STRATEGI KOPING MENGHADAPI STRES PADA PENDERITA KANKER PARU.

(1)

STRATEGI KOPING MENGHADAPI STRES PADA PENDERITA KANKER PARU

SKRIPSI

Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Psikologi

Disusun Oleh: NOVI MAULANDARI

F 100 040 159

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010


(2)

STRATEGI KOPING MENGHADAPI STRES PADA PENDERITA KANKER PARU

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat

Sarjana S-1 Psikologi

Disusun Oleh: NOVI MAULANDARI

F 100 040 159

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010


(3)

STRATEGI KOPING MENGHADAPI STRES PADA PENDERITA KANKER PARU

Yang diajukan oleh:

NOVI MAULANDARI F 100 040 159

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan dewan penguji oleh:

Pembimbing Utama

Setia Asyanti, S.Psi, Msi Tanggal, Januari 2010


(4)

STRATEGI KOPING MENGHADAPI STRES PADA PENDERITA KANKER PARU

Yang dipersiapkan dan disusun oleh: NOVI MAULANDARI

F 100 040 159

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Penguji Utama

Setia Asyanti, S.Psi, MSi

Penguji Pendamping I

Drs. Suparno, MSi

Penguji Pendamping II

Drs. Soleh Amini, MSi

Surakarta, Mengetahui, Dekan Fakultas Psikologi


(5)

MOTTO

Syukuri apa yang ada hidup adalah anugrah tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik. Tuhan pastikan menunjukan kebesaran dan kuasaNya bagi hambanya

yang sabar dan tak kenal putuh asa, jangan menyerah...jangan menyerah...jangan menyerah...

(D’Masiv)

“Ketahuilah bahwa kemenangan akan datang bersama kesabaran, jalan keluar datang bersama kesulitan dan kemudahan itu ada bersama kesulitan”


(6)

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini aku persembahkan dengan segenap kasih teruntuk: ^ Rabb-ku yang maha dasyat atas segala ilmu dalam diri yang tiada batas.. ^ Bapak dan Ibu tersayang untuk do’a dan kasih sayang yang tiada batas serta dukungan kalian yang tak pernah surut.. ^ Adikku Tya dan Ipung atas bantuan dan semangatnya ^ Suamiku terkasih untuk do’a, cinta, dan semangatnya ^ Keluarga besar suamiku terima kasih atas dukungan dan motivasinya ^ Untuk calon anakku, kamu adalah anugrah yang kumiliki dan memberikan semangat untuk berjuang menyelesaikan skripsi ini.


(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT pemberi alam semesta ini yang telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya serta Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada Rasul Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan semua umat yang mengikuti sunnahnya.

Bimbingan, dorongan, bantuan dan semangat dari berbagai pihak merupakan motivasi terbesar bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Ibu Setia Asyanti, S.Psi M.Si selaku pembimbing utama yang dengan sabar dan penuh pengertian memberikan bimbingan, dorongan, dan pengarahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Lisnawati S.Psi selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dengan baik selama penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

4. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi tata usaha Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu, pelayanan dan kemudahan kepada penulis.


(8)

5. Dr. Agus Suharto, Sp.P dan Dr. Riana sari, Sp.P selaku pembimbing di lapangan penelitian yang telah banyak membantu meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran selama penelitian di poli spesialis.

6. Mas Narko dan Ibu Atik terima kasih atas saran, diskusi dan memberi keceriian selama di poli spesialis.

7. Untuk mbak rohmah makasih banget aku selalu membutuhkan bantuanmu 8. Saudara-saudaraku tercinta, om sim bulik dar terima kasih untuk semangat dan

motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk sepupuku pipin, tina, reta, didik, gending apa arti semua ini tanpa kalian.

