Kontribusi Determinan-Determinan Terhadap Intention Untuk Melakukan Puasa Makan Pada Pengurus PMK di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

(1)

viii   

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi determinan-determinan terhadap intention untuk melakukan puasa makan pada pengurus PMK di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 59 orang.

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang mengacu pada Teori Planned Behavior yang disusun oleh Icek Ajzen (2005) dan diadaptasi serta dimodifikasi oleh peneliti. Beradasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan Pearson dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Croncbach, keseluruhan 29 item diterima dengan validitas berkisar antara 0,386 – 0,761 dan realibilitas sebesar 0,751. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi Pearson. Secara bersama-sama ketiga determinan mempengaruhi intention untuk melakukan puasa makan terhadap pengurus PMK sebesar 0,773. Attitude toward the behavior memberikan kontribusi terbesar terhadap intention sebesar 0,569, perceived behavioral control memberikan kontribusi sebesar 0,396, sedangkan subjective norms memberikan kontribusi terkecil sebesar 0,102, dan tidak signifikan mempengaruhi intention. Determinan yang memiliki korelasi paling besar adalah antara attitude toward the behavior dengan perceived behavioral control sebesar 0,733, lalu diikuti oleh determinan attitude toward the behavior dengan subjective norms sebesar 0,500 dan korelasi yang terkecil antara perceived behavioral control dengan subjective norms sebesar 0,499.

Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran kepada pihak pendamping PMK untuk tetap mengadakan pembinaan-pembinaan rohani terutama yang bertemakan tentang puasa dan kepada setiap pemimpin kelompok kecil untuk memberikan motivasi intrinsik yang bersifat pribadi kepada anak kelompok kecilnya yang mengambil bagian sebagai pengurus PMK. Peneliti juga memberikan saran agar dilakukan penelitian serupa dengan lebih melibatkan belief-belief dan background factor secara lebih spesifik dan mendalam dalam hubungannya dengan perilaku puasa makan.


(2)

ix   

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This research would like to reveal the contribution of determiners on the intention in doing fasting by the committee of PMK (Community of Christian Students/Persekutuan Mahasiswa Kristen) at Maranatha Christian University. Chose the samples by using purposive sampling method which are numbered of 59 people.

The measurement tool which is used is questioner due to Planned Behavior Theory compiled Icek Ajzen (2005) and being adapted and modified by the researcher. Based on validation test’s results by using Pearson and rehabilitation test with the coefficient reliability Alpha Cronchbach’s formula tha whole 29 items were accepted with validation range between 0.386-0.761 and with reliability 0.751.Tthe datum of research is processed by using the analysis of regression techniques and Pearson correlation. At the same time, the three of determiners influenced the intention to do the fasting on PMK committee in amount of 0.773. Attitude toward the behavior gave the biggest contribution; 0.569, perceived behavioral control gave contribution amount on 0.396, the n subjective norms gave the most little contribution amount; 0.102 and the insignificant influenced the intention. The determiners which has the biggest correlation were range between attitude toward behavior with perceived behavioral control in amount of 0.733, followed by attitude toward the behavior determiners with subjective norms in amount of 0.500 and the more little correlation between perceived behavioral control and subjective norms in amount of 0.499.

Based on this research, then the research proposed suggestion to the assistant of PMK to keep doing the spiritual founding, especially which themed about fasting and to any small group leader to provide intrinsic motivation is personal to the small group of children who took part as a PMK commitee. The researcher were also advising to held such a same research by more be focus on beliefs and the background factor to be more specific and deeper in the relationship with eat-fasting behavior.


(3)

x   

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN………... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR BAGAN... xv

DAFTAR LAMPIRAN………... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah…... 1

1.2. Identifikasi Masalah………... 8

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian…... 8

1.3.1. Maksud Penelitian... 8

1.3.2. Tujuan Penelitian……… 8

1.4. Kegunaan Penelitian……… 8

1.4.1. Kegunaan Ilmiah……… 8

1.4.2. Kegunaan Praktis………...  9


(4)

xi   

Universitas Kristen Maranatha  

1.6. Asumsi………. 16

1.7. Hipotesis Penelitian………. 16

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Teori Planned Behavior…... 18

2.1.1. Pengertian Planned Behavior... 18

2.1.2. Intention………... 19

2.1.3. Determinan-determinan Intention.... 20

2.1.3.1. Attitude Toward The Behavior…………... 20

2.1.3.2. Subjective Norms……….………... 22

2.1.3.3. Perceived Behavioral Control... 23

2.1.4. Pengaruh Determinan-Determinan Terhadap Intention..... 24

2.1.5. Hubungan Antar Determinan-Determinan... 25

2.1.6. Background Factors………... 26

2.1.7. Target, Action, Content dan Time... 27

2.2. Periode Masa Dewasa Awal………... 28

2.2.1. Masa Dewasa Awal…... 28

2.2.2.Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal………... 29

2.3. Puasa……… 31

2.3.1. Pengertian Puasa………... 31


(5)

xii   

Universitas Kristen Maranatha  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian………... 34

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 35

3.2.1. Variabel Penelitian... 35

3.2.2. Definisi Operasional... 35

3.3. Alat Ukur... 36

3.3.1. Alat Ukur Planned Behavior………... 36

3.3.2. Item Alat Ukur………... 37

3.3.3. Sistem Penilaian………...………... 37

3.3.4. Data Pribadi dan Data Penunjang... 38

3.3.5. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... 38

3.3.5.1. Validitas Alat Ukur... 38

3.3.5.2. Reliabilitas Alat Ukur... 39

3.4. Populasi Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel……….. 40

3.4.1. Populasi Penelitian……….. 40

3.4.2. Karakteristik Populasi………. 40

3.4.3. Teknik Penarikan Sampel... 41

3.5. Teknik Analisis………... 41

3.6. Hipotesis Statistik………... 41

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian... 43


(6)

xiii   

Universitas Kristen Maranatha  

4.1.2. Gambaran Subjek Berdasarkan Jabatan Dalam Kepengurusan

PMK... 44

4.1.3. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia……... 45

4.2. Hasil Penelitian……… 45

4.2.1. Uji Hipotesis……… 45

4.2.2. Kontribusi Determinin-Determinan Intention terhadap Intention dan Korelasi Antara Determinan-Determinan dalam Intention………... 47

4.2.3. Tabulasi Silang Intention dan Determinan-Determinan…... 48

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian………... 50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan………...……... 59

5.2. Saran………... 60

5.2.1. Saran Teoritis………...………... 60

5.2.2. Saran Praktis………... 61

DAFTAR PUSTAKA……… 63

DAFTAR RUJUKAN………... 64  

       


(7)

   

xiv   

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Item Alat Ukur……… 37

Tabel 3.2 Bobot Penilaian………... 37

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin…... 43

Tabel 4.2 Gambaran Jabatan Dalam Kepengurusan PMK... 44

Tabel 4.3 Gambaran Rentang Usia………... 45

Tabel 4.4 Tabulasi Silang Antara Intention dan Attitude Toward The Behavior……….. 48

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Antara Intention dan Subjective Norms……. 49

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Antara Intention dan Perceived Behavioral Control………. 50


(8)

   

xv   

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran ... 15 Bagan 2.1 Teori Planned Behavior………... 19 Bagan 3.2 Rancangan Penelitian………... 34 Bagan 4.1 Kontribusi Determinan-Determinan Intention Terhadap

Intention dan Korelasi Antar Determinan dalam Intention... 47

                                 


(9)

   

xvi   

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Kuesioner Planned Behavior LAMPIRAN 2 Kuesioner Data Penenunjang LAMPIRAN 3 Karakteristik Responden LAMPIRAN 4 Hasil Jawaban Data Primer LAMPIRAN 5 Validitas dan Realibilitas

LAMPIRAN 6 Gambaran Hasil Intention dan Determinan-Determinan LAMPIRAN 7 Crosstabulations Attitude Toward The Behavior Dengan

Data Penunjang

LAMPIRAN 8 Ranking Data Penunjang Dengan Subjective Norms LAMPIRAN 9 Ranking Data Penunjang Dengan Perceived Behavioral Control

LAMPIRAN 10 Hasil Output Regresi SPSS 12.0 Intention Dan Determinan-Determinan

LAMPIRAN 11 Surat Standariasi Kepengurusan PMK LAMPIRAN 12 Kisi-Kisi Alat UKur


(10)

(11)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka memenuhi syarat kelulusan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung, salah satu syarat kelulusan yang harus dipenuhi adalah menyusun skripsi. Adapun judul skripsi ini adalah Kontribusi Determinan-Determinan terhadap intention untuk melakukan puasa makan pada pengurus PMK di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka saudara dimohon kesediannya untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner ini. Data yang akan diperoleh nantinya akan dipergunakan untuk penelitian ini.

Saudara diharapkan untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya. Identitas dan kerahasiaan jawaban saudara akan dijaga.

