Pemahaman dan miskonsepsi tentang konsep gerak dan gaya pada siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Maumere

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI TENTANG KONSEP GERAK DAN GAYA
PADA SISWA KELAS XI IPA SMAK FRATERAN MAUMERE

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Agnes Plewan Bine Jawan
121424045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI TENTANG KONSEP GERAK DAN GAYA
PADA SISWA KELAS XI IPA SMAK FRATERAN MAUMERE

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Agnes Plewan Bine Jawan
121424045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

‘’Sebab Aku ini mengetahui rancangan – rancangan apa yang
ada pada Ku mengenaikamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu
rancangan damai sejahtera bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikanmu hari depan yang penuh harapan ”

Yeremia 29 : 11

Karya Ilmiah Ini saya persembahakan kepada :

TUHAN YESUS DAN BUNDA MARIA
Untuk segala kekuatan, pertolongan, bantuan, yang selalu Engkau berikan


Bapa Laurensius dan Mama Adelina
Untuk segala dukungan doa, motivasi dan kasih sayang yang diberikan

“ Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu minta

kepadanya ” Matius6 :8

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


ABSTRAK
Agnes Plewan Bine Jawan. 2017.
PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI
TENTANG GERAK DAN GAYA PADA SISWA KELAS XI IPA SMAK
FRATERAN MAUMERE. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Kata Kunci : Gerak, Gaya, Pemahaman Konsep, Miskonsepsi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan deskriptif
kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat pemahaman siswa kelas XI
IPA SMAK Frateran Maumere, (2) terjadinya miskosepsi pada pemahaman siswa
kelas XI IPA SMAK Frateran Maumere, (3) penyebab miskonsepsi pada pemahaman
konsep gerak dan gaya oleh siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Maumere.
Penelitian ini dilakukan di SMAK Frateran Maumere pada tanggal 2 Agustus
sampai dengan 11 Agustus 2016,dengan mengambil sampel seluruh siswa kelas XI
IPA SMAK Frateran Maumere. Subjek penelitian berjumlah 94 siswa. Instrumen
yang digunakan adalah tes tertulis dan tes wawancara. Data tes tertulis dianalisis
mengunakan CRI, bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan miskonsepsi
siswa pada materi gerak dan gaya. Tes wawancara dianalisis menggunakan coding
bertujuan untuk mendukung hasil tes tertulis.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) tingkat pemahaman siswa XI IPA
SMAK Frateran Maumere tentang gerak dan gaya sangatlah rendah, siswa belum bisa
menjelaskan materi gerak dan gaya dengan baik; (2) tingkat miskonsepsi siswa
tentang materi gerak dan gaya tinggi, miskonsepsi banyak terjadi pada topik gerak
jatuh bebas, gerak vertikal keatas dan gaya gesek pada benda diam; (3) penyebab dari
miskonsepsi tersebut adalah siswa menghubungkan satu besaran dengan besaran
lainya, siswa memandang benda sebagai benda hidup, siswa membuat pengertian
yang salah, siswa belum memahami besaran yang bekerja pada suatu benda, siswa
berintuisi yang salah, dan yang terakhir siswa mengambil kesimpulan yang tidak
lengkap atau salah.
Kata Kunci : Gerak, Gaya, Pemahaman Konsep, Miskonsepsi.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Agnes

Plewan Bine Jawan. 2017. THE UNDERSTANDING AND THE

MISCONCEPTION OF THE CONCEPT OF MOTION AND FORCE IN
CLASS XI SCIENCE SMAK FRATERAN MAUMERE. Thesis, Physics
Education Study Program, Department of Mathematics and Science
Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma
University, Yogyakarta.

This research is a quantitative descriptive research and qualitative
descriptive research which aims to understand: (1) the level of understanding of
students in class XI Science SMAK Frateran Maumere, (2) the occurrence of
misconception on student's understanding in class XI Science SMAK Frateran
Maumere, and (3) the cause of misconception in understanding the concept of motion
and force in class XI Science SMAK Frateran Maumere.
This research was conducted on 2 until 11 August 2016 in SMAK Frateran Maumere,
by taking the sample in class XI consisted of 94 students. The data were obtained
through the written test and the interview. The data of the written test were analyzed
using CRI which aims to know the level of the understanding and the misconception
of students in the field of motion and force and the interview was analyzed using
coding which aims to support the result of the written test.
The results show that (1) the level of student's understanding in class XI SMAK
Frateran Maumere on motion and force is very low, the students cannot explain the

matter of motion and force well; (2) the level of student's misconceptions is mostly
happened on the topic of motion of free fall, the motion of upwards vertical and the
frictional force on the stationary objects, and (3) the causes of the misconceptions are
the students connect the dimension with the other dimensions, the students look at the
objects as the living things, the students create a false understanding, the students do
not understand the dimension acting on an object, the students have the wrong
intuition, and the students draw the incorrect or the incomplete conclusions.
Keywords: Motion, force, Concept understanding, misconception.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmatNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi
yang berjudul “Pemahaman dan Miskonsepsi Konsep Gerak Gaya pada Siswa Kelas
XI IPA SMAK Frateran Maumere. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Fisika, Universitas Sanata
Dhrama. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukan merupakaan akhir dari

belajar, karena belajar adalah proses yang akan terjadi terus menerus.
Dalam penyusunan, pelaksanaan, serta penyelesaian skripsi ini, tak lepas dari
dukungan dan uluran tanggan berbagi pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengungkapkan rasa terimakasih dan penghargaan kepada :
1. Prof. Dr. Paul Suparno, SJ. M.S.T selaku dosen pembimbing skripsi yang
selalu memberikan masukan untuk perbaikan penulisan menjadi lebih baik,
serta motivasi-motivasi agar peneliti tetap semangat.
2. Drs. Severinus Domi, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik dan dosen
yang menvalidasi instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti.
3. Seluruh dosen di program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah membimbing dan memberikan ilmu selama
perkuliahan.
4. Kedua orang tua penulis, Ayah Laurensius Narantake Jawan dan Ibu Adelina
Liu yang telah menjadi orang tua terhebat, Almarhum Bapak Kristoforus
Pello dan Almahurmah Mama Elisabeth Wula, adik Ewaldus

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................

iv


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................................