9. Untuk mbak tika, mas nanung, sari terima kasih kebersamaan yang tiada ternilai

10.Untuk ayu, herma, hana makasih ya atas dukungannya

Semoga Allah SWT selalu memberikan Rahmat dan Hidayah yang berlipat atas setiap amal kebaikan yang telah kita lakukan. Tanggapan baik berupa saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kebaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua orang yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, 2010


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN... i

HALAMAN JUDUL... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN…... vi

KATA PENGANTAR……... vii

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR SKEMA ………... xii

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR LAMPIRAN………... xiv

ABSTRAKSI………... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Tujuan Penelitian………... 6

C. Manfaat Penelitian... 6

BAB II LANDASAN TEORI... 8


(10)

B. Kanker Paru ... 17

1. Pengertian Kanker Paru……….. 17

2. Penyebab Kanker Paru……… 17

3. Gejala Kanker Paru………. 19

4. Diagnosis Kanker Paru ……….. 20

5. Stadium Kanker Paru……….. 22

6. Pengobatan Kanker Paru………. 24

7. Reaksi Psikologi Penderita Kanker Paru …………... 26

C. Strategi Koping Menghadapi Stres Pada Penderita Kanker paru-paru ... 32

D. Pertanyaan Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN... 38

A. Gejala Penelitian ... 38

B. Definisi Operasional Gejala penelitian ... 38

C. Subjek Penelitian ... 39

D. Metode pengumpulan Data ... 39

E. Metode Analisis Data ... 44

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN………. 46

A. Persiapan Penelitian……….. 46

B. Pengumpulan Data……... 52


(11)

D. Kategorisasi……….. 83

E. Pembahasan………. 90

1.Reaksi psikologis yang dialami penderita kanker paru... 90

2. Strategi koping yang digunakan penderita kanker paru... 94

BAB V PENUTUP... 98

A. Kesimpulan... 98

B. Saran... 100

DAFTAR PUSTAKA... 103


(12)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 1. Startegi koping menghadapi stres pada


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Guide Interview………. 41

Tabel II. Data penderita kanker paru dalam satu tahun... .48

Tabel III. Frekuensi pertemuan peneliti dengan subjek ... 53

Tabel IV. Identitas Subjek penelitian...55

Tabel V. Gejala stres yang dialami oleh penderita kanker paru ... 84

Tabel VI. Reaksi stres penderita kanker paru...86


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Hasil Wawancara Subjek 1 ... 108 Hasil Wawancara Subjek 2 ... 163 Hasil Wawancara Subjek 3 ... 185 Surat keterangan penelitian

Surat izin penelitian

Surat keterangan bukti fisik penelitian Surat kesediaan menjadi subjek penelitian


(15)

