kependidikan
yang
lainnya.
dimiliki
oleh
pimpinan
dalam
kepemimpinannya,
tempat
atau
jenis
lembaga
pemimpin
melaksanakan
Sedangkan
lainnya.
sumber
daya lainnya meliputi uang,
bangunan, dan sebagainya.
2. Fungsi Manajemen SDM
Menurut
itu
tugas
jabatannya,
sifat-sifat
kepribadian
pemimpin,
sifat-sifat
daya
peralatan, perlengkapan, bahan,
menjalankan
pekerjaan
sumber
daya
kepribadian
pengikut atau sekelompok
Flippo
Edwin
(1996:
manajemen
5)
sumber
B.
fungsi
daya
manusia seperti halnya fungsi
manajemen umum, yaitu:
a. Fungsi Manajerial meliputi
yang dipimpinnya, sangsi-
Perencanaan
sangsi yang ada di tangan
Pengorganisasian
pemimpin.
(Organizing), Pengarahan
B. Kualitas Sumber Daya Manusia
1. Pengertian
Sumber
Daya
(Directing), Pengendalian
(Controlling).
b. Fungsi
Manusia
Sumber daya manusia
(Planning),
meliputi
Operasional
Pengadaan
adalah potensi manusia yang
Tenaga
dapat
Pengadaan Sumber Daya
dikembangkan
untuk
proses produksi (Depdiknas,
Manusia
Kerja
atau
(recruitment),
10
Pengembangan
layanan
perpustakaan
(development),
penambahan koleksi.
dan
Upaya yang dilakukan
Kompensasi
(compensation),
oleh kepala sekolah dalam
Pengintegrasian
meningkatkan kualitas SDM di
(integration),
sekolah antara lain: pembinaan
Pemeliharaan
disiplin tenaga kependidikan,
(maintenance), Pemutusan
pemberian
Hubungan Tenaga Kerja
penghargaan
(separation).
persepsi.
3. Peran Kepala Sekolah dalam
Rangka Meningkatkan Kualitas
motivasi,
(reward),
dan
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan
SDM
Upaya
untuk
penelitian
lapangan
(field
memanfaatkan kekuatan dan
research) karena didasarkan pada
peluang
mengatasi
data-data yang terkumpul dari
ancaman
lapangan secara langsung. Jenis
serta
kelemahan
dan
terhadap
paradigma
baru
penelitian ini adalah penelitian
kualitatif
dengan
harus menerapkan cara antara
deskriptif,
yaitu
lain
77):
terkumpul dijelaskan dengan kata-
pembinaan
kemampuan
kata atau kalimat, gambar dan
profesional
tenaga
bukan dengan angka (Moleong,
kepala
sekolah
(Mulyasa,
kependidikan,
profesional
2007:
revitalisasi
MGMP dan MKKS di sekolah,
peningkatan
pendekatan
data
yang
2004: 11).
2. Metode Pengumpulan Subjek
Dalam
disiplin,
sumber
profesi,
berupa sumber data primer dan
peningkatan
yang
ini
pembentukan kelompok diskusi
dan
data
penelitian
digunakan
sumber data sekunder. Sumber
11
data primer dalam penelitian ini
kondisi
yaitu kepala sekolah, guru dan
prasarana,
karyawan di SMP Muhammadiyah
guru, karyawan dan siswa, dll.
1 Klaten. Sedangkan sumber data
sekolah,
c. Metode
sarana
kegiatan-kegiatan
Dokumentasi
yaitu
sekunder yaitu data yang diperoleh
mencari data mengenai hak-
dari penelitian kepustakaan dan
hak atau variabel yang dapat
dokumentasi
berupa catatan, transkip, buku,
atau
wawancara.
dalam
surat kabar, majalah, prasasti,
penelitian ini yaitu berupa data-
notulen rapat, lengger, agenda,
data tertulis seperti data guru tetap,
dan sebagainya. Yaitu untuk
karyawan
melengkapi data wawancara
Sumber
data
sekunder
dan
siswa,
struktur
organisasi, daftar inventaris dan
dan observasi.
4. Analisis Data
lain-lain.
Analisis
3. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara adalah suatu cara
pengumpulan
data
yang
penelitian
pada
kualitatif,
saat
berlangsung,
informasi
pengumpulan
sumbernya.
dalam
dilakukan
pengumpulan
digunakan untuk memperoleh
dari
data
hingga
data.
data
selesai
Miles
dan
digunakan
Huberman (1984), mengemukakan
untuk mencari data tentang
bahwa aktivitas dalam analisis data
peran kepala sekolah dalam
kualitatif
meningkatkan kualitas SDM.
interaktif dan berlangsung terus
Wawancara
ini
b. Observasi
melakukan
secara
cara
menerus sampai tuntas. Aktivitas
dengan
dalam analisis data, yaitu reduksi
pengamatan
data, penyajian data, verifikasi atau
adalah
pengumpulan
dilakukan
data
langsung terhadap objek yang
penarikan
diteliti.
analisis
Observasi
ini
kesimpulan.