Atas kesediaan dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Anggian Heksa E. Sinaga

Peneliti


(12)

IDENTITAS

Usia :

Jenis Kelamin : Jabatan :

PETUNJUK PENGISIAN

Terdapat sejumlah pertanyaan yang harus saudara jawab. Diakhir pertanyaan terdapat dua pilihan kata yang saling berlawanan. Diantara dua kata yang berlawanan tersebut terdapat suatu rentang penilaian yang terdiri dari tujuh kemungkinan jawaban. Kemungkinan jawaban tersebut adalah sebagai berikut :

1 = sangat : jika Saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut sangat sesuai dengan diri Saudara

2 = cukup : jika Saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut cukup sesuai dengan diri saudara

3 = agak : jika Saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut agak / sedikit sesuai dengan diri saudara

4 = netral : jika Saudara merasa kata di sebelah kiri dan kanan tidak sesuai dengan diri saudara / saudara merasa hal tersebut biasa-biasa saja

5 = agak : jika Saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut agak / sedikit sesuai dengan diri saudara

6 = cukup : jika Saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut cukup sesuai dengan diri saudara

7 = sangat : jika Saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut sangat sesuai dengan diri saudara


(13)

Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini dengan cara melingkari angka yang menurut Saudara paling menggambarkan diri Saudara. Beberapa pertanyaan tampak mirip, tapi pertanyaan-pertanyaan tersebut ditujukan pada topik-topik yang berbeda. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama

1. Saya akan berusaha dengan...

lemah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : keras untuk melakukan puasa makan sesuai dengan waktu yang ditetapkan

2. Bagi saya melakukan puasa makan merupakan hal yang... buruk : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : baik

3. Menurut saya, teman-teman pengurus PMK ...

Tidak mendukung : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : mendukung saya untuk melakukan puasa makan

(4). dan, saya...

enggan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : bersedia puasa makan dengan dukungan dari teman-teman pengurus lainnya.

5. Saya memiliki kendali yang...

lemah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : kuat untuk melakukan puasa makan


(14)

6. Saya menyediakan waktu yang...

berubah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : rutin untuk melakukan puasa makan

7. Bagi saya melakukan puasa makan merupakan hal yang... sepele : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : penting

8. Menurut saya, saudara-saudara Kelompok Kecil saya...

tidak mendukung : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : mendukung saya untuk melakukan puasa makan

(9). Saya...

enggan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : bersedia melakukan puasa makan dengan dukungan dari saudara-saudara kelompok kecil saya.

10. Saya...

ragu-ragu : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : yakin bahwa saya dapat menjalankan puasa makan sampai waktu puasa selesai

11. Saya memiliki keinginan yang...

kecil : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : besar untuk melakukan puasa makan


(15)

12. Bagi saya melakukan puasa makan merupakan hal yang...

menjemukan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : menyenangkan

13. saya...

enggan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : bersedia melakukan puasa makan sesuai tuntutan dari pemimpin kelompok kecil saya.

14. Walaupun lingkungan tidak memungkinkan saya untuk melakukan puasa makan, saya...

ragu-ragu : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : yakin bahwa saya dapat melakukan puasa makan

15. Saya memiliki niat yang...

lemah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : kuat untuk melakukan puasa makan

16. Bagi saya melakukan puasa makan merupakan hal yang...

membosankan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : menarik


(16)

Tidak mendukung : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : mendukung

saya untuk melakukan puasa makan (18). dan, saya...

enggan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : bersedia melakukan puasa makan dengan dukungan dari teman-teman PMK lain (di luar kepengurusan)

19. Bagi saya melakukan puasa makan merupakan hal yang... mustahil : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : pasti

untuk dilakukan

20. Saya berkemauan...

lemah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : kuat melakukan puasa makan

21. Bagi saya melakukan puasa makan merupakan hal yang...

sia-sia : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : bermanfaat

22. saya...

enggan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : bersedia melakukan puasa makan sesuai tuntutan dari pendamping PMK 23. Saya


(17)

ragu-ragu : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : yakin dengan keputusan saya untuk melakukan puasa makan

24. Saya akan berusaha mencoba dengan...

lemah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : keras melakukan puasa walaupun saya dalam kondisi yang tidak memungkinkan

25. Bagi saya, puasa makan merupakan hal yang...

sulit : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : mudah untuk dilakukan

26. saya...

enggan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : mau melakukan puasa makan sesuai dengan dukungan dari keluaga saya.

27. Saya...

tidak mampu : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : mampu melakukan puasa makan sesuai dengan jadwal yang ditentukan


(18)

28. Bila ditengah-tengah waktu puasa secara tidak sengaja saya memakan makanan, saya akan kembali berusaha untuk melanjutkan puasa makan dengan...

lemah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : keras

29. Saya merasa...

tidak mampu : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : mampu mengambil keputusan untuk melakukan puasa makan


(19)

Data Penunjang

Saudara diminta untuk menuliskan jawaban saudara pada tempat yang telah tersedia. Isilah pertanyaan tersebut dengan lengkap dan jelas.

1. Menurut saudara, melakukan puasa makan memiliki kegunaan yang... a. Banyak b. sedikit c. cukup

2. Siapakah orang yang saudara anggap penting dalam memotivasi saudara untuk melakukan puasa makan ? ( urutkan dari yang paling saudara anggap paling penting )

1. ... 2. ... 3. ...

3. Menurut saudara situasi seperti apa yang dapat mendukung saudara dalam melakukan puasa makan?

... ... ... ...


(20)

4. Menurut saudara situasi seperti apa yang dapat menghambat saudara dalam melakukan puasa makan?

... ... ... ... 5. Nilai-nilai agama merupakan hal yang paling mendasar dan utama dalam hidup saya.

a. Sesuai b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai

6. Saya melakukan puasa sebagai salah satu kegiatan yang sesuai dengan nilai-nilai agama.

a. Sesuai b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai

7. Menurut saudara, informasi positif yang saudara terima tentang puasa makan... a. Banyak b. Cukup c. Sedikit

8. Menurut saudara, informasi negatif yang saudara terima tentang puasa makan...


(21)

9. Dari mana saja Saudara mendapatkan informasi tentang puasa makan ? ( berikan nomor urut di sebelah pilihan jawaban dan jawaban boleh lebih dari satu )

a. Gereja ( ... )

b. Kelompok Kecil ( ... ) c. Orang tua ( ... ) d. Teman ( ... ) e. ... (... )

10. Apakah informasi yang saudara terima mendorong saudara untuk melakukan puasa makan?


(22)

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Subjek Usia Jenis Kelamin Jabatan Kepengurusan

1 22 PRIA Koordinator

2 22 PRIA sie. perlengkapan

3 22 Wanita Sie. acara

4 21 Wanita Sie. Pemerhati

5 20 Wanita Sie. PubDok dan konsumsi

6 21 Wanita koordinator

7 20 Wanita Sie. PubDok dan konsumsi

8 20 PRIA sie. perlengkapan

9 20 Wanita Sie. Kelompok Kecil

10 20 Wanita Sie. acara

11 22 Wanita Sie. Doa

12 20 PRIA sie. perlengkapan

13 21 PRIA sie. perlengkapan

14 20 PRIA Sie. acara

15 22 PRIA Sie. Kelompok Kecil

16 20 Wanita Sie. Kelompok Kecil

17 20 PRIA koordinator

18 19 Wanita sekretaris dan Bendahara

19 21 Wanita Sie. PubDok dan konsumsi

20 19 Wanita Sie. PubDok dan konsumsi

21 19 Wanita Sie. Kelompok Kecil

22 21 Wanita Sie. acara

23 21 Wanita koordinator

24 22 Wanita Sie. Kelompok Kecil

25 21 Wanita sekretaris dan Bendahara

26 21 PRIA sie. perlengkapan

27 22 PRIA koordinator

28 21 Wanita Sie. Pemerhati

29 22 Wanita Sie. Kelompok Kecil

30 20 Wanita Sie. Pemerhati

31 20 Wanita Sie. PubDok dan konsumsi

32 29 PRIA Sie. Pemerhati

33 20 Wanita Sie. Pemerhati

34 19 Wanita Sie. PubDok dan konsumsi

35 20 PRIA sie. perlengkapan

36 21 PRIA koordinator

37 19 Wanita sekretaris dan Bendahara


(23)

39 21 PRIA Sie. acara

40 20 PRIA Sie. Pemerhati

41 21 Wanita Sie. Pemerhati

42 18 Wanita Sie. acara

43 19 Wanita Sie. acara

44 19 Wanita Sie. acara

45 19 Wanita Sie. Pemerhati

46 22 Wanita koordinator

47 19 Wanita Sie. Pemerhati

48 22 Wanita Sie. Pemerhati

49 21 Wanita Sie. PubDok dan konsumsi

50 20 PRIA sie. perlengkapan

51 23 PRIA sie. perlengkapan

52 20 PRIA sie. perlengkapan

53 20 PRIA Sie. PubDok dan konsumsi

54 20 Wanita Sie. Doa

55 20 Wanita Sie. Pemerhati

56 20 Wanita Sie. acara

57 22 Wanita Sie. acara

58 23 Wanita koordinator


(24)