ABSTRAKSI

STRATEGI KOPING MENGHADAPI STRES PADA PENDERITA KANKER PARU

Stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seseorang. Orang-orang yang mengalami stres bisa menjadi nervous, maka sering menjadi marah dan agresi, tidak bisa santai atau menunjukan sikap-sikap yang tidak kooperatif. Penderita kanker paru mengalami masalah emosional dan psikologis setelah penderita mengetahui bahwa dirinya terkena kanker paru sehingga penderita akan mengalami stres, dan muncul reaksi-reaksi yang diakibatkan oleh gejala stres yang dialaminya. Perilaku atau usaha yang dilakukan individu dalam menyesuikan diri maupun menghindari hal-hal yang menekannya atau proses mengatasi kondisi yang mengancam disebut strategi koping (Lazarus, 1976). Lazarus dan Folkam (dalam Smet, 1994) membagi koping menjadi 2 macam fungsi, yaitu; (1) problem focus coping yaitu perilaku koping yang berpusat pada masalah. Individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau ketrampilan-ketrampilan yang baru. Individu cenderung menggunkan strategi ini bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi; (2) emotion focused coping, yaitu perilaku koping yang berpusat pada emosi digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Respon-respon fisik, mental, dan perilaku seperti apa yang muncul pada penderita kanker paru ketika menghadapi stres dan strategi koping yang digunakan penderita kanker paru untuk menghadapi stres. Petanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana reaksi psikologis yang muncul pada penderita kanker paru untuk menghadapi stres, dan bagaimanabentuk-bentuk strategi koping yang digunakan oleh penderita kanker paru untuk menghadapi stres.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa penderita kanker paru, reaksi pertama kali subjek ketika divonis menderita penyakit kanker paru yaitu terkejut, menyangkal yang diikuti perasaan gelisah atau cemas, pusing, insomnia selera makan yang berubah-ubah, mudah marah sebagai bentuk gejala stres. Sedangkan reaksi psikologisnya berupa shock, menyangkal, dan pada akhirnya mampu untuk menghadapi dan menerima keadaan penyakitnya. Sedangkan bentuk strategi koping yang digunakan yaitu problem focused coping(PFC) dan emotion focused coping (EFC). problem focused coping atau tingkah laku coping yang berorientasi pada masalah yang digunakan penderita kanker paru meliputi tindakan instrumental, negosiasi, mencoba menganalisis penyebab permasalahan, dan melakukan penilaian kembali pada masalah. Sedangkan emotion focused coping atau tingkah laku koping yang berorientasi pada emosi yang digunakan penderita kanker paru meliputi pelarian dari masalah, pengurangan beban masalah.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah aspek terpenting bagi kehidupan manusia dalam

menjalani hidup sehari-hari sebaiknya selalu mengedepankan kesehatan, karena sehat itu nikmat dan begitu pentingnya kesehatan sehingga individu rela membayar milyaran rupiah untuk kesehatan di saat sakit (http://organisasi.org, 2007). Kesehatan harus tetap dijaga agar kondisi tubuh tetap sehat dan tidak mudah terserang oleh penyakit yang dapat menyebabkan kematian karena menderita penyakit yang kronis.

Masyarakat mengenal beberapa penyakit tidak dapat dipahami hanya berdasarkan pertimbangan medis tetapi juga faktor-faktor lain yang mendukung terjadinya penyakit. Problem kesehatan yang utama dan sebab-sebab kematian sekarang ini adalah karena penyakit-penyakit kronis (Sarafino, 1990). Penyakit-penyakit kronis antara lain Jantung koroner, kanker, stroke, diabetes dan tekanan darah tinggi merupakan contoh-contoh dari penyakit kronis tersebut.

Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel-sel yang tumbuh abnormal, diluar batas kewajaran dan tidak terkendali perkembangannya. (Junaidi, 2007). Salah satu kanker yang menduduki peringkat kedua setelah kanker payudara dan menyebabkan kematian adalah kanker paru.

Kanker paru adalah tumor yang tumbuh di paru-paru yang sebagian besar berasal dari sel-sel di dalam paru-paru. Tetapi kanker paru bisa juga berasal dari


(17)

kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru. Menurut Yunus, ahli penyakit paru dari RS MH Thamrin, kanker paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Kanker ini juga merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker (http://lifestyle.okezone.com, 2008).

Kanker paru kebanyakan menyerang pada perokok pasif yang banyak menghirup asap rokok dari perokok aktif. Kanker paru tetap mendominasi peringkat penyakit yang menyebabkan kematian. Kebiasaan merokok menjadi 80% penyebab semua kanker paru-paru, seringnya berkecimpung di lokasi yang rentan terhadap debu asbes, uap kimiawi, dan perokok pasif juga menjadi penyebab utama menderita kanker paru-paru. Meskipun sudah ada program penyuluhan kesehatan masyarakat, peraturan yang mewajibkan adanya label peringatan pada kemasan rokok, dan pembatasan penjualan rokok pada kalangan remaja, namun kelompok perokok yang bertambah dan pronsentase terbesar adalah dari kalangan usia muda. Untuk kalangan kaum wanita, kanker paru. telah menduduki peringkat di atas penyakit kanker payudara, sebagai penyebab utama kematian, sehingga kanker paru-paru merupakan penyebab utama kematian baik bagi pria maupun wanita (American Cancer Society, dalam Revees, 2001).