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................

vi

ABSTRAK.....................................................................................

vii

ABSTRACT...................................................................................

viii

KATA PENGANTAR.....................................................................

ix


DAFTAR ISI..................................................................................

xi

DAFTAR TABEL...........................................................................

xiv

DAFTAR GRAFIK.........................................................................

xvi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………... xvii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................

xi

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................

1

A. Latar Belakang..........................................................................

1

B. Rumusan Masalah ......................................................................

5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................

5

D. Manfaat Penelitian....................................................................

6

BAB II. LANDASAN TEORI........................................................

7

A. Konsep......................................................................................

7

B. Pemahaman Konsep ....................................................................

8

C. Miskonsepsi ..............................................................................

9

D. Penyebab Miskonsepsi...............................................................

13

E. Mendeteksi dan Mengatasi Miskonsepsi ......................................

21

F. Miskonsepsi pada Bidang Mekanika...........................................

22

G. Konsep Gerak dan Gaya.............................................................

25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN......................................

52

A. Jenis Penelitian........................................................................

52

B. Waktu dan Tempat ......................................................................

52

C. Partisipan ………………………………………………………….. 53
D. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ................................

53

E. Desain Penelitian…………………………………………………… 59
F. Validitas Instrumen dan Reliabilitas Instrumen ……………………. 61
xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Metode Analisis Data...................................................................

62

BAB IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN.........................

69

A. Deskripsi Sekolah......................................................................

69

B. Data…………………………………………………………..........

73

C. Analisa Data ............................................................................

82

D. Pembahasan……………………………………………………...... 116
E. KeterbatasanPenelitian……………………………………............

122

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...........................................

123

A. Kesimpulan……………………………………………………....... 123
B. Saran........................................................................................

124

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..... 125
LAMPIRAN………………………………………………………....... 127

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Tentang Miskonsepsi pada
Bidang Mekanika pada Level SMA. …………………………..

23

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Soal Tes Tertulis………………………………........ 54
Tabel 3.2 Kisi – Kisi Wawancara ………………………………………... 56
Tabel 3.3 Keyakinan jawaban siswa berdasarkan CRI………………....... 60
Tabel 3.4 Kriteria Pengelompokan Siswa Berdasarkan CRI ……………. 62
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Soal…………………………………………. 63
Tabel 3.6 Contoh kombinasi antara setiap pertanyaan
yang diberikan dengan CRI……………………………………

63

Tabel 3.7 Format Analisis Data Tes Tertulis untuk Seluruh Siswa………. 64
Tabel 4.1 Jumlah Siswa Tiap Kelas………………………………………. 73
Tabel 4.2 Presentase Miskonsepsi Siswa berdasarkan nomor soal……….. 74
Tabel 4.3 Presentase pemahaman siswa berdasarkan nomor soal………… 78
Tabel 4.4 Presentase Pemahaman Sampel untuk Setiap Soal……………. 84
Tabel 4.5 Presentase Miskonsepsi Sampel untuk Setiap Soal……………. 86
Tabel 4.6 Presentase Pemahaman Berdasarkan Sub Topik……………….. 89
Tabel 4.7 Presentase Miskonsepsi Berdasarkan Sub Topik……………….. 91

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.8 Bentuk Pemahaman Siswa Berdasarkan Sub Topik………….... 93
Tabel 4.9 Bentuk Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Sub Topik…………… 96
Tabel 4.10 Presentase Tingkat Pemahaman Siswa
Secara Keseluruhan…...........…………………………………………...... 100
Tabel 4.11 Presentase Tingkat MiskonsepsiSiswa
Secara Keseluruhan…………………………………….........………. ...... 104
Tabel 4.12 Tingkat Pemahaman Tiap Kelas………….…………………… 110
Tabel 4.13 Tingkat Miskonsepsi Tiap Kelas…………………………........ 111

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GRAFIK
Grafik GLB 2.1 Hubunganantara s terhadap t………………………….... 29
Grafik GLB 2.2 Hubunganantara v terhadap t, dengan v konstan………... 29
Grafik GLBB 2.3 Hubungan s terhadap t…………………………………. 31
Grafik GLBB 2.4 Hubungan v terhadap t…………………………………. 31
Grafik 2.5 Gerak Parabola………………………………………………... 33

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Perpindahan Benda………………………………………...

27

Gambar 2.2 Gerak Melingkar………………………………………………….

36

Gambar 2.3 Hubungan roda sepusat…………………………………………..

40

Gambar 2.4 Hubungan Roda Bersinggungan Langsung………………………

41

Gambar 2.5 Hubungan Roda Bersinggungan dengan tali…………………. ......

46

Gambar 2.6 Benda diatas Bidang Miring…………………………………………. 49
Gambar 2.7 F< fs sehingga benda diam……………………………………...

50

Gambar 2.8 F=fs sehingga benda masih diam………………………………..

50

Gambar 2.9 F>fs sehingga benda bergerak dengan percepatan (a)…………..

51

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian ………………………………128
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian………………129
Lampiran 3. Surat Keterangan Validasi Instrumen Soal Tes………………… 130
Lampiran 4. Daftar Hadir Tes Tertulis………………………………………. 139
Lampiran 5. Daftar Hadir Wawancara………………………………………..141
Lampiran 6. Soal Tes Tertulis……………………………………….…….....147
Lampiran 7. Lembaran Jawaban Partisipan………………………………….162
Lampiran 8. Kunci Jawaban Tes Tertulis…………………………………… 172
Lampiran 9. Sampel Tes Tertulis………………………………………….... 174
Lampiran 10. Tabel Data CRI……………………………………………..... 183
Lampiran 11. Tabel Alasan Siswa………………………………………….. 225
Lampiran 12. Soal Wawancara……………………………………………... 243
Lampiran 13. Sampel wawancara………………………………….………. 247
Lampiran 14. Transkip Wawancara dan Rangkuman Wawancara ….……. 255
Lampiran 16. Daftar Nilai Tes Tertulis…………………………………….263

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 17. Foto – Foto Pelaksanaan Penelitian……………..…………... 269