HASIL JAWABAN

Subjek ATB SN PBC Intention

1 31 31 32 27

2 35 56 43 43

3 36 43 40 42

4 32 52 40 32

5 21 45 26 25

6 37 61 42 43

7 32 50 42 32

8 31 53 42 32

9 39 60 44 43

10 35 54 44 41

11 30 52 40 37

12 33 53 46 40

13 33 63 36 37

14 25 37 22 21

15 36 57 49 41

16 35 36 33 26

17 22 34 26 30

18 36 53 27 41

19 34 54 39 41

20 38 52 40 42

21 38 57 45 45

22 38 61 40 40

23 37 50 43 43

24 25 44 31 30

25 21 52 39 31

26 20 37 28 23

27 35 45 47 42

28 33 55 42 35

29 29 51 37 36

30 31 43 33 39

31 28 42 36 32

32 42 63 48 49

33 34 51 41 38

34 36 51 44 43

35 32 58 41 39

36 30 50 35 28

37 21 22 25 21


(25)

39 38 49 47 39

40 30 33 40 32

41 25 37 30 30

42 29 51 35 35

43 25 50 34 32

44 36 44 43 46

45 31 52 36 34

46 35 46 47 42

47 38 46 43 41

48 37 57 48 47

49 36 54 41 38

50 30 37 40 31

51 36 47 46 40

52 40 53 44 42

53 36 19 41 40

54 33 46 31 30

55 29 46 36 33

56 25 39 22 25

57 25 38 37 36

58 30 55 31 29


(26)

HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR INTENTION DAN DETERMINAN-DETERMINANNYA

A. Validitas Intention

No. Item Koefisien Keterangan

1 0.554 Diterima

6 0.448 Diterima

11 0.669 Diterima

15 0.737 Diterima

20 0.714 Diterima

24 0.613 Diterima

28 0.586 Diterima

B. Validitas Attitude Toward the Behavior No. Item Koefisien Keterangan

2 0.536 Diterima

7 0.728 Diterima

12 0.761 Diterima

16 0.603 Diterima

21 0.67 Diterima

25 0.386 Diterima

C. Validitas Subjective Norms

No. Item Koefisien Keterangan

3 0.39 Diterima

4 0.516 Diterima

8 0.541 Diterima

9 0.569 Diterima

13 0.617 Diterima

17 0.471 Diterima

18 0.598 Diterima

22 0.626 Diterima


(27)

D. Validitas Perceived Behavioral Control No. Item Koefisien Keterangan

5 0.583 Diterima 10 0.509 Diterima 14 0.648 Diterima 19 0.74 Diterima 23 0.651 Diterima 27 0.678 Diterima 29 0.661 Diterima

Derajat Reliabilitas Alpha Cronbach = 0.751


(28)

GAMBARAN HASIL INTENTION dan DETERMINAN

A. Intention

Intention

Frekuensi

Σ %

Kuat 31 52.54 %

Lemah 28 47.46 %

Total 59 100 %

B. Attitude toward the behavior Attitude toward

the behavior

Frekuensi

Σ %

Kuat 30 50.84 %

Lemah 29 49.06 %

Total 59 100 %

C. Subjective Norms Subjective

Norms

Frekuensi

Σ %

Kuat 33 55.94 %

Lemah 26 44.06 %


(29)

D. Perceived Behavioral Control Perceived

Behavioral Control

Frekuensi

Σ %

Kuat 32 54.24 %

Lemah 27 45.76%


(30)

CROSSTABULATION ATTITUDE TOWARD THE BEHAVIOR DENGAN DATA PENUNJANG

Tabel 7.1. Crosstabs Attitude toward the behavior dengan kegunaan puasa makan

ATB Kegunaan melakukan puasa makan TOTAL

Banyak Cukup Sedikit

POSITIF 26 (60,46%) 3 (23.07%) 1 (33.33%) 30 NEGATIF 17 (39,54%) 10 (76.93%) 2 (66.67%) 29 TOTAL 43 (100%) 13 (100%) 3 (100%) 59

Tabel 7.2. Crosstabs attitude toward the behavior dengan nilai-nilai agama yang menjadi dasar dalam hidup

ATB

Nilai-nilai agama menjadi dasar dalam

hidup TOTAL

Sesuai Kurang sesuai Tidak Sesuai POSITIF 30 (52.63%) 0 (0%) 0 (0%) 30 NEGATIF 27 (47.37%) 2 (100%) 0 (0%) 29 TOTAL 57 (100%) 2 (100%) 0 (0%) 59


(31)

Tabel 7.3. Crosstabs Attitude toward the behavior dengan melakukan puasa makan sesuai dengan nilai agama

ATB

Melakukan puasa makan sesuai dengan nilai agama

TOTAL Sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai POSITIF 22 (57.89%) 8 (44.45%) 0 (100%) 30 NEGATIF 16 (42.11%) 10 (55.55%) 3 (100%) 29 TOTAL 38 (100%) 18 (100%) 3 (100%) 59

Tabel 7.4. Crosstabs Attitude toward the behavior dengan banyaknya informasi positif yang diterima

ATB Banyaknya Informasi Positif TOTAL

Banyak Cukup Sedikit POSITIF 13 (54.16%) 17 (54.83%) 0 (0%) 30 NEGATIF 11 (45.84%) 14 (45.17%) 4 (100%) 29 TOTAL 24 (100%) 31 (100%) 4 (100%) 59

Tabel 7.5. Crosstabs Attitude toward the behavior dengan banyaknya informasi negative yang diterima

ATB Banyaknya Informasi Negatif TOTAL

Banyak Cukup Sedikit POSITIF 0 (0%) 7 (58.34%) 23 (48.94%) 30 NEGATIF 0 (0%) 5 (41.66%) 24 (51.06%) 29 TOTAL 0 (0%) 12 (100%) 47 (100%) 59


(32)

Tabel 7.6. Ranking Sumber informasi yang diperoleh dengan attitude toward the behavior

Sumber informasi JUMLAH

Teman 2 (3.39%) PMK 8 (13.56%) Orang tua 8 (13.56%) Kelompok Kecil 16 (27.12%) Gereja 25 (42.37%) TOTAL 59 (100%)

Tabel 7.7. Crosstabs Attitude toward the behavior informasi yang diterima mendorong untuk melakukan puasa makan

ATB

Informasi yang diterima mendorong untuk

melakukan puasa makan TOTAL

YA TIDAK POSITIF 30 (52.63%) 0 (0%) 30 NEGATIF 27 (47.34%) 2 (100%) 29 TOTAL 57 (100%) 2 (100%) 59


(33)

RANKING DATA PENUNJANG DENGAN SUBJECTIVE

NORMS

Tabel 8.1. Ranking orang yang paling memotivasi untuk melakukan puasa makan

Orang yang paling memotivasi JUMLAH

Pendamping PMK 3

(5.08%)

Saudara Kelompok Kecil 4

(6.77%)

Teman Pengurus 8

(13.56%)

Sahabat 10

(16.92%)

Pemimpin Kelompok Kecil 11

(18.77%)

Orang tua 23

(38.90%)

TOTAL 59


(34)

RANKING DATA PENUNJANG DENGAN PERCEIVED

BEHAVIORAL CONTROL

Tabel 9.1. Ranking situasi yang mendukung untuk melakukan puasa makan

Situasi yang mendukung JUMLAH

Keadaan tubuh sehat 9 (15.25%)

Sedikit aktifitas 11 (18.65%)

Lingkungan yang ikut berpuasa 18 (30.51%)

Kesiapan hati 21 (35.59%)

TOTAL 59 (100%)

Tabel 9.2. Ranking situasi yang menghambat untuk melakukan puasa makan

Situasi yang menghambat JUMLAH

Lupa 3 (5.08%)

Lapar 3 (5.08%)

Lingkungan yang tidak ikut berpuasa 10 (16.95%)

Banyak aktifitas 17 (28.82%)

Sakit 26 (44.07%)


(35)

HASIL OUTPUT REGERESI SPSS 12.0

INTENTION DAN DETERMINAN-DETERMINAN

Correlations

1.000 .819 .568 .803

.819 1.000 .500 .733

.568 .500 1.000 .499

.803 .733 .499 1.000

. .000 .000 .000

.000 . .000 .000

.000 .000 . .000

.000 .000 .000 .

59 59 59 59

59 59 59 59

59 59 59 59

59 59 59 59

Intention ATB SN PBC Intention ATB SN PBC Intention ATB SN PBC Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

Intention ATB SN PBC

Tabel 10.1. Korelasi attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control

Coefficientsa

-2.257 2.871 -.786 .435

.569 .121 .456 4.702 .000

.102 .055 .142 1.861 .068

.396 .097 .398 4.103 .000

(Constant) ATB SN PBC Model 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Intention a.

Tabel 10.2. Koefisien attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control

Model Summary

.879a .773 .761 3.30396 .773 62.470 3 55 .000

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

Change Statistics

Predictors: (Constant), PBC, SN, ATB a.


