HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN UNJUK KERJA GURU DALAM IMPLEMENTASI KBK PADA SMK NEGERI SE-KOTA MEDAN.

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOMPETENSI DAN
MonvASI KERJA DENGAN UNlUK KERJA GURU

DALAM, IMPLEM;ENTASI KBK
PADASMK NEGERI SE .. KOTA MEDAN

OLEH:

Dlajukan Untuk Memenuhl Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendldikan
Program Studi Admlnistrasi Pendldikan

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS N£G;ERI MEDAN
ME DAN

2006

--


..

,_

---·....
~·-

--- .. --

--

-•

..._

--



-


-

r

-

~-

-

• ........-.

-

-

~

~-


-

-

~







--'

J~

~

-


TESIS
HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOMPETENSI DAN

MOTIVASI KER.JA DENGAN UN.JUK KERJA GURU
DALAM IMPLEMENTASI KBK
PADA SMK NEGERI SE-KOTA MEDAN

Disusun dan Diajukan oleh:
RIVOLAN PRIYANTI Ph.

NIM.035030363
Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis
pada Tanggal 18 A ustus 2006 dan Din atakan telah Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan

Medan, 18 Agustus 2006
Menyetujui
Tim Pembimbing


Pro . Dr. Ir. Zainuddin, M.Pd.
NIP. 131412356

--rlr. Abdul Hamid K, M.Pd
NIP. 130935475

Ketua Program Studi
A
. Pendidikan

Universi

Prof Dr. Ir. Zainuddin, M.Pd.
NIP. 131412356

Prof Dr. Belferik Manullang
NIP. 130518778

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

No.

Nama

1.

Prof Dr. Jr. Zainuddin, M.Pd.

2.

Dr. Abdul Hamid K, M.Pd.

3.

Rustam Amir Effendi, M.A., Ph.D.

4.


Dr. Julaga Situmorang, M.Pd.

Dr. Berlin Sibarani, M.Pd.

Tanda Tangan

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyclesaikan tesis ini walaupun
dengan keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki penulis.

Dalam menyelesaikan tesis ini, penul1s banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Prof. Dr.
Ir. Zainuddin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dan saran yang sangat berarti guna kesempurnaan

tesis ini. Bapak Rustam Amir Effendi, M.A., Ph.D., Bapak Dr. Julaga

Situmorang, M.Pd, dan Bapak Dr. Berlin Sibarani, M.Pd. selaku nara sumber
yang telah banyak memberikan masukan dan pangarahan kepada penulis untuk
kesempurnaan tesis ini. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang selaku Direktur
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Dr. Siman, M.Pd. selaku
Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak/Ibu Staf Pengajar,
serta Staf Administrasi Program Pascasarjana atas bantuan, kemudahan dan

bimbingannya selama ini. Bapak Drs. H. IJWan Effendi Lubis, MAP selaku
Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Bapak Drs. Masrul Badri selaku
Kasubdis SMK Dinas Pendidikan Kota Medan, Bapak Drs. M.P. Nainggolan,
M.M. selaku Kepala SMK N 1 Medan, Bapak Sukardi S.Pd. selaku Kepala
SMK N 6 Medan, Bapak Drs. AT. Situngkir sclaku Kepala SMK N 7 Medan,

v

dan Bapak Drs. M.R Sinaga selaku Kepala SMK N 1 Tcbing Tinggi yang
telah memberikan semangat dan dorongan serta ijin dalam pengambilan data


untuk mcnyelcsaikan lesis ini, Guru-guru yang tclah bcrsedia menjadi populusi
dan sampel. Rekan-rekan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan khususnya Program Studi Administrasi Pcndidikan Angkatan V alas
bantuan dalam menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada Ayahanda H . Warso
Jumino dan lbunda Yatinah serta ibu Mertua Rr. Oemi Iradatien yang telah

menyertai penulis untuk penyelesaian tesis ini. Dan secara khusus ucapan
terimakasih ini penulis sampaikan kepada suami tercinta Drs. R Mursid, S.T.,
M.Pd. serta keempat ananda Muhammad Taufiq Khairul Arifin, Fathimah Nur
Fithri Hashifah, Shahamah Nur Amalia, dan Khairina Nur Fithri dengan doa,
'

pengorbanan dan dukungan sepenuhnya serta pengertiar. yang talc terukur,
sehingga penulis dapat mengikuti studi dengan lancar dan menyelesaikan tesis
tm.

Akhimya


kepada

semua

pihak

yang

turut

membantu

dalam

penyelesaian tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis
mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, semoga semua bantuan yang
diberikan menjadi amal jariah yang akan mendapat balasan yang lebih baik
serta ridho Allah SWT. Amien Allahumma Amien.
Medan, Agustus 2006
Penulis,

Rivolan Priyanti Ph

vi

ABSTRAK

RIVOLAN PRIYANTI Ph., Hubuogan an tara Penguasaan Kompetensi
dan Motivasi Ketja Guru dengan Unjuk Kerja Guru dalam lmplementasi
KBK pada SMK Negeri Se-Kota Medan_ Tesis. Medan: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Agustus 2006.
Penelitian ini bertujuan umuk mengetahui (1) hubungan penguasaan
kompetensi dan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK, (2) hubungan
motivasi kerja dengan unjuk kelja guru dalam implementasi KBK, dan (3)
hubungan antara penguasaan kompetensi dan motivasi kerja secara bersamasama dengan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK pada SMK Negeri di _
Medan.
Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Populasi adalah guru SMK
Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Medan yaitu SMK Negeri
1, SMK Negeri 6, dan SMK Negeri 7 yang berjumlah 75 orang, serta sampel
teknik acak proporsional berstrata. Instrumen pengumpulan data adalah tes
untuk variabel penguasaan kompetensi guru dengan koefisien reliabilitas ru ""'
0,946; angket untuk motivasi kerja guru dengan koefisien reliabilitas r 11 =
0,862, dan lembar observasi untuk unjuk kerja guru dalam implementasi KBK
dengan koefisien reliabilitas pJ=0,798. Teknik analisis data dengan statistik
deskriptif untuk menyajikan data dan statistik inferensial untuk menguji
hipotesis penelitian. Data penguasaan kompetensi guruX= 32,1; S = 4,46 dan
S2 = 19,90; motivasi kerja guru X= 88,53; S = 4,92 dan s.z = 24,06; unjuk kerja
guru dalam implementasi KBKX = 129,72, S = 6,76 dan S2 = 45,64.
Selanjutnya sebelum dilakukan peng-ujian hipotesis dilakukan uji persyaratan
yaitu uji normalitas galat taksiran Y atas X), Lo = 0,0400 < Lubet = 0,1099 dan
galat taksiran Y atas X2 , Lo = 0,0378 < Ltabd = 0,1099; uji linieritas Y atas Xt.
Fhituns = 0,56 < Ftbcl = I ,83 dan Y atas X 1 , F,.,.un11 = 1,47 < F 1,.bd = 1,82. dan uj i
Fhit~ns
= · 32,62 > F 1 .bc~
= 3,99 dan Y atas X2, F!Utw•s =
kebarartian Y atas X~,
14,63 > F~a be 1 · = 3,99 pada tarafsignifikansi a = 0,05.
Hasil penelitian ini adalah ( l) Terdapat hubungan positif dan signifikan
antara penguasaan kompetensi guru dengan unjuk kerja guru dalan1
imple~ntas
KBK dengan koefisien korelasi ry 1 = 0,584 pada persamaan
regresi Y = 100,322 + 0,902X 1 serta sumbangan relatif sebesar 73,954% dan
sumbangan efektif sebesar 28,472%, (2) Terdapat hubungan positif dan
signifikan antara motivasi kelja guru dengan unjuk kerja guru dalam
implementasi KBK dengan koefisien korelasi rv2 = 0,434 pada persamaan
regresi Y = 76,425 + 0,596X2 serta sumbangan -relatif sebesar 26,046% dan
sumbangan efektif sebesar 10,028%, serta (3) Terdapat hubungan positif dan
signifikan antara penguasaan kompetensi guru dan motivasi kelja guru secara
bersama·sama dengan unjuk kelja guru dalam implementasi KBK, diperoleh
koefisien korelasi Ry 12 = 0,621 dengan persamaan regresi Y = 77,017 +
0,753X1 + 0,3 J 7X2 _ Koefisien determinasi menunjukkan h.asil 0,385, hal ini