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam setiap kegiatan manusia di dunia ini berkaitan langsung dengan
konsep fisika, misalnya memanaskan air yang merupakan peristiwa perpindahan
kalor.Ilmu fisika merupakan ilmu yang sebenarnya kita sudah dapatkan dari
peristiwa-peristiwa fisika disekitar kita.Peristiwa-peristiwa fisika ini kemudian
dipelajari kembali dalam pelajaran fisika di sekolah.Menurut Van Den Berg
(1991) siswa tidak memasuki pelajaran fisika dengan kepala kosong yang dapat
diisi dengan pengetahuan fisika.Tetapi sebaliknya kepala siswa sudah memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan pelajaran yang
diajarkan.
Pengalaman-pengalaman tersebut membentuk intuisi dan

“teori siswa”

mengenai peristiwa-peristiwa fisika dalam lingkungan sehari-hari manusia. Intuisi
dan “teori” yang dibuat belum tentu benar atau sesuai dengan konsep fisika yang
sudah ditemukan oleh ahli sebelumnya.Beberapa penelitian dalam lingkup
pendidikan fisika tentang miskonsepsi ditemukan banyak siswa secara tidak
sengaja mengembangkan konsep yang salah secara terus menerus.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

Miskonsepsi didefinisikan sebagai kesalahpahaman tentang sebuah konsep
atau pemahaman konsep yang tidak sesuai yang mungkin terjadi selama proses
belajar mengajar. Van Den Berg (1991) menjelaskan bahwa miskonsepsi adalah
pola berfikir yang konsisten pada suatu situasi atau masalah yang berbeda-beda
tetapi pola berpikir itu salah, atau dengan kata lain konsepsi siswa bertentangan
dengan konsep fisikawan, biasanya menyangkut hubungan antar konsep,
sedangkan menurut psikologi kognitif timbulnya miskonsepsi disebabkan adanya
asimilasi dan akomodasi pada otak manusia dalam menanggapi dan memahami
informasi yang baru diterimanya.
Menurut piaget dalam Robert E. Slavin (2008), pengertian asimilasi adalah
proses memahami suatu objek atau peristiwa baru dari skema yang ada,
sedangkan akomodasi adalah proses mengubah skema yang ada agar sesuai
dengan situasi baru. Proses perubahan perkembangan dari asimilasi ke akomodasi
ini, yang dapat menyebabkan miskonsepsi pada suatu konsep. Miskonsepsi
disebabkan oleh berbagai hal misalnya; siswa, guru, sumber belajar, pengalaman
kehidupan dan sebagainya.
Dalam pembelajaran miskonsepsi terjadi apabila guru tidak memperhatikan
miskonsepsi yang sudah terjadi sebelum pelajaran dimulai, atupun tidak mampu
menenanamkan konsep yang benar dalam kegiatan pembelajaran tersebut, maka
miskonsepsi tersebut akan berlanjut dan digunakan oleh siswa sampai ke sekolah
tinggi. Hal ini berlanjut, dikarenakan konsep-konsep fisika selalu berhubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

satu sama lain sehingga, jika terjadi miskonsepsi pada konsep sebelumnya
kemungkinan mempengaruhi pembelajaran konsep selanjutnya yang berhubungan
dengan konsep tersebut.
Miskonsepsi banyak terjadi dalam pembelajaran fisika. Dalam artikel
Research on Alternative Conceptions in Science (Wandersee, Minzes, dan Novak

1994 dalam Suparno 2005 ), menjelaskan bahwa konsep alternative terjadi dalam
semua bidang fisika. Dari 700 studi mengenai konsep alternatif bidang fisika, dan
300 yang meneliti tentang miskonsepsi dalam mekanika; 159 tentang listrik; 70
tentang panas; optika dan sifat-sifat materi; 35 tentang bumi dan antariksa; serta
10 studi mengenai fisika modern. Dalam artikel ini dapat dilihat bahwa bidang
mekanika berada pada tingkat yang pertama yang banyak mengalami
miskonsepsi.
Penelitian yang dilakukan oleh Martina yang berjudul “ Pemahaman dan
Miskonsepsi Konsep Gaya pada Siswa di Empat Sekolah Menengah Atas Swasta
di Daerah Istimewa Yogyakarta,”

menunjukan bahwa masih banyak terjadi

miskonsepsi pada konsep gaya. Dalam penelitian ini miskonsepsi terjadi pada
konsep kinematika, Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton,
Prinsip Superposisi, dan macam-macam gaya. Dalam Tesis Cicilia Saw (1990
dalam Van den Berg 1990) yang meneliti miskonsepsi siswa mengenai gaya pada
benda rihat atau benda diam. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

miskonsepsi gaya pada benda diam, menentukan gaya normal dalam suatu sistem,
Hukum Newton I, Hukum Newton III.
Miskonsepsi juga terjadi dalam materi gerak, misalnya dua benda yang
mempunyai massa yang berbeda dijatuhkan dalam waktu dengan ketinggian yang
sama. Banyak sekali siswa yang menjawab bahwa benda yang mempunyai massa
yang lebih berat akan menyentuh lantai terlebih dahulu sedangkan dalam konsep
fisika massa tidak berpengaruh pada benda yang mengalami peristiwa gerak jatuh
bebas, dan masih banyak sekali miskonsepsi yang terjadi dalam materi gerak.
Beberapa hasil penelitian diatas menginspirasi peneliti untuk melakukan
penelitian tentang miskonsepsi yang berhubungan dengan konsep Gerak dan
Gaya. Penelitian ini akan dilakukan di sekolah yaitu pada SMAK Frateran
Maumere. Penelitian dilakukan di tempat ini, karena peneliti merupakan tamatan
atau alumni dari SMA tersebut.Selain mudah untuk berinteraksi, peneliti pun
pernah mengalami miskonsepsi saat berada di SMAK Frateran Maumere dan baru
mengetahuinya ketika duduk dibangku kuliah.Pada SMAK Frateran Maumere ini
pun belum dilakukan penelitian yang berhubungan dengan miskonsepsi dan
peneliti mengambil sekolah ini sebagai sampel untuk penelitiannya. Penelitian ini
dilakukan pada kelas XI IPA, karena kelas ini sudah mendapatkan materi gerak
dan gaya saat berada di kelas X, sehingga mempermudah peneliti untuk
mendeteksi miskonsepsi yang terjadi pada materi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka pembatasan dan rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana tingkat pemahaman siswa kelas XI IPA SMAK Frateran
Maumere tentang konsep gerak dan gaya?
2. Apakah terjadi miskonsepsi pada pemahaman siswa kelas XI IPA SMAK
Frateran Maumere tentang konsep gerak dan gaya?
3. Apa penyebab terjadi miskonsepsi pada pemahaman siswa kelas XI IPA
SMAK Frateran Maumere tentang konsep gerak dan gaya?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui:
1. Tingkat pemahaman siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Maumere
tentang konsep gerak dan gaya.
2. Terjadinya miskonsepsi pada pemahaman siswa kelas XI IPA SMAK
Frateran Maumere tentang konsep gerak dan gaya.
3. Penyebab miskonsepsi pada pemahaman konsep mekanika oleh siswa XI
IPA SMAK Frateran Maumere