(36)

STANDARISASI REGENERASI KEPENGURUSAN PERSEKUTUAN MAHASISWA UKM

Komitmen Tim Regenerasi : 1. Wajib hadir pada setiap rapat

2. Wajib hadir tepat waktu pada setiap rapat 3. Wajib mendoakan setiap calon-calon pengurus

4. Wajib mendampingi dan mengunjungi calon-calon pengurus 5. Tidak menyebarkan hasil rapat ke luar forum

Kriteria Calon Pengurus : A. Kriteria tetap

1. Lahir baru

2. Mempunyai hubungan pribadi yang baik dengan Tuhan 3. Minimal semester 3

4. Mempunyai kerinduan melayani

5. Mempunyai Kelompok Kecil yang aktif di kampus

6. Berkomitmen menjadi pengurus selama periode kepengurusan yang ditentukan

B. Kriteria fleksibel 1. IPK > 2,75

2. Aktif dating ke persekutuan 3. Berjemaat di gereja tetap

4. Diutamakan yang belum memiliki pelayanan di gereja

Kriteria Calon Koordiantor dan Calon Wakil Koordinator : 1. Idem criteria calon-calon pengurus


(37)

3. Telah menjabat kepengurusan minimal 1 periode 4. Kehadiran minimum 70%

5. Tidak memgang jabatan penting dalam organisasi yang lain

Komitmen Calon Pengurus :

1. Aktif melakukan kegiatan disiplin rohani 2. Bersedia menjabat 1 periode kepengurusan

3. Bersedia mengikuti Persekutuan Doa, KTB pengurus, Persekutuan Pengurus, dan Kelompok Kecil

4. Bersedia hadir aktif dalam PMK

5. Bersedia saling memperhatikan, saling melayani, dan bekerjasama dalam kepengurusan

6. Bersedia ditegur sesuai dengan Firman Tuhan


(38)

KISI-KISI ALAT UKUR

Definisi Operasional

Intention yaitu seberapa kuat niat untuk mengerahkan usaha secara sadar pada pengurus PMK untuk melakukan puasa makan.

Attitude toward the behavior yaitu seberapa favourable sikap pengurus PMK dalam melakukan puasa makan.

Subjective norms, yaitu persepsi pengurus PMK mengenai seberapa besar tuntutan untuk melakukan puasa makan dari teman – teman kepengurusan, kelompok kecil, dan orang-orang diluar kepengurusan serta seberapa kuat adanya kesediaan pengurus PMK untuk mengikuti orang-orang tersebut.

Perceived behavioral control yaitu persepsi pengurus PMK mengenai seberapa besar keyakinan dan kemampuan akan dirinya untuk melakukan puasa makan.


(39)

ASPEK INDIKATOR Item Intention •Usaha untuk melakukan

puasa makan

1. Saya akan berusaha dengan...

lemah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : keras untuk melakukan puasa makan sesuai dengan

waktu yang ditetapkan

24. Saya akan berusaha mencoba dengan... lemah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 :

keras

melakukan puasa walaupun saya dalam kondisi yang

tidak memungkinkan

28. Bila ditengah-tengah waktu puasa secara tidak sengaja saya memakan makanan, saya akan kembali berusaha untuk melanjutkan puasa makan dengan...

lemah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : keras •Keinginan untuk

melakukan puasa makan

11. Saya memiliki keinginan yang...

kecil : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : besar

untuk melakukan puasa makan

20. Saya berkemauan...

lemah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : kuat melakukan puasa makan


(40)

puasa makan berubah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : rutin

untuk melakukan puasa makan

15. Saya memiliki niat yang...

lemah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : kuat untuk melakukan puasa makan

Attitude toward the behavior

•Sikap terhadap perilaku puasa makan

2. Bagi saya melakukan puasa makan merupakan hal yang...

buruk : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : baik

7. Bagi saya melakukan puasa makan merupakan hal yang...

sepele : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : penting

12. Bagi saya melakukan puasa makan merupakan hal yang...

menjemukan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : menyenangkan

16. Bagi saya melakukan puasa makan merupakan hal yang...

membosankan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : menarik

21. Bagi saya melakukan puasa makan merupakan hal yang...

sia-sia : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : bermanfaat


(41)

25. Bagi saya, puasa makan merupakan hal yang...

sulit : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : mudah untuk dilakukan

Subjective norms

•Tuntutan dari

kepengurusan PMKdan kesediaan untuk menuruti tuntutan dari

kepengurusan

3. Menurut saya, teman-teman pengurus PMK ... Tidak mendukung : 1: 2 : 3 :4 : 5 : 6 : 7:

mendukung

saya untuk melakukan puasa makan (4). dan, saya...

enggan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : bersedia

puasa makan dengan dukungan dari teman-teman pengurus lainnya.

22. saya...

enggan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : bersedia

melakukan puasa makan sesuai tuntutan dari pendamping PMK

•Tuntutan dari Kelompok Kecil dan kesediaan untuk menuruti tuntutan dari Kelompok Kecil

8. Menurut saya, saudara-saudara Kelompok Kecil saya...

Tidak mendukung : 1: 2 : 3 :4 : 5 : 6 : 7: mendukung

saya untuk melakukan puasa makan (9). Saya...

enggan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : bersedia

melakukan puasa makan dengan dukungan dari saudara-saudara kelompok kecil saya.


(42)

13. saya...

enggan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : bersedia

melakukan puasa makan sesuai tuntutan dari pemimpin kelompok kecil saya.

•Tuntutan dari dari luar kepengurusan dan

kesediaan untuk menuruti tuntutan dari luar

kepengurusan

17. Menurut saya, teman-teman PMK lain ( di luar kepengurusan )...

Tidak mendukung : 1: 2 : 3 :4 : 5 : 6 : 7: mendukung

saya untuk melakukan puasa makan (18). dan, saya...

enggan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : bersedia

melakukan puasa makan dengan dukungan dari teman-teman PMK lain

(di luar kepengurusan)

26. saya...

enggan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : mau melakukan puasa makan sesuai dengan dukungan

dari keluaga saya. Perceived

Behavioral Control

•Kemampuan pengurus untuk melakukan puasa makan

5. Saya memiliki kendali yang...

lemah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : kuat

untuk melakukan puasa makan

19. Bagi saya melakukan puasa makan merupakan hal yang...


(43)

pasti untuk dilakukan 27. Saya...

tidak mampu : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : mampu

melakukan puasa makan sesuai dengan jadwal yang ditentukan

29. Saya merasa...

tidak mampu : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : mampu

mengambil keputusan untuk melakukan puasa makan

•Keyakinan pengurus dalam melakukan puasa makan

10. Saya...

ragu-ragu : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : yakin

bahwa saya dapat menjalankan puasa makan sampai waktu puasa selesai

14. Walaupun lingkungan tidak memungkinkan saya untuk melakukan puasa makan, saya...

ragu-ragu : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : yakin

bahwa saya dapat melakukan puasa makan

23. Saya

ragu-ragu : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : yakin

dengan keputusan saya untuk melakukan puasa makan


(44)

DATA PENUNJANG

ASPEK INDIKATOR ITEM

Behavioral Beleifs

Keyakinan terhadap konsekuensi

perilaku

1. Menurut saudara, melakukan puasa makan memiliki kegunaan yang...

Banyak sedikit cukup Normative

Beleifs

Keyakinan terhadap tuntutan dari orang yang paling signifikan

2. Siapakah orang yang saudara anggap penting dalam memotivasi saudara untuk melakukan puasa makan ? ( urutkan dari yang paling saudara anggap paling penting )

4. ... 5. ... 6. ... Control Beleifs Keyakinan terhadap

kemampuan diri untuk menampilkan perilaku

3. Menurut saudara situasi seperti apa yang dapat mendukung saudara dalam melakukan puasa makan? 4. Menurut saudara situasi seperti apa yang dapat menghambat saudara dalam melakukan puasa makan?

Personal Values 5. Nilai-nilai agama merupakan hal yang paling

mendasar dan utama dalam hidup saya. Sesuai

kurang sesuai Tidak sesuai

6. Saya melakukan puasa sebagai salah satu kegiatan yang sesuai dengan nilai-nilai agama

Sesuai

Kurang sesuai Tidak sesuai


(45)

Social Jenis kelamin, usia, jabatan.

Identitas diri

Information Experience 10. Apakah informasi yang saudara terima

mendorong saudara untuk melakukan puasa makan? Ya Tidak

knowledge 7. Menurut saudara, informasi positif yang saudara terima tentang puasa makan...

a. banyak b. cukup c. sedikit

8. Menurut saudara, informasi negatif yang saudara terima tentang puasa makan...

a. banyak b. cukup c. sedikit

Media expourse 9. Dari mana saja Saudara mendapatkan informasi tentang puasa makan ?

(berikan nomor urut di sebelah pilihan jawaban dan jawaban boleh lebih

dari satu) a. Gereja ( ... )

b. Kelompok Kecil ( ... ) c. Orang tua ( ... ) d. Teman ( ... ) e. ... (... )


(46)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia memiliki kebebasan dalam memeluk agama. Agama berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tertentu. Dalam Encyclopedia of Philosophy, agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang selalu hidup, yakni kepada jiwa dan kehendak Ilahi yang mengatur alam semesta dan mempunyai hubungan moral dengan umat manusia (Martineau,2004).

Agama berfungsi untuk mengajarkan nilai-nilai ajarannya kepada setiap umat yang memeluk kepercayaannya, agar setiap individu yang memeluk agama dapat hidup sejahtera dan hidup bermoral dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagai mahluk beragama, individu cenderung membentuk sebuah komunitasnya dengan tujuan untuk saling bertinteraksi satu dengan lainnya dan mengaplikasikan prinsip-prinsip dan ajaran-ajaran agamanya. Terdapat beberapa macam agama yang diakui di dunia, termasuk di Indonesia ada enam agama yang diakui oleh pemerintah. Salah satunya adalah agama Kristen Protestan.