berarti 38,5% variasi yang mempengaruhi unjuk kerja guru dalam
implementasi KBK dapat dijelaskan oleh penguasaan kompetensi guru dan
motivasi kerja guru secara bersama-sama.
Penelitian ini menyimpulkan, bahwa penguasaan kompetensi guru dan
motivasi kerja guru harus ditingkatkan agar dapat meningkatkan unjuk
kerjanya dalam mengimplementasikan KBK, yang akhimya ak.an
meningkatkan mutu hasil pendidikan (lulusan), sehingga lulusan SMK siap
pakai di dunia usaha dan dunia industri. Saran dari peneliti kepada kepala
sekolah dan instansi yang terkait agar mengupayakan kegiatan/program serta
fasilitas yang dapat mendukung dan meningkatkan penguasaan kompetensi
guru dan motivasi kerja guru, karena guru merupakan ujung tombak dalam
implementasi KBK sehingga mutu pendidikan akan meningkat.

II

ABSTRAC
RIVOLAN PRIYANTI Ph., The relationship between Competen Mastery
and Work Motivation with Teacher Perfonnance in Implementation of CBC at
State Vocational High School of Medan. Thesis. Medan: Graduate Program of
State University ofMedan, August 2006
The aims of this research are to know (I) the relation of competen
mastery and teacher perl'ormance in implementation of CBC (Competency
Based Curriculum), (2) the relation of work motivation and teacher
performance in implementation of CBC, and (3) the relation between
competence mastery and work motivation together with teacher performance
in implementation of CBC at Vocational High School State in Medan.
This Research is correlational research. Population in this research was
teacher of State Vocational High School of Business and Management
Specialist Area in Medan that is State Vocational High School at 1, State
Vocational High School at 6, and State Vocational High School at 7, totally 75
poop e, an
so sampe m t 1s researc as muc
peop e or
om
population taken by using proportional stratified random sampling. Instrument
of collected the data was by test for the variable of teacher competence
mastery with reliability coefficient r 11 = 0,946; questionnaire for teacher work
motivation with reliability coefficient r 11 = 0,862; and observation sheet for
teacher performance in implementation ofCBC with reliability coefficientp;==
0,798. The technique analysis of data is descriptive statistical to present the
data and inferensial statistical to test the hypothesis. Data of teacher
competence mastery X = 32,1; S = 4,46 and S2 ""' 19,90 , teacher work
motivation X = 88,53; S = 4,92 and S2 = 24,06; teacher performance in
implementation of CBC X = 129,72, S = 6,76 and S2 = 45,64. Next before
doing to test the hypothesis, condition test done that are normality test of error
Lo = 0,0400 < Lt.het = 0,1099 and error estimation Yat X2,
estimation Yat x~.
Lo = 0,0378 < Ltahe! = 0, 1099; linierity testY at X1, Fh;111118 = 0,56 < Ftahel = 1,83
dan Y at Xz, Fhitung = 1,47 < Fuhel = 1,82. and then meaning testY at Xl> Fhitung
= 32,62 > F~.obct
= 3,99 and Y at X 2, Frutu.ng = 14,63 > Ftaool = 3,99 at level
significant a= 0,05.
Result of this research were: ( 1) There are positive and significant
relationship between competence mastery and teacher performance in
implementation of CBC with the correlation coefficient ry1 = 0,584 for
regresion equation= 100,322 + 0,902X1 and also relative contribution equal to
73,954% and effective contribution equal to 28,472%, (2) There are positive
and significant relationship between work motivation and teacher performance
in implementation of CBC with the correlation coefficient ry2 = 0,434 at
regresion equation "" 76,425 + 0,596X2 and also relative contribution equal to
26,046% and effective contribution equal to 10,028%, an.d also (3) There are
positive and significant relationship between competence mastery .and work
motivation with teacher performance in implementation ofCBC, with multiple
correlation coefficient Ry12 = 0,621 for regresion equation= 77,017 + 0,753Xl

Ill

+ 0,317X2. Determination coefficient show the result 0,385, it's mean that
38,5% variation that influence teacher performance can be explained by
teacher competence mastery and teacher work motivation are together.
This research conclude, that competence mastery and work motivation
the teacher must be increased because it can increase their performance in
implementation CBC, what finally will upgrade result of education (graduate),
Therefore graduate Vocational High School ready to work in corporate and
industrial. The writer suggest to the headmaster and relevant institution to be
striving activity/program and also facility which can support and increEse the
mastery competency and work motivation for the teachers, because they are
forerunner in implementation of CBC until the quality of education will be
.
.
mcreasmg

IV

BA81
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan dunia saat ini semak in menunjukkan kemajuan yang
pesat dalam hampir segala bidang, salah satu contoh yang utama adalah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak penemuan baru
diciptak.an oleh para ilmuwan di berbagai sudut dunia yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan, kesenangan, dan kebahagiaan umat manusia.
Para ilmuwan tersebut berupaya menciptakan kemajuan dalam bidangnya
masing-masing ke arah yang lebih maju dan modem. Perubahan kemajuan itu
menerpa semua sudut kehidupan di muka bumi ini, perubahan inilah yang
dikatak.an globalisasi.
Globalisasi membawa dampak ganda, disatu sisi membuka kesempatan

z

kerja sama yang seluas-luasnya antar negara, narnun disisi lain membawa
persaingan yang semakin tajam dan ketat. Oleh karena itu tantangan utama
dalam globalisasi adalah daya saing dan keunggulan kompetitif di semua
sektor industri dan sektor jasa dengan rnengandalkan kemampuan sumber daya
manusia (SDM), teknologi dan manajemen. Dari ketiga faktor tersebut,
kemampuan SDM yang pada akhimya menentukan kemenangan bersaing
karena SDM merupakan sumber daya yang aktif, sumber keunggulan
kompetitif yang dapat diperbarui dan dikembangkan melalui mutunya dalarn
bekerja. Bahkan menurut Eaton dalam Schuler (1997) kendala terbesar yang
dihadapi perusahaan dalam menghadapi global isasi adalah terbatasnya SDM.