Beberapa penelitian melaporkan bahwa sekitar 20%-30% kejadian terkena kanker paru, dialami oleh perokok pasif (Aditama, 1997). Perokok pasif secara tidak langsung telah memasukkan zat-zat yang berbahaya ke dalam tubuh bersamaan dengan asap rokok yang tanpa sengaja dihisap. Kondisi ini lebih membahayakan karena tubuh perokok pasif tidak terbiasa dengan asap yang


(18)

terhisap kedalam tubuh mereka (Sarafino, 1990). Kebanyakan perokok pasif menghirup asap rokok dari perokok aktif disaat berada dilingkungan perokok.

Penelitian yang dilakukan oleh Hadjam (2000) terhadap pasien kanker paru menemukan bahwa pasien yang mengalami kanker paru memperlihatkan adanya stres dan depresi yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya, dan merasa tidak berdaya.

Pendekatan secara psikologis pada penderita kanker paru amat penting agar penderita tidak jatuh dalam kondisi stres, cemas dan depresi yang pada akhirnya akan menurunkan imunitas (kekebalan tubuh), yang amat penting bagi penyembuhannya. Selain dari pada itu pendekatan religi (agama) juga penting dilakukan guna memberikan makna kehidupan atau harapan (optimisme) (Yahya, 2008)

Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan. Apabila individu keadaan tubuhnya terganggu karena tekanan psikologis yang disebabkan oleh penyakit fisik, dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat stres. Stres adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang, mengancam atau merusak terhadap keseimbangan dinamis seseorang yang diakibatkan adanya masalah kesehatan yang individu alami, karena setiap penyakit berat atau ringan pasti menimbulkan penderitaan dan ketegangan (Selye, 1976).


(19)

Stres sebagai pengalaman emosional negatif disertai perubahan reaksi biokimiawi, fisiologis, kognitif dan perilaku yang bertujuan untuk mengubah atau menyesuaikan diri terhadap situasi yang menyebabkan stres Taylor (dalam Gunawan dkk, 2007). Perilaku berorientasi tugas mencakup penggunaan kemampuan kognitif untuk mengurangi stres, memecahkan masalah, menyelesaikan konflik dan memenuhi kebutuhan. Manusia dalam hidup bermasyarakat baik sebagai mahkluk individu maupun mahkluk sosial tentu tidak dapat menghindarkan diri dari masalah (Stuart & Sundeen dalam Lim 2007). Masalah ini dapat bersumber dari dirinya maupun dari lingkungan dimana individu tersebut berada. Namun setiap orang mempunyai koping individu yang berbeda untuk menyelesaikan masalah atau meminimalkan stres yang dialami (Lim, 2007).

Secara umum koping diartikan sebagai tuntutan baik secara internal maupun eksternal yang timbul akibat situasi yang mengancam. Strategi koping tidak hanya meliputi bentuk-bentuk usaha yang realistis dan disadari melainkan juga mencakup bentuk-bentuk dorongan dan cara-cara menghadapi masalah yang tidak realistis dan diluar kesadaran individu. Koping ini dimulai dari usaha –usaha dalam permasalahan secara positif, konstruktif dan efektif (Kurniawati, 2004).

Strategi koping menunjukkan pada berbagai upaya baik mental maupun perilaku untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi atau meminimalkan suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan, dengan perkataan lain strategi koping merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk menangani dan menguasai situasi stres yang menekankan akibat dari masalah yang sedang


(20)

dihadapinya dengan cara melakukakan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya (Mu’tadin, 2002.)

Penelitian yang dilakukan oleh Prenda dan Lachman (dalam Putrianti, 2007) membuktikan bahwa individu yang memiliki strategi koping akan mampu mengontrol kejadian atau masalah hidup yang sedang dihadapi atau dialami dan dapat meningkatkan kepuasaan dalam hidup.