Universitas Kristen Maranatha Bandung merupakan sebuah institusi pendidikan tinggi swasta di Bandung yang berdiri atas dasar nilai-nilai Kristiani. Oleh sebab itu, sebagai institusi pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani, Universitas Kristen Maranatha Bandung memiliki kegiatan kemahasiswaan yang bergerak di bidang kerohanian yaitu Persekutuan Mahasiswa


(47)

2

Universitas Kristen Maranatha Kristen (PMK) yang berfungsi sebagai wadah pembinaan rohani kepada setiap mahasiswanya. Terdapat tujuh PMK yang berdiri di Universitas Kristen Maranatha Bandung dan bekerja sama dalam satu koordinasi Tim Pelayanan Mahasiswa (TPM).

Setiap PMK memiliki kepengurusan yang berbeda, dengan masa aktif kepengurusan antara dua sampai tiga semester atau satu sampai satu setengah tahun. Setiap pengurus PMK merupakan mahasiswa yang secara aktif tercatat di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Berdasarkan surat keterangan standarisasi regenerasi Kepengurusan Persekutuan Mahasiswa UKM ( 2005 ), ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang pengurus PMK diantaranya harus memiliki nilai minimal IPK 2.75, terdaftar sebagai anggota aktif Kelompok Kecil di PMK, terdaftar sebagai anggota tetap di gereja, mempunyai kerinduan dalam melayani, lahir baru, memiliki hubungan pribadi yang baik dengan Tuhan, minmal semester 3, memiliki Kelompok Kecil yang aktif di kampus. Selain itu, disebutkan juga beberapa komitmen yang harus tetap dijaga oleh seorang pengurus, diantaranya aktif dalam melakukan kegiatan disiplin rohani, berkomitmen menjadi pengurus selama periode yang ditetapkan atau ditentukan, bersedia secara aktif mengikuti persekutuan rutin yang diadakan tiap minggunya, bersedia aktif hadir dalam pertemuan rapat, aktif ikut dalam rangkaian pembinaan yang diadakan oleh Tim Pelayanan Mahasiswa. Dari keseluruhan kriteria tersebut, para pendamping PMK menganggap bahwa hal yang paling utama adalah setiap pengurus PMK melakukan kegiatan disiplin rohani baik secara pribadi maupun bersama dengan pengurus PMK lainnya, tujuannya adalah agar seorang pengurus


(48)

3

Univer Universitas Kristen Maranatha

PMK memiliki kehidupan rohani yang lebih dewasa di dalam kehidupan masing-masing pengurus PMK.

Menurut Richard Foster (1999), disiplin rohani adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara perseorangan maupun bersama dengan tujuan agar kerohanian individu dapat tumbuh dewasa. Ada beberapa macam kegiatan disiplin rohani, anatara lain merenungkan Firman Tuhan, berdoa, berpuasa, mendalami Alkitab, hidup sederhana, mencari kesunyian, melayani, taat, mengaku dosa, memberi bimbingan, dan mengucap syukur. Kegiatan disiplin rohani yang paling sering dilakukan oleh kepengurusan PMK ialah puasa biasa atau puasa makan yaitu tidak makan pada waktu tertentu sesuai dengan waktu yang ditentukan, namun diperbolehkan untuk meminum air putih.

Di dalam buku disiplin rohani 10 pilar penopang kehidupan Kristen (Whitney,1999), terungkap bahwa menurut pandangan Kristiani puasa adalah menahan diri secara sukarela untuk tidak makan demi suatu tujuan rohani. Richard Foster (1999) mengartikan puasa sebagai suatu cara sukarela untuk menahan diri dari dorongan normal yang timbul dari dalam tubuh kita demi mengutamakan kebiasaan rohani, yang berarti bahwa puasa bukan hanya menahan diri untuk tidak makan saja, tetapi dapat juga mencakup menahan diri untuk tidak berhubungan dengan orang lain, tidak bicara, tidak tidur, dan lain sebagainya. Namun, tidak semua gereja yang mengajarkan puasa makan pada setiap jemaatnya.

Dalam kegiatan PMK, kegiatan puasa makan dilakukan ketika PMK sedang mengadakan suatu acara yang dilakukan secara bersama dengan pengurus


(49)

4

Universitas Kristen Maranatha lainnya. Setiap pengurus diharapkan untuk ikut serta dalam melakukan kegiatan puas ini. Kegiatan puasa makan juga dilakukan secara rutin setiap minggunya atau setiap bulan oleh pengurus PMK sesuai dengan waktu yang disepakati bersama, dan kegitan itu wajib dilakukan oleh setiap pengurus,

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kegiatan sehari-hari, terlihat gambaran sikap pengurus terhadap aktifitas puasa makan. Sebagian pengurus menganggap bahwa melakukan puasa makan itu penting dan mereka suka melakukannya dalam kehidupan pribadinya. Bagi mereka juga, melakukan puasa makan itu merupakan aktifitas yang menyenangkan sehingga mereka pun melakukannya tanpa merasa terpaksa dan dengan kerelaan hati. Selain dari tujuan untuk mendekatkan diri pada Tuhan, pengurus melakukan puasa makan agar hubungan mereka sesama pengurus juga semakin dekat sehingga dapat menjalankan suatu program secara bersama-sama sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, mereka merasa tertarik untuk melakukan puasa makan dan melaksanakannya.

Sebagian pengurus lainnya melakukan puasa makan karena ada suatu kegiatan dan melakukannya hanya untuk memenuhi program pengurus yang sudah ditetapkan. Bila mereka tidak ikut melakukan puasa makan bersama teman pengurus lainnya akan timbul suatu perasaan segan terhadap pengurus lain. Mereka menganggap aktifitas ini merupakan aktifitas yang tidak penting dan mereka pun jarang dan hampir tidak pernah melakukan puasa makan secara pribadi di dalam kehidupan mereka, karena merasa kurang tertarik untuk melakukannya.


(50)

5

Univer Universitas Kristen Maranatha

Untuk melakukan aktifitas puasa makan dimulai dari dalam diri pengurus itu sendiri. Pengurus yang memiliki niat yang kuat untuk melakukan puasa makan akan lebih mampu untuk dapat melakukannya dibandingkan dengan para pengurus yang memiliki niat yang lemah. Niat pengurus PMK untuk melakukan puasa makan dalam teori Planned Behavior (Icek ajzen, 1991) disebut dengan intention. Terdapat 3 determinan yang mempengaruhi intention, yaitu : pertama, sikap baik atau buruk, sikap menyenangkan atau tidak menyenangkan, sikap menarik atau membosankan pengurus PMK terhadap evaluasi dari konsekuensi dalam melakukan puasa (attitude toward the behavior). Kedua, persepsi pengurus mengenai dukungan dari pengurus lain, kakak rohani, dan saudara rohani untuk mengharuskan atau tidak mengharuskan, benar atau salah dalam melakukan perilaku puasa, serta kesediaan untuk mematuhi orang-orang tersebut (subjective norms). Dan ketiga, persepsi mahasiswa mengenai kemampuan mereka untuk melakukan puasa, mudah atau sulitnya, setuju atau tidak setuju melakukan puasa, dan mungkin atau tidaknya untuk melakukan puasa (perceived behavioral control).

Dari hasil survey 10 orang pengurus PMK Universitas Kristen Maranatha Bandung, didapatkan data bahwa sebesar 80 % pengurus PMK mempunyai sikap yang favourable dalam melakukan puasa makan. Mereka melihat bahwa dengan melakukan puasa makan akan mendapatkan koneskuensi yang positif (attitude toward the behavior), yakni membuat mereka semakin dekat dengan Tuhan, dapat melatih diri untuk lebih disiplin dan dapat menahan nafsu serta dapat mengendalikan diri. Dengan adanya konsekuensi-konsekuensi yang psoitif


(51)

6

Universitas Kristen Maranatha tersebut, sikap pengurus semakin favourable dalam melakukan puasa makan, sehingga akan menguatkan intention pengurus untuk melakukan puasa makan.

Sebesar 20 % pengurus PMK lainnya memiliki sikap yang unfavourable dalam melakukan puasa makan. Mereka mengetahui tujuan dan manfaat dari puasa makan, tetapi menurut mereka melakukan puasa mendatangkan konsekuensi yang negatif, yakni ketika mereka tidak dapat berkonsentrasi ketika melakukan puasa makan. Dengan adanya konsekuensi-konsekuensi yang negatif tersebut, sikap pengurus semakin unfavourable dalam melakukan puasa sehingga akan melemahkan intention pengurus.

Sebanyak 70 % pengurus PMK mengatakan bahwa teman pengurus, orangtua kakak rohani selalu mendukung dan mendorong mereka untuk melakukan puasa makan dalam kehidupan pribadi. Hal ini membuat mereka yakin bahwa teman pengurus, orangtua dan kakak rohani menuntutnya untuk melakukan puasa makan dan mereka bersedia untuk mematuhi orang-orang tersebut (subjective norms). Dukungan yang dipersepsi oleh pengurus PMK ini mempengaruhi intention pengurus untuk melakukan puasa makan menjadi kuat.