SDM menurut Suit (1996) adalah kekuatan daya pikir dan berkarya
manusia yang masih tersimpan dalarn dirinya yang perlu dibina dan digali serta
dikembangkan

untuk

dimanfaatkan

sebaik-baiknya

bagi

kesejahteraan

kehidupan manusia. Peningkatan SDM dapat dicapai melalui latihan dan
pendidikan serta penguasaan ilmu dan teknologi melalui bangku pendidika.n, di
samping itu sikap mental yang baik juga penting untuk menggali sumber
dayanya.
Selarna ini SDM Indonesia sulit bersaing dan berkompetensi dalam hal

kemarnpuan berbahasa asing dan standar kompetensi. Hal ini sesuai dari
beberapa laporan lembaga internasional yang berkaitan dengan tingkat daya
saing sumber daya manusia Indonesia dengan negara-negara lain menunjukkan
fakta yang kurang menggembirakan.
Pada era globalisasi saat ini mempersiapkan SDM berkeunggulan dan

z

bermutu tinggi merupakan tugas yang teramat penting, peran

pendidikan

sangat diperlukan, bahkan merupakan kunci utama keberhasilan pembangunan
bangsa. Hal ini dikuatkan oleh Hadiyanto (2004) bahwa pendidikan pada
dasamya merupakan sarana strategis Wltuk meningkatkan potensi bangsa agar
mampu berkiprah dalam tataran yang lebih global, bahkan pendidikan perlu
dimantapkan, sehingga dapat difungsikan sebagai penelitian. menemukan dan
memupuk bakat, meningkatkan kemampuan manusia untuk menyesuaikan dan
mengubah kesempatan kerja dalarn rangka pertumbuhan ekonomi, untuk

2

memenuhi kebutuhan ketrampilan dan ilmu pengta~.u

yang diperlukan

untuk masa yang akan datang.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga
pendidikan yang mempunyai misi mempersiapkan SDM tingkat menengah
harus bisa mempersiapkan tamatan yang harus dihadapkan pada era
globalisasi. Selama ini mutu tamatan SMK hanya diakui oleh sekolah sendiri
dan masih minim kepercayaan dunia usaha dan dunia industri. Hal ini
dikuatkan oleh Sidi (2001) bahwa pendidikan kejuruan model lama memiliki

membuat anak didik tertinggal oleh kemajuan dunia usaha/dunia industri
(Du/Di), tidak jelas kompetensi yang dicapai, tidak mengakui keahlian yang
diperoleh dari luar sekolah, guru kejuruan tidak memiliki

pengalm~

kerja

industri, dalam praktek kurang mampu menjaga relevansi dengan perubahan
pasar kerja, sistem yang berlaku kurang sesuai dengan tuntutan Du!Di, dan
banyak kebiasaan salah yang dilakukan oleh guru yaitu membiarkan peserta
didiknya menghasilkan mutu kerja asal jadi, membiarkan peserta didik bekerja
tanpa bimbingan, pengawasan serta tanpa memperhatikan keselamatan kerja.
Menyadari fakta dan kelemahan-kelemahan tersebut di atas, maka perlu
adanya perubahan mendasar terhadap model penyelenggaraan pendidikan
kejuruan, salah satu strategi yang diambil pemerintah untuk meningkatkan
mutu pendidikan adalah implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
atau kurikulum 2004, baik di SMK maupun jenjang sekolah lain. Dalam

3

rangka implementasi KBK di SMK pemerintah mengeluarkan berbagai
kebijakan, yaitu:

1. Dikeluarkannya

surat

edaran

Direktur

Dikmenjur Depdiknas

No

0997fC.5.41MN/2004 tanggal 25 Mei 2004 tentang persiapan Implementasi
Kurikulum S:MK Edisi 2004 (KBK) dan ditegaskan dengan Surat
Keputusan Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara tanggal 26 Juli 2004
perihal Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kurikulum 2004, maka
diterapkan KBK (Kurikulum 2004) pada SMK dengan tujuan untuk

pengetahuan

semata (model

lama)

menjadi pembelajaran berbasis

kompetensi yang bermuara pada pemilikan kecakapan hidup (Life Skill)
untuk

meningkatkan

kualitas

pendidikan

sesuai

dengan

tuntutan

masyarakat dalam era g lobalisasi.
2. Ditetapkannya visi dan misi pendidikan meneflgah kejuruan (Dikmenjur)
untuk memotivasi sekolah agar meningkatkan kualitasnya dengan merubah
pola pembelajarannya sesuai KBK. Visi tersebut adalah terwujudnya
pendidikan dan pelatihan (diklat) kejuruan berstandar Nasional dan
lntemasioanl dengan target (a) pada tahun 2005 terwujud 100 lembaga

diklat

berstandar lntemasional dan 500 lembaga diklat berstancar

Nasional, (b) pada tahun 2020 terwujud 400 lembaga diklat berstandar
Intemasional dan 2000 lembaga berstandar Nasional. Sedangkan misinya
adalah: (a) pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan menengah
kejuruan

yang

adaptif,

fleksibel

4

dan

berwawasan

global,

(b)

rnengintegrasikan pendidikan dan pelatihan rnenengah kejuruan yang
herwawasan mutu dan keunggulan profesional dan berorien!85i masa
depan, (c) rnewujudkan layanan prima dalam upaya pemberdayaan sekolah
dan masyarakat, dan (d) mengembangkan iklim belajar yang berakar pada
norma dan nilai budaya bangsa Indonesia.
3. Dikeluarkannya