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru:




Mengetahui hasil belajar siswa tentang konsep gerak dan gaya.
Mengatasi

terjadinya

miskonsepsi

dalam

pembelajaran

fisika

khususnya konsep gerak dan gaya.
2. Bagi siswa :


Mengetahui seberapa jauh pemahamannya terhadap konsep gerak dan
gaya



Mengatasi miskonsepsi yang mereka miliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali konsep yang terbentuk dalam
otak. Ketika berpikir bahwa meja berbentuk bulat dan bukan benda hidup, maka
konsep tersebut akan tetap melekat di kepala, sampai melihat meja yang lain yang
mungkin berbentuk panjang, persegi dan lain sebagainya. Konsep yang akan
melekat di kepala tentang meja adalah meja berbentuk bulat, persegi, panjang,
dan bukan benda hidup. Contoh lainnya adalah manusia.Manusia merupakan
mahkluk hidup yang mempunyai ciri-ciri seperti bisa bernapas. Kemudian dengan
melihat perbedaan ciri-ciri antara manusia dan meja, otak akan dapat
membedakan konsep meja dan konsep manusia.
Menurut Van de Breg (1991), konsep merupakan benda-benda, kejadiankejadian, situasi-situasi, atau ciri-ciri yang memiliki ciri-ciri khas data yang
terwakili dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol. Konsep juga
merupakan abstraksi dari ciri-ciri suatu yang mempermudah komunikasi antara
manusia dan yang memungkinkan manusia berpikir.Tafsiran setiap orang
terhadap konsep berbeda-beda sehingga kadang-kadang penafsiran yang salah
terhadap konsep tersebut menyebabkan miskonsepsi.

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

B. Pemahaman Konsep
Ilmu pengetahuan yang dipelajari tidak terlepas dari konsep.Ilmu
pengetahuan terdiri dari banyak konsep yang terus dikembangkan untuk
kepentingan manusia.Ketika belajar tentang ilmu pengetahuan, secara tidak
langsung yang dipelajari adalah sebuah konsep.Konsep tersebut kemudian
berkembang sejalan dengan tingkat pendidikan.Setiap konsep berhubungan
dengan konsep lainnya, misalnya konsep percepatan yang konstan terdapat dalam
konsep gerak lurus berubah beraturan.Dalam mempelajari hubungan antara dua
konsep biasanya terjadi salah tafsiran. Menurut Van de Breg (1991), seringkali
para pelajar hanya menghafalkan definisi konsep tanpa memperhatikan hubungan
antara konsep dengan konsep-konsep lainnya. Dengan demikian konsep baru
tidak masuk jaringan konsep yang telah ada dalam kepala siswa, tetapi konsep
tersebut berdiri sendiri tanpa hubungan Mikonsepsi (Paul, 2005) adalah suatu
konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli.Beberapa
peneliti lebih suka mengunakan istilah konsep alternatif, karena dengan istilah itu
menunjukan

keaktifan

dan

peran

siswa

mengontruksikan

pengetahuan

mereka.Selain itu, konsep yang dianggap salah tersebut dalam banyak hal dapat
membantu dalam memecahkan persoalan hidup mereka.Miskonsepsi atau salah
konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah
atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu, misalnya siswa
berpendapat bahwa pada saat seseorang mendorong mobil dan mobil belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

bergerak. Kemudian konsep ini diasumsikan tidak ada gaya yang bekerja pada
mobil tersebut. Konsep ini merupakan konsep yang salah meskipun mobil tidak
bergerak, tetapi pada mobil bekerja gaya dorong yang terjadi akibat dorongan
orang tersebut.
Dengan konsep lainnya, maka konsep tersebut tidak bisa digunakan dan
tidak ada artinya sehingga miskonsepsipun terjadi ketika konsep tersebut tetap
dipertahankan.

C. Miskonsepsi
Miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains, seperti fisika, kimia,
biologi dan bumi antariksa.Dalam bidang fisika, semua sub bidang juga
mengalami miskonsepsi seperti mekanika, termodinamika, bunyi dan gelombang,
optika, listrik dan magnet, dan fisika modern.Miskonsepsi ada yang mudah
dibetulkan, tetapi ada yang sangat sulit, terlebih bila konsep itu memang berguna
dalam kehidupan yang nyata.Miskonsepsi terjadi di semua jejang pendidikan, dari
sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, bahkan juga terjadi pada guru atau
dosen.
Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang
tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan naif. Novak
(1984), mendefenisikan miskonsepsi sebagai suatu interpretasi konsep-konsep
dalam suatu pernyataan yang tidak diterima. Brown (1989;1992), menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

miskonsepsi sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah
yang sekarang diterima. Feldsine (1987), menemukan miskonsepsi sebagai suatu
kesalahan dan hubungan tidak benar antara konsep-konsep. Hanya Fowler (1987),
menjelaskan dengan rinci arti miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat
akan konsep, pengunaan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis
konsep-konsep yang tidak benar. Pengertian-pengertian miskonsep dari ahli-ahli
tersebut dikutip dari Paul Suparno (2005).
Miskonsepsi sendiri terbentuk karena adanya konsep yang salah dipahami,
atau salah diartikan.Van Den Berg (1991) menjelaskan perkembangan konsep
menurut psikologi kognitif, para ahli menyatakan bahwa manusia tidak lahir
dengan kepala kosong seperti tape kaset yang dapat diisi, tetapi bahwa waktu
lahir pun bayi sudah punya isi otak yang memungkinkan untuk belajar dari
lingkungan. Bayi tidak belajar secara pasif dengan menyerap stimulus (informasi)
apa saja dari lingkungannya, tetapi otaknya sudah selektif dengan memilih
informasi apa yang masuk dan dengan mencari hubungan antara unsur-unsur yang
berlainan. Rupanya ada struktur otak yang sejak semula sudah mengatur lalu
lintas informasi didalamnya dan lalu lintas informasi dengan dunia luar.Struktur
itupun tidak tetap, tetapi berkembang dengan pengalaman dan umur.Sekitar 70
tahun Piaget sudah mulai menerangkan konsep kognitif tersebut dengan istilah
dari