Dalam
faktor pendukung dan
digunakan untuk mencari data
penghambat menggunakan analisis
yang
SWOT.
berhubungan
dengan
12
pembinaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan
pengarahan
dalam
untuk membuat laporan hasil
Meningkatkan Kualitas SDM di
kerja; Mengadakan pelatihan
SMP Muhammadiyah 1 Klaten.
ketrampilan,
a. Pembinaan
disiplin kerja, disiplin waktu,
1. Peran
Kepala
sekolah
terhadap
meliputi:
Memberikan
dan
piket;
memberikan
pengarahan
dukungan bagi karyawan tidak
membuat
program
tetap untuk dapat dijadikan
program
semester,
pembinaan
untuk
guru
menerapkan
tahunan,
dan
silabus
dan
RPP;
karyawan
tetap
yayasan;
Memberikan penghargaan bagi
Mengikutsertakan guru dalam
karyawan
kegiatan MGMP sekolah lain,
Mengikutsertakan
dalam
workshop,
pengajian
Selalu
diklat,
seminar,
berprestasi;
tarjih;
sertifikasi, dan pengajian tarjih;
menanyakan
Memotivasi guru untuk S2;
insidentil yang diperlukan oleh
Mengadakan
karyawan
informasi
pelatihan
teknologi,
bahasa
Inggris, dan olahraga (senam);
keperluan
guna
untuk
memenuhi prasarana sekolah
dan proses akreditasi.
kerja,
2. Faktor-faktor Pendukung dalam
piket;
Meningkatkan Kualitas SDM di
Memberikan dukungan bagi
SMP Muhammadiyah 1 Klaten
guru tidak tetap untuk dapat
meliputi: Sarana dan prasarana
dijadikan guru tetap yayasan
lengkap, tenaga pendidiknya dan
dan guru tetap yayasan untuk
karyawan
dapat menjadi pegawai negeri
sesuai dengan bidangnya masing-
sipil; Memberikan penghargaan
masing,
bagi guru berprestasi.
strategis, kepala sekolah selalu
Menerapkan
disiplin
disiplin
waktu
dan
b. Pembinaan terhadap karyawan
meliputi:
Memberikan
sudah
letak
berkompetensi
sekolah
yang
melaksanakan supervisi terhadap
kinerja
guru
dan
karyawan,
13
hubungan
dengan
masyarakat
khususnya
dalam
sekitar sekolah terjalin harmonis,
komputerisasi.
memiliki SDM yang mempunyai
DAFTAR PUSTAKA
semangat
bekerja
untuk
mewujudkan visi dan misi yang
akan diraih sekolah, kepala sekolah
bidang
Aan, Komariah dan Triatna, Cepi.
2005. Visionary Leadership:
Menuju Sekolah Efektif.
Jakarta: Balai Pustaka
menerapkan program kelas reguler
dan kelas Bilingual, kepala sekolah
memberikan bantuan berupa SPP,
menciptakan
rasa
kekeluargaan
dan rasa nyaman di sekolah, dan
kepala sekolah selalu menerapkan
Depdiknas. 2005. Kamus besar
Bahasa Indonesia . Jakarta:
Balai Pustaka
.
2003.
Metodologi
Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Departemen
Pendidikan
Nasional
sifat disiplin waktu dan disiplin
kerja.
3. Faktor-faktor Penghambat dalam
Meningkatkan Kualitas SDM di
SMP Muhammadiyah 1 Klaten
meliputi: antusiasme masyarakat
masih
kurang
sehingga
bagi siswa yang nilainya masih
baik,
bidang
IPTEK
.
Manajemen
Berbasis Sekolah. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
siswa
masih sedikit, ekstra pembelajaran
kurang
E, Mulyasa. 2007. Menjadi Kepala
Sekolah
Profesional.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya
kejuaraan
dalam
masih
rendah,
masih ada 2 guru yang belum S1,
sering terjadi keterlambatan siswa
dalam membayar SPP sekolah, dan
ketrampilan karyawan dalam hal
IT (Ilmu Teknologi) masih kurang
.
Standar
Kompetensi Dan Sertifikasi
Guru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Hasibuan, Malayu. 2003. Organisasi
Dan
Motivasi
Dasar
Peningkatan Produktivitas.
Jakarta: Bumi Aksara
Husaini, Usman. 2010. Manajemen
Teori, Praktik dan Riset
Pendidikan. Edisi 3. Jakarta:
Bumi Aksara
14
Kunandar. 2010. Guru Profesional
“Implementasi
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Dan Sukses Dalam
Sertifikasi Guru”. Jakarta:
Rajawali Pers
Nawawi, Hadari. 2001. Perencanaan
SDM
Untuk
Organisasi
Profit
Yang
Kompetitif.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
.
Kepemimpinan
Menurut
Islam. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
.
2003.
Kepemimpinan
Mengefektifkan
Organisasi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University
Press
Ngalim, Purwanto. 2008. Admintrasi
Dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: PT. Rosdakarya
Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis
Sekolah. Jakarta: Grasindo