Keputusan

Menteri

Pendidikan

Nasional

Nomor

087/U/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Akreditasi Sekolah dan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 039/0/2003 tanggal 8 April 2003

satunya menetapkan instrumen evaluasi diri bagi SMK untuk mengontrol

dan menilai kualitas SMK dalam melaksanakan KBK.
Sehubungan dikeluarkannya berbagai kebijakan tersebut diharapkan
pelaksanaan KBK di SMK dapat berjalan dengan baik, sejalan dengan itu
maka kualitas guru sebagai tenaga pendtdik harus dioptimalkan.
Dari sejumlah penclitian pendidikan, diyakini bahwa guru merupakan
faktor dominan yang menentukan tingkat keberhasilan anak didik. begitu juga
dalam .KBK untuk mencapai kualifikasi dan atau kompetensi khusus yang
menunjang pencapaian kompetensi lulusan, guru dituntut berkualitas dalam
pelaksanaan/implementasi KBK bahkan guru harus memiliki sertifikat
kompetensi

atau

merencanakan dan

sertifikat

profesi,

melaksanakan

sebagaimana tugas

proses

guru

pembelajaran, menilai

dalam
hasil

pembelajaran, dan melakukan pembimbingan dan pelatihan. Hasil pengamatan
sepintas di lapangan pada sosialisasi di kabupaten dan kota tahun 2004/2005

5

masih berkisar 300/o guru yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan KBK,
bahkan belum sepenuhnya melaksanakan tugasnya s~uai

KBK. misalnya

masih memberikan tugas kepada peserta didik mencatat, memberikan tugas
kepada peserta didik mengerjakan soal tetapi gurunya sendiri tidak memantau
kerja peserta didik bahkan meninggalkan kelas pada saat peserta didiknya
mengerjakan soal, menjlai hasil kerja peserta didiknya tanpa melihat pedoman
yang telah ditetapkan, materi praktek dasar asal diberikan tanpa melihat hasil
kemampuan peserta didik, melakukan evaluasi kepada peserta didik asal-

nilai yang masih kurang dinaikkan begitu saja.
Sidi (2001:37) mengemukakan tentang keberadaan guru yaitu: kurang
memadainya kualifikasi dan kompetensi guru, rendahnya etos kerja dan
komitmen guru, dan kurangnya penghargaan masyarakat terhadap profesi
guru. Ditegaskan juga oleh Husda L. (internet 17 Mei 2004) yang menyatakan

bah-wa kunci sukses KBK adalah guru profesional karena guru merupakan
ujung tombak dalam aplikasi di lapangan. Kenyataan di lapangan bahv.ta
banyak penyebab guru tidak profesional, di antaranya dilihat dari faktor intern
guru antara lain, banyak guru yang belum memenuhi standar minimal
persyaratan untuk mengajar, seperti data yang dimuat di Republika (Maret
2002) guru yang sudah memenuhi standar kualifikasi SD 60%, SLTP 400/o,

SL T A 34%; banyak guru yang kebetulan menjadi guru bukan betul-betul
menjadi guru. Bahkan sebagian peserta didik calon guru tidak ingin menjadi
guru dan bukan tergolong yang cerdas karena bagi yang cerdas lebih senang

6

masuk pada fakultas non kependidikan karena profesi guru tidak menjanjikan
secara ekonomi; budaya 'menerima' saja terhadap nasib mengakibatkan guru

tidak kreatif, masih banyak guru yang tidak mau melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan keprofesionalismenya seperti membeli buku-buku baru,
mengikuti forum ilmiah; dan semangat guru melakukan perubahan hila ada
jukiak atau juknis. Di samping itu ditemukan pula kurangnya dorongan dari
guru itu sendiri untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, hal ini disebabkan
oleh motivasi guru yang beraneka ragam. Ada yang termotivasi karena

Selanjutnya di lihat dari faktor ekstern an tara lain,

kecilnya

penghargaan yang diberikan pemerintah terhadap profesi guru, bahkan tidak
ada perbedaan bagi guru yang berprestasi dengan guru yang tidak berprestasi.
kepemimpinan

kepala

sekolah

yang

masih

belum

memperhatikan

kesejahteraan guru, lingkungan kelja yang kurang mendukung.
Pendapat Waluyo (internet 25 Februari 2004) selama ini yang sering
dikhawatirkan dalam KBK adalah rendahnya unjuk kerja guru untuk
menerjemahkan KBK

melalui

pelajaran.

Hal-hal

yang menyebabkan

rendahnya unjuk kerja guru berdasarkan pemantauan pelaksanaan sosialisasi
KBK oleh Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara (2004-2005), di berbagai
daerah

menunjukkan bahwa, kompetensi guru SMK masih rendah, minat

membaca dan rasa ingin tahu guru kurang, kesejahteraan guru yang rendah,
pengalaman dan Jatar belakang pendidikan guru kunmg memadai, dan

7

motivasi kerja dan motivasi bcrprestasi guru rcndah, kepemimpinan kepala
sekolah yang kurang sejalan, lingkungan yang bel urn kondusif.
Atas dasar uraian di atas menunjukkan bahwa unjuk kerja guru dalam
implernentasi KBK rnasih rendah dan be!um mendapatkan perhatian, oleh
karena itu perlu adanya perhatian kepada guru baik dari segi penguasaan
kompetensi maupun dari motivasinya, agar unjuk kerja guru lebih baik.

implementasi KBK sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Unjuk kerja merupakan suatu proses ketjalcara kerja seseorang dalam
mencapai hasil kerja sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Apabila unjuk
kerja seseorang itu baik, maka basil kerjanya akan baik pula. Dengan kata lain,
baiknya unjuk kerja seseorang akan dapat menunjukkan kualitas keberhasilan
kerjanya,

begitu juga dengan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK.

Selanjutnya, untuk meningkatkan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK
di SMK dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain motivasi kerja,
penguasaan kompetensi guru, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, status
sosial, kepemimpinan kepala sekolah, sarana prasarana, keamanan dan
perlindungan dalam bekerja, rasa tanggung jawab, kep1.1asan kerja, pemberian
penghargaan, dan suasana atau iklim kerja.
Berdasarkan Jatar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian
ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut, apakah motivasi kerja ada

hubungannya dengan unjuk kerja gum dalam implementasi KBK? Apakah
penguasaan kompetensi guru ada hubungannya dengan unjuk kerja guru dalam

implementasi KBK? Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penguasaan
kompetensi guru terhadap implementasi KBK? Faktor-faktor apakah yang
mernpengaruhi motivasi kerja guru terhadap implementasi KBK? Usaha-usaha
apakah yang dilakukan untuk meningkatkan penguasaan kompetensi guru
dalam implementasi KBK? Usaha-usaha apakah yang dilakukan untuk
meningkatkan motivasi kerja guru dalam implementasi KBK? Apakah kondisi

Bagaimanakah metode pembelajaran yang diterapkan guru-guru dalam
implementasi KBK? Apakah tingkat pendidikan dan pengalaman kerja ada
kaitannya dengan penguasaan kompetensi guru dalam implementasi KBK?
Bagaimanakah hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan unjuk kerja
guru dalam implementasi KBK? Bagaimanakah kaitan suasana atau iklim kerja
dengan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK? Apakah ada kaitan antara
status sosial dengan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK? Bagaimana
kaitan msa tanggung jawab dengan unjuk kerja guru dalam implementasi

K.BK? Apakah ada hubungan keamanan dan perlindungan kerja dengan unjuk
kerja guru dalam implementasi KBK?.