Hal ini disebabkan karena individu tidak mungkin memenuhi kebutuhan fisik maupun psikologisnya secara sendirian. Individu membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat. Dengan demikian individu yang mendapat dukungan sosial dari keluarganya, secara berulang kali merasakan berkurangnya kelelahan emosional dan menjadi bersikap positif dan sangat penting bagi individu yang sedang menghadapi tantangan yang sulit bagi individu yang mengalami stres (Poerwandari, 2006)

Peiree, dkk (dalam Hartati, 2002) berpendapat bahwa dukungan sosial dapat mencegah perasaan tertekan, yaitu mencegah apa yang dipandang individu sebagai stressor yang diterima. Adanya dukungan dari keluarga, masyarakat untuk memberikan kesempatan pada individu untuk menyusun suatu strategi guna menghadapi suatu masalah yang sangat membantu individu tersebut untuk meminimalkan stres.

Penyakit kanker paru bukan merupakan suatu hal yang mudah bagi individu untuk menerima kenyataan tersebut dan untuk menghadapi. Kanker paru adalah penyakit yang memiliki kemungkinan sembuh tetapi biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit. Stres yang dialami individu dapat dimanifestasikan


(21)

dalam bentuk stres fisik, psikologis dan perilaku yang ditimbulkan karena masalah yang dihadapi. Strategi koping yang tepat dan sesuai akan membantu individu untuk mengatasi dan meminimalkan stres yang dialami (Tanumidjojo dkk, 2004). Setelah seseorang mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit kanker paru maka bukan merupakan suatu hal yang mudah bagi mereka untuk menerima kenyataan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengangkat masalah tentang strategi koping menghadapi stres pada penderita kanker paru dengan rumusan masalah : Bagaimana reaksi psikologis yang muncul pada penderita kanker paru untuk menghadapi stres? Dan bagaimana bentuk-bentuk strategi koping yang digunakan oleh penderita kanker paru untuk menghadapi stres?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Respon-respon fisik, mental, dan perilaku seperti apa yang muncul pada penderita kanker paru ketika menghadapi stres.

2. Mengetahui strategi koping yang digunakan oleh penderita kanker paru.

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi para penderita kanker paru mempunyai keyakinan bahwa dengan beriman kepada Tuhan maka segala masalah yang dihadapi akan dapat diselesaikan. Bentuk strategi koping yang dapat membantu dalam proses


(22)

beradaptasi dengan lingkungannya dengan menggunakan problem focus coping dan emotional focus coping.

2. Bagi Fakultas Psikologi, khususnya psikologi klinis. Sebagai informasi bahwa penderita kanker paru membutuhkan strategi koping agar dapat mengatasi stres yang mereka alami yang didapat dari hasil penelitian yang berjudul strategi koping menghadapi stres pada penderita kanker paru.

3. Bagi ilmuwan psikologi, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau referensi untuk melakukan analisa dalam penelitian yang akan datang pada bidang yang ada kaitannya dengan penelitian ini, Strategi Koping Menghadapi Stres Pada Penderita Kanker Paru-paru.

4. Bagi para peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian pada bidang yang ada kaitannya dengan strategi koping yang dilakukan oleh penderita kanker paru untuk meminimalkan stres yang mereka alami.


(1)

kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru. Menurut Yunus, ahli penyakit paru dari RS MH Thamrin, kanker paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Kanker ini juga merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker (http://lifestyle.okezone.com, 2008).