biologi,

yaitu

asimilasi

(assimilation)

dan

akomodasi

(accommodation).Dengan asimilasi informasi yang masuk otak jadi diubah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

sampai cocok dengan struktur otak sendiri, misalnya seorang anak kecil sudah
mengenal konsep kucing sebagai sesuatu yang bergerak dengan 4 kaki dan ekor.
Jika anak tersebut melihat seekor kucing, tidak usah setiap kucing diberi nama
sendiri. Ciri-ciri umum kucing diperhatikan sedangkan cirri-ciri khas setiap
individu kucing diabaikan.Pengamatan disesuaikan dengan struktur konsep
kucing dalam otak. Dengan proses asimalasi lalu lintas informasi dalam otak bisa
lebih efesien. Tetapi asimilasi dapat menyebabkan kekeliruan, misalnya kalau
anak kecil tadi melihat seekor anjing dan berkata kepada ibunya “itu kucing.”
Hasil pengamatan jadi diubah dan disesuaikan dengan konsep yang sudah ada.
Akomodasi

(accommodation)

adalah

bahwa

struktur

otak

sendiri

menyesuaikan dengan hasil pengamatan, misalnya pada suatu saat anak kecil
akan membedakan antara kucing dan anjing. Struktur otak berubah sampai ada
dua konsep, jika kucing dan anjing dibedakan berdasarkan cirinya.Sebelum
terjadi perubahan konsep anak tersebut mungkin melihat perbedaan kucing dan
anjing dengan matanya sendiri, tetapi tidak menyadari bahwa pengamatan tentang
perbedaan tersebut tidak masuk ke otak.
Sejak lahir manusia sudah berpengalaman dengan peristiwa fisika.Anak
kecil

melihat

gerak

ataupun

membuat

gerakan

dengan

melemparkan

permainannya.Anak mengamati air yg mengalir, hujan yang jatuh.Anak
merasakan berat benda, anak menjajaki lingkungannya secara aktif termasuk
peristiwa-peristiwa fisika. Otakpun terus-menerus berkembang melalui proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

asimilasi dan akomodasi, dengan isi otak semula dan perkembangannya sejak
lahir dalam otak manusia “prakonsepsi” (preconception) atau sejenis “teori anak”
mengenai peristiwa-peristiwa fisika.
Banyak peneliti menemukan bahwa siswa telah mempunyai miskonsepsi
atau konsep alternatif sebelum mereka memperoleh pelajaran formal. Menurut
Clement (1987), dalam Suparno (2005), jenis miskonsepsi yang terjadi adalah,
bukan pengertian yang sama selama proses belajar mengajar, tetapi suatu konsep
awal (prakonsepsi) yang dibawa siswa ke kelas formal. Dari sini tampak
pengalaman siswa dengan konsep-konsep itu sebelum pembelajaran formal
dikelas, sangat mewarnai miskonsepsi yang dipunyai.Hal ini juga berarti, siswa
sebenarnya sejak awal, bahkan sejak kecil, sudah mengkontruksi konsep-konsep
lewat pengalaman hidup mereka.Semenjak kecil, siswa sudah belajar untuk
mengetahui sesuatu, bukan hanya sejak sekolah formal.
Menurut banyak peneliti (Suparno, 2005), miskonsepsi ternyata terdapat
dalam semua bidang sains, seperti fisika (Comins, 1987; Gilbert dkk., 1982;
Mohapatra, 1998), biologi (Marek dkk., 1994), kimia (Pendley dan Brets, 1994),
dan astronomi (Comins, 1993 dalam Wandersee, Mintzes, dan Novak, 1994).
Miskonsepsi dalam fisika pun meliputi banyak subbidang seperti mekanika,
termodinamika, optika, bunyi, dan gelombang, listrik dan magnet, dan fisika
modern.Dari pengalaman miskonsepsi sulit dibenahi atau dibetulkan terlebih bila
miskonsepsi itu dapat membantu memecahkan persoalan tertentu. Misalnya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

kesalahan mengerti massa dengan berat, agak sulit dipecahkan karena pengertian
yang salah tersebut berguna dalam kehidupan sehari-hari. Miskonsepsi itu juga
tidak hilang dengan metode mengajar klasik, yaitu ceramah (Clements, 1987),
maka mereka menganjurkan untuk menggunakan cara mengajar baru, yang lebih
menantang pengertian siswa, menimbulkan keraguan dalam pikirannya, dan
kebingungan

terhadap

konsep

awal

yang

dipegangnya.

Beberapa

ahli

menyarankan menggunakan peristiwa anomali, yaitu peristiwa yang bertentangan
dengan konsep yang dibawa siswa.
Miskonsepsi juga menghinggapi semua level siswa, mulai dari siswa
sekolah

dasar

sampai

dengan

mahasiswa

(Gill-Perez,

1990;

Brown,

1989).Bahkan, dari beberapa penelitian, miskonsepsi banyak terjadi pada guruguru, sehingga menyebabkan miskonsepsi pada siswa lebih besar.Miskonsepsi
juga terdapat pada buku fisika yang dijual di pasaran. Akibatnya, baik guru dan
siswa yang menggunakan buku itu akan mengalami miskonsepsi juga. Oleh sebab
itu, pembetulan miskonsepsi perlu dilakukan di semua level dan sasaran tersebut.
Inilah tantangan dunia pendidikan fisika.