C. BATASAN MASALAH
Berdasarkan

latar

belakang

dan

identifikasi

masalah,

maka

pennasalahan penelitian ini dibatasi berkenaan dengan penguasaan kompetensi

9

guru, motivasi kerja guru, dan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK.
Penguasaan kompetensi guru adalah penguasaan pengetahuan dan perbuatan
secara profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru, adapun aspekaspek yang diteliti dibata!Si pada penguasaan pengetahuan yang dilihat dari tiga
komponen penguasaan kompetensi gum yaitu kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial, yang selanjutnya dijabarkan
dalarn empat dimensi yaitu penguasaan bidang ilmu, pemahaman peserta didik,
penguasaan pembelajaran yang mendidik, serta pengembangan keprihdian
otivasi ker·a
rnenyebabkan seseorang berbuat sesuatu untuk mencapai suatu tujuan atau
harapan, adapun aspek-aspek yang diteliti dibatasi pada kebutuhan dan
dorongan, kebutuhan mencakup kebutuhan fisik, kebutuhan akan rasa arnan,
kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan mewujudkan diri,
sedangkan dorongan mencakup prestasi, promosi, kondisi kerja, gaji, supervisi,
basil, keyakinan, dan rasa tanggung jawab. Unjuk ketja guru dalam
implementasi KBK adalah perilaku atau penarnpilan dan cara kerja guru dalarn
melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya baik sebagai pendidik
maupun pengajar untuk mencapai hasil kerja sesuai dengan konsep-konsep

KBK, adapun aspek-aspek yang diteliti dibatasi pada empat komponen unjuk
kerja guru dalam implementasi KBK yaitu perancang pengajaran, pengelola
pengajaran, penilai basil belajar peserta didik dan pengarah belajar.
Di samping itu SMK sebagai obyek penelitian ini dibatasi untuk SfviK
negeri bidang keahlian Bisnis dan Manajemen. yang mana di Kota Medan ada

10

tiga yaitu SMK Negeri 1 Medan, SMK Negcri 6 Medan, dan SMK Negeri 7
Medan. Guru dibatasi guru produktif bidang keahlian Bisnis dan

M~ajemn

yang mencakup program keahlian Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan
Penjualan.
Adapun alasan peneliti memilih variabel tcrsebut didasarkan pada
pertimbangan bahwa untuk mencapai

unjuk ketja yang baik dalam

implementasi KBK diperlukan penguasaan kompetensi dan motivasi kerja
guru, hal ini sesuai dengan tujuan dari KBK di S:MK yaitu agar dapat membuat

penguasaan kompetensi dan motivasi kerja yang tinggi. Sedangkan dipilih
guru produktif karena peran guru produktif lebih besar dalam menghasilkan
kompetensi anak didik di SMK.

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka masalahmasalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
I. Apakah terdapat hubungan positif penguasaan kompetensi guru dengan

unjuk kerja guru dalam implementasi KBK?
2. Apakah terdapat hubungan positif motivasi kerja guru dengan unjuk kerja
guru dalam implementasi KBK?
3. Apakah terdapat hubungan positif antara penguasaan kornpetensi dan
motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan unjuk kerja guru dalam
implementasi KBK?

ll

E. TUJL"AN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan mengetahui:
I. Hubungan penguasaan kompctensi guru dengan unjuk kerja guru dalam
implementasi KBK
2. Hubungan

rnotivasi

kerja guru dengan

unjuk kerja guru dalam

implementasi KBK.
3. Hubungan antara penguasaan kompetensi dan motivasi kerja guru secara
bersama-sama dengan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK.

F. MANFAAT PENELJTIAN
Dari hasil penelitian ini akan diketahui gambaran unjuk kerja guru
dalam implementasi KBK, penguasaan kompetensi guru dan motivasi
kerjanya. Dengan demikian diharapkan dapat memberi sumbangan penting dan
memperluas wawasan bagi kajian ilmu manajemen dalarn mengelola sumber
daya manusia terhadap implementasi KBK sehingga dapat dijadikan rujukan
untuk peogembangan penelitian sumber daya manusia yang akan datang,
memberikan sumbangan penting dan memperluas kajian ilmu pendidikan yang
menyangkut implementasi KBK, dan menambah konsep baru yang dapat
dijadikan rujukan penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ilmu manajemen
dan ilmu pendidikan.
Di samping itu, hasil penelitian ini dapat memberikan surnbangan
pikiran bagi Kepala Sekolah S:MK, Kepala Seksi SMK Dinas Pendidikan Kota
Medan, Kasubdis Pendidikan Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Propinsi

12

Sumatera Utara dan Direktur Pendidikan Mencngah Kejuruan Departemen
Pendidikan Nasional untuk mcningkatkan keberhasilan implementasi KBK
melalui peningkatan penguasaan kompetensi dan motivasi kerja guru, sehingga
pimpinan dapat merencanakan dan menentukan prioritas kerja di berbagai
bidang, dapat memberikan masukan pada implementasi KBK dan perubahan
kompetensi guru untuk melaksanakan tugasnya dalam implementasi KBK,
dapat digunakan sebagai tolak ukur unjuk kerja guru pada SMK dalam
implementasi KBK di kota Medan khususnya dan Indonesia pada umumnya.

13

BABY
SIMPULAN, IMPLIKAS.I, DAN SARAN

A. SJMPULAN

Berdasarkan temuan penelitan dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
l . Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penguasaan
kompetensi guru dengan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK pada
SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Medan, dengan
koefisien korelasi ry 1 = 0,584. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

dalam implementasi K.BK., selanjutnya hasil penelitian ini membuktikan
bahwa penguasaan kompetensi guru memiliki hubungan pada taraf sedang
terhadap unjuk kerja guru dalam implementasi KBK, dan koefisien
determinasi r2yl = 0,341, dengan demikian 34,10% variasi unjuk kerja guru
dalam implementasi .KBK dapat dijelaskan oleh penguasaan kometensi

guru.
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja guru
dengan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK pada SIMK Negeri
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajenien di Medan, dcngan koefisien
korelasi ry2 = 0,434. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi
kerja guru maka sernakin meningkat unjuk kerjanya dalam implementasi
KBK, selanjutnya temuan penelitian ini menerangkan bahwa motivasi
kerja guru memiliki hubungan pada taraf sedang terhadap unjuk kerja guru
dalam implementasi KBK, dan koefisien determinasi fly2

114

= 0,188, dengan

demikian 18,80% variasi unjuk kerja guru dalam implementasi KBK dapat
dijelaskan oleh motivasi kerja guru.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penguasaan
kompetensi guru dan motivasi kerja guru dengan unjuk kerja guru dalam
implementasi KBK secara bersama-sama pada SMK Negeri Bidang
Keahlian Bisnis dan Manajemen di Medan, dengan koefisien korelasi
ganda Ry12