Sebanyak 30% pengurus PMK mengatakan bahwa teman pengurus, orangtua, dan kakak rohani kurang menuntut mereka untuk melakukan puasa makan (subjective norms). Menurut mereka teman pengurus, orangtua, dan kakak rohani hanya mengingatkan mereka untuk melakukan puasa makan. Ketika pun mereka tidak melakukan puasa makan, menurut mereka teman pengurus, saudara rohani dan kakak rohani tidak memarahi dan menegur mereka. Dukungan yang


(52)

7

Univer Universitas Kristen Maranatha

dipersepsi oleh pengurus ini mempengaruhi intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan menjadi lemah.

Sebanyak 40 % pengurus PMK mengatakan bahwa mereka mampu untuk melakukan puasa makan secara pribadi karena mereka telah terbiasa melakukan puasa makan dengan teman-teman pengurus lainnya, mereka memiliki persepsi bahwa melakukan puasa makan adalah hal yang biasa (perceived behavior control). Persepsi pengurus terhadap kemampuan mereka tersebut mempengaruhi intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan menjadi kuat.

Sebanyak 60% pengurus PMK mengatakan bahwa mereka jarang dan hampir tidak pernah melakukan puasa makan secara pribadi walaupun mereka telah terbiasa mengikuti aktifitas puasa makan yang sudah diprogramkan dengan teman-teman pengurus lainnya. Namun menurut mereka bila melakukan puasa secara pribadi lebih sulit dilakukan karena lebih banyak menghadapi godaan pada saat melakukan puasa makan. Persepsi pengurus terhadap kemampuan mereka ini mempengaruhi intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan menjadi lemah.

Dalam fenomena tersebut, masih ada pengurus PMK yang tidak menjalankan kewajibannya untuk menjaga komitmen mereka dalam hal melakukan puasa makan. Oleh karena itu, apabila mereka ingin menjalankan kewajibannya, maka pengurus PMK harus memiliki niat yang kuat. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana kontribusi determinan-determinan terhadap intention untuk melakukan puasa makan pada pengurus PMK di Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(53)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.2. Identifikasi Masalah

Determinan manakah yang paling memberikan kontribusi terhadap intention untuk melakukan puasa makan pada pengurus PMK di Universitas Kristen Maranatha Bandung?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi determinan-determinan terhadap intention untuk melakukan puasa makan pada pengurus PMK di Universitas Kristen Maranatha Bandung

.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan secara utuh dan lebih rinci mengenai kontribusi determinan-determinan intention terhadap intention dan faktor-faktor yang mempengaruhi intention untuk melakukan puasa makan pada pengurus PMK di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Ilmiah

• Memberikan wawasan teoritik bagi peneliti lain dan bagi pembaca mengenai kontribusi determinan-determinan terhadap intention untuk melakukan puasa makan.


(54)

9

Univer Universitas Kristen Maranatha

• Untuk menambah informasi dalam bidang ilmu psikologi sosial mengenai gambaran intention dan determinan-determinannya dari teori planned behavior

1.4.2. Kegunaan Praktis

• Memberikan informasi kepada pengurus PMK mengenai gambaran intention dan determinan-determinannya dalam melakukan puasa makan, sehingga informasi tersebut dapat digunakan oleh pengurus PMK untuk meningkatkan intention dalam melakukan puasa makan.

•Memberikan informasi kepada setiap pendamping pengurus PMK mengenai gambaran intention dan determinan-determinannya dalam melakukan puasa makan serta memberikan gambaran determinan yang paling penting dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap intention.

1.5. Kerangka Pemikiran

Puasa adalah suatu aktifitas untuk menahan diri secara sukarela untuk tidak makan demi tujuan yang rohani (Whitney, 1999). Aktifitas puasa merupakan salah satu bentuk dari disiplin rohani bagi umat Kristen yang tujuannya adalah untuk menolong manusia semakin dekat dengan Tuhannya. Disiplin rohani tidak dapat dipaksakan, individu yang berdisiplin adalah orang yang dapat mengerjakan apa yang harus dikerjakan pada saat hal tersebut harus dikerjakan (Foster, 1990). Oleh karena itu, aktivitas puasa dilakukan secara sukarela, tidak boleh dipaksakan terhadap orang lain. Puasa tidak hanya dilakukan secara sendirian, melainkan dapat juga dilakukan secara bersama.


(55)

10

Universitas Kristen Maranatha Pengurus PMK yang merupakan mahasiswa aktif di Universitas Kristen Marantaha Bandung memiliki usia yang tergolong dalam periode masa dewasa awal, yaitu periode formal operational (Piaget, 1970). Pada periode ini ditandai dengan ciri-ciri berpikir seperti berpikir logis, berpikir abstrak dan berpikir konseptualisasi. Individu dewasa awal lebih maju secara kuantitatif dan mengalami perubahan dalam cara berpikirnya, yaitu dalam pengertian bahwa mereka memiliki pengetahuan yang lebih banyak dan lebih baik daripada remaja. Seiring dengan perkembangan menuju masa dewasa awal, secara berangsur-angsur menyadari adanya keragaman pendapat dan sudut pandang (Santrock, 1983). Setiap individu memiliki alasan dan pertimbangan yang berbeda mengapa mereka melakukan aktifitas puasa. Begitu juga di dalam diri seorang pengurus PMK, mereka memiliki alasan yang berbeda dalam mengambil keputusan untuk melakukan puasa makan.

Menurut Icek Ajzen (2005) individu berperilaku berdasarkan akal sehat dan selalu mempertimbangkan dampak dari perilaku tersebut. Di dalam teori planned behavior, Intention adalah suatu keputusan mengerahkan usaha untuk menampilkan suatu perilaku (niat). Intention dipengaruhi oleh tiga determinan, yaitu attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control.

Determinan yang pertama yaitu Attitude Toward the Behaviour adalah sikap terhadap evaluasi positif atau negatif individu terhadap menampilkan suatu perilaku. Attitude toward the behavior didasari oleh behavioral belief, yaitu keyakinan mengenai evaluasi dari konsekuensi menampilkan suatu perilaku. Jika


(56)

11

Univer Universitas Kristen Maranatha

pengurus PMK memiliki keyakinan mengenai evaluasi positif dari konsekuensi melakukan puasa makan (behavioral belief) maka pengurus PMK memiliki sikap favourable terhadap puasa sehingga intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan akan kuat, seperti mereka akan tertarik untuk melakukan puasa makan. Jika pengurus PMK memiliki keyakinan mengenai evaluasi negatif dari konsekuensi dalam melakukan puasa makan, maka pengurus PMK memiliki sikap unfavourable terhadap puasa puasa, sehingga intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan akan lemah, seperti mereka akan merasa malas untuk melakukan puasa makan.

Behavioral belief yang dimiliki oleh setiap pengurus PMK dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah informasi. Individu yang tumbuh di lingkungan sosial yang berbeda dapat memperoleh informasi yang berbeda pula mengenai suatu masalah. Demikian juga dengan setiap pengurus PMK, informasi yang diterima oleh setiap pengurus PMK dari masing-masing gereja / lingkungan sosialnya, seperti pengetahuan dan nilai-nilai mengenai arti puasa akan mempengaruhi sikapnya dalam melakukan puasa makan. Hal ini menjadi dasar keyakinan (beleifs) pengurus PMK mengenai konsekuensi dari perilaku puasa makan. Bila pengurus PMK yang berasal dari lingkungan sosial yang memberikan banyak informasi positif mengenai puasa dan itu menjadi nilai-nilai dalam kehidupan agamanya yang membuatnya terbiasa melakukan puasa makan akan membuat sikap pengurus menjadi suka (favourable) untuk melakukan puasa makan dalam kehidupannya. Sebaliknya, pengurus PMK yang berasal dari lingkungan sosial yang banyak memberikan informasi negatif mengenai puasa dan


(57)

12

Universitas Kristen Maranatha informasi tersebut menjadi nilai-nilai agama dalam hidupnya, akan mempengaruhi sikapnya terhadap puasa makan menjadi kurang menyukai (unfavourable).

Determinan yang kedua yaitu Subjective Norms adalah persepsi individu mengenai tuntutan dari orang-orang yang signifikan untuk menampilkan atau tidak menampilkan suatu perilaku dan ada kesediaan untuk mengikuti orang-orang tersebut. subjective norms didasari oleh normative beliefs, yaitu keyakinan seseorang bahwa individu atau kelompok yang penting baginya akan menyetujui atau tidak menyetujui penampilan dari suatu perilaku dan kesediaan individu untuk mematuhi orang-orang yang signifikan tersebut. Jika setiap pengurus PMK memiliki keyakinan bahwa kakak rohani, teman pengurus dan saudara rohani mendukungnya untuk melakukan puasa makan (normative beliefs), maka pengurus PMK memiliki persepsi bahwa kakak rohani, teman pengurus, dan saudara rohani menuntut mereka untuk melakukan puasa makan dan adanya kesediaan dari pengurus PMK untuk mematuhi orang-orang tersebut, sehingga intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan menjadi kuat. Jika setiap pengurus PMK memiliki keyakinan bahwa kakak rohani, teman pengurus, dan saudara rohani tidak mendukung mereka untuk melakukan puasa makan, maka pengurus PMK akan memiliki persepsi bahwa kakak rohani, teman pengurus, dan saudara rohani tidak menuntut mereka untuk melakukan puasa makan, dan mereka bersedia untuk mematuhi tuntutan orang-orang tersebut sehingga intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan akan lemah.