D. Penyebab Miskonsepsi
Menurut peneliti miskonsepsi adalah salah konsep yang sebabkan oleh
berbagai hal, yang tidak sesuai dengan konsep yang telah ditemukan oleh ahli
sebelumnya.Banyak terjadi miskonsepsi dalam pembelajaran fisika karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

berbagai peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan fisika sudah didapatkan
terlebih dahulu dalam kehidupan sehari-hari, seperti mendorong meja, memasak
air, bersepeda dan lain sebagainya. Ketika suatu konsep telah terbentuk di kepala
dan jika ada konsep lain yang lebih diterima oleh kepala, akan terbentuk konsep
baru maka di sini peran guru yang dibutuhkan untuk membantu membetulkan
miskonsepsi yang terjadi dengan memberikan konsep baru yang sesuai dengan
konsep para ahli fisika.
Para peneliti miskonsepsi menemukan berbagai hal menjadi penyebab
miskonsepsi pada siswa. Secara garis besar, penyebab miskonsepsi dapat
diringkas dalam lima kelompok yaitu: siswa, guru, buku teks, konteks, dan
metode mengajar. Penyebab yang berasal dari siswa dapat terdiri dari berbagai
hal, seperti prakonsepsi awal, kemampuan, tahap perkembangan, minat, cara
berpikir, dan teman lain. Penyebab kesalahan dari guru dapat berupa
ketidakmampuan guru, kurangnya penguasaan bahan, cara mengajar tidak tepat
atau sikap guru dalam berelasi dengan siswa yang kurang baik. Penyebab
miskonsepsi dari buku teks biasanya terdapat pada penjelasan atau uraian yang
salah dalam buku tersebut.Konteks seperti budaya, agama, dan bahasa sehari-hari
juga mempengaruhi miskonsepsi siswa, sedangkan metode mengajar yang hanya
menekankan kebenaran satu segi sering memunculkan salah pengertian pada
siswa. Penyebab-penyebab itu berdiri sendiri, tetapi kadang-kadang saling
berkaitan satu sama lain, sehingga salah pengertiannya menjadi kompleks. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

menyebabkan semakin tidak mudah untuk membantu siswa mengatasi
miskonsepsi mereka. Penyebab-penyebab tersebut, kemudian dijabarkan sebagai
berikut :
1. Siswa
Miskonsepsi dalam bidang fisika paling banyak berasal dari diri siswa
sendiri. Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan dalam
beberapa hal, antara lain :


Prakonsepsi atau konsep awal siswa
Banyak siswa sudah mempunyai konsep awal atau prakonsepsi tentang
suatu bahan sebelum siswa mengikuti pelajaran formal dibawah
bimbingan guru.Konsep awal ini sering kali mengandung miskonsepsi.
Salah konsep awal ini jelas akan menyebabkan miskonsepsi pada saat
mengikuti pelajaran fisika berikutnya, sampai kesalahan diperbaiki.
Miskonsepsi ini biasanya diperoleh dari orangtua, teman, sekolah
awal, dan pengalaman di lingkungan siswa.



Pemikiran asosiatif siswa
Asosiasi siswa terhadap istilah sehari-hari kadang juga membuat
miskonsepsi (Arons, 1981; Gilbert, Watts, Osborne, 1982; Marioni,
1989). Contohnya, siswa mengasosiasikan gaya dengan aksi atau
gerakan. Gaya oleh banyak siswa dianggap selalu menyebabkan
gerakan, maka jika siswa tidak melihat suatu benda bergerak, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

mereka memastikan tidak ada gaya yang bekerja. Padahal dalam fisika
sebuah benda yang diam bukan berarti tidak ada gaya yang bekerja
pada benda tersebut, contohnya saja buku diletakan diatas meja, ada
gaya normal dan gaya gravitasi yang bekerja pada buku tersebut.


Pemikiran humanistik
Siswa kerap kali memandang semua benda dari pandangan manusiawi
(Gilbert, Watss, Osborne, 1982 dalam Suparno 2005).Benda-benda
dan situasi dipikirkan dalam term pengalaman orang dan secara
manuasiawi.Tingkah laku benda dipahami seperti tingkah laku
manusia yang hidup, sehingga tidak cocok. Contohnya adalah
miskonsepsi siswa akan kekekalan energi. Sebagai manusia, bila
bekerja terus atau bermain terus akan menjadi lelah dan lapar. Dari
pengalaman sebagai manusia yang menjadi lapar dan kehabisan energi
bila terus bekerja, siswa beranggapan bahwa kekekalan energi itu tidak
mungkin terjadi, energi yang ada pasti berkurang dan lenyap.



Reasoning yang tidak lengkap/salah
Menurut Comins (1993 dalam Suparno, 2005), miskonsepsi juga dapat
disebabkan oleh penalaran siswa yang tidak lengkap, atau salah.Alasan
yang tidak lengkap dapat disebabkan karena informasi yang diperoleh
atau data yang didapatkan tidak lengkap.Akibatnya, siswa menarik
kesimpulan secara salah dan ini menyebabkan timbulnya miskonsepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

siswa.Pengamatan

yang

tidak

lengkap

dan

telitipun

dapat

menyebabkan kesimpulan yang salah dan mengakibatkan miskonsepsi.


Intuisi yang salah
Intuisi yang salah dan perasaan siswa juga dapat menyebabkan
miskonsepsi.Intusi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang
secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasan tentang sesuatu
sebelum secara obyektif dan rasional diteliti. Pemikiran atau
pengertian akan benda atau kejadian yang terus-menerus, akhirnya
secara spontan bila menghadapi persoalan tertentu yang muncul dalam
benak siswa adalah pengertian spontan.



Tahap perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang
digeluti dapat menjadi penyebab adanya miskonsepsi siswa. Siswa
yang belum sempurna perkembangan kognitifnya secara formal akan
mengalami kesulitan dalam merumuskan dan memahami konsep dan
asbtrak. Miskonsepsi ini kadang muncul apabila guru terburu-buru
merumuskan konsep fisika dengan rumusan formal atau matematis
tanpa disertai dengan kejadian sehari-hari (Suparno, 2005 dalam
Nanda, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18



Kemampuan siswa
Menurut Suparno siswa mengalami miskonsepsi karena siswa kurang
berbakat di bidang fisika. Siswa mengalami kesulitan ketika
menanggap

konsep

fisika

dalam

proses

pembelajaran

dapat

menyebabkan miskonsepsi walaupun sudah dijelaskan secara perlahan
dan berulang-ulang oleh gurunya. Siswa yang IQ-nya rendah dengan
mudah

melakukan

miskonsepsi

karena

mereka

sulit

untuk

mengkontruksi pengetahuan fisika secara lengkap dan utuh.