=

0,621. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

penguasaan kompetensi guru dan motivasi kerja guru maka semakin

koefisien determinasi R 2y 12

=

0,385, dengan demikian 38,50% variasi

unjuk kerja guru dalam implementasi KBK dapat dijelaskan oleh
penguasaan kompetensi guru dan motivasi kerja guru, dengan kata lain
penguasaan kompetensi guru dan motivasi kerja guru mempWlyai
kontribusi

z

kemanfaatan 38,5% terhadap unjuk kerja guru dalarn

implementasi KBK Kontribusi ini masih tergolong rendah, hal ini
disebabkan masih banyak variabel lain yang mempengaruhi unjuk kerja
guru dalam implementasi KBK.
4. Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial ditemukan bahwa dengan
mengendalikan variabel motivasi kerja guru ternyata terdapat hubungan
positif dan signifikan antara penguasaan kompetensi guru dengan unjuk
kerja guru dalam implementasi KBK pada SMK Negeri Bidang Keahlian
Bisnis dan Manajemen di Medan, dengan koefisien korelasi

ry1. 2 =

0,492.

Selanjutnya dengan mengendalikan variabel penguasaan kompetensi guru

115

temyata terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja
guru dengan unjuk kerja guru dalarn implementasi KBK pada SMK Negeri
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Medan, dengan koefisien
korelasi ry21 = 0,258.

B. IMPLIKASI
Terujinya ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
bahwa penguasaan kompetensi guru dan motivasi kerja

dalarn implementasi KBK pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen di Medan. Oleh karena itu perlu adanya beberapa upaya untuk
meningkatkan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK, antara lain:

z

1. Upaya Meningkatkan Unjuk Kerja Guru dalam Implementasi KBK
melalui Peningkatan Penguasaan Kompetensi Guru
Berdasarkan

hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

penguasadll

kompetensi guru memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan unjuk
kerja guru dalam implementasi KBK. Oleh sebab itu perlu diupayakan
bagaimana cara meningkatkan penguasaan kompetensi guru agar dapat
meningkatkan unjuk kerja seorang guru dalam implementasi KBK Upayaupaya yang perlu dilakukan antara lain: (1) pemerintah harus berupaya
membuat program yang dapat meningkatkan penguasaan kompetensi guru,
antara lain mengidentifikasi kompetensi ideal yang harus dikuasai oleh guru,
mensosialisasikan kompetensi tersebut, mengidentifikasi kebutuhan pelatihan,

116

membuat pelatihan baik penguasaan bidang ilmu, pemahaman peserta didik,
penguasaan pembelajaran yang mendidik, maupun pengembangan kepribadian
dan keprofesionalan; (2) pemerintah harus mengeluarkan kebijakan atau
program yang dapat memotivasi guru dalam meningkatkan kompetensinya,
misalnya reward bagi guru yang kompeten, Iomba penulisan karya ilmiah, dll;
(3) kepala sekolah harus memfasilitasi gurw1ya dalarn meningkatkan
kompetensinya, misalnya memberi peluang untuk melanjutkan sekolah,
menyediakan fasilitas, mengirim guru-gurunya untuk mengikuti penataran,

kompetensinya dengan jalan mengikuti forum-forum ilm~

membaca buku,

mengikuti perkembangan teknologi dan infonnasi, mencari informasi yang
berkaitan dengan bidang tugasnya di berbagai media, berd1skusi dengan ternan
guru yang lain tentang hal-hal yang dapat meningkatkan kompetensinya.

z

2. Upaya Meningkatkan Unjuk Kerja Guru dalam lmplementasi KBK
meJalui Peningkatan Motivasi Kerja
Motivasi merupakan faktor penggerak, pengarah berfungsinya tingkah
laku seseorang. Setiap orang dalam beraktivitas berbeda antar yang satu
dengan yang lainnya bergantung kepada kemampuan, kemauan, keinginan,
harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran dan sebagainya. Motivasi juga merupakan
semua kondisi yang memberi dorongan dari dalam diri seseorang yang sering
disebut kebutuhan dan dorongan dari luar yang berupa insentif atau tujuan,
yang digarnbarkan sebagai keinginan. kemauan, dorongan untuk melakukan
sesuatu. Dengan demikian jelas terlihat bagaimana emtnya hubungan antara

117

motivasi dengan unjuk kerja, sesuai basil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja guru
dengan unjuk kerja guru dalarn implementasi KBK. Oleh sebab itu perlu
diupayakan bagaimana meningkatkan motjvasi kerja guru dalam upaya
meningkatkan unjuk kerjanya dalam mengimplementasikan KBK. Upayaupaya yang perlu dilakukan diantaranya sebagai berikut: (1) guru perlu
diupayakan mendapatkan pengakuan dan penghargaan terhadap profesinyajika
ia berhasil melakukannya, baik dari kepala sekolah ataupun penjabat yang
berwenang. Penghargaan perlu diberikan kepada guru yang seperti ini baik
materi maupun nonmateri; (2) guru merupakan jabatan profesi yang
membutuhkan sebuah persyaratan khusus. Untuk mendapatkan persyaratan
khusus ini memerlukan biaya mahal dan waktu yang tidak singkat, sehingga
perlu diupayakan bagaimana meningkatkan taraf kesejahteraan guru; (3)
kepala sekolah memberikan kemudahan bagi guru-guru yang potensial untuk
meningkatkan

kemampuan

pelatihan-pelatihan

atau

akademiknya dengan
pendidikan-pendidikan

senng diikutsertakan
untuk

pengembangan

wawasan keguruannya. Semakin meningkatnya kemampuan akademik guru

berakibat semakin meningkatnya unjuk kerja guru tersebut; (4) kepala sekolah
perlu menciptakan suasana sekolah yang kondusif, sehingga menimbulkan
kegairahan guru dalam bertugas, dengan demikian akan meningkatkan
motivasi kerja sehingga unjuk kerja guru dalam implementasi KBK juga akan
semakin

menigkat

~

(5) kepala sekolah' perlu memberikan transparansi dalam

segala jenis aktivitas sekolah, baik pembiayaan dan lain sebagainya, sehingga

118

guru-guru yang mengajar disekolah merasa dihargai keberadaannya dengan
demikian akan meningkatkan kegairahan mengajar; (6) kepala sekolab harus
memperhatikan kesejahteraan guru, karena motivasi kerja gum dapat
ditingkatkan

dengan

cara

meningkatkan

kesejahteraan

guru.

Dengan

terpenuhinya segala jenis kebutuhan guru, maka guru akan mengajar dengan
sebaik-baiknya, karena guru tidak perlu lagi memikirkan mencari penghasilan
lain untuk menutupi segala jenis kebuthany~

dan (7) kepala sekolah perlu

memberikan fasilitas atau memberikan kemudahan kepada guru untuk

meningkatkan dan menyelesaikan tugas-tugasnya.