Kanker paru kebanyakan menyerang pada perokok pasif yang banyak menghirup asap rokok dari perokok aktif. Kanker paru tetap mendominasi peringkat penyakit yang menyebabkan kematian. Kebiasaan merokok menjadi 80% penyebab semua kanker paru-paru, seringnya berkecimpung di lokasi yang rentan terhadap debu asbes, uap kimiawi, dan perokok pasif juga menjadi penyebab utama menderita kanker paru-paru. Meskipun sudah ada program penyuluhan kesehatan masyarakat, peraturan yang mewajibkan adanya label peringatan pada kemasan rokok, dan pembatasan penjualan rokok pada kalangan remaja, namun kelompok perokok yang bertambah dan pronsentase terbesar adalah dari kalangan usia muda. Untuk kalangan kaum wanita, kanker paru. telah menduduki peringkat di atas penyakit kanker payudara, sebagai penyebab utama kematian, sehingga kanker paru-paru merupakan penyebab utama kematian baik bagi pria maupun wanita (American Cancer Society, dalam Revees, 2001).

Beberapa penelitian melaporkan bahwa sekitar 20%-30% kejadian terkena kanker paru, dialami oleh perokok pasif (Aditama, 1997). Perokok pasif secara tidak langsung telah memasukkan zat-zat yang berbahaya ke dalam tubuh bersamaan dengan asap rokok yang tanpa sengaja dihisap. Kondisi ini lebih membahayakan karena tubuh perokok pasif tidak terbiasa dengan asap yang


(2)

terhisap kedalam tubuh mereka (Sarafino, 1990). Kebanyakan perokok pasif menghirup asap rokok dari perokok aktif disaat berada dilingkungan perokok.

Penelitian yang dilakukan oleh Hadjam (2000) terhadap pasien kanker paru menemukan bahwa pasien yang mengalami kanker paru memperlihatkan adanya stres dan depresi yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya, dan merasa tidak berdaya.

Pendekatan secara psikologis pada penderita kanker paru amat penting agar penderita tidak jatuh dalam kondisi stres, cemas dan depresi yang pada akhirnya akan menurunkan imunitas (kekebalan tubuh), yang amat penting bagi penyembuhannya. Selain dari pada itu pendekatan religi (agama) juga penting dilakukan guna memberikan makna kehidupan atau harapan (optimisme) (Yahya, 2008)

Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan. Apabila individu keadaan tubuhnya terganggu karena tekanan psikologis yang disebabkan oleh penyakit fisik, dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat stres. Stres adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang, mengancam atau merusak terhadap keseimbangan dinamis seseorang yang diakibatkan adanya masalah kesehatan yang individu alami, karena setiap penyakit berat atau ringan pasti menimbulkan penderitaan dan ketegangan (Selye, 1976).


(3)

Stres sebagai pengalaman emosional negatif disertai perubahan reaksi biokimiawi, fisiologis, kognitif dan perilaku yang bertujuan untuk mengubah atau menyesuaikan diri terhadap situasi yang menyebabkan stres Taylor (dalam Gunawan dkk, 2007). Perilaku berorientasi tugas mencakup penggunaan kemampuan kognitif untuk mengurangi stres, memecahkan masalah, menyelesaikan konflik dan memenuhi kebutuhan. Manusia dalam hidup bermasyarakat baik sebagai mahkluk individu maupun mahkluk sosial tentu tidak dapat menghindarkan diri dari masalah (Stuart & Sundeen dalam Lim 2007). Masalah ini dapat bersumber dari dirinya maupun dari lingkungan dimana individu tersebut berada. Namun setiap orang mempunyai koping individu yang berbeda untuk menyelesaikan masalah atau meminimalkan stres yang dialami (Lim, 2007).

Secara umum koping diartikan sebagai tuntutan baik secara internal maupun eksternal yang timbul akibat situasi yang mengancam. Strategi koping tidak hanya meliputi bentuk-bentuk usaha yang realistis dan disadari melainkan juga mencakup bentuk-bentuk dorongan dan cara-cara menghadapi masalah yang tidak realistis dan diluar kesadaran individu. Koping ini dimulai dari usaha –usaha dalam permasalahan secara positif, konstruktif dan efektif (Kurniawati, 2004).