Minat belajar
Berbagai studi menunjukan bahwa minat siswa terhadap fisika juga
berpengaruh dalam miskonsepsi.Secara umum dapat dikatakan siswa
yang berminat pada fisika cenderung mempunyai miskonsepsi lebih
rendah daripada siswa yang tidak berminat pada fisika.Siswa yang
tidak tertarik atau benci pada fisika, biasanya kurang bisa
memperhatikan penjelasan guru mengenai pengertian fisika yang baru.
Mereka bahkan tidak mau mendengarkan gurunya menjelaskan fisika.
Mereka juga tidak mau mempelajari sendiri bahan-bahan fisika dari
buku dengan sungguh-sungguh. Akibatnya, mereka akan lebih mudah
salah menangkap dan membentuk miskonsepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

2. Guru atau pengajar
Miskonsepsi selain dapat terjadi pada siswa, juga terjadi pula pada
guru atau pengajar.Miskonsepsi ini terjadi karena guru kurang dapat
menguasai materi, kurang berkompeten, atau bukan lulusan dari
pendidikan fisika.Guru juga kurang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan pendapat, sehingga yang sudah didapatkan
siswa dianggap sebagai konsep yang benar dan dibawa terus hingga ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.Konsep-konsep yang salah sudah
terbentuk dalam pemikiran siswa, sehingga memperbaiki miskonsepsi ini
sangat sulit.
3. Buku teks
Pengunaan buku sebagai media pembelajaran juga dapat
menyebabkan miskonsepsi.Penyebab miskonsepsi ini adalah bahasa yang
sulit dipahami, penjelasan yang kurang benar, penggunaan gambar dan
tabel yang kurang tepat membuat siswa menjadi bingung sehingga terjadi
miskonsepsi (Suparno, 2005).
4. Konteks
Miskonsepsi bisa terjadi karena pengalaman, bahasa sehari-hari,
teman lain, keyakinan dan ajaran agama (Suparno, 2005).Miskonsepsi
yang disebabkan oleh pengalaman contohnya dalam kehidupan sehari-hari
siswa mengalami, bahwa mereka merasa lelah setelah bekerja keras.Motor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

akan mengalami kehabisan bahan bakar bila dipakai terlalu lama dan
bahan bakarnya tidak diisi kembali. Tampak bahwa energi hilang dan
tidak kekal.Di sini siswa berpikir tentang kekekalan energi dalam
pengertian yang terbatas dan tidak dalam pengertian luas (Stavy, 1991
dalam Suparno, 2005). Miskonsepsi yang datang dari pengunaan bahasa
sehari-hari

misalnya, dalam bahasa sehari-hari

siswa mengerti dan

mengunakan istilah berat dengan satuan kg, tetapi dalam fisika berat
adalah suatu gaya, dan satuanya adalah newton.
Teman lain atau teman dalam kelaspun dapat memicu terjadinya
miskonsepsi, misalnya ketika belajar temannya menjelaskan suatu konsep
fisika yang sebenanrnya salah, tapi karena dijelaskan dengan sangat yakin,
teman-teman yang lainpun tidak kritis untuk membantah atau membenahi
konsep tersebut maka konsep tersebut akan diyakini sebagai konsep yang
benar. Miskonsepsi yang disebabkan oleh keyakinan dan agama. Menurut
kitab suci ada beberapa hal

yang berbeda dengan konsep para ahli

sehingga terjadi miskonsepsi.
5. Metode pengajaran
Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang
menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti, meskipun
membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering mempunyai dampak
jelek yaitu memunculkan miskonsepsi siswa, maka guru perlu kritis dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

mengunakan metode pembelajaran, dengan tidak membatasi pengunaan
metode pembelajaran dengan satu metode saja.

E. Mendeteksi dan Mengatasi Miskonsepsi
Sebelum mengatasi miskonsepsi, sebaiknya dideteksi dulu penyebab dari
miskonsepsi tersebut.Untuk mengatasi miskonsepsi digunakan cara-cara untuk
mengidentifikasi atau mendeteksi miskonsepsi tersebut (Suparno, 2005). Salah
satu cara yang digunakan adalah tes multiple choice dengan reasoning terbuka.
Menurut Amir dkk (1987, dalam Supano 2005), mengunakan tes pilihan ganda
(multiple choice) dengan pertanyaan terbuka dimana siswa harus menjawab dan
menulis mengapa ia mempunyai jawaban seperti itu. Kemudian menurut
Treatgust (1987, dalam Suparno 2005), menggunakan pilihan ganda dengan
alasan (reasoning). Dalam bagian alasan, siswa harus menulis mengapa ia
memilih jawaban tersebut. Beberapa peneliti juga mengunakan tes wawancara
untuk mengetahui miskonsepsi, tujuan dari wawancara adalah untuk meneliti
bagaimana siswa berpikir, dan mengapa mereka berpikir seperti itu (Suparno,
2005).
Setelah mendeteksi miskonsepsi yang terjadi, mencari berbagai cara untuk
mengatasinya. Menurut Suparno (2005), banyak penelitian telah dilakukan oleh
para ahli pendidikan fisika, biologi, kimia dan astronomi yang mengungkapkan
bermacam-macam kiat yang dibuat untuk membantu siswa memecahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

persoalan miskonsepsi. Untuk mengetahui lebih lanjut miskonsepsi yang terjadi di
dalam pembelajaran fisika, guru perlu mencari tahu penyebab yang terjadi
kemudian mengatasinya, misalnya miskonsepsi terjadi karena penyampaian
materi oleh guru yang belum jelas karena mengunakan metode pengajaran yang
belum tepat, maka guru perlu mengganti metode pengajaran yang digunakan,
mungkin pengunaan metodenya lebih kreatif. Selanjutnya untuk menemukan
penyebab ataupun asal miskonsepsi yang terjadi pada siswa, guru bisa dengan
memberikan wawancara kemudian memberikan tes secara tertulis ataupun lebih
banyak memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi

ataupun memberikan

pendapat (Suparno, 2005).