3. Upaya Meningkatkan Unjuk Kerja Guru dalam Implementasi KBK
melalui Peningkatan Penguasaan Kompetensi Guru dan Motivasi
Kerja Gm·u secara Bersam~
Penguasaan kompetensi guru dan motivasi kerja guru secara bersama-

z

sama memiliki hubungan positif dan signifikan dengan unjuk kerja guru dalam
implementasi KBK pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
di Medan. Dengan demikian penguasaan kompetensi guru dan motivasi kerja
guru secara bersama-sama perlu ditingkatkan sebagai upaya meningkatkan
unjuk kerja guru dalarn implementasi KBK secara stimulan. Berdasarkan
penelitian ini bahwa penguasaan kompetensi guru memiliki kontribusi sebesar
'

73,954% dan motivasi kelja guru memiliki kontribusi sebesar 26,046%.
Sedangkan secara bersama-sama penguasaan kompetensi guru dan motivasi
kerja guru . memiliki kontribusi 38,5000/o terhadap unjuk kerja guru dalam

119

Hnplcmcntasi KBK. Dcngan dcmikinn kcclua vanabcl

ter~wbu

baik sccara

terpisah maupun bersama-sama memiliki kontribusi yang cukup signifikan
terhadap unjuk kerja guru dalam implementasi KBK oleh sebab itu perlu upaya
peningkatan kedua variabel tersebut agar unjuk kerja guru dalam implementasi

KBK lebih meningkat. Untuk mengupayakan hal tersebut maka kepala sekolah
perlu membuat in house training (IHT) tentang kompetensi guru dan
implementasi KBK dengan memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan guru,
selanjutnya kepala sekolah juga harus membuat program penghargaan

C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, simpulan, dan implikasi, maka dapat

drajukan beberapa saran sebagai berikut:
l.

Dalam rangka meningkatkan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK
peranan yang menentukan atau memberi sumbangan yang cukup berarti
adalah penguasaan kompctensi guru dan motivasi kerja guru. Peningkatan
pcnguasaan kompetcnsi guru dan moti vasi kcrja guru perlu dikembangkan
terus sehingga dapat meningkatkan unjuk kerja guru dalam impleinentasi

KBK, yang akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.
Peningkatan unjuk kerja guru, faktor penguasaan kompetensi dan motivasi
ke~ja

sangat

mcncntukan

bagi

seorang

guru

dalam

keberhasilan

penclidikan. Oleh karena itu guru harus sclalu berupaya meningkatkan
penguasaan kompetensi baik pcnguasaan bidang ilmu, pemahaman peserta

120

didik, penguasaan pembelajaran yang mendidik, maupun pengembangan
kepribadian dan keprofesionalan dengan jalan selalu berusaha mencaii
informasi

dari

berbagai

media,

meningkatkan

pengetahuan

dan

keterampilannya tentang KBK agar dapat rnengimplementasikan dengan
baik sesuai dengan standar isi kompetensi. Karena dengan unjuk kerja guru
yang baik akan meningkatkan mutu lulusan.
3. Sehubungan dengan kurikulum di sekolah yang berkembang terus dari
kurikulum berbasis kompetensi sampai saat ini kurikulum 2006, guru
sebagai orang yang mengimplementasikan kurikulum tersebut harus selalu
mengikuti

perkembangan.

mempersiapkan

dan

Oleh

karena

meningkatkan

itu

guru

kompetensi

harus

serta

selalu

wawasan

pengetahuannya, apalagi dalam kurikulum 2006 guru-guru di sekolah

>

dituntut untuk berkreasi dalam menyusun kurikulum dan membuat konsep
pembelajaran sesuai kebutuhan dan kondisi sekolah dengan berdasarkan
standar isi dan standar kompetensi yang di tetapkan.
Sebagai pemegang manajemen pendidikan tingkat bawah (sekolah),
Kepala sekolah yang langsung berhubungan dengan guru dan siswa sangat
besar

perannya

dalam

menunjang keberhasilan

pendidikan yang

selanjutnya menentukan kualitas pendidikan melalui mutu lulusannya,

.

untuk itu kepala sekolah perlu memperhatikan unjuk kerja gurunya dan
berusaha meningkatkan unjuk kerja guru tersebut. Sesuai hasil penelitia.n
ini untuk meningkatkan unjuk kerja guru perlu ditingkatkan penguasaan
kompetensi dan motivasi kerja gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah

121

harus selalu memberikan kemudahan dan fasilitas kepada guru-gurunya
untuk meningkatkan kompetensi dan motivasi kerjanya, hal itu dapat
dilaksanakan dengan jalan mengikutkan gurunya dalam forum-forum
ilmiah, memperhatikan kesejahteraan gurunya, memberikan peluang
kepada guru untuk meningkatkan akademiknya, memberikan reward dan
punishment secara tegas kepada guru sebagai tindak lanjut unjuk kerjanya,

melibatkan gurunya dalam mengambil kebijakan sehingga guru merasa ·
ikut memiliki, merasa dihargai keberadaannya. Serta berupaya melengkapi
fasilitas di sekolah yang dapat mendukung peningkatan implementasi
KBK, terutama dalam hat kerja sama dengan dunia usaha dan dunia
industri.
Melalui Dinas pendidikan dan dinas terkait dalam upaya mencapa1

>
z

keberhasihin pendidikan perlu peningkatan penguasaan kompetensi guru
melalui unjuk kerja dan motivasi kerja. Selanjutnya perlu dibuat programprogram yang dapat mendukung peningkatan penguasaan kompetensi
guru. Program-program tersebut akan berjalan lancar apabila didarnpingi
dengan pcrhatian dina::; pendidikan terhadap kesejahteraan guru, yang
akhimya akan meningkatkan mutu pendidikan.

6. Melalui Dinas Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Propinsi dan Kota,
serta instansi terkait, agar: (1) mensosialisasikan tentang kompetensi guru,
agar guru lebih paham akan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan
penhruasaan kompetensinya, (2) selalu memberikan penataran, lokakarya,
workshop, ataupun kegiatan yang lain yang dapat meningkatkan

122

penguasaan kompetensi dan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK,
(3) melaksanakan uji kompetensi guru dan menindak lanjuti hasil uji
kompetensi tersebut, serta memberikan reward kepada guru yang
penguasaan kornpetensinya baik agar guru termotivasi dan merasa butuh
terhadap peningkatan kompetensinya. Karena dengan meningkatnya
kompetensi dapat meningkatkan unjuk kerjanya dalam implementasi KBK,
yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu lulusan, dan (4)

benar~

bisa memandu para guru sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran tentang

Melalui

Lembaga

Pendidikan

Tenaga

Kependidikan,

agar:

(1)

memasukkan materi kompetensi guru, baik baik penguasaan bidang ilmu,
pemahaman peserta didik, penguasaan pembelajaran yang rnendidik,
maupun pengembangan kepribadian dan keprofesionalan ke dalam
kurikulum, dan (2) dalam mendidik dan melatih calon tenaga kependidikan

z

mengacu

pada

KBK

sehingga

lulusannya

siap

untuk

mengimplementasikan KBK.
8. Melalui Dunia Usaha dan Dunia Jndustri, agar: (1) memberikan
kemudahan kepada sekolah yang akan memagangkan guru dan peserta
didiknya dalam rangka memantapkan kompetensi, dan (2) memberikan
peluang kepada sekolah untuk membuat perjanjian kerja sama dengan
instansinya dalam rangka peningkatan kompetensi.
9. Penelitian lain merupakan penelitian awal dan hanya mengungkap faktor
kompetensi guru dan motivasi kerja guru yang mempengaruhi unjuk kerja

123

guru dalam implementasi KBK. Oleh karena itu perlu adanya penelitian
lanjutan

dengan

melibatkan

beberapa

aspek/faktor

lain

yang

mempengaruhinya. Oleh sebab itu peneliti lain dapat melihat aspek/faktor
lain yang rnempengaruhi unjuk kerja guru dalam implementasi KBK.
Disamping itu juga dapat dikaji kembali ten tang pendalaman dan kesiapan

implementasi KBK serta kompetensi guru.

124

DAFfAR PUSTAKA

Aiken, Le·wis R. 1997. Psychological Testing and Assesment. Boston: Allyn
and Bacon.

Anoraga, Pandji. 2001. Psikologi Kelja. Jakarta: Rineka Cipta.
Anwar, Qomari. 2004. Manajemen Strategik Pengemhangan SDM Perguroan
Tinggi, Studi Kasus Tentang Pengembangan Dosen melalui
Kepemimpinan Visioner dan Budaya Organisasi yang Kondusif di
UHAMKA. Jakarta: UHAMKA Press.
Anwar, Q., & S. Sagala. 2004. Profesi Jabatan Kependidiklm dan Guru
Sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: UHAMKA

Arep, I. & Tanjung, H.. 2003. Manajemen Molivasi. Jakarta: Grasindo.
Arikunto, Suharsimi. 1990. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara
Arikunto, Suharsimi. 1996. Manajemen Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 1996. Tes Prestasi, Fungsi dan Pengukuran Prestasi
Be/ajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

z

Crocker, Linda & James Algina. 1986. Introduction to Classical & Modern
Test Theory. Chicago: Holt, Rinehart and Winton, Inc.

Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.
Jakarta: Rineka Cipta.
Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2002. Keputusan Menten· Pendidikan Nasional No. 087/U/2002
tangga/4 Juni 2002 tentang Akreditasi Sekolah. Jakruta: Depdiknas.
Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum
Balitbang Depdiknas.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdagri.

125

Depdiknas. 2003. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 0391012003
tanggal 8 April 2003 tentang Badan Akreditasi Sekolah Nasional ,
(Basnas). Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Gunt. Jakarta: Direktorat Tenaga
Kependid ikan.
Oepdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Ketentuan Umum. Jakarta:

Depdiknas.
Depdiknas. 2004. Kurikulwn Sekolah Menengah Kejuruan Edisi 2004. Jakarta:
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Depdiknas. 2004. Pedoman Pelab'Gnaan Peni/aian Kurikulum SMK Edisi
2004. Jakarta: Pusat Kurikulurn Balitbang Depdiknas.

2004. Bahan Penataran, Training of Trainer Sosialisasi
Kurikulum Berhasis Kompetensi. Jakarta: Balitbang Dikmenjur.

Dikmenjur.

Ernest, J. McCormick. 1985. Industrial P~ycolg.

New York: Prentice-Hall,

Inc.
Fattah, Nanang. 2000. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Fitt, David., et al.. 1992. Competency Based Human Resource Management,

Value-Driven Strategies for Recruitment, Development and Reward.
London: Hay Group.
Fred, Luthan. 1995. Organizational Behavior. Singapore: McGraw Hill Inc.
Fremont E.K. and James, E.R.. 1995. Organisasi dan Manajemen. Jakarta:

Bumi Aksara.
Gibson, et al.. 1994. Organisasi dan Manajemen Perilaku, Struktur don

Proses. (Alih Bahasa P Joerdan Walid) Cet. Ke-9. Jakarta : Erlangga.
Gitosudarmo, Indriyo. 2001. Prinsip Dasar Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Hadiyanto. 2004. Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

126

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Relajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Oemar. 2003. Pendidikan Gunt,
Kompctcnsi. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik,

Berdasarkan Pendekatan

Hariandja, M.T.E.. 2002. Manajemen ._\'umber Daya Manusia: Pengadaan,

Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas
Pegawai. Jakarta: Grasindo.
Harold Koontz and Cyril O'Donnel. 1972. Principle of Management: An
Analysis of Managerial Function. 5th Edition. Tokyo: McGraw-Hill
Kogakusha Ltd.
Harris, et al.. 1997. Competency-Based Education and Training: Between a
Rock and a Whirlpool. Sould Yarra: Macmilan Educational Australia
Pty.

Hudoyo, Herman. 1981. lnteraksi Be/ajar Mengajar Matematika. Jakarta: P3G
Depdikbud.

Husda, L. 2004. Kunci Sukses KBK adalah Guru Profesional. Internet: 17
Mei 2004.
Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
John W., and Pauline, D .. 1997. Pengelolaan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Kamars, Dachnel. 2002. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek Tidak
dipublikasikan.
Kartono, Kartini. 2002. Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan
Industri. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mader, Nazri. 1988. Latar Belakang Pendidikan, Motivasi Kerja, Sikap Kerja,
dan Kemampuan Kerja dalam Kaitannya denga.ri Tingkat
Produktivitas Kerja Teknisi. Tesis. Jakarta: FPS IKIP Jakarta.
McAshan, H. H.. 1989. Competency-Based Education and Behavioral
Objectives. New Jersey: Educational Technology Publication.
Miller, J.P. & Siller, W .. 1985. Curriculum : Per:,pective and Practice. New
York : Longman.

127

Moenir, AS .. 2000. Kepemimpinan Kerja. Jakarta: Bina Aksara.
Mulyasa, E.. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik,
·
dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E.. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Projesional, Dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: Remaja Rosdak.arya.
Nasution, Inom. 2003. Hubungan Pengetahuan Komunilr__asi dan Motivasi
Kerja dengan Unjuk Kerja Manajemen Kelas Guru Madrasah
Tsanawiyah Negeri di Kota Medan. Tesis. Medan: PPS Unimed.
Nasution, S.. 1993. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Nawawi, Hadari. 2003. Kep£:mimpinan Mengejektijkan
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Organisasi.

Patrick, J .. 1992. Training: Research and Practice. London: Academic Press
Inc.
Peter, J. Laurence. 1975. Competencies for Teaching Teacher Education.
Belmont California: Wadworth Publishing.
Poewodarminto, W.J.S .. 1996