Determinan ketiga yaitu Perceived Behavioral Control adalah persepsi individu mengenai kemampuan mereka untuk menampilkan suatu perilaku.


(58)

13

Univer Universitas Kristen Maranatha

Perceived behavioral control didasari oleh control belief, yaitu keyakinan mengenai ada atau tidak adanya faktor-faktor yang mendukung atau menghambat dalam menampilkan suatu perilaku. Jika pengurus PMK memiliki keyakinan bahwa terdapat faktor-faktor yang mendukung / mempermudah (control beliefs) seperti terbiasa atau memiliki pengalaman dalam melakukan puasa makan, maka pengurus PMK memiliki persepsi bahwa mereka melakukan puasa makan mudah untuk dilakukan, sehingga intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan akan kuat. Sebaliknya, jika pengurus PMK memiliki keyakinan bahwa faktor-faktor yang mempersulit, seperti tidak terbiasa melakukan puasa makan, maka pengurus PMK memiliki persepsi bahwa melakukan puasa makan sulit untuk dilakukan, sehingga intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan menjadi lemah.

Ketiga determinan akan mempengaruhi kuat atau lemahnya intention seseorang dalam menampilkan suatu perilaku. Pengaruh ketiga determinan tersebut terhadap intention dapat berbeda-beda satu sama lain. Ketiga determinan tersebut dapat sama-sama kuat mempengaruhi intention, atau dapat salah satu saja yang kuat dalam mempengaruhi intention, tergantung kepada deteminan apa yang dianggap paling penting dalam mempengaruhi intention. Misalkan pengurus PMK memiliki subjective norms yang positif dan determinan tersebut memiliki pengaruh yang paling kuat, maka intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan akan kuat walaupun dua determinan yang lainnya negatif. Sebaliknya, apabila subjective norms yang dimiliki oleh pengurus PMK negatif dan kedua determinan lainnya positif, maka intention pengurus PMK untuk


(59)

14

Universitas Kristen Maranatha melakukan puasa makan akan lemah. Hal ini dikarenakan bahwa subjective norms memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap intention.

Attitude toward the behaviour, subjective norms dan perceived behavioral control juga saling berhubungan satu sama lain. Apabila diantara ketiga determinan tersebut memiliki hubungan erat yang positif, maka pengurus PMK memiliki sikap favourable seperti tertarik untuk melakukan aktifitas puasa makan akan memiliki persepsi bahwa mereka mampu untuk melakukannya disamping mereka juga memiliki persepsi bahwa kakak rohani, teman pengurus dan saudara rohani menuntut mereka dengan mendukung dan mengingatkan mereka untuk melakukan puasa makan.

Sebaliknya, apabila diantara attitude toward the behaviour, subjective norms dan perceived behavior control memiliki hubungan yang negatif, maka pengurus PMK memiliki sikap yang unfavourable seperti kurang tertarik untuk melakukan aktifitas puasa makan, mereka akan memiliki persepsi bahwa mereka tidak mampu untuk melakukan puasa makan disamping juga mereka mempersepsi bahwa kakak rohani, teman pengurus dan saudara rohani tidak menuntut mereka dengan jarang mengingatkannya untuk melakukan puasa makan.

Interaksi ketiga determinan tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi kuat atau lemahnya intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan. Skema kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut :


(60)

15

Universitas Kristen Maranatha Universitas Kristen Maranatha

1.1. Bagan Kerangka Pikir Control

Beliefs Normative

Beliefs Behavioural

Beleifs

Perceived behavioural

control Subjective

Norms Attitude toward the

behaviour

Intention

Perilaku puasa makan Personal

Values Social Age, gender Information Experience Knowledge Media expoure Pengurus PMK

di U.K. Maranatha

Bandung

Background Factors


(61)

16

Universitas Kristen Maranatha 1.6. Asumsi

Dari kerangka pemikiran di atas, peneliti mempunyai asumsi, yaitu : 1. Pengurus PMK memiliki derajat intention yang berbeda-beda dalam

melakukan puasa makan.

2. Attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral control mempengaruhi kuat atau lemahnya intention pengurus PMK Maranatha Bandung dalam melakukan puasa makan. 3. Attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived

behavioral control yang positif akan mempengaruhi intention pengurus PMK Maranatha Bandung dalam melakukan puasa makan menjadi kuat.

4. Attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral control yang negatif akan mempengaruhi intention pengurus PMK Maranatha Bandung dalam melakukan puasa makan menjadi lemah.

5. Kekuatan dari ketiga determinan dipengaruhi oleh background factors yaitu personal, social dan information.

1.7. Hipotesis Penelitian Hipotesis Umum

Terdapat pengaruh dari determinan-determinan terhadap intention untuk melakukan puasa makan pada pengurus PMK di Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(62)

17

Univer Universitas Kristen Maranatha

Hipotesis Khusus

Hipotesis 1 : Terdapat pengaruh dari attitude toward the behavior terhadap intention untuk melakukan puasa makan pada pengurus PMK di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Hipotesis 2 : Terdapat pengaruh dari subjective norms terhadap intention untuk melakukan puasa makan pada pengurus PMK di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Hipotesis 3 : Terdapat pengaruh dari perceived behavioral control terhadap intention untuk melakukan puasa makan pada pengurus PMK di Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(63)

59 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan-determinan intention terhadap intention untuk melakukan puasa makan pada pengurus PMK di Universitas Kristen Maranatha Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Ketiga determinan, yaitu attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control secara bersama-sama mempengaruhi intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan.

2. Diantara ketiga determinan, determinan attitude toward the behavior memberikan kontribusi yang paling besar terhadap intention. Pengurus PMK yang memiliki attitude toward the behavior positif berarti mereka memiliki sikap yang favourable untuk melakukan puasa makan. Mereka memiliki keyakinan (beliefs) yang berasal dari informasi-informasi yang mereka dapatkan mengenai puasa makan bahwa melakukan puasa makan akan memberikan konsekuensi positif bagi dirinya, seperti dapat membuat diri semakin disiplin, dapat mendekatkan diri kepada Tuhan, dan mampu untuk mengendalikan diri dalam kehidupan sehari-hari.

3. Determinan perceived behavioral control memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap intention. Pengurus PMK yang memiliki perceived


(64)

60

\ Universitas Kristen Maranatha behavioral control positif berarti adanya keyakinan (beliefs) dari dalam diri mereka akan adanya faktor-faktor yang melatarbelakangi (background factors) mereka dalam melakukan puasa makan seperti kesiapan hati dari diri sendiri, lingkungan yang ikut berpuasa, aktifitas yang sedikit, dan keadaan tubuh yang sehat.

4. Subjective norms memberikan kontribusi yang terkecil terhadap intention, dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari determinan Subjective norms terhadap intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan. Tuntutan dan dukungan dari orang-orang yang dianggap penting bagi pengurus PMK untuk melakukan puasa makan serta adanya kesediaan untuk mematuhi orang-orang tersebut tidaklah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguatan niat mereka untuk melakukan puasa makan. 5. Ketiga determinan tersebut saling berkorelasi satu sama lainnya, dan

determinan yang memiliki korelasi terbesar adalah antara attitude toward the behavior dengan perceived behavioral control.

5.2. Saran

5.2.1. Saran Teoritis

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian, diajukan beberapa saran teoritis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :


(65)

61

\ Universitas Kristen Maranatha 1. Penelitian ini memiliki keterbatasan dengan kurangnya meneliti beliefs

secara mendalam, oleh karena itu bagi peneliti lain yang ingin meniliti Planned Behavior dalam bidang Psikologi Sosial dapat melakukan penelitian ini lebih lanjut yaitu dengan meneliti lebih mendalam dan spesifik mengenai pengaruh belief-belief yang ada dalam determinan-determinan intention terhadap determinan itu sendiri.

2. Penelitian ini juga memiliki keterbatasan dengan kurangnya meneliti background factor secara mendalam, oleh karena itu bagi peneliti lain yang ingin meniliti Planned Behavior dalam bidang Psikologi Sosial dapat melakukan penelitian ini lebih lanjut dengan meneliti lebih mendalam dan spesifik mengenai pengaruh dari background factor terhadap determinan-determinan.

5.2.2. Saran Praktis

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian, diajukan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepntingan, antara lain :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurus PMK memiliki keyakinan akan konsekuensi dari melakukan puasa bersumber dari informasi-informasi yang mereka terima, oleh karena itu bagi para pendamping setiap PMK di Universitas Kristen Maranatha Bandung,


(66)

62

\ Universitas Kristen Maranatha disarankan untuk tetap memberikan pembinaan-pembinaan rohani kepada setiap pengurus PMK terutama pembinaan yang bertemakan mengenai puasa makan sebagai bentuk informasi yang akan mereka terima.