F. Miskonsepsi pada Bidang Mekanika
Miskonsepsi banyak terjadi dalam bidang fisika. Wandersee, Mintzes, dan
Novak (1994), dalam artikel mengenai Research on alternative conceptions in
science, menjelaskan bahwa konsep alternatif terjadi dalam semua bidang fisika.

Dari 700 studi mengenai konsep alternatif bidang fisika, ada 300 yang meneliti
miskonsepsi dalam mekanika; 159 tentang listrik; 70 tentang panas, optika, dan
sifat-sifat materi; 35 tentang bumi dan antariksa; serta 10 studi mengenai fisika
modern. Dari daftar diatas terlihat jelas bahwa mekanika berada diurutan diatas
dari bidang-bidang fisika lainya yang mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

terjadi pada bidang mekanika yaitu gerak, vektor,

Gaya, Massa dan Berat,

Hukum Newton, Mekanika Fluida dan Kerja, Kekekalan Energi dan Momentum.
Kebanyakan soal mekanika dapat dipecahkam dengan tiga hukum saja,
yaitu Hukum Newton I, II, III dan Hukum Gravitasi Newton (Van de Berg, 1990).
Bidang mekanika sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Ketika belajar
mekanika kepala siswa sudah dipenuhi oleh segala prakonsep ataupun
pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan bidang tersebut.Prakonsep atau
intuisi tersebut justru sering menganggu dari pada membantu siswa mempelajari
mekanika.
Dalam tabel dibawah ini diunjukan beberapa miskonsepsi yang terjadi dalam
bidang mekanika (Van de Berg, 1990).

Tabel 2.1 Penelitian Tentang Miskonsepsi pada Bidang Mekanika pada Level
SMA
No

Miskonsepsi

1

Benda diam, maka tidak ada gaya yang bekerja pada
benda.

2

Gaya normal adalah sama dengan arah berlawan
dengan gaya gravitasi pada benda di bidang miring.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

3

Benda didorong dan tidak bergerak maka gaya
gesekan dianggap lebih besar daripada gaya dorong
atau tidak ada.

4

Kedua benda yang massanya berbeda

kemudian

dijatuhkan dari ketinggan yang sama, dengan waktu
yang sama dan gesekan dengan udara diabaikan,
maka benda yang akan menyentuh lantai dahulu
adalah benda yang massanya lebih besar.
5

Panjang lintasan tidak berpengaruh pada gerak
vertikal dan horizontal, dan variabel tertentu di
abaikan dalam peristiwa ini.

6

Perbedaan jarak dan perpindahan

7

Benda yang mempunyai kedudukan yang sama
dengan benda lainya akan mempunyai kecepatan
yang sama pula.

8

Gaya-gaya yang bekerja pada bola yang lemparkan
secara vertikal ke atas.

9

Gerak semula tidak berpengaruh lagi ketika sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25

gaya bekerja pada sebuah benda.
Mengambarkan gaya sentripetal dan gaya sentrifugal

10

pada benda yang melingkar dengan besar masingmasing sama.

G. Konsep Gerak dan Gaya
1. Gerak lurus, perpindahan, dan jarak
Menurut Sudirman (2013), suatu benda dikatakan bergerak apabila
benda tersebut mengalami perubahan posisi. Misalnya bus yang sedang
bergerak meninggalkan terminal (acuan). Perpindahan adalah selisih
kedudukan akhir dan kedudukan awal suatu benda ( besaran vektor).
Sedangkan jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh benda. Gerak
lurus adalah gerak benda pada lintasan yang lurus. Posisi (besaran vektor)
adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu acuan.
Contoh jarak dan perpindahan ( Surya, 1986) :

D

C

-7

-4

O
0

A

B

2

8

Gambar 2.1 contoh jarak dan perpindahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26

a. Hitung jarak OC melalui lintasan OABAOC dan lintasan OC!
Jarak OC ( melalui lintasan OABAOC) = Jarak OA + Jarak AB +
Jarak AO + Jarak OC = 2 + 6 + 6 + 2 + 4 = 20 satuan
b. Hitung perpindahan
1. Perpindahan D ke C = - 4 ( – 7 ) = - 4 + 7 = 3 satuan
2. Perpindahan B ke A = 2 – 8 = 6 satuan
2. Kecepatan, kecepatan rata-rata, dan kecepatan sesaat
Menurut Surya (1986), kecepatan (V) ialah perubahan lintasan setiap
satuan waktu. Kecepatan termasuk vector ( besaran yang mempunyai besar
dan arah). Kecepatan rata – rata ( ̅ ) dari suatu benda yang bergerak ialah
perbandingan antara perubahan jarak ( x) pada selang waktu (

dengan

selang waktu tersebut.
……………..(2.1)

Kecepatan rata-rata =

Kecepatan sesaat ialah limit ( batas) dari kecepatan rata – rata ketika
(selang waktu mendekati nol).

Kecepatan sesaat =

………………………………………(2.2)

Keterangan :
x

: perpindahan (m)

t

: perubahan waktu (s)

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27

3. Kecepatan dan kelajuan
Menurut Surya (1986), kecepatan (V) ialah perubahan lintasan setiap
satuan waktu. Kecepatan termasuk vector ( besaran yang mempunyai besar
dan arah). Laju ( kelajuan ) ialah bilangan yang menunjukan berapa panjang
jalan yang ditempuh tiap satuan waktu. Laju digolongkan dalam skalar (
besaran yang mempunyai besarnya saja ). Jika suatu benda memerlukan
waktu (t) untuk menempuh jarak (s), maka kelajuan rata-ratanya adalah:
…………………. (2.3)

kelajuan rata-rata =

Keterangan :
s

: jarak (m)

t

: waktu (s)

4. Percepatan
Menurut Surya (1986), percepatan (a) ialah perubahan kecepatan tiap
satuan waktu. Jika perubahan kecepatan pada suatu limit waktu konstan
(tetap) dapat dikatakan bahwa percepatan konstan (tetap). Percepatan rata –
rata ( ̅ ialah perubahan kecepatan (

tiap perubahan (selang) waktu (

maka percepatan rata – rata :


, ………………………………….. ( 2.4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28

sedangkan percepatan sesaat ialah limit dari percepatan rata – r