Strategi koping menunjukkan pada berbagai upaya baik mental maupun perilaku untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi atau meminimalkan suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan, dengan perkataan lain strategi koping merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk menangani dan menguasai situasi stres yang menekankan akibat dari masalah yang sedang


(4)

dihadapinya dengan cara melakukakan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya (Mu’tadin, 2002.)

Penelitian yang dilakukan oleh Prenda dan Lachman (dalam Putrianti, 2007) membuktikan bahwa individu yang memiliki strategi koping akan mampu mengontrol kejadian atau masalah hidup yang sedang dihadapi atau dialami dan dapat meningkatkan kepuasaan dalam hidup.

Hal ini disebabkan karena individu tidak mungkin memenuhi kebutuhan fisik maupun psikologisnya secara sendirian. Individu membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat. Dengan demikian individu yang mendapat dukungan sosial dari keluarganya, secara berulang kali merasakan berkurangnya kelelahan emosional dan menjadi bersikap positif dan sangat penting bagi individu yang sedang menghadapi tantangan yang sulit bagi individu yang mengalami stres (Poerwandari, 2006)

Peiree, dkk (dalam Hartati, 2002) berpendapat bahwa dukungan sosial dapat mencegah perasaan tertekan, yaitu mencegah apa yang dipandang individu sebagai stressor yang diterima. Adanya dukungan dari keluarga, masyarakat untuk memberikan kesempatan pada individu untuk menyusun suatu strategi guna menghadapi suatu masalah yang sangat membantu individu tersebut untuk meminimalkan stres.

Penyakit kanker paru bukan merupakan suatu hal yang mudah bagi individu untuk menerima kenyataan tersebut dan untuk menghadapi. Kanker paru adalah penyakit yang memiliki kemungkinan sembuh tetapi biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit. Stres yang dialami individu dapat dimanifestasikan


(5)

dalam bentuk stres fisik, psikologis dan perilaku yang ditimbulkan karena masalah yang dihadapi. Strategi koping yang tepat dan sesuai akan membantu individu untuk mengatasi dan meminimalkan stres yang dialami (Tanumidjojo dkk, 2004). Setelah seseorang mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit kanker paru maka bukan merupakan suatu hal yang mudah bagi mereka untuk menerima kenyataan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengangkat masalah tentang strategi koping menghadapi stres pada penderita kanker paru dengan rumusan masalah : Bagaimana reaksi psikologis yang muncul pada penderita kanker paru untuk menghadapi stres? Dan bagaimana bentuk-bentuk strategi koping yang digunakan oleh penderita kanker paru untuk menghadapi stres?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Respon-respon fisik, mental, dan perilaku seperti apa yang muncul pada penderita kanker paru ketika menghadapi stres.

2. Mengetahui strategi koping yang digunakan oleh penderita kanker paru.

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi para penderita kanker paru mempunyai keyakinan bahwa dengan beriman kepada Tuhan maka segala masalah yang dihadapi akan dapat diselesaikan. Bentuk strategi koping yang dapat membantu dalam proses


(6)

beradaptasi dengan lingkungannya dengan menggunakan problem focus coping dan emotional focus coping.

2. Bagi Fakultas Psikologi, khususnya psikologi klinis. Sebagai informasi bahwa penderita kanker paru membutuhkan strategi koping agar dapat mengatasi stres yang mereka alami yang didapat dari hasil penelitian yang berjudul strategi koping menghadapi stres pada penderita kanker paru.

3. Bagi ilmuwan psikologi, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau referensi untuk melakukan analisa dalam penelitian yang akan datang pada bidang yang ada kaitannya dengan penelitian ini, Strategi Koping Menghadapi Stres Pada Penderita Kanker Paru-paru.

4. Bagi para peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian pada bidang yang ada kaitannya dengan strategi koping yang dilakukan oleh penderita kanker paru untuk meminimalkan stres yang mereka alami.