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar hal yang mendukung pengurus PMK dalam melakukan puasa makan berasal dari dalam diri mereka sendiri seperti kesiapan hati dan tuntutan dari orang-orang yang signifikan kurang berpengaruh bagi para pengurus PMK untuk melakukan puasa makan, oleh karena itu bagi pemimpin kelompok kecil sebagai orang yang signifikan dalam organisasi PMK disarankan untuk memberikan motivasi intrinsik yang bersifat pribadi kepada anak kelompok kecilnya yang mengambil bagian sebagai pengurus PMK melalui bimbingan rohani secara lebih pribadi dengan memberikan suatu pengertian bahwa pentingnya melakukan puasa makan.


(67)

63

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality and Behavior. England: Open University Press, McGraw-Hill Education.

Ajzen, Icek. 2006. Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations.

Ajzen, Icek 1991. Organizational of Behavior and Human Decision Processes. University of Massachusetts at Amherst.

Whitney, Donald S. 1999. Sepuluh Pilar Penopang Kehidupan Kristen. Bandung : Lembaga Literatur Baptis.

Sugiyono, 2007. Statistika Untuk Penelitian. Edisi kesebelas. Bandung

Guilford, J. P. 1956. Fundanmental Statistics in Psychology and Education. (3rd Ed.). Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha Company. Ltd.

Santoso, S. 2007. Menguasai Statistik di Era Informasi. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Nazir, Moh. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Santrock, John. W., 1998. Adolescent Development, Seventh Edition, USA :

McGraw-Hill, Inc.

Santrock, John. W., 2002. Life Span Development. Edisi Ketujuh. Jakarta Penerbit Erlangga


(68)

64

DAFTAR RUJUKAN

2007. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Surat Standarisasi Regenerasi Kepengurusan Persekutuan UKM. 2005. Bandung : Tim Pelayanan Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha.


(1)

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan-determinan

intention terhadap intention untuk melakukan puasa makan pada pengurus PMK

di Universitas Kristen Maranatha Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Ketiga determinan, yaitu attitude toward the behavior, subjective norms,

dan perceived behavioral control secara bersama-sama mempengaruhi

intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan.

2. Diantara ketiga determinan, determinan attitude toward the behavior memberikan kontribusi yang paling besar terhadap intention. Pengurus PMK yang memiliki attitude toward the behavior positif berarti mereka memiliki sikap yang favourable untuk melakukan puasa makan. Mereka memiliki keyakinan (beliefs) yang berasal dari informasi-informasi yang mereka dapatkan mengenai puasa makan bahwa melakukan puasa makan akan memberikan konsekuensi positif bagi dirinya, seperti dapat membuat diri semakin disiplin, dapat mendekatkan diri kepada Tuhan, dan mampu untuk mengendalikan diri dalam kehidupan sehari-hari.

3. Determinan perceived behavioral control memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap intention. Pengurus PMK yang memiliki perceived


(2)

\ Universitas Kristen Maranatha

behavioral control positif berarti adanya keyakinan (beliefs) dari dalam

diri mereka akan adanya faktor-faktor yang melatarbelakangi (background

factors) mereka dalam melakukan puasa makan seperti kesiapan hati dari

diri sendiri, lingkungan yang ikut berpuasa, aktifitas yang sedikit, dan keadaan tubuh yang sehat.

4. Subjective norms memberikan kontribusi yang terkecil terhadap intention,

dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari determinan Subjective

norms terhadap intention pengurus PMK untuk melakukan puasa makan.

Tuntutan dan dukungan dari orang-orang yang dianggap penting bagi pengurus PMK untuk melakukan puasa makan serta adanya kesediaan untuk mematuhi orang-orang tersebut tidaklah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguatan niat mereka untuk melakukan puasa makan. 5. Ketiga determinan tersebut saling berkorelasi satu sama lainnya, dan

determinan yang memiliki korelasi terbesar adalah antara attitude toward

the behavior dengan perceived behavioral control.

5.2. Saran

5.2.1. Saran Teoritis

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian, diajukan beberapa saran teoritis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :


(3)

1. Penelitian ini memiliki keterbatasan dengan kurangnya meneliti beliefs secara mendalam, oleh karena itu bagi peneliti lain yang ingin meniliti

Planned Behavior dalam bidang Psikologi Sosial dapat melakukan

penelitian ini lebih lanjut yaitu dengan meneliti lebih mendalam dan spesifik mengenai pengaruh belief-belief yang ada dalam determinan-determinan intention terhadap determinan itu sendiri.

2. Penelitian ini juga memiliki keterbatasan dengan kurangnya meneliti

background factor secara mendalam, oleh karena itu bagi peneliti lain

yang ingin meniliti Planned Behavior dalam bidang Psikologi Sosial dapat melakukan penelitian ini lebih lanjut dengan meneliti lebih mendalam dan spesifik mengenai pengaruh dari background factor terhadap determinan-determinan.

5.2.2. Saran Praktis

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian, diajukan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepntingan, antara lain :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurus PMK memiliki keyakinan akan konsekuensi dari melakukan puasa bersumber dari informasi-informasi yang mereka terima, oleh karena itu bagi para pendamping setiap PMK di Universitas Kristen Maranatha Bandung,


(4)

\ Universitas Kristen Maranatha disarankan untuk tetap memberikan pembinaan-pembinaan rohani kepada setiap pengurus PMK terutama pembinaan yang bertemakan mengenai puasa makan sebagai bentuk informasi yang akan mereka terima.

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar hal yang mendukung pengurus PMK dalam melakukan puasa makan berasal dari dalam diri mereka sendiri seperti kesiapan hati dan tuntutan dari orang-orang yang signifikan kurang berpengaruh bagi para pengurus PMK untuk melakukan puasa makan, oleh karena itu bagi pemimpin kelompok kecil sebagai orang yang signifikan dalam organisasi PMK disarankan untuk memberikan motivasi intrinsik yang bersifat pribadi kepada anak kelompok kecilnya yang mengambil bagian sebagai pengurus PMK melalui bimbingan rohani secara lebih pribadi dengan memberikan suatu pengertian bahwa pentingnya melakukan puasa makan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality and Behavior. England: Open University Press, McGraw-Hill Education.

Ajzen, Icek. 2006. Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and

Methodological Considerations.

Ajzen, Icek 1991. Organizational of Behavior and Human Decision Processes. University of Massachusetts at Amherst.

Whitney, Donald S. 1999. Sepuluh Pilar Penopang Kehidupan Kristen. Bandung : Lembaga Literatur Baptis.

Sugiyono, 2007. Statistika Untuk Penelitian. Edisi kesebelas. Bandung

Guilford, J. P. 1956. Fundanmental Statistics in Psychology and Education. (3rd

Ed.). Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha Company. Ltd.

Santoso, S. 2007. Menguasai Statistik di Era Informasi. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Nazir, Moh. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Santrock, John. W., 1998. Adolescent Development, Seventh Edition, USA :

McGraw-Hill, Inc.

Santrock, John. W., 2002. Life Span Development. Edisi Ketujuh. Jakarta Penerbit Erlangga


(6)

DAFTAR RUJUKAN

2007. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Surat Standarisasi Regenerasi Kepengurusan Persekutuan UKM. 2005. Bandung

: Tim Pelayanan Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha.


Dokumen yang terkait

Kontribusi Determinan-Determinan Intention Kepada Intention Untuk Melakukan Premarital Sexual Intercourse (Studi Terhadap Mahasiswa Semester I-IV Universitas "X" Bandung).

0 1 34

Kontribusi Determinan-determinan Intention Terhadap Intention Untuk Melakukan Premarital Check Up pada Pasangan Dewasa Awal Yang Sedang Mempersiapkan Pernikahan di Bandung.

1 2 30

Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention untuk Melakukan Pertemuan Kelompok pada Pemimpin Kelompok Kecil Persekutuan Mahasiswa Kristen di Universitas "X" Bandung.

0 0 38

Kontribusi Determinan-Determinan Intention terhadap Derajat Intention untuk Menjalani Proses Penyembuhan pada Penderita Pasca Stroke di Klinik Akupunktur "X" Bandung.

0 0 33

Studi Kontribusi Determinan-determinan Intention Terhadap Intention untuk Tidak Melakukan Premarital Intercourse pada Mahasiswa Universitas "X" Bandung yang Berpacaran.

0 0 27

Kontribusi Ketiga Determinan-determinan Intention Terhadap Intention untuk Membaca Textbook pada Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Psikologi di Universitas "X" Bandung.

0 0 35

Studi Kontribusi Mengenai Determinan-Determinan Intention terhadap Intention untuk Tidak Melakukan Seks Pranikah pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas "X" di Bandung.

0 0 41

Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention untuk Melakukan Saat Teduh pada Anggota Kelompok Kecil Persekutuan Mahasiswa Kristen di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

0 1 41

Studi Kontribusi Determinan-determinan Intention Terhadap Intention Untuk Berhenti Merokok Pada Pelajar SMA "X" di Kota Bandung Yang Merokok.

0 0 47

Kontribusi Determinan-determinan Intention Terhadap Intention Untuk Meminum Obat Secara Teratur Pada Pengidap AIDS di Yayasan "X" Bandung.

0 0 40