Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Kerugian Keuangan Negara Menurut Hukum Pidana Korupsi di Indonesia T1 312006051 BAB IV

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai 2 sub pokok bahasan
yaitu kesimpulan dan saran
A.KESIMPULAN
Tindak pidana korupsi dikategorikan sebagai kejahatan luar biasa
(extraordinary crime) karena dampak yang ditimbulkannya memang luar biasa.
Sebab, kejahatan tindak pidana korupsi yang selama ini terjadi secara sistematis
dan meluas, tidak hanya merugikan keuangan Negara, mengganggu stabilitas dan
keamanan masyarakat, serta melemahkan nilai-nilai demokrasi, etika, keadilan,
dan

kepastian

hukum,

sehingga

dapat

membahayakan


kelangsungan

pembangunan, tetapi juga telah melanggar hak-hak social dan ekonomi
masyarakat secara luas. Oleh karena itu, tindak pidana korupsi digolongkan
sebagai kejahatan luar biasa yang pemberantasannya juga harus dilakukan secara
luar biasa juga.
Tindak pidana korupsi digolongkan oleh undang-undang sebagai delik formil.
Dengan demikian, kategori tindak pidana korupsi sebagai delik formil adalah
dimana unsure-unsur perbuatan harus sudah dipenuhi dan bukan lagi menjadi
delik materiil, yang mensyaratkan akibat perbuatan berupa kerugian harus nyata
sudah terjadi.

Berdasarkan contoh putusan dari Mahkamah Agung yang telah diteliti oleh
penulis, maka akan didapatkan dua pandangan yang berbeda pula oleh para
penegak hukum dalam hal ini adalah para hakim dalam penanganan kasus tindak
pidana korupsi khususnya mengenai pandangan tentang kerugian keuangan
Negara dan sifat kerugiannya. Dalam satu putusan sifat kerugiannya harus nyata
dan telah terjadi, sedangkan putusan yang lain sifatnya tidak harus nyata namun
juga yang potensial atau yang dimungkinkan dapat terjadi.

Untuk dapat menentukan unsure kerugian keuangan Negara dan perekonomian
Negara seperti dalam undang-undang yang mengatur di dalamnya tentang tindak
pidana korupsi bukanlah perkara yang mudah oleh akuntan forensik.
Kompleksitas konsep-konsep hukum mengharuskan akuntan forensic berinteraksi
dengan penyelidik/penyidik/penuntut atau dengan tim pembela. Pertimbangan
hukum yang diharapkan dapat diterima majelis hakim, menentukan perhitungan
kerugian keuangan Negara. Kerugian keuangan Negara tidaklah dihitung dan
ditetapkan dalam tabung hampa, melainkan dibangun dalam suatu konteks
hukum. Sebagaimana kita ketahui bahwa kerugian keuangan Negara tidaklah
hanya kerugian yang bersifat riil, namun juga yang bersifat potensial.
Seharusnya ada keseragaman mengenai konsep pasti tentang kerugian Negara
baik kerugian keuangan Negara dan kerugian perekonomian Negara. Sehingga,
perbedaan pemaknaan dan penafsiran mengenai kerugian Negara khususnya para
penegak hukum dalam penanganan tindak pidana korupsi dapat dihindari karena
adanya satu konsep pasti yang menjadi acuan para penegak hukum tersebut.

Sehingga, upaya pemberantasan tindak pidana korupsi tidak menemui hambatan
dan lebih memberikan asas kepastian hukum bagi masyarakat.
B.SARAN
Dalam melaksanakan penelitian, penulis mengajukan saran yaitu diperjelasnya

pengertian-pengertian dengan apa itu yang dimaksud dengan “kekayaan Negara”,
“keuangan Negara”, “kerugian keuangan Negara” dan “kerugian perekonomian
Negara” sehingga para penegak hukum tidak akan menemui kesulitan untuk
menentukan ada atau tidaknya unsure kerugian Negara dalam pembuktian satu
tindak pidana korupsi. Dalam peraturan perundang-undangan memang sudah
memberikan ketentuan dan definisi tentang apa itu yang dimaksud dengan
keuangan Negara, kekayaan Negara, dan perekonomian Negara, namun tak jarang
ada perbedaan pengertian apabila dikaji dari satu Undang-Undang ke Peraturan
Perundang-Undangan yang lain. Tentunya hal ini akan menjadi masalah dalam
menetapkan ada atau tidaknya unsure kerugian keuangan Negara dan kerugian
perekonomian Negara dalam Undang-Undang Tipikor khususnya apabila terjadi
kerugian di sector BUMN karena tindak pidana korupsi. Dalam hal ini bisa saja
tindak pidana korupsi mengenai penyalahgunaan wewenang atau kebijakan seperti
yang diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Tipikor beralih menjadi satu resiko
bisnis seperti yang diatur dalam Undang-Undang mengenai P.T. Tentunya hal ini
akan menjadi celah untuk terdakwa melepaskan diri dari jerat hukum apabila
dapat dibuktikan bahwa tidak terjadi kerugian keuangan maupun perekonomian
Negara.

Dengan adanya satu konsep pasti mengenai kerugian keuangan Negara dan

perekonomian Negara yang bisa dijadikan acuan, maka pembuktian telah terjadi
atau tidaknya kerugian Negara dalam kasus tipikor tidak akan menimbulkan
hambatan karena perbedaan pemaknaan dari para penegak hukum dan tentunya
akan lebih memberikan asas kepastian hukum bagi masyarakat.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Hukum Pidana dalam Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Berupa Pembayaran Uang Pengganti oleh Terpidana Korupsi

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Hukum Pidana dalam Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Berupa Pembayaran Uang Pengganti oleh Terpidana Korupsi T2 322012006 BAB I

0 2 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Hukum Pidana dalam Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Berupa Pembayaran Uang Pengganti oleh Terpidana Korupsi T2 322012006 BAB II

0 2 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Hukum Pidana dalam Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Berupa Pembayaran Uang Pengganti oleh Terpidana Korupsi T2 322012006 BAB IV

0 1 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Hukum Pidana dalam Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Berupa Pembayaran Uang Pengganti oleh Terpidana Korupsi T2 322012006 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Hukum Pidana dalam Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Berupa Pembayaran Uang Pengganti oleh Terpidana Korupsi

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Kerugian Keuangan Negara Menurut Hukum Pidana Korupsi di Indonesia

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Kerugian Keuangan Negara Menurut Hukum Pidana Korupsi di Indonesia T1 312006051 BAB I

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Kerugian Keuangan Negara Menurut Hukum Pidana Korupsi di Indonesia T1 312006051 BAB II

0 0 23

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggungjawab Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana Pembakaran Hutan T1 BAB IV

0 0 3